88
STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN TAFSĪR BI AL–MA’TSŪR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Siti Ana Mariyam NIM: 1112034000102 PROGRAM STUDI ULUMUL QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

  • Upload
    lexuyen

  • View
    253

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG

PERKEMBANGAN TAFSĪR BI AL–MA’TSŪR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Siti Ana Mariyam

NIM: 1112034000102

PROGRAM STUDI ULUMUL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat
Page 3: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat
Page 4: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat
Page 5: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

v

ABSTRAK

Siti Ana Mariyam

STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN

TAFSĪR BI AL-MA’TSŪR

Tafsīr bi al -ma’tsūr merupakan afsir yang dinggap valid karena bersumber

dari para perawi yakni Rasulullah SAW, para Sahabat, dan Tabi’in. Tafsīr al-ma’tsūr

dianggap valid apabila diriwayatkan langsung dari Rasulullah SAW kepada para

sahabat melalui jalur Talaqqi, problematika yang terjad pada Tafsīr bi al ma’tsur

disebabkan oleh beragamnya para perawi dalam menafsirkan al-Quran. Goldziher

merupakan seorang orientalis yang sangat concern dalam mengkaji Islam Goldziher

merupakan orang Yahudi yang mempunyai ketertarikan mengkaji Islam secara

mendalam melebihi keikutsertaannya dibidang politik, hasil karyanya begitu

memberikan manfaat besar khususnya untuk kemajuan perkembangan ilmu

perkembangan sejarah tafsir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sejarahTafsīr al-

ma’tsūrmenurut Ignaz Goldziher, yang melihatnya sebagai Tafsir yang sangat penting

bagi pemaknaan ayat-ayat al-Qur’an karena berasal dari Nabi SAW langsung, namun

dalam perkembangannya mengalami problem reliabilitas terkait dengan nilai-nilai

periwayatannya yang tidak lagi dianggap ṣahīh, terutama tentang isinya yang banyak

memuat pandangan para sahabat sendiri, ataupun juga pengaruh Israilliyat dan

kontroversi makna dalam berbagai riwayat yang saling bertentangan. Pandangan

Goldziher ini secara langsung atau tidak langsung memberi pengaruh bagi kajian al-

Qur’an di masa selanjutnya.

Tafsir al-Qur’an yang menjadi pondasidan sumber utama kajian Islam,

menemukan titik tolak pandangan baru melalui Goldziher, dimana sumber-sumber

Barat mulai dijadikan sebagai rujukan, terutama untuk mengkritik pandangan ulama

tradisional Islam. Meskipun begitu, dalam beberapa sisi Goldziher dan ulama islam

mempunyai kesamaan dalam memaknai apa itu Tafsīr al-ma’tsūr, meski sedikit

berbeda dalam menandai sejarah perkembangannya. Baginya, Tafsīr bi al-ma’tsūr

menjadi sesuatu yang sulit dicapai, bukan saja kebanyakan riwayat tidak sampai ke

tangan kita sekarang, tetapi isinya juga menjadi sesuatu yang problematik karenanya.

Banyak riwayat palsu, pengaruh buruk Israilliyat, dan kontroversi yang tidak bisa

disatukan menyebabkan penilaian orang terhadap riwayat-riwayat Tafsīr al- ma’tsūr

menjadi kurang reliable. Semua ini tidaklah mengherankan, karena Goldziher

disimbolkan sebagai bapak orientalisme yang ahli dalam melakukan kritik

sejarahdalam kajian Islam, terutama sejarah tafsir.

Page 6: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

vi

KATA PENGANTAR

AlhamdulillahirrabilA’lamin

Segala puji penulis samapaikan kehadirat Allah Pencipta Alam Semesta yang

telah memberikan berjuta-juta Nikmat, Shalawat Ma’a Sallam penulis haturkan

kepada Manusia Sempurna Muhammad SAW. Sang pencerah ilmu pengetahuan,

sehingga penulisan skripsi ini rampung dengan hasil yang diinginkan.

Beribu kata terima kasih penulis Persembahkan kepada berbagai pihak yang

telah memberikan pengarahan dan bantuan yang sangat berarti, terutama kepada

Laki-laki terhebat sepanjang masa, inspirasi hidup yakni Ayahanda Sumarta terima

kasih atas bimbingan kehidupan yang Engkau berikan hingga saat ini. Perempuan

tercinta dalam hidup setelah Allah dan Rasulnya waktu luangmu adalah sebuah detak

meniti jarum jam, mengingatkan akan semua saat. Ibunda tercinta Ruqiyah Wati.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulisan sampaikan kepada:

1. Masyri Mansur M.A, selaku Ketua Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Lilik Ummi Kaltsum M.A, selaku ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Banun Binaningrum M.pd, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

vii

4. Mohammad Anwar Syarifuddin M.A telahmemberikanbimbingan yang luarbiasa,

terimakasihatassemuainspirasipemikiransehinggapenulisbisamengkajipemikiran

Orientalissecaramendalamdalampenulisanskripsiini.

5. Kusmana MA,selakudosenpembimbingAkademikterimakasih atasdiskusi yang

menyenangkansertaberbagaipemikiranserta saran-saran

sehinggatercetuslahsebuah ide judulskripsi. Para

DosenFakultasUshuluddinJurusanUlumul Qur’an danTafsir, terimakasihatasilmu

yang telahdiberikansemogabermanfaat, PegawaiPerpustakaanFakultas,

PegawaiPerpustakaanUtama yang telahmemberikanwaktudanbuku-bukunya.

6. Eva Nugraha M.A

selakudosenpengujiskripsiterimakasihatasbimbingansertanasihat yang diberikan.

7. KeluargaBesarPERMASI, terimakasihataspemikirandiskusiKOPDAR

diSenjaHari.

8. KeluargaBesarMuslimahTafsirHadits, terimakasihatasbimbingan, ilmu,

sertainformasi-informasiterkaitperkuliahan.

9. KeluargaBesar Guru MTS serta Siswa-SiswiMTS Bait Qur’any,

yangselalumemotivasipenulisuntukselaluberkarya serta menyelesaikan tugas

akhir skripsi ini,. TerimakasihatasdukungansertaDo’a yang selaludipanjatkan. .

10. M.A.G (Muslimah anti Galau)HafidzohHanifiah, NiaHidayati, LeniNuraeni,

DesyNurzannahArsyad, IthaMaftuhatuRahmah, ZulfaAsyura,

NurAshlihahMansyur, UmmiHasanah, LiaOktavia Sasmitha, Ningrum Lestari,

Yuli Elisah terimakasihataspelukanhangatdanobrolansantai yang

mengandungmakna.

Page 8: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

viii

11. KeluargaBesarPergerakanMahasiswa Islam Indonesia

KomisariatFakultasUshuluddin (PMII KOMFUSPERTUM).

12. KeluargaBesar FKMB (Forum KomunikasiMahasiwaBetawi) Bang Asnawi,

HelmiSuhaimi, Hisyam Rafsanjani, Fathur, Lia, NiaHidayati, Muhammad Rifa’i,

Aida Nuraidadanlainnyaterimakasihataskehangatan yang terjalinsemuawaktu

yang kalian berikandalamsetiapobrolanyang selaludirindukan.

13. MahasiswaUshuluddinJurusanUlumul Qur’an danTafsirangkatan2012, kelas TH

“C” terimakasihataskehangatan yang terciptaselama 4 tahun, kalian merupakan

keluarga super. Kekompakan yang terjalin di

antarakitamerupakanjalinanpenyambungtali silaturahmi.

14. KKN JARIYAH2015, terimakasihteruntuksatubulanyangluarbiasa.

15. Para penulisbuku, penerbit, penjualbuku, admin jual-beli buku on-line, peminjam

buku, sertapengirimbukusehinggabuku-

bukutersebutberpindahtangankepadapenulisuntukdinikmati.

Bekasi, 26 Oktober 2016

Penulis,

Siti Ana Mariyam

NIM. 1112034000102

Page 9: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah .................................................................... 1

B. PembatasandanPerumusanMasalah................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8

F. Metode Penelitian............................................................................ 8

G. SistematikaPenulisan ...................................................................... 9

BAB II TINJAUAN UMUM TAFSIR DAN PERKEMBANGANNYA

A. PengertianTafsirdanRuanglingkup .................................................... 14

B. PerbedaanTafsirdanTa’wil ................................................................. 16

C. PenyempitanMaknaTafsir ................................................................... 18

D. ProblematikaPenafsiran ...................................................................... 22

E. Perkembangan SejarahTafsīr al- Ma’tsūr ........................................ 26

1. Masa Rasulullah SAW .................................................................. 26

2. Masa Sahabat ................................................................................... 27

3. Masa Ta’biin ..................................................................................... 29

BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER

A. BiografiIgnazGoldziher ...................................................................... 31

1. Pendidikan ...................................................................................... 31

2. Karya-karyaIlmiah ........................................................................ 34

B. PemikirantentangKeislaman .............................................................. .39

C. PemikiranIgnazGoldzihertentang al-Qur’an danTafsir .................. 42

D. Kajian Buku Mazhab Tafsir dalam Literatur .................................. 44

Page 10: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

x

BAB IV PERKEMBANGAN TAFSĪR BI AL-MA’TSŪR MENURUT

IGNAZ GOLDZIHER

A. Pengertian Tafsīr al- Ma’tsūr menurut Ignaz Goldziher .............. .46

B. Reliabilitas Tafsīr al- Ma’tsūr............................................................ 49

1. Nilai Riwayat ................................................................................. 49

2. Israilliyat ........................................................................................ .53

C. Para Tokoh Tafsīr al- Ma’tsūr ........................................................... 54

1. Ibn ‘Abbās ...................................................................................... 54

2. Ikrimah............................................................................................ 56

3. Ali Ibn Abī Ṭalḥah ....................................................................... .57

4. Al-Ṭabarī ........................................................................................ 58

D. Signifikasi Ignaz Goldziher bagi Tipologi Perkembangan

Penafsiran selanjutnya ......................................................................... 60

1. Muhammad Husein al-Dzahabī ................................................... 60

2. Mannā Khalīl al-Qaṭṭān ............................................................... .65

3. Ṣubḥial-Ṣāliḥ .................................................................................. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 71

B. Saran - Saran ........................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 73

Page 11: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia Inggris

ṭ ṭ ط A A ا

ẓ ẓ ظ B B ب

‘ ‘ ع T T ت

gh Gh غ Ts Ts ث

f F ف J J ج

q Q ق ḥ Ḥ ح

k K ك Kh Kh خ

l L ل D D د

m M م Dz Dh ذ

n N ن R R ر

w W و Z Z ز

h H ہ S S س

’ ’ ء Sy Sy ش

y y ي ṣ ṣ ص

h h ة ḍ ḍ ض

Vokal Panjang

Arab Indonesia Inggris

Ā Ā آ

Ī Ī ٳى

Ū Ū أو

Page 12: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islamadalahagama yang lurus,sejak zaman dahulu diyakini kebenarannya,

para pemeluknya tersebar di Timur maupun di Barat. Sepanjang sejarah manusia,

semenjak Allah mengutusRasul pilihan-Nya, mereka yakin bahwa di dalam agama

Allah terdapat unsur ajaran yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan

di akhirat. Kitabullah al-Qur‟an yang penuh dengan petunjuk, selalu membekali

manusia dengan berbagai prinsip dan bermacam kaidah umum serta ajaran-ajaran

Islam yang menyeluruh. Allah menuntut hamba-Nya agar memperhatikan al-

Qur‟an dan mentadaburi ayat-ayatnya.Dalam surah al-Qamar ayat 17 yang

berbunyi :

رنا كر ٱلقرءان ولقد يس د كر فهل من م ٧١للذ

Artinya:.“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,

Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran ?”

Kunci untuk memahami atau membuka pengertiantentang seruan, risalah

dan Syari‟at Islam tiada lain kecuali dengan jalan menafsirkansecara benar dan

tepat. Sejarah tafsir sama sekalitidak dapat dipisahkan darisejarah Islam secara

keseluruhan. Karena itu, sejarah tafsir perlu diketengahkan. Sejarah tafsiramat

perlu diketahui, perlu dipikirkan dan direnungkan sampai kelubuk jiwa yang

palingdalam, sebabmerupakan sejarahkitab suci yang dapat menyelamatkan

membahagiakan dan menjanjikan keberuntungan di dunia dan di akhirat bagi

Page 13: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

2

manusia yang beriman dan berbuat kebajikan.1

Ketikaal-Qur‟an diturunkan,

kemudian Rasulullah SAW memberikan penjelasan kepada parasahabat tentang

arti dan kandungannya, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami

atau ayat yang samar-samar artinya. Hal ini berlangsung sampai wafatnya

Rasulullah SAW. Setelah wafat Rasulullah SAW dan para sahabat mereka

terpaksa melakukan ijtihad, khususnya mereka yang mempunyai kemampuan

seperti „Alī bin Abī Ṭālib,Ibn Abbās, Ubay bin Ka‟ab, dan IbnMas'ūd. Sementara

sahabat lain ada pula menanyakan beberapa masalah, khususnya sejarah Nabi

atau kisah-kisah yang tercantum ke dalam al-Qur‟an, kepada tokoh-tokoh ahlul

kitab yang telah memeluk agama Islam, seperti „Abdullah bin Salām, Ka‟ab al-

Akhbar, dan lain-lain. Di samping itu para tokoh tafsirdari golongan sahabat

yang disebutkan, mempunyai murid-murid dari para tabi‟in, khususnya di kota-

kota tempat mereka tinggal. Sehingga lahirlah tokoh-tokoh tafsir barudari

kalangan tabi‟in di kota-kota tersebut. Gabungan dari tiga sumber di atas, yaitu

penafsiran Rasulullah SAW, penafsiran sahabat-sahabat sertapenafsirantabi‟in,

dikelompokkan menjadisatu kelompok yang dinamai Tafsīr bi al-Ma’tsūr.

Mengingat pada zaman modern ini perkembangan IPTEK semakin pesat dan

globalisasi tidak dapat dihindarkan, berbagai penafsiran tentang al-Qur‟an

sudah banyak sekali, maka sangat perlu adanya berbagai macam metode

penafsiran yang bisa dijadikan alternatif untuk memahami al-

Qur‟ansecarakontekstualyakniTafsīrbi al-Ma’tsūr.

1Ahmad as-Syirbashi, Sejarah Tafsir al-Qur’an(Jakarta: Pustaka Firdaus,1994), h. 3.

Page 14: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

3

Di kalangan Orientalis tidak ada yang membahas kajian tentang sejarah

perkembangan tafsiral-Qur‟ansecara mendetailseperti Ignaz Goldziher, hanya

Goldziher yang membahas sejarah perkembangan tafsir klasik (bi al-

Ma’tsūr)hingga kontemporer secara jelas. Sebagai orientalis Goldziher

mempunyai peran penting dalam teks perkembangan kajian al-Qur‟an di Barat,

sementara di dunia Islam pemikiran dari Goldziher banyak dikritisi oleh ulama-

ulama kontemporer. Oleh karena itu, kajian pembahasan mengenai pemikiran

kajian Ignaz Goldziher sangat penting untuk dikaji, permasalahan terpenting

ialah? apakah ada beberapa dari ulama-ulama kontemporerIslam, telah mengkaji

ulang hasil pemikiran karya Goldziher tentang perkembangan tafsīr bi al-

Ma’tsūr.Kajiantafsir sangat penting untuk dikaji karena peristiwa berkembangnya

tafsīr bi al-Ma’tsūr mengalami sedikit pergeseran makna, dimulai dari generasi

pada masa Rasulullah SAWsalafhingga muta’akhirin.Kajian ini perlu diteliti

karenasebagai umat Nabi Muhammad SAWseyogianya mengetahui seluk beluk

perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūrsehingga dapat mengetahui sejarah peradaban

tafsir yang telah terjadi dan dijadikan sebagai pembelajarandimasa yang akan

datang.

Dalam hal ini, Prof. Dr. M. Alī Aṣ-Ṣabūnī memberikan pengertian, bahwa

tafsīr riwayat(ma’tsūr) adalah rangkaian keterangan yang terdapat dalam al-

Qur‟an, Sunnah atau kata-kata sahabat sebagai penjelasan maksud dari firman

Allah, yaitu penafsiran al-Qur‟an dengan Sunnah Nabawiyyah. Dengan kata lain,

maka tafsīr bi al-Ma’tsūradalahtafsīr al-Qur’ān dengan al-Qur’ān, penafsiran al-

Qur’ān dengan as-Sunnah atau penafsiran al-Qur‟an menurut atsar yang timbul

Page 15: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

4

dari kalangan sahabat.2Definisi yang lain diberikan oleh Syeikh Mannā„ Khalīl

al-Qaṭṭān, beliau mendefinisikan tafsīr bi al-Ma’tsūr adalah tafsir yang

berdasarkan pada kutipan-kutipan yang ṣāḥīḥ menurut urutan yang telah

disebutkan dalam syarat-syarat mufassir. Yaitu menafsirkan al-Qur‟an dengan al-

Qur‟an, dengan sunnah, karena dia menjelaskan Kitabullah, dengan perkataan

sahabat karena mereka yang paling mengetahui kitabullah atau dengan apa

yang dikatakan oleh para tokoh besar tabi‟in, karena pada umumnya mereka

menerimanya dari sahabat.3M. Quraish Shihab berpendapat mengenai tafsīr bi al-

Ma’tsūr. Menurutnya penafsiran ini hanya sesuai dipakai pada zaman

klasik.Karena mereka mengandalkan kekuatan yang dapat membuktikan

kemukjizatan al-Qur‟an. Tetapi tidak sesuai jika dipakai pada zaman modern ini,

karena orang Arab pun sekarang sudah mulai kehilangan rasa bahasanya, apalagi

kita yang di Indonesia ini. Metode riwayat ini istimewa jika ditinjau dari sudut

informasi kesejarahannya yang luas, serta objektifitas mereka dalam menguraika

riwayat itu, sampai-sampai ada yang menyampaikan riwayat–riwayat tanpa

melakukan penyeleksian yang ketat. Kadang sebagian ditemui tanpa sanad yang

ditemui,sanadnya pun membutuhkan penelitian yang cukup panjang untuk

menunjukkan kelemahan dankeṣaḥīḥannya.4

Kajian orientalisme di Barat, khususnya di Eropa, menurut Syamsuddin

Arif, adalah kajian terhadapkebudayaan peradaban Timur. Hal ini bermula sejak

ribuan tahun yang lalu berawal dari kontak dan interaksi antara orang Yunani

dan Mesir Kuno, Babylonia dan Persia. Seiring dengan waktu arti dan makna

`

2Muhammad Alī Aṣ-Ṣabūnī,Studi Ilmu al-Qur’an, terj. Aminuddin ( Bandung: Pustaka

Setia, 1998), h. 248. 3Mannā Khalīl al-Qaṭṭān,Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’ān, terj. Mudzakir AS ( Bogor: Pustaka

Litera Antar Nusa, 2013) , h. 482. 4Quraish Shihab,Membumikan al-Qur’an(Bandung: Mizan, 1999), h. 83.

Page 16: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

5

orientalis pun mulai meluas. Kalau pada abad pertengahan seorang orientalis

berartiyang mempelajari karya-karya ilmuwan Islam. Kemudian pada abad

berikutnya, arti dan motif orientalis kian membengkak dan berbeda dengan tujuan

awal. pada zaman Renaissance, tegas Syamsuddin Arif, orientalisme tidak hanya

mempelajari bahasa, Agama, dan peradaban Mesir Kuno, Persia, Zoroaster, Arab,

dan Budha. Tidak hanya itu,orientalisme memiliki kepentingan terselubung

sebagai alat dan senjata untuk menjajah, menguasai, dan mempengaruhi. Tujuan

ini sesuai dengan slogan yang mereka usung yakni:Gold, God,

andGospel5Sebagaimana diketahui pada masa pertengahan Islam, di mana saat

itu peradaban Islam merupakan abad pencerahan, dan sebaliknya di Eropa

adalah masa kegelapan (the dark ages) sesungguhnya telah menyulut para

pelajar dari Barat untuk belajar di dunia Islam, seperti diwilayah Andalusia yang

ketika itu merupakan pusat Intelektualisme Islam.Studi-studi yang dilakukan

akademisiBarat dalam rangkamengetahui sejauh mana perkembangan

pengetahuan struktur budaya, ekonomi, dan politik, dalam kebudayaan Islam

kontekstual. Salah satu dari kalangan orientalis yang dikritik oleh al-Syibā‟i ialah

Ignaz Goldziher, menurut al-Syibā‟i biang orientalis ialah Ignaz Goldziher, yang

karya-karyanyadapat menggantikan wilayah hitam putih ajaran Islam hingga

menjadi wilayah abu-abu. Goldziher merupakan Orientalis ilmiah yang mendapat

sumber dana untuk melakukan infiltrasi negatif dalam doktrin ajaran Islam untuk

tujuan-tujuan tertentu.6Ignaz Goldziher merupakan seorang orientalis Yahudi

Hungaria.Ia adalah sarjana Barat terkemuka dan disegani. Berbagai aspek

5Syamsudin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran(Jakarta: Gema Insani, 2008),h.

282. 6Mustofa Hassan al-Syiba‟i, Membongkar kepalsuan Orientalisme, terj. Ibnu Burdah,

(Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka, 1997), h.27.

Page 17: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

6

doktrin Islam secara merata telah ia kuasai. Tak hanya masalah sejarah tafsir yang

menjadi semacam konsentrasi dalam berbagai penelitiannya terhadap doktrin

Islam melainkan juga masalah kritik hadis, Teologi, pembangunan Hukum

(syari’ah),Sejarah Perkembangan Islam, hingga masalah Mistisisme

(tasawuf).7

Dalam buku Madzāhibal-tafsīr al-Islamī,argumen Goldziherdalam

karya itumenguraitentangsejarah penafsiran al-Qur‟an. Penafsiran tersebut bukan

semata-mata menafsirkan dari makna klasik ke makna kontemporer. Namun di

dalamkaryanya, Goldziher membedah pertumbuhan kajian tafsir semenjak

kontroversi mushaf Utsmani hingga pertumbuhan kontemporer. Goldziher

menjelaskan berbagaikelompok-kelompokkeagamaan atau individu menafsirkan

al-Qur‟an, serta berhasilmembongkar motif-motif kepentingan yang berkelindan

dalam penafsiran mereka. Goldziher mengatakan bahwa tafsir sebagai salah satu

pemicu munculnyaperbedaan ragam bacaan al-Qur‟an.

