20
SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI KASUS RUMAH GADANG DENGAN PENAMBAHAN RUANG/ANNEX) Alhayatul Rifqih 1 , Dita Trisnawan 2 Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16436, Indonesia Email: [email protected] 1 Abstrak Usaha untuk mencapai sustainabilitas hunian telah dilakukan manusia bahkan sebelum berkembangnya teknologi yang menunjang usaha tersebut. Teknologi sederhana yang digunakan mampu menciptakan hunian yang memenuhi aspek keberlanjutan. Rumah Gadang dapat dikatakan sebagai wujud usaha masyarakat Minangkabau untuk mencapai hunian yang berkelanjutan. Dapat terlihat dari proses pengembangan yang terjadi pada rancangan Rumah Gadang dari dulu sampai sekarang. Pengembangan pada rancangan Rumah Gadang dapat terus berkembang seiring dengan berubahnya kondisi alam, sumber daya, dan karakteristik berhuni masyarakat Minangkabau Sustainability Architecture Rumah Gadang (Case Study Rumah Gadang with Addition of Space/Annex) . Abstract Efforts to achieve a sustainability dwelling design have been performed even before the development of technologies that support these efforts. Simple technology can create residentials that meet the sustainability aspect. Rumah Gadang can be considered as a form of Minangkabau society effort to achieve sustainable housing. It can be seen from that occurred in the design development process of the Rumah Gadang from then until now. The design development of Rumah Gadang can continue to evolve along by changes in natural conditions, resources, and the dwelling characteristics of the Minangkabau society. Keywords: Sustainability Architecture, Rumah Gadang, Development of Space, Minangkabau Society Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG

(STUDI KASUS RUMAH GADANG DENGAN PENAMBAHAN

RUANG/ANNEX)

Alhayatul Rifqih1, Dita Trisnawan2

Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok,

16436, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Usaha untuk mencapai sustainabilitas hunian telah dilakukan manusia bahkan sebelum berkembangnya teknologi yang menunjang usaha tersebut. Teknologi sederhana yang digunakan mampu menciptakan hunian yang memenuhi aspek keberlanjutan. Rumah Gadang dapat dikatakan sebagai wujud usaha masyarakat Minangkabau untuk mencapai hunian yang berkelanjutan. Dapat terlihat dari proses pengembangan yang terjadi pada rancangan Rumah Gadang dari dulu sampai sekarang. Pengembangan pada rancangan Rumah Gadang dapat terus berkembang seiring dengan berubahnya kondisi alam, sumber daya, dan karakteristik berhuni masyarakat Minangkabau

Sustainability Architecture Rumah Gadang (Case Study Rumah Gadang with

Addition of Space/Annex) .

Abstract

Efforts to achieve a sustainability dwelling design have been performed even before the development of technologies that support these efforts. Simple technology can create residentials that meet the sustainability aspect. Rumah Gadang can be considered as a form of Minangkabau society effort to achieve sustainable housing. It can be seen from that occurred in the design development process of the Rumah Gadang from then until now. The design development of Rumah Gadang can continue to evolve along by changes in natural conditions, resources, and the dwelling characteristics of the Minangkabau society. Keywords: Sustainability Architecture, Rumah Gadang, Development of Space, Minangkabau Society

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 2: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

1. Pendahuluan Sustainable architecture atau arsitektur bekelanjutan penting untuk dipertimbangkan

dalam kegiatan pembangunan. Sangat beralasan mengingat semakin meningkatnya

pembangunan yang mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan. Berbagai macam jenis

teknologi yang diterapkan tidak jarang menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Selain

penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan yang menjadi penyebab paling mendasar

adalah semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dunia sehingga membutuhkan lahan yang

semakin luas untuk ruang berkegiatan.

Usaha untuk mencapai desain berkelanjutan sebenarnya telah dilakukan oleh manusia

yang hidup beberapa puluh tahun bahkan beberapa ratus tahun yang lalu dimana teknologi

sebagai penunjang kegiatan pembangunan belum begitu maju seperti saat sekarang ini. Bukti

autentik beberapa di antaranya masih ada hingga saat sekarang dan menjadi warisan ilmu

pengetahuan yang sangat berharga. Salah satunya ialah Rumah Gadang yang merupakan

rumah tradisional masyarakat Minangkabau. Lestarinya Rumah Gadang hingga sekarang

merupakan hasil perjuangan manusia pada saat itu terhadap zaman dan alam yang merupakan

wujud usaha masyarakat Minangkabau untuk mencapai ruang kegiatan yang sustainable.

