Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH
TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VII
MTS. MUHAMMADIYAH LIMBUNG
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
WIWI SURGASARI
10519212814
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH
TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VII
MTS. MUHAMMADIYAH LIMBUNG
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
WIWI SURGASARI
10519212814
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
vii
MOTTO
Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong, karena
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-
kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al Isra’ 37).
viii
ABSTRAK
WIWI SURGASARI, Studi Tentang Kedisipilinan Shalat Berjamaah
Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung
Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, dan
Dra. Mustagidang Usman, M.SI.)
Akhlak seseorang pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil.
Pembinaan akhlak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua namun
lingkunga sekolah juga wajib memberi pembinaan akhlak yang baik. Pembinaan
akhlak menjadi kebutuhan penting bagi remaja, karena mereka sedang dalam
masa transisi. Remaja yang sedang berusia 12-16 tahun rata-rata mereka duduk
dibangku SMP/MTs. Untuk itu, sebagai salah satu upaya dalam pembinaan
akhlak pribadi siswa, pembiasaan shalat berjamaah perlu diberikan kepada siswa
remaja yang berfungsi sebagai bekal siswa memasuki usia dewasa. Karena dalam
shalat berjamaah terdapat banyak nilai pendidikan akhlak di dalamnya. MTs.
Muhammadiyah Limbung telah lama menjalankan program wajib shalat
berjamaah di sekolah bagi siswanya.
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana pola pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa
kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa? Bagaimana upaya
pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa? dan Apa saja faktor-faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap pembinaan
akhlak siswa?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa shalat berjamaah dilakukan secara
bergantian karena luas masjid yang tidak memadai. Upaya yang dilakukan oleh
pihak sekolah dalam pembinaan akhlak pribadi siswa adalah mendisplinkan
kegiatan shalat berjamaah, mengadakan latihan baca tulis al Qur’an, mengadakan
latihan pidato dan ceramah dan mengadakan pesantren kilat pada bulan suci
Ramdhan. Pendisiplinan kegiatan shalat berjamaah dapat memberikan
sumbangsih dalam pembinaan akhlak pribadi siswa. Faktor pendukung kegiatan
shalat berjamaah yaitu, kerjasama yang baik antara kepala madrasah, guru dan
semua elemen madrasah dalam melaksanakan kegiatan pendisiplinan shalat
berjamaah, serta adanya keteladanan dari kepala madrasah dan para guru. Faktor
yang menjadi penghambat yaitu siswa yang masih tidak disiplin serta sarana
prasarana ibadah yang kurang memadai.
ix
ABSTRACT
WIWI SURGASARI, Study of the Congregational Prayer Discipline of the
Moral Development of Class VII Students of MTs. Muhammadiyah Limbung,
Gowa Regency (supervised by Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, and Dra.
Mustagidang Usman, M.SI.
A person's character generally occurs through experience since childhood.
Moral development is not only the responsibility of parents but the school
environment is also required to provide good moral guidance. Moral development
becomes an important requirement for adolescents, because they are in a period of
transition. Teenagers who are aged 12-16 years old on average sit in junior high
school / MTs. For this reason, as one of the efforts in fostering students' personal
morals, the habit of praying in congregation needs to be given to adolescent
students who function as provisions for students entering adulthood. Because in
prayer there are many values of moral education in it. MTs. Muhammadiyah
Limbung has long carried out the obligatory prayer program in congregation at
school for its students.
The formulation of the problem in this research is how the pattern of
disciplining prayer in congregation to the moral development of VII grade
students of MTs. Muhammadiyah Limbung, Gowa Regency? What is the effort to
foster students' personal morals? and What are the supporting and inhibiting factors in the discipline of prayer in congregation towards the formation of student
morals ?. This research is a qualitative research.
The results showed that the congregational prayers were carried out
alternately due to inadequate mosque area. Efforts undertaken by the school in
fostering students' personal morals are disciplining prayer activities in
congregation, holding al-Qur'an reading and writing exercises, conducting speech
and lecture exercises and conducting lightning boarding schools in the holy month
of Ramdhan. Disciplining prayer activities in congregation can contribute in
fostering students' personal morals. Supporting factors for congregational prayer
activities are good cooperation between the madrasa headmaster, teachers and all
madrasa elements in carrying out disciplinary prayer activities, as well as the
exemplary behavior of the madrasa headmaster and the teachers. The inhibiting
factors are students who are still undisciplined and inadequate religious
infrastructure.
x
K A T A P E N G A N T A R
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah lillaahi rabbil ‘alamin, syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Swt atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
merampung skripsi ini walaupun dalam keadaan cukup sederhana, shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan keluarga
beliau, amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini cukup jauh dari kesempurnaan,
olehnya itu penulis meminta maaf sekaligus meminta saran serta masukan demi
perbaikan penyusunan skripsi ini. Selanjutnya dari lubuk hati yang paling dalam,
penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang cukup
menunjang aktivitas kehidupan dan studi penulis, terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Mariati,
yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan mengorbankan segalanya demi
keberhasilan dan kesuksesan buah hatinya. Serta semua keluarga yang telah
memberikan do’a, dorongan dan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof Dr Abdul Rahman Rahim, SE. MM, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang dengan susah payah telah mengembangkan
universitas ini khususnya Fakultas Pendidikan Agama Islam agar bersaing
dan sejajar dengan Universitas ternama di kawasan timur Indonesia
xi
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta unsur pimpinan lainnya yang
telah banyak mengembangkan fakultas Agama Islam tempat penulis
menimbah ilmu pengetahuan selama ini.
4. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I pembimbing I dan juga kepada Ibu
Dra. Mustahidang Usman, M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan
dan dengan ikhlas meluangkan waktunya kepada penulis dalam proses
membimbing hingga perampungan skripsi.
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmunya kepada
penulis dan memberikan pelayanannya yang maksimal kepada mahasiswa
selama menimba ilmu pengetahuan
6. Kepala Madrasah dan Segenap Guru MTs. Muhammadiyah Limbung atas
partisipasi yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa disusun dan
memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Suami tercinta yaitu, Kaharuddin yang turut memberi dukungan baik moril
maupun material yang sangat mendorong penulis untuk terus berusaha dalam
menyelesaikan skripsi ini demi mewujudkan cita-cita untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Demikian pula pada rekan-rekan tercinta serta semua pihak yang
membantu dan memotivasi penulis secera moril dan materil hingga selesai serta
pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam lembaran ini.
xii
Akhirnya penulis berharap semoga bantuan, dorongan dan motivasi yang
telah diberikan bernilai ibadah di sisi Allah Swt dan mendapat pahala yang
setimpal Aamiin.
Makassar, 24 Jumadil Awal 1441 H
19 Januari 2020 M
Penyusun
WIWI SURGASARI
NIM: 105192128 14
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………….…............. i
HALAMAN JUDUL………………………………………….…................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………….…........ iii
BERITA ACARA MUNAQASAH………………………………………... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………..... v
SURAT PERNYATAAN………………………………………….…......... vi
MOTTO………………………………………….…......……….…............. vii
ABSTRAK………………………………………….…......……….…......... viii
ABSTRACT………………………………………….…......……….…...... ix
KATA PENGANTAR………………………………………….…......…..... x
DAFTAR ISI………………………………………….…......……….…...... xii
DAFTAR TABEL………………………………………….…......……….. xvi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….…...... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 5
1. Tujuan Penelitian............................................................... 5
2. Manfaat Penelitian............................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................. 8
A. Kedisiplinan Shalat Berjamaah............................................... 8
B. Pengertian Pembinaan Akhlak............................................... 11
1. Pembinaan......................................................................... 11
2. Pengertian Akhlak............................................................ 14
3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak
a) Dasar Pembinaan Akhlak........................................... 15
xiv
b) Tujuan Pembinaan Akhlak......................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 21
A. Jenis Penelitian....................................................................... 21
B. Lokasi dan Objek Penelitian................................................... 21
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian................... 22
D. Sumber Data........................................................................... 23
E. Instrumen Penelitian............................................................... 23
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 25
G. Teknik Analisis Data.............................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………….. . 28
A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian …………......... .............. 28
B. Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat berjamaah Siswa Kelas VII
MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa ............... 38
C. Upaya Pembinaan Terhadap Akhlak Pribadi Siswa............... 43
D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Kedisiplinan Shalat Berjamaah terhadap Pembinaan Akhlak
Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung
Kabupaten Gowa.................................................................... 53
BAB V PENUTUP ………………………………………....................... 57
A. Kesimpulan ……………………………………. ............. 57
B. Implikasi Penelitian……………………………................... 58
DAFTAR PUSTAKA ………………………...……………………….. ..... 59
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Uraian Hal
Tabel 4.1 Daftar nama-nama Kepala Sekolah dari Periode
1959 sampai sekarang.
28
Tabel 4.2 Daftar nama-nama Guru mata pelajaran dan tenaga
pendidik MTs. Muhammadiyah Limbung
31
Tabel 4.3 Data Siswa Kelas VII, VIII, IX 32
Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana Sekolah 33
Tabel 4.5 Data Pendidik dan Tenaga Pendidik 33
Tabel 4.6 Data Keadaan Buku Perpustakaan 34
Tabel 4.7 Jadwal Guru Piket MTs. Muhammadiyah Limbung
semester Genap Tahun Pelajaran 2019-2020
34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pendidikan akhlak pada masyarakat sangat urgen dalam
pembentukan kedisiplinan terutama pada generasi muda baik sekolah maupun
dikalangan sekolah/ masyarakat/ lingkungan pendidikan formal dalam hal ini
adalah sekolah sangat terkait dengan administrasi baik keuangan, administrasi
pendidikan maupun administrasi lainnya yakni tata tertib dan aturan-aturan yang
berlaku disekolah tersebut sesuai dengan perkembangan pendidikan di era
mileneal.
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang berpusat pada ranah
pembinaan yang bermuara pada kedisiplinan shalat berjamaah yang sesuai dengan
tuntunan syariah Islam yaitu Al-qur‟an dan As-sunnah. Sebagaimana Allah
berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Al-„Ankabut: 45.
Terjemahnya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur‟an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencengah dari (perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Hlm. 402.
2
Dalam redaksinya al-Hakim dari Abu Huraira radhiyallahu‟anhu, bahwa
Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa salam bersabda:
شح سض ش أث قب ع ع سههى إه تش كت قب ل : ل الله ل الل صهه الل عه س س
ئ كى ش ف سهت ب كتب ة الل ا ثعذ تضه ض ن ه انح قب حته ش دا عه تفشه ن
[7392 ى:انحكا ] أجش ج :
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, ia berkata :” Telah bersabda
Rasulullah Shallallahu‟ alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan dua perkara
yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan
terpisah sampai keduanya mendatangiku di telaga” . (HR Al- Hakim no:
2937).2
Shalat merupakan ibadah yang memiliki kedudukan paling penting dalam
Islam, shalat merupakan ibadah yang akan dihisab pertama kali pada hari kiamat.
Shalat menjadi amalan yang pertama kali diperhitungkan. Allah akan meminta
pertanggungjawaban terkait shalat terlebih dahulu sebelum menanyakan amalan
ibadah yang lain.3 Jika shalatnya baik, seluruh amalannya pun akan menjadi baik,
sebaliknya, jika shalatnya buruk, maka seluruh amalannya pun buruk.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw:
2 HR. al-Hakim dalam shahihul al Jaami’1/284
3 Wahbah al- Zuhaily, Al-Fiqh al- Islam wa Adillatuhu, Terj. Masdar Helmy, (Bandung:
Pustaka Media Utama, 2010), hlm.15.
