Upload
seprananta-sitompul
View
97
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Hapusnya Negara sumatera timur
Segera sesudah penyerahan kedaulatan oleh belanda kepada Indonesia yang berbentuk
serikat, maka pemerintahan Negara bagian Negara sumatera timur nyata di rasakan bahwa
susunan ketatanegaraan indonesia secara berserikat itu tidak sesuai dengan cita-cita dan
kehendak rakyat. Berhubung dengan itu maka berbagai usaha telah dijalankan guna dan
kehendak rakyat. Berhubung dengan itu maka berbagai usaha telah dijalankan guna mengatasi
kesukaran, terutama yang disebabkan oleh gerakan-gerakan rakyat yang mencapai puncaknya
dalam kongres rakyat dan permusyarawatan rakyat (peo federal).
Akhirnya didapatlah jalan yang baik yaitu mengusahakan pemerintah RIS untuk
memasukkan Negara sumatera timur kedalam Negara kesatuan Indonesia sebagai yang
dikehendaki oleh rakyatyang terbnyak. Hal ini dilakukan pada tanggal 13 mei 1950, sehingga
dengan penyerahan mandate itu dapatlah di capai kata sepakat dengan republic Indonesia tanggal
19 mei 1950, yang diabadikandalam suati piagam.
Sesuai dengan persetujuan-persetujuan yang telah di capai maka pemerintahan RIS pun
segeralah mulai mengadakan tindakan-tindakan guna melaksanakan keputusan-keputusan
tersebut. Maka untuk itu sumatera timur di bentuklah suatu panitian yang dinamakan panitia
persiapan Negara kesatuan untuk sumatera timur atau disingkat PPNKST . panitia ini dilantik
oleh menteri dalam negeri anak agung Gde agung pada tanggal 14 juli 1950. Susunan panitia ini
adalah sebagai berikut:
Ketua : sarimin reksodiharjo
Anggota: Mr. M. Yusuf, Mr.Mohd. Amin dan radja kaliamsjah sinaga.
Yang tersebut belakangan ini, radja kaliamsjah sinaga berhubung dengan kedudukannya sebagai
ketua dpr dan wakil-wakil NST kemudian mengundurkan diri dari panitia itu.
Tugas kewajiban PPNKST adalah berat yaitu mengatur periapan pembubaran NST dan
memasukkan kedalam Negara kesatuan yanga kan menggantikan RIS. Tetapi berkat kerjasama
dari berbagai pihak, baik pihak NST maupun dari pihak partai-partai pro kesatuan dan pro
perserikatan maka akhirnya dapatlah segala sesuatu dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
pada tanggal 15 agustus 1950 yaitu pada hari presiden menyatakan terbentuknya Negara
kesatuan republic Indonesia serikat yang disukai sebagian yang terbesar dari rakyat Indonesia.
Upacara tersebut di secretariat gubernur militer sumut satu jam sesudah pernyataan
terbentuknya NKRI di Jakarta. Sesuai dengan keputusan dewan sumatera timur tanggal 13
agustus 1950 sebagai di muat di dalam piagam pengakuan, bahwa terbentunya Negara
kesatuansekarang inilah telah tiba.
Dengan ini dinyatakan bahwa piagam ini pada saat ini mulai berlaku dan oleh karenanya
maka:
1. Berakhirlah Negara sumatera timur
2. Segala kekuasaan, kewajiban, hak-hak harta benda dan segala alat-alat perlengkapan
pemerintahan kepada pemerintah Negara kesatuan, yang diwakili oleh PPNKST.
Demikian pernyataan pemerintah NST.
Untuk mencegah kekosongan didalam pemerintahan mulai saat ini juga kami tunjuk pejabat-
pejabat sementara yang kami serahi pimpinan dan tanggung jawab atas keberesan pekerjaan di
jawatan-jawatan bekas departemen-departemen dan jawatan-jawatan NST. Kami tunjuk pula
pejabat-pejabat yang untuk sementara kami serahi pimpinan pemerintahan pusat di semua
kabupaten dan kotapraja. Sampai ada ketentuan lain pejabat-pejabat sementara ini langsung
bertanggung jawab kepada kami.
Pejabat-pejabat yang kami tunjuk ialah:
1. Secretariat dan bagian pemerintahan : tengku hasjyim
2. Jawatan pendidikan p dan k : ismail daulay
3. Jawatan social : sugondo kartoprojo
4. Jawatan perburuhan : dinoto
5. Jawatan kesehatan : dr. soermasono
6. Jawatan kehakiman : S.M pintor
Selanjutnya kami tunjuk untuk melakukan tugas sebagai :
1. Bupati deli serdang/ walikota tebing tinggi : samnpoerno kolokaping
2. Bupati langkat/ walikota binjai : O.K salamudding
3. Bupati tanah karo : rakuta sembiring
4. Bupati simalungun : madja purba
5. Bupati asahan : Abdullah eteng
6. Bupati labuhan batu : djamaludin tambunan
7. Walikota medan : djaidin purba
Negara sumatera timur sudah berakhir. Segala kekuaasan dan kewajiban mengenai pemerintahan
di sumatera timur beralih kepada PPNKST. Ketua PPNKST telah menunjik pejabat-pejabat
sementara tersebut langsung bertanggunmg jawab kepada PPNKST.
