25

Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sukses Bisnis Rasulullah SAW
Page 2: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

”Many greatmen started as newspapers boys,” (proverb)

“Kerasnya kehidupan masa kecil dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja

keras, pantang menyerah dan ketahanan dalam memimpin”

(Manfred Kets de Vries)

Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dalam diri Muhammad Saw tidak terjadi

begitu saja, tetapi hasil dari suatu proses panjang dan dimulai sejak beliau masih

kecil. (Antonio, 2008). Dari hasil penelitian Collin dan Moores (2964) dan

Zaleznik (1976), mereka menyimpulkan, ”The act of entrepreneurship is an act

patterned after modes of coping with early childhood experience.” Pendapat

semacam ini diamini oleh kebanyakan guru leadership yang sepakat bahwa; apa

yang terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan kita akan membuat perbedaan

yang berarti dalam periode kehidupan berikutnya.

Menurut mereka, pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan atau

kegagalan seseorang. Pengalaman masa kecil juga bisa menimbulkan dorongan

dan daya kritis, kemauan mencoba, disiplin, dan sebagainya yang akan membantu

seseorang untuk mengembangkan rasa percaya diri serta keinginan berprestasi.

Sebaliknya, pengalaman masa kecil dapat pula menyebabkan seseorang untuk

tidak melakukan hal-hal tersebut.

Jauh sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasulullah, beliau sudah dikenal sebagai

pedagang. Bahkan, sejak kecil, putra dari pasangan Abdullah dan Aminah ini telah

menunjukkan kesungguhannya terjun dalam bidang bisnis atau

kewirausahaan(entrepreneurship).

Jiwa Kewirausahaan Dalam Diri Muhammad Saw

1

Page 3: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Perbandingan Masa hidup Rasulullah Saw antara Bisnis dan Kenabian

Muhammad Saw mulai merintis karir dagangnya saat berusia 12 tahun dan

memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan sebagai pedagang

terus dilakukan hingga menjelang beliau menerima wahyu (berusia sekitar 37

tahun). Kenyataan ini menegaskan; Muhammad Saw telah menekuni dunia bisnis

selama lebih kurang 25 tahun. Lebih lama dari masa kerasulan beliau yang

berlangsung sekitar 23 tahun (lihat gambar).

Jiwa Kewirausahaan Dalam Diri Muhammad Saw

2

Page 4: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Terjunnya Muhammad Saw dalam perniagaan sejak dini, tidak terlepas dari

kenyataan yang menuntut beliau untuk belajar hidup mandiri. Maklumlah, tatkala

usia 6 tahun, Muhammad kecil sudah ditinggal wafat kedua orangtuanya. Sejak

itu beliau sempat diasuh sang kakek, Abdul Muthalib, dan dilanjutkan pamannya,

Abu Thalib, yang sangat sederhana kehidupan ekonominya.

Abu Thalib memiliki perasaan yang halus dan terhormat dikalangan Quraisy. Ia

mencintai Muhammad Saw sama seperti Abdul Muthalib mencintai beliau. Budi

pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti dan baik hati, membuat Abu

Thalib kian menyayanginya.

Kondisi ekonomi keluarga sang paman yang pas-pasan, membuat Muhammad

Saw merasa harus berusaha untuk meringankan bebannya. Beliau pun sempat

bekerja “serabutan”; membantu tetangga merapihkan pekarangannya, memikul

batu untuk sedikit upah atau mengambil kayu bakar dari hutan atau semak belukar

lalu menjualnya di pasar. Muhammad Saw kecil melakukukan apa saja yang

“halal” untuk memperkecil ketergantungannya kepada sang paman. Subhanallah,

suatu hal yang sangat jarang kita temukan pada anak anak seusia itu saat ini.

Dimana tidak sedikit anak anak kita hidup dalam “kenyamanan dan kemudahan”.

Mereka dipilihkan sekolah pavorit yang berafiliasi internasional dengan bayaran

SPP selangit. Berangkat ke sekolah diantar dengan mobil be A/C, ditunggu oleh

sang supir atau di jemputnya pulang saat sekolah usai. Seuai sekolah anak anak

bisa mengikuti berbagai kursus dan les atau bahkan hang-out bermain di mall dan

shoping centre. Untuk itu mereka di bekali hand phone dan ATM. Sangat jarang

anak anak kita memiliki kesadaran untuk meringankan beban keuangan orang

tuanya dengan menujual makanan makanan kecil di lingkungan sekolah, berjualan

koran sore hari atau menjajakan kue ke warung warung sekitar rumah.

