43
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: AGUS BASUKI NIM. P.09061 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

  • Upload
    hanhi

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. S DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

AGUS BASUKI

NIM. P.09061

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. S DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

AGUS BASUKI

NIM. P.09061

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

ii

SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Agus Basuki

NIM : P.09061

Program Studi : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA.

Dengan ini saya menyatakan, dengan sesungguhnya bahwa KTI ini saya

susun tanpa ada tindak plagiatorisme yang berlaku di Prodi D III Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Apabila dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiatorisme,

sepenuhnya saya menirima sangsi yang dijatuhkan oleh pendidikan kepada saya.

Demikian surat ini saya buat agar dapat menjadi bahan pertimbangan.

Surakarta, April 2012

Yang Membuat Peryataan

AGUS BASUKI

NIM. P.09061

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Agus Basuki

NIM : P.09061

Program Studi : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA.

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D III Keperawan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tanggal : 26 April 2012

Pembimbing: Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns. ( )

NIK. 201185071

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Agus Basuki

NIM : P.09061

Program Studi : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA SURAKARTA.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan dewan penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D III keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tanggal : 11 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201185071

Penguji II : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201187065

Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201183063

Mengetahui

Ketua Program Studi D III Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns.

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.S DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada

yang terhormat:

1. Bapak Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi D III keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekertaris Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Bapak Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan

- masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

vi

4. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan - masukan, inpirasi,

perasan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi

kasus ini.

5. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns., selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan - masukan, inpirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi D III Keperawtan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan serta

ilmu yang bermanfaat.

7. Segenap karyawan, karyawati dan perawat di ruang Maespati Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta.

8. Kedua orang tua penulis yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat serta dukungan secara moral, material, spiritual.

9. Kakak penulis Widodo yang berada di Jakarta terima kasih atas dukunganya.

10.Teman - teman seperjuangan 2009 (Bagus, Ifan, Muku, Boby, Dody dan semua

tingkat tiga yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu) STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta

dukungan moril maupun spiritual.

Semoga studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan, Amin.

Surakarta, 11 Mei 2012

AGUS BASUKI

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK..................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAAN.............................................................................. iv

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................... 1

B. Tujuan Penulisan................................................... 4

C. Manfaat Penulisan................................................ 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian............................................................ 6

B. Perumusan Masalah Keperawatan....................... 12

C. Perencanaan Keperawatan................................... 14

D. Implementasi Keperawatan.................................. 17

E. Evaluasi Keperawatan......................................... 18

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan........................................................... 21

B. Simpulan................................................................ 27

C. Saran...................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Genogram Tn.S....................................................................... 7

Gambar 2.2 Pohon Masalah....................................................................... 13

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi sehat jiwa menurut UU No.3 tahun 1966 sehat jiwa adalah suatu

kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang

optimal dari seseorang dan perkembangannya itu berjalan selaras dengan keadaan

orang lain (Kusumawati, 2010). Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi

jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan

penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial,

apabila seseorang sudah mengalami waham, halusinasi, tidak mampu

mengendalikan emosi, tingkah laku kacau, isolasi sosial, maka sudah

dikatagorikan mengalami gangguan jiwa (Keliat, 2005).

World Health Organization (WHO) 2001, menyatakan paling tidak satu dari

empat orang di dunia mengalami masalah mental. World Health Organization

(WHO) memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia megalami gangguan

kesehatan jiwa, pada masyarakat umum terdapat 0,2 - 0,8 penderita sakit jiwa.

Dari 120 juta penduduk di negara Indonesia terdapat kira - kira 2.400.000 orang

anak mengalami gangguan jiwa ( Marmis, 2004 ). Menurut hasil survei dari RSJ

Dr. Soeharto Herdjan Jakarta ditemukan pada bulan Januari - April 2011,

penderita gangguan jiwa berjumlah 218 orang, dengan penderita perilaku

kekerasan 16 orang (1,3%), halusinasi 157 orang (72 %), penderita Isolasi sosial

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

2 �

37 orang (16,97%), penderita harga diri rendah 5 orang (2,29%), penderita waham

3 orang (1,37%) (Casmita, 2008).

Marah merupakan emosi yang memiliki ciri - ciri aktivitas sistem saraf

parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat

biasanya ada kesalahan, yang mungkin nyata - nyata kesalahanya atau mungkin

juga tidak. Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju,

menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam.

Bila hal ini disalurkan maka akan terjadi perilaku agresif (Puri, 2008).

Berdasarkan kebutuhan Maslow, maslow menentukan prioritas diagnosa

yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologi,

keselamatan dan keamanan, mencintai dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.

Kebutuhan mencintai dan dicintai meliputi masalah kasih sayang, seksualitas,

afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia (Hidayat, 2008).

