4
1 SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN 1. KelkeradalahmahasiswaFahutan IPB masuktahun 1965. Para penulissaatinipensiunan PNS yang bekerja di berbagaiprofesisepertiDosen, Widyaiswara, Peneliti, Birokrat, danSwasta. Umur kami rata-rata 69 tahunataulebih. 2. Dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, kami menyampaikan sumbangan pemikiran mengenai pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi para pihak khususnya Departemen LHK dalam menyiapkan kebijaksanaan dalam pengelolaan hutan. 3. Tahun 2015 selamamusimkemarau yang cukuppanjang, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan 1,7 juta Ha, titik api 111.692, 50 % hutan gambut terbakar hampir 2 bulan dengan asap tebal terjadi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Akibat asap tebal kerugian diperkirakan 182 trilyun rupiah, Emisi karbon 1.472 juta metrix ton (15-20% terhadap dunia). Langkah pemerintah dikerahkan untuk upaya pemadaman api, namun belum efektif, api dan dan asap masih saja terjadi. Langkah hokum dilakukan dengan menyeret perusahaan-perusahaan yang terindikasi membakar lahan hutan. Terdapat 3 perusahaan yang izinnyadicabutdan 7 dibekukan (Republika, Senin, Selasa, Rabu, tgl. 25, 26, 27 Oktober 2015). 4. Menurut pengamatan kami, terjadinya kebakaran hutan tersebut karena di lapangan tidak ada pengawasan dari pihak Pemerintah dan pencegahan/pengendalian oleh perusahaan yang mempersiapkan lahan untuk tanaman sawit. Tanaman sawit merupakan primadona sebagai sumber devisa dan lapangan kerja. Hampir seluruh hutan yang tidak ada penjaganya di lapangan menjadi sasaran para pengembang tanaman sawit. Sedangkan hutan-hutan yang masih dikelola HPH dan HTI, karena ada penjaganya di lapangan masih relative aman. 5. Para pekebun sawit dalam menyiapkan lapangan penanaman dilakukan dengan pembakaran. Cara ini paling murah untuk memusnahkan pohon, batang, ranting dan daun yang jumlahnya sangat besar. Dapat dibayangkan tanpa hujan maka jumlah asap yang dihasilkan dari pembakaran ini sulit diatasi. Hanya efektif apabila di daerah yang terbakar tersebut turun hujan. 6. Upaya pencegahanan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tersebut, cara yang Kelker usulkan adalah secara umum Pengelolaan Hutan dan Kebun Sawit intensifikasinya harus ditingkatkan. a. Tiap-tiap perusahaan hutan (HPH & HTI) dan Kebun Sawit harus mempunyai satuan pengamanan, pencegahan, pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan. Satuan kerja ini mobilitasnya tinggi, perondaan siang/malam, menyuluh masyarakat di sekitar, dan memadamkan api bersama masyarakat sekitar (pada saat api masih kecil), membuat tanda pelarangan pembakaran, membuang api sembarangan, dll. Satuan kerja ini harus di back up dengan tenaga personil dan sarana mobilitas yang memadai.

SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KBR

Citation preview

Page 1: SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER

1

SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN

1. KelkeradalahmahasiswaFahutan IPB masuktahun 1965. Para penulissaatinipensiunan PNS

yang bekerja di berbagaiprofesisepertiDosen, Widyaiswara, Peneliti, Birokrat, danSwasta.

Umur kami rata-rata 69 tahunataulebih.

2. Dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, kami menyampaikan sumbangan pemikiran

mengenai pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi

para pihak khususnya Departemen LHK dalam menyiapkan kebijaksanaan dalam pengelolaan

hutan.

3. Tahun 2015 selamamusimkemarau yang cukuppanjang, telah terjadi kebakaran hutan dan

lahan 1,7 juta Ha, titik api 111.692, 50 % hutan gambut terbakar hampir 2 bulan dengan asap

tebal terjadi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Barat. Akibat asap tebal kerugian diperkirakan 182 trilyun rupiah, Emisi karbon

1.472 juta metrix ton (15-20% terhadap dunia). Langkah pemerintah dikerahkan untuk upaya

pemadaman api, namun belum efektif, api dan dan asap masih saja terjadi. Langkah hokum

dilakukan dengan menyeret perusahaan-perusahaan yang terindikasi membakar lahan hutan.

