19
STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO MENGGUNAKAN VARIASI METODE PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: IPUNG NARWANTO D 200 160 238 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO ...eprints.ums.ac.id/86830/1/Naskah Publikasi.pdf3) Memanaskan cetakan logam dengan cara meletakan diatas tungku pelebur. 4) Memasang antara

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO

    MENGGUNAKAN VARIASI METODE PENGECORAN LOGAM

    ALUMINIUM

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada

    Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

    Oleh:

    IPUNG NARWANTO

    D 200 160 238

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • 1

    STUDI PENGAMATAN DENSITY DAN STRUKTUR MIKRO

    MENGGUNAKAN VARIASI METODE PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM

    Abstrak

    Pemanfaatan logam sebagai penunjang kehidupan manusia tidak lepas dari kemajuan

    ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang digunakan untuk membentuk logam yaitu dengan

    metode pengecoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi cetakan

    terhadap density dan struktur mikro serta mengamati beberapa hasil penelitian terkait

    pengaruh variasi cetakan terhadap density dan struktur mikro dengan bahan baku

    Aluminium dari piston bekas. Pada penelitian ini menggunakan metode sand casting,

    gravity die casting dan centrifugal casting dengan temperatur tuang pada 750° C dan

    kecepatan putar motor centrifugal casting 700 rpm dengan variasi kemiringan cetakan 0˚.

    Perhitungan density dilakukan dengan menghitung massa dan volume hasil coran.

    Pengujian struktur mikro hasil coran menggunakan mikroskop metalografi (ASTM E3-

    11). Hasil perhitungan density sand casting 2,6631 gr/cm3, gravity die casting 2,6972

    gr/cm3 dan centrifugal casting dengan kemiringan cetakan 0˚ 2,7054 gr/cm3. Hasil

    pengamatan struktur mikro terdiri dari fasa α (Al) dan fasa β (Si). Pada sand casting fasa

    β (Si) lebih renggang dan bentuk butiran lebih besar, gravity die casting fasa β (Si) lebih

    rapat dan butiran lebih merata sedangkan centrifugal casting fasa β (Si) homogen dan

    lebih rapat serta merata.

    Kata kunci : sand casting, gravity die casting, centrifugal casting, aluminium, density,

    struktur mikro

    Abstract

    The use of metal as a support for human life cannot be separated from the progress of

    science. One method used to make metals is by casting methods. Research on mold

    variations on microstructure density and structure and various research results related to

    mold variations on microstructure density and structure with aluminum raw material from

    the former piston. In this study using the method of sand casting, die gravity casting and

    centrifugal casting with a pouring temperature at 750 ° C and a rotational speed of a 700

    rpm centrifugal casting motor with a variation of the mold slope of 0˚. Calculation of

    density is done by calculating the mass and volume of the cast. Testing the microstructure

    of the castings using a metallographic microscope (ASTM E3-11). The results of the

    calculation of the density of sand casting 2.6631 gr / cm3, gravity casting 2.6972 gr / cm3

    and centrifugal casting with mold slope 0˚ 2.7054 gr / cm3. The results of the observation

    of the micro structure consist of α (Al) phase and β (Si) phase. In the sand casting phase

    β (Si) is more tenuous and granular shape is greater, gravity casting phase β (Si) is more

    dense and granules are more equivalent to centrifugal casting phase β (Si) homogeneous

    and more dense as well.

    Keywords : sand casting, gravity die casting, centrifugal casting, aluminium, density,

    struktur mikro

  • 2

    1. PENDAHULUAN

    Perkembangan teknologi di dunia industri era 4.0 saat ini sangat berkembang dengan

    cepat, seiring berjalannya waktu yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah

    pekerjaan manusia yang semakin kompleks. Dunia permesinan memiliki peran yang

    sangat penting dalam perkembangan teknologi yang ada saat ini. Dan banyak komponen-

    komponen mesin yang dibutuhkan memiliki kualitas dan ketelitian produk yang tinggi,

    oleh karena itu dibutuhkan proses-proses manufaktur yang tepat. Dalam hal ini

    pengecoran logam merupakan salah satu metode untuk menghasilkan suatu produk

    pengecoran. Pengecoran logam dilakukan melalui beberaapa tahapan yaitu mulai dari

    pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, proses menuang, membongkar dan

    membersihkan coran.

