Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB 3
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa pendekatan arsitektur
3.1.1. Studi aktivitas
a. Pengelompokan aktifitas
Pengelola (administrasi pusat)
tabel 3. 1 Kelompok kegiatan administrasi pusat
Sumber : analisis pribadi
No. Pelaku Aktifitas Kebutuhan
ruang Sifat
1. Kepala balai
pusat
Datang - pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off publik
Meletakan barang, bekerja, meneriman tamu
Ruang Kepala pusat
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
BAB/BAK toilet Servis
Istrirahat
Kantin Publik
Patry Servis
musholla Publik
2. Kepala bidang bagian umum
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang kepala bagian bidang umum
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
3. Bagian Tata
Usaha
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang Tata usaha
Privat
49
Foto copy Foto copy center
Servis
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
4. Bagian
tatalaksan dan Kepegawaian
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang tatalaksana dan kepegawaian
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
5. Bagian Humas
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang Humas Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet servis
6. Bagian
perencanaan & penganggaran
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang perencanaan & penganggaran
Privat
6. Bagian
perencanaan & penganggaran
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
7. Kepala bidang peningkatan kompetensi
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
50
Bekerja, menerima tamu
Ruang kepala bidang peningkatan kompetensi
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
8. Seksi program
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang bidang peningkatan kompetensi
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
9. Seksi evaluasi dan pelaporan
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang bidang peningkatan komptensi
Privat
Foto copy Foto copy center
Servis
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
10. Seksi bidang
pengembangan & pemberdayaan
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu
Ruang pengembangan dan pemberdayaan
Privat
Foto copy Foto copy center
Servis
Rapat Ruang rapat Privat
51
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
11. Seksi bidang informasi dan pendaftaran
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang informasi dan pendaftaran
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
tabel 3. 2 Kelompok Kegiatan Jabatan Pelatihan Sumber : Analisa pribadi
No. Pelaku Aktifitas Kebutuhan
ruang Sifat
1.
Kepala
penyelenggaran
pelatihan
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang kepala peyelenggaraan pelatihan
Privat
2.
Kepala
penyelenggaran
pelatihan
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
3. Sekretaris
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang Jabatan pelatihan
Privat
Foto copy Foto copy center
Servis
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
52
3. Bendahara
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang Jabatan pelatihan
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
4. Koordinator
pelatihan
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang kepala bagian bidang umum
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
5. Koordinator uji
kompetensi
Datang – pulang (parkir kendaraan)
Parkir pengelola Semi privat
Datang – pulang (antar jemput)
Area drop-off Publik
Bekerja, menerima tamu Ruang Jabatan pelatihan
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Istirahat
Kantin Publik
Pantry Servis
Musholla Publik
BAB / BAK Toilet Servis
53
tabel 3. 3 Kelompok Kegiatan Staff Operasional Sumber : Analisa pribadi
No. Pelaku Aktifitas Kebutuhan
ruang Sifat
1. Toolman
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Bekerja Ruang staff Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Mengecek peralatan
praktek Gudang Servis
Mendistribusikan bahan
dan atau peralatan
praktek
Ruang
workshop
Semi
publik
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat
Pantry Servis
Kantin Publik
musholla Publik
2. Sapras
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Bekerja Ruang staff Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Mengecek sarana
prasarana pealtihan Gudang Servis
Mengecek sarana
prasarana pealtihan
Workshop Semi
Publik
Ruang teori Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat
Pantry Servis
Kantin Publik
musholla Publik
3. Ketua workshop
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Bekerja Ruang staff Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Maintanance sarana
prasarana workshop Workshop
Semi
publik
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat
Pantry Servis
Kantin Publik
musholla Publik
54
4. Teknisi / ME
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Bekerja, maintance ME
bangunan Ruang ME Servis
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat
Pantry Servis
Kantin Publik
musholla Publik
5. OB / Cleaning
Service
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Bekerja, bersih – bersih
bangunan Ruang OB Servis
Meletakan alat – alat
kebersihan Janitor Servis
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat
Pantry Servis
Kantin Publik
musholla Publik
6. Security /
keamaan
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir pengelola
Semi
publik
Berkeliling komplek BLKI,
menjaga keamanan di
beberapa titik
Pos jaga Servis
Mengawasi monitor
CCTV Ruang CCTV Servis
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat Kantin Publik
musholla Publik
tabel 3. 4 Kelompok Kegiatan Insttruktur, Peserta pelatihan dan tamu Sumber : Analisa pribadi
No. Pelaku Aktifitas Kebutuhan
ruang Sifat
1. Instruktur pelatihan
Datang – pulang
(parkir kendaraan)
Parkir
pengelola
Semi
publik
Bekerja, menerima
tamu
Ruang
instruktur Privat
Melatih Workshop Semi
Publik
55
Mengajar Ruang teori Privat
Foto copy Foto copy
center
Servis
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat Kantin Publik
musholla Publik
2. Peserta pelatihan
Datang – pulang
(parkir kendaraan)
Parkir peserta
pelatihan
Publik
Mendaftar Kios 3 in 1 Publik
Seleksi peserta
pelatihan
Kelas uji
kompetensi
Privat
Pelatihan kerja Workshop Semi
publik
Menerima teori
peatihan
Ruang teori Privat
Olah raga Lapangan Olah
raga
Publik
Bersantai Taman/Sitting
group
Publik
Makan siang Ruang makan Servis
Istirahat Kantin Publik
Musholla Servis
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat (tidur) bagi
yang menginap Asrama Privat
Mendapatkan Sertifikat Kios 3 in 1 Publik
3.
Tamu ( sekelompok
pegawai sebuah
perusahaan/industri)
Datang – pulang (parkir
kendaraan) Parkir tamu Privat
Datang – pulang (antar
jemput) Area dop - off Publik
Pelatihan kerja Workshop Semi
publik
Menerima teori
pelatihan Ruang teori Privat
Olah raga Lapangan Olah
raga Publik
Bersantai Taman/Sitting
group Publik
Makan siang Ruang makan Servis
Istirahat Kantin Publik
Musholla Servis
56
BAB / BAK Toilet Servis
Istirahat (tidur) bagi
yang menginap Asrama Privat
Mendapatkan Sertifikat Kios 3 in 1 Publik
4.
Tamu VIP (Pejabat
perusahaan,
gubernur,
kementrian dll)
Datang – pulang
(Parkir kendaraan) Parkir Tamu Privat
Datang – pulang (antar
jemput) Area drop-off Publik
Mencari informasi Ruang
Resepsionis Publik
Menunggu Lobby Publik
Merekrut calon tenaga
kerja Kios 3 in 1 Publik
Berkunjung R. kepala
bagian umum Privat
57
PULANG
DATANG
DROP OFF
/ DROP IN
PARKIR
BEKERJA
ISTIRAHAT
FOTO COPY
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
KEPALA PUSAT BLKI Bertanggung jawab atas
semua kegiatan di BLKI
KEPALA BIDANG
BAGIAN UMUM
Bertanggung jawab atas
kegiatan administrasi
eseluruhan
TATA USAHA Mengelola urusan rumah
tangga.
TATALAKSANA DAN
KEPEGAWAIAN
Pengelolaan administrasi
kepegawaian
HUMAS Melaksanakan kegiatan
Hubungan Masyarakat
PERENCANAAN &
PENGANGGARAN
Mengelola keuangan &
laporan terhadap BLKI
KEPALA BIDANG
PENINGKATAN
KOMPETENSI
Perancangan peningkatan
kompetensi peserta
pelatihan
SEKSI PROGRAM Merancang program
peningkatan kompetensi
EVALUASI &
PELAPORAN
Perancangan sistem
evaluasi dan monitoring
PENGEMBANGAN
& PEMBERDAYAAN
Mengelola administrasi
pengembangan &
pemberdayaan Sumber
Daya pelatihan
INFORMASI &
PENDAFTARAN
Pendaftaran dan seleksi
calon peserta pelatihan
Pola Kegiatan Pengelola (administrasi pusat)
b. Pola kegiatan
Gambar 3.1. Bagan pola kegiatan pengelola (administrasi pusata) Sumber : analisa pribadi
gambar 3. 1 Bagan pola kegiatan pengelola Sumber : analisis pribadi
58
Pola Kegiatan Pengelola (jabatan pelatihan)
PULANG
DATANG
DROP OFF
/ DROP IN
PARKIR
BEKERJA
ISTIRAHAT
FOTO COPY
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
KEPALA PENYELENGGARA
PELATIHAN
Bertanggung jawab pada
kegiatan disetiap jurusan.
SEKRETARIS
Mengelola administrasi
kegitan pelatihan dan
dokumentasi
BENDAHARA Mengelola administrasi
keuangan kegiatan
pelatihan.
KORDINATOR
PELATIHAN
Merencanakan kegiatan
dan jadwal pelatihan.
KOORDINATOR UJI
KOMPETENSI
Melaksanakan kegiatan
uji kompetensi,
menyiapkan bahan dan
materi uji kompetensi
gambar 3. 2 Bagan pola kegiatan pengelola (jabatan pelatihan)
Sumber : analisa pribadi
59
Pola Kegiatan Pengelola (Staff operasional)
TOOLMAN Melayani permintaan da
penyediaan peralatan
praktek pelatihan
SAPRAS
Merencanakan dan
melaksanakan kegiatan
pengembangan sarana
prasarana di workshop
KETUA WORKSHOP Melakukan perawatan
perawatan peralatan
workshop
OB / CLEANING
SERVIS
Melakukan maintanance
kebersihan gedung.
TEKNISI & ME
Melaksanakan
maintanance ME
bangunan
KEAMANAN/ SECURITY
Merencanakan dan
melaksanakan keamanan
komplek BLKI
PULANG
DATANG
PARKIR
BEKERJA
ISTIRAHAT
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
gambar 3. 3 Bagan pola kegiatan pengelola (staff operasional)
Sumber : analisa pribadi
60
Pola Kegiatan Instruktur pelatihan
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
WORKSHOP
TEORI
PULANG
DATANG
DROP OFF
/ DROP IN
PARKIR
MELATIH PESERTA
PELATIHAN
ISTIRAHAT
KEGIATAN
BERSAMA
FOTOCOPY
OLAH
RAGA
FSANTAI DI
TAMAN
gambar 3. 4 Bagan pola kegiatan instruktur pelatihan
Sumber : analisa pribadi
61
Pola Kegiatan Peserta pelatihan
PULANG
TINGGAL DI
ASRAMA
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
WORKSHOP
TEORI
DATANG
DROP OFF
/ DROP IN
PARKIR
KEGIATAN
PELATIHAN
ISTIRAHAT
KEGIATAN
BERSAMA
OLAH
RAGA
SANTAI DI
TAMAN
Peserta pelatihan yang menginap di asrama
Pola Kegiatan Tamu
IBADAH
MAKAN.
MINUM
BAB / /BAK
PULANG
DATANG DROP OFF / DROP IN
PARKIR
KUNJUNGAN
gambar 3. 5 Bagan pola kegiatan peserta pelatihan
Sumber : analisa pribadi
gambar 3. 6 Bagan pola kegiatan tamu
Sumber : Analisa pribadi
62
c. Perhitungan Jumlah Pelaku
Karyawan dan staff
tabel 3. 5 Jumlah karyawan Sumber : Analisa pribadi
PENGELOLA (ADMINISTRASI PUSAT) JUMLAH
Kepala balai pusat 1
Kepala bidang bagian umum 1
Sub. bagian tata usaha 6
Sub bagian Humas 6
sub bagian tatalaksana dan kepegawaian 6
sub bagian perencanaan dan penganggaran 6
Kepala bidang peningkatan kompetensi 1
seksi program 6
seksi evaluasi dan pelaporan 6
seksi bidang pengembangan & pemberdayaan 6
seksi pemasaran dan informasi 4
JABATAN PELATIHAN JUMLAH
Kepala bidang penyelenggaran pelatihan tekstil - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Intrukstur tekstil
1 2 1 1 1 6
Kepala bidang penyelenggaran pelatihan perkayuan - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Instruktur perkayuan
1 2 1 1 1 2
Kepala bidang penyelenggaran industri kreatif - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Instruktur
1 2 1 1 1 2
Kepala bidang penyelenggaran pelatihan manufaktur - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Instruktur
1 2 1 1 1 3
63
Kepala bidang penyelenggaran pelatihan Informasi & komunikasi - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Instruktur
1 2 1 1 1 6
Kepala bidang penyelenggaran pelatihan pengelasan - Sekretaris - Bendahara - Koordinator pelatihan - Koordinator uji kompetensi - Instruktur
1
2 1 1 1 3
STAFF OPERASIONAL JUMLAH
Toolman 12
Sapras & MR 6
Ketua workshop 6
OB / Cleaning Service 16
Teknisi & ME 6 Keamanan/ Security 10
STAFF PENUNJANG JUMLAH
Resepsionist 2
Kantin 3
Dapur 4
Foto copy center 2
JUMLAH TOTAL 172
Orang
Peserta pelatihan
Kapasitas peserta pelatihan yang akan ditampung oleh
BLKI Kabupeten semarang ini dihitung berdasarkan pencari
kerja dibidang tersebut yang berdomisili dari Jawa Tengah.
