SUMBER DAYA ALAM (SDA) GLOBAL, NASIONAL dan LOKAL SERTA PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengetahuan Lingkungan

Citation preview

SUMBER DAYA ALAM (SDA) GLOBAL, NASIONAL dan LOKAL SERTA PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN

MAKALAHDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan yang Dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes,.

Oleh :Kelompok 4S1 Pendidikan Biologi/ Kelas A Tahun 2014Ade Rezi Amelia140341601181Alfi Kholishotuz ZuhrohT140341606477Fiqih Dewi Maharani140341606456

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGISeptember 2015SUMBER DAYA ALAM (SDA) GLOBAL, NASIONAL dan LOKAL SERTA PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN

Ade Rezi Amelia, Alfi Kholishotuz ZuhrohT, Fiqih Dewi MaharaniDr. Sueb, M.Kes.Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Megeri Malang, Malang-Jawa Timure-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak: Sumber daya alam merupakan semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber Daya Alam diklasifikasikan menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui SDA global, nasional dan lokal serta masalah hutan dan cara pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan. Metode yang digunakan yaitu dengan membaca literatur yang tersedia mengenai SDA dan sumber daya hutan beserta pengelolaannya. Masalah Sumber Daya Alam yang sering terjadi saat ini yaitu kekeringan, banjir, dan longsor. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, dimana satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Kerusakan hutan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya illegal logging, illegal trade, forest fire. Memelihara dan mengelola kelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara reboisasi dan melakukan sistem tebang pilih. Memelihara dan mengelola SDA dan sumber daya hutan merupakan kewajiban semua pihak agar nantinya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan generasi berikutnnya.Kata kunci: SDA, hutan, ekosistem, kelestarian

GLOBAL, NATIONAL, AND LOCAL NATURAL RESOURCES, AS WELL AS THE MANAGEMENT OF FOREST RESOURCES

Ade Rezi Amelia, Alfi Kholishotuz ZuhrohT, Fiqih Dewi MaharaniDr. Sueb, M.Kes.Biology Department Of Faculty Of Mathematics And Natural Sciences, Universitas Negeri Malang, Malang-East Javae-mail: [email protected], [email protected]

Abstract: Natural resources is all the wealth in the form of inanimate objects or living things that are on earth and can be used to meet the needs of human life. Natural Resources are classified into two: SDA renewable and non-renewable natural resources. The purpose of this paper is to determine the global natural resources, national and local as well as the problem of forest and management of sustainable forest resources. The method used is by reading the available literature on natural resources and forest resources and their management. Natural Resources issues that often occur at this time of drought, floods, and landslides. The forest is an ecosystem unity in the form of land contains natural resources dominated by trees in communion with the kind of environment, where one another can not be separated. Forest damage is caused by several factors such as illegal logging, illegal trade, forest fire. Maintain and manage forest sustainability can be done by means of reforestation and do selective logging system. Maintain and manage water resources and forest resources is the obligation of all parties so that later can be used to support life next generation.Keyword: SDA, forests, ecosystems, sustainability.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sumber Daya Alam (SDA) Global, Nasional dan Lokal Serta Pengelolaan Sumber Daya Hutan. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. bapak Dr. Sueb, M. Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang banyak membantu dan membimbing penulis,2. kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan materi, moril dan spiritual,3. seluruh teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A tahun 2014, yang banyak membantu dan memberi masukan dalam penyempurnaaan makalah penulis, dan4. semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis berharap adanya masukan yang bersifat inovatif dan konstruktif agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Di samping itu penulis berharap agar hasil tugas ini nantinya dapat berguna bagi semua pihak khususnya kalangan pendidikan.

Malang, September 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................ iDAFTAR ISI.......................................... iiBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ................... 11.2 Rumusan Masalah ...................21.3 Tujuan Penulisan21.4 Manfaat Penulisan2BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Pengertian Sumber Daya Alam (SDA)32.2 Masalah SDA, Solusi Kelangkaan dan Kerusakan SDA .......62.3 Klasifikasi dan Macam Hutan102.4 Masalah Hutan112.5 Pengelolaan Sumber Daya Hutan15BAB III PENUTUP3.1 Simpulan203.2 Saran20DAFTAR RUJUKAN21

iiBAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSumber daya alam merupakan semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengertian sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusia. Sumber daya alam adalah seluruh bentang lahan (resourcessystem/resources stock) termasuk ruang publik dalam skala luas maupun semua daya alam di dalamnya, beserta seluruh komoditi yang dihasilkan (Kartodiharjo, 2008). Sumber daya alam merupakan susunan spesies besar dari semua spesies tanaman, binatang, serangga dan mikroorganisme yang hidup di bumi, perairan atau habitat terestrial.(Sing, 2006).Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya adalah hutan. Keberadaan hutan dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek kehidupan manusia, satwa dan tumbuhan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran manusia akan arti pentingnya di dalam pengelolaannya. Hutan menjadi media hubungan timbal balik antara manusia dan mahluk hidup lainya dengan faktor alam yang terdiri dari proses ekologis dan merupakan satu kesatuan siklus yang dapat mendukung kehidupan. Saat ini banyak masalah hutan yang timbul dimana masalah ini menjadi masalah utama yang dihadapi berbagai negara di dunia.

