116
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal umumya dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menilai kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa. Selain itu, angka kematian ibu dan bayi di suatu negara mencerminkan tingginya resiko kehamilan dan persalinan. Berdasarkan target MDGs 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup namun sampai saat ini Indonesia masih berada di posisi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah Indonesia untuk mencapai target MDGs 2015. Sedangkan untuk AKB target Indonesia adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup saat ini angka kematian bayi di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka AKI dan AKB disebabkan karena tingginya fertilitas pada usia remaja, sehingga dapat menimbulkan risiko kematian pada ibu dan bayi saat melahirkan (BKKBN,2013).

Studi Kasus 1234

  • Upload
    elvira

  • View
    42

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi kasus

Citation preview

BAB I

PAGE 78

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal umumya dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menilai kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa. Selain itu, angka kematian ibu dan bayi di suatu negara mencerminkan tingginya resiko kehamilan dan persalinan. Berdasarkan target MDGs 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup namun sampai saat ini Indonesia masih berada di posisi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah Indonesia untuk mencapai target MDGs 2015. Sedangkan untuk AKB target Indonesia adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup saat ini angka kematian bayi di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka AKI dan AKB disebabkan karena tingginya fertilitas pada usia remaja, sehingga dapat menimbulkan risiko kematian pada ibu dan bayi saat melahirkan (BKKBN,2013).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatus (AKN) adalah sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup 1-2. Indonesia berkomitmen sesuai dengan deklarasi Mellinium Devalopment Goals (MDGs). Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumah ibu yang meninggal karena kehamilan, persalinan dan nifas tahun 2012 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak. Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: Anemiapada penduduk usia 15-24 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013); Perkawinan usia dini masih tinggi yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010); Angka kelahiran pada usia remaja juga masih tinggi yaitu sebesar 48 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI, 2012); dan kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi masih relatif tinggi, yaitu sebesar 8,5% (SDKI, 2012).

Di Jawa Timur, capaian angka kematian ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dari laporan kematian ibu kabupaten/kota.

Tabel. 1.1 Cakupan AKI di Jawa Timur Tahun 2008-2012

TahunCapaian AKI per 100.000 kelahiran hidup

2010101,4

2011104,4

201297,43

Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaannya berada 5 point di bawah target MDGs 2015. Di Jawa Timur lebih dari 50 % kabupaten/kota yang ada memiliki angka kematian ibu (AKI) di atas angka provinsi (sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup). Sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) di Jawa Timur dalam kurun waktu 5 tahun sudah berhasil mengalami penurunan. Pada tahun 2012 Jawa Timur mencapai target sebesar 28,31 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam kurun waktu 2 tahun ke depan diharapkan angka kematian bayi (AKB) mencapai target MDGs. tahun 2015.Di Kota Surabaya angka kematian ibu (AKI) berada di urutan keenam tertinggi di Jawa Timur dan masih jauh berada di atas angka capaian Provinsi Jawa Timur (sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup). Pada tahun 2012 angka kematian ibu di Kota Surabaya mencapai 144,64 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) di Kota Surabaya berada jauh di bawah angka capaian Provinsi Jawa timur (28,31 per 1.000 kelahiran hidup) untuk Kota Surabaya mencapai angka sebesar 23,18 per 1.000 kelahiran hidup dan hampir mendekati capaian MDGs. 2015.

Menurut Menkes Kementrian Kesehatan tingginya angka kematian ibu di Indonesia penyebab langsungnya adalah perdarahan antepartum (11,1 %) dan postpartum (45,2 %), tekanan darah tinggi (preeklamsia / eklamsia saat hamil, persalinan, nifas (12,9 %), infeksi (10 %), persalinan macet dan lama (9 %), anemia (1,6 %) dan komplikasi selama masa kehamilan, persalinan, nifas (17,1 %). Serta penyebab tidak langsungnya (14,1 %) disebabkan karena 4T yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat ambil keputusan, terlambat merujuk, dan terlambat mendapatkan pertolongan. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah bayi berat badan lahir rendah (25-30 %), asfiksia (50-60 %), infeksi (25-30 %) dan trauma persalinan (5-10 %) serta penyebab tidak langsung adalah kondisi masyarakat seperti pendidikan, social ekonomi, dan budaya, kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Selain itu, penyebab angka kematian ibu dan angka kematian bayi disebabkan karena 4 terlalu yaitu terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan terlalu rapat jarak kelahiran. Hal ini tidak terlepas dari kegagalan program kependudukan dan keluarga berencana (KKB).

Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya mengatasi masalah dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat. Dengan dibangunnya Pondok Bersalin Desa (Polindes) di setiap desa dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. (Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D). upaya lain dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu pemberian kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan kegawatdaruratan pada kasus Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Pemberdayaan RS sebagai sarana rujukan dalam penanganan kegawatdaruratan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan upaya standarisasi pelayanan kebidanan.

Bidan berperan penting menjaga kelangsungan hidup ibu dan anak, terutama di daerah pedesaan. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus-kasus rujukan. Dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan (continuity of care), memberikan bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan persalinan, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak. Dari uraian di atas, banyaknya kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh beberapa faktor selain penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB juga ada yang disebabkan karena faktor kelalaian penolong atau bidan. Maka, penulis tertarik menyusun studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan secara Komprehensif dan berkesinambungan (continuity of care).1.2 Identifikasi masalahBerdasarkan latar belakang diatas masalah dalam kasus ini hanya dibatasi pada asuhan kebidanan selama masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus, dan KB secara komprehensif dan berkesinambungan (continuity of care).

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif secara berkesinambungan sejak masa hamil samapi nifas, hingga keikutsertaan dalam berKB. Secara komprehensif menggunakan kerangka pikir manajemen kebidanan.1.3.1 Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada ibu hamil, besalin, nifas, neonatus dan KB Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada ibu hamil, besalin, nifas, neonatus dan KB Mampu menganalisis dan mementukan diagnosa pada ibu hamil, besalin, nifas, neonatus dan KB Mampu melaksanakan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara continoue dan berkesinambungan (continounity of care) hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil, besalin, nifas, neonatus dan KB dengan SOAP NUT 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Praktis Bagi PenulisDapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas)Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas. Bagi KlienKlien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.1.4.2 Manfaat Teoritis Bagi Institusi PendidikanSebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1.1 Pengertian Kehamilan

Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Abdul Bari Saifuddin, 2009).

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya (konsepsi bersatunya sel telur/ ovum dan sperma) yang berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (Nurul Kamariah, dkk 2014).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan fisiologis adalah kehamilan yang disertai tanpa adanya kompukasi atau penyulit dalam kehamilan (ibu sehat, tidak ada riwayat obstetric buruk. Ukuran uterus sama / atau sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboraturium normal). (Buku Panduan Praktis Maternal Dan Neonatal, 2005).

2.1.1.2 Fisiologis Kehamilan (proses kehamilan)

1. FertilisasiTerjadinya kehamilan diawali dengan bertemunya sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk.

2. Implantasi

Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Pada saat implantasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka sesidua (tanda Hartman). Umumnya implantasi terjadi pada dinding depan atau belakang Rahim (korpus uteri). Setelah terjadi proses implantasi terjadi pertumbuhan dan perkembangan plasenta dan janin.

2.1.1.3 Perubahan Fisik Selama Masa Kehamilan

1. Trimester I

a. Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

b. Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

c. Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

d. Morning Sickness, mual dan muntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.

2. Trimester II

a. Merasa lelah

Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.

b. Sakit Kepala

Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.

c. Kram Perut

Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

d. Meludah

Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.

e. Peningkatan Berat Badan

Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

3. Trimester III

a. Perut semakin membesar

Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

b. Sendawa dan buang angin

Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.

c. Rasa panas di perut

Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat Rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.

d. Sakit perut bagian bawah

Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.

e. Pusing

Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.

f. Hidung dan Gusi berdarah

Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya perubahan hormonal.

g. Perubahan kulit

Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat.

Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.

h. Payudara

Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.

i. Kram pada kaki

Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.

j. Sedikit Pembengkakan

Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

k. Sakit Bagian Tubuh Belakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.

l. Payudara

Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.

m. Konstipasi

Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.

n. Pernafasan

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada).

Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.

o. Sering kencing

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.

p. Masalah tidur

Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

q. Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang

mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

r. Kontraksi perut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.

s. Bengkak

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

t. Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium.

u. Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

2.1.1.4 Perubahan Psikis Selama Masa Kehamilan

1. Trimester 1

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya

b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama

e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya

2. Trimester II

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi

b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

c. Merasakan gerakan anak

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

e. Libido meningkat

f. Menuntut perhatian dan cinta

g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian

h. dari dirinya

i. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu

j. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru

3. Trimester III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

f. Merasa kehilangan perhatian

g. Perasaan mudah terluka (sensitif)

h. Libido menurun

2.1.2 Asuhan Kehamilan

Identitas

Pengumpulan data klien bertujuan untuk mengetahui identitas pasien secara lengkap agar dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kebutuhan. Adapun Biodata klien Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), pengkajian biodata antara:

1. Nama: Ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.2. Umur: dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang, mental, dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam kehamilan dan persalinan.

