Upload
amalia-erman-hasihi
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
1/47
i
ANALISIS PEMBERIAN BATASAN BAGI BISNIS TOUR AND TRAVEL
DALAM MENJAGA KESTABILAN BISNIS TOUR AND TRAVEL
AGAR TERHINDAR DARI MULTI LEVEL MARKETING
Disusun Oleh :
AMALIA ERMAN HASIHI
MANAJEMEN 507 PAGI
NIM : 2015211696
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA
MAKASSAR
2016
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
2/47
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Waroh Matullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum
dan Etika Bisnis dengan judul “Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour And
Travel Dalam Menjaga Kestabilan Bisnis Tour And Travel Agar Terhindar Dari
Multi Level Marketing ”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
bahwa banyak pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membantu, membimbing, dan memberi motivasi kepada penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan dan kelancaran selama
penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tuaku tercinta yang tak henti-hentinya mendukung baik
doa, materi, kasih sayang, motivasi, nasehat dan semangatnya selama
ini dalam menempuh pendidikan di kampus tercinta STIE Nobel
Indonesia terlebih dalam menyelesaikan makalah ini.
3.
Bapak Dr. H. Mashur Razak, SE., MM selaku ketua STIE Nobel
Indonesia.
4. Bapak Dr. Maryadi, SE., M.M selaku dosen mata kuliah Hukum dan
Etika Bisnis, yang telah banyak membantu dalam memberikan
ilmunya kepada kami.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
3/47
iii
5.
Arip Susanto yang selama ini telah meluangkan waktu dan tenaganya
untuk membantu merealisasikan penyusunan makalah ini.
6. Teman-teman mahasiswa STIE Nobel Indonesia Makassar angkatan
2015 jurusan Manajemen ruangan 503.
7. Semua rekan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang telah
membantu merealisasikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada mereka semua yang telah
membantu menyusun makalah Studi Kasus ini, Amin. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak kekurangan
baik dalam bentuk maupun isi karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca agar dapat memperbaikinya dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat, pengetahuan dan sumber
informasi bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa STIE Nobel Indonesia
pada khususnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Waroh Matullahi Wabarokatuh
Makassar, 30 Maret 2016
Penulis
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
4/47
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
1.5. Batasan Masalah ................................................................................ 8
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Tentang Etika Bisnis ......................................................... 11
2.1.1. Kajian Teori ........................................................................... 11
2.1.2. Pengertian Etika Bisnis .......................................................... 12
2.1.3. Peran Etika dalam Berbisnis ................................................... 14
2.1.4. Prinsip-Prinsip dalam Etika Bisnis ......................................... 15
2.1.5. Perlunya Memiliki Etika dalam Berbisnis ............................... 16
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
5/47
v
2.1.6. Penyimpangan Terhadap Etika Bisnis .................................... 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan .................................................................. 19
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1. Jumlah Peningkatan Angka Pertumbuhan Bisnis Tour and Travel di
Indonesia ....................................................................................... 21
4.2. Pembahasan Tentang Kinerja Bisnis Tour and Travel yang Tidak
Sehat di Lapangan .......................................................................... 22
4.3. Cara Mengatasi Beberapa Bisnis Tour and Travel yang Tidak Bekerja
Sesuai Izin Pendirian ....................................................................... 25
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 32
5.2. Saran ............................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
6/47
vi
ANALISIS PEMBERIAN BATASAN BAGI BISNIS TOUR AND TRAVEL
DALAM MENJAGA KESTABILAN BISNIS TOUR AND TRAVEL
AGAR TERHINDAR DARI MULTI LEVEL MARKETING
ABSTRAK
Bisnis Tour and Travel adalah salah satu bisnis yang bisa dikatakan tidak
akan pernah mati dan terus berkembang pesat. Dimana fungsi utama pada bisnis
ini adalah memberikan penerangan atau informasi tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dunia perjalanan pada umumnya dan perjalanan wisata pada
khususnya. Mengingat tingkat stres yang sangat tinggi di era persaingan bisnis ini,
serta kebutuhan manusia terhadap dunia hiburan misalnya berwisata maka liburan
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang penting. Terlebih lagi dari segi
demand maupun profit, maka bisnis Tour and Travel ini sangat menjanjikan.
Tidak heran jika pertumbuhan bisnis ini menjadi sangat pesat. Namun karena
semakin pesatnya pertumbuhan bisnis Tour and Travel ini, tidak sedikit oknum-
oknum yang menyalahgunakan keberadaan bisnis ini. Contohnya terdapat
beberapa perusahaan bisnis Tour and Travel yang berbisnis dengan modus Multi
Level Marketing yang dikenal dengan istilah money game atau penggandaan uang,
dengan memberikan iming-iming cepat kaya kepada masyarakat dengan cara yang
sangat mudah jika ikut bergabung kedalam bisnisnya. Tentu hal ini tidak sesuai
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
7/47
vii
dengan etika bisnis walaupun sebenarnya metode semacam ini pernah
digunakan Rasulullah SAW dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-awal
Islam namun tetap berpegang pada syariah Islam.
Akhir-akhir ini banyak pelaku bisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
dengan persaingan yang tidak sehat. Pelanggaran etika bisnis tersebut sangat
merugikan pihak pelaku bisnis atau perusahaan menengah kebawah karena
kurangnya kemampuan yang mereka miliki termasuk juga masyarakat yang
kurang memiliki pengetahuan terhadap hal ini. Setiap pelaku bisnis atau
perusahaan seharusnya dapat memegang prinsip-prinsip etika bisnis tersebut.
Dalam makalah ini akan disajikan data mengenai jumlah peningkatan
angka pertumbuhan bisnis Tour and Travel di Indonesia, selain itu membahas
tentang kinerja bisnis Tour and Travel yang tidak sehat di lapangan serta
membahas mengenai cara mengatasi beberapa bisnis Tour and Travel yang tidak
bekerja sesuai izin pendirian.
Kata kunci : Etika bisnis, bisnis Tour and Travel
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
8/47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini dirasakan sangat
memperihatinkan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 telah
menyebabkan daya beli masyarakat rendah, harga barang-barang dan berbagai
kebutuhan mengalami kenaikan. Kondisi tersebut memaksa masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan bahkan harus mengurungkan
niatnya untuk membeli barang-barang yang baru. Kecenderungan masyarakat
Indonesia yang lebih mementingkan kebutuhan akan efisiensi waktu dan
kemudahan dalam bidang transportasi memberikan peluang besar bagi para
pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya dalam bidang Tour and Travel .