1Kurangnya kesadaran manusia dalam menata kelestarian lingkungan dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis berkepanjangan. Krisis lingkungan yang terjadi berakar dari kesalahan perilaku manusia yang berasal dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Melestarikan hutan berarti menyelamatkan semua komponen kehidupan. Hutan yang terjaga akan memberikan tata air yang baik pada daerah hilirnya sehingga akan menyelamatkan semua kegiatan manusia. Selain itu hutan yang terjaga akan memberikan manfaat sangat besar bagi lingkungan. Hutan sebagai paru dunia akan mengurangi pemanasan bumi, mengurangi kekeringan dan mengurangi risiko banjir serta tanah longsor. Oleh karena itu, makalah kali ini akan membahas mengenai SDA global, nasional dan lokal serta pengelolaan sumber daya hutan.

21.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:1.2.1 apa saja klasifikasi dan kegunaan sumber daya alam?1.2.2 bagaimana dengan masalah sumber daya alam, solusi kelangkaan dan kerusakan sumber daya alam?1.2.3 apa saja macam klasifikasi hutan?1.2.4 bagaimana penyebab kerusakan hutan?1.2.5 bagaimana pengelolaan sumber daya hutan?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini yaitu :1.3.1 untuk mengetahui apa saja klasifikasi dan kegunaan sumber daya alam,1.3.2 untuk mengetahui masalah sumber daya alam, solusi kelangkaan dan kerusakan sumber daya alam,1.3.3 untuk mengetahui macam klasifikasi hutan,1.3.4 untuk mengetahui penyebab kerusakan hutan, dan1.3.5 untuk mengetahui pengelolaan sumber daya hutan.

1.4 Manfaat PenulisanManfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai sumber daya alam, permasalahannya dan cara penyelesaiannya, selain itu juga untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai permasalahan yang ada di Indonesia dan bagaimana cara mengatasai permasalahan tersebut, dan untuk dijadikan referensi bagi pembaca mengenai permasalahan sumber daya alam.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Daya Alam (SDA)Sumber daya alam merupakan semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengertian sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusia. Sumber daya alam adalah seluruh bentang lahan (resources system/resources stock) termasuk ruang publik dalam skala luas maupun semua daya alam di dalamnya, beserta seluruh komoditi yang dihasilkan (Kartodiharjo, 2008). Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem. Jadi dapat disimpulkan bahwa SDA adalah semua kekayaan alam yang berada di bumi dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.

2.1.1 Klasifikasi Sumber Daya AlamSumber Daya Alam diklasifikasikan menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. (Kartodiharjo, 2008)2.1.1.1 SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem.2.1.1.2 SDA yang tidak dapat diperbaharui contohnya barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian.Selain itu SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati dan SDA non-hayati. (Kartodiharjo, 2008)

32.1.1.1 SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik) seperti hasil pertanian, perkebunan, pertambakan, dan perikanan. Sumber daya ayati adalah salah satu sumber daya dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) yang terdiri atas flora dan fauna. Sumber daya hayati secara harfiah dapat diartikan sebagai sumberdaya yang mempunyai kehidupan dan dapat mengalami kematian. Jenis sumber daya hayati di antaranya adalah pohon, ikan, rumput laut, plankton, zooplankton, fitoplankton, harimau, semut, cacing, rumput laut, terumbu karang, lamun, dan sebagainya.

42.1.1.2 SDA nir-hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik), seperti air, tanah, barang-barang tambang.

Gambar 2.1 Sumber Daya Alam Non Hayati Gambar 2.2 Sumber Daya Alam Hayati http://pasca.unhas.ac.id/ http://pasca.unhas.ac.id/

Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, sumberdaya alam dibagi ke dalam sumberdaya hayati misalnya biotika baik hewan maupun tumbuhan, sedangkan sumberdaya alam non hayati seperti tanah, udara, air, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa SDA dapat diklasifikasikan menjadi SDA hayati dan SDA nir-hayati dimana keduanya terdiri dari SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.

