104
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl) II • 8 lllPlll!lla. 111 DISUSUN OLER: FERRIL FEBRYAN rl·t · - 1 eruna . _, 103082029415 dari . Tgl. ; No. Induk · Q( 8- . .. . . . ...... L ............ .. "2-.r klasifikasi : ....................................... ..... JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA

TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN

(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl)

II • 8 lllPlll!lla.

111

DISUSUN OLER:

FERRIL FEBRYAN rl·t · ~=~~=~ -1 eruna . _, 103082029415 dari . ·~-..-~

Tgl. ; ;{,I;:\J;;::····b·i·········~l No. Induk · Q( 8- ···;oz:··~············ . .. . . . ...... L ............ .t..~ .. "2-.r klasifikasi : ....................................... ~ ..... ~

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP

ASil\1ETRI INFORMASI PERUSAHAAN

(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor lVfanufaktur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sai:jana Ekonomi

Pembimbing I

I». Wi1~"i, Ak., M.Si NIP.13 l 664 643

Disusun oleh :

Ferri! Febryan

NIM. I 03082029415

li~ERPUSTAKAAN UTAMA. L UIN SYAHID JAKARTA

Di Bawah Bimbingan ;

Pembimbing II

Y''"iFlirillSi NIP. 150 377 440

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

2008

Page 3: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA

TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN

(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

~~ Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si

NIP. 131 664 643

Oleh Ferri! Febryan

NIM: 103082029415

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si NIP. 150 377 440

Penguji Ahli

Ami . , SE, Ak, M.Si NIP.150 370 232

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008

Page 4: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh

telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ferri! Febryan NIM:

103082029415 dengan judul Skripsi PENG AR UH PENGUNGKAP AN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERIIADAP

ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan

Publik sektor Manufaktur). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut

selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jaka1ta, 29 Mei 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

~ Amili1!; SE, Ak, M.Si

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguj i Ah Ii

Sekretaris

Page 5: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

A. DATA PRIBADI

Nama

Jenis Kelamin

Tempat/Tanggal Lahir

Ag am a

RIWAYATHJDUP

: Ferril Febryan

: Laki-laki

: Jakarta, 13 Juni 1985

: Islam

: Indonesia Ke'.Varganegaraan

Alamat : JI. Ciputa!,Raya No. 207 Rt 006 R"' 002 Pondok

Pinang, KebayonmLama,]akatta Selatan 12310

No. Telp I HP : 021-75900243 /98722674

Alamat email : febryan _f~~il@yahoo:com B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN 02 Petang Pondok Pinang

2. SLTPN 87 Pondok Pinang

3. SMUN 47 Jakarta

4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta

C. PENDIDIKAN NON-FORMAL

I. Magang di PT Sena Sat'Nika (FEDEX Group)

D. PENGALAMAN KERJA

I. PT. Sena Satwika (FEDEX Group)

StafBilling and Collection

2. KAP B BANGUN

Junior Auditor

E. PENGALAMAN ORGANISASI

I. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS

2. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS

3. StafDepartemen Keagamaan BEM FEIS

4. Ketua IKARIS 47 Jakarta

5. Wakil Ketua LSI lnsan Kami!

: 1991 - 1997

: 1997 -2000

: 2000-2003

: 2003 - 2008

: 2006

: 2006 -2007

: 2007-2007

: 2004-2005

: 2005-2006

: 2004-2005

: 2005-2007

: 2005 - 2006

Page 6: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

ABSTRACT

The purposes of this research are knowing and analyzing to influence of Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management toward the asymetric information go public manufacture company. Sampling method that use in this research in non probabilistic sampling with the purposive sampling. The purposive sampling is a kind of the technique in sampling method based on a ce1tain criteria. From 96 company we have only 85 company that have enough the criteria. Multiple regresion analysis is the method that use in this research to test the hyphotesis.

The result of this research show that Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management have positive influence to asymetric information company with R Square 8, 1 %. Based on the double linier regresion analysis method show that disclosure have coeffiecient 0,013 and significancy level 0,012. It mean that have positive impact with 0,013 and significant. The coeffient of Earnings Management is 0,001 and significancy level 0,398. It mean have positive impact and not significant (a= 0,05).

Keyword: Good Corporate Governance, Earnings Management, Asymetric Information

Page 7: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

ABSTRAK

Penelitian m1 bertujuan menganalisis pengaruh dari tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur yang go publik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistik sampling, dengan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampel be1tujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pe1timbangan tertentu. Dari 96 perusahaan hanya 85 perusahaan yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode analisis yang akan digunakan untuk menguj i hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan GCG dan Manajemen Laba berpengaruh psoitif terhadap asimetri informasi perusahaan dengan R Square sebesar 8, 1 %. Berdasarkan hasil penghitungan metode analisis regresi tinier berganda diperoleh hasil tingkat pengungkapan mempunyai koefisien 0,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,012. Artinya berpengaruh positif sebesar 0,013 dan berpengaruh secara signifikan. Manajemen laba mempunyai koefisien 0,001 dan tingkat signifikansi sebesar 0,398. Artinya berpengaruh positif dan amat kecil serta tidak signifikan (a= 0,05).

Kata kunci: tingkat pengungkapan, manajemen laba dan asimetri informasi

Page 8: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah

memberikan nikmat dan karuniaNya serta limpahan kasih sayang yang tak pernah

terputus. Sujud syukur penulis haturkan karena berkat pertolonganNya dan segala

kemudahan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Semua kesulitan yang datang selalu berdampingan dengan

kemudahanNya. Begitu banyak hikmah dan manfaat di setiap cobaan yang engkau

berikan. Ya Allah hanya Engkaulah penolongku, memberiku jalan keluar dengan

cahaya dan petunjukMu.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sang

qudwah kita, khatamul nabiyyin yang membawa kita kejalan kebenaran, serta

keluarga, sahabat dan ummatnya yang istiqomah hingga yaumil akhir kelak.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mencapai

gelar Saijana Ekonomi & Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang menjelaskan tentang pengaruh pengungkapan Good

Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri inforrnasi

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia. Penulis

dengan segala kekurangannya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam

penulisan skripsi ini karena skripsi ini arnat jauh dari sempurna. Kritik dan saran

yang membangun arnat kami harapkan.

Page 9: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Penulisan skripsi ini banyak sekali ban1uan dan dukungan yang penulis

dapatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih

kepada:

l. Ayahanda Muhada yang telah membesarkan penulis dengan setiap tetes

keringatnya mencari nafkah. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana

kau menyayangiku diwaktu kecil.

2. !bu (almarhumah) Hasunah yang telah melahirkan, merawat dan

menyayangi penulis di waktu kecil walaupun kini kau tak sempat

melihatku dewasa. Tak henti-hentinya aku mendoakanmu disetiap sujud

dan doaku.

3. Rasa terima kasih juga penulis haturkan untuk kakak-kakakku. Pamanku

yang selalu mendoakan agar penulis cepat lulus dan rasa sayang untuk

para keponakaknku yang lucu dan menghibur penulis: Dini, Hanifah

Shabira, Nisrina Nurshofwa, Fadil Malik, Fahrni Geysian Putra dan Fira

Hilaliyah Keysia.

4. Bapak Drs M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi &

Ilmu Sosial.

5. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan

Akuntansi.

6. !bu Dr Wiwik Utami Akt., Msi., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

sabar membimbing penulis.

7. !bu Drs Y essi Fitri Ak., Msi selaku Dosen Pembimbing II atas segala

kesabarannya dalam menghadapi penulis.

Page 10: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

8. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk Bapak Dr. Yahya Hamza atas

taujihnya yang menyemangati penulis. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS

atas tausyiahnya dikala sidang. Pak Hepy (dosen clan teman yang baik),

Pak Amilin, Pak Afif, Bu Rini, Bu Rahma, Pak Fuat clan dosen-dosen lain

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Rasa terima kasih untuk murabbiku sekaligus teman clan ayah yang baik

yang menenangkan penulis dengan segala taujih dan tausyiahnya. Teman

temanku sekalian Mame, Hilman, SEi, SHum, Marhali, Eky, Dodo, Zaenal

al hafiz, Toni, Trio, Eko, Gimon, Ihwan atas kebersamaan yang kita lalui.

I 0. Sohib yang berperan dalam skripsi ini mulai dari proposal sampai selesai:

Adi clan keluarga (terima kasih atas kebaikannya, semoga Allah membalas

dengan balasan yang lebih baik), Hern (yang selalu penulis repotkan), Eha

(teman perjuangan waktu di RPX clan sampai saat ini), Jouji (terima kasih

atas bantuannya), Deni (makasih ya dipinjemin laptop), Harum (yang

membantu proses editing), Sala (akhirnya lulus juga), Astari (atas nasehat­

nasehatnya), Dumi(teman yang jauh tapi dekat dihati), Septia (teman

waktu sidang).

11. Teman-teman KomDa, LDK & IKABEM yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu. Ingatlah selalu kenangan perjuangan kita semoga perjuangan

yang kita lakukan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak. Amin.

12. Teman-teman anak C: Adi Setyo, Aditya Rizka, Agung , Akhmad Riyadi,

Ardial Albar, Badawi, Damayanti, Dina Mahdalena, Dwi Rodia Arieswita,

Hartono, Indra Irmawan, Intan Safitri, Ima Yunia Madjid, M Burhan

Page 11: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Khaironi, M Zainal Abduh, M. Fahmi, M. Rosyidi, Mutrialisa Septiani,

Neneng Nursiah, Nina Ainimar, Nur Wachidah, Nurul Fajri, Nurul Hadi,

Nurul Masruroh, Pritta Megasari, Sandi Sulistyadi, Siti Zulfah, Solikhin,

Tarmiyah, (alm) Yasin Puasa, Yunita Rahmawati, Fitri Yuniarti, Danang

Kurniawan, Ilham Mustaqim, Muhammad.

13. Teman-temanku kelas Auditing: Agus Suhadi, Eko Wahyu, Mira

Khumaira, Fauzan, Reni Ratnawati, Ahmad Lutfi, Yasmin, Ika Suci,

Bulchia, Abdul Khalil, Wulan, Siti Aisyah, Syamsiah, Ahmad Winanto,

Dede Zulkarnaen,Rosita Dewi, Muhajir, Farah M 17.zi, Zainal Fanani,

Nadiroh, Bariyah, Oriza Prastiwi, Azwar Hanas, Ahmad Ma'mun, Endah

Kurniawati (yang bikin pusing), Reni Akmaliya, Hevindra Yopy.

14. Teman-teman futsal: Okta (cepet lulus ta), Ahmad Mawardi, Ajie, Agus

Subekti, Wahid, Iwan, Taufik, Ilhamdi, Ilham., Oky dll.

15. Ikaris 47: Angkatan '98 (Kak Bowo, Kak Hendratno, Kak Pungky, Kak

Dennis, Kak Kris, Mba Mely), angkatan '00 (Kak Fajar), angkatan '01

(Novel), angkatan '02 (Anas, Roy, Fajri), angkatan '03 (Reta, Juli, Eva,

Ratna, Iik), angkatan '04 (Ahmad Rifa'i, Rudiyana, Irma), angkatan '05

(Eko Budi), angkatan '06 (Panji, Ilham, Afrizal, Areif, Yuni, Nur Rahmi

dll), angkatan '07 (Jupri, Hafiz), angkatan 2008 serta teman-teman Rohis

angkatan 2003.

16. Teman-teman LSI Insan Kami!: Yadi, Andes, Erna, Retno, Fahru serta

adik-adikku (Dwi, Farhan, Ina!, Arfan, Bayu, Tia, Eko, Rian, Aziz, Faris).

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua.

Page 12: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. .

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

DAFTARRIWAYATHIDUP ......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR !SI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFT AR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... .

A. La tar Belakang Penelitian ..... ................................................. I

B. Perumusan Masalah ............................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

1. Tujuan Penelitian ............................................................. 8

2. Manfaat Penelitian ........................................................... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

A. Landasan Teori ...................................................................... I 0

1. Manajemen Laba............................................................. 10

2. Alasan Melakukan Manajemen Laba .... .......................... 12

Page 13: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba.................................... 14

4. Metode Pengukuran Manajemen Laba........................... 15

5. Tingkat Pengungkapan .................................................... 16

6. Good Corporate Governance .......................................... 17

7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi ....................... 19

8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi .............. 21

B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 22

C. Kerangka Pemikiran ... ':~....................................................... 28

\ D. Hipotesis ................................................................................ 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 30

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 30

C. Metode Pengumpulan Data ........ ·........................................... 32

D. Metode Analisis ..................................................................... 32

!. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 32

2. Metode Analisis Data...................................................... 35

3. Pengujian Hipotesis ......................................................... 36

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 41

I. Variabel Dependen .......................................................... 41

2. Variabel Independen ....................................................... 42

BAB IV : Hasil dan Pembahasan ................................... ................................. 4 7

A. Hasil dan Pembahasan........................................................... 4 7

B. Hasil Analisis ........................................................................ 59

Page 14: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

I. Statistik Deskriptif .......................................................... 59

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 60

3. Model Analisis Regresi Linier Berganda ........................ 65

4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 67

a. Hasil Uj i adjusted R2 (koefisien determinasi ) ..... ..... 67

b. Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ................... 68

c. Hasil Uji t (pengujian secara parsial) ........................ 69

BAB V : PENUTUP ..................... ..................................... ......................... 72

A. Kesimpulan ..... .......................................................................... 72

B. Implikasi .................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73

LAMPIRAN 75

Page 15: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

DAFTAR TABEL

NO KETERANGAN HALAMAN

1.1 Firm-Level Corporate Governance Index........................................ 5

2.1 Ikhtisar Metode Pengukuran Akrual dan Abnormal Akrual ............ 15

3.1 Proses Pemilihan Sampel.. ............................................................... 31

3.2 Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor.............. 43

3 .3 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 45

4.1 Hasil Tk pengungkapan GCG dari penelitian yang berbeda ........... 47

4.2 Data perhitungan Manajemen Laba................................................. 58

4.3 Nilai penghitungan Asimetri Informasi perusahaan ........................ 59

4.4 Deskriptive Statistic ......................................................................... 59

4.5 Coefficients ...................................................................................... 62

4.6 Model Summary............................................................................... 64

4. 7 Coefficients (Model Regresi Berganda) ........................................... 66

4.8 Model Summary (1-lasil Uji R Square)............................................. 68

4.9 Anova (Hasil Uji F) ......................................................................... 69

4.10 Coefficient......................................................................................... 70

Page 16: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

DAFTARGAMBAR

NO KETERANGAN HAL AMAN

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 28

4.1 Grafik PP Plot ..................................................................................... 61

4.2 Grafik Scatter Plot .............................................................................. 65

Page 17: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

NO

DAFTAR LAMPIRAN

KE TERAN GAN HALAMAN

Lampiran I :Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian 75

Lampiran 2:Data hasil pengungkapan GCG perusahaan manufaktur............ 77

Lampiran 3:Penghitungan Akrual Modal Ke1ja,Penjualan dan Mnj Laba....... 84

Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaan Manufaktur........... 86

Page 18: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan manajemen untuk

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah para

karyawan, pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah dan masyarakat

luas. Kondisi keuangan perusahaan dan kinerja manajemen dapat dinilai dari

laporan keuangan. Informasi didalam laporan keuangan perusahaan amat

penting bagi para kreditor maupun investor dalam proses pengambilan

keputusan mereka. Informasi yang disajikan harus memiliki kriteria sehingga

dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi

akuntansi. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi

dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan

atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan dan informasi tersebut

adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi

tergantung dengan informasi tersebut (Kusuma:2006).

