21
PRODUK HERBAL : SURVEY KEPADA MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN OBAT YANG MEREKA KONSUMSI. NAMA : SUTAR NIM : 1111102000077 Kelas : Farmasi 5-C PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Survey Produk Herbal Terhadap Masyarakat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyurveian mengenai Obat Herbal

Citation preview

  • PRODUK HERBAL : SURVEY KEPADA MAHASISWA TENTANG

    PENGGUNAAN OBAT YANG MEREKA KONSUMSI.

    NAMA : SUTAR

    NIM : 1111102000077

    Kelas : Farmasi 5-C

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam karya tulis ini penulis membahas PRODUK HERBAL : SURVEY KEPADA MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN OBAT YANG MEREKA KONSUMSI.

    Karya tulis ini telah dibuat dengan berbagai studi literatur dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu dalam menghadapi tantangan dan hambatan selama mengerjakan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun karya penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan karya tulis selanjutnya.

    Akhir kata semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

    Jakarta, 4 November 2013

    SUTAR

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

    DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

    1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................6

    1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................6

    1.4. Manfaat Penulisan.........................................................................................7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 8

    BAB III METODOLOGI......................................................................................... 9

    3.1. Responden.......................................................................................................... 9

    3.2. Kuesioner............................................................................................................ 9

    3.3. Prosedur.............................................................................................................. 9

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 10

    4.1. Produk Herbal......................................................................................... ........... 10

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 16

    5.1. Kesimpulan......................................................................................................... 16

    5.2. Saran................................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk

    memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk,

    parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan

    alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum

    sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Masyarakat telah lama

    mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam

    menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar

    pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu

    generasi ke generasi berikutnya.

    Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di dunia telah dilakukan oleh nenek

    moyang kita sejak berabad-abad sehingga menjadi landasan dasar masyarakat dalam

    menggunakan obat herbal menjadi penyembuh suatu penyakit.

    Obat tradisional (herbal) telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia.

    Menurut World Health Organization (WHO), negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika

    Latin menggunakan obat tradisional (herbal) sebagai pelengkap pengobatan primer yang

    mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal

    untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan

    penggunaan obat tradisional di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang

    pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern

    untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta semakin luas akses informasi mengenai obat

    tradisional di seluruh dunia.

  • WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam

    pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk

    kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukan dukungan WHO untuk back to

    nature yang dalam hal yang lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan

    pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta

    lebih dalam memudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dimurnikan

    sampai diperoleh zat murni. Di Amerika dari tahun ke tahun terjadi peningkatan produksi

    obat tradisional. Menurut data dari WHO sampai tahun 2007 terdapat 1.000 lebih industri

    obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar

    dan 907 industri berskala kecil, tapi ada juga industri yang tidak mendapat sertifikat izin dan

    ini yang menjadi masalah besar di negara Amerika. Karena banyaknya variasi sediaan bahan

    alam, maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan, maka badan WHO

    mengelompokan dalam sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.

    Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik

    berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandarisasi dan

    sudah diuji farmakologi secara eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan

    obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik.

    Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor

    246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau

    ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik

    atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk

    pengobatan berdasarkan pengalaman

    Menurut penelitian masa kini, meskipun obat-obatan tradisional yang pengolahannya

    masih sederhana (tradisional) dan digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek

    moyang adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, memang bermanfaat bagi

  • kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,

    baik harga maupun ketersediaannya tapi interaksi obat yang ditimbulkan belum tentu sesuai

    prosedur. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa

    penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping kalau disesuaikan dengan pemakaian

    berdasarkan prosedur. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang

    dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,

    rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar

    dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

    Khasiat alamiah dan kemurnian obat-obatan tradisional seringkali dinodai oleh

    pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab terutama produsen obat tradisional yang hanya

    mencari keuntungan finansial saja tanpa memperhatikan kemurnian dan resiko dari

    kandungan obat tradisional. Banyak dari para produsen dengan sengaja mencampur

    kandungan herbal dari obat tradisional dengan obat modern yang secara kimiawi jika

    dosisnya tidak tepat akan berbahaya.