PPNKST meminta kepatuhan dari segenap rakyat tentang peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh panitia untuk menyelesaikan tuganya menyusun pemerintahan di sumatera
timur, selaras dengan konstruksi Negara kesatuan sebagaimana di putuskan maupun dari
pemerintah NST, maupun dari pemerintah RI atau lain-lain instalansi yang berwajib meneruskan
pekerjaannya masing-masing sampai ada ketentuan lain.
Tahun 1896 dengan beslit residen di bentuk gementefonds untuk medan di atas bekas 3
jenis tanah yaitu: tanah kampong orang melayu, tanah bekas konsensi mabar deli tua dari mij dan
tanah bekas kontrak kebun tembakau polonia.
Dalam tahun 1897 afdeeling deli di rombak kembali sebagai berikut:
1. Afdeeling deli , di bawah seorang asisten residen dengan ibukotanya medan di bagi
masing-masing dengan pimpinan kontelir.
- Medan
- Labuhan deli
a. Afdeeling langkat hulu, berkedudukan di binjai di bawah seorang kontelir.
2. Afdeeli ng langkat hilir, di bawah seorang kontelir berkedudukan di tanjung pura.
3. Afdeeling tamian, di bawah seorang kontelir berkedudukan di seruai
4. Afdeeling serdang, di bawah seorangkontelir lubuk pakam.
5. Afdeeling padang dan bedagai di bawah seorang kontelir berkedudukan di tebing tinggi.
Kemudian di tempatkan pula kontelir khusus urusan batak di bangun purba dan damak
jamu di padang bedagai.
Di zaman pemerintahan belanda, sumatera merupakan suatu pemerintahan yang bernama
gouverrment van sumatera, yang meliputi seluruh sumatera, di kepalai oleh seorang gubernur
gouverenur berkedudukan di medan. Sumatera terdiri dari daerah-daerah administratip yang
dinamakan kresei denan.
Di zaman permulaan kemerdekaan republic Indonesia, sumatera tetap merupakan suatu
kesatuan pemerintahan yaitu propinsi sumatera yang di kepalai oleh daera-daerah administrative
keresidenan yang di kepalai oleh seorang residen.
Pada siding I komite nasional daerah(K.N.D) provinsi sumatera, mengingat kesulitan-
kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan, di putuskanlah untuk membagi provinsi
sumatera menjadi 3 subprovinsi yaitu sub provinsi sumut(yang terdiri dari keresidenan aceh,
keresidenan sumatera timur dan keresidenan tapanuli) sub provinsi sumatera tengah dan sub
provinsi sumatera selatan. Dalam perkembangan selanjutnya melalui undang-undang no.10 tahun
1948 tanggal 15 april 1948, pemerintah menetapkan sumatera menjadi 3 provinsi yang masing-
masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu:
1. Provinsi sumut yang meliputi keresidenan, keresidenan aceh, sumatera timur, dan
tapanuli.
2. Provinsi sumatera tengah yang meliputi keresidenan-kersidenan sumatera barat, riau dan
jambi.
3. Provinsi sumatera selatan yang meliputi keresidenan-keresidenan bengkulu, palembang,
lampung dan bangka belitung.
Dengan mendasarkan kepada undang-undang no.10 tahun 1948, atas usul gubernur kepala
daerah provinsi sumatera utara denga suratnya tanggal 16 februri 1973 no.4585/25, dprd tingkat I
sumut dengan keputusannya tanggal 13 agustus 1973 no.19/k/1973 telah menetapkan bahwa hari
jadi provinsi daerah tingkat I sumut adalah tanggal 15 april 1948 yaitu tanggal di tetapkannya
U.U. no.10 tahun 1948 tersebut.
Pada permulaan tahun 1949 diadakan terorganisasi pemerintah di sumatera, atas
pertimbangan berhubung denga meningkatnya serangan-serangan belanda, menghendaki suatu
system pertahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Untuk itu perlu dipusatkan alat-alat
kekuasaan sipil dan militer dalam tiap-tiap daerah militer istimewa yang berada dalam satu
tangan yaitu gubernur militer. Dengan demikian seluruh kekuaasaan baik sipil maupun militer
berada di tangan gubernur militer.
Dalam perkembangan selanjutnya tabggal 7 desember diundanglah undang-undang no.24
tahun 1956 yaitu undang-undang tentang pembentukan daerah otonom provinsi aceh dan
perubahan peraturan pembenrukan provinsi sumut. Pasal 1 undang-undang no.24 tahun 1956 ini
menyebutkan:
1. Daerah aceh yang melingkupi kabupaten-kabupaten 1. Aceh besar , 2.aceh pidie, 3. Aceh
utara, 4. Aceh timur, 5. Aceh tengah, 6. Aceh barat, 7.aceh selatan, 8. Kota besar
kutaraja, dipisahkan dari lingkungan daerah otonom provinsi sumut dimaksud dalam
peraturan pemerintah pengganti undang-undang no.5 tahun 1950 dan dibentuk menjadi
daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan nama
provinsi aceh.