Peradaban Islam adalah peradaban teks. Menurut Ignaz Goldziher

munculnya perdebatan seputar bacaan al-Qur‟an dalam generasi awal tidak lain

merupakan usaha untuk menjaga, melestarikan, dan menegakan kitab suci al-

Qur‟an, ragam bacaan mencerminkanusaha untuk menafsirkan firman Tuhan.

Dunia tafsir menafsir merupakan wilayah yang paling “bertanggung jawab” atas

terbentuknya peradaban itu. Oleh karena itu, kajian kritis yang dilakukan oleh

Ignaz Goldziher merupakan bagian dari kajian mengenai peradaban Islam itu

sendiri. Kajian Ignaz Goldziher mengajak untuk menyebrangi kenyataan sejarah,

sosial dan budayadengan mencermati berbagai tabir pengetahuan dan skema-

skema keyakinan yang digunakan untuk menyerangantar musuh, khususnya

7

Wisnual-Farisy, “Biografi Ignaz Goldziher,” Data artikel diakses20 Februari

2016www.google.com/Ignaz-

Goldziher.biografyhttp://wisnualfarisy28.blogspot.co.id/2012/03/biografi-ignaz-goldziher.html

Page 18: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

7

musuh seagama, baik secara individu maupun kelompok, melalui penafsiran

terhadap kitab suci al-Qur‟an.8 Pada masa awal Islam hingga abad ke-2 H, sahabat

enggan menyibukkan diri mereka dengan (tafsīr bi ad-dirayah). Diriwayatkan

bahwa Qāsim ibn Muhammad ibn Abū Bakar dan Sālim ibn Abdillah ibn Umar

enggan menafsirkan al-Qur‟an, tafsīr bi al-ra’yi dianggap tabu oleh para sahabat,

karena mereka berprinsip bahwa penafsiran al-Qur‟an harus didasarkan pada al-

ilmu, bukan Dzann (tidak pasti). Kecenderungan sahabat dan tabi‟in yang

berpegang teguh pada otentisitas riwayat merupakan suatu hal yang sangat

berperan dalam usaha “memelihara al-Qur‟an” yang dikemudian hari riwayat

dilegitimasi dengan jalur Isnad, penafsiran kecenderungan inilah yang dimaksud

dengan tafsīr bi al-ma’tsūr. Namun bukan berarti tafsīr bi al-ma’tsūrtidak

mengalami kendala, justru dalam pandangan Ignaz Goldziher kendala penafsiran

yang bertitik tolak dari riwayat semakin besar. Maka kemudian muncul istilah

Israilliyat dan Nasraniyat dalam studi tafsir, yaitu riwayat yang merujuk kepada

Israil dan Nasrani, dengan tokoh sentralnya Ka‟ab al-Akhbar,9Di samping kendala

lain yaitu, belum terkodifikasinyatafsir. Tafsir memasuki babak baru, masa

kodifikasi, pada abad ke-2 H, namun manuskrip-manuskrip tafsir tersebut tidak

bisa di jumpai hingga saat ini. Baru pada abad ke-3 H, mulai bermunculan

kitab-kitab tafsir yang dikodifikasi dan bisa dinikmati sampai saat ini, semisal al-

Ṭabarī (251-310 H).

Terlepas dari sikap yang kurang apresiatif tersebut, dapatmengakui bahwa

orientalis memiliki kontribusi yang tidak sedikit terhadap keilmuan Islam. Selain

Ignaz Goldziher, terdapat seorang orientalis yang concern dalam sejarah al-Qur‟an

8 Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir (Yogyakarta: Elsaq Press Sleman,1997),h. 2.

9 Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir, h. 101.

Page 19: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

8

yakni Theodor Noldeke dengan karya yang berjudul “Geschichte des Qurāns”,

nampaknya Goldziher masih terbilang baru dalam khazanah ilmu tafsir.Sebuah

istilahyang berusaha memotret kecenderungan dan model pendekatan para

mufassir dalam menulis kitab tafsir.10

Oleh karena itu, tercetuslah sebuah judul

dengan tema“Studi Pemikiran Ignaz Goldziher tentang PerkembanganTafsīr

bi al-Ma’tsūr”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebagai seorang orientalis, Ignaz Goldziher banyak sekali membahas

tentang kajian-kajian Islam, diantaranya soal kritik beberapa hadits, masalah

mistisisme Islam (Tasawuf), sejarah Islam, dan persoalan-persoalan Teologi.

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, maka penulis mempunyai keinginan

untuk membahas pemikiran sejarah tafsir menurut Ignaz Goldziher, karena

dari beberapa jenis penelitian yang penulis lihat selama ini, banyak dari para

peneliti, mengkaji tentang otentisitas hadits menurut ignaz Goldziher,alasan

penulis menulis skripsi ini ialah karena ingin mengetahui apakah ada beberapa

dari ulama Islam kontemporer yang mengikuti hasil kajian perkembangan tafsīr

ma’tsūr seperti Goldziher, maka rumusan masalahnya adalahbagaimana Ignaz

Goldziher menjelaskan Perkembangan tafsīr bi al-ma’tsūrdan Apakah Goldziher

memberikan pengaruh bagi ulama tafsir selanjutnya ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini untuk :

1. Menjelaskan pengertian tafsīr bi al-Ma’tsūryang telah mengalami

perubahan makna dari masa ke masa.

10

Abdurahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, Terjemahan oleh Amroni Drajat

(Yogyakarta: lkis,2003), h.128.

Page 20: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

9

2. Menguraikan perkembangan tafsir secara mendalam agar

meningkatkanlagi gairah keilmuan sehingga diharapkan mampu

mengetahui, memahami, menganalisa serta mengkritisi secara akademis

perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūr.

3. Menggali pemikiran ulama Muslim mengenai kajian tentang tafsīr bi al-

Ma’tsūr sehingga dapat diketahui apakah Ignaz Goldzihermemberikan

pengaruh bagi ulama Muslim sesudahnya.

4. Memberikan Substansi perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūr serta dapat

mengetahui pandangan Ignaz Goldziher terhadap tafsīr bi al-Ma’tsūr.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

1. Secara Teoritis,dapat memberikan sumbanganpenelitian kajian

perkembangan tafsir.

2. Secara Praktis, sebagai bahan ajar pada mata kuliahKajian Barat terhadap

al-Qur‟an dan Hadits serta Pendekatan Modern terhadap al-Qur‟an dan

Hadits.

E. Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis, ada banyak skripsi mahasiswa

Ushuluddin yang membahas masalah tentang orientalis yang bernama Ignaz

Goldziher akan tetapi pembahasannya hanya seputar hadis saja dengan judul

“Kredibilitas sunah (analisis atas pemikiran hadis Ignaz Goldziher)” yang

ditulis oleh Baihaqi, pembahasannya hanya seputar kontribusi Ignaz Goldziher

dalam bidang hadits, dalam hal itu, menurut penulis skripsi ini. Ignaz Goldziher

telah menyumbangkan kerangka metodologis dalam mendekati kajian-kajian

Page 21: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

10

hadits.kemudian yang kedua tentang skripsi “Orientalis menggugat otentisitas

studi pemikiran Ignaz Goldziher dan Joseph schacht“ yang ditulis

olehEngkus Kusnandar pembahasan skripsinya membahas seputar

keontetisitasan hadis menurut pandangan Ignaz dan Joseph kemudian penulis

skripsi menela‟ah pemikiran 2 orientalis ini, dalam memperdebatkan

keontesitasan hadis. Dan ketiga, yakni skripsi tentang ”pandangan Ignaz

Goldziher tentang relasi etis antara Tuhan dan Manusia yang ditulis oleh

Ade Ismatillah, adapun tela‟ah hasil skripsinya mengacu pada pandangan ignaz

Goldziher tentang teologi Mu‟tazilah yang dianutnya serta tentang bagaimana

pandangan Ignaz Goldziher tentang relasi tuhan terhadap manusia. Adapun

posisi kajian skripsi ini lebih menganalisa tentang pemikiiran Ignaz Goldziher

tentang sejarah perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūr dan serta ulama Islamyang

mengkaji kembali pemikiran tafsīr bi al-Ma’tsūr setelah Goldziher.

F. Metode Penelitian

Pembahasan dalam penelitiantersebut`penyusun skripsi ini menggunakan

rangkaian metode analisis deskriptif untuk menganalisis pemikiran Ignaz

Goldziher dalam perkembangantafsīr bi al-Ma’tsūr serta menggambarkan

pengaruhnya bagi ulama tafsir selanjutnya. Penelitian ini menggunakan model

penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari suatu objek yang dapat diamati

dan diteliti.11

Kemudian menggunakananalisis data merupakan salah satu yang

digunakan dalam penelitian, mempelajari serta mengolah data-data sehingga dapat

diambil suatu kesimpulan yang konkrit tentang permasalahan yang diteliti dan

11

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif( Bandung: Remaja Rosda Karya,

2002), h.3.

Page 22: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

11

dibahas. Jenis penelitian ini memusatkan pada koridor penelitian kepustakaan

(Library Research) artinya, sumber data terdiri dari bahan-bahan yang telah

dipublikasikan, baik berupa buku, kitab-kitab, jurnal, maupun literatur yang

berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia yang dianggap representatif dan

memiliki relevansi dengan objek yang sedang diteliti.

Sedangkan pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

historis, yaitu sebuah pendekatan untuk mengidentifikasi waktu dan tempat

denganpendekatan historis, diharapkan dapat melacak segala peristiwa dengan

melihat dimana, apa sebabnya dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Pendekatan historis sangat berperan penting dalam penelitian ini, karena

penelitian yang diangkat adalah peristiwa serta catatan sejarah yang membutuhkan

upaya pengujian data-datanya.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sumber

primer yaitu karya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maupun yang sudah

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, sedangkanbuku yang dijadikan referensi

adalah karya Muhammad Husein al-Dzahabī“Tafsīr wa al Mufassirūn”sumber

sekunder yaitu karya-karya atau literatur orang lain yang memiliki relevansi

dengan Ignaz Goldziher yang berkaitan dengan tafsīr bi al-Ma’tsūr,sumber-

sumber sekunder inilah yang digunakan penulis untuk menganalisis pemikiran

Ignaz Goldziher tentang tafsir.Kemudian menggunakan Sumber tersier adalah

sumber data yang berasal dari internet, karya ilmiah, dan diktat kuliah.

G. Sistematika Penulisan

Adapunsistematika penulisanskripsi ini ialah sebagai berikut:

Page 23: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

12

Bab IPendahuluan meliputi, latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan. Bab satu menjelaskan alasan utama penulis mengkaji

tokoh orientalis Goldziher dengan menggunakan metode penelitian kualitatif

serta data analisis deskriptif dan menggunakan koridor pendekatan sejarah dalam

meneliti penelitian skripsi ini.

Bab II membahastinjuan umum tentang tafsir dan problematika

penafsiran. Definisi tafsir secara umum yang meliputi pengertian dan ruang

lingkup, perbedaantafsir dan ta‟wil, penyempitan makna tafsir, problematika

penafsiran, dan sejarah perkembangantafsīrbi al-Ma’tsūr. Bab dua menjelaskan

secara khusus tentang perkembangan tafsīr ma’tsur dan ta‟wil secara menyeluruh

disertai dengan berbagai problematika tafsiryang terjadi pada abad 2 H, dan

penjelasan mengenai awal permulaan tafsīr bi al-Ma’tsūr berkembang.

Bab IIImembahas biografi dan pemikiran Ignaz Goldziher yang

meliputibiografiIgnaz Goldziher, karya-karya ilmiah, pemikiran tentang

keislaman, dan pemikiran Ignaz Goldziher tentang al-Qur‟an dan tafsir. Bab tiga

menjelaskan tentang kehidupan Goldziher sejak kecil menimba ilmu, karir serta

perjalanan intelektual Goldziher dari masa ke masa, hasil pemikiran karya-

karyanya, serta pandangan Goldziher tentang Islam, al-Qur‟an dan tafsir

danKajian Buku Mazhab Tafsir dalam Literatur, pembahasan ini mengulas sedikit

buku mazhab tafsir serta literatur kitab Madzāhīb al-Tafsīr al-Islamīyang

diterjemahkan ke dalam bahasa arab.

Bab IV membahas penulisan sejarah tafsīr bi al-Ma’tsūr menurut Ignaz

Goldziher yang meliputi sejarah perkembangan Tafsīr bi al-Ma’tsūr, Reliabilitas

Page 24: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

13

tafsīr bi al-Ma’tsūr tentang nilai riwayat dan Israiliyyat, para tokoh tafsīr bi al-

Ma’tsūr dan Signifikasi Ignaz Goldziher bagi perkembangan tipologi penafsiran

selanjutnya. Bab Empat menjelaskan tentang pengertian tafsīr bi al-

Ma’tsūrmenurut Ignaz Goldziher dilanjutkan dengan reliabilitas tafsīr bi al-

Ma’tsūrserta nilai riwayat dan Israilliyat. Kemudian penjelasan tafsīr bi al-

Ma’tsūr menurut 3 ulama Muhammad Husein al-Dzahabī, Mannā Khalīl al-

Qaṭṭān, dan Ṣubḥi al-Ṣāliḥ. Pembahasan dalam subbab ini memberikan titik

temu, yakni Goldziher memberikan dampak pengaruh bagi ulama muslim

yaitu al-Dzahabī dalam perkembangan tafsir selanjutnya.

Bab V Penutup skripsi ini ada di bab V yang memuat kesimpulan, saran-

saran serta daftar pustaka.

Page 25: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TAFSIR DAN PERKEMBANGANNYA

A. Pengertian Tafsir dan Ruang lingkupnya

Dalam bahasaArab kata tafsir berasal dari akar kata al-fasr yang berarti:

penjelasan atau keterangan, yakni mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas.

Keterangan yang memberikan pengertian tentang sesuatu disebut Tafsir.Kata

Tafsirsebagai istilah, dikalangan para ulama mempunyai 2 makna. Makna yang

pertama \sebagaimana dengan yang telah dijelaskan diatas. Sedangkan kedua

mengandung pengertian bahwatafsir mengandung pengertian ilmu badi‟ yaitu

salah satu cabang ilmu sastra Arab yangmengutamakan keindahan makna dalam

penyusunan kalimat.1Kata tafsirpada mulanya berarti penjelasan atau penampakan

makna.Aḥmad Ibn Fais (w. 395 H), pakar ilmu bahasa menjelaskan dalam

bukunya al-Maqāyis fi al-Lughah bahwa kata-kata yang terdiri dari ketiga huruf

fa-sin-ra‟ mengandung makna keterbukaan dan kejelasan. Dari sini kata fasara

serupa dengan kata safara, hanya saja yang pertama mengandung arti

menampakan makna yang dapat terjangkau oleh akal, sedangkan yang kedua,

yakni safara, menampakkan hal-hal yang bersifat material dan indrawi. Kata

Tafsiryang terambil dari kata fasara mengandung makna kesungguhan membuka

atau keberulang-ulangan melakukan upaya untuk membuka, sehingga itu berarti

kesungguhan dan berulang-ulangnya upayauntuk membuka

yangtertutup/menjelaskan apa yang musykil/sulit dari makna sesuatu, antara lain

kosa-kata. Salah satu definisi yang singkat

1Ahmad as-Syirbashi, Sejarah Tafsir al-Qur‟an(Jakarta: Pustaka Firdaus,1994), h. 5.

Page 26: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

15

mencakupmenjelaskantafsirsebagaipenjelasan tentang maksud firman-firman

Allah sesuai dengan kemampuan manusia.2

Kataat-Tafsīr danal-Fasrmempunyai artimenjelaskan dan menyingkap

yang tertutup. Dalam kitabLisānul „Arab dinyatakan kata “al-fasr” berarti

menyingkap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata “at-tafsīr” mempunyai arti

menyingkapkan maksud sesuatulafaẓyang muskil. Maksudnya ialah diantara 2

bentuk kata “al-fasr” dan “at-tafsīr” makatafsirlah yang paling banyak

dipergunakan.3Ada juga yang menyatakan bahwa penggunaan kata tafsir merujuk

kepada “al-fasr“ digunakan sebagai sarana untuk penafsiran, sehingga kata Arab

Tafsīra digunakan sebagai “aktivitas untuk mencari tahu suatu penyakit”

digunakan oleh para dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit pasien. Maka

dengan tafsir, seorang mufasirmampu menyibak isi kandungan ayat-ayat al-

Qur‟an dari berbagai aspeknya.4

Kemudian ada beberapa pendapat tentang tafsir menurut para

ulama.Menurut Jalāl al-Dīn al-Suyūṭī bahwa tafsir adalah ilmu mengenai turunnya

ayat-ayat al-Qur‟an dan hal ihwalnya, cerita-cerita, serta sebab turunnya,

makkiyah dan madaniyyah, muḥkam, dan mutasyabbih, nāsikh mansūkh, amm,

khass, mutlaq muqayyad, mujmal dan mufassarnya, halal dan haram, janji

ancaman, perintah dan larangan,dan mengenai ungkapan perumpamaan

perumpamaannya.5Kemudianmenurut al-Ẓarkasyi bahwa tafsirialah menerangkan

makna-makna al-Qur‟an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan juga hikmah-

2M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir(Tangerang: Lentera Hati, 2013),h.9.

3Mannā Khalīl al-Qaṭṭān,Studi Ilmu-Ilmu al-Qur‟ān (Jakarta:Pustaka Litera Antar Nusa),

h. 456. 4Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an(Jakarta: Rajawali Press Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 309.

5Jalāl al-Dīn al-Suyūṭī,Samudra Ilmu-Ilmu al-Qur‟ān terj. Muhammad Ibn Alawi‟al-

Maliki(Bandung: Arasy Mizan Pustaka, 2003), h.50.

Page 27: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

16

hikmahnya.6

Tujuan mempelajaritafsir ialah memahamkan makna al-Qur‟an,

hukum-hukumnya, akhlak-akhlaknya, serta petunjuk-petunjuknya untuk

memperoleh kebahagiaaan dunia maupun akhirat.Maka faedah mempelajari tafsir

ialah terpelihara dari kesalahan memahamial-Qur‟an. Kedudukan tafsir

tergantung pada materi masalah yang ditafsirkan sebab ia adalah kitabullah Azza

Wajalla.

B. Perbedaan Tafsir dan Ta’wil

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang beda makna tafsir dan

ta‟wil, bahkan ada pula yang menyamakannya. Pebandingan makna antara dua

istilah ini banyak mendapat perhatian ulama Ulūmul al-Qur‟ān, Tafsir berasal dari

kata /fa-sa-ra/ secara etimologis dapat diartikan sebagai keterangan atau

penjelasan yangmenerangkan suatu lafaẓ.Pengertian ini diambil dari firman Allah

SWT dalam surah al-Furqān ayat 33:

كابااولااجئى ٣٣وأحسهاتفسيراااٱلحق ايأتىوكابمثلاإلا

Artinya: “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu

yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang

paling baik penjelasannya.”

Kalimat wa ahsana tafsīra yang ada diakhir ayat tersebut bermakna: pasti

kami datangkan kepadamu suatu kebenaran dengan lafaẓ (kata-kata) yang lebih

baik dan lebih jelas dari pada yang mereka datangkan kepadamu.Ta‟wil

berasaldari kata /a-wwa-la/ dan dapat diartikan sebagai penjelasan dan penafsiran

yang menjelaskan hakikat dari pada makna yang sebenarnnya. Atas dasar

itumakata‟wilmempunyai makna yang sama dengantafsir. Tetapi, menurut

peristilahan syara‟ yang dikemukakan oleh ulama uṣūl fiqh, kata

ta‟wilmempunyai makna berbeda dengan katatafsir, hanya berkisar pada

6Al-Ẓarkasyi, Al-Burhān fi Ulūmul al-Qur‟ān(Beirut: Isa al-Bab al-Halabi ), h. 216.

Page 28: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

17

maknasuatu lafaẓ, bukan makna lafaẓ itu sendiri. Artinya, apabila terdapat

beberapa kemungkinan makna dalam suatu lafaẓmaka yang diambil adalah makna

yang tersembunyi, bukan makna yang ẓāhir (yang bisa langsung ditangkap dari

lafaẓ tersebut).7

Maka atas dasar itulah perbedaan antara tafsirdanta‟wilialah

bahwa tafsir menerangkanmaksud yang ada pada suatu lafaẓ yang menghilangkan

kesamaran arti pada lafaẓtersebut, sedangkan ta‟wil menerangkan maksud yang

ada pada makna yang tidak ditunjukan secara ẓāhir, tetapi dikandung oleh lafaẓ

tersebut berdasarkan dalil yang mendukungnya.