Masa Kecil Membentuk Jiwa Wirausaha

3

Page 5: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Ketika berusia 12 tahun, Muhammad ikut berdagang dengan pamannya ke Syiria

(Syam). Awalnya, Abu Thalib tidak berniat mengajaknya karena medan perjalanan

yang sangat sulit; melewati padang pasir yang luas. Tapi, karena Muhammad kecil

berkeras untuk ikut, ia terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. Kerasnya

keinginan Muhammas Saw untuk ikut ekspedisi dagang menunjukkan betapa

besar semangatnya untuk merubah nasib, memperbaiki keadaan dan tidak

merepotkan sang paman terlalu jauh.

Peta Perjalanan Dagang Muhammad di Masa Remaja

Sumber: Khalil, Shawqi Abu. 2003. Atlas on the Prophet‟s Biography. Riyadh:

Darussalam. Hal. 44.

Peta Perjalanan Dagang Nabi Muhammad SAW

4

Page 6: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

"Berdasarkan peta di atas, maka tempat-tempat yang dikunjungi Muhammad Saw

muda saat ikut berdagang yaitu: Madinah, Khaibar, Taima, Daumatil Jandal,

Busra (dekat )"

Dalam perjalanan dagang tersebut, Muhammad melewati daerah Madyan, Wadi‟

al- Qura, serta peninggalan bangunan-bangunan Thamud. Beliau mendengar cerita

orang-orang Arab dan penduduk pedalaman tentang bangunan-bangunan tersebut

dan sejarahnya. Di Syam (Syiria), Muhammad Saw juga mendengar berita tentang

kerajaan Romawi dan agama Kristen, serta tentang kitab suci mereka. Meskipun

usia Muhammad baru 12 tahun, namun beliau sudah mempunyai persiapan

kebesaran jiwa, kecerdasan dan ketajaman otak, mempunyai pengamatan yang

mendalam, serta ingatan yang kuat. (Haikal : 1980)

Saat menempuh perjalanan dagang itu, Muhammad dan pamannya bertemu

dengan seorang rahib (pendeta Nasrani) bernama Bahira atau Buhaira yang

melihat tanda kenabian pada diri beliau sesuai naskah (manuscript) Nasrani yang

disimpannya („Ali, Shahi-h al-Si-rah al-Nabawiyah, hal 58-59). Si Rahib

menasihati Abu Thalib agar jangan terlalu jauh memasuki daerah Syam.

Dikhawatirkan, orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-tanda itu akan

berbuat jahat pada Muhammad.

Peta Perjalanan Dagang Nabi Muhammad SAW

5

Page 7: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Ayo gabung dengan

www.tazkiaonline.com

untuk belajar ekonomi syariah

secara online

Page 8: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Muhammad melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan anak-anak seusianya.

Tatkala merasa mampu bekerja sendiri, beliau mulai menggembala kambing milik

penduduk Makkah dan menerima upah atas jasanya itu. Kegiatan menggembala

kambing mengandung nilai-nilai yang luhur: pendidikan rohani, latihan

merasakan kasih sayang kepada kaum lemah, serta kemampuan mengendalikan

pekerjaan berat dan besar.

Berikut ini hikmah atau pengaruh dari kegiatan menggembala kambing terhadap

unsur-unsur manajemen:

Sumber: Antonio, Muhammad Syafii, Muhammad: the Super Leader Super Manager, ProLM&

Tazkia Publishing,2009, hal.

Unsur-unsur Manajemen Nabi Muhammad SAW

6

Page 9: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan untuk memilih sektor perdagangan

sebagai karirnya. Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang yang kaya

namun memiliki beban keluarga yang cukup besar. Oleh karena itu Muhammad

muda berpikir untuk berdagang. Terlebih lagi, sebagai salah seorang dari anggota

keluarga besar suku Quraisy yang umumnya pedagang, Muhammad Saw

diharapkan menjadi pedagang pula.

