75
STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM TERBUKA (OPEN ENDED) DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMTING PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 (Skripsi) Oleh YULIA ALFATINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITASLAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM TERBUKA (OPEN ENDED) DAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBING PROMTING PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADUSISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

(Skripsi)

OlehYULIA ALFATINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITASLAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 2: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM TERBUKA (OPEN ENDED) DAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBING PROMTING PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADUSISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018Oleh

YULIA ALFATINA

Penelitian ini mengkaji tentang perbandingan Soft Skill antara model pembelajaranProblem Terbuka (Open Ended) dan Probing Promting pada siswa kelas VII SMP Negeri14 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuiperbedaan Soft Skill serta Efektivitas antara model pembelajaran menggunakan OpenEnded dan Probing Promting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodekomparatif dengan pendekatan eksperimen. Teknik pengambilan data dengan observasi.Pengujian hipotesis menggunakan t-test dua sampel independen.

Hasil analisis data menunjukkan (1) Terdapat perbedaan rata-rata Soft skill antara siswayang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Open Endeddengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Probing Promtingpada mata pelajaran IPS Terpadu. Perbedaan Soft skill siswa dapat terjadi karena adanyapenggunaan model pembelajaran yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol(2) Model Pembelajaran Probing Promting Lebih efektif dari pada model Open Endeddalam meningkatkan Soft Skill Siswa di kelas VII SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

Kata kunci: Soft Skill, Problem Terbuka (Open Ended), Probing Promting.

Page 3: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM TERBUKA (OPEN ENDED) DAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBING PROMTING PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADUSISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

YULIA ALFATINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialProgram Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITASLAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 4: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka
Page 5: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka
Page 6: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka
Page 7: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yulia Alfatina dilahirkan di Bengkulu 25 Oktober

1996, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Ahmad

Budiman dan Ibu Nyimas Dalila Utama. Penulis berasal dari Kota

Bandar Lampung.

Berikut pendidikan formal yang pernah ditempuh.

1. TK Aisyah lulus pada tahun 2002.

2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 8 Tebing tinggi Kab. Empat lawang Prov. Sumatera Selatan

lulus pada tahun 2008.

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tebing Tinggi Kab. Empat lawang Prov.

Sumatera Selatan lulus pada tahun 2011.

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) YP UNILA Bandar Lampung lulus pada tahun 2014.

5. Pada tahun 2014 penulis di terima melalui jalur SNMPTN pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Lampung.

Pada tahun 2016 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kemudian

melaksanakan Praktek Profesi Kependidikan (PPK) di SMK Negeri 1 Pakuan Ratu dan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukabumi Kec. Pakuan Ratu Kab.Way Kanan sejak

12 Juli sampai dengan 10 September 2017.

Page 8: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis sampai pada tahap ini.

Karya kecil ini ku persembahkan untuk

Kedua orang tuaku Bapak Ahmad Budiman dan Ibu Nyimas Dalila UtamaYang dengan tulus, ikhlas dan sabar mendidik, membesarkan dan mendoakanku.

Tak pernah berhenti menasehati, mendukung, memenuhi segala kebutuhankuserta selalu memberikan yang terbaik untuk hidupku.

Nyai Masayu Farida Ariani dan (Alm) Yai Syamsul HidayatTerimakasih sudah mendukung keberhasilanku dengan dukungan serta Do’anya.

Nyai Suaidah, Nyai Hanifatur Asua dan (Alm) Yai Kemas AdnanTerimakasih sudah mendukung keberhasilanku dengan dukungan serta Do’anya

Keluarga besar Bapak dan IbuTerimakasih untuk seluruh keluarga besar yang telah mendukung danmendoakan keberhasilanku, semoga aku menjadi kebanggaan kalian.

Sahabat-sahabatkuTerimakasih untuk semua warna yang pernah terlukis, tak mampu ku hitung

berapa banyak tawa dan tangis antara kita, semoga Allah mengabulkan segalaAngan dan Cita-cita kalian.

Semua guru, dosen, pendidik dan almamater tercintaTerimakasih Bapak Ibu sudah mengajarkan banyak hal kepadaku, aku tak

sanggup membalas segala kebaikanmu Namun tak pernah lupa selalukupanjatkan Do’a agar senantiasa diberi kesehatan , semoga Allah selalu

meridhoi kehidupanmu.

DiaYang ada dalam setiap do’a, dan karenamu aku belajar menjadi pribadi yang

lebih baik. Terimakasih atas setiap Do’a dan motivasi yang telah diberikan dantak lelah mengajarkan arti kesabaran , semoga do’a yang kita panjatkan menjadi

kenyataan yang di takdirkan-Nya.

Page 9: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

MOTTO

“Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnyabersama kesulitan ada kemudahan. Maka Apabila engkau telah selsesai (darisesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

Kepada Tuhanmulah engkau berharap. ”( Qs. Al-Insyirah,6-8)

“ Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkanpada ilmu pengetahuan”

( Ali bin Abi Thalib)

“Seseorang yang bertindak tanpa ilmu ibarat berpergian tanpa Petunjuk. Dansudah banyak yang tahu kalau orang seperti itu sekiranya akan hancur,

bukan selamat.”( Hasan Al Basri)

“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari.Tapi Kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu”

( Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

“ Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun bisa mengalahkanmu,Belajarlah Merendah sampai tak seorangpun bisa merendahkanmu”

(anonim)

Page 10: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Perbandingan Soft Skill denganModel pembelajaran Problem terbuka (Open Ended) dan Model Pembelajaran ProbingPromting Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 14 BandarLampung Tahun Ajaran 2017/2018”Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

motivasi, bimbingan serta saran semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Rektor, wakil rektor, segenap pimpinan dan tenaga kerja Universitas Lampung.

2. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama FKIP

Universitas Lampung.

4. Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FKIP

Universitas Lampung.

5. Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP

Universitas Lampung.

6. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

Universitas Lampung.

7. Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Universitas Lampung.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku pembimbing akademik dan pembimbing I yang

selalu memotivasi penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Bapak adalah sosok

Page 11: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

panutan saya, selalu sabar dan memotivasi saat belajar. Terimakasih pak sudah

membagikan ilmu kepada saya.

9. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku pembimbing II yang telah bersedia membimbing

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas saran dan

motivasi yang telah bapak berikan.

10. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan kritik dan saran

dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga selalu menjadi motivator agar menjadikan

orang-orang sukses dan pantang menyerah seperti Bapak, dan terimakasih untuk selalu

memberikan saran dan motivasi yang sangat berguna untuk saya.

11. Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd., dosen yang selalu membimbing dengan sabar dan

ikhlas.

12. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd., dosen yang selalu sabar. Terimakasih pak atas ilmu

yang bapak berikan selama ini, semoga bapak selalu dalam keadaan sehat dan selalu

dalam lindungan-Nya.

13. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd., dosen yang telah mengajarkan tentang kedisiplinan, kerapihan

dan kerja keras.

14. Bunda Erlina, dosen yang mengajarkan arti loyalitas. Semoga selalu diberikan

kesehatan dan bahagia selalu bu.

15. Terimakasih kepada Bapak dosen pendidikan ekonomi Pak Albet Maydiantoro, M.Pd

semoga Allah membalas ilmu yang telah bapak ajarkan. Serta Kak Wardani yang telah

banyak membantu.

16. Bapak dan ibu dosen serta staf dan karyawan Universitas Lampung.

Page 12: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

17. Terima kasih kepada bapak dan Ibu dewan guru beserta staff SMP Negeri 14 Bandar

Lampung telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian disana. Dan

Siswa-siswi yang telah membantu saya selama melakukan penelitian.

18. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Ayah dan Ibu yang sangat berjasa

didalam hidupku dengan banyaknya kesabaran yang telah mendidikku dengan cinta

kasih yang tak pernah ada habisnya sehingga menjadikanku seperti saat ini. Semoga

Allah Senantiasa melindungi dan memberikan Kesehatan. Aku sangat mencintaimu

ayah ibu.

19. Untuk Nyai (Masayu Farida Ariani) yang selalu menyemangatiku, Do’a serta

perhatiannya, untuk Tante dan Pamanku (Om Arif,Om Mugi,Om Ansor,Ujuk Obi,Cik

Nisa,Cik Nurul) atas perhatian yang tulus kepada ku.

20. Untuk Bapak Tedi dan ibu Beti, dan untuk Teteh Mutia Sari Nur wulan dan kak

Muhammad Ikbal. terimakasih telah membantu dan mendukung.

21. Untuk Bapak Herdi terimakasih atas segala saran dan membantu serta memotivasiku.

22. Keluarga besar dari Bapak Ahmad Budiman dan dari keluarga ibu Nyimas Dalila

Utama yang sudah banyak membantu, semoga Allah SWT selalu memberikan rezeki

dan kesehatan untuk kalian semua.

23. Untuk Purnomo Aji terimakasih untuk selalu sabar mendampingiku memberikan

semangat dan motivasi dan memberikan banyak bantuan, yang selalu ada disaat suka

dan duka. Semoga Allah mengabulkan segala do’a dan dipermudah segala urusan mu.

24. Kakak-Kakak ku tersayang Vidiya Kurnia Utari, Puput Puspita Sari, Serginia Zenda

Yonada Dwi Kaputri, Dina Rahayu, Israni Wedy Kurniati, Ari Susanti, Woro Hartati

Fery Desrian, Prabowo Cahyadi. Terima kasih untuk untuk kebersamaannya selama

Page 13: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

ini, untuk kegilaan, dan keceriaan yang selalu bisa kalian hadirkan. Semoga kita

semua sukses di masa depan.

25. Untuk teman- teman seperjuangan Ita, Yuyun, Eka, Pipit, Yuli astika, Dwi Lisna,

Orida, Tri, Made, Uswatun, Lora. semoga kita bisa sukses dikemudian hari.

26. Keluarga besar angkatan 2014 yang telah memberikan banyak tawa dan kenangan-

kenangan yang tak terlupakan selama ini. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya

dan tetap terjalin tali sillahturahmi kita.