Quraish Shihab menjelaskan mengenai persamaanyang mempersamakan

antara Tafsir dan Ta‟wil, ada juga yang membedakannya dengan menyatakan

tafsiryang berkaitan dengan lafaẓ/kosakata, sedang ta‟wil berkaitan dengan

kalimat/susunan kata. Ada beberapa ulama yang menyatakan bahwa tafsir

berkaitan dengan riwayat, sedangkanta‟wil berkaitan dengan dirayat, yakni

pengetahuan, nalar, dan analisis. Tafsiradalahmendengar dan mengikuti, sedang

ta‟wil adalah beristinbath, yakni menggunakan nalar untuk mencapai

kesimpulan.8Ta‟wil sebenarnya telah dikenal oleh sementara sahabat Nabi SAW,

karena memang bahasa Arab sejak dahulu kala, tidak jarang menggunakannya

tetapi penggunaanya terhadap ayat-ayatal-Qur‟an secara berlebihan menjadikan

ta‟wil tidak berkenan dihati dan pikiran ulama, khususnya para ulama yang hidup

pada abad ke-3 H. Satu susunan kata, atau katakanlah ayat al-Qur‟an, bisa jadi

kabur maknanya kendati sudah jelas makna kosakatanya, lalu kendati telah

diusahakan menemukan pengertiannya–tanpa menggunakan ta‟wil tetap saja

7Adian Husaini dan Abdurrahman al-Baghdadi, Hermeneutika Tafsir al-Qur‟an (Jakarta:

Gema Insani, 2007), h. 45. 8QuraishShihab, Kaidah Tafsir,h. 220.

Page 29: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

18

makna/pesannyatidak jelas atau bahkan bertentangan dengan akidah/kepercayaan

maupun logika yang lurus.9

Lepas dari perbedaan antara tafsir dan ta‟wil, yang pasti dari sisi sasaran

dan tujuan ada persamaan diantara keduanya, sama-sama menjelaskan ayat al-

Qur‟an.Kecuali, dalam istilah teknis sehari-hari hampir tidak pernah dipersoalkan

untuk menyamakan atau membedakan istilah tafsir dan ta‟wil.Sebagai contoh

ialah ada beberapa kitabtafsir yang menggunakan kata ta‟wil untuk maksud tafsir,

dan juga menggunakan kata tafsir untuk maksud ta‟wil sekaligus.Perhatikan

misalnya kitab Jamī‟ Al-Bayān fi Ta‟wil al-Qur‟ān(Himpunan Keterangan dalam

menakwilkan ayatal-Qur‟ān) karya al-ṭabarī (310 H/922 M). Ada kitab Mahasīn

al-Ta‟wil (Kebaikan-Kebaikan Penakwilan) buah pena dari Muhammad Jamāl al-

Dīn al-Qāsimi.10

Keduanya lebih banyak menggunakan kata ta‟wildari pada

katatafsir. Perlu diingat, kata ta‟wilyang mereka gunakan tidak semata-mata

dalam konteks ta‟wil itu sendiri, akan tetapi juga sekaligus dalam pengertian

tafsir.

C. Penyempitan Makna Tafsir

Tafsirmenurut istilah, sebagaimana menurut pendapat Abū Hayyan adalah

“ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafaẓ–lafaẓal-Qur‟an, petunjuk-

petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun ketika

tersusun dan makna–makna yang dimungkinkan.”11

Dari pendapatnya tersebut

Abū Hayyan menjelaskan secara rinci unsur-unsur definisi tersebut. Kata-kata

ilmu adalah jenis yang meliputi segala macam ilmu, membahas cara

9Mohammad Anwar Syarifuddin, “Menimbang Otoritas Sufi dalam menafsirkan Al-

Qur‟ān” http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/diakses pada 18 Agustus 2016. 10

Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, h. 315.

11 Mannā Khalīl al-Qaṭṭān mengambil salah satu definisi tafsir menurut Abū Hayyan,

h. 456.

Page 30: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

19

mengucapkan lafaẓ-lafaẓal-Qur‟an yang mengacu kepada ilmu Qira‟at. Petunjuk-

petunjuknya adalahpengertian yang ditunjukanoleh lafaẓ-lafaẓ itu.Ini mengacu

kepada ilmu bahasa yang diperlukan dalam ilmu Tafsir ini.Kata hukumnya, baik

ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun. Meliputi ilmu ṣāraf, ilmu I‟rab,

ilmu Badi‟ dan ilmu Bayān. Kata-kata “makna-makna” yang dimungkinkan

baginya ketika tersusun, meliputi pengertiannya yang hakiki dan majazi,

sebabsuatu susunan yang (tarkib) terkadang menurut lahirnya menghendaki

sesuatu makna tetapi untuk membawanya ke makna lahir itu terdapat penghalang

sehingga tarkib tersebut mesti dibawa ke makna yang bukan lahir, yaitu majaz.

Kemudian kata-kata yang melengkapinya, mencakup tentang naskh, sebab nuzul,

kisah-kisah yang dapat menjelaskan sesuatu yang kurang jelas dalam al-Qur‟an .12

Ta‟wil secara bahasa diartikan secara bahasa berasal dari kata “aul” yang

artinya memikirkan, menafsirkan, dan memperkirakan.Atas dasar ini maka ta‟wil

secara istilah telah mempunyai dua makna.Pertama ialah ta‟wil kalam dengan

pengertian sesuatu makna yang kepadanya seorang mutakallim (pembicara

pertama) mengembalikan perkataanya atau sesuatu makna yang kepadanya suatu

perkataan dikembalikan, untuk menuju makna hakiki yang merupakan esensi

sebenarnya yang dimaksud. Kedua ialahta‟wil kalam dalam arti menjelaskan dan

menafsirkan makna al-Qur‟an. Adapun pengertian ta‟wil yang dimaksud oleh al-

ṭabarī dalamtafsirnya, menurut para ahli ta‟wil itu bukanlah ta‟wil tetapi tafsir,

jadi yang dimaksud dengan kata ta‟wil di sini adalah tafsir. Makna ta‟wil menurut

golongansalaf.Ta‟wildalam tradisi ulamamuta‟akhirin adalah: “memalingkan

makna lafaẓ yang kuat (rajih) kepada makna yang lemah (marjuh)karena ada dalil

12

Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur‟ān , terj. Mudzakir AS(Bogor: Pustaka

Litera Antar Nusa, 2013), h.457.

Page 31: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

20

yang menyertainya.” Maka definisi ini tidak sesuai dengan makna ta‟wil dalam al-

Qur‟anmenurut versi salaf.13

Adapun di antara para ulama ada yang membedakanantaraMakna, tafsir,

danta‟wilmengingatketiga kata ini, sekalipun berbeda tetapi mempunyai makna

yang sama/berdekatan.Adapun kata makna terambil dari kata

iẓḥar(menampakkan) arti “makna” adalah sesuatu yang dimaksud dan dituju,

contoh: yang aku maksud dengan perkataan ini adalah begini. Sedangkan Tafsir

menurut bahasa mengacu kepada arti “menampakkan dan menyingkap” Ibn al-

Anbāri menjelaskan, aku memacu binatang itu dalam keadaan terikat agar lepas

ikatannya, kata “at-Tafsīr” ini mengacu juga kepada arti menyingkap, dengan

demikian maka tafsir berarti menyingkap apa yang dimaksudkan oleh lafaẓ dan

melepaskan apa yang tertahan dari pemahaman. Adapun “ta‟wil” menurut bahasa

berasal dari kata “aul” yang mempunyai arti kembaliadapun dalam pengertian

lain ta‟wil berasal dari kata “ma‟al” yaitu akibat dan kesudahan. Kata ta‟wil

dibentuk dengan pola “taf‟il“untuk menunjukan arti banyak. Maksudnya aku

palingkan ia maka ia pun berpaling. Dengan demikian, ta‟wilseakan akan

memalingkan ayat kepada makna-makna yang dapat diterimanya.

Ada sebuah fatwa yang dikeluarkan pada abad ke-13 M oleh seorang

Muhaddits terkenal Ibn Ṣalāh (w.1245 H), Ibn Ṣalāh menyitir pernyataan Abū al-

Ḥasan al-Wāhidi (w.1075 H) bahwa al-Wāhidi mendengar Abū „Abd al-Rahman

al-Sulami telah menyusun sebuah Tafsiryang diberi namaḤaqā‟iq al-Tafsīr. Al-

Wāhidi menegaskan bahwa jika al-Sulami meyakini apa yang ditulisnya sebagai

“Tafsir” maka ia telah kufur. Pernyataan al-Wāhidi dapat terlihat bahwa kata

13

Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, Studi ilmu-ilmu al-Qur‟ān, h. 458.

Page 32: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

21

Tafsir yang dipahami pada masa al-Wāhidi, terjadi pada Abad ke -11 M, dan telah

mengalami perubahan makna dari apa yang dipersepsikan sebelumnya.14

Oleh

para ulama sebagai bagian dari penjelasan terhadap ayat-ayat al-Qur‟an. Terlihat

jelas bahwa tafsir yang dipahami oleh al-Wāhidi pada abad ke-11 M jauh sangat

berbeda atau bisa disebut telah terjadinya pergeseran makna dengan tafsir yang

disusun oleh Abū Abdurrahman Al-Sulami pada abad ke-13 M. Sudah sangat jelas

bahwasanya tafsirmengalami penyempitan makna,penafsiran al-Qur‟andianggap

sah/valid apabila penafsiran bersumber dari Al-Qur‟anitu sendiri dan hadits Nabi

SAW. Tampaknya al-Wāhidi menganggap tafsir selain tafsīr bi al-

Ma‟tsūrbukanlahtafsir, seolah-olah tafsiryang tak bersumber dari al-Qur‟andan

hadits, maka tafsir yang tercela. Kemudian metodetafsirbi ra‟yi/ijtihadsejak awal

Islam sudah diperingatkan keburukannya karena dianggap telah keluar dari syarat

tafsīrbi al-ma‟tsūr. Walhasil, Tafsir dipagari dari dominan akal. Kritikan yang

dilontarkan oleh al-Wāhidi bukanlah untuk menghakimi al-Sulami, melainkan

untuk memperingatkan kepada kawan sebaya khususnya yang bermadzab Syafi‟i

untuk tidak memasukan hasil pemikiran karya mereka lalu dijadikan sebagai

Tafsir.15

Pembahasan mengenai penyempitan makna tafsir dapat dipahami bahwa

tafsir mengalami perubahan makna sejak awal Islam. Berawal dari pengertian

Tafsir dalamversi ulamaSalafhingga ulama Mutaakhirin. Tentunya pergeseran

makna tafsir yangterjadi sebab akibat adanya perubahan sosial culture serta

perbedaan paradigma ulama-ulama dalam memahami tafsir, begitu pula dengan

14

Mohammad Anwar Syarifuddin, “Menimbang Otoritas Sufi dalam menafsirkan Al-

Qur‟ān ”http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/diakses pada 18 Agustus 2016. 15

Mohammad Anwar Syarifuddin, dengan judul artikel “Menimbang Otoritas Sufi dalam

menafsirkan Al-Qur‟ān”http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/28257diakses pada

18 Agustus 2016.

Page 33: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

22

kritik al-Wāhidi terhadap al-Sulami yang menyatakan bahwa hasil karya

pemikiran al-Sulami bukanlah tafsir, jika al-Sulami menganggap karyanya

sebagai tafsir maka ia kafir. Demikianlah maksud dari penyempitan makna tafsir

itu ialah tafsir yang bersumber dari al-Qur‟an dan hadits (bi al-ma‟tsūr) yang

paling valid dianggap sebagai tafsir terpuji sedangkan ta‟wil dan tafsir bi al-ra‟yi

sebagai tafsir yang tercela.

D. Problematika Penafsiran

Salah satu problematika yang terjadi pada penafsiran al-Qur‟an , sudah

tidak dapat dipungkiri problematikapenafsiranal-Qur‟anterjadi pasca wafatnya

Rasulullah SAW, adapun yang dimaksud menjelaskan makna yang terkandung

dalam ayat al-Qur‟anitulah yang dimaksud tafsir. Kemudian yang bertindak

menjelaskan ayat-ayat tersebut disebut “mufasir”. Berkembangnya ilmu

penafsiran, pasca Rasul wafat mulai daritafsīrma‟tsūr, ta‟wil, hingga ra‟yi

menjadikan tafsirsebagai alat pengakuan suatu kelompok, bahkan menganggap

tafsīr bi al-ma‟tsūrlah tafsir yang sudah terbukti akurat. Bahkan apabila

adaseseorang yang mencoba menafsirkan al-Qur‟anmelalui ra‟yi maka ia telah

kafir.Tafsīr bi riwayah/tafsīr bi al-Ma‟tsūrdianggap sebagai tafsir yang paling

berkualitas dan tinggi kedudukannya. Berkenaan dengan keistimewaan Tafsīral-

Qur‟āndenganal-Qur‟ānkemudian Tafsīral-Qur‟ānbi al-hadits, Para sahabat

menerima dan meriwayatkan tafsir dari Nabi secara musyafahat(dari mulut ke

mulut) demikian dengan generasi berikutnya, sampai datang masa tadwin

(pembukuan) ilmu-ilmu Islam. Penafsiran inilah yang disebut sebagai cikal bakal

tafsir bi al-Ma‟tsūratauTafsir bi al-riwayah.Adapun contoh mengenai tafsir dalam

kata Ẓulm (aniaya) di dalam surah al-An‟ām ayat 82:

Page 34: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

23

ئكالهمااٱلاذيها ىهمابظلماأول هتدونااٱلمهاءامىىااولمايلبسىااإيم ااا٢٨وهمام

Artinya: “Mereka yang telah beriman dan tidak mencampurradukan iman mereka

dengan kezaliman, merekalah yang berhak memperoleh keimanan dan mereka

pulalah yang senantiasa mendapat petunjuk.”

Lafal dari Ẓulmdi dalam ayat itu ditafsirkan oleh Rasulullah SAW dengan

syirik (menyekutukan Allah) di samping tafsiran Nabi itu adapula yang ditunjukan

oleh ulama berdasarkan ijtihad, ini termasuk kategori bi al-ra‟yi.Kenyataannya

bahwa ma‟tsūr terbagi menjadi 2 bagian.Pertama, ma‟tsūrmenjadi sifat bagi

tafsir, kedua ma‟tsūrmenjadi sifat bagi sumber-sumber yang digunakan di dalam

penafsiran. Jika ma‟tsūr yang pertama diterima makabi al-ma‟tsūr adalah sesuatu

yang baku dan tidak dapat dikembangkan lagi.Dalam hal ini tugas mufasir hanya

meneliti sanadnya: apakah ṣahīh atau tidak? Jika ternyataṣahīh, maka penafsiran

tersebut diterima, sedangkan ma‟tsūr dalam pengertian kedua adalah dapat

dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman, karena dalam pengertian yang

kedua ini masih terbuka bagi ulama untuk mengembangkan pemikiran dalam

memahami ayat al-Qur‟an.16

Kedua pemahaman itutidak bertentangan, karena

yang pertama merupakan pengertian sempit tafsīr bi al-Ma‟tsūrsementara yang

kedua pengertian yang luas.Walaupun pengertian kedua memberikan peluang bagi

ulama untuk berijtihad dalam penafsiran, namun tidak sampai pada ranah wilayah

Tafsīr bi al-ra‟yi.Tetapitafsir dalam bentuk seperti ini diperselisihkan oleh para

ulama, maka ulama menganggap bagian pertamatafsīr bi al-Ma‟tsūrditerima,

karenatafsirnya merupakan dari sahabat.Meskipun terdapat beberapa kelemahan

dari tafsir para sahabat.Sedangkan bagian yang kedua ditolak, karena sudah

16

Nashruddin Baidan, Rekontruksi Ilmu Tafsir (Jakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2000),

h. 53.

Page 35: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

24

masuk ke wilayah Tafsīr bi al-Ra‟yi.17

Awalnya tafsīr bi al-Ma‟tsūrditulis lengkap

dengan sanadnya, namun sanad tafsirdihilangkan sehingga tidakdiketahui

perbedaan tafsirdari Nabi, sahabat, dan Israiliyyat, dari sinilah terlihat kelemahan

dari Tafsīrbi al-ma‟tsūr, akan tetapi tafsīr bi al-Ma‟tsūrdiakui keṣahīhan

sanadnya, tafsir berdasarkan riwayat/ ma‟tsūr dijadikan sebagai pedoman yang

paling akurat dalam penafsiran al-Qur‟anoleh para mufasir yang datang kemudian.

Setelah berakhirnya masa Salaf sekitar abad ke 3 H, peradaban Islam

semakin maju dan berkembang, maka lahirlah mazhab serta aliran dalam umat

Islam. Masing masing golongan berusaha meyakinkan pengikutnya dalam

mengembangkan pemahaman mereka.Lalu mereka tafsirkan apa yang mereka

anut. Dari sinilah awal mula Tafsīr bial-ra‟yi.Muncul di kalangan ulama ulama

muta‟akhirin.Perkembangan Tafsīrbi al-ra‟yi begitu pesat sehingga mengalahkan

Tafsīrbi al-ma‟tsūr.Meskipun Tafsīr bi al-ra‟yi berkembang pesat namun dalam

menerimanya para ulama terbagi menjadi 2: ada yang membolehkan dan ada juga

yang melarang. Tetapi setelah diteliti ternyata kedua pendapat yang bertentangan

itu hanya bersifat lafẓi (redaksional).Artinya kedua belah pihak sama-sama

mencela tafsīr bi al-ra‟yi tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang

berlaku.Sebaliknya tafsīr bi al ma‟tsūr lah yang dianggapmu‟tabarah

(diterima/diakui sah secara bersama).18

Adapun hadits-hadits yang menyatakan

bahwa para ulama salaflebih suka diam ketimbang menafsirkanal-Qur‟an, dapat

dipahami bahwa bukan berarti ulama salaf melarang Tafsīr bi al ra‟yi, sebab

mereka membicarakan apa yang mereka ketahui dan diam ketika mereka tidak

mengetahui. Jadi diamnya ulama salaftentang penafsiran ayat al-Qur‟anbukan

17

Alimin Mesra, dkk.,Ulumul Qur‟an ( Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005) , h.223. 18

Nashruddin Baidan, Rekontruksi Ilmu Tafsir, h.58.

Page 36: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

25

karena tidak ingin menafsirkan al-Qur‟anbukan pula karena dilarang

menafsirkannya, melainkan karena kesangat hati-hatian mereka supaya tidak

masuk ke dalam takhmin (spekulasi,terkaan)apabila spekulasi terjadi spekulasi

dalam penafsiran ancamannya sangat berat yakni masuk neraka. Dalam penafsiran

bi al-ra‟yi perlu ditegaskan bahwa bukan berarti penafsiran al-Qur‟ansecara

bebas, apalagi untuk melegitimasi kecendrungan individu/kelompok

tertentu.Tetapi kebolehan penafsiranbi al-ra‟yi tetap dibatasi dengan syarat yang

sangat ketat.Penafsiran dengan nalar tidak berarti seluruh penjelasan dengan

menggunakan nalar. Sebagaimana tafsīr bi al-Ma‟tsūryang tidak sepenuhnya

lepas dari nalar, begitupun dengan tafsīr bi al-ra‟yi tidak terlepas dari

riwayat.Jadi jelas perkembangan tafsir secara garis besar dari dulu hingga

sekarang melalui 2 bentuk yakni tafsīr bi al-Ma‟tsūrdan Tafsīr bi al ra‟yi. Kedua

bentuk penafsiran yang telah diuraikan menggambarkan kepada kita bahwa al-

Qur‟anyang menjadi kitab suci umat Islam, sejak 4 abad silam telah dibuktikan

oleh sejarah.Kitab al-Qur‟antelah membimbing kehidupan di muka bumi

sebagaimana dapat diamati dalam bentuk 2 penafsiran yang berkembang. Lepas

dari tafsir manakah yang paling akurat, dapat dipastikan kedua bentuk penafsiran

bi al-ma‟tsūr danbi al-ra‟yi sudah pasti sangat dibutuhkan oleh umat Islam, sebab

perkembangan zaman serta berbagai problematika yang timbul di

masyarakat.Membuat para Ulama untuk terus mengembangkan penafsiran yang

sesuai dengan tuntunan zaman.

E. Sejarah Perkembangan Tafsīr bi al-Ma’tsūr

1) Masa Rasulullah SAW

Page 37: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

26

Tafsiral-Qur‟an memiliki sejarah dengan melibatkan serangkaian

tokoh-tokoh tafsir di dalamnya. Boleh dikatakan bahwa sejarah tafsir dimulai

dari penafsiran yang ditetapkan oleh Allah sendiri melalui Rasul-Nya,

kemudian secara berturut-turut beralih kepada para sahabat Nabi, Tabi‟in, dan

Tābi‟ut Tābi‟in, lalu berlanjut kepada kaum Salaf, kepada perguruan

selanjutnya yakni generasikhalaf kemudian dilanjutkan oleh ahli pikir pada

zaman setelah itu, dan sampailah kepada tafsir yang ditulis kaumMujaddid

(kaum pembaharuan) pada zaman kita sekarang ini.19

Allah SWT

adalahpenafsir pertamaal-Qur‟ankarena Allah sajalah yang maha mengetahui

apa yang dikehendaki-Nya. Aisyah berkata : Rasulullah SAW tidak

menafsirkan ayat-ayatal-Qur‟ankecuali apa saja yang diajarkan oleh Jibril

kepada beliau, malaikatJibril adalah “duta” yang menyampaikan wahyu ilahi,

oleh karenanya tidak dapat diragukan bahwa tafsirberasal dari Allah SWT,

Allahlah pihak pertama yang menafsirkan makna Al-Qur‟an.20

Setelah Allah

SWTmenurunkan tafsirbarulah Rasulullah menafsirkan al-Qur‟an, karena

beliau yang menerima wahyu dari Allah lalu menyampaikan kepada umat

manusia. Oleh karena itu wajarlah apabila para sahabat Nabi bertanya kepada

Muhammad tentang makna ayat-ayat Qur‟an, tafsiral-Qur‟anpada zaman

Rasulullah SAW pada masa pertumbuhanIslam disusun pendek dan tampak

ringkas karena penguasaan bahasa Arab yang murni pada saat itu cukup untuk

memahami gaya dan susunan kalimat al-Qur‟an, pada masa setelah itu

penguasaan bahasa Arab mengalami kerusakan akibat percampuran

19

Hamdani Anwar, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: Fikahati Aneska, 1995), h. 20. 20

Adian Husaini danAbdurrahman Al-baghdadi. Hermeneutika tafsir Al-Qur‟an,h. 69.