1. Jurusan tekstil tabel 3. 6 Jumlah tenaga kerja dalam bidang tekstil (nasional) Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 77.750 78.707 85.561 94.051 97.957
64
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri tekstil terus mengalami peningkatan rata – rata 4.250
orang pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup nasional
tersebut dikali dengan presentase perbandingan jumlah tenaga
kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja di Indonesia.
tabel 3. 7 Jumlah tenaga kerja di Indonesia menurut provinsi Sumber : Bada Pusat Statistik Nasional
Dari data diatas didapat rata – rata presentase jumlah
pekerja di Jawa Tengah dengan jumlah pekerja di Indonesia
adalah 14,4%. Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari
jumlah pekerja bidang industri tekstil yang dibutuhkan di Jawa
Tengah tiap tahunnya adalah :
Pekerja industri tekstil (nasional) x presentase jateng = jumlah peserta pelatihan
4.250 x 14,4% = 576 (dalam setahun)
576 : 12 (bulan dalam stahun) = 48
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan kapasitas
jumlah peserta pelatihan adalah 48 orang dalam satu
periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 3 sub kejuruan
dengan kapasitas setiap kelasnya 16 orang. Dan 30 peserta
pelatihan penyandang disabilitas dengan, yang dibagi menjadi
3 sub kejuruan dengan kapasitas setiap kelasnya 10 Orang.
2010 2011 2012 2013 2014
Jawa Tengah 321.592 301.217 669.744 169.827 208.946
Indonesia 2.487.677 728.440 1.299.377 1.051.944 1.295.149
Presentase
perbandingan 8 % 12% 20% 16% 16%
65
2. Jurusan manufaktur
tabel 3. 8 Jumlah tenaga kerja dalam bidang manufaktur (nasional) Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri manufaktur terus mengalami peningkatan rata – rata
7.130 orang pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup
nasional tersebut dikali dengan presentase perbandingan
jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja di
Indonesia, yang diperhitungan sebelumnya telah didapat yaitu
14,4%. Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari jumlah
pekerja bidang industri manufaktur yang dibutuhkan di Jawa
Tengah tiap tahunnya adalah :
Pekerja industri manufaktur x presentase jateng = jumlah peserta pelatihan
7.130 x 14,4% = 1.134 (dalam setahun)
1.134 : 12 (bulan dalam stahun) = 95,5 (dibulatkan 96)
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan
kapasitas jumlah peserta pelatihan adalah 96 orang dalam
satu periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 3 sub
kejuruan dengan kapsitas setiap kelasnya 16 orang.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 13.799 25.826 35.083 39.128 47.950
66
3. Jurusan Perkayuan
tabel 3. 9 Jumlah tenaga kerja dalam bidang perkayuan (nasional) Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri perkayuan mengalami peningkatan rata – rata 5.980
orang pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup nasional
tersebut dikali dengan presentase perbandingan jumlah
tenaga kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja di
Indonesia, yang diperhitungan sebelumnya telah didapat yaitu
14,4%. Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari jumlah
pekerja bidang industri perkayuan yang dibutuhkan di Jawa
Tengah tiap tahunnya adalah :
Pekerja industri perkayuan) x presentase jateng = jumlah peserta pelatihan
5.980 x 14,4% = 816 (dalam setahun)
816 : 12 (bulan dalam stahun) = 64
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan
kapasitas jumlah peserta pelatihan adalah 64 orang dalam
satu periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 2 sub
kejuruan dengan kapsitas setiap kelasnya 16 orang.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 144.251 141.362 127.127 133.868 157031
67
4. Jurusan pengelasan
Tabel 3. 10 Jumlah tenaga kerja dalam bidang pengelasan Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri pengelasan mengalami peningkatan rata – rata 4.151
orang pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup
nasional tersebut dikali dengan presentase perbandingan
jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja
di Indonesia, yang diperhitungan sebelumnya telah didapat
yaitu 14,4%. Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari
jumlah pekerja bidang industri pengelasan yang dibutuhkan
di Jawa Tengah tiap tahunnya adalah :
Pekerja industri pengelasan x presentase jateng = jumlah peserta pelatihan
4.151 x 14,4% = 598 (dalam setahun)
598 : 12 (bulan dalam stahun) = 48,13 (dibulatkan 48)
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan kapasitas
jumlah peserta pelatihan adalah 48 orang dalam satu
periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 3 sub kejuruan
dengan kapsitas setiap kelasnya 16 orang.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 12.310 10.828 12.222 12.934 14.461
68
5. Jurusan informasi & komunikasi
Tabel 3. 11 Jumlah tenaga kerja dalam bidang TIK (nasional) Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri informasi & komunikasi terus mengalami peningkatan
rata – rata 4.926 orang pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup
nasional tersebut dikali dengan presentase perbandingan
jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja di
Indonesia, yang diperhitungan sebelumnya telah didapat yaitu
14,4%. Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari jumlah
pekerja bidang industri komunikasi & informasi dengan
industri yang dibutuhkan di Jawa Tengah tiap tahunnya
adalah :
Pekerja industri TIK x presentase jateng = Jumlah peserta pelatihan
4.926 x 14,4% = 710 (dalam setahun)
710 : 12 (bulan dalam stahun) = 59,19 (dibulatkan 60)
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan
kapasitas jumlah peserta pelatihan adalah 60 orang dalam
satu periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 3 sub
kejuruan dengan kapsitas setiap kelasnya 20 orang. Dan 30
peserta pelatihan penyandang disabilitas dengan, yang
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 15.731 14.399 26.028 36.821 39.027
69
dibagi menjadi 3 sub kejuruan dengan kpasitas setiap
kelasnya 10 Orang.
6. Jurusan industri kreatif
Tabel 3. 12 Jumlah tenaga kerja dalam bidang industri kreatif Sumber : Kementrian perindustrian (kemenperin.go.id)
Dari tabel tersebut didapat bahwa pekerja di sektor
industri kreatif mengalami peningkatan rata – rata 5.085 orang
pekerja baru.
Selanjutnya dari data yang masih dalam lingkup nasional
tersebut dikali dengan presentase perbandingan jumlah tenaga
kerja di Jawa Tengah dengan tenaga kerja di Indonesia, yang
diperhitungan sebelumnya telah didapat yaitu 14,4%.
Kemudian dari hasil yang telah didapat dicari jumlah pekerja
bidang industri kreatif yang dibutuhkan di Jawa Tengah tiap
tahunnya adalah :
Pekerja industri keatif x presentase jateng = jumlah peserta pelatihan
5.085 x 14,4% = 732 (dalam setahun)
732 : 12 (bulan dalam stahun) = 61 (dibulatkan 64)
Maka dari hasil perhitungan diatas didapatkan
kapasitas jumlah peserta pelatihan adalah 64 orang dalam
satu periode pelatihan, yang akan dibagi dalam 2 sub
kejuruan dengan kapsitas setiap kelasnya 16 orang.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah
pekerja 57.200 57.419 76.115 80.511 82.355
70
Jadi jumlah keseluruhan peserta pelatihan yang dapat
ditampung pada balai pelatihan kerja industri ini selama satu
periode pelatihan adalah :
Tabel 3. 13 jumlah kapasitas peserta BLKI Sumber : analisa pribadi
d. Jadwal kegiatan
Tabel 3. 14 Jadwal pelayanan BLKI Sumber : analisa pribadi
Senin – Kamis
Jam Kerja 08.00 – 16.00
Istirahat 12.00 – 13.00
Jumat – Sabtu
Jam kerja 08.00 – 15.00
Istirahat 12.00 – 13.00
Tabel 3. 15 Jadwal pelayanan dan pelatihan Sumber : analisa pribadi dan hasil survey
Pelaku Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Administrasi pusat
08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Jabatan pelatihan
08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Instruktur 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Peserta pelatihan
08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Servis 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Tamu 10.00 – 15.00 10.00 – 15.00 10.00 – 15.00 10.00 – 15.00 10.00 – 15.00 10.00 – 15.00
ISTIRAHAT 12.00 – 13.00
Jurusan Tekstil manufaktur perkayuan pengelasan TIK Industri kreatif
Kapasitas 78 96 64 48 90 64
Jumlah 440 orang
71
Jangka waktu pelatihan yang ada di BLKI ini mngacu pada
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sudah
diatur oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Tabel 3. 16 Jumlah jam pelajaran masing – masing paket pelatihan Sumber : analisa pribadi, SKKNI BNSP
Program keahian Jumlah
peserta
Jumlah
kelas
Total jam
pelajaran
Tekstil
Menjahit 16 1 240 JP
Bordir 16 1 240 JP
Fashion design 16 1 240 JP
Manufaktur
Operator mesin bubut 16 2 240 JP
Operator mesin frais 16 2 240 JP
Operator mesin produksi 16 2 240 JP
Perkayuan
Furnitur 16 2 240 JP
Operator mesin kayu 16 2 240 JP
Pengelasan
Las karbit 16 1 240 JP
Las listrik 16 1 240 JP
Las OAW 16 1 240 JP
Informasi dan komuniasi
Operator computer 20 1 240 JP
Autocad 20 1 240 JP
Informatika & pemrograman 20 1 240 JP
Industri kreatif
Anyaman bambu 16 2 240 JP
Pemanfaatan limbah kayu 16 2 240 JP
Masing – masing paket pelatihan membutuhkan waktu
sebanyak 240 JP (Jam Pelajaran) dimana satu jam pelajarannya
memiiki durasi 45 menit. Dalam satu hari jangka waktu pelatihan
adalah 8 jam pelajaran (ditinju dari proyek sejenis). Sehingga untuk
memenuhi total 240 JP untuk memenuhi jangka waktu pelatihan,
maka diperlukan :
72
Dalam 1 hari = 8 Jam Pelajaran 240 JP / 8 JP = 30 Hari = 4 minggu ( senin – sabtu) = 1 bulan
Jadi untuk memenuhi satu kompetensi pelatihan dibutuhan
periode waktu 1 bulan. Dimana setiap bulan selalu dibuka periode
pelatihan baru.