Salah satu bisnis Tour and Travel yang sedang berkembang pada saat ini
adalah pemesanan tiket pesawat berbagai airlines yang bisa didapat dengan cepat
dan mudah.
Perkembangan bisnis sekarang yang semakin pesat dan ketatnya persaingan
antar kompetitor membuat perusahaan terus meningkatkan kemampuan usahanya.
Untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi baik di pasar nasional maupun
pasar global saat ini, maka bisnis travel ini harus mampu memberikan kepuasan
kepada para pelanggannya, dan ini dapat dilakukan dengan memberikan layanan
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
9/47
2
yang berkualitas. Selain itu, peningkatan kemampuan teknologi informasi
saat ini juga diharapkan agar perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya,
sehingga tidak hanya bergantung pada kualitas produk dan jasa, tetapi juga dari
segi kualitas layanan yang cepat dan tepat serta biaya-biaya yang relatif bersaing
agar lebih mendorong pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Kualitas layanan tetap menjadi sesuatu yang sangat penting, dalam
menghadapi pelanggan yang membutuhkan level of excellence yang tinggi.
Kotler dan Amstrong (2003 : 13) berpendapat bahwa kunci untuk
memelihara kesetiaan pelanggan adalah melakukan relationship marketing , yaitu
hubungan relational jangka panjang dengan pelanggan, distributor, dealer, dan
pemasok yang bernilai tinggi. Mereka harus membina ikatan ekonomi dan sosial
yang kuat dengan memberi janji secara konsisten menyerahkan produk atau jasa
yang bermutu tinggi, pelayanan yang baik, dan harga yang wajar.
Setiap perusahaan atau pelaku bisnis pada saat ini, diberi kebebasan dalam
perekonomian pasar bebas untuk dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan
diri dalam pembangunan ekonomi. Sehingga pelaku bisnis dapat bersaing untuk
dapat berkembang dalam mekanisme pasar.
Kebebesan dalam perekonomian pasar tersebut, pelaku bisnis atau
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu mengharapkan
keuntungan yang maksimal dan produk yang mereka tawarkan diterima oleh
masyarakat. Untuk itu, kerap dari pelaku bisnis atau perusahaan menghalalkan
segala cara agar tidak kalah saing.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
10/47
3
Berkaitan dengan hal itu, belakangan ini banyak muncul perusahaan-
perusahaan yang menjual produknya melalui sistem Multi Level Marketing
(MLM), dan tidak dapat dapat dipungkiri bahwa sebagian perusahaan yang
bergerak dalam bisnis Tour and Travel juga menawarkan produknya dengan
modus Multi Level Marketing (MLM). Bisnis haram yang menggunakan sistem
piramida tersebut dapat merugikan sebagian besar masyarakat dan hanya
menguntungkan segelintir orang yang masuk lebih dahulu.
Multi Level Marketing yang menggunakan strategi pemasaran secara
bertingkat (levelisasi) mengandung unsur-unsur positif, asalkan diisi dengan nilai-
nilai Islam dan sistemnya disesuaikan dengan syariah Islam. Bila demikian, MLM
dipandang memiliki unsur-unsur silaturrahmi, dakwah dan tarbiyah. Menurut
Muhammad Hidayat, Dewan Syariah MUI Pusat, metode semacam ini pernah
digunakan Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-awal Islam.
Dakwah Islam pada saat itu dilakukan melalui teori gethok tular (mulut ke
mulut) dari sahabat satu ke sahabat lainnya. Sehingga pada suatu ketika Islam
dapat di terima oleh masyarakat kebanyakan.
Bisnis yang dijalankan dengan sistem MLM tidak hanya sekedar
menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing yang
berlevel-level (bertingkat-tingkat) dengan imbalan berupa marketing fee, bonus,
hadiah dan sebagainya, tergantung prestasi, dan level seorang anggota. Jasa
marketing yang bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
Akhir-akhir ini banyak pelaku bisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
dengan persaingan yang tidak sehat. Pelanggaran etika bisnis tersebut sangat
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
11/47
4
merugikan pihak pelaku bisnis atau perusahaan menengah kebawah karena
kurangnya kemampuan yang mereka miliki. Setiap pelaku bisnis atau perusahaan
seharusnya dapat memegang prinsip-prinsip etika bisnis tersebut.
Multi Level Marketing (MLM) adalah salah satu strategi pemasaran, dengan
membangun distribusi untuk memindahkan produk dan jasa langsung ke
konsumen. Strategi seperti ini membuka sebuah peluang bagi seseorang yang
ingin memiliki usaha sendiri atau wirausaha. Stategi seperti ini tidak
membutuhkan modal awal yang tinggi. Kebutuhan akan tempat usaha dan
persediaan produk sudah disiapkan oleh perusahaan. Terlebih lagi ada tim
manajemen yang siap membantu semua pekerjaan administrasi dan distributor.
Strategi seperti ini membuat banyak orang yang dulunya tidak bisa memiliki
bisnis sendiri karena keterbatasan modal yang ada, akhirnya bisa menjadi
pengusaha.
Network marketing berbeda dengan money game yang sering menamakan
dirinya sebagai network marketing apalagi dengan bank gelap yang menjanjikan
kekayaan tanpa perlu kerja keras. Kedua sistem ini disebut juga sebagai sistem
penjualan pyramid dimana sistem ini sangat merugikan, karena tidak adanya
perpindahan produk atau jasa yang bisa dinikmati. Selain itu, tidaklah mungkin
seseorang bisa menjadi kaya dengan mudah tanpa perlu usaha yang disertai
dengan keuletan. Namun demikian, masih banyak juga orang yang tertipu. Bahkan
sebagian dari mereka membiarkan dirinya ditipu karena mereka ingin kaya tanpa
usaha.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
12/47
5
Perusahaan network marketing di Indonesia telah mempunyai wadah yaitu
APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia), dimana APLI merupakan
perwakilan dari wadah WDSA (World Direct Selling Association). Untuk dapat
diterima sebagai anggota APLI, perusahaan yang bersangkutan harus mengadakan
presentasi dihadapan seluruh anggota dewan mengenai perencanaan bisnis yang
dimilki. Apabila kemudian didapati bahwa sistemnya tidak baik dan produknya
pun tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka APLI berhak dan wajib menolak
keanggotaan.