2. Provinsi sumatera utara tersebut dalam ayat (1) yang wilayahnya telah di kurangi dengan
bagian-bagian yang terbentu sebagai daerah otonom provinsi aceh, tetap disebut provinsi
sumatera utara. Perihal urusan rumah tangga, daerah di mulai dengan peratuaran
pemerintah pengganti undang-undang no.5 tahun 1950 yang kemudian di ubah dengan
undang-undang darurat no. 16 tahun 1955 dan dengan peraturan-peraturan yang mucul
kemudian, sampai saat ini di provinsi daerah tingkat I sumut terdapat 15 dinas otonom.
Sumatera utara dalam suasan proklamasi dan pembentukan pemerintahan sumatera utara
Ibarat menanti kedatangan bayi demikian pula proses menjelang proklamasi
kemerdekaan Indonesia menjelang akian dilahirkan. Tanda-tandanya semakin jelas pada saat itu
tentara fasis jerman yang memulai perang agresif-offensif dalam tahun 1945 terdesak mundur
oleh serangan balasan pasukan sekutu yang di pimpin jenderal mac Arthur. Tentara jepang yang
semangatnya meluap-luap waktu permulaan perang, menjadi pudar dan tidak berdaya. Waktu itu
kota medan terlihat tentara jepang di tangsi-tangsinya dan di kantor- kantor dengan wajah
ketidak pastian dan tidak semangat. Sedang pasukan sekutu yang menang perang belum tiba di
Indonesia untuk melucuti senjata tentara jepang.
Pemuda-pemuda dari tanah karo seperti tama ginting, selamt ginting, rakutta sembiring
dengan gagah berani merebut senjata dari jepang, demikian pula tokoh-tokoh ex gyugun seperti
ahmad tahir , yakob tahir, hotman si tompul, nazaruddin, wiji alviah, maralam harahap, david
tampubolon . timur pane dan lain-lain. Sebagaimana terjadi di jawa timur di bawah pimpinan
bung tomo asmanu hasyim darif, pemuda Surabaya yang tergabung dalam barisan
pemberontakan rakyat Indonesia, menyerbu gedung senjata don bosci dimana tentara jepang
yang menjaga gudang itu menyerah tanpa isyarat dan gudang senjatanya diserahkan kepada
pemuda yang menyerbu. Dari tiada senjata akhirnya pemuda tampil memanggul senjata. Disini
hukum revolusi.
Sesudah proklamsi kemerdekaan Indonesia di umumkan tanggal 17 agustus 1945 dan
bersamaan dengan itu, para pemuda serempak bergerak melucuti senjata tentara jepang dengan
cara diplomasi dan tak sedikit jumlahnya yang dengan pertempuran. Kaum imperialism belanda
yang di dukubg imperialis sekutu, menuduh proklamsi kemerdekaan Indonesia tanggal 17
agustus 1945 itu “made in japan” . padahal sejarah membuktikan bahwa proklamasi 17 agustus
bukan bikinan jepang, melainkan semata-mata berkat perjuangan mati-matian para pemuda
Indonesia, mendesak soekarno hatta memproklamirkan kemerdekaan.
Bagaimana di sumatera? Suasana proklamasi di sumatera timur khuususnya di medan
dalam bulan agustus itu, berlainan sama sekali dengan keadaan di bukit tinggi, Palembang, dan
jambi. Ditempat-tempat yang terakhir disebut itu para pemimpin berhasil membentuk KNI dalam
bulan agustus juga sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang di berikan Mr. teuku moehammad
hasan.
A. Suatu hal uang sulit dimengerti oleh para prude di medan ketika itu, adalah sikap
Mr. teuku moehammad hasan sejak bulan September 1945 masih berdiam diri dan tidak
bertindak apa-apa. Padahal pada waktu itu ia telah di tetapkan sebagai wakil pemimpin
besar bangsa untuk sumatera. Tugas ini di tetapkan sebagai wakil pemimpin besar bangsa
untuk sumatera. Tugas ini di tetapkan di Jakarta tanggal 22 agustus 1945, yang
mengharuskan Mr. teuku moehammad hasan segera membentuk pemerintahan.
Masa peralihan dan masa pemerintahan kolonial belanda
Masa pemerintahan bataafse republiek
Voc mencapai masa keemasannya pada akhir abad ke tujuh belas. Akan tetapi puncak
kejayaannya ini sekaligus merupakan awal kebangkrutannya pul;a. berbagai sebab melatar
belakangi kebangkrutan ini. Sebab pokok yang bersifat ekstrem adalah semakin meruginya usaha
angkutan voc di eropa. Hal ini dapat dilepaskan dari fakta demakin kuatnya inggris di lautan.
Untuk mengurus hindia timur ini dibentikan sebuah dewan yang disebut raad van aziatische
bezitingen en etablissement( aziatische raad). Dewan ini bertanggung jawab kepada uitvoerend
bewind ( dewan eksekutif baafse republiek).
