Upload
hoangdung
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISME
DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR
SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
(Skripsi)
Oleh
ACHMAD SUSANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
STUDI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISMEDALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMP NE GERI 1 BANDAR
SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
OlehAchmad Susanto
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis : Internalisasi nilai-nilainasionalisme dalam pembelajaran PPKn pada peserta didik di SMP Negeri 1 Bandar SribhawonoLampung Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode survey dengan pendekatandeskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 responden. Analisis datamenggunakan Chi kuadrat dan tenik pengumpulan data menggunakan angket dan teknikpenunjang menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pernan pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 BandarSribhawono dikategorikan berperan. Internalisasi nilai-nilai nasionalisme di SMP Negeri 1Bandar Sribhawono dikategorikan berhasil. Peranan pembelajaran PPKn dalam internalisasinilai-nilai nasionalisme di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono dikategorikan pada kategoriberperan.
Kata kunci: internalisasi, nilai-nilai nasionalisme, peserta didik.
STUDI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISMEDALAM PEMBELAJARAN PPKn DI SMP NEGERI 1
BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
Oleh
Achmad Susanto
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanJurusan Ilmu Pendidikan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 03 November
1995, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari
pasangan Bapak Maryono dan Ibu Yatini.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1
Sripendowo Lampung Timur pada tahun 2008, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Bandar Sribawoono Lampung Timur pada
tahun 2011 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Bandar Sribhawono pada
tahun 2014. Pada tahun 2014 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN). Penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Kependidikan
Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Gunung Sugih Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat dan Praktik Pengalaman Kependidikan (PPK) di MAN 1 Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, Kupersembahkankarya kecilku ini sebagai tanda baktiku kepada:
Kedua Orang Tuaku tercinta, yang telah membesarkanku denganpenuh cinta kasih sayang, membimbing, memberikan semangat,
motivasi serta selalu mendoakanku demi kesuksesanku
Teman-Teman PPKn Angkatan 2014 yang selalu memberikansemangat dan mendoakan keberhasilanku
Serta
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung
MOTTO
Belajar untuk mengajar, Mengajar sambil belajar.
(Muammmad Al-haddad)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi
tentang Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme dalam Pembelaaran PPKn di SMP
Negeri 1 Bandar Sribawono Lampung Timur”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik
dari luar maupun dalam diri penulis. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik
moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga
segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku
Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik dan Ibu Yunisca Nurmalisa,
S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing II, sertasemua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi sehingga bisa terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd, selaku Pembahas I dan Bapak Edi
Siswanto, S.Pd.,M.Pd selaku Pembahas II terimakasih atas masukan dan
sarannya.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung, terimakasih atas segala ilmu yang telah
diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diperlukan.
9. Terimakasi kepada kedua orang tuaku tercinta yaitu bapak Maryono dan ibu
Yatini serta adik ku serta seluruh keluarga besarku atas doa, senyum,
dukungan, kasih sayang yang tela diberikan
10. Bapak Wasis Andriyono, S.Pd.M.Si yang telah memberikan izin penelitian
untuk penulisan skripsi ini.
11. Terimakasih kepada seluruh guru dan staf tata usaha SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Lampung Timur yang telah bersedia membantu dan memberikan
segala bantuan yang diperlukan selama mengadakan penelitian..
12. Keluarga Besar Civic Education angkatan 2014 terimakasih telah menjadi
keluarga baruku yang memberikan cerita baru dalam perjalanan hidupku.
Terimakasih atas doa dan dukungannya. Semoga akhir perkuliahan ini bukan
menjadi akhir dari pertemanan dan kebersamaan kita, kalian teristimewa.
13. Kakak – kakak dan adik – adik Civic Education yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga
ketulusan bapak, ibu serta rekan – rekan mendapat pahala dari Allah SWT.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia
pendidikan kita khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewaranegaraan.
Bandarlampung, Juli 2018
Penulis
Achmad SusantoNPM. 1413032002
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iABSTRAK ...................................................................................................... iiCOVER DALAM ........................................................................................... iiiHALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ivSURAT PERNYATAAN .............................................................................. vHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... viRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viiMOTO ............................................................................................................. viiiPERSEMBAHAN........................................................................................... ixSANWACANA ............................................................................................... xDAFTAR ISI................................................................................................... xiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7C. Batasan Masalah................................................................................... 7D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8F. Kegunaan Penelitian............................................................................. 9
1. Kegunaan Teoritis............................................................................ 92. Kegunaan Praktis............................................................................. 9
G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 101. Ruang Lingkup Ilmu........................................................................ 102. Objek Penelitian .............................................................................. 103. Subyek Penelitian ............................................................................ 104. Lokasi Penelitian ............................................................................. 105. Waktu Penelitian ............................................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Deskripsi Teoritis............................................................................... 111. Tinjauan Tentang Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme. .......... 11
a Pengertian Tentang Internalisasi................................................ 11b Pengertian Tentang Nilai ........................................................... 13c. Tinjauan tentang Macam-macam Nilai...................................... 15d. Tinjauan Tentang Nasionalisme ................................................ 16
1. Prinsip-prinsip yang Terkandung dalam Nasionalisme....... 182. Lahirnya Nasionalisme di Indonesia ................................... 21
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran PPKn .............................................. 23a. Pengertian Pembelajaran .......................................................... 23b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................................. 24c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ....................................... 27d. Rencana Pembelajaran PPKn .................................................... 30
C. Kajian Penelitian Yang Relevan ...................................................... 37D. Kerangka Pikir ................................................................................. 37
III. METODOLOGI PENELITIANA. Metode Penelitian .............................................................................. 39B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 40
1. Populasi ........................................................................................... 402. Sampel ............................................................................................. 40
C. Variabel Penelitian............................................................................. 42D. Definisi Variabel. ............................................................................... 43
1. Definisi Konseptual....................................................................... 432. Definisi Operasional...................................................................... 44
E. Rencana Pengukuran Variabel ........................................................... 45F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 45
1. Angket ........................................................................................... 452. Observasi ....................................................................................... 463. Dokumentasi.................................................................................. 46
G. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................... 461. Uji Validitas .................................................................................. 462. Uji Reabilitas................................................................................. 47
H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 52I. Langkah-langka Penelitian................................................................. 55
1. Persiapan Pengajuan Judul........................................................... 562. Penelitian Pendahuluan................................................................ 563. Pengajuan Rencana Penelitian ..................................................... 574. Pelaksanaan Penelitian................................................................. 57
a. Persiapan Administrasi........................................................... 57b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ..................................... 57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................. 59
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah ............................................ 592. Visi Misi Sekolah......................................................................... 61
B. Deskripsi Data.................................................................................... 651. Pengumpulan Data ....................................................................... 652. Penyajian Data ............................................................................. 65
C. Pembahasan........................................................................................ 100
V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ........................................................................................ 111B. Saran .................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Hasil Pra-Survey..................................................................................... 6
2. Data Jumlah Populasi Peserta ........................................................................ 40
3. Data Jumlah Sebaran Sampel.......................................................................... 42
4. Distribusi Skor hasil uji coba angket 10 orang di luar responden untuk itemganjil................................................................................................................ 48
5. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Responden di luar Populasi untukitem Genap (Y) ............................................................................................... 49
6. Distribusi Antara Item Ganjil ( X) dan item Genap (Y) dari uji coba angketkepada 10 Responden di luar Populasi............................................................ 49
7. Interpretasi Nilai r ........................................................................................... 51
8. jumlah siswa SMP Negeri 1 Bandar Sri Bhawono ......................................... 61
9. Jumlah Guru SMP Negeri 1 Bandar Sri Bhawono ......................................... 62
10. Distribusi skor hasil angket dari indikator Civic Knowledge.......................... 64
11. Distribusi Frekuensi dari Indikator Civic Knowledge .................................... 67
12. Distribusi skor hasil angket dari indikator Civic skill ..................................... 68
13. Distribusi Frekuensi dari Indikator CivicSkill………………………………………….………………………………71
14. Distribusi skor hasil angket dari indikator Civic disposition……………........49
15. Distribusi Frekuensi dari Indikator Civic Disposition………………………74
16. Distribusi Hasil Angket Variabel Pembelajaran PPKn…………………….. 75
17. Distribusi Frekuensi dari Variabel Pembelajaran PPKn……………………76
18. Distribusi skor hasil angket dari indikakor Transformasi NilaiNasionalisme………………………………………………………………. 79
19. Distribusi Frekuensi dari Indikator Transformasi Nilai Nasionalisme……. 82
20. Distribusi skor hasil angket dari indikator Transaksi Nilai Nasionalisme…………………………………………………………………………….. 82
21. Distribusi Frekuensi dari Indikator Transformasi Nilai Nasionalisme…… 85
22. Distribusi skor hasil angket dari indikator Transinternalisasi NilaiNasionalisme…………………………………………………………….... 86
23. Distribusi Frekuensi dari Indikator Transinternalisasi NilaiNasionalisme……………………………………………………………… 89
24. Distribusi Skor Angket Variabel Internalisasi Nilai-Nilai Nasionalisme(Y)………………………………………………………………………… 90
25. Distribusi Frekuensi dari Variabel Internalisasi Nilai-NilaiNasionalisme……………………………………………………………… 93
26. Perbandingan Jumlah Responden Pembelajaran PPKn (X) dan InternalisasiNilai-Nilai Nasionalisme(Y) di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono LampungTimur……………………………………………………………………… 93
27. Kontingensi internalisasi nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKndi SMP Negeri 1 Bandar Sribawwono Lampung Timur………………….. 95
28. Internalisasi Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran PPKn di SMPNegeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur…………………………… 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................................. 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Rencana Judul Skripsi…………………………………………… 1172. Surat Keterangan dari Dekan FKIP Unila…………………………….. 1183. Surat Izin Penelitian Pendahuluan…………………………………….. 1194. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian Pendahuluan………….. 1205. Lembar Persetujuan Seminar Proposal………………………………... 1216. Surat Keterangan……………………………………………………… 1227. Kartu Perbaikan Proposal Pembahas II………………………………. 1238. Kartu Perbaikan Proposal Pembahas I ……………………………….. 1249. Kartu Perbaikan Proposal Pembimbing II……………………………. 12510. Kartu Perbaikan Proposal Pembimbing I…………………………….. 12611. Surat Rekomendasi…………………………………………………… 12712. Surat Izin Penelitian…………………………………………………… 12813. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian………………………… 12914. Lembar Persetujuan Seminar Hasil…………………………………… 13015. Surat Keterangan……………………………………………………… 13116. Kartu Perbaikan Hasil Pembahas …………………………………….. 13217. Kartu Perbaikan Hail Pembimbing II………………………………… 13318. Kartu Perbaikan Hasil Pembimbing I………………………………… 13419. Surat Rekomendasi…………………………………………………... 13620. Kisi-Kisi Angket…………………………………………………….. 13721. Angket Penelitian……………………………………………………. 138
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap kesetiaan tertinggi atas
setiap pribadi harus disertakan pada Negara kebangsaan (Nation State) atau
sebagai sikap mental atau tingkah laku individu ataupun masyarakat yang
menunjukan adanya loyalitas atau dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa
dan negaranya . Nasionalisme sangat diperlukan dalam kelangsungan suatu
negara, dengan harapan memunculkan rasa persatuan didalam negara tersebut.