Multi Level Marketing sebagai fenomena baru belum ada hukumnya dalam
kitab-kitab klasik karena pada saat kitab-kitab itu disusun, fenomena ini belum
muncul. Namun para ulama juga memahami bahwa syariat ini juga tidak beku.
Keluwasan dan keluwesannya membuatnya selalu eksis dan dapat memberi
jawaban atau pertanyaan-pertanyaan baru dan solusi atas problematika
kontemporer. Sebagaimana hal yang lain, sebagai fenomena baru Multi Level
Marketing (MLM) harus mendapat sentuhan dan perhatian yang adil dan
proporsional, agar ia tidak dihalalkan atau diharamkan tanpa dasar pengetahuan
yang cukup terhadapnya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya menerapkan hukum dan etika
bisnis dalam menjalankan usahanya. Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah atau tata cara dalam menjalankan sebuah
bisnis. Dengan adanya etika bisnis pelaku bisnis atau perusahaan dapat
mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai bahkan norma-norma dalam menjalankan
usahanya.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
13/47
6
Perusahaan yang menggunakan etika bisnis dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil,
sehat dengan mitra kerja atau pelanggan, pemengang saham dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk
membahas mengenai “Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour And Travel
Dalam Menjaga Kestabilan Bisnis Tour And Travel Agar Terhindar Dari Multi
Level Marketing ”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1.
Berapakah peningkatan angka pertumbuhan bisnis Tour and Travel di
Indonesia ?
2. Apakah bisnis Tour and Travel sebagian bergerak dalam koridor bisnis
yang tidak sehat ?
3. Bagaimanakah mengatasi beberapa bisnis Tour and Travel yang tidak
bekerja sesuai izin pendirian ?
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
14/47
7
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui berapa peningkatan angka pertumbuhan bisnis Tour and
Travel di Indonesia.
2. Mengetahui bahwa apakah bisnis Tour and Travel sebagian bergerak
dalam koridor bisnis yang tidak sehat.
3.
Mengetahui tata cara dalam mengatasi beberapa bisnis Tour and Travel
yang tidak bekerja sesuai izin pendirian.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Berbagi ilmu pengetahuan mengenai pemberian batasan bagi bisnis
Tour and Travel dalam menjaga kestabilan bisnis tersebut agar
terhindar dari Multi Level Marketing khususnya bagi mahasiswa yang
ingin terjun ke dunia bisnis di bidang Tour and Travel .
2.
Memberikan pemahaman tentang bagaimana mengelola bisnis Tour and
Travel yang sesuai dengan etika bisnis tanpa menerapkan konsep Multi
Level Marketing .
3. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang bisnis travel yang
baik dan tidak baik.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
15/47
8
4.
Memberi wawasan dan sikap waspada kepada mahasiswa dalam
memilih bisnis travel baik untuk bisnis pribadi maupun sebagai
pelanggan.
1.5.Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah analisis
pemberian batasan bagi bisnis Tour and Travel dalam menjaga kestabilan
bisnis Tour and Travel agar terhindar dari Multi Level Marketing . Batasan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Membatasi permasalahan pada bisnis travel yang menerapkan metode
Multi Level Marketing .
2. Tidak membahas sejarah travel tetapi lebih ke aspek pemasaran.
3. Membahas permasalahan etika pemasaran travel dan jalan keluar yang
sebenarnya harus dilakukan.
1.6.Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan pokok-pokok
bahasan secara sistematis yang terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri atas sub-
sub sebagai perinciannya. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
16/47
9
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi aspek-aspek utama dalam
penulisan makalah, meliputi latar belakang masalah yang berisi alas an-alasan
tentang pemunculan masalah mengenai pemberian batasan bagi bisnis Tour and
Travel dalam menjaga kestabilan bisnis Tour and Travel agar terhindar dari Multi
Level Marketing . Rumusan masalah adalah penegasan terhadap apa yang
terkandung dalam latar belakang. Tujuan penelitian adalah tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini. Manfaat penelitian adalah kegunaan yang diharapkan
akan tercapai dalam penelitian makalah ini. Batasan masalah dimaksudkan agar
masalah yang dibahas tetap terarah dan tidak menyimpang dari inti topik yang
akan dibahas. Sistematika penulisan yaitu sebagai upaya yang mensistematiskan
penyusunan makalah.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan
masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasan-pembahasan
secara teoritis. Disini berisi mengenai tinjauan tentang etika bisns yang mencakup
kajian teori, pengertian etika bisnis, peran etika dalam berbisnis, prinsip-prinsip
dalam etika bisnis, perlunya memiliki etika dalam berbisnis, serta penyimpangan
terhadap etika bisnis.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
17/47
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode yang
digunakan pada penelitian ini, dimana pada penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode pustaka (library research) dan metode analisis deskriptif.
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini menyajikan data mengenai jumlah peningkatan angka
pertumbuhan bisnis Tour and Travel di Indonesia, selain itu membahas tentang
kinerja bisnis Tour and Travel yang tidak sehat di lapangan serta membahas
mengenai cara mengatasi beberapa bisnis Tour and Travel yang tidak bekerja
sesuai izin pendirian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran pada penulisan makalah ini.
Kesimpulan ditulis untuk menyimpulkan isi dari pembahasan pada bab keempat
sekaligus menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah pada bab pertama. Saran
juga diperlukan untuk memberikan masukan kepada mahasiswa, masyarakat,
pemerintah, pelaku bisnis Tour and Travel yang menajalankan bisnis bermodus
Multi Level Marketing .
