21
TUGAS Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) GEOGRAFI DESA/KOTA STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA Oleh: Kelompok V Aprizon Putra (89059.07) Arsida Nur (89174.07) Dian Kurniawan (89172.07) Sultan Ardinal Irada (89171.07) Erniwati (89086.07) Tuti Yulianati (89063.07) Agel Vidia Krama (89051.07) Widya Asri Rahayu (89159.07) Derita Asri Donal (89160.07) Dosen: Drs.Bakkarudin,MS JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2009

STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

  • Upload
    aprizon

  • View
    4.267

  • Download
    48

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

TUGAS

Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)

GEOGRAFI DESA/KOTA

STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Oleh:Kelompok V

Aprizon Putra (89059.07)Arsida Nur (89174.07)Dian Kurniawan (89172.07)Sultan Ardinal Irada (89171.07)Erniwati (89086.07)Tuti Yulianati (89063.07)Agel Vidia Krama (89051.07)Widya Asri Rahayu (89159.07)Derita Asri Donal (89160.07)

Dosen:Drs.Bakkarudin,MS

JURUSAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2009

Page 2: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

KATA PENGANTAR

Pertama-tama Kami Dari kelompok ingin mengucapkan puji dan syukur panjatkan kehadirat

Allah SWT, Dan juga Nabi Junjungan Kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberkati kita

semua dan berkatnya lah juga sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin

mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini

dan berbagai sumber yang telah Kami pakai sebagai data dan fakta pada Makalah ini.

Kami mengakui bahwa Kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai

hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula

dengan Makalah ini yang telah Kami selesaikan. Tidak semua hal yang dapat Kami deskripsikan

dengan sempurna dalam Makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan

kemampuan yang Kami miliki. Di mana Kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa Kami memiliki keterbatasan dan juga

kekurangan, Kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan

menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki Makalah

ini di masa datang. Sehingga semoga Dalam Pembuatan Makalah-makalah berikutnya dan karya

tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan Makalah ini Penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat

dipetik dan diambil dari Makalah ini. Semoga dengan adanya Makalah ini kita semua dapat

mengetahui lebih detail lagi bagaimana Perkembangan Perkotaan di Kota Padang dan juga sebagai

ajuan dari sebuah pembelajaran untuk kita semua tentang apa itu sebuah Peremajaan Kota dan

pengembangannya bagi diri kita dan lingkungan disekitar kita.

Padang, 7 Juni 2009

Tim PenulisDaftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................................!

Daftar Isi...............................................................................................................................................................!!Peta Konsep / Table

Model 1 Siklus penataan Ruang Perkotaan……………………………………………………………..……...2Model 2 Tahapan dalam Proses Perencanaan Peremajaan Kota…………………………………………..…...4

Page 3: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Model 3 Over Bounded City………………………………………………………………………………...….6Table Number of Population in Padang by Census of Population………………………………………….....11

BAB I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………...…11.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………...…...11.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………............11.4 Manfaat………………………………………………………………………………………………..........1

BAB II. Permasalahan1.1 Kerangka Perencanaan Pengembangan Kota Dalam Mengantisipasi Kecenderungan Perkembangan

Perkotaan………………………………………………………………………………….…….…………21.2 Karakteristik Morfologi Kota Padang……………………………………………………..………………5

BAB III. Pembahasan

1.1 Studi Kota Padang ………………………………………………………………………………………….……7

A. Keadaan Geografis Kota Padang ……………………………………………………............……………7B. Sejarah Kota Padang ………………………………………………………………...……………………8C. Pendidikan Dikota Padang ………………………………………………………..………………………9D. Perhubungan Dikota Padang ………………………………………………………………………….…10E. Perindustrian Dikota Padang …………………………….........................………………………………10F. Kependudukan Dikota Padang ………………..............................………………………………………11G. Perekonomian Dikota Padang ...............................………………………………………………………11H. Pariwisata Dikota Padang…..................................………………………………………………………12

1.3 Permasalahan Perkotaan ………………………………………...............……………………………………12

1.4 Faktor-faktor Permasalahan Kota…………………………………………………………..........……………14

A. Perkampungan Padat penduduk dan pencemaran lingkungan……...................…………………………15B. Pemukiman Kumuh…………………………………………………......................…………………… 15C. Lalu lintas………………………………………………………………..................……………………15D. Manfaat Lahan Tidur……………………………………………………………….............……………17

BAB IV Penutup1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………....………181.2 Saran………………………………………………………………………………………..............…………18

1.3 Daftar Pustaka……………........................................................................………………………………19

Page 4: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antara desa dan kota secara sepintas kilas hanya mengenai perbedaan geografis saja, tetapi

bila kita lihat secara mendasar tidaklah demikian.bahwa kota dan desa mempunyai perbedaan yang

unik dan kompleks sekali, baik dilihat dari segi jumlah penduduknya, sosial ekonominya,

kebudayaan, tata nilai dan normanya. Oleh karena itu, bila kita mempelajari masyarakat kita disatu

pihak dan masyarakat kota dilain pihak, kita harus melihat secara utuh dan kompleks pula. Maka

dari pada itu, pada bab pembahasan Permasalahan perkotaan akan dibahas tentang aspek-aspek

positif dan negative suatu komunitas, serta pengaruh-pengaruhnya antara satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Permasalahan Perkotaan dan Faktor dari Permasalahan Perkotaan

2. Studi Tentang Kota Padang

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk berbagai pengalaman dan pelajaran penting peremajaan

kawasan pusat kota padang. Melalui pendekatan kewilayahan (Spatial) dan disini kami akan

memahami secara lebih komprehensip dan efektip pendekatan dan strategi peremajaan kawasan

pusat kota Padang yang sesuai dengan karakteristik kota-kota Indonesia

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini, adalah dimana kita bisa lebih mengetahui apa itu Perencanaan

rasional atau perencanaan komprehensif sangat dibutuhkan dalam menjawab kompleksitas masalah

perkotaan demikian juga halnya dalam kerangka pengembangan kota Padang ke depan.