3.1.2 Studi fasilitas
a. Pengelompokkan ruang dan sifat
Tabel 3. 17 Pengelompokkan ruang dan sifat Sumber : Analisa pribadi
Fasilitas pengelola (administrasi pusat)
RUANG SIFAT LETAK
Ruang kepala balai pusat
Privat Indoor
Ruag Kepala bidang bagian umum
Ruang bagian tata usaha
Ruang bagian tatalaksana
Ruang bagian perencanaan dan penganggaran
Ruang bagian Humas
Ruang kepala bidang peningkatan kompetensi
Ruang seksi program
Ruang seksi evluasi dan pelaporan
Ruang kepala seksi pemasaran dan informasi
Ruang kepala bidang penyelenggaraan pelatihan
Kantor pendaftaran bursa kerja (3in1) publik
Pendaftaran Seleksi (ujian bakat minat)
Pengumuman penerimaan
peserta pelatihan Mulai pelatihan
2 minggu 3 hari
(minggu ke 3) Minggu ke 4
Mulai pendaftaran baru
Gambar 3. 7 Bagan pembukaan periode pelatihan Sumber : survey proyek sejenis
73
Fasilitas Jabatan pelatihan
Ruang kepala penyelenggara pelatihan
Privat Indoor
Ruang sekretaris
Ruang bendahara
Ruang koordinator pelatihan
Ruang koordinator uji kompetensi
Ruang instruktur
Fasilitas utama
Workshop teknik tekstil
Privat Indoor
Workshop teknik tekstil untuk penyandang disabilitas
Workshop teknik Pengelasan
Workhop teknik manufaktur
Workshop informasi dan komunikasi
Workshop informasi dan komunikasi untuk penyandang disabilitas
Workhop teknik perkayuan
Workshop industri kreatif
Ruang teori
Fasilitas penunjang
R. rapat Privat
Lobby Publik
Foto copy center Publik
Kantin Publik Indoor
,Outdoor
R. makan Semi publik
Indoor
Asrama peserta pelatihan Privat Indoor
Lapangan badminton
Publik Outdoor Lapangan futsal
Lapangan basket
Sitting group
toilet
Servis
Indoor
Musholla
R. masak / dapur
Janitor
R. CCTV
Pos jaga Outdoor
R.ME
Indoor R. pompa
R.genzet
Gudang peralatan workshop
Parkir mobil dan motor peserta Publik Outdoor
Parkir mobil dan motor pengelola privat
74
b. Persyaratan ruang
Tabel 3. 18 persyaratan ruang Sumber : analisa pribadi
No. Nama Ruang
Persyaratan Ruang
Akustik Penghawaan Pencahayaan Keamanan Kesehatan
Stabil tenang Alami buatan Alami buatan Keba karan
Kecela kaan
Kimiawi Kelemba
ban
1. Ruang kepala balai pusat ● ● ● ● ● ● ●
2 Ruag Kepala bidang bagian umum ● ● ● ● ● ● ●
3 Ruang bagian tata usaha ● ● ● ● ● ● ●
4 Ruang bagian tatalaksana ● ● ● ● ● ● ●
5 Ruang bagian perencanaan dan penganggaran
● ● ● ● ● ●
●
6 Ruang bagian Humas ● ● ● ● ● ● ●
7 Ruang kepala bidang peningkatan kompetensi
● ● ● ● ● ●
●
8 Ruang bidang peningkatan kompetensi
● ● ● ● ● ●
●
9 Ruang kepala seksi pemasaran dan informasi
● ● ● ● ● ●
●
10 Ruang kepala bidang penyelenggaraan pelatihan
● ● ● ● ● ●
●
11 Ruang kepala penyelenggara pelatihan
● ● ● ● ● ●
●
12 Ruang sekretaris ● ● ● ● ● ● ●
13 Ruang bendahara ● ● ● ● ● ● ●
14 Ruang koordinator pelatihan ● ● ● ● ● ● ●
15 Ruang koordinator uji kompetensi ● ● ● ● ● ● ●
75
No. Nama Ruang
Persyaratan Ruang
Akustik Penghawaan Pencahayaan Keamanan Kesehatan
Stabil Tenang Alami buatan Alami buatan Keba karan
Kecela kaan
Kimiawi Kelemba
ban
16 Workshop teknik tekstil ● ● ● ● ● ● ● ● ●
17 Workshop teknik tekstil untuk penyandang disabilitas
● ● ● ● ● ● ● ● ●
18 Workshop teknik Pengelasan ● ● ● ● ● ● ● ● ●
19 Workhop teknik manufaktur ● ● ● ● ● ● ● ● ●
20 Workshop informasi dan komunikasi
● ● ● ● ● ● ● ●
21 Workhop teknik perkayuan ● ● ● ● ● ● ● ● ●
22 Workshop industri kreatif ● ● ● ● ● ● ● ● ●
23 Worksop industri kreatif untuk penyandang disabilitas
● ● ● ● ● ● ● ● ●
24 Ruang teori ● ● ● ● ● ● ● ●
25 Ruang instruktur ● ● ● ● ● ● ● ●
27 Kantor pendaftaran dan bursa kerja (kios 3in 1)
● ● ● ● ● ●
●
39 R. rapat ● ● ● ● ● ● ●
30 Foto copy center ● ● ● ● ● ● ●
31 Kantin ● ● ● ● ● ● ●
32 R. makan ● ● ● ● ● ●
33 Asrama peserta pelatihan ● ● ● ● ● ● ●
35 Lapangan badminton ● ● ●
36 Lapangan futsal ● ● ●
37 Lapangan basket ● ● ●
76
No. Nama Ruang
Persyaratan Ruang
Akustik Penghawaan Pencahayaan Keamanan Kesehatan
Stabil Tenang Alami buatan Alami buatan Keba karan
Kecela kaan
Kimiawi Kelemba
ban
38 Sitting group ● ● ●
39 toilet ● ● ● ●
40 Musholla ● ● ● ● ● ●
41 R. masak / dapur ● ● ● ● ● ●
42 Janitor ● ● ●
43 R. CCTV ● ● ● ● ● ●
44 Pos jaga ● ● ● ● ● ●
45 R.ME ● ● ● ● ● ●
46 R. pompa ● ● ● ●
47 R.genzet ● ● ● ● ●
48 Gudang peralatan workshop ● ● ● ● ● ●
49 Parkir mobil dan motor peserta ● ● ● ●
51 Parkir mobil dan motor pengelola ● ● ● ●
77
c. Pola hubungan ruang
Drop off
Entrance
Parkir pengelola
R. pengelola
administrasi pusat
Kantor 3 in 1
R. pengelola
jabatan pelatihan
Asrama peserta
pelatihan
Workshop tekstil
Workshop TIK
Pengelola (administrasi
pusat)
Fasilitas utama
Fasilitas penunjang
Pola hub. Ruang privat
Gambar 3. 8 Pola hubungan ruang privat Sumber : analisa pribadi
Workshop Industri
kreatif
Ruang Teori
Workshop perkayuan
Workshop pengelasan
Workshop
manufaktur
Ruang Teori
78
Pola hub. Ruang public dan semi publik
Drop off
Entrance
Parkir peserta
Kantin
Foto copy center
Taman
Lapangan basket
Lapangan volly
Lobby
Lapangan futsal
R. makan
Gambar 3. 9 Pola hubungan ruang publik dan semi publik Sumber : analisa pribadi
79
Pola hub. Ruang servis
Pengelola (administrasi
pusat)
Drop off
Entrance Pantry
Toilet
Pos jaga
Ruang CCTV
Ruang OB
Ruang ME
Gudang
Ruang Genzet
Ruang pompa
Musholla
Janitor
Ruang
masak/dapur
Gambar 3. 10 Pola hubungan ruang privat Sumber : analisa pribadi
80
d. Studi ruang khusus
Dalam studi ruang khusus yang dibahas adalah workshop yang
merupakan fasilitas utama pada BLKI, karena banyak yang perlu
diperhatikan dalam workshop terutama tentang sarana/alat – alat
pelatihan yang memiliki dimensi yang besar dan memerlukan
perhitungan sirkulasi yang sesuai untuk menciptakan kenyamanan
spatial, berikut workshop – workshop yang ada di BLKI ini :
1. Workshop tekstil
Persyaratan umum yang harus dipenuhi :
Pencahayaan
Menurut standar dari KEPMENKES RI. No.
1405/MENKES/SK/XI/02 pekerjaan tekstil (pemilihan warna,
pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus)
masuk dalam jenis kegiatan pekerjaan halus yang
membutuhkan tingkat pencahayaan minimal 1000 lux.
Pada workshop menjahit terdapat beberapa ruang
yang dilakukan studi ruang studi khusus yaitu ruang menjahit,
ruang bordir, dan ruang fashion desain, dan ruang teori untuk
disabilitas.
Gambar 3. 11 pola pencahayaan ruang workshop
Sumber : Data arsitek jilid 1
81
a. Ruang menjahit
Perabot
Mesin fusing
Dimensi 1,2m x 0,8m = 0.96 m2 Jumlah 4 unit
Meja potong
Dimensi 2m x 1,2m = 2,4 m2 Jumlah 4 uniT
Mesin obras
Dimensi 0,8m x o,6m = 0,48 m2 Jumlah 4 unit
Mesin jahit industri
Dimensi 0,8m x o,6m = 0,48 m2 Jumlah 4 unit
Mesin jahit lubang kancing
Dimensi 0,8m x o,6m = 0,48 m2 Jumlah 4 unit
Gambar3.5 Mesin obras Sumber : argamesinlengkap.blogspot.co.id
Gambar 3.6 Mesin jahit industri Sumber : www.krafezeeonline.com
Gambar3.7 Mesin jahit lubang kancing
Sumber : tokotigamesinjahit.com
Gambar 3. 12. mesin fusing Sumber :indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 13 meja potong Sumber : indonesian.alibaba.com
82
Mesin jahit rantai
/
Dimensi 0,8m x o,6m = 0,48 m2 Jumlah 4 unit
Rak
Dimensi 0,5m x 1,5m = 0,75 m2 Jumlah 4 unit
Lemari
Dimensi 0,5m x 1m = 0,5 m2 Jumlah 2 unit
Gambar 3. 17 Mesin jahit rantai Sumber : www.jahitku.com
Gambar 3. 18 Rak Sumber :www.rajarminimarket.com
Gambar 3. 19 Lemari
Sumber : alatkantordainichi.com
Gambar 3. 20 Tata Ruang menjahit Sumber : dokumen pribadi
83
Penataan ruang menjahit berdasarkan proses pelatihan, yang
diawali dengan memotong bahan, pelatihan menjahit, dan menggunakan
mesin fusing untuk merekatkan komponen – komponen kecil pada
pakaian. Rak untuk menyimpan gulungan kain diletakan didepan dekat
dengan meja potong, sedangkan lemari tempat menyimpang peralatan
menjahit terletak dibelakang dekat mesin – mesin jahit
Sirkulasi pada ruang menjahit untuk disabilitas
memperhatikan jarak sirkulasi yang dibutuhkan oleh penyandang
disabilitas yang menggunakan kusri roda ataupun tongkat.
Gambar 3. 21 Tata Ruang menjahit untuk disabilitas
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3. 22 jarak min. sirkulasi pengguna tongkat & kursi roda Sumber : Time saver standards for building type
84
b. Ruang bordir
Mesin bordir manual
Dimensi 0,9m x 0,6m = 0,54 m2 Jumlah 8 unit
Mesin bordir komputer
Dimensi 0,9m x 0,6m = 0,54 m2 Jumlah 8 unit
Rak
Dimensi 0,5m x 1,5m = 0,75 m2 Jumlah 2 unit
Gambar 3.10 Mesin bordir manual Sumber :centralkharis.wordpress.com
Gambar3.11 Mesin bordir komputer Sumber : www.mesinbordirkomputer.com
Gambar 3.12 Rak Sumber :www.rajarminimarket.com
Gambar 3. 23 Space min. yang diperlukan Sumber : Time saver standards for building type
Gambar 3. 24 jarak min. sirkulasi Sumber : Time saver standards for building type
85
Lemari
Dimensi 0,5m x 1m = 0,5 m2 Jumlah
2 unit
c. Ruang Fashion Desain
Meja gambar
Dimensi 0,6m x 0.8m = 0,48 m2 Jumlah 16 unit
Mesin jahit industri
Dimensi 0,8m x o,6m = 0,48 m2 Jumlah 16 unit
Meja pola
Dimensi 1m x 2m = 2 m2 Jumlah 8 unit
Boneka model
Dimensi 0,6m x 0,6m = 0,36 m2 Jumlah 16 unit
Rak
Dimensi 0,5m x 1,5m = 0,75 m2 Jumlah 3 unit
Gambar3.13 Meja pola Sumber : happyhomesewing.blogspot.co.id
Gambar3.14 Boneka model/manekin Sumber : www.wyposazsklep.pl
Gambar3.15 Rak Sumber : www.rajarminimarket.com
Gambar 3. 28 Lemari Sumber : alatkantordainichi.com
Gambar 3. 29 meja gambar Sumber : www.klikoffice.co.id
Gambar 3. 30 Mesin jahit industri Sumber : www.krafezeeonline.com
86
Penghawaan
Temperatur ruangan 24 – 27oC pada musim panas dan
21 – 24oC pada musim dingin (hujan) dengan kelembaban
relatif 50 – 60 % menggunakan sistem penghawaan yang
bekerja dengan baik untuk pergantian udara dengan
penghawaan alami dibantu dengan penghawaan buatan
(kipas).
