6
Suspensi Merupakan sediaan cair yang mengandung zat padat/ zat berkhasiat yang tidak larut tetapi dapat terdispersi sempurna dalam pelarut dengan bantuan suspensing agent Syarat suspense: Zat berkhasiat harus dalam bentuk partikel halus dan tidak boleh cepat mengendap JIka terjadi endapan dengan dikocok dapat terdispersi kembali Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi Jenis-jenis suspense: 1. Dry suspense/dry syrup Suspensi yang dibuat dalam bentuk granul-granul yang halus dan terutama yang mengandung antibiotika tersedia dalam bentuk dry suspense Contoh : Kemosilin dry suspense Isi amoksilin 125 mg/5 ml Sendikol dry suspense Isi kloramfenikol 125 mg/ 5ml 2. Suspensi forte/ D.S (Double strength)

Suspensi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sediaan Farmasi

Citation preview

Page 1: Suspensi 1

Suspensi

Merupakan sediaan cair yang mengandung zat padat/ zat berkhasiat yang tidak larut tetapi dapat

terdispersi sempurna dalam pelarut dengan bantuan suspensing agent

Syarat suspense:

Zat berkhasiat harus dalam bentuk partikel halus dan tidak boleh cepat mengendap

JIka terjadi endapan dengan dikocok dapat terdispersi kembali

Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi

Jenis-jenis suspense:

1. Dry suspense/dry syrup

Suspensi yang dibuat dalam bentuk granul-granul yang halus dan terutama yang

mengandung antibiotika tersedia dalam bentuk dry suspense

Contoh :

Kemosilin dry suspense

Isi amoksilin 125 mg/5 ml

Sendikol dry suspense

Isi kloramfenikol 125 mg/ 5ml

2. Suspensi forte/ D.S (Double strength)

Sediaan suspense dengan nama paten yang sama tetapi mempunyai dua konsentrasi yang

berbeda, maka konsentrasi yang terbesar di sebut forte suspense

Lapicef suspense

Isi : cefadroksil 125mg/ 5ml

Starcef suspense

Isi : cifixim 100mg/5ml

Page 2: Suspensi 1

Keuntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :

a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya

obat .

b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.

c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa

obat yang tergantung kelarutannya.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :

a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.

b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan

kapsul.

c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan

dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .

Pada pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem , yaitu :

a. Sistem Deflokulasi

b. Sistem Flokulasi

Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan

mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada system Deflokulasi,

partikel terdeflokulasi mengendap perlahan – lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen

dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

( Farmasetika , 163 )

Cara Pembuatan Suspensi

Suspensi dapat di buat dengan menggunakan 2 metode, yaitu :

Page 3: Suspensi 1

1. Metode Dispersi

2. Metode Presipitasi ( Pengendapan ) , metode ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu :

Presipitasi dengan pelarut organik

Presipitasi dengan perubahan pH dari media

Presipitasi dengan dokomposisi rangkap

1. Metode Dispersi

Serbuk yang terbagi halus, didispersi didalam cairan pembawa. Umumnya sebagai

cairan pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yang penting adalah partikel –

partikel harus terdispersi betul di dalam air, mendispersi serbuk yang tidak larut dalam air,

kadang – kadang sukar. Hal ini di sebabkan karena adanya udara, lemak dan lain – lain

kontaminan pada permukaan serbuk . ( Farmasetika , 165 )

2. Metode Presipitasi

Dengan pelarut organik dilakukan dengan zat yang tidak larut dalam air,dilarutkan

dulu dalam pelarut organik yang dapat dicampur dengan air, lalu ditambahkan air suling

dengan kondisi tertentu. Pelarut organik yang digunakan adalah etanol, methanol,

propilenglikol dan gliserin. Yang perlu diperhatikan dengan metode ini adalah control

ukuran partikel, yaitu terjadinya bentuk polimorf atau hidrat dari kristal. ( Farmasetika ,

165 )

Rute Pemberian Sediaan Bentuk Suspensi

- Oral, contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin

- Ocular, contoh : suspensi hidrokortison asetat

- Otic, contoh : suspensi hidrokortison

- Parenteral, contoh : suspensi penicilin G ( i.m )

- Rectal, contoh : suspensi paranitro sulfathiazol

- Topical, contoh : caladin losio

Page 4: Suspensi 1

Sifat fisik formulasi suspensi yang baik

- Suspensi harus tetap homogen

- Harus mudah didispersikan kembali

- Mudah dituang

- Partikel suspensi harus kecil dan seragam

Diameter dan tipe Partikel Suspensi

- Suspensi kasar : >1μm, umumnya :10 – 50 μm

- Suspensi koloid : <1 μm, umumya : 1,0 dan 0,5 μm

- Partikel individu

- Partikel berbentuk jaringan atau agregat

Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi

dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk

penggunaan oral.

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam

pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang

terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang

ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang

sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa

yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi

steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.