Nasionalisme pada era globalisasi saat ini mulai berkurang terutama dikalangan
pelajar. Masuknya kebudayaan asing dari luar yang tidak sesuai dengan
kebudayaan Indonesia memunculkan beberapa masalah yang nantinya juga
berpengaruh terhadap nasionalisme generasi muda.
Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena
merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal
itu pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga
keutuan persatuan bangsa dan meningkatkan martabat bangsa agar tidak
mengancam dan menghancurkan banga Indonesia. Dalam upaya penanaman nilai-
nilai nasionalisme pada generasi muda terutama pelajar Indonesia dapat dilakukan
2
melalui pendidikan, karena rasa nasionalisme tidak dapat terbentuk begitu saja.
Pendidikan merupakan faktor utama agar nasionalisme pada diri seseorang dapat
terbentuk. Pendidikan nasionalisme merupakan salah satu tujuan utama dari
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , dimana pada setiap
jenjang pendidikan yaitu SD,SMP,SMA dan bahkan didunia perkuliahan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selalu ada. Ciri-ciri dari sikap
nasionalisme peserta didik dalam kehidupan sekolah yakni peserta didik
seharusnya melakukan pembiasaan menjaga nama baik sekolah, menyanyikan
lagu nasional, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. pengormatan
bendera mera putih.
Dalam Undang-Undang No.24 tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa dan Lambang
serta lagu kebangsaan pada pasal 62 yang berbunyi “setiap orang yang hadir pada
saat lagu kebangsaan diperdengarkan dan atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak
dengan sikap hormat”. Di dalam pasal ini diharapkan akan membentuk sikap
nasionalisme pada siapa saja yang menyanyikanya atau mendengarkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Di sekolah merupakan tempat yang bisa digunakan
untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi anak didik. Salah satunya dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara langsung,siswa diharapkan
dapat menjiwai nilai-nilai yang terkandung dalam lagu itu sehingga memunculkan
semangat dan jiwa kebangsaan. Selain penjelasan tentang Undang-Undang n
tersebut menurut Praesty Hardyana Dewi dan Warsono (2013) bahwa terdapat
beberapa indikator baiknya nilai-nilai nasionalisme peserta didik antara lain:
3
“a) Dalam upaya penanaman nasionalisme peserta didik setiap sekolah di
haruskan untuk memperingati hari pahlawan, b) Setiap warga negara
Indonesia harus patuh terhadap aturan yang berlaku di negara Indonesia, (c)
Setiap warga negara harus hafal Pancasila, (d) UUD 1945 mampu menjadi
pedoman dalam membangun kesejahteraan rakyat Indonesia”.
Dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan tujuan dari pendidikan pancasila dan kewaragenagaraan itu
sendiri adalah untuk membentuk warganegara menjadi warganegara yang
baik(good citizenship) yaitu diantaranya dengan membetuk warganegara menjadi
warganegara yang memiliki penggetahuan (civic knowlage), kecakapan dan
kemampuan sikap kewarganegaraan (civic dispositions), kecakapan dan
kemampuan keterampilan kearganegaraan (civic skill) , hal ini selaras dengan
dalam nilai-nilai nasionalisme disekolah dimana dalam nilai-nilai nasionalisme
disekolah juga membentuk agar menjadi peserta didik yang baik atau menjadi
warganegara yang baik yaitu denggan lebih mendahulukan kepentingan umum
dari pada kepentingan pribadi, mengikuti upacara bendera, menaati peraturan
sekolah, belajar dengan sungguh-sungguh. Namun berbanding terbalik dengan
keadaan ideal sikap nasionalisme yang seharusnya dimiliki peserta didik.
Kenakalan remaja sampai menurunnya mutu dan kualitas pribadi peserta didik
yang terjadi dalam lingkungan pendidikan adalah beberapa dari sekian perilaku
degradasi sikap Nasionalisme yang terjadi.
4
Sehingga perlu adanya pemikiran untuk mengkaji akan nilai-nilai Nasionalisme
untuk diterapkan dan diamalkan di dunia pendidikan, karena peserta didik
merupakan harapan bangsa yang akan membawa bangsanya kearah pembangunan
di Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Nasionalisme memiliki arti yang
sangat penting bagi kehidupan dan pendidikan di Indonesia. Nilai-nilai
Nasionalisme ini merupakan landasan dalam bagian kurikulum, serta acuan acuan
dalam pelaksanaan tata nilai yang berlaku disekolah dan mempengarui langsung
terhadap mutu, kualitas pribadi dan sikap Nasionalisme dalam diri peserta didik.
Nilai Nasionalisme yang diterapkan disekolah yaitu membangun karakter
(Nation) yang berarti bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan
sesuatu. Sedangkan “Karakter” adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks ini
adala suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan
atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, iman manusia
sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-
nilai Pancasila.
Dalam proses pembelajaran dan kependidikan SMP Negeri 1 Bandar Sribawono
saat ini, nilai-nilai Nasionalisme yang diterapkan peserta didik dalam proses
kegiatan pembelajaran di sekolah sedikit dikesampingkan. Kurangnya kesadaran
akan nilai moral dan Nasionalisme peserta didik seperti mengobrol saat upacara,
tidak mentaati peraturan sekolah, tidak menghargai teman, dan membolos. Survey
sederhana yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian di SMP
5
Negeri 1 Bandar Sribhawono menemukan data bahwa dari kelas VII,VIII dan IX
bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh siswa lebih banyak dilakukan oleh siswa
kelas IX. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa banyak dari peserta didik
yang tidak hafal dengan pembukaan UUD 1945. Menurut salah satu guru yang
diwawancarai oleh peneliti mengungkapkan bahwa kegiatan yang ada disekolah
yang berhubungan denga nilai-nilai Nasionalisme bisa dikatakan ada namun
belum terlaksana secara maksimal, contonya saja kegiatan perlombaan baris
berbaris (PBB) yang diikuti oleh peserta didik saat memperingati hari ulang tahun
Republik Indonesia (HUT RI) dan kegiatan memperingati hari pahlawan seperti
hari Kartini di isi dengan kegiatan peserta didik menggunakan pakaian kebaya
dan pakaian batik, namun kegiatan ini belum berjalan dengan maksimal karena
tidak semu peserta didik mengkuti kegiatan tersebut. Peneliti mewawancarai
beberapa peserta didik dan menemukan alasan mengapa peserta didik banyak
yang tidak mengikuti kegiata tersebut, alasannya adalahh ada yang memang tidak
suka dengan kegiatan perlombaan baris berbaris (PBB) dan alasan tidak
mengikuti kegiatan hari kartini karena tidak memiliki kebaya dan batik yang
cocok untuk digunakan. Selain peserta didik peneliti juga mengamati dan
mendapat informasi dari guru dan peserta didik bahwa nilai nasionalisme yang
ada pada tenaga pengajar/guru juga masih kurang karena menurut kepala sekolah
yang peneliti wawancarai masih banyak terdapat tenaga pengajar/guru yang tidak
tepat waktu dalam mengajar da nada beberapa guru yang sering telat dalam
mengikuti upacara.
6
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Kabupaten Lampung Timur, diperoleh data tentang pelanggaran yang
dikategorikan rendanya nilai-nilai nasionalisme pada peserta didik sebagai
berikut:
Tabel 1: Pelanggaran yang dikategorikan rendanya nilai-nilai nasionalisme padapeserta didik kelas VII,VIII,IX semester ganjil SMP Negeri 1 Bandar SribhawonoKabupaten Lampuung Timur tahun pelajaran 2017/2018.