    Metode yang digunakan dalam pengecoran logam sangat beragam diantaranya

    Sand Casting, Gravity Die Casting dan Centrifugal Casting. Pengecoran pasir adalah

    suatu proses pengecoran yang banyak digunakan karena keunggulannya yang melekat

    tanpa kendala ukuran dan bentuk dengan biaya rendah. Masalah utama dengan

    pengecoran pasir adalah cacat hasil. Optimalisasi parameter proses dan desain sistem

    gating dapat menyelesaikan masalah ini. (M.S.AyaraV.S.AyarbP.M.Georgea).

    Pengecoran cetakan permanen adalah proses pengecoran bentuk logam yang mirip

    dengan pengecoran pasir, tetapi proses ini menggunakan cetakan konduktivitas termal

    yang tinggi dan permanen. Desain cetakan permanen dan fitur-fiturnya memiliki

    beberapa kesamaan dengan yang ada di cetakan pasir, tetapi cetakan itu sendiri harus

    terbuat dari bahan yang tahan lama yang mampu menahan penggunaan berulang,

    terutama mampu thermal. Pengecoran sentrifugal adalah metode pengecoran dengan

    menuangkan cairan pada cetakan yang diputar. Biasanya, pengecoran sentrifugal

    digunakan untuk memproduksi benda-benda bentuk silinder seperti pipa, bushing, dan

    silinder sleeve. Mesin pengecoran sentrifugal memiliki dua tipe yaitu vertikal dan

    horizontal. Benda yang memiliki bentuk tidak silinder dan tidak simetris dapat dilakukan

    pengecoran dengan tipe vertikal (Chirita dkk, 2008). Pengecoran sentrifugal memiliki

    banyak keuntungan misalnya operasional mudah, biaya rendah, fleksibilitas baik (Chirita

    dkk, 2008).

    https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214785320315728#!https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214785320315728#!https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214785320315728#!

  • 3

    Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat

    ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung

    kekasaran permukaannya. Kekuatan tarik Aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan

    aluminium paduan memiliki kekuatan tarik berkisar hingga 600 MPa. Aluminium

    memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan mesin,

    dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi. Resistansi terhadap korosi terjadi akibat

    fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan Aluminium Oksida ketika Aluminium

    terpapar dengan udara bebas. Lapisan Aluminium Oksida ini mencegah terjadinya

    oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi

    akibat reaksi galvanik dengan paduan Tembaga. Dalam keadaan murni aluminium terlalu

    lunak, terutama kekuatannya sangat rendah untuk dapat dipergunakan pada berbagai

    keperluan teknik. Dengan pemaduan ini dapat diperbaiki tetapi seringkali sifat tahan

    korosinya berkurang, demikian juga keuletannya.

    Penelitian tentang pengecoran logam Aluminium untuk mengetahui perbandingan

    sifat fisis dan mekanis hasil produk pengecoran metode sand casting, gravity die casting

    dan centrifugal casting. Maka dilakukanlah percobaan pengecoran yang kemudian

    dilakukan pengujian visual untuk melihat densitas hasil pengecoran dan uji metalografi

    untuk mengetahui sifat–sifat fisis dan mekanis dari hasil pengecoran tersebut.

    2. METODOLOGI PENELITIAN

    2.1 Diagram Alir Penelitian

  • 4

    Gambar 1. Diagram alir penelitian

    2.2 Proses Penelitian

    2.2.1 Persiapan Cetakan Pasir (Sand Casting)

    1) Mempersiapkan kerangka cetakan berbentuk kotak dan papan kayu / keramik

    sebagai alas kerangka cetakan.

    2) Meletakkan kerangka cetakan bawah diatas papan kayu dan meletakkan pola

    coran, saluran masuk dan saluran keluar pada kerangka cetak.

    Pengujian

    Struktur Mikro

    Mulai

    Studi Literatur dan Studi Lapangan

    Mempersiapkan Alat dan Bahan

    Membuat Cetakan

    Pasir

    Membuat Cetakan

    Permanen

    Membuat Cetakan

    Centrifugal

    Proses Pengecoran

    Sand Casting Gravity Die Casting Centrifugal Casting

    Pemeriksaan Hasil

    Pengecoran

    Analisa Data dan Pembuatan Laporan

    Selesai

    Pengujian

    Densitas

    Ya

    Tidak

  • 5

    3) Cetakan diisi dengan pasir, kemudian dipadatkan menggunakan penumbuk.

