16
STUDI TENTANG MODEL PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DI SMK NEGERI 11 MALANG ARTIKEL Oleh GURUH NUGROHO PUTRO 107251407168 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA DESEMBER 2012

studi tentang model pembelajaran fotografi di smk negeri 11 malang

Embed Size (px)

Citation preview

STUDI TENTANG MODEL PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DI

SMK NEGERI 11 MALANG

ARTIKEL

Oleh GURUH NUGROHO PUTRO

107251407168

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

DESEMBER 2012

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Guruh Nugroho Putro ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, Desember 2012

Pembimbing I

Drs. Triyono Widodo M.Sn

NIP. 19581201 198502 1 002

Malang, Desember 2012

Pembimbing II

Ike Ratnawati S.Pd, M.Pd

NIP. 19820126 200501 2 002

1

STUDI TENTANG MODEL PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DI

SMK NEGERI 11 MALANG

Guruh Nugroho Putro, Triyono Widodo, Ike Ratnawati

Universitas Negeri Malang

E-mail : [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Model Pembelajaran Fotografi Bahan Ajar

Pengetahuan Fotografi dan Berkarya Fotografi. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri di Malang. Sebagai nara sumber adalah guru dan beberapa siswa. Rancangan

penelitian menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisa

mengalir atau analisa terjalin. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara,

dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fotografi di

SMK Negeri11 Malang pada bahan ajar Pengetahuan Fotografi menggunakan model pembelajaran

akademik dan pembelajaran orang dewasa (POD) dengan pendekatan pembelajaran ekspositori.

Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi,

dan pemberian tugas/resitasi dengan menggunakan media berbantuan komputer dan alat peraga

berupa kamera DSLR dan 3 lensa. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif dimana

dilaksanakan setiap satu pokok bahasan selesai. Pada bahan ajar Berkarya Fotografi model yang

digunakan sama dengan bahan ajar Pengetahuan Fotografi namun dengan pendekatan pembelajaran

yang sedikit berbeda. Pada bahan ajar Berkarya Fotografi menggunakan pendekatan pembelajaran

ekspositori dan CBSA berkadar tinggi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya

jawab, demonstrasi, pemberian tugs/resitasi, kelompok, dril/latihan, dan kerja cipta terarah. Media

yang digunakan adalah media berbantuan komputer dan alat peraga berupa berupa kamera DSLR

dan 3 lensa. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif dimana dilaksanakan setiap satu

pokok bahasan selesai.

Kata kunci: model pembelajaran, fotografi, SMK Negeri 11 Malang.

Fotografi adalah seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada

film atau permukaan yang di pekakan atau dapat di artikan melukis dengan cahaya

(Giwanda, 2004:1). Melalui fotografi peristiwa historis direkam menjadi sebuah

dokumen sejarah suatu bangsa. Begitu banyak peran fotografi dalam berbagai sisi

kehidupan, dan hal tersebut merupakan sebuah peluang bagi seseorang yang

memiliki ketrampilan di bidang fotografi untuk dijadikan sebuah profesi dalam

dunia usaha, bidang jurnalistik, dan seni. Penelitian ini dilaksanakan untuk

mengetahui model-model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses

belajar mengajar pada mata pelajaran Fotografi di SMK Negeri 11 Malang.

Rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah bagaimanakah model

pembelajaran mata pelajaran Fotografi untuk bahan ajar Pengetahuan Fotografi

dan Berkarya Fotografi yang dilaksanakan di SMK Negeri 11 Malang.

Umumnya dalam proses pembelajaran siswa bersikap pasif dalam

mengikutinya, mereka baru aktif jika diberikan tugas atau disuruh oleh guru.

Metode pembelajaran yang digunakan umumnya ceramah dan diskusi serta

pemberian tugas. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang

partisipatif aktif diperlukan adanya pendekatan dan metode pembelajaran yang

sesuai. Jika tidak dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran, maka sikap

siswa tetap pasif, level berpikirnyapun hanya pada tahap remembering, hafalan dan

jika diberi soal berpikir dan konseptual mereka tidak mampu menyelesaikannya.

2

Akibatnya nilai yang dicapai rendah. Itulah konsekuensi yang harus ditanggung

jika tidak dilakukan upaya perubahan dan perbaikan, peningkatan kualitas

pembelajaran dan prestasi siswa tidak akan terwujud. Sebagaimana yang telah

dikemukakan pada landasan teoritis, belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan

data, tetapi membentuk makna melalui pengalaman dan proses belajar yang terjadi

secara terus menerus. Ini berarti siswa harus dilatih untuk mempergunakan

pengalaman dalam membentuk pengetahuan. Demikian pula siswa harus dibimbing

agar mampu mandiri dalam belajar dan tidak menganggap guru sebagai sumber

pengetahuan, tapi sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran.

