133
PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Disusun oleh : Sumantri Joyoboyo 111000081 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2005

System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

  • Upload
    far

  • View
    1.213

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perencanaan System Wireless Metropolitan Area Network

Citation preview

Page 1: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) PADA

WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan

pada Program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Disusun oleh :

Sumantri Joyoboyo

111000081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM

BANDUNG 2005

Page 2: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK PLANNING USING

WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX)

TECHNOLOGY IN YOGYAKARTA

Presented to comply the pre requirement in getting Bachelor Degree (S1) of Electrical

Engineering at Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Written by :

Sumantri Joyoboyo

111000081

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM

BANDUNG 2005

Page 3: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

ABSTRAKSI

Wireless Local Area Network (WLAN) 2,4 GHz merupakan salah satu

teknologi alternatif akses internet pada ISM (industry, scientifical and medicine) band

yang bersifat unlicensed dengan memiliki keunggulan dalam instalasi perangkat lebih

mudah, cepat, fleksibel dapat menjangkau daerah dimana saja dan relatif lebih murah

bila dibandingkan dengan teknologi kabel yang terbatas pada infrastruktur perusahaan

telekomunikasi yang ada, sehingga perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet

untuk mendapatkan pelanggan berupa warnet sebanyak-banyaknya hingga

penggunaan booster untuk menguasai kanal frekuensi pada daerah tertentu dengan

tidak memperhatikan daya pancar (EIRP) yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan

perencanaan WMAN menggunakan WiMAX ini untuk penataan sel pada wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga terbentuk adanya penataan daerah cakupan

yang lebih teratur.

Pada tugas akhir ini dilakukan estimasi perencanaan sehingga didapatkan

jumlah sel dengan coverage yang maksimal sehingga dapat menjangkau seluruh

Daerah Istimewa Yogyakarta antar backhaul akan menggunakan link point to point

line of sight berdasarkan IEEE 802.16a 5,8 GHz dan link poin to point non line of

sight menggunakan standart IEEE 802.16a 3,5 GHz serta untuk link kearah pelanggan

akan digunakan link point to multipoint menggunakan standart IEEE 802.11.b,

dimana keunggulan dari standart ini adalah dari segi perangkat yang relatif terjangkau

oleh calon pelanggan.

Metode yang digunakan adalah penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah

pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi bahwa di daerah perencanaan

masih sangat sedikit jaringan yang tergelar sehingga sangat memungkinkan untuk

melakukan penataan sehingga adanya interferensi dapat ditekan seminimal mungkin.

Untuk aktifitas daerah yang tinggi dan peningkatan kapasitas sel dengan metode

sektorizing serta cell splitting.

Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang lebih optimal, maka sebaiknya

penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta

dengan berdasarkan peta persebaran calon pelanggan yang berupa pelanggan

perumahan, industri, sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan, dan instansi

pemerintah serta serta kontur dari Daerah Istimewa Yogyakarta

i

Page 4: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

ABSTRACT

Wireless Local Area Network ( WLAN) 2,4 GHZ represent one of alternative

technology access internet at ISM ( industry, scientifical and medicine) band having

the character of unlicensed by owning excellence in easier peripheral installation,

quickly, flexible to earn to reach just district where and cheaper relative if compared

to a cable technology which limited to infrastructure of existing telecommunications

company, so the provider of service internet to get subscriber in the form of warnet as

much as possible till use booster to increase frequency channel at certain district by

getting emittance ( EIRP) what specified by government. Target of Planning WMAN

using WiMAX technology is for the cell settlement at region of Yogyakarta, so that be

formed existence of settlement of more regular coverage district.

The planning estimated so that be got number of cell with maximal coverage

so that earn to reach entire of Yogyakarta usher backhaul will use link point to point

line of of sight of pursuant to IEEE 802.16a 5,8 GHz and link poin to Point non line

of of sight use standart IEEE 802.16a 3,5 GHZ and also for link toward the

subscriber we will use link point to multipoint use standart IEEE 802.11.b where

excellence from more cheaper peripheral.

Used method cell settlement to reach entire district of Yogyakarta with

assumption that] planning district still be slimmest performanced network so that

very enable to do settlement so that existence interferensi earn depressed as minimum

as possible. For high aktifitas district and make-up of cell capacities by method

sektorizing and also cell splitting.

To get more optimal planning result, hence better pentaan cell to reach entire

district of Yogyakarta by pursuant to map of prospecting customer which in the form

of housing subscriber, industrial, school and college, health facility, and the

governmental institution and also and also contour from special region of

Yogyakarta

ii

Page 5: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kasih karunia dan

berkat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas

Akhir dengan judul “PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN

AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS

(WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” yang

disusun sebagai syarat dalam menempuh sidang sarjana di Jurusan Teknik Elektro

STT Telkom

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan, oleh

karena itu penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis agar hasil

penelitian ini berguna bagi penulis maupun untuk khalayak pembaca.

Bandung, Juli 2005

Penulis

iii

Page 6: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari banyak pihak,

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada :

1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberiku kesempatan hidup sampai kuliah di

STTTelkom hingga terselesainya Tugas akhir ini. Semoga ini bukan tugasku yang

terakhir.

2. Ibuku tercinta, Suprapti dan Bapakku yang tersayang, DRS Hardono, yang

dengan tulus ikhlas telah membesarkan dan mendidik, serta selalu memberi

semangat. Jasa Ibu dan bapak tak akan pernah bisa saya balas. Semoga diberi

kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Kakakku Rose Gamashyanti Plasma Guru dan adikku Dathu Kama Jati yang juga

selalu medukung dan memberikan semangat untuk tidak menyerah jika

menghadapi kesulitan.

4. Bapak Bambang Setya Nugraha ST. MT, dan Bapak Eka Indarto ST, selaku

pembimbing yang telah memberikan ide, bantuan, bimbingan, dan waktunya

sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Kepada seluruh Instansi pemerintah Propinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul atas

kemudahannya mencari data untuk Tugas Akhir ini.

6. Kawan-kawan kost BJS 143, Kang Eko, Kang Yordan pembimbing ke 3, Wahyu,

Ibnu, Iwin, Bejo, Bari, Hanafi, Eka, Imin, Heru, Toni Ucup, Danang, Sukri, Iping,

Paidin, Ferdi, Emeral, Erfin, Pampam dan lainnya yang tidak bisa disebutkan.

7. Konco- konco “Japhe methe” yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

8. Nur sholikhin yang “BOLYWOOD” abis “KEEP SYAHRUKHAN GUY’S”,

Mbah Kunto sang USTAD “semoga jengggotmu kekal selamanya”, Slamet &

Tutik , Agung “Adam jordan”

9. Konco konco EX 6 che “REUNI yuk!!!”

10. Konco-konco kosan Badman, kosan pak Roto Sukapura dan Kosan GBA

iv

Page 7: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

11. Temen- temen TE- 2000-01 yang bersama selama 5 tahun

12. Seluruh Dosen TE, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama

menempuh pendidikan di STTTelkom, beserta seluruh Staff Administrasi TE.

v

Page 8: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ................................................................................................ i

ABSTRACT.................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR TABEL......................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Tujuan Penelitian .................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah................................................................... 2

1.4. Batasan Masalah ..................................................................... 2

1.5. Metode Penelitian ................................................................... 3

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Worldwide Interoperability for Microwave Access ............... 5

2.2. Fixed Wireless Access (FWA)................................................. 5

2.2.2. Fixed Wireless Access Standart.................................. 5

2.3. Wireless Local area Network (WLAN) .................................. 6

2.3.1. Standart IEEE 802.11.................................................. 8

2.4. Konsep sel ............................................................................... 8

2.4.1. Frekuensi reuse .......................................................... 9

2.4.2. Sektorisasi ................................................................. 9

2.5 Site Planning……………………………………….. ……… 10

vi

Page 9: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

2.6. Perhitungan Linkbudget......................................................... 11

2.6.1.Perhitungan Loss.......................................................... 11

2.6.1.a.Redaman Hujan.................................. ............. 12

2.6.1.b.Redaman Ruang bebas....................... ............. 12

2.6.2.EIRP......... .................................................................... .. 14

2.6.3. RSL ............................................................................. 14

2.6.4. Fade Margin................................................. ............... 15

2.6.5.Kualitas Transmisi ....................................................... 17

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN

3.1. Penentuan daerah layanan....................................................... 17

3.1.1. Jumlah user ................................................................. 17

3.1.2. Tipe-tipe user. ............................................................. 17

3.1.2.1 Perumahan/residensial..................................... 18

3.1.2.2 Sekolah............................................................ 18

3.1.2.3 Perguruan tinggi.............................................. 18

3.1.2.4 Industri............................................................. 18

3.1.2.5 Instansi pemerintah.......................................... 19

3.1.2.6 Sarana kesehatan.............................................. 19

3.2. Membuat keputusan teknologi ............................................... 19

3.2.1 Teknik duplexing............................................................. 20

3.2.2 Teknik akses jamak......................................................... 20

3.2.3 Teknik modulasi………………………………………... 20

3.3. Topologi Jaringan FWA ......................................................... 21

3.3.1. Link point to point ...................................................... 22

3.4. Pengalokasian frekwensi.......................................................... 23

3.4.1. Pengalokasia frekwensi WIFI 2,4 GHz....................... 24

3.4.2. Pengalokasian frekwensi WiMAX .............................. 24

3.5.Menentukan luasan sel .............................................................. 26

3.5.1. Perhitungan Receive signal level .................. 26

3.5.2. Perhitungan Free Space Loss ........................ 37

vii

Page 10: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI JOGJAKARTA

4.1. Analisa peta propinsi DIY ...................................................... 30

4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman..................................... 30

4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta..................................... .. 35

4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul...................................... 36

4.1.4 Analisa Peta Kabupaten Kulonprogo............................. 39

4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunung Kidul......................... 41

4.2. Analisa kebutuhan kapasitas per sel ....................................... 42

4.3. Menentukan tinggi antena....................................................... 47

4.4 Analisa kapasitas perkanal…………………………………… 47

4.5. Analisa link budget ................................................................. 48

4.5.1 Path loss..................................... .................................... 48

4.5.1.1 Redaman hujan................................................... 48

4.5.1.2 Free space loss..................................... ............. 49

4.5.2 Daya pancar..................................... .............................. 50

4.5.3 Receive Signal Level..................................... ................ 56

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan ............................................................................. 59

5.2. Saran ..................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

Page 11: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Site Planning ......................................................................... 10

Gambar 3.1. Topologi Jaringan Fixed Wireless Access............................. 22

Gambar 3.2. Alokasi frekwensi WiMAX .................................................. 25

ix

Page 12: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kanal pada frekwensi 2,4 GHz ............................................. 6

Tabel 2.2. Alokasi frekwensi tiap kanal 2,4 GHz .................................. 7

Tabel 2.3. Persamaan luas sel ................................................................ 9

Tabel 3.1. Spesifikasi teknis WiMAX 5,8 GHz..................................... 21

Tabel 3.2. Spesifikasi teknis WiMAX 3,5 GHz..................................... 21

Tabel 3.3. Spesifikasi teknis WIFI 2,4GHz............................................. 21

Tabel 3.4. Parameter WiMAX 5,8 GHz................................................. 23

Tabel 3.5 Parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth 7 MHz dan

14 MHz ................................................................................. 23

Tabel 3.6. Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal WIFI 2,4 GHz ................. 24

Tabel 3.7. Paremeter Link Budget WIFI 2,4 GHz.................................. 28

Tabel 4.1. Kebutuhan Troughput per sel................................................ 43

Tabel 4.2. Alokasi kanal per sel.............................................................. 44

Tabel 4.3 Tinggi antena per sel ............................................................. 47

x

Page 13: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR SINGKATAN

CS : Convergence Sublayer

DSSS : Direct Sequence Spread Spectrum

EIRP : Effective Isotropically Radiated Power

FWA : Fixed Wireless Access

FHSS : Frequency Hopping Spread Spectrum

ISP : Internet Service Provider

LOS : Line Of Sight

MAC : Medium Access Control

MAC CPS : Medium Access Control Common Part Sublayer

NLOS : Non Line Of Sight

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

OFDMA : Orthogonal Frequency Division Multiple Access

PHY : Physical Layer

WLAN : Wireless Local Area Network

PMTP : Point to Multipoint

PTP : Point to Point

RSL : Receive Signal Level

SNR : Signal To Noise Ratio

SOM : System Operating Margin

WiFi : Wireless Fidelity

WiMAX : Wireless Interoperability for Microwave Access

WMAN : Wireless Metropolitan Area Network

xi

Page 14: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR ISTILAH

Bandwidth Lebar pita frekwensi Bit Error Rate (BER) Rata-rata jumlah bit yang salah jika dibandingkan dengan

bit-bit awal Co-Channel interference Interferensi akibat dari penggunaankanal yang sama Coverage Area Luas area yang ditangani oleh sebuah sel Coding gain Gain yang ditambahkan karena penggunaan pengkodean

tertentu, pada penrapannya anak mengurangi daya pancar dengan kualitas transmisi yang sama.

Eb/No Perbadingan antara daya terima perbit dengan rapat daya noise

EIRP Besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu antenna di Bumi

Fading margin Daya yang ditambahkan untuk mengantisipasi redaman yang diakibatkan oleh fading sehingga daya terima berada diatas sensitifitas perangkat penerima.

Fixed wireless access Aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user termination dan network access point dihubungkan ke end user secara fixed

Free Space Loss Adalah redaman yang terjadi di adntara dua antenna pemencar dan penerima dimana pengaruh difraksi, reflaksi, refleksi, absorbsi, maupun bloking dianggap tidak ada

Implemented margin Daya tambahan untuk menjaga agar kualitas transmisi yang diharapkan tetap terjaga.

Gain antena Perbandingan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna dan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna pembandingdengan daya input pada masukan kedua antenna sama besarnya.

Guard band Band frekwensi yang ditambahkan untuk menghindari terjadinya interferensi antar kanal yang bersebalahan atau antar sistem yang menggunakan kanal yang bersebelahan.

Receive Signal Level Level daya yang diterima di penerima (receiver)

xii

Page 15: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

DAFTAR LAMPIRAN

I. LAMPIRAN A : Data kebutuhan per sel di Yogyakarta

II. LAMPIRAN B : Flow Chart perencanaan

III. LAMPIRAN C : Tinggi antena

IV. LAMPIRAN D : Data Perangkat

V. LAMPIRAN E : Paramater kanalisasi pada OFDM

VI. LAMPIRAN F : Peta perancangan dan peta propinsi DIY

xiii

Page 16: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 1

BAB I

PENDAHULUAN

I . Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya

komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan

multimedia. Dengan munculnya internet yang dapat menghubungkan dua komputer

atau lebih dengan lokasi yang berlainan negara bahkan benua. Wireless Local Area

Network 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi akses internet yang relatif lebih

praktis dan murah bila dibandingkan dengan kabel atau infrastruktur perusahaan

telekomunikasi yang telah ada, sehingga banyak bermunculan warnet-warnet yang

lebih memilih akses WLAN 2,4 GHZ dan akan semakin meningkatkan kompetisi

antar Penyedia Jasa Internet (PJI).

Semakin banyak munculnya perusahaan Internet Services Provider (ISP) atau

Penyedia Jasa Internet (PJI) ini merupakan suatu keuntungan dalam hal distribusi

informasi tetapi di sisi lain dapat menimbulkan masalah yang serius berupa

interferensi karena kepadatan dari jaringan tersebut dengan jumlah kanal frekuensi

terbatas. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan pengunaan booster untuk mengatasi

masalah interferensi dengan tujuan penambahan daya untuk memperkuat kualitas

sinyal yang dikirim tetapi hal tersebut justru semakin akan memperparah keadaan

karena akan mengganggu sinyal ISP lainnya, sehingga yang terjadi persaingan yang

tidak sehat dan jaringan wireless yang ada semakin tidak beraturan. Hal ini

dikarenakan pada WLAN 2,4 GHZ ini memiliki 11 channel (standar US dan Canada)

atau 14 chanel (standar ETSI) dimana jika dilihat dari spasi antar kanal frekuensi

hanya 5 MHz secara teori bandwidth transmisi sinyal 11 Mbps tetapi pada kondisi

real saat tranmit sinyal membutuhkan bandwidth transmisi sekitar 22 MHz, hal ini

akan menimbulkan overlapping antar kanal frekuensi sehingga terjadi interferensi

antar kanal frekuensi yang ada. Selain itu timbul permasalahan dengan banyaknya

pembangunan menara-menara (towers) oleh masing-masing Internet Services

Provider (ISP) menyebabkan ketidaknyamanan khususnya di Daerah Istimewa

Yogayakarta yang pendapatan daerah terbesar dari keunikkan banguan objek

wisatanya, sehingga menara-menara tersebut secara tidak langsung dapat

mengganggu dari segi keindahan oleh karena itu perlu adanya penertiban untuk

membatasinya.

