24

eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka
Page 2: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka
Page 3: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka
Page 4: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka
Page 5: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak daerah di kabupaten wonogiri yang mempunyai lahan kritis yangsudah tidak produktif lagi. Lahan itu adalah lahan tadah hujan yang sangat jenuhkarena ditanami terus-menerus dan kehilangan kesuburannya. Baik karena erosi,pengolahan tanah yang salah dan berlebihan disertai pemberian pupuk kimia yangkurang tepat.

Pada akhir tahun 80an, lahan-lahan itu masih cukup subur untuk ditanamipadi gogo dan tanaman palawija lain tanpa perlu pengolahan tanah danpemupukan, dengan hasil yang baik. Tetapi saat “revolusi hijau” datang,masyarakat mengadopsinya tanpa mengetahui kekurangannya. Sehingga merekamengolah tanah dengan orientasi untuk memaksimalkan produksi tanpamengindahkan pelestarian kesuburan tanah.

Pada tahun 1999, banyak lahan di wonogiri yang kesuburan tanahnyamenurun drastis dan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka terutamabiaya pendidikan anak-anak mereka. Akhirnya banyak penduduk desa yangmemilih merantau atau merambah hutan di sekitar desa. Sehingga penebanganhutan di kabupaten wonogiri meningkat, dan mengakibatkan meningkatnya erosi,menurunnya air tanah dan menambah cepatnya laju pendangkalan waduk gajahmungkur. Sehingga hal itu tidak menyelesaikan masalah ekonomi yang dihadapimasyarakat. Justru sebaliknya, masalah yang dihadapi masyarakat semakinbertambah karena dampak buruk penebangan hutan secara liar.

1.2 Kondisi Wilayah

Seperti yang terjadi di kecamatan jatisrono dan sekitarnya. Merekamenebang pohon untuk dijual sebagai kayu bakar atau mendapat lahan pertanianbaru. Setelah satu dasawarsa berlalu, tanah bekas hutan itu mulai kehilangankesuburannya. Sedangkan lahan mereka sudah menjadi lahan kritis yang hampirtidak bisa ditanami lagi. Sehingga sebagian besar penduduk memilih untukmerantau di jakarta, surabaya dan kota besar lainnya.

Yang tersisa untuk mengurus pertanian adalah orang tua yang berusialanjut dan sudah tidak mampu merantau. Sedangkan para pemuda yang tinggaldirumah karena masih sekolah atau pulang dari perantauan jarang yang mau ikutbertani. Mereka menganggap hasil pertanian itu tidak sesuai dengan tenaga danwaktu yang dihabiskan.

1

Page 6: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

Sistem pertanian mereka adalah sistem pertanian konvensional yang telahberlangsung sejak tahun 80an sampai sekarang. Misalnya,mereka lebih sukamembakar sisa-sisa pertanian, dedaunan dan sampah lain, daripadamenjadikannya kompos atau mulsa tanah. Padahal pembakaran selain menjadikantanah lebih kering, juga membunuh organisme tanah. Sedangkan abu bekaspembakaran itu sedikit sekali yang bisa menjadi pupuk, karena setelah dibakarbahan organiknya sudah sangat berkurang, dan sebagian terbawa angin musimkemarau. Atau alih-alih memberakan tanahnya saat kemarau, umumnya petanimencangkul tanahnya. Dengan cara itu tanah menjadi mudah diolah saat musimhujan. Tapi disisi lain, tanah mengalami kekeringan hebat di musim kemaraukarena tidak ada penutup tanah yang mencegah penguapan. Dan ketika hujan lebatdatang pertama kali, hujan itu menghanyutkan lapisan atas tanah, sehingga tanahsemakin kehilangan kesuburannya.