    4) Cetakan pasir bagian bawah diisi dengan pasir yang sudah disaring kemudian

    dipadatkan.

    5) Memasang cetakan bagian atas dengan cetakan bagian bawah.

    2.2.2 Persiapan Gravity Die Casting

    1) Mempersiapkan alat dan bahan.

    2) Menambahkan tanah liat pada bagian saluran masuk agar nantinya mudah

    dilepas setelah proses penuangan logam.

    3) Memanaskan cetakan logam dengan cara meletakan diatas tungku pelebur.

    4) Memasang antara cetakan bagian bawah dengan cetakan bagian atas dengan

    menggunkan pin besi agar tidak goyang saat proses penuangan.

    2.2.3 Persiapan Pengecoran Gravitasi ( Gravity Casting)

    1) Mempersiapkan cetakan logam yang telah dipanaskan diatas kowi.

    2) Mempersiapkan mesin dinamo centrifugal yang telah dihubungkan dengan

    listrik.

    3) Memasang cetakan permanen ke dudukan centrifugal casting.

    4) Menambahkan kawat yang dililitkan pada bagian cetakan permanen agar lebih

    kuat menahan putaran dan tidak geser saat proses pemutaran cetakan.

    2.2.4 Peleburan Logam

    1) Mempersiapkan dapur peleburan.

    2) Menempatkan kompor ke dalam dapur peleburan.

    3) Menyalakan kompor peleburan yang telah terhubungan dengan tabung gas.

    4) Meletakkan kowi diatas tungku.

    5) Memotong aluminium agar kowi memuat aluminium lebih banyak.

    6) Memasukkan material aluminium ke dalam kowi.

    7) Bagian atas kowi dan bagian samping di tutup dengan keramik untuk

    menghindari panas yang terbuang.

    8) Tunggu sampai logam mencair.

    2.2.5 Penuangan dan Pembongkaran Cetakan Pasir (Sand Casting)

    1) Mengukur temperatur coran Aluminium cair sampai sekitar 750°C

    menggunakan thermometer inframerah.

    2) Membuang residu hasil oksidasi pada Aluminium cair.

  • 6

    3) Menuangkan coran kedalam cetakan pasir.

    4) Membongkar cetakan agar produk dapat diperiksa secara fisik.

    2.2.6 Penuangan dan Pembongkaran Gravity Die Casting

    1) Mengukur temperatur coran aluminium cair sampai sekitar 750°C

    menggunakan thermometer inframerah.

    2) Memanaskan dies diatas tungku.

    3) Membuang residu hasil oksidasi.

    4) Menuangkan coran kedalam cetakan.

    5) Membongkar cetakan logam agar dapat diperiksa secara fisik.

    2.2.7 Penuangan dan Pembongkaran Pengecoran Gravitasi (Gravity Casting)

    1) Mengukur temperatur coran Alumunium cair sampai sekitar 750°C

    menggunakan thermometer inframerah.

    2) Menambahkan tanah liat dibagian saluran masuk pada cetakan logam dan

    menutupi saluran keluar dengan tanah liat.

    3) Membuang residu hasil oksidasi pada Aluminium cair.

    4) Menuangkan coran kedalam cetakan logam.

    5) Memutar motor dinamo centrifugal casting selama 10 detik.

    6) Membongkar cetakan logam agar dapat diperiksa secara fisik.

    3. Hasil dan Pembahasan

    3.1 Perhitungan Density

    Dalam menghitung density dilakukan dengan cara mengukur spesimen

    menggunakan gelas ukur dan ditimbang menggunakan timbangan digital untuk

    mengetahui massa dari spesimen. Kemudian nilai hasil pengukuran dimasukkan

    kedalam rumus density :

    ρ = 𝑚

    𝑣 (1)

    Dimana :

    ρ = Density (kg/m3)

    m = Massa (kg)

    v = Volume (m3)

    Tabel 1. Pergitungan Density

  • 7

    Variasi Massa

    (gr)

    Volume

    (cm3)

    Density

    (gr/cm3)

    Sand Casting 10,12 3,8 2,6631

    Gravity Die casting 9,98 3,7 2,6972

    Centrifugal Casting 0˚ 10,01 3,7 2,7054

    Gambar 2. Histogram density

    Berdasarkan data diatas, variasi metode pengecoran mempengaruhi nilai density

    terhadap hasil cor. Density yang lebih besar menandakan penekan yang terjadi juga

    lebih besar karena kerapatan yang terkandung dalam sebuah benda akan

    mempengaruhi berat benda. Penurunan density diperkirakan akan membuat struktur

    mikro semakin tidak rapat serta cacat porositas semakin besar.