Page 38: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

27

masyarakat arab dengan bangsa-bangsa lain, yakni ketika pemeluk Islam

mulai berkembang ke berbagai negeri. Maka untuk memelihara keutuhan

bahasanya, orang-orang arab mulai meletakan kaidah-kaidah bahasa Arab

sepertiilmu Nahwu (gramatika), Balaghah (retorika) dan lain-lain. Di samping

itu mereka juga mulai menulis tafsiral-Qur‟anuntuk dijadikan pedoman bagi

kaum muslimin. Adapun langkah awal dalam menafsirkan al-Qur‟anialah

wajib mengambil tafsirdari RasululllahSAW, melalui riwayat-riwayat hadits

yang tidak ada keraguan atas kebenarannya. Ini sangat perlu ditekankan,

banyak hadits maudhu‟ atau hadits-hadits palsu, setelah kita pegang tafsir asal

dari Nabi barulah mencari tafsir para sahabat Nabi, setelah tafsir dari semua

sumber tersebut maka barulah ditakwilkan ayat-ayatal-Qur‟anmelalui

pemahaman kata-katanya dan ijtihad. Itu diperbolehkan. Karena

RasulullahSAWpernah mendoakan Ibn Abbassebagai berikut :“Ya Allah

perdalamlah Ilmu agamanya dan ajarkanlah ilmu takwil kepadanya.”

2) Masa Sahabat

Tafsir para sahabatNabi menempati urutan kedua setelah Tafsir Rasulullah

SAW. Seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibn Abbas wafat pada tahun

68 H, beliau adalah orang pertama yang menafsirkan al-Qur‟an sesudah

Rasulullah SAW, ia dikenal dengan julukan Bahrul Ilm (lautan Ilmu),Habrul

Ummah (ulama umat)Tarjumānul Qur‟ān (Juru Tafsiral-Qur‟an ). Sudah

sangat jelas, sejak zaman Nabi, zaman sahabat dan zaman Tabi‟in, Tafsiritu

dipindahkan dari seseorang ke seseorang, atau diriwayatkan sebagai umum

hadits yang lain dari mulut kemulut dan belum dibukukan. Pada permulaan

abad ke-1 H, telah banyak pemeluk Islam bukan dari kalangan bangsa Arab

Page 39: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

28

dipengaruhi bahasa ajam, barulah para ulama merasa memerlukan untuk

membukukan tafsir agar dapat dipahamkan maknanya oleh merekayang tidak

mempunyai saliqah bahasa Arab lagi.Pada permulaan zaman abad Abbasiyah

barulah ulama-ulama mengumpulkan hadits-hadits yang diterima oleh sahabat

dan tabi‟in, mereka menyusun tafsir dengan cara menyebut sesuatu ayat, lalu

menyebut nukilan-nukilan mengenai tafsir ayat itu dari sahabat dan tabi‟in.

Pada waktu itu, belum juga tafsir mempunyai bentuk tertentu dalam satu

Mushaf, hadits-hadits tafsir disusun secara berserak dan masih bercampur

dengan hadits lain. Demikian keadaaan Tafsir pada tingkat pertama abad ke- 1

Hijriah.21

Pada umumnya perbedaan hanya mengenai cara dan sifat

penafsiran, dan bukan perbedaan yang saling bertentangan.22

Dari generasi

Tabi‟in muncul beberapa ulama tafsiryang banyak menyajikan riwayat-

riwayat hadits untuk menerangkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an, seperti:

Al-Ḍaḥākbin Muzahim al-Hilāli (wafat tahun 120 H) Athiyyah bin Sa‟ad Al-

Aufi (wafat tahun 111 H), Ismail bin Abdurahman as-sidi al-Kabīr (wafat

tahun 146 H) Muhamaad bin Marwan as-sidi As-Shaghīr, Muqātil bin

Sulaiman Al-Azdi Al-Khurasani (wafat tahun 150 H) dan lain. Dikalangan

para sahabat Abdullah Ibn abbas menempati kedudukan kedua dibidang tafsir

setelah Ali bin Abī Ṭālib, karena merupakan seorang ahli tafsiral-Qur‟anyang

paling banyak mengetengahkan hadits-hadits Nabi SAW.Sedangkan tingkatan

ketiga ditempati oleh Ibn Mas‟ūd, ulama yang memiliki kedudukan tinggi di

kalangan para ahli tafsir. Kemudian menyusul Ubay bin Ka‟ab, salah satu

orang yang menghimpun ayat-ayatal-Qur‟anpada zaman RasulullahSAW,

21

TeungkuAsh-shiddieqy.Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir,h.213. 22

Ali Hasan Al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, h. 49.

Page 40: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

29

masih banyak sahabat yang ahli dalam bidang tafsiral-Qur‟an, akan tetapi

data-data mereka sangat sedikit.

3) Masa Tabi’in

Pada zaman Tabi‟in, orang mulai menghimpun catatan Tafsir al-

Qur‟ankemudian membukukanya. Kitab Tafsir yang pertamamuncul ialah

tulisan Sa‟īd bin Ẓubair ( 94 H/712M ), para penulis sejarah ilmu pengetahuan

mempunyai keyakinan bahwa orang yang pertama meletakan dasar-dasar ilmu

Tafsir ialah Imam Malik bin Anas (imam penduduk Mekah pada zamannya),

kemudian ada beberapa versi mengenai siapa penulis al-Qur‟an yang pertama

ada yang mengatakan pertama kali menulis tafsir ialah Mujāhid (104 H/722

M) namun sebagian sumber mengatakan Ibn Juraij (150 H/767M). Perlu

dicatat bahwa Tafsir al-Qur‟anmula-mula ditulis masih berupa bagian yang

terpisah, yakni ditulis bersama dengan berbagai riwayat hadits-hadits Nabi dan

bukannya Tafsiral-Qur‟anyang merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri.

Sehingga seorang ulama tafsir pada masa itu sekaligus merupakan ulama hadits

seperti Ibn Majah (272 H/885 M), Ibn Mundzir (318 H/930 M), dan Ibn Jarīr

al-Ṭabarī (310 H/922 M).

Mulai pada masa Ibn Jarīr al-Ṭabarīinilah, Tafsiral-Qur‟anmenjelma

menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri yang berkembang dengan pesatnya.

Kitab Tafsir “Jamī‟ul Bayān” yang disusun oleh Ibn Jarīr al-Ṭabarīmerupakan

kitab induk berbagai macam kitab tafsir sesudahnya. tafsir ini termasuk “ tafsīr

bi al-ma‟tsūr” karena penafsirannya didasarkan pada berbagai atsaryang ada,

maksudnya penafsiran al-Qur‟andalam kitab tersebut didasarkan pada ayat al-

Qur‟an, hadits, serta berbagai riwayat sahabat dan Tabi-in. Sedangkan tafsīr bi

Page 41: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

30

al-Ma‟tsūryang ditulis pada masanya Ibn Jarīr al-Ṭabarī, sudah sangat sulit

ditemukan. Hanya ada di beberapa museum saja.23

Dari madrasah-madrasah

sahabat dan tābiut tābi‟in itu terhimpunlah sebuah himpunantafsīr bi al-

Ma‟tsūryang sebagian disandarkan kepada sahabat, Ibn Mas‟ūd dan Ibn Abbas,

dan sebagian besar disandarkan kepada tabi‟in, seperti Mujāhid, Qatādah,

Masrūq, Ḥasan al-Bashri,Al-Ḍaḥāk, dan Ikrimah. Akan tetapi himpunan

tersebut banyak bercampur dengan Israilliyat yang dapat merusakkan tafsir

yang benar, atau memalingkan ayat dari maksud aslinya, Sikap dari sebagian

tabi‟in yang sangat besar perhatiannya kepada Israilliyat dan Nashraniyyat,

mereka menerima berita-berita dari orang Yahudi dan Nashrani yang masuk

Islam, lalu memasukannya kepada tafsir tanpa mengoreksinya terlebih dahulu.

Para mufasir pada saat itu sangat berbaik sangka kepada segala seseorang yang

menyampaikan berita kabar. Mereka beranggapan bahwa orang yang sudah

masuk Islam tidak akan berdusta, sebab inilah yang menyebabkan para mufasir

tidak mengoreksi berita yang telah diterima.24

23

Imam Muchlas, Al-Qur‟ān Berbicara Kajian Kontekstual berbagai Persoalan (Jakarta:

Pustaka Progressif, 1996), h. 49. 24

Teungku Ash-shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir,h. 211.

Page 42: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

31

BAB III

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER

A. Biografi Ignaz Goldziher

1) Pendidikan

Ignaz Goldziher adalah seorang Yahudi yang lahir di Hungaria 22 Juni

1850. Goldziher terlatih dalam bidang pemikiran sejak usia 5 tahun, Goldziher

mampu membaca teks Bibel “asli” dalam bahasa Ibrani. Pendidikan S1-nya

bermula pada usia 15 tahun di Universitas Budapest, Hungaria. Goldziher sangat

terpengaruh oleh pemikiran dosennya, yaitu Arminius Vambery1 (1832-1913),

seorang pengembara dan juga pakar tentang Turki. Arminius Vambery banyak

mewarnai kehidupan intelektual awal Goldziher. Perjalanan intelektual Goldziher

sangat bermutu tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di Budapest.2

Pada tahun 1871, Goldziher masih berusia 16 tahun Goldziher sukses

mempelajari manuskrip-manuskrip Arab di Leiden dan Wiena. Goldziher juga

terpilih sebagai anggota pertukaran pelajar dengan melakukan ekspedisi di

kawasan Timur Tengah dan menetap di Kairo. Selama di Kairo Goldziher sempat

bertukar kajian di Universitas al-Azhar, kemudian pergi ke Palestina dan Suriah.3

Salah satu upaya untuk mengetahui Islam, banyak orientalis yang mengunjungi

negara-negara muslim agar mereka bisa langsung bertemu serta berinteraksi

dengan para ulama, Goldziher juga berkunjung ke Syria dan Mesir pada tahun

1873-1874. Kemudian Goldziher juga dikenalkan oleh Dor Bey (Edouard

1Arminius Vambery,”TheodorHerz“, diakses 16Agustus 2016

.http://www.oaseimani.com/mengenal-ignaz-goldziher.html 2 A. Muin, Orientalisme dan Studi tentang Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978) h. 46.

3 Mohammad Anwar Syarifuddin , ed., Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis

(Ciputat: Sekata Cendikia, 2015), h. 65.

Page 43: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

32

Dor)merupakan seorang pejabat Inspektur Jendral Madrasah pada masa Khedive

Ismail di Mesir.4 Selanjutnya Dor Bey memperkenalkan Goldziher kepada Riyad

Pasha, Menteri Pendidikan Mesir. Ketika itu Goldziher mengaku bahwa ia

bernama Ignaz al-Maghyar (Ignaz dari Hungaria) dan mengaku dirinya “Muslim”

usaha ini dilakukan Goldziher dengan maksud dan tujuan agar bisa belajar di

Universitas al-Azhar.5 kegigihan serta semangat Akhirnya Goldziher menjadi

murid beberapa masyayikh al-Azhar, seperti Syaikh al-Asmāwi, Syaikh Mahfūdz

al-Maghribi, Syaikh Sakka dan beberapa Syaikh al-Azhar lainnya.

Pada tahun 1874, Goldziher melanjutkan studinya di Universitas Leipzig,

Jerman. Kemudian Goldziher meraih gelar doktor dari Universitas tersebut ketika

berusia 19 tahun. Karena intelektual Goldziher yang sangat luar biasa, maka tak

heran ia mendapatkan beasiswa setelah dari Leipzig. Pada tahun 1875 usia 20

tahun, Goldziher melanjutkan penelitiannya di Universitas Leiden, (Belanda)

selama 1 tahun. Selanjutnya, pada usianya yang ke-21, Goldziher pulang ke

kampung halamannya dan menjadi dosen privat (Privatdozent) di Universitas

Budapest, Hungaria. Goldziher juga dipilih sebagai anggota ”Akademi Sains

Hungaria,” sebuah penghargaan yang diberikan pada dirinya. Selanjutnya

Goldziher menjadi calon pengajar bahasa Semit di Universitas Budapest.

menjabat sebagai Sekretaris Zionis Hungaria.6 Salah satu karirnya di luar negeri

adalah ia pernah menjadi anggota akademi perkumpulan orientalis dan aktif

sebagai anggota di Royal Asiatic Society,Asiatic Society of Bengal, the British

4Muhammad Rif’an, ”Orientalis Ignaz Goldziher” data diakses pada 11 September 2016.

https://books.google.co.id/books?iddor-bey.html 5Muhammad Ali, “Orientalis Ignaz Goldziher penolak kebenaran hadits”, diakses pada

hariselasatgl16Agustus2016http://muhali.blogspot.com/2009/04/ignazGoldziherorientalispenolakh

adishtml 6Muhammad Ali, “Orientalis Ignaz Goldziher penolak kebenaran hadis”, diakses pada 16

April 2016 http://muh-ali.blogspot.com/2009/04/ignaz-goldziher-orientalis-penolak.html

Page 44: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

33

Academy and The American Oriental Society.Pada tahun 1904, Goldziher pun

menjadi rektor pada mata kuliah bahasa Hebrew atau Ibrani. Pengalaman paling

berharga selama perjalanan intelektualnya adalah ketika Goldziher mendapat

beasiswa dari pemerintah Hungaria untuk belajar di Universitas al-Azhar, Kairo.

Kemudian 10 tahun kemudian, Goldziher tetap meneruskan karirnya menjadi guru

besar bahasa Semit di Universitas Budapest hingga akhir hayatnya, dan Ignaz

Goldziher meninggal dunia pada 13 November 1921, pada usia 66 tahun.

Tabel 3.1: Perjalanan Intelektual Ignaz Goldziher

Tahun Usia Keterangan

1850 0 Thn Lahir di Hungaria.

1855 5 Thn Mampu membaca teks Bibel “asli” dalam bahasa Ibrani.

1870 15 Thn Menyelesaikan Pendidikan S1 di Universitas Budapest,

Hungaria.

1871 16 Thn Sukses mempelajari manuskrip-manuskrip Arab di Leiden dan

Wiena. Goldziher juga terpilih sebagai anggota pertukaranpelajar

Maghyar dengan melakukan ekspedisi di kawasan Timur Tengah

dan menetap di Kairo.

1873 18 Thn Goldziher juga berkunjung ke Syria dan Mesir pada tahun 1873,

Goldziher dikenalkan oleh Dor Bey, seorang pejabatseorang

pejabat Inspektur Jendral Madrasah pada masa Khedive Ismail di

Mesir. Melalui Dor Bey, maka Goldziher diperkenalkan kepada

Riyad Pasha, Menteri Pendidikan Mesir. Setelah berkenalan

beberapa lama dengan menteri pendidikan Mesir, Goldziher

mengemukakan hasratnya untuk belajar di Universitas al-Azhar.

1874 19 Thn Kemudianmelanjutkan studinya di Universitas Leipzig, Jerman.

Kemudian atas bimbingan Heinrich Fleisher, Goldziher

mendapatkan gelar Doktor.

1875 20 Thn Goldziher melanjutkan penelitiannya di Universitas Leiden,

(Belanda) selama 1 tahun.

1876 21 Thn

Selanjutnya, Goldziher pulang ke kampung halamannya

danmenjadi dosen privat (Privatdozent) di Universitas Budapest.

1894 39 Thn Setelah berhasil mengkaji ilmu di Mesir, Kairo. Goldziher

kembali ke Budapest untuk menjadi calon pengajar bahasa

Semit.

1904 49 Thn Universitas Cambridge memberikan gelar doktor kepada

Goldziher dalam bidang kesusastraan serta mendapat gelar LL.L

dari Universitas Aberden, Skotlandia.

1914 56 Thn 10 tahun kemudian, Goldziher menjadi guru besar bahasa Semit

di universitas Budapest, Hungaria.

Page 45: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

34

1921 66 Thn Tetap menjadi guru besar bahasa Semit hingga Menghembuskan

napas terakhir, pada tanggal 30 November 1921.

2) Karya-karya Ilmiah

Karya Ignaz Goldziher banyak dipublikasikan dalam bentuk artikel jurnal,

kemudian ada dari beberapa naskahnya yang disunting hingga dipublikasikan

menjadi karya buku yang disumbangkan sebagai koleksi di akademi Hungaria.

Kebanyakan naskah itu ia tulis dalam bahasa Jerman, antara lain seperti judul:

1. Beitrage zur Literaturgeschichte der Shi’a (1874).

2. Beitrage zur Geschichte der Sprachgelehrsamkeit bei den Arabern (Vienna,

1871-1873).

3. Der Mythos bei den Hebyhern und seine geschichtliche Entwickelung

(Leipzig, 1876 Eng.Trans, R Martineau, London,1877).

4. Muhammedanische Studien (Halle, 1889-1890, 2 vols).

5. Abhandlungen zur arabischen Philologie (Leiden, 1896-1899, 2 vols).

6. Buch v, Wesen d.Seele ( ed. 1907).7

Selain itu masih banyak karya Ignaz Goldziher yang diterjemahkan dari

bahasa Jerman ke bahasa Inggris maupun ke bahasa Arab dan ke bahasa lainnya.

Baik dalam bentuk makalah yang berserakan, dan buku-buku karyanya yang lain.

Kebanyakan buku-buku hasil karyanya yang berbahasa Jerman, ketika

diterjemahkan sudah diedit dan dibubuhi komentar-komentar oleh penerjemahnya.

Untuk karyanya yang merupakan magnum-opus antara lain berjudul :

1) Vorlesungen uber den Islam (1906), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

pada dekade 80 an menjadi Introduction to Islamic Theology and Law, dan

selanjutnya dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Indonesia-Netherlands

Cooperation in Islamic Studies (INIS) pada tahun 1991. Garis besar buku ini

mengungkap 6 dimensi dalam sejarah dan doktrin Islam, antara lain 1.

Tentang Nabi Muhammad SAW dan Islam, 2. Tentang pembangunan hukum

7Thomson Gale, ” Ignaz Golziher bibloigraphy ”, Terj. Inggris- Indonesia, sumber ,

diakses pada 21 April 2016.www.google.com/ignazGoldziher.bibliography.html

Page 46: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

35

syari’ah, 3.Perkembangan dan Pertumbuhan Teologi Dogmatik, di dalamnya

Goldziher sangat apresiatif tentang Mu’tazilah, 4.Permasalahan Asketisme

dan Sufisme 5. Sekte-sekte dalam Islam, 6. Dan terakhir, mengenai

perkembangan selanjutnya, di mana di dalam diungkapkan masalah

perkembangan Islam Kontemporer hingga tahun 1906, di mana dalam

perkembangan dunia Islam telah terdengar isu-isu modernisasi.

2) Studies in the history of the Language Sciences (1994), karya Goldziher di edit

oleh 2 pengedit, bernama Kinga Devenyi dan Tamas Ivanyi yang rupanya

translasi dari bahasa Jerman. Penerbit buku Benjamin’s book yang

menerbitkan karya ini tahun 1994 lalu membuat resensinya, dalam

komentarnya berbahasa Inggris terungkap demikian:

“Goldziher, who considered one of the founders and the greatest

master of Islamic studies in Europe, He Examines the origin and Early

history of Arabic grammar and some features of its later development

with special regard to the cultural historical aspects of the question. In

the Arabic linguistics of the Middle Ages. The Author’s comprehensive

historical approach enables him to integrated small, seemingly

unconnected pieces into a whole system, fitting into our knowledge of

other fields of Islamic culture and science. That is why his work may

interest not only specialists of Arab Linguistics but also history of

general linguistics and historian of Islam. Although a century and a

quarter elapsed since its publication in Hungarian Goldziher Essay still

has not become outdated, since no similar work has been published. The

original text has been supplemented with amendments and explanations,

a comprehensive and updated bibliography has also been added,

together with an appendix ( the original texts of the citations).”8

“Goldziher adalah salah satu pendiri dan ilmuwan besar dalam

mengkaji ajaran Islam di daratan Eropa, ia selalu menguji sejarah awal

Islam dan gramatika bahasa Arab serta dampak-dampak dalam

kebudayaan sejarah selanjutnya. Goldziherberhasil menggambarkan

tren terpenting dalam linguistik Arab dari zaman pertengahan,

Goldziher sebagai penulis berhasil secara komprehensif melakukan

pendekatan sejarah yang diintegrasikan dengan pandangan-pandangan

8Ignaz Goldziher. Introduction to Islamic Theology and Law“Pengantar Teologi dan

Hukum Islam”Terj. Hersri Setiawan (Jakarta: Indonesian Netherlands Cooperation in Islamic

Studies (INIS), 1991) , h.36.

Page 47: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

36

yang mungkin tidak tersentuh oleh banyak penulis, sehingga hasil

pemikirannya memiliki pengetahuan baru dalam studi kajian dan

kebudayaan Islam. Walaupun sudah dipublikasikan pertama kali di

Hungaria, namun karyanya tidak pernah lekang (out of date), dalam

pengertian masih relevan dalam konteks zaman sekarang. Naskah-

naskah aslinya disisipkan juga dalam karya ini sebagai suplemen, tetapi

diberi penjelasan dan perbaikan, sumber-sumber yang dimasukan oleh

Ignaz Goldziher juga mendapat tambahan dalam karya ini dari karya

Ignaz Goldziher yang lainnya).”9

3) Muslim Studies (1967-1977), Karya ini boleh dibilang ismologinya versi

Goldziher, karya ini terdiri dari beberapa volume, karya ini ditulis dalam

bahasa Jerman. Untuk edisi Inggris diterbitkan oleh SUNY-Albany University

Press pada tahun 1977 dan sebelumnya juga dipublikasikan oleh penerbit

George Allen dan Unwin di London tahun 1967. Volume I tentang

Muhammedanisme Studien, Dalam Muhammedanisme, Goldziher membuat

satu kesimpulan kontroversial, bahwa karya-karya klasik Islam dalam literatur

hadis kurang memadai untuk bisa dikategorikan memiliki nilai otentisitas

yang kuat. Karya ini dikritik oleh para pembaca di Arab, mereka

mengkonfirmasi bahwa penelitian Goldziher keliru. Volume II karya ini ada

bahasan tentang Women in the Hadits Literature, Goldziher ternyata juga

seorang yang sangat familiar dalam merespon isu-isu gender, dalam karyanya

Goldziher sangat menghargai peranan perempuan. Dalam pandangan sejarah

Islam, soal transmisi (sanad hadits) perempuan juga banyak dilibatkan dalam

periwayan hadis. Menurutnya, dalam studi hadis tidak dibenarkan penggunaan

istilah Rijalul hadis, yang seolah-olah hanya laki-laki yang berjasa. Dalam

penelitiannya yang berjudul lyberclassium virorum qui karani et traditionum

cognitione excellerunt yang diedit oleh Wustenfeld, paling tidak ada 7

9Ignaz Goldziher. Introduction to Islamic Theology and Law, h.37.