Masa pemerintahan herman wiliem daendals
Pada tanggal 5 januari 1806, louis napoleon diangkat menjadi raja belanda. Adapun tugas
gubernur jenderal yang baru ini tercermin dalam kononkrijk blesuit 9 januari 1907. Tugas
gubernur jenderal tersebut pada prinsipnya:
1. menjamin agar orang belanda dapat secara bebas berdagang dengan orang-orang di
hindia timur.
2. Membangun system pemerintahan di hindia timur demi kelestarian kekuasaan belanda di
hindia timur, guna melindungi perdagangan di selenggarakan oleh belanda dalam rangka
pengisian kas Negara ( schricke,19389:177).
Masa pemerintahan Thomas Stamford rafless
masa pemerintahan rafless berlangsung singkat. Akan tetapi masa pemerintahan raffles ini
merupakan tonggak penting dalam sejarah ketatanegaraan colonial di Indonesia. System
pemerintahan colonial yang berlangsung sejak masa voc di ubah secara total. Raffles
menerapkan tiga tindakan pokok yaitu:
1. Menghapus system verplichate leveranties (penyerahan wajib) dan herendiestensten
( kerja wajib).
2. Pemerintahan mengawasi secara langsung pengelolaan tanah dan memungut hasilnya
secara langsung dari rakyat (tanpa peraturan para petugas penguasa pribumi/bupati)
3. Menyewakan tanah kepada rakyat(land-rent system).
PEMERINTAHAN PUSAT HINDIA BELANDA
1. opperbestuur.
Berdasarkan pasal 62 grondwet 1938 mengatur bahwa raja memegang kekuaasaan
pemerintahan tertinggi atas hindia belanda. Adapun pemerintahan umum di hindia belanda atas
nama raja di laksanakan oleh gubernur dengan cara yang di atur dengan wrt. Mengenai
pelaksanaan kekuasaannya kolonialnya ini raja setiap tahun mempertanggungjawabkan kepada
statengeneral (parlemen belanda) melalui minister van kolonien sesuai dengan ketentuan pasal
55 grondwet 1938.
Selanjutnya berdasarkan pasal 1 IS maka raja/opperbestur berkuasa untuk:
a. Menunujuk dan mengangkat gubernur jenderal.
b. Menetapkan garis-garis besar haluan colonial (aanwijzingen)
c. Meminta pertanggungjawaban colonial di hindia belanda(schrieke, 1938:181).
1. Volsraad
a. Dasar hukum dan fungsi volskraad
Pasal 53 IS menyatakan bahwa volsraad terdiri atas seorang terdiri atas seorang anggota yang
merangkap sebagai ketua, dan 60 orang anggota. Sebagai suatu badan yang di harapkan
mewakili masyarakat hindia belanda, volsraad berdiri diantara gubernur jenderal dengan rakyat
hindia belanda. Gubernur jenderal yang sebagai wakil raja berlanda bertugas untuk
menyelenggarakan pemerintahan umum di hindia belanda. Dalam kerangka itu volsraad
berfungsi sebagai badan penasehat gubernur jenderal.
b. Persidangan volksraad
Demi kelancaran siding. Volksraad berkuasa untuk menyusun peraturan tata tertib sensiri.
Peraturan tata tertib ini kemudian di undangkan di dalam staatsblaad hindia belanda. Volksraad
menyelenggarakan sidangnya dua kali setiap tahun. Gubernur jenderal dapat menghadiri
persidangan volksraad jika menganggapnya perlu. Iapun dapat mengirim kuasanya untuk
menghadiri persidangan volksraad itu.
c. Hak dan kewajiban volksraad
Pertama-tama dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja hindia belanda, volksraad
berfungsi sebagai badan yang turut dalam penyusunan anggaran. Bahkan dalam hal-hal yang
sangat mendesak menurut penialaian gubernur jenderal hak itu biasa di sebut hak petisi. Dalam
rangka itu pula volksraad dapat meminta keterangan dari gubernur jenderal tentang segala
sesuatu yang menyangkut urusan hindia belanda(hak interpelasi). Pada prinsipnya volksraad juga
dapat menyampaikan saran-saran apabila opperbestuur sedang menyusun AMvB atau Wet yang
ada hubungannya dengan hindioa belanda(pasal 70 dan 71 IS).
PEMERINTAHAN DI DAERAH HINDIA BELANDA
PRinsip-prinsip pemerintahan di daerah hindia belanda
Pertama-tama di kemukakan bahwa urusan pemerintahan di daerah hindia belanda di kelola
oleh srbuah departemen yang di sebut departemen van binnenlandsch bestuur ,yang dapat di
sepadankan dengan pemerintahan dalam negeri. Sementara golongan timur asing mempunyai
perangkat pemerintah yang tersendiri, yang bias di sebut bestuur over vreemde oosterlingen.
Ada beberapa macam system desentrilisasi diantaranya yang penting adalah:
1. Desentralisasi politik, yang merupakan pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat
yang menimbulkan hak mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan
politik di daerah yang bersangkutan.
2. Desentralisasi fungsional yang merupakan pemberian hak dan kekuaasaan pada satu
golongan kemasyarakatan untuk mengurus suatu macam atau kepentingan baik terikat
pada suatu daerah tertentu.