3. Agama: Mempermudah pemberian konseling informasi dan edukasi kepada klien sesuai dengan keyakinan yang mereka miliki dan berguna untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

4. Pendidikan: Ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu atau suami sebagai dasar memberikan KIE. 5. Suku/bangsa: berpengaruh terhadap adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.6. Pekerjaan: Mengetahui taraf hidup social serta ekonomi7. Alamat: Untuk mengetahui tempat tinggal klien sehingga mempermdah melakukan kunjungan rumah dan membedakan antara klien yang satu dengan yang lain apabila ada persamaan nama.Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa pada klien atau keluarga melalui wawancara terhadap klien, keluarga, atau yang mengantar klien. Data ini dituliskan sesuai dengan keadaan yang dialami ibu saat ini dan berhubungan dengan kondisi ibu, data subjektif ini berisi tentang:

1. Keluhan kunjungan

Tujuannya untuk mengetahui tentang masalah yang dialami atau dirasakan saat ini sehingga membawanya untuk berobat, serta untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuia dengan keluhan pasien. Keluhan yang sering terjadi pada masa kehamilan trimester III adalah:

a. Nyeri abdomen, disebabkan karena penyebaran ligamentum uteri hal ini dapat terjadi patologi jika nyeri pada abdomen tidak berkurang pada saat istirahat dan mengganggu aktivitas klien.b. Odema, disebabkan karena kenaikan tingkat sodium, macetnya sirkulasi darah pada tungkai, peningkatan penyerapan kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk atau pada saat berbaring. Hal ini dapat terjadi patologi jika terjadi bengkak diseluruh tubuh dan disertai tekanan darah yang tinggi (gejala preeklamsia)c. Sering kencing terjadi karena pada kehamilan trimester III terjadi penurunan presentasi janin yang dapat menekan kandung kemih, pengaruh hormon yang mengakibatkan saluran menjadi lebar.d. Sakit pinggang, terjadi karena titik berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang semakin membesare. Obstipasi, meningkatnya hormone progesterone, sehingga lebih lama di lambung dan juga di usus.2. Riwayat kebidanan, kesehatan, dan kesehatan keluarga

Tujuannya untuk mengetahui tentang riwayat pasien beserta keluarganya agar dapat memberikan asuhan kebidanan dan penanganan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi serta dapat digunakan untuk menentukan diagnosa masalah dan penanganannya.

a. HPHT, untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran persalinan

b. Riwayat Menstruasi Untuk mengetahui saat menarche, siklus, lamanya haid, banyaknya darah, haid teratur atau tidak, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhoe (Suherni, 2008). c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, meliputi Kehamilan untuk mengetahui berapa umur kehamilan. Persalinan spontan/ buatan, ditolong oleh siapa. Nifas keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasinya. Anak Jenis kelamin, berat badan, panjang badan dan keadaan anak sekarang hidup/ tidak, sehat/ tidaka. Riwayat kesehatan sekarang bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain seperti batuk, pilek, demam. b. Riwayat penyakit sistemik untuk mengetahui apakah klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, diabetes militus, hipertensi, epilepsi, dan penyakit lainnya. c. Riwayat penyakit keluarga, untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti: jantung, hipertensi, dan diabetes militus dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.d. Riwayat keturunan kembar, untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang memiliki keturunan kembar.3. Riwayat psikososial, spiritual, dan sosial budaya

Tujuannya untuk mengetahui permasalahan psikis pasien serta kebudayaan pasien yang berhubungan dengan pemberian asuhan kebidanan.

4. Pola kebiasaan sehari-hari

Tujuannya untuk mengetahui pola kebiasaan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan masalah masa hamil.

Objektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan petugs kesehatan baik dari hasil pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

1. Keadaan umum bertujuannya untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang atau buruk secara keseluruhan (Alimul, 2006)2. Kesadaran, bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Tingkat kesadaran ada 6 tingkatan yaitu:

a. Komposmentis: pasien sadar sepenuhnya dan menerima serta merespon stimulus yang diberikan.

b. Apatik: sadar, tetapi acuh tak acuh hanya merespon stimulus yang kuat.

c. Somnolen: pasien selalu tampak mengantuk, memberi respon jika ada stimulus.

d. Sopor: pasien tidak memberi respon dan efek pupil (+)

e. Deurium: kesadaran pasien menurun dan kacau

f. Koma: pasien tidak memberi respon dan reflek pupil (-)

(Alimul, 2006)

3. Antropometria. Tinggi badan, untuk mengetahui tinggi badan klien. Ibu hamil harus memiliki tinggi badan lebih dari 145 cmb. Berat badan sebelum dan setelah hamil, untuk mengetahui peningkatan berat badan. Penambahan berat badan sekitar 6,5-15 kg selama hamil, kenaikan berat badan normal tidak boleh lebih dari 0,5 kg/minggu.c. Lingkar lengan atas, untuk mengatahui lila klien apakah ada resiki KEK atau tidak. Lila yang kurang dari 23,5 cm merupakan indicator kuat bagi status gizi ibu yang kurang atau buruk, sehingga ibu hamil disarankan memiliki lila diatas 23,5 cm.4. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah(N : 110/70 130/90 mmHg)

b. Denyut nadi(N : 60 100 x /menit)

c. Pernafasan (N : 16 24 x /menit)

d. Suhu(N : 36oC 37,5oC)

5. Pemeriksaan fisik khusus

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yang bertujuannya untuk mengetahui atau mendeteksi dini adanya kelainan pada ibu nifas sehingga dapat diberikan penanganan sesegera mungkin. Hasil pemiriksaan yang dituliskan sesuai dengan keadaan yang dialami ibu saat ini. Adapun pemeriksaan yang dilakukan atara lain:

a. Pemeriksaan kepala, untuk mengetahui keadaan rambut klien bersih/ tidak ada ketombe/ tidak, rontok/ tidak, warna rambut serta ada tidaknya benjolan di kepala (Manuaba, 2009)b. Pemeriksaan wajah, untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, pucat atau tidak.c. Pemeriksaan mata, untuk menilai warna kantung konjungtiva (warna pink pucat menandakan klien anemia), warna skelera (warna kuning menandakan klien mengalami gangguan pada organ hepar), mata strabismus (juling) atau tidak (Winkjosastro, 2008)d. Pemeriksaan hidung, untuk mengetahui simetris/ tidak, ada benjolan/ tidak (Varney, 2007)e. Pemeriksaan telinga, untuk mengetahui simetris atau tidak, ada tidaknya serumen dan purulent serta pendengaran klien baik atua tidak (Alimul, 2006)f. Pemeriksaan bibir, untuk mengetahui keadaan bibir kering atau lembab (jika keadaannya kering menandakan ibu mengalami dehidrasi)g. Pemeriksaan mulut, untuk melihat keadaan mulut, terdapat stomatistis atau tidak, caries, gingivitis. Karena selama hamil, calcium diambil oleh janin untuk pembentukan tulang.h. Pemeriksaan leher, untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok, tumor atau tidak (Alimul, 2008)i. Pemeriksaan dada dan payudara, untuk mengetahui ada tidaknya tarikan intercoste, adanya pembesaran, benjolan, simetris, hiperpigmentasi pada areola, putting susu menonjol, keluar kolustrum (Varney, 2004)a. Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui pembesaran sesuai usia kehamilan, pembesaran memanjang, ada tidaknya lenea alba, strie gravidarum, luka bekas secsio secaria, dan gerakan janin. Pada kehamilan dilakukan pemeriksaan Leopold yang terdiri dari:

1) Leopold I, bertujuan untuk menentukan bagian janin yang ada difundus dan mengukur tinggi fundus uteri (TFU). Abdomen bagian atas diraba apakah lunak atau keras jika lunak kurang bundar dan kurang melenting berarti bokong. Sedangkan jika diraba keras, bundar, dan melenting (seperti mudah digerakkan) berarti bagian kepala. Tinggi fundus uteri diukur dengan tiga jari untuk menentukan usia kehamilan atau dapat menggunakan meteran dengan titik nol diletakkan diatas simpisis pubis lalu ditarik setinggi fundus uteri (Nurul Kamariyah, 2014).

Selain untuk digunakan menentukan usia kehamilan tinggi fundus uteri dapat digunakan untuk menentukan berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson Tausak

TBJ = (TFU 12) x 155

Batasan normal TBJ yang mendekati tafsiran persalinan adalah 2500-3500 gram. (Rustam, Mohtar, 1998)

2) Leopold II

Tujuan pemeriksaan leopold II adalah untuk menentukan bagian janin yang ada disamping kanan dan kiri perut ibu. Apakah punggung maka akan teraba dengan jelas, rata, cembung, kaku, / tidak dapat bergerak atau teraba bagian bagian kecil (tangan atau kaki) maka akan teraba kecil bentuk atau posisi tidak jelas atau menonjol. Kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif. Setelah leopold II melakukan pemeriksaan DJJ batasan normal 120-160 x/ menit.