27. Kakak Tingkat 2012, dan Kakak Tingkat 2013 Mba Jeje, Mba Epin, Mba Marisa, Mba

Mindi, Kak Sukur. serta Adik Tingkat 2015 Aulia Safira, Riana Yunisa dan Selvia

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

28. Adik-adik tingkatku angkatan 2015, 2016, 2017 dan 2018 Semoga kita selalu dalam

lindungan-Nya dan tetap terjalin tali sillahturahmi kita.

29. Keluarga kecilku, KKN dan PPK Sukabumi, Pakuan Ratu Way Kanan.

Ika Sellyna Putri, Osalia Putri Pertiwi, dan Yohana Winda Nugrahanti. Selama lebih

kurang 70 hari kita bersama, senang bersama, susah bersama, ceria bersama dan sedih

bersama. Terimakasih kalian keluarga kecilku.

30. Untuk Sahabat sedari kecilku Chienchie Lia erdina, Putri Utami, Febo Aprilia, Elsih

Putri yang selalu memotivasi dan menjadi pendengar yang baik.

31. Serta Semua Pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Penulis

mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT mencatat dan mengganti semuanya sebagai amal sholeh.

Page 14: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan

pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 30 April 2018Penulis,

Yulia Alfatina

Page 15: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. ̀ 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9

D. Rumusan Masalah................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 10

G. Ruang Lingkup .................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 12

1. Soft Skill ......................................................................................... 12

2. Belajar dan teori belajar .................................................................. 17

3. Model Pembelajaran Problem Terbuka(Open Ended) .................... 23

4. Model Pembelajaran Probing Promting .......................................... 26

5. Mata Pelajaran IPS Terpadu............................................................ 31

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 34

C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 35

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ................................................................................ 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 44

1. Populasi .......................................................................................... 44

2. Sampel ............................................................................................. 44

C. Variabel Penelitian .............................................................................. 45

D. Definisi Konseptual ............................................................................. 45

E. Definisi Operasional ............................................................................ 46

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47

Page 16: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

G. Uji Persyaratan Instrumen ................................................................... 48

H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................... 54

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 14 Bandar Lampung .... 54

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 14 Bandar Lampung ............ 54

3. Identitas Sekolah .......................................................................... 56

4. Data Keadaan Sekolah ................................................................. 57

B. Deskripsi Data ..................................................................................... 58

1. Data Hasil Observasi Soft Skill Siswa ......................................... 58

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ................................................... 78

D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 82

E. Pembahasan ......................................................................................... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 92

B. Saran .................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Indikator Soft Skill Tampak Pada Siswa...........................................................52. Desain Penelitian Eksperimen................................................................. 423. Kisi-kisi Rubrik Penilaian ....................................................................... 474. Data Guru dan Staff ................................................................................ 575. Distribusi Frekuensi Soft Skill Siswa kelas eksperimen......................... 596. Distribusi Frekuensi Soft Skill Siswa kelas Kontrol............................... 617. Distribusi Frekuensi Soft Skill Siswa Indikator Kejujuran

Kelas Eksperimen.................................................................................... 648. Distribusi Frekuensi Soft Skill Siswa Indikator kejujuran kelas

Kontrol .................................................................................................... 659. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator kejujuran kelas Eksperimen......... 6710. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator Tanggung jawab kelas Kontrol.... 6911. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator Kecakapan Komunikasi kelas

Eksperimen.............................................................................................. 7212. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator Kecakapan Komunikasi kelas

Kontrol .................................................................................................... 7313. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator Kecakapan Bekerjasama kelas

Eksperimen.............................................................................................. 7514. Distribusi Frekuensi Siswa Indikator Kecakapan Bekerjasama kelas

Kontrol .................................................................................................... 7715. Uji Normalitas Data ................................................................................ 7916. Rekapitulasi Uji Normalitas .................................................................... 8017. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 8118. Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................................... 83

Page 18: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian ...................................................................................................... 392. Diagram Hasil Observasi Soft Skill kelas eksperimen ......................................... 603. Diagram Hasil Observasi Soft Skill kelas Kontrol................................................. 624. Diagram Observasi Soft Skill Indikator Kejujuran kelas Eksperimen ............. 645. Diagram Observasi Soft Skill Indikator Kejujuran kelas Kelas Kontrol ......... 656. Diagram Observasi Soft Skill Indikator tanggung jawab Kelas Eksperimen . 687. Diagram Observasi Soft Skill Indikator tanggung jawab Kelas Kontrol......... 708. Diagram Observasi Soft Skill Indikator kec.komunikasi Kelas Eksperimen . 739. Diagram Observasi Soft Skill Indikator kec.komunikasi Kelas Kontrol….…7410. Diagram Observasi Soft Skill Indikator bekerjasama Kelas Eksperimen……7611. Diagram Observasi Soft Skill Indikator bekerjasama Kelas Kontrol…..……78

Page 19: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan sangat penting bagi kehidupan manusia karena

pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang

hayat. Tanpa pendidikan manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan

dengan aspirasi atau cita-cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut

konsep pandangan hidup manusia. Pendidikan merupakan usaha agar

manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk

mengembangkan potensi siswa agar dapat memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan sikap untuk menjadi manusia yang religious, berakhlak

mulia, cerdas, berwawasan, terampil dan berkualitas serta memiliki

pengendalian diri yang baik dan berkepribadian.

Pendidikan tidak hanya suasana ketika pembelajaran berlangsung, namun

menekankan pula agar peserta didik lebih aktif, cerdas, berwawasan,

terampil, dan mampu mengembangkan kemampuan yang ada pada

dirinya. Dalam bidang ilmu pengetahuan, Pendidik tidak hanya

mengajarkan atau mendidik siswa untuk memiliki kemampuan dalam

bidang ilmu pengetahuan atau hard skill saja, akan tetapi pendidikan juga

Page 20: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

2

harus memperhatikan kemampuan soft skill siswa baik kemampuan inter

atau intra yang dimiliki oleh siswa.

Menurut Peter De Jager tahun 2005 dalam Sailah (2008: 15), pengertian

Hard Skill itu sendiri adalah kemampuan yang dapat langsung dilihat

hasilnya dalam proses pembelajaran, segera setelah proses tesebut selesai.

Hasil pembelajaran tersebut akan dengan mudah dapat didefinisikan,

mudah dilihat dan melibatkan penguasaan pengetahuan. Sementara

soft skill merupakan kemampuan yang hasil tidak langsung dilihat, serta

memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan seseorang yang

behubungan erat dengan karakter, kemampuan interpersonal, sikap

dan nilai hidup anak didik.

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan tidak hanya

memperhatikan ranah kognitif saja tetapi juga harus memperhatikan ranah

afektif dan psikomotorik yang sama pentingnya bagi tercapainya tujuan

pendidikan nasional.

Senada dengan yang diungkapkan oleh Bloom dalam Jihad (2008: 28),

mencakup ke dalam tiga ranah (domain), yaitu.

1. Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa

dan kecerdasan logika-matematika),

2. Domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan

antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan

emosional), dan

3. Domain psikomotorik (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan

kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejalan dengan perkembangan kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013

yang berorientasi untuk mewujudkan keseimbangan antara sikap,

keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skill dan hard skill.

Hal inilah yang selama ini kurang diperhatikan dalam sistem dan praktik

pendidikan di Indonesia karena lebih mengutamakan pada perkembangan

aspek pengetahuan.

Page 21: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

3

Tujuan pendidikan nasional lebih lanjut diuraikan dalam tujuan

institusional yakni tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

pendidikan.

Tujuan institusional merupakan tujuan untuk mencapai tujuan umum yang

dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan,

misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan

jenjang pendidikan tinggi.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

Pendidikan Bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada

satuan pendidikan menengah pertama bertujuan meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan

penjelasan tentang tujuan institusional tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) tujuan institusional menekankan pada ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Tidak hanya mementingkan hard skill saja tetapi juga soft

skill terutama pada kepribadian, akhlak, dan keterampilan sosial dan

kecakapan personal dari siswa.

IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki

kecenderungan pada ranah afektif. Karena mata pelajaran IPS Terpadu

tidak hanya mendidik siswa untuk mengetahui tentang pengetahuan dalam

bersosialisasi akan tetapi juga harus bisa mengaplikasikan secara langsung

dalam lingkungan masyarakat juga dalam lingkungan sekolah. Dalam

bersosialisasi dengan lingkungan juga diperlukan keahlian dalam

Page 22: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

4

memanajemen diri dan soft skill lainnya. Hal ini sesuai dengan tujuan

mata pelajaran IPS di Indonesia tingkat SMP dan MTS, menurut

Zubaedi (2011: 289), yakni :

1) Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian,

keekonomian, kesejarahan, dan kewarganegaraan (atau konsep-

konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan),

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterampilan inkuiri,

pemecahan masalah, dan keterampilan sosial,

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

kemanusiaan (serta mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa),

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkompetensi, dan bekerjasama

dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala lokal,

nasional, maupun internasional.

Pada pembelajaran IPS Terpadu cenderung mengutamakan praktik dalam

keseharian siswa baik dalam bersosialisasi dengan lingkungan atau

mengendalikan diri sendiri. Jadi dapat diketahui bahwa mata pelajaran

IPS Terpadu memiliki keterkaitan dengan kemampuan soft skill siswa. Hal

ini berkaitan dengan pendapat Elfindri, dkk berikut ini.

Elfindri, dkk (2011: 10) Mendefinisikan soft skill sebagai keterampilan

hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang, yang wujudnya

antara lain berupa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner, dan disiplin.

Lebih lanjut Elfindri menjelaskan bahwa soft skill merupakan

keterampilan dan kecakapan hidup yang harus dimiliki baik untuk

sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta berhubungan dengan

Sang Pencipta. Soft skill sangat diperlukan untuk kecakapan hidup

seseorang.

Berdasarkan definisi soft skill yang diungkapkan oleh Elfindri, dkk

maka dapat dilihat bahwa kemampuan soft skill merupakan keterampilan

yang ada didalam diri baik untuk diri sendiri atau dalam berkomunikasi

dengan teman disekolah.