Keamanan
Dilengkapi dengan alat penanggulangan kebakaran,
berupa tabung apar dengan bahan pemadaman yang
diperbolehkan digunakan diarea tekstil yaitu air, CO2, foam,
dan powder dry chemical.
2. Workshop Manufaktur
Pencahayaan
Pencahayaan pada workshop manufaktur termasuk
dalam area kegiatan pekerjaan mesin, proses umum dalam
industri, dan mesin ukuran sedang, hal ini berdasarkan data
dari United Nations Environment Programme (UNEP) dalam
Gambar 3. 34 tabung pemadam kebakaran Sumber : pemadamapionline.wordpress.com
87
pedoman efisiensi energy untuk industri, dimana jenis area
kegiatan workshop manufaktur membutuhkan pencahayaan
300 lux.
Perabot
Mesin bubut
Dimensi 1m x 1,5m = 1,5 m2 Jumlah 8 unit
Mesin gerinda
Dimensi 0,4m x 0,2m = 0,08 m2 Jumlah 16 unit
Mesin sekrap
Dimensi 0,8m x 1,2m = 0.96 m2 Jumlah 8 unit
Mesin frais
Dimensi 0,8m x 1,5m = 1,2 m2 Jumlah 8 unit
Mesin bor
Gambar 3..16 Mesin sekrap Sumber : apriliaayu.blogspot.co.id
Gambar 3.17 Mesin Frais Sumber : fadlybachtiar.blogspot.co.id
Gambar 3. 35 Mesin bubut Sumber : diobubut.blogspot.co.id
Gambar 3. 36 Mesin gerinda Sumber : www.onlinemja.com
88
Dimensi 0,8m x 0,4m = 0,32 m2 Jumlah 8 unit
Penghawaan
Temperatur ruangan 24 – 27oC pada musim panas dan
24oC pada musim dingin (hujan) dengan kelembaban relatif
50 – 60 % menggunakan sistem penghawaan yang bekerja
dengan baik untuk pergantian udara dengan penghawaan
alami dibantu dengan penghawaan buatan (kipas).
Keamanan
Dilengkapi dengan alat penanggulangan kebakaran,
berupa tabung apar dengan bahan pemadaman yang
diperbolehkan digunakan diarea mesin-mesin yaitu hanya
CO2 dan powder dry chemical.
Dalam workshop dengan pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin perlu diberikan penanda sirkulai
untuk memisahkan zona aman, awas, dan kerja.
Gambar 3. 39 Mesin bor
Sumber : infoperkakas.com
Gambar 3. 40 kode sirkulasi ruang workshop Sumber : dokumen pribadi
89
3. Workshop perkayuan
Pencahayaan
Menurut standar dari KEPMENKES RI. No.
1405/MENKES/SK /XI/02 pembuatan mebel dan operator
mesin kayu masuk dalam jenis kegiatan pekerjaan agak halus
dengan tingkat pencahayaan minimal 500 lux.
Perabot
Mesin tenon mortizer
Dimensi 1m x 1,5m = 1,5 m2 Jumlah 8 unit
Mesin planer kayu
Dimensi 0,6m x 0,7m = 0,42 m2 Jumlah 16 unit
Mesin table saw
Dimensi 1,9m x0,7m = 1,33 m2 Jumlah 7 unit
Mesin pengamplas elektrik
Dimensi 1m x 1,5m = 1,5 m2 Jumlah 9 unit
Gambar 3.18 mesin planer kayu Sumber : www.sinarabaditeknik.com
Gambar 3.19 table saw
Sumber : alatproyek.com
Gambar 3.20 mesin pengamplas elektrik
Sumber : www.indotrading.com
Gambar 3. 41 Mesin tenon mortiser
Sumber : www.tentangkayu.com
90
Penghawaan
Memberikan sistem penghawaan yang bekerja dengan
baik untuk pergantian udara dengan penghawaan alami,
dengan temperature ruangan 21oC – 24oC menghindari
kelembaban pada ruangan untuk menjaga kualitas kayu pada
workshop
Keamanan
Dilengkapi dengan alat penanggulangan kebakaran,
berupa tabung apar dengan bahan pemadaman yang
diperbolehkan digunakan diarea mesin-mesin yaitu hanya
CO2 dan powder dry chemical.
Dalam workshop dengan pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin perlu diberikan penanda sirkulai
untuk memisahkan zona aman, awas, dan kerja.
4. Workshop pengelasan
Pencahayaan
Menurut standar dari KEPMENKES RI. No.
1405/MENKES/SK/XI/02 pengelasan masuk dalam jenis
Gambar 3. 45 kode sirkulasi ruang workshop Sumber : dokumen pribadi
91
kegiatan pekerjaan agak halus dengan tingkat pencahayaan
minimal 500 lux.
Perabot
Mesin las GMAW
Dimensi 0.50m x 0.90m = 0.45 m2 Jumlah 10 unit
Mesin las SMAW
Dimensi 0.80m x 0.40m = 0.32 m2 Jumlah 10 unit
Mesin las OAW
Dimensi 0.80m x 0.40m = 0.32 m2 Jumlah 10 unit
Meja las SMAW
Dimensi 1.20m x 0.60m = 0.72m2 Jumlah 10 unit
Bilik las GMAW
Dimensi 1.20m x 1.50m = 1.8 m2 Jumlah 10 unit
Gambar 3.21 mesin las SMAW
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3.22 mesin las OAW
Sumber :www.pengelasan.com
Gambar 3.23 meja las SMAW
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3.24 meja las GMAW
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3. 46 mesin las GMAW
Sumber : www.pengelasan.com
Gambar 3. 47
92
Tabung gas las 2m3
Dimensi d.0,2m = 0,314 m2 Jumlah 20 unit
Sirkulasi pada workshop pengelasan memperhatikan
ruang gerak yang dibutuhkan dalam mengelas
Penghawaan
Temperatur ruangan 24 – 26oC pada musim panas dan
musim dingin (hujan) dengan kelembaban relatif 50 – 60 %
menggunakan sistem penghawaan yang bekerja dengan baik
Gambar 3. 51 Tabung gas 2m3
Sumber : www.alamy.com
Gambar 3. 52 Ruang gerak yang dibutuhkan Sumber : Ernest Peter Neufert Architects Data
Gambar 3. 53 Ruang gerak yang dibutuhkan Sumber : Ernest Peter Neufert Architects Data
93
untuk pergantian udara dengan penghawaan alami dibantu
dengan penghawaan buatan (kipas).
Keamanan
Dilengkapi dengan alat penanggulangan kebakaran,
berupa tabung apar dengan bahan pemadaman yang
diperbolehkan digunakan diarea mesin-mesin yaitu hanya
CO2 dan powder dry chemical.
Dalam workshop dengan pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin perlu diberikan penanda sirkulai
untuk memisahkan zona aman, awas, dan zona kerja.
5. Workshop industri kreatif
Pencahayaan
Menurut standar dari KEPMENKES RI. No.
1405/MENKES/SK/XI/02 pengelasan masuk dalam jenis
kegiatan pekerjaan halus dengan tingkat pencahayaan
minimal 500 lux
Gambar 3. 54 kode sirkulasi ruang workshop Sumber : dokumen pribadi
94
Perabot
Mesin pembelah bambu
Dimensi 0,8m x 3m = 2,4 m2 Jumlah 2 unit
Mesin pemotong bambu
Dimensi 0,8m x 0,6 m = 0,48 m2 Jumlah 4 unit
Mesin irat bambu
Dimensi 0,4m x 0,4m = 0,16 m2 Jumlah 4 unit
Table saw
Dimensi 1,9m x0,7m = 1,33 m2 Jumlah 4 unit
Mesin gergaji ukir
Dimensi 0.3m x 0,6m = 0,18 m2 Jumlah 8 unit
Meja workshop
Dimensi 0,8m x 1,5m = 1,2 m2 Jumlah 16 unit
Gambar 3.25 table saw
Sumber : alatproyek.com
Gambar 3.26 mesin gergaji ukir
Sumber : www.indonetwork.co.id
Gambar 3.27 meja workshop
Sumber : lumberjocks.com
Gambar 3. 55 mesin pemotong bambu
Sumber : kotakitaku-tamanbambunusantara
Gambar 3. 56 mesin pemotong bambu
Sumber : tokoalatpertanian.com
Gambar 3. 57 mesin irat bambu
Sumber : kotakitaku-tamanbambunusantara
95
Penghawaan
Memberikan sistem penghawaan yang bekerja dengan
baik untuk pergantian udara dengan penghawaan alami,
dengan temperature ruangan 21oC – 24oC menghindari
kelembaban pada ruangan untuk menjaga kualitas kayu pada
workshop
Keamanan
Dilengkapi dengan alat penanggulangan kebakaran,
berupa tabung apar dengan bahan pemadaman yang
diperbolehkan digunakan diarea mesin-mesin yaitu hanya
CO2 dan powder dry chemical.
Dalam workshop dengan pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin perlu diberikan penanda sirkulai
untuk memisahkan zona aman, awas, dan kerja.
96
e. Studi besaran ruang
Tabel 3. 19 Studi besaran ruang Sumber : analisa pribadi pribadi
Fungsi Nama Ruang
Pelaku Kapasi-
tas Perhitungan
Luas total
Smb.