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
18/47
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Tentang Etika Bisnis
2.1.1. Kajian Teori
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengangkat tema tentang etika bisnis
dalam usaha Tour and Travel menggunakan penelitian pembanding dan pendapat
peneliti-peneliti lain yang telah melakukan penelitian yang hampir serupa ataupun
masih bersinergi. Kajian teoritis yang pertama yaitu penelitian Karyo, 2014 yang
mengatakan bahwa Multi Level Marketing pada dasarnya hanya bentuk marketing
biasa, akan menjadi berbahaya jika dalam implementasinya tidak mampu
mengunggulkan produk barang maupun jasa yang dijual dan hanya mengandalkan
sistem gurita untuk menjaring nasabah atau konsumen. Kajian teoritis yang kedua
yaitu disertasi Agus Sudibyo, 2010 tentang beberapa sektor bisnis yang mampu
disusupi oleh sistem Multi Level Marketing dan cenderung keluar dari jalur
semestinya seperti money game dan pyramid . Berdasarkan kajian teori di atas,
penulis mengangkat tema etika bisnis bidang usaha Tour and Travel karena patut
dicurigai beberapa bisnis dibidang ini banyak menggunakan sistem pemasaran
Multi Level Marketing yang keluar dari jalurnya.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
19/47
12
2.1.2. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu :
1. Utilitarian Approach yaitu set iap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan
dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach yaitu setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
20/47
13
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
3. Justice Approach yaitu para pembuat keputusan mempunyai
kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Selain itu etika bisnis juga dapat diartikan sebagai berikut.
1.
Suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang
salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan
dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan
2. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum
dan standar untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh
tanggung jawab dan bermoral.
3. Merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan
kegiatan bisnis suatu perusahaan.
4.
Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan hukum
dan keadilan secara konsisten dan konsekuen setia pada prinsip-prinsip
kebenaran, keadaban dan bermartabat.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
21/47
14
2.1.3. Peran Etika dalam Berbisnis
Adapun peran etika dalam berbisnis diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari
perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum
aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma)
etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.
2.
Sebagai kontrol terhadap individu.pelaku dalam bisnis yaitu melalui
penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu
perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab,
disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.
3.
Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak
merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu
kerangka sosial.
4. Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka
panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja.
5.
Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan
stakeholders yang penting untuk diperhatikan.
6. Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis
internasional.
7. Pengelolaan bisnis secara profesional yaitu :
a. berdasarkan keahlian dan keterampilan khusus,
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
22/47
15
b.
mempunyai komitmen moral yang tinggi,
c.
menjalankan usahanya berdasarkan profesi/keahlian.
2.1.4. Prinsip-Prinsip dalam Etika Bisnis
Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam berbinis adalah sebagai
berikut.
1.
Prinsip otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk
dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang
diambil.
2. Prinsip kejujuran, dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol
terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya.
3. Prinsip keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan
sesuai dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh
dirugikan.
4.
Prinsip saling menguntungkan juga dalam bisnis yang kompetitif.
5.
Prinsip integritas moral merupakan dasar dalam berbisnis, harus
menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan
perusahaan terbaik.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
23/47
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
24/47
17
berhubungan untuk pertama kali. Kepercayaan akan terbentuk jika sudah terjadi
transaksi beberapa kali. Namun ada saja yang mencari peluang untuk menipu
setelah terjadi hubungan dagang yang mulus dan lancar beberapa kali, dan
pembayaran akan lancar kalau sudah saling percaya. Tapi akhirnya yang satu
menipu yang lainnya, memanfaatkan kepercayaan yang baru terbentuk.
Gejala persaingan yang tidak sehat, menggunakan cek mundur dan cek
kosong, utang menunggak tidak dibayar, penyogokan, saling mematikan diantara
peasing dengan cara membuat isu negatif terhadap lawan, dan komersialisasi
birokrasi tampaknya merupakan hal biasa. Hal yang kurang etis sering pula
dilakukan dalam hal memotong relasi saingan. Apabila seseorang mempunyai
langganan setia, kemudian oleh lawannya disaingi dengan menawarkan barang
dengan harga yang lebih murah, dan kadang-kadang harga rugi. Ini akan berakibat
mematikan saingan dan merugikan diri sendiri dan sama sekali tidak etis.
Selain itu, penyimpangan terhadap etika bisnis juga marak terjadi dalam
bisnis Tour and Travel . Beberapa bisnis Tour and Travel ternyata menerapkan
metode Multi Level Marketing dengan cara memberi iming-iming kepada calon
pelanggan dengan hanya modal kecil dan nantinya akan mendapatkan keuntungan
yang sangat besar. Terlebih dari persoalan itu, ada beberapa perusahaan yang
sengaja mengiklankan perusahaannya di berbagai media khususnya pada stasiun
TV dalam sebuah acara advertorial , dengan bercuap-cuap dan memberi rayuan
bagi siapa saja yang mendaftar saat acara berlangsung maka akan mendapatkan
hadiah dan potongan harga yang sangat fantastis. Mereka sengaja membuat iklan
di TV untuk menjaring anggota, member, agen, maupun distributor baru untuk
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
25/47
18
bergabung di jaringannya dengan meberikan hadiah dan potongan harga yang
cukup tinggi dengan iming-iming akan cepat kaya, ditambah lagi dengan jargon-
jargon yang seolah-olah memberikan software yang ternyata hanya sebuah
aplikasi online biasa yang dimana jika seseorang jeli terhadap hal ini maka
mereka tentu akan mempertimbangkan untuk memesan tiket langsung melalui
website airline yang dipilihnya dengan harga yang jauh lebih terjangkau
dibanding harus membeli software dengan harga yang mahal padahal kinerjanya
sama. Ada beberapa perusahaan dibidang bisnis Tour and Travel yang seolah-
seolah menjual produk kepada anggota, agen, distributor dan lainnya namun
ternyata yang dianggap produk itu hanyalah rayuan manis belaka yang digunakan
perusahaan untuk menarik anggota, member, agen, maupun distributor baru yang
akan bergabung. Perusahaan seperti ini juga tidak jarang yang menggunakan
metode Multi Level Marketing yakni sebuah bisnis investasi yang melibatkan
pembayaran peserta dengan menjanjikan barang atau jasa, terutama untuk
mendaftarkan orang lain ke dalam skema yang menjadikannya keuntungan utama
yang diharapkan dari bisnis ini dengan menggunakan metode yang negatif,
dimana sebagian besar bergerak sebagai perusahaan “money game” yang hanya
mengedepankan keanggotaan, bukan menjual produk dengan metode pemasaran
yang disebut Multi Level Marketing itu sendiri yang jika dilaksanakan sesuai
prosedur akan mendatanglan banyak keuntungan. Keadaan tersebut membuat
bisnis yang menggunakan metode Multi Level Marketing tercoreng dimata
masyarakat dan masyarakat itu sendiri menjadi skeptik terhadap bisnis itu.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
26/47
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pustaka (library research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan
(Nazir,1988 : 111).
Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan
langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik
penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan
teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal,
majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya
yang sesuai (internet, koran dan lain-lain). Bila kita telah memperoleh kepustkaan
yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu, studi kepustakaan meliputi proses umum seperti :
mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
27/47
20
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode analisis deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-
fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya
peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena
dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli
meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survey). Dengan
metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih
hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya metode ini juga
dinamakan studi kasus ( status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-
standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini
juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan
sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian
dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
28/47
21
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Jumlah Peningkatan Angka Pertumbuhan Bisnis Tour and Travel di
Indonesia
Bisnis Tour and Travel merupakan salah satu solusi tepat bagi siapapun
yang ingin mendapatkan penghasilan lebih. Tentunya dengan kerja keras dan
cerdas. Menurut Erwin Halim dari Proverb Consulting seperti dikutip oleh
Tabloitbo, bisnis Tour and Travel sangat membutuhkan sistem jaringan yang kuat.
Bisnis Travel berbeda dengan bisnis makanan. Untuk mengembangkan bisnis
Tour and Travel perlu dukungan dari berbagai kota dan wilayah kota, karena
konsumennya membutuhkan kemudahan dan kecepatan akses serta pelayanan
yang cepat.
Seperti yang dapat dilihat di lapangan, setiap tahun jumlah pengguna jasa
Travel semakin melimpah. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penumpang
pesawat terbang terus mencatat kenaikan yang signifikan. Hal tersebut
menyebabkan bisnis Tour and Travel di Indonesia juga mengalami perkembangan
yang sangat pesat, dapat dilihat dari kenaikan jumlah perusahaan Tour and Travel
pada tahun 2007 hingga tahun 2011.
Pada tahun 2007 jumlah perusahaan Tour and Travel adalah sebanyak 655
dan pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 24,43% menjadi 815 perusahaan.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
29/47
22
Pada tahun 2009 jumlah perusahaan kembali mengalami peningkatan yakni
16,81% yang terdiri dari 952 perusahaan dari tahun sebelumnya. Kemudian pada
tahun 2010 jumlah perusahaan Tour and Travel di Indonesia terus mengalami
peningkatan sebesar 17,23% dari tahun 2009 yang terdiri dari 1.116 perusahaan.
Pada tahun 2011 terjadi lagi kenaikan jumlah perusahaan Tour and Travel yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia yakni mencapai 0,36% meskipun angka
kenaikannya tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dan pada saat itu
jumlah perusahaan mengalami kenaikan menjadi 1.120 perusahaan.
4.2. Pembahasan Tentang Kinerja Bisnis Tour and Travel yang Tidak Sehat
di Lapangan
Perkembangan industri bisnis MLM di Indonesia memang memberi dampak
positif bagi kemajuan perekonomian nasional terutama bagi masyarakat yang
tidak memiliki pekerjaan tetap karena dengan keikutsertaanya dalam bisnis MLM ,
masyarakat bisa memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beberapa usaha MLM yang dikenal baik seperti CNI, Amway, Oriflame, Sophie
Martin, Tupperware, Herbalife, dan lain-lain diyakini sebagai bisnis yang legal
karena memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dan merupakan
anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), serta usahanya telah
berlangsung selama bertahun-tahun dan produk-produknya pun memang sangat
diterima di masyarakat.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
30/47
23
Akan tetapi, hadirnya bisnis MLM yang legal ini dimanfaatkan oleh
beberapa oknum untuk memperdaya masyarakat dengan membuat praktik bisnis
yang ilegal dengan mengatasnamakan MLM sebagai modus usahanya. Tindakan
para oknum yang mendirikan usaha yang bermodus MLM ini merupakan suatu
kejahatan penipuan yang telah menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat
yang menjadi korban dari praktik bisnis ilegal ini. Para korban maupun
masyarakat yang hanya mengetahui berita-berita terungkapnya kasus penipuan
bermodus MLM melalui media massa umumnya tidak mengetahui perbedaan
antara bisnis MLM dengan bisnis bermodus MLM sehingga cenderung
menyamaratakan keduanya.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa pengusaha Tour and Travel yang
menerapkan metode Multi Level Marketing dengan skema piramida dalam
mendistribusikan barangnya. Skema piramida yang dimaksud adalah kegiatan
usaha yang bukan dari hasil kegiatan penjualan barang. Kegiatan usaha itu
memanfaatkan peluang keikutsertaan mitra usaha untuk memperoleh imbalan atau
pendapatan terutama dari biaya partisipasi orang lain yang bergabung atau setelah
bergabungnya mitra usaha tersebut, maka bisa dipastikan bahwa setiap bisnis yang
merekrut orang lain tanpa adanya produk yang dipasarkan dinyatakan tidak legal/
melanggar hukum.
Kesuksesan atau keuntungan yang didapat seseorang yang telah bergabung
seringkali adalah hasil dari dana anggota yang berada dibawahnya (downline).
Setiap dana yang di dapatkan oleh Upline adalah sebagian dana yang disetor oleh
downline. Sementara itu, produk yang ditawarkan hanyalah sebagai pemanis dan
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
31/47
24
sangat jauh antara harga fisiknya dengan nilai intrinsik barang itu sendiri.
Anggota MLM cenderung dipaksa untuk memperbesar jaringannya. Artinya,
income besar akan didapatkan bila jaringan bertambah besar. Oleh karena itu,
suksesnya seseorang bukan karena penjualan produk.
Terdapat beberapa kasus yang marak terjadi saat ini yaitu beberapa
pengusaha Tour and Travel ternyata menerapkan bisnis bermodus MLM demi
mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Bahkan beberapa diantaranya
mengiklankan bisnis tersebut di berbagai media, salah satunya adalah di stasiun
televisi. Maraknya iklan tawaran bisnis perjalanan wisata dengan iming-iming
mudah dilakukan dan keuntungan yang menjanjikan. Padahal iming-iming itu
sejatinya adalah tawaran bisnis yang menyesatkan. Beberapa diantaranya juga
menggelar seminar dengan tawaran menarik untuk berbisnis Tour and Travel
secara online, cukup dengan menggunakan komputer, laptop, tablet, handphone
maka sudah bisa usaha Tour and Travel dengan omzet dan keuntungan yang besar
hingga miliaran rupiah. Bahkan ada yang berani mengatakan bahwa pulang dari
seminar, sudah jadi pengusaha Tour and Travel .
