9
Pengungkapan dan Sarana Interpretif Pengungkapan Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan, dan secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam roses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keungan. Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan, diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan statemen keuangan. Pengertian pengukapan oleh Evans ini terbatas hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan, pernyataan manajemen atau informasi di luar ingkup pelaporan keuangan tidak termasuk. Semantara itu, Wolk, TEarney, dan Dodd memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang merfleksi perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan. Pengungkapan juga sering dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Hal ini sejalan dengan gagasan FASB dalam rerangka konseptualnya. Masalah teoritis yang terdapat did ala pengungkapan adalah sebagai berikut: Untuk siapa informasi diungkapkan?

TA_BAB XII

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori akuntansi bab 12

Citation preview

Page 1: TA_BAB XII

Pengungkapan dan Sarana Interpretif

Pengungkapan

Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan,

dan secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam roses akuntansi, yaitu

penyajian informasi dalam bentuk statemen keungan.

Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan, diantaranya

adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan adalah

Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri,

catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan

statemen keuangan. Pengertian pengukapan oleh Evans ini terbatas hanya pada hal-hal

yang menyangkut pelaporan keuangan, pernyataan manajemen atau informasi di luar

ingkup pelaporan keuangan tidak termasuk. Semantara itu, Wolk, TEarney, dan Dodd

memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang merfleksi perubahan

harga sebagai bagian dari pengungkapan.

Pengungkapan juga sering dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang

dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Hal ini sejalan dengan

gagasan FASB dalam rerangka konseptualnya.

Masalah teoritis yang terdapat did ala pengungkapan adalah sebagai berikut:

Untuk siapa informasi diungkapkan?

Mengapa pengungkapan harus dilakukan?

Seberapa banyak dan informasi apa yang diungkapkan?

Bagaimana cara dan kapan mengungkapkan informasi?

Siapa Dituju

Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan piha yang

dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk

mereka.

Informasi yang diungkapkan untuk kepentingan publik secara umum harus dilindungi dan

dilayani, dan juga informasi kualitatif juga dituntut disediakan, sehingga pengungkapan

cenderung meluas.

Fungsi atau Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag dipandang peru

Page 2: TA_BAB XII

untukmencapai tujuan pelaporankeuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang

mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa

tujuan, yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tuuan ebuthan khusus.

Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih

untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya sendiri hingga memperoleh substansi

ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain Pengungkapan ditujukan untuk

melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang terbuka. Sementara itu, tujuan

informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas memiliki

tingkat kecanggihan tertentu. dengan demikian, Pengungkapan ditujukan untuk

menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan

pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan informatif ini ditentukan BAPEPAM

bekerja sama dengan penyusun standar. Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah

tujuan kebutuhan khusus. Tujuan kebutuhan khusus ini merupakan gabungan dari tujuan

perlindungan publik dan tujuan informatif.

Keluasan dan Kerincian Pengungkapan

Keluasan dan kerincian pengungkapan berkaitan dengan masalah seberapa banyak

informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan yang disebut

dengan tingkat pengungkapan. Evans (2003) mengidentifkasi tiga tingkat pengungkapan

yaitu memadai, wajar atau etis, dan penuh.

Tingkat memadai merupakan tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen

keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan utnuk pengmabilan keputusan.

Tingkatan yang kedua, tingkat wajar, merupakan tingkat yang harus dicapai agar semua

pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Tingkatan yang

terakhir yaitu tingkat penuh (full disclosure). Tingkat ini menuntut penyajian secara

penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang diarah.

Beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan dalam pengungkapan adalah (1) tujuan, (2)

kos penyediaan, (3) keberlebihan informasi (overload), (4) keengganan manajemen, dan

(5) wajib atau sukarela.

Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan

menyerahkan informasi kepada pasar. Terdapat beberapa rgumen yang mendukung

perlunya regulasi dalam penyediaan informasi, yaitu penyalahgunaan, eksternalitas,

Page 3: TA_BAB XII

kegagalan pasar, asimetri informasi, dan keengganan manajemen. Di Indonesia, pihak

yangmenjdi regulator adalah BAPEPAM (melalui Peraturan BAPEPAM) dan profesi/IAI

(melalui standar akuntansi). BAPEPAM berkepentingan dengan tingkat pengungkapan

dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran publik dan

penawaran publik perdana.

Apa yang Diungkap?

Pengungkapan meliputi statemen keuagan itu sendiri dan semua informasi pelengkap.

Dengan kata lain, apa yang diungkapkan Berkaitan dengan berbagai proposal tentang

komponen-komponen yang harus disampaikan. Dalam pengungkapan informasi kepada

pihak lain, terdapat beberapa model yang dapat digunakan, yaitu model Inti, model

FASB, model Komite Jenkins, model William, dan peraturan SEC/BAPEPAM.

Motode Pengungkapan

Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi

disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain

yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik dalam standar akuntansi atau

peraturan lain.

Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos statemen

keuangan, catatan kaki (catatan atas statemen keuangan), penggunaan istilah teknis

(terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan

auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.