Perubahan sikap dan pandangan tersebut akan mendorong aktivitas mandiri dalam

membentuk pengetahuan.Proses pembelajaran mengandung lima komponen

komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa

(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Ibrahim, 2001).

Soehardjo (1999) menjelaskan bahwa model pembelajaran dapat

dibayangkan sebagai dua perwujudan abstrak dan nyata. Yang abstrak merupakan

pola umum perbuatan, sedangkan yang nyata merupakan pola operasional, yakni

rangkaian-rangkaian perbuatan nyata yang bakal terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar. Pola umum perbuatan tersebut dinamakan pendekatan pembelajaran dan

perbuatan nyata dinamakan metode pembelajaran.

METODE

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Dalam penelitian

kualitatif teknik pengumpulan data yang populer digunakan lebih banyak pada

observasi berperan serta (participant observation) wawancara mendalam (in dept

interview) dan dokumentasi. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti

dalam penelitian ini memiliki tiga teknik pengumpulan data yaitu: obseravasi,

dokumentasi, wawancara. Untuk analisis data menggunnakan reduksi data, display

data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dengan trianggulasi

dan pengecekan refrensi.sedangkan tahap-tahap penelitiannya yaitu: menyusun

rancangan penelitian, memilih dan menilai keadaan lapangan atau lokasi penelitian,

mengurus perijinan, penelitian di lapangan, penyusunan laporan penelitian. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kehadiran langsung peneliti sangatlah

penting. Pada penelitian yang dilaksanakan ini sumber data diperoleh dari guru,

siswa dan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Malang. Segala

data-data yang didapat langsung diketik menggunakan komputer jinjing (laptop).

Beberapa alat yang digunakan pada saat penelitian adalah: laptop dan kamera

DSLR.

HASIL SMK Negeri 11 Malang menggunakan kurikulum KTSP sebagaimana

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945

mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

3

yang diatur dengan undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kurikulum SMK disusun

memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan,

lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta kesenian. Karena itu, penyusunannya bertumpu

pada landasan hukum, filosofis, ekonomis, dan psikologis dan sosiologis. Substansi

atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi

yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai

dengan zamannya. Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang

dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang

kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/dunia

usaha/asosiasi profesi. Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan

oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai

mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program Normatif,

Adaptif dan Produktif.

SMK Negeri 11 Malang memiliki visi : terwujudnya lembaga pendidikan

dan pelatihan yang unggul,berwawasan lingkungan, serta menghasilkan tamatan

yang berkualitas dan mandiri melalui pengembangan IPTEK dan IMTAQ dan

memiliki misi : menyelenggarakan, pembelajaran dan bimbingan yang efektif,

kreatif, dan inovatif serta menghasilkan tamatan yang beraklaq mulia,

meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui pelatihan dan jenjang pandidikan

yang lebih tinggi, mewujudkan lambaga pendidikan sebagai wahana untuk mencari

ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan pola piker positif , berbuat

secara dinamis dan produktif, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana

prasarana pendidik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, memberikan layanan prima terhadap warga sekolah dalam semua aspek

untuk menghasilkan tenaga kerja yang mandiri dan kompete.

Mata pelajaran Fotografi diajarkan di kelas X semester 1 oleh Bapak

Muhammad Fuad Rizka. Bapak Muhammad Fuad Rizka adalah guru jurusan

multimedia mata pelajaran fotografi sekaligus menjadi penanggung jawab

ekstrakulikuler di SMK Negeri 11 Malang. Bapak Muhammad Fuad Rizka

mengajar mata pelajaran Fotografi dari tahun 2007 sampai sekarang di SMK

Negeri 11 Malang. Beliau mengajar di tiga kelas pada kelas X yaitu XMM1,

XMM2, XMM3, dan mengajar selama 24 jam dalam satu minggu. Adapun latar

pendidikan D1 Teknik Informatika Malang di PIKMI (Pusat Ilmu Komputer dan

Manajemen Indonesia) dan alumni S1 di STTAR (Sekolah Tinggi Teknik Atlas

Nusantara). Dalam bidang fotografi SMK Negeri 11 Malang memiliki sarana dan

prasarana yaitu laboratorium yang digunakan untuk pengolahan foto dari kamera

DSLR (Digital Single Lens Reflector) yang menggunakan perangkat lunak

(software) pada komputer. Jumlah kamera DSLR yang ada di SMK Negeri 11

Malang untuk pembelajaran fotografi pada saat ini ada dua buah kamera, Canon

350D dan Nikon D60 dan juga lensa yang berjumlah 3, yaitu Nikon dan Canon 18-

55mm serta Nikon 55-200mm. Sedangkan untuk pembelajaran fotografi di kelas

guru mengatasi dengan menggunakan metode kerja kelompok. Dari pemaparan

diatas dapat diketahui bahwa mata pelajaran Fotografi merupakan mata pelajaran

4

produktif, dan juga mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang diajarkan pada

semester satu sebagai dasar untuk menempuh mata pelajaran kompetensi kejuruan.