3
بنعن عنهققرطرضيغبدالل الل لرسولالل :صل ال:قا وسل م عليه الل
لمايحاسب لةفانصلحتصلحسائرعمله,وانميابهالعبديومالق او ةالص
ئرعمله 542 /ف ا لا ىط لا ثب س ثب سب د ا شب ء الل, انتش غت ا ا نش يز سا .فسدتفسدسا
Artinya:
Diriwayatkan dari Abdullah bin Qurth Radhiyallahuanhu bahwa
Rasulullah Saw. bersabda, “ Amal seorang hamba yang pertama kali akan
dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya bagus, maka
(dicatat) baguslah semua amal lainnya, dan jika shalatnya rusak, maka ikut
rusaklah semua amal lainnya.” (HR. Habrani )4.
Kualitas dan intensitas amal saleh dan ibadah lainnya menjadi kurang
bermakna jika ibadah shalat seseorang tidak sempurna apalagi terabaikan sama
sekali. Maka, dalam hal ini pelaksanaan shalat sangat mempengaruhi akhlak
seseorang. Orang yang menjaga shalatnya, berarti ia sedang menjaga
akhlaknya pula. Orang yang disiplin dalam melaksanakan shalat lima waktu,
berarti aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari pun dilakukan
dengan disiplin. Mereka tidak suka menunda-nunda kegiatan dan tidak suka
menyia-nyiakan, karena mereka memiliki prinsip pada aturan. Hal ini dapat
tercermin dalam kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah.
Shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh sekurang-kurangnya
dua orang atau lebih dengan adanya imam dan makmun.5 Shalat berjamaah
4 HR. Habrani dalam al awsath, dan tidak ada masalah dengan isnadnya, Insya Allah – at
Targhib l / 245
5 Abdul Kadir Nuhuyanan, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema Insani,
2010), hlm.41.
4
mempunyai berbagai keutamaan diantaranya yaitu mendapatkan pahala dua puluh
tujuh derajat dibandingkan dengan shalat sendirian.
Pembinaan akhlak siswa adalah tugas guru yang dilaksanakan secara etika
extra kurikulum pada ketentuan bahwa keterkaitan antara disiplin dalam
pembinaan akhlak pada siswa satu kesatuan yang dicapai dalam tujuan
pendidikan. Akhlak sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah:
ع شث سض انح سهى يب نك ث الل ع قبل: قبل سسل الل صه الل عه
ا انجخب س : س أ صهه ت ب سأ صه اك
Terjemahnya:
“Diriwayatkan dari Malik Radhiyallahu‟anhu bahwa Rasulullah Saw
bersabda “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.
Bukhari no 624).6
Disiplin adalah kunci sukses, dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang
diinginkan. Telah kita pahami bahwa ibadah shalat ditentukan berdasarkan
sejumlah waktu yang telah ditentukan secara syariat. Dengan ketetapan ini, setiap
muslim yang melakukan shalat akan melatih kedisiplinan dalam urusan
menghargai waktu. Mereka bisa mengoptimalkan setiap kesempatan yang ada
untuk memicu kreativitas diri, mengembangkan kompotensi diri, dan
mempertahankan eksistensi diri sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini. Setiap
Muslim diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan shalat pada waktu-waktu
yang telah disyariatkan. Bila diresapi dan diamalkan sebaik-baiknya, perintah ini
memberikan pelajaran penting tentang bagaimana kita mampu memanfaatkan
6 HR. Bhukhari no 624.
5
waktu secara disiplin. Dengan begitu, kepribadian disiplin menjadi bagian dalam
hidup kita. Sehingga kita bisa hidup secara berkualitas.7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas permasalahan yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap
Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung
Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana upaya pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa kelas VII MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kedisiplinan
shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah
terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah
Limbung Kabupaten Gowa.
7 Rausyan Fikari, Di Balik Shalat Sunnah.., hlm. 15-16
6
b. Untuk mengetahui upaya pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa kelas
VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis ini adalah sebagai berikut.
1) Dengan peneliti ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
ilmiah yang dapat menambah pengetahuan dalam bidang ilmu pendidikan
Islam.
2) Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya pada kajian yang sama tetapi
pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang pendidikan
Islam.
b. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi peneliti, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan peneliti
dalam pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah dalam pembinaan akhlak
siswa sebagai calon guru.
2) Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai motivasi dalam berakhlak mulia
melalui pelaksanaan shalat berjamaah secara disiplin.
7
3) Bagi sekolah dan para guru di MTs. Muhammadiyah Limbung khususnya,
dapat menjadi bahan dasar dalam menyusun rencana pembinaan akhlak
melalui pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah untuk memperkokoh
keimanan dan ketaqwaan siswa.
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kedisiplinan Shalat Berjamaah
Pengertian Kedisiplinan Shalat Berjamaah
Shalat menempati kedudukan paling tinggi dalam Islam. Adalah rukun
kedua dan berfungsi sebagai tiang agama. Shalat juga dapat mencegah kita dari
perbuatan keji dan mungkar.
Shalat berjamaah di masjid di wajibkan atas kaum muslim sedangkan
kaum muslimah adalah sunnah, dia hanya di wajibkan di rumah hal ini lebih lebih
aman bagi mereka. Setiap kaum muslimin adalah sosok imam yang menjadi
pemimpin dalam shalat, maka dari itu laki-laki hendaklah melaksanakan shalat
berjamaah bersama para ma‟mum yang tempatnya adalah masjid karena
pahalanya 27 derajat di bandingkan dirumah
Di bolehkan bagi lelaki untuk tidak menghadiri shalat jamaah di masjid
lalu ia shalat di rumahnya jika ada masyaqqah (kesulitan) seperti sakit, hujan,
adanya angin, udara sangat dingin dan semacamnya. Dari Ibnu „Umar
radhiallahu‟anhuma Nabi shallallahu’alaihi waa sallam bersabda:
انجب ه ا ف انشه حب ل" ف انهه : ألا صهه , ثىه قل عه إشش ره ره ب أيش ي كب
ظشح ف ان فش س دح أ 616انجخبس سقى : ....انسه
Artinya:
Dari Ibnu Umar radhiyallahu‟anhuma: Dahulu Nabi memerintahkan
muadzin beradzan lalu di akhirinya di tambahkan lafadz / shallu fii
9
rihaalikum/ (shalatlah di rumah-rumah kalian) ketika malam sangat dingin
atau hujan dalam safar” (HR. Bukhari no 616)8
Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, disiplin berarti tata tertib, ketaatan kepada peraturan.9 Menurut
Nurchalis Madjid, ditinjau dari sudut keagamaan, disiplin ialah sejenis perilaku
taat dan patuh yang sangat terpuji.10
Sedangkan menurut suharsimi Arikunto,
disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang
terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-
orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar.11
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa
kedisiplinan adalah upaya mengendalikan diri dan sikap individu atau masyarakat
dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan yang dikembangkan menjadi
serangkaian perilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan,
ketertiban, dan semua itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepa da
dirinya sendiri.
Secara etimologi shalat berasal dari bahasa arab Shalla yang berarti doa.
Sedangkan menurut tertimologi shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri
8 HR. Bukhari Hadist no. 616
9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 268.
10 Nurchalis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramidana, 1997), hlm. 87.
11 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.
114
10
dengan salam.12
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa shalat
adalah ibadah yang dilakukan oleh orang Islam dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah serta memohon atau berdoa yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dan dilakukan dengan niat shalat serta sesuai aturan yang telah
ditentukan oleh syari‟at Islam.
Jamaah berarti “kelompok”, bersama-sama”, mainstream umum”, atau
“dilakukan oleh banyak orang “. Sehingga hal ini mengacu pada konsep
kebersamaan umat Islam dalam berbagai persoalan kehidupan
bermasyarakatnya.13
Shalat mempunyai kedudukan yang paling utama diantara ibadah-ibadah
lain, tetapi akan lebih utama lagi apabila shalat itu dilakukan dengan cara
berjamaah, baik di rumah, mushallah ataupun masjid. Shalat berjamaah ialah
shalat bersama yang dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua orang atau lebih
dengan adanya imam dan makmum. Hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang
yang mendengarkan adzan.14
Dari penjelasan tersebut maka dapat dipahami
bahwa pengertian kedisiplinan shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan
sekurang-kurangnya dua orang atau lebih dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap
peraturan-peraturan hukum perintah wajib shalat, dilihat dari ketepatan waktu
12
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqih Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 145
13 Zakiah Drajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta:CV Ruhama, 1996), hlm
87.
14 Abdul kadir Nuyuhana, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema Insani,
2011), hlm. 41
11
dalam melaksanakan shalat, sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah
ditentukan oleh syariat agama Islam.
Shalat berjamaah merupakan simbol persatuan umat Islam. Shalat
berjamaah juga menjadi sarana menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan
sesama muslim. Shalat jamaah mempunyai nilai yang lebih, sama nilainya dengan
shalat perorangan ditambah dua puluh tujuh derajat. Sebagaimana dalam sabda
Nabi Muhammad Saw :15
شسض ع اث ب ع سههى قبل: صلح اج ه الل عه ل الل صه ه سس ب ا الل ع
دسجخ عشش صلح انفز ثسجع 1722سا سهى,......سقى : .عخ افضم ي
Artinya :
Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu‟anhuma. Bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Shalat dengan berjamaah lebih utama dari pada shalat
sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” (HR. Muslim., Hadits nomor
1477) 16
Maksud hadits tersebut adalah bahwa shalat berjamaah lebih banyak
pahala dua puluh tujuh derajat dari pada shalat sendirian. Sehingga shalat
berjamaah lebih utama di laksanakan dari pada sendirian.
B. Pengertian Pembinaan Akhlak
1. Pembinaan
Pembinaan bagi setiap muslim merupakan sebuah kewajiban yang harus
dilakukan terus menerus tanpa henti baik melalui pembinaan orang lain maupun
15
Tegu Susanto, Sempurnakan Shalatmu! (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015), hlm. 15.
16 HR. Muslim no. 1477
12
pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun oleh orang lain. Pada hakikatnya
pembinaan akhlak tasawuf lebih merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan
seseorang atas dirinya sendiri dengan tujuan jiwanya bersih dan perilakunya
terkontrol.
Dalam Islam pembinaan akhlak dimulai sejak pertama kali Nabi
Muhammad SAW di angkat menjadi Rasul Allah. Dan salah satu misi penting di
utusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ini berarti bahwa
pelaksanaan pembinaan akhlak sejak pertama kali syariat Islam disampaikan oleh
Rasulullah, dan terlaksana bersama dengan pelaksanaan dakwa agama Islam
secara keseluruhan.17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pembinaan” berasal dari
kata “bina” yang artinya membangun, mendirikan. Mendapat imbuhan pe- dan
akhiran –an menjadi “pembinaan” yang artinya proses atau cara.18
Dalam
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pembinaan adalah usaha sungguh-
sungguh yang dilaksanakan secara sadar dan terencana untuk menghasilakan
sesuatu yang diharapkan sesuai dengan potensi dan tujuan yang akan dicapai.
Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang
dilakukan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggungjawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan
suatu dasar-dasar kepribadianya, seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan
17
Mustopa, Peran Takmir Masjid dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat di Kelurahan
Tlogosari Kulon Semarang, (Semarang: UIN Walisogo, 2015), hlm. 53.