Tingkah laku perilaku kekerasan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara

lain yang pertama model teori importation yang mencerminkan kedudukan klien

dalam membawa atau mengadopsi nilai - nilai tertentu. Model teori yang kedua

yaitu model situasionism, amuk adalah respon terhadap keunikan, kekuatan dan

lingkungan rumah sakit yang terbatas yang membuat klien merasa tidak berharga

dan tidak diperlakukan secara manusiawi. Model yang ketiga yaitu model

interaksi, model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang terjadi antara

klien dan perawat dapat memicu atau menyebabkan terjadinya tingkah laku amuk.

Amuk merupakan respon marah terhadap adanya stres, cemas, harga diri rendah,

rasa bersalah, putus asa dan ketidak berdayaan. Respon ini dapat diekspresikan

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

3 �

secara internal maupun eksternal, secara internal dapat berperilaku yang tidak

asertif dan merusak diri, sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku

destruktif agresif. Adapun respon marah diungkapkan melalui tiga cara yaitu

secara verbal, menekan dan menantang (Keliat, 2005).

Penderita gangguan jiwa di RSJD Surakarta pada tahun 2009 sebanyak

2.420 pasien dengan presentasi hunian (BOR) 74 %. Tahun 2010 sebanyak 2.560

pasien dengan presentasi hunian 84,49%. Tahun 2011 sebanyak 2.605 pasien

dengan presentasi hunian 75,6% ( rekam medic 2011). Berdasarkan komunikasi

dengan perawat di bangsal maespati di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada

1 sampai 31 Maret 2012 diketahui jumlah pasien 42 pasien 9 diantaranya

menderita gangguan perilaku kekerasan, sisanya halusinasi 15 orang, HDR 8

orang, isolasi sosial 6 orang dan waham 4 orang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menulis karya

tulis ilmiah dengan judul “STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.S

DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH

SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA”.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

4 �

B. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaporkan Kasus Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai pada

Tn.S dengan Perilaku Kekerasan di Bangsal Maespati RSJD Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah agar penulis

mampu:

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan Pemenuhan

Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku Kekerasan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan

Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku

Kekerasan.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan

Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku

Kekerasan.

d. Penulis mampu implementasi pada Tn.S dengan Pemenuhan Kebutuhan

Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku Kekerasan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.S dengan Pemenuhan

Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku Kekerasan.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada Tn.S dengan Pemenuhan

Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku Kekerasan.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

5 �

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penanganan koping stres pada

pasien dengan Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan

Perilaku Kekerasan.

b. Meningkatkan ketrampilan dalam melakukan asuhan keperawatan pada

pasien dengan Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan

Perilaku Kekerasan.

2. Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di Rumah

Sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa khususnya

pada kasus Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai dengan Perilaku

Kekerasan.

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di

Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa

khususnya pada kasus Pemenuhan Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

dengan Perilaku Kekerasan.

b. Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

institusi pendidikan D III keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dimasa yang akan datang.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

6

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian penulis dilakukan pada tanggal 05 April 2012 jam 08.40 WIB

dengan metode wawancara dan melihat status klien, dari pengkajian tersebut

didapatkan data sebagai berikut klien dengan inisial Tn.S yang berusia 32 tahun,

jenis kelamin laki - laki, beragama Islam status klien belum kawin, pendidikan

terakhir adalah SMP, bertempat tinggal di Derak 05/ 06 Guworejo Karang Malang

Sragen. Klien masuk RSJD Surakarta sejak tanggal 22 Februari 2012, keluarga

yang bertanggung jawab atas klien adalah Ny.L yang merupakan kakak tertua dari

klien yang tinggal serumah dengan klien yang berusia 54 tahun yang bertempat

tinggal di Derak 05/ 06 Guworejo Karang Malang Sragen.

Alasan masuk klien dibawa ke IGD RSJD Surakarta oleh kakaknya pada

tanggal 22 Februari 2012 karena klien mengamuk, memecah kaca rumah tetangga,

marah - marah. Pada faktor predisposisi klien mengatakan pernah mengalami

gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ sudah lima kali ini, pengobatan

sebelumya kurang berhasil karena tidak mau minum obat dan tidak mau kontrol

teratur. Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik yaitu pada waktu

SMP ditampar oleh orang tuanya karena klien marah - marah ketika minta

dibelikan sepeda motor. Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan mempunyai

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

7 �

pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diejek, dilecehkan oleh warga karena

penyakitnya dan karena tuli.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa TD: 120/ 80 mmHg, nadi:

92 kali per menit, respirasi: 22 kali per menit, suhu: 36�. Keluhan fisik, klien

tidak mengalami keluhan fisik.

Gambar 2.1 Genogram

Keterangan :

: laki - laki

: perempuan

: pasien laki - laki

: laki - laki meninggal

: perempuan meninggal

: Tinggal serumah

: Garis keturunan

Pada pemeriksaan psikososial khususnya genogram didapatkan data klien

merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara, klien belum menikah dan

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

8 �

tinggal serumah dengan kakaknya yang pertama karena kedua orang tuanya sudah

meninggal. Klien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa seperti yang diderita klien saat ini.

Hasil pengkajian pada konsep diri meliputi gambaran diri klien mengatakan

bagian tubuh yang disukai adalah hidung karena hidungnya bisa untuk bernafas.

