Upload
mohamad-ismu-adit
View
49
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Studi kasus
Citation preview
Berkas Pasien
A. Identitas
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 22 tahun
Status Perkawinan : Single
Pekerjaan : Magang
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Tembakau 3 no.47 Empang Tiga Kalibata Timur
No. RM : 2012-09-31-22
Tgl. Periksa : 19 September 2013
B. Ananmnesis
1. Keluhan Utama :
Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS
2. Keluhan Tambahan:
Bersin, sakit kepala, cairan keluar dari hidung, cairan turun dari
belakang hidung ke tenggorokan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki Tn.I datang ke RSUD Pasar Rebo dengan keluhan
hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS. Pasien mengeluh
sering bersin-bersin terutama pada pagi hari disertai dengan keluarnya
cairan dari hidung berwarna putih dan bening. Sering terasa ada cairan
yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan sejak 1 bulan terakhir
ini. Pasien juga sering merasa pusing seperti di tusuk-tusuk di daerah dahi.
Pasien tidak mengelukan adanya nyeri daerah wajah dan dahi. Kepala
dirasakan berat terutama pada waktu bangun di pagi hari dan bertambah
1
saat sujud sewaktu sholat. Pasien tidak mengelukan napas nya menjadi
bau. Tidak ada keluhan demam, mual dan muntah. Pasien menyangkal
adanya riwayat mimisan dan penuruan berat badan yang drastis. Pasien
tidak mengeluh ada nya gangguan penciuman. Pasien memiliki riwayat
alergi terhadap udara dingin sejak kecil.
Pasien pernah berobat ke RSUD Pasar Rebo namun hanya di beri obat
pengencer dahak, dan obat pelega saluran napas, namun masih tetap
belum sembuh dan sering kambuh. Pasien dianjurkan untuk menjalankan
operasi sinus, namun pasien masih merasa lebih baik dengan obat.
Keluhan sering sakit gigi disangkal. Keluhan penciuman berbau tidak
sedap disangkal. Keluhan gangguan pendengaran disangkal dan gejala
gatal pada mata seperti, merah dan berair disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sudah berulang kali mengalami keluhan serupa. Riwayat sering
batuk dan pilek sudah sering dirasa sebelumnya. Riwayat asma disangkal.
Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis dan batuk-batuk lama
disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat alergi terhadap cuaca dingin pada adik dan ibu pasien.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah seorang mahasiswa yang tinggal di rumah bersama satu
orang adik perempuannya. Adiknya berusia 19 tahun yang juga
merupakan mahasiswa. Pasien mendapatkan kiriman dari orang tua
sebesar Rp. 500.000,- setiap bulannya.
Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya ( jajan, membeli
2
bahan bakar kendaraan dan lainnya). Pasien mengaku tidak ada sisa dari
hasil pendapatan yang dapat ditabung.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki pola makan yang tidak teratur dikarenakan nafsu
makan pasien yang menurun semenjak sakit. Tn. I lebih sering membeli
makanan di Warteg dibandingkan memasak sendiri di rumah dengan
alasan lebih praktis. Biasanya Tn.I membeli makanan berupa nasi, ikan,
telur, tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur.
Pasien menyangkal mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan
juga tidak merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-hari, pasien
mengerjakan urusan rumah bersama-sama dengan adik pasien. Pasien
memiliki waktu khusus untuk berolahraga kick boxing tiap minggu dan
adik pasien berolahraga senam seminggu tiga kali.
Pasien selalu di kamar yang ber-ac begitu tiba di rumah dan sering
berada di dalam rumah.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 68x / menit
- Pernapasan : 20x / menit,
- Suhu : 36,8 oC
- Berat Badan : 61 kg (pada tanggal 19 September 2013)
4. Status Generalis :
Kepala
- Bentuk : Normocephal
3
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya
langsung dan tidak langsung (+).