Dalam proses untuk mewujudkan sustainabilitas arsitektur pada Rumah Gadang,

perkembangan dan perubahan ruang terjadi pada Rumah Gadang. Berkembangnya zaman dan

teknologi mempengaruhi karakter berhuni masyarakat Minangkabau dan mengakibatkan

terjadinya perubahan ruang pada Rumah Gadang. Tujuan penulisan ini adalah untuk

memperdalam pemahaman penulis terhadap arsitektur Rumah Gadang, konsep sustainabilitas

arsitektur dan penerapannya pada Rumah Gadang setelah mengalami perubahan fisik dan

fungsi ruang.

2. Tinjauan Teoritis

2.1 Arsitektur Berkelanjutan  

Di dalam pendekatan sustainable architecture digunakan sebagai istilah umum untuk

menjelaskan suatu rancangan bangunan yang mana secara teknologi, material, ekologi dan

lingkunganmya terdapat keseimbangan (Attmann, 2010). Kemudian konteks sustainable

architecture atau arsitektur berkelanjutan dibagi ke dalam tiga komponen utama, yaitu;

sustainable elements (material and technology), sustainable resource, dan sustainable

environment.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 3: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Selanjutnya Attmann berpendapat bahwa sustainable elements meliputi material dan

teknologi yang memenuhi aspek ketahanan (durability), hemat dan terjangkau (economical),

mudah dalam perawatannya (low-maintanance), serta dapat digantikan dan digunakan

kembali (recyclability).

Kemudian Resource yang dimaksud oleh Attmann disini adalah sumber daya yang

mendukung kinerja bangunan seperti sumber material, potensi tapak, kemudahan akses, serta

gejala alam di sekitar bangunan. Sustainable resource tercapai apabila sumber daya

dimanfaatkan secara efektif dan tepat guna dan berhasil menunjang kinerja bangunan dari

segi fisik dan sesuai fungsinya.

Sustainable environments tercapai ketika lingkungan bangunan terbukti sehat dan

terhindar dari resiko penularan penyakit (healthy), layak huni (habitable), mampu merespon

jaringan sosial dan aktivitas penghuni (social capacity), serta terlindungi dari bahaya secara

fisik seperti kecelakaan akibat kesalahan dalam proses pembangunan dan bahaya non-fisik

seperti ancaman keamanan privasi (Attmann, 2010).

2.2 Landasan Adat Masyarakat Minangkabau  

Orang Minangkabau memandang alam sebagai sumber pembelajaran. Alam

takambang jadi guru (alam terkembang jadi guru) begitu ungkapan orang Minangkabau

menilai alam mereka (Navis, 1984). Nilai filosofi tersebut secara turun-temurun ditanamkan

pada kehidupan masyarakat Minangkabau.

Di dalam masyarakat Minangkabau juga berkembang nilai-nilai adat yang mengatur

segala jenis kegiatan sehari-hari mereka. Taufik menjelaskan bahwa terdapat dua jenis adat

yang berkembang di dalam masyarakat Minangkabau, yaitu adat nan sabana adat dan adat

nan diadatkan (Pembicaraan pribadi, 22 November 2016).

Secara rinci Taufik menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan adat nan sabana adat

adalah adat nan babuhua mati atau adat yang tidak dapat diganggu gugat sebagaimana yang

telah ditetapkan. Sedangkan adat nan diadatkan adalah adat nan babuhua sentak atau adat

yang boleh diubah-uah dengan kesepakatan bersama sesuai dengan kebutuhan dan tidak

boleh bertentangan dengan adat nan sabana adat.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 4: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Dalam kaitannya dengan arsitektur Minangkabau yaitu Rumah Gadang, segala

sesuatu yang mengatur tentang fungsi dan elemen-elemen arsitektur Rumah Gadang diatur

dalam adat nan diadatkan atau adat yang boleh diubah-ubah. Taufik menjelaskan bahwa

mendirikan rumah gadang dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa mengubah identitas

Rumah Gadang itu sendiri. Yang paling penting adalah bagaimana Rumah Gadang mampu

memenuhi kebutuhan penghuni dan fungsinya sebagai rumah adat. Dengan kemajuan

teknologi seperti sekarang ini tidak masalah mengganti teknologi yang digunakan pada

Rumah Gadang dahulu dengan teknologi baru (Pembicaraan pribadi, 22 November 2016).