Page 17: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 2

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka muncul ide untuk

merencanakan suatu jaringan internet berupa Wireless Local Metropolitan Area

Network (WMAN) dengan menggunakan teknologi Worldwide Interoperabiliy for

Microwave Access (WiMAX) yang dapat mencakup seluruh wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan metode sistem penataan sel-sel dan membatasi jumlah menara-

menara yang ada, sehingga dapat mengurangi adanya interferensi antar ISP serta

keindahan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tetap terjaga. Perencanaan

sel-sel ini mencakup seluruh wilayah daerah Istimewa Yogyakarta, dengan

pertimbangan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk

yang semakin padat dan kebutuhan akan komunikasi data (internet) juga semakin

meningkat.

II . Tujuan Penelitian

Tujuan dari perencanaan WMAN ini yaitu untuk membuat penataan sel-sel

pada Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga lebih teratur dan dapat menjangkau

seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan standart IEEE

802.16a untuk link antar Backhaul yaitu pada kondisi link point to point line of sight

dan standart IEEE 802.16a untuk kondisi link point to point line of sight serta untuk

link kearah pelangganakan kita gunakan standart IEEE 802.11b.

III . Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana merencanakan sel-sel yang optimal pada wilayah Daerah

istimewa Yogyakarta berdasarkan data yang didapatkan di lapangan yang

berupa data calon pelanggan di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta yang

terdiri dari perumahan, sekolah, perguruan tinggi, industri, saran kesehatan,

dan instansi pemerintahan. Dimana perencanaan sel akan kita dasarkan pada

regulasi IEEE 802.11b di Indonesia.

2. Bagaimana merencanakan link transmisi dengan point to point line of sight

5,8 GHz untuk menghubungkan antar Back Haul

3. Bagaimana merencanakan link transmisi sampai ke sisi BTS IEEE 802.11b

dengan menggunakan link point to point line of sight 3,5 GHz.

IV . Pembatasan Masalah

Page 18: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 3

Agar dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh hasil yang optimal, maka

masalah akan dibatasi sebagai berikut :

1. Perencanaan sel yang menggunakan antena omnidirectional dengan

pertimbangan masih dalam tahap awal perencanaan yang diasumsikan masih

belum padat serta penghematan untuk pengadaan perangkat radio, dan

membahas masalah ketinggian dari antena.

2. Frekuensi radio pada 3,5 GHz untuk link point to point line of sight yang

menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) serta

menggunakan frekwensi 5,8GHz untuk link point to point line of sight yang

menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk

back haul dengan pertimbangan berdasarkan coverage yang diinginkan.

3. Optimalisasi channel dalam perencanaan akan dilakukan dengan

menggunakan cellspliting 120° dan untuk daerah yang sangat padat akan kita

gunakan cellspliting 60°.

V . Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah

1. Studi literature terhadap jurnal-jurnal dan teori mendukung

2. Menetapkan model yang akan digunakan dalam perancangan, model tersebut

adalah:

Page 19: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 4

3. Menetapkan parameter yang dapat membantu dalam perancangan, parameter

tersebut sebagai berikut:

IEEE 802.16a IEEE 802.16a

Operating frequency 3,5 GHz 5,8 GHz

Frequency allocation 2 x 28 MHz 2 x 80 MHz

Channel Bandwidth 7 MHz 20 MHz

Channel available 8 8

Maximum power transmit 23 dBm 20 dBm

4. Dilakukan analisa secara data dan kondisi real di lapangan untuk perencanaan

sel yang akan digunakan pada jaringan Wireless Metropolitan Area Network.

VI . Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian

BAB II : DASAR TEORI

Memuat tentang teori Wireless Metropolitan Area Network

sistem komunikasi, konsep sel, perhitungan link budget.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Memuat tentang pemodelan sistem perencanaan secara

keseluruhan termasuk tempat dan waktu penelitian, data,

metode analisis, bagan alur analisis.

BAB IV : DATA DAN ANALISA

Memuat tentang analisa dari perhitungan luas sel, sel pada peta,

optimalisasi cluster, sektorisasi antena, komunikasi antar sel,

cell splitting

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat tentang kesimpulan hasil perencanaan jaringan

Metropolitan Area Network baik segi kelebihan dan

Page 20: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 5

kekurangan total sistem serta saran-saran untuk pengujian yang

akan datang.

Page 21: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX)

WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan

data dengan kecepatan sampai dengan 132 Mbps. Teknologi WiMAX ini

menggunakan standart IEEE 802.16 dan 802.16a untuk layanan Fixed Wireless

Access (FWA) serta IEEE 802.16e untuk layanan Mobile Wireless Access. WiMAX

dengan standard IEEE 802.16 dan 802.16a digunakan untuk layanan Fixed Wireless

Access. Standard IEEE 802.16 mampu memberikan kecepatan akses 32 Mbps sampai

dengan 132 Mbps, dengan kecepatan seperti ini maka standard IEEE 802.16 dapat

digunakan untuk hubungan antar backhaul yang bersifat line of sight (LOS),

sedangkan standard IEEE 802.316a mampu memberikan kecepatan akses 17 Mbps

sampai dengan 70 Mbps yang akan digunakan untuk link antar sel dalam satu cluster,

serta hubungan Base Station sampai kesisi user.

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA)

Fixed Wireless Access menurut ITU didefenisikan sebagai aplikasi wireless

access dimana lokasi dari end user termination dan network access point

dihubungkan ke end user secara fixed. Pada dasarnya wireless local loop (WLL)

memiliki kesamaan dengan Fixed Wireless Access (FWA) yaitu pada spektrum

frekwensi yang diduduki. Australian Communication authority (ACA)

mendefenisikan Fixed Wireless Access (FWA) sebagai Wireless Local Loop (WLL).

WLL merupakan local loop yang menghubungkan pelanggan dan local exchange

dengan menggunakan link wireless. WLL didefenisikan sebagai koneksi radio end-

user ke jaringan utama, baik berupa Public Switched Telephone Network (PSTN),

Integrated Service Digital Network (ISDN), Internet atau local/wide area network.

2.2.1 Fixed Wireless Access Standard

IEEE 802.16a

Standard IEEE 802.16a memperluas range yang digunakan pada Fixed

Wireless Access. Pada standard ini menggunakan range frekuensi 2-11 GHz

Page 22: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

6

untuk physical layernya. Physical layer 802.16a terdiri dari single carrier,

Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standard ini akan

digunakan untuk membangun link Point to point yang bersifat Line of Sight

(LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplexing OFDM

yang tahan terhadap multipath dan delay spread sehingga akan mampu

mengatasi masalah Non Line of Sight (NLOS).

2.3 Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan teknologi nirkabel

yang sekarang mulai banyak digunakan di Indonesia, teknologi ini selain murah

dapat juga digunakan sebagai pengganti media kabel. WLAN merupakan

teknologi akses dalam komunikasi data yang menggunakan gelombang UHF

(Ultra High Frequency) sebagai media transmisinya dan dengan modulasi

spread spectrum untuk menambah kapasitas bandwidth dari sinyal informasi

yang dikirim. Teknologi spread spectrum terdiri dari Direct Sequences Spread

Spectrum (DSSS) dan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS). Teknologi

WLAN memiliki 3 frekwensi kerja yaitu: 915 MHz, 2,4 GHz dan 5,8 GHz.

Untuk WLAN pada frekuensi 2,4 GHz memiliki beberapa kanal (chanel) yang

dapat digunakan yaitu sebanyak 11 chanel (standar USA dan Canada) dan 13

chanel (non-US), sebagai tambahan frekwensi 2467 untuk chanel 12 dan

frekuensi 2472 pada chanel 13 yang masing-masing kanal dipisahkan spasi

sebesar 5 MHz. WLAN 2,4 GHz pada umumnya menggunakan modulasi DSSS

yang memiliki bandwidth per chanel sebesar 22 MHz, sehingga pada perangkat

WLAN 2,4 hanya terdapat 3 chanel yang tidak saling overlap (US dan Canada)

dan 4 chanel pada perangkat non-US.

Page 23: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

7

Tabel 2. 1 Kanal-Kanal pada Frekuensi 2,4 GHz (Onno.2001)

Channel

ID

Channel

Frekuensi

USA/Canada

(MHz)

Channel

Frekuensi

Jepang

(MHz)

Channel

Frekuensi

Eropa

(MHz)

Channel

Frekuensi

Prancis

(MHz)

Channel

Frekuensi

Spanyol

(MHz)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

2412

2417

2422

2427

2432

2437

2442

2447

2452

2457

2462

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2412

2417

2422

2427

2432

2437

2442

2447

2452

2457

2462

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2457

2462

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2457

2462

Untuk menghindari adanya interfernsi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz

dan juga untuk mempermudah dalam penetuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster,

maka dapat dilihat pada table 2.2 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai

yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.

Page 24: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

8

Tabel 2.2 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz)

Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz) Channel

ID(t)

Channel Frekwensi

F(t) MHz f(t) – 11 MHz f(t) + 11 MHz

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

2412

2417

2422

2427

2432

2437

2442

2447

2452

2457

2462

2467

2472

2401

2406

2411

2416

2421

2426

2431

2436

2441

2446

2451

2456

2461

2423

2428

2433

2438

2443

2448

2453

2458

2463

2468

2473

2478

2483

Selain interferensi antar kanal maka yang perlu diperhatikan adalah

pemakaian maksimum daya pancar EIRP (Effective Isotropically Radiated Power)

dari perangkat WLAN 2,4 GHz yang digunakan yaitu sebesar 1 watt (36 dBm) untuk

hubungan point to multi point, sesuai denga keputusan mentri perhubungan tentang

penggunaan ISM (Industrial, scientific and medical) untuk keperluan komunikasi

data.

2.3.1 Standar IEEE 802.11

Standar IEEE 802.11 mengkhususkan untuk pengembangan teknologi lapisan

fisik dan link Wireless Local Area Network (WLAN) yaitu lapisan 1 dan lapisan 2

(standar 7 lapisan / layers dari International Open Systems). Adapun pada standar

802.11 terdapat enam buah standar yang ada (Humala, 2003), yaitu:

a. 802.11a

Wireless LAN yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan menggunakan

teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex).

b. 802.11b

Page 25: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

9

DSSS (Direct Squences Spread Spectrum) pada lapisan fisik dengan transfer data

5.5 sampai 11 Mbps pada 2,4 GHz.

c. 802.11e

Pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Services (QoS), keamanan dan

autentifikasi untuk aplikasi seperti streaming media dan konferensi video.

d. 802.11f

Rekomendasi praktis untuk multi-vendor access point interoperability melalui

inter-access point protocol access distribution system support.

e. 802.11g

Standar untuk penggunaaan DSSS dengan transfer 20 Mbps dan OFDM 54 Mbps,

standar ini backward compatible dengan 802.11b dan bisa dikembangkan sampai

lebih 20 Mbps.

2.4 Konsep sel

Sel adalah istilah untuk menunjuk daerah cakupan sinyal, idealnya dengan

antena omnidirectional, sel akan berbentuk lingkaran, tetapai faktanya belum tentu,

ini akan bergantung pada kondisi propagasi pada lingkungan cakupannya.

Dalam perencanaan perhitungan luas wilayah cakupan, daerah overlap di

sekeliling lingkaran dihilangkan dan diganti dengan garis lurus ditengah-tengah

antara kedua perpotongannya, sehingga dalam pemodelanya, bentuk sel

menggunakan hexagonal.

Tabel 2.3 persamaan luas sel

Tipe sel Luas sel

Lingkaran πR 2

Hexagonal 2,598R 2

2.4.1 Frequency reuse

Frequency reuse didefinisikan sebagai menggunakan kembali frekwensi yang

sama pada area yang berada diluar jangkauan interferensi yang mungkin timbul

karena adanya pengulangan frekwensi. Adanya konsep frequency reuse ini dapat

meningkatkan kapasitas sel serta dapat mengurangi adanya co-channel interference.

Pada kondisi kasus terburuk, perbandinganantara daya carrier terhadap daya

Page 26: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

10

interfernsi (C/I = carrier to interference ratio) harus tetap lebih besar atau sama

dengan C/I minimum yang dipersyaratkan sisten yang akan kita bangun. Berdasarkan

standart IEEE 802.11b maka besarnya C/I yang dipersyaratkan adalah 18 dB. Akan

tetapi jika berdasarkan pada alokasi tiap kanal pada WLAN 2,4 GHZ maka hanya ada

3 kanal yang tidak saling menginterferensi yaitu kanal 1,6,dan 11 maka lebih baik

jika kita menggunakan frekwensi reuse 3 dengan demikian maka jumlah sel per

kluster adalah 3.

2.4.2 Sektorisasi

Sektorisasi adalah pengarahan arah radiasi energi (daya pancar) untuk

menjangkau wilayah cakupan. Sektorisasi ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas

trafik (sectorization gain)

Kondisi sektorisasi yaitu ketika antena BTS mengarahkan radiasi (daya pancar)

kearah tertentu. Pada sistem sektorisasi, dikenal beberapa jenis sektorisasi, yaitu:

a. Sektorisasi 120° (3 sektor)

Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 3 sektor dan menggunakan 3 antena

directional, dimana masing-masing sektor menggunakan satu frekuensi yang

berbeda

b. Sektorisasi 60° (6 sektor)

Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 6 sektor dan menggunakan 6 antena

directional, dimana masing-masing sektor menggunakan susunan frekuensi

yang berbeda.

2.5 Site planning

Site planning adalah merencanakan jalur sistem komunikasi secara keseluruhan,

dalam artian dari pemancar sampai penerima dengan membagi link radio dan

merencanakan jumlah serta letak tiap-tiap repeater yang disesuaikan dengan kondisi

lingkungan dimana link akan dibangun. Mementukan letak menara antena pada setiap

hop dengan memperhitungkan data path profile untuk setiap hop.

Dalam menentukan tinggi menara agar sistem line of sight (LOS) , yang harus

diperhatikan adalah mengenai faktor kelengkungan bumi, dimana bisanya k=34 serta

harus mengikuti kaedah LOS seperti gambar 1.1,

Page 27: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

11

RadioTower

Radio Tower

hg2

LokasiTX

MSL BLokasiRX

MSLobstacle

d2 d1

hg1

Lokasiobstacle

clearance

MSL A

Gambar 2.1 Site Planning

dimana tinggi koreksi antena

h = corrected kxdxd 21079,0

...........................................................................................(2.1)

jari-jari freshnel 1, fxd

xdnxdF 211 3,17= …………………………………………..(2.2)

dimana clearance = 0,6F + h ........................................................................(2.3) corrected

maka tinggi obstacle maksimum agar sistem LOS, h 3 = h + clearance .…(2.4) obstacle

2.6 Perhitungan Link Budget

Untuk mendapatkan sistem komunikasi yang baik, yang perlu dilakukan

adalah melakukan perhitungan link (link budget) dari sistem tersebut. Dalam

perhitungan link ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan diantaranya :

perhitungan loss (redaman-redaman), perhitungan EIRP (Equivalent Isotropic

Radiated Power), Perhitungan RSL (Receive Signal Level), perhitungan fade margin

dan kualitas transmisi.

2.6.1 Perhitungan Loss (Redaman-Redaman)

Dalam suatu perencanaan sistem komunikasi perlu diperhatikan redaman yang

terjadi di sepanjang lintasan sehingga daya sinyal yang sampai ke penerima dapat

dipenuhi sesuai dengan daya yang dipancarkan. Adapun beberapa redaman yang

perlu diperhatikan antara lain : redaman propagasi, rugi-rugi konektor dan saluran

transmisi. Pada redaman propagasi akan digunakan model free space loss (FSL).

Page 28: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

12

2.6.1.1 Standart IEEE 802.16a

Propagasi gelombang radio diatas 1 GHz yang melalui atmosfer tidak hanya

melibatkan free space loss tetapi juga beberapa factor penting lainnya, antara lain: 1)

kontribusi gas pad atmosfer homogen akibat mekanisme polarisasi resonan dan non

resonan, 2) Kontribusi ketidak homogenan atmosfer, dan kontribusi akibat hujan,

kabut, debu, asap dan partikel garam di udara.

Pada point pertama, hubungan antara propagasi gelombang melalui atmosfer

dibawah pengaruh beberapa resonan molecular, seperti uap air (H2O) yang sangat

dominant pada frekwensi 22 GHz dan 183 GHz, sedangkan pengaruh oksigen (O2)

dominant pada frekwensi 60 GHz dan 119 GHz. Sistem WiMAX dengan standart

IEEE 802.16a menggunakan frekwensi 5,8 GHz sehingga pengruh O2 dan H2O dapat

diabaikan, jenis gas-gas yang lain seperti N2O, S2O, O3, NO2 dan NH3 tetapi

kepadatan di atmosfer kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan. Dengan demikian

pada standart IEEE 802.16a dengan frekwensi 5,8 GHz redaman yang turut

berpengaruh pada perhitungan link budged adalah redaman hujan dan pengaruh loss

pada site hasil perencanaan dengan menggunakan model free space loss (Lfs) dengan

penjelasan sebagi berikut:

3.6.1.1a Redaman Hujan (precipitation attenuation)

Curah hujan dapat menyebabkan degradasi pada jarak sistem WiMAX.