Akhirnya tanah itu terbawa oleh air saat musim hujan dan terkumpul disungai. Umumnya sungai di daerah wonogiri adalah sungai yang bermuara diwaduk gajah mungkur dengan aliran deras saat musim hujan dan kering saatkemarau. Sehingga saat endapan itu terkumpul di sungai, sungaimenghanyutkannya sampai ke hilir dan mengendap di waduk gajah mungkur.Sehingga percepatan pendangkalan di waduk gajah mungkur tidak bisaterhindarkan lagi.

1.3 Luaran dan manfaat

Menemukan suatu teknologi pertanian berkelanjutan yang bisa membantumasyarakat dalam bidang ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

memasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkanperekonomian mereka tanpa merusak lingkungan.

Menciptakan suatu sistem yang stabil dari waktu-kewaktu, yang berbedadengan “Revolusi hijau”.

menciptakan pertanian dengan sistem olah tanah minimum atau tanpa olahtanah dan dengan input luar rendah.

2

Page 7: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

BAB IIGAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Kondisi Umum Lingkungan

Sangatlah naif bila berfikir bahwa para petani di kabupaten Wonogiri statisdan menolak perubahan. Sebenarnya para petani senang mencoba teknologi atauinovasi pertanian yang baru, bila hal itu telah dicoba oleh petani lain dan terbuktihasilnya. Misalnya beberapa tahun yang lalu, di kecamatan jatisrono ada petaniyang menanam ginseng. Kemudian petani itu berhasil panen dengan hasil yangmelimpah dengan harga yang mahal. Akhirnya banyak petani di kecamatanjatisrono dan kecamatan jatiroto yang ikut mencoba. Tapi karena banyak petaniyang menanam gingseng, akhirnya harga ginseng jatuh dan petani kesulitanmenjual hasil panennya. Akhirnya mereka berhenti menanam ginseng. Begitu pulasaat ada petani yang menanam tembakau dan kunyit. Banyak petani yangmenirunya.

Mereka berbagi dan bertukar ilmu secara informal dari mulut-kemulut.Saat ada hajatan,kematian, panen atau saat menjenguk orang sakit dll.sedangkan para penyuluh pertanianpun sekarang seolah-olah mengalamikemandegan. Mungkin karena keadaan masyarakat yang tidak sesuai lagi denganpertanian konvensional yang berfokus pada komoditi tunggal dan berorientasipasar dan eksploitasi unsur hara. Akhirnya berbagai penyuluhanpun tidak bisaditerapkan oleh para petani kecil. Bibit unggul berbagai varietas baru yangdisediakan oleh balai pembibitanpun tidak bisa membantu. Karena pada dasarnya,bibit unggul itu adalah varietas yang dikembangkan dengan respon tinggi padapupuk kimia. Varietas itu tidak akan bisa berhasil di lahan dengan kandunganunsur hara rendah dan air yang kurang mencukupi.

2.2 Gambaran Potensi Sumberdaya

Sebenarnya potensi daerah-daerah di kabupaten Wonogiri sangat banyak,antaralain:

banyak lahan kering atau semi kering yang ditumbuhi pohon jambu mete.Yang jika dikumpulkan keseluruhannya mencapai 20.403 hektar. Tanamanjambu mete sangat tahan kering dan tahan penyakit sehingga minimperawatan.

3

Page 8: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

Lahan kritis dan yang mendekati kritis yang diolah sekedarnya saja karenakurangnya biaya dan pengetahuan. Yang jika dikumpulkan mencapairatusan ribu hektar, dan jika diolah dengan benar mempunyai potensi yangluar biasa.

Curah hujan yang cukup tinggi, terbukti debit air di waduk gajah mungkurbisa untuk mencukupi irigasi pertanian beberapa kabupaten disekitarkabupaten wonogiri. dan tiap musim penghujan waduk gajah mungkurmeluap karena tidak bisa menampung air yang datang dari hilir. Tapisayangnya kurang termanfaatkan.

2.3 Gambaran program yang direncanakan

Kami berusaha membantu penduduk dengan menggunakan pendekatanyang telah banyak digunakan oleh LEISA di banyak negara dunia ketiga. LEISAmembantu masyarakat dengan pendekatan teknologi parsipatoris (PTP). Merekamenjanjikan pertanian berkelanjutan dengan input luar (pupukkimia,pestisida,mekanisasi dengan alat-alat bahan bakar minyak) rendah yangberbeda dengan pertanian konvensional umumnya.