3) Leopold III

Tujuan pemeriksaan leopold III adalah untuk menentukan presentasi janin dan apakah sudah masuk pintu atas panggul atau belum.

4) Leopold IV

Tujuan pemeriksaan leopold IV adalah untuk mengetahui seberapa bagian presentasi janin yang masuk PAP dan dilakukan apabila presentasi janin masuk PAP (Nurul Kamariyah, 2014).

j. Pemeriksaan pemeriksaan panggul, untuk mengetahui kesesuaian batasan normal ukuran panggul luar. Adapun pemeriksaan panggul terdiria atas: 1) Distansia Spinarum, jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri (N: 23-26 cm)

2) Distansia Cristarum, jarak crista iliaka kanan dan kiri (N: 26-29 cm)

3) Conjungtiva Eksterna, jarak antara tepi atas simpisis ke ujung precessus spinosus ruas lumbai ke 5 (N: 18-20 cm)

4) Lingkar Panggul, jarak yang dihitung mulai tepi atas simpisis ke pertengahan trocantor mayor dan spina iliaka anterior superior, ke spina iliaka posterior superior, kembali ke tepi antas simpisis melalui tempat yang sama di pihak yang lain (N: 80-90 cm)

k. Pemeriksaan genetalia, untuk mengetahui ada tidaknya varices, kemerahan, nyeri, benjolan bartholin, perdaraahan per vaginam, serta ada tidaknya PMS l. Pemeriksaan Anus, untuk mengetahui adakah heemoroid atau tidak (Wiknjosastro, 2010)m. Pemeriksaan ekstermitas untuk mengetahui apakah terdapat odema atau tidak yang menandakan gejala preeklamsia, terdapat varises ata tidak, reflek patella (+/-) untuk mengetahui apakah ibu kekurangan vitamin B1 and adanya gangguan syaraf.Assessment

Merupakan hasil analisis dari kesimpulan dari data yang diperoleh baik dari data subjektif maupun dari data objektif. Tujuannya adalah untuk menentukan diagnosa suatu masalah serta penanganan yang dibutuhkan terhadap masalah yang ada. Assessment terdiri atas:

1. Diagnosa masalah

2. Masalah potensial

3. Antisipasi masalah potensial

4. Kebutuhan segera

Contoh: GIIP1001 UK 32 minggu hidup tunggal, letak kepala, intrauterine kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan kehamilan fisiologis.

Penatalaksanaan

Merupakan tindakan dan evaluasi mengenai asuhan kebidanan yang diberikan dan dilakukan pada pasien selama masa kehamilan dan selalu memberitahu pasien tentang keadaannya dari hasil pemeriksaan, memberikan konseling untuk mengatasi setiap keluahan atau masalah yang terjadi serta tindak lanjut dari permasalahan dan tindakan yang dilakukan. Melakukan pendokumentasian sebagai bukti rekam medis. Penatalaksanaan yang dilakukan pada masa kehamilan trimester III antara lain:

1. Melakukan pendekatan kepada ibu dengan menggunakan komunikasi terapeutik.

2. Melakukan pemeriksaan fisik dan TTV.

3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.

4. Memberikan HE tentang:

a. Pola nutrisi

Menganjurka ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti karbohidrat (nasi, roti, singkong, dll) protein (tempe, tahu, ikan laut, telur, dll) vitamin (sayur dan buah) mineral (air putih, susu)

b. Pola Istirahat

Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat minimal siang hari 1-2 jam malam hari 7-8 jam dengan posisi miring kiri

c. Pola aktivitas

Menganjurkan ibu mengurangi aktivitas yang terlalu berat seperti mengangkat benda dengan beban berat.

5. Memberitahu pada ibu tentang tanda dan gejala bahaya kehamilan trimester

a. Pusing dan sakit kepala berlebihan

b. Pandangan mata kabur

c. Bengkak pada wajah, tanggan dan kaki

d. Nyeri hebat pada ulu hati dan perut bagian bawah

e. Perdarahan pervaginam

6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan

a. Perut terasa mulas dan kenceng-kenceng

b. Keluar cairan bening dari vagina seperti kencing yang tidak dapat ditahan (air ketuban)

c. Keluar bercak darah bercampur lendir

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang tiap 2 minggu lagi atau bila ada keluhan seperti tanda bahaya kehamilan dan tanda persalinan

2.2 Persalinan

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.2.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses pergeseran keluarnya janin, plasenta, dan membrane dari dalam Rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi servikssebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari), yang dapat hidup kehidupan luar dari dalam Rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar Mph, 2011).

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan janin tanggal, cukup bulan, dengan presesntasi belakang kepala, dilakukan melalui jalan lahir dan sesuai dengan kurve partograf normal (Pusdiknakes, 2003).

2.2.1.2 Tahapan Persalinan

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala pembukaan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaaan serta penipisan serviks hingga mencapai 10 cm (lengkap). Persalinan kala I terdiri dari dua fase, yaitu:

a. Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap. Pembukaan yang terjadi 1-3 cm yang berlangsung dalam 7-8 jam. Hasil pengamatan di catat di lembar patograf.

b. Fase aktif

Pembukaan serviks berlangsung 4-10 cm, his sudah lebih kuat dan adekuat, terjadi penurunan bagian terendah janin. Tidak boleh lebih dari 7 jam. Serta hasil pemeriksaan dicatat dalam lembar patograf. Fase ini berlangsung dalam 3 fase yaitu:

1) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4 cm

2) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

3) Periode deselerasi, berlangsung lambat dalam 2 jam pembukan 10 cm (lengkap)

Berdasarkan kurve friedman terdapat perbedaan antara primigravida dan multigravida adalah sebagai berikut:

1) Pembukaan serviks pada primigravida setiap jam terjadi pembukaan 1 cm, sehingga waktu yang diperlukan untuk pembukaan lengkap adalah 13-14 jam.

2) Pembukaan serviks pada multigravida setiap jam terjadi pembukaan 2 cm, sehingga waktu yang diperlukan untuk pembukaan lengkap adalah 7-8 jam.

(Rohani, 2011)

Pemantauan pada kala I meliputi beberapa hal yaitu:

1) Setiap 30 menit: DJJ dan His

2) Setiap 4 jam

: Nadi, RR, Tensi, Suhu, Pembukan

3) Setiap 2-4 Jam : Kandung kemih

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primigravida berlangsung selama 2 jam dan pada multigravida berlangsung selama 1 jam. Tanda dan gejala kala II yaitu:

a. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit

b. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi

c. Ibu merasa ada tekanan pada rectum/vagina

d. Perineum terlihat menonjol

e. Vulva, vagina dan spinterani terlihat membuka

f. Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosa kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukan:

a. Pembukaan serviks telah lengkap (10cm)

b. Terlihat kepala janin pada introitus vagina (crowning)

3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Kala III persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir (Rohani, 2011)

Tanda-tanda lepasnya plasenta:

a. Perubahan bentuk dan tinggi pada fundus uteri (kontraksi uterus globuler)

b. Tali pusat memanjang

c. Semburan darah mendadak dan singkat.

(JNPK-KR, 2008)

4. Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV yaitu:

a. Tingkat kesadaran

b. Pemeriksaan tanda tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan tiap 30 menit suhu tiap 1 jam)

c. Kontraksi uterus

d. Pendarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500cc

e. Kandung kemih

f. Perawatan bayai baru lahir

2.2.1.3 Perubahan Fisik Selama Persalinan

1. Perubahan fisiologis pada kala I

a. System reproduksi

1) Perubahan bentuk uterus, uterus akan mengeras karena adanya kontraksi.

2) Perubahan pada serviks, terjadi penipisan dan pembukaan pada serviks.

3) Perubahan pada vagina dan dasar panggul, menjadi lebih regang dan tipis

b. System kardiovaskuler

1) Tekanan darah meningkat selamaterjadinya kontraksi sistol rata-rata naik 10-20 mmHgdistol naik 5-10 mmHg. Diantara kontraksi, tekanan darah kembali seperti semula.

2) Detak jantung akan meningkat secara drastis selama kontraksi selama berhubungan dengan peningkatan metabolisme

3) Setiap kali kontraksi curah jantung meningkat sebesar 10-15%

4) Hematologi meningkat sampai 1,2gr/100ml selama persalinan dan akan kembali sebelum persalinan sehari pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum

c. Suhu tubuh

Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme, peningkatan suhu tubuh tidak boleh melebihi 0,5-1 c.

d. Sistem pernafasan

Peningkatan laju pernafasan selama persalinan adalah normal, hal ini mencerminkan adanya kenaikan metabolisme.

e. Sistem perkemihan

Poliuri sering terjadi selama proses perslinan, mungkin dikarenakan adanya peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal, yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.

f. Sistem endokrin

Selama persalinan terjadi penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar esterogen, prostaglandin, dan oksitosin.