Bagian tubuh yang tidak disukai adalah telinga karena telinganya agak tuli.

Identitas klien, klien merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara, klien

berumur 32 tahun dan belun pernah menikah. Dari peran klien mengatakan

berperan sebagai seorang anak yang paling muda dan tinggal serumah dengan

kakaknya yang tertua dan klien pernah bekerja sebagai buruh tani dan sering

membantu kakaknya bekerja di sawah serta mencari rumput untuk pakan ternak

sapi kakaknya. Peran klien dimasyarakat sebagai anggota warga biasa dan sering

ikut kegiatan dimasyarakat seperti kerja bakti dan gotong royong. Ideal diri klien,

klien berharap ingin segera pulang dan berharap lagi bisa berkumpul dengan

kakaknya dan berharap penyakitnya tidak kambuh lagi. Harga diri klien merasa

minder dan rendah diri karena penyakitnya dan karena telinganya tuli.

Hasil pengkajian hubungan sosial klien mengatakan orang yang paling

berarti bagi klien adalah kedua orang tuanya dan saat ini orang yang paling berarti

adalah kakaknya. Peran serta klien dalam kegiatan kelompok atau masyarakat,

sebelum sakit klien ikut dalam kegiatan karang taruna tapi semenjak dia sakit

sudah tidak ikut lagi. Hambatan klien dalam berhubungan dengan orang lain, klien

mengatakan tidak ada hambatan dengan orang lain tetapi klien merasa malu

karena ada sebagian warga yang mengejek dia, dan kontak mata ada.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

9 �

Spiritual nilai dan keyakinan, klien mengatakan beragama Islam. Dari

kegiatan ibadah klien mengatakan selama di rumah rajin melakukankan sholat

lima waktu, dan selama klien dirawat di RSJ tidak pernah melakukan sholat lima

waktu, dan klien juga jarang mengikuti kegiatan ibadah lain diwarga seperti

pengajian karena malas.

Status mental klien meliputi dari penampilan klien selama di RSJ berpakain

rapi, rambut cukup tertata, kebersihan cukup, nafas agak bau dan mandi dua kali

sehari. Dari pembicaraan klien intonasi bicara cukup jelas tapi kadang kata -

katanya diulang - ulang tetapi sesuai dengan topik pembicaraan. Aktifitas motorik

klien terlihat gelisah dan mondar - mandir karena habis minum obat dan efek

samping dari obat yang diminunya yaitu ngantuk. Alam perasaan klien, klien

merasa sedih karena saat ini tidak bisa berkumpul dengan kakaknya. Afek datar,

klien selalu berespon setiap ditanya perawat. Interaksi selama wawancara, klien

kooperatif, kontak mata cukup saat wawancara, klien tidak mudah tersinggung

ketika ditanya tentang hal - hal yang menyebabkan klien dibawa ke RSJ dan

tentang masa lalunya. Persepsi klien mengatakan sekitar dua minggu yang lalu

mengalami halusinasi pengelihatan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Proses

pikir yang dialami pembicaraan klien terarah muskipun terkadang diulang - ulang

tetapi masih dalam topik pembicaraan.

Isi pikir, klien mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan

kakaknya, klien tidak mengalami waham dan tidak ada gangguan dalam isi pikir.

Tingkat kesadaran klien mengatakan masih sadar dan ingat perhitungan hari

selama dirawat di RSJ sudah 44 hari, posisi sekarang masih di RSJ dan masih

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

10 �

mengingat kakaknya karena saat ini orang yang paling berarti adalah kakaknya.

Memori saat ini klien mengatakan tidak mengalami gangguan daya ingat karena

masih ingat kejadian - kejadianya, yaitu daya ingat jangka panjang ketika sekolah

SMP sering berantem dan membolos pelajaran, daya ingat jangka pendek ketika

klien mau dibawa ke RSJ klien menolak, dan daya ingat saat ini klien mengatakan

tadi pagi mengikuti rehabilitasi dengan kegiatan senam, volly dan menggambar.

Tingkat konsentrasi dan berhitung, klien mengatakan masih bisa berkonsentrasi

dengan berhitung dibuktikan klien menghitung lama dilakukan perawatan di RSJ

sudah 44 hari. Kemampuan penilaian, klien mengatakan jika disuruh mandi

langsung mandi dan jika disuruh tidur langsung tidur. Daya tilik diri, klien ingin

cepat pulang dan membantu kakaknya.

Kebutuhan persiapan pulang klien mengatakan makan sendiri tanpa

bantuaan, makan tiga kali sehari tepat waktu, habis satu porsi dengan menu RSJ

seperti nasi, tahu, tempe, telur daging dan minum sekitar delapan gelas air putih

dan teh, dua gelas bubur kacang hijau, dan setelah makan mau membersihkan alat.

BAB/ BAK klien mengatakan BAB satu kali sehari yaitu pagi hari, warna kuning

konsistensi lembek, BAK sekitar 4 - 6 kali sehari warna kuning jernih bau khas.