2.3 Arsitektur Rumah Gadang  

Awalnya Jenis Rumah Gadang dibedakan berdasarkan gaya keselarasan yang dianut

oleh suatu kaum. Keselarasan yang terdapat di Minangkabau dapat dikatakan gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh Datuk Katumangguangan dan Datuk Parpatiah nan

Sabatang (Navis, 1984). Perbedaan ini berkembang dan menjadi ciri khas atau gaya Rumah

Gadang pada masing-masing wilayah tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu Rumah Gadang mengalami perubahan bentuk

hingga saat ini sehingga dapat dilihat Rumah Gadang memiliki bentuk dan ukuran yang

bervariasi. Perubahan ini secara jelas dapat dilihat pada perubahan ruang Rumah Gadang.

Seperti yang dijelaskan di dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Couto dan Darwis

(1999) pada gambar berikut ini:

 

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 5: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Gambar 1: Perubahan morfologi dan fungsi Rumah Gadang

Sumber: Couto (2010) dalam http://visualheritageblog.blogspot.com/2010/12/morfologi-bentuk-bangunan-

tradisi.html  

Saya menyimpulkan bahwa, filosofi masyarakat alam takambang jadi guru (alam

terkembang jadi guru) mengindikasikan adanya penerapan konsep sustainabilitas arsitektur

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 6: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

tersebut. Karena salah satu aspek dari sustainabilitas arsitektur yaitu lingkungan dan ekologi

menjadi fokus perhatian bagi masyarakat Minangkabau. Selain itu berdasarkan nilai adat

masyarakat Minangkabau yang membuka diri terhadap kemajuan teknologi juga seharusnya

mendukung penerapan sustainabilitas arsitektur Rumah Gadang. Jika Dihubungkan dengan

sustainabilitas arsitektur mengedepankan keseimbangan antara material, teknologi, ekologi

dan lingkungan (Attmann, 2010), maka perlu dilihat bagaimana masyarakat Minangkabau

membuat hunian yang menerapkan keseimbangan antara lingkungan (alam) dengan teknologi

dan material yang digunakan pada Rumah Gadang.

3. Metode Penelitian

Saya mencoba untuk menemukan praktik konsep sustainabilitas arsitektur yang

diterapkan pada Rumah Gadang yang telah mengalami perubahan ruang. Perubahan ruang

Rumah Gadang mengacu pada hasil penelitian Couto dan Darwis (1999) sebagai batasan

penulisan. Tujuannya untuk melihat usaha masyarakat Minangkabau untuk mencapai

sustainabilitas arsitektur. Parameter tercapainya sustainabilitas arsitektur pada Rumah

Gadang berdasarkan pada pendapat Attmann (2010).

Survey studi kasus dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai

bahan analisis. Studi kasus yang dipilih adalah Kaum Dt. Amat Dirajo di Batusangkar dan

Rumah Gadang Kaum Bawah Balai di Batusangkar. Kedua Rumah Gadang tersebut dipilih

karena perbedaan yang jelas dari bentuk perubahan ruangnya. Pemilihan Rumah Gadang

pada daerah yang sama bertujuan agar dapat membandingkan bagaimana masing-masing

rumah gadang merespon kondisi alam sekitarnya.  

4. Hasil Penelitian

4.2 Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Gambar 2: Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Dokumentasi pribadi

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 7: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Rumah Gadang ini dibangun pada tahun 1905. Rumah Gadang ini pertama kali dihuni

oleh kaum Dt. Bandaro Kuniang yang terdiri dari dua keluarga. Masing-masing keluarga

dipimpin oleh seorang ninik mamak. Ninik mamak pertama memiliki satu orang anak dan

ninik mamak kedua memiliki dua orang anak, yaitu Dt. Bandaro Kuniang dan Dt. Kondo

Maharajo. Namun sekarang Rumah Gadang ini hanya dihuni oleh satu orang anggota

keluarga dari kaum Dt. Amat Dirajo.

Rumah Gadang Kaum Dt. Amat dirajo termasuk ke dalam jenis Rumah Gadang

beranjung. Anjungan pada bagian sisi kiri dan kanan merupakan pengembangan ruang dari

bentuk awal Rumah Gadang. Selain itu terdapat juga tambahan ruang pada bagian belakang

yang berfungsi sebagai dapur. Penambahan ruang pada bagian belakang menyebabkan bilik

atau kamar tengah berubah menjadi jalur sirkulasi antara ruang tengah dengan dapur.