Rupanya, kondisi dan pengalaman berdagang masa kecil telah menempa diri

Muhammad sehingga dikemudian hari beliau menjadi seorang wirausahawan

yang handal dan sukses. Apalagi, nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan semangat

pantang menyerah sudah tampak pada pribadi Insan pilihan Allah ini. Tampak

jelas bahwa Muhammad muda ingin sekali untuk bisa hidup mandiri. Dalam

sebuah riwayat beliau bersabda, “Tidak seorang pun pernah memakan makanan

yang lebih baik, daripada yang dimakan dari hasil kerja dengan tangannya

sendiri. Nabi Daud As pun biasa makan hasil kerja tangannya” (HR. Bukhari).

INBOX

“Muhammad Saw telah membina dirinya menjadi seorang pedagang

profesional, yang memiliki reputasi dan integritas luar biasa. Beliau berhasil

mengukir namanya di kalangan masyarakat bisnis pada khususnya, dan kaum

Quraisy pada umumnya.” (Afzalurrahman, Encyclopedia of Seerah Vol. II

buku ke-3, The Moslem School Trust, 1982)

Karir Pertama Nabi Muhammad SAW

7

Page 10: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Aisyah Ra meriwayatkan, Rasulullah Saw bersabda, “Hal-hal yang paling

menyenangkan yang engkau nikmati adalah yang datang dari hasil tanganmu

sendiri,,,, dan anakmu berasal dari apa yang engkau hasilkan” (HR. Tirmidzi,

Nasa‟i dan Ibn Majah). Nabi Saw juga bersabda, “Berusaha mendapatkan nafkah

yang halal adalah kewajiban di samping tugas-tugas lainnya yang telah

diwajibkan” (HR. Baihaqi dalam Shu‟ab al-iman).

INBOX

Dimensi bisnis dan entrepreneurship yang melekat dalam diri Muhammad Saw,

nyaris luput dari perhatian kebanyakan orientalis. Barangkali, hal ini dikarenakan

tidak kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan teologis. Padahal, Nabi

Muhammad Saw telah mencontohkan etika bisnis yang seharusnya menjadi

perhatian umat manusia seluruhnya.

Sebelum Menikah Sudah Berbisnis

Ketika merintis karir di bidang bisnis, beliau mulai berdagang kecil-kecilan di

kota Makkah. Muhammad Saw membeli barang-barang dari suatu pasar, lalu

menjualnya kepada orang-orang. Fakta ini kian menegaskan; pekerjaan sebagai

pedagang sudah dilakukan oleh Muhammad Saw, jauh sebelum beliau menikah

dengan Khadijah.

Muhammad Saw sempat menerima modal dari para investor serta anak-anak

yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana peninggalan orangtuanya.

Mereka sangat mempercayai Muhammad Saw untuk menjalankan bisnis dengan

uang mereka berdasarkan kerjasama mudha-rabah.

Masa Usia Dewasa Nabi Muhammad SAW

8

Page 11: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dalam suatu usaha atau

proyek tertentu. Pihak pertama (ma-lik, sha-hib al-ma-l) menyediakan seluruh

modal; pihak kedua („a-mil, mudha-rib, nasabah) bertindak selaku manajer atau

pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak. Tetapi, jika terjadi kerugian akan ditinjau secara adil.

Seandainya kerugian timbul akibat risiko bisnis, akibat cuaca, gempa, atau force

majeur lainnya, maka akan ditanggung oleh pemilik modal. Namun bila kerugian

karena keteledoran atau kecurangan pengelola usaha, maka si pengelola atau

manajer wajib bertanggungjawab atas kerugian tersebut.

Masa Usia Dewasa Nabi Muhammad SAW

9

Page 12: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Dalam menjalankan bisnisnya, Muhammad Saw menghiasi diri dengan

kedisiplinan, memperkaya dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan

sifat-sifat mulia lainnya. Tidak mengherankan apabila penduduk Makkah

mempercayai sosoknya dan menggelari Muhammad Saw sebagai Al-ami-n (orang

yang terpercaya).