2.1.2 Kegunaan Sumber Daya AlamSumberdaya alam merupakan sumber daya yang keberadaannya dibentuk oleh alam. Sumberdaya alam merupakan jaminan hidup bagi manusia, artinya sumber daya alam akan menentukan tingkat kesejahteraan umat manusia. Pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan sifat sumber daya alam itu sendiri, apakah dapat diperbaharui oleh manusia atau tidak. Pemanfaatan sumber daya alam jika kurang berhati-hati dapat merugikan kepentingan manusia pada masa kini dan masa yang akan datang (Sutikno, 2006).

5Sumber daya alam kita yang begitu melimpah, tentu saja banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil darinya. Sumber daya alam kita harus kita manfaatkan seoptimal dan seefisien mungkin. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar kepada prinsip ekoefisiensi, artinya dalam memanfaatkan sumber daya alam tidak boleh merusak ekosistem yang ada, selain itu pengambilan sumber daya alam juga harus dilakukan secara efisien untuk kelanjutan sumber daya manusia.(Sutikno, 2006).Pemanfaatan sumber daya alam pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, maka prioritas utama di dalam pengelolaan sumber daya alam adalah upaya pelestarian lingkungan (Sutikno, 2006).Pemanfaatan sumber daya alam dibagi menjadi tiga. (Sutikno, 2006).2.1.2.1 Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hewani.Untuk pemanfaatan sumber daya alam hewani, ada beberapa manfaat yang dapat kita rasakan yaitu:2.1.2.1.1 sumber daya alam hewani dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, dan daging kambing, atau juga dapat diambil susunya,2.1.2.1.2 dapat dimanfaatkan juga sebagai sumber kerajinan tangan seperti hiasan yang dibuat dari kulit kerang,2.1.2.1.3 dapat dimanfaatkan untuk perhiasan seperti mutiara yang dihasilkan dari kerang, dan2.1.2.1.4 dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung, dan lain sebagainya.

62.1.2.2 Pemanfaatan Sumber Daya Alam Nabati.Pemanfaatan sumber daya alam nabati sangat banyak sekali. Untuk pemanfaatan sumber daya alam nabati dapat kita lihat pada pembahasan di bawah ini, yaitu:2.1.2.2.1 dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya,2.1.2.2.2 dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti kapas yang digunakan sebagai bahan dasar katun,2.1.2.2.3 beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, dan cengkeh,2.1.2.2.4 dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek, 2.1.2.2.5 dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti,rotan,bambu, dimanfaatkan sebagai bahan obat seperti kencur, jahe, dan kunyit, dan2.1.2.2.6 dimanfaatkan sebagai keperluan industri.

2.1.2.3 Pemanfaatan Sumber Daya Barang Tambang.Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam barang tambang ini maka ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. Usaha pemanfaatan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia sebagai berikut:2.1.2.3.1 sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri,2.1.2.3.2 menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri,2.1.2.3.3 memperluas lapangan kerja,2.1.2.3.4 memajukan bidang transportasi dan komunikasi, dan2.1.2.3.5 memajukan industri dalam negeri.2.1.2.3.6 2.2 Masalah SDA, Solusi Kelangkaan dan Kerusakan SDASaat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan sebagaimana telah diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit akan menyebar, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. (Sutikno, 2006).

72.2.1 Masalah Sumber Daya AlamMasalah Sumber Daya Alam yang sering terjadi saat ini yaitu:2.2.1.1 kekeringan: kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan,2.2.1.2 banjir: merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan,2.2.1.3 longsor: adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang. Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi,2.2.1.4 erosi pantai: terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut. Dampak: menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata, dan2.2.1.5 instrusi air laut: air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.

Sedangkan untuk masalah Sumber Daya Alam Nasional yaitu:2.2.1.1 kebakaran hutan: proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia. Kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksud pembukaan lahan untuk perkebunan. Dampaknya: memberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak ke negara lain. Tidak hanya pada lokal namun ke negara tetanggapun juga terkena,2.2.1.2 8pencemaran minyak lepas pantai: hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebabkan lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak ke beberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurang menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah SDA yang saat ini terjadi di Indonesia yaitu masalah kekeringan, banjir, longsor, erosi pantai, instrusi air laut, kebakaran hutan dan pencemaran minyak lepas pantai.