No Jenis PelanggaranJumlah
Pelanggaran
1 Tidak mengikuti upacara 32
2 Terlambat mengikuti upacara 15
3 Membuat kegaduhan saat upacara 14
4 Tidak hafal Pembukaan UUD 1945 28
Jumlah 89
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur
Penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam proses pembelajaran pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan saja dirasa tidak cukup untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik tentan g penerapan nilai-nilai Nasionalisme
dalam proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran dan penanaman nilai-
nilai Nasionalisme tidak cukup hanya melalui proses formal didalam kelas, namun
juga harus ada kegiatan-kegiatan sekolah yang mampu memberikan pengetahuan
tentang nilai-nilai nasionalisme yang ada disekolah.
7
Internalisasi nilai-nilai Nasionalisme yang diberikan pada peserta didik secara
langsung merupakan salah satu faktor penting yang dirasa oleh penulis mampu
meningkatkan pengamalan nilai-nilai Nasionalisme dalam sekolah tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas maka disusunlah penelitian yang
berjudul “Study tentang Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme dalam
Pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung
Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan
masalahnya sebagai berikut :
1. Masih banyak peserta didik berperilaku dan bersikap belum baik atau masih
rendah terhadap nilai-nilai nasionalisme
2. Kegiatan-kegiatan sekolah belum dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai
nasionalisme.
3. Nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKn lebih diperjelas pada materi
yang relevan saja.
4. Penanaman nilai-nilai nasionalisme belum berhasil.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis
membatsi masalah pada masalah:
8
1. Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai nasionalisme dalam
pembelajaran PPKn disekolah?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah diatas,
dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana peran pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono
Lampung Timur?
2. Bagaimana internalisasi nilai-nilai nasionalisme di SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Lampung Timur?
3. Adakah peran pembelajaran PPKn dalam internalisasi nilai-nilai nasionalisme
pada peserta didik di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:
1. Bagaimana peran pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono
Lampung Timur?
2. Bagaimana internalisasi nilai-nilai nasionalisme di SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Lampung Timur?
3. Adakah peran pembelajaran PPKn dalam internalisasi nilai-nilai nasionalisme
di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur?
9
F. Kegunaan penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian peran Internalisasi nilai-nilai Nasionalisme dalam pembelajaran
PPKn terhadap sikap Nasionalisme peserta didik SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Tahun Pelajaran 2016/2017, secara teoritis bergua untuk
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan
dengan wilayah kajian pendidikan nilai dan moral warganegara.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna untuk:
a. Bagi peserta didik, agar lebi mengetahui fungsi dan dapat menerapkan
nilai-nilai yang terkandung dalam Nasionalisme, dapat mengaplikaikan
sikap Nasionalisme secara nyata dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarajat.
b. Bagi guru agar lebi memahami kandungan, isi, keluasan, tingkat kesulitan,
tingkat keterbacaan dari internalisasi nilai-nilai Nasionalisme, sehingga
dapat melakukan prose internalisasi nili-nilai Nasionalisme melalui prose
pembelajaran PPKn dengan cara menje;askan konsep, memfaktualiasikan
konsep, mengklarifikasi konsep menjadi nilai dalam rangka pembentuka
dan pengamalan sikap Nasonalisme bagi peserta didik.
10
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya
pendidikan kewarganegaraan yang terkait dengan konsep pendidikan nilai
moral Pancasila.
2. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek ini adalah peserta didik SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah Internalisasi nilai-nilai Nasonalisme dalam
pembelajaran PPKn.
4. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar
Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur.
5. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitan ini adalah sesuai dengan keluarnya surat izin
penelitian oleh Dekan FKIP Universitas Lampung yakni tanggal 14
November sampai dengan waktu pelaksanaan selesai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Tinjauan Tentang Internalisasi Nilai-Nilai Nasionalisme
a. Pengertian Internalisasi
Menurut Muhaimin (2007 : 53) “Dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah,
terdapat tahapan prosesi yang harus dilakukan oleh guru dalam menginternalisasi
suatu nilai kepada peserta didik”. Menurut Muhaimin (2007 : 53) dalam proses
internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik, ada tiga tahap yang
mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi yaitu:
a. Tahap Transformasi Nilai : Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik.
Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik.
b. Tahap Transaksi Nilai : Suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan
komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang
bersifat timbal balik.
12
c. Tahap Transinternalisasi : Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi.
Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap
mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang
berperan secara aktif.
Mohammad Mustari (2014: 5) menyatakan bahwa menginternalisasi artinya
“membatinkan” atau “merumahkan dalam diri” atau “meng-intern-kan” atau
“menempatkan dalam pemikiran” atau “menjadikan anggota penuh”. Jadi, faktor
iman, nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan (berfikir dan berbuat) harus
ditempatkan di dalam diri dan menjadi milik sendiri. Sedangkan menurut Ridwan
Nasir (2010: 59) mengungkapkan “internalisasi adalah upaya yang harus dilakukan
secara berangsur-angsur, berjenjang, dan istiqomah. Penanaman, pengarahan,
pengajaran, dan pembimbingan, dilakukan secara terencana, sistematis dan
terstruktur dengan menggunakan pola dan sistem tertentu”.
Melihat sesuai dengan proses internalisasi maka dapat disintesiskan bahwa
internalisasi adala suatu proses memasukkan atau mendoktrinkan suatu sikap,
tingkah laku atau lain sebagainya kepada peserta didik yang terdiri dari beberapa
tahapan yaitu: tahap transformasi nilai, tahap transaksi nilai dan tahap
transinternalisasi.
13
b. Pengertian Nilai
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia, sifat dari suatu benda yang yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok. Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu subjek, bukan onjek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai
berarti ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan demikian,
nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-
kenyataan lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai
pembawa nilai.
Menurut Abdulsyani (2007 : 52) “nilai dapat disebut sebagai ketentuan-ketentuan
atau cita-cita dari apa yang dinilai baik dan benar oleh masyarakat luas”. Sedangkan
menurut Mulyana (2004 : 9) “nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan
pilian”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disintesiskan bahwa nilai adalah
rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Berdasarkan dengan definisi itu
maka yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika,
peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama, dan rujukan lainnya yang
memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada
dibalik fakta, memunculkan tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul
sebagai ujung proses psikologi dan berkembang kearah yang lebih kompleks.
14
Nilai mempunyai beberapa macam makna yang dapat yang dapat dikategorikan.
Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacam-macam. Rumusan ini juga
penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bawa sesuatu itu harus
mengandung nilai (berguna) merupakan nilai (baik, benar atau indah) mempunyai
nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat
menyebabkan orang mengambil sikap “menyetujui” atau mempunyai sifat nilai
tertentu dan memberi nilai, artinya menanggapi sesuatu sebagai al yang diinginkan
atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. Adapun sifat-sifat nilai sebagai
berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehiingga nilai memiliki sifat yang ideal.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung
nilai.
c. Macam-macam Nilai
Menurut J. Darminta, SJ (2006 : 25) membagi nilai menjadi dua yaitu:
1. Nilai instrumental atau sarana, yang memungkinkan kita untuk mencapai
berbagai tujuan dalam hidup.
15
2. Nilai hakiki, yang bernilai pada dirinya dalam kondisi apapun. Nilai hakiki
bersifat kekal, tidak akan berubah seiring berjalannya jaman, nilai hakiki
bercirikan kultural (cara bertindak) dan rohani, seperti kebenaran, keadilan,
persaudaraan, dan lain sebagainya. Maka nilai hakiki tidak dapat ditawar, harus
ada bila ingin memiliki kualitas manusiawi-rohani. Berbeda dengan nilai hakiki,
nilai instrumental dapat berubah dari waktu ke waktu.
Serupa dengan pendapat Darminta, untuk memperjelas posisi nilai Rohmat Mulyana
(2004 : 24) mengklarifikasikan nilai menjadi 4 klarifikasi, yaitu:
1. Nilai terminal dan instrumental yang diartikan sebagai nilai-nilai yang ada pada
diri manusia yang dapat ditujukkan oleh cara tingkah laku.
2. Nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik, keberadaan hubungan antara satu nilai dengan
yang lainnya tidak berdiri sendiri. Sesuatu dikatakan nilai ekstrinsik jika hal
tersebut dinilai untuk kebaikannya sendiri, bukan untuk kebaikan hal lain,
sedangkan suatu memiliki nilai ekstrinsik apabila hal tersebut menjadi perantara
untuk mencapai hal lain. Contoh dari nilai insintrik adalah kepemilikan
pengetahuan karena diartikan sebagai kebaikannya sendiri. Sedangkan contoh
nilai eksintrik adalah kedisiplinan belajar, kelengkapan sarana yaitu nilai yang
menjadi perantara tercapainya pemilikan pengetahuan seseorang.
3. Nilai personal dan nilai sosial, nilai-nilai yang bersifat personal terjadi dan
terkait secara priba di atas dasar dorongan-dorongan yang lahir secara
psikologis dalam diri seseorang, sedangkan nilai-nilai yang besifat sosial lahir
karena adanya kontak psikologis maupun sosial dengan dunia yang disikapi.