Mandi, klien mengatakan mandi dua kali sehari pagi dan sore dengan sabun tanpa

bantuan, keramas tiap hari, dan gosok gigi. Berpakaian dan berhias, klien

mengatakan dalam berpakaian bisa melakukanya secara mandiri, setiap pagi ganti

baju sesusai dengan baju yang disiapkan di RSJ. Dari kebutuhan istirahat dan

tidur, lama tidur siang klien 1 - 2 jam, lama tidur malam klien sekitar 8 - 9 jam

dari jam 20.00 - 05.00 WIB dan kegiatan klien sebelum tidur biasanya nonton tv

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

11 �

dan ngobrol dengan teman - temanya. Dalam penggunaan obat klien ketika di RSJ

hanya tinggal meminum obatnya yang sudah disiapkan oleh perawat jaga (obat

oral).

Pemeliharaan kesehatan, perawatan lanjutan ketika klien sudah diijinkan

pulang maka perawatan lanjutan yang harus dilakukan klien untuk memelihara

kesehatan dianjurkan untuk kontrol rutin sebelum obat habis, perawatan dukungan

dalam memelihara kesehatan klien didukung dengan penggunaan obat dan

dukungan dari keluarga. Kegiatan klien yang dilakukan di dalam rumah yaitu

membantu mempersiapkan makan, menjaga kebersihann rumah, mencuci piring

setelah makan dan mencuci pakaian. Kegiatan di luar rumah klien ingin

membantu kakaknya bekerja di sawah dan mencarikan pakan ternak sapi

kakaknya serta menjadi buruh tani seperti mencangkul.

Mekanisme koping klien dari adaptif: klien suka membantu kakaknya

bekerja di sawah dan mencari rumput untuk pakan ternak sapi kakaknya.

Mekanisme koping maladaptif: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda

pendapat dengan lawan bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan

merusak barang. Masalah psikososial dan lingkungan klien mengatakan kurang

lebih lima tahun yang lalu bekerja di proyek bangunan dan pekerjaan klien saat ini

tidak menetap sehingga dalam membiayai dirinya klien dibantu oleh kakaknya

karena masih tinggal serumah. Pengetahuan kurang tentang, klien kurang

mengetahui tentanng faktor presipitasi tentang penyakit yang dialaminya dan

manfaat dari obat - obatan yang selama ini diminumnya. Aspek medik, diangnosa

medik skizofrenia akut dan terapi medik yang diberikan, pada klien yaitu

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

12 �

Chlorpromazine 2x100 mg (penenang), Triheksiperidil 3x1 mg (relaksasi),

Risperidol 2x2 mg (penenang). Data penunjang yang diperoleh dari pemerisaan

laboratorium pada tanggal 22 Februari 2012 hasilnya adalah GDS 134 mg/ dl (

normal < 130 mg/ dl), SGOT 16 U/ L (normal < 37 U/ L), SGPT 12 U/ L (normal

< 42 U/ L).

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditegakan diagnosa keperawatan

yaitu resiko perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan

data subyektif: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda pendapat dengan

lawan bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang.

Data obyektif: terdapat data pada pasien klien tampak mondar - mandir,

pandangan tajam, bicara terdengar keras (membentak), mata melotot.

Diangnosa keperawatan yang kedua adalah harga diri rendah, diangnosa

keperawatan tersebut didukung dengan data subyektif: klien mengatakan merasa

minder pada masyarakat karena penyakit jiwa yang dideritanya dan karena tuli.

Data obyektif: klien mengatakan malu saat mengungkapkan cerita, klien

menunduk, kontak mata kurang saat menceritakan masalahnya yang berkaitan

dengan kondisi fisik.

Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah resiko menciderai diri sendiri,

orang lain dan lingkungan, diagnosa tersebut didukung dengan data subyektif:

klien mengatakan mudah marah ketika tidak sependapat dengan lawan bicaranya

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

13 �

(kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang. Data obyektif: klien

mudah tersinggung, klien mudah marah.

Dari ketiga diagnosa diatas dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut

resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sebagai akibat, resiko

perilaku kekerasan sebagai care problem, harga diri rendah sebagai etiologi. Dari

diagnosa tersebut dapat dijadikan prioritas diagnosa, prioritas yang pertama resiko

perilaku kekerasan, harga diri rendah, resiko menciderai diri sendiri, orang lain

dan lingkungan.

Pohon Masalah

Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan (Akibat)

Resiko Perilaku Kekerasan ( Care Problem)

Harga Diri Rendah (Etiologi)

Gambar 2.2 Pohon Masalah

C. Rencana Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian, dirumuskan rencana keperawatan pada

Tujuan umum: Klien tidak melakukan tindakan kekerasan. Tujuan khusus 1:

Klien dapat membina hubungan saling percaya. Dengan kriteria evaluasi setelah

1x pertemuan klien tampak: Menunjukan tanda - tanda percaya pada perawat,

wajah cerah (tersenyum), mau berkenalan, bersedia menceritakan perasaannya.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

14 �

Intervensi yang akan dilakukan bina hubungan saling percaya dengan, memberi

salam setiap berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan tujuan perawat

berinteraksi, tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukan sikap empati

jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan

masalah yang dihadapi klien, buat kontrak interaksi yang jelas, dengarkan dengan

penuh perhatian ungkapan perasaan klien.

TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang

dilakukannya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan

penyebab perilaku kekerasan yang dilakukanya, menceritakan penyebab perasaan

kesal (jengkel), baik dari diri sendiri maupun lingkungannya. Intervensi yang akan

dilakukan, bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya, motivasi klien untuk

menceritakan penyebab rasa kesal (jengkel), dengarkan tanpa mencela atau

memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien.

TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasaan.

Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan tanda - tanda

saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan mengepal, ekspresi

wajah tegang, tanda emosional, perasaan marah jengkel marah bicara kasar, tanda

sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. Intervensi yang

akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan tanda - tanda perilaku kekerasan

yang dialaminya, motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku

kekerasan terjadi, motivasi klien menceritkan kondisi emosinya saat terjadi

perilaku kekerasan, motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang

lain saat terjadi perilaku kekerasan.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

15 �

TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukanya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan,

jenis - jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukanya, perasaannya

saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan

masalah. Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien perilaku

kekerasan yang dilakukan selama ini, motivasi klien menceritakan jenis - jenis

tindakan kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya, motivasi klien

menceritakan perasaan klien setelah tindakan kekerasan tersebut terjadi,

diskusikan apakah dengan tindakan kekerasan yang dilakukanya masalah yang

dialami teratasi.

TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. Dengan

kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan akibat tindakan kekerasan

yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman), orang lain (keluarga luka,

tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau benda rusak). Intervensi yang

akan dilakukan, diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang

dilakukan pada, diri sendiri, orang lain, keluarga, lingkungan.

TUK 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan. Dengan kriteria evaluasi 2x pertemuan klien,

menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan dengan

klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah yang sehat,

jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah, jelaskan cara

sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik: nafas dalam pukul bantal dan

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

16 �

olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang lain,

sosial: latihan asertif dengan orang lain.

TUK 7: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.

Dengan kriteria evaluasi setelah 2x pertemuan klien memperagakan cara

mengontrol perilaku kekerasan, fisik: tarik nafas dalam, memukul bantal, verbal:

mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain tanpa menyakiti, spiritual zikir

doa. Intervensi diskusikan cara mungkin dipilih untuk mengungkapkan

kemarahannya, latih klien memperagakan cara yang dipilih, jelaskan manfaat cara

tersebut, anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan, anjurkan klien

menggunakan cara yang sudah dilatih saat jengkel muncul.

TUK 8: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku

kekerasan. Dengan kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan keluarga: menjelaskan

cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, mengungkapkan rasa puas dalam

merawat klien. Intervensi diskusikan pentingnya paran serta keluarga sebagai

pendukung klien untuk mengatakan perilaku kekerasaan, jelaskan pengertian

penyebab, akibat, dan cara merawat klien perilaku kekerasan, peragakan klien

menangani parilaku kekerasan, beri kesempatan keluarga untuk memperagakan

ulang, beri pujian kepada keluarga setelah peragakan, tanyakan perasaan keluarga

setelah mencoba cara yang dilatih.

TUK 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan.

Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menjelaskan: manfaat minum

obat, keinginan tidak minum obat, nama obat, bentuk dan warna obat, dosis yang

diberikan kepadanya, waktu penakaran, cara penakaran, efek yang dirasakan,

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

17 �

setelah 1x pertemuan klien mengungkapkan obat sesusi program. Intervensi

jelaskan manfaat menggunaan obat secara teratur dan kerugian jika tidak

menggunakan obat, jelaskan kepada klien: jenis obat (nama, warna dan bentuk

obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu pemakain, efek yang dirasakan klien,

anjurkan klien: minta dan menggunakan obat tepat waktu, lapor keperawat atau

dokter jika mengalami efek yang tidak biasa, beri pujian terhadap kedisiplinan

klien menggunakan obat.

D. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan rencana keperawatan yang sudah disusun pada tanggal 05 - 07

April 2012 dilakukan tindakan untuk diangnosa yang pertama Sp 1: bina

hubungan saling percaya (BHSP), memberi salam terapeutik, memperkenalkan

nama perawat, menanyakan nama panggilan kesukaan klien, mengidentifikasi

penyebab PK, mengidentifikasi tanda dan gejala PK, mengidentifikasi PK yang

dilakukan, mengidentifikasi akibat PK, menyebutkan cara mengontrol PK,

membantu klien mempraktekan latihan mengontrol cara fisik yang pertama (tarik

nafas dalam), memnganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian,

memberi reisformen atas keberhasilan klien, lanjut SP II.

SP II: memberi salam terapeutik, mengevaluasi jadwal kegiatan klien,

melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik yang kedua (memukul bantal),

menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatn harian, memberi

reisformen positif atas keberhasilan klien. SP III: memberi salam terapeutik,

mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, melatih klien mengontrol PK dengan

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

18 �

cara verbal, menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian,

memberikan reisformen positif atas keberhasilanya.