Pada masa sekarang ini telah terjadi banyak penyimpangan dalam

laporan keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Penyimpangan yang terjadi pada perusahaan publik tidak hanya berdampak

pada pihak internal saja tetapi juga merugikan masyarakat luas sebagai

Page 19: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

pemegang saham. Sejarah telah mencatat akan penyimpangan laporan

keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan 2002 yaitu

Enron Corp, Word Com, Merck dan beberapa perusahaan publik lainnya

(Utami:2006). Kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu

kerugian yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang

sangat dramatis dari harga saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua

minggu (Ujiyantho,tanpa tahun). Penyimpangan laporan keuanganjuga terjadi

di Indonesia, tercatat pada tahun 2002 PT Kimia Farma, Tbk terindikasi

menaikkan laba hingga Rp 32, 7 milyar. Hal yang sama juga terjadi pada PT

Lippo Tbk dan PT Indofarma Tbk (Boediono:2005).

Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya

penyimpangan adalah dengan cara mendeteksi laporan keuangan. Laporan

keuangan dapat digunakan untuk mengawasi kine1ja manajer dan mencegah

adanya manipulasi akuntansi, untuk itu diperlukan pengungkapan yang lebih

banyak tentang kondisi keuangan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan

kepada pihak luar yang dituangkan dalam laporan keuangan. PSAK No. 1

tentang pengungkapan kebijakan akuntansi menyebutkan bahwa laporan

keuangan meliputi neraca, laporan !aha rugi, laporan perubahan posisi

keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan

lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan. Menurut Mahmudi (2001) Laporan Laba-Rugi telah dipersepsikan

oleh investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

Page 20: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

dengan perusahaan sebagai informasi yang paling penting dalam laporan

keuangan dasar (Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Modal).

Investor menggunakan data laba perusahaan di masa lalu sebagai alat untuk

memprediksi laba yang akan datang (future earnings peiformance).

Konsekuensinya, laba masa lalu (past income) pada umumnya dianggap

sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen dimasa yang akan datang

dan harga saham.

Informasi mengenai laba perusahaan amat penting karena memiliki

nilai prediktif. Menurut PSAK Nomor I informasi laba diperlukan untuk

menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat

dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang

ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI:2004). Bagi pemilik saham atau

investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima

melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur

kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umurnnya

menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalarn rnenaksir kinerja atas

pe1tanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan surnber daya yang

dipercayakan kepada mereka serta dapat dipergunakan untuk rnernperkirakan

prospeknya di rnasa depan.

Sebagai perusahaan publik tentunya harus rnenyarnpaikan inforrnasi

laporan keuangannya (dalarn ha! ini laba perusahaan) kepada masyarakat

melalui pasar modal. Penyarnpaian laporan diatur secara jelas oleh Badan

Page 21: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Pengatur yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM-LK). Laporan keuangan tidak hanya meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) tetapi

juga pengungkapan yang tidak diwajibkan seperti tercantum dalam Surat

Edaran No.02/PM/2002. Pengungkapannya yang tidak diwajibkan mencakup:

profil perusahaan, informasi tentang komisaris dan direksi perusahaan, strategi

dan kinerja perusahaan, prospek bisnis, informasi pegawai, tanggung jawab

sosial, produk, informasi tata kelola perusahaan yang baik dan lain-lain

(Veronica:2003).

Praktik pengungkapan yang baik tentunya berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005),

Veronica (2004), Khomsyiah (2003), Boediono (2005), Halim (2005)

menemukan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap kualitas laba

dan manajemen laba. Craig dan Diga seperti dikutip Utami (2006) melakukan

analisis praktik pengungkapan dalam laporan tahunan pada perusahaan publik

yang meliputi lima negara ASEAN yaitu: (1) Malaysia; (2) Indonesia; (3)

Filipina; ( 4) Thailand; dan (5) Singapura. Hasilnya menmtjukkan bahwa

Indonesia tergolong Negara yang memberikan pengungkapan paling sedikit

dan peran profesi akuntan dalam mengatur pengungkapan laporan keuangan

juga paling sedikit. Penelitian yang dilakukan Khomsyiah (2003)

menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah

dalam hal pengungkapan dan transparansi laporan keuangan.

Page 22: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Hal ini bisa dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 F' L 1 C G I d 1rm- eve on orate overnance n ex

No Negara Observasi Rafa-rata Index 1 South Afrika 32 66,53 2 Singapore 38 65,34 3 Chile 13 61,63 4 Hongkong 35 58,27 5 Brazil 24 57,26 6 Malaysia 40 54,44 7 Thailand 18 53,45 8 Taiwan 37 53,45 9 India 68 52,78 IO Turkey 9 43,04 11 Philinhines 17 40,72 12 South Korea 18 40,66 13 Indonesia 16 37,81 14 Pakistan 9 31,85

Sumber: Klapper dan Love, 2002 sepe1t1 d1kut1p Khomsymh, 2003

Pad a tabel diatas, Indonesia menempati peringkat I 3 dari I 4 negara atau

peringkat ke-2 dari bawah. Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata

indeks sebesar 37,81. Hal ini mencerminkan tingkat pengungkapan di

Indonesia amatlah rendah.

Tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia diatur oleh

standar akuntansi yang berlaku. Salah satu standar akuntansi tersebut

memberikan kelonggaran dalam menentukan kebijakan akuntansinya.

Perusahaan diperbolehkan menggunakan asumsi akrual dalam metode

akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan akrual adalah

"Pengukuran aktiva, kewaj iban, pendapatan, be ban serta perubahannya diakui

pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan, dicatat dan

berpengaruh pada laporan keuangan pada periode kejadian". Sejalan dengan

Page 23: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

SAK, asumsi akrual ini tertuang dalam definisi kebijakan akrual dari Financial

Accounting Standard Board (FASB) seperti dikutip Djakman (2003):

Accrual accounting attempts to record the financial effects on an entity of transaction and other events and circumstances the have cash consequences for the entity in the periods in which those transaction, events and circumstance occur rather than only in the periods in which cash is received or paid by the entity (FASB 1985, SFAC No. 6, para. 139)

Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan

akrual dibolehkan dalam standar akuntansi baik di Indonesia maupun di

Amerika.

Keleluasaan pemilihan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan inilah

yang menyebabkan manajemen dapat melakukan penyimpangan keuangan

dengan cara mengatur laba perusahaan. Tindakan manajemen dalam memilih

kebijakan akuntansi untuk mengatur besaran laba perusahaan untuk

kepentingan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba (earnings

management).

Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu

pelanggaran dalam etika bisnis (Mahmudi: 2001). Menurut Setiawati (2002)

manajemen laba tampaknya memang fenomena yang sukar dihindari karena

fenomena ini hanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam

penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar

penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan

adil dibandingkan dengan dasar kas. Oleh karena itu total akrual dapat

dibedakan menjadi proses penyusunan laporan keuangan (nondiscretionmy

Page 24: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

accruals) dan bagian akrual yang merupakan basil rnkayasa (discretionary

accrual).

Manajemen menetapkan earning berdasarkan accruals, berarti

manajemen memiliki kesempatan untuk menetapkan beberapa kebijakan

melalui accruals. Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,

memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Implikasinya,

earnings diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam

perusahaan (Nurin dan Kusuma:2000).

Earnings Management dapat te1jadi disebabkan oleh berbagai ha!.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002), Saiful (2002) dan Gumanti

(2001) menemukan earnings management dilakukan perusahaan pada saat

Initial Public Offering (!PO). Saa! dimana kine1ja laporan keuangan

perusahaan diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Mahmudi (2001)

menyatakan manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan

variabel artifisial melalui pemilihan metode akuntansi yang diijinkan atau

dengan menggunakan variabel riil yaitu dengan melakukan manipulasi

pendapatan dan biaya se1ta aktivitas perusahaan yang tidak normal dilakukan.

Menurut Nurin dan Kusuma (2000) manajemen laba bisa juga terjadi karena

adanya kebebasan yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum

(PABU) atau karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan manufaktur

(Setiawati: 2002).

Page 25: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Manajemen laba juga dapat terjadi karena tingkat pengungkapan yang

rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2005), Utami (2005) dan

Veronica (2003) membuktikan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh

terhadap manajemen laba. Tingkat pengungkapan yang rendah dan indikasi

manajemen laba dapat mempengaruhi kepercayaan investor.

Ketidakpercayaan investor akan tercermin dalam bid-ask spread, semakin

tidak percaya maka bid-ask spread semakin tinggi. Ukuran bid-ask spread

juga merupakan indikator dari adanya asimetri informasi (Utami:2006).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji

apakah pengungkapan dan manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri

informasi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:

Untuk melihat pengaruh dari tingkat pengungkapan dalam ha! ini

mekanisme Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap

variasi Asimetri Informasi pada perusahaan publik sektor manufaktur.

2. Maufaat Penelitian

a. Bagi Pengelola Pasar Modal

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam

pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang

Page 26: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

diharuskan bagi para emiten dengan mempertimbangkan asas biaya

dan manfaat yang ditimbulkan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam

pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai

kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

c. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pe1timbangan untuk tidak melakukan

manajemen laba (earning management) karena sangat merugikan bagi

pihak pemegang saham.

d. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan

teori-teori yang telah didapat selama bangku perkuliahan.

e. Bagi Pembaca

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca

tentang manajemen laba di perusahaan.

Page 27: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Laba

Beberapa pengertian manajemen laba dari berbagai penelitian

diperoleh definisi sebagai berikut:

Scott (2003) mendefinisikan laba sebagai berikut "Given that managers can choose accounting polices ji·om asset (for example, GAAP), it is natural to expect that they will choose policies as to maximize their own utility and or the market value of the firm"

Earnings management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi

laba yang dilaporkan dalam jangka pendek dengan harapan manajer dapat

mempengaruhi investor dan sebagai alat untuk mencapai beberapa

keuntungan pribadi manajemen (Schroeder dan Clark seperti dikutip

dalam Setiawati, 2002).

Mechant ( 1989) seperti dikutip dalam Saiful (2002)

mendefinisikan laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba (income) yang

dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan

ekonomis (economic advantage) yang tidak sesungguhnya dialami

perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan perusahaan.

Schipper (1989) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun)

mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud

Page 28: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja

memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Rosenzweig (1995) seperti

dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba

sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan

yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjala.n clari unit usaha yang

menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)

profitabilitas ekonomi unit tersebut clalam jangka panjang.

Healy dan Wahlen (1999) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa

tahun) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan

(judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk

merubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran

(magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi

perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang

tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Copeland

(1968:10) seperti yang dikutip Utami (2005) mendefinisikan manajemen

laba sebagai "some ability to increase or decrease reported net income at

will". Hal ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen

untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba

sesuai dengan keinginan manajemen.

Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai definisi diatas bahwa

manajemen laba adalah usaha yang dilakukan manajemen untuk merubah

angka akuntansi perusahaan dengan menaikkan atau menurunkan laba

perusahaan untuk kepentingan tertentu.

Page 29: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Scott (2003) dalam Financial Accounting Theory mengatakan

manajemen laba dapat dilihat dari perspektif laporan keuangan dan

kontrak dari perspektif kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai

cara untuk menurunkan biaya proteksi perusahaan dari konsekuensi

ketidakjelasan masa depan dan kontrak yang merugikan dari perspektif

laporan keuangan, manajer akan leluasa untuk mempengaruhi nilai pasar

perusahaannya dengan memanipulasi laba. Sebagai contoh, mereka akan

membuat kenaikan yang berkesan dan menaikkan laba setiap waktu.

Dilihat dari perspektif kontrak, manajemen berkesempatan

melakukan manajemen laba untuk menguntungkan mereka sendiri.

Manajemen leluasa untuk berbuat demikian karena mereka mempunyai

informasi yang tidak diketahui pihak luar. Kondisi ini terjadi karena

adanya teori keagenan antara manajemen dengan pihak pemegang saham.

2. Alasan Melakukan Manajemen Laba

Menurut Scott (2003), alasan perusahaan melakukan manajemen laba

adalah:

a. Blwnus scheme (Rencana Bou us)

Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan

berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan

bonus yang akan diterimanya.

b. Debt Covenant (Kontrak Hutaug Jaugka Panjang)

Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori

akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran

Page 30: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang

dapat "memindahkan" laba periode mendatang ke periode berjalan

sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami

pelanggaran kontrak.

c. Political Motivations (Motivasi Politik)

Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis akan cenderung

menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama

periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk

memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya

subsidi.

d. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan)

Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan

mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengurangi laba yang

dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang

harus dibayarkan kepada pemerintah.

e. Changes of CEO (Pcrgantian CEO)

CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan

melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus.

Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan

cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan

pemecatannya.

Page 31: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

f. Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana)

Saat perusahaan go publik, informasi keuangan yang ada dalam

prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini

dapat sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan

untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha

menaikkan laba yang dilaporkan.

3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba

Scott (2003) juga mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang

dilakukan oleh manajer antara lain:

a. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk tidak menguntungkan

tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biaya­

biaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode

berjalan.

b. Income Minimization, dilakukan saat perusahaan memperoleh

profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar ticlak mendapat perhatian

secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan

pengeluaran iklan, rise! dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.

Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim.

c. Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh

bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang

mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer

perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.

Page 32: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

d. Income Smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering

dilakukan dan paling popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan

atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan

sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak betisiko tinggi.

4. Metode Pengukuran Manajemen Laba

Metode pengukuran ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya

manajemen laba. Penghitungan dilihat dari total akrual perusahaan yang

dapat dibebankan menjadi dua bagian yaitu bagian akrual yang memang

sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan

(nondiscretionmy accruals) dan bagian akrual yang merupakan hasil

rekayasa (discretionary accruals). Berikut berbagai metode pengukuran

yang dilakukan oleh berbagai penelitian:

Tabel 2.1 Ikhf 1sar Mt d P eo e Cll!!U k Ak Id Ab uran rna an norma IAk rna I

Peneliti Metode nenl!nkuran van!! dig!!!takan Healy ( 1985) Non Discretionary accruals are estimated by a mean value over a certain period

De Angelo (1986) Total Accruals

Dechow and Sloan (1991) Non Discretionary accruals are measured by the mean of the industry sector

Jones (1991) Non Discretionary accruals are taken into accounts the growth in revenues and fixes assets by standardizing by the total asset at the beginning

Friedlan (1994) De Angelo's model standardized by sales

Kang and Sivaramakrisnan Predict the level current asset and liabilities (1995)

Francis, Maydes and Average Discretionary accruals: different between total accruals and estimated non Sparks (1999) discretionary accnmls.