Perkembangan fisik kota Padang yang selama ini masih berpola linear dan meloncat/sporadis sangat

tidak menguntungkan dalam upaya pembangunan infrastruktur kota dan terjadinya inefisiensi

pembiayaan pembaungunan kota.

Page 5: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

BAB II

PERMASALAHAN

1.5 Kerangka Perencanaan Pengembangan Kota Dalam Mengantisipasi

Kecenderungan Perkembangan Perkotaan

Pengertian perencanaan didefinisikan secara berbeda-beda, dalam pengertian yang paling

sederhana, perencanaan sebenarnya adalah suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan masa depan.

Di sisi lain perencanaan pada dasarnya adalah proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa

yang akan datang (dalam suatu lingkup waktu tertentu) serta menetapkan tahapan-tahapan yang

dibutuhkan untuk mencapainya.

Perdebatan di lingkup teori perencanaan banyak diwarnai oleh dua dikotomi, pendekatan:

perencanaan rasional vs perencanaan berbasis proses dan konsensus, walaupun di luar itu masih

terdapat pendekatan-pendekatan perencanaan lainnya. Rasionalitas adalah cara utama yang

dikembangkan masyarakat dan para pemikir barat sejak jaman renaisan. Rasionalitas dapat diartikan

sebagai suatu cara memilih pendekatan terbaik untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,

proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai

ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya untuk kemudian

memilih arah-arah terbaik dan memilih langkah-langkah untuk mencapainya.

Model 1.Siklus penataan Ruang Perkotaan

Pendekatan rasional didalam proses perencanaan membutuhkan sejumlah pengetahuan untuk

dapat membuat keputusan-keputusan yang logis dalam menelaah semua alternatif yang ada. Oleh

karenanya pendekatan rasional sering juga disebut sebagai pendekatan yang komprehensif. Dengan

Page 6: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

demikian, sistem perencanaan rasional atau perencanaan komprehensif pada dasarnya sangat

menuntut adanya pengetahuan yang”sempurna”, suatu kondisi yang sangat sulit dipenuhi dimana

kapasitas pengetahuan, pengalaman, dan teknologi perencana sangat terbatas, informasi mengenai

objek yang direncanakan sangat terbatas, namun permasalahan yang ada telah berkembang

sedemikian kompleks. Karena informasi membatasi kapasitas perencana dan stakeholder yang

terkait, maka rasionalitaspun dari perencana dan stakeholder juga akan bersifat terbatas pula. Dengan

demikian rasionalitas setiap orang tidaklah akan sama dan bersifat terbatas (bounded rationality)

akibat perbedaan informasi yang dimilikinya. Dalam situasi yang sangat terbatas seperti ini

melakukan perencanaan rasional akan sangat jauh di dalam menjawab permasalahan yang ada.

Karena informasi pada dasarnya tidak tersebar secara merata, konsentrasi informasi pada

umumnya identik dengan konsentrasi kekuasaan (power). Kecenderungan mengedepankan

rasionalitas pada akhirnya akan terjebak pada kecenderungan mengedepankan pihak yang memiliki

informasi dan power yang pada akhirnya berarti menekankan pendekatan top-down. Dalam

kenyataannya, proses keputusan akhir di dalam proses perencanaan adalah proses politik, dan

keputusan politik sangat ditentukan keseimbangan dan distribusi dari “power“ . Di sisi lain,

informasi sebenarnya tersebar beragam di masing-masing stakeholder dengan kepentingan yang

berbeda-beda pula. Sifat komprehensif suatu perencanaan dapat dipenuhi dengan membangun

partisipasi seluruh stakeholder agar didapat informasi yang lengkap (“sempurna”) dan dipahami

bersama untuk kemudian dibangun keputusan yang terbaik. Pendekatan ini sangat sesuai dengan

perencanaan pembangunan di daerah-daerah yang terbelakang sistem informasinya (perdesaan,

Negara yang sedang berkembang).

Di dalam perkembangannya, akibat permasalahan pembangunan yang semakin kompleks,

pencapaian pengetahuan yang “sempurna” dimanapun juga hampir tidak pernah dicapai.

Perkembangan konflik antar stakeholder dari waktu ke waktu ternyata terus berkembang semakin

kompleks, oleh karenanya pendekatan-pendekatan perencanaan partisipatif semakin banyak

dikembangkan bukan hanya di perdesaan, Negara-negara yang sedang berkembang, bahkan juga

semakin dibutuhkan di lingkup perkotaaan dan Negara-negara industri maju dengan pendekatan

yang berbeda-beda. Proses membangun konsensus sebagai suatu metode telah membuka peluang

baru di dalam mereformulasikan perencanaan komprehensif.