Page 48: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

37

perempuan yang terdaftar dalam soal periwayatan hadits, dan itu hanya bagian

kecil saja yang disebutkan perempuan para transmiter hadis itu antara lain

misalnya, Salam al-Fazariyya wanita dari Kufah. Kemudian 2 perempuan

yaitu Abida al-Madaniyyah, seorang istri dari sarjana Andalus (Habib

Dzahnun) yang mentranmisikan Hadits ke Malik Ibn Anas. Saudara wanita

dari Abida al-Madaniyyah yaitu Abda Ibn Bisyin seorang perempuan yang

berjasa dalam khazanah transmisi ke teks-teks Shahih Bukhari. Ada juga

Karima Ibn Ahmad dari Marwa (w.462 di Mekah) dan juga masih banyak

yang lainnya.10

4) “DieRichtungen der Islamischen Koranaus legung (1983)”11

yang

diterjemahkan ke Bahasa Arab dengan judul Madzāhīb al-Tafsīr al-Islamī

oleh Alī Ḥasān Abdul Qādir (1955), kemudian di tahqiq (diedit) oleh Abdul

Halīm Najjar diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh sebuah penerbit di

Lebanon, dan dalam bahasa Indonesia juga sudah diterjemahkan oleh penerbit

Elsaq Press pada tahun 2003, garis besar Goldziher dalam karyanya mengurai

tentang sejarah tafsir al-Qur’an. Penafsiran bukan hanya semata-mata

menafsirkan dari makna literal ke makna kontemporer. Namun dalam

karyanya, Goldziher membedah dan menelusuri tentang pertumbuhan al-

Qur’an dari semenjak kontroversi di seputar ke Mushaf Utsmani hingga

pertumbuhan kontemporer. Menurutnya fase penafsiran telah melewati

berbagai fase yang sangat panjang dan kompleks. Pada tahap awal penafsiran

10

Data ini diperoleh dari naskah berbahasa Inggris yang ditulis Ignaz Goldziher yang

berjudul Women in the Literature Hadith. Diakses pada Jum’at, 21 April

2016,www.Muhajabah.com/docstorage/Goldziher.Menurut catatan di situs ini naskah diambil dari

bagian buku dalam volume II karya ignaz Goldziher yang berjudul Muslim Studies. 11

Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, Terj. Amroni Drajat (Yogyakarta:

LKiS, 2003), h. 128.

Page 49: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

38

hanya menjaga keutuhan teks. Tetapi seiring dengan waktu, kerja penafsiran

ternyata bercampur dengan usaha menundukkan al-Qur’andemi kepentingan

kelompok keagamaan dan individu. Teks suci bukan hanya sebagai sumber

sumber agama bahkan lebih dari itu, ia menjadi sebuah taruhan, senjata perang

yang ampuh.

5) The Zahiri’s their Doctrine and their History, A Contribution to the Islamic

Theology, diterbitkan oleh Leiden E.J. Brill Press pada tahun 1971. Di

dalamnya Goldziher menjelaskan Imam Fiqh, Dawud al-Ẓahiri, dia adalah

salah satu pendiri madzhab ortodoks di bidang Fiqh karena pendekatannya

yang literal (Ẓahiri). Sebagai contoh betapa ortodoksnya madzhab ini, salah

satu pendirian fiqihnya melarang (forbidden) jika pengikutnya minum dari

bahan gelasnya yang terbuat dari emas dan perak.12

Dalam karya ini Goldziher

juga mengungkapkan bahwa terdapat 4 madzhab ortodoks selain fraksi Ẓahiri,

namun intens dalam hal penggunaan akal (ahl al-Ra’yi). Maksudnya ortodoks

tetapi juga sekaligus ahl al-ra’yi. Godziher juga mengungkap betapa kontras

perbedaan madzhab ahl al- Hadits dan ahl al-Ra’yi. Dalam soal penafsiran

terhadap al-Qur’an.

6) Muhadharat fi al-Islam (Heidelberg, 1910). Buku ini membahas Muhammad

dan Islam, Perkembangan Syariat, Perkembangan Ilmu Kalam, Zuhud dan

Tasawuf yang menguraikan sejarah timbulnya mistisime dalam Islam dan

perkembangannya, yaitu sejak peradaban Islam berkenalan dengan Hellenis

dan Hindu hingga timbulnya paham wahdat al-wujud pada abad ke-7 Hijriyah.

Dalam bagian akhir karya ini dibahas juga berbagai aliran yang terdapat dalam

12

Ignaz Goldziher , The Zahiri’s their Doctrine and their History A Contribution to the

Islamic Theology, (Leiden: E.J. Brill, 1971), h. 42.

Page 50: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

39

Islam, seperti Khawarij, Syi’ah, dan aliran-aliran yang muncul pada masa

kontemporer, seperti Wahabiyah, Bahaiyah, Babiyah, dan Ahmadiyah.13

B. Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Islam

Goldziher padalah seorang pakar yang telah jauh menela’ah tradisi

keilmuan Islam, khususnya ilmu al-Qur’an, tafsir, dan hadits Nabi. Kontribusi

yang telah diberikan oleh Goldziher untuk khazanah keilmuan dunia Islam juga

begitu besar. Walaupun Goldziher seorang orientalis tetapi sumbangsih karya

pemikiran yang diberikannya memberi warna tersendiri bagi Islam, adapun

pandangan Goldziher tentang Islam bahwa Islam lahir di Madinah, mulai

terbentuk di kota madinah,14

menurutnya agama Islam adalah kepasrahan seorang

hamba kepada Tuhannya (Allah), dan ini merupakan salah satu ajaran dari nabi

Muhammad untuk menyatukan Tuhan dengan hambanya, kepasrahan seorang

hamba kepada Tuhan merupakan salah satu pendidikan istimewa dalam ajaran

agama Islam.15

Kemudian menurutnya Islam hanya sebagai agama yang hanya

bisa menyerap unsur-unsur dari agama lain dengan membungkusnya secara rapih

melalui cerita sejarah sehingga seolah-olah Islam adalah agama yang sangat

murni. Padahal Islam telah mengambil ajaran dari Judaisme.16

Dunia Islam tanpa

ilmu, tidak akan mengenal pengetahuan pemikiran yang spesifik. Artinya agama

Islam dalam menyebarkan agama selalu berlandaskan pada ilmu. Ketika Islam

13

Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, h.133. 14

Ignaz Goldziher, Introduction to Islamic Theology and Law, h. 24. 15

Ignaz Goldziher, Introduction to Islamic Theology and Law, h. 2. 16

Mohammad Anwar Syarifuddin, ed., Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis

(Ciputat: Sekata Cendikia, 2015), h. 66.

Page 51: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

40

menyebarkan ajarannya tanpa ilmu, maka akan dipertanyakan identitas utusan

Allah, Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah.17

Adapun pandangan Goldziher tentang Nabi Muhammad sebagai seorang

pelopor pembawa Islam, Goldziher mengira bahwa Nabi Muhammad SAW telah

menerima ajaran dari unsur agama Kristen umumnya melalui jalan tradisi serta

bid’ah yang bertebaran di dalam Gereja Timur. Dengan jalan bid’ah dalam Gereja

Timur maka Nabi Muhammad mendapatkan pemberitaan suci. Dalam pandangan

Goldziher, Nabi Muhammad memperoleh hubungan-hubungan lahiriah dalam

urusan perdagangan ketika ia masih belum diangkat sebagai Rasul. Untuk

memperkuat argumentasinya tersebut, Agama Yahudi dan Kristen menyediakan

unsur-unsur pokok dan takaran yang sama. Lima unsur pokok yang dikenal

dengan Rukun Islam sudah diperkenalkan oleh Nabi pada periode Makkah

memperoleh bentuknya yang pasti pada periode Madinah. Jadi, menurut

Goldziher, unsur-unsur ajaran dalam al-Quran sebenarnya banyak menyerap unsur

atau tradisi agama sebelumnya. Ditambah lagi dengan meluasnya ekspansi

perluasan umat Islam, ini mengindikasikan bahwa hadirnya Islam ternyata belum

mampu menjawab segala problematika yang ada karena penyempurnaan baru ada

setelah diperoleh hasil ijtihad generasi selanjutnya.18

Goldziher menyebut 5 rukun

sebagai penyangga perkembangan agama Islam atau biasa disebut dengan rukun

Islam. Rukun itu mulai tampak pada periode Mekah namun hanya di Madinah lah

5 rukun tersebut terbentuk secara pasti. Adapun rukun yang dimaksud oleh

Goldziher ialah asas rukun Islam umat muslim:

17

Shofhi Amhar, “Review Buku Madzahibut Tafsir”, diakses pada tanggal 25 Oktober

2016.https://amhari.wordpress.com/2008/05/27/review-buku-%E2%80%9Cmadzahibut-

tafsir%E2%80%html 18

Goldziher, Introduction to Islamic Theology and Law, Hersri Setiawan, h. 4.

Page 52: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

41

1. Pernyataan beriman terhadap Allah SWT yang tunggal dan pengakuan atas

Muhammad utusan Allah.

2. Menegakan salat (dimulai dengan pengajian sebagai petunjuk adanya

hubungan dengan tradisi agama Kristen timur serta Fi’il yang

menyertainya seperti sujud, membasuh diri, dan bersimpuh).

3. Membayar zakat, (awalnya ialah sukarela tetapi kemudian menjadi

sumbangan yang dibayarkan dalam jumlah tertentu diperuntukkan untuk

kaum komunitas miskin).

4. Berpuasa, (penebusan terhadap agama yahudi, asyura. Kemudian

dilakukan selama Ramadan).

5. Ziarah ke Ka’bah tempat suci bangsa Arab Mekah19

(al-Qur’an ,

melestarikannya dari pemujaan kafir, tetapi mengisinya dengan gaya

monoteis dan menafsirkan dengan legenda cerita Ibrahim ).

Pandangan Goldziher dipengaruhi oleh pendekatan Historical Criticism

yang dilakukannya dalam mengkaji Islam, sehingga ajaran agama selalu dilihat

hubungan historis, sehingga adanya kemiripan dalam ajaran agama Islam dengan

ritual agama-agama selain Islam yang terekam dalam Al-Qur’an dianggap sebuah

upaya (plagiasi) terhadap ajaran sebelumnya. Agama Muhammad disebut sebagai

agama yang Orisinal, Menurut pendapat Goldziher, Islam telah menilai agama

19

Untuk ikthisar pernyataan tentang rukun Islam ini, bandingkan dengan hadits Imam

bukhari, no. 37 tafsir no.208. Memuat formulasi tua tentang syahadat orang Islam. Akan

memperkaya kita tentang perkembangan mas paling awal doktrin mengenai kewajiban-kewajiban

Islamini.bila kita mengkaji kewajiban mana yang terdapat dalam dokumen kuno, dari masa ke

masa. Sebagai rukun iman dan praktik agama. Dan di sini kita akan mengemukakan sebuah

contoh. Dalam sebuah kalimat yang konon dari muhammad, butir keenam ditambahkan pada 5

kewajiban satu demi satu dalam satu naskah , dan diakui berasal dari masa awal sebagai akar-akar

Islam.: lakukanlah terhadap orang lain seperti apa yang kau inginkan dari mereka terhadap

dirimu”doktrin tersebut sering diucapkan sana sini tanpa dihubungkan dengan tema-tema

lain.Sebagai ucapan nabi yang berdiri sendiri. No.13 dalam forty tradition (Al-ar’ba’un hadi’san)

dikarang oleh an-Nawawi (dalam hadis bukhari muslim “seseorang tidak beriman kecuali jika ia

memandang saudaranya seperti terhadap dirinya sendiri.”

Page 53: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

42

lain dengan mengikuti tolak ukur nilai subjektifnya sendiri. Sudah terlihat jelas

dari beberapa kritik nya tentang Islam. Dapat dilihat bahwa pendekatan yang

dipakai oleh Goldziher dalam mengkritik agama Islam dengan mengunakan

metode pendekatan sejarah oleh karena itulah Goldziher selalu mengaitkan ajaran

Islam dengan agama terdahulu. Goldziher menganggap Nabi Muhammad SAW

telah mengkaji ulang ajaran Yahudi dan Nashrani yang ditempatkan pada agama

Islam.20

Padahal semua tuduhan yang dilontarkan Goldziher kepada Nabi

Muhammad SAW tidaklah benar.

C. Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Al-Qur’an dan Tafsir

Goldziher mempunyai pandangan yang buruk terhadap al-Qur’an.

menurutnya, al-Qur’an hanyalah sebagai alat bagi umat Islam untuk dijadikan

senjata ampuh dalam melawan musuh-musuh, isi dari kandungan al-Qur’an

bukanlah petunjuk yang benar, demikian Goldziher mempuunyai strategi yang

baik disertai semangat yang besar untuk menghancurkan umat islam. Dengan

beragumen bahwa al-Qur’an telah mengcopi paste ajaran samawi.21

Kemudian

Goldziher juga mengemukakan bahwa al-Qur’an merupakan hasil cipta karya

Nabi Muhammad SAW. Strategi Goldziher untuk meragukan otentisitas al-Qur’an

dengan menggunakan pendekatan sejarah (historical critism), dengan demikian

Goldziher bisa mengomentari banyak tentang sejarah bahkan kisah-kisah dalam

al-Qur’an. Menurutnya, khalifah Utsman dalam menjadikan al-Qur’an menjadi

kesatuan mushaf yang tidak ada keraguan yakni mushaf Utsmani, dengan

menggunakan selektifitas yang ketat. Perdebatan yang terjadi seputar bacaan al-

20

Mohammad Anwar Syarifuddin , ed., Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis

(Ciputat: Sekata Cendikia, 2015),h.67. 21

Akhmad Supriadi,” Studi al-Qur’an dan hadis Orientalis,”data diakses pada tanggal

23 Oktober 2016.http://ponda-samarkand.blogspot.co.id/2013/04/studi-al-quran-dan-

hadisorientalis.html

Page 54: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

43

Qur’an yang terjadi pada generasi awal Islam merupakan proses untuk

memelihara, menjaga, serta melestarikan kitab suci al-Qur’an.

Hasil pemikiran karya Goldziher dalam buku Mazhab Tafsir, dalam

bukunya tersebut Goldziher berusaha untuk menjelaskan sekte-sekte keagamaan

dalam menafsirkan al-Qur’an. Tak lain motif utamanya ialah mengkaji penafsiran

beberapa sekte aliran dalam penafsiran al-Qur’an. Perbedaan yang terjadi dalam

pemikiran Islam, baik fiqh, ilmu Kalam, Tasawuf, maupun Tafsir, diperuntukan

untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an. Dalam karyanya Goldziher telah

mengklasifikasikan serta menyeleksi berbagai sekte aliran secara ringkas.

Terdapat 5 sekte aliran tafsir dalam Islam: Tradisionalis, dogmatis, mistik,

sekretarian, dan modernis. Tiga aliran pertama merupakan tipologi kesarjanaan

muslim, yakni tafsīr bi-l-dirayah wa tafsīr bi-l-isyarah. Sementara dua aliran

lainnya, sektarian dan modernis, merupakan kategori tambahan dari tipologi

kesarjanaan muslim.22

Perbedaan itu jadi sebuah keniscaayaan, tinggal bagaimana

menyingkapi perbedaan tersebut dan penulis mengutip apa yang disampaikan al-

Qur’an “jika kalian berselisih kembalikan kepada Allah dan Rasul” Dalam arti

dikembalikan kepada substansi manusia diciptakan yaitu sebagai hamba yang

patuh, dan disisi lain sebagai khalifah yang dituntut harus kreatif-inovatif. dan

untuk sempurna hal tersebut al-Qur’an lah sebagai petunjuk yang benar. Dalam

melihat fenomena yang terjadi, bahwa tafsir dalam khazanah dunia Islam

memiliki kepentingan serta tujuan tertentu. Walaupun kenyataannya umat Islam

percaya akan 1 mushaf yakni mushaf Utsmani tetapi pemahaman mereka terhadap

22

Akhmad Supriadi,” Studi al-Qur’an dan hadis Orientalis,”data diakses pada tanggal

25 Oktober 2016.http://ponda-samarkand.blogspot.co.id/2013/04/studi-al-quran-dan-

hadisorientalis.html

Page 55: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

44

penafsiran al-Qur’an sangatlah beragam. Begitu puladengan pandangan Goldziher

mengenai tafsir, Goldziher memandang bahwa tafsir memiliki bias kepentingan

teks suci al-Qur’an bukan lagi sebagai sumber agama tetapi lebih dari itu, al-

Qur’an menjadi salah satu aliran keagamaan tertinggi bagi suatu kelompok ajaran

tertentu.23

Bahkan dari beberapagolongan aliran madzhab Islam mengklaim

bahwa kebenaran Allah adalah suatu bukti yang tidak bisa diganggu gugat.24

Adapun tafsir memang sangat beragam corak serta mengalami perkembangan dan

bahkan perubahan. Sebab hal itu merupakan konsekuensi logis dari yang dianut

oleh umat Islam bahwa al-Qur’an. ṣālihun li kulli ẓaman wa makān.

D. Kajian Buku Mazhab Tafsir dalam Literatur

Buku “Die Richtungen der Islamischen Koranaus legung” merupakan

karya asli Goldziher belum diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa diterbitkan

pada tahun (1983) karya ini dibuat menggunakan bahasa Jerman dan murni hasil

pemikiran Goldziher yang dituangkan langsung dengan menggunakan bahasa

Jerman tanpa diedit kembali oleh penerjemah. Namun buku ini sangat sulit

ditemukan, selain itu buku “Die Richtungen der Islamischen Koranaus legung”

sangat jarang ada yang bisa membacanya kecuali yang benar faham betul tentang

bahasa Jerman.

Madzāhīb al-tafsīr al Islāmī merupakan karya Goldziher diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab oleh Alī Ḥasān Abdul Qādir terbit pada tahun (1955),

kemudian di tahqiq (diedit) oleh Abdul Halīm Najjar diterbitkan oleh sebuah

penerbit di Lebanon. Adapun pembahasan mengenai tafsīr bi al ma’tsūr dalam

kitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab ada dalam bab 2 yakni fase awal

23

Ignaz Goldziher, MazhabTafsir, h. ii. 24

Ignaz Goldziher, MazhabTafsir, h. ix.

Page 56: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

45

penafsiran dan pembahasan mengenai tafsīr bi al ma’tsūr mencakup tentang

Israilliyat dalam tafsir, dikarang oleh Ibn Abbas, Ikrimah, Mujāhid, perbedaan

dalam riwayat tafsīr bi al ma’tsūr. Kemudian penafsiran al-Ṭabarī yang sangat

berperan penting pada tahap perkembangan kedua tafsīr bi al ma’tsūr setelah

generasi para sahabat.25

Adapun buku terakhir ialah “Mazhab Tafsir” telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, buku ini diterjemahkan oleh 3 orang penerjemah,

Saifuddin Zuhri Qudsy, Badrus Syamsul Fata dan Alaika Salamullah kemudian

diedit oleh Faisal Fatowi adapun buku ini merupakan referensi utama penulis

dalam mengkaji persoalan mengenai tafsīr bi al ma’tsūr diterbitkan oleh penerbit

Elsaq Press pada tahun 2003, garis besar Goldziher dalam karyanya mengurai

tentang sejarah tafsir al-Qur’an dari makna klasik hingga kontemporer.26

Adapun

terkait pembahasan tentang tafsīr bi al ma’tsūr berada pada bagian 2 dimulai dari

halaman 80-112 mengulas serta menjelaskan mengenai Israilliyat dalam tafsir,

Definisi tafsīr bi al ma’tsūr perbedaan riwayat dalam tafsīr bi al ma’tsūr, tafsir

kalangan ulama klasik dan Syair-syair Arab.

25

Alī Ḥasān Abdul Qādir, Madzāhīb al-tafsīr al Islāmī (Lebanon : Maktabah Misna

Baghdad, 1955), h. 73. 26

Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir, h. iii.

Page 57: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

46

BAB IV

PERKEMBANGAN TAFSĪR BI AL-MA’TSŪR MENURUT IGNAZ

GOLDZIHER

A. Pengertian Tafsīr bi al-Ma’tsūr Menurut Ignaz Goldziher

Ignaz Goldziher adalah seorang orientalis yang sangat paham betul ilmu

tentang Islam. Tidak hanya itu, Goldziher bahkan meneliti secara mendetail

tentang sejarah perkembangan Islam.Contohnya saja tentang sejarah

perkembangan tafsir. Goldziher mempelajari sejarah tafsir dari berbagai ulama-

ulama terkemuka Islam serta literatur-literatur sejarah yang sudah ada.

Menurutnya, tafsir hanya sebagai senjata ampuh bagi sekte-sekte pengikut aliran

dalam Islam. Pada abad ke-2 hijriah masih terlihat pandangan ulama salaf yang

masih skeptis. Bahkan kesadaran untuk melakukan penafsiran menurun drastis

karena disertai dengan rasa takut dan selalu menghindar.