2.2.2 Solusi Kelangkaan dan Kerusakan Sumber Daya AlamSolusi kelangkaan sumber daya alam dapat muncul dari sebuah ide sederhana yaitu dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya berkelanjutan (the principle of sustainable resource management). Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di masa sekarang dan di masa depan (Miller&Spoolman, 2011).Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan didasarkan pada dua prinsip, yakni: (1) SDA, terutama pada SDA yang tidak dapat diperbaharui dan memiliki persediaan yang terbatas sehingga harus dijaga ketersediaanya dan digunakan secara bertanggung jawab; (2) kependudukan, pertambahan penduduk setiap tahun meningkat maka kebutuhan hidup akan meningkat pula oleh karena itu potensi sumber daya alam harus mendukung kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa depan. Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan yaitu: (1) mengurangi ekploitasi berlebihan terhadap alam, (2) menggunakan SDA secara efisien, (3) pemanfaatan SDA sesuai dengan daya dukung lingkungan, (4) pengelolaan barang tambang sebelum di ekspor agar memiliki nilai jual yang tinggi dan mengurangi pengunana barang tambang, (5) pengelolaan SDA berdasarkan prinsip ekoefiensi (prinsip yang menggunakan SDA dengan biaya yang murah dan meminimalkan dapak negatif terhadap lingkungan) (Miller&Spoolman, 2011).

9Solusi pengelolaan sumberdaya alam meliputi pengelolaan lahan, air, tanah, tumbuhan, dan hewan, dengan fokus terutama pada pengelolaan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia, baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang.2.2.2.1 Pengelolaan Sumber Daya Alam pada Sektor Pertanian.Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan strategis, bukan hanya pada sektor pada sektor ekonomi tapi juga pada sosial dan politik (Sutikno, 2006). Dalam Garis Besar Haluan Negara selama pemerintahan Orde Baru, disebutkan bahwa prioritas pembangunan nasional adalah pada sektor pertanian (Kuncoro, 2002). Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian antara lain melalui peningkatan teknologi, penambahan input, maupun melalui kebijakan pemerintah (Sutikno, 2006). Menurut Tlyy (dalam Sutikno, 2006) perkembangan teknologi pada sektor pertanian meliputi proses mekanisasi dan penemuan varietas unggul.

2.2.2.2 Pengelolaan Sumber Daya Alam pada Sektor Pertambangan.Tujuan pengelolaan sumberdaya alam pada sektor ini untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral, batubara, panas bumi dan air tanah melalui usaha pertambangan dengan prinsip good mining practice. Beberapa kegiatannya antara lain sebagai berikut :2.2.2.2.1 penyusunan regulasi, pedoman teknis, dan standar pertambangan mineral dan batubara panas bumi dan air tanah,2.2.2.2.2 pembinaan dan pengawasan kegiatan penambangan, 2.2.2.2.3 pengawasan produksi, pemasaran, pengelolaan mineral dan batubara, panas bumi dan air tanah,2.2.2.2.4 evaluasi perencanaan produksi dan pemasaran mineral dan batubara, panas bumi dan air tanah, dan2.2.2.2.5 10evaluasi pelaksanaan kebijakan program pengembangan masyarakat di wilayah pertambangan.

2.3 Klasifikasi dan Macam Hutan2.3.1 Klasifikasi HutanHutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (UU No 18, 2013). Dalam Pasal 1 ayat (4 s/d 11) UU No. 41 Tahun 1999, hutan dibagi kepada 8 (delapan) jenis, yaitu.2.3.1.1 hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah,2.3.1.2 hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah,2.3.1.3 hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat,2.3.1.4 hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan,2.3.1.5hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.2.3.1.6 hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya,2.3.1.7 kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan, dan2.3.1.8 11kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

2.3.2 Macam Hutan2.3.2.1 Hutan Bakau.Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh: Pantai Timur Kalimantan, Pantai Selatan Cilacap.2.3.2.2 Hutan Sabana.Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yangsangat sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh: Nusa Tenggara.2.3.2.3 Hutan Rawa.Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan tumbuhan nipah tumbuh di hutan rawa. Contoh: Papua Selatan, Kalimantan.2.3.2.4 Hutan Hujan Tropis.Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yang tumbuh di sekitar garis khatulistiwa / ukuator yang memiliki curah turun hujan yang sangat tinggi. Hutan jenis yang satu ini memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, bertanah subur, humus tinggi dan basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak hutan liar dan juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutan dan merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh: hutan Kalimantan, hutan Sumatera.2.3.2.5 Hutan Musim.Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musim kemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.

2.4 Masalah HutanMenurut Fedrik, dalam peraturan pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pasal 15 disebutkan, upaya pemanfaatan hutan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Pemanfaatan hutan secara lestari dilakukan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Hutan bukan hanya sekumpulan pepohonan yang mampu menyediakan kayu, hutan sesungguhnya merupakan sistem ekologi penyangga kehidupan.