Dalam mata pelajaran Fotografi, kamera yang disediakan oleh pihak sekolah

sangatlah masih terbatas sehingga guru menggunakan metode kerja kelompok

untuk mengatasinya. Dari pemaparan diatas juga diketahui bahwa guru mata

pelajaran Fotografi tidak memiliki latar belakang pendidikan formal dibidang

Fotografi.

Dalam hasil penelitian ini untuk mata pelajaran fotografi ada dua model

pembelajaran yaitu : model pembelajaran bahan ajar pengetahuan fotografi dan

berkarya fotografi pada kedua model tersebut dibahas mengenai langkah-langkah

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.

Pada model pembelajaran pengetahuan fotografi tahap awal dimulai dengan

guru memberi salam, menginformasikan materi yang akan dibahas, dan pengaitan

materi minggu lalu. Pada tahap inti guru langsung menjelaskan materi yang akan

dijelaskan sedangkan pada tahap penutup guru menutup pelajaran dengan

memberikan beberapa refleksi dari materi yang telah dijelaskan lalu menutup

kegiatan pembelajaran dengan salam.

Gambar Suasana Pada Saat Pembelajaran Bahan Ajar Pengetahuan Fotografi

(sumber:Dokumentasi Penulis,2012)

Pada metode pembelajaran pengetahuan fotografi guru mata pelajaran

fotografi menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab,

dan metode pemberian tugas/resitasi. Untuk media pembelajaran guru mata

pelajaran fotografi menggunakan media berbantuan komputer dan alat peraga

berupa kamera DSLR dan kamera saku (pocket).

Gambar Tampilan Media Untuk Materi Pengetahuan Fotografi

Media Pembelajaran Yang Ditampilkan Oleh Guru Mata Pelajaran Fotografi Berisi

Tentang Beberapa Pengetahuan Serta Penjelasan Tentang Fotografi.

(sumber:Dokumentasi Penulis 2012)

5

Sedangkan pada tahap evaluasi untuk model pembelajaran pengetahuan

fotografi evaluasi yang dilakukan oleh guru ada dua, yaitu evaluasi proses

pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran ini

terlihat pada saat guru memberikan pertanyaan pada masing-masing siswa tentang

materi yang beliau berikan. Sedangkan evaluasi hasil pembelajaran terlihat pada

saat beliau memberikan tugas kepada masing-masing siswa dan siswa disuruh

untuk mengumpulkan tugas tersebut.

Pada model pembelajaran berkarya fotografi tahap awal dimulai dengan

guru memberi salam, menginformasikan materi yang akan dibahas, dan pengaitan

materi minggu lalu. Pada tahap inti guru langsung menjelaskan materi yang akan

dijelaskan dan mendemonstrasikan bagian-bagian kamera beserta fungsinya,

sedangkan pada tahap penutup guru menutup pelajaran dengan memberikan

beberapa refleksi dari materi yang telah dijelaskan lalu meminta siswa untuk

mengumpulkan karya serta kamera yang telah dipinjamkan dan menutup kegiatan

pembelajaran dengan salam.

Gambar siswa dibina secara kelompok maupun individu pada bahan berkarya fotografi

(sumber:Dokumentasi Penulis, 2012) Pada metode pembelajaran berkarya fotografi guru metode ceramah, tanya

jawab, demonstrasi, dan pemberian tugas/resitasi namun dalam tipe bahan ajar

Berkarya Fotografi ada tambahan, yaitu: metode kerja kelompok, metode drill dan

metode kerja cipta terarah. Untuk media pembelajaran guru mata pelajaran

fotografi menggunakan media berbantuan komputer dan alat peraga berupa kamera

DSLR dan kamera saku (pocket).

Untuk penilaian dari proses pembelajaran tipe bahan ajar Berkarya

Fotografi ini aspek-aspek yang saya nilai yaitu tingkat kefokusan objek gambar

yang telah di potret oleh siswa kesesuaian penggunaan diafragma dan speed. Pada

evaluasi pembelajaran tipe bahan ajar Berkarya Fotografi ini guru menggunakan

evaluasi formatif yaitu hasil karya siswa sebagai penerapan dari teori yang telah

disampaikan oleh guru mata pelajaran Fotografi.

PEMBAHASAN

Dari pemaparan data diatas dan berdasarkan pengamatan yang di lakukan

peneliti diperoleh data mengenai bahan ajar Pengetahuan Fotografi yaitu (1)

langkah-langkah pembelajaran, (2) metode pembelajaran, (3) media pembelejaran,

(4) evaluasi pembelajaran, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

Pengetahuan Fotografi menggunakan model pembelajaran akademik dan model

Pembelajaran Orang Dewasa (POD), dan menggunakan pendekatan ekspositori.