Adapun pengertiantafsīr bi al ma’tsūr menurut Goldziher adalah tafsir

yang dapat disaksikan keṣahīhannya, yakni yang bersandar pada “Ilmu”

periwayatnya adalah Rasulullah SAW, kemudian sahabat langsung mendapatkan

pengajaran langsung dari Rasulullah SAW tanpa ada pemikiran ra’yi, artinya

murni dari Rasulullah SAW.1 Definisi ini memiliki kesamaan dengan paparan

Muhammad Husein al-Dzahabī dalam kitab tafsīr wa al-mufassirūn bahwa

pengertian tafsīr bi-al-ma’tsūr ialah penjelasan tentang ayat-ayat al-Qur‟an, yang

diriwayatkan dari Rasulullah, Sahabat, dan juga Tabi‟in, adanya penafsiran al-

1 Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir (Yogyakarta: Elsaq Press, 2006), h.87.

Page 58: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

47

Qur‟an merupakan maksud Allah SWT dalam menjelaskan kalam-Nya.2

Penafsiran yang berasal dari Rasulullah menjadi penting, sebab seperti pernyataan

yang disampaikan oleh Ali bin Thalib: “Tanpa manusia maka al-Qur‟an tidak

bisa berbicara apa-apa”. Hampir seluruh himpunan hadits yang banyak sekali

jumlahnya, tersusun secara rapih kemudian hadits tersebut, dimasukkan kedalam

bab tafsīral-Qur’ān.3Perkembangan riwayat-riwayat seperti inilah yang menandai

perkembangan penafsiran ma’tsūr. Namun demikian, pasca kematian Rasulullah,

terdapatkekhawatiran tentang keberadaan tafsīr bil ma’tsūr ini. Diriwayatkan oleh

seorang ahli bahasa, Al-Asmū’i (wafat 216 H/831 M), persoalan ini dikhawatirkan

akan sangat menjauhkan seseorang dari al-Qur‟an dikarenakan ketakwaan dan

kewara‟annya. Kemudian hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW beliau

mengkhawatirkan masa depan umatnya dari 2 hal yang terjadi, diantaranya ialah

munculnya orang-orang yang menafsirkan al-Qur‟an tidak sesuai dengan riwayat

yang ṣahīh. Yang kedua orang-orang yang menta‟wilkan al-Qur‟an tidak

berdasarkan pada ta‟wil yang sebenarnya. Penafsiran dengan ra’yi adalah keliru

meskipun itu benar, maka hakikatnya adalah salah. Ilmu yang benar dalam

disiplin ilmu-ilmu agama Islam adalah ilmu yang merujuk kepada generasi salaf

yang sangat terdahulu. Demikian pada cabang-cabang ilmu lain, pada awal Islam.

Ditekankan dengan mengunakan riwayat yang dapat dipegang dengan penuh

keyakinan.

Seperti sudah dijelaskan sebelumya, tentang agama Islam tidak akan

mengenal produk pemikiran secara spesifik tanpa ilmu, dengan demikian yang

2 Muhammad Husein Al-Dzahabī. Tafsīr wa al-mufassirūn, ( Beirut Libanon: Da‟arul

Arkom, 1961 ), h. 105. 3 Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h. 115.

Page 59: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

48

dimaksud dengan ilmu yang benar dalam disiplin agama Islam ialah ilmu yang

merujuk kepada generasi salaf (terdahulu) yang sangat terpecaya. Sebab mereka

para sahabat hanya mengambil riwayat yang ṣahīh saja. Demikian halnya dengan

ilmu cabang lain, ditekankan dengan menggunakan riwayat yang dapat diyakini

keorisinalannya. Goldziher sangat setuju dengan pemikiran bahwa tafsir dapat

terlihat reliable (terpercaya) apabila sebuah tafsir disandarkan kepada riwayat

generasi ulama salaf (terdahulu). Yakni penafsiran Rasulullah SAW yang

diriwayatkan kepada para sahabat melalui jalur talaqqi kemudian dilanjutkan

dengan para tabi‟in yang mendapatkan riwayat dari para sahabat. Dalam

pandangan Goldziher, banyak sekali para sahabat yang menyandarkan riwayatnya

pada (al-Ilmu) dalam menafsirkan al-Qur‟an, hampir tidak terhitung jumlahnya.4

Para mufassir dari kalangan para sahabat tidak ada yang menyandarkan

riwayat melalui hasil pemikiran ijtihadnya. Karena kewara‟an dan ketaqwaannya

kepada Allah SWT. Namun para tabi‟in berijtihad untuk dapat menghasilkan

tafsīr bi al-Ma’tsūr, maka akan menerima jalur-jalur riwayat yang dapat diterima

oleh kritik Islam dan tafsir tersebut dapat dipercaya sebagai tafsir yang dinukil

bersambung kepada sanad yang ṣahīh yaitu sanad yang bersambung kepada

sahabat. Dengan demikian jelaslah, yang dapat dipandang sebagai ilmu dalam

lingkungan agama Islam hanyalah berita-berita dalam riwayat para ahli ilmu yang

diperolehnya secara lisan berdasarkan sanad yang benar. Pada zaman dahulu,

riwayat–riwayat hadits yang diperoleh melalui cara tersebut diatas. Itulah yang

dipandang sebagai petunjuk bukti yang dapat diyakini kebenarannya.

4Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h. 88.

Page 60: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

49

Goldziher sangat takjub dengan sumber riwayat penafsiran bi al-Ma’tsūr

karena tafsir telah menghilangkan kebingungan bagi umat Islam serta

memberikan pencerahan,5 tafsir bagaikan pancuran air yang tidak akan kering

airnya. Goldziher juga sangat kagum dengan tokoh mesir, yakni Jalāl al-Dīn as-

Suyūṭī (wafat 911 H/1505 M) menurut Goldziher umat muslim telah berhutang

budi dengan kepadanya dalam bidang Ulūmul Qur’ān, beliau berhasil

mengumpulkan lebih dari sepuluh ribu hadits dari penafsiran Rasulullah SAW

dan sahabat-sahabatnya. Terangkum dalam kitab “Tarjumān al-Qur’ān”. Sejak

abad ke 2 H, para ulama berusaha memenuhi kebutuhan akan dengan menulis

karya yang sambung menyambung dalam bidang tafsir. Namun usaha-usaha besar

pada fase awal ini tidak ada yang tersisa dan sampai kepada kita. Semua itu akan

terpenuhi dengan adanya sebuah karya agung, yang disatu sisi mempresentasikan

kekayaan tafsīr bi al-Ma’tsūr yang merupakan peletakan batu pertama literatur

tafsir al-Qur‟an. Terkadang diantara lembaran-lembarannya terhimpun isi kitab

tersebut dengan sangat sempurna, munculnya penafsiran lebih sekedar hanya

mengumpulkan dan mencatat. Penafsiran tumbuh subur pada masa ulama salaf,

dan ulama melihat ini semua sebagai keistimewaan khas al-Qur‟an sebagai kitab

yang kandungannya memiliki keindahan dan kesempurnaan tersendiri.6Al-Qur‟an

mempunyai bentuk banyak rupa yang mempunyai kaya serta luas akan cakrawala

sebagai aspek pengetahuan bagi umat manusia.7

B. Reliabilitas Tafsīr bi al-Ma’tsūr

1) Nilai Riwayat

5Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 89.

7Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 78.

Page 61: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

50

Ketika menilik sejarah tafsir Islam, dalam membahas persoalan tentang

realibitas tafsir, Goldziher mengambil kutipan dari seorang ahli hadits Aḥmad ibn

Ḥanbal bahwa: 3 hal yang tidak mempunyai asalserta tidak mempunyai dalil,

yaitu tafsir, cerita heroik (al-malhamah), dan cerita tentang peperangan (al-

maghazi).8 Pembagian 3 hal ini, tafsir merupakan salah satu point yang harus

dihindari. Goldziher berpendapat bahwaAḥmad ibn Ḥanbal menjelaskan kepada

umat muslim khususnya para mufassir untuk menjauhkan diri dari menafsirkan al-

Qur‟an danTafsir yang harus dijauhi oleh umat muslim menurut Aḥmad ibn

Ḥanbal karena tafsir yang terhimpun menjadi suatu mitologi atau sesuatu cerita

yang mengandung unsur kemisteriusan, suatu ranah yang mengandung imajinasi

unsur pemikiran yang bebas, sehingga dikhawatirkan akan bercampurnya antara

tafsir dan pemikiran ijtihad. Karena tafsir merupakan sesuatu yang sulit dihindari

oleh sanad yang kuat, yang dituntut sejak awal munculnya Islam sebagai salah

satu syarat untuk ilmu pengetahuan yang layak untuk dipercaya. Goldziher

beranggapan bahwa ini semua mufasir lakukan karena kurangnya hafalan mereka

sehingga hasilnya merupakan imajinasi serta inspirasi para mufasir. Akhirnya

mufasir mengklaim bahwa semua hasil karya mereka adalahtafsir al-Qur‟an.9

Berhadapan dengan tafsir yang bersandar pada mitologi-mitologi,

„Abdullāh Ibn Mas‟ȗd menyatakan penentangan kepada para mufasir yang

mengeluarkan penafsiran dengan rasio/bi al-ra’yi dan orang yang tidak bisa

rendah hati, sehingga menjawab atas segala pertanyaan yang tidak diketahui

hakikatnya dengan mengatakan: “Allah lebih mengetahui” akhirnya, tafsir yang

berani masuk ke dalam wilayah produk wilayah keyakinan ditolak. Goldziher

8Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 79.

9Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h. 80.

Page 62: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

51

berpendapat bahwa memang al-Qur‟an bukanlah teori filsafat, yang menghantam

satu sama lainnya.10 Tetapi perlu dicermati bahwa dalam surah al-An‟ām 68:

Artinya:“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat

Kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan

yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka

janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat

(akan larangan itu).”

Cikal bakal penyimpangan dalam tafsir yang diklaim sebagai riwayat

ma’tsūr yang sudah kehilangan reliabilitasnya, menurut Goldziher, disebabkan

oleh karena para mufassir mempunyai kebebasan dalam pemikiran mutlak dan

tidak terikat dengan tatanan dari hasil riwayat yang ṣahīh. Sehingga memperluas

jangkauan tentang kisah peperangan (al-maghazi)11

Akhirnya terbayanglah sebuah

angan-angan dan mulai menyisipkan penta‟wilan terhadap al-Qur‟an dan

menyebutnya sebagai kabar dari alam gaib. Ketika kita merujuk pada pengertian

makna Ta‟wil ialah ta‟wil terbagi menjadi 2 bagian: pertama, menurut para ulama

salaf bahwa ta‟wil adalah seorang mutakallim mengembalikan makna kalamnya

kepada hakikat sebenarnya kalam tersebut, sedangkan makna ta‟wil menurut

ulama muta’akhirin ialah mengembalikan makna yang (rajih) kemakna dalil

lebih (marjuh) karena ada dalil yang menyertainya. Secara khusus hal ini berlaku

dalam disiplin sejarah, di mana validitas data sejarah sebagai pengetahuan tentang

peristiwa sejarah hanya mungkin dapat dibenarkan apabila saat dikuatkan dengan

10

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 84. 11

Al-Maghzi mempunyai arti ganda. Dapat berarti “tempat-tempat terjadinya suatu

pertempuran “ dan bisa juga berarti puji-pujian atas perbuatan tauladan seorang tokoh.”

Page 63: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

52

silsilah sanad yang bersambung sampai kepada pihak yang langsung menyaksikan

kejadian tersebut yang layak dipercaya, hanya dengan metode inilah dapat diklaim

sebuah kebenaran yang dapat dipercaya.12

Begitu pula dalam hal sejarah, suatu

peristiwa sejarah dipercaya kebenarannya kalau dapat dibuktikan dengan

serangkaian sanad (perawi) yang didukung atas saksi orang-orang tertentu yang

patut dipercaya.13

Diantara beberapa fenomena tentang perkembangan penafsiran

tafsīr bi al-Ma’tsūr, pandangan Goldziher tentang tafsīr bi al-Ma’tsūr adalah

tafsir yang tidak utuh secara keseluruhan, dilihat dari sisi bahwa banyaknya

periwayat penafsiran yang memiliki beragam versi pendapat, bahkan kebanyakan

saling bertentangan dalam menafsirkan sejumlah ayat al-Qur‟an. Kemudian di sisi

lain tafsīr bi al-Ma’tsūr mempunyai pendapat berbeda-beda dalam memaknai

sebagian kosakata susunan kalimat al-Qur‟an yang dinisbatkan kepada satu orang

sahabat. Dapat disimpulkantafsīr bi al-Ma’tsūr berbeda-beda antara satu dengan

yang lainnya, saling kontradiksi secara internal, sebagai tafsir yang menggunakan

ilmu,14

umat Islam sejak awal Islam telah mengakui bahwa ilmu yang valid

tentang al-Qur‟an telah hilang dari generasi yang datang setelah Rasulullah SAW,

di dalam al-Qur‟an terdapat sejumlah ayat tidak akan dipahami oleh manusia,

karena Allah SWT telah menutupi pengetahuan tentangnya. bahwa ada orang-

orang yang diberikan ilmu oleh Allah untuk mengetahui makna dan ta‟wil yang

tertutupi karena menjadi rahasia Allah itu. Di sini, ada beberapa orang sahabat

yang diberikan kemampuan untuk memahami maknanya. Selain bagi para

sahabat, ilmu ini juga diberikan oleh Allah kepada pada wali, sufi, yang memiliki

kedekatan hati dengan Allah dan kedekatan maqamnya dengan Allah telah

12

Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h.86. 13

Ignaz Goldziher, Aliran-aliran Tafsir Islam, h. 81. 14

Ignaz Goldziher, Aliran-aliran Tafsir Islam, h. 82.

Page 64: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

53

menyebabkan mereka mendapatkan petunjuknya secara langsung (baca ilmu

ladunni).

Sejak abad ke 2 H, ulama berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya

tafsīr bi al-Ma’tsūr dengan mmenulis karya-karya lalu sambung menyambung

dalam bidang tafsir. Namun usaha ulama tersebut sangat disayangkan karena

karya mereka tidak ada yang sampai kepada kita. Namun disatu sisi lain

Goldziher mempunyai argumen tersendiri bahwa ada yang bisa mempresentasikan

kekayaan tafsir secara sistematis, Goldziher sangat mengapresiasi tafsīr bi al-

Ma’tsūr yang dikarang oleh al-Ṭabarī, walaupun Goldziher mempunyai statement

bahwa tafsīr bi al-Ma’tsūr mengalami kekacauan atau bisa disebut sebagai tafsir

yang tidak utuh namun di sisi lain ia sangat menyukai hasil karya Muhammmad

al-Ṭabarī di bidang tafsir. Himpunan tafsir inilah yang dikarang oleh Muhammad

Ibn Jarir al-Ṭabarī. Goldziher mengambil kutipan dalam kitab al-Ṭabarī:

“Engkau tidak akan menjadi seorang yang fāqih kecuali jika engkau sudah

melihat dalam al-Qur‟an adanya banyak sisi beberapa penafsiran.”15

2) Israilliyat

Tafsīr bi al-Ma’tsūr mempunyai beberapa kelemahan salah satunya ialah

Israilliyat. Banyak dari mufasir atau generasi salaf memasukan kisah-kisah

Israilliyat ke dalam sebuah tafsir, tanpa meneliti kembali cerita yang mereka dapat

dari orang Yahudi dan Nashrani berdasarkan berita-berita yang dinukilkan dari

kitab-kitab terdahulu. Salah satunya adalah Ibn Abbas Menurut Goldziher dalam

kitab terdahulu terdapat berbagai macam kisah yang sistematika ceritanya campur

aduk tidak teratur, sehingga membuat kaum muslim ingin mengetahui cerita-cerita

15

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 111.

Page 65: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

54

tersebut secara dekat. Dalam menyikapi kisah-kisah Israilliyat dalam tafsir, maka

Goldziher berpendapat bahwa dalam kitab-kitab terdahulu memiliki berbagai

macam versi kitab, dan ada pula yang bercampur aduk, salah satu ahli tafsir yang

mengambil cerita Israilliyat dan Nashraniyyat ialah Ibn Abbas. Ibn Abbas telah

mengambil cerita-cerita terdahulu dari Ka‟ab al-Akhbar dan Abdullah ibn Salam.

Memang benar keadaan mereka ketika itu sudah masuk Islam sehingga dianggap

telah dapat meloloskan mereka dari perasaan dusta. Ibn Abbas menjadikan

ceritaIsrailiyyat serta Nashraniyyat sebagai Hujjah, yang telah banyak sekali

memberikan informasi tentang yang begitu bermanfaat dan berguna. Bahkan

Ka‟ab al-Akhbar dijadikan sebagai rujukan utama dalam penafsiran yang benar

mengenai 2 ungkapan al-Qur‟an, yakni Umm al-Kitāb dan al-Marjan. Goldziher

menganggap kelemahan tafsīr bi al-Ma’tsūr terdapat pada perawi yang sangat

mempercayai cerita mitologi Israilliyat sehingga membuat keraguan atas

otentisitas penafsiran bi al-Ma’tsūr. Semua itu dilakukan oleh seorang yang

dianggap sebagai pemilik julukan samudra lautan ilmu yakni Ibn Abbas tanpa ada

proses penyeleksian secara ketat.16

C. Para Tokoh Tafsīr bi al-Ma’tsūr

1) Ibn ‘Abbās

Diantara sekian banyak sahabat, Khulafar Rasyidin, Aisyah, dan istri-istri

NSabi yang lain. Namun dalam penilaian kaum muslimin hujjah alasan sanad

yang paling kuat ialah Ibn „Abbās. Yang merupakan putra dari paman Rasulullah

SAW, Ibn „Abbās merupakan mukjizat tafsir dan lautan Ilmu. Karena interaksinya

dengan Nabi, maka sejumlah tafsir dengan sendirinya dipercaya oleh seluruh

16

Goldziher. Madzhab Tafsir, h.93.

Page 66: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

55

ulama.17

Informasi tentang tafsir yang berasal dari Ibn Abbas selalu dijadikan

sebagai hujjah dan bahkan mendapat pujian dalam hal uraian memahami al-

Qur‟an. Banyak sekali pujian yang di dapat oleh Ibn „Abbās, pujian tersebut

datang dari generasi sesudahnya. Ibn „Abbās menerima riwayat langsung dari

Rasulullah SAW, sebuah tafsir yang dengan sendirinya dapat diakui

reliabilitasnya. Namun ada titik kelemahan dari tafsir Ibn „Abbās. Yakni dengan

mengutip cerita-cerita Israilliyat. Beliau sangat mengagungkan 2 orang Yahudi

yang telah masuk Islam, yakni Ka‟ab al-Akhbar dan „Abdullah bin Salam.

Memang benar kedua ahli kitab tersebut masuk Islam sehingga hilanglah dusta

yang dituduhkan kepada mereka. Namun tetap saja semua cerita yang disandarkan

kepada orang Yahudi dan Nashrani harus diseleksi secara ketat bahkan dengan

menggunakan pembuktian secara akurat. Meskipun diketahui bahwa Ibn „Abbās

adalah seorang yang terjaga dari tetesan samudra ilmunya. Informasi-informasi

yang diriwayatkan olehnya dalam bidang tafsir, selalu saja Ibn Abbās yang

menemukan jawabannya karena dia mengetahui segala sesuatu. Dalam pandangan

Goldziher ulama mutaqaddimin telah menyanjung Ibn „Abbās. Ilmu kritik Islam

meletakan klasifikasi di berbagai tingkatan keṣaḥīhan sanad yang mempunyai

banyak cabang, dan semuanya bermuara pada Ibn Abbās. Namun kritik Islam juga

tidak dapat memungkiri adanya pihak-pihak dikemudian hari yang berusaha

melakukan pemalsuan terhadap penafsiran Ibn Abbās dengan dikemas melalui

bagan yang valid.18

2) Ikrimah

17

Pada masa-masa belakangan diletakan kaidah berikut ini: “apabila tafsir sahabat

diturunkan melaui ayat,maka secara teminologi menjadi marfu.” 18

Goldziher. Madzhab Tafsir, h.99.

Page 67: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

56

Di dalam karya buku Ignaz Goldziher Mujāhid ibn Ikrimah merupakan

sorang budak dari Ibn Abbās dia adalah manusia yang paling mengetahui tafsir

karena Ibn Abbās telah memetakan seutas tali pada dirinya dan sudah sangat jelas

sekali dia adalah seorang kepercayaan Ibn Abbas kemudian para orientalis

menduga bahwa ikrimah telah menyebarkan ilmu dengan menggunakan nama Ibn

Abbas padahal Ikrimah tidak pernah mendengar ilmu tersebut dari Ibn Abbās, ini

merupakan kritik Goldziher terhadap Ikrimah kemudian Goldziher mengutip

pernyataan dari Sa‟īd al-Musayyab bahwa Ikrimah telah dipukul oleh Sa‟īd al-

Musayyab dengan hukuman yang hina, itu semua dilakukan oleh al-Musayyab

karena Ikrimah tidak mau mendengar peringatannya.19

Pandangan Goldziher

bahwa ketika Ikrimah wafat, jenazah dimakamkan, tidak mencapai jumlah yang

cukup untuk mengusung jenazahnya sedangkan di saat bersamaan, ada seorang

penyair yang wafat, bernama Kutsayyar maka jenazah tersebut banyak sekali

jumlah anggota yang mengusungnya. Memang benar ini merupakan salah satu

penghinaan terhadap budak Ikrimah atas penyebaran ilmu tanpa di dapat langsung

dari Ibn Abbas. Selain itu Ikrimah dituduh sebagai seorang yang menganut

madzhab khawarij, yang telah menyebabkan terhalangnya jenazah Ikrimah ke

pemakaman.20

Akan tetapi walaupun Ibn Sa‟id al-Musayyab telah menghukum

serta memukul Ikrimah namun, Ibn Sa‟ad menyebutkan bahwa dirinya telah

menghantarkan jenazah budak Ikrimah dimasjid-masjid dalam jumlah anggota

yang mengusungnya begitu besar. Tuduhan Goldziher terhadap Ikrimah tidak

benar karena Ikrimah mempunyai kedudukan yang sangat mulia.21

Kemudian

Goldziher beragumen bahwa Ikrimah telah menisbatkan nama Ibn Abbas terhadap

19

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 100. 20

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 101.