4

Page 9: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1 Teknik

Sebenarnya para petani haus akan teknologi pertanian baru, tapi karenakurangnya pengetahuan dan tidak adanya bimbingan serta penyuluhan, para petaniitu tidak bisa berkembang. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan organisasikarang taruna “Ria Remaja” berusaha mendirikan PTP secara mandiri. Yangbertujuan untuk melakukan uji coba berbagai teknologi yang telah dikembangkanoleh LEISA dan LSM di indonesia. Kemudian disampaikan pada masyarakat.

3.2 Tahapan Pekerjaan

Pada tahap awal, PTP kami beupaya:1) membudidayakan tanaman jagung manis yang bernilai ekonomis tinggi tapi

memerlukan perawatan intensif dan input luar tinggi, yang dikombinasikandengan kacang beludru. Kacang beludru bertujuan untuk meminimalisasiperawatan dan pemupukan, serta untuk meningkatakan hasil panen. Denganmengkombinasikan tanaman jagung manis dengan kacang beludru, panenjagung dimungkinkan bisa sampai 2700-3250 kg/ha. Selain itu kacang beludrucocok di daerah kering,daunnya bisa untuk makanan ternak, dan buahnyamempunyai potensi nilai ekonomis.

2) Memanfaatkan interaksi hewan dan tanaman, dalam hal ini kami menyatukanlebah madu yang terkenal sebagai penghasil madu dan royal jeli dengan nilaiekonomis tinggi dengan jambu mete yang banyak terdapat di kabupatenwonogiri. kami berharap bisa meningkatkan penyerbukan bunga mete, karenaitu keadaan paling rawan pohon jambu mete. Bunga mete mudah sekali jatuhsebelum sempat diserbuki oleh serangga atau angin sehingga gagal menjadibuah. Selain itu kami berharap bisa menghasilkan madu berkualitas baik,karena madu dari pohon mete sejak dulu terkenal sebagai madu berkualitasbaik.

3) Mengembangkan pembuatan vermikompos, pupuk kompos denganmemanfaatkan kegiatan cacing tanah. Vermikompos ini mempunyai banyakkelebihan dibanding pupuk kompos lainnya. Keunggulan itu antara lain:

a) Menyediakan hara dengan unsur seimbang (N,P,K,Ca,Mg) dalam jumlahseimbang dan dalam bentuk yang tersedia untuk tanaman.

b) Menyediakan hormon pertumbuhan alami untuk tanaman.c) Bahan remediasi untuk tanah-tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk

kimia berlebihan.

5

Page 10: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

d) Meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas.e) Sinergisme dengan organisme lain yang menguntungkan pertumbuhan

tanaman, seperti bakteri pelarut posfat, bakteri penambat nitrogen,organisme penghasil antibiotik.

f) Tidak meracuni organisme vertebrata.g) Tidak memerlukan pembalikan sehingga menghemat tenaga kerja.h) Ada produk lain berupa cacing yang mengandung protein hewani tinggi.

4) Mengembangkan budi daya lorong sebagai salah satu sistemwanatani/agroforestry yang memadukan praktek pengolahan hutan secaratradisional dan proses daur hara secara alami kedalam sistem usaha yang lebihintensif,produktif dan berkelanjutan. Dan pertanian kontur untuk lahan miringuntuk menanggulangi erosi.

Sistem wanatani dipercaya mampu memperbaiki sifat fisiktanah,mempertahankan kandungan organik,dan secara alamiah terjadi daurhara tertutup melalui tanaman jenis pohon maupunperdu/semak.(Young,1985;1986). Banyak penelitian menyimpulkan bahwabudidaya lorong dapat dikembangkan sebagai suatu sistem berkelanjutandengan masukan teknologi rendah(Kang et a.,1984;1985l.)