2. Perubahan fisiologis pada kala II

1. Kontraksi

Kontraksi bertambah kuat, datang sampai 2-3 menit dan berlangsung selama 50-90 detik. Setiap kali kontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian presentasi/kantong amnion terdorong kebawah, kedalam serviks dan otot fundus uteri semakin menebal.

2. Perubahan uterus

Pada serviks akan mengalami pendataran dan pembukaan serviks.

3. Perubahan vagina dan dasar panggul

Vagina dan dasar panggul akan meregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis sehingga dapat dilewati oleh bayi

4. Penggeseran organ - organ panggul

1) Kandung kemih terdorong keatas dan menjadi satu dengan abdomen memberikan ruang lebih pada fetus dan menurunkan resiko trauma kandung kemih.

2) Bagian posterior dari dasar panggul terdorong kebawah dan memanjang semakin tipis karena rectum tertekan oleh kepala maka feses akan keluar.

3) Kepala akan meregangkan vagina dan mungkin menyebabkan raserasi.

4) Bagian perineum terdorong kebawah dan memanjang dan kepala mulai crowning.

(Al Nurasiah, dkk, 2012)

3. Perubahan fisiologis pada kala III

Otot uterus menyebabkan berkurangnya rongga uterus secara tiba-tiba setelah bayi lahir. Penyusutan rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat implantasi semakin kecil sedangkan ukuran plasenta tetap. Oleh karena itu, plasenta menekuk dan menebal sehingga tebatas. Plasenta akan turun dan tinggi fundud uteri berada di 2 jari dibawah pusat.

4. Perubahan fisiologis pada kala IV

Setelah plasenta lahir uterus akan berkontraksi dan tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Dan perlu dilakukan pemantauan rutin pada 2 jam setelah persalinan.

2.2.1.4 Perubahan Psikis Selama Persalinan

1. Perubahan psikologis pada kala I

1) Para wanita akan merasa kegairahan dan kegembiraan disaat merasakan kesakitan-kesakitan pertama menjelang melahirkan.

2) Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa tidak sabar mengikuti irama naluriah dan mau mengatur dirinya sendiri, biasanya menolak nasihat-nasihat dari luar.

3) Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia berada di lingkungan baru atau asing seperti dirumah sakit.

4) Pada multigravida sering terjadi khawatiran atau cemas terhadap anak-anaknya yang tinggal dirumah.

(Rohani, 2011)

2. Perubahan psikologis pada kala II

a. Ibu merasa ingin meneran dan ada tekanan pada rectum.

b. Ibu merasa ingin buang air besar

c. Ibu merasa kesakitan

3. Perubahan psikologis pada kala III

a. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya

b. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah

c. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya di jahit

d. Menaruh perhatian pada plasenta

4. Perubahan psikologis pada kala IV

Perasaan ibu sudah mulai membaik namun ibu masih lemah setelah persalinan sehingga ibu dianjurkan untuk istirahat.

2.2.2 Asuhan Persalinan

Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa pada klien atau keluarga melalui wawancara terhadap klien, keluarga, atau yang mengantar klien. Data ini dituliskan sesuai dengan keadaan yang dialami ibu saat ini dan berhubungan dengan kondisi ibu, data subjektif ini berisi tentang:

1. Keluhan kunjungan

Tujuannya untuk mengetahui tentang masalah yang dialami atau dirasakan saat ini sehingga membawanya untuk berobat, serta untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuia dengan keluhan pasien. Keluhan yang sering terjadi pada waktu persalinan di setiap kala adalah:

a. Kala I, ibu biasanya merasakan kontraksi yang semakin sering hal ini terjadi karena terjadi penurunan hormone progesterone dan esterogen sehingga hormone oksitosin yang memicu terjadinya kontraksi uterus semakin meningkat. Selain itu, ibu terkadang mengeluh keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mengalmi pembukaan dan penipisan. Darah tersebut berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis. Ada beberapa ibu yang mengeluh keluar cairan ketuban hal ini terjadi karena pecahnya selaput ketuban.

b. Kala II, ibu biasanya mengeluh kontraksi semakin meningkat, terasa ada dorongan dan tekanan pada anus dan perineum, timbul rasa ingin mengedan hal ini terjadi karena kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga tekanan pada otot dasar panggul yang meningkat.

c. Kala III, ibu biasanya merasakan perutnya mulas dan teraba keras, hal ini terjadi karena uterus berkontraksi

d. Kala IV, ibu biasanya memiliki keluhan seperti halnya Kala III namun lebih ringan.

b. Riwayat kebidanan, kesehatan, dan kesehatan keluarga

Tujuannya untuk mengetahui tentang riwayat pasien beserta keluarganya agar dapat memberikan asuhan kebidanan dan penanganan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi serta dapat digunakan untuk menentukan diagnosa masalah dan penanganannya. 1) HPHT, untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran persalinan

2) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, meliputi Kehamilan untuk mengetahui berapa umur kehamilan. Persalinan spontan/ buatan, ditolong oleh siapa. Nifas keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasinya. Anak Jenis kelamin, berat badan, panjang badan dan keadaan anak sekarang hidup/ tidak, sehat/ tidak. Ada idaknya riwayat kehamilankembar dalam keluarga.

c. Pola kebiasaan sehari-hari, tujuannya untuk mengetahui pola kebiasaan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan masalah persalinan, seperti pola nutrisi dan eliminasi.

Objektif

Merupakan data yang didapatkan dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien yang terdiri atas pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang.

1. Keadaan umum bertujuannya untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang atau buruk secara keseluruhan (Alimul, 2006)2. Kesadaran, bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. 3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah(N : 110/70 130/90 mmHg)

b. Denyut nadi(N : 60 100 x /menit)

c. Pernafasan (N : 16 24 x /menit)

d. Suhu(N : 36oC 37,5oC)

4. Pemeriksaan fisik khusus

b. Pemeriksaan mata, untuk menilai warna kantung konjungtiva (warna pink pucat menandakan klien anemia), warna skelera (warna kuning menandakan klien mengalami gangguan pada organ hepar), mata strabismus (juling) atau tidak (Winkjosastro, 2008)c. Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui pembesaran sesuai usia kehamilan, pembesaran memanjang, ada tidaknya lenea alba, strie gravidarum, luka bekas secsio secaria, dan gerakan janin. Pada kehamilan dilakukan pemeriksaan Leopold yang terdiri dari:1) Leopold I, bertujuan untuk menentukan bagian janin yang ada difundus dan mengukur tinggi fundus uteri (TFU). Abdomen bagian atas diraba apakah lunak atau keras jika lunak kurang bundar dan kurang melenting berarti bokong. Sedangkan jika diraba keras, bundar, dan melenting (seperti mudah digerakkan) berarti bagian kepala. Tinggi fundus uteri diukur dengan tiga jari untuk menentukan usia kehamilan atau dapat menggunakan meteran dengan titik nol diletakkan diatas simpisis pubis lalu ditarik setinggi fundus uteri (Nurul Kamariyah, 2014).

Selain untuk digunakan menentukan usia kehamilan tinggi fundus uteri dapat digunakan untuk menentukan berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson Tausak

TBJ = (TFU 12) x 155

Batasan normal TBJ yang mendekati tafsiran persalinan adalah 2500-3500 gram. (Rustam, Mohtar, 1998)

2) Leopold II

Tujuan pemeriksaan leopold II adalah untuk menentukan bagian janin yang ada disamping kanan dan kiri perut ibu. Apakah punggung maka akan teraba dengan jelas, rata, cembung, kaku, / tidak dapat bergerak atau teraba bagian bagian kecil (tangan atau kaki) maka akan teraba kecil bentuk atau posisi tidak jelas atau menonjol. Kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif. Setelah leopold II melakukan pemeriksaan DJJ batasan normal 120-160 x/ menit.

3) Leopold III

Tujuan pemeriksaan leopold III adalah untuk menentukan presentasi janin dan apakah sudah masuk pintu atas panggul atau belum.