Page 68: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

57

karangan kitab miliknya, yakni sebuah kitab tafsir yang sanadnya bersambung

secara sistematis atau bisa disebut sebagai tafsīr bi al-Ma’tsūr .

3) Ali Ibn Abī Ṭalḥah

Diantara sekian banyak tafsir, Goldziher menyebutkan bahwa tafsir yang

paling layak dipercaya adalah tafsir yang berasal dari tafsir Ibn Abī Ṭalḥah

merupakan produk langsung dari Ibn Abbas22

namun tidak banyak orang tahu

akan tafsir tersebut. Tetapi pujian atas terwujudnya kompilasi tafsir patut

diapresiasi, salah satu sekretaris alim Mesir, al-Laits bin Sa‟ad (94-175H /712-791

H) atas naskah yang telah ditulisnya sendiri, dari kompilasi inilah, kemudian

lahirlah orang seperti Bukhari, al-Ṭabarī dan para periwayat lainnya yang

mengambil pelajaran dari kompilasi tersebut terutama tafsīr dari Ibn Abbas.

Pandangan Goldziher para kritikus menetapkan, Ibn Abī Ṭalḥah tidak mengambil

pelajaran tafsir dari Ibn Abbas sebagaimana yang telah disajikan dalam kitabnya,

bahwa dia tidak mengambil sumber dari Ibn Abbas. Namun celaan ini dibantah

oleh as-Suyūṭī karena Ibn Abī Ṭalḥah memang benar telah mengutip dari Ibn

Abbas23

ini merupakan celaan yang tidak benar, menurut as-Suyūṭī. Demikian apa

yang telah ditetapkan oleh kritikus Islam, seharusnya mempunyai dasar yang

dapat diterima, khususnya produk-produk tafsir yang sangat kaya yang

dinisbatkan kepada Ibn Abbas yang agung. Himpunan besar yang berisi tafsīr

bial-Ma’tsūrkarya Ibn Abī Ṭalḥah mempermudah ulama memunculkan sikap

kritis kepadanya. Contohnya soal isu perdebatan klasik yang terjadi antara putra

Ibrahim yang dijadikan sebagai manifestasi untuk dikurbankan? Nah,disini

Goldziher mengemukakan bahwa ada 2 kubu yang berbeda pendapat mengenai

22

Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h.105. 23

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 107..

Page 69: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

58

putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan antar Ishaq dan Ismail. Menurut pendapat

Goldziher, seorang ulama Muhammad mempunyai argumen bahwa Ishaq adalah

putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan, sedangkan dalam karangan kitab al-Ṭabarī

mengenai isu klasik ini ialah karena kedengkian Yahudi kepada nenek moyang

Bangsa Arab, nenek moyang Bangsa Yahudi dari Ishāq sedangkan nenek moyang

dari Bangsa Arab adalah Ismail. Dan ini merupakan penyimpangan oleh penganut

Yahudi dalam Taurat.24

Adapun perbedaan kontradiktif yang terjadi merupakan

salah satu upaya untuk memalsukan sebuah teks. Namun kaum muslimin

mempercayai bahwa Ismail adalah putra yang dikurbankan oleh Ibrahim dan

mendapatkan julukan sebagai kurban yang agung. Demikianlah kedua pendapat

`yang berseberangan antara satu dengan yang lainnya.pandangan Goldziher, kubu

pertama ialah kubu Ishāq yang merujuk pada jalur periwayat Abu Hurairah dan

seorang sarjana Yahudi, Ka‟ab al-Akhbar. Kemudian kubu yang kedua ialah

Ismāīl yang merujuk pada Ibn Abbas. Hanya saja hujjah yang paling otentik

dalam persoalan tafsir al-Qur‟an tetap dipegang oleh Ibnu Abbas. Karena jalur

periwayatannya dapat kita temukan dalam tafsīr bi al-Ma‟tsūrdisepanjang tulisan

karyanya.

4) Al-Ṭabarī

Al-Ṭabarī merupakan ulama yang menulis kitab tafsīr bi al-Ma’tsūr,

Menurut Goldziher al-Ṭabarī merupakan satu diantara sekian banyak cendikiawan

Islam disepanjang masa. Dunia Barat juga sangat menghargai prestasi al-Ṭabarī

yang sangat cemerlang. Bahkan al-Ṭabarī dijuluki sebagai bapak sejarah Islam.

bahkan para sarjana Barat menukil karya al-Ṭabarī lalu mereka terbitkan di

24

Ignaz Goldziher.Madzhab Tafsir, h. 108..

Page 70: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

59

Leiden. Sebagaimana kitab yang telah dianggap hilang, bahkan sampai saat ini

yang tidak ternilai harganya ialah (kitab tafsir al-Qur‟an). Para cendikiawan dari

Timur dan sarjana Barat sudah membuat kesepakatan akan akan memberikan nilai

tertinggi pada kitab ini.25

Kitab yang dikarang al-Ṭabarī menurut Goldziher

merupakan ensiklopedi pengetahuan kitab yang sangat kaya akan khazanah ilmu

dalam bidang tafsīr bi al-ma’tsūr. Selain itu menurut Goldziher al-Ṭabarī telah

melatekan konsesus ijma‟ umat dalam tafsir pada tingkatan tertinggi. Al-Ṭabarī

juga telah menukil dari para periwayat yang terpercaya, kemudian menyusunnya

ayat demi ayat lalu mensistematikannya antara satu ayat dengan yang lainnya.

Bahkan telah menggunakan metode kritik pada silsilah rijal sanad. Ketika suatu

riwayat tidak terpecaya maka al-Ṭabarī menjelaskan dalam kitabnya sesuai

dengan adanya tanpa ada pengurangan atau penambahan.

Sejarah perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūr mengharuskan keṣahīhan hadits

yang kemudian menyebabkan terjadinya beberapa problem terkait dengan

reliabilitasnya, dimana Goldziher menganggap para perawi kurang menguasai

hafalan hadits dan kemudian berupaya memalsukan tafsir agar pendapatnya

diakui. Masalah reliabilitas juga dikaitkan dengan keberadaan riwayat-riwayat

Israilliyat, terakhir beberapa para figur terkemuka dalam periwayatan tafsīr bi al-

Ma’tsūr juga turut berperan dalam menciptakan rendahnya nilai riwayat tafsīr bi

al-Ma’tsūr akibat dari kontroversi pandangan yang tidak bisa disatukan. Sehingga

akhirnya Goldziher sangat mengapresiasi pandangan yang lahir dari kajian Barat

atas beragamnya aspek sejarah penafsiran masa awal Islam terkait penafsiran

tafsīr bi al-Ma’tsūr Goldziher juga memuji lantaran toleransi terhadap perbedaan

25

Ignaz Goldziher. Madzhab Tafsir, h.113.

Page 71: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

60

Qira‟at. Sebuah dukungan Goldziher atas al-Ṭabarī kritik keras Barat terhadap

proses kodifikasi al-Qur‟an pada masa khalifah Utsman yang telah menyatukan

ragam bacaan hanya dengan dialek Quraisy. Meskipun sangat terlihat sekali, apa

yang telah dilakukan oleh Goldziher bagi kajian al-Qur‟an yang dilakukan oleh

Barat. Namun Goldziher juga memiliki dampak yang cukup besar bagi

perkembangan kajian metode penafsiran al-Qur‟an. Khususnya seperti dapat

dilihat dari beberapa karya penulis Timur tengah di bawah ini.

D. Signifikasi Ignaz Goldziher bagi Perkembangan Tipologi Penafsiran

Selanjutnya

1) Muhammad Husain Al-Dzahabī

Dalam memahami Kitabullah, para mufasir dari kalangan sahabat

berpegang pada apa yang ada dalam al-Qur‟an itu sendiri, keterangan yang

mereka riwayatkan berasal dari Rasulullah SAW, penafsiran yang mereka terima

berupa penafsiran mereka sendiri, yang didapat melalui Rasulullah. Menurut al-

Dzahabī tafsīr bi al-Ma’tsūr adalah tafsir yang bersumber dari kitab al-Qur‟an

sendiri secara terinci disetiap bagian ayat-ayatnya dan dinukilkan langsung oleh

Rasulullah SAW serta para Sahabat, dan juga para Tabi‟in.26

Setiap penjelasan

tafsir yang dijelaskan sumber utamanya ialah nash-nash al-Qur‟an. Dan

sesungguhnya kita semua menyadari bahwa tafsīr bi al-Ma’tsūr diriwayatkan

oleh tabi‟in, dan dari sinilah terjadinya perbedaan metode dalam menafsirkan al-

Qur‟an. Kita semua sudah mengetahui kitab tafsīr ma’tsūr yang dikarang oleh al-

Ṭabarī, dalam menulis karyanya al-Ṭabarī mengambil rujukan riwayat yang

berasal dari apa yang telah diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat,

`

26Muhammad Husain Al-Dzahabī, at Tafsir Wa al Mufassirūn ( Beirut Libanon: Da‟arul

Arqam, 1961 ), h. 112.

Page 72: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

61

termasuk generasi para tabi‟in sesudahnya dalam menafsirkan tafsir. Menurut al-

Hakim dalam kitab Al-Mustadrak “sesungguhnya tafsir sahabatlah yang

kualitasnya marfu’ karena dari Rasulullah SAW dan menurut Ibn ṣalāh dalam

mukaddimahnya: penulisan tafsir para sahabat selalu melihat sisi Asbab Nuzul

dan tidak mungkin para sahabat menafsirkan al-Qur’an dengan ra’yi. Tafsir yang

dinukil oleh Rasulullah SAW dan para sahabat tidak semua mencakup ayat al-

Qur‟an. Mereka hanya menafsirkan bagian-bagian yang sulit dipahami bagi

orang-orang yang semasa dengan mereka. Jabir mengutip sebuah hadits dalam

kisah yahudi bahwa: tafsir yang dimaksud pada sahabat yang berisi hadits

Mauqufitu, bukanlah sebuah hadis yang Mauquf tetapi Musnad. Sama seperti

pembahasan sebelumnya al-Dzahabī berpendapat tafsīr bi a-ma’tsūr diterima

sedangkan tafsīr bi al-ra’yi ditolak.27

Perbedaan para ulama mengenai

problematika tafsir sudah muncul sejak 4 H, Imam Aḥmad r.a. menukil bahwa

tafsir terbagi menjadi 2 bagian: riwayat diterima dan riwayat yang tidak diterima,

dan para ulama salaf mulai menjauhkan diri dari keterikatan dengan tafsir yang

diriwayatkan Tabi‟in. karena menurut ulama, tabi‟in tidak mendapat pengajaran

serta mendengar langsung dari Rasulullah SAW, berbeda dengan para sahabat

yang secara langsung mendapatkan riwayat dari Rasulullah SAW. Dan penafsiran

para tabi‟in adalah bid‟ah.Bahkan banyak dari para ulama yang meninggalkan

tafsir tabi‟in.28

Muhammad Husein Al-Dzahabī, menjelaskan tentang perbedaan

ulama salaf dalam menafsirkan tafsir al-Qur‟an, menurutnya para sahabat

menjelaskan al-Qur‟an dengan menggunakan bahasa Arab. Sahabat menafsirkan

al-Qur‟an sesuai dengan yang mereka ketahui serta mereka dapat dari Rasulullah

`

27Muhammad Husein Al-Dzahabī, Tafsīr Wa al Mufassirūn,h. 71.

28Muhammad Husein Al-Dzahabī, Tafsīr Wa al Mufassirūn, h. 86.

Page 73: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

62

SAW. Namun jika kita lihat para Tabi‟in dalam menafsirkan al-Qur‟an mereka

bersandar atas riwayat para sahabat, kemudian menafsirkan al-Qur‟an dengan

menggunakan Ijtihad pemikiran rasio sendiri. Perbedaan yang terjadi antara 2

penafsiran: Ma’tsūr dan Ra’yi/ tafsir sahabat dan tabi‟in. perbedaan yang terjadi

terletak bukan pada masalah hukum-hukum dalam ayat al-Qur‟an melainkan

perbedaan tentang metode dalam menafsirkan al-Qur‟an.29

Sebenarnya, al-Dzahabī

meninjau bahwa perbedaan metode dalam menafsirkan al-Qur‟an yang terjadi ada

pada 1 titik, yakni tingkat metode dalam menafsirkan al-Qur‟an. Perbedaan

menjadi suatu masalah besar dalam menafsirkan al-Qur‟an. Perbedaan tersebut

akhirnya membuat kaum salaf enggan mempercayai tafsir yang dikarang oleh

tabi‟in apalagi generasi sesudahnya. Menurut ulama salaf, tafsir tabi‟in ditolak

karena mereka tidak langsung bertemu dengan Rasulullah SAW dan para sahabat.

Sahabat merupakan thabaqah atau golongan atau generasi pertama mufasir,

sedangkan generasi selanjutnya merupakan thabaqah kedua dan ketiga.30

Dalam

perkembangannya tafsir mengalami beberapa periode, disinilah terlihat

perkembangan tafsir dari awal periode pembukuan (tadwīn), kemudian

dilanjutkan dengan pemisahan antara tafsir dan hadits, sehingga tafsir menjadi

suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Beberap fase tahapan dalam membukukan

tafsir, dengan menggunakan metode pengumpulan hadits-hadits yang tersebar

diberbagai daerah, lalu dikumpulkan menjadi satu sehingga terjadilah proses

pembukuan buku tafsir yang bercampur dengan hadits-hadits. Kemudian periode

setelahnya melakukan usaha memisahkan antara penafsiran tafsir dengan hadits,

sehingga tafsir menjadi ilmu yang berdiri sendiri sesuai dengan tartib mushafi.

29

Muhammad Husein Al-Dzahabī, Tafsīr Wa al Mufassirūn, h. 98. 30

Muhammad Husein Al-Dzahabī, Tafsīr Wa al Mufassirūn, h. 63.

Page 74: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

63

Mulai berlaku dari akhir abad III Hijriyah dan berakhir pada awal abad V

Hijriyah.31

Adapun tokoh-tokohnya adalah Ibn Majah (w. 273 H), Ibn Jarīr al-

Ṭabarī (w. 310 H), Abū Bakr bin al-Munẓir an-Naisaburī (w. 318 H), Ibn

AbīHatim (w. 327 H), Abū Syaikh Ibn Hibban (w. 369 H), al-Hakim (w. 405 H),

dan Abū Bakar bin Mardawaih (w. 410 H), dan yang lain-lainnya.

Muhammad Husain Al-Dzahabī beliau lahir pada tahun 1915 sedangkan

Ignaz Goldziher lahir pada tahun 1850. Perbedaan yang sangat signifikan, terlihat

dari umur mereka. Dilihat dari literatur hasil pemikiran al-Dzahabī dan beberapa

literatur hasil karyanya telah mengcopi ulang bahan kajian hasil karya Goldziher

tentang tafsir, salah satunya kritik al- Dzahabī mengenai buku yang dikarang

oleh Goldziher“madzāhib al-tafsīr al-Islamī” terlihat jelas, al-Dzahabī mengkritik

seluruh aspek bagian hasil karya Goldziher dalam memaparkan perkembangan

tafsir dari klasik hingga modern. Kemudian al-Dzahabī mencoba mengulang

kembali pemikiran dari Goldziher, kemudian dituangkan dalam bentuk

tulisan.Dalam pandangan al-Dzahabī, penafsiran al-Qur‟an mempunyai berbagai

penyimpangan, contoh konkritnya ialah problematika penafsiran setiap aliran,

yang menganggap bahwa aliran mereka paling tepat sehingga patut untuk diikuti,

adanya unsur melegitimasi.32

Hal ini memperlihatkan bahwa adanya

kecendrungan al-Dzahabī mengikuti model pemikiran Goldziher. Namun

Muhammad Husein al-Dzahabī telah membagi perkembangan tafsir menjadi tiga

periode: Pertama, tafsir pada masa Nabi dan sahabat. Kedua, tafsir pada masa

31

Mohammad Nor Ichwan, “Sejarah dan perkembangan Tafsir: Tela‟ah atas pandangan

pandangan Ulama dalam bidang sejarah dan perkembangan tafsir,” diakses pada 21 September

2106.http://ichwanzt.blogspot.co.id/html 32

Fikri Noor al-Mubarok, “ Tinjauan Umum Madzahibut Tafsir “diakses pada 17

September 2016.http://yudhistirasenangberkarya.blogspot.co.id/2013/07/tinjauan-umum-

madzahibut-tafsir_5241.html

Page 75: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

64

tabi‟in. Dan yang ketiga, tafsir pada masa pembukuan.33

Sementara itu Goldziher

telah mengklasifikasikan perkembangan tafsir menjadi 3 pula, terdiri dari

madzhab tafsīr bi al-Ma’tsūr, madzhabahli ra’yi, kemudian terakhir

ialahtimbulnya madzhabpada masa perkembangan kebudayaan atau keilmuan

Islam yang ditandai dengan timbulnya pemikirandalam keislaman, tujuan

utamanya ialah untuk memudahkan membahas tentang sejarah dan

perkembangan tafsir.34

Menurut hemat penulis, pencetus pertama karya realita umat Islam dalam

pemahaman tafsir sehingga diklasifikasikan menjadi beberapa sekte adalah Ignaz

Goldziher. Lalu dilanjutkan oleh beberapa ulama terkemuka Islam salah satunya

ialah Muhammad Husein al-Dzahabī. Nilai penting Ignaz Goldziher bagi

perkembangan ilmu tafsir sangatlah berdampak positif bagi al-Dzahabī.

Walaupun banyak kritik yang dilakukan al-Dzahabī terhadap Goldziher. Justru

kontribusi Goldziher dalam tafsīr membuat sejarah baru serta menambah warna

dalam tafsir. Sehingga ulama-ulama muslim khususnya al-Dzahabī bisa mengkaji

ulang tentang perkembangan tafsīr bi al-Ma’tsūr berasal dari hasil pemikiran

karya Ignaz Goldziher.

2) Mannā Khalīl al-Qaṭṭān

Para sahabat Rasululullah SAW memahami al-Qur‟an karena al-Qur‟an

diturunkan dengan bahasa mereka, meskipun mereka tidak memahami secara

detail. Ibn Khaldun berpendapat bahwa al-Qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab

dan menurut uslub-uslub balaghahnya. Karena itu semua orang Arab memahami

33

Muhammad Husein Al-Dzahabī, Tafsīr Wa al Mufassirūn, h. 5. 34

El-Fath Nae, “ Konsepsi Keilmuan Madzhahibut Tafsir “ diakses pada 20 September

2016http://el-fathne.blogspot.co.id/2010/05/konsepsi-keilmuan-madzahibut-tafsir.html

Page 76: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

65

makna dan kosa katanya maupun susunan kalimatnya, namun mereka berbeda

tingkat pemahamannya sehingga apa yang tidak yang diketahui oleh seseorang

diantara mereka boleh jadi diketahui oleh yang lain. Dalam perspektif al-Qaṭṭān

tentang tafsīr bi al-Ma’tsūr ialah berdasarkan kutipan ṣahīh yang disebutkan di

dalam syarat-syarat mufasir. Yaitu menafsirkan al-Qur’ān dengan al-Qur’ān,

kemudian dengan sunnah karena ia berfungsi menjelaskan Kitabullah, dengan

perkataan sahabat karena merekalah yang mengetahui kitabullah, atau apa-apa

yang dikatakan oleh para tabi‟in karena mereka menerimanya dari para sahabat.

Adapun sejarah tafsīr bi al-Ma’tsūr terjadi di masa para sahabat, kemudian al-

Qaṭṭān menjelaskan bahwa tafsīr yang dijadikan pedoman utama dalam hidup

ialah tafsīr bi al-Ma’tsūr , karena dalam tafsīr ma’tsūr tidak terdapat ijtihad dan

mustahil sekali para sahabat sepakat untuk berdusta dalam memahami ayat al-

Qur‟an. Dalam menafsirkan al-Qur‟an para sahabat berpegang pada: 1) Al-Qur‟an

al-Karim, sebab apa yang diungkapkan secara global. Terkadang suatu ayat

datang dalam bentuk mutlaq atau umum namun kemudian disusun dengan ayat

lain yang membatasi atau mengkhususkannya. Inilah yang dinamakan “tafsīr al-

Qur’āndengan al-Qur’ān” contohnya: kisah-kisah dalam al-Qur‟an yang

ditampilkan secara ringkas (mujaz) dibeberapa tempat, kemudian dibeberapa

tempat lain datang uraiannya panjang lebar (mushab) contoh lainnya ialah, firman

Allah: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan,,,,”(al-An‟ām 6:103) ditafsirkan

oleh ayat: “kepada tuhannyalah mereka melihat,,,” (al-Qiyamah75:23).35

2) Nabi SAW, mengingat bahwa beliaulah yang bertugas untuk menjelaskan

Qur‟an. Karena itu wajarlah kalau para sahabat bertanya ketika kesulitan dalam

35

Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’ān, terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka

Litera Antar Nusa, 2013), h. 470.

Page 77: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

66

memahami suatu ayat. Diantara kandungan al-Qur‟an terdapat ayat-ayat yang

tidak dapat diketahui takwilnya selain melalui penjelasan dari Rasulullah SAW.