Sebuah riwayat menceritakan, Rabi bin Badr pernah melakukan kerjasama dagang

dengan Muhammad Saw. Tatkala mereka bertemu kembali, Muhammad Saw

bertanya, ”Apakah Anda mengenaliku?” Ia menjawab, ”Kau pernah menjadi

mitraku dan mitra yang paling baik pula. Engkau tidak pernah menipuku dan tidak

berselisih denganku.”

Para pemilik modal di Makkah semakin banyak yang membuka peluang

kemitraan dengan Muhammad Saw. Salah seorang diantaranya adalah Khadijah

yang menawarkan kemitraan berdasarkan mudha-rabah. Khadijah bertindak

sebagai pemodal (shahibul ma-l), sedangkan Muhammad Saw sebagai pengelola

(mudha-rib).

INBOX

Sebelum menikah dengan Khadijah, Muhammad telah berdagang-sebagai agen

dagang Khadijah ke Syiria, Palestina, Yaman, Bahrain dan tempat-tempat lainnya.

Banyak agen yang telah dipekerjakan oleh wanita itu sebelum Nabi. Namun tak

seorang pun yang bekerja lebih memuaskan dibanding beliau. Khadijah merasa

senang dengan kejujuran, integritas, sikap baik dan kemampuan berdagang Nabi

sehingga sifat-sifat ini menimbulkan rasa cinta yang suci dalam diri Khadijah.

Integritas Berdagang Nabi Muhammad SAW

10

Page 13: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Kunjungi website STEI TAZKIA

www.tazkia.ac.id

Page 14: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Wilayah Perdagangan yang di Kunjungi Muhammad SAW

Wilayah perdagangan yang dikunjungi Muhammad Saw meliputi Yaman, Syria,

Busra, Iraq, Yordania, Bahrain, dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab

lainnya. Menurut satu riwayat, sebelum menikah, beliau menjadi manajer

perdagangan Khadijah ke pusat perdagangan di Yaman. Muhammad pun empat

kali memimpin ekspedisi perdagangan ke Syria dan Jerash di Yordania.

Pusat perdagangan dan turisme Jerash Festival (Mahrajan Jerash) saat ini

Pusat perdagangan dan turisme Jerash Festival (Mahrajan Jerash) saat ini

Selain gigih, Muhammad Saw memang pandai dalam berdagang. Tatkala menjual

barang dagangannya di pasar-pasar di Busra, misalnya, beliau memperoleh

keuntungan dua kali lipat dibandingkan para pedagang lainnya. Itulah sebabnya

Khadijah memberikan bagian keuntungan yang lebih besar daripada yang telah

mereka berdua sepakati sebelumnya. (Al-Shalabi : 2004)

11

Page 15: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Dari catatan Afzalurrahman dikemukakan, Muhammad Saw menerima upah

seperti dalam bentuk unta. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Allamah Zahabi,

bahwa beliau melakukan dua kali perjalanan dagang untuk Khadijah dan

mendapat upah dua ekor unta betina dewasa.

Kecerdikan Muhammad Saw tampak pula ketika melakukan perjalananan dagang

ke Yaman bersama Maysarah, pembantu laki-laki Khadijah. Di samping menjual

dagangannya, beliau sengaja mendatangi sentra garmen dan tekstil di sana,

kemudian membeli bahan kain dan pakaian jadi untuk dijual di Makkah.

Wilayah Perdagangan yang di Kunjungi Muhammad SAW

12

Page 16: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Kompetensi Muhammad SAW Dalam Berdagang

Pengenalan wilayah dagang merupakan bagian dari “modal” kompetensi

Muhammad SAW dalam berdagang

Dagangan di pasar pasar tua Arabia.

Kehandalan Muhammad Saw dalam berbisnis, ditunjang oleh pengetahuannya

yang luas mengenai wilayah tujuan dagang yang strategis. Tatkala menjejakkan

kakinya ke Bahrain, umpamanya, menurut satu riwayat Imam Ahmad,

Muhammad Saw pernah menerima utusan salah satu kabilah dari Bahrain. Kepada

utusan itu beliau menanyakan; siapa pemimpinnya? Utusan tersebut menjawab;

pemimpinnya adalah Al-Ashajj.