Page 23: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

5

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran IPS Terpadu

kelas VII di SMP Negeri 14 Bandar Lampung terdapat beberapa

permasalahan sebagai berikut.

Tabel 1. Indikator Soft skill yang Tampak pada Siswa

No. Indikator Harapan Fakta di lapangan

1. Kejujuran Saat diberikan tugas

diharapkan siswa

dapat mengerjakan

soal dan tidak

mencontek.

Siswa diberikan tugas oleh guru dikelas masih banyak siswa yang bekerja sama.

2. Tanggung

Jawab

Saat diberikan tugas

siswa diharapkan

untuk dapat

mengumpulkan tugas

tepat waktu.

Siswa banyak yang tidak

tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas

yang diberikan oleh

guru.

3. Kemampuan

Bekerja sama

Siswa diharapkan

aktif dan bekerja

sama dalam

memecahkan

masalah.

Siswa belum mampu

memecahkan masalah

dalam bekerja sama.

4. Kemampuan

Berpartisipasi

Siswa diharapkan

berkontribusi aktif

dalam kegiatan

belajar mengajar.

Masih Ada Siswa yang

belum berpartisipasi

aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

5. Kemampuan

berkomunikasi

Siswa diharapkan

aktif bertanya kepada

guru.

Sebagian siswa yang

berindividu dan kurang

aktif bertanya kepada

guru.

6. Toleran Siswa diharapkan

mampu menghargai

pendapat teman.

Pada saat diskusi, siswa

masih belum bisa

menerima pendapat dari

teman-temannya.

Sumber:Hasil Wawancara Guru mata pelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 14

Bandar Lampung

Proses pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap pengembangan soft

skill siswa. Jika guru hanya fokus dalam pengembangan hardskill maka

akan menghambat perkembangan soft skill yang ada dalam diri siswa.

Untuk meningkatkan soft skill siswa guru dapat menggunakan model

Page 24: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

6

pembelajaran atau metode dalam mengajar yang mendorong proses

peningkatan soft skill siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar serta dapat meningkatkan minat dan

juga nilai siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh masih terdapat beberapa permasalahan

soft skill siswa di kelas VII yang masih tergolong rendah. Selain itu,

menurut hasil wawancara kepada guru bidang studi sebagian besar siswa

belum bisa bersosialisasi dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan model

pembelajaran yang sesuai dan dapat mengembangkan soft skill siswa,

salah satunya adalah open ended (problem terbuka).

Penggunaan model pembelajaran yang diterapkan merupakan salah satu

dorongan agar proses belajar mengajar dalam kelas tercipta suasana yang

menyenangkan, menuntut siswa agar berfikir kritis, berani dalam

mengemukakan pendapat, terjalin komunikasi, adanya kerjasama antar

kelompok, dan mampu memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

ketika berdiskusi. Sehingga guru perlu menggunakan model pembelajaran

open ended (problem terbuka). Model Pembelajaran open ended

merupakan model pembelajaran berkelompok dan berbasis masalah.

Huda (2014: 270) mengatakan bahwa model pembelajaran yang berbasis

masalah mampu menumbuhkan kompetensi pada diri siswa, yaitu: (1)

meneliti, (2) mengemukakan pendapat, (3) menerapkan pengetahuan

sebelumnya, (4) memunculkan ide-ide, (5) membuat keputusan-

keputusan, (6) mengorganisasi ide, (7) membuat hubungan-hubungan, (8)

menghu- bungkan wilayah-wilayah interaksi, (9) mengapresiasi

kebudayaan.

Page 25: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

7

Selanjutnya, pembelajaran mempunyai tipe yang bermacam-macam,

probing promting merupakan salah satu tipe model pembelajaran yang

dipandang mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa.

Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian

pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses

berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya

dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008 : 6).

Model pembelajaran ini menggunakan tanya jawab yang dilakukan dengan

menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus

ikut berpartisipasi aktif, sehingga siswa tidak dapat menghindar dari proses

pembelajaran, karena setiap saat siswa dapat dilibatkan dalam proses tanya

jawab.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih model pembelajaran open

ended dan Probing Promting sebagai model yang diperkirakan cocok

untuk meningkatkan soft skills Siswa.

Model pembelajaran open ended problems merupakan pembelajaran yang

menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara dan solusi

yang beragam. Dengan pendekatan ini memberikan kesempatan kepada

siswa agar berfikir melalui kegiatan kreatif siswa dapat berkembang

secara maksimal.

Penelitian ini akan melihat efektivitas model pembelajaran tersebut

diterapkan dan melihat soft skill siswa yang menggunakan model

pembelajaran open ended dan Probing Promting. Hal ini diterapkan untuk

meningkatkan soft skill siswa kelas VII di SMP Negeri 14 Bandar

Page 26: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

8

Lampung.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menumbuhkan dan

menciptakan soft skill siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di

SMP Negeri 14 Bandar Lampung, maka peneliti hendak melakukan

kegiatan penelitian dengan judul: “Study Perbandingan Soft Skill Model

Pembelajaran Problem Terbuka (Open Ended) dan Model

Pembelajaran Probing Promting Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2017/2018”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang menarik untuk

membuat siswa menjadi semangat dan kreatif.

2. Kegiatan belajar mengajar belum melibatkan siswa secara aktif.

3. Sikap siswa yang mengacuhkan mata pelajaran apalagi jika mengetahui

bahwa pembelajaran yang diterapkan membosankan.

4. Siswa belum mandiri dalam mencari dan memperoleh informasi yang

terkait dengan pembelajaran.

5. Siswa belum mampu menyampaikan pendapat dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar.

6. Kondisi kelas yang kurang kondusif sehingga mengganggu

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas.

Page 27: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

9

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian dan berdasarkan identifikasi masalah

diatas, maka ada pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada

tujuan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini, sehingga masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada masalah keefektifan model

pembelajaran Problem terbuka (Open Ended) dan Probing Promting

dalam meningkatkan kemampuan soft skills pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah.

1. Apakah ada perbedaan soft skill siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu

dengan menggunakan model Open Ended dan Probing Promting Siswa

kelas VII di SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

2. Apakah Model pembelajaran Probing Promting Lebih Efektif dari pada

model Open Ended dalam meningkatkan Soft Skill Siswa Kelas VII di

SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah

dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Ingin Mengetahui Apakah ada perbedaan Soft Skill siswa dalam mata

pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan model Open Ended dan

Probing Promting Siswa kelas VII di SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

Page 28: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

10

2. Ingin Mengetahui keefektivitasan Model pembelajaran Probing

Promting Lebih Efektif dari pada model pembelajaran Open Ended

dalam meningkatkan Soft Skill Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14

Bandar Lampung.

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan dalam pelaksanaan penelitian ini,

diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan secara

praktis. Manfaat dan kegunaannya penelitian ini sebagai berikut.

1. Secara Teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini menjadi bahan pembuktian bahwa

penerapan Model Pembelajaran Problem Terbuka (Open Ended) dan

Probing Promting adalah salah satu metode belajar yang sangat

berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan

kemampuan Soft skills.

c. Sebagai referensi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

rujukan untuk perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dalam rangka

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan hasil belajar berupa soft

skills siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu.

c. Bagi Siswa, sebagai wawasan untuk meningkatkan kemampuan soft

Page 29: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

11

skills siswa melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa serta

mengurangi perilaku yang tidak baik.

d. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran

dan dapat dimanfaatkan sebagai referensi pembelajaran penelitian

selanjutnya.

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah.

1. Ruang lingkup objek penelitian

Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah model pembelajaran

Open Ended, Probing Promting dan Soft Skills.

2. Ruang lingkup subjek penelitian

Pada Penelitian ini yang menjadi ruang lingkup subjek penelitian

adalah siswa kelas VII Semester Genap.

3. Ruang lingkup Tempat Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup tempat penelitian

adalah sekolah SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian

Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun ajaran 2017/2018.

5. Ruang lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan, yaitu

IPS Terpadu.

Page 30: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Soft Skill

Peter de Jager dalam Sahilah, 2008, ahli provocative speaker,

menyebutkan bahwa untuk memahami “soft skills” akan lebih

mudah jika kita memahami kata yang merupakan lawan katanya, yaitu

“hard skills.” Hard skills adalah ketrampilan yang dapat langsung

dilihat hasilnya dalam proses pembelajaran, segera setelah selesai proses

tersebut selesai. Hasil pembelajaran akan dengan mudah dapat

didefinisikan, mudah dilihat dan melibatkan penguasaan dari suatu objek

yang tidak hidup. Sementara soft skills merupakan kemampuan yang

bersifat superfisial, hasil tidak langsung dilihat, serta memiliki

hubungan yang kuat dengan kemampuan personal dan interpersonal

seseorang.

Soft skill dan hard skill merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan. Dalam pembelajaran keduanya harus saling melengkapi

satu sama lain. Hard skill merupakan hasil belajar yang tampak

dan mudah liat. Sedangkan soft skill merupakan hal yang

berhubungan dengan kemampuan personal dan interpersonal yang tidak

mudah dilihat. Soft skill ini merupakan keterampilan pengembangan diri

yang tidak bersifat teknis, seperti kualitas hidup.

Elfindri, dkk (2011: 10), mendefinisikan soft skill sebagai keterampilan

hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang,yang wujudnya

antara lain berupa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner, dan disiplin.

Softskill merupakan keterampilan dan kecakapan hidup yang harus

dimiliki baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta

Page 31: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

13

berhubungan dengan Sang Pencipta. Soft Skill sangat diperlukan untuk

kecakapan hidup seseorang.

Menurut Subramaniam (2013: 20), the term soft skill are definition in

multiple perspectives by various scholars. A soft skill is a comprehensive

concept which measures the ability and the capability of individuals

and an organization’s achievements (1). A soft skill is also defined from

the viewpoint of cognitive elements in the non-academic aspects such as

positive values, leadership qualities, teamwork, communication skill

as well as life-long learning (2). These skills are linked with ones’s ability

to complete specifics tasks successfully and complementing personal

traits, mental power, values, and self-image which portrays ones’s

effectiveness and success in their career (3).