Fasilitas utama
Workshop tekstil
Ruang menjahit
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 (orang)
Mesin Fusing 4(unit) x 1.2m x 0.8m = 3.84m2
96 m2 AP
Meja potong 4(unit) x 2m x 1.2m = 9.6m2
Mesin obras 4(unit) x 0.8m x 0.6m = 1.92m2
Mesin jahit industri 4(unit) x 0.8m x 0.6m = 1.92m2
Mesin jahit lubang kancing 4(unit) x 0.8m x 0.6m = 1.92m2
Mesin jahit rantai 4(unit) x 0.8m x 0.6m = 1.92m2
Rak 4(unit) x 0.5m x 1.5m = 3m2
Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Kursi 24(unit) x 0.45m x 0.45m = 4.86m2
Sirkulasi 80 %
Ruang menjahit (disabili-
tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Meja potong 2(unit) x 2m x 1.2m = 4.8m2
64 m2 AP
Mesing obras 2(unit) x 0.9m x 0.6m = 1.08m2
Mesin jahit industri 2(unit) x 0.9m x 0.6m = 1.08m2
Mesin jahit rantai 2(unit) x 0.9m x 0.6m = 1.08m2
Mesin jahit lubang kancing 2(unit) x 0.9m x 0.6m = 1.08m2
Rak 3(unit) x 0.5m x 1.5m = 2.25m2
Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Sirkulasi 100 %
Ruang bordir
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Mesin bordir manual 8(unit) x 0.9m x 0.6m = 4.32m2
97
Fasilitas utama
Ruang bordir
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Mesin bordir komputer 8(unit) x 0.9m x 0.6m = 4.32m2
81 m2 AP
Rak 2(unit) x 0.6m x 1.5m = 1.8m2
Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 17(unit) x 0.45m x 0.45m = 3.44m2
Sirkulasi 80%
Ruang bordir
(disabili-tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Mesin bordir manual 5(unit) x 0.9m x 0.6m = 2.7m2
63 m2 AP
Mesin bordir komputer 5(unit) x 0.9m x 0.6m = 2.7m2
Rak 1(unit) x 0.6m x 1.5m = 0.9m2
Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Sirkulasi 100%
Ruang Fashion desain
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Meja gambar 16(unit) x 0.6m x 0.8m = 7.68m2
154 m2 AP
Meja pola 8(unit) x 1m x 2m = 16m2
Mesin jahit industri 16(unit) x 0.8m x 0.6m = 7.68m2
Rak 3(unit) x 0.6m x 1.5m = 2.7m2
Lemari 4(unit) x 0.5m x 1m = 2m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 25(unit) x 0.45m x 0.45m =5.06m2
Sirkulasi 80%
Ruang fashion desain
(disabili-tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Meja gambar 10(unit) x 0.6m x 0.8m = 4.8m2
120 m2 AP
Meja pola 3(unit) x 1m x 2m = 6m2
Mesin jahit industri 10(unit) x 0.8m x 0.6m = 4.8m2
Rak 2(unit) x 0.6m x 1.5m = 1.8m2
Lemari 3(unit) x 0.5m x 1m = 1.5m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Sirkulasi 100%
98
Fasilitas utama
Wokshop manufaktur
Area workshop manufak-
tur
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
96 orang
Mesin bubut 8(unit) x 1m x 1.5m = 12m2
220 m2 AP
Mesin gerinda 16(unit) x 0.4m x 0.2m = 1.28m2
Meja gerinda 8(unit) x 1.5m x 0.5m = 6m2
Mesin sekrap 8(unit) x 0.8m x 1.2m = 7.68m2
Mesin frais 8(unit) x 0.8m x 1.5m = 9.6m2
Mesin bor 8(unit) x 0.4m x 0.8m = 2.56m2
Meja 5(unit) x 1.20m x 0.6m = 3.6m2
Kursi 10(unit) x 0.45m x 0.45m = 2.03m2
Sirkulasi 200%
Workshop perkayuan
Area workshop perkayuan
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
64 orang
Mesin tenon mortiser 10(unit) x 1m x 1.5m = 15m2
300 m2 AP
Mesin pengamplas elektrik 9(unit) x 1.5m x 1m = 13.5m2
Table saw 7(unit) x 1.9m x 0.7m = 9.31m2
Mesin planer kayu 16(unit) x 0.6m x 0.7m = 6.72m2
Meja 8(unit) x 1.20m x 0.6m = 5.76m2
Kursi 16(unit) x 0.45m x 0.45m = 3.24m2
Sirkulasi 200%
Workshop pengelasan
Area workshop pengela-
san
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
60 orang
Mesin las OAW 10(unit) x 0.8m x 0.4m = 3.2m2
216 m2 AP
Mesin las SMAW 10(unit) x 0.8m x 0.4m = 3.2m2
Meja las SMAW 10(unit) x 1.2m x 0.6m = 7.2m2
Mesin las GMAW 10(unit) x 0.5m x 0.9m = 4.5m2
Bilik las GMAW 10(unit) x 1.5m x 1.2m = 18m2
Tabung gas D. 0.2m x 20(unit) = 0.8m2
Meja 4(unit) x 1.20m x 0.6m = 2.88m2
Kursi 8(unit) x 0.45m x 0.45m = 1.62m2
99
Sirkulasi 200%
Fasilitas utama
Workshop teknologi informasi & komunikasi
Ruang operator komputer
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 16(unit) = 5.76m2
63 m2 AP Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 17(unit) x 0.45m x 0.45m =3.45m2
Sirkulasi 80%
Ruang operator komputer (disabili-
tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 10(unit) = 5.76m2
80 m2 AP Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Sirkulasi 100%
Ruang pelatihan autocad
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 16(unit) = 5.76m2
63 m2 AP Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 17(unit) x 0.45m x 0.45m =3.45m2
Sirkulasi 80%
Ruang pelatihan autocad (disabili-
tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 10(unit) = 5.76m2
80 m2 AP Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Sirkulasi 100%
Ruang informati-
ka & pemrogra
man
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 16(unit) = 5.76m2
63 m2 AP Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 17(unit) x 0.45m x 0.45m =3.45m2
Sirkulasi 80%
Ruang informati-
ka &
Peserta pelatihan penyandang
10 orang
Perangkat komputer @orang 0.36m2 x 10(unit) = 5.76m2
100
pemrograman
(disabilitas
disabilitas, instruktur pelatihan
Fasilitas utama
Lemari 2(unit) x 0.5m x 1m = 1m2
80 m2 AP Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Sirkulasi 100%
Workshop industri kreatif
Area workshop anyaman bambu
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
32 orang
Mesin pmbelah bambu 2(unit) x 0.8m x 3m = 4.8m2
168 m2 AP
Mesin pemotong bambu 4(unit) x 0.8m x 0.6m = 1.92 m2
Mesin irat bambu 4(unit) x 0.4m x 0.4m = 0.64m2
Meja workshop 7(unit) x 0.8m x 1.5m = 8.4m2
Sirkulasi 150%
Area workshop pemanfaatan limbah
kayu
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
32 orang
Table saw 4(unit) x 1.9m x 0.7m = 5.32m2
168 m2 AP
Mesin gergaji ukir 8(unit) x 0.3m x 0.6m = 1.44m2
Meja workshop 15(unit) x 0.8m x 1.5m = 18m2
Kursi 15(unit) x0.45m x0.45m = 3.04m2
Lemari 9(unit) x 1.2m x 0.6m = 6.48m2
Sirkulasi 150%
Ruang teori
Ruang teori
Peserta pelatihan, instruktur pelatihan
16 orang
Luas @ orang 1.8m2 x 16(orang) = 28.8m2
40 m2 AP Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 1(unit) x 0.45m x 0.45m = 0.25m2
Sirkulasi 50%
Ruang teori
(disabiili-tas)
Peserta pelatihan penyandang disabilitas, instruktur pelatihan
10 orang
Meja 11(unit) x 1.20m x 0.6m = 7.92m2
56 m2 AP Kursi 11(unit) x 0.45m x 0.45m = 2.23m2
Sirkulasi 80%
101
Fasilitas
pengelola
Ruang kepala Pusat BLKI
Kepala pusat BLKI, tamu VIP
4 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.5m = 0.5m2
16 m2 PMP 40
Meja 2(unit) x 1.20m x 0.6m = 1.44m2
Rak buku 2(unit) x 1.20m x 0.50m =
1.20m2
Sofa 1(unit) x 1.80m x 0.8m = 1.44m2
Kursi 1(unit) x 0.6m x 0.6m = 0.36m2
Sirkulasi 50%
Ruang kepala bagian umum
Kepala, bagian umum, tamu, karyawan
4 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.5m = 0.5m2
16 m2 PMP 40
Meja 2(unit) x 1.20m x 0.6m = 1.44m2
Rak buku 2(unit) x 1.20m x 0.50m =
1.20m2
Sofa 1(unit) x 1.80m x 0.8m = 1.44m2
Kursi 1(unit) x 0.6m x 0.6m = 0.36m2
Sirkulasi 50%
102
Ruang bagian tata usaha
Karyawan tata usaha
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Ruang bagian tatalaksana & kepegawaian
Karyawan bagian
tatalaksana & kepegawaian
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
103
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Ruang bagian perencanaan
dan penganngaran
Karyawan bagian
perencanaan dan penganngaran
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
pengelola
104
Ruang bagian humas
Karyawan bagian humas
5 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
24 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 5(unit) x 1.20m x 0.6m = 3.6m2
Kursi 5(unit) x 0.6m x 0.6m = 1.8m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
pengelola
Ruang kepala bidang
peningkatan kompetensi
Kepala bidang peningkatan kompetensi, tamu
3 orang
Meja 1(unit) x 1.80m x 0.80m = 1.44m2
9 m2 PMP 40
Sofa 1(unit) x 1.80m x 0.8m = 1.44m2
Kursi 3(unit) x 0.6m x 0.6m = 1.08m2
Lemari 1(unit) x 1m x 0.5m = 0.5m2
Sirkulasi 50%
105
Ruang seksi program
Karyawan bagian program
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
pengelola
Ruang evaluasi dan pelaporan
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2 32 m2 PMP
40 Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
106
Karyawan bagian
evaluasi dan pelaporan
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Ruang seksi pemasaran dan
informasi
Karyawan bagian
pemasaran dan informasi, tamu
4 orang
Meja 2(unit) x 1.20m x 0.6m = 1.44m2
9 m2 PMP 40
Lemari 2(unit) x 1m x 0.5m = 1m2
Kursi 4(unit) x 0.6m x 0.6m = 1.44m2
Sirkulasi 50%
107
Fasilitas
pengelola
Ruang seksi penyelenggaraan pelatihan
Karyawan bagian
penyelenggaraan pelatihan
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Ruang jabatan pelatihan
Karyawan bagian
evaluasi dan pelaporan
6 orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
32 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
108
Fasilitas
pengelola
Ruang instrukutur Instruktur pelatihan
4 Orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
20 m2 PMP 40
Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Ruang staff
Toolman,
Saparas, Ketua
workshop
4
Orang
Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m = 0.8m2
20 m2 AP Rak 2(Unit) x 0.8m x 0.8m = 1.28
Loker 1(unit) x 1.50m x 0.8m = 1.2m2
Meja 6(unit) x 1.20m x 0.6m = 4.32m2
109
Kursi 6(unit) x 0.6m x 0.6m = 2.16m2
Sirkulasi 50%
Kantor pendaftaran dan bursa kerja (3in1)
Karyawan, calon peserta pelatihan, tamu
10 Orang
Meja 3(unit) x 1.6m x 0.8m = 3.84m2
48 m2 AP
Kursi 3(unit) x 0.6m x 0.6m = 1.08m2
Sofa 3(unit) x 1.8m x 0.8m = 4.32m2
Meja tunggu 3(unit) x 0.;6m x 0.6 m =
1.08m2
Fasilitas
pengelola
Kantor
pendaftaran dan
bursa kerja (3in1)
Karyawan, calon peserta pelatihan, tamu
10 Orang
Fasilitas
penunjang Ruang rapat
Karyawan, pengelola,
12 Orang
Kursi 12(unit) x 0.6m x .6m = 4.32m2
32 m2 AP Meja rapat 1(unit) x 3.6m x 1.5m = 5.4m2
Sirkulasi 50%
110
Foto copy center Peserta pelatihan, Instruktur, staff, karyawan
4 Orang
Mesin fotocopy 2(unit) x 0.76m x 1.10m
= 1.68
9 m2 AP Meja 1(unit) x 1.20m x 0.6m = 0.72m2
Kursi 1(unit) x 0.6m x 0.6m = 0.36m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
penunjang Kamar asrama
peserta pelatihan Peserta pelatihan
1 Orang
Lemari 1(unit) x 0.75m x 1.50m =
1.125m2
10 m2 TS Kasur 1(unit) x 1.2m x 2.1m = 2.52m2
Meja 1(unit) x 0.6m x 1.20m = 0.72m2
Kursi 1 x 0.45m x 0.45m = 0.205m2
Sirkulasi 50%
111
