Upload
rizky-amelia
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
summary
Citation preview
Nama/NIM/Kelompok : Rizky Amelia/14811057/Kelompok H LO Skenario 1
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi, sejarah, prinsip, metode, strategi, tujuan dan peran apt
dalam promkesDefinisi Promkes : Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan(Depkes RI, 2012). Promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Depkes RI, 2009). Tujuan : Meningkatkan kesehatan dan
mencegah masalah kesehatan (Anonim, 2012). Strategi:1. Pemberdayaan ; pemberian
informasi danpendampingan dalam mencegah dan menanggulangimasalah kesehatan; 2. Bina
Suasana upaya menciptakan lingkungan sosial yangmendorong individu anggota masyarakat
untuk mau melakukanperilaku yang diperkenalkan.; 3.Advokasiupaya atau proses yang
strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait (stakeholders) seperti tokoh-tokohmasyarakat atau penentu kebijakanatau penyandang
dana; 4. Kemitraan : Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaanmaupun bina
suasana dan advokasi guna membangun kerjasamadan mendapatkan dukungan. Dengan
demikian kemitraan perludigalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi
pemerintahyang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atautokoh
masyarakat, media massa dan lain-lain(Depkes RI, 2012).Sejarah : Ottawa, Canada ( 1986 );
Konferensi International pertama, menghasilkan, Deklarasi Ottawa (Ottawa Charter)
merumuskan 5 ruang lingkup PROMKES : Build Healthy Public Policy, Create supportive
environment, Strengthen, community action, Develop personal skill, Reorient health service ;
Sundsvall Swedia (1991) : Ada 4 kunci strategis yaitu : advokasi, memberdayakan
masyarakat, membangun aliansi, dan menjadi penengah diantara berbagai konflik; Jakarta
(1997); tonggak promosi kesehatan adalah Deklarasi Jakarta (1997) lahir dari Konferensi
International Promosi Kesehatan ke-4. Deklarasi ini merumuskan : Promosi kesehatan adalah
investasi utama yang memberikan dampak pada determinan kesehatan, dan memberikan
manfaat kesehatan, memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan upaya lain dalam
meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan. Bangkok 2005 (7 – 11 Agustus
2005); Konferensi Bangkok dikenal dengan ”The Bangkok Charter for Health Promotion in a
globalized world”; Vancouver- Canada (2007). Hasil konferensi ini adalah :1) Mempengaruhi
agenda kebijakan pemerintah melaluipeningkatan kemitraan dan advokasi; 2)
Mengembangkan sains dan teknologi dalam mendukungpromkes; 3) Mengembangkan
innováis baru dalam pertukaran danpenerapan sains dan teknologi promosi kesehatan
melaluiberbagai pendekatan kebudayaan dan region (regional) (Depkes RI, 2008). Prinsip
Promkes : Pomosi Kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya
dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan
meminta pertolongan (Depkes RI, 2009). Metode Promkes : Metode Promosi Kesehatan
dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera
penerima dari sasaran promosi. 1) Berdasarkan teknik komunikasi dibagi menjadi metode
penyuluhan langsung melalui tatap muka langsung (kunjungan rumah, pertemuan diskusi
(FDG) dan metode penyuluhan tidak langsung yaitu tidak melalui tatap muka langsung tetapi
menyampaikan pesan melalui perantara/media (melalui media cetak, pertunjukkan film); 2)
Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai dibagi menjadi pendekatan perorangan, kelompok
dan masal; 3)Berdasarkan Indera Penerima dibagi menjadi a)metode memperhatikan yaitu
pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan (poster, Koran dinding, pemutaran film);
b)metode pendengaran yaitu pesan diterima sasaran melalui indera pendengaran, contoh :
ceramah dan c)metode kombinasi yaitu dalam hal ini termasuk demonstrasi cara (dilihat,
didengar, dicium,, diraba dan dicoba) (PAMSIMAS, 2013)
Peran apoteker: Tercantum dalam Standar Kompetensi Apoteker Indonesia poin ke-6,
Apoteker harus mampu berkontribusi dalam upaya preventif&promotif kesehatan masyarakat
yang terdiri atas 6 Elemen meliputi a)Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam
menangani masalah kesehatan di masyarakat; b) Melakukan survey masalah obat di
masyarakat; c) Melakukan identifikasi dan prioritas masalah kesehatan di masyarakat berdasar
data; d) Melakukan upaya preventif & promotif kesehatan masyarakat; d) melakukan evaluasi
pelaksanaan program promosi kesehatan ; e) Melakukan dokumentasi program promosi
kesehatan (IAI, 2011).