3. Desentralisasi kebudayaan yang merupakan pemberian hak kepada golongan minoritas
untuk menyelenggarakan kebudayaan sindiri.
Lahirnya provinsi sumatera utara
a. Pada tanggal 19 agustus 1945, panitia persiapkan kemerdekaan Indonesia (PPKI)
menetapkan “sumatera” menjadi salah sati provinsi diantara 8 provinsi yang terbentuk
untuk seluruh Indonesia, provinsi sumatera utara ini di kepalai oleh Mr. T. mohd.hasan
dan pada mulanya hanya merupakan daerah administrative.
b. Dibawah ini diturunkan salinan surat pengangkatan tokoh-tokoh wakil pemimpin besar
bangsa Indonesia presiden soekarno, untuk daerah-daerah sumatera, borneo, selebes,
sunda kecil, dan Maluku dimana Mr. teuku moehammad hasan di angkat sebagai wakil
pemimpin besar bangsa untuk daerah sumatera.
Tiga sub provinsi di sumatera
Dalam sidangnya pertama tanggal 17 s/d 19 april 1946 dewan perwakilan srmatera memutuskan
akan membagi sumatera secara administrative dalam 3 sub provinsi.
a. Sub provinsi sumatera utara yang meliputi keresidenan aceh, sumatera timur dan
tapanuli.
b. Sub provinsi sumatera tengah yang meliputi keresidenan sumatera barat, riau dan jambi.
c. Sub provinsi sumatera selatan yang meliputi keresidenan Bengkulu. Lampung,
Palembang dan Bangka Belitung.
Gubernur sumatera tetap Mr. T.Mohd.hasan Dan setiap sub provinsi di kepalai oleh seorang
gubernur muda yaitu :
a. Gubernur muda Mr. S.M amin untuk sub provinsi sumatera utara
b. Gubernur muda Mr. Nasroen untuk sub provinsi sumatera tengah
c. Gubernur muda Dr. Isa untuk sub provinsi sumatera selatan.
Pemerintahan di daerah sumatera utara di jalankan dengan mempedomani maklumat
gubernur sumatera tanggal 30 agustus 1946 yang di buat sejalan dengan situasi dijawa. Dalam
prakteknya smatera merupakan daerah otonom yanmg tata susunan dan tata kerjanya kemudian
diatur dalam pemerintahan no. 8 tahun 1947. Pembentukan dewan perwakilan sematera dalam
prakteknya menjadikan provinsi sumatera seperti daerah otonom. Untuk memberikan keterangan
bagi pemerintahan daerah yang sudah jalan itu pada tanggal 28 april 1947 kekuaasaan peraturan
pemerintah nomor 8 tahun 1947.
Ini berarti pemerintahan sumatera utara menjadi wakil dari cabinet maupun masing-
masing kementrian dibidang eksekutif. Dikecualikan dari ini ialah kementrian kehakiman dan
pertahanan. Selanjutnya pasal 5 peraturan pemerintah no.8 tahu 1947 itu menetapkan bahwa
yang merupakan daerah otonom di sumatera ialah keresidenan, kota yang ditunjuk sebagai kota
berotonomi dan kabupaten
Pembentukan Provinsi Sumatera Utara
Sementara itu berdasarkan piagam persetujuan pemerintah RIS-RI tanggal 19 Mei 1950
dan pernyataan bersama tanggal 19-20 juli 1950,dimana pemerintah RIS yang memegang
mandate penuh atau nama NST atau NIT serta ketetapan dewan menteri tanggal 8 Agustus 1950
tentang pembentukan daerah-daerah provinsi sebagai pembentukan Daerah Otonom. Menurut PP
ini maka wilayah RIS sesudah terbentuk Negara Kesatuan RI dibagi atas 10 Provinsi dari 16
Provinsi yang ada pada masa RIS, termasuk RI didalamnya. Provinsi-provinsi tersebut adalah :
Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, Malukiu dan Sunda
kecil. Dengan PP Nomor 21 Tahun 1950 ini pula yang berlaku sejak tanggal 15 Agustus 1950,
maka segala peraturan yang bertentangan tidak berrlaku lagi.
Bertitik tolak dari kebijakan tersebut, maka Menteri Dalam Negeri RIS dengan ketetapan
nomor DR. 13/9/19 Tanggal 1 Agustus 1950 telah membentuk “Panitia Penyelenggaraan
Pembentukan Provinsi Sumatera Utara”, disingkat P4SU. Kepala P4SU ini ditugaskan untuk
mengadakan :
1. Persiapan dan melaksanakan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang meliputi
daerah-daerah Aceh, Tapanuli dan Sumatera Timur.
2. Membagi Provinsi Sumatera Utara dalam 17 daerah yaitu Aceh 7 Kabupaten, Tapanuli 4
Kabupaten dan Sumatera Timur 6 Kabupaten.