Soft skill merupakan konsep berupa kemampuan dan kapasitas individu

serta pandai dalam mengatur diri. Soft skill juga merupakan poin utama

faktor kognitif di akademik seperti nilai positif, kualitas

kepemimpinan, kerja tim, kemampuan komunikasi yang baik. soft

skill ditandai sebagai salah satu keterampilan yang menandai kesuksesan

dan kepribadian diri, kekuatan mental, nilai, dan gambaran diri yang

efektif dan sukses dalam berkarir.

Menurut Rashidin, dkk (2013: 34), soft Skill refer to the cluster

of personality traits, social graces, facility with language, personal

habits. Friendslines and optimism that mark people to varying degree.

Soft Skills complement hard skills, which are the technical requirement of

a job. They can be divided responsibility, self-esteem, sociability, self

management and integrity, honesty while the latter includes participates

as a member of the team, teachers, serve client, customers,

exercises leadership, negotiates and work with cultural diversity.

Pengertian soft skill merujuk pada kumpulan karakter kepribadian,

kemampuan sosial, kemampuan berbahasa atau komunikasi, kebiasaan

pribadi, keramahan, dan keoptimisan yang menjadi ciri hubungan dengan

orang lain. Soft skill merupakan pengimbang hard skill yang

menjadi pesyaratan dalam sebuah pekerjaan. Mereka harus bisa

bertanggung jawab, menghargai, pandai bergaul, memanajeman diri dan

Page 32: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

14

berintergritas, kejujuran, jiwa kepemimpinan, bernegoisasi dan dapat

bekerja dalam perbedaan budaya. Maka soft skill menjadi salah satu

faktor penting dalam rekrutmen pekerjaan.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat

(Zubaedi,2011), ternyata Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-

mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi

lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft Skill) yang

lebih berhubungan dengan faktor kecerdasan emosional (EQ). Penelitian

ini mengungkapakan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar dua puluh

persen oleh hard skill dan sisanya delapan puluh persen oleh soft Skill.

Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih

banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill.

Menurut Muqowin (2012: 15), keberhasilan seseorang ditentukan 80

% oleh soft skill dan sisanya 20% hard skill. Soft skill dianggap sebagai

perilaku intrapersonal dan interpersonal yang mengembangkan dan

memaksimalkan kinerja manusia seperti tim, pembuatan keputusan,

inovatif, dan komunikasi. Pentingnya soft skill juga ditekankan oleh

Giblin dan Sailah dalam Sucipta (2009: 1) yang menyatakan bahwa soft

skill merupakan kunci menuju hidup yang lebih baik, sahabat lebih

banyak, sukses lebih besar, dan kebahagiaan yang lebih luas.

Untuk meraih kesuksesan dan hidup yang lebih baik seseorang harus

mempunyai soft skill, yaitu kemampuan interpersonal dan

kemampuan intrapersonal. Soft skill menjadi salah satu faktor

penting guna membangun sebuah kehidupan yang lebih baik serta

peran kita sebagai makhluk sosial. Dan soft skill ini sangat berhubungan

dengan kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional (EQ)

merupakan faktor penting dalam kemampuan kita dalam mengelola emosi

yang berperan penting dalam kehidupan dan juga menentukan kesuksesan

Page 33: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

15

seseorang.

Illah Sailah dalam naskah bukunya yang berjudul Pengembangan Soft

Skill di Perguruan Tinggi 2008 mendefinisi soft skill sebagai.

1) Keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain

(inter- personal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya

sendiri (intra-personal skills) yang mampu mengembangkan secara

maksimal unjuk kerja (performans) seseorang.

2) Selanjutnya diberikan contoh yang termasuk dalam

keterampilan mengatur dirinya sendiri antara lain (a) transforming

character, (b) transforming beliefs, (c) change management, (d)

stress management, (e) time management, (f) creative thinking

processes, (h) goal setting and life purpose, (i) acelerated learning

techniques, dan lain-lain.

3) Sedangkan contoh keterampilan dalam berhubungan dengan

orang lain di antaranya adalah (a) communication skill, (b)

relationship building, (c) motivation skills, (d) leadership skills, (e)

selfmarketing skills, (f) negotiatian skills, (g) presentation skills, (h)

public speaking skills, dan lain lain.

Soft skill merupakan keterampilan yang berhubungan dengan

keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain yang

biasa disebut dengan interpersonal skill dan yang berhubungan

dengan keterampilan mengatur dirinya sendiri yang biasa disebut

intrapersonal skill. Contoh intrapersonal skill antara lain manajemen

stress, proses berfikir kreatif, tujuan hidup, manajemen perubahan diri,

perubahan karakter dan lain-lain. Sedangkan, contoh interpersonal skill

antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan kepemimpinan,

kemampuan bekerjasama dan lain-lain.

Menurut Baskara (Fani Setiani, 2016 : 20), soft skill dapat digolongankan

ke dalam tiga aspek. Pertama, kecakapan mengenal diri (self-

awareness) yang biasa disebut kemampuan personal (personal skill).

Kecakapan ini meliputi: (1) pengayatan diri sebagai mahluk tuhan

yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara; (2)

menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kedua, Kecakapan

Page 34: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

16

berfikir rasional (thinking skill). ke cakapan ini meliputi: (1) kecakapan

menggali dan menemukan informasi (information searching); (2)

kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan

(information processing and decision making skills); dan (3) kecakapan

memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skills).

Ketiga, Kecakapan sosial (social skills). Kecakapan ini meliputi; (1)

kecakapan komunikasi dengan empati (communication skiils); (2)

kecakapan bekerjasama (collaboration skills); (3) kecakapan

kepemimpinan (leadership); dan kecakapan memberikan pengaruh

(influence).

Pendapat di atas pada dasarnya sama dengan yang diungkapkan oleh

Sailah (2008: 5), yang menyatakan bahwa soft skill tergolongkan menjadi

tiga kecakapan yaitu kecakapan mengenal diri (personal skill), kecakapan

befikir rasional (thinking skill) dan kecakapan sosil (social skill). Dimana

personal skill dan thinking skill termasuk keterampilan dalam mengatur

dirinya sendiri (intrapersonal skill). Sedangkan kecakapan sosial

merupakan keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain

(interpersonal skill).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat diartikan bahwa soft skill

merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang. Soft skill

merupakan kemampuan yang sangat sulit untuk dinilai jika kita tidak

menerapkan dalam kehidupan. Kemampuan yang dimaksud bukan

kemampuan akademis yang tinggi, tetapi kemampuan interaksi sosial

yang baik, kemampuan untuk bergaul, mampu berbicara di depan umum,

dan lain-lain.

Menurut Sailah (2008: 5) kemampuan soft skill memiliki beberapa

indikator, yaitu: 1) kejujuran; 2) tanggung jawab; 3) toleran; 4)

berlaku adil; 5) menghargai orang lain; 6) kemampuan bekerja sama; 7)

kemampuan beradaptasi; 8) kemampuan berkomunikasi; 9) kemampuan

mengambil keputusan; 10) kemampuan memecahkan masalah dsb.

Bila setiap profesi/pekerjaan dituntut mempunyai hard skill yang

berbeda- beda, tidak demikian dengan soft skill, karena keterampilan ini

merupakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh semua orang,

Page 35: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

17

apapun profesi dan pekerjaannya. Sehingga soft skill menjadi salah satu

factor penting dalam keberhasilan dan kesuksesan seseorang. Begitu juga

dalam dunia pendidikan , seharusnya siswa tidak hanya dituntut

mempunyai hard skill yang bagus saja, tetapi juga harus mempunyai soft

skill yang bagus juga, apabila keduanya seimbang maka akan terbentuk

peserta didik yang berkualitas yang nantinya akan memasuki dunia kerja.

Soft skill sangatlah penting untuk dikembangkan didunia pendidikan,

karena dengan memiliki soft skill yang bagus siswa dapat memiliki

kemampuan dalam mengendalikan diri dan bersosialisasi terhadap

lingkungan. Dengan memiliki soft skill, siswa akan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tanggap

terhadap kondisi dan situasi sekitarnya sehingga dapat berfikir, berucap

dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dimana

siswa hidup dan juga di lingkungan sekolah, dan lingkungan tempat

tinggal.

2. Belajar dan Teori Belajar

a. Belajar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu

makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena

tersebut muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama

lapangan pekerjaan. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan

sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas tidak

lepas dari belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses

yang harus ditempuh sesorang untuk mencapai kemajuan dalam

Page 36: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

18

hidupnya, baik secara formal maupun nonformal. Dan belajar juga

dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh

proses interaksi seseorang dengan lingkungannyan. Maka seseorang

dikatakan telah mengalami pembelajaran jika dalam dirinya terjadi

perubahan berupa kemampuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang

bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Perubahan-perubahan

tersebut terjadi dengan tahapan-tahapan tertentu dan berlangsung

dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena adanya

usaha. Seperti yang didikatakan oleh Riyanto (2010: 6), belajar adalah

suatu proses untuk mengubah performasi yang tidak terbatas pada

keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi,

emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan

performasi.

Menurut Siregar (2014: 3) belajar merupakan sebuah proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.

Salah satu pertanda seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan

keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap

(afektif).

Belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami kesulitan atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistis. Hal ini senada dengan

pendapat Slameto (2003: 2) yang mengatakan belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2001: 27) belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami dan terdapat

pengubahan kelakuan.

Selanjutnya Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 12) berpendapat

bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase.

Tahapan itu sebagai berikut: (i) persiapan untuk belajar, (ii) pemerolehan

Page 37: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

19

dan unjuk perbuatan (performansi), dan (iii) alih belajar. Pada tahap

persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan

dan mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan

performansi digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik,

pembangkitan kembali dan respons, serta penguatan. Tahap alih belajar

meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara

umum. Adanya tahap dan fase belajar tersebut mempermudah guru untuk

melakukan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif dapat

diciptakan melalui kerjasama antara guru dan siswa.