16
4. Nilai subyektif dan nilai objektif, nilai subjektifitas mencerminkan tingkat
kedekatan subyek dengan nilai yang diputuskan oleh dirinya: sentimental, emosi,
suka dan tidak suka memainkan peran dalam menimbang dan memutuskan nilai.
Berbeda dengan nilai subjektifitas, nilai objektif mencerminkan tingkat
kedekatan nilai dengan obyek yang disifatinya.
d. Pengertian Nasionalisme
Nasional berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau
ajaran untuk mencintai bangsa dan Negara atas kesadaran keanggotaan/warganegara
yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan
identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan
suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme
memuat bebrapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan
prestasi. Nasionalisme uga dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan.
Semangat kebangsaan adalah sasaran mendapatkan kembali hargadiri etnik sebagai
modal dasar membangun sebuah Negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat
kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan
dapat ,menumbukan jiwa patriotism. Rasa kesetiakawanan sosial aan mempertebal
semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela adalah kesediaan untuk berkorban
demi kepentingan yang besar atau demi Negara dan bangsa telah mengantarkan
bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dan mencapai
17
tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban, juga arus didukung dengan jiwa
patriotik yang tinggi. Makna nasionaisme dapat diabarkan sebagaai berikut:
a. Suatu paham yang berpendapat bawa kesetiaan tertinggi harus diserahkan pada
Negara.
b. Suatu perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tana air
sebagai tumpa darah.
c. Suatu proses pembentukan atau pertumbuan bangsa-bangsa.
d. Suatu gerakan social dan politik demi kepentingan bangsa.
e. Suatu doktrin atau ideology bangsa, baik, umum, maupum kusus.
Menurut Sunarso (2008 : 10) “Nasionalisme formalisasi dan rasionalisasi dari
kesadaran nasional. Sedangkan menurut Anderson dalam Sunarso (2008 : 13)
“Nasionalisme sebagai komunitas khayalan (imagined community) yang disatukan
oleh persahabatan yang mendalam yang di mana anggota- anggotanya diyakini
menciptakan sebuah kesatuan yang utuh dan kuat.
Menurut Yatim dalam Fauzi (2012 : 1) “Nasionalisme adalah suatu paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris
nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia”. Sedangkan menurut Stoddard dalam Fauzi (2012 : 2) “Nasionalisme
adalah keadaan rohani, yakni suatu kepercayaan yang dianut sejumlah orang yang
mempunyai suatu rasa kebangsaan (nationality), suatu perasaan tergolong besama-
sama menjadi bangsa dan Negara” .
18
Menurut Han Khon dalam Sudiyono (2002 : 15) “Nasionalisme adalah suatu paham
yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
Negara kebangsaan (nation state)”. Sedangkan menurut Azra (2003 : 24)
“Nasionalisme adalah sebua situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total
diabdikan langsung kepada Negara bangsa atas nama sebuah bangsa”.
Bedasarkan pendapat di atas dapat disintesiskan bawa, nasionalisme adalah suatu
paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan Negara atas kesadaran
keanggotaan/warganegara yang bersama-sama mencapai, mempertahankan,
mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa.
1. Prinsip-prinsip yang Terkandungg dalam Nasionalisme Indonesia
Peruangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan tela dimulai sejak
penjajahan Belanda berada di Indonesia. Sejarah perjuangan, pada akhirnya
mencapai puncaknya dengan diplomasikannya kemerdekaan Indonesia. Oleh karena
itu, persatuan Indonesia harus kita peruangkan dan pertahankan terus. Apalagi hal-
hal berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia dikaji lebih jauh,
terdapat prinsip yang arus dihayati. Prinsip-prinsip itu adalah Nasionalisme.
Nasionalisme dalam arti luas adalah paam kebangsaan yang meletakkan kesetiaan
tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya
itu merupakaan bagian dari bagian lain dunia. Nasionalisme dalam arti luas
19
mengandung beberapa prinsip-prinsip yaitu kebersamaan, persatuan dan kesatuan
serta demokrasi/demokratis. Diantaranya yaitu:
a. Prinsip Kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut setiap warganegara untuk menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribaddi dan golongan.
b. Prinsip Persatuan dan Kesatuan
Prinsip persatuan dan kesatuan menuntut seriap warganegara arus mampu
mengesampingkan pribadi atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan
dan anarkis (merusak), untuk menegakkan prinsip persatuan dan kesatuan setiap
warganegara harus mampu mengedepankan sikap: kesetiakawanan social, peduli
terhadap sesama, solidaritas dan berkeadilan social.
c. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi memandang bahwa setiap warganegara mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, karena hakikatnya kebangsaan adalah
adanya tekad untuk hidup bersama mengutamakan kepentingan bangsa dan
Negara yang tumbuh berkembang dari bawah untuk bersedia hidup sebagai
bangsa yang bebas, merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Kita mencintai bangsa kita, yaitu bangsa Indonesia. Itu tidak berti kita mengagung-
agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti baa kita merasa
lebih unggul dari pada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita
kepada bangsa lain sebab pandangan semacam ini anya mencelakakan kita. Selain
20
tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, kita mengakui bahwa
semua makhluk didunia sama dan sederajat, sama-sama makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari
umat manusia sedunia.
Dalam Undang-Undang No.24 tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa dan Lambang
serta Lagu Kebangsaan pada pasal 62 yang berbunyi “setiap orang yang hadir pada
saat lagu kebangsaan diperdengarkan dan atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak
dengan sikap hormat”. Di dalam pasal ini diharapkan akan membentuk sikap
nasionalisme pada siapa saja yang menyanyikanya atau mendengarkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Di sekolah merupakan tempat yang bisa digunakan
untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air bag ianak didik. Salah satunya dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara langsung,siswa diharapkan
dapat menjiwai nilai-nilai yang terkandung dalam lagu itu sehingga memunculkan
semangat dan jiwa kebangsaan. Selain penelasan tentang Undang-Undang tersebut
menurut Praesty Hardyana Dewi dan Warsono (2013) bahwa terdapat beberapa
indikator baiknya nilai-nilai nasionalisme peserta didik antara lain:
“a) Dalam upaya penanaman nasionalisme peserta didik setiap sekolah di haruskan
untuk memperingati hari pahlawan, b) Setiap warga negara Indonesia harus patuh
terhadap aturan yang berlaku di negara Indonesia, (c) Setiap warga negara harus
hafal Pancasila, (d) UUD 1945 mampu menjadi pedoman dalam membangun
kesejahteraan rakyat Indonesia”.
21
Menurut Ibnatul dan Suprayogi (2013) “Nilai Nasionalisme di dalam pendidikan
adalah keikut sertaan peserta didik dalam mengikuti upacara bendera mera putih,
kesadaran para peserta didik pada saat pengibaran penghormatan bendera merah
putih, dan kesadaran para peserta didik dalam mematui aturan-aturan dan norma-
norma yang berlaku”.
2. Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme murni Indonesia mungkin lahir diantara kelompok mahasiswa
Indonesia, baik yang ada di negeri Belanda maupun yang ada di Indonesia.
Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan
ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme. Oleh karena itu, gerakan
nasionalisme pada awal abad XX tidak bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme
sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat. Hanya saja, pada tahap awal
nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan terpelajar.
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan
bangsa dan berusaha mencarikan jawabannya. Bentuk gerakannya memiliki corak
yang beragam mulai dari yang bersifat etnis, kultural, hingga nasional. Itulah latar
belakang munculnya nasionalisme Indonesia. Meskipun banyak mengadopsi nilai
dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi
tersendiri. Partai Nasional Indonesia (1927) yang didirikan oleh Ir. Soekarno
merupakan pelopor kesadaran serta perjungan nasional yang didukung oleh semua
pihak. Walaupun PNI ini dilarang tiga tahun kemudian dan disusul oleh bermacam-
22
macam partai dan perhimpunan yang terpaksa lebih moderat, namun perumusan
UUD 1945, proklamasi kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan penuh (1949).
Setelah kegagalan ideologis pada tahun 1965, timbullah bentuk nasionalisme di
Indonesia yang lebih realistis untuk membangun kembali cita-cita nasional terutama
dalam bidang tata ekonomi dan struktur social. Tujuan pembangunan nasional itu
dirumuskan dalam GBHN dan Repelita-Repelita. Tidak dapat disangka bahwa
kemajuan pembangunan itu telah dirasakan oleh masyarakat.
Didalam buku Kansil, C.S.T., dan Chistine S.T. Kansil (2011 : 201) bahwa dapat
dikatakan, “ada berbagai bentuk dan ekspresi nasionalisme”. Bila salah satu cita-cita
hilang, belum pasti nasionalisme sendiri hilang. Semangat nasionalisme yang
terwujud dari dalam perjuangan fisik, aksi, pidato bersemangat, tindakan spektakuler,
belum pasti lebih besar kadarnya dari pada nasionalisme dengan bekerja tekun,
membela keadilan, menciptakan tempat kerja, memajukan mutu pendidikan dan
pelayanan kesehatan. Tantangan bagi nasionalisme Indonesia kedepan adalah
bagaimana kita mewujudkan sebua Negara kebangsaan yang bersifat liberal-
demokratis dimana hak-hak dasar setiapp warganegara diakui, dihormati, dan diamin,
dimana hukum ditegakkan secara pasti dan adil, dimana Negara mewujudkan
kesejateraan umum, dan sebagainya. Sikap patriotism, nasionalisme dan hidup
mandiri merupakan hidup yang sangat penting. Karena akan membawa kemakmuran
dan kemajuan suatu bangsa.
