14
eJournal Ilmu Komunikasi 2018, 6 (3): 438-451 ISSN 2502-5961 (Cetak), 2502-597X (Online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright2018 STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM KEGIATAN ORIENTASI PENYULUH AGAMA TERHADAP CALON PENGANTIN OLEH BADAN DKP3A DI SAMARINDA Rangga K. Putra 1 ,Endang Erawan 2 ,Annisa Wahyuni Arsyad 3 Abstrak Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Teori S-M-C-R model oleh Berlo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu peneliti berusaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek yang diteliti berdasarkan fakta di lapangan dengan menggunakan informan sebagai sumber data. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara kepada Kepala bidang KB dan KS Badan DKP3A Prov. Kaltim dan penyuluh agama di Kota Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan Teknik Komunikasi DKP3A Dalam Kegiatan Orientasi Penyuluh Agama Terhadap Calon Pengantin di Samarinda. Adapun fokus di dalam penelitian ini meliputi pesan informatif yang berdasarkan fakta, jelas dan to the point, terperinci, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan untuk memberikan informasi, sosialisasi, dan motivasi. Hasil penelitian ini menunjukan, teknik komunikasi informatif oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim terkait pelaksanaan kegiatan orientasi terhadap tenaga penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan untuk memberikan informasi serta motivasi. Akan tetapi, teknik komunikasi terkait informasi tentang kejelasan pesan masih terdapat informasi yang belum jelas dan pesan ditujukan untuk perluasan wawasan masih minim dikarenakan kegiatan yang sehubungan dengan hal tersebut masih jarang dilaksanakan. Kata Kunci : Komunikasi informatif, orientasi, penyuluh agama PENDAHULUAN Organisasi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat juga diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat terkait dengan visi dan misi organisasi tersebut. Sebuah organisasi atau badan pemerintahan dikatakan berhasil apabila masyarakat di wilayah tersebut menjadi lebih sejahtera baik dari secara sosial ataupun ekonomi 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] 2 Dosen Pembimbing 1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. 3 Dosen Pembimbing 2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi 2018, 6 (3): 438-451 ISSN 2502-5961 (Cetak), 2502-597X (Online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright2018

STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM

KEGIATAN ORIENTASI PENYULUH AGAMA

TERHADAP CALON PENGANTIN OLEH BADAN

DKP3A DI SAMARINDA

Rangga K. Putra1,Endang Erawan2,Annisa Wahyuni Arsyad3

Abstrak

Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Teori S-M-C-R model

oleh Berlo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu

peneliti berusaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek yang diteliti

berdasarkan fakta di lapangan dengan menggunakan informan sebagai sumber

data. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara kepada

Kepala bidang KB dan KS Badan DKP3A Prov. Kaltim dan penyuluh agama di

Kota Samarinda.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan Teknik

Komunikasi DKP3A Dalam Kegiatan Orientasi Penyuluh Agama Terhadap

Calon Pengantin di Samarinda. Adapun fokus di dalam penelitian ini meliputi

pesan informatif yang berdasarkan fakta, jelas dan to the point, terperinci, pesan

ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan untuk memberikan

informasi, sosialisasi, dan motivasi.

Hasil penelitian ini menunjukan, teknik komunikasi informatif oleh Badan

DKP3A Prov. Kaltim terkait pelaksanaan kegiatan orientasi terhadap tenaga

penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan

ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan untuk memberikan

informasi serta motivasi. Akan tetapi, teknik komunikasi terkait informasi tentang

kejelasan pesan masih terdapat informasi yang belum jelas dan pesan ditujukan

untuk perluasan wawasan masih minim dikarenakan kegiatan yang sehubungan

dengan hal tersebut masih jarang dilaksanakan.

Kata Kunci : Komunikasi informatif, orientasi, penyuluh agama

PENDAHULUAN

Organisasi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat

juga diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat terkait dengan visi dan misi organisasi tersebut. Sebuah organisasi

atau badan pemerintahan dikatakan berhasil apabila masyarakat di wilayah

tersebut menjadi lebih sejahtera baik dari secara sosial ataupun ekonomi

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected] 2 Dosen Pembimbing 1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. 3 Dosen Pembimbing 2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman.