Panjang gelombang pada frekwensi 5,8 GHz akan sama dengan butir-butir air hujan

sehingga redaman dapat terjadi.Gelombang radio dengan frekwensi diatas 4 GHz

akan mengalami redaman karena daya sinyal oleh air hujan akan mengalami

penyerapan oleh air hujan, hal ini disebut redaman hujan (precipitation attenuation).

Curah hujan dapat menyebabkan depolarisasi dan mengurangi level sinyal yang

diinginkan dan interferensi. Redaman hujan dapat mempengaruhi perencanaan link

transmisi.

Biasanya daerah cakupan hujan terbatas dan tidak seluruh daerah yang terkena

hujan memiliki curah hujan yang rata atau sama. Hal ini dapat dimodelkan dengan

menggunakan nilai faktor reduksi (r)yang akan menentukan panjang jejak efektif

(Leff) yang terkena hujan.

Page 29: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

13

)045,0(11

xLr

+= …………………………………………………………(2.5)

Dimana: L merupakan jarak jejak yang sebenarnya

Salah satu model pengukuran redaman hujan yang paling diterima adalah

menggunakan persamaan empiris, formulasinya adalah: baxRA = (dB/Km)………………………………………………………..(2.6)

Parameter a dan b merupakan fungsi dari frekwensi, temperature hujan, dan

polarisasi. Jenis polarisasi yang digunakan adalah polarisasi vertical dan horizontal.

Nilai a dan b yang tertera hanya berlaku untuk curah hujan dengan prosentase hujan

0,01%. Nilai curah hujan dapat diukur di daerah lokal dimana pengukuran akan

dilakukan, akan tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka dapat

diperkirakan nilainya dengan melihat peta yang telah dibagi 14 derah hujan.

Jarak daerah hujan tidak selalu sama, maka dapat disimpulkan suatu nilai

yang menyatakan nilai redaman efektif yang merupakan redaman yang dihasilkan

pada jarak tersebut dengan rumus

Aeff = A x L x r (dB)……………………………………………………...(2.7)

Indonesia terlatak di daerah hujan P, nilai curaj hujan yang dikeluarkan oleh

CCIR adalah R = 145 mm/hr.

2.6.1.1b Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss)

Redaman ruang bebas didefinisikan sebagai yang terjadi pada ruang bebas di

antara dua buah antena isotropis (pemancar dan penerima) dimana pengaruh dari

difraksi, refraksi, refleksi, absorbsi maupun bloking dianggap tidak ada. Besarnya

redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan rumus :

Lfs = r

t

PP

.........................................................................................................(2.8)

Besarnya rapat daya F pada tempat-tempat yang berjarak d dari antena

isotropis dengan daya pemancar Pt adalah :

F = 2..4 dPt

π ...................................................................................................(2.9)

Page 30: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

14

Jika luas tangkap (aperture) antena isotropis adalah πλ.4

2

, dimana λ adalah

panjang gelombang sinyal, maka besarnya daya yang ditangkap oleh antena penerima

adalah :

Pr = F. πλ.4

2

= ππ

λ.4..4 2

2

dPt

= Pt ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

d..4πλ

.......................................................................................(2.10)

Jadi besarnya redaman ruang bebas adalah :

Lfs = r

t

PP

= 2

..4⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

dP

P

t

t

πλ

= 2..4⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

λπ d

Karena λ = c/f dengan c adalah cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa

(3x108 m/dt), maka besarnya redaman ruang bebas menjadi :

Lfs = 10 log c

fd.

...4λπ

Lfs = 20 log cπ.4 + 20 log d + 20 log f

= 32,5 + 20 log d + 20 log f ...............................................................(2.11)

dimana :

Lfs = redaman ruang bebas (dB)

d = jarak antara antena pemancar ke antena penerima (km)

f = frekuensi (MHz)

Page 31: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

15

2.6.2 EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power)

EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu

antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF

dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut :

EIRP = RSL + Lpath - GRX + (LKT + LCT)……………………………..(2.12)

Keterangan :

EIRP = Daya pancar (dBW)

GRX = Gain antena (dB)

Lpath = Redaman lintasan

LKT = Redaman feeder transmitter (kabel)

LCT = Redaman branching transmitter (konektor)

2.6.3 RSL (Receive Signal Level)

Receive Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.

Persamaan dari receive signal level adalah :

RSL = PTX + GTX – (LKT + LCT) – Lpath + GRX – (LCR + LKR)………….(1.13)

Dimana :

PTX = daya transmitter

GTX = gain antena transmitter

LKT = loss kabel transmitter

LCT = loss konektor transmitter

Lpath= redaman lintasan propagasi

GRX = gain antena penerima

LCR = loss konektor receiver

LKR = loss kabel receiver

Redaman propagasi disesuaikan dengan standart yang digunakan. Sedangkan untuk

perhitungan RSL pada Standart IEEE 802.16a dengan adanya penambahan redaman

hujan atau precipitation attenuation karena frekwensi kerja standart tersebut cukup

tinggi sehingga pengaruh redaman harus diperhatikan, sedangkan WLAN redaman

hujan dapat diabaikan.

Page 32: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB II DASAR TEORI

Tugas Akhir

16

2.6.4 Fade Margin

Fade margin adalah perbedaan antara besarnya sinyal pada receiver (RSL)

dengan sinyal minimum yang ditentukan oleh suatu perangkat. Kondisi fade margin

yang baik adalah lebih besar dari 10dB. Besarnya fade margin dapat dihitung dengan

persamaan :

Fade margin = RSL – Receiver threshold ……………………………...(2.14)

2.6.5 Kualitas Transmisi

Ukuran dari kualitas layanan pada sisi penerima untuk sistem digital adalah

BER (Bit Error Rate). BER menunjukkan perbandingan kesalahan bit dengan

keseluruhan bit pada penerima. Jika BER tidak memenuhi standar minimum maka

kualitas yang diterima akan sangat tidak baik.

Untuk menentukan Eb/No dapat dihitung dengan menggunakan grafik yang

menghubungkan antara BER yang disyaratkan dengan jenis modulasi yang digunakan

IMCodinggainNoEb

NoEb

+−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

noncodingcoding

…………………………………..(2.15)

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

α1log10

NC m

NoEb …………………………………………………...(2.16)

Dimana:

m : level modulasi yang digunakan

α : roll of faktor

Dalam penentuan kualitas transmisi maka yang harus kita perhatikan adalah

Receive Signal Level (RSL) hasil perancangan harus lebih besar daripada sensitifitas

perangkat yang kita gunakan.

Untuk penentuan daya pancar Transmitter dapat dugunakan

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM….(2.17)

Dan untuk menentukan RSL hasil perancangan maka digunakan

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX ………………………...(2.18)

Page 33: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

17

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN

Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut:

1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit

rate calon pelanggan yang potensial akan menggunakan layanan WiMAX

yang akan dibangun.

2. Aspek teknologi yang akan diambil

3. Pengalokasian frekwensi pada sistem WiMAX

4. Perencanaan daerah layanan

5. Menentukan link budget

Analisis performansi dilakukan terhadap daerah cakupan, kapasitas jaringan,

BER dan availability. Apabila sistem ini dilakukan ditempat lain maka perencanaan

dilakukan dengan cara yang sama tetapi disesuaikan dengan daerah yang

bersangkutan.

3.1 Penentuan Daerah Layanan

Perencanaan jaringan WiMAX ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk mempermudah perencanaan maka kita tetapkan bahwa pelanggan primer

adalah pelanggan perumahan. Di propinsi DIY, perumahan tersebar di seluruh kota

Yogyakarta, serta di kabupaten Sleman, kabupaten Bantul dan kabupaten

Kulonprogo dimana di ketiga kabupaten tersebut perumahan berada di perbatasan

antara ketiga kabupaten tersebut dengan kota Yogyakarta.

3.1.1 Jumlah User

Faktor kunci selanjutnya dalam menentukan cakupan daerah layanan adalah

jumlah dan kepadatan user tersebut. Jumlah user (berkaitan dengan pola pemakaian)

akan mempengaruhi besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dari

user yang bersangkutan.

Jumlah user pada area layanan dapat mempengaruhi jumlah kanal yang harus

dialokosikan per sel untuk melayani semua user yang terjangkau pada sel yang

bersangkutan

Page 34: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

18

3.1.2 Tipe-Tipe User

Faktor jenis-jenis aplikasi user yang dipakai selama melakukan koneksi akan

menentukan perkiraan besarnya bit rate yang akan dialokasikan dalam satu luasan sel

dimana pola pemakaian akan berbeda-beda untuk setiap tempat / lokasi. Hal yang

perlu kita tentukan / perhatikan adalah besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani

user dengan pemakaian aplikasi yang paling banyak digunakan pada tempat tersebut,

dengan kapasitas yang cukup untuk mendapatkan performansi yang baik

Berikut ini akan diberikan beberapa ilustrasi dari implementasi jaringan yang

akan kita bangun di beberapa jenis lokasi area pelayanan, yang dipengaruhi oleh

jumlah dan tipe-tipe user.

3.1.2.1. Perumahan/Residensial

Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah

pelanggan dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan

tipe perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasrakn pada data dari dinas

Pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah

mewah. Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang

relative kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, e-mail,

chatting online, down load, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak

memerlukan bit rate yang besar. Koneksi internet dengan bitrate 32 Kbps adalah

sudah cukup.

3.1.2.2 Sekolah

Untuk pelanggan dengan tipe sekolah, biasanya yang terpenting adalah dapat

dikoneksikan dengan banyak computer. Aplikasi yang biasa dipakai adalah web

surfing, e-mail, down load, aplikasi pendidikan, akses intranet sekolah dan aplikasi-

aplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi dengan 64 kbps adalah

sudah cukup.

3.1.2.3 Perguruan tinggi

Untuk pelanggan yang berupa perguruan tinggi aplikasi yang biasa digunakan

yaitu: web surfing, chatting online, e-mail, down load, streaming video, educational

web, dan akses intranet kampus. Koneksi dengan asumsi tiap progaran studi 64 Kbps

adalah sudah cukup.

Page 35: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

19

3.1.2.4 Industri

Untuk pelanggan yang berupa industri, maka kita golongkan pada industri

besar dan industri sedang. Untuk kedua industri ini yang membedakan adalah di

jumlah karyawan yang secara otomatis akan mempengaruhi besarnya bit rate yang

akan digunakan oleh industri yang bersangkutan. Aplikasi yang biasa digunakan web

surfing, aplikasi bisnis, e-mail, down load, dan akses intranet perusahaan. Maka

untuk industri besar maka 128 kbps dan industri sedang 64 kbps adalah sudah cukup.

3.1.2.5 Instansi pemerintah

Untuk pelanggan pemerintahan maka kita akan golongkan untuk pemerintah

dengan kantor yang terpusat dan tersebar. Untuk kantor yang terpusat biasanya terdiri

dari puluhan kantor. Aplikasi yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-

goverment, e-mail, down load, dan akses intranet kantor. Untuk kantor yang terpusat

maka akan tergantung pada jumlah kantor yang ada di komplek perkantoran tersebut.

Dengan asumsi setiap komputer yang diberikan kecepatan 10kbps maka didapatkan

untuk pemerintah propinsi Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kota Yogyakarta 1Mbps,

pemerintah Kabupaten Sleman 512 kbps, pemerintah Kabupaten Bantul 256,

pemerintah Kabupaten Kulon Progo 512 kbps, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul

256 kbps. Sedangkan untuk pemerintahan yang tersebar, 64 kbps adalah cukup.

3.1.2.6 Sarana kesehatan

Untuk sarana kesehatan akan digolongkan pada dua yaitu Rumah sakit dan

puskesmas. Layanan yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-goverment, e-

mail, down load, dan aplikasi pelaporan kesehatan. Untuk rumah sakit 128 kbps dan

puskesmas 64 kbps adalah cukup.

Data mengenai jumlah calon pelanggan, kebutuhan bandwidth tiap calon

pelanggan, dan persebaran calon pelanggan akan dirangkum dalam bentuk data

perkecamatan dan akan ditabelkan di lampiran A.

3.1.3 Perhitungan jumlah pelanggan

Berdasarkan pada data calon pelanggan yang didapat, maka dilakukan estimasi

jumlah pelanggan hingga 5 tahun kedepan sehingga hasil perancangan dapat

digunakan untuk 5 tahun kedepan. Perkiraan jumlah pelanggan dapat didentukan

dengan persamaan :

Page 36: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

20

∑pelanggan =Lp=Ls+nFp…………………………………………………………(3.1)

dimana:

Lp : Jumlah prediksi pelanggan pada tahun ke n

Ls : Jumlah pelanggan pada tahun pertama

n : Jumlah tahun prediksi

Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan

Untuk pelanggan perumahan maka akan ada faktor penetrasi, dalam hal ini akan

diadopsi ketentuan dari CISCO SYSTEM dimana untuk awal perencanaan akan

ditetapkan faktor penetrasi sebesar 15%.

3.2 Aspek Teknologi

Ada 4 spesifikasi teknis yang harus diperhatikan dalam suatu sistem yaitu: 1)

teknik duplexing, 2) teknik multiplex, 3) teknik akses jamak, dan 4) teknik modulasi.

3.2.1 Teknik Duplexing

Proses duplexing merupakan proses transmit atau receive, diharapkan terjadi

secara simultan dan berguna untuk pemisahan transmisi arah uplink dan downlink.

Proses duplexing terbagi menjadi dua yaitu Frequency Division Duplex (FDD) atau

Time Division Duplex (TDD). Untuk Back Haul WiMAX dengan frekwensi kerja 5,8

GHz digunakan TDD, sedangkan untuk back haul WiMAX dengan frekwensi kerja

3,5 GHz dan WLAN digunakan FDD, FDD disebut juga full duplex sehingga

membutuhkan 2 kanal operasi yang terpisah. Satu kanal digunakan untuk transmisi

downlink dan kanal lainnya digunakan untuk transmisi uplink. Pada teknik FDD,

frekwensi untuk transmit berbeda dengan frekwensi untuk receive.

3.2.2 Teknik Multiplex

multiplexing digunakan untuk mentransmisikan beberapa sinyal melalui suatu

fasilitas transmisi yang ada, seperti kabel atau radio. Teknik multiplex yang

digunakan untuk Backhaul WiMAX 5,8 GHz dan WiMAX 3,5 GHz adalah OFDM

(Orthogonal Frekwensi Division Multiplexing) dimana data dikorimkan secara

pararel dengan menggunakan beberapa sub carier yang saling orthogonal secara

simultan.

Page 37: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

21

3.2.3 Teknik Akses Jamak

Teknik akses jamak merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur para

pemakai dalam mengakses suatu kanal transmisi. Teknik akses jamak yang

digunakan untuk Back Haul WiMax 5,8 GHz adalah TDMA, dan Back Haul WiMAX

3,5 GHz adalah FDMA

3.2.4 Teknik modulasi

Modulasi adalah suatu cara menumpangkan sinyal info dalam parameter-

parameter sinyal pembawa (amplitude, frekwensi atau phasa). Modulasi secara garis

besar dibagi menjadi dua yaitu modulasi digital dan analog. Dalam WiMAX akan di

gunakan modulasi berdasarkan standart IEEE 802.16a yaitu menggunakan BPSK,

QPSK, 16 QAM atau 64 QAM. Pemilihan jenis modulasi akan kita tentukan

berdasarkan troughput yang dibutuhkan pada perancangan yang disesuaikan dengan

kebutuhan kecepatan akses total dari pelanggan.

Tabel 3.1

Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 5,8 GHz

Parameter Teknis Untuk Backhaul

Teknik Duplex TDD

Teknik Multiplexing OFDM

Teknik Akses Jamak TDMA

Modulasi BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM

Availability 99,99%

BER 10-6

Page 38: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

22

Tabel 3.2

Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 3,5 GHz

Parameter Teknis Untuk Backhaul

Teknik Duplex FDD

Teknik Multiplexing OFDM

Teknik Akses Jamak TDMA

Modulasi BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM

Availability 99,99%

BER 10-6

Tabel 3.3

Spesifikasi Teknis system Wifi 2,4 GHz

Parameter Teknis untuk link ke User (WLAN)

Teknik Duplex FDD

Teknik Multiplexing TDM

Teknik Akses Jamak DSSS-CDMA

Modulasi BFSK

Availability 99,99%

BER 10-7

3.3 Topologi Jaringan FWA

Pada jaringan FWA yang akan direncanakan dapat dikelompokkan kedalam

dua kategori utama, yaitu point-to-point, dan point-to-multipoint

Page 39: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

23

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Fixed Wireless Access

Pada gambar diatas terdapat link point-to-point yang akan dijadikan sebagai

backhaul, dengan menggunakan antena directional pada kedua base station yang

menghubungkan link point-to-point. Sedangkan topologi point-to-multipoint, jaringan

terdiri dari beberapa base station, tiap base station dihubungkan ke beberapa user

3.3.1 Link Point to Point

Link Point to Point pada jaringan Fixed Wireless Access merupakan link yang

menghubungkan secara end to end antena pemancar dan penerima. Pada perencanaan

ini, untuk membangun link Point to Point atau untuk menghubungkan antar centre

cell digunakan standard IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 5,8 GHz dengan

kondisi line of sight (LOS), dan untuk menghubungkan antara centre cell dengan sel

yang dibawahinya digunakan standart IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 3,5 GHz

pada kondisi line of sight (LOS).

Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan

standard IEEE 802.16a 5,8 GHz

Page 40: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

24

Tabel 3.4 parameter WiMAX 5,8 GHz

Parameter Standard IEEE 802.16a

Frekuensi Kerja 5,8 GHz

Alokasi Bandwidth 2 X 40 MHz

Bandwidth Kanal 20 MHz

Bit Rate per kanal 72 Mbps

Jumlah Kanal 2

Maximum Power Transmit 20 dBm

RX sensitivity -86dBm

EIRP maximum 36 dBm

Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan

standard IEEE 802.16a 3,5 GHz

Tabel 3.5 parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth kanal 7 MHZ dan 14 MHz

Parameter Standard IEEE 802.16a

Frekuensi Kerja 3,5 GHz 3,5 GHz

Alokasi Bandwidth 2 X 21 MHz 2 X 28 MHz

Bandwidth Kanal 7 MHz 14 MHz

Jumlah Kanal 3 2

Bit Rate per kanal 35 Mbps 70 Mbps

Maximum Power Transmit 23 dBm 23 dBm

RX sensitivity -88dBm -88 dBm

EIRP maximum 36 dBm 36 dBm

Pada perencanaan ini akan dipilih modulasi yang sesuai jarak dan throughput yang

dibutuhkan.

3.4 Pengalokasian frekwensi

Pengalokasian frekwensi sangat diperlukan agar sistem yang dibangun tidak

akan saling menginterferensi satu sama lain, baik interinterferensi maupun

intrainterferensi. Adapun alokasi frewensi pada tugas akhir ini selain untuk

menghindari adanya intrainterferensi juga dapat digunakan untuk melakukan

Page 41: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

25

penataan frekwensi di Daerah Istimewa Yogyakarta agar faktor interinterferensi dapat

ditekan seminimal mungkin.

3.4.1 Pengalokasian frekwensi WIFI 2,4 GHz

Untuk menghindari adanya interferensi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz

dan juga untuk mempermudah dalam penentuan letak kanal-kanal dalam suatu

kluster, maka dapat dilihat pada tabel 3.5 yang memuat frekwensi dari yang terendah

sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.

Tabel 3.6 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz)

Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz) Channel

ID(t)

Channel Frekwensi

f(t) MHz f(t) – 11 MHz f(t) + 11 MHz

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

2412

2417

2422

2427

2432

2437

2442

2447

2452

2457

2462

2467

2472

2401

2406

2411

2416

2421

2426

2431

2436

2441

2446

2451

2456

2461

2423

2428

2433

2438

2443

2448

2453

2458

2463

2468

2473

2478

2483

3.4.2 Pengalokasian Frekwensi Sistem WiMAX

Acuan yang digunakan oleh penulis adalah spektrum frekwensi yang

digunakan di Asia pasifik.

Page 42: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

26

Gambar 3.2 Alokasi frekwensi WiMAX

Untuk alokasi frekwensi pada 3,4 – 3,5 GHz maka akan digunakan aturan

dimana untuk Time Division Duplex (TDD) akan menggunakan channel width 3,5

MHz dan untuk Frequency Division Duplex (FDD) kita akan menggunakan channel

width 7MHz. Sedangkan untuk 5,8 GHz kita akan menggunakan Time Division

Duplex (TDD) dengan channel width 20 MHz. Dalam perancangan ini mengacu pada

standart yang akan diajukan dimana EIRP point to point maksimal 4 Watt atau

sebesar 36 dBm.

3.5 Menentukan luasan sel

Untuk memudahkan penghitungan luasan sel maka kita akan

menggunakan antenna omnidirectional dengan asumsi user masih belum banyak

dan kapasitas kanal masih cukup. Untuk melakukan penghitungan luasan sel ini

maka ketentuan yang harus diperhatikan adalah:

1. SOM (System operating margin), adalah suatu margin sistem operasi agar

aman dari gangguan radio seperti fading, dan multipath. Agar sistem dapat

bekerja dengan baik maka sebaiknya SOM minimal sebesar 15 dB

(Purbo.O.W), yang lebih dikenal sebagai fading margin

(www.waverider.com).

2. EIRP (Effective Isotropically Radiated Power), merupakan ukuran

besarnya radiasi pancaran dari antenna yang diukur dalam dBm. Besarnya

Page 43: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

27

nilai EIRP untuk komunikasi dari satu titik kebanyak titik atau point to

multipoint adalah maksimal 1 watt atau 30 dBm.

3. Receiver Sensitivity (RX Sensitivity), kepekaan suatu perangkat pada sisi

penerima yang dijadikan ukuran threshold dalam menentukan margin

sistem (SOM). Sensitifitas radio IEEE802.16b pada umumnya RX

sensitifitasnya antara -78dBm sampai dengan -85 dBm @ 11 Mbps

4. Transmitting Power (TX Power), merupakan daya output dari antenna

pemancar yang besarnya dibatasi antara 15 dBm (31,6 mwatt) sampai

dengan 20 dBm (100mwatt).

Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perhitungan luas sel adalah:

o Menghitung Receiver Signal Level (RSL)

o Menghitung Free space Loss (FSL)

o Menghitung jarak (d Km)

3.5.1 Perhitungan Receiver Signal Level (RSL)

Untuk menghitung RSL dapat menggunakan persamaan SOM

(Purbo.O.W) atau www.waverider.com sebagai berikut:

SOM = Rx Signal Level (RSL) – RxSensitivity

Atau dapat pula

FadeMargin = RxSignalLevel (RSL) – RxTreshold

Maka, RxSignalLevel(RSL) = SOM – RxSensitivity

= 15dB + (-80dBm) = -65dBm

maka RSL = -65 dBm

3.5.2 Perhitungan Free Space Loss (Lfs)

Ada beberapa hal; yang perlu kita perhatikan dalam menghitung nilai Free

Space Loss (Lfs) pada WLAN 2,4 GHz karena dibutuhkan pemilihan data gain

antenna pada sisi peneriama yang dibatasi dengan ketentuan EIRP point to

multipoint dan TxPower antara 15 dBm (30mW) sampai dengan

20dBm(100mW). Adapun data loss untuk kabel dan konektor untuk mencari

besarnya gain antenna yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: (Purwo.O.W)

dBm30≤

o Loss Konektor antara (0,3 – 0,5) dB

o Loss Kabel (per meter)

Page 44: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

28

RG 58 = 1 dB RG213 = 0,6 dB

RG174 = 2 dB Aircom = 0,21 dB

AirCell = 0,3 dB LMR400 = 0,22 dB

Untuk meminimalkan total loss yang ada maka dipilih penggunaan kabel

yang attenuasinya paling kecil yaitu LMR400. Apabila digunakan kabel yang

panjangnya 20 meter maka dengan loss konektor 0,5 dB maka total loss adalah

4,9 dB 5 dB. Setelah nilai loss diketahui maka harus dipilih besar gain antenna

pemencar (Tx Gain) yamg nilainya dibatasi oleh nilai EIRP point to point sebesar

30 dBm dan TxPower 15 sampai 20 dBm (IEEE 802.11b), maka digunakan

TxPower 20 dBm dengan gain antenna omni sebesar 15 dBi.

EIRP(dBm) = TxPower(dBm) + GainTx (dBi) + (LCR + LKR) (dB)

30dBm = 20 dBm + GainTx – 5 dB

GainTx = 30dBm – 20dBm + 5dB = 15dBi

Untuk menghitung Free Space Loss (LFS) dapat dihitung dengan data-data

sebagai berikut:

o EIRP = 30dBm

o RSL = -65dBm

o Gain antenna Rx = 20 dBi

o (LKR + LCR) = 5dB

maka:

Lfs (dB) = EIRP – RSL + GainRx – (LKR + LCR)

= 30 - (- 65) + 20 – (5) = 110dB

Maka didapat nilai Free Space Loss (Lfs) sebesar 110 dB

Free Space Loss dihitung dengan menggunakan gain antenna receiver 20

dBi agar dapat mencapai daerah yang lebih jauh dibandingkan dengan gain

antenna yang nilainya lebih kecil

Maka perhitungan jarak maksimal dari WLAN adalah:

Lfs(dB) = 32,5 + 20logd(km) + 20 logf(MHz)

Logd(km) = 20

5,32)(log20)( −− MHzfdBLfs

Page 45: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

29

Jarak d(km) = 1020

5,32)(log20)( −− MHzfdBLfs = 10 0,495 = 3,124km ≈3km

Maka dengan radius sel sejauh 3 km dapat dihitung luas dari sel tersebut

dengan menggunakan persamaan:

Luas sel = 2,598(3)2 = 23,38 km2

Adadapun analisa perhitungan untuk mencari luas satu sel pada

perencanaan WLAN 2,4 GHz dengan menggunakan omni directional 15 dBi

dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Parameter Link Budget WIFI 2,4 GHz

No Parameter Link Budged Nilai Hasil

1.

2.

System Operating Margin (SOM) atau

fade margin

Rx Sensitifity

15 dB

-80 dBm

Rx Signal Level (RSL) -65 dBm

3.

4.

5.

6.

Gain Antena Tx

TxPower

Loss Konektor (LKR)

Loss kabel (meter)

15 dBi

20 dBm

(0,3-0,5)dB

4,4dB

30dBm

7.

8.

RxSignal Level (RSL)

Gain Rx

-65dBm

20dBi

Free Space Loss (Lfs) 110 dB

9

10.

Frekwensi

Free Space Loss (Lfs)

2400 MHz

20dBi

Jarak (d) 3 km

11. Jarak (d) 3km

Luas sel 23 .38 km2

Page 46: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

30

BAB IV

PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI YOGYAKARTA

4.1 Analisa Peta Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada 7° 33’- 8° 15’ lintang selatan dan

110° 5’- 110° 50’bujur timur dengan luas daerah 3185,81 km2 . Pada perencanaan ini

maka akan dilakukan perencanaan perkabupaten dan kota madya dengan tujuan untuk

menertipkan penggunaan frekwensi 2,4 GHz agar pengaruh interferensi dapat ditekan

seminimal mungkin sehingga jaringan yang kita bangun akan memiliki performansi

seperti yang diharapkan.

4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman

Daerah kabupaten Sleman terletak pada 7° 34’ 51”- 7° 47’ 3” lintang selatan dan

107° 15’3”- 110° 29’30” bujur timur dengan luas daerah 574,82 km2 . Daerah di kabuaten

Sleman banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam

penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel

yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh

kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 23 sel, adapun pembagian daerahnya

adalah:

1. Sel Sleman 1

Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°18’22” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, Instansi pemerintah dan sarana

kesehatan di daerah Tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo,

Mororejo, Pondok rejo dan Sumber rejo.

2. Sel Sleman 2

Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan, Instansi

pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Turi, dan sekolah di kecamatan tempel.

Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Trihargo, Trimulyo,

Donokerto, merdikorejo, Bangunkerto.

3. Sel Sleman 3

Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°23’5” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Turi, sekolah dan sarana

Page 47: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

31

kesehatan di daerah Pakem. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun,

Candi binangun dan Harjo binangun.

4. Sel Sleman 4

Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Pakem, sekolah dan sarana

kesehatan dan instansi di daerah Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Pakem

binangun, Argomulyo, Wukirsari Umbulharju, dan Kepuh Harjo.

5. Sel Sleman 5

Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan sarana kesehatan di daerah

Tempel, dan sarana kesehatanm di daerah Sayegan. Sel ini akan mencakup desa

Tambak Rejo, Sumber Rejo, Banyu Rejo, Margo Agung, Margo Katon, Sendang Sari,

Sendang Rejo.

6. Sel Sleman 6

Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Sleman.

Sekolah dan industri di kecamatan Mlati. Sekolah di kecamatan Tempel. Sel ini akan

mencakup desa Tambak Rejo, Moro Rejo, Catur Harjo, Triharjo, Moroagung,

Sumberadi, Tridadi.

7. Sel Sleman 7

Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°22’30” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Industri, sarana kesehatan di kecamatan

Sleman, sekolah, pereumahan di daerah Ngaglik. Perumahan di kecamatan Turi. Sel

ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Trimulyo, Donoharjo,

Pandowoharjo, Sardonoharjo.

8. Sel Sleman 8

Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°25’17,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi di kecamatan Pakem,

perumahan di kecamatan Ngaglik, perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan

mencakup desa Candibinangun, Pakembinangun, Harjobinangun, Sukoharjo,

Umbulmartani.

Page 48: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

32

9. Sel Sleman 9

Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°28’5” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan

Ngemplak, sarana kesehatan di kecamatan Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa

Widomartani, Umbulmartani, Argomulyo, Sindumartani, Bimomartani.

10. Sel Sleman 10

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°15’35” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi, sarana kesehatan di

kecamatan Minggir, sekolah di kecamatan Ngemplak Sel ini akan mencakup desa

Sendangmulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sidorejo, Sendangagung, Sendangsari,

Sendang rejo, Margokaton.

11. Sel Sleman 11

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°18’22,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau perumahan di kecamatan Mlati, sekolah,

sarana kesehatan, instansi di kecamatan Sayegan, sentra industri di kecamatan

Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Margokaton, Margoagung, Margodadi,

Margoluwih, Tirtoadi, Tlogoadi, Sumberadi.

12. Sel Sleman 12

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°21’10” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Gamping, sekolah di

kecamatan Sleman, sekolah di kecamatan Mlati, sekolah di kecamatan Gamping,

instansi di balaikota Sleman . Sel ini akan mencakup desa Sumberadi,Tridadi,

Sendangadi, Tirtoadi, Trihanggo.

13. Sel Sleman 13

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°23’57,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan

Ngaglik, industri di kecamatan Gamping, perumahan, perguruan tinggi di kecamatan

Depok, sekolah di kecamatan Ngemplak, sekolah di kecamatan Kalasan Sel ini akan

mencakup desa Sardonoharjo, Sunduharjo, Sariharjo, Minomartani, Condongcatur,

Wedomartani.

14. Sel Sleman 14

Page 49: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

33

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°26’45” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan

Kalasan, perumahan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, perumahan

di kecamatan Depok. Sel ini akan mencakup desa Wedomartani,Widodomartani,

Purwomartani, Selomartani, Condongcatur.

15. Sel Sleman 15

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°29’32,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan kalasan, sekolah, sentra

industri, dan sarana kesehatan di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa

Bimomartani, Sindumartani,Selomartani, Tamanmartani, Tirtomartani, Bokoharjo.

16. Sel Sleman 16

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°14’2,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi di kecamatan

Moyudan, industri, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa

Sendang mulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sumberarum, Sumberrahayu,

Sumbersari.

17. Sel Sleman 17

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industi di kecamatan Mlati, industi, sekolah,

instansi, sarana kesehatan di kecamatan Godean, sekolah di kecamatan Moyudan Sel

ini akan mencakup desa Sidorejo, Sidoluhur, Sidomulyo, Sumbersari, Sidokarto,

Sidoagung, Margoluwih, Argomulyo.

18. Sel Sleman 18

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Mlati, industri,

perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping,

industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di

kecamatan Godean . Sel ini akan mencakup desa Margoluwih, Sidomulyo,

Sidoarum, Sidokarto, Trihanggo, Nogotirto, Banturaden, Balecatur.

19. Sel Sleman 19

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°22’30” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan

Page 50: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

34

tinggi, instansi di kecamatan Depok, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi,

sarana kesehatan di kecamatan Mlati. Sel ini akan mencakup desa Sendangadi,

Sinduadi, Condongcatur, Caturtunggal, Kricak, Beper, Karangwaru,

Cokrodiningratan, Terban, Tegalrejo, Jetis, Bumijo, Gowongan, Pringgokusuman,

Suryatmajan, Gedongtengen, Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Ngupasan,

Purwokinanti, Demangan, Kotabaru, Klitren, Depok, Caturtunggal.

20. Sel Sleman 20

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°25’17,5” BT. Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan

tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Depok, . Sel ini akan mencakup desa

Condoncatur, Caturtunggal, Depok, Maguwoharjo, Purwokinanti.