6

Menurut A.J. Soehardjo model pembelajaran akademik harus

dioreientasikan pada tujuan belajar atau hasil belajar. Pembelajaran seni model

akademik menggunakan bahan ajar yang diorientasikan kepada subjek seni, dan

tipe isinya meliputi informasi/fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Secara

sederhana isi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: bahan ajar

pengetahuan seni, behan ajar penikmat seni, bahan ajar ketrampilan seni. Dengan

pengklasifikasi lain ada bahan ajar teori dan bahan ajar praktek. Bahan ajar teori

terdiri dari konsep dan pengetahuan empirik, sedangkan bahan ajar praktek

merupakan implementasi dari teori.

Fotografi merupakan gabungan dari teknologi dan seni (Giwanda, 2004:2-

3), dalam konteks ini fotgrafi merupakan mata pelajaran yang diselenggarakan di

SMK Negeri 11 Malang. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh A.J.

Soehardjo, mata pelajaran Fotografi diorientasikan pada tujuan belajar atau hasil

belajar. Tujuan hasil belajar dalam mata pelajaran Fotografi meliputi tiga ranah

kemampuan (kompetensi), kognitif (pengenalan), afektif (sikap/nilai perasaan).

Adapun bahan ajar yang dilaksanakan dalam pembelajaran Fotografi terdiri dari

bahan ajar teori dan bahan ajar praktek. Bahan ajar teori terdiri dari Pengetahuan

Fotografi, dan bahan ajar praktek terdiri dari Berkarya Fotografi yang merupakan

implementasi dari teori.

Hal tersebut dapat disimpulkan kedalam sebuah struktur sebagai berikut:

Kegiatan 1 : Guru menyampaikan materi dengan menggunakan bantuan komputer

dan siswa menyimak

Kegiatan 2 : Interaksi guru dengan siswa yaitu saat guru melontarkan pertanyaan

tentang sesuatu yang diluar kaitannya dengan materi dan guru

membuat kaitan atas jawaban siswa.

Kegiatan 3 : Interaksi guru dengan siswa yaitu berupa tanya jawab seputar materi

yang dijelaskan guru.

Kegiatan 4 : Guru menyampaikan materi lagi, siswa menyimak.

Kegiatan 5 : Guru menjelaskan materi dan sedikit megulas serta

mendemonstrasikan beberapa fungsi dan penggunaan kamera kepada

siswa.

Kegiatan 6 : Penugasan guru terhadap siswa berupa pemberian tugas yang bisa di

akses di internet yang berkaitan dengan pemahaman materi

selanjutnya.

Struktur diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh A.J. Soehardjo

(1999), yaitu sebagai berikut:

Proses berkesenian I : Pembentukan ide. Perbuatan guru-siswa 1 : Guru menyampaikan konsep Z, siswa mengkajinya.

Perbuatan guru-siwa 2 : Guru-siswa mengkaji prinsip membuat Z.

Perbuatan guru-siswa 3 : Guru-siswa mengkaji prosedur membuat Z.

Perbuatan guru-siswa 4 : Guru-siswa mengkaji medium membuat Z.

Proses berkesenian II : Perwujudan ide. Perbuatan guru-siswa 5 : Siswa menerapkan teori dibawah bimbingan guru.

Perbuatan guru-siswa 6 : Siswa menjelaskan estetik Z (hasil karyanya).

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru membuat RPP masih sementara,

namun hal tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran.

Dalam struktur pembelajaran yang dikemukakan oleh A.J. Soehardjo dapat

dijelaskan bahwa proses berkesenian untuk model akademik terdiri dari

7

pembentukan ide dan perwujudan ide. Pembentukan ide berupa penyampaian

materi (teori) yang dilakukan oleh guru terhadap siswa yang didalamnya berupa

penyampaian materi oleh guru yang kemudian bersama-sama guru dan siswa

mengkaji tentang materi tersebut yang berkaitan dengan prisip, prosedur

pengaplikasian materi dan juga medium yang digunakan untuk mengaplikasikan

materi. Hal tersebut sesuai dengan proses pembelajaran Fotografi yang dilakukan

oleh guru SMK Negeri 11 Malang. Dalam proses pembelajaran Pengetahuan

Fotografi tersebut, tahap inti pembelajaran didahului dengan penyampaian materi

kemudian dilanjut dengan pengkajian materi bersama siswa yang tampak pada

proses tanya jawab singkat. Pada tahap inti guru juga menjelaskan materi dan

mendemostrasikan panel/bagian-bagian kamera dan fungsinya.