Page 2: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

439

dikarenakan hal tersebut merupakan kewajiban mutlak bagi setiap organisasi

pemerintahan.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik

menyatakan bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan

penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka

pelayanan publik yang merupakan amanat UUD 1945, membangun kepercayaan

masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan

publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan

tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan

masyarakat, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga

negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi

dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang

memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan

menjamin penyediaan pelayanan masyarakat sesuai dengan asas-asas umum

pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi

setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang dalam

penyelenggaraan pelayanan publik. Hakekat pelayanan kepada masyarakat

bermakna menciptakan kondisi yang kondusif sehingga memungkinkan bagi

setiap anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan serta

kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama

Pentingnya komunikasi atau sosialisasi dalam hal ini adalah agar publik

dapat berpartisipasi penuh dalam setiap program yang telah dibuat agar

tercapainya masyarakat yang sejahtera dalam pemenuhan hak asasi manusia,

sosial, keseteraan gender dan juga ekonomi yang hingga saat ini dinilah masih

jauh dari harapan.

Salah satu penyebab belum tercapainya tujuan tersebut dikarenakan oleh

begitu banyaknya kasus perceraian yang terjadi di Kota Samarinda. Dalam hal ini

Pemprov Kaltim melalui Badan DKP3A bidang Keluarga Berencana (KB) dan

Keluarga Sejahtera (KS) memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengatasi

jumlah angka perceraian yang terus meningkat agar tujuan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Kota Samarinda dapat tercapai.

Berdasarkan data dari Kantor Pengadilan Agama di Kota Samarinda, tahun

2012 terjadi kasus perceraian khusus di Kota Samarinda sebanyak 1520 kasus

atau 25% dari jumlah perceraian di Kaltim sebanyak 6100 kasus. Di tahun 2013

sebanyak 31% dari 5297 kasus. Kemudian di tahun 2014, terjadi sbanyak 17%

dari total seluruh perceraian di Kaltim,yaitu sebanyak 11158. Di tahun 2015

sebanyak 20% dari 8171 kasus. Selanjutnya, di tahun 2016 mencapai 21% dari

7420 kasus. Dan yang terakhir yaitu di tahun 2017 Samarinda “menyumbang”

19% dari 8390 kasus perceraian di Kaltim.

Sebagai badan yang mempunyai tanggung jawab, tugas pokok dan fungsi

dalam menekan jumlah angka perceraian di Kota Samarinda, adapun salah satu

upaya Pemerintah provinsi (Pemprov) Kaltim melalui Badan DKP3A bidang KB

dan KS untuk menekan angka perceraian yaitu dengan melakukan kegiatan

Page 3: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

440

Orientasi Tenaga Penyuluh Agama terhadap Calon Pengantin di setiap

Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan kegiatan ini di Kota Samarinda, Badan

DKP3A Provinsi Kaltim bidang KB dan KS bekerja sama dengan Kantor

Pengadilan Agama Kota Samarinda untuk memberikan data, wawasan, himbauan

serta pembekalan kepada para penyuluh agama Kota Samarinda untuk kemudian

nantinya para tenaga penyuluh agama diharapkan mampu memberikan petuah

kepada calon pengantin Kota Samarinda sesuai dengan pesan informatif yang

telah diperoleh dari kegiatan orientasi tersebut.

Oleh karena penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan

Orientasi Penyuluh Agama Terhadap Calon Pengantin Oleh Badan DKP3A Di

Samarinda.”

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis dan mendeskripsikan

Teknik Komunikasi DKP3A Dalam Kegiatan Orientasi Penyuluh Agama

Terhadap Calon Pengantin di Samarinda

KERANGKA DASAR TEORI

S-M-C-R Model

Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari

Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang

berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media,

sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.

(Onong Uchjana Effendy:2003).

Mengenai istilah Channel pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran

atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua

pengertian, yakni primer atau sekunder. Media sebagai saluran primer adalah

lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-

lambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka (face to face

communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik

media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nirmassa,

seperti surat kabar, telepon, atau poster.

Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu

media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang

komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media,

yakni primer dan sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi

A. Faktor Pendukung

Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi dilihat dari

sudut komunikator, komunikan dan pesan sebagai berikut (Suranto, 2010):

1. Komunikator memiliki kredibilitas yang tinggi, daya tarik fisik maupun non

fisik yang mengundang simpati, cerdas dalam menganilisis suatu kondisi,

Page 4: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

441

memiliki intergritas, dapat dipercaya, mampu mengendalikan emosi, ramah,

tegas serta mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat dimana dia bicara

2. Komunikan memiliki pengetahuan yang luas, memiliki kecerdasasan mencerna

pesan, supel, pandai bergaul, bersikap bersahabat dengan komunikator. Pesan

komunikasi dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, dijelaskan secara

jelas dan terperinci sesuai dengan kondisi dan situasi, lambang yang digunakan

dapat dipahami dan tidak menimbulkan multi tafsir.