Page 7: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Model 2Tahapan dalam Proses Perencanaan Peremajaan Kota

1.2. Karakteristik Morfologi Kota Padang

Kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan dalam hal ini

menyangkut aspek-aspek : politik, sosial budaya, teknologi, ekonomi, dan fisik rusng kota itu

sendiri. Perkembangan fisik kota dapat diindikasikan secara kasat mata melalui penggunaan lahan.

Oleh karena itu eksistensi kota dapat ditinjau paling sedikitnya dari dua matra yaitu : matra

“settlement morphology” dan matra “legal articulation”. Kedua matra ini saling berkaitan langsung

dan berimplikasi pada bentuk wujud dan karakteristik kota.

Daerah terbangun kota (urban built up areas) merupakan garis yang jelas untuk mengamati

bagaimana percepatan perembetan kota ke arah luar. Di luar built up areas terdapat zona-zona

pinggiran (fringe zone) yang pada saatnya akan merupakan lokasi baru bagi pengembangan fungsi-

fungsi perkotaan terutama fungsi permukiman. Kondisi

seperti ini juga dialami atau terjadi di Kota Padang.

Ada dua penyebab perkembangan kota ke arah luar atau pinggiran yaitu 1). karena tekanan

harga lahan dan kepadatan di pusat kota serta 2). Faktor-faktor eksternal diluar sistem perencanaan

Pembentukan Batas WilayahPerencanaan

Penelaahan PerencanaanWilayah Peremajaan Kota

Hasil Analisa

ProsesMonitoring

dan evaluasi

Landasan PertemuanRencana Umum Kota

Page 8: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

yang berimplikasi langsung kepada minat atau orientasi masyarakat untuk bermukim misalnya

gangguan lingkungan, bencana alam, dsb. Saat ini Kota Padang dengan pertumbuhan penduduk 1,92

% per tahun mempunyai jumlah penduduk 765.540 jiwa dengan luas kota 69.496 Ha. Ruang

aktivitas penduduk masih terpusat ke pusat kota dengan fungsi dominan berupa kawasan

perdagangan (CBD) dan perkantoran (pemerintah, swasta). Kedua tipikal ruang aktivitas tersebut

merupakan potensi tarikan perjalanan. Selain itu 60 % guna lahan permukiman juga tersebar di

kawasan pusat kota dibanding kawasan pinggirannya (fringe areas). Hal ini berimplikasi pada

besarnya tarikan dan bangkitan perjalanan dari pola arus lalu lintas yang menuju centroid pusat kota

pada pagi maupun sore hari.

Berdasarkan besar batas fisik kekotaannya, Kota Padang tergolong kepada “Over Bounded

City”. Maksudnya batas fisik daerah terbangun berada di dalam batas administrasi kota. Dalam

kondisi seperti ini, memang tidak menimbulkan goal conflict antara pemerintah kota dan pemerintah

daerah karena wilayah administrasi kota sendiri meliputi wilayah yang luas dan meliputi daerah-

daerah yang masih menunjukkan ciri perdesaan walaupun masih di dalam wilayah administrasi suatu

kota. Selain itu kondisi seperti ini dalam perencanaan tata ruang dan kemungkinan perluasan masih

dalam wewenang dan control pemerintah kota itu sendiri. Demikian juga halnya Kota Padang sangat

memungkinkan perluasan dan pengembangan kotanya ke utara maupun ke timur kota.

Model 3Over Bounded City

Page 9: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian penting di sini adalah konversi lahan-lahan

pertanian menjadi lahan nonpertanian apalagi terjadi pada lahan-lahan pertanian yang produktif dan

beririgasi teknis (diatur melalui Keppres).

Page 10: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Studi Kota Padang

Kota Padang adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Barat,

Indonesia. Kota ini adalah pusat perekonomian, pendidikan, kesehatan dan pelabuhan di Sumatera

Barat. Saat ini kota Padang sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan (2006).

A. Keadaan Geografis Kota Padang

Kota Padang terletak dipantai barat pulau Sumatra dan berada antara 0°44'00"- 1°08'35" LS

serta antara 100°05'05"-100°34'09" BT. Menurut PP No.17 Tahun 1980, Luas Keseluruhan Kota

Padang adalah 694,96 km²; atau setara dengan 1,65 persen dari luas Provinsi Sumatera Barat. Dari

luas tersebut lebih dari 60% nya yaitu ± 434,63 km² merupakan daerah perbukitan yang ditutupi

hutan lindung, baru selebihnya merupakan daerah efektif perkotaan. Kota Padang memiliki garis

pantai sepanjang 84 km dan pulau kecil sebanyak 19 buah diantaranya yaitu Pulau Sikuai di

Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 km², Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas

25 km², dan Pulau Pisang Gadang seluas 21,12 km² juga di Kecamatan Padang Selatan. Daerah

perbukitan membentang dibagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang

antara lain, Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, Bukit Pegambiran, dll Wilayah

daratan Kota Padang ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 0 m sampai 1.853 m di atas

permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota Padang memiliki

banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Sungai

Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm

per bulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003. suhu udaranya cukup tinggi

yaitu antara 23°-32° C pada siang hari dan pada malam hari adalah antara 22°-28° C.