21. Sel Sleman 21

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°28’5” BT. Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi,

instansi, sarana kesehatan di kecamatan kalasan, industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Prambanan, industri di kecamatan Depok, perumahan, sarana kesehatan di

kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa

Tirtomartani, Purwomartani, Maguwoharjo, Kalitirto, Madurejo, Bokoharjo.

22. Sel Sleman 22

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi,

sarana kesehatan di kecamatan Gamping, perguruan tinggi, perumahan di kecamatan

Kasihan Sel ini akan mencakup desa Balecatur, Ambarketawang, Tamantirto,

Bangunjiwo.

23. Sel Sleman 23

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°26’45” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, instansi, sarana

kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Gamping. Sel ini akan

mencakup desa Maguwoharjo, Brebah, Sendangtirto, Klitirto, Jogotirto, Pontorono,

Srimulyo.

24. Sel Sleman 24

Page 51: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

35

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°29’32,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Prambanan. Sel ini

akan mencakup desa Jogotirto, Kalitirto, Madurrejo, Sumberharjo, Sambirejo,

Wukirharjo, Srimulyo, Srimartani.

4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta

Daerah Kota Yogyakartal terletak pada 7° 49’ 26”- 7° 15’ 24” BT lintang

selatan dan 110° 24’19”- 110° 28’53” bujur timur dengan luas daerah 32,5 km2 . Daerah

di Kota Yogyakarta banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,

sekolah dan perguruan tinggi sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan

memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah

perumahan dan industri dan perguruan tinggi. Untuk menjangkau seluruh kabupaten

sleman maka kita akan memerlukan 3 dimana satu sel akan mengunduk di kabupaten

Sleman sel, adapun pembagian daerahnya adalah:

1. Sel Yogyakarta 1

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau Industri di kecamatan Mantrijeron, Kraton,

Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen.

Sekolah si kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Kraton, Pakualaman, Gondomanan,

Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Perguruan tinggi di kecamatan Mergangsan,

Mantrijeron, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan. Perumahan di

kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan,

Wirobrajan, Gedongtengen. Sarana kesehatan di Mantrijeron, Kraton, Mergangsan,

Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan, Gedongtengen. Instansi pemerintah di

kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan,

Wirobrajan, Gedongtengen dan instansi pemerintah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana

kesehatan di kecamatan Kasihan. Sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sewon .

Sel ini akan mencakup desa Ambar ketawang, Tamantirto, Kasihan, Tirtonirmolo,

Panggung rejo, Tegalrejo, Pringgokusuman, Gedongtengen, Ngupasan, Purwokinanti,

Ngampilan, Rakuncan, Ngestiharjo, Prawirodirjan, Wirobrajan, Notoprajan, Kraton,

Kadipaten, Patehan, Panembahan, Patangpuluhan, Gedongkiwo, Keparakan,

Mantrijeron, Suryodiningratan, Brontokusuman

Page 52: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

36

2. Sel Yogyakarta 2

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi,

Perumahan, instansi pemerintah, sarana kesehatan di kecamatan Umbulharjo dan

Kotagede. Industri, sekolah, perumahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan

sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan Sel ini akan mencakup desa Baciro,

Semaki, Demangan, Gunungketur, Wirosunan, Mergangsan, Tahunan, Mujamuju,

Bangunan, Umbulharjo, Warungboto, Rejowinangun, Pandeyan, Sorosutan,

Brontokusuman, Kotagede, Giwangan, Prenggan, Baturetno, Jagalan, Singosaren,

Purbayan. Banguntapan.

4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul

Daerah kabupaten Bantul terletak pada 7° 44’ 50”- 8° 37’ 40” lintang selatan dan

110° 18’40”- 110° 34’40” bujur timur dengan luas daerah 506,85 km2 . Daerah di

kabuaten Bantul banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga

dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth

per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau

seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian

daerahnya adalah:

1. Sel Bantul 1

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan,

perumahan,instansi pemerintah di kecamatan Sedayu. Sel ini akan mencakup desa

Sumber rahayu, Argomulyo, Sedayu, Argosari, Argorejo.

2. Sel Bantul 2

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°16’50” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Sewon, industri di

kecamatan Kasihan, sekolah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa

Argorejo, triwidadi, Bangun rejo.

3. Sel Bantul 3

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan di kecamatan

Page 53: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

37

Sewon, sekolah, sarana kesehatan, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan

mencakup desa Bangunjiwo, Tamantirto, Tirtonirmolo, Pendowoharjo, Guwosari.

4. Sel Bantul 4

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°22’30” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Banguntapan, industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, perumahan,

instansi pemerintah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Pleret. . Sel ini akan

mencakup desa Panggungharjo, Tamanan, Sewon, Binangunharjo, Timbulharjo,

Wonokromo.

5. Sel Bantul 5

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°25’17,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Piyungan,

industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, instansi pemerintah di

kecamatan Pleret. Sel ini akan mencakup desa Banguntapan, Potorono, Wirokerten,

Jambidan, Pleret, Bawuran.

6. Sel Bantul 6

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Bantul, industri, sekolah , sarana kesehatan di kecamatan Pandak, instansi

pemerintah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup

Guwosari, Ringinharjo, Sendangsari, Wijirejo, Pandak, Palbapang, Gilangharjo.

7. Sel Bantul 7

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana

kesehatan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Bantul, sekolah di

kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Jetis. Sel ini akan mencakup Timbulharjo,

Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Sumberagung, Jetis.

8. Sel Bantul 8

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Pleret dan industri, sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi

Page 54: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

38

pemerintah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Imogiri . Sel ini akan mencakup

Wonokromo, Pleret, Segoroyoso, Trimulyo, Jetis, Wukirsari.

9. Sel Bantul 9

Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°16’50” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Srandakan. Industri,

sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pandak. Sel ini akan mencakup Tirtoharjo,

Gilangharjo, Caturharjo, Srandakan.

10. Sel Bantul 10

Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Bambanglipuro, sekolah di

kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Bantul, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pundong . Sel ini

akan mencakup Sumbermulyo, Palbapang, Patalan, Mulyodadi.

11. Sel Bantul 11

Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°22’30” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi

pemerintah di Imogiri, sarana kesehatan di Jetis. Sel ini akan mencakup Imogiri,

Karangtengah, Girirejo, Kebonagung, Sriharjo.

12. Sel Bantul 12

Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan

Sanden. Sel ini akan mencakup Multigading, Sanden, Gadingsari, Gadingharjo,

Srigading.

13. Sel Bantul 13

Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan

Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Kretek.

Sel ini akan mencakup Bambanglipuro, Sidomulyo, Trimulyo, Panjangrejo,

Donotirto, Tirtosari, Kretek.

14. Sel Bantul 14

Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di

Page 55: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

39

kecamatan Pundong, sekolah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup

Srihardono, Pundong, Seloharjo.

4.1.4 Analisa Peta di Kabupaten Kulonprogo

Daerah kabupaten Kulonprogo terletak pada 7° 38’ 42”- 7° 59’ 3” lintang selatan

dan 110° 1’37”- 110° 16’26” bujur timur dengan luas daerah 586,28 km2 . Daerah di

kabupaten Kulonprogo banyak terdapat sentra industri,sehingga dalam penentuan daerah

layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor

terbesarnya adalah sentra industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Kulonprogo

maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah:

1. Sel Kulonprogo 1

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri dan sekolah di kecamatan

Girimulyo, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa

Bantararum, Minggir, Sendangagung, Kembang, Jatisarono, Sumberarum.

2. Sel Kulonprogo 2

Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Girimulyo, sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan

Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Girimulyo, Tanjungharjo, Nanggulan,

Wijimulyo, Donomulyo, Banyunibo.

3. Sel Kulonprogo 3

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih,

sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup Banyunibo, Sendangsari,

Karangsari, Donomulyo, Kaliagung.

4. Sel Kulonprogo 4

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah

di kecamatan Sentolo, sekolah si kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa

Wijimulyo, Donomulyo, Sumberahayu, Argosari, Banyunibo, Sentolo, Kaliagung.

5. Sel Kulonprogo 5

Page 56: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

40

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°8’17,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Kokap, sentra

industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sentra industri, sekolah, perumahan, instansi

pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Wates. Sel ini akan mencakup desa

Pengasih, Sendangsari, Karangsari, Tawangsari, Wates, Triharjo, Giripeni.

6. Sel Kulonprogo 6

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°11’15” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi

pemerintah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Panjatan . Sel ini akan

mencakup Kaliagung, Pengasih, Margosari, Kadungsari, Sukorena.

7. Sel Kulonprogo 7

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Sentolo, sekolah di

kecamatan Pajangan, sekolah di kecamatan Sedayu . Sel ini akan mencakup

Salamrejo, Sukorejo, Argodadi, Argosari, Triwidadi.

8. Sel Kulonprogo 8

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°5’25” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau. Sentra industri, sekolah, sarana kesehatan,

instansi pemerintah di kecamatan Temon Sel ini akan mencakup desa Jaten,

Karangwuluh, Sindutan, Jangkaran, Palihan, Kebonrejo, Temon kulon, Kaligantung,

Demen, Kalidengen, Glagah, Plumbon.

9. Sel Kulonprogo 9

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°8’12,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Sarana kesehatan di kecamatan

Wates, sekolah di kecamatan Temon, sekolah di kecamatan Pengasih. Sel ini akan

mencakup desa Kedundang, Triharjo, Sogan, Ngestiharjo, Kutawaru, Bojong.

10. Sel Kulonprogo 10

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Wates,

sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Panjatan.

Sel ini akan mencakup desa Giripeni, Bandungan, Gotakan, Cerme, Krembangan,

Tayuban, Panjatan, Karoman, Depok.

Page 57: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

41

11. Sel Kulonprogo 11

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Lendah, sekolah,

sarana kesehatan di kecamatan Sentolo. Sel ini akan mencakup desa Demangrejo,

Srikayangan.

12. Sel Kulonprogo 12

Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Lendah, sekolah di kecamatan Sentolo , instansi pemerintah di kecamatan

Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Tuksor, Pajangan, Ngentokrejo, Gulurejo.

13. Sel Kulonprogo 13

Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Galur, sekolah, sarana

kesehatan di kecamatan Lendah. Sel ini akan mencakup desa Wahyurejo, Bumirejo,

Kanoman, Pandowan, Karangsewu, Nomporejo.

14. Sel Kulonprogo 14

Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di

kecamatan Galur, sentra industri, sekolah di kecamatan Lendah, sekolah, sentra

industri, instansi pemerintah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa

Sidorejo, Lendah, Jatirejo, Brosot, Kranggan, Trimurti, Srandakan

4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunungkidul

Daerah kabupaten Gunungkidul terletak pada 7° 9’- 7° 46’ 3” lintang selatan

dan 110° 21’-110° 50’ bujur timur dengan luas daerah 1485,36km2 . Daerah di

kabupaten Gunungkidul banyak terdapat industri,sehingga dalam penentuan daerah

layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor

terbesarnya adalah industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Gunungkidul

maka kita akan memerlukan 10 sel, adapun pembagian daerahnya adalah:

1. Sel Gunungkidul 1

Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Page 58: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

42

Playen, sekolah, sarana kesehatan di di kecamatan Wonosari, Sel ini akan mencakup

desa Gari, Bandung, Landageng, Piyaman, Karangtengah, Kedungkeris.

2. Sel Gunungkidul 2

Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Wonosari, sekolah di kecamatan Karangmojo, sarana kesehatan di kecamatan Nglipar

Sel ini akan mencakup desa Karangtengah, Bejiharjo, Nglipar, Kedungkeris.

3. Sel Gunungkidul 3

Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°33’20” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Ngawis, Gedangrejo, Jatiayu.

4. Sel Gunungkidul 4

Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°36’7,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan instansi pemerintah di kecamatan

Playen. Sel ini akan mencakup desa Playen, Logaten, Plembutan, Pulutan, Siraman,

Wareng, Ngunut.

5. Sel Gunungkidul 5

Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°38’55” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Playen, sekolah, sarana

kesehatan dan instansi pemerintah kabupaten Gunungkidul di kecamatan Wonosari

Sel ini akan mencakup desa Piyaman, Kepek, Wonosari, Sejang, Baleharjo,

Karangrejek.

6. Sel Gunungkidul 6

Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°41’42,5” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di

kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Wiladeg, Bendungan, Kelor,

Ngipak.

7. Sel Gunungkidul 7

Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°44’30” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di

kecamatan Ponjong, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan

mencakup desa Karangmojo, Ngipak, Genjahan, Ponjong.

Page 59: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

43

8. Sel Gunungkidul 8

Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Paliyan, sekolah, sarana

kesehatan di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Wareng, Karangrejek,

Duwed, Wunung.

9. Sel Gunungkidul 9

Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Semanu, sekolah di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Semanu,

Duwed, Baleharjo, Bendungan, Pancarejo.

10. Sel Gunungkidul 10

Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°40’17,5” BT Sel

ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di

kecamatan Semanu, Sel ini akan mencakup desa Ngeposan, Sidorejo, Semanu.

4.2 Analisa kebutuhan kapasitas persel

Dalam analisa kebutuhan kapasitas tiap sel kita akan mengacu pada data yang

telah ada dan didasarkan pada peta persebaran tiap-tiap calon pengguna jaringan yang

akan kita bangun. Adapun data kebutuhan kapasitas tiap sel adalah sebagi berikut:

Tabel 4.1

Kebutuhan Troughput per sel

No Nama Sel Kapasitas (Kbps) No Nama Sel Kapasitas (Kbps)

1. Sel Sleman 1 704 33. Sel Bantul 7 3712

2. Sel Sleman 2 1088 34. Sel Bantul 8 1952

3. Sel Sleman 3 384 35. Sel Bantul 9 384

4. Sel Sleman 4 512 36. Sel Bantul 10 960

5. Sel Sleman 5 256 37. Sel Bantul 11 640

6. Sel Sleman 6 1728 38. Sel Bantul 12 448

7. Sel Sleman 7 1056 39. Sel Bantul 13 832

8. Sel Sleman 8 1344 40. Sel Bantul 14 448

9. Sel Sleman 9 320 41. Sel Kulonprogo 1 384

10. Sel Sleman 10 832 42. Sel Kulonprogo 2 768

11. Sel Sleman 11 680 43. Sel Kulonprogo 3 448

Page 60: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

44

12. Sel Sleman 12 1488 44. Sel Kulonprogo 4 832

13. Sel Sleman 13 8256 45. Sel Kulonprogo 5 2400

14. Sel Sleman 14 2272 46. Sel Kulonprogo 6 1120

15. Sel Sleman 15 192 47. Sel Kulonprogo 7 448

16. Sel Sleman 16 1152 48. Sel Kulonprogo 8 512

17. Sel Sleman 17 1152 49. Sel Kulonprogo 9 832

18. Sel Sleman 18 4928 50. Sel Kulonprogo 10 1216

19. Sel Sleman 19 27828 51. Sel Kulonprogo 11 704

20. Sel Sleman 20 9888 52. Sel Kulonprogo 12 512

21. Sel Sleman 21 2144 53. Sel Kulonprogo 13 320

22. Sel Sleman 22 1440 54. Sel Kulonprogo 14 1344

23. Sel Sleman 23 1344 55. Sel Gunungkidul 1 448

24. Sel Sleman 24 192 56. Sel Gunungkidul 2 512

25. Sel Kota 1 25164 57. Sel Gunungkidul 3 256

26. Sel Kota 2 30824 58. Sel Gunungkidul 4 448

27. Sel Bantul 1 896 59. Sel Gunungkidul 5 2752

28. Sel Bantul 2 1024 60. Sel Gunungkidul 6 256

29 Sel Bantul 3 5984 61. Sel Gunungkidul 7 960

30. Sel Bantul 4 4224 62. Sel Gunungkidul 8 512

31. Sel Bantul 5 1280 63. Sel Gunungkidul 9 704

32. Sel Bantul 6 1920 64. Sel Gunungkidul 10 448

Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan kapasitas tiap sel diatas maka kita akan

menentukan sel yang layak kita bangun. Sel tersebut adalah:

Tabel 4.2

Tabel alokasi kanal per sel

No Nama Sel Daerah layanan

1. Sel Sleman 12

CH 1 Sumberadi, Tlogoadi, Tirtoadi,Tridadi

CH 6 Tridadi, Pandowoharjo, Donoharjo, Sendangadi, Sariharjo

CH 11 Tirtoadi, Tlogoadi, Sendangadi, Sariharjo, Sariharjo,

Trihanggo

Page 61: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

45

2. Sel Sleman 13

CH 1 Sariharjo, Sardiniharjo

CH 6 Sardonoharjo, Sinduharjo, Minomartani,Wedomartani

CH 11 Sariharjo, Wedomartani, Minomartani

3. Sel Sleman 18

CH 1 Margoluwih, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoarum, Tirtodadi