    3.2 Hasil pengamatan Struktur Mikro

    Pengamatan struktur mikro dilakukan di Laboratorium Metalografi, Teknik

    Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Menurut standar pengujian

    metalografi ASTM E3-11 untuk bahan alumunium dengan pembesaran 100x dan 500x

    didapatkan gambar sebagai berikut :

    2.64

    2.65

    2.66

    2.67

    2.68

    2.69

    2.7

    2.71

    Sand Casting Gravity Die Casting Centrifugal Die Casting

    Den

    sity

    (gr/

    cm3)

    Jenis Pengecoran

  • 8

    A B

    C

    Gambar 3. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 100x (a) Metode Sand

    Casting, (b) Metode Permanent Die Casting, (c) Metode Centrifugal Casting

    Sudut Kemiringan 0˚.

    A B

    100 µm 100 µm

    100 µm

    α(Al) β(Si)

    20 µm 20 µm

    β(Si) α(Al)

  • 9

    C

    Gambar 4. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x (a) Metode Sand

    Casting, (b) Metode Permanent Die Casting, (c) Metode Centrifugal Die

    Casting Sudut Kemiringan 0˚.

    Struktur mikro dari produk coran Aluminium terdiri dari fasa α (Al) Aluminium

    dan fasa β (Si) Silikon. fasa α (Al) berwarna terang, fasa β (Si) berwarna gelap dan

    cenderung memanjang seperti jarum. Ketika laju pembekuan lama maka atom

    bergerak bebas untuk saling berikatan, maka fasa β akan terlihat besar namun tidak

    merata dan renggang, apabila laju cepat pembekuan cepat maka fasa β (Si) ukuran

    lebih kecil namun lebih merata dan rapat.

    Hasil pengujian menunjukan bahwa centrifugal casting sudut 0º memiliki fasa β

    (Si) paling rapat dan ukuran dendrit paling kecil, diikuti gravity die casting dan sand

    casting memiliki fasa β (Si) paling renggang dan ukuran dendrit paling besar serta

    acak. Hal tersebut menunjukan bahwa Centrifugal Casting terlihat fasa β (Si) lebih

    kecil dan merata dikarenakan adanya penekanan dari cetakan yang diputar sehingga

    produk cor lebih padat dan laju pembekuan cepat yang mengakibatkan fasa β (Si) lebih

    rapat bila dibandingkan dengan Sand Casting dan Gravity Die Casting.

    3.3 Literatur Riview

    3.3.1 Density

    Dalam analisis pengujian densitas dilakukan dengan cara mencelupkan

    specimen ke dalam gelas ukur untuk mengetahui volume nya, dan di timbang dengan

    timbangan digital untuk mengetahui massa sampel tersebut. Kemudian hasil yang

    didapat dimasukan kedalam rumus densitas dan dihitung untuk diketahui nilai massa

    jenis atau densitas nya.

    20 µm

  • 10

    Hasil yang didapat menunjukan variasi cetakan berpengaruh terhadap cacat

    porositas sehingga mempengaruhi nilai density terhadap hasil produk cor dan semakin

    tinggi nilai density maka semakin tinggi pula kepadatan dari specimen (6). Menurut

    penelitian lain, ukuran saluran masuk ( in gate) berpengaruh terhadap densitas,

    semakin tinggi saluran masuk semakin tinggi pula kepadatan nya (3)(6).

    Dalam penelitian lain di dapatkan hasil, semakin besar nilai density maka akan

    semakin sedikit cacat porositas, porositas disebabkan oleh beberapa hal seperti

    banyaknya gas hidrogen yang terjebak dalam cetakan(4)(7)(8)(11)(13)(21)(22). Selain

    faktor kepadatan dan porositas, nilai kekerasan, ukuran dan kerapatan pada unsur β

    dalam struktur mikro juga berpengaruh (13)

    3.3.2 Struktur Mikro

    Dalam analisis struktur mikro pengecoran logam aluminium, jarak lengan

    dendrit dapat diukur. Parameter yang diperhitungkan antara lain adalah ukuran

    gumpalan, suhu leleh, faktor bentuknya, yaitu kebulatannya dan fasa yang

    terbentuk.(17)

    Unsur utama dalam struktur mikro merupakan fasa Al yang memiliki bentuk

    butiran berwarna putih, fasa Si memiliki bentuk butiran kecil memanjang seperti jarum

    berwarna hitam (1)(2)(3) (4)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(13)(14)(15)(16), fasa Al-Si berwarna

    biru terang (9)(21)(23), CuAl2 berwarna biru kehitam-hitaman (23). Kandungan Si

    sendiri memiliki fungsi meningkatkan tingkat kekerasan dan memperlambat laju

    korosi (13)(14).