18 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia... hlm. 152.
13
keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-
kemampuannya sebagai bekal, untuk selanjutnya atas perkasa sendiri menambah,
meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya
kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan
pribadi yang mandiri.19
Sedangkan menurut Mangunhardja menjelaskan lebih lanjut bahwa fungsi
pembinaan mencakup tiga hal yaitu: menyampaikan informasi, dan pengetahuan,
perubahan dan mengembangkan kecakapan serta keterampilan.
Menurut Mangunhardjana untuk melakukan pembinaan ada beberapa
pendekatan yang harus diperhatikan oleh seorang pembina, antara lain:
a. Pendekatan informative (informative approach), yaitu cara menjalankan
program dengan menyampaikan informasi kepada peserta didik. Peserta
didik dalam pendekatan ini dianggap belum tahu dan tidak punya
pengalaman.
b. Pendekatan partisipatif (Participative approach), dimana dalam
pendekatan ini peserta didik dimanfaatkan lebih kesituasi belajar bersama.
Dari uraian tentang pembinaan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembinaan adalah suatu proses tindakan atau usaha yang dilakukan oleh
seseorang kepada individu lain dengan memberikan pengetahuan atau latihan agar
mencapai tujuan yang diinginkan.
19
Simanjuntak, B, l. L Pasaribu Membina dan Mengembangkan Generasi Muda,
(Bandung: Tarsito, 1990) hlm. 84
14
2. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa arab yaitu bentuk jamak dari
kata khuluq. Khuluq (خلق ) di dalam kamus al-munjid berarti budi pekerti,
peranagai, tingakah laku, dan tabiat. Jadi, akhlak ialah suatu kondisi atau sifat
yang telah menetap dalam jiwa dan kepribadian hingga dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan
tanpa pemikiran. Dimana akhlak ini bukan saja merupakan tata aturan atau norma
perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan
bahkan dengan Alam semesta.20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak sepadan dengan
budi pekerti, moral. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Dengan demikian, akhlak
berkaitan erat dengan nilai-nilai baik dan buruk yang diterima secara umum di
tengah masyarakat.21
Beberapa ulama dan cendikiawan Islam mengemukakan
tentang pengertian akhlak adalah sebagai berikut:
1) Ibnu Muskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
2) Imam al-Ghazali, Akhak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dari padanya muncul tingkah laku secara mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan dan pemikiran, maka jika hasrat itu melahirkan
perbuatan-perbuatan yang dipuji menurut akal dan syara‟ maka itu
dinamakan akhlak yang bagus.
20
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta: Belukar
2006) hlm. 54.
21 Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, (Solo: Era
Intermedia, 2004). Hlm. 13
15
3) Ibrahim Anis, akhlak mengatakan adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dengannya lahirlahmacam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
4) Ahmad Amin, akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk.
5) Al-Jahizh, akhlak adalah jiwa seseorang yang selalu mewarnai setiap
tindakan dan perbuatan, tanpa pertimbangan ataupun keinginan.22
3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak
a. Dasar Pembinaan Akhlak
Islam merupakan agama yang sempurna. Sehingga setiap ajaran yang ada
dalam Islam memiliki dasar pemikiran begitu pula dengan pembinaan akhlak.
Tidak diragukan lagi bahwa pembinaan akhlak dalam agama Islam bersumber
pada al-Qur‟an dan As-sunnah. Al-Qur‟an sendiri sebagai dasar utama dalam
agama Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan pada
pencapaian kebahagian di dunia dan akhirat.
a) Al-Qur‟an sebagai dasar pertama dalam pembinaan akhlak
Al-Qur‟an adalah sebagai dasar pertama dalam membina akhlak, karena
didalamnya menjelaskan tentang akhlak yang memiliki rasul. Sebagaimana firman
Allah Swt dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut :
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu dan bagi orang yang mengharap rahmat dari Allah dan kedatangan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab: 21).23
22
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),
hlm. 3
23 Q.S Al-Ahzab: 21)
16
Jadi sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw, kita harus mencontoh akhlak
Rasul sebagai panutan bagi hamba Allah, yang mendambakan kebagaiaan di dunia
dan akhirat. Al-Qur‟an sebagai petunjuk sebagaimana dikemukakan Mahmud
Syalthut, dapat dikelompokkan menjadi tiga pokok diantaranya Al-Qur‟an yaitu:
1. Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia
dan tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan. Serta kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-
norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupan, baik individual maupun kolektif.
3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum denga jalan menerangkan dasar-dasar
hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan
dan sesamanya.24
Dari keterangan diatas jelas pembinaan (pendidikan) akhlak yang
terkandung di dalam Al-Qur‟an sebagai sumber pertama, sehingga mampu
mengamalkannya dengan baik dan benar agar bertambah taat kepada Allah Swt.
b). As-Sunnah Sebagai Sumber kedua
As-Sunnah adalah sebagai sumber kedua dalam pendidikan akhlak,
sebagai mana telah diketahui bahwa hadits itu berarti:” perkataan, perbuatan dan
takrir Rasulullah Saw. Adapun pengertian secara ilmiah hadis itu dapat berarti;
kumpulan sabda Rasulullah Saw. Perbuatan, peninggalan, sifat, ikrar larangan,
apa yang disukainya, dan yang tidak disukainya, bela negara, dan hal dalam
kehidupannya.25
Sesuai dengan tujuan Nabi Muhammad di utus kemuka bumi
24
Mahmud Syahthut, Islam A’qaidah Wa Syari’ah, Ter. Hery Noer Aly, (Jakarta:Bulan
Bintang, 1973) hlm. 283
25 Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
2000), hlm. 27
17
untuk memperbaiki akhlak manusia. Keagungan dan ketinggian akhlak Rasulullah
Saw, di tegaskan oleh Allah dengan Firmannya Q.S Al-Qalam: 4
Terjemahnya:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang
Agung (Q.S Al-Qalam :4)26
Dasar penting akhlak dalam Hadits dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam
sabdanya:
سههى قب ل: ثعثت لا ت عه ل الل صهه الله ه سس ثهغ ا الل اه يب نك سح ى حس ا ع لا
.. س ا اسا يب و يب نك خل ق
Artinya :
“Diriwayatkan dari Malik rahimahullah bahwa sesungguhnya telah
sampai riwayat padanya bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Aku di utus
untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (H.R Imam Malik)27
Berdasarkan keterangan di atas jelas bahwa dalam pendidikan akhlak
hadist berfungsi sebagai penjelas tata cara berakhlak yang baik sesuai dengan
ajaran Islam yang dianjurkan kepada manusia untuk selalu berakhlak mulia.
Karena pada dasarnya hadist berfungsi untuk menerangkan hal-hal apa saja yang
tidak terdapat di dalam Al-Qur‟an.
26
Q.S Al-Qalam: 4
27 HR. Imam Malik dalam al Muwaththa, bab Tentang Akhlak yang Baik, hlm. 705.
18
b) Tujuan Pembinaan Akhlak
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak yang
mulia ini sangat ditekankan karena disamping akan membawa kebahagian bagi
individu, juga sekaligus membawa kebahagian masyarakat pada umumnya.
Adapun tujuan pembinaan akhlak untuk membentuk pribadi manusia yang
bermoral baik, sopan dalam berbicara, dan perbuatan mulia dalam tingkah laku,
bersifat bijaksana, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain
pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan
(al-fadhilah).
Di dalam pendekatan diri kepada Allah, manusia selalu diingatkan kepada
hal-hal yang bersih dan suci. Ibadah yang dilakukan semata-mata ikhlas dan
mengantar kesucian seseorang menjadi tajam dan kuat. Sedangkan jiwa yang suci
membawa budi pekerti yang baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadah disamping
latihan spiritual juga merupakan latihan sikap dan meluruskan akhlak.
Shalat memiliki kekuatan sebagai benteng diri, menjauhkan manusia dari
perbuatan keji dan mungkar.28
Jika shalatnya baik, seluruh amalnya pun akan
menjadi baik, sebaliknya, jika shalatnya buruk, maka seluruh amalannya pun
buruk. Kualitas dan intensitas amal saleh dan ibadah lainnya menjadi kurang
bermakna jika ibadah shalat seseorang tidak sempurna apalagi terabaikan sama
sekali. Maka, dalam hal ini pelaksanaan shalat sangat memengaruhi akhlak
seseorang. Orang yang menjaga shalatnya, berarti ia sedang menjaga akhlaknya
pula. Orang yang disiplin dalam melaksanakan shalat berjamaah lima waktu,
28
Tegus Susanto, Sempurnakan Shalatmu!, (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015).
19
berarti aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari pun dilakukan
dengan disiplin. Mereka tidak suka menunda-nunda kegiatan dan tidak suka
menyia-nyiakan, karena mereka memiliki prinsip taat pada aturan. Pembinaan
akhlak melalui kedisiplinan shalat berjamaah adalah kegiatan penerapan
shalat berjamaah awal waktu dengan berbagai metode yaitu pemahaman,
pembiasaan, teladan yang baik, melalui perintah, melalui larangan, motivasi
(tarhib), hukuman (targhib), nasihat dan pengawasan. Kedisiplinan shalat
berjamaah ini dalam pelaksanaannya akan membentuk akhlak mahmudah seperti
iklas, tawadhu‟, sabar, taat, sopan santun, saling menghargai dan menghormati
(tolerani), disiplin waktu saling mempererat silaturahmi, peduli dan kontrol diri
pada siswa. Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa shalat berjamaah
mengandung prinsip-prinsip akhlak dan tata kehidupan sosial dan lengkap. Shalat
berjamaah meneguhkan manusia kembali pada siswa dan aturan. Ada ketentuan-
ketentuan waktu dan perbuatan yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari.
Di samping nilai kedisiplinan juga ada nilai ketaatan dan nilai persaudaraan dalam
pelaksanaan shalat berjamaah dalam pembinaan akhlak. Hal ini melahirkan
kebiasaan, keteraturan, dan sistem yang menjadikan manusia memiliki kelebihan
dibandingkan seluruh makhluk lainnya. Jika shalat berjamaah dilaksanakan
dengan cara seperti yang diketentuan, maka ia dapat menjadi penghapus segala
kesalahan, dosa dan keburukan yang telah diperbuat manusia. Dalam pembinaan
akhlak metode diatas sebenarnya cukup efektif, karena pada dasarnya pembinaan
akhlak itu mengembangkan akhlak yang bertitik tolak dari aqidah dan ajaran-
ajaran Islam sehingga usaha pengembangan akhlak Islam itu menjadi kokoh dan
20
teguh. Pembinaan akhlak bukan hanya memberi tahu tentang teori-teori moral dan
ukuran baik dan buruk, akan tetapi memberi dorongan kepada mereka untuk
melaksanakan suatu teori atau kode-kode itu terutama yang sesuai dengan ajaran
Islam. Namun dalam menerapkan kedisiplinan shalat berjamaah dalam pembinaan
akhlak ini diperlukan waktu yang cukup lama agar dapat diketahui hasil dari
penerapan metode-metode. Maka dari itu diperlukan penelitian secara bertahap.