Jater and Shivakumar Modified Jones model with cash flows. Cross~sectional model (1999)

Peasnell, Pope and Young Margin model or working capital accrual (2000)

Dechow and Sichev (2002) The residuals from specific regressions if changes in \Vorking capital on past, present and future operating cash flows,

Sumber: W1w1k Utam1, 2006, hal. 26

Page 33: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

5. Tingkat Pengnngkapan

Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu

mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemakai laporan

keuangan. Tingginya asimetri informasi dapat menyebabkan antara lain

tingginya modal (cost of capital) yang harus ditanggung perusahaan.

Penelitian Botosan (1997) seperti dikutip Veronica (2003) menemukan

bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya modal dengan tingkat

pengungkapan sukarela atau pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh

badan pengatur. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu:

I. Pengungkapan Penuh

Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan

perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan.

2. Pengungkapan Wajar

Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan

informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan

keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.

3. Pengungkapan Cukup

Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh

standar akuntansi yang berlaku.

Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Mardiyah (200 I),

Veronica (2003) dan Utami (2005), yang menunjukkan bahwa apabila

terjadi informasi asimetri yang rendah maka dibutuhkan pengungkapan

yang semakin andal untuk menurunkan biaya modal.

Page 34: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Penelitian lain membuktikan bahwa asimetri informasi berkurang

jika tingkat pengungkapan meningkat. Welker (1995) seperti dikutip

Veronica (2003) membuktikan secara empiris bahwa asimetri informasi,

yang diukur melaui perbedaan harga penawaran dan pembelian saham (bid

ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan

peningkatan tingkat pengungkapan. Tingkat pengungkapan yang tinggi

akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan

pengguna laporan keuangan.

6. Good Corporate Governance

Melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang

terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata

corporate governance. Good Co1porate Governance merupakan salah satu

elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi

serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para

pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyhanto, 1anpa tahun). OECD

(2004) dan FCGI (2001) seperti dikutip Boediono (2005) mendefinisikan

corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan

hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,

karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain

sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Watts (2003)

dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) menyatakan bahwa salah satu cara yang

Page 35: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku

opportunistik manajemen adalah Good Corporate Governance.

Menurut Herwidayatmo (2000), prinsip-prinsip pokok Good

Corporate Governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 ha! sebagai

berikut:

I. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham

Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu

hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran pemilik, (2)

mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya, (3)

memperoleh informasi yang relevan dengan perusahaan secara berkala

atau teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5)

memilih anggota dewan komisaris dan direksi serta ( 6) memperoleh

pembagian keuntungan perusahaan.

2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan

yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang

saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki

kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas

pelanggaran dari hak-hak mereka.

3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan

Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan

terhadap hak-hak stakeholders seperti ditentukan dalam undang­

undang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan

Page 36: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan

kesejahteraan, lapangan kerja dan kesinambungan usaha.

4. Keterbukaan dan Transparansi

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya

pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan

yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi

informasi mengenai keadaan keuangan, kine1ja perusahaan,

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.

5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (board of directors)

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman

strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen

yang dilakukan dewan komisaris dan akuntabilitas dewan komisaris

terhadap perusahaan dan pemegang saham.

7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai

pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi

informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan

kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi

yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric).

Page 37: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai

informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham).

Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (prinsipal)

memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu

memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer

dapat melakukan manajemen laba (earnings management) untuk

menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi

perusahaan.

Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang

saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang

saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan

secara sempurna. Situasi dimana pemegang saham memiliki informasi

yang lebih sedikit dari manajer, manajer dapat menggunakan fleksibilitas

yang dimilikinya untuk melakukan earnings management.

Tindakan earnings management telah memunculkan dalam

beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi secant luas diketahui, antara

lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika

Serikat (Utami:2006). Kejadian yang takjauh berbeda dengan yang terjadi

di Amerika Serikat, di Indonesia terdapat beberapa kasus seperti, PT Lippo

Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang melibatkan adanya kecurangan dalam

pelaporan keuangan (Boediono:2005).

Page 38: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Menurut Scott (2003), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

I. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar, dan fakta yang

mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh

pemegang saham tersebut tidak dapat disampaikan informasinya

kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang

manajer tidak seharusnya diketahui pemegang saham maupun pemberi

pinjaman sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar

pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan

sebenarnya secara etika atau nonna mungkin tidak layak dilakukan.

8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi

Pemegang saham tidak mempunyai informasi yang cukup untuk

mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi

dalam keadaan asimetri informasi yang tinggi. Teori market

microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection

yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan

informasi firm specific yang material tidak diungkapkan ke publik.

Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan

membuat ketentuan minimal alas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh

perusahaan yang terdaftar dibursa saham (Veronica:2003).

Page 39: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu

pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang

dilaporkan dalam laporan keuangan. Diamond dan Verrecchia ( 1991) serta

Kim dan Verrecchia (2001) seperti dikutip oleh Utami (2003) menjelaskan

bahwa jika perusahaan memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, maka

investor relatif percaya bahwa setiap transaksi terjadi pada tingkat harga

yang wajar dengan demikian bid-ask spread menjadi kecil dan selanjutnya

likuiditas saham di pasar juga meningkat. Hasil yang sama juga didapat

oleh Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) yang mengatakan

bahwa asimetri informasi, yang diukur melalui perbedaan harga

penawaran dan pembelian (bid-ask spread) akan berkurang dan likuiditas

pasar meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat pengungkapan.

Kesimpulannya adalah bila tingkat pengungkapan meningkat maka

asimetri informasi semakin mengecil.

B. Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan ini mengacu pada beberapa studi yang pernah

dilakukan peneliti, diantaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2001) menyimpulkan dilihat

dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial.

Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsip­

prinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan

Page 40: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

kesewenangan manajer. Manajer melakukan manajemen laba dengan

menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial dan variabel riil.

Baharudin dan Satyanugraha (2004) meneliti tentang persepsi profesi

akuntan terhadap earnings management dan menyimpulkan bahwa bagi

seluruh kelompok responden (mahasiswa akuntansi, dosen akuntansi maupun

praktisi akuntan) terdapat peranan positif dari filsafat moral individu dalam

dimensi ideologi idealisme terhadap persepsi tentang perilaku moral praktik

earnings management dalam seluruh tipenya, manipulasi operasional,

manipulasi akuntansi dan manipulasi total.

Penelitian yang dilakukan Saiful (2002) menemukan manajemen laba

disekitar IPO, yaitu pada periode dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua

tahun setelah IPO. Peneliti juga menemukan kinerja operasi setelah IPO

rendah. Rendahnya kinerja tersebut dipengaruhi oleh manajemen laba.

Peneliti juga menemukan bahwa retur satu tahun setelah !PO rendah, namun

peneliti tidak berhasil menemukan hubungan antara rendahnya retur saham

setahun setelah !PO dengan manajemen laba disekitar IPO.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002) menemukan ada

estimasi ala'ual yang nondiscretionary dengan model Jones maupun median

tingkat industry membuktikan bahwa ada tingkat ala'ual yang discretionary

pada laporan keuangan satu periode sebelum dan setelah IPO. Penelitian yang

dikemukakan oleh Kusuma (2006) dikatakan bahwa manajemen laba akan

mengurangi relevansi laba namun akan menyebabkan peningkatan relevansi

nilai buku ekuitas perusahaan. Manajemen laba melalui short-term

Page 41: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

discretionary accruals terbukti tidak memiliki dampak apapun terhadap

relevansi laba maupun relevansi nilai buku. Namun, manajemen laba terbukti

mengakibatkan penurunan relevansi nilai laba ketika perusahaan melakukan

manajemen laba melalui total discretionary accruals.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) tentang pengaruh

manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan publik sektor

manufaktur memberikan bukti empirik bahwa manajemen laba berpengaruh

positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas, artinya bahwa semakin

tinggi tingkat akrual maka semakin tinggi biaya modal ekuitas. Manajemen

laba yang diproksi dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan (model

Utami) terbukti memberikan kontribusi yang paling besar dalam menjelaskan

variasi biaya modal ekuitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Boediono (2005) menyatakan

mekanisme corporate governance mampu mengendalikan pihak-pihak yang

terlibat dalam pengelolaan perusahaan, sehingga dapat menekan terjadinya

masalah keagenan (agency problem) karena dapat menselaraskan perbedaan

kepentingan atau tujuan antara pihak agen dengan principal maupun pihak

principal (pemegang saham) denganprincipal lainnya (pemberi pinjaman).

Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho (tanpa tahun) memberikan

paparan deskriptif tentang hubungan asimetri informasi dengan tindakan

manajemen laba sebagai implikasi dari hubungan keagenan. Masalah

keagenan yang timbul antara manajemen dengan komisaris dapat

diminimalisir melalui corporate governance. Corporate governance

Page 42: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen

yang pada akhirnya diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen

laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) dengan menggunakan

informasi aspek GCG yang diungkapkan dalam laporan tahunan

membuktikan adanya hubungan antara Good Corporate Governance dengan

pengungkapan. Kesimpulan yang didapat adalah I) Informasi yang paling

banyak tidak diungkap oleh emiten adalah kinerja non keuangan (aspek

strategi bisnis, pemasaran, dan distribusi produk), 2) Pengungkapan aspek

proses GCG oleh emiten masih rendah, 3) Pengungkapan aspek GCG

berpengaruh positif dam signifikan terhadap harga saham dan volume

transaksi saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Midiastuty dan Mahfoedz (2003)

menganalisis hubungan mekanisme corporate governance dengan

manajemen laba dan kualitas laba. Hasil penelitian secara ringkas adalah

sebagai berikut: I) Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

berhubungan negatif dengan manajemen laba. Artinya bahwa mekanisme

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran atau jumlah

dewan direksi mampu mengarungi konflik kepentingan yang timbul dari

hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang saham

(shareholders). 2) Pengujian hubungan anatara kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional dengan kualitas laba (yang diukur dengan earnings

response coefficient) yang dirumuskan dalam hipotesis, kedua mekanisme

Page 43: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

kepemilikan ini berhubungan positif dengan ERC. Hal ini

mengidentifikasikan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional berhasil menjadi mekanisme yang mengontrol dan

meminimalkan perilaku manipulasi laba oleh manajer sehingga kualitas laba

yang dilaporkan dapat meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Khomsyiah (2003) dengan cara

menguji hubungan simultanitas implementasi co1porate governance dengan

tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan­

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan

analisis korelasi sederhana menunjukkan adanya hubungan antara

implementasi corporate governance dan pengungkapan infonnasi. Struktur

kepemilikan masyarakat, komposisi komisaris independen dan keberadaan

komite audit mempunyai hubungan yang signifikan dengan indeks corporate

governance dan pengungkapan infmmasi, namun penelitian ini tidak berhasil

memberikan bukti adanya korelasi antara komposisi komisaris independen

dan komite audit dengan indeks pengungkapan wajib. Pemsahaan-perusahaan

yang melaksanakan corporate governance akan memberikan lebih banyak

informasi dalam rangka mengurangi asimetri informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Halim dkk (2005) terhadap 34

perusahaan manufaktur yang termasuk indeks LQ-45 terlihat melakukan

tindakan manajemen laba. Dalam melihat hubungan manajemen laba dengan

indeks pengungkapan ternyata manajemen laba berpengaruh signifikan positif

pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sejalan dengan perspektif

Page 44: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Efficient Earnings Management. Namun sebaliknya tingkat pengungkapan

berpengaruh signifikan negatif pada manajemen laba sejalan dengan

perspektif Opportunistic Earnings Management. Asimetri informasi, kinerja

masa kini dan masa depan, factor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan pada manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2003) mengatakan analisa

empiris memberikan indikasi bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan

memiliki korelasi negatif yang significan dengan manajemen laba.

Perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang rendah cenderung melakukan

manajemen laba yang lebih banyak dan sebaliknya, perusahaan yang banyak

melakukan manajemen laba cenderung untuk mengungkapkan informasi yang

lebih sedikit. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa korelasi negatif yang

signifikan ini terjadi baik pada periode sebelum maupun setelah krisis.

Korelasi negatif antara manajemen laba dan kebijakan pengungkapan yang

dianut perusahaan memberikan indikasi bahwa sejauh mana perusahaan

melakukan manajemen laba merupakan penentu dari keputusan manajemen

untuk memilih menyajikan informasi yang lebih sedikit atau lebih banyak

dalam laporan keuangannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2006) clikemukakan bahwa 1)

pengungkapan sukarela dan manajemen laba secara simultan berpengaruh

terhadap asimetri informasi (signifikan level 10%), 2) pengungkapan sukarela

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap asimetri informasi, 3)

manajemen laba tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi.

Page 45: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

PERPUST AKAAN UT AMA UIN SYAHID JAKARTA

Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2004) menguji hubungan

antara Good Corporate Governance, Asimetri Informasi dan Earnings

Management didapatkan hasil bahwa variabel corporate governance

(kepemilikan institusional), kualitas audit, presentase komisaris independen)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap discretionary accruals. Akan

tetapi discretionary accruals dan komite audit menunjukkan koefisien yang

positif dan signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pasar modal menilai baik

discretionary accruals perusahaan yang mempunyai komite audit.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka, baik teoritis maupun empirik peneliti

menggambarkan kerangka pemikiran hubungan pengungkapan sukarela,

manajemen laba, dan asimetri informasi adalah sebagai berikut:

Pengungkapan

GCG

Manajemen Laba

Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Asimetri Informasi

Page 46: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

D. Hipotesis

Berdasarkan masalah penelitian dan kajian pustaka maka hipotesis

dirumuskan sebagai berikut:

HI: Pengungkapan GCG dan manajemen laba berpengaruh secara simultan

terhadap asimetri informasi.

H2: Pengungkapan GCG berpengaruh terhadap asimetri informasi

H3: Manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri informasi

Page 47: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik sektor manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006. Rancangan

penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang merupakan penelitian

penjelasan atau explanatory research. Data dikumpulkan dan dianalisis

menggunakan pool data, yaitu gabungan dari data time series dengan data

cross sectional.

Data yang digunakan bersumber dari yang pertama, annual report

perusahaan kurun waktu 2005-2006. Kedua dari laporan keuangan tahun 2005

dan 2006 dan yang ketiga dari Capital Market Elektronic Document Service

(CMEDS) milik Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.

Ruang lingkup penelitian ini menguji variabel independen (variabel

be bas) yaitu tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan

Manajemen Laba sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitn

Asimetri Informasi.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistic

sampling yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, dimana sampel

dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untnk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel

Page 48: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

bertujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu

teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan

kriteria atau pertimbangan tertentu.

Populasi penelitian adalah perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.

Populasi sasaran adalah perusahaan publik sektor manufaktur. Perusahaan

manufaktur tersebut minimal telah menerbitkan laporan keuangan tahunan

selama 2 tahun, yaitu tahun 2005 dan 2006. Pertimbangan untuk memilih

populasi sasaran perusahaan manufaktur adalah berdasarkan hasil studi

empirik sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengungkapan dan manajemen

laba mempunyai variasi yang berbeda untuk setiap jenis industri.