    Bukan yang pertama kali WHO menarik obat tradisional dari peredaran. Seperti

    halnya yang baru-baru ini terjadi, beberapa macam obat tradisional dan suplemen berkhasiat

    menambah stamina pria ditarik dari peredaran. Obat-obat itu mengandung bahan kimia obat

    sildenafil sitrat dan tadalafil sitrat. Bahan kimia obat keras itu dapat membahayakan

    kesehatan bahkan dapat mematikan jika digunakan tanpa resep dokter. Efek sildenafil yang

    bisa terjadi yaitu sakit kepala, dispepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, radang

    hidung, nyeri dada hingga kematian. Sedangkan pada tadalafil dapat menyebabkan nyeri otot,

    nyeri punggung, kehilangan potensi seks permanen, menurunkan tekanan darah, hingga

    stroke. Daftar obat-obatan yang ditarik dari peredaran tersebut antara lain: Blue Moon,

    Caligula kapsul, Cobra X kapsul, Hwang-Ni-Shen-Dan, kuat tahan lama serbuk, Lak-Gao-69,

    Alvaret, Macagold, Manovel, Okura, Otot Madu, Ramstamin, Sanomale, Sari Madu kapsul,

  • Samson, Sunny-Sang-Rang-Wang-Ing-Ying-Din, dan pil Sunny kapsul, Teraza, Top One

    kapsul, Tripoten, Urat Perkasa kapsul dan Dumex. Saat ini BPOM telah mengumpulkan

    157.749 kotak obat tradisional dan suplemen makanan. Secara nasional jmlahnya telah

    mencapai 208.091 kotal atau 1.095 bungkus.

    Seperti diketahui selama ini mayoritas obat-obatan tradisional yang ditarik dari

    peredaran adalah obat-obatan tradisional dari negara lain yang dalam hal ini adalah dari Cina.

    Produsen yang mengimpor produk obat tradisional dari Cina tersebut jarang sekali

    melakukan penyaduran bahasa yang terdapat dalam label obat tradisional dari Cina tersebut.

    Akibatnya banyak konsumen hanya mengetahui informasi mengenai khasiat dan penggunaan

    obat tersebut hanya dari penjualnya saja tanpa bisa memahami arti yang tertulis dari label

    obat-obatan tersebut karena label ditulis dalam bahasa Cina. Padahal dalam Pasal 15

    Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, disebutkan

    bahwa: Keterangan pada Label, ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia,

    angka Arab dan huruf Latin.

    Kewajiban penulisan label adalah salah satu bentuk perlindungan dari pemerintah

    terhadap konsumen seperti yang diamanatkan dalam peraturan tiap negara contohnya saja

    Indonesia yang menyatakan pada pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

    tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) : Perlindungan konsumen adalah segala upaya

    yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen

    begitu juga untuk negara Amerika.

    Pemerintah seharusnya lebih selektif dan mewajibkan setiap produk impor untuk

    menggunakan label dengan menggunakan bahasa sesuai negara. Aturan tersebut

    dimaksudkan untuk menekan tingginya penyelundupan barang impor. Label itu seperti data

    asal produk, perusahaan importir danpenggunaan bahasa. Kebijakan mengenai label itu arus

  • diterapkan agar jangan sampai produk dalam negeri terancam atau kalah bersaing dengan

    banyaknya produk impor ilegal.

    Banyaknya pangan atau yang dalam hal ini adalah obat-obatan tradisional yang

    beredar di masyarakat tanpa mengindahkan ketentuan tentang pencantuman label dinilai

    sudah meresahkan. Perdagangan pangan yang kedaluwarsa, pemakaian bahan pewarna yang

    tidak diperuntukkan bagi pangan atau perbuatan-perbuatan lain yang akibatnya sangat

    merugikan masyarakat, bahkan dapat mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa manusia,

    terutama bagi anak-anak pada umumnya dilakukan melalui penipuan pada label pangan atau

    melalui iklan. Label yang tidak jujur atau menyesatkan dapat berakibat buruk terhadap