Ada beberapa tokoh pendidikan Islam mengemukakan tentang tujuan
pembinaan (pendidikan) akhlak, yaitu:
1. Moh Atiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa “tujuan pembinaan (pendidikan)
akhlak adalah membentuk manusia bermoral baik, sopandalam perkataan dan
perbuatan, mulia dan tingkah laku, berperangai, bersifat sederhanaa, sopan,
ikhlas, jujur dan suci.29
2. Al-Ghazali telah mengemukakan tujuan pembinaan (pendidikan) akhlak
adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat, seseorang yang
dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya dan ini
berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang
yang merendahkan hati, ia merasakan lezatnya tawadhu.
3. Mahmud Yunus mengemukakan tujuan pembinaan (pendidikan) akhlak
adalah membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-
cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya,
manis tutur bahasanya, jujur dalam sengala perbuatanya, suci, murni
hatinya.30
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya
pembinaan akhlak itu adalah menjadi perilaku atau kepribadian manusia menjadi
lebih baik dan Pbermartabat dalam berperilaku dan bersikap dalam kehidupan
sehari-hari.
29
M. Athiyah Al Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, hlm. 109.
30 Muhmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya
Agung, 1978)
21
BAB lll
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu
penelitian yang menggunakan jenis penelitian lapangan (field researc) yakni
penelitian dimana peneliti turun langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh
data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian.
“Penelitian lapangan juga sering disebut penelitian participant
obsevation.”31
Pada penelitian ini merupakan penelitian yang secara langsung
turun ke lokasi penelitian sebagai syarat mutlak yang perlu dilakukan oleh
seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
Pada penjelasan tersebut, peneliti memilih suatu objek penelitian yang
ingin diteliti.maka dari itu, peneliti mengangkat judul tentang studi kedisiplinan
shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas Vll di MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu, MTs. Muhammadiyah
Limbung yakni salah satu Madrasah Tsanawiyah yang ada di Kabupaten Gowa.
Beberapa alasan peneliti memilih MTs. Muhammadiyah Limbung
sebagai lokasi peneliti adalah:
31
Lawrence Neuman, Social Research Method ( Qualitative adn Qualitative Approaches),
(Boston: Allyn and Bacon, 2003), hlm. 363.
22
a. Lokasi penelitian tersebut merupakan salah satu sekolah swasta yang
memiliki siswa yang cukup berprestasi.
b. Penelitian beranggapan bahwa sekolah ini cocok dijadikan sebagai lokasi
penelitian karena memiliki kurikulum pendidikan agama Islam yang baik
c. Mendapat dukungan dan respon dari masyarakat dengan baik. Objek
penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung.
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian
Langkah awal yang dilakukan penulis dalam menganalisis hasil penelitian,
yakni penelitiannya memfokuskan pada studi tentang kedisiplinan shalat
berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah
Limbung.
Untuk memahami secara komprehensif judul proposal ini, maka penulis
memberikan pengertian dan pemaknaan secara oprasional yaitu:
1. Studi tentang kedisiplinan shalat berjamaah ialah suatu pembelajaran yang
menfokuskan bagaimana perkembangan siswa dalam menjalankan shalat
berjamaah dengan tertib dan tepat waktu.
2. Pembinaan akhlak siswa yakni suatu pembelajaran yang diberikan kepada
siswa dalam mengembangkan akhlak individual yang baik.
Pada penjelasan di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
studi kedisiplinan shalat sangat berpengaruh terhadap akhlak pribadi siswa. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkan rasa sosialitas siswa yakni dengan adanya
kebiasaan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah.
23
D. Sumber Data
Adapun sumber data yang peneliti gunakan adalah sumber data primer dan
sumber data sekunder:
1. Sumber data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data. Adapun sumber data primer tersebut yang diperoleh dari hasil
pengamatan peneliti dan wawancara terhadap studi tentang kedisiplinan shalat
berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa, dengan mempertimbangkan
kebutuhan penulis dalam rangka melengkapi data penelitian.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.32
Data
dari sumber sekunder atau infoman pelengkap ini berupa cerita dari lingkungan
masyarakat ataupun orangtua, penuturan atau catatan mengenai kedisiplinan
shalat berjamaah siswa sebagai wujud akhlak yang baik bagi siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode
pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan
pada langkah penelitian selanjutnya. Pada prinsipnya instrumen penelitian
memiliki ketergantungan dengan data-data yang dibutuhkan oleh karena itulah
32
Lihat Sugiono, Op. Cit., hlm. 193
24
setiap penelitian memilih instrumen penelitian yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
Ada beberapa macam bentuk instrumen penelitian yang umum dugunakan
pada saat penelitian yaitu: kuesioner/angket, wawancara, observasi, dikumentasi,
dan tes.
Berdasarkan model penelitian kualitatif maka instrumen yang digunakan
oleh peneliti adalah:
a) Catatan Observasi
Observasi adalah aktivitas suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,
untuk memdapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.33
b) Pedoman wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interview)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewes). Interview
digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang 34
. Contohnya
peneliti mewawancarai objek penelitian sesuai dengan pedoman
wawancara yang telah dibuat.
33
https:/id.m.wikipedia.orang/wiwi/Pengamatan. Di akses pada tanggal 17 januari pukul
15.57
34Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 198.
25
c) Catatan Dokumetasi
Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, file dokumentasi, data yang relevan dengan
penelitian.35
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara,
dokumentasi. Berikut adalah langkah-langkah opersionalnya.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dua diantaranya yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Metode observasi adalah pengamatan yang memperoleh penelitian
dengan sistemmatika fenomena yang ada. Dengan mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap suatu objek dari suatu peristiwa
atau kejadian, dapat juga berupa instalasi, badan-badan atau lembaga-
lembaga, misalnya PT, Kantor, Sekolah dan sebagainya, karena adanya
suatu tujuan yang akan diteliti/ yang diselidiki.36
Pada metode ini peneliti mengamati dan memahami berbagai kegiatan dan
pembelajaran yang terkait dengan kedisiplinan shalat berjamah terhadap
pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten
Gowa. Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendalam, peneliti
35
Ridwan, Dasar-dasar Statistika,hlm. 52-52.
36Sutrisno Hadi, Statistik (Jakarta: Pustaka Pelajar 2000),,. hlm. 136
26
melakukan observasi dan pengamatan dengan melibatkan diri secara aktif pada
aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan.
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melakukan observasi
adalah:
1) Penulis datang ke lokasi penelitian yang menjadi tempat berlangsungnya
studi ibadah shalat, meliputi kegiatan guru dan siswa tersebut.
2) Malakukan pengamatan yang difokuskan pada kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan shalat berjamaah di sekolah.
3) Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk field note (catatan lapangan)
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara yaitu teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog
baik secara langsung maupun tidak langsung antar pewancara dengan yang
diwawancarai sebagai sumber data.37
Kegiatan wawancara dalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan Kepala Madrasah, guru-guru,
dan siswa untuk membantu peneliti dalam mengamati kebiasaan siswa dalam
menjalankan shalat berjamaah, yang menjadi pedoman wawancara dengan
melakukan tanya jawab untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan judul.
37
Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Pustaka setia, 2009)..., hlm. 74
27
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data dengan mengenai hal-
hal yang berupa catatan, buku-buku dan agenda.38
Dokumentasi dalam penelitian
ini digunakan untuk mencari data-data pendukung yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Data-data tersebut adalah data yang berkaitan dengan studi
kedisiplinan shalat berjamaah pada pembinaan akhlak siswa, misalnya, dalam
memberikan nasihat data profil sekolah, guru dan siswa MTs. Muhammadiyah
Limbung serta ada pendukung lainnya
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan serta dokumen resmi dan sebagainya.39
Dalam menganalisis data-data yang ada penulis menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu suatu metode analisis data yang menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasakan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya siswa MTs. Muhammadiyah Limbung
Kabupaten Gowa.
38
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2013) ,,.hlm.74
39Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991).., hlm. 190.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian
1. Identitas Madrasah
Pada awal mula berdiri sekolah ini dengan nama Muallimin 4 tahun
Muhammadiyah Limbung. Pada tahun 1959 resmi dibuka oleh Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan mulai beroperasi. Seiring berjalannya
waktu pada tahun 1979 berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Limbung.
Muallimin Limbung baru berfokus kepada PGA 4 tahun Mts Muhammadiyah
Limbung pada tahun 1968. Kemudian PGA 2 tahun Madrasah Aliyah Limbung 2
tahun, sehingga lengkaplah keseluruhan PGA 6 tahun.
Madsarah Tsanawiyah Muhammadiyah Limbung satu Lokasi dengan
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung. Lokasi terletak dipusat Kelurahan
Kalebajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, yakni
di Jl. H. Pattola Sibali No. 05 Limbung. Sebuah daerah yang padat penduduknya
dengan akses yang mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua atau empat.
MTs. Muhammadiyah Limbung di bangun diatas tanah wakaf dari H. Pattola
Sibali.
29
Tabel 4.1
Daftar nama-nama Kepala Madrasah dari periode 1959 sampai sekarang
No Nama Jabatan Periode Ket
1 Abd Rahman Tahir Lewa Kepala Madrasah
1959 – 1963 Aktif
2 Ust Kamaluddin Sau Kepala Madrasah
1964-1966 Aktif
3 H.Djibu Dg Tutu Kepala Madrasah 1967 – 1979 Aktif
4 Dra. ST. Farida Dg
Tongji, BA
Kepala Madrasah 1989-1996 Aktif
5 H.Ma‟ruf Laja, BA Kepala Madrasah 1997-2000 Aktif
6 Hj. ST Suhriyah Dg Baji,
BA
Kepala Madrasah 2001 – 2008 Aktif
7 Hj. Khaerati, S.Pd.I Kepala Madrasah 2009- Skrg Aktif
Tabel di atas merupakan hasil wawancara dari Kepala Madrasah terkait
daftar nama-nama Kepala Madrasah MTs. Muhammadiyah Limbung mulai tahun
berdirinya yakni tahun 1959 sampai sekarang.40
2. Visi dan Misi
Sebagaimana lembaga pendidikan formal lainnya, Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Limbung memiliki visi dan misi sekolah. Adapun visi misinya
adalah sebagai berikut:
40
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
30
Visi : Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, terampil dan
berprestasi
Misi : 1. Melaksanakan pembinaan shalat berjamaah,shalat dhuha dan Hapalan
Al-Qur‟an
2. Mengoptimalkan dan mengintegrasikan pembelajaran dan
3. Menumbuhkan budaya sapa, salam dan salim dalam lingkungan
Madrasah
4. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dalam
suasana yang menyenagkan.
5. Mengaktifkan pembinaan peserta didik melalui kegiatan intra dan
ekstrakulikuler.41
3. Profil Madrasah
Profil MTs. Muhammadiyah Limbung
1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah
Limbung
2. Nomor Statistik Madrasah : 121273060009
3. Akreditasi : B
4. NPSN : 40319946
5. Alamat Madrasah : Jl. H. Pattola Sibali
6. Kelurahan : Kalebajeng
7. Kecamatan : Bajeng
8. Kabupaten : Gowa
41
Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Limbung, tanggal 06 Januari 2020
31
9. Provinsi : Sulawesi Selatan
10. NPWP : 00.391.264.9.807.000
11. Nama Kepala Madrasah : Hj. Khaerati, S.Pd.I.
12. No. Tlp/Hp : 081342534198
13. Nama Yayasan : Muhammadiyah
14. Alamat Yayasan : Jl. Pendidikan Limbung
15. No. Tlp Yayasan : 085656266692
16. No. Akte Pendirian Yayasan : 0709/III.A/1.d/2000
17. Kepemilikan Tanah : Yayasan
18. Status tanah : Bersertifikat
19. Luas : 1.025 M2
20. Status Bangunan : Milik Yayasan
21. Luas Bangunan : 512 M2.
42
42
Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Limbung, tanggal 06 Januari 2020
32
4. Data Tenaga Pengajar/ Guru
Tabel 4.2
Daftar nama-nama Guru mata pelajaran dan tenaga pendidik
di MTs. Muhammadiyah Limbung
No Nama Pendidikan
Terakhir Jabatan
Mata
Pelajaran
1 Hj. Khaerawati, S.Pd.I. NIP.197409211996032001
S.1
Pendidikan
Agama Islam
Kamad
2 Rusdiah R, S.Pd. NIP.198101032005012003
S.1 Pend.