- Telinga : Bentuk normal, membran timpani intak
- Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah,
Terdapat krista, choncae media
hipertrofi bilateral
- Pemeriksaan Sinus : Sinus maksilaris : nyeri tekan (-)
Sinus Etmoidalis : nyeri tekan (-)
Sinus Frontalis : nyeri tekan (-)
- Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor,
tidak hiperemis, tidak ada nyeri
menelan, karies gigi (-), karang gigi (-)
Leher
Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-), JVP 5+0
cmH2O
Thoraks
a. Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS III linea sternalis dextra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS IV linea linea mid clavicula dan
linea axilaris anterior sinistra
Batas paru hati : ICS IV linea midklavikula dextra
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
4
b. Pulmo :
Anterior Posterior
Inspeksi Dinding dada simetris
Retraksi -/-
Tertinggal gerak -/-
Dinding dada simetris
Retraksi -/-
Tertinggal gerak -/-
Palpasi Fremitus D=S
Tertinggal gerak -/-
Fremitus D=S
Tertinggal gerak -/-
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru
Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Suara napas dasar vesikuler +/+
Rhonki -/-
Wheezing -/-
Suara napas dasar vesikuler +/+
Rhonki -/-
Wheezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : Perut datar simetris
- Palpasi : Nyeri tekan (-)
Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
- Superior : Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
5
- Inferior : Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
D. Pemeriksaan Penunjang :
a. Rontgen : Pada pasien ini didapatkan gambaran pada foto rontgen sinus
paranasal pada tanggal 14 Maret 2013. Tampa ada nya perselubungan di
sinus maxillaris bilateral, frontalis kiri, hipertrofi choncae bilateral.
Memberikan kesan rhinosinusitis.
Gambar 1. Foto Rontgen Sinus Posisi Waters dan Lateral Tn.I
Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Ny.T, usia 59 tahun
b. Identitas Pasangan : - (divorced)
c. Struktur Komposisi Keluarga : The single parent family
6
Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No. NamaStatus
Keluarga
Jenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan
1 Tn.I Anak Laki-laki 22 tahun S1 Mahasiswa
2 Nn. B AnakPerempua
n19 tahun SMA Mahasiswa
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 8 x 17 m2 Tn. I tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, empat kamar tidur, ruang makan, dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 3 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik terdapat enam jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang tidak terlalu padat.
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang
Luas halaman rumah : Tidak ada
Bertingkat
Lantai rumah dari : Keramik
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga : Ada
Tempat bermain : Tidak ada
Penerangan listrik : 2000 watt
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
7
RUANG TAMU
KAMAR 1
RUANG PERPUSTAKAAN
RUANG MUSIK
TERAS
GARASI I GARASI II
KAMAR MANDI 1
LANTAI 1
b. Kepemilikan barang – barang berharga
Keluarga ini memiliki :
- Dua buah mobil
- Tiga buah televisi
- Dua buah lemari es
- Satu buah kompor gas
- Dua buah kipas angin
- Lima buah air conditioner
- Lima buah handphone
c. Denah rumah
Gambar 2. Denah Lantai 1 Rumah Keluarga Tn. I
Gambar 3. Denah Lantai 2 Rumah Keluarga Tn.
8
RUANG MAKAN KAMAR 3
RUANG KELUARGA
KAMAR 2
DAPUR
KAMAR 4
WC
BALKON
LANTAI 2
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Jenis tempat berobat : Rumah Sakit
b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Prudensial (Rawat Inap)
4. Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Naik kendaraan roda
empat
Paisen biasa berobat ke
Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo. Jarak
yang ditempuh 10 km dari
rumah dengan
menggunakan kendaraan
roda empat. Pasien juga
Tarif pelayanan kesehatan Bayar sendiri
Kualitas pelayanan
kesehatan
Menurut keluarga kualitas
pelayanan kesehatan yang
didapat cukup memuaskan
9
merasa puas dengan
pelayanan kesehatan yang
ada di Puskesmas.
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasan makan :
Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur.