    perkembangan kesehatan manusia. Dalam hubungannya dengan masalah label dan iklan

    pangan maka masyarakat perlu memperoleh informasi yang benar, jelas dan lengkap baik

    mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukannya mengenai pangan

    yang beredar di pasaran. Informasi pada label pangan sangat diperlukan bagi masyarakat agar

    supaya masing-masing individu secara tepat dapat menentukan pilihan sebelum membeli dan

    atau mengkonsumsi pangan. Tanpa adanya informasi yang jelas maka kecurangan-

    kecurangan dapat terjadi. Perdagangan obat tradisional yang jujur dan bertanggungjawab

    bukan semata-mata untuk melindungi kepentingan masyarakat yang mengkonsumsi saja.

    Melalui pengaturan yang tepat berikut sanksi-sanksi hukum yang berat, diharapkan setiap

    orang yang memproduksi obat-obatan tradisional atau memasukkan obat-obatan tradisional

    ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dapat memperoleh perlindungan dan

    jaminan kepastian hukum. Persaingan dalam perdagangan obat-obatan tradisional diatur

    supaya pihak yang memproduksi obat-obatan tradisional tidak menyesatkan masyarakat

    melalui pencantuman label yang memuat keterangan mengenai obat-obatan tradisional

    dengan jujur.

  • Adanya kewajiban agar label ditulis dengan menggunakan bahasa setiap negara,

    angka Arab dan atau huruf Latin berlaku mengikat tidak hanya terhadap obat-obatan

    tradisional yang diproduksi di dalam negeri, namun berlaku juga terhadap obat-obatan

    tradisional yang dimasukkan ke dalam sebuah wilayah untuk diperdagangkan. Tujuan

    pengaturan ini dimaksudkan agar informasi tentang pangan khususnya obat-obatan

    tradisional prosuksi pabrik dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dikota

    maupun didesa-desa.

    1.2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini diantaranya ;

    1. Apa yang menjadi landasan dasar responden untuk menkonsumsi obat herbal sebagai

    obat yang efektiv terhadap berbagai penyakit?

    2. Penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh obat herbal ?

    3. Bagaimana efek yang ditimbulkan jika mengkonsumsi obat herbal tanpa mengikuti

    prosedur yang berlaku?

    4. Bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah untuk menangani

    masalah obat herbal yang tidak sesuai dengan prosedur?

    1.3. Tujan Penulisan

    Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini diantaranya;

    1. Untuk mengetahui etika kesehatan dalam hal ini obat herbal terhadap prosedur yang

    telah ditentukan

    2. Untuk melihat efek yang terjadi terhadap konsumen obat herbal apabila

    mengkonsumsi obat tersebut tanpa resep atau prosedur yang jelas

  • 3. Untuk melihat masalah etika dalam penggunaan obat herbal

    4. Untuk mencari cara penyelesaian masalah etika yang sering timbul pada produsen dan

    konsumen

    5. Menelaah hal yang mendasari obat herbal menjadi sebuah masalah besar untuk dunia

    kesehatan

    6. Melihat tindak lanjut dari pemerintah ketika sebuah masalah etika terjadi di

    masyarakat

    1.4. Manfaat Penulisan

    Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut;

    a) Menambah kerangka berpikir terhadap penyelesaian masalah etika yang terjadi dalam

    dunia kesehatan

    b) Mempelajari hal positif dari sebuah masalah etika yang disebabkan karena

    ketidakpatuhan manusia terhadap peraturan yang telah dibuat.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Produk yang terbuat dari bagian tubuh-tumbuhan sepertia bagian akar, daun,

    buah, kulit dan biji kemudian digunakan untuk memelihara atau meningkatkan

    kesehatan, maka obat jenis ini disebut produk herbal atau herbal medicines. Obat

    herbal telah digunakan selama ribuan tahun di negara-negara berkembang dan lebih

    dari 80% penduduk bergantung pada penggunaannya untuk perawatan kesehatan.