Biologi
Wakamad
Kurikulum IPA
3 Suhaedah, S.Pd. NIP.197305052007102003
S.1 Bahasa
Inggris Bendahara Bahasa
Inggris
4 Salmah Tahir, S.Pd. NIP.19720803 200701 2 018
S.1 Pen. B.
Indonesia
Wakamad
Kesiswaan/
Huma
Bahasa
Indonesia
5 Ruli Irawan, S.Pd. NIP.19800308 201412 1 002
S.1 Pend.
Matematika KTU -
6 Sitti Nurwahidah, S.Pd. S.1 SKI Wali Kls
8.A
SKI
IPS
7 Hadijah, S.Pd S.1 Pend.
Tata Boga
Wali Kls
7.A SBK
8 Sitti Haeriyah, S.Pd.I. S.1 Pend.
Agama Islam Ka. Perpus A.
AKHLAK
9 Hasfinah, S.Ag S.1 SKI Wali Kls
7.B
Q.Hadist
FIKIH
10 Khairul Yaqin, S.Pd.I S.1 PGMI Wakamad
Sapras
PPKn
Kemuham
madiyahan
11 Jumiati, S.Pd S.1 Pend. B.
Indonesia
Wali Kls
9.B Bahasa
Indonesia
12 Syamsinar,S.Pd. S.1 Pend
Matematika
Wali Kls
9.A
Matematik
a
13 Surianti, S.Pd. S.1 BK BK BK
14 Uswatunnisa,S.Pd. S.1 Pend. B.
Inggris Operator
Prakarya
33
15 Muh. Rasul,S.Pd S.1 Pend. IPS IPS
PJOK
16 Fitriani, S.Pd. S.1 Pend.
Fisika
Wali KLs.
8.B IPA
17 Junaedi, S.Pd. S.1 Pend.
Matematika
Matematik
a
18 Hijriah, S.Pd.I S.1 Pend.
Agama Islam B. Arab
19 Misna Iskandar, S.Pd. S.1 Pend. B.
Inggris Prakarya
20 Nurul Fatwa,S.Pd. S.1 Pend.
PPKn PPKn
21 Ahmad Rifai Rahman MA Dakwah &
Tajwid
Sumber Data: Dokumentasi / Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung
(06-01-2020/11:17)
5. Data Siswa
Data Siswa MTs. Muhammadiyah Limbung sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Siswa Kelas VII, VIII, dan IX
Jumlah
Siswa
Jenjang Kelas Jumlah
Jenis
Kelamin Jumlah
7 8 9
Lk Pr
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
45 43 44 34 26 25 115 102 217
Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-
2020/11:17)
34
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prsarana Sekolah
No Jenis
Ruangan Jumlah
Kondisi
Luas (m2) Baik
Rusak
Ringan Rusak Berat
1. Kelas/Teori 6 225 5 - 1
2. Kepala 1 14 1 - -
3. Guru 1 45 1 - -
4. OSIS - - - -
5. Laboratorium - - - - -
6. Perpustakaan 1 49 - 1
7. Keterampilan - - - - -
8. Kesenian - - - - -
9. Olahraga - - - - -
10. Mushallah 1 49 - - -
11. U K S 1 - - - -
12 WC 3 16 1 1 1
Jumlah 14 410 m2 8 1 3
Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-
2020/11:17)
7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.5
Data Pendidik dan Tenaga Pendidikan
No Keterangan Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS yang diperbantukan tetap 4
2 Guru Tetap Yayasan 13
35
3 Guru Honorer -
4 Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 Tata Usaha 1
2 Perpustakaan 1
Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-
2020/11:17).
8. Buku Perpustakaan
Tabel 4.6
Data Keadaan Buku Perpustakaan
Buku Pegangan Guru Buku Teks Siswa Bahan Penunjang
Jumlah
Judul
Jumlah
(Ekspelar)
Jumlah
Judul
Jumlah
(Ekspelar)
Jumlah
Judul
Jumlah
(Ekspelar)
46 46 46 390 32 330
Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-
2020/11:17)
9. Jadwal piket MTs. Muhammadiyah Limbung Semester Genap
Tahun Pelajaran 2019-2020
Tabel 4.7
Jadwal Guru Piket MTs. Muhammadiyah Limbung
Semester Genap Tahun Pelajaran 2019-2020
Nomor Hari Nama Guru Keterangan
1 Senin Jumriati, S.Pd.
Suriyanti, S.Pd.
2 Selasa
Syamsinar, S.Pd.
Hasfinah, S.Ag.
36
3 Rabu Fitriani, S.Pd.
Suriyanti, S.Pd.
4 Kamis Muh. Rasul, S.Pd.
Nursyamsi, S.Pd.
5 Jum‟at ST. Haeriyah, S.Pd.I
Nurul Fatwah, S.Pd.
6 Sabtu ST.Nurwahidah, S.Ag.
Hadijah, S.Pd. Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-
2020/11:17)
10. Anggaran Sekolah sesuai RAPBS
11. Potensi di lingkungan sekolah yang diharapkan mendukung
program Madrasah
a. Tempat yang strategis, jauh dari kebisingan
b. Animo masyarakat yang cukup tinggi
12. Tata Tertib Madrasah
Tata Tertib Madrasah
Dengan memohon petunjuk Allah Swt, di bawah ini tercantum Tata Tertib
untuk diamalkan dengan penuh kesadaran dan keinsyafan :
1. Melaksanakan Upacara setiap hari Senin jam 06.45 WITA.
2. Kedatangan di Sekolah
a. Pelajarn dimulai pukul 07.15 dan setiap siswa di wajibkan datang di
sekolah minimal 15 menit sebelumnya
b. Siswa yang terlambat tidak dapat mengikuti pelajaran yang sedang
berlangsung sebelum ada izin dari guru yang bertugas pada saat itu.
3. Keadaan selama proses pembelajaran.
a. Setiap memulai pembelajaran diwajibkan membaca do‟a belajar
37
b. Selama berada di sekolah siswa tidak dapat meninggalkan sekolah
tanpa izindari guru (wali kelas)
c. Tidak memperbolehkan adanya gank (kelompok) tertentu dalam
sekolah yang menimbulkan adanya kesenjangan hubungan antar
siswa.
d. Siswa yang mendapatkan kunjungan harus melapor kepada kepala
sekolah atau guru.
e. Melakukan ibadah shalat dhuzur berjamaah di masjid setiap hari
sekolah kecuali hari jum‟at
f. Melaksanakan tugas di masjid yang ditentukan oleh IPM Madrasah
g. Membaca do‟a setelah pelajaran selesai
4. Pakaian
a. Untuk wanita, baju lengan panjang (tidak boleh ketat atau terlalu
pendek), rok biru (tidak boleh ketat atau terlalu pendek, harus
menutupi mata kaki) dan jilbab putih menutupi dada.
b. Untuk pria baju putih, celana panjang biru, tidak boleh ketat dan
kaki celana seluas 20 cm
c. Kaki baju di luar untuk perempuan dan di dalam untuk laki-laki
d. Tidak diperkenankan memakai jelana jeans, celana botol dan
sendal.
e. Hari jum‟at dan sabtu diperkenankan berpakaian pramuka
5. Tidak diperbolehkan membawa HP atau memakai perhiasan baik pria
maupun wanita
38
6. Tidak diperbolehkan membawa senjata tajam
7. Senantiasa menjaga kesopanan dalam bergaul dengan guru, tenaga
administrasi maupun sesama siswa
8. Kehadiran siswa minimal 75%
9. Tidak diperbolehkan masuk ke kantor tanpa ada keperluan.
10. Tidak boleh meninggalkan sekolah sebelum jam pulang.
B. Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat berjamaah Siswa Kelas VII MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.
Shalat berjamaah merupakan simbol persatuan umat Islam. Shalat
berjamaah juga menjadi sarana menjalin silarturahmi dan mempererat hubungan
sesama muslim. Shalat berjamaah mempunyai nilai yang lebih, sama nilainya
dengan shalat perorangan ditambah dua puluh tujuh derajat.
Kedisiplinan shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan sekurang-
kurangnya dua orang atau lebih dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap
peraturan-peraturan hukum perintah wajib shalat, dilihat dari ketetapan waktu
dalam melaksanakan shalat, sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah
ditentukan oleh syariat agama Islam.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dalam hal ini peneliti
meggunakan teknik analisis data terhadap data yang diperoleh dari penelitian,
data-data tersebut di peroleh bersumber dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi pada objek penelitian yang dilaksanakan pada pembiasaan shalat
berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs. Muhammadiyah Limbung
Kabupaten Gowa.
39
Shalat berjamaah merupakan salah satu program unggulan di MTs.
Muhammadiyah Limbung, sesuai dengan misinya “melaksanakan pembinaan
shalat berjamaah, shalat dhuha dan hapalan Al-Qur‟an. Shalat berjamaah tersebut
mempunyai manfaat yang baik bagi peserta didik diantaranya adalah sebagai cara
untuk mendisiplinkan peserta didik.
Kedisiplinan shalat berjamaah sebagaimana yang diterapkan di MTs.
Muhammadiyah Limbung memiliki andil besar dalam pembinaan akhlak siswa.
Disana kedisiplinan shalat berjamaah sangat diperhatikan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya pembina akhlak siswa agar menjadi seseorang yang berakhlakul
karima.
Wawancara dengan Ibu Hj. Khaerati, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah
mengenai tentang pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah yang menjadi salah
satu program unggulan di MTs. Muhammadiyah Limbung adalah sebagai berikut:
Shalat berjamaah secara hukum mempunyai ketentuan, ada yang
mengatakan sunnah muakkad, ada yang mengatakan fardhu kifayah, ada
yang ,mengatakan sekedar keutamaan saja. Mengenai program shalat
berjamaah merupakan program yang wajib di laksanakan di MTs.
Muhammadiyah Limbung merupakan suatu keharusan untuk
melaksanakan shalat berjamaah dan sebagai keharusan bagi semua peserta
didik.43
Dalam pelaksanaan pembiasaan shalat berjamaah terkait dengan proses
kedisiplinan yang di atur oleh sekolah adalah sebagai berikut:
Dalam shalat berjamaah di semua peserta didik tentunya mereka masih
memerlukan proses dewasa, di karenakan masih dalam proses pubertas,
yang mana mereka menunjukkan jati diri mereka, mencari perhatian dan
43
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
40
lain sebagainya. “Ciri-ciri tersebutlah yang menyebabkan peserta didik
tidak berdisiplin”.44
Tujuan diterapkannya strategis pembinaan akhlak siswa mendirikan shalat
secara berjamaah yaitu, untuk membentuk kepribadian dan membentuk karakter
disiplin siswa dalam membiasakan shalat berjamaah, agar nantinya siswa mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.45
Kegiatan Pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah
Limbung :
Pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah Limbung.
rutin dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum‟at karena dasar ketentuan
sekolah hari juam‟at siswa pulang jam 11.35 sebelum dzuhur berarti shalat
di luar.46
Pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah
Limbung:
Dalam pembinaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah
Limbung. Bapak atau ibu guru yang mempunyai jadwal piket,
mendampingi peserta didik dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Guru
yang piket setiap hari ada 2 orang, dan yang piket hari ini adalah Ibu
Jumriati, S.Pd dan Suriyanti, S.Pd.47
44
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
45 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
46 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
47 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
41
Waktu pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah
Limbung:
Untuk pelaksanaan shalat dzuhur secara berjamaah di MTs.