12Telah terjadi perusakan hutan yang disebabkan oleh pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusakan hutan terutama berupa pembalakan liar, penambangan tanpa izin, dan perkebunan tanpa izin telah menimbulkan kerugian negara, kerusakan kehidupan sosial budaya dan lingkungan hidup, serta meningkatkan pemanasan global yang telah menjadi isu nasional, regional, dan internasional. Perusakan hutan sudah menjadi kejahatan yang berdampak luar biasa, terorganisasi, dan lintas negara yang dilakukan dengan modus operandi yang canggih, telah mengancam kelangsungan kehidupan masyarakat sehingga dalam rangka pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan yang efektif dan pemberian efek jera diperlukan landasan hukum yang kuat dan yang mampu menjamin efektivitas penegakan hukum. Seharusnya pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan harus dilaksanakan secara tepat dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan fungsi ekologis, sosial, dan ekonomis serta untuk menjaga keberlanjutan bagi kehidupan sekarang dan kehidupan generasi yang akan datang (UU No 18, 2013).Di dalam hutan terdapat beraneka ragam fungsi yang bermanfaat bagi manusia. Antara mata rantai kehidupan tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi, sehingga rusaknya atau hilangnya salah satu mata rantai kehidupan akan berdampak pada mahluk hidup yang lain salah satunya adalah manusia. Karena itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 1945, UU No. 5 tahun 1990, UU No 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, PP No 28 tahun 1985, UU No 18 tahun 2013, dan beberapa keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHKA dan Dirjen Pengusahaan Hutan. (Nagel, 2011)

13Uraian diatas mengingatkan kepada kita bagaimana pentingnya hutan bagi kehidupan manusia, namun saat ini kondisi hutan sudah mulai rusak bahkan sudah berada pada tahap yang memprihantinkan. Kerusakan hutan yang terjadi di indonesia bukan merupakan sebuah issu yang baru dalam konteks pembangunan kehutanan di Indonesia, artinya sinyalemen rusak dan hilangnya hutan sudah berlangsung sejak lama. Berbagai catatan dan literatur telah membuktikan bahwa aktivitas perusakan hutan di Indonesia telah berlangsung sejak zaman Pra kemerdekaan dimana sejarah telah mencatat bagaimana proses pengrusakan hutan Jati di Jawa oleh VOC, yang mana pada waktu itu berkuasa menentukan semua urusan perdagangan yang menginginkan hasil produksi yang tinggi dari hutan Indonesia tanpa mempedulikan asas kelestarian. (Nagel, 2011).Hutan rusak sudah tentu ada faktor penyebabnya. Selain itu pihak yang dikategorikan sebagai perusak hutan juga beragam, mulai dari individu, kelompok bahkan negara melalui berbagai aparaturnya. Pada tataran yang paling tinggi, sejak awal kerusakan hutan diyakini para pihak disebabkan karena idiologi pembangunan kehutanan yang dianut negaralah yang justru telah menyebabkan kerusakan hutan. (Iskandar et al., 2003)Iskandar et al., (2003) menyatakan bahwa ideologi pembangunan kehutanan, yang keberhasilannya diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi, merupakan sumber terjadinya kerusakan hutan, termasuk berbagai kebijakan kehutanan sebagai derivatif paradigma pembangunan. Intinya, hutan sebagai ekosistem direduksi makna dan fungsinya hanya sebatas sebagai salah satu faktor produksi yang suatu saat akan habis. Apalagi dalam prakteknya, hutan hanya dipandang sebagai sumber komoditas yang sangat terbatas, yaitu sumber penghasil komoditas kayu yang hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan kayu (hasil hutan). Hasil hutan kayu adalah hasil hutan berupa kayu bulat, kayu bulat kecil, kayu olahan, atau kayu pacakan yang berasal dari kawasan hutan (UU No 18,2013).Padahal tidak sesempit itu manfaatnya, karena sesuai hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa, persentasi potensi ekonomi sumberdaya hutan yang berwujud kayu hanya sebesar 5% dari keseluruhan nilai potensi hutan. Itu berarti bahwa selain kayu yang hanya bernilai 5% tersebut, hutan masih memiliki potensi lain yang jauh lebih besar yang meliputi sumber pangan, sumber energi dan bahan bakar, bioteknologi, biodiversitas (flora dan fauna), sumber obat-obatan serta fungsi ekologi, estetika dan sosial budaya. Fungsi-fungsi ini ada yang merupakan fungsi yang sulit dinilai dengan uang oleh karena itu sering luput dari perhatian pemerintah maupun pihak-pihak yang berhubungan dengan hutan itu sendiri. Iskandar et al., (2003) menyatakan bahwa kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh beberapa faktor.2.4.1 14Penebangan Liar (Illegal Logging).Penebangan liar atau illegal logging disektor kehutanan dewasa ini sudah demikian dominan dalam praktek pengelolaan hutan di Indonesia sehingga tidak heran kalau saat ini banyak media baik elektronik maupun cetak banyak melansir berita tentang peristiwa illegal logging. Bahkan banyak pihak yang meyakini bahwa kalkulasi volume kayu yang bersumber dari praktek illegal logging justru jauh lebih besar dari pada yang berasal dari leggal logging.Lebih memprihantinkan lagi, sektor publik kehutanan tidak mampu merumuskan jalan keluar untuk mengatasi masalah ini karena banyaknya pihak yang terlibat dalam upaya penanganan kegiatan malpraktek ini. Berdasarkan perhitungan Departemen Kehutanan, diperoleh data bahwa angka penebangan liar mencapai 50,7 juta m3 per tahun dengan kerugian finansial sebesar Rp 30 trilyun per tahun. (Sutikno, 2006).Perbuatan perusakan hutan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang meliputi kegiatan pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah yang dilakukan secara terorganisasi. Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar kawasan hutan yang melakukan penebangan kayu di luar kawasan hutan konservasi dan hutan lindung untuk keperluan sendiri dan tidak untuk tujuan komersial harus mendapat izin dari pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU No 18, 2013).Penebangan pohon dalam kawasan hutan secara tidak sah merupakan penebangan pohon yang dilakukan dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan (UU No 18, 2013):