Rumah Gadang ini terdiri dari empat lanjar dan lima ruang serta terdapat anjungan di

kedua sisi bagian samping runah gadang. Lanjar bagian belakang rumah gadang ini terdiri

dari empat bilik atau kamar tidur dan satu akses menuju dapur pada bagian tengah. Elevasi

lantai pada lanjar ke tiga dan lanjar terakhir yang terdiri daari bilik atau kamar ditinggikan ±

25 cm. Bagian samping Rumah Gadang ini masing-masingnya terdapat anjungan yang mana

elevasi lantainya ditinggikan ±80 cm dari lantai dasar. Ruang tengah sebagai ruang

berkumpul atau ruang komual, dua anjungan pada Kamar mandi yang terletak di bagian luar

yang terpisah dengan bangunan Rumah Gadang.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 8: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Gambar 3: Denah Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Dokumentasi pribadi

Dari awal dibangunnya Rumah Gadang ini hingga sekarang telah mengalami tiga kali

renovasi. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1952, renovasi lantai pada tahun 1979 dan

perbaikan atap pada tahun 2015.

4.3 Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

Rumah Gadang Kaum Bawah Balai terletak di Jorong Tiga Batur, Nagari Sungai

Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Dibangun pada

tahun 1978 . Pada awalnya Rumah Gadang ini dihuni oleh Kaum Bawah Balai yang terdiri

dari beberapa keluarga. Namun sekarang Rumah Gadang ini dihuni oleh satu keluarga dari

Kaum Bawah Balai tersebut. Anggota keluarga tersebut terdiri dari Ayah, Ibu, dan empat

orang anak.

Rumah Gadang ini merupakan salah satu Rumah Gadang yang mengalami perubahan

bentuk dan fungsi ruangnya. Perubahan terjadi pada bagian depan dengan adanya

penambahan ruang yang berfungsi sebagai ruang tamu yang dinamakan serambi. Perubahan

juga terjadi pada bilik atau kamar tidur. Kamar tidur pada Rumah Gadang ini terletak pada

sisi kiri dan kanan Rumah Gadang dan pada lanjar yang berbeda.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 9: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Gambar 4: Denah Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

Sumber: Ilustrasi pribadi

Kelengkapan utilitas seperti dapur dan kamar mandi tersebut berada pada bagian

tambahan di bagian belakang rumah gadang dan tidak terdapat pada bagian utama rumah

gadang. Kebutuhan air bersih bagi penghuni Rumah Gadang ini berasal dari sumur galian.

Terdapat juga penampungan air hujan sebagai sumber cadangan air untuk keperluan mencuci

pakaian.

5. Pembahasan

5.1 Aspek Sustainabilitas Arsitektur pada Rumah Gadang Kaum Dt.Amat Dirajo

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 10: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

a. Teknologi dan Material (Elemen)

Struktur Rumah Gadang Kaum D. Amat Dirajo menggunakan tiang kayu yang

masing-masing terhubung dengan sistem pasak. Pondasi strukturnya menggunakan batu

sandi. Sedikit terdapat perkembangan pada pondasi batu sandi pada sisi terluar Rumah

Gadang yang telah ditutupi dengan semen cor. Tiang-tiang sebagai struktur utama selain

tonggak tuo membentuk sudut kemiringan sehingga membuat bentuk dasar bangunan seperti

trapesium terbalik. Hanya satu tiang yang dinamakan tonggak tuo yang terletak pada bagian

tengah bangunan yang tegak lurus terhadap permukaan tanah.

Gambar 5: Struktur Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Dokumentasi pribadi

Sampai saat sekarang Rumah Gadang ini telah berumur lebih dari 100 tahun. Namun

seluruh material selain kayu yang digunakan sebagai pengalas lantai dan beberapa bagian

atap yang menutupi atap gonjong masih bertahan dan belum mengalami perbaikan atau

renovasi. Umur Rumah Gadang ini terliat pada kerusakan-kerusakan material pada beberapa

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 11: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

bagian Rumah Gadang. Material kayu yang digunakan banyak yang telah lapuk dan ijuk

sebagai penutup atap ditumbuhi tanaman liar.

Perawatan yang dilakukan pada material kayu masih menggunakan cara traditional.