Total perusahaan publik sektor manufaktur sebanyak 96 perusahaan.

Populasi sasaran harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:

1. Emiten mempunyai tahun buku berakhir 31 Desember.

2. Emiten mempunyai nilai buku ekuitas positif untuk tahun 2005 - 2006

3. Laporan keuangan emiten len~kap untuk periode tahun 2005 - 2006

Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 85 perusahaan yang memenuhi kriteria

dengan rincian sebagai berikut:

Tabet 3.1 Proses Pemilihan Sampel

No Keteran!!an Jnmlah % 1 Populasi sasaran 96 100 2 Perusahaan publik sektor manufaktur yang tidak 11 11,458

memenuhi kriteria 3 Perusahaan publik sektor manufaktur yang 85 88,542

memenuhi kriteria Sumber: data yang diolah

Page 49: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Analisis dilakukan dengan menggunakan pool data untuk tahun 2005 dan 2006

sehingga jumlah unit analisis adalah l 70 perusahaan (85 x 2).

C. Metode Pengnmpnlan Data

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, dibutuhkan data dan

informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi ynag

dibutuhkan peneliti diperoleh dari:

1. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia dengan

menggunakan Capital Market Electronic Document Services (CMEDS).

2. Website Bursa Efek Indonesia yaitu: http://www.idx.co.id.

3. Jurnal-jurnal akuntansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda (multiple regresion

analysis). Regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dua atau lebih

variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini, regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh secara bersamaan

antara tingkat pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen

Laba terhadap Asimetri Informasi.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda, terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas. Model yang baik dan

Page 50: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

representatif harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimation)

sehingga memenuhi asumsi dasar klasik, yaitu:

a. Tidak adanya Multikolinearitas diantara variabel yang dijelaskan.

b. Tidak te1jadi Heteroskedastisitas.

c. Tidak ada autokorelasi.

d. Data yang digunakan dalam penelitian ini harus berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali

(2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan

dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

nonnalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak

Page 51: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

menunjukkan distribusi pola normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas (Ghozali, 2002: 57). Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai tolerance dan Variance lY(f/ation Faktor (VIF).

Apabila tolerance mendekati I atau nilai VIF disekitar angka I maka

tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uj i Autokorelasi

Menurut Ghozali (2002) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi kesalahan

penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya

(t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah:

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi (r # 0)

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai

berikut:

Page 52: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

I) Bila nilai Durbin-Watson dibawah -2, berarti ada autokorelasi

positif.

2) Bila nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Bila nilai Durbin-Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi

negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uj i heteroskedastisitas bertujuan untuk menguj i apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidalmya pola te1tentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y

sesungguhnya) yang telah distudentized (Ghozali, 2002). Berdasarkan

analisis jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka 0 (no!) pada sumbu Y maka tidak te1jadi

heteroskedastisitas.

2. Metode Analisis Data

Berdasarkan kerangka pemikiran dan bentuk diagram hubungan

antar variabel maim metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi

Page 53: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

berganda. Uji hipotesis statistik dilakukan untuk parameter regresi secara

parsial (uji statistik t) dan uji parameter regresi secara simultan (uji

statistik F). Fungsi regresi dirumuskan sebagai berikut:

LnY =a1 +a2X1 +a3X2+e

Y = asimetri informasi

X1 = pengungkapan Good Corporate Governance

X2 = manajemen laba

e = residual error

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu: pengujian

hipotesis pe1tama dengan uji atjjustedR2 (koefisien determinasi), uji F, uji

t dan meranking standardized coefficients beta yang diperoleh dari hasil

analisis regresi linier berganda.

Pengujian hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini yaitu

diduga adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara pengungkapan

Good Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri

informasi perusahaan manufaktur yang dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

I) Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)

Uji adjusted R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu

diketahui nilai koefisien determinasi (Atjjusted R Square). Jika

Atjjusted R Square adalah sebesar I maka fluktuasi variabel dependen

seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada

Page 54: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel. Nilai Arfjusted R

Square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika

nilai Arfjusted R Square semakin mendekati 0 berarti semakin lemah

kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen

(Ghozali, 2002: 45).

2) Uji F (Pengujian Secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara

bersama-sama (simultan atau serempak) terhadap variabel dependen

maka digunakan uji F dengan melihat F1iitung lebih besar dari Fiabel dan

tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha 0,05. Jika F1iitung lebih

besar dari Ftabel dan tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha maka

variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel

dependen. Sebatiknya, jika Fhitung lebih kecit dari Ftabel dan tingkat

signifikan lebih besar daripada alpha maka variabel independen secara

bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen (Santosa, 2005:

162).

Langkah-langkah dalam uji F antara lain:

a) Merumuskan hipotesis

Ho: P1-P6= 0

Artinya variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y).

Page 55: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

b) Menentukan tingkat signifikasi

Untuk menentukan nilai F statistik tabel dapat menggunakan

tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebesaran df= (k-1) dan (n-

k). n= jumlah observasi; k = jumlah variabel termasuk intersep.

Menurut Singgih (2004: 119) dalam Rosida (2007: 57) Fiabel bisa

secara praktis diperoleh melalui software excel dengan menulis

sembarang sel = FINV (probability, djl, df2). Probability adalah

tingkat signifikasi (a), dfl (numerator) adalah jumlah variabel

dikurangi 1, dan df2 (denumerator) a.da!ah jumlah sampel

dikurangi jumlah variabel.

c) Menghitung nilai Fhitung

Menurut Gujarati (1997) yang dikutip Rosida (2007), Fhitung dapat

dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

k = banyaknya variabel bebas

n = banyaknya observasi

untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah:

Bila Fhitung< F1abel berarti I-11 ditolak.

Bila Fhitung> Fiabel berarti H1 diterima.

Page 56: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

3) Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Uj i t dilakukan untuk mengetahui hubunga.n variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui arah

hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, apakah

mempunyai hubungan yang positif atau hubungan yang negatif

terhadap variabel dependen. Apakah setiap variabel independen

mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, malca pertama-tama

dilihat taraf signifikasinya. Jika lebih kecil dari pada alpha (0,05),

maka variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel independen. Jika lebih besar dari pada

alpha (0,05), maka variabel independen tersebut tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan. Melihat a.rah hubungan variabel independen

terhadap variabel dependen, maka dilihat dari t hitung, jika t hitungnya

positif maka mempunyai arah hubungan yang positif yang artinya jika

variabel independen naik maka variabel dependen juga naik.

Sebaliknya jika t hitungnya negatif maka mempunyai arah hubungan

yang negatif yang artinya jika variabel independen naik maka variabel

dependen akan turun (Ghozali, 2002:48).

Langkah-langkah dalam uji t (Rosida, 2007: 58), antara lain:

a) Merumuskan Hipotesis

Ho : ~ = 0, berarti variabel X secara parsial tidak berpengaruh

terhadap Y

Page 57: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

H1 : j3 op 0, berarti variabel X secara parsial berpengaruh

terhadap Y

b) Menentukan Tingkat Signifikasi

Menentukan nilai t statistik tabel dapat menggunakan tingkat

signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df=(n-k) dan (k-1 ). n =

jumlah observasi, k = jumlah variabel termasuk intersep.

Menghitung nilai thitung menurut Djarwanto (2001) dalam Rosida

(2007) adalah:

bi - j3i th· ltung Sbi

Notasi:

Sbi = standar deviasi koefisien regresi Xi

Bi = koefisien regresi Xi

c) Membandingkan nilai thitung dengan trabel

Cara untuk menentukan Ho diterima atau ditolak adalah:

Bila t1iitung < trabel berarti H1 ditolak

Bila thitung > trabel berarti H1 diterima

Menurut Arif (1993:13) dalam Rosida (2007:59), untuk

menentukan variabel bebas mempengaruhi nilai variabel dependen

dalam suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien beta

(beta coefficient). Koefisien tersebut disebut standardized

coefficient.Hal ini dilakukan dengan merangking standardized

coefficient beta yang diperoleh dari hasil analisis regresi berganda

dengan menggunakan SPSS. Nilai koefisien regresi yang paling

Page 58: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

besar mengindikasikan bahwa variabel tersebut mempunyai

pengaruh yang paling besar atau dominan.

E. Operasional Variabel Penclitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur melalui instrumen­

instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Penggunaan instrumen-instrumen dari penelitian-penelitian

terdahulu dimungkinkan karena telah teruji tingkat validitas dan

reliabilitasnya.

Berdasarkan tema diatas terdapat tiga variabel penelitian, yaitu:

1. Variabcl Dcpcnden (depe11de11t variable)

Variabel Dependen adalah variabel tidak bebas yang keadaaannya

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Asimetri Informasi perusahaan.

Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan besarnya residual error dari

spread yang merupakan proksi asimetri informasi dengan mengacu pada

model yang digunakan oleh Laux (1993), Greenstein dan Sarni (1994),

Coller dan Yohn (I 997). Model regresi yang dipakai adalah:

SP =al + a2 P + a3 Tr+ a4 Vr + a4 Dp + e

Keterangan:

SP = Mean spreads saham perusahaan i selama 3 hari window

Spread = Harga penawaran saham - harga permintaan saham pada

setiap hari window

Pr = mean harga saham penutupan (closing price) selama 3 hari

Page 59: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tr = mean volume transaksi saham perusahaan i selama 3 hari

Vr =mean varian return saham perusahaan i selama 3 hari

Dp =Depth yaitu mean dari jumlah saham yang tersedia pada

harga penawaran ditambah jumlah saham pada harga

permintaan dibagi dua.

a = koefisien regresi

e = residual error sebagai proksi asimetri informasi

2. Variabel Independen (independent variabel)

Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah tingkat Pengungkapan Good Corporate Governance

dan Manajemen Laba.

a. Pengungkapan Good Co1porate Governance

Pengungkapan aspek good corporate governance adalah

pengungkapan dalam laporan tahunan yang meliputi struktur dan

proses GCG, kine1ja emiten serta pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan sebagaimana yang dijelaskan dalam teori stakeholder.

Pengungkapan GCG mengacu pada daftar pengungkapan yang

digunakan Utami (2005). Pengukuran pengungkapan GCG dilakukan

berdasarkan pada dua aspek yaitu:

(a) banyaknya item pengungkapan good corporate governance dan

(b) tingkat relevansi setiap item pengungkapan GCG.

Page 60: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Skor pengungkapan GCG dihitung sebagai berikut:

Skor pengungkapan = 2: (P x Q)

Keterangan:

P: Mean skor setiap item pengungkapan

Q: Item pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Jika

perusahaan menyajikan pengungkapan diberi skor satu (1) dan no!

j ika tidak mengungkapkan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan bobot relevansi

pengungkapan aspek GCG bagi investor, dimana penilaian ini

menunjukkan seberapa penting pengungkapan itu bagi investor.

Tabel 3.2 Bobot Relevansi Pengnnglmpan aspek GCG bagi Investor

NO ITEM PENGUNGKAP AN MEAN SKOR

STRUKTUR & PROSES GCG 1 Struktur Organisasi 3,55 2 Komposisi pemilikan saham 4,38 3 Nama dan photo Komisaris 3,3 4 Latar belakang pendidikan & karier Komisaris 3,53 5 Nama dan photo Direksi 3,43 6 Latar belakang pendidikan & karier Direksi 3,81 7 Remunerasi Komisaris/Direktur 3,19 8 Latar belakang Komisaris Independen 3,89 9 Jumlah Komisaris Independen 3,62 IO Jumlah anggota Komite Audit 3,66 I I Frekuensi rapat Komite Audit setahun 3,38 I2 Deskripsi aktivitas Komite Audit dalam tahun 3,57

pelaporan keuangan I3 Deskripsi tentang penerapan prinsip tata kelola 3,87

perusahaan yang baik pada operasi perusahaan ASPEK STRA TEGI DAN KINERJA

14 Strategi bisnis!corporate strateJ<Y 4,45 15 Deskripsi kinerja keuangan 4,7

berlanJut ke halaman 44

Page 61: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tabel Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor (lanjutan)

16 Deskripsi kinerja produksi/operasi 4,58

17 Deskriosi kineria oemasaran 4,6 18 Deskripsi kinerja distribusi 4,51 19 Penghargaan yang diperoleh dalam tahun pelaporan 3,57

keuangan 20 Informasi tentang kerja sama dengan organisasi lain 3,87

yang terkait dengan bisnis perusahaan 22 Rencana bisnis 4,53

TANGGUNG JA WAB SOSIAL 23 Jumlah pegawai 3,26 24 Rincian pegawai menurut pendidikan 3,06 25 PeJatihan oegawai 3,17 26 Kompensasi dan upah minimum 3,04 27 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3,08 28 Dana pensiun karyawan 3,08 29 Penghargaan prestasi keria 2,92 30 Koperasi karyawan 2,81 31 Pengendalian polusi & lingkun)l;an 3,08 32 Beasiswa sekolah/kuliah 3,04 33 Menyediakan fasilitas social 2,83 34 Mendukung program pemerintah 3,06

,

35 Jaminan kualitas produk 4,08 36 Sertifikasi Nasional/Internasional 4,06

Sumber: W1w1k Utam1, 2005, ha! 35

b. Manajemen Laba

Manajemen laba diproksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan

penjualan.

Manajemen Laba (ML)= Akmal Modal Ke1ja (t)/penjualan periode (t)

Akrual modal kerja = L'. AL - L'. HL - L'. Kas

Keterangan: L'. AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t

L'. HL = Perubahan hutang lancar pada periode t

L'. Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada

periode t

Page 62: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

JENIS Independen

Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabcl 3.3 Opcrasionalisasi Va riabcl

VARIABEL INDIKATOR Pengungkapan Pengungkapan yang mencakup Good Corporate 1. Profil perusahaan: Governance a. Latru· Belakang pendirian

b. Struktur organisasi 2. Informasi tentang Komisaris dan

direksi perusahaan: a. Nama dan photo Komisaris b. Nama dan photo Direksi c. Latar belakang Pendidikan

dan kru·ier Komisaris d. Latar belakang Pendidikan

dan karier Direksi e. Remunerasi

Komisaris/Direksi 3. Strategi dan kinerja perusahaan:

a. Strategi bisnis b. Deskripsi kinerja keuangan c. Deskripsi kinerja produksi d. Deskripsi distribusi e. Penghargaan yang dipero !eh f. Informasi bisnis

4. Prospek bisnis: a. Rencana bisnis

5. Informasi pegawai a.Jwnlah pegawai b.Rincian pegawai menurut

pendidikan 6. Tangung jawab sosial

a.Koperasi karyawan b.Pengendalian polusi c.Beasiswa sekolah/kuliah d.Menyediakan fasilitas sosial e.Mendukung progrrun

Pemerintah 7. Produk

a.Jaminan kualitas produk b. Se11ifikasi

nasional/internasional

SKALA

Rasio

Page 63: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tabel Operasionalisasi variabel (lanjutan) a. Latar belaka.ng Komisaris

Independen b. .Tumlah Komisaris Independen c. Frekuensi rapat komite audit

setahun d. Deskripsi ta ta kelo la

perusahaan

Independen Manajemen Laba Akrual modal ke1ja pada periode t Rasio dibagi Peniualan pada periode t

Depend en Asimetri Informasi Residual error dari regresi bid-ask Rasia dengan volume transaksi, harga saham, depth dan variance return saham

Page 64: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Besaran Asimetri Infonnasi dipengaruhi oleh berbagai hal, salah

satunya adalah besaran tingkat pengungkapan perusahaan dan kecenderungan

ada tidaknya manajemen laba dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambaran

kondisi umum masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Pengnngkapan GCG

Pengungkapan GCG dihitung dengan cara mengalikan mean skor dari tiap-

tiap item pengungkapan dengan pengungkapan GCG yang disaj ikan

perusahaan. Berikut daftar pengungkapan yang ban yak disaj ikan oleh

perusahaan.