B. Sejarah Kota Padang

Kota Padang berawal dari pemukiman di tepi air, tepatnya di muara Sungai Batang Arau ke

Samudera Hindia. Pada waktu itu Padang merupakan sebuah perkampungan nelayan kecil.

Penduduk pada waktu itu terdiri atas orang Rupit dan Tirau (Non Minangkabau). Mereka bekerja

sebagai nelayan mengarungi samudera dengan kapal-kapal kecil mereka yang disandarkan di bibir

Page 11: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

muara. Pada abad ke-14 (1340-1375) Kota Padang dikenal sebagai kampung nelayan dengan sebutan

Kampung Batung yang diperintah oleh Penghulu Delapan Suku. Tidak ada data yang pasti siapa

yang memberi nama kota ini Padang. Yang jelas sejak kedatangan Bangsa Belanda ke kota ini,

penduduknya sudah cukup banyak dengan bermukim disepanjang Sungai Batang Arau. Diperkirakan

Kota Padang pada zaman dahulu berupa sebuah dataran atau padang yang sangat luas yang

ditumbuhi semak-semak kecil, rumput, lalang, sikejut dan sebagainya Oleh sebab itu orang yang

datang pertama kali memberi nama kota ini Padang..

Setelah berabad-abad dikuasai Kerajaan Pagarruyung (Minangkabau), pada abad ke-16

Daerah Pesisir Minangkabau termasuk Padang diserahkan oleh Besar Empat Balai (Majelis tertinggi

di Kerajaan Minangkabau) kepada Kerajaan Aceh untuk membayar kesalahan raja Minangkabau

pada raja Aceh. Pada abad ke-17 Kota Padang berhasil ditemukan VOC (Vereenigde Oost Indische

Compagnie). Karena memiliki muara yang bagus dan besar VOC pun tertarik untuk membangun

pelabuhan yang besar di Padang. Pada tahun 1667 VOC mendapat izin dari penghulu "Orang Kayo

Kaciak" mendirikan Loji pertamanya di Padang. Izin ini diberikan sebagai imbalan kepada VOC

yang telah membantu penduduk setempat membebaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Aceh.

Pendirian Loji ini memulai babak Penjajahan Barat di Kota Padang. VOC lalu membangun Padang

sebagai kota pelabuhan dan pemukiman baru. Kota Padang pun tumbuh menjadi kota bandar

pelabuhan dan perdagangan yang ramai di pantai barat Sumatera. Bercongkolnya VOC di Kota

Padang membuat masyarakat sekitar marah. Pada 7 Agustus 1669 merupakan puncak pergolakan

masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan Belanda. Loji Belanda di Muaro, Padang berhasil

dikuasai. Peristiwa tersebut diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang. Namun kemudian

pergolakan itu berhasil dilemahkan VOC. Pada 31 Desember 1799 seluruh kekuasaan VOC diambil

alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial. Kota Padang dijadikan pusat

kedudukan Residen dan pusat pemerintahan wilayah Gouvernement Sumatra's Westkust yang

meliputi Sumatera Barat dan Tapanuli. Pada 1 Maret 1906 lahir ordonansi yang menetapkan Padang

sebagai daerah Cremente (STAL 1906 No.151) yang berlaku 1 April 1906. Pada 9 Maret 1950,

Padang dikembalikan ke tangan RI yang merupakan negara bagian melalui SK. Presiden RI Serikat

(RIS), No.111 tanggal 9 Maret 1950. Surat Keputusan Gubernur Sumatera Tengah No. 65/GP-50,

tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan Pemerintahan Kota Padang sebagai suatu daerah otonom

sementara menunggu penetapannya sesuai UU No. 225 tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas,

Page 12: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Walikota Padang. Pada 29 Mei 1958.

Gubernur Sumatera Barat melalui Surat Keputusan No. 1/g/PD/1958 secara de facto menetapkan

kota Padang menjadi ibukota propinsi Sumatera Barat.

C. Pendidikan Dikota Padang

Pada tahun 2003 Padang memiliki 354 sekolah dasar negeri dan 60 sekolah dasar swasta, 35

SLTP negeri dan 38 SLTP swasta, 14 SMU negeri dan 31 SMU swasta. Perguruan tinggi yang ada

sebanyak 61 buah terdiri atas universitas, institut, akademi dan politeknik. Empat perguruan tinggi

negeri yang bertempat di kota Padang adalah Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang,

Politeknik Negeri Padang dan Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol. Universitas Andalas yang

didirikan pada tahun 1957 merupakan universitas tertua di luar Jawa. Setelah sebelumnya tersebar di

beberapa tempat di kota Padang, kampus baru telah dibangun di bukit Limau Manis di sebelah timur

Kota Padang. Universitas Negeri Padang sebelumnya bernama IKIP Padang memiliki kampus di Air

Tawar. dan sekarang (2009) kampus Universitas Andalas yang berlokasi di Jln.Proklamasi no 77 di

gunakan sebagai kampus yang bersistem reguler mandiri atau yang di sebut dengan extensi yaitu

jalur penerimaan mahasiswa diluar tes SPMB.