Terdapat beberapa pengusaha Tour and Travel yang menjalankan bisnisnya
dengan modus Multi Level Marketing memfokuskan bisnisnya untuk menghimpun
dana (uang) dari masyarakat atau dapat juga disebut dengan investasi dana.
Investasi dana ini ini dilakukan dengan cara menyetorkan sejumlah uang
sebagai modal awal dan uang tersebut akan kembali dalam jumlah yang lebih
besar apabila penyetor mampu menarik dan memasukkan satu atau lebih anggota
dan akan mendapatkan bonus. Hal ini berarti bertentangan dengan pendaftaran
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
32/47
25
bisnis Travel itu sendiri. Bisnis Travel yang menerapkan pemasaran seperti ini
juga harus mendaftarkan perusahaannya sebagai perusahaan Multi Level
Marketing .
4.3. Cara Mengatasi Beberapa Bisnis Tour and Travel yang Tidak Bekerja
Sesuai Izin Pendirian
Seperti yang dicantumkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 tentang pariwisata, dapat dilihat pada Bab VI Pasal 14
tentang Usaha Pariwisata yakni :
1) Usaha pariwisata meliputi, antara lain :
Daya tarik wisata
Kawasan pariwisata
Jasa transportasi pariwisata
Jasa perjalanan pariwisata
Jasa makanan dan minuman
Penyediaan akomodasi
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan
pameran
Jasa informasi pariwisata
Jasa pramuwisata
Wisata tirta, dan
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
33/47
26
Spa
2)
Usaha pariwisata selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan menteri.
Berdasarkan hal di atas maka dapat diketahui bahwa usaha pariwisata yang
didirikan khususnya bisnis Tour and Travel sebagai jasa perjalanan pariwisata
telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
yang tercantum pada Bab VI Pasal 14 tentang Usaha Pariwisata. Sedangkan untuk
penyelenggaraan usaha pariwisata telah di atur pada Bab VI Pasal 15 yakni :
1) Untuk dapat menyelenggarakan usaha pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14, pengusaha pariwisata wajib mendaftarkan
usahanya terlebih dahulu kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah
2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Menteri.
Bagi usaha pariwisata sebagaimana yang dicantumkan pada Pasal 14 diatas,
apabila didirikan dan tidak sesuai dengan ketentuan yang telah pada pasal 15 di
atas maka Pemerintah ataupun Pemerintah Daerah berhak dan dapat meninjau
kembali pendaftaran usaha pariwisata tersebut, termasuk di dalamnya yaitu bisnis
Tour and Travel . Hal tersebut diperkuat pada Pasal 16 yakni ”Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dapat menunda atau meninjau kembali pendaftaran usaha
pariwisata apabila tidak sesuai dengan ketentuan tata cara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15”.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
34/47
27
Setiap pengusaha pariwisata khususnya dibidang bisnis Tour and Travel
berkewajiban untuk mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar
kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya
contohnya tidak menjalankan bisnis Tour and Travel dengan menggunakan
metode Multi Level Marketing (MLM) yang negatif, seperti yang saat ini banyak
terjadi yaitu money game atau penggandaan uang dengan sistem piramida yang
akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat yang menjadi korban dari
praktik bisnis ilegal ini.
Adapun aturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang
terkait dengan kejahatan bisnis bermodus MLM adalah Pasal 372-Pasal 377
KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan dan/atau Pasal 378-Pasal 395 KUHP
tentang Tindak Pidana Penipuan. Sedangkan, ketentuan diluar KUHP yang dapat
digunakan untuk menjerat pelakunya dengan pidana yang lebih berat adalah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan konsumen. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, mengatur mengenai Sanksi Administrasi. Pasal 63 menyatakan
pada ayat :
1)
Setiap pengusaha pariwisata yang tidak mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan/atau Pasal 26 dikenai sanksi
administratif.
2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Teguran tertulis
b. Pembatasan kegiatan usaha
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
35/47
28
c.
Pembekuan sementara kegiatan usaha
3)
Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dikenakan
kepada pengusaha paling banyak 3 (tiga) kali.
4) Sanksi pembatasan kegiatan usaha dikenakan kepada pengusaha yang
tidak mematuhi teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
5) Sanksi pembekuan sementara kegiatan usaha dikenakan kepada
pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4).
Ada dua pengaturan mengenai sanksi administratif untuk pengusaha
pariwisata yaitu :
1. Berdasarkan Pasal 63 ayat (1) Undang-Undang Kepariwisataan, sanksi
administratif dapat dikenakan kepada pengusaha pariwisata jika tidak
memenuhi ketentuan berikut :
1) Pengusaha pariwisata wajib mendaftarkan usahanya kepada
Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana yang tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan pada Bab VI Pasal 15 ayat (1).
2)
Melakukan kewajiban pengusaha pariwisata sebagaiman diatur
dalam Pasal 26 Undang-Undang Kepariwisataan, yaitu :
a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat,
budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
setempat.
b. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
36/47
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
37/47
30
n.
Menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Berdasarkan Pasal 30 ayat (1) Peraturan pemerintah Nomor 52 Tahun
2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang
Pariwisata, pengusaha pariwisata dapat dikenakan sanksi administrative
atas pelanggaran terhadap ketentuan :
1) Pengusaha pariwisata wajib mempekerjakan tenaga kerja yang
telah memiliki sertifikat kompetensi di bidang pariwisata sesuai
ketentuan perundang-undangan, termasuk tenaga kerja asing.
2)
Pengusaha pariwisata wajib memiliki sertifikat usaha pariwisata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain di atas, diatur juga dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun
2014 tentang Perdagangan, dan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 32/M-DAG/PER/8//2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha
Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung.
Pada umumnya bisnis bermodus MLM inni merupakan suatu kejahatan
penipuan. Kejahatan penipuan secara pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP,
rumusan dari kejahatan penipuan (R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentar Lengkapnya Pasal demi Pasal,
Bogor: Politeia,1995, hlm. 260) adalah :
”barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
38/47
31
keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat maupun dengan karangan
perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan sesuatu
barang, membuat utang, atau menghapuskan piutang, dihukum karena
penipuan dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun”.