23
B. Tinjauan tentang Pembelajaran PPKn
a. Pengertian Pembelajaran
Pendidikan adalah merupakan salah satu komponen pembangunan yang sangat
menentukan karena dari proses pendidikan dan pembelajaran akan dihasilkan
sumberdaya pembangunan yang berkualitas yang mampu melaksanakan
pembangunan secara professional. Pelaku utama sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan proses pendidikan adalah guru, karena itu setiap guru harus memiliki
berbagai kompetensi dan kemampuan untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan
nasional melalui proses pembelajaran.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan
bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik atau siswa dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu linggkungan belajar”. Sedangakn menurut
PP Nomor 32 Tahun 2013 “pembelajaran adalah sebagai proses interaksi antara
peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.
Menurut Gagne dan Brigs dalam Syafaruddin (2005 : 60) “pembelajaran adalah
proses kognitif yang menguba sifat stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa
tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang
baru”
24
Menurut Masnur Muslich (2009 : 71) “pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa
dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap
pengetahuan dan pada akhirnya mampu untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan
menurut Oemar Hamalik (2008 : 57 ) “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Dari pendapat diatas dapat disintesiskan bahwa pembelajaran adalah interaksi
edukatif antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan pengajar
untuk menapai perubahan yang mengarah pada belajar yang baik pada suatu
lingkungan belajar.
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) atau Civics memiliki banyak istilah
dan pengertian. Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dua suku kata, yaitu
„pendidikan” dan “Kewarganegaraan”. Menurut pasal 1 Undang-Undang No 20
tahun 2003 bahwasanya “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
25
Menurut Zarmoni dalam Azra (2003 : 7) “pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertuuaan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran
kepada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan
masyarakat yang paling menjamin hak-hak masyarakat”.
Menurut Merphin Panjaitan dalam Azra (2003 : 9) “Pendidikan kewarganegaraan
adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi
warganegara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang
dialogoal”.
Menurut Kansil dalam Sutoyo (2011:5). Menyebutkan bahwasanya kewarganegaraan
dalam bahasa latinnya disebut “civis”. Kemudian dalam bahasa inggris dikenal
sebagai “civic” yang artinya warga negara atau kewarganegaraan. Akhirnya dari kata
“civic” lahir kata “civics” yang artinya ilmu kewarganegaraan atau Civic Education,
Sementara Zamroni dalam Rozak dkk (2013:7) menyatakan bahwa:
“Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat; demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu
26
saja meniru dari masyarakat lain; kelangsungan demokrasi tergantung pada
kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.”
Ubaedillah dkk (2008:9) mengungkapkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan untuk membangun karakter (character building) bangsa Indonesia yang
antara lain :
“a) membentuk kecakapan partisipatif waganegara yang bermutu danbertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (b) menjadikanwarganegara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis, namun tetapmemiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa, (c) mengembangkankultur demokrasi yang berkedaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi dantangungawab”.
Uraian mengenai pengertian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan
demokrasi di atas, dapat disintesiskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
peranan penting di dalam penanaman nilai-nilai di masyarakat. Pendidikan
Kewarganegaraa merupakan pendidikan yang berupaya untuk menanamkan nilai-
nilai karakter bangsa yang demokratis, kritis serta memiliki kecerdasan dan perilaku
yang baik di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari sinilah peranan
Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah penting didalam menunjang kemajuan suatu
bangsa.
27
c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Azra dalam bukunya Pendidikan Kewarganegaraan (2003:10)
menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan:
a) membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertangungjawab dalamkehidupan bermasyarakat baik di tingkat local, nasional, regional dan global; (b)menjadikan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan danintegritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera dan demokratis;(c) menghasilkan warganegara yang berpikir komprehensif, analitis, kritis, danbertindak demokratis, yang dalam bahasa Lord Henry Peter Broughton akan menjadiwarga bangsa yang muda dipimpin tetapi sulit untuk dikendalikan, mudah diperintahnamun sulit untuk diperbudak; (d) mengembangkan kultur demokrasi yaitukebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, kemampuan menahan diri,kemampuan melakukan dialog, negosiasi, kemampuan mengambl keputusan sertakemampuan berpartisipasi dalam kegiatan politik kemasyarakatan; (e) mampumembentuk warganegara menjadi good and responsible citizen (warganegara yangbaik dan bertanggungjawab) melalui penanaman moral dan keterampilan sosial(social skill) sehingga kelak mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan-persoalan actual kewarganegaraan seperti toleransi, perbedaan pendapat, bersikapempati, menghargai pluralitas, kesadaran hukum dan tertib social, menjunjung tinggiHAM, mengembangkan demokratisasi dalam berbagai lapangan kehidupan danmenghargai kearifan local (local wisdom).
Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan yang di tulis oleh Sutoyo (2011:7)
menyatakan bahwa “tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta
tanah air, bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional kepada siswa, mahasiswa, calon ilmuwan warga negara Republik Indonesia
yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni yang dijiwai nilai-nilai pancasila”.
28
Dalam hal ini, nilai-nilai dasar negara seperti nilai keagamaan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, serta keadilan akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan
serta pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Menurut Bakry dalam Sutoyo (2011:7) mengatakan bahwa “tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan secara umum adalah memupuk kesadaran bela negara dan berpikir
komperehensif integral dalam rangka Ketahanan Nasional” dengan didasari:
1. Kecintaan kepada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan
4. Keyakinan akan ketangguhan Pancasila
5. Rela berkorban demi bangsa dan negara
6. Kemampuan awal bela Negara
Pendidikan PPKn mempunyai tiga kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta
didik yang merupakan kemampuan dan kecakapan yang terukur setelah peserta didik
mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi kemampuan
akademik, sikap dan keterampilan. Dalam pembelajaran PPKn kompetensi dasar atau
kompetensi minimal terdiri dari tiga jenis yaitu:
29
a. Kecakapan dan kemampuan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowlage) yang terkait dengan materi inti pendidikan PPKn (civic education)
antara lain demokrasi, hak asasi manusia dan msyarakat madani (civil society).
b. Kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraan (civil dispositions) antara
lain pengakuan kesetaraan, toleransi, kebersamaan, pengakuan keragaman,
kepekaan terhadap masalah warganegara antara lain masalah demokrasi dan hak
asasi manusia.
c. Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan keterampilan kewarganegaraan
(civil skill) seperti kemampuan berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan
publik, kemampuan melakukan control terhadap penyelenggaraan Negara dan
pemerintahan.
Uraian dari pendapar di atas dapat disintesiskan bahwasanya tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sebagai wahana pendidikan yang dilakukan dalam
menumbuhkan sikap nasionalisme dan kesadaran akan hak-hak dan kewajiban
sebagai warga negara dalam rangka menjaga ketahanan nasional.
30
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPKn
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Identitas
Nama Sekolah : SMP NU 09 ROWOSARI
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 1. Menampilkan Perilaku yang sesuai dengan Nilai-nila
Pancasila.
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian Pancasila sebagai ideologi negara dan
sebagai dasar negara.
2. Menjelaskan pentingnya ideologi bagi suatu bangsa dan
negara
3. Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara
31
4. Memberi 4 contoh sikap setia terhadap Pancasila
dalam kehidupan di sekolah dan kehidupan bermasyarakat.
5. Menunjukkan sikap setia terhadap Pancasila dalam kehidupan
di sekolah.
Alokasi Waktu : 4 x 40’ (2x Pertemuan)
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian Pancasila sebagai ideologi negara dan sebagai dasar
negara. (Nasionalisme)
2. Menjelaskan pentingnya ideologi bagi suatu bangsa dan negara.
3. Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara (Semangat kebangsaan)
4. Memberi 4 contoh sikap setia terhadap Pancasila dalam kehidupan di sekolah dan
kehidupan bermasyarakat. (Rela berkorban)
5. Menunjukkan sikap setia pada Pancasila. (Cinta Tanah Air)
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Pancasila sebagai ideologi negara dan sebagai dasar negara.
2. Pentingnya ideologi bagi suatu bangsa dan negara
3. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
4. Contoh sikap setia terhadap Pancasila dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa dan Negara.
32
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : CTL Contektual Teaching and Learning
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Diskusi melalui pendekatan Penguasaan dan
Pemahaman Konsep.
F. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
(Disiplin)
b. Bersama-sama siswa menyanyikan lagu nasional. (Nasionalime)
c. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru berkenaan dengan
materi pembelajaran tersebut. (Komunikatif)
d. Siswa menyimak penjelasan guru tentang kompetensi akan dicapai melalui kegiatan
pembelajaran mengenai Pancasila sebagai ideologi Negara. (peduli lingkungan)
Kegiatan Inti ( 60 menit )
Pembelajaran Eksplorasi
a. Siswa mencermati skema, bagan atau gambar-gambar yang berkaitan dengan dasar
negara dan ideologi negara yang dibuat guru sendiri. (Responsive / Peduli lingkungan)
33
b. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru berkenaan dengan
gambar-gambar tersebut. (Peduli lingkungan)
c. Siswa menyimak penjelasan atau klarifikasi guru tentang jawaban-jawaban yang
diberikan siswa. (Peduli lingkungan)
d. Siswa mencari informasi dari berbagai sumber (buku ajar, majalah, internet) mengenai
Pancasila sebagai Dasar negara dan ideologi negara. (Kreatif)
Pembelajaran elaborasi
e. Siswa membagi diri ke dalam kelompok-kelompok yang diminta guru untuk
mengerjakan dan menjawab berbagai pertanyaan yang ada dalam LKS.