B. Faktor Penghambat

Faktor yang dapat menghambat komunikasi adalah sebagai berikut

(Suranto, 2010) :

1. Komunikator gagap (hambatan biologis), komunikator tidak berwibawa dan

kurang memahami karakter komunikan atau komunikator gugup (hambatan

psikologis)

2. Komunikan mengalami gangguan pendengaran (hambatan biologis),

komunikan tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan, seorang perempuan

akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang pria

(hambatan gender)

3. Komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang sosial budaya

yang berlaku sehingga melahirkan perbedaan persepsi

4. Komunikator dan komunikan saling berprasangka buruk sehingga

membosankan

5. Tidak digunakannya media yang tepat atau terdapat pada teknologi komunikasi

(microphone, telepon, power point, dan sebagainya)

6. Perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan penafsiran pada simbol

tertentu.

Komunikasi Informatif

Komunikasi Informatif (Informative Communication) adalah komunikasi

yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi. Contohnya warta berita di

radio atau televisi. (Dr. B.S. Mardiatmadja:1986). Teknik komunikasi informatif

dilakukan agar orang lain (komunikan) mengerti dan tahu.

Menurut Onong U. Effendy (2002), komunikasi informatif merupakan

proses penyampaian pesan, ide, gagasan dan pendapat kepada seseorang atau

sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya yang sifatnya hanya

sekedar memberitahukan sebuah informasi tanpa menghendaki adanya sebuah

perubahan sikap atau pendapat dari seseorang.

Tujuan Komunikasi Informatif

Di dalam penyampaian pesan informatif ada tujuan tuuan yang ingin

dicapai dari kegiatan komunikasi informatif. Menurut Onong U. Effendy (2002)

tujuan komunikasi informatif di antaranya adalah :

1. Memberikan Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, fakta,

pesan yang dibutuhkan orang agar dapat mengerti dan bereaksi secara jelas

Page 5: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

442

dengan kondisi lingkungan dan orang lain agar mengambil keputusan dengan

tepat.

2. Sosialisasi, atau pemasyarakatan.

3. Motivasi, yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang dan mendorong orang menentukan pilihannya, dan mendorong

individu dan kelompok berdasarkan tujuannya.

Teknik Komunikasi Informatif

Menurut Phil Astrid Susanto (1977) Teknik Komunikasi Informatif

merupakan teknik komunikasi yang bersifat memberikan keterangan-keterangan

(fakta-fakta) yang kemudian komunikan akan mengambil kesimpulan dan

keputusan sendiri. Teknik ini memiliki dampak kognitif, pasalnya komunikan

hanya mengetahui saja. Teknik komunikasi ini bersifat satu arah, komunikatornya

melembaga, pesannya bersifat umum, serta menimbulkan keserempakan.

Biasanya, teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi yaitu

dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang

sedang menarik perhatian khalayak atau publik.

Adapun ciri khas pesan informatif antara lain menurut Onong U. Effendy

(2003), antara lain :

1. Berdasarkan fakta (factual), yaitu pesan yang disampaikan sudah diuji

kebenarannya, tidak mengada-ada dan tidak meragukan.

2. Jelas dan to the point (clear), yaitu pesan yang disampaikan mudah dipahami,

tidak berbelit-belit, serta tepat menuju sasaran.

3. Terperinci, yakni ruang lingkup pesan yang disampaikan mencakup bagian-

bagian yang penting dan patut diketahui komunikan.

4. Pesan ditujukan untuk khalayak guna perluasan wawasan, yaitu pesan yang

disampaikan harus mengandung nilai-nilai pengetahuan serta wawasan kepada

komunikan.

5. Pesan bertujuan untuk memberikan informasi, sosialisasi, dan motivasi kepada

komunikan sebagai suatu pesan yang mampu memberikan dorongan untuk

komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan pesan yang telah

disampaikan.

Dasar-dasar Komunikasi efektif

Menurut Riswandi (2008), adapun dasar-dasar komunikasi efektif sebagai

berikut :

1. Karakteristik komunikator

Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan apa saja

yang ia katakan tetapi juga keadaan ia sendiri. Ia tidak dapat menyuruh

pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan. Pendengar juga akan

memperhatikan siapa yang mengatakan. Bahkan terkadang unsur “siapa” ini

lebih penting dari unsur “apa”. Contohnya seperti fatwa keagamaan yang

disampaikan oleh kyai dan petunjuk kesehatan dari seorang dokter.