Muhammadiyah Limbung dilaksanakan jam 01.00 WIB. Hal ini ketika
adzan mushollah tersebut yang berada disekolah, terlebih dahulu dipakai
oleh siswa MA Muhammadiyah Limbung. Setelah pelaksanaan shalat
berjamaah siswa MA Muhammadiyah Limbung. Baru siswa disini lagi
yang melaksanakan shalat berjamaah.48
Wawancara dengan Ibu Jumriati, S.Pd selaku guru piket di MTs.
Muhammadiyah Limbung
Dalam pelaksanaan shalat berjamaah siswa MTs. Muhammadiyah
Limbung, peserta didik antara siswa dan siswi terpisah shalat jamaahnya.
Dalam hal ini karena mushollah tersebut yang belum mencapai standar
untuk bisa mencakup semua peserta didik dalam melaksanakan shalat
berjamaah . Untuk siswa shalat jamaahnya di mushollah dan untuk siswi
shalat dikelas masing-masing dengan cara bergiliran.49
Wawancara dengan Ibu Jumriati, S.Pd selaku guru piket di MTs.
Muhammadiyah Limbung
Pelaksanaan Shalat dzuhur berjamaah. Untuk imam shalat berjamaah di
MTs. Muhammadiyah Limbung dilaksanakan berdasarkan Jadwal giliran
siswa perkelas.50
Adapun proses yang diberikan oleh pihak sekolah dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan peserta didik sebagai berikut:
Dalam upaya meningktakan kedisiplinan peserta didik, maka apabila
peserta didik melakukan pelanggaran maka pihak sekolah akan
48
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
49 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-
01-2020)
50 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-
01-2020)
42
memberikan hukuman ataupun sanksi yang diberikan kepada peserta didik,
bisa saja di skor tidak sekolah, karena telah melewati batas ketentuan,
artinya ketika di dunia saja diberikan hukuman, apabila manusia
melakukan kesalahan, maka akan hukuman. Apalagi menghadap kepada
Allah.
Dalam upaya meningktakan kedisiplinan peserta didik, maka cara para
guru adalah dengan memberikan keteladanan dan perintah, karena peserta didik
belum ada pemahaman mengenai untuk menghargai waktu, sehingga peserta didik
selalu diperintahkan terlebih dahulu ketika ingin melakukan shalat berjamaah,
adapun proses pemahaman yang dilakukan oleh guru adalah dikelas, agar para
peserta didik paham tentang menghargai waktu.
Sekolah pada hakikatnya mendambakan terciptanya siswa yang tidak saja
berintelektual tinggi tetapi juga memiliki akhlak al-karima sehingga mampu
menjadi manusia yang bermartabak tinggi bagi agama, masyarakat, bangsa dan
negara. Maka untuk mencetak siswa yang berakhlak al-karimah, usaha yang harus
dilakukan pihak sekolah adalah membuat program-program unggul yang
berdampak bagi akhlak siswa, salah satunya melalui program kedisiplinan shalat
berjamaah.
Pembiasaan shalat berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan peserta
didik di MTs. Muhammadiyah Limbung:
Dengan adanya shalat berjamaah, dimana peserta didik tersebut
mengetahui sikap dirinya berperilaku dengan baik, dalam pelaksanaannya
bahwa peserta didik belum memliki kesadaran yang penuh, sehingga
peserta didik terlebih dahulu di perintahkan oleh guru-gurunya.51
51
Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
43
Wawancara dengan salah satu siswa kelas VII.B di MTs. Muhammadiyah
Limbung . Melalui pembiasaan shalat berjamaah, apakah ada manfaat tentang
kedisiplinan kepada kalian?
Iya kak sangat bermanfaat, karena ketika seseorang sudah terbiasa malakukan
shalat berjamaah, maka kedisiplinan tersebut akan tertanam dalam jiwa.52
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan
kedisiplinan shalat berjamaah siswa yang di terapkan merupakan salah satu
program unggulan di MTs. Muhammadiyah Limbung, tujuan di terapkannya
yaitu, untuk membentuk kepribadian dan membentuk karakter disiplin siswa
dalam membiasakan shalat berjamaah, agar nantinya siswa mampu menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai upaya untuk membina akhlak siswa agar
menjadi seseorang yang berakhlakul karima.
C. Upaya Pembinaan Terhadap Akhlak Pribadi Siswa
Islam merupakan agama yang sempurna. Sehingga setiap ajaran yang ada
dalam Islam memiliki dasar pemikiran begitu pula dengan pembinaan akhlak.
Pembinaan akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha
mewujudkan peserta didik yang unggul. Pembinaan bagi setiap muslim
merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus tanpa henti
baik melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus di
tuntut oleh orang lain. Pada hakikatnya pembinaan akhlak tasawuf lebih
merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan seseorang atas dirinya sendiri
dengan tujuan jiwanya bersih dan perilakunya terkontrol.
52
Syahrul Ramadhan, Siswa Kelas VII.B (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung 06-01-2020)
44
Dalam Islam pembinaan akhlak dimulai sejak pertama kali Nabi
Muhammad SAW dsi angkat menjadi Rasul Allah. Dan salah satu misi penting di
utusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ini berarti bahwa
pelaksanaan oleh Rasulullah, dan terlaksana bersama dengan pelaksanaan dakwah
agama Islam secara keseluruhan.
Salah satu upaya yang dilalukan oleh pihak sekolah dalam rangka
pembinaan akhlak pribadi siswa adalah dengan menerapkan kewajiban shalat
berjamaan di sekolah. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang guru di MTs.
Muhammadiyah Limbung
Salah satu tujuan dilakukannya kegiatan shalat berjamaan (dzhuhur)
disekolah adalah dalam rangka upaya pembinaan akhlak pribadi siswa,
Kami berharap bahwa dengan kegiatan shalat berjamaah (dzhuhur) di
sekolah mampu membentuk siswa memiliki akhlak pribadi yang baik
sesuai dengan tuntunan agama.53
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa salah satu
upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam membentuk akhlak pribadi siswa
yang akhlakul karimah adalah menerapkan kegiatan shalat berjamaah di sekolah.
Untuk mengetahui sejauh mana akhlak pribadi siswa MTs.
Muhammadiyah Limbung kaitannya dengan kegiatan shalat berjamaah, maka
peneliti melakukan wawancara kepada empat siswa sebagai subyek penelitian
dengan kriteria dua siswa rajin mengikuti shalat jamaah di sekolah yang terdiri
dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dan dua siswa kurang rajin
dalam mengikuti sahalat jamaah di sekolah yang terdiri dari satu siswa laki-laki
dan satu siswa perempuan pula.
53
Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
45
Pedoman wawancara mencakup tentang bagaimana siswa menjalankan
shalat jamaah dan bagaimana akhlak siswa.
Pelaksanaan shalat jamaah siswa dengan indikator:
a. Tingkat kerajinan siswa dalam mengikuti shalat berjamaah.
b. Tingkat kerajinan siswa dalam menjalankan shalat fardlu secara
munfaridh.
c. Tingkat kekhusyu‟an siswa dalam shalat menjalankan berjamaah.
d. Rajin berdzikir setelah shalat berjamaah.
Akhlak siswa dengan indikator:
a. Sikap suka menolong
b. Sikap peduli terhadap orang lain
c. Sifat disiplin
d. Sifat sabar
e. Sikap cinta damai dan persaudaraan.
Setelah dilakukan wawancara terhadap subyek penelitian berinisial St.AS
dari kelas VII B. maka hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
St.AS memiliki kebiasaan shalat berjamaah yang baik sekali, ia siswa yang
terbilang siswa yang rajin mengikuti shalat berjamaah, ia mengaku sangat senang
dengan adanya kegiatan ini, karena ia terbiasa shalat jamaah tepat pada waktu
shalat jamaah dhuhur di sekolah, hal tersebut yang membuatnya terbiasa
menjalankan shalat fardlu lainnya tepat pada waktunya pula. Shalat fardlu yang
lain pun ia kerjakan dengan rajin dan disiplin meskipun tidak berjamaah atau
46
secara munfaridh.
Ia juga mengerjakan shalat jamaah tersebut dengan khusyu‟, ia
mengatakan bahwa dengan shalat berjamaah shalat akan menjadi lebih teratur
karena imam yang memimpin, shalat jadi teratur, tenang dan tidak tergesa-gesa
sehingga mampu melaksanakan shalat dengan khusyu‟.Setelah selesai shalat
jamaah pun ia tidak langsung meninggalkan masjid, namun ia tetap tekun
mengikuti dzikir dan berdoa hingga akhir imam meninggalkan masjid.
Dari data penilaian akhlak di atas menunjukkan bahwa St.AS adalah
siswa yang memiliki akhlak yang baik sekali. Ia selalu menghormati dan
mematuhi perintah orang tuanya selama ia mampu memenuhinya. Terhadap guru
pun demikian, ia bersikap sopan dan santun. Dengan shalat jamaah juga
menjadikan pertemanannya semakin luas dan semakin akrab, karena setiap hari
dalam shalat jamaah ia berada pada shaf dengan orang yang berbeda-beda setiap
harinya, ia memanfaatkan hal itu ia bisa berkenalan dan menambah sahabat. Dia
juga mengatakan tidak suka berselisih denga temannya, tetap tenang dan sabar
apabila ada teman yang mengejeknya. Dia tidak mau mempunyai musuh satu pun
karena hal tersebut tidak ada untungnya, dia hanya ingin mencari kawan
sebanyak-banyaknya. Artinya dia memiliki hubungan pertemanan yang baik
dengan teman sekolahnya.
Membiasakan umat mentaati pemimpinnya, mengikuti imam dalam
melakukan shalat berjama‟ah menanamkan rasa patuh kepada mereka dalam
urusan dunia. Seperti yang dialami oleh St.AS, bahwa ia menjadi lebih taat pada
perintah guru dan orang tua, selalu tertib mematuhi peraturan sekolahmaupun
47
perintah orang tua di rumah. 54
Menurut hasil dari wawancara dari wali kelasnya ia adalah siswa yang
terbilang paling cerdas dan memiliki prestasi yang baik dikelasnya, ia selalu
mengikuti shalat dhuhur berjamaah bahkan siswa ini tidak pernah absen shalat
jamaah disekolah. Perilakunya sangat baik, sopan santun terhadap guru, selalu
mengerjakan PR (pekerjaan rumah), selalu mematuhi peraturan sekolah.55
Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial SR didapatkan informasi
bahwa siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah yang baik dan memiliki
akhlak yang baik. Ia rajin mengikuti shalat jamaah. Ia mengatakan bahwa kegiatan
shalat berjamaah di sekolahnya sangat mendorong semangatnya dalam
menjalankan shalat lima waktu lainnya. Karena ketika ia menjalankan shalat
secara berjamaah hal itu lebih ringan dan menyenangkan karena dilakukan
bersama-sama dari pada shalat sendirian kurang bersemangat. Hal ini
mendorongnya untuk rajin shalat lima waktu bahkan dengan berjamaah di masjid
dekat rumah. Ketika shalat jamaah di masjid bersama-sama dengan kelas-kelas
yang lain, hal demikian yang membuat ia menjadi lebih dapat memperluas
pertemanan dan menjadikan pertemanan mereka semakin akrab. Dalam
menjalankan shalat terkadang ia masih kurang kshusyu‟, namun setelah lama ia
mengikuti shalat jamaah, ia berusaha mencontoh imam shalat yang dapat dengan
khusyu‟ menjalankan shalat. ia pun selalu ikut berdzikir dan berdoa usai shalat
54
YP, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-01-
2020)
55 Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
48
berjamaah meskipun sebentar namun rutin ia lakukan, ia tidak suka terburu-buru
untuk meninggalkan masjid.