E. Evaluasi Keperawatan

Untuk mengetahui tindakan keperwatan yang dilakukan berhasil atau tidak

dengan mengetahui perkembangan pada klien serta apakah masalah sudah teratasi

maka perlu dilakukan evaluasi. Untuk diagnosa yang pertama SP I didapatkan

data subyektif: klien mengatakan marah dan mengamuk jika tidak sependapat

dengan lawan bicaranya (kakaknya), klien mengatakan mau diajari cara

mengontrol PK, klien mengatakan senang setelah melakukan cara yang pertama

(tarik nafas dalam). Data obyektif: saat dikaji klien tampak mondar - mandir,

pandangan tajam, kontak mata ada, intonasi suara keras, klien mau menjawab

salam, klien mau berjabat tangan, klien terlihat melakukan tehnik yang diajarkan.

Klien mampu melakukan cara mengontrol PK dengan tarik nafas dalam, klien

mampu mengungkapkan masalahnya dan penyebab PK sehingga planing untuk

klien: motivasi klien mempraktekan cara fisik yang pertama (tarik nafas dalam)

dan planing untuk perawat: evaluasi SP I dan lanjut SP II.

Untuk SP II didapatkan data subyektif: klien mengatakan selalu mencoba

nafas dalam bila rasa marah muncul, klien mengatakan merasa tenang bila

melakukan tarik nafas dalam, klien mengatakan mau diajari dengan cara fisik

yang kedua (memukul bantal), klien mengatakan senang dengan diajari memukul

bantal. Data obyektif klien kooperatif kontak mata ada, klien mempraktekan cara

fisik yang kedua (memukul bantal). Klien mampu mempraktekan cara fisik yang

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

19 �

kedua mengontrol rasa marah (memukul bantal). Planing untuk klien: anjurkan

klien untuk mempraktekan lagi dan memasukan dalam jadwal kegiatan harian,

planing untuk perawat: evaluasi SP I dan SP II lanjut SP III.

Untuk SP III didapatkan data subyektif: klien mengatakan mencoba cara

yang pertama dan yang kedua, klien bersedia diajarkan mengontrol marah dengan

cara verbal. Data obyektif klien kooperatif, klien mau menjawab pertanyaan dan

mempraktekan cara mengontrol PK III bicara baik - baik, kontak mata dan

perhatian klien ada. Klien mampu mempraktekan cara yang ketiga mengontrol PK

dengan mandiri. Planing untuk klien anjurkan klien mempraktekan cara

mengontrol PK yang ketiga (bicara baik - baik) dan memasukan kedalam jadwal

harian, sehingga planing untuk perawat motivasi klien untuk mempraktekan cara

mengontrol PK yang ketiga (bicara baik - baik secara mandiri) dan evaluasi SP I -

SP III.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

20 �

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk

melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

tingkah laku tersebut (Puri, 2008). Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan

yang muncul adalah muka merah, mata melotot, mengepalkan tangan, jalan

mondar - mandir bicara keras, suara tinggi membentak dan berteriak, menyerang

atau memukul benda, menyerang orang lain, melukai diri sendiri, merusak

lingkungan amuk (Nanda, 2005).

Pengkajian merupakan elemen penting untuk rencana asuhan keperawatan

yang efektif yang relevensinya teridentifikasi pada pengkajian klien, maka dari itu

pembuatan rencana dimulai dari pengkajian format, pengkajian dapat digunakan

sebagai pedoman agar informasi yang diperoleh sistematis dan sebagai bagian dari

dokumentasi (Towsend, 2006).

Menurut Stuart dan Sundeen pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar

utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data

dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien, data yang dikumpulkan meliputi

identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan masuk, faktor predisposisi,

pemeriksaaan fisik, psikososial, (genogram dan analisa genogram) status mental,

kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

21 �

lingkungan, data penunjang dan terapi data biologis, psikologis, sosial, dan

spiritual klien (Keliat, 2005).

Pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara

(autoanamnesa) dan mengobservasi klien yaitu dari segi penampilan, pembicaran,

perilaku klien, kemudian ditambah dengan menelaah catatan medik dan catatan

keperawatan. Dalam pengkajian ini penulis mengkaji data dari tanggal klien

masuk RSJD, identitas klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor

predisposisi, faktor prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial,

(genogram dan analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status

mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan

lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang (aspek medik, 2011).

Saat dilakukan pengkajian pada Tn.S diperoleh data subyektif dan obyektif

menunjukan bahwa masalah keperawatan pada Tn.S adalah resiko prilaku

kekerasan ini didukung dengan data yang menunjukan bahwa dari hasil

pengkajian dengan data subyektif: klien mengatakan mudah marah ketika tidak

sependapat dengan lawan bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan

merusak barang, dan data obyektif: klien mondar - mandir, pandangan tajam,

bicara terdengar keras (membentak), mata melotot. Tanda gejala yang muncul

pada Tn.S tidak ada kesenjangan sesuai dengan teori yaitu klien mondar - mandir,

bicara terdengar keras (membentak), mata melotot.