Page 6: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

443

Aristoteles menyebut karakter komunikasi tersebut sebagai ethos, yang

terdiri dari fikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik (good sense,

good moral character, good will)

2. Dimensi-dimensi Ethos

Ada 3 dimensi ethos atau faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator,

yaitu :

A. Kredibilitas

Adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat

komunikator. Dari definisi ini terkandung dua hal, yaitu: Pertama;

kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri

komunikator. Kedua; kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator

(disebut juga komponen-komponen kredibilitas).

Karena kredibilitas adalah masalah persepsi, berarti kredibilitas

berubah tergantung pada pelaku persepsi, topic yang dibahas, dan

bergantung pula pada situasi.

B. Atraksi

Terdapat faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi

interpersonal seperti daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan.

Atraksi fisik menyebabkan komunikator menjadi menarik, dan karena

menarik ia memiliki daya persuasif. Selain itu, kita juga tertarik kepada

seseorang hanya karena adanya beberapa kesamaan antara dia dengan kita.

Karena itulah komunikator ingin mempengaruhi orang lain sebaiknya

memulai dengan menegaskan adanya kesamaan antara dirinya dengan

komunikate.

C. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menimbulkan ketundukan.

Seperti halnya kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari antara

komunikator dan komunikate.

Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat “memaksakan”

kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang

sangat penting.

French dan Raven mengemukakan jenis-jenis kekuasaan sebagai

berikut; Kekuasaan koersif (coercive power), Kekuasaan keahlian (expert

power), Kekuasaan Informasional (Informational power), Kekuasaan

rujukan (referent power), Kekuasaan Legal (legitimate power)

3. Karakteristik Saluran (Channel)

Tiap medium memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu sama

lainnya. Tiap medium juga secara khusus mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Oleh karena itu, penentuan suatu medium perlu disesuaikan

dengan tujuan dan kemampuan dari masing-masing medium. Dalam hal ini

perlu dipertimbangkan antara lain adalah sebagai berikut:

A. Karakteristik media

B. Karakterisitik Kreatif

Page 7: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

444

C. Karakteristik Khalayak

Orientasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Orientasi adalah peninjauan untuk

menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar;

pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan.

Cascio dalam Sedarmayanti (2010) mengatakan bawah Orientasi adalah

pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau lingkungan.

Metode Penelitian Jenis penelitian menggunakan tipe deskriptif kualitatif, dimana peneliti

mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara-wawancara mendalam

terkait pencarian fakta dengan interpretasi tepat atau menggambarkan obyek

sebagaimana mestinya.

Fokus penelitian berguna untuk membatasi studi, sehingga dengan

pembatasan tersebut akan memudahkan peneliti dalam pengolahan data yang

kemudian menjadi suatu kesimpulan. Dari uraian yang telah dibahas sebelumnya,

maka ditetapkan fokus penelitian yaitu menganalisis dan mendeskripsikan teknik

komunikasi informatif Badan DKP3A dalam kegiatan orientasi tenaga penyuluh

agama terhadap calon pengantin di Samarinda dengan indikator :

1. Berdasarkan Fakta

2. Jelas dan to the point

3. Terperinci

4. Pesan ditujukan untuk perluasan wawasan

5. Pesan bertujuan untuk memberikan informasi, sosialisasi, dan motivasi

HASIL PENELITIAN

Pembahasan

DKP3A bidang KB dan KS merupakan bidang dari Badan DKP3A Prov

Kaltim yang mengurusi tentang pembinaan keluarga berencana dan peningkatan

kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera di Kalimantan Timur, termasuk Kota

Samarinda. Pada bagian ini, peneliti akan menerangkan mengenai bagaimana

teknik komunikasi informatif DKP3A bidang KB dan KS dalam kegiatan

orientasi tenaga penyuluh agama terhadap calon pengantin di Samarinda.

Adapun data-data yang diperoleh mengenai analisis teknik komunikasi

informatif kegiatan di atas, penulis sajikan sesuai dengan cerita asli dari para key

informan dan informan menurut bahasa, sudut pandang dan ungkapan saat

wawancara. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa yang menjadi

fokus penelitian analisis teknik komunikasi DKP3A bidang KB dan KS dalam

kegiatan orientasi tenaga penyuluh agama terhadap calon pengantin di Samarinda

yaitu berdasarkan fakta, jelas dan to the point, terperinci, pesan ditujukan untuk

perluasan wawasan, serta pesan bertujuan untuk memberikan informasi,

sosialisasi, dan motivasi.