CH 6 Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto

CH 11 Sidoarum, Sidokarto, Nogotirto, Banyuraden, Balecatur

4. Sel Sleman 19

CH 6 Sinduadi, Sendangadi

CH 1 Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur

CH 11 Caturtunggal, Condongcatur

CH 6 Caturtunggal, Terban, Klitren, Kotabaru, Demangan,

Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Purwokinanti

CH 1 Terban, Kotabaru, Tegalpanggung, Purwokinanti,

Suryatmajan, Sosromanduran, Pringgokusuman, Gowongan,

Bumiji, Cokrodiningratan

CH 11 Sinduadi, Tegalrejo, Bumijo, Bener, Kricak, Karangwaru,

Cokrodiningratan

5. Sel Sleman 20

CH 1 Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani

CH 6 Maguwoharjo, Wedomartani

CH 11 Maguwoharjo, Caturtunggal, Banguntapan

6. Sel Kota 1

CH 6 Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Ngestirejo

CH 11 Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Sostromenduran,

Ngampilan, Ngupasan, Notoprajan, Kadipaten, Prawirodirjan

CH 1 Kadipaten, Kraton, Prawirodirjan, Patehan, Gedongkiwo,

Panembahan, Ngupasan, Keparakan, Mantrijeron,

Brontokusuman

CH 6 Gedongkiwo, Suryodiningratan, Mantrijeron, Brontokusuman,

Page 62: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

46

Tamanan, Panggungharjo, Tirtonirmolo

CH 11 Panggungharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto

CH 1 Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto, Ngestirejo

7. Sel Kota 2

CH 11 Purwokinanti, Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur,

Tahunan, Mujamuju, Warungboto

CH 1 Mujamuju, Rejowinangun, Banguntapan, Baturetno

CH 6 Banguntapan, Baturetno, Potorono, Rejowinagun, Prenggan,

Purbayan

CH 11 Prenggan, Purbayan, Baturetno, Jagalan, Singosaren,

Potorono

CH 1 Sorosutan, Pandeyan, Giwangan, Prenggan, Purwokinanti,

Gunungketur, Wirogunan, Mergangsan

CH 6 Tahunan, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan

8. Sel Bantul 3

CH 1 Bangunjiwo, Taman tirto, Triwidadi, Guwosari

CH 6 Tamantirto, Pendowoharjo

CH 11 Pendowoharjo, Bantul, Guwosari, Ringinharjo

9. Sel Bantul 4

CH 1 Panggungharjo, Pendowoharjo, Bangunharjo, Timbulharjo

CH 6 Panggungharjo, Bangunharjo, Tamanan, Wonokromo

CH 11 Timbulharjo, Sabdodadi, Trimulyo, Wonokromo

10. Sel Bantul 7

CH 1 Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Palbapang

CH 6 Sabdodadi, Timbulharjo, jetis, Sumberagung, Trirenggo

CH 11 Sumberagung, Palbapang, Trirenggo, Sabdodadi,

Sumbermulyo, Patalan

11. Sel Klonprogo 5

CH 1 Tawangsari, Hargorejo, Palbapang

CH 6 Sendangsari, Karangsari, Wates, Tawangsari

CH 11 Tawangsari, Kedundang, Triharjo, Giripeni, Wates

Page 63: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

47

4.3 Menentukan Tinggi Antena

Dalam perencanaan ini semua link akan kita kondisikan pada kondisi Line Of

Sight, maka kita akan mentukan tinggi setiap antenna pada setiap sel agar gelombang

akan merambat pada Fresnel zone 1 sehingga kondisi Line Of Sight tersebut dapat

tercapai. Sehingga didapat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Tinggi antena per sel

No Nama sel Tinggi antenna

Base Station (m)

No Nama sel Tinggi antenna

Base Station.(m)

1. Sel Sleman 12 82,164 7. Sel Kota 2 59,05

2. Sel Sleman 13 70,32 8. Sel Bantul 3 67,91

3. Sel Sleman 18 99,37 9. Sel Bantul 4 64,71

4. Sel Sleman 19 91,64 10. Sel Bantul 7 50,06

5. Sel Sleman 20 70,30 11. Sel Kulonprogo 5 84,88

6. Sel Kota 1 58,66

4.4 Analisa kapasitas per kanal

Beradarkan standart IEEE 802.16.a maka dalam perhitungan kapasitas akan dipengaruhi

oleh jumlah bit permodulasi (bm), coding rate (cr), dan periode simbol (Ts). Sehingga

untuk perhitungan bit rate digunakan formula:

Bit rate = Nused x bm x cr/Ts

Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 7 MHz, modulasi 64 QAM, FEC = ¾,

Ts = 34 µs maka kapasitasnya:

Bit rate = 192 x 6 x sµ34

4/3

= 25,41 Mbps

Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 14 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾,

Ts = 17 µs maka kapasitasnya:

Bit rate = 192 x 5 x sµ17

4/3

= 42,35 Mbps

Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi QPSK, FEC = ¾,

Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya:

Page 64: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

48

Bit rate = 192 x 2 x sµ9,11

4/3

= 24,20 Mbps

Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾,

Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya:

Bit rate = 192 x 5 x sµ9,11

4/3

= 60,50 Mbps

4.5 Analisa linkbudget

4.5.1 Path Loss

Dalam analisa link budget ini redaman yang kita perhitungkan adalah redaman

karena hujan (precipitation) dan redaman lintasan (Free Space Loss).

4.5.1.1 Redaman Hujan (precipitation)

Indonesia terletak di daerah hujan P, sehingga CCIR menetapkan curah hujan R

adalah 145 mm/hr. Untuk frekwensi kerja 5,8 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal

adalah:

f = 4 GHz av = 0,000591 bv = 1,075

f = 6 GHz av = 0,00155 bv = 1,265

Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 5,8 GHz dapat ditentukan:

4-64-5,8

0,000591-0,001550,000591 - av

=

didapat av = 1,454 X 10-3

4648,5

1,075-1,2651,075 - bv

−−

=

didapat bv = 1,246

Untuk f = 5,8 GHz didapat av = 1,454 X 10-3 dan bv = 1,246

A 0,001 = av x Rbv (dB/km)

A 0,001 = 1,454 X 10-3 x 145 1,246

A 0,001 = 0,71 dB/Km

Untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 27,71 km , maka

Page 65: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

49

)045,0(11

xLr

+= =

)71,27045,0(11

x+ = 0,445

maka redaman hujan untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19

Aeff = 0,71 x 27,71 x 0,445 = 8,75 dB

Sedangkan untuk link antara sel Bantul 4 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 9 km, maka

)045,0(11

xLr

+= =

)9045,0(11

x+ = 0,711

maka redaman hujan untuk link antara Bantul 4 dengan sel Sleman 19

Aeff = 0,71 x 9 x 0,711 = 4,5 dB

Untuk frekwensi kerja 3,5 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah:

f = 2 GHz av = 0,000138 bv = 0,923

f = 4 GHz av = 0,000591 bv = 1,075

Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 3,5 GHz dapat ditentukan:

2-42-3,5

0,000138-0,0005910,000138 - av

=

didapat av = 4,77 X 10-4

2425,3

0,923-1,0750,923 - bv

−−

=

didapat bv = 1,037

Untuk f = 3,5 GHz didapat av = 4,77 X 10-4 dan bv = 1,037

A 0,001 = av x Rbv (dB/km)

A 0,001 = 4,77 X 10-4 x 145 1,037

A 0,001 = 0,0831 dB/Km

Untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya dengan jarak 5,35 km , maka

)045,0(11

xLr

+= =

)35,5045,0(11

x+ = 0,805

maka redaman hujan untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya

Aeff = 0,71 x 5,35 x 0,805 = 3,05 dB

Page 66: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

50

4.5.1.2 Redaman Lintasan (Free Space Loss)

Dalam perhitungan redaman lintasan ini akan kita hitung pada frekwensi kerja

3,5 GHz dan frekwensi 5,8 GHz.

4.5.1.2a Redaman pada 3,5 GHz

Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)

= 32,45 + 20 log 3500 + 20 log 5,35

= 117,8984 dB

4.5.1.2b Redaman pada 5,8 GHz

Untuk link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS sel Sleman 19

Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)

= 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 9

= 126,80 dB

Untuk link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS sel Sleman 19

Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)

= 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 27,71

= 136,571 dB

4.5.2 Daya Pancar

Daya pancar dapat dihutung seperti berikut:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

Eb/No dari tiap sel didapat dengan cara:

IMCodinggainNoEb

NoEb

+−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

noncodingcoding

Untuk backhaul dengan 3,5 GHz maka kita akan menggunakan bandwidth 7 MHz dan

bandwidth 14 MHz, besarnya bandwidth ini dasarkan pada kebutuhan troughtput per sel.

Untuk bandwidth 7 MHz menggunakan modulasi 64 QAM dan digunakan BER = 10-6 ,

maka nilai noncoding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb yang didapatkan dari grafik adalah 19,42 dB, sedangkan dengan

Page 67: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

51

coding gain sebasar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan

coding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb = 16,42 dB.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

α1log10

NC m

NoEb

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+=25.01

6log1042,16NC

NC = 23,23 dB

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:

Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena

CPE 23 dBm 20 dBi

Untuk bandwidth 14 MHz menggunakan modulasi 16 QAM dan digunakan BER = 10-6 ,

maka nilai noncoding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan

coding gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan

coding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb = 11,74 dB.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

α1log10

NC m

NoEb

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+=25.01

4log1074,11NC

NC = 16,79 dB

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:

Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena

CPE 23 dBm 20 dBi

Untuk perhitungan daya pancar akan dilakukan perhitungan per link untuk setiap

backhaul.

4.5.2a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

Page 68: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

52

BTS sel Sleman 12 = 82,164 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,3 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,3 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10

= -12,5 dBw

= 17,5 dBm

4.5.2b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Sleman 13 = 70,32 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,04 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 –20–20 – 204 + 2,04 +2,51 +117,8984 +3,05+4+10 log (7 x 10 6)+ 10

= -12,8 dBw

= 17,2 dBm

4.5.2c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Sleman 18 = 99,37 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,68 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,68 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10

= -12,18 dBw

= 17,82 dBm

4.5.2d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Sleman 20 = 70,30 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,906 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

Page 69: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

53

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,906 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10

= -12,95 dBw

= 17,05 dBm

4.5.2e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Kota 1 = 58,66 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,67 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,67 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (14 x 10 6) + 10

= -16,62 dBw

= 13,38 dBm

4.5.2f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Kota 2 = 59,05 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,61 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,61 + 2,51 + 117,8984 +3,05+7 + 10 log (14 x 10 6) + 10

= -16,6 dBw

= 13,4 dBm

4.5.2g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan sel Bantul 4

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Bantul 3 = 67,91 x 0,22 dB/m + 0,5 = 1,85 dB

BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,85 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10

Page 70: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

54

= -13,72 dBw

= 16,28 dBm

4.5.2h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan sel Bantul 4

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Bantul 7 = 50,06 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,50 dB

BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,50 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10

= -14,07 dBw

= 15,93 dBm

Untuk perhitungan daya pancar pada link antas BTS dengan menggunakan frekwensi 5,8

GHz maka:

IMCodinggainNoEb

NoEb

+−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

noncodingcoding

Jika digunakan modulasi QPSK dan digunakan BER = 10-6 , maka nilai noncoding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb yang

didapatkan dari grafik adalah 10,87 dB, sedangkan dengan coding gain sebasar 6 dB

serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan coding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb = 7,87 dB.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

α1log10

NC m

NoEb

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+=25.01

2log1087,7NC

NC = 9,91 dB

Jika digunakan modulasi 16QAM dan digunakan BER = 10-6, maka nilai

noncoding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan coding

Page 71: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

55

gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan coding⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

NoEb =

11,74 dB.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

α1log10

NC m

NoEb

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+

+=25.01

4log1074,11NC

NC = 16,79 dB

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:

Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena

CPE 20 dBm 30 dBi dan 35 dBi

4.5.2i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan sel sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,92 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 16,79 – 30 – 30 – 204 + 1,92 + 2,51 + 126,80 + 4,5 + 4+10 log(20 x 10 6) + 10

= -24,46 dBw

= 5,54 dBm

4.5.2j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan sel sel Sleman 19

Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi

BTS sel Kulonprogo 5 = 84,88 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,36 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB

Maka Daya pancarnya adalah:

PT = NC - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM

= 9,91 –35 – 35 – 204 + 2,36 + 2,51 + 136,571 + 8,75+ 4+10 log(20x 10 6) + 10

= -26,88 dBw

= 3,12 dBm

Page 72: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

56

4.5.3 Receive Signal Level (RSL)

Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 3,5 GHz didapat:

4.5.3a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 17,5 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 2,3 – 2,51

= -68,25 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117.8984 + (-68,25) – 20 + 2,51

= 32,158 dBm

4.5.3b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 17,2 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,04 – 2,51

= -68,29 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-68,29) – 20 + 2,51

= 34,11 dBm

4.5.3c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 17,82 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,68 – 2,51

= -68,31 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-68,31) – 20 + 2,51

= 32,09 dBm

4.5.3d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 17,05 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 1,90 – 2,51

= -68,30 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-68,30) – 20 + 2,51

= 32,10 dBm

4.5.3e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

Page 73: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

57

= 13,38 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,67 – 2,51

= -71,74 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-71,74) – 20 + 2,51

= 28,66 dBm

4.5.3f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 13,4 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 -1,61 – 2,51

= -71,66 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-71,66) – 20 +2,51

= 28,74 dBm

4.5.3g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan BTS Sel Bantul 4

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 16,28 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,85 – 1,79

= -68,30 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-68,30) – 20 + 1,79

= 31,38 dBm

4.5.3h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan BTS Sel Bantul 4

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 15,93 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,5 – 1,794

= -68,25 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX

= 117,8984 + (-68,25) – 20 + 1,794

= 31,43 dBm

Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 5,8 GHz didapat:

4.5.3i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 5,54+ 30 + 30 – 126,80 – 4,5 - 1,92 – 2,51

= -70.19 dBm

Page 74: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tugas Akhir

58

EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX

= 126,80 + 4,5 + (-70,19) – 30 + 2,51

= 33,62 dBm

4.5.3j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS Sel Sleman 19

RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

= 3,12 + 35 + 35 – 136,571 – 8,75 - 2,36 – 2,51

= -77,071 dBm

EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX

= 136,571 + 8,75 + (-77,071) – 35 + 2,51

= 35,76 dBm

Page 75: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tugas Akhir 59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, maka diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari hasil perhitungan kapasitas kebutuhan persel maka diputuskan sel

yang layak dibangun di Yogyakarta adalah: Sel Sleman 12, Sel Sleman

13, Sel Sleman 18, Sel Sleman 19, Sel Sleman 20, Sel Kota 1, Sel Kota 2,

Sel Bantul 3, Sel Bantul 4, Sel Bantul 7 dan Sel Kulonprogo 5.

2. Availability sistem WiMAX dapat ditingkatkan dengan meningkatkan

daya pancar dan memperbesar gain antena pemancar dan penerima.

3. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz,

akan digunakan modulasi 64 QAM. FEC = 3/4 dengan Tg/Tb = 1/16

didapatkan bit rate = 25,41 Mbps

4. Untuk link backhaul WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz

akan digunakan modulasi 16 QAM dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit

rate = 42,35 Mbps

5. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz

akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate

= 24,20Mbps

6. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz

akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate

= 60,50 Mbps

7. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar daya pancar tidak

melebihi daya pancar perangkat yang digunakan yaitu sebesar 20 dBm

8. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar Receive Signal Level

tidak lebih kecil daripada sensitivitas perangkat yaitu:

a. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7

MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM sebesar -69 dBm.

b. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14

MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm.

c. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20

MHz akan digunakan modulasi QPSK sebesar -84 dBm.

d. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20

MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm.

Page 76: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tugas Akhir 60

9. Dalam perencanaan perlu diperhatikan agara EIRP tidak melebihi 36 dBm

10. Ditinjau dari daerah layanan maka sistem WiMax dapat diterapkan di

daerah Istimewa Yogyakarta

5.2 Saran

1. Pemetaan sel hendaknya dilakukan lebih akurat.

2. Dalam perencanaan dilapangan hendaknya dilakukan survey terhadap

posisi setiap BTS yang akan dibangun, survey dapat meliputi posisi

geografis serta dilakukan survey terhadap tata guna lahan pada lahan yang

akan dibangunBTS

3. Dalam perencanaan riil hendaknya dilakukan estimasi kebutuhan

troughput per pelanggan yang lebih akurat.

Page 77: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2003.

2. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Sleman Dalam Angka 2003.

3. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kulon Progo Dalam Angka 2003.

4. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Bantul Dalam Angka 2003.

5. Eko Handi Wibowo.2005. Perencanaan Sistem Wireless LAN 2,4 GHz untuk

regulasi Penggunaan Kanal Frekwensi Pada Wilayah Kabupatan Denpasar

dan Kabupaten Badung. Tugas Akhir STTTelkom.

6. Gideon Jonatan. 2003. Rekayasa Transmisi Radio. STTTelkom.

7. Humala,S. 2003. Keamanan Management User pada Hotspot WLAN 802.11b.

Tugas Mata Kuliah Keamanan Sistem Lanjutan. Bandung.

8. IEEE Computer Society and IEEE Microwave Theory and Technique Society.

IEEE Standart for Local and Metropolitan Area Network. Part 16: Air

Interface for Fixed Broadband Wireless Access System-Amandement 2:

Medium Access Control Modifications and Additional Physical Layer

Specification for 2- 11 GHz. 2003. NewYork USA

9. Lee, W. 1995. Mobile Cellular Telecommunications : Analog and Digital

Systems. California.

10. Purbo,W.O. Design MAN WLAN. www.bogor.net.id

11. Purbo,W.O.Anatomi of Radio LAN. www.bogor.net.id

12. Rina Pudji Astuti. 1999. Diktat kuliah Perencanaan Radio Trerestrial.

STTTelkom.

13. Roger. L . Freeman. 1998. Telecommunications Transmission Handbook. John

Willey.

14. Suhana. 2002. Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi. PT.Pradnya

Paramita.Jakarta.

15. Timo Smura. 2004. Techno Economic Analysis of IEEE. 802.16a Based Fixed

Wirelees Access Network. Helsinki University of Tecnology.

Page 78: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Lampiran A

Kota Yogyakarta Kecamatan: Mantrijeron Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA

III. Perguruan tinggi 3. Industri:

I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

522x0,15=78,3 4 4 8 2 8 1

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+64

2528

256 256 1280

256 512 64 192

108 5344 Kecamatan: Kraton Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

178x0,15=26,7 2 1 2 - 7 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 128

864

128 64 576

-

448 64 128

41 2272 Kecamatan: Mergangsan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

198x0,15=63,75 6 3 2 1 15 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

2048

384 192 256

128 960 64 64

94 4096

A 1

Page 79: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Umbulharjo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

2874x0,15=431,1

10 8 20 5 10 39

4+2=6

32

64 64

perprodi 64

128 64

1000+64 128x4+2x64

13824

640 512 5184

640 640 1064 640

493 23144 Kecamatan: Kotagede Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

520x0,15=78 4 4 2 3 10 2 1

64

64 64

perprodi 64

128 64 64 128

2496

256 256 832

384 640 128 128

104 5120 Kecamatan: Gondokusuman Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

783x0,15=117,45

11 9 13 1 5 4

5+2=7

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

5x128+2x64

3776

704 576 4928

128 320 256 768

168 11456

A 2

Page 80: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Danurejan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

202x0,15=30,3 3 - 1 - 2 37

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

128 64

1000+2X64 128+64

992

192 -

128 -

128 1128 192

42 2760 Kecamatan: Pakualaman Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

125x0,15=18,75 1 - 4 - 4 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 128

608

64 -

320 -

256 64 128

30 1440 Kecamatan: Gondomanan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

213x0,15=31,95 2 4 - 1 3 4

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+64

1024

128 256

-

128 192 256 192

48 2176

A 3

Page 81: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan:Ngampilan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

146x0,15=21,9 2 4 2 -

15 1 -

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

704

128 256 384

-

960 64 -

46 2496 Kecamatan: Wirobrajan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

148x0,15=47,7 2 4 2 - 3 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

1536

128 256 320

-

192 64 64

93 2560 Kecamatan:Gedongtengen Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

153x0,15=22,95 3 2 1 - 1 1 1

64

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

736

192 128 128

-

64 64 64

32 1376

A 4

Page 82: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Jetis Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

412x0,15=61,8 7 4 8 2 11 5 -

64

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

1984

448 256 1856

256 704 320

-

99 5824 Kecamatan: Tegalrejo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar II. Sedang

4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

592x0,15=88,8 3 4 4 1 2 2

1+2=3

64

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+2x64

2848

192 256 768

128 128 128 256

108 4704

A 5

Page 83: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kabupaten Sleman Kecamatan: Moyudan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3 Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 2 2 - - - 9 1 1

32

64 64

perprodi 64

64 64 64

-

128 128

- - -

576 64 64

15 960 Kecamatan: Minggir Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 3 - - - 2 1 1

32

64 64

perprodi 64

64 64 64

-

256 192

- - -

128 64 64

11 704 Kecamatan: Sayegan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 2 - - - 1

1+2=3

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+2x64

-

192 128

- - -

64 256

9 640

A 6

Page 84: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Godean Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

171x0,15=25,65 7 2 1 4 4 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

832

448 128 512

512 256 64 128

47 2880 Kecamatan: Gamping Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

228x0,15=34,2 7 3 3 2 15 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

1120

448 192 704

256 960 64 128

67 3872 Kecamatan: Mlati Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

76x0,15=11,4 8 5 7

6 17

1 -

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

384

512 320 1984

768 1088 64

56 5120

A 7

Page 85: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Depok Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

1368x0,15=205,2

10 8 24 6 30 1

3+3=6

32

64 64

perprodi 64

128 64

64 3x128+3x64

6592

640 512

24832

768 1920 64 576

291 35904 Kecamatan: Brebah Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

49x0,15=7,35 4 1 - 3 2 1 -

32

64 64

128 64 64

256

256 64 -

384 128 64 -

19 1152 Kecamatan: Prambanan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 4 - - 4 1 1

32

64 64

128 64 64 64

-

256 256

- -

256 64 64

14 1024

A 8

Page 86: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Kalasan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

52x0,15=7,8 9 3 1 5 8 1

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+64

256

576 192 320

640 512 64 192

37 2752 Kecamatan: Ngemplak Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

114x0,15=17,1 4 2 - - - 1

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

64 128+64

576

256 128

- - -

64 192

27 1216 Kecamatan: Ngaglik Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

684x0,15=129,6 7 3 5 1 8 1

1+1=2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

128+64

2688

448 192 2176

128 512 64 192

157 6400

A 9

Page 87: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Sleman Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 8 5 - 5 3 45 2

32

64 64

perprodi 64

128 64

512+3x64 64

-

512 320

-

640 192 704 128

27 2496 Kecamatan: Tempel Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 2 - 2 3 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

384 128

-

256 192 64 128

16 1152 Kecamatan: Turi Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

109x0,15=16,35 5 1 - 1 - 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

544

320 64 -

64 64 64 64

26 1184

A 10

Page 88: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Pakem Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 3 1 - 4 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

448 192 192

-

256 64 64

17 1216 Kecamatan: Cangkringan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri: I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 2 - - - 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

256 128

-

128 64 64 64

8 704

A 11

Page 89: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kabupaten Bantul Kecamatan: Srandakan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 1 - - 3 1 -

32

64 64

perprodi 64

128 64 64

-

192 64 - -

192 64

8 512 Kecamatan: Sanden Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 1 - - - 1 -

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

320 64 - - -

64 -

7 448 Kecamatan: Kretek Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 2 - - - 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

256 128

- - -

64 64

8 512

A 12

Page 90: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Pundong Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 1 - - 2 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

256 64 - -

128 64 64

9 576 Kecamatan: Bambanglipuro Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 3 - - 1 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

384 192

- -

64 64 64

12 768 Kecamatan: Pandak Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 - - - 3 - 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

320 - - -

192 -

64

10 640

A 13

Page 91: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Bantul Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

12 8 4

11 -

42 7

32

64 64

perprodi 64

128 64

256+19x64 64

-

768 512 384

1408

- 1472 448

62 4992 Kecamatan: Jetis Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

18X0,15=2,7 4 1 1 - 3 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

96

256 64 768

-

192 64 128

15 1568 Kecamatan: Imogiri Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 2 - - 1 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

384 128

- -

64 64 128

12 768

A 14

Page 92: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Dlingo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 2 - - 2 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

448 128

- -

128 64 128

14 896 Kecamatan: Pleret Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 2 - - 6 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

256 128

- -

384 64 128

15 960 Kecamatan: Piyungan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

18X0,15=2,7 5 2 - 1 6 1 -

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

96

320 64 -

128 384 64 -

17 1056

A 15

Page 93: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Banguntapan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

46X0,15=6,9 9 4 4 3 16 1 3

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

224

576 256 512

384 1024 64 192

45 3232 Kecamatan: Sewon Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

229X0,15=34,35 5 3 4 5 41 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

1120

320 192 960

640 2624 64 128

96 6048 Kecamatan: Kasihan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

662X0,15=99,3 8 3 5 3 22 1 2

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

3200

512 192 2688

384 1408 64 128

144 8576

A 16

Page 94: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Pajangan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 1 - - 3 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

-

256 64 - -

192 64 64

10 640 Kecamatan: Sedayu Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri I. Besar

II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

14X0,15=2,1 3 3 - 1 5 1 1

32

64 64

perprodi 64

128 64 64 64

96

192 192

-

128 320 64 64

17 1056

A 17

Page 95: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kabupaten Kulonprogo Kecamatan: Temon Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 4 - 5 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

192 256

- 320 64 64

14 896 Kecamatan: Wates Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

38X0,15=5,7 9 13 1 10 37 3

32

64 64

perprodi 64 64

512+64 64

192

576 832 64 640 576 64

44 2944 Kecamatan: Panjatan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 - - 2 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

256 - - -

64 64

8 384

A 18

Page 96: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Galur Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 2 - 4 1 -

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

256 128

- 256 64 -

11 704 Kecamatan: Lendah Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 2 -

12 1 3

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

256 128

- 768 64 192

24 1408 Kecamatan: Sentolo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 9 4 - 9 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

576 256

- 576 64 64

24 1536

A 19

Page 97: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Pengasih Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

118X0,15=17,17 5 5 1 8 1 3

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

576

320 320 192 512 64 192

41 2176 Kecamatan: Kokap Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 1 -

12 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

384 64 -

768 64 128

22 1408 Kecamatan: Girimulyo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 1 - 4 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

448 64 -

256 64 64

14 896

A 20

Page 98: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Nanggulan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 4 - 6 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

320 256

- 384 64 64

17 1088 Kecamatan: Kalibawang Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 2 - 2 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

448 128

- 128 64 128

14 896 Kecamatan: Samigaluh Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 8 4 -

74 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

512 256

- 4736 64 128

89 5696

A 21

Page 99: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kabupaten Gunungkidul Kecamatan: Panggang Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 1 - - 1 4

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

192 64 - -

64 256

9 576 Kecamatan: Purwosari Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tingg

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 1 - - 1 1

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

192 64 - -

64 64

6 384 Kecamatan: Paliyan Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 - - - 1 -

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

320 - - -

64 -

6 384

A 22

Page 100: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Saptosari Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 - - - 1 3

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

256 - - -

64 192

8 512 Kecamatan: Tepus Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 1 - - 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

384 64 - -

64 128

10 640 Kecamatan: Tanjungsari Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 - - - 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

256 - - -

64 128

7 448

A 23

Page 101: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Rongkop Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 1 - - 1 1

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

320 64 - -

64 64

8 512 Kecamatan: Girisubo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 3 1 - - 1 1

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

192 64 - -

64 64

6 384 Kecamatan: Semanu Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 2 - 6 1 3

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

448 128

- 384 64 192

19 1216

A 24

Page 102: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Ponjong Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 9 4 - 4 1 -

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

576 256

- 256 64 -

18 1152 Kecamatan: Karangmojo Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 8 3 - - 1 5

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

512 192

- -

64 320

16 1088 Kecamatan: Wonosari Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 9 8 2 -

39 5

32

64 64

perprodi 64 64

256+25x64 64

-

576 512 896

- 1856 320

25 4160

A 25

Page 103: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Playen Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 9 4 - - 1 3

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

576 512

- -

64 192

17 1344 Kecamatan: Patuk Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 6 1 - - 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

384 64 - -

64 128

10 640 Kecamatan: Gedangsari Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 5 - - - 1 2

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

320 - - -

64 128

8 512

A 26

Page 104: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kecamatan: Nglipar Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5 Sarana kesehatan

- 5 2 - - 1 3

32

64 64

perprodi 64 64 64 64

-

320 128

- -

64 192

11 704 Kecamatan: Ngawen Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 4 1 - - 1 4

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

256 64 - -

64 256

10 640 Kecamatan: Semin Jenis Jumlah Bandwidth Total

1. Perumahan 2. Sarana pendidikan:

I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi

3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

- 7 2 - - 1 2

32

64 64

perprodi 64

64 64

-

448 128

- -

64 128

12 368

A 27

Page 105: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004

No Nama Kantor Jumlah PC A. Dalam Komplek Balai Kota

I.1 KAPDE 7 2 SekDa 2 3 Bagian Umum Lt 1 7 4 Walikota Lt 1 6 5 Walikota Lt 2 ruang utama 2 6 Bappeda Lt 1 6 7 Bappeda Lt 2 10 8 Dalbang + Bagian umum 11 9 Lembaga Pengawasan Internal 14

10 Bagian Hukum dan Perlengkapan 4 11 Bagian Perlengkapan 4 12 RR 2 20

II. 13 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah 13 14 Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan 8 15 Tata Pemerintahan & arsip 14 16 Kantor Kepegawaian Daerah 11

III. 17 R. Server Lt 1 10 18 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 11 19 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 9 20 Departemen Agama Lt 1 7 21 Departemen Agama Lt 2 dan 3 10 22 Dinas ketertiban 14 23 Puskesmas Gondokusuman 3

IV. 24 Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 6 25 Bagian Perlengkapan Lt 2 6 26 Bagian Organisasi Lt 3 8 27 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 5 28 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2

kompt 6

29 Badan Pertanahan Nasional Lt 2 8 V. 30 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat 11

31 Dinas Perekonomian 9 32 Humas 6 33 Dinas kesbanglinmas 11 34 Dinas prasarana Kota 22 35 Dinas tatakota & Bangunan 15 36 Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 10 37 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 13 38 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 13 39 Sekertariat Dewan & BP 7 4

Jumlah 355

A 28

Page 106: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

No Nama Kantor / Lokasi Jumlah PC B Diluar Komplek Balaikota

1. Dinas Pasar 3 2. Dinas tenega kerja & Trans 3 3. Dinas KP3OR Alun2 Utara 3 4. Subdin Kehewanan 4 5. RSUD Wirosaban 4 6. Puskesmas Gedongtengen 2 7. Kelurahan Pringgokusuman 1 8. Puskesmas Tegal rejo 2 9. Kelurahan Karangwaru 1

10. Puskesmas Gondomanan 3 11. Kelurahan Prawirodirjan 3 12. Puskesmas Mergangsan 2 13. Kelurahan Wirogunan 3 14. Puskesmas Danurejan 1 3 15. Puskesmas Danurejan 2 3 16. Kelurahan Suryatmajan 3 17. Puskesmas Pakualaman 18. Kelurahan Gunung Ketur 3 19. Kelurahan Bumijo 2 20. Puskesmas Gondokusuman 1 3 21. Puskesmas Gondokusuman 2 3 22. Kelurahan Baciro 3 23. Kecamatan Ngampilan 3 24. Puskesmas Ngampilan 3 25. Kelurahan Notoprajan 3 26. Kecamatan Wirobrajan 3 27. Kecamatan Mantrijeron 3 28. Kecamatan Kraton 3 29. Puskesmas Kraton 1 30. Kelurahan Kadipaten 3 31. Kecamatan Umbulharjo 4 32. Kelurahan Mujamuju 1 33. Puskesmas Umbul harjo 3 34. Puskesmas kotagede 1 3 35. Puskesmas kotagede 2 3 36. Kelurahan Rejowinangun 3 37. Kecamatan Kota gede 3 38. Kelurahan Suryodiningratan 3

Jumlah 114 Total 467

A 29

Page 107: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

OverviewThe heart of the AS4030 system is the BaseStation (BS), which provides radio accessfor the Subscriber Terminals (ST) deployedat the end users' location. The BS connectsto the core network either through E1/T1span and/or through 100BaseT Ethernetinterfaces. Each BS can support a numberof sectors, typically 4 or 6, depending onthe service requirements and availablespectrum. Each sector compromises of anoutdoor unit and an indoor unit, which is1U high, that can provide up to 4 or up to8 E1/T1 and two 100BaseT interfaces.

The ST also comprises of an outdoor unitand an indoor unit with similar char-acteristics to those of the BS. Typically theST will support up to 4 E1/T1s.

The ST, working together with a IntegratedAccess Device (IAD) located at thecustomer premises and a Media Gatewayconnected to a Class 5 switch provides ahigh quality VoIP solution.

The AS4030 can be deployed as a PtPsystem as well as a PMP system. In PtPconfiguration the BS sector serves a singleST.

All aspects of the AS4030 system ismanaged through the AS8300management system. The AS8300 is anSNMP based system that runs on a scalableWindows NT or 2000 platform. TheAS8300 server also incorporates an SQLdatabase. It is easy to install and usethrough its intuitive graphical userinterface.

Broadband Wireless IP and E1/T1 System

Airspan's AS4030 product is a high capacity, IP based BroadbandWireless system which can be configured for Point-to-Multipoint(PMP) or for Point-to-Point (PtP) applications. AS4030 implementationis in accordance with the IEEE802.16a standard approved in January2003. Its Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)technology ensures non-line-of-sight (NLOS) operation. Furthermore,thanks to its adaptive modulation capability across its BPSK, QPSK,16QAM and 64QAM modulation schemes, AS4030 makes best use ofthe available spectrum whilst maximising delivered bandwidth toeach individual customer.

Key Features(Benefits)

• Frequency Bands

3.4-3.8 GHz

• IEEE 802.16a compliant

• PMP and PtP operation

• Orthogonal Frequency

Division Multiplexing

technology allows NLOS

operation

• Up to 70Mbps over the

air in 14MHz channel

• High speed data rates in

excess of 36Mbps

• Support for VoIP

• Intelligent rate adaption to

optimise spectral efficiency

• Programmable channel

bandwidth

• Compact, integrated design

• Full range of QoS features

• Can transport multiple

E1s/T1s

Leading the World in Wireless DSL

Product Information

VoIP

Page 108: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Applications

AS4030 is ideally suited to ILECs, CLECs, DLECs and

ISPs wishing to roll out IP services to the more

demanding SME, Business Park, Campus

applications as well as to SOHO and residential

customers in MTUs and MDUs, where high-speed

and high quality services with committed QoS levels

are essential.

The combination of multi service IP, Voice over IP

and the ability to replace costly PDH based E1/T1

leased lines maximises the return on investment and

enhances the business case for operators.

Here are some of the applications of AS4030:

• Broadband Services in Urban

Deployments

AS4030 is ideally suited to bringing broadband

services to businesses and residential customers

alike in densely populated urban deployments,

creating an environment which compares

favourably with wireline DSL equivalents for both

reliability and delivered service quality.

• Broadband Services in Rural Communities

Many rural locations are not serviced by affordable

high-speed wireline connections (ISDN, T1, DSL,

cable and fibre), which would require running

cables long distances through forests, mountains

and other rough terrain. AS4030 offer a far more

cost-effective solution for rural connectivity.

• Broadband Business Parks, Campuses and

Schools

AS4030 provides an ideal means of providing

university campuses and schools with high-speed

Internet access. Thanks to AS4030, different

building on the campus can be connected to each

other via high-capacity links for a fraction of the

cost of wired broadband links.

• Cost effective Leased Line Technology

Today leased lines are often provided using PDH

technology, which often requires multiple E1s/T1s to

be provided between two points even though the

customers may be paying for a fraction of the

available capacity. With AS4030 the operator can

deliver the bandwidth the customer requires and

increase the bandwidth seamlessly as the

requirements grow.

• WISP/WASP Backhaul

Wireless Internet Service/Application Providers use

backhaul as a low-cost way to connect their access

points to their points of presence. AS4030 can be

used to offer WISPs/WASPs a high capacity, high

reliability package.

• 802.11b/g Wi-Fi Backhaul

Wi-Fi hotspots are being deployed in ever increasing

numbers across the globe providing nomadic

computing to the business community. Cost

effective backhaul of Wi-Fi hotspots is an important

challenge for the operators. AS4030, thanks to its

NLOS capabilities and high capacity links, provides a

cost effective solution, no matter how challenging

the hotspot locations.

• 3G Backhaul

AS4030 offers mobile operators some key benefits

and cost savings over alternative technologies. NLOS

operation, which is particularly useful in dense,

urban settings will enable more cost effective

deployment of pico cell backhaul, which would not

be possible with alternative technologies.

Page 109: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

AS4030 Management System - AS8300

AS4030's management system, called AS8300, is a server based network

management system (NMS) supporting its own SQL database

management system. AS8300 runs on a PC based MS Windows NT/2000

platform. A remote application client can be used to access the server

from remote locations.

AS8300 provides a high level of functionality for carrier-class operations.

The server interfaces to the system nodes in the network through SNMP

agent. It is easy to install and operate, with different clients providing

customised GUI access to the information on the server. Clients can

display maps, status, events, traps, etc. Real-time display of network

status allows rapid problem solving and database driven tools help to

manage growing networks.

In addition to AS8300, each AS4030 terminal comes equipped with in-

band, web based management capability. Through this capability it is

possible to access and configure a terminal without the need for AS4030.

This feature is particularly useful during installation and commissioning.

AS4030 Technical Specification

Radio Technology

Radio Technology: 256 FFT OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing

Frequency Bands: 3.4-3.6 GHz, 3.6-3.8 GHz

Duplex Mode: FDD or TDD

Channel size: 3.5MHz / 7 MHz / 14 MHz

RF Dynamic Range: >50dB

Spectral Efficency: 5bps/Hz

Over The Air Rate: Up to 70Mbps in 14MHz channel

Maximum Tx Power: +23dBm

Rx Sensitivity: -88dBm @ 7MHz channel (BER 10E-9)

Modulation: Dynamic Adaptive Modulation auto selects: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM

Coding Rates: 1/2, 2/3, 3/4

Over The Air Encryption: DES and 3DES encryption

MAC: IEEE802.16a compliant PMP

802.16a Packet Convergance Sub-layer mode

Automatic Repeat request (ARQ) error correction

Range: 6.5km (4mi) NLOS

>70km (42mi) LOS with high-gain PtP antenna

Cross Polarisation: -20dB (max.) ETSI EN 302 085 v1.1.2 TSI-TS5

IP Delay and Jitter: One-way delay < 10ms; Jitter: +/- 5ms

IF Cable: Maximum length up to 68m (225 ft) using RG-58

Maximum length up to 136m (500 ft) using LMR400

Page 110: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

AS4030 Technical Specification (continued)

Networking

Protocols: Transparent Bridging

DHCP pass-through

VLAN pass-through

802.3x Ethernet flow control

802.1q/p network traffic prioritisation

Network Services: Transparent to 802.3 services and applications

Network Management: Locally through serial console

Web interface and SNMP

CLI via Telnet and local console

Backhaul connection: 10/100BaseT Ethernet (RJ 45)

Optional TDM ports: 1 to 4 or 1 to 8 T1/E1 TDM ports

E1 Specs T1 Specs

Standards: ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, G.704, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T Rec. G703,

G.706, G.732, G.821, G.823, G.826 G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, G.826

Framing: Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESF

Data rate: 2048 kbps 1544 kbps

Line Code: HDB3, AMI AMI, B8ZS

Connector: Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pin

Line Impedance: Balanced 120 Ohm Balanced 100 Ohm

Jitter: ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824

Clocking: Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, Internal

Line Protection: ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical Specification

Power Requirements: 110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 40W max for ST and 70 max for BS sector radio

Dimensions (mm): 432mm x 305mm x 45mm (17”x12’x1.75”)

Enviromental

Operating: Indoor Terminal - 0˚C to +55˚(32˚F to 132˚F)

Temperature: Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C

Wind loading: Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Main Operations; Airspan Communications LimitedCambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UKTel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USATel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671

www.airspan.com

Page 111: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004

No Nama Kantor Jumlah PC A. Dalam Komplek Balai Kota

I.1 KAPDE 7 2 SekDa 2 3 Bagian Umum Lt 1 7 4 Walikota Lt 1 6 5 Walikota Lt 2 ruang utama 2 6 Bappeda Lt 1 6 7 Bappeda Lt 2 10 8 Dalbang + Bagian umum 11 9 Lembaga Pengawasan Internal 14

10 Bagian Hukum dan Perlengkapan 4 11 Bagian Perlengkapan 4 12 RR 2 20

II. 13 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah 13 14 Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan 8 15 Tata Pemerintahan & arsip 14 16 Kantor Kepegawaian Daerah 11

III. 17 R. Server Lt 1 10 18 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 11 19 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 9 20 Departemen Agama Lt 1 7 21 Departemen Agama Lt 2 dan 3 10 22 Dinas ketertiban 14 23 Puskesmas Gondokusuman 3

IV. 24 Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 6 25 Bagian Perlengkapan Lt 2 6 26 Bagian Organisasi Lt 3 8 27 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 5 28 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2

kompt 6

29 Badan Pertanahan Nasional Lt 2 8 V. 30 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat 11

31 Dinas Perekonomian 9 32 Humas 6 33 Dinas kesbanglinmas 11 34 Dinas prasarana Kota 22 35 Dinas tatakota & Bangunan 15 36 Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 10 37 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 13 38 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 13 39 Sekertariat Dewan & BP 7 4

Jumlah 355

Page 112: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

No Nama Kantor / Lokasi Jumlah PC B Diluar Komplek Balaikota

1. Dinas Pasar 3 2. Dinas tenega kerja & Trans 3 3. Dinas KP3OR Alun2 Utara 3 4. Subdin Kehewanan 4 5. RSUD Wirosaban 4 6. Puskesmas Gedongtengen 2 7. Kelurahan Pringgokusuman 1 8. Puskesmas Tegal rejo 2 9. Kelurahan Karangwaru 1

10. Puskesmas Gondomanan 3 11. Kelurahan Prawirodirjan 3 12. Puskesmas Mergangsan 2 13. Kelurahan Wirogunan 3 14. Puskesmas Danurejan 1 3 15. Puskesmas Danurejan 2 3 16. Kelurahan Suryatmajan 3 17. Puskesmas Pakualaman 18. Kelurahan Gunung Ketur 3 19. Kelurahan Bumijo 2 20. Puskesmas Gondokusuman 1 3 21. Puskesmas Gondokusuman 2 3 22. Kelurahan Baciro 3 23. Kecamatan Ngampilan 3 24. Puskesmas Ngampilan 3 25. Kelurahan Notoprajan 3 26. Kecamatan Wirobrajan 3 27. Kecamatan Mantrijeron 3 28. Kecamatan Kraton 3 29. Puskesmas Kraton 1 30. Kelurahan Kadipaten 3 31. Kecamatan Umbulharjo 4 32. Kelurahan Mujamuju 1 33. Puskesmas Umbul harjo 3 34. Puskesmas kotagede 1 3 35. Puskesmas kotagede 2 3 36. Kelurahan Rejowinangun 3 37. Kecamatan Kota gede 3 38. Kelurahan Suryodiningratan 3

Jumlah 114 Total 467

Page 113: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Lampiran B

B 1

Page 114: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Lampiran E

Tabel parameter kanalisasi pada OFDM

E 1

Page 115: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

E 2

Page 116: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 117: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 118: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 119: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 120: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 121: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 122: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 123: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 124: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 125: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 126: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 127: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 128: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 129: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 130: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo
Page 131: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

Lampiran C

sel d1 (km)

d2 (km)

MSL BTS (m)

MSL Obs (m)

MSL user (m)

huser (m)

hobs (m)

Clearance (m)

hcorrected (m)

hBTS (m)

Sleman 12 1,657 1,343 150 200 190 20 15 7,98 0,1318 82,164Sleman 13 1,342 1,658 190 200 170 20 15 7,98 0,1318 70,32 Sleman 18 1,184 1,81 120 180 180 20 15 7,84 0,16 99,37 Sleman 19 1,283 1,717 100 110 120 20 45 7,92 0,129 91,64 Sleman 20 1,263 1,737 100 130 120 20 15 7,92 0,129 70,30

Kota 1 1,304 1,696 70 100 120 20 20 7,95 0,131 58,66 Kota 2 1,369 1,631 70 100 120 20 20 7,99 0,132 59,053

Bantul 3 1,5 1,5 50 85 90 20 15 8,02 0,177 67,91 Bantul 4 1,2 1,8 50 85 90 20 15 7,84 0,127 64,71 Bantul 7 2,1 1,8 50 50 90 20 15 7,35 0,11 50,06

Kulonprogo 5

1,5 1,5 100 100 55 20 15 8,02 0,133 84,88

C 1

Page 132: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

OverviewAirspan's AS3030-PTP is a highperformance, reliable point-to-point (PtP)networking solution for carriers, InternetService Providers, Enterprises andGovernment organisations. It provides acost effective alternative to wirelinesolutions and leased lines.

The AS3030-PTP comes with all thecomponents necessary for quickly andeasily deploying a PtP link. The com-ponents consist of the Indoor Unit (IDU),the IF and RF cables, The Outdoor Unit(ODU), a range of narrow-beam, high-gain antenna options and an optionaldual power supply when higher reliabilityis required.

Each AS3030 link provides an air interfaceof up to 72Mbps using a 20MHz channel.The link can operate over a range inexcess of 10km (NLOS) and 80km (LOS).

AS3030-PTP supports industry standard10/100BaseT Ethernet data port. Inaddition, AS3030 provides the option ofequipping 1 to 4 E1/T1 TDM ports.

AS3030-PTP allows intuitivemanagement-through-web interface,which makes the remote management ofthe product remarkably easy.

Applications• Building to building enterprise

networking• Backhaul for ISP/ASP/WISP• Backhaul for 2G/3G mobile

networks • Backhauling AS4020 base

stations• Backhaul of 802.11 hot spots• High capacity surveillance

and telemetry• Campus networking• Disaster recovery• Large enterprise VPNs• Multi Tenant/Multi Business/

Multi Dwelling units• Extensions/alternatives to

Fibre Optic networks• PBX voice and data

connectivity

Airspan's AS3030-PTP is a high performance broadband wirelesssystem designed to provide a secure and reliable Point-to-Point (PtP)operation. It is a true high performance, high capacity, multi-serviceOFDM platform available in a cost effective package. The AS3030 iscapable of supporting up to 72Mbps over its air interface, equivalentto 49Mbps at the Ethernet level. AS3030-PTP operates in the licence-exempt 5.8GHz band. It benefits from real-time adaptive modulationand Auto Repeat Request (ARQ); features that offer high qualityconnectivity whilst maximising spectrum utilisation. Thanks to itsrobust non-line-of-sight capability and remote management-through-web interface, AS3030-PTP is remarkably easy and intuitive to installand use.

PTP Wireless IP High Capacity Point-to-Point System

Leading the World in Wireless DSL

Product Information Key Features(Benefits)

• Frequency Bands supported: 5.4-5.7 GHz

5.7-5.8 GHz

• OFDM (64 carriers)

technology allows NLOS

operation

• Easy to install

• Easy to operate

• Complete solution

• Competitively priced

• IP based air interface also suitable for carrying TDM

• Reach of greater than 10km range (NLOS) andgreater than 80km range (LOS)

• Compact integrated design

• Up to 49 Mbps bandwidth per link

• Built-in 10/100BaseT interfaces

• Support for 1 to 4 E1/T1 ports

• Supports transparent

bridging

• Supports DFS and ATPC

Page 133: System Wireless Metropolitan Area by Sumantri Joyoboyo

AS3030-PTP Technical Specification

Radio Technology OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing

Frequency Bands: 5.4-5.7 GHz5.725-5.835 GHz

Duplex Mode: TDDChannel size: 20MHz

RF Dynamic Range: >50dBOver The Air Rate: Up to 72 Mbps per channelMaximum Tx Power: -20 to +20dBmRx Sensitivity: -86dBm @ 6Mbps (BER 10E-9)Modulation Coding: Dynamic Adaptive ModulationCoding: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAMCoding Rates: 1/2, 2/3, 3/4Over The Air Encryption: Proprietary 64-bit encryptionError correction: Automatic Repeat RequestRange: >10km (6mi) NLOS

with high-gain PtP antenna>80km (50mi) LOS with high-gain PtP antenna

IF Cable: Maximum length up to 76m (250 ft) using RG6U Maximum length up to 152m (500 ft) using RG11U152m (500ft) using LMR cablingMax allowable losses at 2.5GHz:• RG6: 10dB/30m (100 ft) at 25˚C• RG11: 5dB/30m (100 ft) at 25˚C

NetworkingProtocols: Transparent Bridging, DHCP pass-through, VLAN pass-through

802.3x Ethernet flow control, 802.1q/p network traffic prioritisationNetwork Services: Transparent to 802.3 services and applicationsNetwork Management: Locally through serial console, Web interface and SNMP

CLI via Telnet and local consoleBackhaul connection: 10/100BaseT Ethernet (RJ 45)Optional TDM ports: 1 to 4 T1/E1 TDM ports

E1 Specs T1 SpecsStandards: ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T

G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, Rec. G703, G.704, G.706, G.732,G.826 G.821, G.823, G.826

Framing: Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESFData rate: 2048 kbps 1544 kbpsLine Code: HDB3, AMI AMI, B8ZSConnector: Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pinLine Impedance: Balanced 120 Ohm Balanced 100 OhmJitter: ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824Clocking: Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, InternalLine Protection: ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical SpecificationPower Requirements: 110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 39W max.Dimensions (mm): 432 x 305 x 45

EnvironmentalOperating Temperature: Indoor Terminal - 0˚C to +55˚C

Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚CWind loading: Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Main Operations; Airspan Communications LimitedCambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UKTel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USATel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671

www.airspan.com