Shalat jamaah juga mengajarkan seseorang menjadikan seseorang
memiliki sifat sabar, seperti yang dirasakan oleh SR ia merasa bahwa semakin
hari setelah ia mengikuti shalat jamaah ia menjadi lebih sabar, apabila ada seorang
teman yang mengejek atau meremehkannya ia lebih memilih diam dan mengalah,
ia tidak mau terjadi permusuhan diantara dia dengan temannya.
Akhlaknya pun baik, ia menghormati terhadap orang yang lebih tua dari
dirinya. Jika berperilaku terhadap temannya pun ia memiliki sikap peduli apabila
temannya memerlukan bantuan karena ia sadar bahwa ia adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri. Karena suatu saat kita akan membutuhkan orang
lain, jadi perilaku saling mengenal dan saling membantu sangat penting dilakukan
dikehidupan sosial.
Ia juga termasuk anak yang patuh dan taat, ia tidak pernah melanggar tata
tertib sekolah yang ada, ia selalu berusaha mematuhinya, ia berusaha untuk tidak
mempunyai urusan dengan guru BP karena ia menyadari bahwa hal tersebut akan
merugikan diriya sendiri yaitu menjadi catatan jelek dinilai rapor.56
Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial ANF didapatkan
informasi bahwa siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah yang jelek. Ia
termasuk siswa yang jarang mengikuti shalat jamaah, lebih sering absen ketika
shalat jamaah berlangsung dibandingkan siswa-siswa yang lainnya. Kata wali
56
SR, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,
06-01-2020)
49
kelasnya pun ANF memiliki sikap yang kurang baik, dia sering berbuat gaduh di
kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sering tidak memperhatikan
guru ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Suka berkata-kata yang kurang
sopan, belum mengerti bagaimana cara berbicara dengan baik kepada guru. 57
Ia juga tidak rajin dalam menjalankan shalat fardlu, ia hanya mau
menjalankan shalat ketika shalat jamaah seperti di sekolah, kalau sudah di rumah
ia tidak menjalankan shalat fardlu hingga ia dimarahi orang tuanya baru ia mau
shalat, namun terkadang ia ikut shalat jamaah maghrib di masjid dekat rumahnya.
Ketika shalat jamaah di sekolah, ia pun tidka bisa menjalankannya dengan
khusyu‟, stelah shalat jamaah usai ia tidak ikut berdzikir dan berdoa, dengan cepat
ia meninggalkan masjid.
Dari segi pergaulan, ia kurang begitu akrab dengan teman-teman di
sekolahnya ia hanya mau berteman dekat dengan beberapa orang saja. Terhadap
teman yang berperilaku kurang baik pada dia misalnya mengejek atau berusaha
meremehkannya ia masih suka emosi dan kurang bersabar. Ia kurang memiliki
sikap kepedulian terhadap orang lain, ia hanya mau peduli kepada teman-teman
dekatnya saja. Terhadap orang lain yang membutuhkan perolongannya pun ia
kurang simpati, mislanya terhadap pengemis ia pun tidak suka memberikan
sedekah.
Dalam mematuhi orang tua, ia masih berani melawan orang tua.
Terhadap guru ia terkadang tidak suka ketika guru tersebut memberikan nasihat
atau teguran terhadapnya, karena ia suka melanggar peraturan misalnya ia suka
57
Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
50
datang terlambat ke sekolah, ia memakai sepatu putih ke sekolah sedangkan
peraturannya siswa harus memakai sepatu hitam, ia sering berurusan dengan guru
BK (Bimbingan Konseling). 58
Menurut pernyataan guru BK (Bimbingan Konseling), kegiatan shalat
berjamaah yang diadakan di sekolah ini sangat membantu membina akhlak siswa.
Sebelum adanya kegiatan ini, perilaku siswa masih sulit untuk di kendalikan,
siswa kurang mematuhi peraturan sekolah, suka datang terlambat datang ke
sekolah, berpakaian kurang rapi, kurang nemiliki sopan santun terhadap guru,
siswa suka berantem dengan teman sendiri dan sebagainya. Namun setelah
beberapa tahun terakhir ini setelah adanya kegiatan shalat jamaah ini perilaku
siswa menjadi lebih ada kemajuan, mereka menjadi lebih mau mematuhi
peraturan sekolah. Tidak hanya itu, perhatian sekolah dalam membina akhlak
siswa juga dilakukan dengan banyak cara misalnya setiap bulan ramadhan kita
mengadakan pesantren kilat bagi siswa dimana di dalamnya kita memberikan
materi-materi keagamaan, kemudian kita juga sudah menjalankan program shalat
dhuhur bejamaah yang di awasi ketat oleh wali kelas mereka masing-masing
untuk menekan jumlah siswa yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan ini, lalu
ada program kegiatan baca tulis al-Qur‟an dan ceramah yang semuanya ditujukan
agar keagamaan siswa menjadi lebih baik sehingga berdampak positif bagi
pembenahan akhlak mereka sebagai siswa yang baik.59
58
ANF, siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-
01-2020)
59 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.
Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)
51
Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial Kh didapatkan hasil bahwa
siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah dan akhlak yang kurang baik.
Siswa ini terbilang kurang rajin dalam mengikuti shalat dhuhur berjamaah di
sekolah, ia lebih mudah terpengaruh oleh temannya jika temannya mengikuti
shalat jamaah ia jamaah, kalau temannya tidak jamaah berarti ia tidak jamaah
pula. dalam menjalankan shalat fardlu pun ia kurang rajin, seperti yang ia
katakana bahwa ia hanya terkadang shalat terkadang tidak, bahkan shalat shubuh
yang sering ia tinggalkan. Ia juga mengaku kurang memiliki kekhusuy‟an dalam
menjalankan shalat, fikirannya tidak bisa fokus dan tenang dalam shalat, ketika
usai shalat jamaah pun ia jarang mengikuti dzikir dan doa, hanya ketika dia berada
pada shaf depan ia baru ikut dzikir dan berdoa.
Mengenai akhlak bahwa ia memiliki akhlak yang kurang baik. Sesuai hasil
wawancara bahwa ia kurang patuh terhadap orang tua karena kalau ia diperintah
orang tua kurang ikhlas dalam melakukannya. Dalam mematuhi peraturan sekolah
pun ia kurang taat, ia seringdatang sekolah terlambat, dan lainnya.
Dari segi pergaulan, ia mengatakan bahwa dari teman satu sekolahnya ia
kurang mengenal adik kelas, ia hanya kenal dengan teman sekelas dan kakak
kelas. Hal ini membuktikan bahwa pertemanannya kurang luas dan akrab dengan
teman satu sekolah. Dalam menghadapi teman yang usil mengejeknya ia mencoba
diam dan bersabar akan tetapi jika telah menyinggung perasaannya ia bisa saja
marah dan emosi terhadap temannya tersebut, ini menunjukkan bhawa ia kurang
memiliki sifat sabar. Sikap kepedulian yang ia miliki tidak dilakukan kepada
52
semua orang, ia hanya bersikap iba dan simpati terhadap orang dekat atau
sahabat karibnya.60
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tersebut, dapat
disimpulkan bahwa siswa yang rajin mengikuti kegiatan shalat dhuhur berjamaah
cenderung memiliki akhlak pribadi yang baik dibandingkan dengan siswa yang
kurang aktif mengikuti kegiatan shalat dhuhur berjamaah.
Mengintensifkan kegiatan shalat berjamaah dhuhur di sekolah sebagai
upaya pembinaan akhlak pribadi siswa dinilai sangat berhasil. Berdasarkan data
tersebut diperoleh gambaran aspek akhlak pribadi siswa yang berubah menjadi
lebih baik. Beberapa aspek tersebut sebagai berikut:
1. Menumbuhkan sikap tolong-menolong (ta‟awun)
2. Melatih sikap taat dan patuh
3. Mengajarkan sifat sabar
4. Menumbuhkan sikap peduli pada orang lain
5. Meningkatkan kedisiplinan
6. Cinta damai dan persaudaraan (al-Ishlah dan al-Ikhwan)61
Selain kegiatan shalat berjamaah, beberapa kegiatan lain yang
dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam upaya pembinaan akhlak pribadi siswa
60
Kh, siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,
06-01-2020)
61 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.
Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)
53
MTs. Muhammadiyah Limbung adalah pembinaan baca tulis al
Qur‟an, latihan ceramah dan pidato, dan kegiatan pesantren kilat pada bulan suci
Ramadhan.62
Berdasarkan uraian di atas, diperoleh gambaran bahwa beberapa upaya
yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka pembinaan akhlak pribadi siswa
adalah kegiatan shalat berjamaah di masjid sekolah, kegiatan latihan baca tulis al
Qur‟an, kegiatan latihan pidato dan ceramah, serta kegiatan pesantren kilat pada
bulan suci ramadhan.
D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kedisiplinan
Shalat Berjamaah terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs.
Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa
1. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, dapat dikemukakan
beberapa faktor pendukung pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap
pembinaan akhlak siswa yaitu sebagai berikut:
a. Semangat yang kuat dari para pembinan atau guru.
Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Kepala Madrasah dalam wancaranya
dengan peneliti, ia mengatakan sebagai berikut:
“Pendisiplinan kegiatan shalat berjamaah dalam rangka pembinaan
akhlak siswa dapat terwujud karena adanya semangat yang luar biasa dari
para guru. Hal ini tidak terlepas dari peran serta pembinaan yang
dilakukan oleh pengurus Muhammadiyah yang melibatkan guru dalam
setiap kegiatan Muhammadiyah termasuk kegiatan Baitul Arqam sebagai
62
Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.
Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)
54
wadah pembinaan para guru di Perguruan Muhammadiyah.”63
b. Keaktifan Kepala Madrasah
Peran pimpinan dalam sebuah organisasi sangat menentukan arah
organisasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang
guru di MTs. Muhammadiyah Limbung, beliau mengataan bahwa:
“Semangat yang dimiliki guru untuk mendampingi para siswa dalam
kegiatan shalat berjamaah adalah karena adanya sosok kepala madrasah yang
sangat aktif dalam pembinaan siswa. Kepala madrasah selalu memberikan
motivasi kepada guru termasuk kepada siswa. Bahkan, Kepala Madrasah sering
ikut shalat berjamaah dengan siswa.”64
c. Keaktifan guru piket yang selalu mengarahkan siswa ke masjid setiap
masuk waktu shalat dhuhur.