D. Perhubungan Dikota Padang

Ada tiga ruas jalan utama yang menghubungkan Padang dengan kota-kota lain di Sumatera.

Jalan ke utara menghubungkan Padang dengan Bukittinggi, dan di sana bercabang ke Medan dan

Pekanbaru. Terdapat pula cabang jalan di dekat Lubuk Alung ke arah Pariaman. Jalan ke timur

menuju Solok tersambung dengan Jalan Lintas Sumatera. Jalan ke selatan melintasi pantai barat

Sumatera menghubungkan Padang dengan daerah Kerinci dan Bengkulu, melalui Kota Painan.

Terminal Regional Bingkuang (TRB) berada di Air Pacah selesai dibangun tahun 1999. Terminal ini

menggantikan Terminal Lintas Andalas di Olo Ladang. Penggunaan TRB ini tidak seperti yang

diharapkan, dan sampai beberapa tahun sesudahnya belum juga dapat menggantikan terminal lama.

Pelabuhan di Teluk Bayur melayani pengangkutan laut baik ke kota-kota lain di Indonesia

maupun ke luar negeri. Pelabuhan ini dibuka pada 1892 dan dulunya bernama Emmahaven.

Pelabuhan Muara Padang yang sampai abad ke-19 menjadi pusat pelayaran saat ini berfungsi

sebagai tempat sandar kapal-kapal yang lebih kecil. Kedua pelabuhan ini dikelola PT Pelindo II.

Page 13: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Sampai tahun 2005 bandar udara Tabing melayani perhubungan udara Padang dengan kota-kota lain.

Dengan selesainya pembangunan Bandar Udara Internasional Minangkabau di Ketaping, Kabupaten

Padang Pariaman, penerbangan sipil dialihkan ke bandara baru tersebut.

E. Perindustrian Dikota Padang

Di Padang berdiri sebuah pabrik semen bernama PT Semen Padang yang saat ini masih aktif

berproduksi. Pabrik semen ini didirikan tahun 1910 dan yang pertama di Indonesia bahkan Asia

Tenggara. Dari pabriknya di daerah Indarung, semen yang sudah dikemas lalu dikirim lewat jalur

kereta api ke pelabuhan Teluk Bayur untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh Indonesia.

F. Kependudukan Dikota Padang

Tabel 1.1.1.A JUMLAH PENDUDUK KOTA PADANG BERDASARKANTable SP 1980, SP 1990 DAN SP 2000

Number of Population in Padang by Census of Population

Kecamatan / Sub Districk 1980 1990 20001 2 3 4

Padang Selatan

Padang Barat

Padang Utara

Padang Timur

Koto Tangah

Nanggalo

Kuranji

Pauh

Lubuk Kilangan

Lubuk Begalung

Bungus Teluk Kabung

55,396

80,534

47,488

75,817

49,038

25,330

47,157

21,392

21,461

44,654

12,340

59,895

75,380

67,937

81,139

86,231

47,250

63,044

31,716

30,697

70,581

17,393

59,988

65,660

72,654

87,961

131,010

55,947

105,134

44,447

41,494

90.992

21,757

Kota Padang

Sumatera Barat

480,607

3,406,132

631,263

3,998,677

777,044

4,240,150Sumber : BPS Kota Padang

Source : Statistical Central Board Of Padang City

Page 14: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

G. Perekonomian

Dari gambaran data statistik kota Padang, jasa kemasyarakatan dari mata pencarian penduduk

merupakan sumber terbesar keuangan daerah kota padang, yaitu sebesar 31,64 %, kemudian diikuti

oleh perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 29,52 %. Sumber terbesar ketiga

diperoleh dari angkutan, pergudangan, dan komunikasi sebesar 9,92 %, bangunan 8,99 %, pertanian,

kehutanan, perikanan 7,85 %, industri pengplahan 7,66 %, keuangan asuransi dan sewa bangunan

dengan porsi 3,64 %, listrik, gas dan air 0,45 %, serta yang terkecil pemasukan kota padang berasal

dari pertambangan dan penggalian sebesar 0,2 %.

H. Pariwisata Dikota Padang

Padang dikenal dengan legenda Siti Nurbaya dan Malin Kundang. Di bukit Muara, terdapat

kuburan Siti Nurbaya dengan sebuah jembatan yang juga bernama Siti Nurbaya, sedangkan di pantai

Air Manis terdapat batu Malin Kundang. Lokasi ini relatif ramai dikunjungi wisatawan di kala sore

hingga malam hari. Museum Adityawarman mengkhususkan diri pada sejarah dan budaya suku

Minangkabau dan Mentawai.

Beberapa jam dari pantai Padang kearah Teluk Bayur terdapat pantai Caroline dan sebuah

resor Wisata bernama Sikuai Resort. Di sore hari pantainya terkadang dilewati sekawanan lumba-

lumba yang menambah daya tarik wisata. Kota ini terkenal akan masakan Padang, seperti Gulai,

Rendang, Karupuak Sanjai dan Sate Padang. Restoran Padang banyak terdapat di seluruh kota besar

di Indonesia. Meskipun begitu yang dinamakan sebagai masakan Padang sebenarnya dikenal oleh

suku Minangkabau secara umum.