Diangnosa keperawatan ialah suatu pertimbangan klinis tentang respon

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

22 �

bagi pemelihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi

tanggung gugat perawat (Townsend, 2006).

Diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi care problem dari

perilaku kekerasan adalah resiko perilaku kekerasan, yang menjadi akibat adalah

resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan penyebab dari

perilaku kekerasan adalah gangguan harga diri rendah HDR (Iyus, 2009). Data

yang diperoleh dari Tn.S sesuai dengan teori yang ada di atas yaitu yang menjadi

care problem adalah resiko perilaku kekerasan yang didukung dengan data

subyektif: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda pendapat dengan lawan

bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang, dan data

obyektif: klien tampak mondar - mandir, pandangan tajam, bicara terdengar keras

(membentak), mata melotot. Yang menjadi penyebab dari masalah keperawatan

perilaku kekerasan (PK) yaitu harga diri rendah yang didukung dengan data

subyektif: klien mengatakan merasa minder pada masyarakat karena penyakit jiwa

yang dideritanya dan karena tuli. Data obyektif: klien mengatakan malu saat

mengungkapkan ceritan, klien menunduk, kontak mata kurang saat menceritakan

masalahnya yang berkaitan dengan kondisi fisik, kemudian yang menjadi yang

menjadi akibat dari masalah keperawatan perilaku kekerasan (PK) yaitu resiko

mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan subyektif: klien mengatakan

mudah marah ketika tidak sependapat dengan lawan bicaranya (kakaknya)

kemudian klien mengamuk dan merusak barang. Data obyektif: klien mudah

tersinggung, klien mudah marah, hasil pengkajian yang diperoleh penulis pada

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

23 �

pohon masalah mulai dari core problem, akibat dan penyebab sama dan tidak ada

kesenjangan sesuai dengan teori.

Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan Perry, 2005).

Intervensi yang dilakukan penulis adalah bina hubungan saling percaya,

mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda - tanda

perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi

akibat dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan, ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan, ajarkan

kepada keluarga cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, anjurkan pada

klien menggunakan obat yang benar. Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien

dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan yang dilakukannya, klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda

perilaku kekerasan, klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang

pernah dilakukanya, klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, klien

dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan, klien

dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien mendapatkan

dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan, klien menggunakan

obat sesuai program yang telah ditetapkan. Implementasi dan evaluasi

keperawatan pada Tn.S dilakukan selama tiga hari pada tanggal 05 - 07 April

2012 di bangsal maespati, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Implementasi

adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan melakukan tindakan -

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

24 �

tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah klien, tugas perawat pada saat ini

adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi

dan melanjutkan tahap orientasi (Erlinafsiah, 2010).

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku

kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya, melakukan

pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi,

pemeriksaan fisik, konsep diri, masalah psikososial dan lingkungan, spiritual dan

keyakinan, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping dan

tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7

yaitu: bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku

kekerasan, mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi

jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan,

mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan, ajarkan cara

mengontrol perilaku kekerasan, ajarkan kepada keluarga cara merawat klien

dengan perilaku kekerasan, anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar.

Mengajarkan cara mengontrol marah yang benar yaitu teknik nafas dalam, pukul

bantal dan verbal (bicara baik) sebagai cara yang dipilih pasien selama tiga hari.

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien, evaluasi dilakukan terus menerus pada respon

klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat

dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan

tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon

klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan (Keliat, 2005).

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

25 �

Hasil evaluasi yang didapat dari Tn.S adalah data subyektif dan obyektif

antara lain: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda pendapat dengan

lawan bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang.

Data obyektif: klien tampak mondar - mandir, pandangan tajam, bicara terdengar

keras (membentak), mata melotot. Klien mengatakan mau untuk diajari cara

mengontrol marah dengan cara fisik yang pertama (nafas dalam) cara fisik yang

kedua (pukul bantal), cara fisik yang ketiga (verbal bicara baik) dan pasien

tampak mau mempraktekanya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk klien

antara lain klien diminta untuk memberitahukan kepada perawat atau keluarga

ketika sedang marah, sedangkan perencanaan untuk penulis adalah

mempertahankan tujuan khusus 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 lalu melanjutkan strategi

pelaksanaan yang selanjutnya yaitu mengontrol marah dengan cara, spiritual

(do’a) dan minum obat secara teratur. Memotivasi klien untuk mempraktekan cara

mengontrol marah dengan nafas dalam, pukul bantal dan verbal bicara baik.

Penulis mendelagasikan kepada perawat ruangan untuk memvalidasi cara yang

telah diajarkan kepada klien.

B. Simpulan

Pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara

(autoanamnesa) dan mengobservasi klien yaitu dari segi penampilan, pembicaran,

perilaku klien, kemudian ditambah dengan menelaah catatan medik dan catatan

keperawatan. Dalam pengkajian ini penulis mengkaji data dari tanggal klien

masuk RSJD, identitas klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

26 �

predisposisi, faktor prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial,

(genogram dan analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status

mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan

lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang.