Dengan ditetapkannya Sumatera Utara menjadi satu daerah Provinsi, maka Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950,
tertanggal 14 Agustus 1950, terhitung mulai tanggal 15 Agustus 1950 dinyatakan bahwa
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Desember/W.K.P.M tahun 1949 tentang pembagian Sumatera
Utara atas 2 Provinsi dicabut dan daerah-daerah yang meliputi Aceh, Tapanuli, dan Sumatera
Timur ditetapkan menjadi Provinsi Sumatera Utara. Penetapan Daerah Provinsi Sumatera Utara
ini menimbulkan gejolak-gejolak terutama di Aceh dan Tapanuli.
Di Sibolga, DPR sementara Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur pada tanggal 18-20
oktober 1950 untuk membicarakan hal-hal di sekitar pembentukan provinsi Sumatera Utara,
diadakan siding pleno DPRS Tapanuli/Sumatera Timur. Siding mengambil keputusan dan
mengusulkan kepada pemerintah pusat agar diadakan pengaturan peralihan dalam pembentukan
provinsi Sumatera Utara yng bersifat otonom. Diusulkan pula agar dibentuk DPR Provinsi
Sumatera Utara yang anggotanya berjumlah 40 oarang, yaitu 13 dari DPR Aceh, 13 dari DPR
Tapanuli/Sumatera Timur dan 14 orang dari Suamtera Timur yang pelaksanaannya diserahkan
kepada partai-partai dan organisasi yang ada di wilayah masing-masing. Dalam siding terakhir
tanggal 20 Oktober 1950 sidang sewan memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa siding bubar
atau demisioner, tetapi dewan akan bekerja sebagaimana biasa menunggu terbentuknya dewan
yang baru.
Pada tanggal 18 Agustus 1950 DPRD Aceh memutuskan sebuah mosi yang menuntut
agar Aceh tersebut tetap menjadi 1 provinsi. Dijelaskan bahwa dengan pertimbangan-
pertimbangan berbagai segi, Aceh wajar menjadi satu provinsi tersendiri. Pertimbangan tersebut
anatara lain, seperti yang disimpulakan DPRD Aceh:
1. Persatuan yang telah berabad-abad itu, jangan dipecah-pecah dengan berpusat ke
pemerintah yang baru
2. Dengan segala potensi yang ada dalam lingkungan persamaan historis, geografis,
Teknologi, politik, agama, pendidikan, dan kebudayaan Aceh minta mengurus dirinya
sendiri di bawah pengawasan pemerintah puasat. Hal ini yang di lakukan untuk mengejar
ketinggalan yang jauh dalam berbagai lapangan dan keadaan lahir dan batinnya. Ia perlu
mempersiapkan dirinya dahulu semasak-masaknya guna lebih mudah ditempatkan dalam
Negara Republik Indonesia dalam arti seluas kata.
3. Ia bukan hendak menyisihkan dirinya dari saudara-saudara yang lain. Ia tetap setia pada
pemerintah pusat, cinta pada saudara yang lainnya, buktinya cukup.(beberapa daya upaya
belanda, gerakan kaki tangannya di singapura, Medan, Jakarta, sabang untuk
memecahkan Aceh dengan pusat. Bujukan Dr.Mansyur dengan Konfrensi Sumatera,
gerakan yang dibantu oleh kaki tangannya yang berada dalam daerah sendiri)
Aceh minta mengurus diri sendiri dalam bentuk provinsi yang ada sekarang, agar lekas
tercapai kebahagiaan rakyat yang berarti pertolongan besar untuk pemerintah pusat. Sebaliknya
jika Aceh dimasukan dalam provinsi Sumatera Utara, lebih banyak kesulitan-kesulitan akan
dihadapi dari keuangan yang diharapkan oleh pemerintah pusat.
Maka untuk mengetahui sampai dimana kebenaran keinginan rakyatnya yang
disampaikan oleh DPRD Aceh baru-baru ini untuk mempertahankan Provinsi Aceh, DPR telah
mengutus seorang anggota ke Aceh Barat/Selatan dan seorang ke Aceh Pidie, Aceh Utara,
Tengah dan Timur guna meninjau sendiri dari dekat, maka berdasarkan atas laporan ini dan atas
dasar surat-surat kawan dari tiap-tiap negeri serta rakyat dan atas dasar pembicaraan-
pembicaraan tersebut.
Pada tanggal 25 Januari 1951 berlangsunglah upacara pelantikan Gubernur Sumatera
Utara, dimana Abdul Hakim terpilih sebagai Gubernur, Mr.Makmum Sumadipraja atas nama
Menteri dalam Negeri mengadakan pelantikan. Pada saat itu pula R. Sariamin Reksodihardjo
sebagai ketua Panitia penyelenggara Pembentukan Provinsi Sumatera Utara telah menyerahkan
pimpinan pemerintah kepada gubernur Abdul Hakim.
Selanjutnya telah ditetapkan vbahwa untuk 7 kabupaten di daerah Aceh yaitu : Aceh
Timur, Aceh Utara, Aceh Tengah, Aceh Pidie, Aceh Barat, Aceh Besar dan Aceh Selatan
ditunjuk Residen R.M Danubroto sebagai coordinator pemerintahnya. Sedangkan untuk
coordinator pemerintah 6 kabupaten dan kotapraja di Sumatera Timur dihapuskan dan bekas
coordinator Pemerintah Sumatera Timur diperbantukan kepada Kantor Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara.