Kamar asrama Tamu VIP
Tamu VIP 1
Orang
Lemari 1(unit) x 0.75m x 1.50m =
1.125m2
12 m2 TS
Kasur 1(unit) x 1.2m x 2.1m = 2.52m2
Meja 1(unit) x 0.6m x 1.20m = 0.72m2
Kursi 1 x 0.45m x 0.45m = 0.205m2
Rak buku 1(unit) x 0.8m x 0.3m = 0.24m2
Kursi sofa 1(unit) x 0.60m x 0.60m =
0.36m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
penunjang Lobby
Tamu, Calon peserta pelatihan, karyawan
10 Orang
Meja 3(unit) x 1.6m x 0.8m = 3.84m2
48 m2 AP Kursi 3(unit) x 0.6m x 0.6m = 1.08m2
Sofa 3(unit) x 1.8m x 0.8m = 4.32m2
112
Meja tunggu 3(unit) x 0.;6m x 0.6 m =
1.08m2
Sirkulasi 50%
Ruang makan Peserta pelatihan 150
Orang
Meja kap.4 orang 16(unit) x 1.2m x 0.8m
= 15.36m2
180 m2 AP
Meja kap. 6 orang 10(unit) x 1.8m x
0.8m = 14.4m2
Meka kap.2 orang 13(unit) x 1.2m x
0.5m = 7.8m2
Kursi 150(unit) x 0.45m x 0.45m =
30.37m2
Wahstafel 2(unit) x 0.3m x 0.5m = 0.3m2
Sirkulasi 150%
113
Fasilitas
penunjang Kantin
Karyawan dan
staff
40
Orang
Meja kap.4 orang 10 (unit) x 1.2m x
0.8m = 9.6m2
80 m2 AP Kursi 40(unit) x 0.45m x 0.45m = 8.1m2
Wahstafel 2(unit) x 0.3m x 0.5m = 0.3m2
Sirkulasi 150%
Fasilitas
servis
Janitor Staff kebersihan / OB
1.5 m2 AP
Ruang CCTV Staff keamanan/ satpam
3 orang
Meja monitor 1(unit) x 3m x 1m = 3m2
12m2 AP
Kursi 3(unit) x 0.60m x 0.60m = 1.08m2
Rak 1(unit) x 0.8m x 0.8m = 0.64m2
Lemari Lemari 1(unit) x 1m x 0.8m =
0.8m2
Sirkulasi 50%
114
Fasilitas
servis
R.masak / dapur Staff bagian dapur 4
orang
Standar luas dapur 0.15m per-orang x
150 (Kapasitas ruang makan) = 22m2 22m2 NAD
Ruang ME Teknisi
24m2 AP
115
R.pompa Teknisi
16m2 AP
Fasilitas
servis
R.genset
Kebutuhan raung genset dengan daya
20-60 kVA = 5m x 4m 20m2 BUB
Pos jaga Staff keamanan / Satpam
2
6m2 AP
116
Gudang perlatan
workshop Staff, karyawan
12m2 AP
Ruang OB Staff kebersihan / OB
4
Meja 2(unit) x 1.6m x 0.8m = 1.28m2
16m2 AP
Kursi 4(unit) x 0.45m x 0.45m = 0.81m2
Kitchen set 1(unit) x 2.5m x 0.5 = 1.25m2
Dispenser 1(uni) x 0.5m x 0.5m = 0.25m2
Loker 3(unit) x 0.3m x 0.6m = 0.54m2
Sirkulasi 50%
Fasilitas
servis
Ruang OB Staff kebersihan / OB
4
Toilet Wanita Peserta pelatihan, Instruktur, staff, karyawan
2
10m2 TS
117
Toilet Pria Peserta pelatihan, Instruktur, staff, karyawan
3
15m2 TS
Toilet disabilitas Peserta pelatihan disabilitas
1
3.6m2 TS
Musholla
Peserta pelatihan,
Instruktur, staff,
karyawan
10
Orang
Luas 1 orang 0.6m x 1.2m = 0.72m2 x
10(kapasitas musholla) = 7.2m2 16m2 NAD
Sirkulasi 100%
Fasilitas
servis Musholla
Peserta pelatihan,
Instruktur, staff,
karyawan
10
Orang
16m2 NAD
118
Fasilitas
penunjang
Outdoor
Lapangan Basket
Peserta pelatihan,
tamu, pengelola,
instruktur
420m2
Lapangan Futsal
Peserta pelatihan,
tamu, pengelola,
instruktur
252m2
119
Fasilitas
penunjang
Lapangan tennis
Peserta pelatihan,
tamu, pengelola,
instruktur
180.8m2
Parkir peserta
pelatihan Peserta pelatihan
262
(motor)
Luas @motor 2,5m2 x 262(motor) =
655m2 983m2
14(mobil)
Luas @ mobil 12,5m2 x 14(mobil) =
175m2 263m2
Sirkulasi 50%
Parkir karyawan,
pengelola dan
tamu
Karyawan,
pengelola, tamu
90
(motor)
Luas @motor 2,5m2 x 90(motor) =
225m2 338m2
43(mobil)
Luas @ mobil 12,5m2 x 43(mobil) =
537.5m2 810m2
Sirkulasi 50%
Keterangan :
AP : Analisis Pribadi TS : Time Saver NAD : Neufert Architect Data PMP 40 : Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 40 BUB : Buku Utilitas Bangunan
120
f. Kebutuhan ruang parkir
Pelaku yang terdapat pada fasilitas ini adalah 440 peserta dan 170
karyawan (pengelola administrasi pusat), istruktur dan staff.
Kebutuhan parkir dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu parkir
pengelola, parkir peserta, dan parkir tamu.
1. Parkir peserta
Diasumsikan 70% menggunakan sepeda motor, 5%
menggunakan mobil, dan 15% menggunakan transportasi
umum.
Jumlah pengguna sepeda motor : 308 orang
Jumlah pengguna mobil : 22 orang
Jumlah yang tida membawa kendaraan : 66 orang
Perhitungan kebutuhan parkir peserta untuk sepeda motor
1 motor untuk 1 orang 70% : 216 orang = 216 motor
1 motor untuk 2 orang 30% : 92 orang = 46 motor
Maka parkir yang dibutuhkan 262 motor.
Perhitungan kebutuhan parkir peserta untuk mobil
1 mobil untuk 1 orang 30 % : 6 orang = 6 mobil
1 mobil untuk 2 orang 70% : 16 orang = 8 mobil
Maka parkir yang dibutuhkan 14 mobil
2. Parkir pengelola, instruktur, tamu dan staff
Diasumsikan 30% menggunakan mobil, 60% menggunakan
sepeda motor dan 10% diantar atau menggunakan kendaraan
umum.
121
Jumlah pengguna sepeda motor : 102 orang
Jumlah pengguna mobil :51 orang
Jumlah yang tida membawa kendaraan : 17 orang
Perhitungan kebutuhan parkir pengelola untuk sepeda motor
1 motor untuk 1 orang 80% : 82 orang = 82 motor
1 motor untuk 2 orang 20% : 20 orang = 10 motor
Maka parkir yang dibutuhkan 92 dibulatkan 90 motor.
Perhitungan kebutuhan parkir pengelola untuk mobil
1 mobil untuk 1 orang 70 % : 35 orang = 35 mobil
1 mobil untuk 2 orang 20% : 16 orang = 8 mobil
Maka parkir yang dibutuhkan 43 mobil.
Sirkulasi masing – masing kelompok parkir menggunakan 100%
dari keseluruhan ruang parkir
g. Fasilitas difabel
BLKI ini menyelenggarakan pelatihan kerja bagi penyandang
disabilitas, oleh karena itu diperlukan fasilitas – fasilitas yang
dapat mendukung kenyamanan aktifitas bagi peserta disabilitas
dengan kategori tuna daksa.
Fasiltas yang diberikan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi disabilitas di dalam bangunan dan lingkungan
tapak adalah :
Jalur pedestrian khusus untuk penyandang disabilitas dengan
lebar jalur yang sesuai dengan kebutuhan penyandang
122
disabilitas tuna daksa yang menggunakan tongkat atau kursi
roda
Ramp, jalur sirkulasi yang digunakan sebagai alternatif bagi
orang yang tidak dapat menggunakan tangga / penyandang
disabilitas. Kemiringan ramp tidak boleh melebihi 7o ,
sedangkan kemiringan ramp yang berada di luar bangunan
maksimum 6o. Panjang ramp dengan kemiringan 7o tidak
boleh melebihi 9 m, sedangkan ramp dengan kemiringan lebih
rendah dari 7o boleh lebih panjang.
h. Citra Arsitektural
Fasilitas ini merupakan fasilitas yang bergerak dibidang
pelatihan kerja yang didirikan di Kabupaten Semarang..
Dalam proses desain perlu diperhatikan secara arsitektural
dalam penataan ruang, hubungan antar ruang, dan sirkulasinya
supaya dapat menjalankan seluruh kegiatan yang dilakukan
pelaku dengan optimal.
Hal – hal tersebut dapat dicapai dengan :
Mengolah desain bangunan yang meminimalkan terjadinya
kerusakan lingkungan dan penggunaan energi yang
berlebihan.
Menciptakan desain yang merespon lingkungan dengan
memberikan ruang terbuka hijau yang maksimal supaya
tercipta iklim mikro yang baik.
123
Menciptakan desain bangunan yang dapat mengakomodasi
seluruh kegiatan dengan nyaman dan juga tetap dapat
memberikan keselamatan bagi seluruh sarana prasaranya.
Desain harus dapat memenuhi persyaratan atau paraturan
yang berlaku di lokasi.
Menciptakan sistem penghawaan yang optimal terutama
sistem penghawaan alami.
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi sistem struktur dan Enclosure
a. Sistem Struktur
Bangunan pada BLKI ini diperkirakan memiliki ketinggian satu
hingga tiga lantai, dan dari hasil studi besaran ruang terdapat
beberapa bangunan yang memiliki bentang lebar, sehingga sistem
struktur yang memungkinkan untuk diterapkan, antara lain :
Struktur rangka
Gambar 3.61. Sistem struktur rangka Sumber : Time saver
Sistem struktur yang terdiri
dari kolom – kolom
horisontal yang berfungsi
penyalur beban, dan balok –
balok vertikal yang berfungsi
sebagai pengikat /
memperkuat rangka.
Kelebihan Kekurangan
Ruang menjadi fleksibel Dalam Pengerjaannya
membutuhkan waktu yang lebih cepat dibanding sistem struktur lain.
Kurang kuat menahan beban lateral penyebab gempa,
124
Struktur masif
Sistem struktur yang
menjadikan dinding sebagai
penahan beban, dengan
bentuk dinding yang menjadi
satu kesatuan.
Kelebihan Kekurangan
Lebih kuat menahan beban lateral.
Kekuatan menahan beban membingkai lantai dan atap menjadi lebih kaku .
Keterbatasan dalam memberikan bukaan.
Struktur plat dinding sejajar
Sama seperti dinding masif,
plat dinding sejajar juga
berfungsi sebagai penahan
beban. Yang terdiri dari plat
dinding masif yang diletakan
secara sejajar.
Kelebihan Kekurangan
Penataan ruang dapat lebih bebas dan lebih luas.
Kurang kuat menahan beban lateral yang tegak lurus dengan bidang bangunan
Sistem stuktur space frame
Gambar 3.64. Struktur space frame
Sumber :study.com.lesson.space-frame
Sistem struktur yang terdiri
dari sambungan –
sambungan antar pipa baja
yag disambung dengan ball
joint membentuk modul –
modul segitiga
Gambar 3. 62 Sistem struktur masif
Sumber : www.slideshare.net
Gambar 3. 63 struktur plat dinding sejajar
Sumber : www.slideshare.net
125
Kelebihan Kekurangan
Bersifat fleksibel, tidak ada batasan bentuk.
Dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar.
Proses perakitannya lebih lama dan mahal
b. Struktur bawah
Struktur bawah adalah bagian struktur yang berfungsi
menahan beban bangunan secara keseluruhan, bangunan pada
BLKI ini memiliki ktinggian satu hingga tiga lantai, maka alternatif
struktur bawah yang akan digunakan adalah :
Pondasi foot plat
Merupakan pondasi yang
berentuk telapak yang
diletakan diatas anah
dengan kedalaman
tertentu, efektif untuk
bangunan 1 – 3 lantai.
Kelebihan Kekurangan
Pembutannya mudah dikerjakan.
Biayanya murah karena hanya memerlukan sedikit galian.
Persiapan dan pengerjaanya cukup memakan waktu lama.
Pondasi rakit
Gambar 3.66. Pondasi rakit
Sumber : www.zenithcpm.co.za
Merupakan pondasi yang
digunakan untuk
menyalurkan beban
bangunan secara luas dan
merata ke seluruh
permukaan tanah.
Gambar 3. 65 pondasi footplat
Sumber : time saver
126
Kelebihan Kekurangan
Kekuatan dalam menahan beban lebih tinggi.
Dapat mengurangi terjadinya penurunan bangunan
Biaya pengerjaannya relatif mahal.
c. Struktur tengah
Struktur tengah merupakan perkuatan bangunan yang terdiri
dari kolom, balok dan plat lantai yang berfungsi menyalurkan beban
dari struktur atas ke pondasi / struktur bawah. Alternatif struktur
yang akan digunakan adalah :
Struktur beton bertulang
Merupakan struktur yang
menggunakan bahan
utama beton diperkuat
dengan tulangan baja atau
baja brofil. Dapat
diterapkan pada dinding
masif, plat dinding sejajar
dan rangka.
Kelebihan Kekurangan
Tahan terhadap api. Tahan terhadap air, tidak
berkarat. Lebih kuat dalam menahan
getaran akibat gempa. Biaya perawatan relatif
murah.