Seperti yang disampaikan oleh salah seorang guru MTs. Muhammadiyah
Limbung yang piket pada saat peneliti mendatangi sekolah tersebut, ia
mengatakan bahwa:
“Salah satu tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh kepala madrasah
kepada kami sebagai guru piket adalah mengarahkan siswa menuju masjid
setiap masuk waktu shalat dhuhur, dan ini dilakukan setiap hari kecuali hari
Jum‟at”65
d. Adanya peneladanan dari pihak guru laki-laki dalam melaksanakan shalat
dhuhur berjamaah, khususnya guru laki-laki.
63
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
64 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.
Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)
65 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,
06-01-2020)
55
Hal ini disampaikan oleh salah seorang siswa yang sempat diwawancarai
yang mentakan bahwa:
“Kami para siswa senantiasa disiplin dalam melaksnakan shalat dhuhur
berjamaah karena melihat keteladanan dari para guru yang selalu shalat
berjamaah. ”66
Berdasarkan uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa beberapa faktor
pendukung kedisiplinan dalam shalat berjamaah adalah semangat yang kuat dari
para guru, keaktifan kepala madrasah, keaktifan guru piket dan adanya
keteladanan dari para guru dalam melaksnakan shalat berjamaah.
2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung seperti yang disampaikan di atas, kegiatan
pendisiplinan shalat berjamaah ini tentunya juga menemui beberapa faktor
penghambat. Beberapa hal yang dianggap menjadi penghambat tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Siswa
Menurut salah seorang guru yang diwawancari oleh peneliti terkait dengan
faktor penghambat pendisiplinan shalat berjamaah, ia mengatakan bahwa salah
satu yang menjadi hambatan dari pendisiplinan shalat berjamaah ini adalah masih
adanya siswa yang malas dan memiliki kesadaran sendiri untuk langsung ke
masjid ketika waktu shalat tiba. Mereka lebih sering dipaksa dari pada berinsiatif
sendiri ke masjid. 67
66
Syahrul Ramadhan, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020)
67 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,
06-01-2020)
56
b. Sarana dan Prasarana Ibadah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sarana dan prasarana ibadah merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan pelaksanaan pendisiplinan shalat
berjamaah. Kondisi inilah yang dihadapi oleh MTs. Muhammadiyah Limbung,
dimana jumlah siswa tidak sebanding dengan luas mushallah/masjid. Apalagi
MTs. Muhammadiyah Limbung satu atap dengan Madrasah Aliyah Limbung.
“Luas mushallah yang tidak mampu menampung siswa secara keseluruhan membuat kegiatan shalat dhuhur berjamaah dilakukan
tidak bersamaan. Siswa Madrasah Aliyah Limbung lebih awal
melaksanakan shalat dzhuhur baru kemudian siswa MTs.
Muhammadiyah Limbung. Kondisi inilah membuat beberapa siswa
tidak maksimal dalam melaksanakan shalat dhuhur berjamaah terlebih
bagi siswa yang malas.”68
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh gambaran bahwa beberapa faktor
yang menghambat terlaksananya kegiatan pendisiplinan shalat berjamaah adalah
faktor siswa yang malas dan faktor sarana dan prasarana ibadah yang kurang
mendukung.
68
Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah
Limbung, 06-01-2020).
57
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan dari uraian-uraian bab sebelumnya tentang masalah
penerapan kewajiban shalat berjamaah siswa di Sekolah terhadap pendidikan
berkarakter di MTs. Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa, maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan
implikasi penelitian sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Secara singkat, hasil penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Kegiatan shalat berjamaah dhuhur dimasjid sekolah dilakukan setiap hari
kecuali hari Jum‟at dengan tujuan pembentukan karakter dan akhlak
pribadi siswa
2. Kegiatan pendisiplinan shalat berjamaah di sekolah mampu memperbaiki
karakter dan akhlak pribadi siswa yang tercermin dalam beberapa hal yaitu
sikap tolong menolong, sikap disiplin, sifat sabar, sikap peduli pada orang
lain dan sikap patuh dan taat terhadap aturan.
3. Bebarapa faktor yang mendukung terlaksananya pendisiplinan kegiatan
shalat berjmaah disekolah yaitu semangat guru yang kuat, keaktifan kepala
madrasah, keaktifan guru piket dan adanya keteladanan dari para guru.
Beberapa faktor yang menghambat terlaksananya pendisiplinan kegiatan
shalat berjmaah disekolah yaitu faktor siswa yang malas dan kondisi
sarana prasarana sekolah yang kurang mendukung.
58
B. Implikasi Penelitian / Saran
Dengan penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan kedisiplinan pada
kegiatan shalat berjamaah disekolah demi kemajuan sekolah. Olehnya itu, penulis
mengemukakan beberapa sumbangan pemikiran sebagai berikut:
1. Untuk guru dan Kepala Madrasah / Pelaksana pendidik :
a. Hendaknya kegiatan pendukung seperti latihan ceramah setelah shalat
jamaah seharusnya lebih diintensifkan karena ceramah sangat penting
untuk diberikan siswa sebagai pengetahuan agama.
b. Agar wudhu dan shalat para siswa sempurna, maka guru pendamping
harus tetap memberi pengawasan dan pengajaran serta menuntun mereka
ke arah kehusyu‟an dalam wudhu serta shalat. Karena jika wudhunya
sempurna serta khusyu‟ maka dimungkinkan shalatnya pun khusyu‟.
c. Hendaknya mengupayakan fasilitas bagi siswa, seperti masjid yang cukup
besar agar mampu menampung siswa dalam jumlah banyak dan
menambah penyediaan kran maupun air untuk berwudlu siswa.
2. Diharapkan kepada Kementrian agama/ Kemdep Kabupaten agar memberi
bantuan material kepada sekolah Madrasah berupa buku paket, saranaa dan
prasarana untuk mencapai tujuan yang diharaapkan.
3. Diharapkan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk lebih intens
dalam melaksanakan pelatihan dibidang pendidikan agama. Agar pembinaan
agamaa dapat tercapai.
59
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahnya
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqih Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2013)
Abdul kadir Nuyuhana, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema
Insani, 2011)
Al-Bukhari, Imam Abdullah bin Ismail, Shahih Bukhari Juz 1, Beirut: Darul Fikri,
1981
Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 2000)
Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Pustaka setia, 2009)
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang : Thoha Putra,
2005)
HR. al-Hakim dalam shahihul al Jaami’1/284
HR. Habrani dalam al awsath, dan tidak ada masalah dengan isnadnya, Insya
Allah – at Targhib l / 245
HR. Muslim no. 1477
HR. Imam Malik dalam al Muwaththa, bab Tentang Akhlak yang Baik
https:/id.m.wikipedia.orang/wiwi/Pengamatan. Di akses pada tanggal 17 januari
pukul 15.57
Lawrence Neuman, Social Research Method ( Qualitative adn Qualitative
Approaches), (Boston: Allyn and Bacon, 2003)
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991).
Muhmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya
Agung, 1978)
Mahmud Syahthut, Islam A’qaidah Wa Syari’ah, Ter. Hery Noer Aly,
(Jakarta:Bulan Bintang, 1973)
60
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta:
Belukar 2006)
Mustopa, Peran Takmir Masjid dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat di
Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang, (Semarang: UIN Walisogo, 2015),
Nurchalis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramidana, 1997)
Rausyan Fikari, Di Balik Shalat Sunnah.
Ridwan, Dasar-dasar Statistika
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)
Simanjuntak, B, l. L Pasaribu Membina dan Mengembangkan Generasi Muda,
(Bandung: Tarsito, 1990)
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik. (Jakarta : PT. Raja Grapindo. 1995)
Sutrisno Hadi, Statistik. (Jakarta: Pustaka Pelajar 2000)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005)
Tegu Susanto, Sempurnakan Shalatmu! (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Wahbah al- Zuhaily, Al-Fiqh al- Islam wa Adillatuhu, Terj. Masdar Helmy,
(Bandung: Pustaka Media Utama, 2010)
Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, (Solo: Era
Intermedia, 2004)
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2013)
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,
2007)
Zakiah Drajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta:CV Ruhama, 1996)
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Pedoman Wawancara dengan Siswa
1. Variabel shalat berjamaah
Shalat jamaah Pertanyaan
Tingkat
kerajinan
shalat
Jamaah
Bagaimana pendapatmu mengenai shalat jamaah yang
diadakan di sekolahmu? Apakah kamu selalu mengikutinya?
Pernahkah kamu absen shalat jamaah di sekolah?
Tingkat
kerajinan shalat
fardlu
Munfaridh
Bagaimana kamu dalam menjalankan shalat fardlu lainnya?
Apakah setelah rajin mengikuti shalat jamaah di sekolah
mendorongmu untuk rajin menjalankan shalat fardlu lainnya
meskipun secara munfaridh?
Tingkat
kekhusyu’an
shalat
Bagaimana kamu dalam mengikuti shalat jamaah? Apakah
kamu laksanakan dengan khusyu’ (sungguh-sungguh, tenang
dan konsentrasi)?
Rajin
berdzikir
shalat
Jamaah
Apakah kamu rajin berdzikir dan berdoa kepada Allah setelah
selesai shalat jamaah?
2. Variabel akhlak
Indikator
Akhlak Pertanyaan
Taat dan Patuh
Bagaimana sikap dalam mematuhi perintah orang tua dan guru?
bagaiaman pula kamu dalam mematuhi peraturan sekolah?
Suka Menolong
Bagaimana sikapmu jika seorang pengemis di jalanan yang sedang
meminta-minta?
Disiplin Bagaimana kamu dalam menjalankan shalat fardlu? Ketika
mendengar adzan apakah kamu segera shalat atau
menunda hingga waktu shalat
akan berakhir?
Sikap peduli Bagaimana sikapmu jika ada temanmu yang tidak bisa masuk sekolah karena sedang sakit?
Sabar Bagaimana sikapmu apabila ada teman yang mengejekmu? Apakah kamu akan marah atau diam bersabar?
Sikap Cinta Damai dan bersaudara
Bagaimana pertemananmu dengan teman satu sekolah? Setelah sering shalat jamaah bersaman apakah pertemananmu dengan teman satu sekolahmu semakin akrab? Pernahkah kamu
berselisih dengan mereka?
B. Pedoman Wawancara dengan Guru dan Kepala Madrasah
1. Bagaimana pendapat Ibu tentang hukum mendirikan shalat secara
berjamaah ? (Kepala Madrasah)
2. Bagaimana pendapat Ibu tentang siswa yang terkadang tidak disiplin
dalam melaksankan shalat berjamaah ? (Kepala Madrasah)
3. Apa sebenarnya tujuan yang diharapkan oleh pihak sekolah sehingga
menerapkan pendisiplinan shalat berjamaah disekolah? (Kepala
Madrasah)
4. Tentang waktu pelaksanaan shalat berjamaah ini, apakah dilaksanakan
secara bersamaan atau bergantian? Apakah dilaksanakan setiap hari
sekolah? Dan bagaimana cara yang dilakukan dalam mengarahkan
seluruh siswa yang jumlahnya tidak sedikit? (Kepala Madrasah)
5. Uapaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan shalat
berjamaah?
6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung kegiatan
pendisiplinan shalat berjamaah disekolah dalam rangka pembinaan akhlak pribadi
para siswa?
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Wawancara dengan guru IPS
Siswa- siswi sedang berwudhu
Persiapan siswa melaksanakan shalat berjamaah di mushallah di dampingi guru
piket
Siswa melaksanakan shalat
Siswa melaksanakan shalat berjamaah