11
TABEL TRIANGULASI Fokus 1 Sistem Pelaksanaan KB MOP Fokus Informan Deskriptif hasil wawancara Sistem pelaksanaan KB MOP Perencana Program KB MOP (BPPKB) “Sebelum pelaksanaan ada penentuan jumlah sasaran atau KKP (Kontrak Kinerja Provinsi) atau pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk ikut KB ada setiap tahun, dengan target di Kabupaten Pesawaran 778 akseptor dan ada tahapan konseling atau motivasi yang tujuannya agar akseptor nanti memahami kegunaan dari alat kontrasepsi dan efek samping alat kontrasepsi tersebut. Sebelum dan sesudah pelaksanaann ada pencatatan. Sebelumnya didata di kartu peserta KB, lalu dianamnesa dan pemeriksaan fisik kemudian mengisi informed consent bahwa calon akseptor siap mengikuti operasi MOP ini dengan menandatangani surat pernyataan. Setelah akseptor terdaftar, dilaporkan ke Puskesmas lalu ke SKPD setempat yaitu di BPPKB setiap bulan. Kita juga mempunyai penyuluh KB dan kepala unit pelaksanaan (KUPT) pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. pada tiap kecamatan yang berkordinasi dengan petugas puskesmas, dokter, atau pimpinan klinik KB setempat.” Sistem Pelaksanaan KB MOP Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran) “Ya kita ada penentuan sasaran sebelum dilakukannya pelaksanaaan juga ada konseling terlebih dahulu kepada akseptor yang akan dilayani MOP dijelaskan tentang efek sampingnya, cara

Tabel Triangulasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TRIANGULASI DATA

Citation preview

Page 1: Tabel Triangulasi

TABEL TRIANGULASI

Fokus 1 Sistem Pelaksanaan KB MOP

Fokus Informan Deskriptif hasil wawancara

Sistem pelaksanaan KB MOP Perencana Program KB MOP (BPPKB)

“Sebelum pelaksanaan ada penentuan jumlah sasaran atau KKP (Kontrak Kinerja Provinsi) atau pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk ikut KB ada setiap tahun, dengan target di Kabupaten Pesawaran 778 akseptor dan ada tahapan konseling atau motivasi yang tujuannya agar akseptor nanti memahami kegunaan dari alat kontrasepsi dan efek samping alat kontrasepsi tersebut. Sebelum dan sesudah pelaksanaann ada pencatatan. Sebelumnya didata di kartu peserta KB, lalu dianamnesa dan pemeriksaan fisik kemudian mengisi informed consent bahwa calon akseptor siap mengikuti operasi MOP ini dengan menandatangani surat pernyataan. Setelah akseptor terdaftar, dilaporkan ke Puskesmas lalu ke SKPD setempat yaitu di BPPKB setiap bulan. Kita juga mempunyai penyuluh KB dan kepala unit pelaksanaan (KUPT) pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. pada tiap kecamatan yang berkordinasi dengan petugas puskesmas, dokter, atau pimpinan klinik KB setempat.”

Sistem Pelaksanaan KB MOP Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran)

“Ya kita ada penentuan sasaran sebelum dilakukannya pelaksanaaan juga ada konseling terlebih dahulu kepada akseptor yang akan dilayani MOP dijelaskan tentang efek sampingnya, cara pelaksanaannya bagaimana, apa saja yang harus disiapkan pada akseptor itu dijelaskan. Ada system pencatatan yang dilakukan bidan desa, melakukan pencatatan dan melaporkan ke Puskesmas kemudian dari Puskesmas melapor ke Dinas Kesehatan. Setiap bulan Puskesmas melapor ke Dinas Kesehatan tentang jumlah akseptor KB.”

Sistem Pelaksanaan KB MOP Pelaksana Program KB MOP (Puskesmas Gedong Tataan)

“Penentuan jumlah sasaran tentunya ada didapat dari KKP setiap tahun, yaitu 778 pada tahun 2014. Dan untuk pelaksanaan MOP di Puskesmas biasanya di setiap dusun dikumpulkan dulu calon akseptornya lalu dijadikan satu dan ditentukan harinya untuk dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan tindakan. Puskesmas Gedong Tataan ini merupakan Puskesmas induk. Pelaksanaan juga biasanya dilakukan pada saat ada bakti sosial. Setiap akhir

Page 2: Tabel Triangulasi

bulan kita mengirim laporan ke Dinas Kesehatan dan ke BPPKB.”

