6
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Setelah produksi, kemudian mati. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2m. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi ajir dari turus bambu atau turus kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (Wilson and Walter, 1967). Klasifikasi buah tomat menurut Wilson dan Walter (1967), tomat termasuk dalam divisi spermatophyta (tanaman berbiji), subdivisi angiospermae (biji berada dalam buah), kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, familia solanaceae, genus lycopersicon dan spesies Lycopersicon esculentum var. cerasiforme. Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh vertikal menembus kedalam tanah dan horizontal berupa akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping. Daerah perakarannya dapat mencapai 1.5 m sedangkan ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada kondisi lingkungan yang optimum. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika ditanam pada lahan yang gembur dan porous (Wilson and Walter, 1967). Batang tanaman tomat mudah patah sewaktu masih muda sedangkan setelah tua menjadi keras hampir berkayu, persegi dan seluruh permukaan batangnya berbulu halus. Tanaman tomat cherry memiliki pertumbuhan batang indeterminate, dimana pertumbuhan batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian bunga atau buah, arah pertumbuhannya vertikal, periode panen buahnya panjang atau dapat dipanen sepanjang musim, dan habitus tanaman umumnya tinggi dan akan lemah bila tidak ditopang (Opena and Van der Vossen, 1994). Daun tomat merupakan daun majemuk yang tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Daun tanaman tomat cherry umumnya lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20-30 cm atau lebih. Lebar daun sekitar 15-20 cm dan biasanya tumbuh dekat ujung dahan. Tangkai

Studi Pustaka Tanaman Tomat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    TINJAUAN PUSTAKA

    Botani

    Tanaman tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umur

    tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Setelah produksi, kemudian

    mati. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai

    2m. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi ajir dari turus bambu atau turus

    kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (Wilson and Walter,

    1967).

    Klasifikasi buah tomat menurut Wilson dan Walter (1967), tomat termasuk

    dalam divisi spermatophyta (tanaman berbiji), subdivisi angiospermae (biji berada

    dalam buah), kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, familia solanaceae, genus

    lycopersicon dan spesies Lycopersicon esculentum var. cerasiforme.

    Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh vertikal menembus

    kedalam tanah dan horizontal berupa akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah

    samping. Daerah perakarannya dapat mencapai 1.5 m sedangkan ujung akarnya

    dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada kondisi lingkungan yang optimum.

    Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika

    ditanam pada lahan yang gembur dan porous (Wilson and Walter, 1967).

    Batang tanaman tomat mudah patah sewaktu masih muda sedangkan

    setelah tua menjadi keras hampir berkayu, persegi dan seluruh permukaan

    batangnya berbulu halus. Tanaman tomat cherry memiliki pertumbuhan batang

    indeterminate, dimana pertumbuhan batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian

    bunga atau buah, arah pertumbuhannya vertikal, periode panen buahnya panjang

    atau dapat dipanen sepanjang musim, dan habitus tanaman umumnya tinggi dan

    akan lemah bila tidak ditopang (Opena and Van der Vossen, 1994).

    Daun tomat merupakan daun majemuk yang tumbuh berselang-seling atau

    tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Daun tanaman tomat cherry

    umumnya lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20-30 cm atau lebih.

    Lebar daun sekitar 15-20 cm dan biasanya tumbuh dekat ujung dahan. Tangkai

  • 8

    daun bulat panjang sekitar 7-10 cm dan tebalnya antara 0.3-0.5 cm (Opena and

    Van der Vossen, 1994).

    Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan

    berwarna kuning cerah. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang jumlah

    kuntum bunganya sekitar 30-70 buah tiap clusternya. Jumlah kelopaknya 5

    berwarna hijau dan 5 buah mahkota bunganya berwarna kuning yang bagian

    dalam dasarnya menyatu, sedangkan bagian atasnya meruncing menyebar, seolah-

    olah menyerupai bintang. Bagian bunga terdiri atas benang sari (stamen) dan

    kepala sari (anther) yang didalamnya terdapat tepung sari (pollen). Kepala sari

    berbentuk kubah (cone) dengan celah menghadap kebawah sedangkan posisi putik

    berada di bawah kubah tersebut. Tangkai sarinya pendek dan kantong sarinya

    memiliki 12 alur, sehingga berbentuk seperti granat. Bunga tomat menyerbuk

    sendiri tetapi juga mudah untuk dilakukan penyerbukan silang (Rubazky dan

    Yamaguchi, 1999).

    Buah tomat cherry berbentuk bulat dengan diameter 1.5-3 cm. Bobot buah

    30 gr, memiliki kulit buah tipis. Kulit buah ada yang berwarna merah muda,

    merah, oranye atau kuning (Opena and Van der Vossen, 1994). Biji tomat

    dikelilingi oleh bahan gel yang memenuhi rongga buah. Biji tomat berbentuk

    pipih dan berwarna krem muda. Biji tomat umumnya memiliki panjang 2-3 mm

    (Rubazky dan Yamaguchi, 1999).