Sarana Interpretif

Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk

menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui

media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung

pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi

yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri.

Dalam tataran praktis, terdapat suatu rerangka atau struktur akuntansi pokok atau

pelaporan keuangan pokok yang membatasi pengungkapan sesuai dengan tujuan

pelaporan keuangan. Tanpa rerangka pokok tersebut akan banyak hal yang akan dituntut

Page 4: TA_BAB XII

untuk diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam pelaporan keuangan. Rerangka

pokok juga diperlukan untuk membatasi tanggungjawab auditor dalam menetapkan

kewajaran statemen keuangan. Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai

pelaporan yang langsung ditentukan oleh standar akuntansi atas dsar pertimbangan

keterandalan dan keberpautan.

Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan rerangka

akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi kelemahan kos historis sebagai

basis penilaian. Terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan teori ini, yaitu

dengan berjalannya waktu, nilai berubah sementara kos tidak, dan apakah rerangka

akuntansi pokok diganti atau sekadar ditambah sarana interpretif. Kos dapat didefinisikan

sebagai penghargaan sepakatan pada saat suatu objek diperoleh dan menjadi data dasar

dalam akuntansi, sedangkan nilai didefinisikan sebagai persepsi terhadap manfaat suatu

objek setiap saat dan dinyatakan dalam satuan moneter.

Hal yang menjadi permasalahan adalah, perlukah kos direvisi terus secara periodik?

Karena suatu persepsi selalu berubah dengan berjalannya waktu. Terdapat pro dan kontra

terhadap permasalahan ini. Argumen yang mendukung hal tersebut menyatakan bahwa

keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan

manajemen maupun pihak luar. Untuk kepentingan manajemen, perhitungan laba tiap

perioda hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik penting termasuk

rugi dan untung yang belum terealisasi yang terjadi akibat penurunan dan kenaikan nilai

faktor-faktor jasa yang masih belum digunakan. Untuk kepentingan pihak luar, angka

laba yang dihasilkan akan mendekati laba ekonomik, sehingga neraca akan menunjukkan

nilai perusahaan pada saat itu.

Argumen yang menyanggah revisi terhadap kos, diantaranya adalah Paton dan Littleton

(1970) yang menyatakan bahwa adanya perubahan nilai tidak berarti bahwa rerangka

akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi bermanfaat sehingga harus diganti. Tujuan utama

akuntansi adalah pengukuran laba periodik dengan menggunakan proses menandingkan

kos dan pendapatan secara sistematik.

Revisi Kos Fasilitas Fisis

Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi terhadap

kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang menghendaki penilaian

Page 5: TA_BAB XII

kembali adalah perusahaan akan dibeli, kuasi reorganisasi, penggadaian aset, peraturan

pemerintah yang mengharuskan revaluasi, terjadinya musibahyang menghendaki

penilaian untuk menentukan jumlah ganti rugi/asuransi, penilaian aset untuk keperluan

penentuan nilai asuransi aset, penentuan nilai aset untuk keperluan pajak.

Terdapat juga pro dan kontra terhadap revisi kos fasilitas fisik ini. alasan yang dikemukan

oleh pihak yang mendukung revisi adalah adanya distorsi informasi ekonomik dan

distorsi dana penggantian. Distorsi informasi ekonomik adalah kos tercatat menghasilkan

biaya yang tidak efektif/tidak bermanfaat secara ekonomik sehingga mendistorsi daya

melaba yang sesungguhnya. Sementara itu, yang dimaksud dengan distorsi dana

penggantian adalah kondisi tingkat harga-harga barang menurun akuntansi depresiasi atas

dasar kos historis cenderung menghasilkan akumulasi dana yang berlebihan untuk tujuan

penggantian.

Disisi lain, alasan-alsan yang dikemukan oleh pihak yang menyanggah revisi adalah

prosedur tidak praktis, penilaian tidak terandalkan, depresiasi bukan akumulasi dana, dan

revisi dimungkinkan sebagai pelengkap dan pencatatan dilakukan dengan akun kontra

atau penambah.

Pengurangan Nilai Buku Fasiitas Fisis

Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adaah pengurangan atau penghapusan sebagian

kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik tertentu dan bukan semata-mata

karena penurunan harga ata devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi

menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan asset untuk mendatangkan laba atau kas

di masa datang.

PSAK No. 48 memberikan pedoman untuk mengidentifikasi adanya penurunan

kemampuan suatu aset. Secara teknis, suatu aset dikatakan mengalami penurunan

kemampuan bilamana nilai tercatat (nilai buku) aset melebihi apa yang disebut jumlah

rupiah atau jumlah terperoleh kembali. Sedangkan secara substantif, pada setiap tanggal

neraca perusahaan harus mempertimbangkan berbagai kondisi eksternal dan internal yang

memberi indikasi bahwa penurunan emampuan telah terjadi.

Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau lainnya maka

pengangguran sementara fasilitas tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan

pengurangan besar kos aset. Demikian juga halnya dengan pengurangan intensitas

Page 6: TA_BAB XII

penggunaan sama sekali tidak dapat dijadikan alasan untuk pengurangan kos menjadi

rugi.