16
A. SUB LAB KLINIK RUTIN/URINALISIS 1. Nama Kegiatan : Pemeriksaan Urine Lengkap a. Tujuan Untuk mengetahui berat jenis, pH, serta kandungan kimia berupa nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin secara makroskopik dalam urine. b. Metode Metode pemeriksaan yang digunakan adalah carik celup dengan 10 parameter c. Prinsip Zat dalam urin akan bereaksi pada permukaan strip urine yang telah di lapisi kertas selulosa reaksi terjadi ditandai dengan adanya perubahan warna pada masing-masing parameter dalam stick. Hasil diinterpretasikan secara visualisasi dengan membandingkan perubahan warna pada stick dengan standar yang terdapat pada wadah reagen. d. Dasar Teori Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air ( 96%) air dan sebagian kecil zat terlarut ( 4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan

Sub Lab Klinik Rutin

Embed Size (px)

Citation preview

A. SUB LAB KLINIK RUTIN/URINALISIS

1. Nama Kegiatan:Pemeriksaan Urine Lengkap

a. Tujuan

Untuk mengetahui berat jenis, pH, serta kandungan kimia berupa nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin secara makroskopik dalam urine.

b. Metode

Metode pemeriksaan yang digunakan adalah carik celup dengan 10 parameter

c. Prinsip

Zat dalam urin akan bereaksi pada permukaan strip urine yang telah di lapisi kertas selulosa reaksi terjadi ditandai dengan adanya perubahan warna pada masing-masing parameter dalam stick. Hasil diinterpretasikan secara visualisasi dengan membandingkan perubahan warna pada stick dengan standar yang terdapat pada wadah reagen.

d. Dasar Teori

Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air ( 96%) air dan sebagian kecil zat terlarut ( 4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi. (Evelyn C. Pearce, 2002).

Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli per menit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk satu mili liter urin per menit. (R. Wirawan, S. Immanuel, R. Dharma, 2008).).

Urinalisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Uji urine rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Sampai saat ini, urine diperiksa secara manual terhadap berbagai kandungannya, tetapi saat ini digunakan berbagai strip reagen untuk melakukan skrining kimia dengan cepat.urinalisis berguna untuk mendiagnosa penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih, dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolic yang tidak berhubungan dengan ginjal. Berbagai uji urinalisis rutin dilakukan seperti warna, tampilan, dan bau urine diperiksa, serta pH, protein, keton, glukosa dan bilirubin diperiksa secara strip reagen. Berat jenis diukur dengan urinometer, dan pemeriksaan mikroskopik urine sedimen urine dilakukan untuk mendeteksi eritrosit, leukosit, epitel, kristal dan bakteri.

Untuk berbagai jenis pemeriksaan urine, diperlukan bahan pemeriksaan yang berbeda sesuai dengan jenis tes yang diperiksa. Pada umumnya yang paling sering digunakan adalah urine sewaktu. Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan kapan saja saat diperlukan pemeriksaan kuantitatif zat tertentu di dalam urine misalnya protein. Pada keadaan demikian, diperlukan pengumpulan urine 24 jam. Berikut ini akan dijelaskan berbagai jenis bahan urine yang sering diminta untuk urinalisis:

a.Freshly voided urine specimen

Adalah urine segar yang baru dikeluarkan. Penderita diminta untuk berkemih langsung di wadah atau container yang bersih dan kering.

b.Clean voided specimen

Specimen ini dimaksud untuk mencegah kontaminasi dengan darah haid atau secret vagina. Penderita diminta untuk berkemih dan diambil urine pancaran tengah. Contoh urine ini bila ditampung adalah wadah steril, dapat digunakan untuk pemeriksaan biakan urine.

c.Urine pagi

Merupakan urine pagi yang pertama kali dikeluarkan. Bagi penderita yang masih dirawat di rumah sakit, specimen ini merupakan bahan terbaik untuk diperiksa karena pekat. Biasanya spesimen ini digunakan untuk pemeriksaan tes kehamilan, pemeriksaan protein, sedimen urine dan nitrit.

d.Urine sewaktu

Yaitu urine yang dikeluarkan kapan saja saat akan diperiksa tanpa memperhatikan waktu atau interval waktu tertentu. Biasanya specimen ini digunakan untuk urinalisis rrutin terutama bagi penderita yang berobat jalan atau melakukan pemeriksaan penyaring.