1.2 Permasalahan Perkotaan

Perkembangan kota-kota yang semakin tak teratur pun terjadi bukan hanya semata-mata

karena pertumbuhan populasi yang besar. Kecenderungan angka urbanisasi lebih besar dari angka

reurbanisasi. Dengan kata lain, orang lebih senang melakukan migrasi ke kota daripada ke luar kota.

Mungkin hal ini muncul karena adanya pandangan bahwa kota dapat menyediakan kehidupan yang

lebih baik dari pada tinggal di pedesaan. Memang semua fasilitas kehidupan tersedia di kota. Dan

Page 15: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

terjadilah berbagai efek dari memadatnya kota tersebut. Kota menjadi semakin tidak teratur, baik

dilihat secara fisik maupun dari kacamata kehidupan sosial yang terjadi.

Permasalahan ini sebetulnya tidak timbul baru-baru ini. Pada awal abad ke 20, ketika

Revolusi Industri bergulir, orang mulai menyadari masalah yang timbul pada kota-kota modern di

Eropa. Populasi meningkat dengan cepat karena era mesin menyebabkan pabrik-pabrik yang ada di

kota memerlukan buruh dalam jumlah besar. Muncul beberapa teori perencanaan kota dari Arsitek-

arsitek terkenal saat itu. Le Corbusier menyodorkan The Radiant City, Ebenezer Howard dengan

The Garden City, dan Frank Lloyd Wright dengan Broadacre City-nya. Ketiganya mencoba

mengatasi masalah perkotaan yang ada dengan berdasarkan idealisme mereka sendiri. Ide-ide

tentang perencanaan kota yang muncul kemudian lebih merupakan perkembangan atau kombinasi

dari konsep yang di bawa oleh ketiga arsitek besar tadi.

Sekarang coba kita meninjau masalah yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan masalah

yang terjadi pada kota-kota besar di dunia. Seberapa besarkah relevansi antara masalah

perkembangan kota di dunia dengan yang ada di Indonesia. Ternyata, justeru masalah yang terjadi di

kota-kota besar di Indonesia lebih kompleks dan lebih besar intensitasnya dari pandangan orang

selama ini terhadap masalah urban internasional. Kasus perkotaan yang terjadi di Indonesia, secara

umum, mirip dengan apa yang terjadi di dunia. Yang menjadikannya berbeda adalah karena kondisi

sosial kultural yang ada di Indonesia memiliki kekhususan tersendiri. Sentralisasi menjadi tema

sentral yang mengemuka. Pemusatan penduduk pada satu daerah urban menimbulkan masalah-

masalah yang cukup pelik. Indonesia dengan penduduk yang terbesar kelima di dunia, mayoritas

penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau terkecil dari lima pulau utama Kepulauan

Indonesia.

Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalah fisik, sosial, ekonomi yang

timbul dengan menggunakan perancanaan kota dan wilayah sebagai solusi? Saya tertarik dengan ide

besar dari Bu Marwah Daud Ibrahim yang ingin mengembangkan potensi kedaerahan Indonesia.

Artinya, masyarakat Indonesia diberikan pemahaman bahwasanya daerah akan menjadi sebuah aset

yang luar bisa bermanfaat jika dikembangkan dengan optimal. Proyek konkret yang sudah dirintis

dan tengah dikembangkan oleh Bu Marwah adalah proyek agropolitan di Sulawesi, yang tentunya

Page 16: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

mengembangkan potensi daerahnya dengan perkebuanan. Indonesia mempunyai Sumber Daya Alam

yang sungguh luar biasa potensinya untuk bisa didayagunakan.

Mengapa kita tidak belajar dari kesuksesan China. Setidaknya, dari segi jumlah penduduk

dan luas lahan, kita sedikit banyak mempunyai kesamaan. Bahkan kita diuntungkan dengan

kesuburan tanah yang lebih baik. Belum lagi, potensi laut kita yang menjadi nilai tambah tersendiri.

Sudah saatnya rakyat Indonesia melakukan trasnformasi paradigma bahwa kekuatan kita (SDA)

sebetulnya belum dioptimalkan. Salah satu cara untuk mewujudkan pandayagunaan SDA adalah

dengan merencanakan program desentralisasi, sehingga orang tidak bertumpuk di kota tetapi

kembali ke desa. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya dapat menyadarkan masyarakat

untuk bisa membangun daerahnya untuk kepentingan bangsa. Bukannya pro terhadap konsep

Broadacre-nya Frank Lloyd Wright, yang mengutamakan desentralisasi secara ekstrem, tetapi lebih

kepada menyesuaikan teori perencanaan kota yang ada terhadap konteks Indonesia. Dan penyebaran

kembali (desentralisasi) adalah satu solusi. Pada prakteknya, peran pemerintah diharapkan lebih

optimal untuk secara adil memberikan kesejahteraan pada penduduk “kota” dan penduduk “desa”

1.2 Faktor-faktor Permasalahan Kota

Permasalahan kota-kota besar di Indonesia adalah masalah sampah dan kemacatan lalu lintas.

Permasalahan ini tak pernah habis-habisnya diperbincangkan. Mulai dari program daur ulang

sampah sampai kepada pemisahan sampah organik dan organik. Sama halnya dengan permasalahan

lalulintas, mulai dari perubahan arus lalulintas dari dua jalur menjadi satu jalur, memberlakukan

daerah larangan becak, larangan angkutan umum, AKAD dan AKAP serta upaya-upaya lainnya.