Page 8: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

445

Berdasarkan Fakta

Berdasarkan hasil penelitian diatas, terlihat bahwa penyampaian pesan

berupa pesan informatif yang disampaikan oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim

bidang KB dan KS kepada tenaga penyuluh agama menggunakan data-data valid

yang diperoleh dari Kantor Pengadilan Agama Kota Samarinda berupa data angka

perceraian sejak tahun 2012 hingga tahun 2017 serta fakta lain di lapangan

tentang hambatan yang ditemui oleh tenaga penyuluh agama terkait faktor

perceraian yang lebih spesifik dan lebih sulit untuk diselesaikan. Dan

penyampaian pesan yang berdasarkan fakta itupun diyakini benar oleh para

peserta kegiatan, yaitu penghulu. Para peserta meyakini bahwa data yang

diperoleh tersebut adalah data / fakta yang riil, angka dan faktor tersebut

diperoleh langsung dari lembaga negara yang bertanggung jawab dalam hal

tersebut.

Menurut ciri-ciri informasi yang berkualitas yakni konsisten, dimana

informasi yang diterima sesuai dengan data yang ada dan tidak mengalami

perubahan yang tidak benar. Informasi yang akurat tentu diperlukan oleh

beberapa bagian masyarakat (komunikan) untuk bahan pertimbangan dalam

membuat suatu keputusan. Dengan menerima informasi secara benar / riil, maka

masyarakat sebagai komunikan akan merasa aman dan tentram.

Untuk penyampaian pesan berdasarkan fakta yang dilakukan oleh Badan

DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS kepada tenaga penyuluh agama di dalam

kegiatan orientasi tersebut, tidak menjadi sebuah polemik dikarenakan keabsahan

data yang diperoleh langsung dari Kantor Kementrian Agama Kota Samarinda

dan juga informasi yang diterima oleh tenaga penyuluh agama terkait hambatan

yang ditemui di lapangan. Dengan seluruh pesan penyampaian berdasarkan fakta

tersebut, seluruh peserta tenaga penyuluh agama dapat mengerti dan tahu akan

adanya hambatan tersebut.

Jelas dan To The Point (clear)

Pesan informatif yang jelas dan to the point merupakan isi pesan yang

disampaikan haruslah jelas dan tujuan apa yang ingin dicapai melalui

penyampaian informasi tersebut. Di dalam teknik penyampaian pesan informatif

yang jelas dan to the point oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS

Kota Samarinda sudah mencakup ciri khas tersebut. Akan tetapi, di dalam

penyampaian pesannya dianggap terlalu cepat oleh sebagian tenaga penyuluh

agama sehingga ada ketidakjelasan informasi tentang bagaimana tolok ukur

keluarga sakinah menurut Badan DKP3A Prov. Kaltim yang sepatutnya dapat

dimengerti secara menyeluruh.

Di dalam dasar komunikasi yang efektif menurut Riswandi (2008),

dinyatakan tentang penerima pesan / khalayak yang bersifat sebagai problem

solver, komunikator harus mampu memberikan informasi yang jelas untuk

memecahkan suatu permasalahan. Sehingga, apabila pesan tersebut tidak

Page 9: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

446

disampaikan secara jelas dapat memberikan permasalahan baru dan tidak

mendapat perhatian oleh khalayak.

DKP3A diharapkan mampu mengkomunikasikan atau menginformasikan

pesan dengan jelas. Jelas terhadap bahasa yang digunakan, intonasi, kecepatan

berbicara serta tujuan yang ingin dicapai di dalam kegiatan orientasi tenaga

penyuluh agama terhadap calon pengantin tersebut. Dengan terpenuhinya

karakteristik tersebut, tentu komunikannya yang dalam hal ini ialah para penyuluh

agama akan mengerti dan tahu tentang pesan apa yang ingin disampaikan serta

tujuan dari pesan tersebut. Apabila pesan tersebut sudah dianggap jelas tujuannya,

maka komunikan akan dapat menentukan sikap apa yang dilakukan selanjutnya

setelah menerima pesan informatif tersebut sebagai bentuk motivasi yang diterima

dari pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Terperinci

Pesan informatif yang terperinci merupakan isi pesan yang disampaikan

secara khusus dan mendetail, mencakup pula kejelasan dalam rincian mengenai

apa saja pesan yang disampaikan DKP3A yang dalam hal ini untuk menekan

angka perceraian yang tinggi di Kota Samarinda. Di dalamnya terdapat pesan

tentang tujuan pernikahan, bagaimana membangun pondasi rumah tangga yang

kuat, tips menjaga pernikahan tetap langgeng, dan lain-lain yang mana seluruh

rincian pesan tersebut diharapkan oleh Badan DKP3A Prov Kaltim bidang KB

dan KS mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tenaga penyuluh

agama sebagai mediator.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan tentang faktor pendukung

komunikasi menurut Suranto (2010), penyampaian pesan harus dirancang

sedemikian rupa dan disampaikan secara jelas dan terperinci kepada komunikan

sesuai dengan situasi dan kondisi dan tidak menimbulkan pesan yang multi-tafsir.