e.Urine 24 jam

Digunakan untuk pemeriksaan zat tertentu secara kuantitatif, seperti protein, kreatinin, kalsium, fosfor, natrium, kalium dan klorida. Untuk menampung urine 24 jam harus disediakan wadah yang dapat memuat 2-3 urine dan diberi pengawet toluene 1 ml/liter urine. Penderita harus dijelaskan jam pertama saat pemeriksaan dimulai, urine yang dikeluarkan tidak ditampung. Berikutnya, setiap kali berkemih urine harus ditampung dalam satu wadah dan dikocok/digoyang agar tercampur rata. Keesokan harinya tepat 24 jam setelah saat pemeriksaan, urine ditampung dalam wadah tersebut dan dikocok dengan baik.

f.Urine 2 jam postprandial

Digunakan untuk pemeriksaan glukosa urine pada penderita diabetes mellitus. Pada umumnya penderita diminta untuk beerkemih sesaat sebelum makan dan 2 jam setelah makan. Hasil pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk pemantauan terapi diabetes mellitus.

2.Penampung urine

Penampung urine biasanya terbuat dari platik. Yangterpenting adalah wadah harus bermulut lebar, bersih, kering, dan bertutup. Wadah steril hanya diperlukan untuk pemeriksaan biakan urine. Untuk bayi tersedia kantong plastic polyethylene bag dengan perekat. Wadah penampung urine hanya digunakan sekali pakai. Tidak dianjurkan untuk memakai ulang wadah urine, karena adanya kemungkinan kontaminasi akibat pencucian yang tidak bersih.

3.Pengambilan sampel urine

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah identitas penderita yaitu nama, nomor rekam medis, tanggal dan jam pengambilan bahan. Identitas ini ditulis pada label di wadah urine dan harus sesuai dengan formulir permintaan. Pada formulir permintaan juga dicantumkan hal seperti di atas ditambah dengan jenis tes yang diminta untuk diperiksa.

Bahan pemeriksaan urine rutin yang terbaik adalah urine segar, kurang dari 1 jam setelah dikeluarkan. Urine yang dibiarkan dalam waktu lama pada suhu kamr, akan menyebabkan bebrapa perubahan. Jumlah bakteri yang ada dalam urine akan bertambah, menyebabkan peningkatan glukolisis oleh bakteri sehingga produksi NH3 dan CO2 meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan bau amoniak dan pH urine menjadi alkalis, sehingga unsure sedimen dalam urine seperti eritrosit, leukosit, silinder, ataupun sel menjadi pecah atau hancur. Selain itu, fosfat yang ada dalam urine akan mengendap, sehingga urine menjadi keruh. Peningkatan jumlah bakteri dapat juga menyebabkan penurunan jumlah glukosa yang ada dalam urine, karena digunakan untuk metabolism oleh bakteri. Urine yang dibiarkan lama pada suhu kamar juga dapat mengakibatkan kadar bilirubin dan urobilinogen hilang atau berkurang akibat teroksidasi serta esterase meningkat.

Apabila terpaksa menunda pemeriksaan, urine harus disimpan dalam lemari es suhu 2-80C. penyimpanan dalam lemari es mencegah dekomposisi urine oleh bakteri. Urine yang telah disimpan dalam lemari es akan menyebabkan presipitasi fosfat dan urat amorf serta memiliki berat jenis lebih tinggi bila diukur dengan urinometer. Oleh sebab itu, sebelum pemeriksaan dilakukan urine harus dibiarkan dahulu mencapai suhu kamar dan dicampur/dikocok. Pada keadaan tertentu sehingga urine harus dikirim ke tempat yang jauh dan atau tidak ada lemari es, biasanya digunakan pengawet urine.

e. Alat dan Bahan

1. Alat

Wadah stick warna Combur 10 Test M

2. Bahan

Urine pagi atau sewaktu

3. Reagen

Stick warna: Combur 10 Test M

f. Cara Kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Sampel urine yang akan diperiksa, dilakukan pengecekan identitas pasien, yaitu: nama, umur dan jenis kelamin serta jenis pemeriksaan yang dilakukan.

3) Stick Combur 10 Test M dimasukkan ke dalam urin hingga semua komponen reagen dari parameter pemeriksaan terendam, dan ditiriskan pada tissue kering.

4) Perubahan warna yang terbentuk pada stick urine dibandingkan dengan warna standar pada tempat stick Combur 10 Test M.