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe, langkah, target need assessment dan jenis need
Definisi Need asessment : Metode sistematis untuk mengkaji masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat, yang mengarah ke prioritas yang disetujui dan alokasi sumber daya yang
akan meningkatkan kesehatan dan mengurangi kesenjangan (Beckingham, 2005). Atau proses
penilaian kebutuhan dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan tentang pemahaman
bagaimana kesehatan sekelompok atau individu pada suatu daerah mengenai status
kesehatan yang dapat diperbaiki saat ini dan status idealnya. (Fertman, 2010). Tipe Need
assessment (NA) : 1)Model discrepancy (gap models): pendekatan yang paling umum
digunakan untuk penilaian kebutuhan (NA), melalui 3 langkah: mengatur tujuan untuk sistem
ideal, mengevaluasi ukuran kinerja sistem saat ini, mengidentifikasi gaps antara ideal dan
sistem sekarang (real) ; 2) Model marketing: membantu lembaga mempelajari dan beradaptasi
dengan kebutuhan populasi atau kelompok sasaran, berfokus pada kesesuaian antara
kebutuhan kelompok sasaran dan kemampuan lembaga untuk mempromosikan dan
memenuhi kebutuhan tersebut, komponen utama dari pendekatan model marketing adalah
gagasan pertukaran (waktu, uang,keahlian dan beberapa produk), 4 komponen penting
pertukaran harga, produk, tempat dan promosi; 3) Model decision making: paling kompleks
dari semua NA, mengasumsikan bahwa pembuat keputusan secara alami bias ketika mereka
menghadapi multidimensional data NA, sehingga penilaian dan peran mereka dalam
menganalisis kebutuhan dibuat eksplisit, yang menekankan pada aspek akhir NA. Langkahnya
yaitu modeling masalah (identifikasi kebutuhan) masalah ditentukan berdasarkan pemilihan
oleh pembuat kebutusan dan diukur yang sebenarnya dibutuhkan, kuantifikasi penilaian
pembuat keputusan yang diubah menjadi atribut yang benar dibutuhkan dan sintesis dengan
menjumlahkan dan meringkas hasil atribut. Kebutuhan terbesar akan membawa index terbesar
pada sebuah pilihan (Khoury, dkk, 2000). Langkah need assessment (a) getting started,
menentukan populasi, lokasi, dan alasan memilih itu, tujuan dan target, siapa saja yang terlibat
dalam proyek, siapa saja yang memegang kekuasaan, dan sumber-sumber yang memberikan
data; (b) identifying health priorities, bagaimana profil dari populasi yang akan dikembangkan,
data kesehatan yang tersedia dari populasi itu, informasi tentang pelayanan kesehatan dan
persepsi yang dibutuhkan, kunci utama dari permasalahan populasi itu; (c) assessing a priority
for action, intervensi dengan mempertimbangkan keefektifan dan dapat diterima populasi dan
bagaimana sumber itu dapat ditemui; (d) action planning for change, membuat summary dari
proses rencana action; (e) moving on/project review, seberapa baik rencana dijalankan, apa
yang telah dicapai dari proyek ini, bagaimana action itu dapat berkontribusi, apa yang dapat
dipelajari dari suksesnya proyek ini, apa yang akan terjadi kemudian, prioritas baru apa yang
akan dipilih untuk populasi, apa pesan inti dari health need assessment terakhir (Cavanagh &
Chadwick, 2005).Target : a) Sasaran primer: pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) sebagaikomponen dari masyarakat.; b)Sasaran Sekunder : para pemuka masyarakat,
baikpemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agamadan lain-lain) maupun pemuka
formal (misalnya petugaskesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain),
organisasikemasyarakatan dan media massa.; c) Sasaran tersier : para pembuat kebijakan
publik yangberupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatandan bidang-bidang lain
yang berkaitan serta mereka yangdapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya
(Anonim, 2012).Tipe Need : a. Normative needs : Perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan
masyarakat. b.Expressed needs : Mengacu pada kebutuhan masyarakat dengan melakukan
survey pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. c. Comparative needs : Berasal dari kebutuhan
akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
pelayanan kesehatan yang diperlukan. d. Felt needs: Kebutuhan yang dirasakan masyarakat
(Anonim, 2013). e. Anticipated atau Future Needs: harus dilakukan dengan permintaan proyek
masa depan. Pembangunan jalan baru harus mempertimbangkan pertumbuhan yang
terjadibeberapa tahun lagi; f. Critical Incident Needs :berhubungan dengan kegagalan yang
jarang terjadi, tetapi memiliki akibat besar(Anonim, 2005).