4) Leopold IV

Tujuan pemeriksaan leopold IV adalah untuk mengetahui seberapa bagian presentasi janin yang masuk PAP dan dilakukan apabila presentasi janin masuk PAP (Nurul Kamariyah, 2014).

d. Pemeriksaan kontraksi

Pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan setiap 30 menit sekali. Keadaan normal kontraksi uterus adalah sebagai berikut:

1) Pada kala I: 3-6 x selama 40-60 detik dengan interval tiap 10 menit

2) Pada kala II: sering selama 60-90 detik dengan interval tiap 3-4 menit

3) Pada kala III: dilihat keadaan kontraksi uterus keras dan bulat

4) Pada kala IV: dilihat keadaan kontraksi uterus keras dan bulat diperiksa pada 1 jam pertama tiap 5 menit dan 1 jam kedua tiap 30 menit

5) Pemeriksaan DJJ

Pemeriksaan denyut jantung janin dilakukan selama proses persalin pada kala I setiap 30 menit dan pada kala II dilakukan pemeriksaan saat his berkurang. Batas normal DJJ adalah 120-160 x / menit

d. Pemeriksaan genetalia, untuk mengetahui ada tidaknya varices, kemerahan, nyeri, benjolan bartholin, perdaraahan per vaginam, serta ada tidaknya PMSe. Pemeriksaan dalam, untuk mengetahui keadaan vagina ada tidaknya jaringan parut dan tumor, pembukaan, penipisan, prensetasi, denominator, ada tidaknya bagian kecil janin atau tali pusat disamping presentasi, penurunan (hodge) f. Pemeriksaan Anus, untuk mengetahui adakah hemoroid atau tidak (Wiknjosastro, 2010)Assessment

Merupakan hasil analisis dari kesimpulan dari data yang diperoleh baik dari data subjektif maupun dari data objektif. Tujuannya adalah untuk menentukan diagnosa suatu masalah serta penanganan yang dibutuhkan terhadap masalah yang ada. Contoh assessment pada tiap kala dalam persalinan

1. Pada Kala I

GIIP1001 UK 39-40 minggu, tunggal, hidup, letkep puka, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik inpartu kala I fisiologis

2. Pada Kala II

GIIP1001 aterm, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik masuk kala II pengeluaran janin fisiologi

3. Pada Kala III

P2002 partus kala III pengeluaran uri fisiologis

4. Pada Kala IV

P2002 partus kala IV fisiologis

Penatalaksanaan

Merupakan tindakan dan evaluasi mengenai asuhan kebidanan yang diberikan dan dilakukan pada pasien selama masa persalinan mulai dari kala I hingga kala IV (2 jam postpartum) dan selalu memberitahu pasien tentang keadaannya dari hasil pemeriksaan, memberikan konseling untuk mengatasi setiap keluhan atau masalah yang terjadi serta tindak lanjut dari permasalahan dan tindakan yang dilakukan. Melakukan pendokumentasian sebagai bukti rekam medis. Penatalaksaan persalinan sesuai APN 58 langkah.

2.3 Nifas

2.3.1 Konsep Dasar Nifas

2.3.1.1 Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai 2 jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011)

Masa nifas adalah periode waktu 6 8 minggu setelah persalinan. (Biologi Reproduksi, 2011). Puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. (Saleha, 2009).

2.3.1.2 Fisiologis Masa Nifas

1. Immediately post partum

Merupakan periode yang berlangsung sampai 24 jam pertama post partum.

2. Early post partum

Merupakan periode yang berlangsung sampai minggu pertama post partum

3. Late post partum.

Merupakan periode yang berlangsung selama minggu kedua sampai minggu keenam post partum

2.3.1.3 Perubahan Fisik Selama Masa Nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

a. Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

1) Iskemia miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan menyebabkan serat otot atropi.

2) Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus.

3) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

Involusi Uterus:

InvolusiTFUBerat UterusDiameter Bekas LukaKeadaan Serviks

Bayi lahirSetinggi perut1000

Uri lahir2 jari di bawah perut75012,5Lembek

Satu mingguPertengahan pusat simpisis5007,5Beberapa hari setelah postpartum

Dua mingguTak teraba di atas simpisis3503 4Dapat dilalui 2 jari

Enam mingguBertambah kecil50 601 2Akhir minggu pertama

Delapan mingguSebesar normal30Dapat dimasuki 1 jari

b. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3 4 cm pada akhir nifas 1 2 cm.

c. Perubahan ligament

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.

d. Perubahan serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks post partum adalah bentuk serviks yang menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.

e. Lokia

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkali yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasara waktu dan warnanya diantaranya sebagi berikut:1) Lokia rubra

Muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa post partum. Warna merah segar terdiri dari sel olesidva, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

2) Lokia sanguinolenta

Muncul pada hari ketiga sampai hari ketujuh post partum, berwarna merah kuning dan bercampur lendir.

3) Lokia serosa

Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum, berwarna kuning dan sedikit darah bahkan terkadang cairan tidak berdarah lagi.

4) Lokia alba

Muncul pada 2 minggu ke atas setelah post partum. Berwarna putih mengandung leukosit, selaput kendir dan selaput jaringan mati.

f. Vulva, vagina, dan perinium

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis.

Perubahan pada perinium pasca melahirkan terjadi pada saat perinium mengalami robekan.

2. Sistem pencernaan

a. Nafsu makan

Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar sehingga diperoleh untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3 4 hari sebelum faal usus kembali normal.

b. Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesik dan anestesi bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c. Pengosongan usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan oleh tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa post partum.

3. Sistem perkemihan dan buang air besar

Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh dapat dilakukan kateterisasi. Untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing sehingga kelancaran kedua sistem tersebbut berlangsung dengan baik BAB harus dilakukan setelah 2 hari post partum.

4. Sistem Muskulosceletal

a. Terjadi penurunan tonus otot secara bertahap

b. Kelahiran bayi sering menimbulkan trauma muscolo pubococygeal dan sfingter mayor putis

c. Pada 24 jam post partum terjadi nyeri, lemah pada kaki sehingga mengakibatkan ketegangan otot dan pengguna tenaga.

5. Sistem Kardiovaskuler

Secara bertahap akan kembali normal, cardoas output 2 9 hari akan kembali seperti sebelum hamil. Setelah satu minggu post partum volume darah akan kembali stabil.

6. Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu

Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5oC dari keadaan normal, tetapi tidak lebih dari 39oC sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 39oC kemungkinan ada infeksi.

b. Nadi

Nadi umumnya 60 80 x /menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebih / penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhu badan.

c. Tekanan darah

Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.

d. Pernafasan

Pada ibu post partum pada umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini diakibatkan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.

2.3.1.4 Perubahan Psikis Selama Masa Nifas

1. Fase taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah persalinan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif pada lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri luka jahitan, kurang tidur dan kelelahan. Hal yan perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik, asupan nutrisi

2. Fase teking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang bail, dukungan dan pemberian penyuluhan / pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.

3. Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisik dan psikisnya (Damai Yanti, 2011).

2.3.2 Asuhan Nifas

Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa pada klien atau keluarga melalui wawancara terhadap klien, keluarga, atau yang mengantar klien. Data ini dituliskan sesuai dengan keadaan yang dialami ibu saat ini dan berhubungan dengan kondisi ibu, data subjektif ini berisi tentang:

1. Keluhan kunjungan

Tujuannya untuk mengetahui tentang masalah yang dialami atau dirasakan saat ini sehingga membawanya untuk berobat, serta untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuia dengan keluhan pasien. Keluhan yang sering terjadi pada masa nifas adalah:

a. Nyeri luka perineum: yaitu nyeri pada jalan lahir karena adanya robekan pada perineum setelah proses persalinan sehingga terdapat luka bekas jahitan robekan (Alimul, 2006).

b. Bengkak pada kaki, karena adanya peredaraan darah yang tidak lancar

c. Masalah payudara

d. Pedarahan 2. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, meliputi Kehamilan untuk mengetahui berapa umur kehamilan. Persalinan spontan/ buatan, ditolong oleh siapa. Nifas keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasinya. Anak Jenis kelamin, berat badan, panjang badan dan keadaan anak sekarang hidup/ tidak, sehat/ tidak

3. Pola kebiasaan sehari-hariTujuannya untuk mengetahui pola kebiasaan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan masalah masa nifas.Objektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan petugs kesehatan baik dari hasil pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

1. Keadaan umum bertujuannya untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang atau buruk (Alimul, 2006)2. Kesadaran, bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu.

3. Tanda-tanda vitala. Tekanan darah(N : 110/70 130/90 mmHg)

b. Denyut nadi(N : 60 100 x /menit)

c. Pernafasan (N : 16 24 x /menit)

d. Suhu(N : 36oC 37,5oC)

4. Pemeriksaan fisik khusus

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yang bertujuannya untuk mengetahui atau mendeteksi dini adanya kelainan pada ibu nifas sehingga dapat diberikan penanganan sesegera mungkin. Hasil pemiriksaan yang dituliskan sesuai dengan keadaan yang dialami ibu saat ini. Adapun pemeriksaan yang dilakukan atara lain:a. Pemeriksaan wajah, untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, pucat atau tidak.b. Pemeriksaan mata, untuk menilai warna kantung konjungtiva (warna pink pucat menandakan klien anemia), warna skelera (warna kuning menandakan klien mengalami gangguan pada organ hepar), mata strabismus (juling) atau tidak (Winkjosastro, 2008)c. Pemeriksaan bibir, untuk mengetahui keadaan bibir kering atau lembab (jika keadaannya kering menandakan ibu mengalami dehidrasi)d. Pemeriksaan payudara, untuk mengetahui ada tidaknya adanya pembesaran, benjolan, simetris, hiperpigmentasi pada areola, putting susu menonjol, keluar kolustrum (Varney, 2004)e. Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, dan kandung kemih. f. Pemeriksaan genetalia, untuk mengetahui ada tidaknya varices, kemerahan, nyeri, benjolan bartholin, perdaraahan per vaginam, serta mengetahui keadaan perineum ada tidaknya robekan dan keadaan jahitan perineum (jika ada robekan) (Ladewig, 2011). g. Pemeriksaan ekstermitas atas, untuk mengetahui apakah ada odem atau tidakh. Pemeriksaan ekstermitas bawah, untuk mengetahui apakah ada odema, varises, atau kelainan lainya atau tidak serta periksa tanda homan untuk mengetahui ada tidaknya femori flebilitis.