Contohnya: rincian tentang perintah dan larangan-Nya serta ketentuan mengenai

hukum-hukum yang difardhukan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan dengan

perkataan Rasululah SAW.36

3) Pemahaman dan Ijtihad. Apabila para sahabat tidak mendapatkan tafsiran

dalam al-Qur‟an dan tidak mendapatkan penjelasan dari Rasulullah SAW, mereka

melakukan ijtihad dengan menggunakan nalar. Diantara para sahabat yang

terkenal menafsirkan al-Qur‟an ialah Ibn „Abbās, Ibn Mas‟ṻd, Ẓaid Ibn Tsabit,

Ubay Ibn Ka‟ab, Anas Ibn Malik, „Abdullah Ibn Ẓubair, Amr Ibn Ash, dan

Aisyah. Dengan perbedaan sedikit penafsiran mereka. Cukup banyak riwayat

yang dinisbahkan kepada mereka dan kepada sahabat yang lain diberbagai tempat

tafsir bi al-Ma’tsūr yang tentu saja berbeda-beda derajat keṣahīhan dan

kedhaifannya dilihat dari sudut sanad.37

Tidak diragukan lagi bahwa tafsīr bi al-

Ma’tsūr yang berasal dari sahabat mempunyai nilai tersendiri. Jumhur ulama

berpendapat bahwa tafsir sahabat mempunyai status hukum marfu’(disandarkan

kepada Rasulullah SAW). Berkata al-Hāfiẓ Ibn Katsir dalam Muqaddimahnya:

“Dengan demikian jika kita tidak mendapatkan tafsiran dalam al-Qur’an

dan tidak pula dalam sunnah, hendaknya kita kembali, dalam hal ini,

kepada pendapat para sahabat, sebab mereka lebih mengetahui mengenai

tafsir al-Qur’an. Hal ini karena merekalah yang menyaksikan konteks dan

situasi serta kondisi yang hanya diketahui mereka sendiri. Juga karena

mereka mempunyai pemahaman sempurna, ilmu yang ṣahīh serta amal

yang saleh, terutama para ulama dan tokoh besarnya, seperti empat

36

Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’ān, h. 471. 37

Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’ān, h. 475.

Page 78: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

67

Khulafa’ur Rasyidin, para imam yang mendapat petunjuk serta Ibn

Mas’ud”38

Pada masa sahabat tafsir belum dibukukan, sebab pembukuan tafsir baru

dilakukan pada abad kedua, di samping itu tafsir hanya sebagai cabang dari hadits,

dan belum mempunyai bentuk yang teratur. Ia diriwayatkan secara bertebaran

mengikuti ayat-ayat yang berserakan, tidak tertib atau berurutan sesuai sistematika

ayat-ayat al-Qur‟an dan surah-surahnya di samping tidak mencakup

keseluruhannya. Tafsīr bi al-ma’tsūr berkisar pada riwayat-riwayat yang dinukil

dari umat pendahulu. Perbedaan pendapat yang terjadi sangat sedikit

dibandingkan dengan umat sesudahnya.Itupun sebagian besar perbedaan tersebut

hanya berupa penafsiran kata-kata umum dengan salah satu makna yang

dicakupnya sebagai contoh. Tidak dapat diragukan lagi, tafsīr al-ma’tsūr berasal

dari sahabat mempunyai nilai tersendiri, jumhur ulama berpendapat status

hukum ini adalah marfu’(disandarkan kepada Rasulullah SAW) namun bila

berkenaan dengan ra’yi maka statusnya adalah mauquf (terhenti) pada masa

sahabat selama tidak disandarkan kepada Rasulullah SAW dan sebagian ulama

mewajibkan untuk mengambil tafsir yang mauquf pada sahabat, maka pendapat

dari al-Qaṭṭān sama dengan ulama ulama salafpada umumnya yang mencoba

untuk menghindari tafsir menggunakan rasio. Karena mereka para sahabat yang

ahli bahasa Arab dan menyaksikan langsung konteks dan situasi serta kondisi

yang hanya diketahui mereka, di samping itu mereka mempunyai daya

pemahaman yang ṣahīh. Masa pembukuan tafsir dimulai pada awal dinasti

Abbasiyah dan akhir dinasti bani Umayyah, dalam hal pembukuan hadits

mendapat prioritas utama yang berbagai dari beberapa bab, sedangkan tafsir hanya

38

Ibn Katsir al-Qusyairi al-Dimasyqi. Tafsīr al-Qur’ān al-Adẓīm( Beirut: Dar al-Fikr,

1994 ), h. 3.

Page 79: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

68

merupakan salah satu bab dari sekian banyak bab yang dicakupnya. Pada masa ini

tafsir belum dipisahkan secara khusus yang hanya memuat tafsir Qur‟an, surah

demi surah dan ayat demi ayat dari awal hingga akhir.

Penulis mencoba mencari berbagai literatur berbagai bacaan apakah ada

kecendrungan antara orientalis Goldziher dan Mannā al-Qaṭṭān. Setelah membaca

beberapa literatur bacaan mengenai tafsir yang dikarang Mannā al-

Qaṭṭān.Ternyata Mannā Khalīl al-Qaṭṭān tidak memberikan respon terhadap

kalangan orientalis, al-Qaṭṭan hanya memfokuskan pada hasil buah karyanya

untuk memberikan dampak kontribusi terbesar bagi peradaban ilmu al-Qur‟an.

Nilai penting Goldziher bagi perkembangan tafsir tampaknya tidak menjadi suatu

masalah.

3) Ṣubḥi al-Ṣāliḥ

Rasulullah SAW seorang yang pertama menguraikan tafsir al-Qur‟an.

Beliau telah mengajarkan kepada para sahabat tentang tafsir al-Qur‟an, para

sahabatpun menerima ilmu pengetahuan tentang tafsir al-Qur‟an yang diberikan

oleh Rasulullah SAW melalui jalur Talaqqi. Setelah Rasulullah SAW wafat,

maka para sahabat mendalami Kitabullah untuk mengetahui berbagai rahasia

yangtersirat di dalamnya. Ahli tafsir dikalangan para sahabat banyak jumlahnya,

tetapi yang terkenal hanyalah 10 orang, 4 diantaranya Khulafar Rasyidun selain

mereka ada juga ada Abdullah ibn Mas‟ud, Ibn Abbas, Ubay ibn Ka‟ab, Ẓaid ibn

Tsabit, Abū Musa Al-As‟āri dan Abdullah ibn Ẓubair. Khulafar Rasyidun yang

terkenal dan disebut sebagai ahli adalah Ali bin Abi Thalib, adapun antara para

sahabat Nabi yang paling tepat mendapat gelar lautan ilmu ialah Ibn Abbas

Page 80: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

69

39Menurut Ṣubḥi al-Ṣāliḥtafsīr bi al-Ma’tsūr ialah tafsīr yang riwayatnya dari al-

Qur‟an dengan al-Qur‟an, hadits-hadits ṣahīḥ, dan tidak menggunakan hasil

pemikiran. Artinya mereka mendengar langsung dari Rasulullah SAW kemudian

apa yang mereka dengar dijadikan sebagai sebuah rujukan lalu para sahabat

menulisnya dengan menggunakan gaya bahasa para sahabat dalam menulis

sebuah tafsir.Dalam buku Ṣubḥi al-Ṣāliḥ penafsiran para sahabat dari para sahabat

nabi diterimabaik oleh ulama dari kaum Tabi‟in. Pada akhirnya muncullah

kelompok ahli dalam tafsir di Mekah, Madinah, dan Iraq. Kemudian kaum Tābiut

Tābi’in (generasi ketiga kaum muslimin) meneruskan ilmu yang mereka terima

dari kaum tabi‟‟in. Mereka mengemukakan pendapat para ulama (ulama Salaf dan

Tabi‟in), kemudian dituangkan ke dalam kitab-kitab tafsir, seperti yang dilakukan

Uyainah, Waki‟ bin Jarrah, Syu‟bah bin Hallaj dll. Mereka semua merupakan

pembuka jalan bagi Ibn Jarīr al-Ṭabarī yang metodenya diikuti oleh semua ahli

tafsir.Kemudian zaman berikutnya para ulama mulai mempunyai arah sendiri

dalam menafsirkan al-Qur‟an, ada tafsīr bi al-Ma’tsūr (terpuji) dan tafsīr bi al-

ra’yi (tercela). Mengenai tafsir yang didasarkan pada pendapat dan akal, sekalipun

diperlukan dapat dinilai baik dan terpuji. Tetapi tidak dapat dibenarkan jika

bertentangan dengan tafsīr bi al-Ma’tsūr. Karena tafsīr bi al-Ma’tsūr tafsir terpuji

dan memakai nash-nash yang ṣahīh. Sedangkan tafsīr bi al-ra’yi menggunakan

pemikiran Ijtihad sendiri.40

Sedangkan Ijtihad tidak boleh disejajarkan oleh

dengan nash-nash hadits. Lain halnya kalau tafsir bi al-ra’yi tidak bertentangan

dengan tafsīr bi al-Ma’tsūr.Maka, dalam hal demikian itu keduanya saling

mendukung dan memperkuat.Itulah yang kita temukan dalam kitab-kitab

39

Ṣubḥi al-Ṣāliḥ,Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’ān, Terj. Tim Pustaka Firdaus

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 412. 40

Ṣubḥi al-Ṣāliḥ, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’ān, h.417.

Page 81: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

70

tafsir.Namun tafsīr bi al-Ma’tsūr mendapat kritikan keras, sebab banyak dari

riwayat-riwayat hadis shahih bercampur dengan hadis tidak shahih. Selain itu ada

perbuatan yang tidak asing lagi bagi orang-orang ẓindiq dari kaum yahudi dan

persia yang berusaha menghancurkan agama Islam dan mengacaukan ajaran-

ajarannya. Adapula para pengaruh tokoh berbagai madzhab dan golongan yang

mempunyai kegemaran aneh, menafsirkan al-Qur‟an dan menceritakan asbab

nuzul sesuka hatinya. Oleh karena itu seorang mufasir haruslah cermat dalam

memilah milih ketepatan hadits riwayat hadits. Tafsīr bi al-Ma’tsūrjika

penulisannya disertai dengan kemampuan yang menarik dan juga baik, maka

keluasaan pengetahuan dan kesanggupan memilih hadits-hadits Ṣahīh, meskinya

dapat dipandang sebagai kitab yang paling terbaik. Karena untuk menta‟wilkan

ayat-ayat al-Qur‟an haruslah meneliti serta menela‟ah kembali berbagai kitab

tafsir. Tetapi jika ditemukan adanya hadits-hadits ṣahīh yang dapat dipastikan

kebenarannya, maka haruslah berpegang ada nash-nash hadits itu.Sebab, tidak ada

alasan untuk menggantikan nash-nash hadits dengan hasil Ijtihad.41

41

Ṣubḥi al-Ṣāliḥ, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’ān, h. 424.

Page 82: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

71

Page 83: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tafsīr bi al-ma’tsūr merupakan tafsir yang dianggap memiliki peran

penting, namun memiliki problematika serius terkait dengan reliabilitas riwayat-

riwayat yang dibawakannya. Dari sini, pandangan Goldziher dianggap penting

untuk diketahui. Goldziher memberikan pendapatnya bahwa Tafsīr bi al-ma’tsūr

secara keseluruhan tidak ada yang utuh, Goldziher menjelaskan dalam kitab hasil

karyanya bahwa perkembangan Tafsīr ma’tsūr tidak orisinal dan tidak utuh

karena banyaknya problematika bahkan sudah tidak ditemukan lagi teks-teks

Tafsīr bi al-ma’tsūr. Dan hasil karya ulama terdahulu dalam menulis Tafsīr bi al-

ma’tsūr seperti tafsir hasil karya Ibn Abbas r.a telah hilang sehingga tidak bisa

dinikmati oleh para pembelajar hingga saat ini. Namun Goldziher sangat kagum

serta menyukai hasil karya ulama tafsir yakni al-Ṭabarī, menurutnya, tidak ada

tafsir yang susunannya sistematis serta mudah dipahami oleh pembaca selain

tafsir al-Ṭabarī. Adapun signifikansi Goldziher terhadap 3 ulama terkemuka

seperti Muhammad Husain Al-Dzahabī, Mannā Khalīl al-Qaṭṭān, serta Ṣubḥi al-

Ṣāliḥ, salah satu dari mereka yang diyakini memiliki kecenderungan mengikuti

hasil pemikiran Goldziher ialah Muḥammad Ḥusain Al-Dzahabī karena sudah

terbukti bahwa Al-Dzahabī telah mengambil kutipan hasil pemikiran Goldziher

untuk dijadikan referensi dalam menulis perkembangan tafsir khususnya tafsīr bi

al-ma’tsūr. Demikianlah kesimpulan dari pembahasan tentang perkembangan

tafsīr bi al-ma’tsūr menurut Ignaz Goldziher.

Page 84: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

72

B.SARAN-SARAN

Setelahpenulismenyelesaikanskripsiini, makaadahal-hal yang

inginpenulissampaikanterkaitskripsi, sebagaiberikut:

1. Penulisberharapkepadaparapembacauntukmemberikannasihatsertakritikterhad

apskripsiini.

Semogaskripsiinimemberikankontribusibesarbagiparapembacadalammenamba

hkhazanahintelektualpengetahuan ilmudalambidangtafsir.

2. Penulis ingin menyampaikan agar para pembaca dapat mengkritisi serta

menindaklanjuti hasil temuan penelitian Ignaz Goldziher mengenai masalah

penafsiran. penulis sadar skripsi ini mengandung segala kelemahan serta

keterbatasan.

3. PenulissadarSkripsiinisangatjauhdarikesempurnaansertamempunyaibanyakkek

uranganolehkarenanyapenulisberharapkritiksertakomentaratasskripsiini.

Page 85: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

73

DAFTAR PUSTAKA

Abū Zayd, Nasr Hāmid Hakadhā Takallam Ibn Arabī. Kairo: al-Hai’ah al-

misriyya al-amma li al-kitāb, 2002.

Adz Dzahabi, Muhammad Husain. at-Tafsīr wa al-mufassirūn. Beirut Lebanon:

Da’arul Arkom, 1961.

Ahmad, as-Syirbashi. Sejarah Tafsir al-Qur’ān. Jakarta: Firdaus cet. Ke-3,1994.

Al-Aridl, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta: Grafindo Persada,

1994.

Ali, Muhammad Ash-Shabunniy. Studi Ilmu al-Qur’ān, terj.Aminuddin, Bandung:

Pustaka Setia, 1998.

Alimin Mesra, Mu’min Rauf, Wiwi Ma’sum, Ulumul Qur’ān. Jakarta: Pusat

Studi Wanita, 2005.

Al-Qurthubi,Al-Jami’ Li Ahkami al- Qur’ān,Jilid IV.

Al-Dimasyqi, Ibn Katsir al-Qusyairi. Tafsir al-Qur’ān al-Adzīm, Beirut: Dar al-

Fikr, 1994.

Al-Ṣuyuṭī, Jalāl Al-Dīn ”Samudra Ilmu-Ilmu al-Qur’ān.´ Bandung: Arasy Mizan

Pustaka, 2003.

Anwar, Hamdani. Pengantar Ilmu Tafsīr. Jakarta: Fika hati Aneska, 1995.

Arif, Syamsudin. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani,

2008.

Ash-shiddieqy, Muhammad Hasbi, Teungku. Sejarah dan pengantar ilmu al-

Qur’an dan Tafsir. Semarang: Pustaka Rizki Putra, September 2000.

Ali, Muhammad “Orientalis Ignaz Goldziher penolak kebenaran hadis”, diakses

pada16Agustus2016http://muhali.blogspot.com/2009/04/ignazGoldziherori

entalispenolakhadishtml

Amhar, Shofhi.“Review Buku Madzahibut Tafsir”, diaksespada 25

Oktober2016.https://amhari.wordpress.com/2008/05/27/reviewbuku%E2%

80%9Cmadzahibut-tafsir%E2%80%html

Baidan, Nashruddin. Rekontruksi Ilmu Tafsīr. Jakarta: Dana Bakti Prima Yasa,

2000.

Baihaqi, “Kredibilitas sunah analisis atas pemikiran hadis Ignaz

Goldziher”.Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas

Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Tahun 1995.

Page 86: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

74

Darmalaksana,Wahyudin.Hadis dimata Orientalis Telaah atas pandangan Ignaz

Goldziher dan Joseph Schact. Bandung: Benang Merah Press, 2004.

Darmalaksana,Wahyudin.Hadits dimata Orientalis Telaah atas pandangan Ignaz

Goldziher dan Joseph Schact. Bandung: Benang Merah Press, 2004.

Farisy, Wisnu.“Biografi Ignaz Goldziher,” Data artikel diakses 20 Februari 2016

www.google.com/IgnazGoldziher.biografyhttp://wisnualfarisy28.blogspot.

co.id/2012/03/biografi-ignaz-goldziher.html

Goldziher, Ignaz. Muslim Studies Volume I ,Muhammedanisme Studies. London,

George Allen And Unwin Ltd, 1967.

Goldziher, Ignaz. The zahiri’s their Doctrine and their History A Contribution to

the Islamic Theology, Leiden: E.J. Brill, 1971.

Goldziher, Ignaz. Introduction to Islamic Theology (Published by Princeton

University Press, New Jersey, 1910).

Goldziher, Ignaz. MazhabTafsīr/ madzahib al-tafsīr al-Islami. Beirut Lebanon:

Elsaq Press, Dar Iqra 1983.

Gale, Thomson. ” Ignaz Golziher bibloigraphy ”, Terj. Inggris- Indonesia,

sumberinternetdiaksespada21April2016www.google.com/ignazGoldziher.

bibliography.html

Hassan Mustofa al-Syiba’i. Membongkar Kepalsuan Orientalisme, terj. Ibn

Burdah, Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka, 1997.

Husaini, Adiandan Al-Baghdadi, Abdurrahman. Hermeneutika tafsīr Al-Qur’ān.

Penerbit: Gema Insani, Jakarta Cet. Ke-1 ,2007.

Ismatillah,Ade.“Pandangan Ignaz Goldziher tentang relasi etis antara Tuhan dan

Manusia”, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat Tahun 2007.

Khalīl, Mannā al-Qaṭṭān.StudiIlmu-Ilmu al-Qur’ān,terj. Mudzakir AS, Bogor:

Pustaka Litera Antar Nusa, 2013.

Kusnandar, Engkus. “ Orientalis menggugat otentisitas studi pemikiran Ignaz

Goldziher dan Joseph schacht “ Skipsi S1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis tahun 2009.

M. Abu Fadl, Melawan tentara Tuhan: yang berwenang dan yang sewenang-

wenang dalam Islam. Terj Tim penerjemah Serambi. Jakarta: Penerbit

Serambi, 2004.

Muchlas, Imam M.A., Al-Qur’an Berbicara kajian kontekstual berbagai

Persoalan. Jakarta: Pustaka Progressif, cet ke-1, April, 1996.

Page 87: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

75

Muin, Ahmad. Orientalis medan Studi tentang Islam. Jakarta: Bulan Bintang,

1978.

Mubarok, Fikri Noor “ Tinjauan Umum Madzahibut Tafsīr “ diakses pada

17September2016.http://yudhistirasenangberkarya.blogspot.co.id/2013/07/

tinjauan-umum-madzahibut-tafsir_5241.html

Moleong, J Lexy . Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2002.

Nor Ichwan, Mohammad . “Sejarah dan perkembangan Tafsir: Tela’ah atas

Pandangan pandangan Ulama dalam bidang sejarah dan perkembangan

tafsir,”diakses pada 21 September2106.http://ichwanzt.blogspot.co.id/html

Nae, el-Fath “ Konsepsi Keilmuan Madzhahibut Tafsir “ diakses pada 20

September 2016http://el-fathne.blogspot.co.id/2010/05/konsepsi-keilmuan-

madzahibut-tafsir.html

Quraish, Muhammad Shihab, Kaidah Tafsir: Tangerang: Lentera Hati cet.ke-1

2013).

Quraish, Muhammad Shihab. Membumikan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1999.

Rif’an, Muhammad.”Orientalis Ignaz Goldziher” data diakses pada 11 September

2016.https://books.google.co.id/books?dor-bey.html

Shabuni, Ali Muhammad. Maktabah al-Ghazali.Damaskus:1401 H..

Suma, Muhammad Amin “Ulumul Qur’an”. Jakarta: Rajawali Press Raja

GrafindoPersada, 2013.

Syarifuddin, Muhammad Anwar. “Menimbang Otoritas Sufi dalam menafsirkan

Al-Qur’an”Mohammad Anwar Syarifuddin, dengan judul artikel

“Menimbang Otoritas Sufi dalam menafsirkan Al-Qur’an”

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/28257diakses pada

18 Agustus 2016.

Syarifuddin, Muhammad Anwar ed., KajianOrientalisterhadap al-Qur’an dan

Hadis Ciputat: Sekata Cendikia, 2015,hal. 66.

Supriadi, Akhmad.” Studi al-Qur’an dan hadis Orientalis,”data diakses pada

23 Oktober2016.http://pondasamarkand.blogspot.co.id/2013/04/studi-

alquran-dan-hadisorientalis.html

Thantawi, Muhammad Sayyid “Ulumul Qur’an Teori dan Metodologi” Jakarta:

IRGisod, 2013 .

Umar, Orientalis medan Studi tentang Islam.

Page 88: STUDI PEMIKIRAN IGNAZ GOLDZIHER TENTANG PERKEMBANGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34691/1/SITI ANA... · PERKEMBANGAN. TAFS. ... Rasulullah SAW. Setelah wafat

76

Ushama Thameem, Metodologi Tafsir al-Qur’an kajian Kritis, Objektif, dan

Komprehensif penerbit Riora Cipta, Jakarta cet ke-1 juli, 2000 M.

Vambery, Arminius. ”Theodor Herz pendiri Zionisme“, diakses 16Agustus

2016http://www.oaseimani.com/mengenal-ignaz-goldziher.html

Women in the Literature Hadith.Diaksespada 21 April 2016,

www.Muhajabah.com/docstorage/Goldziher.Menurut catatan

disitusininaskahdiambildaribagianbukudalam volume II

karyaignazGoldziher yang berjudul Muslim Studies.

Windasari, Ain Nur “ Kelemahan Tafsir Orientalis,” data inidiaksesmelalui

internetpadatanggal19Agustus2016.http://ainnurwindasari.blogspot.co.id/2

012/10/makalahtafsirorientaliskelemahan.html