    Metode pengecoran centrifugal memiliki bentuk butir yang merata dan homogen

    dibanding pengecoran permanen dan pasir (2)(4)(22). Harga kekerasan bergantung

    bentuk butiran struktur mikro. Semakin homogen dan kecil butiran Kristal maka harga

    kekerasan akan semakin tinggi dan bersifat getas (1)(4)(5)(7)(15)(22). Butiran Kristal

    yang halus disebabkan karena butir tersebut tidak sempat berkembang dan kecepatan

    proses solidifikasi sehingga pertumbuhan dendrite lebih pendek (2)(10)(13)(17).

    Ukuran In gate yang kecil saat penuangan logam cair kedalam cetakan menghasilkan

    Pembekuan logam baik dan struktur Kristal tersusun sesuai sifatnya (19).

  • 11

    A B C

    Gambar 5. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode

    Pengecoran pasir (A) flange aluminium (B) Al-Si 12% (C) Al-Si 6,1% (Gilang

    (2018), Koiruddin (2019), Galang (2020))

    A B

    C

    Gambar 6. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode

    Pengecoran permanen, (A) flange aluminium (B) Al-Si 5,5% dengan etsha 0,5%

    hydroflourid acid (C) Al-Si 6,1% (Danang (2018), Martinus dkk (2016), Galang

    (2020))

  • 12

    A B C

    Gambar 7. Pengamatan Struktur Mikro pada pembesaran 500x metode Pengecoran

    Sentrifugal, (A) Aluminium Arah Longitudinal (B) Al C355.0 menggunakan keller

    pada permukaan (C) silinder AL LM6 suhu leleh 710°C (Suhada (2016), Santosh

    dkk (2016), Jamian dkk (2016))

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Dari analisa data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1) Hasil pengujian Sand Casting memiliki density 2,6631 g/cm3 Gravity Die Casting

    mempunyai nilai density 2,6972 g/cm3, Centrifugal Die Casting memiliki density

    2,7054 g/cm3.

    2) Dari hasil pengamatan foto mikro, dapat dilihat bahwa metode pengecoran sand

    casting memiliki fasa β (Si) yang berbentuk lebih besar, metode pengecoran

    gravity die casting memiliki fasa β (Si) mulai terlihat kecil dan merata, metode

    pengecoran centrifugal casting memiliki fasa β (Si) yang rapat dan ukurannya

    mengecil. Hasil dari ketiga variasi metode pengecoran, centrifugal casting sudut

    0º memiliki ukuran butir Kristal paling kecil dan merata.

    3) Variasi cetakan berpengaruh terhadap cacat porositas sehingga mempengaruhi

    density, semakin besar nilai porositas maka semakin sedikit cacat porositas.

    Ukuran saluran masuk juga berpengaruh terhadap densitas. Pada hasil produk cor

    dan semakin nilai density maka semakin tinggi kepadatan specimen. Kandungan

    Si memiliki fungsi meningkatkan kekerasan dan percepatan korosi. Nilai

    kekerasan bergantung bentuk butiran struktur mikro. Metode pengecoran logam

    memiliki bentuk butir merata dan homogen dibanding pengecoran pasir.

    4.2 Saran

    1) Menjaga tahapan-tahapan pengecoran dengan cermat dan baik agar menghasilkan

    data pengujian yang optimal.

  • 13

    2) Penelitian tentang pengecoran sentrifugal sebaiknya ditingkatkan lagi dengan

    lebih banyak variasi sudut, agar dapat ditemukan hasil coran yang memiliki

    kualitas dan efisiensi tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambogo, Dimas. 2018. pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir CO₂

    dan cetakan logam terhadap hasil produk flange coran alumunium (al). Skripsi.