Assesment

Merupakan hasil dan kesimpulan dari data yang diperoleh baik data subjektif maupun data objektif. Tujuan analisis adalah untuk menentukan diagnosa dari suatu masalah serta penanganan yang dibutuhkan terhadap masalah yang ada pada diagnosa. Contoh: P1001 3 hari postpartum keadaan umum ibu baik dengan masa nifas fisiologis.

Penatalaksanaan

1. Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga menggunakan komunikasi terapeutik.

2. Melakukan pemeriksaan fisik dan TTV.3. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan.

4. Memberikan HE kepada ibu tentang:

a. Pola nutrisi

b. Pola istirahat

c. Pola aktivitas

d. Pola kebersihan

5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas seperti:

a. Pusing dan sakit kepala yang berlebih

b. Pandangan mata kabur

c. Bengkak pada payudara, payudara merah, panas, nyeri, dan keras

d. Nyeri hebat pada ulu hati dan perut bagian bawah

e. Perdarahan pervaginan dengan tiap jam ganti pembalut 2 x

6. Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 6 hari masa nifas atau jika ada keluhan dan tanda bahaya.

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.4.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2010)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

2.4.1.2 Perubahan Fisik Bayi Baru Lahir

1. Stadium pertama (first period of reaktifitas)

15 menit masa terbuka yaitu bayi pertama kali menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Bayi menangis keras, kemampuan menghisap meningkat, denyut nadi meningkat, pernafasan meningkat, peristaltik meningkat ditandai dengan pengeluaran mekonium.

2. Stadium kedua

1 jam kemudian ditandai dengan menurunnya sistem saraf otonom sehingga pada tahap ini harus hati-hati karena bayi akan peka terhadap rangsangan. Secara klinis dapat dilihat:

a. Denyut jantung menurun

b. Pernafasan menurun

c. Lendir mulut tidak ada

d. Ronchi paru tidak ada

e. Tonus otot menurun

f. Bayi tertidur pulas dan suhu menurun

3. Stadium ketiga

4 5 jam kegiatan syaraf otonom meningkat secara klinis dapat dilihat:

a. Bayi peka terhadap rangsangan

b. Pernafasan normal kembali

c. Lendir dalam mulut terbentu berlebihan

d. Sekresi lambung meningkat ditandai dengan pengeluaran mekonium

2.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir

Identitas

1. Nama: Ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.2. Tempat, tanggal lahir: ditanyakan untuk mengetahui usia bayi dan tempat kelahirannya3. Identitas orang tua, untuk mengetahui keadaan orang tuaSubjektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesia pada kedua orang tuanya, keluarga, ataupun pengasuh yang dilakukan melalui wawancara terhadap kedua orang tuanya, keluarga, ataupun pengasuhnya.

1. Keluhan kunjungan

Tujuannya untuk mengetahui tentang masalah yang dialami saat ini, sehingga membawanya untuk berobat, serta untuk memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan keluhan pasien.

2. Riwayat penyakit sekarang

Penyakit yang diderita bayi saat ini tujuannya untuk diberikan pengobatan sedini mungkin sesuai dengan penyakit yang dialami.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Tujuannya untuk mengetahui riwayat pasien sebelumnya sehingga dapat diberikan asuhan yang sesuai. Riwayat ini terdiri atas:

a. Riwayat prenatal, untuk mengetahui jenis persalinan, berat badan lahir, panjang badan lahir dan keadaanya pada saat persalinan.b. Riwayat pemberian nutrisi, untuk mengetahui nutrisi yang diberikan pada bayi. Nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir hingga 6 bulan adalah ASI ekslusif.c. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, untuk mengetahui kebutuhan sehari-hari bayi serta keadaannya dengan keluarganya.d. Riwayat alergi, untuk mengetahui adanya alergi pada bayie. Imunisasi dasar, untuk mengetahui imunisasi ada saja yang sudah didapatkan. Imunisasi dasar terdiri atas, imunisasi Hepatitis, polio, DPT-Hb, BCG, Campak.Objektif

1. Keadaan umum, tujuannya untuk mengetahui keadaan umum pasien bentuk tubuh bayi, kesesuaian tubuh bayi, tangisan bayi, ketenangan bayi.

2. Tanda-tanda vital

a. Denyut jantung(N : 120 160 x /menit)

b. Pernafasan (N : 30 60 x /menit)

c. Suhu(N : 36 37oC)

3. Pemeriksaan fisik khusus

a. Pemeriksaan kepala, untuk mengetahui ada tidaknya mikrosefalus, hidrosefalus, UUB cekung (gejala dehidrasi) atau cembung (gejala radang selapu otak/meningitis), molase, cephalhematoma, dan caput sucsedenum.b. Pemeriksaan wajah, untuk mengetahui keadaam bayi pucat dan sianosis (menandakan bayi hipotermia) atau tidak, icterus atau tidak (memandakan adanya kelainan pada hepar)c. Pemeriksaan mata, untuk mengetahui kesimetrisan mata kanan dan kiri, ada tidaknya perdarahan pada pupil, secret berlebih, keluar tidaknya air mata.d. Pemeriksaan hidung, untuk mengetahui kesimetrisan hidung kanan dan kiri, terbentuknya sekat, da nada tidaknya pernafasan cuping hidung.e. Pemeriksaan mulut, untuk mengetahui kesempurnaan bentuk bibir tidak ada labioskisis atau labiopalatum skisis.f. Pemeriksaan telinga, untuk mengetahui kesimetrisan telinga kanan dan kiri, bentuk telinga, dan posisi telinga 1/3 bagian atas telinga lebih tinggi dari mata, jika tidak bayi mengalami gangguan pada ginjalg. Pemeriksaan leher, untuk mengetahui ada tidaknya bulneck, bendungan vena jugularis (jika terdapat bendungan merupakan gejala gangguan pada jantung)h. Pemeriksaan dada, bahu, untuk mengetahui ada tidaknya tarikan interkoste, retraksi dinding dada bagian bawah saat bayi tenang (gejala ganguan penyakit jantung), kesimetrisan dada dan bahui. Pemeriksaan ekstermitas, untuk mengetahui kesimetrisan ekstermitas kanan dan kiri, memastikan ada tidaknya sindaktili atau polidaktilij. Pemeriksaan abdomen, tali pusat, untuk mengetahui bentuk perut bayi, ada tidaknya kemerahan sekitar tali pusat, perdarahan tali pusa, pembesaran hepar, dan turgor kulit.k. Pemeriksaan genetalia, untuk mengetahui jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Bayi perempuan diinspeksi apakah labia mayor sudah menutupi labia minor, ada tidaknya keputihan atau darah haid. Bayi laki-laki inspeksi posisi lubang penis normalnya di tengah kepala penis, jika terdapat di bawah disebut hipospadia.l. Pemeriksaan anus, untuk mengetahui apakah anus sudah mengeluarkan meconium atau tidak, jika tidak dikhawatirkan terjadi gejala atresia ani. m. Pemeriksaan punggung dan kulit, untuk mengetahui adanya tidaknya spinabifida (merupakan kelainan saraf) dan pustule pada kulit. Assesment

Merupakan hasil dan kesimpulan dari data yang diperoleh baik data subjektif maupun data objektif. Tujuan analisis adalah untuk menentukan diagnosa dari suatu masalah serta penanganan yang dibutuhkan terhadap masalah yang ada pada diagnosa. Contoh: Neonatus cukup bulan usia 5 hari postnatal fisiologis dengan keadaan umum bayi baik Penatalaksanaan

1. Melakukan pendekatan kepada bayi dengan cara memberikan rasa aman, nyaman, saat pemeriksaan.

2. Melakukan pemeriksaan fisik, TTV, antropometri.

3. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi.

4. Pola nutrisi bayi, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan makanan atau minuman yang lainnya.

5. Perawatan tali pusat, mengganti kassa minimal 2 x setelah mandi atau jika basah.6. Kebersihan bayi, memandikan bayi 2 x sehari, popoknya segera diganti jika bayi BAB atau BAK tidak perlu diberi bedak pada kemaluan bayi.

7. Keamanan, menempatkan bayi di tempat yang aman dan tidak meninggalkannya sendirian tanpa pengawasan.

8. Memposisikan bayi dengan cara menetek yang benar.

9. Bayi kontrol ulang besok atau jika ada keluhan atau tanda-tanda bahaya seperti:

a. UUB cekung atau cembung

b. Bayi demam dan tidak mau menyusu dan rewel

c. Tangisan bayi merintih

d. Gerakan bayi lemah

e. Perut bayi besar dan tidak BAB 1 hari

f. Ada kemerahan sekitar tali pusat, tali pusat berdarah, tali pusat berbau

g. Bayi kejang (mulutnya mencucu)

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.5.1.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang diinginkan (Saifuddin, 2003).

Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2002)

2.5.1.2 Jenis Kontrasepsi

A. Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi sederhana merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang menggunakan metode secara sederhana baik mengunakan alat maupun tidak mengunakan alat. Berikut jenis kontrasepsi sederhana antara lain:

1. Tanpa alat

a. KB alamiah: metode kalender, suhu basa, lender serviks dimana metode ini mengunakan penghitungan dan pengukuran masa ovulasi yang terjadi setiap bulannya. Pengunaan metode ini dilakukan dengan cara tidak melakukan koitus disaat masa-masa mendekati dan setelah ovulasi.

b. Koitus interuptus: merupakan salah satu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat yang dilakukan dengan cara menghentikan hubungan senggama sebelum terjadi ejakulasi sehingga sperma tidak keluar di dalam vagina dimana sperma dikeluarkan di luar vagina.

2. Dengan alat

a. Kondom merupakan suatu kantong karet yang tipis, yang dipakai untuk menutupi zakar yang ereksi agar pada saat senggama sperma tidak mencapai cerviks, dan tidak dapat membuahi sel telur sehingga mencegah kehamilan.

b. Kap dan diagfagma merupakan jenis karet yang dipakai menutupi serviks atau lubang vagina, untuk mencegah masuknya mani ke dalam cerviks dan rahim.

c. Spermicid, merupakan bahan kimia yang menghentikan gerak dan mematikan sperma di dalam vagina, sebelum merekan dapat membuahi sel telur.

B. Kontrasepsi Modern

1. Hormonal

Merupakan jenis kontrasepsi modern yang mengandung hormone esterogen dan progesterone atau hanya mengandung progesterone saja. Dalam pemilihan kontrasepsi hormonal perlu memperhatikan hal berikut ini antara lain sebagia berikut:

a. Cara kerja

Cara kerja kontrasepsi hormonal yaitu kandungan esterogen dan progesterone dapat meningkatkan lender serviks sehingga menggau gerak sperma, menghambat dan membuat sperma lemah bahkan mati sebelum terjadi pembuahan, membuat endometrium atropi sehingga tidak mendukung implantasi sel ovum.

b. Indikasi

1) Usia reproduksi telah memiliki anak atau belum

2) Gemuk atau kurus

3) Tidak sdang menyusui untuk hormone progestin saja

4) Anemia karena haid yang berlebihan, nyeri haid yang berlebih

5) Riwayat kehamilan ektopik, PID, endometritis

6) Siklus haid tidak teratur

7) Tumor ovarium jinak, kriwayat keguguran

c. Kontraindikasi

1) Kehamilan (diketahui atau dicurigai)

2) Riwayat tromboflebilitis, gangguan tromboemboli

3) Kerusakan fungsi hati dan hepatitis

4) Neoplasia bergantung esterogen (diketahui atau dicurigai)

5) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

6) Karsinoma payudara, endometrium

7) Sakit kepala migraine klasik disertai keluhan neurologis

8) Hipertensi, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

9) Diabetes mellitus

10) Gangguan jantung, ginjal, kantung empedu

11) Wanita perokok diatas usia 35 tahun

12) Tidak dapat menerima perubahan siklus menstruasi

d. Efek Samping

1) Mual muntah, perasaan pusing, sakit kepala

2) Nafsu makan meningkat, peningkatan atau penurunan berat badan

3) Pembesaran buah dada

4) Hiperpigmentasi pada wajah, timbl jerawat

5) Ganguan siklus menstruasi, keputihan

6) Meningkatkan tekanan darah

Kontrasepsi hormonal ini memiliki berbagai macam jenis kontrasepsi antara lain sebagai berikut:

a. Pil Kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil KB yang mengandung hormone esterogen dan progesterone.

b. Mini Pil

Mini pil merupakan pil KB yang memiliki kandungan hormone progesterone saja.

c. Suntik 1 bulan

Suntik KB 1 bulan merupakan KB yang mengandung hormone esterogen dan progesterone

d. Suntik 3 bulan

Suntik KB 3 merupakan pil KB yang memiliki kandungan hormone progesterone saja.

e. Implant

Implant merupakan alat kontrasepsi yang memiliki kandungan hormone progesterone saja.

2. Non Hormonal

Kontrasepsi non hormonal ini adalah alat konrasepsi dalam Rahim/ IUD merupakan alat yang dimasukkan kedalam Rahim wanita. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:

a. Cara Kerja

Batang IUD mengandung tembaga yang dapat menimbulkan reaksi radang diendometrium sehingga dapat membinuh sperma, benang dapat menghambat gerakan sperma, lengan berfungsi mencegah sperma masuk ke tuba fallopi, mencegah implantasi.

b. Indikasi

1) Ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang waktu panjang

2) Pernah melahirkan dan telah memilik anak

3) Ibu yang tidak dapat mengunakan dapat mengunakan KB hormonal

c. Kontraindikasi

1) Hamil atau diduga hamil

2) Perdarahan pervaginam yang masih belum jelas penyebabnya

3) Kelainan bentuk Rahim < 5 cm

4) Perdarahan haid hebat dan nyeri haid hebat

5) Anemia, riwayat kehamilan ektopik

6) PID yang terus menerus, akut, dan kronis

7) Peradangan, infeksi alat genatalia, PMS

8) Diketahui atau dicuriga kanker genetalia

9) TBC pelvic, penyakit trifobia ganas

10) Alergi terhadap logam

d. Efek samping

1) Perubahan siklus hain dalam 3 bulan terakhir

2) Haid lebih lama dan banyak, serta nyeri saat haid

3) Perdarahan, perforasi uterus, dank ram uterus

4) Timbul spotting

2.5.2 Asuhan Keluarga Berencana

Subjektif

Menanyakan kepada ibu tentang keluhan ibu saat ini, apakah ibu saat ini sedang menyusui, apakah ibu bulan ini sudah menstruasi, apakah ibu pernah pengalami perdarahan diluar masa nifas atau menstruasi yang belum diketahui penyebabnya, apakah ibu saat ini mengunakan obat-obatan secara teratur dari petugas kesehatan yang lain. Adakah riwayat penyakit berat. Untuk pengunaan IUD tanyakan apakah ibu memiliki penyakit amenia, riwayat kehamilan ektopik, PID, nyeri saat menstruasi, kanker genetalia.

Objektif

1. Pemeriksaan fisik umum

a. Keadaan umum dan kesadaran

b. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah

(N : 110/70 130/90 mmHg)

2) Denyut nadi

(N : 60 100 x /menit)

3) Pernafasan

(N : 16 24 x /menit)

4) Suhu

(N : 36oC 37,5oC)

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. Pemeriksaan wajah dan mata, untuk mengetahui wajah pucat/ tidak, konjungtiva anmenis/ tidak, skelera ikterus / tidak.

b. Pemeriksaan payudara, untuk mengetahui payudara kanan kiri simetris, ada tidaknya benjolan abdormal dan nyeri tekan pada payudara

c. Pemeriksaan abdomen, untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan pada hepar, nyeri tekan pada adneksa dan suprapubis, teraba/ tidak adanya balotment

Untuk kontrasepsi IUD maka dilakukan tambahan pemeriksaan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan genetalia untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda infeksi, gejala PMS, flour albus yang berlebihan.

b. Pemeriksaan inspeculo untuk mengetahui ada tidaknya tanda chandwick, lesi atau erosi pada serviks dan vagina, pengukuran kedalaman uterus

c. Pemeriksaan bimanual untuk mengetahui ada tidaknya pelunakan pada porsio, nyeri goyang porsio, pelunakan pada itsmus uteri, dan posisi uterus

Assessment

Akseptor baru KB

Penatalaksanaan

1. Melakukan penapisan melalui anamnesa untuk pemilihan KB yang sesuai dengan kondisi ibu dan melakukan pemeriksaan fisik. 2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. 3. Memberikan KB sesuai dengan keadaan ibu4. Memberikan HE tentang efek samping dari pengunaan KB dan cara mengatasinya. 5. Menganjurkan ibu untuk control ulang sesuai tanggal kembali. BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan kebidanan pada ibu hamil

Tanggal: 31 Desember 2014

Jam:10.00 WIB

Tempat: Lab. Unusa

S:

Nama Istri: Ny.A

Nama Suami: Tn.A

Umur

: 26 thn

Umur

: 31 thn

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku/bangsa: Jawa/Indo

Suku/bangsa: Jawa/Indo

Pendidikan: SD

Pendidikan: SMA

Pekerjaan: Swasta

Pekerjaan: Swasta

Alamat

: Jl.Wonokromo

Alamat

: Jl.Wonokromo

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dengan usia kehamilan 8 bulan, dan ibu ingin memeriksakan kehamilannyaHPHT : 26 April 2014

TP

: 1 februari 2015

O:

1) Pemeriksaan Fisik Umum:

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran: Komposmentis

Berat Badan: Sebelum hamil : 75 kgSaat ini : 83 kg

Kenaikan BB: 8 kg

Tinggi Badan: 156 cm

TTV

: TD: 120/70 mmHgS: 35,50C

N

: 80x/m

RR: 20x/m

2) Pemeriksaan Fisik Khusus:

Kepala

: Rambut hitam, tidak ada benjolan abnormal.