Material yang telah mengalami kerusakan pada kasus Rumah Gadang ini tidak lagi dapat

digunakan kembali. Penggantian material yang rusak juga tidak digantikan dengan jenis

material baru untuk mempertahankan karakter Rumah Gadang aslinya.

Gambar 6: Kerusakan material yang ditemukan pada Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Sumber Daya (Resource)

Penggantian material yang rusak pada Rumah Gadang ini masih memanfaatkan

material alami. Seperti pada saat renovasi lantai, material yang digunakan merupakan jenis

kayu yang sama dengan kayu yang digunakan sebelum renovasi. Jenis kayu yang sama tidak

bisa lagi diperoleh dari sumber daya yang terdapat dari lingkungan sekitar Rumah Gadang

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 12: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

karena jumlahnya yang semakin sedikit. Dengan demikian dari segi perbaikan dapat

dikatakan tidak lagi ekonomis.

Rumah Gadang ini juga mempertahankan penggunaan energi alami yang diperoleh

dengan memperhitungkan kondisi dan gejala alam yang terjadi pada lingkungan Rumah

Gadang. Seperti pemanfaatan secara optimal cahaya matahari sebagai pencahayaan alami

ruangan pada siang hari. Pada siang hari, bagian depan Rumah Gadang mendapatkan

pencahayaan yang baik dari sinar matahari yang masuk melalui bukaan-bukaan pada dinding

sisi depan Rumah Gadang. Bukaan yang lebar memungkinkan cahaya matahari untuk dapat

menyinari ruang tengah Rumah Gadang ini. Sirkulasi udara di dalam ruang Rumah Gadang

ini memanfaatkan bukaan yang ada pada setiap dindingnya. Sirkulasi udara paling efektif

terjadi pada bagian ruang tengah dan dapur. Setiap bukaan yang ada mengakibatkan ruangan

di dalam Rumah Gadang menjadi sejuk.

Gambar 7: Diagram kualitas suhu dan kelembapan ruang dalam Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Dokumentasi pribadi

Elemen-elemen pada Rumah Gadang ini yang mendukung keamanan penghuni

terutama dari gangguan stanger adalah akses tunggal yang terletak pada bagian depan serta

elevasi lantai dan bukaan yang tinggi. Jika dibandingkan dengan Rumah Gadang berserambi,

elevasi lantai dan bukaan terhadap tanah Rumah Gadang ini lebih tinggi. Selain itu aspek

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 13: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

fisik pada lingkungan Rumah Gadang ini juga menunjang keamamanan seperti terdapat

dikelilingi oleh batasan-batasan secara fisik dan akses sirkulasi khusus.

c. Aspek Lingkungan

Rumah Gadang ini terletak di dalam kawasan dengan kepadatan penduduk yang

rendah. Letak Rumah Gadang menjauhi pusat kepadatan pemukiman dan akses utama pada

kawasan ini. Lingkungan di sekitar Rumah Gadang dikelilingi oleh ruang terbuka hijau.

Kondisi ini mendukung kualitas berhuni pada Rumah Gadang karena jauh dari kemungkinan

polusi udara dan suara yang bersumber dari kendaraan bermotor yang lalu lalang. Ditambah

lagi dengan ruang terbuka hijau yang terdapat di sekeliling Rumah Gadang mampu menjaga

kualitas udara dan suhu dalam Rumah Gadang ideal untuk kegiatan berhuni.

Gambar 8: Lingkungan Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Ilustrasi pribadi

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari seperti air kotor dan sampah dapur

pada Rumah Gadang ini dalam jumlah yang sedikit. Air limbah dibuang melalui saluran

pembuangan khusus yang terhubungan dengan tangki septik dan dibuang langsung ke dalam

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 14: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

tanah sesuai dengan jenisnya. Selain itu sampah dapur yang dihasilkan mengalami proses

pembakaran yang mana hasil pembakaran dibuang langsung ke tanah.

Gambar 9: Diagram sistem pembuangan limbah pada Rumah Gadang Kaum Dt. Amat Dirajo

Sumber: Ilustrasi pribadi

5.1 Aspek Sustainabilitas Arsitektur pada Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

a. Teknologi dan Material (Elemen)

Terdapat perbedaan dibandingkan struktur rumah gadang beranjung, yang mana semua tiang-

tiang pada Rumah Gadang Kaum Bawah Balai ini tegak lurus terhadap permukaan tanah,

sedangkan pada Rumah Gadang beranjung selain tonggak tuo memiliki kemiringan sehingga

menciptakan bentuk dasar bangunan seperti trapesium terbalik. Hal ini tidak mengurangi

ketahanan struktur pada Rumah Gadang ini. Sistem pasak pada struktur mampu membentuk

ketahanan pada Rumah Gadang ini.