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Ardiansyah, Dhika. 2019. pengaruh variasi cetakan permanen dan cetakan pasir merah

    pada pengecoran alumunium ukuran 7,5 x 7,5 x 1 cm dengan penambahan timah

    hitam (Pb) sebesar 20% terhadap kekerasan dan struktur mikro. Skripsi. Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Fredyanto, Candra Putra. 2019. pengaruh perbedaan material daur ulang alumunium

    terhadap hasil coran pada pembuatan piston dengan cetakan pasir. Skripsi.

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Hanafi, Imam. 2017. Pengaruh variasi material cetakan antara RCS (Resin Coated

    Sand), cetakan tanah liat dan cetakan semen terhadap hasil produk handle eretan

    coran aluminium. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Irfan, Herdwiansyah Al. 2017. pengaruh kecepatan putar cetakan vertical centrifugal

    casting pada pengecoran aluminium terhadap cacat coran, ketangguhan dan

    struktur mikro. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

    Irfansyah, Muhammad. 2018. Pengaruh perbedaan ukuran saluran masuk (in-gate)

    terhadap hasil coran cetakan inti piston dari bahan aluminium. Skripsi. Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Koiruddin, Ahmad. 2019. perbandingan metode sand casting (konvensional) dengan

    metode lost foam casting terhadap produk pengecoran dari bahan aluminium bekas.

    Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  • 14

    Kuncara, Prayoga Aji. 2019. pengaruh variasi cetakan pasir hitam, merah dan silika

    terhadap produk pengecoran aluminium (daur ulang) dengan metode sand casting.

    Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Mandala, Martinus. Eddy S. Siradj dan Sofyan Djamil. 2016. struktur mikro dan sifat

    mekanis aluminium (Al-Si) pada proses pengecoran menggunakan cetakan logam,

    cetakan pasir dan cetakan castable. POROS: Vol 14 No 2 (88-98). Universitas

    Tarumanagara.

    Mukminin, Suhada Amir. 2016. Analisis hasil pengecoran sentrifugal dengan

    menggunakan material aluminium. Skripsi. Universitas Pasundan bandung.

    Mulyanto. 2018. pengaruh variasi cetakan terhadap produk pengecoran aluminium

    (daur ulang) menggunakan sand casting. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

    Surakarta.

    Permana, Galang Eka. 2020. studi pengaruh metode pengecoran terhadap density,

    porositas, struktur mikro dan kekerasan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

    Surakarta.

    Ponco, Ratih K.S., Erwin Siahaan dan Steven Darmawan. 2016. pengaruh unsur silikon

    pada aluminium alloy (Al – Si) terhadap sifat mekanis dan struktur mikro. POROS,

    Vol 14 No 1 (49-56). Universitas Tarumanagara.

    Ramadhan, Galang. 2018. analisis struktur mikro dan sifat mekanis alumunium paduan

    dengan variasi cetakan logam, cetakan pasir CO2 dan cetakan pasir. Skripsi.

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Saifulnizan, Jamian. Safyan Yatiman dan Haffidzudin Hehsan. 2016. AL LM6 hollow

    cylinder fabricated using centrifugal casting. Skripsi. Universiti Tun Hussein Onn

    Malaysia.

    Santosh, M. V., Suresh K. R. dan Kiran Aithal S. 2016. Mechanical characterization and

    microstructure analysis of Al C355.0 by sand casting, die casting and centrifugal

    casting techniques. Elsevier. NMIT Bangalore

  • 15

    Sumpena. 2017. Pengaruh paduan serbuk Fe12% pada aluminium terhadap porositas

    dan struktur mikro dengan metode gravity casting. Jurnal Engine. Universitas

    Proklamasi 45 Yogyakarta.

    Utomo, Adam Hananto. 2016. pengaruh variasi media cetakan pasir, cetakan logam dan

    cetakan rcs ( resin coated sand ) terhadap produk coran alumunium. Skripsi.

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Widiyatmoko, Danang. 2018. proses pembuatan flange dengan bahan alumunium (Al)

    menggunakan variasi media cetakan pasir CO₂ dan cetakan logam. Skripsi.

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Zainun, Ahmad Sony Setiawan. 2017. Analisa pengaruh penambahan unsur Cu dan

    variasi temperatur peleburan terhadap sifat mekanik kepala piston. Mekanika -

    Jurnal Teknik Mesin. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

    Naspub ipung.pdf (p.1)naspub.pdf (p.2-4)Naspub ipung - Copy.pdf (p.5-19)