    Penyakit yang diasumsikan dapat sembuh oleh obat herbal diantaranya: tekanan darah

    tinggi, obesitas, gangguan kronis, rasa nyeri dan kecemasan. Sebenarnya obat herbal

    adalah campuran kompleks bahan kimia organik serta memiliki banyak efek samping

    karena bahan aktif atau interaksi obatnya tidak diketahui secara pasti yang dapat

    menimbulkan kematian pada penderita atau pasien, untuk mendapatkan pemulihan

    penyakit harus disertai dengan kontrol dari tenaga medis secara modern. Sekolah

    kedokteran yang berada di seluruh dunia meskipun menawarkan pengobatan secara

    modern baik dari segi alat-alat yang canggih atau pun obat yang digunakannya, tetapi

    sekolah-sekolah ini pada dasarnya menanamkan pendidikan pada obat-obat tradisional

    atau herbal. Tujuan dari pembuatan kuesioner ini adalah untuk mengetahui

    pemahaman tentang penggunaan obat herbal di masyarakat meliputi cara

    penggunaannya serta efek yang ditimbulkan, maka kami melakukan sebuah penelitian

    kepada mahasiswa Sarjana profesional kedua dalam Bedah Gigi (BDS).

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1. Responden

    Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa kedokteran gigi tahun kedua di

    departemen farmakologi sebuah perguruan tinggi gigi di India Utara.

    3.2. Kuesioner

    Sebuah kuesioner rinci yang terdiri dari 12 pertanyaan dengan 2-4 pilihan diberikan

    kepada masing-masing siswa. Kuesioner ini didasarkan pada studi sebelumnya yang

    dilakukan pada siswa atau orang dewasa tentang sikap mereka mengenai obat-obatan

    herbal dan penggunanaan obat tersebut.

    3.3. Prosedur

    Prosedurnya adalah responden diminta untuk memilih opsi yang mereka anggap benar

    dan tepat tanpa menuliskan identitas mereka dalam kuesioner. Tahap selanjutnya

    kuesioner yang telah diisi responden dikumpulkan untuk dianalisis kemudian data

    yang diperoleh dinyatakan sebagai jumlah dalam presentase

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Produk Herbal

    Dari 90 siswa yang diberi kuesioner, 84 siswa menyelesaikan dan

    mengembalikan kuesioner, memberikan tingkat respon sebesar 93,3%. Usia rata-rata

    dari siswa adalah 19,6 0,87 tahun. Dari total 90 siswa, 76 adalah perempuan.

    Terdapat beberapa siswa atau responden yang tidak mengisi kuesioner serta tidak

    menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sekitar 52,22% dari

    responden mengaku bahwa mereka sepenuhnya menyadari fakta dari produk herbal

    yang dapat digunakan sebagai obat atau penyembuh penyakit, sedangkan 46,26%

    memiliki sedikit pengetahuan tentang hal itu. Dari data yang diperoleh 60.77%

    responden telah menggunakan obat herbal di masa lalu untuk berbagai penyakit.

    Produk herbal yang paling sering digunakan oleh siswa digambarkan pada gambar 1.

  • Sekitar 85,1% dari responden menyatakan bahwa obat herbal sangat efektiv. Hanya dua dari

    sembilan puluh siswa yang melaporkan efek samping dalam penggunaan obat herbal. Efek

    samping yang dilaporkan adalah ruam kulit dan menyengat dengan penggunaan tablet nimba.

    Sekitar 86% masyarakat membuat ramuan herbal berdasarkan kebiasaan yang diturunkan

    oleh keluarganya, diikuti oleh media (9%) dan saran teman '(5%). Responden sangat akrab

    dengan penggunaan bawang putih, kayu manis, cengkeh, Aloe vera, kunyit dan neem tapi

    Gingko biloba tidak cukup populer untuk digunakan sebagai obat herbal. Lihat (Tabel 1)

    Penyakit yang paling umum disembuhkan dengan menggunakan obat herbal adalah

    batuk (40%), diikuti dalam urutan sebagai obat jerawat (29%), infeksi tenggorokan (11%),