Pasien mengaku bahwa dia makan tidak sesuai jam makan tergantung
nasfsu makannya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pasien
lebih sering membeli makanan di Warteg dibandingkan memasak
sendiri di rumah karena dirasakan lebih praktis. Biasanya menu yang
dibeli dan dimakan sehari-hari adalah nasi, ayam atau ikan, telur, tahu,
tempe, sayur-mayur, buah dan susu.
Keluarga Tn. I membiasakan diri untuk mencuci tangan
sebelum dan setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas
masing-masing sendiri.
.
b. Menerapkan pola gizi seimbang :
Menu makanan 4 sehat 5 sempurna adalah makanan yang
terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan
sehari-hari keluarga Tn. I yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan
dan terkadang ayam, tahu, tempe, serta mengkonsumsi sayur, buah,
dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
Tabel 5. Food Recall Pola Makan Tn. I Selama Tiga Hari Terakhir
Tanggal Pagi Siang Malam
16 September 2013
Telur dadar 1 potong, Roti 1 potong, Susu Hangat 1 gelas 400ml
Nasi Goreng 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml
Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml
10
17 September 2013
Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml
Nasi 1 porsi, Ikan lele 1 ekor, Air Putih 1 gelas
400ml
Sate Ayam 1 porsi, Air putih 1 gelas 400ml
18 September 2013
Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml
Nasi 1 porsi, Capcay 1 porsi, Fuyung Hai setengah potong, Jus Jeruk 1 gelas 400ml
Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml
c. Antropometri Pasien :
a) Tinggi Badan = 175 cm
b) Berat Badan = 61 Kg
c) Berat Badan Ideal = (152-100) – (152-100)10%
= 67,5 Kg
d) Indeks Massa Tubuh = 61/(1,752) = 19,92
Tabel 6. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia
Pasifik (WHO, 2010)
Kesan : Berat badan Tn. I berdasarkan IMT adalah berat badan kisaran normal
11
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien
memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur.Adik
pasien selalu mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat
secara teratur dan mendukung pasien untuk rutin kontrol berobat ke
dokter.Orang tua pasien juga turut mengawasi pola makan pasien dan
memberi pasien makanan yang bergizi agar pasien mau lebih banyak
makan terutama sayuran dan buah-buahan.Keluarga pasien sangat
berharap penyakit pasien bisa sembuh secara sempurna dan tidak
kambuh lagi.
Biaya pelayanan kesehatan diperoleh pasien dari orang tua nya
yang bekerja di luar kota.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Orang tua pasien yang tinggal di luar kota mengakibatkan
jarang nya komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi hanya
dilakukan lewat telpon seminggu sekali sehingga orang tua jarang
mengingatkan pasien untuk menjaga kesehatan nya sendiri.
Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk membiasakan
membersihkan lingkungan rumah.Hal ini disebabkan karena anggota
keluraga memiliki kesibukan masing-masing dan tidak adanya pekerja
yang membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah the single parent family yang terdiri dari
Ny. T sebagai kepala keluarga dan tiga orang anaknya Nn. B, Tn. Y dan
Tn.I.
12
Tn. B, COD (?) saat usia 67 thn
Tn. B, 62 thn
Ny. S, 85 thn
Ny. T, 59 thn
Tn. W, 28 thn Tn. I, 22 thn Nn. B, 19 thn
Ny. I 49 thn Tn. Y 55 thn
Tn. A, 19 thn
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien
termasuk pada tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with
teenagers)
3. Family map
Gambar 4. Family Map Keluarga Ny. N
Keterangan :
: Laki - laki : Perempuan
: Pasien Laki-laki : Meninggal (laki-laki)
13
: Hubungan pernikahan : Garis keturunan
: Tinggal serumah
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
Pasien masih belum berkeluarga (single). Pasien hanya tinggal berdua
saja dengan adik pasien di rumah dan tidak tinggal serumah dengan orang tua
pasien yang tinggal di luar kota. Rumah hanya dibersihkan seminggu sekali
karena pasien dan adik pasien jarang berada di rumah dan baru ada di rumah
saat malam hari. Saat ada di rumah, pasien selalu berada di kamar ber-ac dan
cenderung dinyalakan dalam suhu yang cukup dingin.