Dibawah ini adalah pembagian wilayah Provinsi Sumatera Utara yang berlaku sejak
terbentuknya Provinsi Sumatera Utara tahun 1950 sampai dengan tanggal 7 Desember 1956
dengan dikeluarkannya undang-undang nomor 24 Tahun 1956 yang mulai berlaku pada tanggal
perundangannya dimana Aceh terbentuk menjadi satu Provinsi tersendiri kembali.
Sumatera Timur yang luasnya 94.583,2 km terdiri atas 6 kabupaten, 24 kewedanaan, 107
kecamatan dan 1 kota besar yaitu Medan.
I. Kabupaten Deli Serdang, terdiri dari:
1. Kewedanaan Deli Hilir terdiri atas kecamatan-kecamatan : Medan, Sunggal,
Sukapiring, Partumbak, Labuhan Deli, Percut/Sungai Tuan dan Hamparan perak.
2. Kewedanaan Serdang Hulu terdiri atas kecamatan- kecamatan : Pancur batu,
sibolangit, biru-biru, kutalimbaru dan Namo Rambe
3. Kewedanaan Serdang Hilir terdiri atas kecamatan-kecamatan : Lubuk Pakam,
Tanjung Morawa, Batang Kuwis, galang, perbaungan, pantai cermin.
4. Kewedanaan Serdang Hulu terdiri atas kecamatan-kecamatan : Bangun Purba,
Gunung Meriah, kotarih, senembah Tanjung Muda Hulu dan Senembah Tanjung
Muda Hilir.
5. Kewedanaan padang terdiri atas kecamatan-kecamatan : Tebing Tinggi, Kotaraja,
Bandar khalifah, Dolok Merawan dan sipis-pis
6. Kewedanaan Bedagai terdiri atas kecamatan-kecamatan : Rampah, Sialangbuah,
Dolok masihul dan tanjung Beringin.
II. Kabupaten Langkat, terdiri dari :
1. Kewedanaan Langkat hulu terdiri atas kecamatan-kecamatan : Sungai Bingei,
Kwala, Baharok, Salapian dan Kota Binjai.
2. Kewedanaan Langkat hilir terdiri atas kecamatan-kecamatan : Tanjung pura,
Hinai, Sicanggang, Stabat dan padang Tualang.
3. Kewedanaan Telok Haru terdiri atas kecamatan-kecamatan : Babalan, Gebang,
Besitang dan Pangkalan Susu.
III. Kabupaten Tanah Karo terdiri dari :
1. Kewedanaan Kabanjahe yang terdiri atas kecamatan-kecamatan : Kabanjahe,
Simpang Empat, Payung, Tiga Panah dan barus jahe.
2. Kewedanaan Tiga binanga terdiri atas kecamatan-kecamatan : Tiga Binanga,
Mardinding, Juhar, Munthe, dan kutabuluh.
IV. Kabupaten Simalungun terdiri dari :
1. Kewedanaan Pematang Siantar Terdri atas kecamatan-kecamatan : Siantar,
2. Balata, Sidamanik, Dolok Pardamean, Raya dan Panei
3. Kewedanaan Tanah Jawa terdiri atas kecamatan-kecamatan : Tanah Jawa,
Parapat, Dolok panribuan, dan Bosar Maligas
4. Kewedanaan Serbelawan terdiri atas kecamatan-kecematan : Dolok Batu
Nanggar, Bandar, Raya kahean, dan Silau kahean.
5. Kewedanaan Seribu Dolok terdiri atas kecamatan-kecamatan : Silimakuta, Purba
dan Dolok Silau.
V. Kabupaten Asahan terdiri dari :
1. Kewedanaan Tanjung Balai dengan Kecamatan-kecamatan : Tanjung Balai,
Simpang Empat, Sungai kepayang dan Air joman.
2. Kewedanaan Kisaran dengan kecamatan-kecamatan : Kisaran, Air batu, Buntu
Pane dan Bandar pasir Mandoge.
3. Kewedanaan Bandar Pulau dengan kecamatan-kecamatan : Bandar Pulau dan
Pulau rakyat.
4. Kewedanaan Batu bara Selatan dengan kecamatan-kecamatan : Lima puluh,
Tanjung Tiram Dan Talawi.
5. Kewedanaan Batu Bara Utara dengan Kecamatan-kecamatan : Air PUtih dan
Madang Deras.
VI. Kabupaten Labuhan Batu terdiri atas :
1. Kewedanaan Bilah Huluh yang terdiri atas kecamatan-kecamatan : Bilah hulu,
Bilah Hilir, Merbau dan na IX-X.
2. Kewedanaan Panai dengan kecamatan-kecamatan : Panai Tengah, Panai Hilir.
3. Kewedanaan Kota pinang dengan kecamatan-kecamatan : Kota pinang, kampong
Rakyat dan Sungai kanan.
4. Kewedanaan Kualah Leidong dengan kecamatan-kecamatan : Kualah hulu,
Kulauh hilir dan Air Natas.