TABEL TRIANGULASI

FOKUS 2 Kegiatan Sosialisasi

Fokus Informan Deskriptif Hasil Wawancara

Page 3: Tabel Triangulasi

Kegiatan Sosialisasi Perencana Program KB MOP (BPPKB)

“Kita lakukan sosialisasi dengan metode penyuluhan, melalui Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) ada di setiap desa minimal 1 orang. Sosialisasi diadakan setiap bulan, sebelum dilakukan pelayanan kita mengadakan tim keliling pelayanan KB baik melalui pelayanan statis yaitu puskesmas maupun dinamis yaitu tim keluarga berencana keliling. Sasaran sosialisasi MOP adalah pria yang sudah menikah. Setelah melakukan penyuluhan kami melakukan monitoring dan evaluasi hasil dari sosialisasi MOP, hasil dari monitoring dan evaluasi kami jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kegiatan sosialisasi berikutnya.”

Kegiatan sosialisasi Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran)

“Kalau dari Dinas Kesehatan ada, tetapi langsung berbentuk kegiatan, jadi bidan desa saja yang melakukan sosialisasi untuk meningkatkan cakupan akseptor KB MOP. Sasaran dari sosialisasi MOP bagi bidan desa adalah pria yang sudah menikah atau istri yang memiliki indikasi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.”

Kegiatan Sosialisasi Pelaksana Program KB MOP (Puskesmas Gedong Tataan)

“Ada kegiatan sosialisasi, biasanya 1 tahun itu kita lakukan 2 atau 3 kali di tiap desa. Jadi kita datang ke desa dengan disertai bidan desa. Jadi kita yang turun ke desa. Sasaran sosialisasi MOP kami khususkan bagi pria yang sudah menikah, karena penekanan sosialisasi kami fokuskan ke pria.”

Kegiatan Sosialisasi Akseptor KB MOP 1 “Ada penyuluhan dari Kecamatan Gedong Tataan tapi tidak dilakukan secara rutin, saya pernah mengikuti 1 kali. Pada saat penyuluhan dijelaskan tentang KB MOP dan karena saya dan istri tidak ingin punya anak lagi jadi saya ingin mengikuti MOP ini”

Kegiatan Sosialisasi Akseptor KB MOP 2 “Kebetulan istri saya dari PPKBD dan saya tidak pernah ikut penyuluhan, jadi saya dijelaskan oleh istri saya tentang KB MOP ini jadi dengan MOP ini tidak bisa memiliki anak lagi tetapi saya bisa tetap berhubungan suami istri seperti biasanya.”

Kegiatan Sosialisasi Akseptor KB MOP 3 “Pertama dari penyuluhan dan juga dari kawan dekat yang sudah di MOP, saya pernah mengikuti penyuluhan di desa 1 kali, MOP ini hanya untuk pria yang tidak ingin memiliki anak lagi, karena anak saya sudah 4 saya rasa sudah cukup”

Kegiatan Sosialisasi Non Akseptor KB MOP 1 “Tidak tahu, dulu istri saya yang KB. Saya tidak pernah mengikuti sosialisasi tentang KB”

Kegiatan Sosialisasi Non Akseptor KB MOP 2 “Saya hanya dengar-dengar saja, kurang begitu mengetahui dengan pasti. Saya juga

Page 4: Tabel Triangulasi

tidak pernah ikut, tapi sepertinya bagus ya”

Kegiatan Sosialisasi Non Akseptor MOP 3 “Saya kurang begitu tahu, saya pernah diajak ikut penyuluhan tapi kan saya kerja jadi saya tidak pernah ikut. Menurut saya kurang pantas lah kalau laki-laki yang ikut KB”

TABEL TRIANGULASI

Fokus 3 Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Fokus Informan Deskriptif Hasil Wawancara

Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Perencana Program KB MOP (BPPKB)

“Ya kita menyediakan alat dan obat kontrasepsi MOP seperti gunting, ring klem, forsep bedah, plester, kasa dan lain-lain. Kita menghitung kebutuhan alat, obat dan cara kontrasepsi untuk kebutuhan 1 tahun. Kami juga bekerja sama dengan Puskesmas, dan apabila ada kekurangan alat kami koordinasikan ke BKKBN Provinsi”

Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran)

“Alatnya ada di Puskesmas Induk biasanya di Puskesmas Gedong Tataan dilayani nya. Strategi kami ya bekerjasama dengan BKKBN sehingga ada bantuan dari BKKBN”

Ketersediaan Alat Pelaksana Program KB MOP “Alatnya memang ada, kita juga dibantu dari BPPKB untuk alat-alat MOP ini,

Page 5: Tabel Triangulasi

Pelaksanaan Program MOP (Puskesmas Gedong Tataan) biasanya untuk MOP ini alatnya disesuaikan dengan jumlah akseptor, karena dalam pelaksanaan MOP ini biasanya dilakukan secara massal seperti adanya TKBK, ataupun seperti bakti sosial. Strategi kami ya bekerjasama dengan dinas kesehatan dan BPPKB untuk menjamin ketersediaan MOP”

Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 1 “Ya sepertinya lengkap saya dilayani dengan baik”

Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 2 “Saya kurang tahu tentang alat KB MOP, saya hanya mendaftar dan hanya dimintai persetujuan saja”

Ketersediaan Alat Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 3 “Meskipun saya kurang paham, tapi saya rasa alatnya lengkap”

Page 6: Tabel Triangulasi

Tabel Triangulasi

Fokus 4 Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksaan Program MOP

Fokus Informan Deskriptif Hasil Wawancara

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Perencana Program KB MOP (BPPKB)

“Yang dapat melakukan tindakan adalah dokter yang sudah terlatih dan sangat terbatas, karena setiap tahun pelatihan itu sendiri dilatih dari BKKBN pusat dengan keterbatasan jumlah, jadi memang tidak setiap tahun mendapatkan pelatihan”

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran)

“yang melakukannya dokter, tapi terbatas, hanya ada 2 dokter yang mampu melaksanakan MOP. Tidak ada jadwal pelatihan yang pasti”

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Pelaksana Program KB MOP (Puskesmas Gedong Tataan)

“Yang dapat melakukannya dokter yang terlatih. Dokter di kecamatan baru 2 orang, jadi kalau misalnya akseptor lumayan banyak kita dibantu tenaga kesehatan dari Provinsi”

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 1 “Petugas kesehatannya baik, kami diberi penjelasan tentang manfaat KB MOP secara jelas. Bahkan saya sekarang menjadi paham bahwa KB MOP tidak menimbulkan efek samping”

Page 7: Tabel Triangulasi

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 2 “Kami dilayani dengan baik, diberi penjelasan, tapi sepertinya jumlah petugas yang melakukannya sedikit”

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Pelaksanaan Program MOP

Akseptor KB MOP 3 “Saya merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh para petugas yang melakukan tindakan MOP ke saya”

Tabel Triangulasi

Fokus 5 Permasalahan Pelaksanaan Program KB MOP

Fokus Informan Deskriptif hasil wawancara

Permasalah pelaksanaan program KB MOP

Perencana Program KB MOP (BPPKB)

“Untuk Kecamatan Gedong Tataan tidak terlalu signifikan tergantung pada konseling pada calon akseptor. Kendala biasanya masih banyak yang menganggap MOP mempengaruhi seksual mereka, kurangnya dokter yang terlatih dan juga masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa KB itu tanggung jawab istri”

Permasalah pelaksanaan program KB MOP

Perencana Program KB MOP (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran)

“ Seperti yang tadi, ketersediaan tenaga kesehatan yang mampu melaksanaan KB MOP dokternya masih kurang, alat-alatnya hanya puskesmas yang mampu melayani emergency yang mampu melakukan pelayanan MOP. Kendalanya yaitu masih banyak masyarakat menganggap bahwa MOP itu menggangu proses seksual, sehingga dia tidak mampu melaksanakan kegiatan seksual dengan baik, jadi dapat mempengaruhi hubungan seksual mereka saat melakukan hubungan suami istri”

Permasalahan pelaksanaan program KB MOP

Pelaksana Program KB MOP (Puskesmas Gedong Tataan)

“Kendalanya masih banyak masyarakat yang takut dan awam. Ada yang berpendapat atau mitos bahwa itu kebiri, nanti kalau udah dikebiri menjadi tidak kuat. Itulah kendala kita untuk menarik pasien supaya di MOP itu saja,

Page 8: Tabel Triangulasi

jadi konseling kita harus lebih dalam.”

Permasalahan pelaksanaan program KB MOP

Akseptor MOP 1 “Setelah tindakan tidak ada efek samping. Tidak ada kesulitan, malah lebih menggairahkan. Tidak menganggu seksual dengan istri”

Permasalahan Pelaksanaan Program KB MOP

Akseptor MOP 2 “tidak ada kesulitan, tidak menganggu hubungan suami istri. Kesan saya ya merasa lega, Cuma harus dipikirkan lagi karena kalau MOP itu harus betul-betul sudah mantap tidak mau punya anak lagi. Pesan saya buat pria-pria lain kalau anaknya kebanyakan kasihan juga, daripada nanti istri kita repot dan banyak keluhan terkadang badan nya sakit, takut gendut, jadi kita saja yang di MOP”

Permasalahan Pelaksanaan Program KB MOP

Akseptor KB MOP 3 “ Gak ada kesulitan, biasa aja. Tidak mengganggu hubungan suami istri. Gairah seksual saya rasa tidak ada masalah. Program ini saya rasa cukup bagus, karena apabila sudah mengerti lebih baik ikut Kb karena itu menolong dan efek samping tidak ada jadi saya anjurkan karena memang program ini bagus untuk masyarakat yang lain.”