Belajar juga merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

mempelajari sesuatu yang belum diketahui. Seperti yang dikemukakan

oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 7), belajar merupakan tindakan dan

prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belaja hanya

dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak

terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

Sejalan dengan pendapat di atas, Hamalik (2001: 27) juga berpendapat

bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Selanjutnya menurut Sardiman (2004: 20) belajar adalah

usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian

kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Berdasakan pendapat para ahli di atas belajar dapat diartikan bukan

suatu melainkan suatu proses perubahan tingkah laku dari dalam diri

siswa secara bekelanjutan yaitu dari tahapan ke tahapan selanjutnya

sesuai dengan perkembangannya guna membentuk kepribadian diri

seutuhnya. Perubahan yang dimaksud tersebut relatif permanen dan

tetap pada untuk waktu yang cukup lama.oleh karena itu sangat

dibutuhkan teori-teori belajar.

Page 38: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

20

b. Teori belajar

Penjelasan untuk memahami belajar dinamakan dengan teori belajar.

Teori belajar merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya

belajar atau bagaimana informasi diperoleh siswa kemudian bagaimana

informasi itu diproses dalam pikiran siswa. Ada beberapa teori belajar

yaitu teori behavioristik, konstruktivistik, dan humanistik.

1) Teori Behavioristik

Manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam

lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar.

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adaya interaksi

antara stimulus dan respon yang akan diamati.

Menurut Warsita (2008: 67) dalam menerapkan teori behavioristik ini

yang terpenting adalah para guru, perancang pembelajaran, dan

pengembang program- program pembelajaran harus memahami

karakteristik peserta didik dan karakteristik lingkungan belajar agar

tingkat keberhasilan peserta didik selama kegiatan pembelajaran dapat

diketahui.

Berdasarkan teori ini, yang terpenting adalah masukan atau input

yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.

Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru kepada siswa

misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara–cara

tertentu, untuk membantu belajar siswa. Sedangkan respons adalah

reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh

guru tersebut. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori

Page 39: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

21

behavioristik adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.

Teori behavioristik ini menggambarkan bahwa belajar merupakan

pemberian stimulus-stimulus dan kemudian akan menimbulkan

perubahan yaitu tingkah laku, baik itu berubah menjadi baik

maupun berubah menjadi buruk yang didasari pada kebiasaan.

Terdapat enam konsep pada teori Skinner, yaitu:

a) penguatan positif dan negatif,

b) shapping, proses pembentukan tingkah laku yang makin

mendekati tingkah laku yang diharapkan,

c) pendekatan suksesif, proses pembentukan tingkah laku yang

menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga respons

pun sesuai dengan yang diisyaratkan,

d) extinction, proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari

ditiadakannya penguatan,

e) chaining of response, respons dan stimulus yang berangkaian

satu sama lain,

f) jadwal penguatan, variasi pemberian penguatan: rasio tetap dan

bervariasi, interval tetap dan bervariasi (Huda,2014: 28)

Pada teori belajar ini juga guru berperan penting karena guru

memberikan stimulus untuk menghasilkan respon sebanyak-

banyaknya. Sehingga diperlukan kurikulum yang dirancang dengan

menyusun pengetahuan yang ingin menjadi bagian- bagian kecil yang

ditandai dengan suatu keterampilan tertentu.

Pada model pembelajaran open ended problems diberikan stimulus

berupa suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran

sehingga dapat dilihat sejauh mana respon dari siswa.

2) Teori Konstruktivistik

Pengetahuan bukan merupakan kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang

sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang

terhadap objek, pengalaman, ataupun lingkungannya. Oleh karena itu,

Page 40: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

22

dalam belajar harus diciptakan lingkungan yang mengundang atau

merangsang perkembangan kognitif/otak peserta didik. Pembelajaran

kontruktivistik adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada proses

dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam

mengkonstruksi pengalaman.

Piaget dalam Siregar (2014: 39) mengemukakan bahwa pengetahuan

merupakan ciptaan manusia yang dikontruksikan dari pengalamannya,

proses pengalaman berjalan secara terus menerus dan setiap kali

terjadi rekontruksi karena adanya pemahaman yang baru. Dalam

teori kontruktivisme, belajar adalah suatu proses pembentukan

pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh peserta didik sendiri.

Maka peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep dan memberi makna sesuatu yang dipelajari.

Berdasarkan teori di atas jelas bahwa teori belajar konstruktivistik sejalan

dengan komponen model pembelajaran Problem terbuka (open ended)

karena dalam pembelajarannya lebih mengutamakan proses yang akan

membentuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam pikir siswa.

Pembelajaran ini melatih kreativitas, kognitif tinggi, komunikasi-

interaksi, dan sosialisasi siswa.

3) Teori Humanistik

Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus

berusaha agar lambat laun dia mampu mencapai aktualisasi diri dengan

sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari

Page 41: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

23

sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Menurut teori ini, tujuan pembelajaran adalah untuk memanusiakan

manusia.

Menurut Hubermas belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan

lingkungan maupun dengan sesama manusia. Menurut Rogers, siswa

yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas,

siswa diharapkan dapat mengambil keputusan sendiri dan berani

bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri

(dalam Siregar, 2014: 36-37).

Teori ini menekankan pada proses interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran

agar belajar lebih bermakna dan dapat memunculkan inisiatif.

Sehingga siswa mampu mengambil keputusan dan

mempertanggungjawabkan kebenarannya dalam arti tidak hanya mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapinya tetapi juga memahami hasil

dari proses interaksi tersebut.

Pada model pembelajaran Problem terbuka (open ended) siswa dituntut

untuk mampu berinteraksi dan bekerjasama dengan anggota kelompok

yang lain untuk memecahkan masalah. Dalam teori humanistik siswa

dikatakan berhasil apabila telah memahami dirinya sendiri dan

lingkungannya sehingga dapat membagi perannya secara merata dalam

kelompok.

3. Model Pembelajaran Problem Terbuka (Open Ended)

Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan open ended adalah

pembelajaran yang menggunakan masalah open ended yang mengarahkan

siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara yang mampu

Page 42: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

24

meningkatkan potensi dalam menemukan sesuatu yang baru.

Hannafin dkk (dalam Huda, 2014: 278) mengatakan bahwa pembelajaran

open ended problems merupakan proses pembelajaran yang didalamnya

tujuan dan keinginan individu/siswa dibangun dan dicapai secara terbuka.

Shoimin (2014: 104) pembelajaran dengan masalah terbuka artinya

pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan

berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Pembelajaran ini melatih

dan menumbuhkan kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-

interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk

berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang

bervariasi dalam memperoleh jawabannya dan mengetahui proses

mencapai jawaban tersebut.

Model pembelajaran open ended problems mempunyai ciri-ciri, hal ini

dikemukakan oleh Sawada (dalam Shoimin, 2014: 110) bahwa:

“Ciri penting dari masalah open ended problems adalah terjadinya

keleluasaan siswa untuk memakai sejumlah metode dan segala

kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan

masalah. Artinya open ended diarahkan untuk menggiring tumbuhnya

pemahaman atas masalah yang diajukan oleh guru. Bentuk-bentuk soal

yang dapat diberikan melalui pendekatan open ended terdiri dari tiga

bentuk, yaitu: (1) soal untuk mencari hubungan, (2) soal mengklasifikasi,

(3) soal mengukur.”

Model open ended problems menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa

untuk menginvestigasikan berbagai strategi dan cara yang diyakini

sesuai dngan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Hal ini

bertujuan agar berpikir melalui kegiatan kreatif, siswa dapat berkembang

secara maksimal.

Sintaks pembelajaran open ended problems menurut Shoimin

(2014: 111-112) adalah sebagai berikut.

a. Pendahuluan Siswa menyimak motivasi yang diberikan oleh guru bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan

sehari-hari sehingga mereka semangat untuk belajar. Kemudian

siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru agar diketahui

Page 43: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

25

pengetahuan awal mereka terhadap konsep- konsep yang akan

dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang.

2) Siswa mendapat pertanyaan open ended problems.

3) Siswa berdiskusi bersama kelompok mereka masing- masing

mengenai penyelesaian dari pertanyaan open ended problems

yang telah diberikan oleh guru.

4) Setiap kelompok siswa dengan perwakilannya, mengemukakan

pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara

bergantian.

5) Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban-

jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar mana yang

lebih efektif.

6) Siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Kemudian

kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.

c. Evaluasi

Setelah berakhir kegiatan belajar mengajar, siswa mendapat tugas

perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan open ended

problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Model pembelajaran open ended problems memiliki kelebihan dan

kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

open ended problems, yaitu:

Kelebihan model pembelajaran open ended problems menurut

Shoimin (2014: 112) adalah sebagai berikut.

1) Siswa berpatisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

2) Siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif.

3) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri.

4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan.

5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam

menjawab permasalahan.

Kekurangan model pembelajaran open ended problems menurut

Shoimin (2014: 112) adalah sebagai berikut.

1) Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa bukan

pekerjaan yang mudah.

2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat

sulit sehingga banyak yang mengalami kesulitan bagaimana merespons

permasalahan yang diberikan.

Page 44: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

26

3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau

mencemaskan jawaban mereka.

4) Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar

mereka tidak menyenangkan karena sulit yang dihadapi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka seorang guru dalam menerapkan

model pembelajaran open ended harus kreatif dalam membuat

pertanyaan open ended yang mampu mengarahkan siswa untuk

menggunakan keragaman cara atau metode penyelesaian sehingga sampai

pada suatu jawaban yang diinginkan.

4. Model Pembelajaran Probing Promting

Menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan dan pemeriksaan,

sementara prompting adalah mendorong atau menuntun. Pembelajaran

probing prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian

pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga

dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan

dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

Pembelajaran Probing Prompting sangat erat kaitannya dengan

pertanyaan. Pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini

disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang

bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang

bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban

berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan.

Suherman (2001 : 160). Probing question dapat memberikan motivasi

kepada siswa untuk lebih memahami secara mendalam suatu masalah

hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Proses pencarian dan

penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta didik berusaha

menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya

Page 45: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

27

dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.