Sebagai suatu ciri khas pesan informatif, pesan yang disampaikan secara

terperinci seharusnya memberikan rincian serta detail pesan kepada

komunikannya. Apabila pesan tersebut belum dapat disampaikan secara rinci,

maka kemungkinan akan terdapat permasalahan mengenai ketidakpahaman atau

kekurangpahaman terhadap komunikannya, yaitu tenaga penyuluh agama.

Pesan Ditujukan Untuk Perluasan Wawasan

Setiap kegiatan atau upaya suatu komunikasi yang dilakukan tentu saja

memiliki tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini ialah merujuk pada

suatu akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. Tentu pelaku komunikasi

mengharpkan adanya efek yang diberikan kepada penerima pesan lewat pesan

yang disampaikan oleh komunikator.

Dengan mengkaji dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasikan bahwa pesan informatif yang disampaikan oleh

Badan DKP3A Prov Kaltim bidang KB dan KS Kota Samarinda di dalam

kegiatan Orientasi Tenaga Penyuluh Agama Terhadap Calon Pengantin dapat

Page 10: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

447

memberikan ilmu pengetahuan berupa “wejangan” atau petuah kepada para

penghulu yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap upaya

DKP3A bersama penghulu untuk menekan angka perceraian di Kota Samarinda.

Ilmu yang sudah disampaikan dapat menjadi bekal / ilmu yang berharga untuk

menciptakan keluarga Kota Samarinda yang sakinah, mawa’dah, dan warrahmah,

sesuai dengan visi ataupun misi yang diemban oleh Badan DKP3A Prov Kaltim

sebagai lembaga negara yang berorientasi terhadap peningkatan mutu dan

kesejahteraan warga Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda.

Terlepas dari tujuan tersebut, ada permasalahan lain yakni kegiatan tersebut

tidak dapat dilaksanakan di tahun 2018 yang disebabkan oleh keterbatasan

anggaran yang dimiliki oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS.

Sehingga, penyampaian wawasan atau ilmu baru yang dimiliki oleh Badan

DKP3A tidak dapat tersalurkan secara menyuluruh kepada tenaga penyuluh

agama dengan tidak adanya kegiatan ini. Padahal, seharusnya ini menjadi suatu

kegiatan rutin yang harus dilaksanakan mengingat angka perceraian di Kota

Samarinda tidak mengalami penurunan angka yang cukup signifikan bahkan

cenderung meningkat.

Sebagai pesan yang bertujuan untuk jangka panjang, di dalam dasar

komunikasi efektif menurut Riswandi (2008) dikatakan bahwa apabila pesan

bertujuan untuk pemeliharaan memori, dapat menggunakan media luar seperti

spanduk, poster, dan sebagainya untuk menyampaikan pesan dan hal ini juga

bertujuan untuk me ”refresh” pesan yang sudah pernah disampaikan oleh DKP3A

kepada penghulu di dalam kegiatan orientasi sebelumnya.

Pesan Bertujuan Untuk Memberikan Informasi, Sosialisasi, dan Motivasi

Secara umum, menurut Wilbur Scramm dalam Marhaneni Fajar (2009),

tujuan komunikasi dapat dilihat dari 2 (dua) perspektif kepentingan, yakni :

kepentingan sumber / pengirim / komunikator yaitu memberikan informasi,

mendidik, menyenangkan / menghibur, serta menganjurkan suatu tindakan /

persuasi dan kepentingan penerima (komunikan), yaitu memahami informasi,

mempelajari, menikmati, serta menerima atau menolak anjuran. Tujuan kegiatan

orientasi oleh DKP3A tersebut memiliki tujuan yang sesuai dengan ciri khas

pesan informatif tentang pesan bertujuan memberikan informasi, sosialisasi dan

motivasi kepada tenaga penyuluh agama (komunikan). Selain itu, DKP3A

menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan sosialisasi yang bersifat