3. Mahasiswa dapat mengetahui determinant kesehatan (definisi, faktor yg mempengaruhi)
1. Definisi : yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang dapat
berupa (a) faktor yang tetap (fixed), seperti usia, jenis kelamin, dan genetik; dan (b) faktor yang
berpotensi dapat dimodifikasi, seperti lifestyle, sosial dan jaringan komunitas, general sosio-
ekonomi, budaya dan kondisi lingkungan (Davies & Macdowall, 2006). Berikut ini contoh
determinan kesehatan : (a) Human biology mencakup segala aspek kesehatan baik secara fisik
maupun mental. Unsur ini meliputi faktor keturunan, proses pematangan dan penuaan, dan banyak
sistem internal yang kompleks seperti otot, saraf, kardiovaskular, endokrin, pencernaan, dll; (b)
Lingkungan, faktor eksternal yang sedikit atau tidak dapat dikontrol, seperti memastikan makanan,
obat-obatan, kosmetik, peralatan, suplai air dll, aman dan tidak terkontaminasi; (c) Lifestyle,
berkaitan dengan kebiasaan dari individu, seperti merokok, fast food, junk food, malas berolahraga,
stres; (d) Health care organization yang terdiri dari kualitas, kuantitas, rencana, susunan, sifat
dasar, dan hubungan masyarakat dan sumber dalam ketentuan dalam pelayanan kesehatan
(Davies & Macdowall, 2006).
4. Mahasiswa dapat mengetahui sumber data (teknik, jenis, metode)
Jenis : a. Primer: Data baru/asli yang diperoleh langsung dari individu, biasanya diperoleh
dengan cara suvei, wawancara, FGD (Focus Goup Discussion) atau pengamatan langsung.
Data primer lebih mahal dan memakan waktu untuk mengumpulkannya dibandingkan dengan
data sekunder. b. Sekunder: Data yang sudah ada atau telah dikumpulkan oleh orang lain
dengan tujuan lain (Misalnya: Catatan penting, data sensus dan jurnal). Data dapat berasal
dari individu/populasi yang sedang dikaji ataupun tidak(Fertman, 2010).Metode : Data kualitatif
yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka melainkan dinyatakan dalam kategori,
golongan atau sifat.Data kuantitatif yaitu data hasil observasi yang dinyatakan dalam angka-
angka (Syamsudin, 2002).Teknik mengumpulkan data: 1)Pengamatan/ observasi adalah
tehnik pengumpulan data dimana peneliti mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan
yang mereka alami selama penelitian berlangsung baik apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan; 2)Survey adalah tehnik pengumpulan dengan menggunakan instrumen-instrumen
tertentu yang diperoleh dengan meminta tanggapan dari responden. Survey dibagi menjadi 2
yaitu wawancara adalah komunikasi langsung antara peneliti dengan responden dan
penyebaran angket/kuesioner adalah pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden. 3)Studi Dokumentasi adalah tehnik
pengumpulan data dengan cara melihat catatan tertulis mengenai berbagai kegiatan atau
peristiwa pada waktu lalu, disebut juga studi literature (Soleh, 2005)..
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2012, Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan : Panduan Bagi
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
2. Anonim. 2005. A Need Assessment Report of Children 0-5 Years. (monograph in internet).
(Cited 2013 June 10). Available from:
http://www.fhs.gov.hk/english/archive/files/reports/report.pdf
3. Anonim, 2013, Need Analysis, available at
courses.phhp.ufl.edu/rcs6740/.../need_analysis.pdf
4. Beckingham, A., et all, 2005, Health Need Assessment a Practical Guidline.
5. Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan bagi Tenaga Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta
: Depkes RI. Hal : 5-12, 22-23, 42-47
6. Depkes RI. 2009. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan
Lingkungan. Direktorat Remaja BKKBN, Jakarta.
7. Depkes RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Depkes RI, Jakarta.
8. Fertman, A. 2010. Health Promotion Programs. USA: Jossey-Bass. Hal. 96-98.
9. Khoury, J. M. dkk. 2000. Genetics and Public Health in the 21st Century. Newyork : Oxford
University Press. Hal : 267-269
10. Syamsudin, 2002, Statistik Deskriptif, Muhammadiyah University Press, Surakarta.
11. Pratiwi, S., 2010, Metodologi Penelitian, Pusat Pengembangan, Universitas Mercu Buana.
12. IAI. 2011. Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor :
058/SK/PP.IAI/IV/2011 Tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Jakarta: IAI. Hal.
83
13. Cavanagh, S., & K. Chadwick, 2005, Health Needs Assessment a Practical Guide, Health
Development Agency, England.
14. Davies, M. & W. Macdowall, 2006, Health Promotion Theory, London School of Hygiene &
Tropical Medicine, London.
15. PAMSIMAS, 2013, Field Book : Metode dan Media Promosi Kesehatan.
www.new.pamsimas.org
16. Soleh, A.Z., 2005, Ilmu statistik, Rekayasa Sains, Bandung