Sub Stasiun 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BIOPER

Citation preview

1. Sub stasiun 3

Sub stasiun 3

Sub stasiun 3 merupakan sub terakhir dari stasiun 3, dari ilustrasi gambar di atas, sub stasiun ini berada di kisaran kawasan bawah batu besar dan berada sebelum bendungan. Di sub stasiun 3 ini terdapat keunikan tersendiri dimana tubuh sungai terbagi oleh gundukan tanah panjang berbatu yeng menyebabkannya terbagi menjadi 3 bagian, dimana sisi kanan dan kiri (utara dan selatan) merupakan daerah genangan air dan hanya bagian yang tengah yang mengalir. Pemandangan ini tentu terjadi karena debit air yang sedikit dan curah hujan dalam waktu ini relative rendah, sehingga air yang masuk di kawasan sungai tidaklah besar. Hal ini tentunya akan berbeda jika hujan turun dengan lebat dan terjadi di sungai Kayangan ini, tentu gundukan ini akan hilang dan bagian utara dan selatan akan menyatu dengan bagian tengah dan menjadi aliran air.Sub stasiun 3 ini mempunyai lebar 23 m 72 cm atau 302 cm dengan 3 bagian yang telah dijelaskan di atas. Kawasan sub ini merupakan kawasan terluas dari stasiun 3. Kedalam rata-rata di kawasan sub stasiun 3 ini adalah sebesar 13,74 cm. Nilai kedalaman rata-rata ini memang terbilang paling dangkal dibandinkan kedua sub stasiun yang lain. Kedalaman air mempengaruhi kecepatan arus yang terjadi. Di sini kecepatan arus hanya diambil di bagian tengahya saja dengan nilai 7 menit 17 detik. Kecepatan ini hanya diambil pada bagian tengahnya saja, sehingga jika dihitung kedalaman air pada bagian sisi tengah adalah 25, 89 cm, sehingga jika dirunut memang ada hubungannya antara kedalaman air dengan kecepatan arus air, yaitu semakin dalam keadaan suatu perairan maka akan rendah kecepatan airnya.

Pada dasarnya sub stasiun 3 ini masih mempunyai karakteristik yang sama dengan dua sub stasiun sebelumnya. Hal ini terlihat dasi variabel-variabel klimatik yang berhasil kami hitung atau amati. Untuk intensitas cahaya pada sub stasiun ini sebesar.. artinya., untuk derajat keasaman atau pH airnya adalah 7. Nilai 7 ini berarti air di kawasan ini bersifat netral. nilai ini juga terjadi pada sub stasiun 1 dan 2. Jadi bisa dikatakan di kawasan stasiun 3 ini pH airnya adalah netral. selanjutnya suhu di kawsan ini dilakukan 3 kali penghitungan juga yaitu dari tepi utara, selatan dan tengah yang masing-masing nilainya adalah 29C, 33C dan 29C. Perbedaan nilai suhu ini tentu masuk akal, karena tepi selatan merupakan kawasan genangan air yang jarang atau kurang ternaungi oleh tumbuhan si sekitarnya, hal ini bisa dilihat dari ilustrasi gambar, dimana di tepi selatan cukup jauh dai kawasan tumbuhan besar, hanya terdapat rumput gajah atau sejenis gramineae yang tumbuhnyapun tak subur dan banyak yang setengah kering, hal ini mengakibatkan suhu di kawasan tepi selatan cukup tinggi. Disisi lain di bagian tengah dan tepi utara memiliki tingkat yang sama yaitu 29C. di dua bagian ini sama-sama tertutup oleh sebuah batu besar dan juga ternaungi atau dekat dengan kawasan tumbuhan besar. Hal ini membuat sinar matahari tertahan terkena dedauanan dan batu, sehingga di kawasan ini suhunya lebih rendah dibandingkan bagian tepi selatan. Di samping itu di sub ini mempunyai tingkat kelembaban yang cukup tinggi, yaitu 78 /Dimana substrat dasar dari sub stasiun ini masih berbatu namun tidak sebanyak atau sepadat dua sub stasiun yang lain. Di sini substrat dasarnaya sudah bertambah atau bercampur dengan sejenis lumpur dan pasir. Keadaan faktor yang demikian berpengaruh juga terhadap faktor biotik yang tinggal di dalamnya. Di sub ini kita berhasil mengidentifikasi beberpa jenis ikan, namun sayangnya kami gagal menangkap tapi setidaknya kami telah mengetahui jenis-jenisnya. Salah satu jenis yang ada di sub ini adalah sama dengan di sub 1, namun kelimpahnnya lebih sedikit yaitu jenis ikan sili, yang mempunyai gerakan lincah, hidupnya berkoloni di dasar perairan atau di bawah-bawah batu. Selain itu di bagian tengah dengan kedalaman 34 cm, kami menemukan jenis ikan wader dan wader pari yang ukurannya beranekaragam. Dan untuk jenis lain adalah ikan gupi dan cetol yang berada di sisi tengah bagian selatan. Di bagian ini pula terdapat banyak ikan-ikan cetol kecil-kecil, bergerombol dan muncul dipermukaan. Selain jenis ikan, kami juga melihat kepiting yang bersembunyi di balik batu besar. Di tepian bagian tengahnya terdapat banyak anggang-anggang terutama di tengah di sisi utara yang berdekatan dengan batu besar. Adanya anggang-anggang ini merupakan indikator kejernihan air di kawasan sub stasiun 3 ini. Keberadaan spesies-spesies ini tidak hanya didukung oleh factor abiotik saja, namun juga factor biotic lainnya, yaitu adanya jenis-jenis lumut dan alga yang hidup menempel pada batu-batu yang berada di dasar perairan. Lumut dan alga bahkan plankton yang ada ini dijadikan sebagai produsen bagi konsumen terutama ikan. Selain itu keadan substrat dasar yang berbatu, berpasir dan berlumpur merupakan tempat yang aman bagi ikan-ikan dari para predator terutama manusia yang akan menangkapnya. Didukung juga oleh kedalaman air yang sedang, memungkinkan cahaya matahari untuk menembus dan mendukung kehidupan organism di dalamnya. Selain itu arus yang rata-rata atau lambat ini juga membuat ikan banyak jenisnya dan bahkan ada yang bertelur di sekitar sub stasiun, itu terbukti terdapat banyak gerombolan ikan-ikan kecil selayaknya jentik-jentik yang baru ditetaskan di bagian tengah sisi selatan.Jika dilihat dari sisi lain, tentunya terdapat banyak hubungan yang terjadi di dalam perairan ini, tidak hanya interaksi biotic dan abiotik, tetapi juga hubungan sesama abiotik yang mempengaruhi kelangsungan dan keseimbangan ekosistem di dalamnya. Misalnya saja hubungan tingkat suhu dengan intensitas cahaya. Dimana semakin tinggi intensitasnya maka akan tinggi pula suhunya.