Bisnis bermodus MLM ini tentu saja menimbulkan korban yang tidak hanya
mengalami kerugian metriil tetapi juga mengalami penderitaan psikis maupun
mental. Untuk itu diperlukan suatu perlindungan hukum untuk melindungi hak-
hak korban dalam penegakan hukum pidana sebagaimana dalam Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 dan Pancasila yang dengan tegas mengisyaratkan pentingnya
perlindungan hukum bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
Kenyataannya korban yang pada dasarnya merupakan pihak yang paling
menderita akibat suatu kejahatan seringkali tidak memperoleh perlindungan
hukum sebagaimana yang diisyaratkan dalam undang-undang. Penjatuhan pidana
penjara kepada pelaku kejahatan dianggap sudah cukup memberi perlindungan
kepada korban karena pelaku tidak meresahkannya lagi, sebab sudah berada di
dalam tahanan. Namun hal tersebut sebenarnya belum cukup untuk korban karena
masih banyak hak-hak korban yang belum kembali seperti saat belum terjadinya
kejahatan. Oleh karena itu, memidanakan pelaku kejahatan belum cukup untuk
memberi perlindungan hukum kepada korban karena korban sebagai pihak yang
paling menderita mengalami kerugian materiil dan penderitaan psikis akibat dari
perbuatan pelaku yang tentu saja harus dipulihkan seperti keadaan semula.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
39/47
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
jumlah peningkatan bisnis Tour and Travel setiap tahunnya mengalami
kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah perusahaan Tour and
Travel sejak tahun 2007 yakni 655 perusahaan terus berambah hingga 1.120
perusahaan pada tahun 2011.
2. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan Tour and Travel mengelola
bisnisnya secara tidak sehat, misalnya bisnis Tour and Travel yang bermodus
Multi Level Marketing dan cenderung keluar dari jalur semestinya seperti
money game dan pyramid untuk mendistribusikan barangnya. Skema
piramida yang dimaksud adalah kegiatan usaha yang bukan dari hasil
kegiatan penjualan barang. Kegiatan usaha itu memanfaatkan peluang
keikutsertaan mitra usaha untuk memperoleh imbalan atau pendapatan
terutama dari biaya partisipasi orang lain yang bergabung atau setelah
bergabungnya mitra usaha tersebut, maka bisa dipastikan bahwa setiap bisnis
yang merekrut orang lain tanpa adanya produk yang dipasarkan dinyatakan
tidak legal/ melanggar hukum yang tentunya hal ini sangat bertentangan
dengan etika bisnis. Kesuksesan atau keuntungan yang didapat seseorang
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
40/47
33
yang telah bergabung seringkali adalah hasil dari dana anggota yang berada
dibawahnya (downline). Setiap dana yang di dapatkan oleh Upline adalah
sebagian dana yang disetor oleh downline. Sementara itu, produk yang
ditawarkan hanyalah sebagai pemanis dan sangat jauh antara harga fisiknya
dengan nilai intrinsik barang itu sendiri. Anggota MLM cenderung dipaksa
untuk memperbesar jaringannya. Artinya, income besar akan didapatkan bila
jaringan bertambah besar. Oleh karena itu, suksesnya seseorang bukan karena
penjualan produk.
3.
Untuk mengatasi beberapa bisnis Tour and Travel yang tidak bekerja sesuai
izin pendirian maka diperlukan dukungan dari pemerintah untuk menertibkan
perusahaan-perusahaan seperti ini, dan dijerat dengan hukuman berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal ini.
5.2. Saran
Dari hasil pembahasan di atas dapat dilihat pada beberapa pengusaha Tour
and Travel yang menerapkan metode Multi Level Marketing dengan skema
piramida dalam mendistribusikan barangnya. Beberapa diantaranya mengajak
masyarakat agar segera bergabung kedalam bisnisnya dengan iming-iming cepat
kaya dengan cara yang sangat mudah. Padahal yang kita ketahui bahwa untuk
memulai sebuah bisnis terutama bisnis Tour and Travel tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Beberapa pengusaha Tour and Travel yang
menjalankan bisnisnya dengan modus Multi Level Marketing memfokuskan
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
41/47
34
bisnisnya untuk menghimpun dana dari masyarakat atau dapat juga disebut
dengan investasi dana.
Investasi dana ini ini dilakukan dengan cara menyetorkan sejumlah uang
sebagai modal awal dan uang tersebut akan kembali dalam jumlah yang lebih
besar apabila penyetor mampu menarik dan memasukkan satu atau lebih anggota
dan akan mendapatkan bonus. Hal ini berarti bertentangan dengan pendaftaran
bisnis Travel itu sendiri. Bisnis Travel yang menerapkan pemasaran seperti ini
juga harus mendaftarkan perusahaannya sebagai perusahaan Multi Level
Marketing .
Oleh karena itu dihimbau kepada masyarakat untuk perlu berhati-hati jika
mendapat tawaran seperti itu. Sebab besar kemungkinan ada unsur penipuan.
Untuk memiliki perusahaan, tentu harus mengantongi banyak izin, dan tidak
semudah seperti yang diiklankan. Untuk mendirikan sebuah perusahaan Tour and
Travel resmi maka harus memiliki badan usaha, tanda daftar perusahaan, NPWP,
dan lain sebagainya.
Sementara itu, dihimbau kepada pemerintah agar lebih pro aktif dalam
mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang
dapat merugikan masyarakat dan juga perusahaan Tour and Travel yang resmi.
Pemerintah harus bisa menjaga iklim usaha yang sehat ditengah persaingan yang
ketat khusunya dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat
ini. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tegas untuk melindungi
masyarakat dan juga pengusaha Tour and Travel yang resmi dan dapat bersaing
secara sehat di lapangan. Pemerintah harus bisa menertibkan perusahaan yang
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
42/47
35
hanya sibuk berkoar-koar di berbagai media untuk menjerat masyarakat yang
kurang memiliki pengetahuan ataupun pengalaman tentang hal ini, dengan iming-
iming cepat kaya dengan cara yang mudah dan instan.