Wajah

: Tidak pucat, tidak odem, tidak terdapat chloasma gravidarum.

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, palpebra tidak odem.

Hidung: Tidak terdapat PCH, tidak ada sekret berlebih, tidak ada polip.

Mulut: Mukosa bibir kering, pucat, lidah bersih, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat tonsillitis.

Telinga : Pendengaran baik, tidak terdapat serumen, tidak terdapat purulen.

Leher: Tidak terdapat pembesaran vena jugolaris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.

Dada: Tidak terdapat tarikan interkoste, suara jantung lup dup tunggal, tidak ada luka, tidak ada suara wheezing, ronchi, maupun stridor.

Ketiak

: Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.

Payudara: Simetris, putting menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, konsistensi kenyal, ASI belum keluar.

Abdomen: Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak terdapat luka bekas SC, terdapat hiperpigmentasi : linea alba, linea nigra, striae livide, striae albican.

Leopold I:

Teraba bulat, lunak, tidak melenting, berarti bokong.

TFU:

Pertengahan pusat px(Menurut Leopold)

28 cm = 28 : 3,5 = 8 bulan(Menurut Mc. Donald)

TBJ: (28-12) x 155 = 2,480 kg (Menurut J. Tausack)

Leopold II:

Bagian kanan perut ibu teraba panjang, datar, keras, beararti punggung kanan (puka).

Bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (tangan dan kaki).

Leopold III:

Pada tepi atas simphisis teraba bulat, keras, melenting, berarti kepala dan belum masuk PAP.

Leopold IV: Tidak dilakukan.

DJJ:120x/mnt

Pemeriksaan UPL :

Distansia Spinarum: 25 cm(N : 24-26 cm)

Distansia Cristarum: 29 cm(N : 26-28 cm)

Konjugata Externa: 20 cm(N : 18-20 cm)

Lingkar panggul: 83 cm(N : 80-90 cm)

Genetalia: Tidak terdapat fluor albus, tidak terdapat kondiloma akuminata, tidak terdapat kondiloma lata, terdapat tanda Chadwick, tidak terdapat varises.

Anus: Tidak terdapat hemoroid.

Ekstremitas bawah (kanan & kiri): Tidak terdapat odem pada 1/3 pretibia, os maleolus, dan metatarsal.

Ekstremitas atas (kanan & kiri): Tidak terdapat odem pada metakarpal.

Reflek patella: Reflek + pada patella kanan dan kiri

LILA: 32 cm (N : 23,5-27 cm)

A:

Ny. A G1P0000 tunggal, hidup, UK 34, letak kepala, puka, intra uteri, kesan jalan lahir normal, keadaan umum baik, fisiologis.

P:

Memberitahukan hasil pemeriksaan ke ibu.

e/ ibu memahami pemberitahuan petugas.

Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri/kanan.

e/ ibu menyetujui anjuran petugas.

Memberitahukan tanda bahaya trimester 3 ke ibu.

e/ ibu mengerti pemberitahuan petugas.

Melakukan pendokumentasian.

e/ sebagai hasil telah dilakukan pemeriksaan.

3.2 Asuhan kebidanan apa ibu bersalin

Tanggal Pengkajian : 07 Januari 2015

Tanggal MKB : 07 Januari 2015

Tempat pengkajian : RB UNUSA

Jam Pengkajian : 07.00 WIB

A. Data Subjektif1. Biodata

Nama istri

: Ny. A

Nama suami

: Tn. BUmur

: 28 tahun

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Suku/bangsa: Jawa/IndonesiaSuku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

:Gunung sari

Alamat

: Gunung sari

2. Status PerkawinanPerkawinan ke: 1

Perkawinan ke

: 1Lama kawin: 7 tahun

Lama kawin

: 7 tahun

Umur kawin: 20 tahun

Umur kawin

: 22 tahun

3. Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil anak ke-2 dengan usia kehamilan 9 bulan dan mengeluh kenceng-kenceng, sejak pukul 06.00 WIB, tanggal 07 Januari 2015, serta belum mengeluarkan lendir bercampur darah

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kawin keKehamilanPersalinanAnakNifasKB

ke UKJnsPnlgTmptPnyltBjlSexHdpASIPnylt

119 blnSpt BBidanBPS_3,8Perempuan5 thn2 thn_Suntik 3 bulan

29 blnINPARTU

5. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan hamil anak ke-2, UK 9 bulan

Ibu mengatakn gerakan janin saat usia kehamilan 5 bulan

Ibu memeriksa kehamilan di RB UNUSA sebanyak 8x

TM 1 = 1x, keluhan mual dan muntah

TM 2 = 2x, tidak ada keluhan

TM 3 = 4x, tidak ada keluhan

Obat-obatan yang pernah diperoleh : Fe, Asam Folat, Vitamin Bcompleks

Ibu mendapatkan imunisasi TT 3xTT1 = Kunjungan pertama kali

TT2 = 4 minggu setelah TT1TT3 = Diberikan 6 bulan setelah TT2 Penyuluhan yang pernah di dapat : kelas ibu hamil, tanda-tanda kehailan, pola nutrisi dan pola istirahat

B. Data Objektif

1) Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Komposmentis

Postur Tubuh

: Lordosis

Cara Berjalan

: Normal

TB/LILA

: 155 cm/27 cm

BB sebelum hamil: 50 kg

BB saat hamil

: 60 kg

Kenaikan BB

: 10 kg

b. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah: 120/80 mmHg

Nadi

: 85x/menit

Suhu

: 36C

Pernafasan

: 24x/menit

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a. Inspeksi

Muka

: simetris, tidak pucat

Mata: simetris, konjungtiva tidak anemis, sklerat tidak

ikterus

Telinga: simetris, tidak ada serumen dan porulen, pendengaran

Baik

Mulut

: mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries gigi, tidak ada pembesaran tonsil, lidah bersih

Dada

: tidak ada tarikan intercoste

Payudara: simetris, terdapat hyperpigmentasi aerola mamae,

terdapat pembesaran kelenjar monsgomeri, putting

menonjol

Abdomen: tidak ada luka bekas operasi, terdapat strie livida dan

strie albikan, tampak adanya hyperpigmentasi linea

alba dan nigra

Genetalia: tidak tampak adanya varises, tidak tampak adanya

Condiloma akuminata dan condiloma talata, terdapat

Pengeluaran darah dan lendir

Anus

: bersih, tidak ada haeoroid

Eks. Atas : simetris, pergerakan aktif

Eks. Bawah: simetris, pergerakan aktif

b. Palpasi

Mata

: palpebra tidak oedem

Leher

: tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

Bendungan vena jugularis

Payudara: tidak teraba benjolan abnormal, kosistensi kenyal

Tidak ada nyeri tekan, kolostrum sudah keluar

Abdomen:

Leopold 1: TFU 4 jari dibawah px (33cm) pada fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold 2

: bagian samping kanan perut ibu teraba panjang,

datar, keras seperti papan (punggung), bagian kiri

perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)

Leopold 3 : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting

(kepala), tidak bisa di goyangkan (sudah masuk PAP)

Leopold 4: penurunan 3/5, presentasi sudah masuk PAP

TBJ: (33-11)155 = 3420

HIS: 340 dalam 10 menit

Genetalia : tidak ada pembesaran kelenjar skin dan bartolin

Eks. Atas : tidak oedem

Eks. Bawah: tidak oedem, tidak ada varises

c. AuskultasiDada

: tidak ada pernafasan wheezeng dan ronchi

DJJ

: 134x/menit, terdengar jelas dan teratur disebelah

Kanan bawah perut dilakukan setiap 1 jam sekali

d. Perkusi: tidak dilakukan

3) Pemeriksaan panggul luar

Tidak dilakukan

4) Pemeriksaan dalam

Tanggal : 07-01-2015

Jam : 11.00

VT 9 cm, eff 95%, ket +, presentasi kepala, denominator UUK kanan depan, hodge III, tidak ada bagian kecil janin di kiri dan kanan

Sympisis

Uuk kadep

Kanan

Kiri

Belakang

Sacrum

Analisa

GIIP1001, multigravida, 37 mgg, hidup, tunggal, letkep, intra uterin, jalan lahir normal,

k/u ibu dan bayi baik, inpartu kala 1 fase aktif periode dilatasi maksimal

Penatalaksanaan

KALA I

Tanggal : 07-01-2015

Jam : 09.00 WIB

S: