13
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pendidikan di definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan ynag diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentui saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru disekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen diperguruan tinggi. Untuk melaksanakana profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sain dan teknologi. Diantara pengetahuan-pengetahuan yang dikuasi guru adalah pengetahuan psikologi terapan tentang tahapan-tahapan perkembangan peserta didik yang erat kaitannya dengan proses belajar peserta didik dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Dalam kenyataannya masih banyak guru dalam menerapkan proses pembelajaran tidak melihat aspek psikologi tersebut. Akibatnya, proses pembelajaran tidak efektif dan efisien. Sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu penulis mencoba mengkaji tentang tahap-tahap perkembangan peserta didik meliputi BAB II PEMBAHASAN

suster 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,

Citation preview

Page 1: suster 4

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pendidikan di definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan ynag diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentui saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru disekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen diperguruan tinggi.

Untuk melaksanakana profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sain dan teknologi. Diantara pengetahuan-pengetahuan yang dikuasi guru adalah pengetahuan psikologi terapan tentang tahapan-tahapan perkembangan peserta didik yang erat kaitannya dengan proses belajar peserta didik dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.

Dalam kenyataannya masih banyak guru dalam menerapkan proses pembelajaran tidak melihat aspek psikologi tersebut. Akibatnya, proses pembelajaran tidak efektif dan efisien. Sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu penulis mencoba mengkaji tentang tahap-tahap perkembangan peserta didik meliputi

BAB II

PEMBAHASAN

Cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slamento (1995) merumuskan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkahlaku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya. Sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/ bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

Sedangkan, Menurut Sinolungan (1997) menyatakan bahwa “peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti

Page 2: suster 4

sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah”. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa ”peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan”.

Sedangkan menurut Semiawan (1999) menyatakan bahwa :

“konsep peserta didik sebagai suatu totalitas sekurangnya mengandung tiga pengertian. Ketiga pengertian itu mencakup, pertama, peserta didik adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Aspek fisik dan psikis tersebut terdapat dalam diri peserta didik sebagai individu yang berarti tidak dapat dipisahkan antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Kedua, keseluruhan aspek fisik dan psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama lain. Jika salah satu aspek mengalami gangguan … , maka emosinya juga terganggu (rewel, cepat marah, dll). Ketiga, peserta didik usia SD/MI berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara keseluruhan. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan orang dewasa”.

Jadi dari beberapa pengertian tentang peserta didik yang saya dapat peserta didik adalah orang atau anggota masyarakat yang terkait dalam proses pedidikan selama hidupnya yang bermaksud untuk mengembangkan potensi dirinya melalui pendidikan yang berjenjang.

Ada beberapa pendapat berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar/panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek social.

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

1. Pertumbuhan Peserta didik

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.

Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu ( kartono ). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi pada bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991 : 156). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.

2. Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.

Page 3: suster 4

Perubahan merupakan hal yang melekat dalam perkembangan. E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kualitatif disebut juga ”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Perubahan kuantitatif meliputi peubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap, dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis.

Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.

Spikier (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungakan dengan perkembangan yaitu:

a. Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa

b. Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari.Mka proses perubahan tarsebut dinamakan dengan perkembangan.

Dari porses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu :

a. aspek bilogis . Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya : bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg tentunya dapat kita ukur.

b. aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal matematika.

c. aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspaek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek biologis ( fisik ), aspek kognitif ( pemikiran ), dan aspek psikososial ( hubungan dengan masyarakat ) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya

B. . Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkemangan

Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Di

Page 4: suster 4

samping itu tcrdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifatsifat individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku di mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan anakanak, misalnya anak-anak di Amerika, anak-anak di'Asia, dan juga bagi anak-anak di Indonesia. Itu semua karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk karakteristikkaxakteristik yang menjadl pola khusus bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsabangsa itu.

Berdasar persamaan-persamaan clan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan - kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum perkumbuhan dan perkembangan. Hukum-hukum perkembangan itu antara lain:

1. Hukum Cephalocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagianbagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perband'rngan ini makin besar.

2. Hukum Proximodistal

Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alatalat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.

Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi

3. Perkembanga Terjadi dari Umum ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke khusus.

4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan

Page 5: suster 4

Pada setiap masa perkembangan terdapat cirri-ciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya cirri-ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembangdan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Setiap tahap perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat. Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.

Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:

a. Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.

b. Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.

C. Jenis Perubahan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan dalam perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

1. Perubahan dalam ukuran

Perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat badan. Panjang 50 cm ketika dilahirkan menjadi tinggi 60 cm pada umur satu tahun diikuti oleh organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain volume otak yang membawa akibatterjadinya perubahan kemampuan. Kemampuan mengenal objek-objek dilingkungan sekitarnya bertambah sedikit demi sedikit. Semua pertumbuhan diatas menunjukan adanya perbedaan kuantitatif yang bias diukur.

2. Perubahan dalam perbandingan

Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasional anatara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya: perbandingan anatara besar kepala dengan anggota badan, semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.

Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan antara yang tidak rill, yang khayal dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak berkhayal dan sedikit terdapat realitas pada mereka, tetapi semakin lama semakin berubah ke sebaliknya yakni banyak realita dan sedikit berkhayal. ,

3. berubah untuk mengganti hal-hal yang lama

Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut thymus pada daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami athropy (penyusutan) dan menghilang setelah dewasa. Pada bayi juga terdapat rambut-rambut bayi yang lama kelamaan akan hilang. Serta Kebiasaan bayi yang merangkak saat

Page 6: suster 4

mengambil mainan akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan berjalan.

4. berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru

Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkatan/thapan perkembangannya. Dilihat dari segi mental kan bertambah perbendaharaan kata dan kekayaan bahasa. Nilai dan norma moral semakin meningkat berbagai pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidikan formal.

D. Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik

Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non-fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral serta sikap. Berikut ini akan diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut:

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik manusia merupakan proses perubahan menjadi lebih beasar dan lebih panjang dan terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.

a. Pertumbuhan sebelum lahir

Masa sebelum lahir merupaan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karna pada masa itu merupakan sebuah awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang membentuk sis tem syaraf yang lengkap. Perrtumbuhan jaringan syaraf yang membentuk system syaraf yang lengkpa. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri

b. Pertumbuhan setelah lahir

Setiap bagian fisik seseorang atau individun akan terus mengalami perubahan karna pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Jaringan otak atau syaraf sentral akan tumbuh dengan cepat karna syaraf pusat itu akan menjadi sentral dalam menjalankan fungsi jaringan syaraf diseluruh tubuh manusia.

Pertumbuhan fisik seorang anak dapat dibagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dan periode berikutnya dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat. Selama peridoe pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pasca lahirnya, pertumbuhan seorang bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian akan menjadi stabil saat anak memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan seksualnya. Hal ini dapt dimulai ketika anak memasuki usia 8 sampai 12 tahun. Mulai saat itu hingga ia berumur 15 atau 16 tahun pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Periode ini kemudian akan disusul dengan periode tenang kembali sampai ia memasuki usia tahap dewasa.

Yang paling menonjol dalam hal ini adalah factor pengaruh jenis kelamin. Pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan pad usia tertentu, dan pada suatu saat nanti pertumbuhan perempuan akan lebih cepat pada usia tertentu

2. Intelek

Page 7: suster 4

Intelek merupakan kata lain dari pikir, berkembang sejalan dengan perkembangan syaraf otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukan fungsinya secara baik. Perkembangan tingkat berfikir atau perkembangan intelektualakan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu untuk mengetahui dunia luar, reaksi atau respon terhadap rangsangan dari luar pada awalnya belum terkordinasikan secara baik, hamper semua konfirmasi yang diberikan bersifat refleks. Pada umur sekitar 4 bulan, respon bersifat refleks akan berkurang, pemberian rspon terhadap setiap rangsangan akan mulai terkordinasikan. Sebagai contoh terhadap suara, sinar dan warnah mulai ditunjukan dengan gerakan pandangan mata kearah asal rangsangan itu diberikan.

Perkembangan lebih lanjut akan ditunjukan pada perilakunya untuk menolak dan memilih sesuatu, yang berarti telah terhadap proses mempertimbangkan atau yang lazim dikenal dengan proses analisis, evaluasi sampai dengan menarik kesimpulan dan keputusan. Fungsi ini terus berkembang mengikuti kekayaan pengetahuannya tentang dunia luar dan kekayaan didalamnya, sehingga pada saatnya seorang berkemampuan untuk melaakukan suatu prediksi, perencanaan dan berbagai kemampuan analisis dan sintesis. Perkembangan ini juga dikenal dengan nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini menurut piaget mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap Sensori motor (0-2 stengah tahun)

Masa ketika bayi menggunkan system pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi mennggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks (refleks mengenyut putting susu ibu, refleks menangis dll). Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggi misalnya berjalan.

b. Tahap pra-operasional( usia 2-7 tahun).

Pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama perlaku orang lain[ khususnya orang tua dan guru] yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Peserta didik mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif.

c. Tahap operasional kongkret ( usia 7-11 tahun)

Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya. Selain itu, peserta didik sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang kongkret. Dalam tahap ini anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:

1) Identifikasi: mengenali sesuatu

2) Negasi: mengingkari sesuatu

3) Reprokasi: mencari hubungan timbale balik antara beberapa hal.

d. Tahap operasional formal ( usia 11-15 tahun)

Page 8: suster 4

Pada tahap ini peserta didik sudah menginjak usia remaja. Perkembangan kongnitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kognitif, baik secara simultan [serentak] maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis[anggapan dasar] peserta didik mampu berpikir untuk memecahkan masalah dengan lingkungan yang ia respons. Sedangkan dengan kapasitas menggunakan perinsip-perinsip abstrak, peserta didik akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti agama, matematika, dan lainnya.

3. Emosi

Emosi dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut da yang primer yaitu kebutuhan yang tidak dapat ditunda dan ada yang sekunder yaitu kebutuhan yang dapat ditunda. Merupakan hal yang wajar bagi setiap individu jika ada kebutuhannya yang tidak terpenuhi terutama kebutuhan primer maka ia akan meras kecewa, dan sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi maka ia akan merasa senang dan puas. Hal inilah yang dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsure senang dan tidak senang.

Emosi merupakan gejala perasaan yang disertai dengan perubahan dan perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukan dengan teriakan suara keras atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira ia melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebaliknya.

4. Sosial

Manusi sebagai makhluk social yang dalam keadaannya tentu tidak dapat hidpu tanpa bantuan dari manusia lain, oleh karena itu mulai dari seoranlg bayi menajdi seorang anak hingga menjadi orang dewasa, akan bertahap mengenal lingkungan yang lebih luas dan akan mengenal banyak manusia dan amat heterogen, namun umumnya setiap anak akan lebih tertarik bergaul dengan teman sebayanya yang sama jenis. Anak akan membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, dengan memahami dunia anak kemudian dunia pergaulan yang lebih luas. Inila yang disebut dengan kehidupan social yang dalam perkembangannya setiap orang akan mengetahui bahwa setiap manusia itu saling membutuhkan .

5. Bahasa

Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat diartikan sebagai tanda, gerka, dan suara untuk menyampaikan isi fikiran kepada orang lain, dengan demikian dalam berbahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai dan pihak penerima, dalam percakapan atau dalam berdialog pihak-pihak itu saling bergantian fungsinya.

Dalam perkembangan awal bayi menyampaikan isi fikiran atau perasaannya dengan tangis atau ocehannya, lama kalamaan ocehan itu akan semakin jelas dengan menirukan bunyi-bunyian yang didengarkan lalu mengucapkan kata-kata sederhana dan lama kelamaan akan bertambah kata yang dapat diucapkan seiring dengan bertambahnya usia.

6. Bakat khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu akan dapat berkembang dengan baik. Pada mulanya bakat merupakan hal yang amat penting berkaitan dengan masalah-masalah tugas dan pekerjaan. Namun, akhirnya pendidikan juga mempertimbangkan masalah bakat tersebut

Page 9: suster 4

sehubungan dengan fungsi pendidikan itu untuk mempersiapkan peserta didik untuk memsuki dunia kerja. Dalam proses pensisikan, bakat merupakan factor penting untuk mrndapatkan perhatian.

Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampaun yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga dan keterampilan.

7. Sikap, Nilai dan Moral

Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokam menjadi tiga sasaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukan hal-hal yang benar dan salah. Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”, dan belum mengetahui maknanya. Akan tetapi seiring dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku didalam keluarga; dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku didalam masyarakat dan Negara.