Kepada pihak-pihak tertentu khususnya yang telah menjalankan bisnis
dengan modus Multi Level Marketing yang dikenal dengan istilah money game
atau penggandaan uang seperti ini agar kiranya jangan menghasut masyarakat
untuk ikut bergabung apalagi dengan iming-iming cepat kaya. Karena sejatinya
bisnis yang sehat adalah bisnis yang dikelola oleh orang yang profesional
dibidangnya dengan menerapkan fungsi manajemen yang berkualitas dan dapat
bersaing secara sehat di lapangan. Perusahaan akan secara otomatis dikenal oleh
masyarakat luas apabila dikelola dengan sangat perofesional dan bijaksana serta
meminimalisir terjadinya problematika baik yang ada di dalam lingkup
perusahaan maupun problematika yang terjadi di lapangan yang kiranya dapat
mengurangi rasa kepercayaan oleh masyarakat kepada perusahaan, tanpa harus
berkoar-koar di depan umum apalagi melakukan tindakan-tindakan yang dapat
menyesatkan masyarakat.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
43/47
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, 2001, Etika Profesi Hukum, CV Citra Aditya Bakti,
Jakarta.
Frans Magnis Suseno SJ dalam Jacobus Tarigan, 1994, Etika Bisnis, Dasar dan
Aplikasinya, PT Gramedia, Jakarta.
Joseph W. Weis, 1994, Business Ethics A Managerial, Stakeholder Approach,
Wadsworth Publishing Co., California.
K. Bertens, 2000, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogyakarta.
Pitana, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogakarta: Penerbit Andi.
Yoeti, A. Okta. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Yoeti, A. Okta. 2003. Tours and Travel Marketing . Jakarta: Pradnya Paramita.
Ningrum, Lestari. 2004. Usaha Perjalanan Wisata dalam Persfektif Hukum
Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
44/47
Harefa, Andrias. 1999. MLM dan Penggandaan Uang . Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Harefa, Andrias. 2000. MLM di Era Internet . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nita Yudasari Yusuf. 2015. Tinjauan Viktimologis Terhadap Kejahatan Penipuan
Bermodus Bisnis Multi Level Marketing (Studi Kasus di Kota Makassar
Tahun 2012-2014) (Skripsi). Makassar: Universitas Hasanuddin.
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis, diakses pada 31 Maret 2016.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https:/
/suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-
bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id, diakses pada 31 Maret 2016.
https://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-
terjadi-pada-era-globalisasi/, diakses pada 31 Maret 2016.
http://katrin13211919.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-etika-bisnis.html, diakses
pada 31 Maret 2016.
http://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-
level.html, diakses pada 15 April 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnishttps://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnishttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-terjadi-pada-era-globalisasi/https://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-terjadi-pada-era-globalisasi/https://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-terjadi-pada-era-globalisasi/http://katrin13211919.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-etika-bisnis.htmlhttp://katrin13211919.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-etika-bisnis.htmlhttp://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-level.htmlhttp://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-level.htmlhttp://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-level.htmlhttp://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-level.htmlhttp://teguhsuroso-k-link.blogspot.co.id/2012/01/skripsi-tentang-mlm-multi-level.htmlhttp://katrin13211919.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-etika-bisnis.htmlhttps://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-terjadi-pada-era-globalisasi/https://randynoerhardi.wordpress.com/2013/10/14/pelanggaran-etika-bisnis-yang-terjadi-pada-era-globalisasi/https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Lxii4WuXMmgJ:https://suarniamran.files.wordpress.com/2011/02/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.ppt+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=idhttps://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
45/47
http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-
usaha-pariwisata/, diakses pada 29 April 2016.
http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html,
diakses pada 29 April 2016.
http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-usaha-pariwisata/http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-usaha-pariwisata/http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-usaha-pariwisata/http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.htmlhttp://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.htmlhttp://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.htmlhttp://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-usaha-pariwisata/http://www.hukumperseroanterbatas.com/2014/07/23/penyelenggaraan-sertifikasi-usaha-pariwisata/
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
46/47
LAMPIRAN
Studi Alasan Jarak Berdekatan Antara Indomaret dan Alfamart
Terdapat beberapa alasan mengapa Indomaret selalu berdekatan dengan
Alfamart yakni keberadaan kedua minimarket tersebut bukanlah hasil
persaudaraan antar mereka, namun keberadaan mereka secara bersamaan menurut
sumber terkait dan masing-masing kubu mengatakan bahwa keberadaan mereka
dengan cara bersamaan untuk menumbuhkan semangat persaingan dalam
memberi pelayanan yang terbaik untuk masyarakat setempat.
Persaingan secara sehat dan profesional pastinya dalam hal berbisnis. Kedua
minimarket tersebut tidak terikat layaknya kerjasama antar keduanya, namun
keberadaan keduanya untuk bersaing memikat hati masyarakat untuk memilih
tempat belanja yang mana yang lebih baik dalam pelayanan dan lain sebagainya.
Mungkin tidak semua hal ini terlihat, namun keberadaan mereka berdekatan
seiring bertumbuhnya perekonomian semakin terlihat jelas. Selain itu, alasan lain
tentang lokasi Indomaret dan Alfamart yang selalu berdekatan adalah sebagai
berikut.
1. Memiliki Pangsa Pasar yang Sama
Tidak dipungkiri bahwa kedua minimarket ini memiliki pangsa
pasar yang sama, yaitu golongan orang-orang yang ingin praktis dalam
berbelanja. Ditambah lagi dengan fasilitas kartu kredit dan ATM yang
8/15/2019 Studi Kasus Analisis Pemberian Batasan Bagi Bisnis Tour and Travel
47/47
lebih terjangkau yang berada di dalam minimarket Indomaret dan
Alfamart.
2. Menjual Produk yang Seragam
Produk yang dijual di Indomaret dan Alfamart relatif sama, hanya
perbedaan harga yang tidak terlalu signifikan. Selain itu yang
membedakan juga adalah promo dan diskon yang menjadi daya tarik
oleh konsumen.
3.
Berada di Pusat Keramaian
Dimana ada keramaian maka di situ mereka akan berdiri. Dan
anehnya, selalu ada tempat yang bisa dijadikan lahan untuk mendirikan
masing-masing cabang. Sepertinya semua itu tak lepas dari campur
tangan masyarakatnya yang memang mendukung tumbuh suburnya
kedua minimarket ini di suatu wilayah.