Model pembelajaran ini menggunakan tanya jawab yang dilakukan dengan

menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus

ikut berpartisipasi aktif, sehingga siswa tidak dapat menghindar dari proses

pembelajaran, karena setiap saat siswa dapat dilibatkan dalam proses tanya

jawab. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran probing

prompting, akan terjadi suasana tegang di dalam kelas namun, suasana

tegang demikian bisa dikurangi dengan guru memberi serangkaian

pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada

yang lembut. Pembelajaran harus disertai dengan canda, senyum dan

tertawa sehingga menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Perlu diingat

bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah

ciri siswa sedang belajar dan telah berpartisipasi.

Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan

dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer, W. J,

1985:2).

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends,

model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual

Page 46: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

28

yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai

prinsip atau teori pengetahuan. Joyce & Weil berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di

kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980:1).28

Melalui model

pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi,

ide, ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.

Model pembelajaran selalu bermula dari keinginan untuk memenuhi

kebutuhan siswa. Jika spesifikasi perkakas komputer selalu meningkat

untuk mencapai kebutuhan desain dan gaming, maka begitu pula

spesifikasi pembelajaran dan pengajaran akan meningkat seiring

kebutuhan siswa yang semakin beragam. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah pola pilihan untuk guru merancang bahan

pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Terdapat dua aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam pembe-

lajaran probing prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas

berpikir dan aktivitas fisik yang berusaha membangun pengetahuannya,

serta aktivitas guru yang berusaha membimbing siswa dengan meng-

gunakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan pemikiran tingkat rendah

sampai pemikiran tingkat tinggi Suherman (2001 : 55).

Menurut Rusman (2012: 136) Ciri-ciri Model Pembelajaran kooperatif tipe

probing promting mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert

Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk

melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misal model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3) Menjadi pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-

langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3)

sistem sosial; dan (4) sistem pendukung. Ke empat bagian tersebut

Page 47: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

29

merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model

pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

Dampak tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil

belajar yang dapat diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar

jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilih.

Langkah-langkah pembelajaran probing prompting dijabarkan melalui

enam tahapan teknik probing (Sudarti, 2008 : 14) yang dikembangkan

dengan prompting adalah sebagai berikut.

a. Siswa dihadapkan pada situasi baru, misalkan dengan memper-

hatikan gambar atau situasi lainnya yang mengandung perma-

salahan.

b. Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran atau indikator kepada seluruh siswa.

c. Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan

d. diskusi kecil dalam merumuskannya.

e. Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.

f. Jika jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada

siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa

seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

Namun jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam hal

ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam,

maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang

jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawab. Lalu

dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada

tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan

sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang

dilakukan pada langkah ini sebaiknya diajukan pada beberapa

siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh

kegiatan probing prompting.

g. Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda

untuk lebih menekankan bahwa indikator tersebut benar-benar

telah dipahami oleh seluruh siswa.

Page 48: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

30

Pola umum dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik probing

melalui tiga tahapan (Rosnawati, 2008: 24), yaitu sebagai berikut.

Kegiatan awal : Guru menggali pengetahuan prasyarat yang

sudah dimiliki siswa dengan menggunakan teknik

probing. Hal ini berfungsi untuk introduksi, revisi

dan motivasi.

Kegiatan inti : pengembangan materi maupun penerapan materi

dilakukan dengan menggunakan teknik probing.

Kegiatan akhir : teknik probing digunakan untuk mengetahui keberhasilan

siswa dalam belajarnya setelah siswa selesai melakukan kegiatan inti yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Model pembelajaran Probing Promting cocok diterapkan pada suatu topik

yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman

yang dialami sendiri. Berdasarkan teori mengenai model pembelajaran

probing promting tersebut, jelas bahwa model pembelajaran probing

promting dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih

bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan

dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. sehingga peserta didik

menjadi lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan penge-

tahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar peserta didik

dapat tertanam dalam jangka waktu yang cukup lama.

Proses perkembangan kognitif yang terjadi pada anak adalah proses

asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi merupakan penyesuaian atau

mencocokan informasi yang baru dengan apa yang telah diketahui.

Sedangkan proses akomodasi adalah anak menyusun dan membangun

kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga

Page 49: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

31

informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Proses yang

terjadi secara asimilasi dan akomodasi merupakan perkembangan

skemata. Perkembangan semata tersebut membentuk suatu pola penalaran

tertentu dalam pikiran anak. Kemudian jika dilihat dari fase pembelajaran,

terlihat adanya proses interaksi antara siswa dalam pembelajaran,

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara

berkelompok dalam menemukan dan memecahkan masalah. Pertukaran

gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran, walaupun

penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat

distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman setingkat.

Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran

probing prompting ini, kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik

daripada pembelajaran secara konvensional, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dan hasil belajar peserta didik.

5. Mata Pelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang

diberikan pada jenjang SMP/Mts yang disesuaikan dengan berbagai

kajian sosial yang berkembang di masyarakat. Pengetahuan sosial ini

mengkaji gejala-gejala yang berhubungan dengan masyarakat dan

lingkungannya.

Menurut Fajar (2009: 114) ilmu pengetahuan sosial merupakan

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun

dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan

pada pengalaman lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan

diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Page 50: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

32

Menurut Supriyatna dkk (2009: 3) menyatakan pendidikan IPS merujuk

pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan

manusia. Aktivitas manusia yang dimaksud dilihat dari dimensi meliputi

masa lalu, sekarang, dan masa depan, hubungan dan interaksinya

dengan aspek keruangan atau geografis, memenuhi kebutuhan

hidupnya dalam dimensi arus produksi, distribusi dan konsumsi, serta

membentuk seperangkat peraturan sosial dan menjaga pola interaksi

sosial antar manusia dan bagai- mana cara manusia memperoleh dan

mempertahankan suatu kekuasaan. Kajian IPS adalah segala aktivitas

dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang hakikatnya sebagai mahluk

sosial (homo socius).

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dijelaskan bahwa IPS di SMP merupakan kajian yang wajib

dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, antara lain

mencakup geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dimaksud untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Pada jenjang tingkatan SMP/MTs ada beberapa karakteristik yang

menjadi konsistensi yaitu menurut Trianto (2012: 138) antara lain.

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, pendidikan

dan agama.

b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang

dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau

topik (tema) tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga

menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan

pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut

berbagai peristiwa dan perubahan kehidupan berbagai masyarakat

dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan

lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya

perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan,

kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

Menurut Fajar (2009: 114) fungsi dan tujuan pengetahuan sosial di SMP

dan MTs adalah sebagai berikut.

1. Fungsi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP dan MTs

adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keteramilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat

direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara

Page 51: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

33

Indonesia.

2. Tujuan mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SMP dan MTs

adalah: (1) Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian,

kegeografiaan, keekonomian, kesejarahan, dan kewarga- negaraan,

(2) Mengembangkan kemampuan berpikir, inkuiri, pemecahan

masalah, dan keterampilan sosial, (3) membangun komitmen dan

kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan, (4) meningkatkan

kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang

majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.

Kemudian Hasan dalam Supriyatna dkk (2009: 5), mengatakan bahwa

tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu:

Pengembangan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa,

tanggungjawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta,

pengembangan diri sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada

pengembangan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan

kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu sosial. Tujuan kedua

berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat.

Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi

siswa baik dirinya, masyarakat, maupun ilmu.

Berdasarkan teori di atas dapat dilihat bahwa IPS berusaha mengkaitkan

ilmu teori dengan fakta atau kejadian yang dialami sehari-hari.

Menyiapkan siswa dalam menghadapi masalah sosial di masyarakat.

Keberadaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangatlah penting

bagi perkembangan sosial anak. Adapun manfaat IPS menurut Nurjanah

(2012: 23) meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna

dalam kehidupan masyarakat.

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengiden- tifikasi,

menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta

berbagai keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,

dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian

kehidupan yang tidak terpisahkan.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

Page 52: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

34

kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu

teknologi.

Berdasarkan uraian tersebut, IPS Terpadu dirancang untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar mampu menyelesaikan

masalah yang ada dalam kehidupannya dan membentuk karakter peserta

didik guna menjadi pribadi yang baik dan bermartabat. Ilmu Pengetahuan

Sosial melatih keterampilan sosial peserta didik dalam menjalin

komunikasi dan kerjasama dalam kehidupan berma- syarakat. IPS juga

membekali peserta didik agar lebih selektif dalam memanfaatkan

kecanggihan teknologi.

B. Penelitian yang Relevan

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Ni Pt.Rika

Ardiyanti (2013)

Model

Pembelajaran

Matematika

Berorientasi Open

Ended Problem

Terhadap

Kemampuan

Berfikir Kreatif

Siswa Pada Mata

Pelajaran

Matematika Kelas

IV SD Negeri 8

Bandar Anyar.

Hasil uji-t menunjukkan

bahwa T hitung = 10, 43, T

tabel = 1,67 dan db = n1 + n2

– 2 = 73 dengan taraf

signifikansi 5%. Oleh karena

Thitung > T tabel maka H0

ditolak dan Ha diterima. Hal

ini berarti bahwa model

pembelajaran Matematika

berorientasi open-ended

problem berpengaruh positif

terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa, dibandingkan

dengan model pembelajaran

konvensional.

Page 53: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

35

2. Fika Putri

Kadarningtyas

(2015)

Pengaruh softskills

dan ekstrakulikuler

komputer terhadap

hasil belajar mata

pelajaran

keterampilan

komputer dan

pengelolaan

informasi

Hasil penelitian menunjukan

yang menunjukkan bahwa

ada peningkatan secara

signifikan soft skill siswa

yang ditunjukan oleh nilai

koefisien determasi yaitu

72.2%.

3. Sarimaya (2013) Peningkatan soft skill

siswa SMP dalam

pembelajaran IPS

melalui

pengembangan model

pembelajaran

kooperatif

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada

peningkatan secara

signifikan soft skill siswa

dengan adanya

pengembangan model

pembelajaran kooperatif.