Tiap kelompok membahas
· Kelompok I : Makna ideologi secara umum dan khusus
· Kelompok II : Pentingnya ideologi bagi suatu negara
· Kelompok III : Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
· Kelompok IV : Sikap setia terhadap Pancasila dalam kehidupan di sekolah dan
kehidupan bermasyarakat (Menghargai prestasi)
f. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa dan antara siswa
dengan guru. (Menghargai Prestasi)
Pembelajaran konfirmasi
g. Guru menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan.
h. Guru membantu menyelesaikan masalah;
i. Siswa melakukan pengecekan hasil pekerjaan kelompok berdasarkan
34
acuan yang diberikan guru. (Tanggumg jawab, Ulet, Disiplin)
j. Siswa diberi kesempatan untuk merefleksi pengalaman belajarnya. (Rasa
ingin tahu, Demokratis).
Penutup
a. Mengumpulkan hasil diskusi
b. Melakukan refleksi pelaksanaan dan hasil diskusi
c. Tindak lanjut dengan memberikan tugas persiapan presentasi pertemuan selanjutnya
Penghormatan kepada bendera “Merah Putih” (Cinta Tanah Air)
Pertemuan Ke-2
Pendahuluan (10 menit)
a. Penghormatan kepada bendera “Merah Putih” (Cinta Tanah-Air)
b. Guru mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
(Kedisiplinan)
c. Bersama-sama siswa menyanyikan lagu nasional. (Semangat -Kebangsaan)
d. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru berkenaan dengan
materi pembelajaran tersebut. (Responsive / Peduli lingkungan)
e. Siswa menyimak penjelasan guru tentang kompetensi akan dicapai melalui kegiatan
pembelajaran mengenai Pancasila sebagai ideologi Negara (Responsive)
35
Kegiatan Inti ( 60 menit )
Pembelajaran Elaborasi
a. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (Kreatif)
b. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang mem-presentasikan.
(Toleransi)
c. Guru memfasilitasi pelaksanaan diskusi. (Responsive)
d. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru.
(Peduli sosial)
Pembelajaran konfirmasi
e. Guru menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan.
f. Guru membantu menyelesaikan masalah;
g. Siswa melakukan pengecekan hasil pekerjaan kelompok berdasarkan
acuan yang diberikan guru. (Tanggung jawab
h. Siswa diberi kesempatan untuk merefleksi pengalaman belajarnya.
(Mandiri).
Penutup
a. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan hasil diskusi (Kreatif)
b. Melakukan refleksi terhadap hasil diskusi
c. Tindak lanjut dengan memberikan tugas mempelajari materi untuk pertemuan
selanjutnya.
Menyanyikan lagu wajib Nasiona”Hari Merdeka” (Nasionalisme).
36
F. Sumber Belajar
1. Buku BSE PKn Kelas VIII,
2. UUD NKRI Tahun 1945
3. Pendidikan Pancasila di Era Reformasi, Tim Dosen Pancasila, Undip, Semarang.
4. Kaelan, 2002, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
5. Kaelan, 1985, Sekitar Proses umusan Pancasila, Dasar Negara dan UUD 1945
(Pancasila Yuridis Kenegaraan), Liberty, Yogyakarta.
6. Setiardja, G, A., 2002, Pancasila, Soegijapranata Catholic University Perss, Semarang.
G. Penilaian
Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian tertulis
diberikan setelah pertemuan keempat. Sedangkan untuk pertemuan ke-1 s.d. 3 penilaian lebih
ditekankan melalui kegiatan tanya jawab di kelas, aktivitas siswa saat diskusi, dan
mengerjakan tugas-tugas.
Teknik penilaian yang digunakan : tes tertulis
Bentuk tes : pilihan ganda dan uraian.
37
C. Penelitian yang Relevan
1. Kajian local PPKn
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung “Pengaruh
internalisasi nilai dalam konsep hierarki Pancasila terhadap sikap nasionalisme
peserta didik SMP N 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran
2014/2015” Cahyo Wibowo(2011).
2. Kajian nasional PPKn
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Yogyakarta “Internalisasi nilai
nasionalisme dalam madrasah diniyati takmiliyah terintegrasi “AL LATIF” di SD
Negeri Suryodiningrat 2 Yogyakarta” Aldila Ana Prastika(2012)
D. Kerangka Pikir
Konsep internaliasi nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKn ini adalah
mamasukkan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKn melalui pendekatan-
pendekatan yang mampu diterimo oleh peserta didik agar peserta didik bisa menjadi
warganegara yang baik dan bisa memberikan kontribusi dalam memajukan
bangsanya dimasa depan. Jika peserta didik telah menjadi warganegara yang baik,
maka tidak dapat dipungkiri bahwa nilai nasionalisme yang dimiliki oleh peserta
didik dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari berupa sikap bangga, setia dan
cinta terhadap tana airnya, serta senantiasa mempertaankan dan memajukan bangsa
dan negaranya.
38
Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai misi untuk menjadikan peserta didik
menjadi warganegara yang mengerti dan taat terhadap peraturan pemerintah dan
dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
maupun lingkungan masyarakat serta meningkatkan kualitas, mutu dan kualitas
pribadi peserta didik.
Berdasarkan pemikiran diatas, hubungan antara variabel bebas dengan variabel bebas
dan variabel terikat dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Variabel X Variabel Y
Pembelajaran PPKn Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme
Indokator: Indikator:
1. Civic knowlage 1. Transformasi Nilai Nasionalisme
2. Civic disposition 2. Transaksi Nilai Nasionalisme
3. Civic skill 3. Transinternalisasi Nilai Nasionalisme
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
jenis pendekatan deskriptif kuantitatif, karena penelitian ini
menggambarkan keadaan yang terjadi dalam lingkungan peserta didik di
SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono mengenai peranan internalisasi nilai-
nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKn pada pesertaa didik.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan jenis pendekatan
deskriptif kuantitatif, yang memberikan penjelasan tentang permasalahan
yaitu untuk mengetahui bagaimanakah internalisasi nilai-nilai nasionalisme
dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung
Timur tahun pelajaran 2017/2018.
40
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah
penelitian mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam
penelitian. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 1
Bandar Sribhawono Lampung Timur tahun pelajaran 2017/2018 kelas VII
sampai kelas IX yang berumlah 844 peserta didik.
Tabel 2: Daftar populasi peserta didik kelas VII sampai kelas IX SMP
Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur tahun pelajaran 2017/2018.
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII 128 152 280
2 VIII 98 187 285
3 IX 134 145 279
Jumlah 844
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010: 62). Sampel adalah bagian dari populasi yang
memiliki ciri khas atau keadaan tertentu yan akan diteliti. “Apabila subyek
41
penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitia n populasi. Selanjutnya bila subyeknya
lebih besar dari 100 dapat diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau
lebih (Arikunto 2006:14)”. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik stratified random sampling, yaitu cara
pengambilan sampel dengan memperhatikan strata (tingkatan) di dalam
populasi.
Berdasarkan pendapat diatas, maka populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung
Timur yang berjumlah 844 peserta didik. Berdasarkan jumlah populasi
sebesar 844 peserta didik maka peneliti mengambil sampel 10% dari 844
peserta didik dengan rincian sebagai berikut :
= 10100 ℎ= 10100 844
R = 84,4 = 84 Peserta didik
42
Tabel 3: jumlah dan sebaran sampel peserta didik kelas VIII SMP Negeri
1 Bandar Sribhawono Lampung Timur tahun pelajaran 2017/2018.
No. Kelas Perhitungan Pembulatan
1 VII280 siswa x 10% =
28
28
2 VIII285 siswa x 10% =
28,5
28
3 IX279 siswa x 10% =
27,9
28
Jumlah 84
Sumber: Hasil perhitungan proporsional random sampling
C. Variabel Penelitian
”Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi
pengamatan penelitian.”Suryabrata (2002 : 72) variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas adalah pembelajaran PPKn (X)
b. Variabel terikat adala internalisasi nilai-nilai nasionalisme (Y)
43
D. Denifinisi Variabel
1. Definisi Konseptual
a. Pembelajaran PPKn
Pembelajaran PPKn adalah interaksi edukatif antara peserta didik
dengan peserta didik, peserta didik dengan pengajar untuk
menanamkan nilai-nilai karakter bangsa yang demokratis, kritis
serta memiliki kecerdasan dan perilaku yang baik di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemudian dapat menjadi
warganegara yang menguasai pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowlage), Kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraan
(civil dispositions), Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan
keterampilan kewarganegaraan (civil skill).
b. Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme
Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme adalah proses internalisasi
yang meliputi transformasi nilai, transaksi nilai dan
transinternalisasi nilai yang memuat paham untuk mencintai bangsa
dan negaranya yang diberikan kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran sehari-hari.