Pembelajaran Pengetahuan Fotografi di SMK Negeri 11 Malang juga

menggunakan model Pembelajaran Orang Dewasa (POD). Hal ini didasari dari

aspek sosial dan psikologi, dan nampak pada awal kegiatan pembelajaran, dimana

siswa sudah mempunyai peran menentukan pilihan dan dapat mengarahkan dirinya

sendiri (self directing) untuk menempuh pendidikan kejuruan. Prinsip

pembelajaran POD juga nampak dalam pembelajaran Pengetahuan Fotografi yakni

dalam metode pembelajaran yang dikondisikan untuk penerapan pada situasi

kehidupan sebenarnya (praktik kerja lapangan).

Dari gambaran struktur diatas pengolahan pesan pada pembelajaran

Pengetahuan Fotografi pengolah pesan (materi) dilakukan oleh guru, sebagaimana

yang dijelaskan A.J. Soehardjo (2011: 280) bahwa pendekatan ekspositori dalam

hal pengolahan pesan (materi) dilakukan oleh guru.

Dalam pembelajaran Pengetahuan Fotografi metode yang digunakan guru

sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:91) bahwa dalam

prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan

kombinasi dari beberapa metode mengajar. Metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran Pengetahuan Fotografi adalah metode ceramah untuk menyampaikan

materi kepada siswa.

Metode ceramah berarti menyampaikan informasi secara lisan, disampaikan

oleh guru atau orang lain (Soehardjo 2011:286). Metode ceramah mempunyai

kelebihan dan kekurangan oleh karena itu untuk mengurangi gejala yang

merugikan itu disarankan kepada pengguna metode ceramah agar mendampinginya

dengan metode lain, yaitu: metode tanya jawab, diskusi, dan responsi (Soehadjo

2011:287).

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari gur kepada siswa, akan tetapi dapat

juga dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zein 2010:94). Metode ini digunakan

untuk membuat kaitan dan menarik motivasi siswa dan upaya untuk

mempersiapkan siswa dalam hal menerima pelajaran juga untuk mengukur apakah

siswa memahami materi yang telah diajarkan.

Metode resitasi/pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Djamarah

dan Zein 2010:85).

Metode demonstrasi yaitu penggunaan metode yang mempunyai tujuan

agar siswa mampu memahami tentang dara mengatur atau menyusun sesuatu

(Roestiyah 2008:83) dalam hal ini kamera dan lensa. Demonstrasi yang dilakukan

8

adalah demonstrasi formal, dimana guru berada di depan sejumlah siswa dan

mendemonstrasikan fungsi bagian dan panel pada kamera.

Media pembelajaran untuk model akademik dan POD sangat kompleks,

namun secara aplikatif meliputi bahan ajar teori dan praktek. Dilihat dari media

yang dipakai guru dalam proses pembelajaran fotografi menggunakan media

berbantuan komputer, LCD proyektor dan kamera DSLR. Joseph Mbulu (2001)

menamakan dengan “Pelajaran Berbantuan Komputer” atau Computer Assisted

Learning (CAL). Sedangkan menurut I Nyoman Sudana Degeng (2004:156)

bahwa suatu media pembelajaran memberikan pengaruh motivasi yang berbeda.

Perbedaan ini lebih banyak dapat dikaitkan dengan perbedaan karakteristik

pebelajar. Makin dekat kesamaan karakteristik pebelajar dengan media yang

dipakai makin tinggi pengaruh motivasional yang bisa ditimbulkan oleh media.

Menurut H.M. Affandi (2004:33) evaluasi berasal dari bahasa Inggris

evaluation mengandung makna pemberian nilai atau penilaian untuk memberikan

keputusan bagus atau buruk, benar atau salah. Makna nilai dalam kegiatan seni

bukan hanya sekedar memberikan angka sebagai ukuran tingkat keberhasilan kerja,

tetapi lebih kompleks menyangkut pendidikan. Evaluasi pembelajaran dalam

Pengetahuan Fotografi yang dilaksanakan oleh guru berupa evaluasi proses

pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran

nampak pada saat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap masing-

masing siswa tentang materi yang sedang beliau ajarkan. Sedangkan evaluasi hasil

pembelajaran diperoleh guru dalam bentuk tugas dan ujian kompetensi dasar yang

dilaksanakan setiap selesai pembelajaran. Evaluasi jenis ini disebut denga evaluasi

formatif.

Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai pembelajaran bahan ajar

Berkarya Fotografi yang mencakup langkah-langkah pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Dalam pembelajaran

bahan ajar Berkarya Fotografi tidak jauh beda dengan tipe bahan ajar Pengetahuan

Fotografi akan tetapi ada beberapa perbedaan, yaitu pada pendekatan CBSA yang

digunakan dalam Berkarya Fotografi lebih berkadar tinggi serta beberapa tambahan

pada beberapa metode pembelajaran yang digunakan, yaitu: metode drill dan

metode eksperimen.