Tabel 4.1 Hasil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda

Uta mi Febryan Selisih

2003 2008 No ITEM PENGUNGKAPAN % %

% Emiten

Emiten Emiten ungkap

nni?kap UD!!kap STRUKTUR & PROSES GCG

I Struktur Organisasi 48,91 86,20 37,2~

2 Komposisi kepemilikan saham 66,30 98,25 31,95 3 Nama dan photo Komisaris 86,96 95,50 8,5' 4 Latar belakang pendidikan & karier Komisaris 72,83 90,64 17,81 5 Nama dan photo Direksi 86,96 95,50 8,5' 6 Latar belakang pendidikan & karier Direksi 72,83 90,64 I 7,81 7 Remunerasi Komisaris/Direktur 69,02 98,29 29,2' 8 Latar Belakang Komisaris Independen 53,26 88,56 9,2" 9 Jumlah Komisaris Independen 72,28 90,25 I 7,9" IO Jumlah anggota Komite Audit 64,67 90,25 25,28 Berlanjut kehalaman 48

Page 65: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tabel Basil Tingkat Pengungkapan GCG dari Penelitian yang Berbeda (lanjutan) 11 Frekuensi rapat Komite Audit setahun 46,20 76,64 30,44 12 Deskripsi aktivitas Komite Audit 51,63 74,06 22,43 13 Deskriosi tentang oenerapan prinsip GCG 45,10 72,84 27,7,

ASPEK STRA TEGI DAN KINERJA 14 Strategi bisnis/corporate stratef!V 75,00 88,95 15 Deskriosi kinerja keuangan 100,00 100,00 16 Deskripsi kinerja produksi/operasi 98,91 100,00 17 Deskripsi kine~ja pemasaran 67,93 82,45 18 Deskripsi kinerja distribusi 50,54 70,21 19 Penghargaan yang diperoleh dalam emiten 57,07 69,81 20 Informasi tentang kerja sama dengan pihak lain 48,91 65,37 21 Rencana bisnis (business plan) 78,26 92,68

TANGGUNGJAWAB SOSIAL 22 Jumlah pegawai 91,85 97,36 23 Rincian pegawai menurut pendidikan 47,28 70,52 24 Pelatihan pegawai 78,80 91,64 25 Kompensasi dan upah minimum 74,46 93,19 26 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 60,87 90,49 27 Dana pensiun karyawan 45,65 75,63 28 Penghargaaan prestasi kerja 45,11 69,42 29 Koperasi karyawan 41,30 60,25

30 Pengendalian oolusi & lingkungan 71,74 86,56 31 Beasiswa sekolah/kuliah 50,00 82,40 32 Menvediakan fasilitas sosial 48,37 76,85 33 Mendukung program pemerintah 46,74 79,28 34 Jaminan kualitas produk 88,04 92,50 35 Sertifikasi Nasional/Internasional 71,20 86,16 Sumber Data: Wiwik Utam1, Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola

Perusahaan dalam Laporan Tahunan clan Relevansinya bagi Investor, 2005, Data yang diolah

Pada gambar tabel di atas terdapat perbedaan/selisih dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Utami (2003) dan penelitian yang

dilakukan oleh Febryan (2008).

Untuk penjelasan lebih detail antara selisih penelitian keduanya

akan dijelaskan seperti di bawah ini:

13,95 (

14,5'. 14,5'. 19,6 1,7'

16,41 14,4;

5,51 23,2' 12,8• 18,73 29,6' 29,98 24,31 18,73

14,8; 32,'

28,4! 32,54

4,41 14,91

Page 66: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

a. Struktur dan Proses GCG

Pada bagian ini terdapat 13 item pengungkapan.

Pengungkapannya meliputi struktur organisasi, masalah komisaris dan

direktur, komite audit dan penerapan GCG. Pengungkapannya tersebut

mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi:

I) Struktur Organisasi

Pad a item ini terdapat selisih 3 7,29 dari hasil penelitian sebelumnya

sebesar 48,91 % di tahun 2003 menjadi 86,20%. Perubahan ini bila

dilihat secara kasat mata sangat be1tambah drastis tetapi dari logika

ilmiah pada tahun penelitian 2001-2002 pengungkapan amat

terbatas dan struktur organisasi menjadi identitas penting

perusahaan. Kenyataannya pada tahun pelaporan 2005-2006

sebanyak 86,20% perusahaan yang mencantumkan struktur

organisasi pada annual reportnya.

2) Komposisi pemilikan saham

Item ini mengalami kenaikan sebesar 31,95% dari basil

sebelumnya sebesar 66,30% menjadi 98,25%. Selisih nilai ini

melebihi 20% sehingga dapat dikatakan menjadi berpengaruh

perubahannya.

3) Nama dan Foto Komisaris

Pada item pengungkapan yang ketiga ini tidak terdapat selisih yang

besar yaitu sebesar 8,54%. Hasil sebelumnya senilai 86,96%

menjadi 95,50%. Tingginya nilai pengungkapan karena

Page 67: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

pengungkapan ini sudah diwajibkan bagi perusahaan yang go

public.

4) Latar Belakang Pendidikan & Karier Komisaris

Pada item ini terdapat peningkatan sebesar 17,81 %. Nilai

pengungkapan sebesar 90,64%. Item ini begitu penting mengingat

begitu besar peran para Komisaris menentukan langkah perusahaan

ke depan. Pendidikan dan karier Komisaris menjadi salah satu

peran kesuksesan Komisaris dalam memimpin perusahaan.

5) Nama dan Poto Direksi

Nama dan foto Direksi memiliki nilai yang sama dengan nama dan

foto Komisaris, ha! ini wajar karena bila perusahaan

mencantumkan nama dan foto Komisaris mereka akan juga

mencantumkan nama dan foto Direksinya. Penjelasannya kurang

lebih sama dengan item nomor 3 (nama dan foto Komisaris).

6) Latar Belakang Pendidikan & Karier Direksi

Pada item ini mengalami kenaikan sebesar 17,81 % dari nilai

sebelumnya sebesar 72,83% menjadi 90,64%. Item ini begitu

penting mengingat begitu besar peran para Direksi menentukan

langkah perusahaan ke depan. Pendidikan dan karier Direksi

menjadi salah satu peran kesuksesan Direksi dalam memimpin

perusahaan.

Page 68: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

7) Remunerasi Komisaris/ Direktur

Item pengungkapan ini mengalami kenaikan yang besar.

Kenaikannya sebesar 29,27% sebelumnya sebesar 69,02% menjadi

98,29%. Tingginya nilai ini karena item ini sudah diwajibkan

untuk perusahaan.

8) Latar Belakang Komisaris lndependen

Nilai pengungkapan item ini mengalami kenaikan sebesar 35,3%

dari nilai sebesar 53,26% menjadi 88,56%. Item ini menjadi

penting untuk diungkapkan karena latar belakang Komisaris

Independen menjelaskan riwayat Komisaris Independen selaku

Komisaris yang dalam posisi "netral" dalam pengambilan

keputusan perusahaan. Penerapan GCG menuntut adanya peran

Komisaris lndependen yang lebih besar dalam perusahaan.

9) Jumlah Komisaris Independen

Item ini mengalami kenaikan tetapi tidak begitu besar. Kenaikan

te1jadi dari nilai sebelumnya sebesar 72,28% menjadi 90,25% atau

sebesar 17,97%. Item pengungkapan ini mempunyai nilai yang

sama dengan nilaijumlah anggota komite audit.

I 0) Jumlah Anggota Komite Audit

Penjelasan nilai item ini tidak jauh berbeda dengan item

sebelumnya yaitu Jumlah Komisaris Independen. Penjelasan

tambahannya adalah nilai kenaikannya yang lebih besar yaitu

Page 69: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

sebesar 25,28%. Nilai ini sama dengan item pengungkapan

sebelumnya.

11) Frekuensi Ra pat Ko mite Audit dalam setahun

Nilai kenaikan item ini mengalami kenaikan yang amat besar yaitu

sebesar 30,44% dari nilai sebelumnya 76,64%. Adanya kewajiban

untuk mengungkapkan penerapan GCG agaknya menjadi alasan

kenaikan nilai item ini.

12) Deskripsi Aktivitas Komite Audit

Deskripsi aktivitas komite audit memiliki nilai yang tidak jauh

berbeda dengan item No. 11 (frekuensi rapat komite audit setahun)

kenaikan nilainya sebesar 22,43% dari sebelumnya 51,63%

menjadi 74,06%.

13) Deskripsi tentang Penerapan Prinsip GCG

Hal terakhir dalam pengungkapan struktur dan proses GCG adalah

deskripsi tentang penerapan prinsip GCG. Item ini mengalami

kenaikan dari 45, I 0% menjadi 72,84%. Hal ini berarti te1jadi

peningkatan sebesar 27, 74%. Wajar jika item ini mengalami

kenaikan karena pad a dasarnya GCG sud ah diwaj ibkan untuk

perusahaan go public dan deskripsi tentang penerapannya menjadi

ha! yang waj ib dilakukan.

b. Aspek Strategi dan Kinerja

Pada kelompok pengungkapan ini terdiri dari strategi bisnis/

corporate strategy, deskripsi kinerja distribusi, penghargaan yang

Page 70: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

diperoleh emiten, informasi tentang kerja sama dengan pihak lain,

rencana bisnis (business plan). Penjelasan lebih lanjutnya seperti di

bawah ini:

14) Strategi Bisnis/ Corporate Strategy

Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sekitar 13,95% dari

nilai 75% menjadi 88,95%. Sebelunmya hanya tiga perempat

perusahaan yang melaporkan kini lebih dari 80% yang

mencantumkan item ini.

15) Deskripsi Kinerja Keuangan

Nilai dari item ini menjadi tetap, tidak mengalami penurunan atau

kenaikan. Setiap perusahaan yang go public mencantumkan

pengungkapan ini pada annual reportnya.

16) Deskripsi Kinerja Produksi/ Operasi

Item ini mengalami kenaikan dengan nilai kenaikan sebesar 1,09%.

Nilai item ini sama dengan deskripsi kinerja keuangan. Setiap

perusahaan yang go public mencantumkan pengungkapan ini pada

annual reportnya.

17) Deskripsi Kinerja Pemasaran

Kenaikan item ini sekitar 14,52% berbeda dengan pengungkapan

deskripsi kine1ja keuangan dan deskripsi kinerja produksi/ operasi.

Nilai item ini tidak mencapai 100% hanya sebesar 82,45%

perusahaan saja yang melaporkan.

Page 71: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

18) Deskripsi Kinerja Distribusi

Melihat dari empat deskripsi kinerja yang diteliti, deskripsi kinerja

distribusi yang mengalami kenaikan yang paling besar yaitu

sebesar 19,67%. Kenaikannya dari angka 50,54% menjadi 70,21%.

Yang menandakan dari sekitar setengah perusahaan yang

mengungkapkan menjadi hampfr tiga per empat yang

mengungkapkan. Hal ini menandakan deskripsi kinerja distribusi

dianggap begitu penting dibandingkan dengan deskripsi kinerja

yang Iain.

19) Penghargaan yang diperoleh Emiten

Item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 12,74% dari nilai

57,07% menjadi 69,81%.

20) Informasi tentang Kerja Sama dengan Pihak Lain

Item ini juga mengalami perubahan dari semula 48,91%

perusahaan yang mengungkapkan menjadi hanya 65,37%.

Kenaikannya sebesar 16,46%. Perusahaan mengungkapkan

informasinya tentang kerja sama dengan pihak lain walaupun tidak

banyak yang mengungkapkan hanya sekitar Iebih dari setengahnya

saja.

21) Rencana Bisnis (Business Plan)

Rencana bisnis agaknya merupakan informasi penting perusahaan

sehingga nilai yang tadinya lebih dari tiga per empat perusahaan

(78,26%) menjadi 92,68%. Kenaikannya sebesar 14,42%.

Page 72: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

B. Tanggung Jawab Sosial

Pada kelompok ini yang meliputi informasi tentang tanggung

jawab perusahaan kepada pegawai dan lingkungannya. Hampir semua

item pengungkapan mengalami kenaikan di atas I 0% ini menandakan

kepedulian perusahaan terhadap pegawai dan lingkungannya cukup

baik.

22) Jumlah Pegawai

Kenaikan item ini sebesar 5,51% dari nilai 91,85% menjadi 97,36%

atau hampir semua perusahaan melaporkan jumlah pegawai mereka

dalam annual reportnya.

23) Rincian Pegawai Menurut Pendidikan

Hal yang sama berlaku untuk item ini nilai kenaikannya sebesar

23,24%. Sebanyak 70,52% perusahaan yang melaporkan dari

sebelumnya sebesar 47,28%.

24) Pelatihan Pegawai

Item pengungkapan ini mengalami kenaikan dari nilai sebesar

78,80% menjadi 91,64% kenaikannya sebesar 12,84%. Walaupun

kenaikannya tidak begitu besar tetapi hampir semua perusahaan

mencantumkan pengungkapan ini.

25) Kompensasi dan Upah Minimum

Item pengungkapan ini mengalami kenaikan sebesar I 8, 73% dari

nilai sebelumnya 74,46% menjadi hanya tinggal 93,19%. Hampir

seluruh perusahaan mengungkapkan item pengungkapan ini.

Page 73: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

26) Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Sama seperti item sebelumnya item ini juga mengalami kenaikan

yang besar, lebih dari 29,62% dari nilai 60,87% me1tjadi 90,49%

agaknya perhatian terhadap pegawai masih sangat besar.

27) Dana Pensiun Karyawan

Item pengungkapan ini mengalami kenaikan yang cukup besar.

Nilai pengungkapan yang besar ini sama dengan kenaikan item

jaminan sosial tenaga ke1ja. Nilai kenaikan item ini menjadi yang

paling besar dalam kelompok ini yaitu sebesar 29,98%.

28) Penghargaan Prestasi Kerja

Pada item ini juga terjadi kenaikan yaitu sekitar 69,42%.

Kenaikannya sebesar 24,31 % dari nilai sebelumnya yaitu 45, 11 %.