Setelah Muhammad Saw bertemu Al-Ashajj, beliau bertanya kepadanya berbagai

hal dan mengenai orang-orang terkemuka. Muhammad Saw pun menyinggung

perihal kota-kota perdagangan di Bahrain seperti Safa, Mushaqqar, dan Hijar. Al-

Ashajj sangat terkejut dengan luasnya wawasan geografis dan pengetahuan

tentang sentra-sentra komersial Muhammad Saw. Katanya, “Sungguh! Anda lebih

tahu tentang negeri saya daripada saya sendiri. Anda juga lebih banyak mengenal

kota-kota di negeri saya daripada yang saya ketahui.” Lalu Muhammad Saw

berkata, “Saya mendapat kesempatan menjelajahi negeri Anda, dan saya telah

diperlakukan dengan baik. Di usia muda, Muhammad Saw memang sudah

menjadi pedagang regional karena daerah perdagangannya meliputi hampir

seluruh Jazirah Arab.

13

Page 17: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Setelah Menikah Tetap Berbisnis

Afzalurrahman (2000) mencatat; setelah menikah, Muhammad Saw tetap

melanjutkan usaha perdagangannya. Di masa itu, beliau bertindak sebagai mitra

dalam usaha istrinya. Beliau melakukan perjalanan bisnis ke berbagai pusat

perdagangan di seluruh penjuru negerinya dan negeri-negeri tetangga.

Tidak banyak catatan sejarah yang merekam usaha perdagangan dan perjalanan

bisnis yang dilakukan Muhammad Saw setelah menikah. Tetapi, sebagaimana

dinyatakan lebih lanjut oleh Afzalurrahman, terdapat catatan tentang hubungan

dagang beliau dengan berbagai macam orang. Hal ini memberi petunjuk bahwa

beliau tetap menggeluti bidang perdagangan setelah menikah.

Satu hal yang berbeda, sebelum menikah, Muhammad Saw sebagai project

manager bagi Khadijah. Setelah menikah, beliau menjadi joint owner dan

supervisor bagi agen-agen perdagangan Khadijah.

Dalam ilmu entrepreneurship, yang dilakukan Muhammad Saw pasca menikah

merupakan suatu lompatan dari quadran pekerja pindah menjadi quadran business

owner dan co-investor. Muhammad Saw telah mengaplikasikan suatu teori seperti

yang pernah disarankan Robert T. Kiyosaki, teori cashflow quadrant. Uniknya

teori tersebut baru dikemukakansekitar 135 abad kemudian. Perbedaan lain Robert

T. Kiyosaki memilih untuk menjadi self employed dengan berprofesi sebagai

business networkconsultant dan book writer bukan sebagai trader dan business

investor berskala regional atau global.

14

Page 18: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Setelah Menikah Tetap Berbisnis

Source: Rober T kiyosaki, Cash-flow Quadrant,dengan modifikasi

Sejumlah hadits yang memberikan tuntunan perdagangan menunjukkan bahwa

Muhammad Saw mengetahui seluk-beluk bisnis. Beliau memahami strategi

supaya perdagangan bisa berhasil. Beliau mengetahui sifat dan perilaku yang

merusak atau menghambat bisnis perdagangan. Lebih dari itu, Muhammad Saw

memahami berbagai hal yang merusak sistem pasar secara keseluruhan, seperti

kecurangan timbangan, menyembunyikan cacat barang yang dijual, riba, gharar,

dan sebagainya. Beliau telah membuktikan; kesuksesan dalam bisnis dapat dicapai

tanpa menggunakan cara-cara terlarang

Catatan yang menegaskan bahwa Muhammad Saw tetap menekuni dunia bisnis

setelah menikah, didukung dengan sifat kemandirian beliau yang telah tertanam

sejak kecil. Apalagi, sekurang-kurangnya, tercatat tiga perjalanan dagang beliau

yang sempat diberitakan pasca pernikahannya dengan Khadijah; ke Yaman, Najed,

dan Najran. Di samping melakukan perjalanan dagang ke kota-kota lain, beliau

terlibat urusan dagang selama musim haji, misalnya di pasar Ukaz dan Dzul

Majaz. Beliau pun sibuk mengurus perdagangan grosir di kota Makkah.

15

Page 19: Sukses Bisnis Rasulullah SAW
Page 20: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Pusat Perdagangan Arab Masa Jahiliyah

Pusat pusat perdagangan Arab pra Islam dan awal masa Islam yang sebagiannya

telah dikunjungi Muhammad Saw.