Rumah Gadang ini juga masih didominasi oleh material alami. Namun terdapat

penggantian penggunaan material alami seperti pada penutup atap dan bahan pelapis dinding.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 15: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Rumah Gadang Kaum Bawah Balai ini tidak menggunakan ijuk sebagai penutup atap

melainkan mengguakan material seng dari awal berdirinya. Seng sebagai penutup atap juga

dilapisi degan cat agar tidak mudah berkarat sehingga lebih tahan lama. Menurut kepala

keluarga yang menghuni Rumah Gadang ini menyatakan bahwa pemilihan material seng

sebagai penutup atap dengan alasan lebih mudah dari segi perawatan dan perbaikannya.

Selain itu saat ini seng lebih mudah untuk diperoleh dan harganya lebih murah dibandingkan

dengan ijuk yang jumlahnya semakin sedikit menyebabkan harganya lebih mahal. Dapat

dikatakan dari segi ekonomi peralihan penggunaan material ijuk menjadi seng lebih efektif.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 16: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Gambar 10: Material yang digunakan pada bagian utama Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Sumber Daya (Resource)

Material yang digunakan pada Rumah Gadang ini merupakan material jadi yang siap

dipakai. Dengan cara ini waktu pengerjaan untuk mendirikan Rumah Gadang ini lebih

singkat dibandingkan dengan proses yang dilakukan untuk mendirikan Rumah Gadang pada

awalnya. Selain itu Rumah Gadang ini juga mengganti material alami dengan material

pabrikasi. Seperti penggantian material atap yang sebelumnya menggunakan ijuk diganti

dengan seng. Penggantian material ini selain lebih praktis dari segi pemasangan dan

perawatannya juga dapat didaur ulang dan tidak dibuang atau digunakan kembali.

Rumah Gadang Kaum Bawah Balai juga memanfaatkan kondisi dan gejala alam yang

terjadi pada lingkungan sekitarnya untuk menunjang kinerja ruang. Pada siang hari Rumah

Gadang ini memperoleh pencahayaan ruang alami yang cukup dari sinar matahari. Rumah

Gadang ini menyikapi arah datangnya sinar matahari dengan bukaan yang orientasi dominan

menghadap ke arah utara dan selatan. Dengan intensitas pencahayaan alami di dalam ruangan

Rumah Gadang yang dihasilkan membuat ruangan menjadi hangat dan terang. Cahaya

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 17: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

matahari lebih banyak masuk melalui serambi atau ruang tamu karena memiliki bukaan

paling luas.

Ditambah lagi dengan kayu sebagai material yang digunakan pada bagian utama

Rumah Gadang ini mampu menyikapi suhu lingkundan dengan baik. Pada saat suhu

lingkungan tinggi atau panas, suhu ruangan di dalam Rumah Gadang terasa lebih dingin.

Begitupun sebaliknya pada saat suhu lingkungan dingin, suhu di dalam ruangan Rumah

Gadang terasa lebih hangat. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki daya hantar suhu yang

rendah.

Beberapa ruangan pada bagian belakang Rumah Gadang seperti ruang makan, kamar

mandi, serta kamar tidur ibu dan ayah lebih sedikit mendapatkan pencahayaan dibandingkan

dengan ruang pada bagian utama. Hal ini disebabkan karena elevasi lantai bagian belakang

yang lebih rendah dibandingkan dengan bagian utama Rumah Gadang sehingga menghalangi

cahaya matahari masuk dari arah utara. Selain itu luas bukaan pada ruangan-ruangan

belakang lebih kecil dibandingkan dengan ruangan pada bagian utama Rumah Gadang.

Gambar 11: Respon Rumah Gadang Kaum Bawah Balai terhadap Lingkungan

Sumber: Ilustrasi pribadi

c. Aspek Lingkungan

Lingkungan sekitar Rumah Gadang ini mampu mendukung kenyamanan berhuni

dalam Rumah Gadang. Letak Rumah Gadang yang menjauhi jalan raya mampu mengurangi

efek negatif polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang dapat mengurangi

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 18: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

kualitas udara dalam Rumah Gadang. Ruang terbuka hijau pada lingkungan Rumah Gadang

ikut serta menjaga kualitas kesehatan lingkungan dan ruang Rumah Gadang. Dengan begitu

kesehatan lingkungan dan ruang berhuni dalam Rumah Gadang ini dapat terjaga dan

menciptakan kenyamanan berhuni.