Proses persiapannya cukup lama karena harus menyipakan bekisting, juga lama pada proses penyelesaiannya karena harus menunggu beton kering
Struktur baja
Gambar 3.68. Struktur baja
Sumber : perincograhalestari.com
Merupakan struktur yang
menggunakan material
baja dengan sambungan
las atau mur baut
Gambar 3. 67 Struktur beton bertulang
Sumber : www.signalreadymix.com
127
Kelebihan Kekurangan
Memiliki kuat tarik yang tinggi. Memiliki beban yang ringan.
Tidak tahan terhadap api.
Tidak terhadap air, bersifat korosi.
d. Struktur atas
Alernatif struktur atas yang akan digunakan, adalah :
Baja konvensional
Merupakan struktur atap
yang menggunakan profil
baja yang tebal, efektif
digunakan untuk bangunan
bentang lebar.
Kelebihan Kekurangan
Memiliki cakupan bentang yang lebar.
Waktu pengerjaan relatif cepat
Memiliki beban yang cukup berat
Pipa baja
Gambar 3.70. Struktur atap pipa baja
Sumber : www.jasasipil.com
Struktur atap pipa baja
digunakan untuk sistem
struktur space frame,
menggunakan ball joint
sebagai sambungan antar
pipa baja.
Kelebihan Kekurangan
Bersifat fleksibel, tidak ada batasan bentuk.
Dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar.
Proses perakitannya lebih lama dan mahal
Gambar 3. 69 Struktur atap baja konvensional
Sumber : arconstruction.wordpress.com
128
Dak beton
Dak beton menggunakan
beton bertulang, yang
harus memiliki kemiringan
landai agar air hujan tidak
menggenang diatasnya.
Kelebihan Kekurangan
Permukaan yang datar dapat dimanfaatkan.
Biaya perawatan lebih murah
Jika terjadi kesalahan dapat menyebabkan terjadi kebocoran / rembesan.
Roof garden
Merupakan struktur dak
beton yang memungkinkan
untuk menumbuhkan
vegetasi diatsnya dengan
memberi media tambahan
untuk tumbuhnya vegetasi.
Kelebihan Kekurangan
Dapat mengurangi radiasi panas matahari yang masuk kedalam bangunan.
Dapat menambah penghijauan pada lingkungan
Beban bangunan menjadi lebih berat, terutama saat hujan.
e. Enclosure
Enclosure merupakan bagian bangunan yang melingkupi
permukaan bangunan secara keseluruhan,baik bagian permukaan
luar ataupun bagian ruang dalam bangunan.
Gambar 3. 71. Dak beton
Sumber : www.signalreadymix.co
Gambar 3. 72 roof garden
Sumber : www.breadforthecity.org
129
Dinding batako
Merupakan dinding yang
terbuat dari campuran
semen dengan pasir kasar
kemudian dicetak dengan
dimensi yang lebih besar
dari batu bata merah.
Kelebihan Kekurangan
Bentuk dan ukuran dapat dibuat sesuai keinginan.
Kedap terhadap air. Memiliki beban yang lebih
ringan dibanding bata merah
Tidak tahan lama, mudah retak.
Insulasi panas dari radiasi panas matahri cukup tinggi.
Dinding batu bata merah
Merupakan material yang
paling banyak digunakan
pada bangunan. Memiliki
dimensi 12 x 20-25 cm
dengan tebal 4 – 5 cm
Kelebihan Kekurangan
Mudah didapatkan. Kuat dan tahan terhadap
cuaca. Memiliki harga yang relatif
murah dan mudah dalam pemasangannya.
Memiliki beban yang cukup berat.
Memerlukan ketelitian dalam pemasangannya jika ingin mendapatkan hasl yag rapih.
Dinding partisi
Gambar 3.75. dinding partisi
Sumber :gyproc.co.id
Merupakan dinding yang
tidak terikat dengan
struktur, dapat dibentuk
sesuai kebutuhan, memiliki
macam – macamalternatif
sebaga bidang pentupnya.
Kelebihan Kekurangan
Gambar 3. 73 dinding batako
Sumber : sembilanstudio.com
Gambar 3. 74 dinding bata merah
Sumber : www.batamerahgarut.com
130
Bersifat fleksibel, dapat dibentuk sesuai kebutuhan dan terdapat banyak alternatifnya.
Memiliki beban yang ringan.
Bahannya tipis, kurang kuat terhadap hantaman.
ACP ( Alumunium Composite Panel )
Merupakan material yang
terbuat dari alumunium dan
bahan composit, digunakan
sebagai cladding yang
berfungsi untuk kebutuhan
estetika.
Kelebihan Kekurangan
Mempunyai pilihan warna dan tekstur yang banyak.
Mudah dalam pemasangannya.
Kurang ramah lingkungan.
Lifetimenya singkat / Tidak tahan lama, tidak tahan terhadap cuaca.
GRC ( Glass Reinforced concrete )
Gambar 3.77. GRC cladding panel
Sumber : www.grca.org.uk
Merupakan material yang
berbahan dasar semen,
dan agregat yang dicetak
dan diperkuat dengan
fiberglass.
Kelebihan Kekurangan
Dapat dicetak dan dibentuk sesuai keinginan.
Tahan terhadap cuaca. Memiliki beban yang ringan. Biaya perawatannya murah. Ramah lingkungan.
Kurang baik dalam hal akustik.
Gambar 3. 76 Cladding ACP
Sumber :www.smindustriesknp.com
131
3.2.2. Studi Sistem Utilitas
a. Tangga
Sirkulasi vertikal pada bangunan dengan ketinggian satu
hingga tiga lantai menggunakan akses berupa tangga, dengan
kemiringan maksimal yaitu 400. Letaknya mudah dijangkai dan
mendapat penerangan yang cukup terutama pada siang hari.
b. Sistem air bersih
Untuk kebutuhan air bersih alternatif sumber air bersih yang
akan digunakan yaitu :
PDAM
Merupakan sumber air
bersih yang didistribusikan
oleh PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum) pada
utilitas kota.
Rainwater harvesting
Gambar 3.79. rainwater harvesting
Sumber : www.ahlilingkungan.com
Merupakan sumber air
bersih yang didapatkan dari
pengumpulan dan
penampungan air hujan
yang kemudian disimpan
dan di filter.
c. Sistem distribusi listrik
Sistem distribusi listrik merupakan hal yang sangat dibutuhkan
dalam BLKI untuk kelangsungan kegiatan yang ada didalamnya.
Alternatif sumber listrik yang dapat digunakan yaitu :
Gambar 3. 78 Air PDAM
Sumber : surabaya.tribunnews.com
132
PLN
Merupakan sumber listrik
utama yang paling banyak
digunakan yang
didistribusikan oleh PLN
(Perusahaan Listrik
Negara) ke jaringan utilitas
kota.
Photovoltaic solar panel
Merupakan sumber listrik
yang didapat dari radiasi
sinar matahari yang diubah
menjadi energi listrik.
Genset
Gambar 3.82. Genset
Sumber : www.highlander.co.id
Merupakan alat
pembangkit listrik yang
memproduksi listrik dari
energi mekanik, digunakan
sebagai cadangan daya
saat terjadi pemadaman di
sumber utama listrik.
Berikut sistem pendistribusian listrik pada proyek ini :
Gambar 3. 83 Diagram pendistribusian listrik Sumber : Analisa pribadi
Gambar 3. 80 Gardu PLN
Sumber : arifh80.wordpress.com
Gambar 3. 81 photovoltaic solar panel
Sumber : www.ecnmag.com
133
d. Sistem jaringan telepon dan internet
Kabel tembaga
Merupakan salah satu
media transmisi jaringan
komunikasi dan internet
yang masih paling banyak
digunakan hinggga kini.
Fiber optik
Merupakan media
transmisi jaringan
komunikasi dan internet
terbuat dari kabel fiber optik
atau kaca yang sangat
halus, yang menstransmisi
data melalui media
cahaya..
Proyek ini merupakan sebuah bangunan yang kompleks,
sehingga untuk menghemat biaya komunikasi diperlukan sistem
komuniksi internal yang dapat digunakan untuk komunikasi antar
ruang ataupun antar bangunan. Sistem komunikasi internal yang
dapat digunakan salah satunya yaitu sistem PABX (Private
Automatic Branch Exchange).
PABX adalah alat penyambung (switch) untuk mengatur
komunikasi telepon masuk dan keluar secara efisien dan efektif.
teknologi dan dapat digunakan sebagai telepon, modem, dan mesin
fax, serta bisa digunakan sebagai alat komunikasi internal.
Gambar 3. 84 Kabel tembaga
Sumber : trilaksono123.wordpress.com
Gambar 3. 85 Kabel fiber optik
Sumber : fiberoptic.top
134
e. Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan karena
adanya nyala api, nyala api yang ada akan semakin berbahaya jika
didekatnya terdapat bahan – bahan yang mudah terbakar seperti
kayu,kertas, gas, bensin, dll. Pada bangunan workshop terdapat
bahan – bahan yang mudah terbakar dan mesin – mesin yang
dapat memicu terjadinya kebakaran karena konsleting, oleh karena
itu diperlukan adanya pencegahan bahaya kebakaran agar tidak
terjadi nyalai api yang tidak terkendali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
memberikan peralatan instalasi pemadam kebakaran, Karena
bangunan pada BLKI ini hanya tediri dari satu hingga tiga lantai
maka instalasi pemadam kebakaran dapat berupa fire extinguisher
Gambar 3. 86 diagram sistem PABX Sumber :varacoms.page.tl
Gambar 3. 87 Fire Extinguish Sumber : patigeni.com
135
dengan bahan pemadam yang sesuai dengan kelas kebakaran
pada workshop, berikut tabel kelas dan bahan pemadam kebakaran
Tabel 3. 20 Kelas dan bahan pemadam kebakaran Sumber : Utilitas Bangunan ( Ir. Hartono Poerbo, M. ARCH, 1992 )
No. Kelas kebakaran
Bahan pemadam kebakaran
Air Foam (busa)
CO2 Powder
dry chemical
1. Kelas A : Kayu, karet, tekstil.
Baik Boleh Boleh Boleh
2. Kelas B : Bensin, cat, minyak.
Bahaya Baik Baikl Boleh
3. Kelas C : Listrik dan mesin-mesin
Bahaya Bahaya Baikk Baik
4. Kelas D : logam Bahaya Bahaya Baik Baik
Selain tabung pemadam kebaran juga terdapat tabung
hydrant dan hydrant box disisi luar dekat bangunan, sebagai
langkah utama untuk memadamkan api dengan skala yang lebih
besar.
3.2.3 Sistem Pemanfaatan Teknologi
a. CCTV (Closed Circuit Televisison)
Merupakan sebuah sistem komputer yang menggunakan video
kamera untuk merekam gambar dan suara pada tempat dimana
perangkat ini dipasang , serta menampilkan gambarnya berupa
Gambar 3. 88 tabung dan hydrant box Sumber : guardall.co.id
136
rekaman file. Dalam satu set CCTV terdapat Camera, DVR ( Digital
Video Recorder), Hard disk drive ( HDD), Coaxial Cable, dan BNC
Connector.
Terdapat beberapa kategori CCT yang ada yaitu :
Analog Camera & DVR ( Digital Video Recorder)
CCTV analog merupakan sebuah perangkat yang
digunakan untuk mendapatkan gambar dengan terhubung ke
televisi analog dengan jenis kabel coaxial / BNC (Bayonet Neil
Connector). CCTV analog ini memiliki keterbatasan resolusi
yaitu hanya 720x575 pixel .
Gambar 3. 89 CCTV set Sumber : www.aliexpress.com
Gambar 3. 90 Cara kerja CCTV analog Sumber : blog.anugrahpratama.com
137
IP Camera & NVR (Network Video Recording)
IP Camera merupakan sebuah perangkat yang
merekam gambar dan suara yang kemudian langsung
ditransmisikan melalui koneksi jaringan yang tersedia berupa
data. Seusai dengan namanya yaitu IP (Internet Protocol)
Maka transmisi data menggunakan Jaringan internet, untuk
mentransfer file agar dapat dilihat secara online melalui
internet dengan alamat IP yang dituju. IP camera ini memiliki
resolusi gmbar 1280x720 pixel hingga 1 megapixel.