Perusahaan agaknya memberikan perhatian lebih kepada

karyawannya dengan memberikan penghargaan prestasi kerja.

29) Koperasi Karyawan

Perusahaan mengungkapkan item ini sebesat 60,25% dari nilai

sebelumnya 41,30%. Item ini mengalami kenaikan sebesar

18,95%.

30) Pengendalian Polusi dan Lingkungan

Item ini menunjukkan kesadaran perusahaan dalam menjaga

lingkungannya lumayan baik dari nilai semula 71,74% menjadi

86,56% atau naik sebesar 14,82%.

Page 74: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

31) Beasiswa Sekolah/ Kuliah

Peningkatan kualitas karyawan menjadi perhatian perusahaan.

Dilihat dari nilai yang semula 50% menjadi hanya 82,40%.

Kenaikan yang te1jadi sebesar 32,4%. Nilai ini menandakan

perusahaan memperhatikan tingkat pendidikan karyawan.

32) Menyediakan Fasilitas Sosial

Item ini mengalami kenaikan sebesar 28,48% dari nilai sebelumnya

yang bernilai 48,37% menjadi 76,85% perusahaan menyediakan

fasilitas sosial untuk masyarakat sekitar mereka.

33) Mendukung Program Pemerintah

Item ini tidak jauh berbeda dengan item lain yang mengalami

kenaikan. Kenaikannya manjadi sangat drastis yaitu sebesar

32,54% dari nilai sebelumnya 46, 74% menjadi 79,28%.

34) Jaminan Kualitas Produk

Jaminan akan kualitas produk menjadi amat penting bagi

perusahaan untuk melaporkan karena ha! ini menjadi kredibilitas

perusahaan di mata konsumen dan investor. Wajar jika nilai untuk

item ini menjadi begitu tinggi dari nilai sebelumnya sebesar

88,04% menjadi 92,5%.

35) Sertifikasi Nasional/ Internasional

Nilai item ini juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 14,96% dari

nilai sebelumnya 71,20% menjadi 86,16% perusahaan yang

melaporkan sertifikasi nasional/ internasional.

Page 75: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Berdasarkan uraian label di atas kita dapat melihat adanya

perbedaan yang antara hasil penelitian Utami (2003) dan penelitian yang

dilakukan oleh Febryan (2008). Dimana terlihat selama jangka waktu lima

tahun penelitian terdapat kenaikan rata-rata diatas 20% pada setiap item

pengungkapan.

1. Manajemen Laba

Manajemen laba adalah indikasi perusahaan melakukan

penyimpangan dalam laporan keuangan. Penghitungan menajemen laba

disajikan pada label di bawah ini:

Tabel 4.2. Data perhituugan Manajemen Laba

Sid. N Minimum Maximum Sum Mean Std. Error Deviation

Manlaba 85 -849,84 1197,07 1223,65 14,395882 22,745485 205,362 Valid N(listwise) 85

Tabel perhitungan di atas dapat terlihat sejumlah angka-angka yang

menggambarkan keadaan manajemen laba perusahaan. Nilai manajemen

laba terendah sekitar -898,84 dan nilai maksimumnya sebesar 1197,07

dengan nilai mean, standar error dan standar deviasinya sebesar 14,40,

22, 75 dan 205,36.

2. Asimetri Informasi

Hasil Asimetri Informasi yang didapat clari residual error dari

regresi, bid-ask clengan volume transaksi, harga saharn, depth dan variance

return saham clapat clilihat pada label di bawah ini.

Page 76: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Tabel 4.3 D h" ata peng 1tu11ga11 A . . I f' s1metn n ormas1 pernsa 1aan

Std. N Minimum Maximum Sum Mean Std.Deviation Error

spread 85 -114000 84000 -1297 -14,57303 17218,925 0,25541 Pr 85 32,67 59000 444633 4995,8807 11848,232 0,25541 Tr 85 0 23618500 1,90E+08 2140827,7 4874915,2 0,25541 Vr 85 -0,04478 0,06923 0,32297 0,0036289 0,0167027 0,25541 Dp 85 0 49500 275567 3096,2621 7485,9262 0,25541 Valid N 85 (listwise)

Tabel perhitungan menunjukkan nilai spread saham, harga saham

penawaran, harga penutupan, volume transaksi, dan nilai depth. Nilai-nilai

tersebut menggambarkan gerak perdagangan saham yang dilihat dari nilai

minimum, maksimum, sum, mean, std deviation, dan standar error.

C. Hasil Analisis

1. Statistik Deskriptif

Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian.

Tabel 4.4 Descnptive s tatistics

N RanQe Mean Std. Deviation Variance ln_asimetri 83 6.15 8.1416 1.44774 2.096 pengungkapan 85 104.93 45.3031 29.49279 869.825 Manlaba 85 2046.91 5.5165 187.42864 35129.494 Valid N (listwise) 83

Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah data yang dinyatakan valid adalah

83 dari jumlah sampel sebanyak 85 perusahaan. Penjelasan untuk masing-

masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Asimetri Informasi

Asimetri Informasi menggambarkan kondisi saham perusahaan. Nilai

rata-rata diperoleh sebesar 8,1416 dengan standar deviasi 1,44774 dan

Page 77: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

varian 2,096. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Asimetri Informasi

perusahaan rata-rata sebanyak 8, 1416.

b. Pengungkapan GCG

Rata-rata pengungkapan GCG perusahaan manufaktur yang go public

sebesar 45,3031 dengan standar deviasi sebesar 29,49279 dan varian

sebesar 869.825.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh nilai penduga yang

tidak bias dan efisien dari persamaan regresi dengan metode penafsiran

kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square), sehingga dalam

melaksanakan analisis data harus memenuhi asumsi klasik yaitu terbebas

dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan data harus

terdistribusi normal.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Menurut Ghozali (2002:76) uji normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal di grafik. Adapun

dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai

berikut:

Page 78: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Hasil uji normalitas ditunjukkan pada grafik berikut:

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: ln_asimetri

0.8

.a e 0. E o.a

"' (.) .., .$ g 0.4 c. >< w

0.2

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Melihat grafik tersebut diatas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Model regresi ini telah layak dipakai untuk memprediksi asimetri

informasi berdasarkan masukan variabel manajemen laba dan

Page 79: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

pengungkapan GCG karena data telah terdistribusi normal dengan

demikian model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikoliuearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel

independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak te1jadi

korelasi diantara variabel bebas (independen). Ada atau

tidaknya multikolinearitas dapat dinilai dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas

multikolinearitas adalah mempunyai nilai tolerance mendekati

I (satu) dan VIF berkisar diangka I hingga 8 (Singgih, 2004:06)

dalam Rosida (2007: 104). Hasil pengujian ditunjukkan pada

tabel berikut:

Unstandardized

Tabel 4.5 Coeficients (a)

Coefficienbf

Standardized Coefficients Coefficients Col!inearit Statistics

Model B Std. Error Beta t Sio. Tolerance VIF 1 (Constant) 7.490 .283 26.475 .000

pengungkapan .013 .005 .269 2.535 .013 .998 1.002 manlaba .001 .001 .086 .808 .422 .998 1.002

a. Dependent Variable: ln_asimetri

Berdasarkan label diatas dapat disimpulkan bahwa tolerance

mendekati satu dan VIF sebesar 1,002 ini berarti penelitian ini

bebas dari multikolinearitas.

Page 80: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

b. Uji Autokolerasi

Menurut Ghozali (2002: 61), uji autokolerasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi

antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan

pada periode sebelumnya (t-1). Jika te1jadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik

adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin

Watson, dimana hipotesis yang diuji adalah

Ho : tidak ada auto korelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi ( r i- 0)

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi adalah

sebagai berikut:

1) Bila nilai Darwin Watson dibawah -2, berarti ada

autokorelasi positif;

2) Bila nilai Darwin Watson diantara -2 sampai +2, berarti

tidak ada autokorelasi positif;

3) Bila nilai Daiwin Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi

negatif;

Hasil pengujian tentang ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan

pada tabel berikut:

Page 81: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Model R

1 .2as•

Tabet 4.6 Model Summary

Adjusted

R Square R Square

.081 .059 a. Predictors: (Consant), n1anlaba, pengungkapan b.Dependent Variable: ln_asimetri

Std. Error of Durbin-

the Estimate Watson

141.690 1.864

Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat angka Durbin-

Watson sebesar 1,864. Hal ini berarti tidak terdapat masalah

autokorelasi karena angka Durbin-Watson diantara -2 sampai

+2.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas be1tujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak te1jadi

heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat grafik plot, dengan dasar analisis jika tidak

ada po la yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka

0 (no!) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil

pengujian tentang ada tidaknya heterokedasitas ditunjukkan pada

grafik berikut

Page 82: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

2-

-3-

' -2

Scatterplot

Dependent Variable: ln_asimetri

O'() 0 0 0

0 <&00 0 0 0 Oo 8 Cl 0'0

0 0

0 0 0 & 00 o0 \<to oc9

0 0 Cl 0 & 0 0 0 Cl 0 0

'll> OoCl 0 0

0 Cl 0

0 Cl 0

00 0 0 0 Clo Cl 0

0

0 0

0 0

I I I I

~ 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

0

' 3

Melihat grafik diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak,

tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta tersebar baik diatas

maupun dibawah angka 0 pada sum bu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Model Analisis Regrcsi Linier Berganda

Mengolah data dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda, dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen, dimana masing-masing

variabel diberi simbol sebagai berikut: pengungkapan GCG (X1),

Page 83: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Manajemen Laba (X2), dan Asimetri Informasi (Y). Hasil analisis regresi

linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Coefficients( a)

Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t

B Std. Error Beta B 1 (Constant) 7,490 ,283 26,475

pengungkapan ,013 ,005 ,269 2,535 Manlaba ,001 ,001 ,086 ,808

a Dependent Vanable: ln_as1metn

Berdasarkan basil regresi linier berganda diatas, maka diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Ln Y = 7,490 + 0,013 X1 + 0,001 X2 + e

a. al= 7,490

Nilai ini merupakan konstanta yaitu estimasi Asimetri Informasi

perusahaan. Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada

variabel pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X1 dan X2 = 0),

maka Asimetri Informasi sebesar 7,490. Dalam arti kata Asimetri

Informasi sebesar 7,490 sebelum atau tanpa adanya variabel

Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba (X1 dan X2 = 0) atau ceteris

paribus.

b. a2 = 0,013

Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel

pengungkapan GCG meningkat sebesar 1 %, maka Asimetri Informasi

akan meningkat 0,013 atau dengan kata lain setiap peningkatan

Sia.

Std. Error

,000

,013

,422

Page 84: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel Pengungkapan GCG

sebesar 0,013 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X2 = 0) atau

ceteris paribus.

c. a3 = 0,001

Nilai parameter atau koefisien ini menunjukkan bahwa setiap variabel

manajemen laba meningkat 1 %, maka Asimetri Informasi akan

meningkat sebesar 0,001 atau dengan kata lain setiap peningkatan

Asimetri Informasi akan dibutuhkan variabel manajemen laba sebesar

0,001 dengan asumsi variabel bebas yang lain (X1 = 0) atau ceteris

paribus.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis ini mencakup uji adjusted R2, uji F dan

uji t. Masing-masing pengujian hipotesis dijelaskan satu persatu dibawah

ini.

a. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar

kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model

regresi linier berganda dalam menjelaskan variabilitas variabel

terikatnya. Jika Acijusted R Square adalah sebesar 1, maka fluktuasi

variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel

independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi

dependen. Nilai Acijusted R Square berkisar hampir 1, berarti semakin

kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel

Page 85: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

dependen. Sebaliknya, jika nilai Ac/justed R Square semakin mendekati

0, berarti lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen (Ghozali, 2002:45). Hasil perhitungan koefisien

korelasi r dan koefisien dete1minasi (R2) disajikan pada tabel berikut:

Model R

1 .285"

Tabel 4.8 Model Summary

Adjusted

R Square R Square

.081 .059 a. Predictors: (Consant), manlaba, pengungkapan b.Dependent Variable: ln_asimetri

Std. Error of Durbin-

the Estimate Watson

141.690 1.864

Melihat hasil perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien

determinan (Adjusted R Square) sebesar 0,059 atau 5,9%. Hal ini

menunjukkan bahwa 5,9% variasi dari Asimetri Informasi bisa

dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (Pengungkapan GCG

dan Manajemen Laba) sedangkan sisanya sebesar 94, I% (I 00%-5,9%

= 94, I%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.

b. Hasil Uji F (Pengujian secara Simultau)

Uji F dimaksudkan untuk melihat pengaruh secara simultan

atau bersama-sama variabel Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba

terhadap Asimetri Informasi. Pengambilan keputusan dilakukan

berdasarkan perhitungan nilai Fhitung dan Ftabel· Tabel 4.9 berikut

menggambarkan hasil uji F.

Page 86: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Sum of

Tabet 4.9

ANO\l'A

Model Squarei df Mean Squ; F Sig. 1 Regressio i 14.57· 2 7.28" 3.631 .OOO(a'

Residual 164.62 82 2.001 Total 179.19 84

a. Predictors: (Constant), manlaba, pengungkapan

b. Dependent Variable: ln_asimetri

Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa pengujian secara

bersama-sama antara variabel independen dan variabel dependen

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan nilai Fhitung

sebesar 3,630 dengan signifikan 0,000. Melihat pada Fiabeb dengan dfl

= 2 dan df2 = 82, diperoleh Ftabel sebesar 2,49. Kondisi dimana F1i;iung

lebih besar dari Fiabel dan signifikasi lebih kecil dari pada alpha (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama semua variabel

independen diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Asimetri Informasi perusahaan industri manufaktur.

c. Hasil Uji t (Pcngujian sccara Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas

secara individual (parsial) terhadap variabel terikatnya. Dalam

penelitian ini diperoleh hasil uji t sebagai berikut:

Page 87: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Model 1 (Constant)

pengungkapan

manlaba

Tabel 4.10 Coefficients (a)

Coefficien~

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 7.490 .283

.013 .005 .269

.001 .001 .086

Collinearit

t Si~. Tolerance 26.475 .000

2.535 .013 .998 .808 .422 .998

a. Dependent Variable: ln_asimetri

I) Pengungkapan GCG = 2,535

Variabel pengungkapan GCG dengan nilai t hitung sebesar

2,535 dengan signifikansi 0,013 pada taraf signifikasi o. = 0,05, maka

HI diterima dan Ho ditolak yang bera1ti variabel pengungkapan GCG

berpengaruh secara signifikan terhadap Asimetri Informasi.

Pengungkapan aspek GCG adalah pengungkapan dalam laporan

tahunan yang meliputi struktur dan proses GCG, kine1ja emiten serta

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana yang

dijelaskan dalam teori stakeholder.

Hasil pengujian terhadap variabel pengungkapan GCG

menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Asimetri

Informasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan basil penelitian Utami

(2005), namun pada penelitian Utami (2005) koefisien regresinya

negatif. Semakin tinggi tingkat pengungkapan, maka semakin besar

nilai asimetri infomasi saham perusahaan di pasar modal. Alasannya

adalah ketika itu terjadi gejolak ekonomi di Indonesia yang dimulai

dengan adanya kenaikan BBM yang fantastis, mencapai 120%.