15a. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau,b. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa, c. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai,d. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai, e. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang, dan/atau f. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai.

2.4.2 Penyelundupan Kayu (Illegal Trade).Penyelundupan kayu atau illegal trade merupakan kegiatan yang langsung berkaitan dengan praktek illegal logging. Praktek penyelundupan kayu sebagai kelanjutan dari kisah kompleksitas dan ruwetnya masalah pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan di Indonesia di tiga era sekaligus yaitu era krisis ekonomi berkepanjangan, era reformasi dan desentralisasi yang setengah hati. Implikasinya bahwa realitas menggambarkan keberadaan berbagai Intitusi formal negara tidak berdaya sehingga sesuatu yang nyata-nyata ilegal kemudian di legalkan, sungguh ironis tetapi itulah yang tengah berlangsung. Dengan demikian maka tidak heran kalau saat ini penebangan liar sudah merambah ke kawasan hutan lindung dan taman nasional. Ibarat dua sisi pada sekeping mata uang, bila ada praktek penebangan liar maka selalu diikuti dengan penyelundupan kayu. (Iskandar et al., 2003).2.4.3 Kebakaran Hutan (Forest Fire).Bencana kebaran hutan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kerusakan hutan. Sebagaimana diketahui, bencana kebakaran hutan dan lahan merupakan peristiwa rutin yang hampir sering terjadi di setiap musim kemarau. Dalam perspektif kerusakan hutan, kebakaran hutan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju kerusakan hutan di Indonesia. Dalam polemik penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, ada dua pihak yang selama ini dituding bertanggung jawab terhadap kebakaran hutan yaitu (1) kelompok masyarakat yang selama ini menggunakan metode pertanian berladang berpindah pindah yaitu tebas dan bakar (slash and burn), (2) pihak perusahaan (perkebunan dan perusahaan yang berbasis lahan lainnya). (Iskandar et al., 2003).

162.5 Pengelolaan Sumber Daya HutanPengelolaan sumberdaya alam di Indonesia saat ini merupakan sebuah cerita yang beragam. Di sepanjang jutaan hektar, masyarakat setempat menanami hutan dengan buah-buahan, damar, kopi dan kakao dan sering ditanam bersama dengan pohon kayu-kayuan yang membentuk wilayah yang disebut wanatani (agroforest). Wilayah wanatani ini menyediakan jasa lingkungan yang sama seperti hutan alam, dengan pengecualian pada perbedaan keanekaragaman hayati yang lebih rendah. Banyak masyarakat setempat yang melindungi hutan alam, dan kadang bekerjasama dengan petugas Dinas Kehutanan pemerintah daerah setempat. (Kartodiharjo, 2008).Namun, secara keseluruhan keadaan hutan alam Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu krisis yang dihadapi bangsa ini. Laju deforestasi per tahun yang mencapai satu juta hektar tetap bertahan sepanjang sepuluh tahun terakhir serta kemampuan terpasang industri pengolahan kayu terus berkembang melampaui tingkat pemanfaatan lestari per tahun. Analisa terakhir, menurut Departemen Kehutanan menunjukkan, produksi kayu yang secara resmi diakui mencapai 10 juta meter kubik pada tahun 2002, sementara jumlah kayu aktual yang setara dengan kayu hasil olahan mencapai 50 juta meter kubik pada tahun yang sama, ini menunjukkan perbedaan empat kali lipat antara jumlah persediaan kayu yang legal versus ilegal. Pada akhir dasawarsa ini dan kawasan hutan konservasi akan mengalami kerusakan serius atau bahkan lenyap sama sekali (Hemosilla, 2006).Pelestarian hutan terkait erat dengan pengelolaan hutan lestari, (Iskandar et al.,2003) menyebutkan bahwa pengelolaan hutan lestari mengandung iga dimensi utama untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan, yaitu kelestarian fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Praktek pengelolaan hutan lestari merupakan wujud nyata atas keberlanjutan usaha di sektor kehutanan (dimensi kelestarian ekonomi) serta tinggi rendahnya kadar harmonis interaksi sosial budaya dengan komunitas lokal (dimensi kelestarian fungsi sosial).