HD-SDI Camera & HD-SDI DVR (High Devinition Serial Digital
Interface)
Sama seperti IP Camera hanya saja HD-SDI camera ini
memiliki memori data yang lebih besar yaitu hingga 1.485 GB dan
memiliki resolusi gambar yang lebih tinggi.
Gambar 3. 91 Cara kerja IP CCTV Sumber : blog.anugrahpratama.com
138
3.2. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.2.1. Analisa pemilihan lokasi
Kriteria pemilihan lokasi :
Fungsi kawasan
Pertimbangan didasarkan pada fungsi kawasan yang merupakan
daerah pemerintahan karena BLKI ini sendiri juga merupakan salah
satu fasilitas milik pemerintah, selain itu harus dekat dengan
kawasan pemukiman Karena sasaran utama dari fasilitas ini adalah
masyarakat.
Aksesbilitas
Pertimbangan kemudahan menuju ke lokasi. Dapat diakses
kendaraan kecil dan besar dan juga banyak dilalui kendaraan umum.
Topografi
Perlu dipertimbangkan lahan yang jauh dari lahan yang rawan
longsor. Dan lahan relative datar atau tidak terlalu terjal, karena
terdapat alat – alat workshop dengan dimensi yang cukup besar,
Gambar 3. 92 Peta administratif Kabupaten Semarang
Sumber : maps.vacau.com
139
pemilihan lahan yang datar bertujuan untuk mempermudah
pendistribusian alat workshop, selain itu juga untuk mempermudah
aksesbilitas bagi penyandang disabilitas .
Utilitas
Jaringan utilitas yang memadai seperti jaringan listrik, jaringan air
dan jaringan telepon.
Kebisingan
Lokasi sebisa mungkin tidak memiliki tingkat kebisingan yang tingi.
Karena dalam proses pelatihan perlu diperhatikan kenyamanan
pendengaran supaya kegiatan dapat berjalan dengan baik.
a. Alternatif lokasi 1
Kecamatan bergas
Kecamatan Bergas memiliki luas wilayah 4.733,10m2 yang
terbagi menjadi 4 kelurahan dengan jumlah penduduk 69.570
orang. Berbatasan langsung dengan kecamatan Ungaran Barat
disisi Selatan, Kecamatan Pringapus disisi Timur, bandungan disisi
Barat dan Kecamatan Bawen disisi Selatan.
Gambar 3. 93 administratif Kecamatan Bergas
Sumber : peta-kota.blogspot.co.id
140
Tabel 3. 21 Analisa keunggulan dan kelemahan Kecamatan Bergas Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Terdapat infrastuktur kota yang
memadai
Merupakan kawasan industri,
sedikit tempat perkantoran
Masih banyak ruang terbuka hijau Tidak terdapat ANGKOT
Dilewati oleh kendararaan umum
AKDP, AKAP, dan ANGDES
Tingkat kepadatan lalu lintas
cukup padat yang didominasi
oleh kendaran besar
Topografi kontur tidak terllu terjal
Cukup dekat dengan pemukiman
penduduk
b. Aletrnatif lokasi 2
Kecamatan Ungaran
Kecamatan Ungaran memiliki luas wilayah 6.799,10m2 yang
terbagi menjadi 5 kelurahan dengan jumlah penduduk 69.441 orang.
Berbatasan langsung dengan kecamatan Kota Semarang disisi
Utara, Kecamatan Pringapu disisi Timur, Ungaran Barat disisi Barat
dan Kecamatan Bergas disisi Selatan.
Gambar 3. 94 Peta administratif Kecamatan Ungaran
Sumber : peta-kota.blogspot.co.id
141
Tabel 3. 22 Analisa keunggulan dan kelemahan Kecamatan Ungaran Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Terdapat infrastuktur kota yang
memadai Tingkat kebisingan tinggi
Merupakan pusat administrasi
Kabupaten Semarang
Sedikitnya Ruang Terbuka
Hijau
Dilewati oleh kendararaan umum
AKDP, AKAP, ANGDES dan
ANGKOT
Tingkat kepadatan lalu lintas
padat, sering terjadi
kemacetan
Topografi relaif datar
dekat dengan pemukiman
penduduk
c. Alternatif 3
Kecamatan Bawen
Tabel 3. 23 Analisa keunggulan dan kelemahan Kecamatan Bawen Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Terdapat infrastuktur kota yang
memadai Tingkat kebisisngan tinggi
Dekat dengan kawasan industri Sedikitnya Ruang Terbuka
Hijau
Gambar 3. 95 Peta administratif Kecamatan Bawen
Sumber : peta-kota.blogspot.co.id
142
Dilewati oleh kendararaan umum
AKDP, AKAP, ANGDES dan
ANGKOT
Topografi berkontur cukup
terjal.
Cukup dekat dengan pemukiman
penduduk
Tabel 3. 24 Analisa pemilihan lokasi Sumber : Analisa pribadi
Kriteria Kecamatan
Bergas
Kecamatan
Ungaran
Kecamatan
Bawen
Fungsi lokasi 60 90 50
Aksesbilitas 75 85 80
Topografi 85 85 70
Utilitas 85 85 85
Kebisisngan 60 65 70
Total 365 410 355
Berdasarkan penilaian alternatif lokasi pada tabel diatas,
lokasi yang terpilih adalah Kecamatan Ungaran.
3.2.1. Analisa pemilihan tapak
a. Alternatif tapak 1
Gambar 3. 96 Peta tapak alternatif 1
Sumber : dokumen pribadi
143
Alternatif tapak 1 terletak di Jalan Dipenogoro, Kecamatan
Ungaran Barat,Kabupaten Semarang. Memiliki batas tapak
disebelah Utara : permukiman warga, sebelah Timur : SMAN 1
ungaran & SMPN 1 ungaran, sebelah Selatan : Permukiman warga,
dan sebelah Barat : lahan kosong.
Luas tapak yang terletak di jalan Slamet Riyadi ini yaitu
20.496 m2.
Tabel 3. 25 Analisa pemilihan tapak alternatif 1 Sumber : Analisa pribadi
Aksesbilitas
Berada di jalan dekat jalan akses utama
Kecamatan Ungaran dengan sekitarnya sehingga
mudah dijangkau dari daerah di Kecamatan
Ungaran dan sekitarnya.. Dapat dilewati oleh
semua jenis kendaraan, dan terdapat kendaraan
umum antar kota, kecamatan dan daerah.
Utilitas Sudah terdapat jaringan telepon, listrik dan PDAM
sesuai dengan kondisi eksisting
Fasilitas
Didekat tapak terdapat beberapa fasilitas seperti
masjid, Ungaran Sari garmen, SMAN1 Ungaran,
pusat handycraft Bymart Asia.
Topografi Topografi pada tapak alternatif 1 relatif datar tidak
berkontur.
Kondisi tapak
Tapak terletak dekat dengan pemukiman
penduduk, dan terdapat lahan kosong disebelah
Barat tapak, lahan kosong dapat digunakan untuk
prospek proyek kedepannya, karena sifat BLKI
yang mengikuti trend dan perkembangan industri
yang ada, terdapat kemungkinan melakukan
pengembangan.
144
Tabel 3. 26 Analisa keunggulan dan kelemehan Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Letaknya dapat diakses dengan
semua jenis kendaraan, termasuk
kendaraan umum.
Tingkat kebisingan cukup
tinggi
Dekat dengan pemukiman
penduduk.
Terdapat utilitas dan fasilitas
yang memadai.
Kondisi lalu lintas relatif lancar.
Gambar 3. 97 Konsdisi eksisiting tapak
Sumber : dokumen pribadi
145
b. Alternatif tapak 2
Gambar 3. 98 Peta tapak alternatif 2
Sumber : dokumen pribadi
Alternatif tapak 2 terletak di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan
Ungaran Barat,Kabupaten Semarang. Memiliki batas tapak
disebelah Utara : permukiman penduduk, sebelah Timur : lahan
kosong dan permukiman penduduk, sebelah Selatan : pemukiman
penduduk, dan sebelah Barat : Bappeda Kabupaten Semarang.
Luas tapak yang terletak antara jalan Dipenogoro dengan
jalan Karimunjawa ini yaitu 15.823 m2.
Tabel 3. 27 Analisa pemilihan tapak alternatif 2 Sumber : Analisa pribadi
Aksesbilitas
Letaknya strategis berada di jalan Primer yang
merupakan akses utama Kecamatan Ungaran
dengan sekitarnya. Dapat dilewati oleh semua
jenis kendaraan, dan terdapat kendaraan umum
antar kota, kecamatan dan daerah.
Utilitas Sudah terdapat jaringan telepon, listrik dan PDAM
sesuai dengan kondisi eksisting
Fasilitas
Didekat tapak terdapat beberapa fasilitas seperti
Perkantoran ( Bappeda Kab. Semarang, Dinas
pendidikan dan kebudayaan Kab. Semarang) ,
SPMA Haji Moenadi.
146
Topografi Topografi pada tapak alternatif 2 memiliki kontur
cukup landai
Kondisi tapak Tapak terletak dekat dengan pemukiman
penduduk, tapak merupakan lahan kosong.
Tabel 3. 28 Analisa keunggulan dan kelemehan Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Terdapat utilitas dan fasilitas
yang memadai.
Tingkat kebisingan cukup
tinggi
Dekat dengan pemukiman
penduduk. Berkontur landai
Letaknya strategis dapat diakses
dengan semua jenis kendaraan,
termasuk kendaraan umum.
Keadaan lalu lintas
padat/macet dijam – jam
tertentu terutama pada jam
masuk dan pulang kerja.
Berada di daerah perkantoran
Gambar 3. 99 Konsdisi eksisiting tapak
Sumber : dokumen pribadi
147
c.Alternatif 3
Alternatif tapak 3 terletak di Jalan Kisarino Mangunpranoto,
Kecamatan Ungaran Barat,Kabupaten Semarang. Memiliki batas
tapak disebelah Utara : permukiman penduduk, sebelah Timur :
permukiman penduduk, sebelah Selatan : lahan kosong, dan
sebelah Barat : lahan kosong.
Luas tapak yang terletak antara jalan Dipenogoro dengan
jalan Karimunjawa ini yaitu 18.586 m2.
Tabel 3. 29 Analisa pemilihan tapak alternatif 3 Sumber : Analisa pribadi
Aksesbilitas Letaknya strategis berada di jalan sekunder. Dapat dilewati oleh semua jenis kendaraan, dan terdapat kendaraan umum antar kota.
Utilitas Sudah terdapat jaringan telepon, listrik dan PDAM sesuai dengan kondisi eksisting
Fasilitas Didekat tapak terdapat beberapa fasilitas seperti Masjid, balai rehabilitasi sosial.
Topografi Topografi pada tapak alternatif 3 datar tidak berkontur.
Kondisi tapak Tapak terletak dekat dengan pemukiman penduduk, tapak merupakan lahan kosong.
Gambar 3. 100 Peta tapak alternatif 3
Sumber : dokumen pribadi
148
Tabel 3. 30 Analisa keunggulan dan kelemehan Sumber : Analisa pribadi
Keunggulan Kelemahan
Terdapat utilitas dan fasilitas
yang memadai.
Kurang strategis, karena
hanya terdapat angkutan
kota, sehingga kurang mudah
dicapai dari luar kecamatan
ungaran.
Dekat dengan pemukiman
penduduk. Jauh dari daerah perkantoran
Tingkat kebisingan rendah
Kondisi lalu lintas lancar
Gambar 3. 101 Konsdisi eksisiting tapak
Sumber : dokumen pribadi
149
Dari hasil analisis ketiga alternatif tapak dilakukan matrix
pemilihan tapak yang meliputi aksesbilitas, topografi, Kondisi tapak,
fasilitas, dan utilitas, sebagai berikut ;
Tabel 3. 31 Tabel analisa pemilihan tapak Sumber : Analisa pribadi
Kriteria Tapak 1 Tapak 2 Tapak 3
Aksesbilitas 90 90 70
Topografi 90 70 90
Kondisi tapak 75 75 80
Fasilitas 90 90 70
Utilitas 90 90 90
Jumlah 435 415 400
Berdasarkan penilaian dari matrix pemilihan alternatif tapak
diatas, didapat tapak 1 yaitu tapak yanng berada di Jalan Slamet
Riyadi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.