Dari struktur pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kegiatan 1 : Guru memotivasi siswa untuk melontarkan pertanyaan seputar materi

yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yaitu Praktek

Memfokuskan Objek.

: Guru membuat simpulan dan contoh.

Kegiatan 2 : Guru menyampaikan materi dan mendemonstrasikan pemfokusan

objek di depan kelas.

: Siswa menyimak.

Kegiatan 3 : Guru berinteraksi dengan siswa berupa tanya jawab seputar materi

yang disampaikan.

: Siswa menyimak.

Kegiatan 4 : Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

: Guru membagikan kamera DSLR kepada beberapa kelompok, namun

tidak tiap kelompok memegang 1 kamera.

Kegiatan 5 : Guru memberikan kesempatan untuk memegang kamera dan

mempraktikkan dengan kelompoknya masing-masing.

9

: siswa melakukan praktik dengan kelompoknya masing-masing.

Kegiatan 6 : Guru memberitahukan tentang tugas memfokuskan objek

: Siswa mempraktikkan pemfokusan objek secara individu.

Struktur prosedur diatas sesuai dengan struktur yang dicontohkan oleh A.J.

Soehardjo dalam produksi seni model akademik, yaitu:

Proses berkesenian I : Pembentukan ide. Perbuatan guru-siswa 1: Guru menyampaikan konsep Z siswa mengkajinya.

Perbuatan guru-siswa 2: Guru-siswa mengkaji prinsip membuat Z.

Perbuatan guru-siswa 3: Guru-siswa mengkaji prosedur membuat Z.

Perbuatan guru-siswa 4: Guru-siswa mengkaji medium membuat Z.

Proses berkesenian II: Perwujudan ide. Perbuatan guru-siswa 5: Siswa menerapkan teori dibawah bimbingan guru.

Perbuatan guru-siswa 6: Siswa menjelaskan nilai estetik Z (hasil karyanya).

Pendekatan ekspositori sendiri terdapat pada tahap inti dari pembelajaran

yang berupa penyampaian materi dan pengkajian yang dilakukan guru dan siswa

melalui tanya jawab. Hal ini bertujuan untuk mengajak siswa berfikir mencari hal

diluar materi sesuai dengan lingkungan keberadaan siswa. Setelah itu guru

membuat kaitan/hubungan dengan materi yang disampaikan. Secara individual,

siswa juga mengembangkan keberaniannya untuk mengungkapakan

pengalamannya dengan kata-kata.

Metode yang digunakan dalam tipe bahan ajar Berkarya Fotografi tidaklah

jauh berbeda dengan bahan ajar Pengetahuan Fotografi, hanya ada sedikit

tambahan, yaitu: metode drill (latihan), dan metode karya cipta terarah.

Metode ceramah berarti menyampaikan informasi secara lisan, disampaikan

oleh guru atau orang lain (Soehardjo 2011:286). Metode ceramah mempunyai

kelebihan dan kekurangan oleh karena itu untuk mengurangi gejala yang

merugikan itu disarankan kepada pengguna metode ceramah agar mendampinginya

dengan metode lain, yaitu: metode tanya jawab, diskusi, dan 9nsure9a (Soehadjo

2011:287).

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari gur kepada siswa, akan tetapi dapat

juga dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zein 2010:94). Metode ini digunakan

untuk membuat kaitan dan menarik motivasi siswa dan upaya untuk

mempersiapkan siswa dalam hal menerima pelajaran juga untuk mengukur apakah

siswa memahami materi yang telah diajarkan.

Metode resitasi/pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Djamarah

dan Zein 2010:85).

Metode demonstrasi yaitu penggunaan metode yang mempunyai tujuan

agar siswa mampu memahami tentang dara mengatur atau menyusun sesuatu

(Roestiyah 2008:83) dalam hal ini kamera dan lensa. Demonstrasi yang dilakukan

adalah demonstrasi formal, dimana guru berada di depan sejumlah siswa dan

mendemonstrasikan fungsi bagian dan panel pada kamera.

Metode drill (latihan) dalam tipe bahan ajar Berkarya Fotografi

dilaksanakan untuk melatih keterampilan dalam mengoperasikan alat/kamera.

Bukan untuk mengkopi objek seperti yang terdapat pada model pembelajaran

aprentisip.

10

Metode karya cipta terarah mengandung pengertian menghasilkan karya

seni lewat proses penciptaan dan dalam hal ini guru sangat berperan penting

sebagai pengarah, pembimbing dan sekaligus sebagai fasilitator (Soehardjo

2011:294-295).

Media pembelajaran tipe bahan ajar Berkarya Fotografi yang digunakan

oleh guru adalah media berbantuan komputer, LCD proyektor dan kamera DSLR.

Guru memanfaatkan media tersebut sudah sesuai dengan kriteria pembelajaran

yaitu Berkarya Fotografi sehingga siswa dapat memahami dengan mudah.

Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2010:128-130)

yaitu sebagai berikut:

a. Objektivitas

Media hendaknya tidak merupakan subjektivitas dari seorang guru, maka

alangkah baiknya apabila guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat,

dan/atau melibatkan siswa.

b. Program Pengajaran

Program pengajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik

isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.

c. Sasaran Program

Sasaran yang dimaksud adalah peserta didik. Dalam hal ini media yang

digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik dari segi

bahasa, 10nsure-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun

waktu penggunaannya.

d. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang dimaksud adalah situasi dan kondisi sekolah atau

tempat yang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran serta situasi dan kondisi

anak didik yang akan mengikuti pengajaran mengenai jumlah, motivasi, dan

kegairahannya.

e. Kualitas Teknik

Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan,

apakah sudah memenuhi syarat dalam unsur rekam audio, gambar, dan suara,

karena jika tidak menarik dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

f. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi

berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut meski keduanya sulit

mempertahankan secara bersamaan, tetapi di dalam memilih media pengajaran

guru sedapat mungkin menekan jarak diantara keduanya.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah evaluasi proses pembelajaran dan

hasil pembelajaran. Evaluasi proses adalah saat siswa praktik memotret, sedang

evaluasi hasil adalah hasil karya yang dihasilkan siswa. Jenis evaluasi yang

digunakan adalah evaluasi formatif, evaluasi dilakukan setelah pembelajaran

berupa teori selesai dan hasil praktek oleh siswa.

Secara keseluruhan model pembelajaran tipe bahan ajar Berkarya Fotografi

yang dilaksanakan di SMK Negeri 11 Malang menggunakan model pembelajaran

Akademik dan model Pembelajaran Orang Dewasa (POD) serta pendekatan

ekspositori dan CBSA berkadar tinggi. Metode yang digunakan ada tujuh metode

pembelajaran, yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi,

metode kerja kelompok, metode pemberian tugas/resitasi, metode drill, metode

karya cipta terarah.

11

Secara keseluruhan proses pembelajaran Fotografi cukup baik namun ada

beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu dalam hal pembuatan RPP. Hal ini

adalah tidak lain untuk menentukan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran

yang telah di ajarkan ke siswa sudah sesuai apa belum.

KESIMPULAN Model pembelajaran yang digunakan pada bahan ajar Pengetahuan fotografi

adalah model pembelajaran akademik dan model pembelajaran orang dewasa

(POD).

Pembelajaran Pengetahuan Fotografi di SMK Negeri 11 Malang juga

menggunakan model Pembelajaran Orang Dewasa (POD). Hal ini didasari dari

aspek social dan psikologi, dan nampak pada awal kegiatan pembelajaran, dimana

siswa sudah mempunyai peran menentukan pilihan dan dapat mengarahkan dirinya

sendiri (self directing) untuk menempuh pendidikan kejuruan. Prinsip

pembelajaran POD juga nampak dalam pembelajaran Pengetahuan Fotografi yakni

dalam metode pembelajran yang dikondisikan untuk penerapan pada situasi

kehidupan sebenarnya (praktik kerja lapangan).

Dari gambaran struktur diatas pengolahan pesan pada pembelajaran

Pengetahuan Fotografi pengolah pesan (materi) dilakukan oleh guru, sebagaimana

yang dijelaskan A.J. Soehardjo (2011: 280) bahwa pendekatan ekspositori dalam

hal pengolahan pesan (materi) dilakukan oleh guru.

Metode yang dilakukan dalam bahan ajar Pengetahuan Fotografi ada empat

macam metode, yaitu : metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab,

dan metode pemberian tugas/ resitasi

Dalam penggunaan media, guru berusaha memotivasi dan memberikan

pengaruh untuk menarik minat siswa serta berusaha memperoleh pemahaman siswa

secara maksimal walaupun karakteristik siswa berbeda.

Evaluasi pembelajaran dalam Pengetahuan Fotografi yang dilaksanakan

oleh guru berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.

Evaluasi proses pembelajaran nampak pada saat guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan terhadap masing-masing siswa tentang materi yang sedang beliau

ajarkan. Sedangkan evaluasi hasil pembelajaran diperoleh guru dalam bentuk tugas

dan ujian kompetensi dasar yang dilaksanakan setiap selesai pembelajaran.

Evaluasi jenis ini disebut denga evaluasi formatif.

Model pembelajaran yang digunakan pada bahan ajar berkarya fotografi

adalah model pembelajaran akademik dan model pembelajaran orang dewasa

(POD), dengan pendekatan ekspositori dan CBSA berkadar tinggi.