Terdapat 3 perusahaan yang izinnyadicabutdan 7 dibekukan (Republika, Senin, Selasa, Rabu,

tgl. 25, 26, 27 Oktober 2015).

4. Menurut pengamatan kami, terjadinya kebakaran hutan tersebut karena di lapangan tidak ada

pengawasan dari pihak Pemerintah dan pencegahan/pengendalian oleh perusahaan yang

mempersiapkan lahan untuk tanaman sawit.

Tanaman sawit merupakan primadona sebagai sumber devisa dan lapangan kerja. Hampir

seluruh hutan yang tidak ada penjaganya di lapangan menjadi sasaran para pengembang

tanaman sawit. Sedangkan hutan-hutan yang masih dikelola HPH dan HTI, karena ada

penjaganya di lapangan masih relative aman.

5. Para pekebun sawit dalam menyiapkan lapangan penanaman dilakukan dengan pembakaran.

Cara ini paling murah untuk memusnahkan pohon, batang, ranting dan daun yang jumlahnya

sangat besar. Dapat dibayangkan tanpa hujan maka jumlah asap yang dihasilkan dari

pembakaran ini sulit diatasi. Hanya efektif apabila di daerah yang terbakar tersebut turun

hujan.

6. Upaya pencegahanan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tersebut, cara yang Kelker

usulkan adalah secara umum Pengelolaan Hutan dan Kebun Sawit intensifikasinya harus

ditingkatkan.

a. Tiap-tiap perusahaan hutan (HPH & HTI) dan Kebun Sawit harus mempunyai satuan

pengamanan, pencegahan, pengendalian dan penanggulangan kebakaran hutan. Satuan

kerja ini mobilitasnya tinggi, perondaan siang/malam, menyuluh masyarakat di sekitar, dan

memadamkan api bersama masyarakat sekitar (pada saat api masih kecil), membuat tanda

pelarangan pembakaran, membuang api sembarangan, dll. Satuan kerja ini harus di back

up dengan tenaga personil dan sarana mobilitas yang memadai.

Page 2: SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER

2

b. Bagi hutan-hutan yang tidak ada penjaganya atau bekas HPH yang tidak diperpanjang

perlu ditetapkan sebagai unit pengusahaan hutan produksi (adapenjaganya). Dengan

adanya pengelolaan hutan ex HPH ini, para perambah yang akan membuka kebun sawit

dapat dicegah,

Perlu ditawarkan ke swasta ex. HPH ini dengan management jumlah pohon yang bias

ditebang dan yang harus dipelihara (seperti buah rambutan, yang masak dimakan, yang

masih mentah dipelihara).Tidak dengan sistim sekarang yang memberlakukan cara

pendekatan luas (blok-blok tebangan), mengingat seluruh ex. areal HPH sudah ada akses

jalan angkutan.

c. Bagi HPH yang masih aktif, izin usahanya diperpanjang dan mereka diwajibkan

memperbaiki kualitas tegakan hutan. Misalnya dengan Multi System Silvikultur. Tanah-

tanah kosong ditanami, dan tegakan sisa dipelihara, dengan jangka waktu yang panjang,

sehingga perusahaan dapat menikmati hasilnya (dari pohon-pohon yang dipelihara dan

yang mereka tanam), yang penting hutan di lapangan ada yang menjaga. Jadi pola

pengaturan tiap HPH berbeda disesuaikan dengan kondisi yang bersangkutan.

d. Pada waktu pelepasan kawasan hutan untuk areal perkebunan perlu ada tambahan

ketentuan sebagai berikut :

1) Perusahaan wajib menyiapkan rencana pembukaan hutan untuk penyiapan lahan

tanaman sawit selama berapa tahun

2) Dalam rencana tahunan (yang berjalan) dijelaskan sebagai berikut :

a) Lokasi

b) Batas-batas lokasi

c) Isi hutan yang akan dijadikan lokasi tanaman berupa pohon, dll.

d) Perlakuan terhadap butir(c)tersebut tidak ada pembakaran. Setelah pohon ditebang

lalu dipotong menjadi sortimen Kayu Pertukangan (KP) dan Bahan Baku Serpih

(BBS). Kayu bulat untuk bangunan-bangunan base camp, shelter, pos jaga, dll.