4. Haryanto (2015) Penerapan model

pembelajaran

kooperatif tipe

probing prompting

untuk meningkatkan

keaktifan peserta

didik

menunjukkan bahwa

Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe

probing prompting dapat

meningkatkan keaktifan

peserta didik sebanyak 50%

dengan rincian pada pra siklus

siswa yang aktif sebanyak

28% meningkat menjadi 53%

pada siklus I, dan meningkat

menjadi 78% pada siklus II.

C. Kerangka Pikir

Banyak pendidik yang hanya memperhatikan hasil belajar ranah kognititf

saja dan kurang memperhatikan hasil belajar ranah aspek afektif siswa

mengenai soft skill siswa. Upaya melatih soft skill siswa dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa saling

bekerjasama, berkomunikasi, dan berbagi pengetahuan dengan teman

yang lain serta mulai belajar untuk menyampaikan pendapatnya. Pada

Page 54: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

36

model pembelajaran kooperatif ini diharapkan siswa dapat

mengembangkan soft skillnya.

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran Open Ended Problems

dan Probing Promting. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini

adalah soft skill siswa dalam mata pelajaraan IPS Terpadu.

1. Perbedaan Antara Soft Skill Siswa Yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Open Ended

Dibandingkan Dengan Yang Pembelajarannya Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing Promting Pada

Mata Pelajaran IPS Terpadu.

Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan

bersama. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam

pendidikan adalah falsafah homo socius, yang menekankan bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang

sangat penting bagi kelangsungan hidup. Pembelajaran kooperatif

merupakan model pezmbelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok

kecil, saling membantu dan memahami materi, menyelesaikan tugas atau

kegiatan lain agar semua mencapai hasil belajar yang tinggi. Ada beberapa

tipe pembelajaran kooperatif, diantaranya tipe Open Ended dan Probing

Promting. Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah- langkah

yang berbeda namun tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok

yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru hanya sebagai

fasilitator.

Shoimin (2014: 104) pembelajaran dengan masalah terbuka artinya

pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan

berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Pembelajaran ini melatih

Page 55: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

37

dan menumbuhkan kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-

interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk

berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang

bervariasi dalam memperoleh jawabannya dan mengetahui proses

mencapai jawaban tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan langkah langkah sebagai berikut :

a) siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang tiap kelompok.

b) siswa mendapatkan pertanyaan Open ended Problems.

c) siswa berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing mengenai

penyelesaian dari pertanyaan Open Ended Problems yang telah diberikan

oleh guru.

d) setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan

pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian.

e) siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban-jawaban yang

telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.

f) Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari,

dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Probing Promting lebih menekankan

probing adalah penyelidikan, pemeriksaan dan prompting adalah

mendorong atau menuntun.

Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru

menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan

menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan

tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang

dipelajari (Suherman, 2008:6). Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-

prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian

pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Langkah-langkah pembelajaran probing prompting dijabarkan melalui

tujuh tahapan teknik probing (Sudarti, 2008:14) yang dikembangkan

dengan prompting adalah sebagai berikut:

1. Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan

memperhatikan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung

permasalahan.

Page 56: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

38

2. Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa

untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam

merumuskannya.

3. Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.

4. Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa

untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam

merumuskannya.

5. Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.

6. Jika jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa

lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa

terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun jika siswa

tersebut mengalami kemacetan jawab dalam hal ini jawaban yang

diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk

jalan penyelesaian jawab. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang

menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat

menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator.

Pertanyaan yang dilakukan pada langkah keenam ini sebaiknya

diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat

dalam seluruh kegiatan probing prompting.

7. Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk

lebih menekankan bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah

dipahami oleh seluruh siswa.

2. Model Pembelajaran Probing Promting lebih efektif dari pada

model pembelajaran Open Ended dalam Meningkatkan Soft Skill

siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu Siswa kelas VII SMP

Negeri 14 Bandar Lampung

Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara

guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan

menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan

pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru

yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:6).

Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi

pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan.

Page 57: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

39

Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat

pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah

pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih

lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas

jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta

beralasan (Suherman dkk, 2001:160).

Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk memahami lebih

mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju.

Proses pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta

didik berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang

telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.

Terdapat dua aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam

pembelajaran probing prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi

aktivitas berpikir dan aktivitas fisik yang berusaha membangun

pengetahuannya, serta aktivitas guru yang berusaha membimbing

siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan

pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi (Suherman,

2001:55).

Gambar 1. Paradigma Penelitian.

Model Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Open

Ended

Soft Skill

Aktifitas

belajar

Tipe Probing

Promting

Page 58: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

40

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Ada perbedaan Model pembelajaran kooperatif tipe Open Ended dan

kooperatif tipe Probing Promting dapat meningkatkan soft skill siswa

dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 14 Bandar Lampung.

2. Model Pembelajaran Probing Promting Lebih efektif dari pada model

Open Ended dalam meningkatkan Soft Skill Siswa di kelas VII SMP

Negeri 14 Bandar Lampung.

Page 59: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

41

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimental semu

(quasi eksperimental design). Penelitian eksperimen semu dapat diartikan

sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Bentuk penelitian ini

banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan

subjek yang diteliti adalah manusia, (Sukardi, 2009:16).

1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, diketahui desain variabel yang belum dimanipulasi

(model pembelajaran Probing Promting dan Open Ended) disebut variable

eksperimental (X1), sedangkan variabel bebas yang kedua disebut variable

kontrol (X2) dan variabel terikat (Y) adalah soft skill siswa. Kelompok

sampel ditentukan secara random dan diperoleh kelas VII.I sebagai kelas

Kontrol yang melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Open

Ended dan kelas VII.E sebagai kelas Eksperimen melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Probing Promting. Desain penelitian

digambarkan sebagai berikut:

Page 60: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

42

Tabel 2. Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Perlakuan Postest

KE Open Ended X Probing Promting O1

KE Probing Promting X Open Ended O1

KE Open Ended : Kelompok kontrol metode Open Ended

KE Probing Promting : Kelompok eksperimen metode Probing Promting

X1 : Perlakuan dengan perlakuan metode Open Ended

X2 : Perlakuan dengan perlakuan metode Probing Promting

O1 : Pemberian pretest

O2 : Pemberian posttest

Melalui desain ini setelah dilakukan model pembelajaran akan berdampak

pada observasi sesudah perlakuan (O1) disebut posttest. Penelitian ini

dilakukan pada mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan observasi pendahuluan untuk melihat permasalahan di

lapangan yang akan diteliti.

b. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi IPS Terpadu untuk

mengetahui beberapa permasalahan yang ada serta untuk mengetahui

jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai

sampel dalam penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster

random sampling. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan cara diundi kemudian menyusun rancangan penelitian.

Page 61: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

43

d. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

e. Pada kelas eksperimen, guru menggunakan model Open Ended. Guru

hanya sebagai fasilitator. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara acak. Guru membagi materi pelajaran dan soal di tiap

kelompok yang akan dibahas kemudian tiap kelompok. Dalam satu

kelompok masing-masing anggota mendapat materi yang berbeda-beda

(kelompok heterogen). Guru kemudian menginstruksikan kepada siswa

dengan materi yang sama untuk berkumpul membentuk satu kelompok

yang sama (homogen), inilah yang disebut dengan kelompok ahli atau

tim ahli. Setelah membentuk kelompok baru (homogen) siswa saling

berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai materi yang sama.

Selanjutnya, para anggota tim ahli kembali ke kelompok asalnya

(heterogen) dan menjelaskan kembali materi yang didapat kepada

anggota kelompok asal. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa

secara individual untuk mengetahui penguasaan materi siswa.

Selanjutnya diskusi terbuka sementara guru memberikan penguatan.

f. Pada kelas kontrol, guru menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Probing Promting. Guru menjelaskan materi ajar. Membentuk

kelompok yang anggotanya 4-5 orang siswa secara heterogen.

Kemudian guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran. Guru menginstruksikan siswa bekerja sama saling

membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan

terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. Setelah selesai

Page 62: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

44

memberikan tanggapan terhadap wacana yang diberikan kemudian

setiap kelompok mempresentasikan /membacakan hasil diskusi

kelompoknya. Kelompok lain bebas memberikan tanggapan serta

pertanyaan kepada kelompok persentasi. Setelah diskusi selesai guru

dan siswa membuat kesimpulan bersama.

g. Pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 7-8 kali

pertemuan.

h. Melakukan penilaian melalui lembar observasi untuk mengukur soft

skill siswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Di SMP

Negeri 14 Bandar Lampung yang terdiri dari 10 kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitiaan ini dilakukan dengan teknik cluster

random sampling. Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 10

kelas, yaitu VIIa,VIIb,VIIc,VIId,VIIe,VIIf,VIIg,VIIh,VIIi,VIIj. Dari hasil

teknik cluster random sampling diperoleh kelas VIIe dan VIIi , sebagai

Page 63: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

45

sampel kemudian kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengundian diperoleh kelas VIIe

sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model Probing Promting

dan kelas VIIi sebagai kelas kontrol yang menggunakan model Open

Ended. Jumlah keseluruhan sampel adalah 60 siswa dengan rincian kelas

VIIe sebanyak 30 siswa, dan kelas VIIi sebanyak 30 siswa.

C. Variabel Penelitian

Penelitan ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent), variabel terikat (dependent).

1.Variabel bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Open Ended sebagai kelas Kontrol (X1)

dan model pembelajaran kooperatif tipe Probing Promting sebagai

kelas Eksperimen (X2).

2 .Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan

diukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya

bergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya

adalah Soft Skill.

D. Definisi Konseptual

Soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan

orang lain (interpersonal skill) dan keterampilan dalam mengatur dirinya

sendiri (intrapersonal skill) yang sangat menentukan keberhasilan

Page 64: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

46

seseorang yang wujudnya antara lain berupa kerja keras, eksekutor,

visioner, dan disiplin.

E. Definisi Oprasional

Soft Skill

Soft skill adalah kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal

yang dimiliki seseorang yang merupakan keterampilan yang menandai

kesuksesan siswa dan kepribadian diri, kekuatan mental, nilai, dan

gambaran diri yang efektif pada siswa untuk mencapai kesuksesan dalam

belajar. Dengan kata lain, soft skill merupakan kemampuan diluar

kemampuan teknis dan akademis yang lebih mengutamakan kemampuan

pribadi seseorang dalam bersosialisasi, berkomunikasi, kemampuan

beradaptasi, dan mengelola diri sendiri dan mengelola orang lain.