Pasien saat ini mengalami rhinosinusitis kronis. Namun gejala serupa
juga dirasakan oleh adik pasien dan kakak
Pasien tinggal di rumah milik sendiri di lingkungan yang tidak terlalu
padat penduduk. Penduduk sekitar rumah adalah pensiunan yang rata-rata tidak
memiliki kebiasaan merokok.
Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien sendiri cukup dan jendela
selalu dibuka setiap pagi. Namun ventilasi rumah kerap berdebu karena belum
dibersihkan.
Pasien lebih suka membeli makanan di Warteg yang tidak dapat
dijamin tingkat kebersihannya dibandingkan memasak sendiri di rumah.
Pasien terbiasa mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun
dan air mengalir serta mengeringkan dengan lap bersih, baik sebelum atau
sesudah makan. Pasien menggunakan gelas sendiri-sendiri sebagai peralatan
minum. Pasien dan anggota keluarga memiliki jadwal olahraga sendiri.
Pasien tidak memiliki penghasilan sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari diperoleh dari hasil kiriman dari orang tua. Dengan
pendapatan per bulannya kira-kira Rp. 500.000,00.. Hal ini menyebabkan
14
hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
D. Diagnosis Holistik
a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu
mengenai penyakitnya)
Pasien datang berobat ke RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur karena
pasien merasa sangat terganggu dengan gejala dari penyakit yang
dideritanya, seperti bersin-bersin, hidung berair dan kepala pusing yang
terutama di rasakannya di pagi hari. Dengan datang berobat, pasien berharap
penyakitnya akan segera sembuh sehingga tidak lagi merasakan gejala
tersebut yang telah mengganggu aktifitasnya selama ini, sebab pasien
khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini akan menjadi lebih
parah sehingga gejala yang di rasakan akan semakin memberatkannya dan
pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi. Menurut pasien, Sinusitis
adalah penyakit infeksi yang menyerang rongga sinus yang dapat di
sembuhkan jika meminum obat teratur dan menghindari faktor faktor yang
dapat mencetuskan gejala tersebut. Pasien yakin bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan sehingga aktifitasnya tidak terganggu lagi dan dapat hidup
seperti orang normal.
b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Sinusitis kronis
Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaaan penunjang
Diagnosis banding : -
c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien):
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Tn. I adalah
pasien mempunyai riwayat alergi dengan udara dingin sejak kecil yang di
15
turunkan dari ibu nya. Selan itu, pasien juga memiliki kebiasaan yang kurang
sehat, seperti pasien malas untuk makan sayur dan buah, sering berada di
ruangan berAC, jarang membersihkan kamar dan rumahnya sehingga
berdebu, jarang mencuci tangan dengan sabun.
Pasien masih rajin solat. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk
tetap beribabadah kepada Allah.
d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah) :
Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan.
Walaupun kedua orang tua keluarga Tn.I sudah bercerai dan Tn.I hanya
tinggal berdua dengan adiknya, namun Tn.I sangat yakin dan optimis bahwa
penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat
mendukung dalam penyembuhan pasien. Adiknya yang tinggal satu rumah
dengan Tn.I sering mengingatkan Tn.I untuk meminum obat jika pasien lupa
minum obat.
Walaupun Tn.I berobat dengan biaya pribadi, Masalah pengobatan ini
tidak menjadi masalah bagi Tn.I, sebab keluarga ini termasuk keluarga yang
cukup mampu sehingga tidak memberatkan baginya. Perjalanan menuju
RSUD Pasar Rebo yang ditempuh pasien selama kurang lebih 25 menit
dengan menggunakan mobil pribadi nya.
Lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk dan perilaku warga di
sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu
mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah
pasien pun sudak cukup baik karena Tn.I dan keluarga mengetahui betapa
pentingnya ventiasi.
Status ekonomi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke atas,
tidak menyulitkan Tn,I dan keluarga dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari
termasuk makanan gizi seimbang, sehingga keseimbangan nutrisi pasien
terpenuhi.
16
e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ):
Tn.I adalah seorang sarjana yang kerjaan utama sehari harinya adalah
belajar. Sebelum sakit, Tn.I semangat sekali dalam melakukan berbagai
aktivitas rutinnya. Namun, setelah Tn.I menderita penyakit ini, Tn.I merasa
terganggu namun masih dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Menurut skor ECOG aktivitas menjalankan fungsi sosial pasien
memiliki nilai 0, yaitu sepenuhnya aktif dapat mengerjakan aktivitas sama
seperti sebelum sakit tanpa ada hambatan.
E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
Tabel 7. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan
Aspek Personal
Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Sinusitis kronis
merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan yang teratur.
Memberikan harapan dan semangat berobat dengan menyampaikan bahwa Sinusitis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan
Memberitahu dan mengingatkan pasien untuk menghindari faktor faktor yang dapat mencetuskan gejala penyakit sinusitis. Seperti tidak terlalu lama berada
Pasiendan adik pasien
Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saatkunjungan ke rumah pasien.
Pasien dan anggota keluarga mengetahui dan memahami penyakit pasien sehingga kecemasan pasien bisa berkurang.
Pasien mau terus berobat
Mengurangi kontak dengan berbagai faktor pencetus yang dapat menimbulkan gejala penyakit Sinusitis.
17
di ruangan berAC, menghindari debu rumah menghindari serbuk bunga dan bulu kucing.
Aspek klinik
Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga tentang penyakit pasien dan terapi yang diberikan kepada pasien.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit Sinusitis Kronis Alergika ini merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan timbulnya gejala penyait ini.
Memberitahuan dan mengingatkan pasien untuk selalu menutup mulut jika sedang bersin-bersin.
Memberikan antibiotik dan dekongestan untuk mencegah adanya infeksi dan menghilangkan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih penisilin sperti amoksisilin 500 mg 3x sehari diminum selama 10 hari.
Pasien dan anak pasien
Saat pasien berobat dan kunjungan ke rumah pasien
Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari terapi yang diberikan
Keluhan klinis dapat diminimalisir sehingga pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.
Terhindarnya ketertularan kuman penyakit ke orang lain di saat pasien sedang bersin bersin
Aspek risiko internal
Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan makan 3x/hari.
Menghentikan kebiasaan yang tidak benar, seperti
Pasien dan adik pasien
Saat kunjungan ke rumah pasien.
Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang lebih bervariatif, sehat, dan bergizi
Membiasakan perilaku hidup
18
tidak memebersihkan kamar atau perabot rumah dari debu dan tidak berada terlalu lama di ruangan berAC
bersih dan sehat Mencegah
timbulnya gejala Sinusitis dengan menghindari faktor-faktor yang mempermudah timbulnya gejala sinusitis
Aspek psikososial keluarga
Memberi dukungan dan saran kepada pasien agar selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan
Membantu mengingatkan pasien agar pasien rutin meminum obat.
Mengingatkan pasien dan anggota keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari debu dan mengecilkan volume AC kamar agar tidak terlalu dinggin.
Pasien dan adik pasien
Saat kunjungan ke rumah pasien.
Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani.
Pasien menjadi teratur meminum obat.
Terciptanya lingkungan rumah yang bersih dan sehat.
Aspekfungsional
Menyarankan pasien beraktivitas seperti biasa namun segera beristirahat jika terasa lelah.
Pasien dan anggota keluarga pasien
Pada saat kunjungan ke rumah.
Mencapai kondisi kesehatan yang optimal agar aktivitas sehari- hari tetap dapat dilakukan.
F. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Ad bonam
3. Ad functionam : Ad bonam
19
20