17Nagel (2011) menjelaskan konsep pengelolaan hutan lestari mencakup hutan sebagai : (1) fungsi ekonomi merupakan keseluruhan hasil hutan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai tindakan ekonomi, (2) fungsi ekologis merupakan bentuk jasa hutan yang diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan, dan (3) fungsi sosial budaya merupakan barang dan jasa yang dihasilkan dari hutan untuk memenuhi kepentingan kebutuhan hidup masyarakat di sekitar hutan, serta berbagai fungsi yang diperlukan dalam rangka kegiatan pendidikan, pelatihan serta kegiatan budaya dan keagamaan.Memelihara kelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara : 2.5.1 reboisasi, yaitu menanami kembali hutan yang telah gundul. Contohnya reboisasi di Gunung Kidul, reboisasi di Lampung, reboisasi di Lebak, 2.5.2 melakukan tebang pilih, yaitu menebang pohon dengan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya: menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm,2.5.3 menghindari kebakaran hutan, dan2.5.4 menetapkan daerah perlindungan alam. Contoh daerah perlindungan alam di Indonesia yaitu taman hutan raya, hutan wisata, cagar alam, taman nasional, merehabilitasi satwa langka.2.5.5 upaya peningkatan pelestarian hutan yang dilaksanakan perhutani dalam sistem Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yaitu dengan merangkul dan bermitra dengan masyarakat sekitar hutan dalam melaksanakan pengelolaan hutan sehingga kelestarian hutan menjadi meningkat. Dengan semangat jiwa berbagi, baik berbagi peran, berbagi pemanfaatan lahan atau ruang, maupun berbagi manfaat hasil hutan dengan masyarakat sharing atau bagi hasil yang diberikan kepada masyarakat yaitu 25% dari hasil produksi kayu dianggap sebagai wujud kompensasi yang yang diberikan perhutani kepada masyarakat karena telah berperan serta dalam bekerjasama mengelola hutan. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan sistem PHBM diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang berbasis lahan dan non-lahan. Dari partisipasi itu telah di dapatkan hasil yang cukup signifikan seperti menurunnya tingkat kerusakan hutan, menurunnya kasus pencurian, berkurangnya lahan kosong karena peran aktif masyarakat dalam mengolah lahan dan melakukan kegiatan reboisasi. Dari semua kegiatan yang dilakukan dalam kemitraan, maka kesadaran masyarakat yang tinggi untuk peran aktif dalam sistem PHBM menghasikan peningkatan kesejahteraan dan kualitas ekologi serta hubungan sosial yang lebih baik. Hal itulah yang menyebabkan semangat berpartisipasi masyarakat dalam kemitraan melalui sistem PHBM ini tinggi, dan ini sejalan dengan konsep partisipasi masyarakat pedesaan dalam pembangunan (Damayatanti, 2011).

18Menurut UU No 18 tahun 2013 cara pencegahan perusakan hutan adalah sebagai berikut.Pasal 6 (1) Dalam rangka pencegahan perusakan hutan, Pemerintah membuat kebijakan berupa: a. koordinasi lintas sektor dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan,b. pemenuhan kebutuhan sumber daya aparatur pengamanan hutan,c. insentif bagi para pihak yang berjasa dalam menjaga kelestarian hutan,d. peta penunjukan kawasan hutan dan/atau koordinat geografis sebagai dasar yuridis batas kawasan hutan, dan e. pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan sumber kayu alternatif dengan mendorong pengembangan hutan tanaman yang produktif dan teknologi pengolahan.Pasal 7Pencegahan perusakan hutan dilakukan oleh masyarakat, badan hukum, dan/atau korporasi yang memperoleh izin pemanfaatan hutan.Pasal 61