Indikator yang digunakan untuk mengukur soft skill pada penelitian ini

yaitu kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kejujuran,

kemampuan menyelesaikan masalah , toleransi, dan tanggung jawab.

Salah satu alat ukur untuk mengukur soft skill yaitu dengan menggunakan

rubrik yang digunakan untuk membuat lembar observasi. Skala

pengukuran yang digunakan yaitu skala interval.

Page 65: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

47

Tabel 3. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Soft Skill

No

Variabel Definisi

Operasional

Dimensi

Indikator Skala

Pengukuran

1. Soft Skill Salah satu

keterampilan

yang menandai

kesuksesan

siswa dan

kepribadian diri,

kekuatan mental,

nilai, dan

gambaran diri

yang

efektif pada

siswa untuk

mencapaikesuk

sesan dalam

belajar.

1.Kecerdasan interpersonal

2.Kecerdasan

intrapersonal

1) Kemampuan bekerjasama

2) Kemampuan

berkomunikasi

3) Kemampuan

menyelesaikan

masalah

4) Toleransi

5) Tangung jawab

6) Kejujuran

Interval

F. Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Sudjarwo, 2009:

161). Hadi dalam Sugiyono (2010: 203), mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan untuk

mengetahui soft skill siswa dengan menggunakan lembar observasi.

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

langsung tentang kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 14

Bandar Lampung.

Page 66: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

48

G. Uji Persyaratan Instrumen

Menurut Sudarmanto (2005: 104-123), untuk menggunakan analisis T-test

Dua Sampel untuk sampel independent selain diperlukan data yang

interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan

homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas data sampel dalam penelitian ini menggunakan

uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Dimana dinyatakan

data normal apabila nilai signifikansi (assymp. Sig) > nilai alpha yang

digunakan yaitu 5%. Adapun rumus nya sebagai berikut.

Keterangan

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

Xi = Nilai Siswa

Rumus hipotesis yaitu

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

Page 67: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

49

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan

statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan

untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang homogen

atau tidak. Untuk mencari homogenitas digunakan rumus Levene

Statistik yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut:

( )∑ ( ̅ ̅ )

∑ ∑ ( ̅ )

Dimana:

n = jumlah observasi

k = banyaknya kelompok

YT = rata-rata dari kelompok ke i

Zt = rata-rata kelompok dari Zi

Z = rata-rata menyeluruh (overall mean) dari Zij

Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan

hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data populasi bervarians homogen

Ha : Data populasi tidak bervarians homogen

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini

harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya.

Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.

1) Terima Ho apabila nilai significancy> 0,05

Page 68: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

50

2) Tolak Ho apabila nilai significancy< 0,05 (Sudarmanto, 2005 :

123).

H. Teknik Analisis Data

1. t-Test dua sampel Independen

Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian

hipotesis komparatif dua sampel independent.

t =

(separated varian)

t =

√( ) ( )

(

)

(polled varian)

Keterangan:

X1 = rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran GI

X2 = rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran TGT

S12 = varian total kelompok 1

S22 = varian total kelompok 2

n1 = banyaknya sampel kelompok 1

n2 = banyaknya sampel kelompok 2

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:

a. apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya

sama atau tidak,

b. apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk

menjawab itu perlu pengajian homogenitas varian.

Page 69: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

51

Berdasarkan dua hal di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk

memilih rumus t-test.

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka dapat

menggunakan rums t-test baik sparated varians maupun pooled varians

untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya

dk = n1 + n2 – 2

2) Bila n1 ≠ n2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan

poled varians, dengan dk = n1 + n2 – 2.

3) Bila n1 = n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test

dengan polled varians maupun sparated varians, dengan dk = n1 – 1 atau

n2 – 1, jadi dk bukan n1 + n2 – 2.

4) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen, untuk ini digunakan rumus t-

test dengan sparated varians, harga t sebagai pengganti harga t-tabel

hitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = (n1 – 1) dibagi dua

kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.

2. Efektivitas Model

Keefektifan model pembelajaran akan sulit diukur dari proses

pembelajaran karena ada banyak hal yang perlu diamati. Cara yang

paling mungkin dilakukan adalah mengukur peningkatan sejauh mana

target tercapai dari awal sebelum perlakuan (tes kemampuan awal)

hingga target hasil belajar setelah diberi perlakuan (post test). Target

yang ingin dicapai tentunya 100% materi dikuasai siswa, dan minimal

telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Untuk menguji

efektivitas antara model pembelajaran Open Ended dan Probing

Page 70: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

52

Promting.

digunakan perhitungan manual yaitu dengan rumus efektivitas N-

Gain sebagai berikut.

N-Gain = skor postest – skor tes kemampuan awal

skor maksimum – skor Tes Kemampuan Awal

(Sundaya, 2014: 45)

Keterangan:

N-Gain = Gain yang ternormalisir

Pre test = Nilai awal pembelajaran

Post test = Nilai akhir pembelajaran

Kriteria Indeks Gain :

a. Skor (g) ≥0,70 kategori tinggi.

b. Skor 0,30 ≤(g) ≥0,70 kategori Sedang.

c. Skor (g) > 0,30 kategori Rendah.

Page 71: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

53

I. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan dua pengujian hipotesis, yaitu:

1. Rumusan hipotesis menggunakan rumus T-test:

Ho = μ1= μ2

Ha= μ1≠ μ2

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

Tolak H0 apabila thitung < ttabel

Terima H1 apabila thitung > ttabel

Hipotesis diuji menggunakan rumus T-test.

2. Efektivitas Model

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan pembelajaran mana yang

lebih efektif antara pembelajaran dengan model pembelajaran

pembelajaran Open Ended dan Probing Promting sebagai berikut.

a. Apabila efektivitas > 1 maka tedapat perbedaan efektivitas dimana

pembelajaran dengan model Open Ended dinyatakan lebih efektif

daripada pembelajaran dengan model Probing Promting.

b. Apabila efektifitas = 1 maka tidak terdapat perbedaan

efektivitas antara pembelajaran model Open Ended dan model

Probing Promting.

c. Apabila efektivitas < 1 maka terdapat perbedaan efektivitas

pembelajaran dengan model Open Ended dinyatakan lebih efektif

daripada pembelajaran dengan model Probing Promting.

Page 72: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

92

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan rata-rata Soft skill antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Probing Promting

dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Open Ended pada mata pelajaran IPS Terpadu. Perbedaan Soft skill siswa

dapat terjadi karena adanya penggunaan model pembelajaran yang berbeda

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Model Pembelajaran Probing Promting Lebih efektif dari pada model

Open Ended dalam meningkatkan Soft Skill Siswa di kelas VII SMP

Negeri 14 Bandar Lampung.

Page 73: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

93

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dalam melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu dapat menggunakan

model pembelajaran kooperatif seperti model pembelajaran Open Ended

dan Probing Promting khususnya untuk meningkatkan Soft skill siswa.

2. Untuk meningkatkan Soft skill siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu

dapat menggunakan model pembelajaran Probing Promting karena model

pembelajaran Probing Promting lebih efektif dibandingkan dengan model

Open Ended.

Page 74: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti. Rika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Berorentasi OpenEnded Problem Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa pada MataPelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 8 Bandar Anyar. Skripsi. JurusanPendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Ganesha.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Casmini. 2007. Emotional Parenting. Yogyakarta: P_idea.

Elfindri, et al. 2010.Soft Skills untuk Pendidik. t.k.: Baduose Media.

Fani Setiani, Rasto. 2016. Mengembangkan Soft Skill Siswa Melalui ProsesPembelajaran. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1),170- 176.http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper),

Goleman, Daniel. 2016. Emotional Intelligennce. Jakarta. PT Gramedia PustakaUtama.

Hartika, Yeni. 2016. Perbandingan Soft Skill antara siswa yang pembelajarannyamenggunakan model Tipe Jigsaw II, Team Assisted Individualization dan TariBambu Pada Mata pelajaran IPS Terpadu. Skripsi. Universitas Lampung

Haryanto 2015. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe probing promptinguntuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Skripsi. UIN

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:PustakaPelajar.

Hurlock, Elisabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :Erlangga

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Isjoni, H. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan KecerdasanKomunikasi Antara Peserta Didik. Yogyakarta: PustakaPelajar

Muqowim. 2012. Pengembangan Soft Skill Guru.Yogyakarta: Pedagogja.

Riyanto, Yatim. 2010. “Paradigma Baru Pembalajaran”: Sebagai Referensi BagiPendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif DanBerkualitas. Jakarta: Kencana prenada media grup.

Page 75: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL DENGAN MODEL …digilib.unila.ac.id/31840/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · studi perbandingan soft skill dengan model pembelajaran problem terbuka

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.Rusman, Teddy. 2013. Modul Statistik Ekonomi. Bandarlampung.

Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana.

Sarimaya 2013. Peningkatan soft skill siswa SMP dalam pembelajaran IPS melaluipengembangan model pembelajaran kooperatif. Skripsi. UNJ

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta. Graha Ilmu

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis ModelPembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: KencanaPrenada Media Group

Sudarti, T. (2008). Perbandingan Kemampuan Penalaran Adatif Siswa SMPAntara yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Teknik Probingdengan Metode Ekspositori. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPIBandung: tidak diterbitkan.

Sarimaya 2013. Peningkatan soft skill siswa SMP dalam pembelajaran IPSmelalui pengembangan model pembelajaran kooperatif. Skripsi. UNJ

Sucipta, I. N. 2009. Holistik Soft Skills. Denpasar: Udayana University Press.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem PendidikanNasional. Sinar grafika: Jakarta.

http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/LPMPTBUKUDIKTI/BUKU%20SOFTSKILL.pdf, diunduh.pada,pkl10.00,senin.14-12-2015

http://nataliasabatani.blogspot.com/2015/07/hubungan-pola-asuh-orangtua-

terhadap.html. pkl 01.00, sabtu. 13 agustus 2016