  • penyembuhan luka (8%), sakit gigi (6%) dan kondisi lain seperti sengatan lebam dan

    peningkatan memori (6%). Sebagian besar responden (68,65%) setuju bahwa mereka tidak

    memberitahu dokter tentang penggunaan obat herbal/ produk herbal, alasan-alasan mereka

    untuk tidak memberitahukan kepada dokter terlihat pada Tabel 2. Sebanyak 67,64% siswa

    menunjukkan ketidaksadaran mereka tentang masalah keamanan terkait dengan penggunaan

    produk herbal dan interaksi obatnya. 58,73% memilih produk herbal dibandingkan dengan

    obat allopathic. Mayoritas (82,5%) memilih produk herbal karena mereka menganggap

    produk herbal sebagai obat alami dan aman tanpa efek samping (Tabel 3). Sekitar 95,45%

    siswa menyatakan keinginan mereka untuk tahu lebih banyak tentang produk ini.

  • Survey ini menyoroti pengetahuan responden terhadap produk herbal dan penggunaannya

    sebagai jalan alternatif untuk menyembukan penyakit. Penelitian tentang penggunaan obat

    herbal sebelumnya telah dilakukan, jadi ini merupakan tahap ke-dua dalam penelitian obat

    herbal sehingga dihasilkan sekitar 26-79% digunakan sebagai suplementasi herbal.

    Kebanyakan penyakit umum yang terkait dengan penggunaan obat herbal meliputi batuk,

    pilek serta kondisi usus yang tidak baik yang terjadi pada orang dewasa di Amerika Serikat

    (AS). Dari data yang diperoleh, sekitar 1000 mahasiswa di AS, menemukan bahwa keluarga

    di Amerika Serikat menjadi sumber utama informasi serta rekomendasi mengenai

    penggunaan obat herbal. Kara dan Rivera dkk melaporkan dari studi di Turki dan Amerika

    Serikat bahwa responden menerima saran dari teman serta keluarganya untuk menggunakan

    obat herbal untuk mengatasi masalah kesehatan.

  • Obat herbal merupakan obat yang paling tua serta tradisional dan merupakan indikator yang

    efektiv dalam kemanjurannya menyembuhkan penyakit. Ada banyak obat-obatan tradisional

    yang bagus serta terkontrol, akan tetapi dalam penggunaannya harus memiliki bukti ilmiah

    yang cukup untuk mendukung teori obat herbal sebagai obat konvensional yang efektiv

    terhadap penyakit. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan pada pasien dewasa muda di

    AS, hanya 24% responden mengungkapkan penggunaan obat herbal untuk kesehatan

    perawatan profesional. Selain itu, masalah komunikasi yang buruk terjadi anatar pasien dan

    petugas/tenaga medis di AS, hal tersebut telah dilaporkan oleh studies di negara yang

    bersangkutan. Sekitar 19,20% responden menceritakan bahwa mereka yang menggunakan

    obat herbal tanpa memberitahukan dokter yang merawat mereka mengalami gangguan

    farmakologi serta implikasi klinis yang lumayan serius. Beberapa obat dengan konsekuensi

    yang fatal seperti Ginko biloba, dikaitkan dengan pendarahan, terutama bila dikombinasikan

    dengan antitrombosit atau antikoagulan.

    Bawang putih dan Ginkgo biloba keduanya memiliki fungsi sebagai antiplatelet oleh karena

    itu harus digunakan hati-hati dengan obat antiplatelet lainnya. Kasus pendarahan pada tulang

    yang disebabkan oleh penggunaan dari kombinasi Ginko biloba dalam dosis tinggi bersama

    acetaminophen. Wort St John telah menjadi produk herbal yang paling terdokumentasi yang

    terlibat dalaminteraksi obat. Kasus ini memberikan pesan yang jelas bahwa semua dokter

    harus rutin mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan obat herbal bertujuan

    untuk menghindari efek yang serius. Efek samping dalam penggunaan obat herbal seperti

    pada tablet nimba menunjukan fakta bahwa obat herbal yang terdiri dari campuran kompleks

    dengan bahan kimia organik ataupun anorganik selanjutnya diubah selama proses ekstraksi.