sebuah “investasi” berupa pengetahuan dan juga motivasi terhadap sumber daya

manusia, yang mana kegiatan ini tidak dapat langsung terlihat manfaatnya dalam

waktu singkat, melainkan membutuhkan proses waktu dalam jangka panjang

sehingga “investasi” yang senantiasa dilakukan oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim

bidang KB dan KS dalam upaya menekan angka perceraian dapat terlihat

manfaatnya di masa yang akan datang. Dan juga, pihak penyuluh agama juga

menginginkan informasi secara kontinu terkait peran dan kiat apa saja yang

dibutuhkan untuk mereka dapat berpartisipasi dalam upaya mensukseskan misi

Page 11: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

448

Badan DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS untuk menekan angka perceraian

di Kota Samarinda.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Studi Teknik Komunikasi Informatif

dalam Kegiatan Orientasi Penyuluh Agama Terhadap Calon Pengantin Oleh

DKP3A di Samarinda yang berdasarkan fakta, jelas dan to the point, terperinci,

pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan untuk

memberikan informasi, sosialisasi, dan motivasi dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dari aspek pesan informatif yang berdasarkan fakta disampaikan oleh Badan

DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS dalam kegiatan orientasi tenaga

penyuluh agama terhadap calon pengantin kepada peserta penyuluh agama

sudah meyampaikan pesan yang berdasarkan fakta, berdasarkan data-data

penting yang disinyalir sebagai penyebab tingginya angka perceraian yang

selalu stagnan. Sebagai komunikator, DKP3A sudah kredibel di dalam

penyampaian pesan berdasarkan fakta. Hal ini berkaitan dengan faktor

pendukung suatu komunikasi dimana komunikatornya merupakan

komunikator yang kredibel dan dapat dipercaya.

2. Dari aspek pesan informatif yang jelas dan to the point, Badan DKP3A telah

menyampaikan pesan secara jelas dan juga telah menyampaikan tujuan apa

yang ingin dicapai oleh Badan DKP3A jika dilihat dari pengakuan yang

disampaikan oleh komunikan melalui sesi wawancara saat penelitian yang

menyatakan bahwa informasi yang disampaikan sudah cukup jelas dan to the

point. Namun terdapat ketidakjelasan pesan yang disampaikan karena

pengucapan kalimat yang terlalu cepat oleh komunikator. Dalam hal ini, pesan

dapat dikatakan belum efektif karena pesan belum disampaikan secara jelas

sehingga dapat memicu permasalahan baru dan bisa jadi tidak mendapat

perhatian dari komunikan yang mana penghulu ditunjuk sebagai khalayak

sebagai mediator pesan kepada calon pengantin di Samarinda.

3. Dari aspek pesan informatif yang terperinci, Badan DKP3A berhasil

menyajikan pesan informatif berdasarkan aspek tersebut dikarenakan adanya

pernyataan bahwa DKP3A telah memberikan rincian mengenai pesan-pesan

informatif penting yang dibutuhkan kepada seorang tenaga penyuluh agama

sebagai pihak ketiga dalam penyampaian pesan yang disampaikan oleh

DKP3A Prov. Kaltim kepada calon pengantin dan pasangan pasca menikah.

Sebagai faktor pendukung suatu komunikasi, komunikator harus

menyampaikan pesan yang sudah dirancang sedemikian rupa, secara jelas dan

terperinci dan tidak menimbulkan efek pesan yang multi-tafsir.

4. Dari aspek pesan informatif yang ditujukan untuk perluasan wawasan,

sebenarnya DKP3A sudah memberikan ilmu pengetahuan kepada tenaga

penyuluh agama di dalam kegiatan orientasi tersebut. Akan tetapi, faktor

Page 12: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

449

kurangnya anggaran yang dimiliki oleh Badan DKP3A Prov. Kaltim bidang

KB dan KS untuk melaksanakan kegiatan orientasi di tahun 2018

menyebabkan masih kurangnya ilmu pengetahuan yang harus diterima oleh

tenaga penyuluh agama, mengingat bermunculannya faktor-faktor baru

penyebab perceraian. Sebagai pesan informatif yang bersifat jangka panjang,

selain melakukan kegiatan DKP3A juga perlu menggunakan media luar seperti

membuat spanduk ataupun poster.

5. Dari aspek pesan infomatif yang bertujuan memberikan informasi, sosialisasi,

dan motivasi, Badan DKP3A Prov. Kaltim belum memberikan motivasi yang

cukup besar kepada tenaga penyuluh agama untuk ikut berperan membantu

mencegah perceraian di Kota Samarinda. Hal ini dikarenakan intensitas

kegiatan yang berkaitan dengan penanganan masalah tersebut masih kurang.