44
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan
gambaran cara mengukur suatu variabel dengan memberikan arti suatu
kegiatan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Pembelajaran PPKn (X)
Pembelajaran Pkn adalah untuk mengajarkan kepada siswa tentang
pengetahuan keterampilan serta membentuk watak atau karakter
yang baik dalam diri individu,sehingga dengan pembelajaran PKn
di sekolah,individu diharapkan mempunyai sikap dan pengetahuan
yang positif untuk menjadi warga negara yang baik atau dalam
kajian pendidikan kewarganegaraan biasa disebut dengan istilah
civic knowledge,civic skill dan civic disposition
b. Nilai Nasionalisme (Y)
Nilai nasionalisme adalah nilai yang memuat paham tentang
mencintai bangsa dan negaranya atas kesadaran warganegara untuk
mencapai, mempertahankan, mengabdikan identitas, integritas
untuk kemakmuran dan kesatuan suatu bangsa.
45
E. Rencana Pengukuran Variabel
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan alat ukur yang
tepat,
rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Internalisasi Nilai-nilai Nasionalisme
a. Baik
b. Cukup Baik
c. Kurang Baik
2. Pembelajaran PPKn
a. Baik
b. Cukup Baik
c. Kurang baik
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data tentang internalisasi nilai-nilai nasionalisme
dalam pembelajaran PPKn pada peserta didik diperoleh melalui:
1. Angket
Angket dilakukan untuk menggali pemahaman peserta didik terhadap
internalisasi nilai-nilai nasionalisme yang tela diberikan pada saat
pembelaaran. Data yang diperoleh tersebut merupakan data pendukung
dalam penelitian.
46
2. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang seberapa dalam
guru dalam mengimplementasi nilai-nilai nasionalisme dalam
pembelajaran PPKn dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang
berupa keterangan-keterangan, catatan-catatan, laporan dan sebagainya
yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Pelaksanaannya
penulis mencari sumber-sumber tertulis dilokasi penelitian. Teknik ini
dilakukan dengan mencatat data tertulis guna mempelajari data yang
sesuai dengan penelitian.
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan ukuran kevalidan instrumen pengumpul data,
seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 211) bahwa
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
dan keshahihan suatu instrumen.” Dengan demikian untuk
menentukan validitas item, penelitian ini menggunakan logikal validity
yaitu melalui kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan
indikator-indikator dengan cara konsultasi kepada para pembimbing
kemudian dilakukan perbaikan atau revisi sesuai dengan keperluan.
47
2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:222) “uji reliabilitas merupakan
suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga
mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.”
Uji reliabilitas angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menyebarkan angket kepada 10 orang di luar responden.
2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam belahan ganjil dan genap.
3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment
yaitu:
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antar gejala x dan y
xy : Product dari gejala x dan y
N : Jumlah Sampel. (Suharsimi Arikunto, 2010: 226)
Untuk reliabilitas angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu:
Rxy =( )
48
Dimana :
Rxy = Koefisien seluruh item
Rgg = Koefisien korelasi ganjil dan genap
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 223)
Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas
sebagai
berikut:
0,90 - 1,00 = Reliabilitas tinggi.
0,50 - 0,89 = Reliabilitas sedang.
0,00 - 0,49 = Reliabilitas rendah.
Tabel 4.1. Distribusi Skor hasil uji coba angket 10 orang di luarresponden untuk item ganjil
NoNomor Item Ganjil Skor1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
1 3 2 1 1 2 1 3 3 3 3 222 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 243 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 304 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 245 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 266 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 277 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 288 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 289 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2810 3 3 2 1 2 3 2 3 3 1 23
Total 260Sumber: Analisis Uji Coba Angket
Dari tabel 4.1 diketahui ∑ = 260 yang merupakan hasil penjumlahan
skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator
item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam kerja hasil uji coba
49
angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui
besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Responden di luar
Populasi untuk item Genap (Y).
NoNomor Item Genap Skor
2 4 6 8 10 12 14 16 18 201 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 252 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 253 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 274 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 265 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 276 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 307 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 308 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 309 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2810 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 26
Total 274Sumber: Analisis Uji Coba Angket
Dari tabel 4.2 diketahui ∑ = 274 yang merupakan hasil penjumlahan
skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator
item genap. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam kerja hasil uji coba
angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui
besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.
Tabel 4.3. Distribusi Antara Item Ganjil ( X) dan item Genap (Y) dari
uji coba angket kepada 10 Responden di luar Populasi.
No.Resp X Y X2 Y2 XY
1 22 25 484 900 550
2 24 25 576 625 600
3 30 27 900 729 810
4 24 26 576 676 624
5 26 27 676 729 702
50
6 27 30 729 900 810
7 28 30 784 900 864
8 28 30 784 625 864
9 28 28 784 784 784
10 23 26 529 676 598
Jumlah 260 274 6882 7544 7206Sumber: Analisis Uji Coba Angket
Tabel 4.3 merupakan hasil dari penggabungan skor uji coba angket kepada
sepuluh (10) orang di luar responden dengan indikator item ganjil (X) dan
item genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel tersebut akan dikorelasikan
menggunakan product moment untuk mengetahui besarnya koefesien
korelasi instrument penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh diatas,
maka dikorelasikan untuk mengetahui reliabilitas dengan rumus product
moment sebagai berikut:
= ∑ − (∑ )(∑ ){ ∑ − (∑ ) }{ ∑ – (∑ ) }Diketahui :Ʃ = 260 Ʃ = 7544Ʃ = 274 ƩXY = 7206Ʃ = 6822 N = 10
= ∑ − (∑ )(∑ ){ ∑ − (∑ ) }{ ∑ – (∑ ) }= 10( ) − (268)(274){10( )−(260) }{10(7544) − (274) }= 72060 − 71240{68220 − 67600}{75440 − 75076}= 820{620}{364}
51
= 370√225680= 370475= 0,77Selanjutnya, Untuk mengetahui koefisien reliabilitas seluruh item
angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu:
= 2( )1 + ( )= 2(0,77)1 + (0,77)= 1,541,77= 0,87
Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.4 Interpretasi Nilai r
Interval Koefesian Interpretasi Nilai r
0,80 sampai dengan 1,00 Tinggi
0,60 sampai dengan 0,80 Cukup
0,40 sampai dengan 0,60 Agak Rendah
0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah (tak berkorelasi)
Sumber : Suharsimi (2006:75).
Hasil perhitungan tersebut dapat diketahui menghasilkan = 0, 87.
Selanjutnya indeks reliabilitasnya termasuk dalam koefesien alat ukur
52
kedalam kategori reliabilitas tinggi yaitu terletak antara 0,80 – 1,00 dengan
demikian angket tentang “Internalisasi Nilai-Nilai Nasionalisme dalam
Pembelaaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur”
memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian ini.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif yaitu dengan cara menangkap secara objektif temuan-
temuan di lapangan yang dibantu dengan mempergunakan tabel distribusi
frekuensi untuk kemudian diintepretasikan dengan kalimat-kalimat atau
pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami. Selanjutnya disimpulkan untuk
mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus interval yaitu:
= −
Keterangan:I : Interval
NT : Nilai Tertinggi
NR : Nilai Terendah
K : Kategori
53
Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus
persentase sebagai berikut:
= 100%Keterangan:
P : Besarnya persentase
F : Jumlah skor yang diperoleh dari seluruh item
N : Jumlah perkalian dengan seluruh item dengan responden
Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan
kriterian Suharsimi Arikunto (2010:196) sebagai berikut:
76%-100% : Baik
56%-75% : Cukup
40%-55% : Kurang baik
0-39% : Tidak baik
Adapun mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini digunakan
dengan rumus Chi kuadrat (Sudjana, 2009:280) yaitu :
=
B
ji
k
ij Eij
EijOij 2
Keterangan :
X2 = Chi kuadrat
= Jumlah Baris
54
= Jumlah Kolomoij = Frekuensi Pengamatan
Eij = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria uji sebagai berikut:
a. Jika X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X 2 tabel dengan tarif
signifikan 5 % maka hipotesis diterima
b. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X 2 tabel dengan tarif
signifikan 5% maka hipotesis ditolak.
Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi (Sudjana,
2009:282) sebagai berikut :
=Keterangan :
C : Koefisien Kontigensi
X2 : Chi Kuadarat
N : Jumlah Sampel
55
Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor
diatas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi
maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
Cmaks : Koefisien Kontigensi Maksimum
M : Harga Maksimum antara baris dan kolom
1 : Bilangan Konstan
Uji pengaruh makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar
derajat asosiasi antara variabel. Dengan kata lain, faktor yang satu semakin
berkaitan dengan faktor yang lain (Sudjana, 2009:282)
I. Langkah – Langkah Penelitian
Langkah–langkah penelitian adalah upaya perbaikan sebelum melakukan
penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur
hingga teknis saat terjun kelapangan. Hal tersebut bertujuan supaya
penelitian yang dilaksanakan dapat berjalan dengan apa yang
direncanakan. Adapun langkah – langkah penelitian yang penulis lakukan
secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut:
56
1. Persiapan Pengajuan Judul
Langkah awal penelitian yang dilakukan adalah mengajukan judul kepada
Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi pada tanggal 24 Oktober
2017, dimana judul yang diajukan terdiri dari dua alternatif, alternatif
pertama adalah studi tentang internalisasi nilai-nilai nasionalisme dalam
pembelajaran PPKn di SMP NEERI 1 Bandar Sribhhawono Lampung
Timur. Kemudian disetujui sebagai judul skripsi oleh Ketua Program Studi
PPKn Sekaligus menetapkan Dosen pembimbing penulis dalam menyususun
skripsi ini.
