3
Suratku Untuk Kalian Kota Impian, 14 Agustus 2012 Hai teman diluar sana. Ini pengalaman pertamaku menulis surat untuk kalian di luar sana. Di surat ini, aku ingin bercerita mengenai negeri tempat aku tinggal, boleh kan? Hehe. Aku tinggal di negeri impian. Di negeriku, hal mudah menjadi sulit dan hal sulit menjadi mudah. Negeriku memiliki hukum yang (katanya) mengatur jalannya kehidupan masyarakat. Sebagai informasi, hukum di negeriku ini tidak menakutkan loh. Disini diperbolehkan melakukan kesalahan sebesar apapun. Menggelapkan uang, menyuap pejabat, menindas orang kecil, you name it! Selama kamu menaati raja, kamu akan bebas dari segala hukuman. Yang harus diwaspadai adalah jika kamu melakukan kesalahan kecil! Umm seperti misalnya mencuri coklat dari pohon tetangga. Raja tidak akan sudi mengampuni rakyat yang melakukan kesalahan kecil semacam itu. Jadi, hati-hati ya, jangan sampai melakukan kesalahan kecil. Oh iya, aku belum kasih tau ya? Nama raja di negeriku ini uang, teman-teman. Raja uang amat berkuasa disini ^^ Di negeriku ini ada sebuah legenda yang diceritakan secara turun-temurun. Katanya, di negeri ini tersimpan harta yang amat berharga. Sangat berharga, sampai tidak ternilai harganya. Tidak ada yang tahu pasti dimana tempat harta itu berada. Pokoknya, di suatu tempat di negeri ini. Kabarnya, jika ada yang berhasil menemukan harta itu maka akan tercipta kemakmuran dan kebahagiaan di negeri impian. Mungkin karena itulah rakyat negeri impian selalu berdoa supaya ada yang berhasil menemukan harta tersebut. Hanya saja, doa itu belum dikabulkan sampai saat ini. Bagaimana kalau teman-teman juga ikut membantu berdoa supaya ada yang menemukan harta itu? Pssst, nama harta itu adalah keadilan, teman-teman. Belum selesai sampai disitu, aku masih ingin bercerita tentang negeriku ini. Disini raja mengharuskan rakyatnya untuk melakukan korupsi. Kalian tau ga apa itu korupsi?

Suratku Untuk Kalian

  • Upload
    melia

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Short article

Citation preview

Suratku Untuk Kalian

Kota Impian, 14 Agustus 2012

Hai teman diluar sana. Ini pengalaman pertamaku menulis surat untuk kalian di luar sana. Di surat ini, aku ingin bercerita mengenai negeri tempat aku tinggal, boleh kan? Hehe. Aku tinggal di negeri impian. Di negeriku, hal mudah menjadi sulit dan hal sulit menjadi mudah. Negeriku memiliki hukum yang (katanya) mengatur jalannya kehidupan masyarakat. Sebagai informasi, hukum di negeriku ini tidak menakutkan loh. Disini diperbolehkan melakukan kesalahan sebesar apapun. Menggelapkan uang, menyuap pejabat, menindas orang kecil, you name it! Selama kamu menaati raja, kamu akan bebas dari segala hukuman. Yang harus diwaspadai adalah jika kamu melakukan kesalahan kecil! Umm seperti misalnya mencuri coklat dari pohon tetangga. Raja tidak akan sudi mengampuni rakyat yang melakukan kesalahan kecil semacam itu. Jadi, hati-hati ya, jangan sampai melakukan kesalahan kecil. Oh iya, aku belum kasih tau ya? Nama raja di negeriku ini uang, teman-teman. Raja uang amat berkuasa disini ^^

Di negeriku ini ada sebuah legenda yang diceritakan secara turun-temurun. Katanya, di negeri ini tersimpan harta yang amat berharga. Sangat berharga, sampai tidak ternilai harganya. Tidak ada yang tahu pasti dimana tempat harta itu berada. Pokoknya, di suatu tempat di negeri ini. Kabarnya, jika ada yang berhasil menemukan harta itu maka akan tercipta kemakmuran dan kebahagiaan di negeri impian. Mungkin karena itulah rakyat negeri impian selalu berdoa supaya ada yang berhasil menemukan harta tersebut. Hanya saja, doa itu belum dikabulkan sampai saat ini. Bagaimana kalau teman-teman juga ikut membantu berdoa supaya ada yang menemukan harta itu? Pssst, nama harta itu adalah keadilan, teman-teman.

Belum selesai sampai disitu, aku masih ingin bercerita tentang negeriku ini. Disini raja mengharuskan rakyatnya untuk melakukan korupsi. Kalian tau ga apa itu korupsi? Hehe bukannya aku merendahkan kalian, tapi supaya ada pemahaman yang sama diantara kita, aku jelaskan ya. Di negeri impian, korupsi adalah suatu kegiatan harian yang harus dilakukan rakyat. Kalau ada yang tidak mau melakukan korupsi, wah, Raja akan sangat marah, teman-teman. Maka itu, jangan kaget ya kalau suatu kali kalian mampir ke negeri impian dan melihat orang melakukan korupsi dimana-mana. Itu memang sudah menjadi kegiatan wajib rakyat negeri ini.

Sepertinya aku belum bercerita mengenai keindahan negeri impian ya? Disini tersedia berbagai macam kebutuhan, teman-teman. Tanah disini amat subur, sampai-sampai ada yang bilang semua tanaman akan tumbuh disini. Tidak hanya itu, Tuhan menganugerahi negeri ini dengan pemandangan yang akan membuat kalian berdecak kagum. Begitu indah. Tapi, Raja dan rakyat disini tidak pernah mengumbar betapa indahnya negeri ini. Mereka lebih senang membicarakan hal lain yang lebih penting, jadi tidak aneh sih jika kalian tidak tahu mengenai keindahan negeri ini yang bagai surga dunia

Setelah kalian mendengar ceritaku, bagaimana pendapat kalian tentang negeriku? Terkadang aku merasa semua yang ada di negeriku ini aneh jika dibandingkan dengan dunia luar. Tapi kata orang tuaku yah, namanya juga negeri impian. Oh iya, aku belum memperkenalkan namaku ya? Duh maaf aku lupa, teman-teman. Namaku diambil dari satu kata yang menurut orang tuaku harus ada di hati setiap rakyat negeri Impian. Kata mereka, namaku ini bisa menjadi awal dari suatu pencapaian, bahkan di negeri impian ini! Mungkin orang tuaku berlebihan, karena jika aku tanya orang-orang disini, mereka tidak tahu apa arti dari namaku. Jika mengerti saja tidak, bagaimana namaku bisa ada di hati mereka ya (fyi, orang tuaku tidak mau memberitahu apa arti namaku. Huh! Apakah kalian bisa memberitahuku?). By the way, namaku Harapan. Salam kenal!

Hoam aku sudah ngantuk nih teman-teman. Sekian dulu ya ceritaku mengenai negeri impian. Jika ada waktu, mampirlah kesini. Kalian tidak hanya akan menyaksikan hal-hal aneh, tapi kalian juga akan menjadi saksi mata kekayaan dan keindahan alam negeri impian. Well, I hope ill see you in this country, then? ;)

Sincerely Yours,

Harapan