Pembelajaran Pengetahuan Fotografi di SMK Negeri 11 Malang juga

menggunakan model Pembelajaran Orang Dewasa (POD). Hal ini didasari dari

aspek social dan psikologi, dan nampak pada awal kegiatan pembelajaran, dimana

siswa sudah mempunyai peran menentukan pilihan dan dapat mengarahkan dirinya

sendiri (self directing) untuk menempuh pendidikan kejuruan. Prinsip

pembelajaran POD juga nampak dalam pembelajaran pengetahuan fotografi yakni

dalam metode pembelajran yang dikondisikan untuk penerapan pada situasi

kehidupan sebenarnya (praktik kerja lapangan).

Pendekatan ekspositori dapat diketahui dalam pembelajaran yang berupa

penyampaian konsep oleh guru kemudian guru dan siswa mengkaji konsep tersebut

bersama-sama. Pendekatan CBSA berkadar tinggi dapat diketahui dari tingkat

12

keaktifan siswa yang tinggi, baik keaktifan secara fisik dan keaktifan mental.

Dalam pembelajaran Berkarya Fotografi melibatkan seluruh aspek kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Metode yang digunakan ada tujuh metode pembelajaran, yaitu: metode

ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode kerja kelompok,

metode pemberian tugas/resitasi, metode drill, metode karya cipta terarah.

Media yang digunakan dalam pembelajaran bahan ajar Berkarya Fotografi

adalah media berbantuan komputer, LCD proyektor, dan kamera DSLR. Guru

memanfaatkan media tersebut dengan cukup baik sehingga sangat memudahkan

siswa dalam memahami materi yang diberikan.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah evaluasi proses pembelajaran dan

hasil pembelajaran. Evaluasi proses adalah saat siswa praktik memotret, sedang

evaluasi hasil adalah hasil karya yang dihasilkan siswa. Jenis evaluasi yang

digunakan adalah evaluasi formatif, evaluasi dilakukan setelah pembelajaran

berupa teori selesai dan hasil praktek oleh siswa.

SARAN Bagi guru mata pelajaran fotografi

Dalam menyusun RPP hendaknya dapat disusun di awal semester atau sebelum

proses pembelajaran dimulai untuk memperlancar proses pembelajaran fotografi.

Bagi SMK Negeri 11 Malang

Hendaknya kepala melakukan monitoring terhadap persiapan, dan pelaksanaan

pembelajaran yang telah diselenggarakan oleh guru mata pelajaran. Serta

menyediakan media pembelajaran fotografi yang memadai untuk memperlancar

pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Degeng, I Nyoman. Sudana 1999. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel.

Jakarta: DEPDIKBUD.

Djamarah, S.B. dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Giwanda, Griand. 2004. Panduan Praktis Fotografi Digital. Jakarta: Puspa

Swara, Anggota IKAPI.

Giwanda, Griand. 2004. Panduan Praktis Menciptakan Foto Menarik.

Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKAPI.

Hassibuan, J.J dan Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remadja Jaya.

Hassibuan, J.J dan Moedjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Makalah.Malang: IKIP Malang.

Herliyanso, Denny. Malang, 4 Desember 2003. Makalah: Dasar-dasar

Fotografi dalam: Diklatsar & Workshop Fotografi UKM Himafo

UM ke-27. Malang: UKM HIMAFO UM.

13

HIMAFO. 2008. Makalah: There Are No Rules For Good Photographs,

There Are Only Good Photographs. Malang: UKM HIMAFO UM.

HIMAFO. 2009. Handout Diklatsar 27. Tidak diterbitkan. Malang;

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Skripsi, Disertasi, Tesis, Artikel, Makalah Tugas Akhir, Laporan

Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

Joesmani. 1998. Pengukuran dan Evaluasi Dalam Pengajaran. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga

Kependidikan.

Mbulu, Joseph 2001. Pengajaran individual : Pendekatan, Metode, dan

Pedoman Mengajar Bagi Guru dan Calon Guru. Malang: Yayasan

Elang Emas.

Moleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya.

Roestiyah. N. K. Dra. 2008. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Rohman, Muhammad. 2012. Kurikulum Berkarakter. Jakarta: Prestasi

Pustakarya

Isdisusilo. 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Kata pena.

Sattar. M. 1981. Studi Tentang Skop Materi Pelajaran Metode Pengajaran

Seni Rupa di SP. Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan: Malang.

Setyosari, Punadji. 2003. Rancangan Sistem Pembelajaran. Malang: Elang

Mas.

Sudana, Degeng, I Nyoman. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Malang:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Soehardjo. A.J. 1999. Suplemen Strategi Pembelajaran Seni. Tidak

diterbitkan. Malang: Jurusan Seni dan Desain UM.

Soehardjo. A.J. 2010. Pendidikan Seni Strategi Penataan dan Pelaksanaan

Pembelajaran Seni. Malang: Balai Kajian Perpustakaan Seni dan

Desain Fakultas Sastra.

Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

14

Uno, Hamzah B. Dr. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.