Gambar 12: Diagram kesehatan lingkungan Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

Sumber: Dokumentasi pribadi

Aktivitas sehari-hari penghuni Rumah Gadang menghasilkan limbah seperti air kotor,

dan sampah dapur. Sistem pembuangan air kotor pada Rumah Gadang ini sebagian besar

dibuang ke kolam ikan yang berada di samping Rumah Gadang. Air dari kolam-kolam ini

terus mengalir menuju kolam ikan lainnya yang banyak terdapat pada lingkungan sekitar

Rumah Gadang. Air bekas yang dihasilkan dari kegiatan mencuci dan mandi juga dibuang ke

kolam ikan dan juga melalui saluran pembuangan terbuka seperti selokan.

5.3 Perbandingan Sustainabilitas Arsitektur pada Studi Kasus

Berdasarkan analisis dari masing-masing studi kasus dapat dibandingkan kualitas

aspek-aspek sustainabilitas arsitektur Attmann (2010) yang diterapkan pada studi kasus.

Perbandingan tersebut disimpulkan ke dalam bentuk survey kualitatif oleh penulis sebagai

berikut:

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 19: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

Tabel 1: Perbandingan penerapan aspek-aspek sustainabilitas arsitektru antara Rumah Gadang Kaum

Dt. Amat Dirajo dan Rumah Gadang Kaum Bawah Balai

Sumber: Analisis Penulis

6. Kesimpulan

Pada pembahasan studi kasus, penulis melihat bahwa konsep sustainable architecture

telah diterapkan oleh masyarakat Minangkabau pada hunian tradisional mereka yaitu Rumah

Gadang. Beberapa aspek sustainable arhitecture juga dapat ditemukan pada Rumah Gadang

khususnya Rumah Gadang yang telah mengalami perubahan ruang. Pada studi kasus juga

ditemukan beberapa aspek lainnya dari sustainable architecture belum terpenuhi. Terlihat

dari ketahanan struktur dan material bangunan menghadapi kondisi dan gejala alam di

lingkungannya, perawatan material yang mudah dan ekonomis, pemanfaatan potensi tapak

yang maksimal melalui elemen-elemen ruang yang mendukung terciptanya kesehatan dan

kenyamanan berhuni sehingga dapat dikatakan layak untuk dihuni. Terdapat juga kontrol dari

lingkungan di sekitar Rumah Gadang yang menciptakan keamanan berhuni di dalam Rumah

Gadang.

Perubahan dan penambahan ruang yang terjadi pada Rumah Gadang berdasarkan

studi kasus berperan sebagai penunjang kebutuhan penghuni dalam melakukan aktivitas

mereka sehari-hari di dalam Rumah Gadang.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017

Page 20: SUSTAINABILITAS ARSITEKTUR RUMAH GADANG (STUDI …

 

7. Saran

1. Penggunaan material baru perlu diperhitungkan dalam pembangunan Rumah Gadang

mengingat ketersediaan sumber material alami yang biasa digunakan semakin

berkurang.

2. Perlu adanya perubahan dari masyarakat Minangkabau untuk mulai melakukan

pengolahan limbah dengan baik agar kesehatan lingkungan tetap terjaga dengan baik.

8. Daftar Referensi

Buku:

Attmann, Osman. (2010). Green Architecture: Advanced Technologies and Materials. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Navis, A.A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru. Indonesia: Grafiti Pers

Syafwandi. (1993). Arsitektur Tradisional Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber Jurnal/artikel:

Bartlett, Albert A. (2012). The Meaning of Sustainability. Vol 31 No1 2012, pg. 1

Artikel Internet:

Nasbahry, Couto. Morfologi Bentuk Bangunan Tradisi Minangkabau Sebagai Refleksi Budaya. 26 Juli 2010. Diakses tanggal 6 November 2016 pukul 14.00 WIB. http://visualheritageblog.blogspot.com/2010/12/morfologi-bentuk-bangunan-tradisi.html

Wawancara:

Thaib, Taufik. (2016, November 22). Personal Interview.

Sustainabilitas Arsitektur ..., Alhayatul Rifqih, FT UI, 2017