3.4 Pencapaian Tujuan Program

Kami berharap dapat menjadi pelopor, menghutankan kembali hutan“jangglengan” khususnya dan hutan di kabupaten wonogiri pada umumnya.Sekaligus memperluas lahan pertanian produktif dengan olah tanah minimum.

adapun teknik atau tahapan pekerjaan dalam menyelesaikanpermasalahan dan sekaligus pencapaian tujuan program, kami bekerja samadengan beberapa fihak, yaitu:

a) Tim inti PTP kami, yang terdiri dari 5 mahasiswa yang menjadianggota tim PKM-M.

b) Para pemuda karang taruna “Ria Remaja” yang siap membantu dalammanajemen dan penyuluhan.

c) beberapa petani yang siap bekerjasama menjadi tenaga kerja atauburuh dengan biaya murah.

Adapun tahapan pelaksanaannya, yaitu:1) pada hari minggu, tanggal 21 september 2014 dengan bantuan seksi

humas kami, kami mendapat sewa lahan ( gambar 1,2,3) seluas kuranglebih 100m2, didekat hutan “jangglengan” desa pesido, kec. jatiroto.Seharga Rp 2000.000,- selama 1 tahun dan boleh dicicil. Dengan uangmuka Rp500.000,-.

6

Page 11: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

Gambar 1.

Gambar 27

Page 12: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

Gambar 3

2) Membeli dan menyiapkan bibit tanaman jagung, kacang beludru, dantumbuhan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman lorong danpertanian kontur.

3) menyiapkan dan mengolah lahan seluas 50m2 untuk ditanami jagungmanis dan kacang beludru, pada tahap awal, kita masih melakukanpengolahan tanah karena keadaan lahan yang belum memungkinkanuntuk sistem TOT/OTM, tapi setelah panen pertama, tanah tidak perludiolah lagi.

4) Menyiapkan lahan seluas 100m2 yang sebagian keadaan tanahnya miringuntuk budidaya lorong dan pertanian kontur. Adapun tahapannya, yaitu:

Untuk budidaya lorong, menyiapkan bedengan dan tanamanpagar.

Sedangkan untuk pertanian kontur, menyiapkan garis kontur.

Menanam barisan tanaman jenis legum dan semak pohon. Menanam tanaman permanen bernilai ekonomis tinggi. Disini

kami memilih tanaman jeruk yang biasa hidup di daerah panassemisal madura dan magetan.

Dst.8

Page 13: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

5) Membuat 2 buah timbunan bahan kompos berukuran 2,4m x 1,2m x 0,6muntuk membuat vermikompos. Timbunan pertama di tempatkan ditengah lahan budidaya lorong yang dinaungi gubuk (rumah kecil untukistirahat di sawah). Dan timbunan kedua ditempatkan di belakang rumahpetani yang dengan sukarela meminjamkan bekas kandang sapinya.

6) Menyiapkan bibit cacing yang akan digunakan untuk vermikompos,untuk bibit cacingnya kami memilih menggunakan cacing lokal. Karenalebih mudah beradaptasi, dan bisa ditemukan diendapan tanah dekatkandang sapi saat musim penghujan, ukuran cacing lokal ini jugalumayan besar(15-25 cm).

7) Membeli dan menyiapkan 10 box kotak sarang lebah madu yang sudahberisi ratu di lahan khusus yang telah disiapkan di dekat tanaman jagungmanis.

8) Membuat pakan berupa sirup gula untuk makanan sementara lebah madusampai lebah-lebah itu bisa beradaptasi.

9) Perawatan dan pemeliharaan yang intensif baik oleh tim PTP sendiri,para pemuda karang taruna, atau para petani yang sejak awal disewasebagai tenaga kerja.

10) Bekerjasama dengan karang taruna mengumpulkan para petani di kebunpercontohan, memberi mereka penyuluhan dan mengajari para petaniyang berminat untuk mencoba. Serta berusaha memasyarakatkanteknologi baru itu.