    Syarat Tumbuh

    Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi

    dengan lahan yang dapat ditanami adalah lahan bekas sawah dan lahan kering.

    Idealnya, tanaman tomat tumbuh di tempat yang dingin, cuaca kering dan dataran

    tinggi (1000-1250 m dpl), khusus untuk tomat cherry umumnya tumbuh dan

    berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian diatas 700 m

    dpl (Suarni, 2006).

    Menurut Cahyono (2008), tomat yang cocok ditanam di dataran tinggi

    antara lain varietas Berlian, Mutiara dan Kada sedangkan untuk dataran rendah

  • 9

    adalah Intan, Ratna, LV, CLN, Zamrud, Opal dan Mirah. Selain itu, ada varietas

    lain yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, yaitu

    varietas GH2, GH4, Berlian dan Mutiara.

    Suhu yang optimum untuk pertumbuhan dan pembungaan tomat adalah

    25-300C pada siang hari dan antara 160C-200C pada malam hari. Perbedaan harian

    yang besar untuk siang dan malam cenderung meningkatkan pembungaan,

    pertumbuhan dan kualitas buah. Pembentukan buah terbaik antara suhu 180C dan

    240C, pada suhu dibawah 150C dan diatas 300C pembentukan buah berlangsung

    buruk. Untuk pembentukan buah, suhu malam lebih kritis dari suhu siang. Tomat

    cherry memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dan curah hujan pada

    kisaran 750-1250 mm per tahun. Meskipun demikian tanaman ini tidak tahan

    terhadap sinar matahari yang terik dan hujan lebat (Rubazky dan Yamaguchi,

    1999).

    Keadaan temperatur dan kelembapan yang tinggi (95%), berpengaruh

    kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat cherry. Hal

    ini terjadi karena kelembapan yang tinggi akan merangsang peningkatan laju

    transpirasi melalui stomata yang membuka lebih banyak pada kelembapan tinggi.

    Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat merangsang pertumbuhan

    organisme pengganggu tanaman.

    Menurut Opena and Van der Vossen (1994), tomat dapat tumbuh pada

    berbagai macam jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat yang

    mengandung banyak bahan organik. Kisaran pH ideal adalah 6.0-6.5, pH terlalu

    tinggi atau terlalu rendah dapat meyebabkan defisiensi mineral dan keracunan.

    Menurut Salakpetch (2005), pembagian manajemen mutu dibedakan

    menjadi 3 bagian. Pembagian ini didasarkan pada HACCP (Hazard Analysis and

    Critical Control Point) dan ISO (International Organization for Standardization).

    Quality Policy (Kebijakan Mutu).Kebijakan mutu ini merupakan kebijakan

    yang ditujukan untuk para petani, dimana mereka harus memiliki semboyan

    kami berusaha untuk memproduksi buah dan sayuran segar untuk pasar segar

    dan akan memberikan kepuasan kepada pelanggan

  • 10

    Quality Objectives (Sasaran Mutu). Sasaran mutu merupakan pelanggan

    ataupun konsumen. Sasaran mutu ini bertujuan untuk mengembangkan syarat-

    syarat utama yang menjadi permintaan konsumen. Hal ini berkaitan dengan

    kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan yang berkaitan dengan

    mutu fisik, kimia, biologi dan bebas hama penyakit. Sasaran mutu ini berbeda

    menurut jenis komoditas yang ditawarkan, misalnya sasaran mutu durian akan

    berbeda dengan sasaran mutu mangga.

    Quality Plan (Perencanaan Mutu). HACCP merupakan analisis ataupun

    peraturan yang mengatur suatu kegiatan misalnya budidaya tanaman dengan

    pemenuhan beberapa komponen yang telah ditetapkan. HACCP membantu dalam

    mengidentifikasi kualitas produk yang mungkin dalam pelaksanaannya masih ada

    faktor-faktor kerusakan yang perlu diseleksi, dihindari atau diminimalkan.

    Penerapan Budidaya Terbaik untuk Sayuran

    Pemilihan jenis benih dan bibit yang baik akan sangat mempengaruhi

    keberlanjutan dan keberhasilan dari sebuah usahatani ataupun perusahaan

    pertanian. Setiap tanaman pasti memiliki kondisi iklim tertentu agar dapat

    tumbuh dan berpotensi maksimal sehingga jika kondisi lahan tidak sesuai maka

    kita harus menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

    Berdasarkan cara penanamannya, tanaman sayuran dapat dibagi menjadi 3 jenis

    yaitu :

    1. Tanaman yang biasanya dipindahtanamkan (kubis, brokoli,

    kembang kol, selada, lada, seledri, tomat, terung)

    2. Tanaman yang biasanya ditanam langsung (melon, labu pahit,

    mentimun, buncis, kangkung, bawang merah, jagung manis)

    3. Tanaman harus tanam langsung (lobak, wortel, bit)

    Tanaman tomat merupakan tanaman yang biasanya dipindahtanamkan

    sehingga membutuhkan proses pembibitan. Proses pembibitan harus dapat

    menciptakan kondisi yang baik terhadap tanaman yang akan ditransplantasi. Hal

    hal yang harus diperhatikan dalam proses pembibitan adalah perlindungan

  • 11

    terhadap hama dan hewan tingkat tinggi seperti ayam, hujan, sinar matahari yang

    berlebihan dan perlindungan terhadap suhu ekstrim.

    Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah media tanam yang baik

    untuk pembibitan. Adapun karateristik dari media tanam yang ideal adalah

    memiliki kemampuan menahan air dan aerasi dengan baik. mampu menyerap

    nutrisi dengan baik serta bebas dari hama dan penyakit.

    Berdasarkan hasil penelitian di Filipina yang dilakukan oleh Holmer

    (1998) dan Trugglemann (2000), pemupukan pada tanaman sayuran akan

    memperoleh hasil yang terbaik jika ada pengkombinasian antara pupuk organik

    dan pupuk anorganik. Pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos berguna

    untuk memperbaiki sifat fisik, bioligi dan kimia tanah sedangkan pupuk anorganik

    seperti urea, NPK, KCl dan sebaginya berguna sebagai sumber bahan organik

    yang langsung tersedia dan dapat langsung diserap oleh tanaman. Perbedaan yang

    mendasar yang terdapat antara pupuk organik dan pupuk anorganik sebenarnya

    adalah konsentrasi dan ketersediaannya pada tanaman karena pupuk organik

    lambat tersedia bagi tanaman (melalui proses dekomposisi) sedangkan pupuk

    anorganik langsung tersedia bagi tanaman. Kombinasi dari kedua jenis pupuk ini

    akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dari hasil sayuran.

    Aplikasi pupuk ini juga harus dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal

    (tahap basal) dilakukan pemberian pupuk organik secara keseluruhan pada masa

    sebelum tanam dan pada tahp berikutnya diberikan pada 1 ataupun 2 minggu

    setelah tanam (tergantung kondisi dan varietas tanaman).

    Pemberian air ataupun irigasi pada tanaman merupakan hal yang penting

    bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam budidaya tomat ada

    beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, air dan nitrogen merupakan 2 input

    yang mempengaruhi produksi tomat, ketersediaan air yang tidak cukup, harga

    pupuk yang meningkat, pengelolan air yang baik diperlukan untuk menjaga

    ketersedian nitrogen di zona perakaran

    Penanganan pasca panen merupakan faktor yang paling penting dalam

    menangani mutu tanaman terlebih tanaman sayuran. Pada dasarnya, penyebab

    utama kehilangan hasil pada tanaman sayuran adalah layu, kuning, dan tingkat

  • 12

    respirasi yang tinggi sehingga tanaman cepat busuk. Dalam hal ini, tanaman

    sayuran juga merupakan tanaman yang sangat cepat kehilangan air. Hal ini akan

    sangat merugikan karena selain merusak penampilan produk juga akan

    menyebabkan susut bobot yang besar. Untuk itu, sebenarnya perlu dikembangkan

    teknik-teknik pasca panen yang dapat mengurangi kehilangan hasil pada produk.

    Hal ini dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu dingin ataupun modifikasi

    kemasan sesuai dengan produk yang dihasilkan dengan memperhatikan laju

    respirasi dan jenis tanaman yang dihasilkan (Kader, 2002).

    Standar perlindungan pekerja merupakan standar peraturan yang dibuat

    untuk mengurangi resiko pekerja. Hal ini berkaitan dengan keracunan pestisida

    dan cedera pada saat bekerja dilapangan. Peraturan standar pekerja ini harus

    dilaksanakan oleh seluruh orang yang terkait dengan perusahaan tersebut, baik itu

    pemilik, kontraktor maupun manajer. Namun, ketentuan untuk tiap tingkatan pasti

    berbeda. Misalnya khusus kepada pekerja aplikasi pestisida, diberikan peraturan

    tambahan untuk mengikuti pelatihan aplikasi pestisida sebelum mereka turun ke

    lapangan. Hal ini juga berkaitan dengan label petunjuk penggunaan pestisida yang

    terdapat pada kemasan pestisida karena efek dari penggunaan yang tidak tepat

    atau berlebihan dapat mengakibatkan hama resisten dan akan semakin sulit untuk

    dikendalikan.

    Pengendalian hama juga dapat dilakukan dalam pengendalian penyakit,

    hanya saja ada beberapa komponen yang berbeda. Dalam pengendalian penyakit

    terdapat 3 komponen yng harus diamati yaitu : tanaman inang, lingkungan, dan

    patogen yang menyebabkan terjadinya penyakit. Hal ini sering disebut dengan

    segitiga penyakit. Jika lingkungan mendukung bagi perkembangan patogen

    maka penyakit akan menyebar. Pengendalian penyakit ini dapat ditangani dengan

    beberapa cara, antara lain : penanaman varietas tahan, sanitasi (pembersihan

    lingkungan dari patogen) (Kuswanto, 2000).