    Sampai sekarang tidak ada peraturan atau standar hukum yang berlaku secara pemanenan

    untuk penggunaan obat herbal, pengolahan atau kemasan produk herbal. Pada tahun 2011

    telah didirikan departemen pengawas kesehatan (MHRA), semua obat herbal wajib terdaftar

  • dalam departemen ini mulai dari produk obat sampai tampilan dari produk tersebut sehingga

    akan mendapatkan sertifikat obat herbal yang merupakan standar terpenting untuk

    keselamatan dan kualitas obat herbal tersebut. Hal ini akan membantu dalam mengurangi

    dampak yang diakibatkan oleh penggunaan produk obat herbal. Mayoritas responden lebih

    memilih jamu apabila dibandingkan dengan obat allopatik karena dianganggapbjamu lebih

    manjur serta aman apabila dikonsumsi.

    "Herbal yang alami tanpa efek samping" mencerminkan kurangnya pengetahuan mereka

    tentang obat herbal dalam pendidikan formal mereka. Permasalahan ini dapat diselesaikan

    dengan mengadakan program pendidikan kedokteran tentang obat herbal atau memasukan

    materi obat herbal dalam kurikulum farmakologi. Dalam penelitian ini, beberapa responden

    ingin mengetahui lebih banyak tentang obat herbal. Hal ini akan berdampak positif bagi masa

    depan tentang penggunaan obat herbal.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. KESIMPULAN

    I. Sekitar 52,22% dari responden mengetahui efek dari obat herbal,

    sedangkan 46,26% memiliki sedikit pengetahuan tentang hal itu dan

    sekitar 60.77% responden telah menggunakan obat herbal sebagai

    penyembuh penyakit.

    II. Sekitar 86% masyarakat di Amerika membuat ramuan herbal berdasarkan

    kebiasaan yang diturunkan oleh keluarganya, diikuti informasi dari media

    (9%) dan saran teman '(5%).

    III. Simplisia yang banyak digunakan sebagai bahan obat herbal adalah

    bawang putih, kayu manis, cengkeh, Aloe vera, kunyit sedangkan Gingko

    biloba sangat sedikit penggunaannya sebagai obat herbal.

    IV. Penyakit yang paling umum disembuhkan oleh obat herbal adalah batuk

    (40%), diikuti dalam urutan sebagai obat jerawat (29%), infeksi

    tenggorokan (11%), penyembuhan luka (8%), sakit gigi (6%) dan kondisi

    lain seperti sengatan lebam dan peningkatan memori (6%)

    V. Sekitar 19,20% responden menggunakan obat herbal tanpa resep dari

    dokter akibatnya pasien mengalami gangguan farmakologi serta implikasi

    klinis yang lumayan serius.

    5.2. SARAN

    I. Pemerintah seharusnya membuat peraturan yang lebih jelas tentang

    pelanggaran obat herbal mencakup pembuatan, pengedaran bahkan

    penggunaannya tanpa resep dokter.

  • II. Pemerintah seharusnya memberikan pengetahuan yang lebih tentang obat

    herbal, alangkah baiknya memasukan obat herbal dalam kurikulum

    pendidikan formal.

    III. Masyarakat harus lebih teliti dalam memilih obat, serta mengkonsumsi

    obat sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang berlaku.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Sekhri K, Bhanwra S, Nandha R. Herbal products: a survey of students perception and knowledge about their medicinal use. Int J Basic Clin Pharmacol 2013;2:71-6.

    Duraz AY, Khan SA. Knowledge, attitudes and awareness of community pharmacists towards the use of herbal medicines in muscat region. Oman Med J 2011;26:451-3.

    Crawford NW, Cincotta DR, Lim A, Powell CV. A cross-sectional survey of complementary and alternative medicine use by children and adolescents attending the University Hospital of Wales. BMC Complement Altern Med 2006;6:16

    Barnes PM, Powell-Griner E, McFann K, Nahin RL. Complementary and alternative medicine use among adults: United States, 2002. Adv Data 2004;(343):1-19.