11) Menampung hasil panen madu, cacing, dan panen lain, kemudianlangsung menjualnya ke pabrik-pabrik seperti air mancur di kabupatenWonogiri, dll.

9

Page 14: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

BAB IVBIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

(Terlampir)

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis kegiatan BulanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1 Mempersiapkanlahan dan bibit

2 Mulai menanamjagung dan kacangbeludru

3 Persiapan saranglebah,

4 Persiapan mediavermikompos dancacing

4 Mulai membuatkontur dan budidaya lorong

5 Perawatantanamanjagung,lahankontur danbudidaya lorong

6 Perawatan lebahmadu

7 Panen madu8 Panen

vermikompos dancacing

9 Panen jagung dantanaman lain

10 Pembuatanlaporan

10

Page 15: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

11

Page 16: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

12

Page 17: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

13

Page 18: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

14

Page 19: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

15

Page 20: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

4.1 Anggaran Biaya1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi(pemakaian)

Kuantitas HargaSatuan (Rp)

Jumlah (Rp)

a) Cangkul 4 buah 5 buah 54.000,- 270.000.-b) Sabit 4 buah 5 buah 18.000,- 90.000,-c) Ember 5 buah 6 buah 25.000,- 150.000,-d) Alat penyiram air 5 buah 6 buah 25.000,- 150.000,-e) Setup 15 buah 15 buah 100.000,- 1.500.000,-f) Alat untuk panen madu 1 buah 2 buah 500.000,- 1000.000,-g) Ekstraktor 1 buah 1 buah 1000.000,- 1000.000,-h) Dll - - -

Sub Total (Rp) 4.160.000,-

2. Bahan Habis PakaiMateraial Justifikasi

PemakaianKuantitas Harga

Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

a) Sewa lahan 150 m2 150m2 3000.000,- 2000.000,-b) Bahan

kompos2 m2 2,5 m2 100.000 250.000

c) TenagaKerja

3 orang 3 orang 1.000.000 3.000.000

d) Bibit jeruk 10 batang 10 batang 100.000 1.000.000e) Bibit jagung 0,75 kg 1 kg 25.000 30.000f) Bibit kacang

beludru-5 ons 5 ons 2.000 20.000

g) Dll - - - -

Sub Total (Rp) 5.550.000

3. PerjalananMaterial Justifikasi

PerjalananKuantitas Harga

Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

pp solo-wonogiri untuk 5orang

12 kali 12 kali 100.000 1.400.000

pengangkutan sarang lebah 1 kali 1 kali 150.000 150.000Pengangkutan bibit danbahan organik

1 kali 1 kali 100.000 100.000

Pengangkutan hasil panen 3 kali 3 kali 50.000 150.000DllSub Total (Rp) 1.800.000

16

Page 21: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

4. Lain-LainMaterial Justifikasi

pemakaianKuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp)

White board 1 buah 2 buah 300.000 600.000Alat tulis 1 set 2 set 300.000 600.000

- - - -Sub Total (Rp) 1.200.000

Total 12.510.000

5. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian TugasNo Nama/NIM Progra

m studiBidang Ilmu Alokasi

Waktu(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Yudi Adistiro S1 Sastra Arab 4 jam Penyuluhan,mengontrolpenanaman,perawatan danpanen

2 Abdul Nasir Af’ghony S1 Sastra Arab 1jam Humas3 Akmad Saeful Arifin S1 Sastra Arab 1 jam Penyuluhan

Membuat konsepPTP

4 Fatimah NisaulKhasanah

S1 Agroteknologi 4 jam Mengontrolpenanaman,perawatan danpanen

17

Page 22: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

18

Page 23: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

DI DEKAT HUTAN JANGGLENGAN

19

Page 24: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/26943/1/C1013054_001027_PELITA_LADU_Solusi_Lahan_Kriti.pdfmemasyarakatkan suatu sistem atau teknologi yang mampu meningkatkan perekonomian mereka

20