Dalam diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi care

problem dari perilaku kekerasan adalah resiko perilaku kekerasan, yang menjadi

akibat adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan

penyebab dari perilaku kekerasan adalah gangguan harga diri rendah (HDR). Data

yang diperoleh dari Tn.S sesuai dengan teori yang ada diatas yaitu yang menjadi

care problem adalah resiko perilaku kekerasan yang didukung dengan data

subyektif: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda pendapat dengan lawan

bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang, dan data

obyektif: klien tampak mondar - mandir, pandangan tajam, bicara terdengar keras

(membentak), mata melotot. Yang menjadi penyebab dari masalah keperawatan

perilaku kekerasan (PK) yaitu harga diri rendah yang didukung dengan data

subyektif: klien mengatakan merasa minder pada masyarakat karena penyakit jiwa

yang dideritanya dan karena tuli. Data obyektif: klien mengatakan malu saat

mengungkapkan ceritan, klien menunduk, kontak mata kurang saat menceritakan

masalahnya yang berkaitan dengan kondisi fisik, kemudian yang menjadi yang

menjadi akibat dari masalah keperawatan perilaku kekerasan (PK) yaitu resiko

mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan subyektif: klien mengatakan

mudah marah ketika tidak sependapat dengan lawan bicaranya (kakaknya)

kemudian klien mengamuk dan merusak barang. Data obyektif: klien mudah

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

27 �

tersinggung, klien mudah marah, hasil pengkajian yang diperoleh penulis pada

pohon masalah mulai dari core problem, akibat dan penyebab sama dan tidak ada

kesenjangan sesuai dengan teori.

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku

kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan

pengkajian mulai yaitu membina hubungan saling percaya, cara fisik yang

pertama (nafas dalam), cara fisik kedua (pukul bantal), cara fisik ketiga (verbal,

bicara baik) dan melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk,

faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, konsep diri, masalah psikososial dan

lingkungan, spiritual dan keyakinan, status mental, kebutuhan persiapan pulang,

mekanisme koping dan tingkat pengetahuan klien. Melakukan proses keperawatan

dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap klien tentang penyebab

terjadinya marah, mengidentifikasi tanda - tanda saat marah, mengidentifikasi

akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang

benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang dipilih klien.

Evaluasi yang didapat dari Tn.S adalah data subyektif dan obyektif antara

lain: klien mengatakan mudah marah ketika berbeda pendapat dengan lawan

bicaranya (kakaknya) kemudian klien mengamuk dan merusak barang. Data

obyektif: klien tampak mondar - mandir, pandangan tajam, bicara terdengar keras

(membentak), mata melotot. Klien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol

marah dengan cara fisik yang pertama (nafas dalam) cara fisik yang kedua (pukul

bantal), cara fisik yang ketiga (verbal bicara baik) dan klien tampak mau

mempraktekannya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk klien yaitu

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

28 �

mempertahankan TUK 1 sampai 7 dan melanjutkan strategi pelaksanaan dari

perilaku kekerasan.

C. Saran

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat:

1. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk menambah pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap bagi instansi terkait, khususnya di dalam

meningkatkan pelayanan pada Tn.S dengan perilaku kekerasan.

2. Bagi Instansi Pendidikan

a. RSJD Surakarta

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat

kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan

keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan.

b. Pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan perilaku kekerasan

dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

DAFTAR PUSTAKA

B.K. Puri dkk, 2008. Buku Ajar Psikiatri. Edisi : 2. EGC: Jakarta

Casmita.T. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan.

www. jurnal. Perilaku - kekerasan. com diakses tanggal 10 April 2012

Catatan Medical Record, 2011. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Erlinafisah. 2010. Model Perawat Dalam Praktek Keperawatan Jiwa. Trans info

medika: Jakarta

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Ed. 2. Salemba

Medika: Jakarta

Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.

EGC: Jakarta

Kusumawati, F & Yudi Hartono, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba

Medika: Jakarta

Maramis Willy L,2004. Ilmu Kedokteran Jiwa.Cetakan 8.Airlangga: Surabaya

Nanda. 2005. Nanda 2005 - 2006 Definisi & Klasifikasi. Prima Medika, Jakarta

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4.

EGC: Jakarta

Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. EGC: Jakarta

Towsend. M. C. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Penerbit Buku

Kedokteran EGC: Jakarta

Yosep, iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama, Bandung

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

30 �

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agus Basuki

Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 03 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat Rumah : Sodong, Pagerjurang, Musuk, Boyolali

Riwayat Pendidikan : 1. SDN I Pagerjurang Lulus tahun 2001

2. SMPN 5 boyolali Lulus tahun 2004

3. SMKN I Mojosongo Lulus tahun 2007

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

Riwayat Organisasi : Pernah mengikuti Organisasi OSIS pada waktu SMA dan

Karang Taruna di Desa Sodong, Pagerjurang, Musuk,

Boyolali.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus

32 �

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN … · agus basuki nim. p.09061 program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada surakarta 2012 . i studi kasus