Meskipun DKP3A mengklaim bahwa kegiatan ini bersifat investasi jangka

panjang, tentu permasalahan ini perlu mendapatkan perhatian lebih seperti

membuat sebuah iklan masyarakat, baik melalui spanduk maupun iklan di

radio / televisi sebagai salah satu karakteristik dasar suatu komunikasi yang

efektif.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat oleh penulis,

maka penulis memberikan saran dan rekomendasi sebagai berikut :

1. Sebagai komunikator, DKP3A Prov. Kaltim bidang KB dan KS diharapkan

dapat memberi kejelasan informasi dengan cara yang lebih baik dengan

memperhatikan bahasa, intonasi, dan kecepatan dalam menjelaskan yang

sesuai dengan ciri-ciri komunikator yang baik di dalam faktor pendukung

sebuah kegiatan komunikasi. Dengan memberikan fotocopy slide presentasi

kepada peserta, dapat memberikan kemudahan mereka memahami pesan yang

disampaikan tanpa harus terus terpaku pada komunikator di saat presentasi

kegiatan berlangsung yang memungkinkan dapat mengakibatkan

ketidakjelasan pesan yang diutarakan.

2. DKP3A perlu melakukan kegiatan forum antar tenaga penyuluh agama atau di

Samarinda secara kontinu untuk mengetahui perkembangan apa saja yang

sudah dicapai di lapangan terkait penaganan permasalahan tentang pernikahan

dan perceraian. Selain untuk tempat bertukar fikiran, forum ini diyakini

mampu memberikan kontribusi besar kepada masyarakat Kota Samarinda

selaras dengan tujuan yang tertuang dalam visi dan misi Badan DKP3A Prov.

Kaltim bidang KB dan KS, yaitu untuk meningkatkan mutu dan kualitas

keluarga sejahtera khususnya di Kota Samarinda

3. Selain melalui kegiatan orientasi, DKP3A perlu membuat spanduk / poster

pesan atau iklan masyarakat tentang pentingnya menjaga rumah tangga sebagai

media untuk menyampaikan pesan, baik kepada tenaga penyuluh agama

maupun secara langsung kepada warga Kota Samarinda, sesuai dengan

maksud dan tujuan penyuluhan yang bersifat jangka panjang.

Page 13: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

eJournal Ilmu Komunikasi Volume 6, Nomor 3, 2018 : 438-451

450

4. DKP3A memberi penghargaan atau reward yang pantas kepada baik kepada

tenaga penyuluh agama yang berhasil mencegah perceraian dan kepada

pasangan yang tidak jadi bercerai sebagai bentuk kepedulian dan keseriusan

DKP3A Prov. Kaltim untuk mewujudkan keluarga sejahtera di Kota

Samarinda

5. DKP3A perlu segera menyelenggarakan kursus Pra Nikah yang sudah diatur

dalam Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor : DJ. II/542 Tahun 2013 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah yang mana kegiatan ini

merupakan pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

penumbuhan kesadaran terhadap remaja usia menikah dan calon pengantin

tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga

dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawa’dah, warrahmah serta

mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah

tangga.

Daftar Pustaka

Cangara, H. Harfied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Efendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Efendy, Onong Uchjana, 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni, 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Huda, 2011. Mutiara Pesantren : Perjalanan Khidmah K.H. Bisri Mustofa.

Yogyakarta: Pustaka Pesantren

Sedarmayanti, 2010. Manajememen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi

dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama

Marwansyah, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Miles,M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A

Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan

Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press.

Ulfiah, Dr. 2012. Psikologi Keluarga :Pemahaman Hakikat Keluarga dan

Penanganan Problematika Rumah Tangga. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riswandi, 2008. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu

Lain-lain :

Data Administrasi DKP3A bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016 tentang kegiatan orientasi tenaga

penyuluh agama terhadap calon pengantin kota Samarinda.

Page 14: STUDI TEKNIK KOMUNIKASI INFORMATIF DALAM ......penyuluh agama di Samarinda sudah baik, dilihat dari berdasarkan fakta, pesan ditujukan untuk perluasan wawasan, dan pesan bertujuan

Studi Teknik Komunikasi Informatif Dalam Kegiatan... (Rangga K. Putra)

451

Internet :

http://www.dkp3a.kaltimprov.go.id/ (diakses pada tanggal 29 Juli 2017)