Bila diindentifikasi permasalahan perkotaan yang krusial antara lain; lahan pekerjaan dan

kemiskinan, tata ruang tanah dan permukiman, jumlah kepadatan penduduk, kesehatan dan

pendidikan. Tetapi yang tidak kalah pentingnya lagi, kota juga memiliki masalah yang teramat sulit

dipecahkan yakni persoalan transportasi dan lalulintas yang setiap hitungan detik pula terus berubah-

ubah. Bertambahnya volume kendaraan tidak diimbangi dengan kondisi badan jalan yang terus

menyempit sehingga tetap saja memiliki dampak sosial bagi kelancaran arus lalu lintas.

Page 17: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

a) Perkampungan padat penduduk dan pencemaran lingkungan

Sepertinya sudah menjadi sahabat dekat yang tak terpisahkan bagi kota-kota besar di

Indonesia. Dengan laju pertambahan penduduk yang pesat akibat industrialisasi yang terpusat di

perkotaan yang menjanjikan fatamorgana kehidupan yang lebih baik, membuat kota-kota besar di

Indonesia semakin tak layak untuk ditinggali.

Permasalahan yang terjadi karena pemadatan penduduk beraneka ragam. Dimulai dari

masalah fisik sampai masalah sosial. Masalah fisik yang terjadi contohnya seperti munculnya

permukiman kumuh, pencemaran udara, sulitnya air bersih, menumpuknya sampah, kemacetan yang

terjadi hampir setiap detik, dan segudang permasalahan lainnya. Masalah sosial yang muncul tidak

kalah peliknya dengan masalah fisik. Deviasi yang terlalu besar dari masyarakat berdasarkan tingkat

pendidikan, status sosial, kekayaan, dll menimbulkan permasalahan seperti pengangguran,

kriminalitas, segregasi sosial, dan masalah lainnya yang diakibatkan ketimpangan yang ada.

a) Pemukiman Kumuh

Perkampungan kumuh dan pencemaran lingkungan adalah salah satu bukti wujud

ketidakberesan pengelolaan negara dan buruknya tata krama sosial secara massal. Dengan harapan

menjalani kehidupan yang lebih baik, tinggal di kota besar malah membawa ketidaknyamanan dan

ketidakamanan hidup dari waktu ke waktu. Laju pembangunan yang menjanjikan kesejahteraan

harus dibayar mahal dengan penurunan kualitas hidup manusia dan penurunan kualitas daya dukung

lingkungan hidup. Maka menjadi sebuah kemubaziran, karena pengeluaran ekonomi untuk

memenuhi standar kehidupan yang sehat hampir menyamai penghasilan dari jerih payah

meningkatkan laju pembangunan, malah bisa melebihinya

a) Lalu lintas

Memanfaatkan trotoar hanya untuk pejalan kaki. Trotoar selama ini hanya dianggap sebagai

aksesoris pelengkap jalan raya bagi kenderaan bermotor. Fokus pembangunan kota masih kurang

memperhatikan kepentingan manusiawi bagi kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki. Jika

mengamati perlalulintasan kota Padang, banyak trotoar jalan saat ini yang fungsi awalnya untuk

pejalan kaki. Tapi kenyataan di lapangan, trotoar jadi tempat parkir papan reklame yang notabene

hampir menutup jalur trotoar.

Page 18: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Banyak cara menuju Roma. Sama halnya dengan mengatasi kemacetan lalulintas. Seperti

membuka jalan lingkar kota Padang guna mengantisipasi kesemrautan jalan akibat pertumbuhan

volume kendaraan yang tidak sebanding dengan panjang jalan. Jalan lingkar kota dapat mengurangi

jumlah kenderaan yang bertonase besar seperti bus, truck yang hanya melintasi kota sekedar

numpang lewat saja. Melintasnya kendaraan bertonase besar di dalam kota sangat mengganggu

kelancaran aktifitas warga dalam berkendaraan dan membuat pengemudi menjadi stress, sesak nafas,

memerihkan mata dan mengeluarkan suara gaduh. Saat ini kota Padang akan makin padat.

Pembangunan apartemen, hotel dan pusat perbelanjaan juga semakin pesat.

Kota Padang saat memang jadi salah satu kota tujuan para urban. Jumlah perpindahan

penduduk antar daerah yang cukup besar ke kota Medan membutuhkan angkutan umum massal

terpadu. Sarana angkutan massal tersebut harus mampu memenuhi kebutuhan seluruh lapisan

masyarakat dengan tetap memperhatikan sistem hierarki jalan yang ada. penataan angkutan umum di