19Masyarakat berperan serta dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dengan cara: (1) membentuk dan membangun jejaring sosial gerakan anti perusakan hutan,(2) melibatkan dan menjadi mitra lembaga pemberantasan perusakan hutan dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan,(3) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan dan dampak negatif perusakan hutan,(4) memberikan informasi, baik lisan maupun tulisan kepada pihak yang berwenang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, (5) ikut serta melakukan pengawasan dalam penegakan hukum pemberantasan perusakan hutan, dan/atau (6) melakukan kegiatan lain yang bertujuan untuk pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. Pengelolaan sumberdaya alam pada sektor kehutanan yang dilakukan oleh pemerintah ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi hutan secara lebih efisien, optimal, adil, dan berkelanjutan dengan mewujudkan unit-unit pengelolaan hutan produksi lestari dan memenuhi kaidah sustainable forest management (SFM) serta didukung oleh industri kehutanan yang kompetitif. Beberapa kegiatan pokok yang tercakup dalam program ini antara lain sebagai berikut:2.5.1 penetapan kawasan hutan,2.5.2 penetapan kesatuan pengelolaan hutan khususnya di luar Jawa,2.5.3 penatagunaan hutan dan pengendalian alih fungsi dan status kawasan hutan,2.5.4 pembinaan kelembagaan hutan produksi,2.5.5 pengembangan sertifikasi pengelolaan hutan lestari,2.5.6 pengembangan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungannya, dan2.5.7 konservasi sumber daya hutan.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanBerdasarkan uraian pada bab II, diperoleh simpulan sebagai berikut :3.1.1 sumber daya alam diklasifikasikan menjadi dua yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui,3.1.2 masalah SDA yang sering terjadi yaitu kekeringan, tanah longsor, banjir. Solusi pengelolaan SDA meliputi pengelolaan lahan, air, tanah yang mempengaruhi kualitas hidup manusia,3.1.3 macam-macam hutan diklasifikasikan sebagai berikut: hutan negara, hutan hak, hutan adat, hutan produksi, hutan lindung, hutan konservasi, kawasan hutan suaka alam, dan kawasan hutan pelestarian alam,3.1.4 penyebab kerusakan hutan antara lain karena penebangan liar (illegal logging), penyelundupan kayu (illegal trade), kebakaran hutan (forest fire),3.1.5 memelihara kelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara reboisasi, melakukan tebang pilih, menetapkan daerah perlindungan alam, dan menghindari kebakaran hutan.

3.2 SaranBerdasarkan simpulan di atas, penulis menyarankan agar lebih berhati-hati, tidak mengeskploitasi secara besar-besaran dalam pemanfaatan sumber daya alam agar tidak merugikan kepentingan manusia pada masa kini dan masa yang akan datang.

20DAFTAR RUJUKAN

AP, Fedrik., Barkey, Roland A & Daniel.Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Hutan Dan Strategi Pengendaliannya (Studi Kasus Pada Cagar Alam Pegunungan Cycloop) Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. (Online), (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/278b856264cbca435c0f476e571b1215.pdf ), diakses pada 25 Agustus 2015.

Damayatanti, P T. 2011. Upaya Pelestarian Hutan Melalui Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Jurnal Komunitas, 3 (1): 70-82

Hemosilla, A. C. Fay Chip. 2006. Memperkokoh Hutan Indonesia Melalui Pembaharuan Penguasaan Tanah. Bogor: World Agroforestry Centre.(ebook).

Iskandar.U, Ngadiono & Nugraha.A, 2003. Hutan Tanaman Industri di Persimpangan Jalan. Jakarta: Arivco Press.

Kartodiharjo, H. 2008. Pengelolaan Sumberdaya Alam : Krisis Ekologi

Kuncoro, M. 2002. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Miller G.T, Spoolman S.E. 2011. Environmental Science. 14th edition. Brooks/Cole, Cengane Learning. 20 Davis Drive, Bellmont USA

Nagel, P Julius F. 2011.Pelestarian Hutan dalam Hubungannya dengan Lingkungan dan Potensi Ekonomi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur dan Sipil) Vol 4.ISSN 1858-2559. Universitas Gunadarma: Depok.(Online),(http://repository.gunadarma.ac.id/1466/1/Pelestarian%20Hutan%20dalam%20Hubungannya%20Dengan%20Lingkungan%20dan%20Potensi%20Ekonomi_UG.pdf ), diakses pada 25 Agustus 2015.

Sing, Y.K. 2006. Environmental Science. New Delhi: New Age International(ebook).

Sutikno & Maryunani. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam. Malang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Undang Undang No 18 Tahun 2013. Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan

Undang-Undang No 23 Tahun 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang No 32 Tahun 2009. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

21