2. Penelitian Pendahuluan
Setelah mendapat surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Wakil Dekan FKIP
Unila dengan NO. 8742/UN26.13/PN.01.00/2017, Penulis melakukan
penelitian pendahuluan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar
Sribhawono. Maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk
mendapatkan data dan gambaran umum tentang hal – hal yang akan diteliti
dalam rangka menyusun skripsi yang ditunjang dengan beberapa literatur
arahan dari dosen pembimbing.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut dibuatlah proposal
penelitian untuk diseminarkan. Proposal penelitian tersebut di setujui oleh
dosen pembimbinng II pada tanggal 8 Februari 2018 dan dosen pembimbing
I pada tanggal 21 Februari 2018 serta disahkan oleh ketua program studi
PPKn. Langkah selanjutnya adalah mendaftar seminar proposal, kemudian
57
disepakati seminar proposal yang dilaksanakan untuk mendapat masukan-
masukan dan saran dari dosen pembahas pada tanggal 9 Maret 2018.
3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan melalui proses konsultasi sebagai salah satu
prosedur untuk memperoleh persetujuan melaksanakan seminar proposal
skripsi. Setelah proses konsultasi dan perbaikan proposal skripsi dari
pembimbing utama dan pembimbing pembantu selesai, kemudian
dilanjutkan dengan seminar proposal pada tanggal 9 Maret 2018. Tujuan
seminar proposal tersebut adalah untuk memperoleh masukan, saran- saran
dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi.
Berdasarkan surat izin penelitian yang di keluarkan oleh wakil Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
No.2649/UN26.13/PN.01.00/2018, yang diajukan kepada kepala SMP
Negeri 1 Bandar Sribhhawono, maka di laksanakan penelitian ini.
4. Pelaksanaan penelitian
a. Persiapan Administrasi
Membawa surat Izin Penelitian dari Wakil Dekan FKIP Unila dengan
No.2649/UN26.13/PN.01.00/2018, yang ditujukan kepada kepala SMP
Negeri 1 Bandar Sribawono.
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan alat berupa
angket tertutup yang ditujukan pada responden yang berjumlah 84 peserta
58
didik dengan jumlah pertanyaan 20 butir soal yang dilengkapi jawaban
berjumlah 3 alternatif jawaban. Langkah-langkah yang peneliti lakukan
dengan proses penyususnan angket tersebut digambarkan sebagai berikut.
1. Membuat kisi-kisi angket tentang Studi Tentang Internalisasi Nilai-
Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1
Bandar Sribhawono Lampung Timur.
2. Membuat item-item pertanyaan tentang Studi Tentang Internalisasi
Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran PPKn di SMP
Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur
3. Melakukan konsultasi terhadap angket yang akan digunakan untuk
meneliti kepada pembimbing utama dan pembimbing pembantu
guna mendapat persetujuan.
4. Setelah angket tersebut disetujui oleh pembimbing utama dan
pembimbing pembantu, serta angket baik disebar, selanjutnya
penelitian mengadakan uji coba angket kepada sepuluh peserta
didik sebagai responden diluar sampel.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa:
1. Peran pembelajaran PPKn dapat dikategorikan pada kategori berperan. Hal
ini didasarkan pada analisis data mengenai Civic Knowlage, Civic Skill dan
Civic Disposition yang berada pada kategori baik. Peserta didik suda
mampu memaami pembelajaran PPKn karena sudah mampu memahami tiga
hal dalam pembelajaran PPKn itu sendiri yaitu Civic Knowlage, Civic Skill
dan Civic Disposition.
2. Internalisasi nilai-nilai nasionalisme pada peseta didik di SMP Negeri 1
Bandar Sribhawwono Lampung Timur dikategorikan pada kategori berhasil.
Hal ini dapat ditunjukkan melalui analisis teradap penilaian tiga hal dalam
internalisasi nilai-nilai nasionalisme pada peserta didik yaitu: Transformasi
nilai nasionalisme, Transaksi nilai nasionalisme dan Transinternalisasi nilai
nasionalisme berada pada kategori berhasil, dimana peserta didik baha
internalisasi nilai-nilai nasionalisme itu penting agar bagsa indonesia ini
tetap bersatu dan dapat menjaga keutuan pesesatuan bangsa.
3. Peran pembelajaran PPKn dalam menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme
pada peserta didik dikategorikan pada kategori berperan, dimana dalam
112
pembelajaran PPKn mengajarkan kepada peserta didik akan pentingnya
nilai-nilai nasionalisme. Hal ini dapat ditunjukkan melalui analisis teradap
penilaian tiga hal dalam internalisasi nilai-nilai nasionalisme pada peserta
didik yaitu: Transformasi nilai nasionalisme, Transaksi nilai nasionalisme
dan Transinternalisasi nilai nasionalisme berada pada kategori berhasil.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bawa peranan
pembelajaran PPKn dalam menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme pada
peserta didik di SMP Negeri 1 Bandar Sribawono Lampung Timur dapat
berperan denggan baik.
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan, membahas, menganalisi data dan mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberi saran kepada:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah untuk lebih memperhatikan dan mengawasi tentang
sikap dan perilaku yang dilakukan oleh guru, staff dan aparatur sekolah
lainnya, terutama kearah sikap yang menunjukkan nilai-nilai
nasionalisme dalam berperilaku sehari-hari dalam suasana belajar
mengajar. Hal ini menjadi fundamental sikap yang akan ditiru oleh
peserta didik.
113
2. Guru
Guru mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk
menambah khasanah cara dalam memberikan penjelasan tentang materi
terkait internalisasi nilai-nilai nasionalisme. Alternative yang arus dapat
dilakukan antara lain:
a. Menggunakan berbagai macam nedia pembelajaran agar
pembelajaran dikelas tidak monoton sehingga peserta didik akan
senang dan tertarik denga materi yang disampaikan.
b. Banyak memberi contoh-contoh tentang manifestasi nilai nilai
nasionalisme agar peserta didik lebi mencintai tanah air dan lebi
mengenal budaya bangsa, serta biasa dengan kehidupan yang
bersifat positif.
c. Peserta didik SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono lebih
meningkatkan semangat belajar, berusaha menerapkan sikap
nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkunga
keluarga, sekolah, maupun masyarakat, lebih menambahh
pengetahuan tentang budaya Indonesia seperti: adat istiadat, tari-
tarian, lagu-lagu nasional dan daerah. Mengikuti kegiatan positif
organisasi ekstrakulikuler dan mencontoh budaya dan sikap baik
yang dicontohkan oleh Kepala Sekolah, Guru, Staff dan Aparat
Sekolah lainnya. Tujuannya agar semua peserta didik SMP Negeri 1
Bandar Sribhawono dapat meningkatkan prestasi belajar, kualitas
sikap dan menjadi warga negara yang baik dan dapat
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
114
3. Peserta Didik
a. Peserta didik diharapkan agar meningkatkan semangat belajar
sehari hari, terutama terkait materi tentang nilai-nilai Pancasila dan
Nasionalisme. Hal ini menjadi penting karna pembelajaran nilai-
nilai Pancasila dan Sikap Nasionalisme mampu membangun
karakter positif dari Pancasila yang baik bagi peserta didik. Selain
daripada itu pendidikan karakter merupakan visi yang sedang
dikedepankan oleh pemerintah dalam dunia kependidikan saat ini.
b. Peserta Didik diharapakan lebih menghargai kebudayaan bangsa
Indonesia dan mempunyai ras cinta serta bangga terhadap
bangsanya sendiri.
c. Peserta Didik diharapkan harus lebih meningkatkan kesadaran
terhadap nilai nasionalisme dan patriotisme , dan hendaknya
kesadaran itu terbentuk bukan karena paksaan dari orang lain atau
guru, melainkan kesadaran yang timbul dari hati nurani siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Sistematika dan Penerapan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PenerbitRineka Cipta.
Azyumardi Azra. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Praneda Media
-------------------. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Praneda Media
-------------------. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Praneda Media
-------------------. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Praneda Media
Edwards, J. dan Fogelman, K. 2002. Citizenship education and cultural diversity. London andNew York: Falmes Press
Fauzi, Rachman. “Teori Nasionalisme”. 2012. (http://kim.pensa-sb.info/dosen/ artikeldosen/teori-nasionalisme/ (Online), diakses 12 Januari 2018).
Kansil, C.S.T. 2011. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta
J Darminta, SJ. 2006. Praksis Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Kanisisus
H.M. Ridwan Nasir. 2010. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: PondokPesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Masnur Muslich. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta: Bumi Aksara
Mohammad Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyana, Rahmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
Mulyana, Rahmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: CV Alfabeta
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana. 2010. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito andung.
Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta
Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Graha Ilmu
--------. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Graha Ilmu
--------. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Graha Ilmu
Sunarso, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press
Syafaruddin dan Irwan nasution. 2005. Manajemen Pembelajjaran. Jakarta: Quantum Teaching
Ubaedillah, dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak AsasiManusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Sayarif Hidayatullah
Zamroni. 2013. Pendidikan Demokrasi Pada Masyarakat Multikultur. Yogyakarta:Penerbit Ombak
Undang-Undang:
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Sistem Pendidikan Nasional