BBS dapat dijadikan bahan baku arang,konservasi tanah/air, dan pagar batas

tanam. Ranting dan daun dijadikan pupuk organic dengan ditambah EM 4.

e) Dll yang diperlukan.

3) Rencana tahunan penyiapan lahan/pembukaan hutan tersebut, disyahkan oleh Pejabat

Kehutanan paling bawah KRPH, KBDH, dan KKPH.

Kegiatan penyiapan lahan/pembukaan hutan diawasi bersama oleh perusahaan

danPejabat Kehutanan tersebut (dipantau secara periodik).

7. Hutan Lindung

Pengelolaan HutanLindung saat ini di luar pulau Jawa oleh Gubernur. Kenyataannya di

lapangan menjadi sasaran pekebun-pekebun illegal. Sebab tidak ada petugas di lapangan

yang menjaga hutan. Dinas Kehutanan Propinsi adanya di Ibukota Propinsi. Diusulkan agar

dibentuk UPT Hutan Lindung oleh Dinas Kehutanan Propinsi yang lokasinya di lapangan

dilengkapi personal, sarana dan biaya kerja yang memadai.

Hutan Lindung di pulau Jawa cukup baik dikelola oleh Perum Perhutani dan telah banyak

lokasi-lokasi tertentu menjadi obyek wisata alam.

8. Hutan Konservasi

Pengelolaan Hutan Konservasi seperti TN, HW, dll cukup baik dan intensif ,tinggal

disempurnakan unit kerja setingkat resort dengan dicukupi personil, sarana kerja dan biaya

operasionalnya.

Page 3: SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER

3

9. Intensifikasi pengelolaan hutan Insya Allah akan dapat mengendalikan kebakaran hutan.

Memfokuskan kemampuan operasional di lapangan pastiakan menimbulkan secara drastic

alokasi dana, personal, dan sarana kerja yang selama ini terkumpul bagi pejabat-pejabat di

atasnya.

10. Pencegahanhukum

Aparat daerah (Babinsa, Koramil, dan desa) difasilitasi unit-unit pemantauan pembakaran

penggunaan lahan. Laporan itu dikompilasi oleh unit-unit keamanan tingkat kecamatan dan

tingkat kabupaten. Aparat inteligen tingkat lapangan diberi insentif dan disinsentif atas

pembakaran penggunaan lahan sawit. Penggunaan lahan sawit system bakar, penegakan

hukumnya dilakukan sesegera mungkin dengan hukuman yang keras dan dipublikasikan.

Aturan pembakaran lahan harus dicabut/dilarang bakar yang diberlakukan bagi semua pihak.

Pada kawasan yang sudah tidak berapi (terbakar) lagi, maka perlu ada perlakuan pembuatan

kanal tertutup yang berair sehingga kawasan sekitar tidak terbakar lagi.

Bogor, 7 November 2015

a.n KELKER

Enang Zaenal Abidin

Page 4: SUMBANGAN PEMIKIRAN KELKER

4

KEGIATAN PEMBUKAAN HUTAN

UNTUK PENYIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT

SAAT INI : YANG AKAN DATANG :

1. TebangPohon 1. TebangPohon

2. Bakar 2. PembagianBatang :

- KP

Akibat :AsapTebal - BBS

- Ranting + Daun

3. Kumpulkan

a. KP BahanBangunan&Jembatan

b. BBS Kayubakr, arang, pulp, pagar,

agel-agel.

4. Ranting + Daunditambah EM4 PupukOrganik

Akibat :Tidak Ada Asap

RENCANA TAHUNAN PEMBUKAAN HUTAN

UNTUK PENYIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT

1. Batas areal Land Clearing

2. Kegiatan Lapangan

a. Penebangan Pohon

b. Pembagian Batang Pohon :

- KP

- BBS

c. Pengumpulan :

- KP

- BBS

- Ranting/daun

3. Jadwal waktu (12 bulan)

4. Satuan Kerja

5. Peralatan

6. Dll

Dibuat oleh Perusahaan

Dicek oleh KRPH

Disyahkan oleh KBKPH/KKPH