Keresidenan Aceh yang Luasnya 55.55o km terdiri atas 7 Kabupaten, 21 kewedanaan dan 106
kecamatan( kenegerian)
I. Kabupaten Aceh Timur terdiri dari :
1. Kewedanaan Langsa yang terdiri dari 4 kecamatan : langsa, Rantau Selamat,
perula dan serbajadi.
2. Kewedanaan Idi terdiri dari 4 kecamatan : Idi Rayeu, Simpang Ulim, Darul aman,
dan Julo Rayeu.
3. Kewedanaan Temiang terdiri atas 3 kecamatan : Karang baru, kejeruan Muda dan
Seruwai.
II. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari :
1. Kewedanaan Bireeun yang terbagi atas 6 kecamatan : samalanga , Jeunib,
Pendaba, jeumpa, Peusangan, dan ganda Pura.
2. Kewedanaan Lhok sumawe yang terdiri atas 7 Kecamatan : Muara Batu,
Dewantara, kota Makmur, Muara Dua, Syamlatira, Samudera dan Meurah Mulai.
3. Kewedanaan Lhok Sukon yang terbagi atas 8 kecamatan : Baktia, Seunodon,
Lhok shukon, Matang kuli, tanah luas, syamtalira, dan Tanah pasir.
III. Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari :
1. Kewedanaan Takengon yang terbagi atas 3 kecamatan : Bukit, bobosan dan lingo.
2. Kewedanaan Blangkejeren yang terbagi atas 3 kecamatan : blangkejeren, kota
pinang, rikit gaib.
3. Kewedanaan kutacane yang terbagi atas 3 kecamatan : bambe, lawe sigala, dan
pulo nias.
IV. Kabupaten Aceh piddie terdiri dari :
1. Kewedanaan Sigli yang terbagi atas 8 kecamatan : pidie, Simpang tiga, kembang
Tanjung, Indra Jaya, Delima, padang Taiji, Muara III dan pakan baru.
2. Kewedanaan kota Bakti yang terbagi atas 9 kecamatan : Mutiara, Geulumpang III,
Bandar baru, sakti , Kemawalati, tiro, milla, Tangse dan Geulumpang.
3. Kewedanaan Meureudu yang terbagi atas 6 kecamatan : Meureudu,
Trienggading, Pante raja, dan Bandar II.
V. Kabupaten Aceh besar, terdiri dari :
1. Kewedanaan kutaja yang terbagi atas 8 kecamatan : Lhok naga, Darul iamarah,
peukan bada, Mesjid Raya, ingin jaya kuta baru dan darus salam.
2. Kewedanaan seulieum yang terbagi atas 4 kecamatan : Montasik, Sukamakmur,
Indra puri dan seulimeum.
3. Kewedanaan sabang dengan kecamatan sabang.
VI. Kabupaten Aceh Barat terdiri dari :
1. Kewedanaan meulaboh yang terbagi atas 6 kecamatan : betong, kaway, samatiga,
sungai Mas dan darul makmur.
2. Kewedanaan Calang yang terbagi atas 6 kecamatan : Teunom, kreung sabe, setia,
bakti, sampoieniet, dan jaya.
3. Kewedanaan simeulu yang terbagi atas 3 kecamatan : Simeulu tengah, Simeulu
Timur dan Simeulu Barat.
VII. Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari ;
1. Kewedanaan tapak tuan yang terbagi atas 10 kecamatan : Samadua, Maukik,
SAawong, Labuhan Haji, Tangan-tangan, Susoh, Manggeng, Blang pidie, kwala
bate dan tapak tuan.
2. Kewedanaan Bakongan yang terbagi atas 4 kecamatan : Teurumon, kluit selatan,
bakongan dan klut utara.
3. Kewedanaan singkel yang terbagi atas 4 kecamatan : pulau banyak, simpang kiri,
simpang kanan dan singkel.
Tapanuli dengan luas 39.077 km terdiri dari 4 kabupaten dan 64 kecamatan serta
tidak terbagi atas kewedanaan.
I. Kabupaten Tapanuli Utara terdiri atas 34 kecamatan : Tarurung, Sipoholon, Pahae
jae, Sipahutar, Pangaribuan, siborong-borong, onan ganjang, dolok sanggul,
parmonangan, barus hulu, parlilitan, muara, balige, laguboti, silaen, porsea,
lumbanjulu, habinsaran, pangururan, palipi, onan runggu, simanindo, sidikalang,
sumbul, siempatnempu, tiga lingga, salak, lintong nihuta, silimapunga-punga, harian,
pahae julu, pinem dan adian koting.
II. Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 4 kecamatan : lumut, sibolga, sorkam dan
barus.
III. Kabupaten Tapanuli selatan terdiri atas 17 kecamatan : Batang Toru, padang
Sidimpuan, Sipirok, sipirok dolok hole, sasopan, sibuhuan, sosa, barumun tengah,
batang angkola, siabu, penyambungan, kota nopan, muara sipiongi, batang natal, natal
sipiongot dan gunung tua.
IV. Kabupaten Nias terdiri atas 9 kecamatan : Gunung sitoli, Tuhemburea, Idano gawo,
mandrehe, lalowa’u, lahura, teluk dalam, dan pulau batu.