Statistics

VIF

1.002

1.002

Page 88: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Kenaikan BBM ini mengakibatkan banyak investor yang menahan

pembelian dan penjualan sahamnya mengingat kondisi ekonomi

Indonesia yang kolaps dengan tingkat inflasi sebesar 17%, keadaan ini

semakin memperparah kondisi pasar modal saat itu dan memicu

Asimetri Informasi saham perusahaan. Tingkat pengungkapan yang

tinggi menjadi tidak berarti karena kondisi diluar perusahaan yang

semakin hebat mengguncang pasar modal.

2) Manajemen Laba= 0,808

Variabel manajemen laba dengan nilai t hitung 0,808 dengan

signifikan 0,422 pada taraf signifikan a= 0,05, maka Ho diterima dan

H 1 ditolak yang berarti variabel manajemen laba tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Asimetri Infonnasi.

Manajemen Laba merupakan bentuk penyimpangan dari manajer

dalam penyampaian laporan keuangan. Hal ini terjadi melalui

pengambilan kebijakan akuntansi. Salah satunya adalah asumsi akrual.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Utami

(2005).

Page 89: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Pengungkapan GCG dan Manajemen Laba terhadap Asimetri Informasi

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut: Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Asimetri Informasi. Manajemen laba tidak berpengaruh

terhadap Asimetri lnformasi.

B. Implikasi

I) Tingkat Pengungkapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Asimetri Informasi perusahaan. Investor sangat menilai setiap

pengungkapan dan relevansinya terhadap kinetja perusahaan sehingga

berdampak pada harga saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki

tingkat pengungkapan GCG yang baik akan memiliki nilai lebih dimata

investor.

2) Manajemen Laba tidak berpengaruh dan tidak memiliki nilai signifikasi

terhadap Asimetri Informasi perusahaan.

Page 90: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, Ishar dan Satyanugraha,Heru.2004.Faktor:faktor yang mempengaruhi persepsi profesi akuntan terhadap praktek earnings management.Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol 4 No. l ha! 1-22. ,.

Boediono, Gideon SB.2005.Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.SNA VIII.Solo:

Dechow, R.G. Sloan and A. P. Sweeney.1995.Detecting Earnings Management.The Accounting Review,Vol 70,No.2 ha! 193-225.

Djakman,Chaerul D.2003.Manajemen Laba dan Penganih Kebijakan Multi Papan Bursa Efek Jakarta. SNA VI.Surabaya:

Ghozali, Imam. 2002.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP Semarang. Jawa Timur:

Gumanti, Tatang Ari.2001.Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Riset Akuntansi,Vol 4, No.2, ha! 165-183.

Halim, Julia dkk.2005.Pengaruh Manajemen Laba pada Tingk(lt Pengungkapan Laporan Keuangan pada Penisahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ 45.SNA VIII.Solo:

Hamid, Abdul. 2005. Panduan Penulisan Skripsi. FEIS UIN Press.Jakarta:

Herwidayatmo.2000.Implementasi Good Co1porate Governance untuk Perusahaan Publik Indonesia.Usahawan No.IO Tahun XXIX, Oktober 2000.

Ikatan Akuntan Indonesia.2004.Standar Akuntansi Keuangan.Salemba Empat.Jakaita:

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.2002.Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.BPFE Yogyakarta.Yogyakarta:

Khomsyiah.2003.Hubungan C01porate Governance & Pengungkapan Informasi: Pengujian secara Simultan.SNA VI.Surabaya:

Kusuma, Hadri.Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi (Bukti Empiris dari Indonesia).Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 8 No.1Mei2006 ha! 1-12.

Mahmudi.2001.Manqjemen Laba (Earnings Management): Sebuah Tirifauan Etika Akuntansi.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Page 91: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Mardiyah, Aida Ainul.2001.Pengaruh Asimetri Informasi dan Disclosure terhadap Cost ofCapital.SNA IV.Bandung:

Midiastuty, Pratana Puspa dan Mahfoedz, Mas'ud.2003.Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. SNA VI.Surabaya:

Nurin,Yavida dan Kusuma, Indra Wijaya.2000.Penggunaan Variabel Akuntansl\ untuk Mendeteksi Earnings Management.JAM STIE YKPN. J

Rosida, Ainur. 2007.Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Perusahaan Mantifaktur yang terdafiar di Bursa Efek Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang:

Saiful.2002.Hubungan Manajemen Laba (Earnings Management) dengan Kinelja Operasi dan Retur Saham disekitar IPO.SNA V hal: 148-162.Semarang:

Santosa, Purbayu Budi.2005.Analisis Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS. Pustaka Andi.Yogyakarta:

Scott, W.R.2003.Financial Accounting Theory.Third Ed.University of Waterloo.Prentice Hall Inc.Canada:

Setiawati, Lilis.Manajemen Laba dan IPO di Bursa Efek Jakarta.SNA V ha!: 112-125 .Semarang:

Ujiyhanto, M. Arief.Asimetri Ieformasi dan Manajemen Laba Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan.artikel diakses tanggal 20 November 2007, dari http://www.google.co.id.

Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas: Studi pada Perusahaan Public Sektor Manufaktur.SNA VIII.Solo:

-----,2005 .Praktik Pengungkapan Aspek Tata Kelola Perusahaan dalam Laporan Tahunan dan Relevansinya bagi Investor.Media Rise! Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.5 No.2 ha! 153-174.Jakarta:

-----,2006.Dampak Pengungkapan Sukarela & Manajemen Laba terhadap Informasi Asimetri.Jurnal Rise! Akuntansi Indonesia.Jakarta:

Veronica, Sylvia N.P.s dan Bachtiar, Yanizi, S.2003.Hubungan antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. SNA VI ha! 328-340.Surabaya:

-----,.2004.Good C01porate Governance, Information Asymmetry and Earnings Management.SNA VII.Bali:

Page 92: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Manufaktnr yang Menjadi Sampel Penelitian

NO KODE NAMAEMITEN I ADES Ades Alfindo Putrasetia Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 3 AKRA Aneka Kimia Raya Tbk 4 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 6 AMFG Asahimes Flat Glass Co Ltd Tbk 7 ARGO Argo Pantes Tbk 8 ASII Astra Internasional Tbk .

9 BATA Sepatu Bata Tbk 10 BAT! Bat Indonesia Tbk 11 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 12 BRAM Branta Mulia Tbk 13 BRNA Berlina Co Ltd Tbk 14 BRPT Barito Pasific Timer Tbk 15 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 16 CTBN Citra Tubindo Tbk 17 DAVO Davomas Abadi Tbk 18 DLTA Delta Djakarta Tbk 19 DSUC Daya Sakti Un!!!rnl Corporation Tbk 20 DYNA Dynaolast Tbk 21 ERTX Eratex Djaja Limited Tbk 22 EST! Ever Shine Textile Industry Tbk 23 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 24 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 25 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 26 GGRM Gudang Garam Tbk 27 GJTL Gajah Tun•rnal Tbk 28 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 29 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 30 IKBI Sumi Inda Kabel Tbk (Indah Kabel Indonesia) 31 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 32 INAI Indal Alumuninm Industry Tbk 33 INCI Intan Wijaya Chemical Tbk 34 INDR Indorama Syntetics Tbk 35 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Comoration Tbk 36 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk 37 JECC JEMBO Cable Company Tbk 38 JPRS Jaya Pari Stell Tbk 39 KARW Karwel Indonesia Tbk 40 KBLI GT Kabel Indonesia Tbk (Kabel Metal Indonesia) 41 KBLM Kabelindo Murni Tbk 42 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

Page 93: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Lampiran 1: Daftar Pernsahaan Ma1111faktur yang Menjadi Sampel Penelitian (laniutan)

NO KODE NAMAEMITEN 43 KLBF Kalbe Parma Tbk 44 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 45 LION Lion Metal Works Tbk 46 LMPI Lan'"'eng Makmur Plastik Industry Tbk 47 LMSH Lion Mesh Prima Tbk 48 MDRN Modern Photo Film Companv Tbk 49 MERK Merck Indonesia Tbk 50 MLBI Multi Bintang: Indonesia Tbk 51 MLIA Mulia Industrindo Tbk 52 MLPL Multioolar Corporation Tbk 53 MRAT Mustika Ratu Tbk 54 MTDL Metrodata Elektronik Tbk 55 MYOR Mavora Indah Tbk 56 MYRX Hanson Industri Utama Tbk 57 MYTX AP AC Citra Centertex Tbk 58 NIPS Nipres Tbk 59 PBRX Pan Brothers Tex Tbk 60 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 61 PRAS Prima Allov Steel Universal Tbk 62 PTSP Pioneerindo Gourment Internasional Tbk 63 SHDA Sari Husada Tbk 64 SKLT Sekar Laut Tbk 65 SMAR Sinar Mas Agro Resources dan Tech Com Tbk 66 SMGR Semen Gresik Tbk 67 SMSM Selamat Semourna Tbk 68 SOBI Sorini Corooration Tbk 69 SPMA Suoarma Tbk 70 SQBI Bristol-Mvers Squibb Indonesia Tbk 71 SRSN Sarasa Nugraha Tbk 72 STTP Siantar TOP Tbk 73 SUBA Suba Indah Tbk 74 SUDI Surya Dumai Industry Tbk 75 SULI Sumalindo Lestari Java Tbk 76 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 77 TCID Mandom Indonesia (Tancho Indonesia Tbk) 78 TKIM Pabrik Kertas 1]iwi Kimia Tbk 79 TSPC Tempo Scan oasific Tbk 80 TURI Tunas Ridean Tbk 81 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry and Trading: Company Tbk 82 UNIC Unggul Indah Cahava Tbk 83 UNTR United Tractors Tbk 84 UNVR Unilever Indonesia Tbk 85 VOKS Voksel Electric Tbk

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Page 94: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

NO PENGUNGKAPAN MEAN SKOR ADES AKPI AKRA ALKA 1 Deskripsi kinerja keuangan 4.70 1 1 1 2 Deskripsi kinerja pemasaran 4.60 0 1 1 3 Deskripsi kinerja produksi 4.58 0 1 1 4 Rencana bisnis/business plan 4.53 0 0 0 5 Deskripsi distribusi 4.51 0 0 1 6 Strategi bisnis 4.45 1 1 1 7 Komposisi kepemilikan saham 4.38 0 0 1 8 Jaminan kualitas produk 4.08 1 0 1 9 Sertifikasi produk nas/internasional 4.06 0 0 1

10 Latar belakang Komisaris lndependen 3.89 1 0 1 11 Deskripsi penerapan GCG 3.87 0 1 1 12 lnformasi kerjasama bisnis 3.87 1 0 1 13 Latar belakang pendidikan direksi 3.81 1 0 1 14 Jumlah anggota komite audit 3.66 0 0 1 15 Jumlah komisaris independen 3.62 0 0 1 16 Deskripsi aktivitas komite audit 3.57 0 1 1 17 Penghargaan yang diperoleh emiten 3.57 0 0 1 18 Struktur Organisasi 3.55 0 0 0 19 Latar belakang pendidikan komisaris 3.53 1 0 1 20 Nama dan photo direksi 3.43 0 0 1 21 Frekuensi rapat komite audit 1 tahun 3.38 0 0 1 22 Nama dan photo komisaris 3.30 0 0 1 23 Jumlah pegawai 3.26j 0 0 0 24 Remunerasi 3.19 0 0 1 25 Pelatihan pegawai 3.17 0 0 0 26 Pengendalian polusi dan lingkungan 3.08 0 0 0 27 Jaminan sosial tenaga kerja 3.08 0 0 0 28 Dana pensiun kar;awan 3.08 0 0 0 29 Rincian pegawai menurut pendidikan 3.06 0 0 0 30 Mendukung program pemerintah 3.06 0 0 0 31 Kompensasi dan upah minimum 3.04 0 0 0 32 Beasiswa sekolah/kuliah 3.04 0 0 0 33 Penghargaan prestasi kerja 2.92 0 0 0 34 Menyediakan fasilitas sosial 2.83 0 0 0 35 Koperasi karyawan 2.81 0 0 0

Page I

ALM! AMFG ARGO 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 • 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

' 0 0 1 0 0 0

ASll 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0

I:'" ., 3

"" ~-= ..., t::i ~ =­., ~

"" "' = "" = = ? "" ., = c;'l n c;'l

"" "' ... = jfl =­., ., = 3 ., = = ;> ::;: = ...

Page 95: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

BRPT BATI BRNA BRAM SQBI BUDI CTBN DAVO DSUC DLTA 'DYNA ERTX ETWA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 t" ., 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 = 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 'E

'"I

0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 ., = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ..

0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 ~

0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 ., ~

" 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 = 0 1 0 0 0

., 0 D D 0 0 0 0 1 ~ 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 '=

1 0 D 1 0 1 0 " 1 1 0 1 0 1 = 1

~ 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 = = 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 ~

;:, 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 .,

'= 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 .,

= 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 !;'. 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 ('.

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 !;'. '=

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 " '"I

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 = "' 0 0 0 0 0

., 0 0 0 0 0 0 0 0 = ., 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 .,

= 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 = 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 .,

0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 ,, 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 cm

- ::0 " 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 :z 1J

0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 enc: ~en

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 :r.: ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

::: ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 >z 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 ~ c: 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 ::0 ;:

Page2 :;; ~ -~

Page 96: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

.. . . ·-·· , ................ '-" ...... , , ... '-;:1'-:J°'IVI n1v1vr- MT t'(Ji. Mt:.IV\ JNKP

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 D 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 D 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 01 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

, 0 0 0 0 1 I

0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 3

INAI INTP INDR 1 1 1 ' 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 D 1 D 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INCi 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 D 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 01 0

t-< "' s

'O

~· = N .. t::I a. "' =­., . ~

'O §

"" s ca ~

'O

"' = C'l (") 0 'O ., .., = "' ::. ;.; "' = s "' = = ;;> ~ = ..,

Page 97: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

INTD INTA JPRS JECC KLBF KARW KDSI LMPI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 i 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 • 0 1 0 1 1 ' 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ,0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

Page4

LMSH LION TCID MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 • I 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

MERK 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

~ = "" ::;· Si N

i:::i

~ =' ~ "" <> = "" = = "" £;"

"" "' = C':l l""'.l C':l

"" "' .... = "' "' ; "' = = "' = = >!' ~ = ....

Page 98: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

···-· ~· - ·-·-". .......... IVll-1-11 IVIL.r L. !Vlr\r, : l'lltV I t\IM 1-'tlKA

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

1' 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Page 5

1-'ICO KONI PTSP 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PRAS -

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

~ a "C :;· ., = N

t::i s =-~

"C g "" = = "" Er "C ., = C"l ('.l C"l

"C ('I> .. ill ., ; ., = a ., = = S' a' = ..