Kota Padang perlu dilakukan secara terintegrasi antarmoda angkutan yang ada secara

berkesinambungan. Terintegrasinya sistem angkutan umum tersebut bukan hanya dalam proses

pengangkutan atau perpindahan penumpang antarmoda, tetapi juga sarana dan fasilitas penunjang

lainnya, seperti halte dan trotoar bagi pejalan kaki. Angkutan umum tersebut juga harus mudah

dicapai dan melayani seluruh kebutuhan masyarakat. Untuk itu perlu disiapkan sarana angkutan

umum yang terdiri atas berbagai kelas, seperti kelas argo, eksekutif, bisnis, maupun ekonomi.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kemacetan adalah melalui

pengaturan transportasi, yaitu kendaraan yang lewat di jalan-jalan tertentu dibatasi, terutama pada

jam-jam sibuk. Pengaturan jalan satu arah, seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Medan saat ini,

tetap diperlukan. Tetapi penerapan jalan searah tersebut perlu memperhitungkan sistem tata kota

secara keseluruhan. Penerapan jalan searah perlu memperhatikan sistem keseluruhan, seperti tata

guna lahan sekitar agar tidak mati, rute angkot melewati jalan tersebut, serta jembatan

penyeberangan. Bila pada jalan searah dilarang parkir di pinggir jalan, pusat kegiatan ekonomi

sepanjang jalan searah tersebut yang tidak memiliki fasilitas parkir akan mati.

Page 19: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Penerapan jalan searah juga perlu ditunjang oleh sosialisasi dan infrastruktur pendukung

yang ada. Salah satu sarana pendukung tersebut adalah jembatan penyeberangan jalan mengingat

kendaraan yang melaju pada jalan searah cenderung berkecepatan tinggi. Bagi para pejalan kaki juga

perlu disediakan trotoar yang menjamin keamanan dan kenyamanan mereka. Yang jelas, untuk

melakukan sebuah perubahan perlu ada kajian dan penelitian, analisis dan ujicoba. Dengan cara itu

akan ada jalan keluar yang diperoleh

b) Manfaat Lahan Tidur

Memanfaatkan lahan tidur (kosong) inti kota dengan melakukan revitalisasi menjadi ruang

terbuka (open space) sehingga berfungsi sebagai paru-paru kota, objek wisata inti kota dan sekaligus

tempat aktifitas warga. Ruang kota menjadi lebih hidup, segar dan alami dengan kombinasi

pembangunan fisik yang selaras dengan pembentukan karakteristik kegiatan warga yang manusiawi

dan bermartabat. Tata ruang kota jangan terlalu mementingkan aspek pembangunan fisik kota saja,

tetapi juga pula memperhatikan aspek pembangunan mentalitas kemanusiaan.

Page 20: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

BAB IVPENUTUP

1.1. Kesimpulan

Permasalahan kota-kota besar di Indonesia adalah masalah sampah dan kemacatan lalu lintas.

Permasalahan ini tak pernah habis-habisnya diperbincangkan. Mulai dari program daur ulang

sampah sampai kepada pemisahan sampah organik dan organik. Sama halnya dengan permasalahan

lalulintas, mulai dari perubahan arus lalulintas dari dua jalur menjadi satu jalur, memberlakukan

daerah larangan becak, larangan angkutan umum, AKAD dan AKAP serta upaya-upaya lainnya.

Bila diindentifikasi permasalahan perkotaan yang krusial antara lain; lahan pekerjaan dan

kemiskinan, tata ruang tanah dan permukiman, jumlah kepadatan penduduk, kesehatan dan

pendidikan. Tetapi yang tidak kalah pentingnya lagi, kota juga memiliki masalah yang teramat sulit

dipecahkan yakni persoalan transportasi dan lalulintas yang setiap hitungan detik pula terus berubah-

ubah. Bertambahnya volume kendaraan tidak diimbangi dengan kondisi badan jalan yang terus

menyempit sehingga tetap saja memiliki dampak sosial bagi kelancaran arus lalu lintas.

Kota Padang adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Barat,

Indonesia. Kota ini adalah pusat perekonomian, pendidikan, kesehatan dan pelabuhan di Sumatera

Barat. Saat ini kota Padang sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan (2006).

1.2. Saran

Sepertinya sudah menjadi sahabat dekat yang tak terpisahkan bagi kota-kota besar di

Indonesia. Dengan laju pertambahan penduduk yang pesat akibat industrialisasi yang terpusat di

perkotaan yang menjanjikan fatamorgana kehidupan yang lebih baik, membuat kota-kota besar di

Indonesia semakin tak layak untuk ditinggali. Permasalahan yang terjadi karena pemadatan

penduduk beraneka ragam. Dimulai dari masalah fisik sampai masalah sosial. Masalah fisik yang

terjadi contohnya seperti munculnya permukiman kumuh, pencemaran udara, sulitnya air bersih,

menumpuknya sampah, kemacetan yang terjadi hampir setiap detik, dan segudang permasalahan

lainnya.

Page 21: STUDI TENTANG KOTA PADANG & PERMASALAHAN-PERMASALAHAN KOTA

Daftar Pustaka

Bakkaruddin Hand Out 2001, Geografi desa & kota: Geografi FIS UNP PADANG,

Bakkaruddin. 2009 Geogarfi Pariwisata: Perkembangan dan permasalahan Kepariwisataan:,

UNP Press Padang,

Abdullah, Taufik. 1966. “Adat and Islam: An Examination of Conflict in Minangkabau”dalam Indonesia.

Kahin, Audry. 2005. Dari Pemberontakan Menuju Integrasi. Sejarah PerjuanganMasyarakat Minangkabau (1930-1998). Jakarta: Yayasan Obor.

Sairin, Sjafri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Perspektif Antropologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS Kota Padang Source : Statistical Central Board Of Padang City 2007.