Pusat-Pusat Perdagangan Arab Masa Jahiliyah

16

Page 21: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Pusat Perdagangan Arab Masa Jahiliyah

Semasa Muhammad Saw berdagang, sudah terdapat pusat-pusat perdagangan

yang dikunjungi para pedagang dari arah timur dan selatan. Sebagai seorang

pedagang, besar kemungkinan beliau pun mendatangi pasar-pasar itu berulang

kali seperti halnya para pedagang Quraisy lain. Hal ini dilakukan demi

mengembangkan serta mempertahankan langganan dan mitra bisnis. Pusat-pusat

perdagangan Arab yang sudah ada sebelum kedatangan Islam itu antara lain;

Daumatul Jandal, Al-Mushaqqar (Bahrain al-Ahsa), Suhar (Oman), Daba (Oman),

Shihr atau Shihr Mahrah Bukit (di Uhud), Souq Aden (Yaman), Souq San‟a

(Yaman), Al-Rabiyah (Hadramaut), Ukaz (di Arafah), Zil Majaz, Mina, An-Natah

(di Khaibar), dan Al-Hijr (Al-Yamamah). Ketika di Madinah, Muhammad Saw

sendiri yang membangun pasar berorientasi syariat Islam. Pasar ini bukanlah

seperti pasar yang dikuasai orang-orang Yahudi seperti halnya Pasar Qainuqa'

dulu (Qardhawi : 1993).

Pasar tersebut langsung diawasi oleh Rasulullah. Beliau menertibkan segala

sesuatunya, mengurus, serta memberi bimbingan dan pengarahan kepada

masyarakat setempat. Tujuannya adalah supaya tidak ada lagi segala bentuk

transaksi yang menyimpang dari ajaran Islam seperti penipuan, pengurangan

timbangan, penimbunan, dan yang lainnya.

17

Page 22: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Perkembangan Karir Bisnis Muhammad SAW

Sumber: Antonio, Muhammad Syafii, Muhammad: the Super Leader Super Manager, ProLm &

Tazkia Publishing,2009, hal.

18

Page 23: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Perkembangan Karir Bisnis Muhammad SAW

Perjalanan karir Muhammad Saw di bidang perdagangan sebagaimana tertera

dalam tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pada usia 12 tahun, Muhammad Saw telah mengenal perdagangan yang dapat

diistilahkan dengan magang (internship). Hal ini terus dilakukan sampai usia 17

tahun ketika beliau telah mulai membuka usaha sendiri. Pada usia ini beliau sudah

menjadi seorang business manager. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika

pemilik modal Makkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada

Muhammad Saw beliau menjadi seorang investment manager.

Saat berusia 25 tahun dan menikah dengan Khadijah, Muhammad Saw tetap

mengelola perdagangannya sebagai mitra bisnis Khadijah. Dengan demikian

beliau termasuk sebagai business owner.

Menginjak usia 30-an, Muhammad Saw menjadi seorang investor dan mulai

memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini

Muhammad Saw sudah mencapai apa yang disebut sebagai kebebasan uang

(financial freedom)dan waktu. Sejak itulah beliau mulai sering menyendiri

(tahannuts) ke Gua Hira‟. Hal ini silakukan hingga mendapat wahyu pertama pada

usia 40 tahun. Periode baru dalam hidup Muhammad Saw sebagai seorang Nabi

dan Rasul dimulai.

19

Page 24: Sukses Bisnis Rasulullah SAW

Periode Kehidupan Muhammad SAW

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa masa kehidupan Muhammad Saw

meliputi empat periode seperti tertuang dalam tabel:

INBOX

Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad Saw semakin mengemuka seiring

dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam. Selain membangun kerangka

teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, juga dicari tokoh yang dapat

dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Nabi Muhammad

Saw merupakan figur yang tepat dijadikan sebagai teladan dalam bisnis dan

perilaku ekonomi. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan

tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau memberikan suri

tauladan dan model yang sukses karena telah mengalami sendiri menjadi seorang

pengelola bisnis atau wirausaha.

20

Page 25: Sukses Bisnis Rasulullah SAW