Page 99: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

------. -····· ......... 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 " 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0

Page 6

._.IYlr\I" >J'-'Uf VVD/"\

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 ' 0 0 0 -

VULI

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

t" ., El "C :;· ., = !'::' l:;I

~ =­., "' = "C

" Jg = = ~ "C ., = C'.l n ()

"C

~ "' ., =­., ., = El ., = = S' ~ ..,

Page 100: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

.. , ..... , VOIVll""\ C>UUI I t1M~ 1::WG TPEN TURI ULTJ 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1. 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 D 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 D 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 D 0 1 1 0 1 0 0 D 1 D 1 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 'Q 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D

Page 7

UNIC UNVR UNTR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 - 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 D 0 0 0 0 1 0 1 1 0 D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

/OKS 11 1 • 1 " 11 1 1i 1 1 j 0 11 1 11 0 11 1 1 1

i 1 1' 1 11 1 11 0

1' 1 1) 1 1 1 1, 1 11 1 0.l 0 1 j 1 11 1 1; 1 ·1 I 1 1 - 1 " 1: D 1 'i 1 Di D O! 0 Ol 0 DI 0 Di 0 DI 0 01 0 01 0 DI 0 01 0

!:"' "' 9

""' ::;· "' = !':' I:'

~ =­"' ~ ""' ;g "" = = §-""' "' = C'.l n C'.l

""' ~ "' "' =-"' "' = 9 "' = = ;> ::;:' = .,

Page 101: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

1m nran 3 p h' : eng! 1tnngan Akr IM IK ua oda eria, p eniualau dan Mn.i. Laba AKRUAL MODAL MANAJEMEN

0 EMITEN KERJA PEN JU ALAN LABA 1 ADES -157.883 135.043 -0,86 2 AKPI 36.631.862 1.161.845.813 31,72 3 AKRA 266.230.145 3.970.323.262 14,91 4 ALKA 8.839.315 1.699.337.949 192,25 5 ALMI -97.999.540.795 1.969.676.821.813 -20, 10 6 AMFG -70.137.626 1.541.550.668 -21,98 7 ARGO 299.470.563 928.349.925 3,10 8 ASll 628.261 55.508.135 88,35 9 BATA 104. 762.838 428.629.637 4,09

10 BATI 9.521 509.741 53,54 11 BIMA -3.610.597.124 133.075.483.746 -36,86 12 BRAM -54.385.418 1.500.834.620 -27,60 13 BRNA -46.741.563.999 306.651.990.794 -6,56 14 BRPT 260.136.692.396 451.028.735.277 1,73 15 BUOi 17.622 1.072.908 60,88 16 CTBN -321.452 273.181.321 -849,84 17 DAVO 160.540.632.600 1.656.584.248.000 10,32 18 DLTA 47.040.626 396. 732. 902 8,43 19 DSUC -9.308.296.550 397.009.155.580 -42,65 20 DYNA -63.497.755.915 1.002.785.768.190 -15,79 21 ERTX -843.478 580.862.838 -688,65 22 ESTI -19.846.608.006 478.015.954.425 -24,09 23 ETWA 25. 102. 029. 005 396.281.887.783 15,79 24 FASW 78.949.143.693 1.693.080.667.327 21,45 25 GDYR -18.646.310 982.428.331 -52,69 26 GGRM 721.257 26.339.297 36,52 27 GJTL -236.053 5.470.730 -23, 18 28 HEXA -160.598.499.930 1.395. 735. 768.380 -8,69 29 HMSP 554.615 29.545.083 53,27 30 IKBI 21.157.948.310 1.914.344.810.073 90,48 31 IMAS -163.814.789.085 2.909.094.130.573 -17,76 32 INAI 94.355.185.881 557.582.757.699 5,91 33 INCi -3.354.882.411 116.715.011.598 -34,79 34 INDR -40.136. 073 471.671.916 -11,75 35 INKP -262.372.180 1.584.276.307 -6,04 36 INTP -685.773.865.615 6.325.329.027.717 -9,22 37 JECC 3.293.771 448. 020. 924 136,02 38 JPRS 78.802.602.603 340.210.077.953 4,32 39 KARW 20.346.307.653 273.123.348.602 13,42 40 KBLI 80.069.333.613 1.130.748.428.391 14,12 41 KBLM -8.436.506.442 285.471.994.622 -33,84 42 KDSI 30.645.823.388 173.899.967.765 5,67 43 KLBF -337.352.975.123 6.071.550.437.967 -18,00 44 KONI 232.648.157 58.719.723.472 252,40 45 LION -1.132.864.310 143.271.657.090 -126,47 erlaujut kehalaman 85

Page 102: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

1m p1ran : cng 1tungan 3 p h' {rua o a I cna, Pemualan dan Al IM di(. M ni.Laba (lanjutan) AKRUAL MODAL MANAJEMEN

0 EMITEN KERJA PENJUALAN LABA 16 LMPI 65.652.166.969 270.682.412.211 4,12 17 LMSH 2.562.868.496 79.342.796.777 30,96 18 MORN 185.366. 723.817 1.191.495.437.553 6,43 ~9 MERK 3.331.498 487.601.198 146,36 )Q MLBI -71.069 891.001 -12,54 51 MLIA -1.665.167.578 2.464.572.582 -1,48 52 MLPL -366.393 9.100.380 -24,84 53 MRAT 14.530.517.426 226.386.523.590 15,58 54 MTDL -18.604.320.254 1.636.281.896.338 -87,95 55 MYOR 166.845.510.749 1.971.513.231.132 11,82 56 MYRX -152.382.653.453 391.856.408.220 -2,57 57 MYTX -24.634.983.230 2.216.604.854.678 -89,98 58 NIPS -2.461.554.967 260.153.168.468 -105,69 59 PBRX -44.453.310.349 1.426.609.341.813 -32,09 60 PICO 16.187.365.779 249.389.571.007 15,41 61 PRAS -39.618.790.088 746.120.875.043 -18,83 62 PTSP -17.367.683.436 142.149.419.030 -8,18 63 SHDA -61.386 1.785.224 -29,08 64 SKLT 9.486.884.165 193.927.732.153 20,44 65 SMAR 167.886.947.041 4.708.250.428.465 28,04 66 SMGR 722.984.413 8.727.857.819 12,07 67 SMSM 44.816.287.982 881.116.458.927 19,66 68 SOBI 18.737.466 806.580.272 43,05 69 SPMA 268.013.164.977 688.433.555.935 2,57 70 SQBI 312.475 243.775.614 780, 14 71 SRSN 72.980.315 269.380.370 3,69 72 STTP 26.284.260.175 555.207.734.543 21,12 73 SUBA 35.436.256.865 37.721.875.105 1,06 74 SUDI 81.436.979.272 77.585.563.242 0,95 75 SULI -73.028.063.517 703.992.374.835 -9,64 76 TBMS 54.460.972.853 3.913.278.983.156 71,85 77 TCID 56.827.884.727 951.630.228.944 16,75 78 TKIM -10.087.722 956.664.027 -94,83 79 TSPC 97.187.305.564 2. 729.223.518.328 28,08 80 TURI 14.577 3.874.394 265,79 81 ULTJ -116.388.033.259 835.229.966.049 -7,18 82 UNIC 270.046 323.263.246 1.197,07 83 UNTR -948.861 13.719.587 -14,46 84 UNVR -290.786 11.335.241 -38,98 85 VOKS 52.005.235.942 919.536.800.179 17,68

:umber : Data yang d10lah

Page 103: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

L am Jiran 4 D : ata As1metri In ormasi s aham Pernsahaan Mannfaktnr OFFER-

NO EMIT EN CLOSE VOLUME OFFER BID BID DEPTH 1 ADES 946,67 9.333,33 970,00 933,33 1903,33 951,665 2 AKPI 490,00 0,00 500,00 0,00 500 250 3 AKRA 3.000,00 778.166,67 3.000,00 2.975,00 5975 2987,5 4 ALKA 375,00 0,00 0,00 88,33 88,33 44, 165 5 ALMI 1.026,67 2.465.000,00 1.036,67 1.023,33 2060 1030 6 AMFG 2.566,67 27.500,00 2.558,33 2.483,33 5041,66 2520,83 7 ARGO 1.300,00 0,00 0,00 0,00 0 0 8 ASll 13.650,00 16.490.500,00 13.650,00 13.600,00 27250 13625 9 BATA 15.300,00 0,00 10.133,33 9.666,67 19800 9900

10 BATI 5.600,00 0,00 6.000,00 4.700,00 10700 5350 11 BIMA 900,00 0,00 0,00 213,33 213,33 106,665 12 BRAM 2.000,00 0,00 0,00 0,00 0 0 13 BRNA 870,00 0,00 900,00 456,67 1356,67 678,335 14 BRPT 766,67 13.322.833,33 766,67 756,67 1523,34 761,67 15 BUDI 183,67 653.000,00 184,67 183,33 368 184 16 CTBN 17.000,00 0,00 0,00 0,00 0 0 17 DAVO 776,67 952.333,33 776,67 766,67 1543,34 771,67 18 DLTA 27.300,00 0,00 28.000,00 0,00 28000 14000 19 DSUC 200,00 6.833,33 133,33 136,67 270 135 20 DYNA 1.000,00 15.666,67 1.043,33 1.000,00 2043,33 1021,665 21 ERTX 140,00 0,00 0,00 32,00 32 16 22 ESTI 61,00 0,00 0,00 56,00 56 28 23 ETWA 248,33 1.317.833 33 250,00 243.33 493,33 246,665 24 FASW 1.120,00 117. 166,67 1.133,33 1.083,33 2216,66 1108,33 25 GDYR 8.350,00 1.666,67 8.533,33 8.133,33 16666,66 8333,33 26 GGRM 11.050,00 1.305.666,67 11, 166,67 11.050,00 22216,67 11108,34 27 GJTL 520,00 4.348.666,67 520,00 510,00 1030 515 28 HEXA 963,33 1.709.500,00 963,33 946,67 1910 955 29 HMSP 13. 100,00 54.000,00 13.100,00 12.916,67 26016,67 13008,34 30 IKBI 800,00 0,00 850,00 763,33 1613,33 806,665 31 IMAS 760,00 0,00 0,00 253,33 253,33 126,665 32 INAI 220,00 1.382.666,67 226,67 218,33 445 222,5 33 INCi 278,33 51.166,67 280,00 271,67 551,67 275,835 34 INDR 566,67 931.333,33 570,00 560,00 1130 565 35 INKP 873,33 9. 195.000,00 880,00 863,33 1743,33 871,665 36 INTP 5.233,33 7.584.166,67 5.266,67 5.216,67 10483,34 5241,67 37 JECC 212,00 0,00 231,67 103,33 335 167,5 38 JPRS 1.903,33 7.829.000,00 1.913,33 1.900,00 3813,33 1906,665 39 KARW 51,00 0,00 0,00 61,00 61 30,5 40 KBLI 81,00 121.833,33 82,33 80,67 163 81,5 41 KBLM 83,00 166,67 88,00 82,33 170,33 85,165 42 KDSI 213,33 1.841.666,67 221,67 21,00 242,67 121,335 43 KLBF 1.250,00 21.111.333,33 1.250,00 1.240,00 2490 1245 44 KONI 130,00 0,00 0,00 0,00 0 0

berlamut kehalaman 87

Page 104: (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7736/1/FERRIL... · (Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)

Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaau Mauufaktur (laujutau) OFFER-

NO EMIT EN CLOSE VOLUME OFFER BID . BID DEPTH 45 LION 2.000,00 0,00 2.350,00 633,33 2983,33 1491,665 46 LMPI 152,67 5.833,33 156,33 143,00 .. 299,33 149,665 47 LMSH 1.610,00 0,00 0,00 0,00 0 0 48 MERK 49.666,67 3.333,33 50.000,00 49.000,00 99000 .. 49500 49 MLBI 57.500,00 0,00 19.166,67 0,00 19166,67 9583,335 50 MLIA. 148,33 150.166,67 149,67 146,00 295,67 147,835 51 MLPL 108,67 6.432.333,33 108,67 107,67 216,34 108, 17 52 MRAT 283,33 126.166,67 290,00 281,67 571,67 285,835 53 MTDL 79,67 4.982.000,00 80,67 79,67 160,34 80,17 54 MYOR 1.400,00 243.666,67 1.400,00 1.373,33 2773,33 1386,665 55 MYRX 32,67 3.293.500,00 33,00 32,00 65 . 32,5 56 MYTX 87,67 122.000,00 90,67 87,00 177,67 . 88,835 57 NIPS 2.191,67 198.000,00 2.233,33 2.125,00 4358,33 2179,165 58 PBRX 656,67 23.618.500,00 660,00 650,00 1310 . · .. 655 59 PICO 231,67 108.500,00 231,67 201,67 433,34 • ... • 216,67

60 PRAS. 76,00 3.333,33 100,67 50 67 151,34 . 75,67 61 SMAR 3.675,00 5.500,00 3;700,00 3.633,33 7333,33 3666,665

\ 62 SMGR 39.716,67 242.500,00 39.716,67 39.633,33 79350 . "':39675 63 SMSM 310,00 0,00 355,00 280,00 635 317,5 64 SOBI 2.091,67 26.333,33 2.058,33 1.933,33 3991,66 1995,83 65 SPMA 240,00 795.166,67 243,33 238,33 481,66 . 240 83 66 SQBI 59.000,00 0,00 0,00 38.000,00 38000 ! 19000 67 SRSN 125,67 4.044.000,00 127,33 125,67 253 126,5 68 STTP 330,00 0,00 335,00 325,00 660 . .. ;:330

69 SULI 2.400,00 5.721.833,33 2.416,67 2.375,00 4791,67 2395,835 70 TBMS 4.000,00 3.500,00 2.666,67 3.033,33 5700 . 2850 71 TCID 7.700,00 11.500,00 7.833,33 7.483,33 15316,66 '7658,33 72 TKIM 1.390,00 1.037.166,67 1.393,33 1.380,00 .· 2773,33 1386,665 73 TSPC 836,67 22.752.500,00 836,67 826,67 'j 1663,34 . .•• 831,67 74 TURI 683,33 1.142.333,33 700,00

. 680,00 .. 1380 ·. ·. 690

; 75 ULTJ 400,00 141.000,00 .' 411,67 391,67 803,34 . 401,67 76 UNIC 2.833,33 2.000,00 I 2.866,67 2.7.50,00 5616,67 2808,335 77 UNTR 7.866,67 10.633.166,67 7.933,33 7.8'66,67 · 1.5800 . 7900 .

78 UNVR 5.716,67 2.816.666,67 5.750,00 22.966,67 28t~6.67 14358,34 79 VOKS 380,00 0,00 391,67 371,67 . 763,34 381,67 80 MDRN 480,00 0,00 493,33 0,00 493,33 246,665

• 81 SUDI 360,00 0,00 0,00 0,00 .. . 0 0 82 IGAR 115,33 4.942.500,00

. 116,00 .. 115,00 .·· ... 231 115,5

83 INTD 316,67 4.000,00 383,33 300,00 683,33 341,665 84 INTA . 480,00 3.300.666,67 ' 486,67 480,00 966:67 483,335 85 TEJA 2.950,00 0,00 . 0,00 0,00 . 0 0

Sumber : Data yang d10lah