Nilai normal pemeriksaan kimia urine:

Parameter

Satuan

Nilai Normal

Berat jenis

mg/dl

1,016 1,022

pH

-

4,8 7,4

Leukosit

Leu/uL

< 10

Nitrit

-

Negatif

Protein

mg/dl

< 10

Keton

mg/dl

< 5

Urobilinogen

mg/dl

< 1

Bilirubin

mg/dl

< 0,2

Eritrosit

Ery/uL

0 5

Glukosa

mg/dl

< 30

2. Nama Kegiatan:Pemeriksaan Sedimen Urine

a. Tujuan

Untuk mengetahui kandungan kandungan organik dalam urine.

b. Metode

Metode yang digunakan adalah metode direct preparat.

c. Prinsip

Unsur unsure yang terkandung dalam urine yang mengendap dengan cara pemusingan dan dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 40 x. Sedimen organik yang dilaporkan adalah terdapatnya eritrosit, leukosit, sel epitel, silider, jamur, parasit, kristal, dan lain lain (seperti: spermatozoa).

d. Dasar teori

Urinalisis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Tes ini terdiri dari dua macam, yaitu: tes makroskopik dan tes mikroskopik.

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini panting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Urin yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK. Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif, yaitu jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit. Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan +(ada), ++ (banyak) dan +++ (banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan .seperti urat amorf dan kristal.

e. Alat dan Bahan

Alat

1) Objek glass

2) Cover glass

3) Centrifuge

4) Tabung centrifuge

5) Mikroskop

Bahan

1) Urine pagi atau sewaktu

f. Prosedur kerja

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Sampel urine yang sudah digunakan untuk pemeriksaan tes tarik celup pada tabung centrifuge, diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit.

c. Supernatan dibuang, dan bagian endapan dihomogenkan, kemudian diteteskan pada objek glass dan ditutup dengan cover glass.

d. Sediaan diamati dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 40 x.

e. Hasil dicatat sesuai dengan parameter.

Nilai normal sedimen urine berdasarkan parameternya:

Parameter

Unit

Harga Normal

Leukosit

/ lapang pandang

< 6/lp

Eritrosit

/ lapang pandang

< 3/lp

Sel epitel

/ lapang pandang

Negatif

Silinder

/ lapang pandang

Negatif

Jamur

/ lapang pandang

Negatif

Parasit

/ lapang pandang

Negatif

Kristal

/ lapang pandang

Negatif

Lain lain:

Spermatozoa

/ lapang pandang

Negatif

g. Hasil pengamatan

Kegiatan pemeriksaan urine lengkap menggunakan stick Combus 10 Test M dan sedimen urine yang dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Trijatata Polda Bali yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari pasien rawat jalan maupun rawat inap, yaitu:

Parameter Pemeriksaan

10 Maret s/d 12 April 2014

Minggu ke-1

Minggu ke-2

Minggu ke-3

Minggu ke-4

Minggu ke-5

Pemeriksaan Urine Lengkap

dan Sedimen Urine

109

91

78

86

106

h. Permasalahan yang ditemui

Permasalahan pada pemeriksaan urinalisis terletak pada kesulitan dalam pembacaan sedimen urine karena urine tidak dicentrifuge sehingga sering kesulitan dalam menemukan unsur unsur organik dan unsur anorganik.

i. Pembahasan dan Pemecahan Masalah

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum (Riswanto, 2010). Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Popy, 2008). Urinalisis terdiri dari dua macam, yaitu: tes makroskopik dan tes mikroskopik.

Tes makroskopik dilakukan dengan cara visual. Pada tes ini biasanya menggunakan reagen strip yang dicelupkan sebentar ke dalam urine lalu mengamati perubahan warna yang terjadi pada strip dan membandingkannya dengan grafik warna standar. Tes ini bertujuan mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase.

Tes mikroskopik dilakukan dengan memutar (centrifuge) urin lalu mengamati endapan urin di bawah mikroskop. Tes ini bertujuan untuk mengetahui: (1) unsur-unsur organik (sel-sel: eritrosit, lekosit, epitel), silinder, silindroid, benang lendir; (2) unusur anorganik (kristal, garam amorf); (3) elemen lain (bakteri, sel jamur, parasit Trichomonas sp., spermatozoa) (Analis Kesehatan Pontianak, 2011).

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pemeriksaan urinalisis ini yaitu terletak pada kesulitan dalam pembacaan sedimen urine karena urine tidak dicentrifuge sehingga sering kesulitan dalam menemukan unsur unsur organik dan unsur anorganik. Cara mengatasinya adalah dengan pengadaan alat centrifuge sehingga urine dapat dilakukan centrifugasi dan pengamatan terhadap unsur unsur organik dan unsur anorganik pada sedimen urine dapat terlihat jelas.