20
Sajian Utama Edisi I Tahun IX Mei 2010 Pemilihan Rektor Undip 2010 Eksklusif Hasil Polling Rektor Undip Ketika Kuota SNMPTN Berkurang Liputan khusus

Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Sajian Utama

Edisi I Tahun IX Mei 2010

Pemilihan Rektor Undip 2010

EksklusifHasil Polling Rektor Undip

Ketika Kuota SNMPTN BerkurangLiputan khusus

Page 2: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelin-dung: Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat: Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho Pemimpin Umum: Hendra Kusuma Wahyu H. Sekretaris Umum: Ratna Trianingsih Pe-mimpin Redaksi: Ridha Swasti Hapsari Pemimpin Litbang: Alan Prahutama Pemimpin Perusahaan: Arvinda Hanugraheningtyas Sekretaris Redaksi: Satya Sandida Redaktur

Pelaksana: Nurul Huda Staf Redaksi: Astri Nur Afidah, Muhammad Alfi M, Nedia Guswina, Mar’atush Sholihah, Destya Dwi Pangestika, Al-laeilly Hardhiani. Redaktur Artistik dan Online: Siti Khatijah Staf Artistik dan Online: Furqon Abdi, Amalia Puspita Sari, Muhammad Reza Husain, Azam David Saifullah, Widya Prabandari, Ratih Putri Budiayanty. Manajer Iklan: Taufik Hidayat Staf Iklan: Hayattul Fitri, Rahman Adi Nugroho, Taufik Budiawan. Manajer Rumah Tangga: Eka Mei Fajar Y Manajer Produksi dan Distribusi: Tidar Priyo Santoso Staf Produksi dan Distribusi: Widayanti Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 E mail [email protected] Website www.manunggal.undip.ac.id

Redaksi menerima tulisan berupa opini, esai, puisi, cerpen, surat pembaca, resensi buku dan akademika. Tulisan diketik rapi dengan spasi 2 maksimal 3 folio. Redaksi berhak melakukan penyuntingan naskah seperlunya.

Terdepan dan Terbaik

UNDIP sedang melakukan pembangunan besar-besaran. Namun, di antara pemba ngu-nan-pembangunan itu, ada salah satu ge-dung yang terhenti pembangunannya yakni

Gedung Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) dibiarkan begitu saja terbengkalai. Padahal gedung yang saat ini pembangunannya telah mencapai 3 lan-tai. Banyak hal menjadi pertanyaan, karena tidak semua orang mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan untuk pembangunan gedung tersebut. Sedangkan kita mengeta-hui bahwa untuk masuk FK butuh biaya yang

mahal. Jadi, apakah pembangunan gedung FK yang baru akan terus tersendat?Dan apakah harus membayar lebih mahal lagi agar gedung itu dapat cepat ditempati? Se-bagai mahasiswa FK mengharapkan adanya transparansi dari pembangunan Gedung FK tersebut.

Lxxxx.com

SALAM REDAKSI

2

Dok. Manunggal

Ma

sD

ipo

Salam hangat, pembaca Tab-loid Manunggal tercinta. Tak terasa, waktu terus bergulir. Ini pula yang terjadi pada Manung-gal. Pada edisi kali ini, Manung-gal telah memiliki nahkoda dan awak kepengurusan yang baru. Dengan harapan akan selalu memberikan yang terbaik untuk para pembaca yang budiman.

Kami menyadari, dalam setiap tirai organisasi terdapat berbagai hambatan, ujian dan tantangan, baik berakar dari masalah internal maupun internal. Hal demikian juga terjadi di Manunggal. Na-mun, dengan semangat baru, kami berusaha konsisten selalu hadir dengan kualitas pemberitaan

yang andal, cerdas dan berkualitas.Tabloid edisi ini cukup spesial.

Mengapa? Karena kali ini men-gangkat edisi khusus Pemilihan Rektor Undip (Pilrek) periode 2010-2014. Calon tetap adalah Prof. Dr. dr Susilo Wibowo, MS. Med.Sp.And, Prof. Dr.Ir. Supri-haryono MS. PhD, Prof. Dr. Arief Hidayat, SH. MS serta, Prof. Sudharto PH. MES. PhD. Mereka akan berkompetisi untuk memperebutkan kursi pimpinan Undip. Namun, pemilihan rektor yang dilakukan oleh Senat Uni-versitas masih dilakukan pada 8 Juni 2010 mendatang. Oleh karena itu, untuk menjaring apr-esiasi dan aspirasi mahasiswa,

kami mengadakan polling rektor untuk mengetahui kriteria rektor yang diharapkan mahasiswa kini.

Selain itu, dalam liputan khusus kami menyikapi isu terkait kuota SNMPTN yang cende-rung menurun. Tentu, ini jelas akan mempengaruhi kualitas penjarin-gan mahasiswa. Oleh karena itu, perlu adanya kompetitas yang adil agar terpilih mahasiswa berkualitas. Dalam fokus, kami mengangkat keinginan Undip untuk memiliki Wimax sehingga memberikan pelayanan yang lebih baik pada mahasiswa. Semoga tabloid edisi ini merupakan tonggak awal bagi kami untuk selalu menjadi yang ter-depan dan yang terbaik. (Redaksi)

Senat akan memilih Rektor Undip baru

Dipilih yang pailng baik ya…

****

Rektor minimal Lektor KepalaYang penting menjadikan Undip

lebih baik

****

Kuota SNMPTN menurun lagi?Kayaknya hanya yang pintar yang

boleh kuliah

****

Pustakawan Undip menjadi terbaik kedua nasional

Akhirnya, Undip bisa menunjukkan taringnya. Kapan bisa nomor satu

ya..?

****

Azam

/ Man

ungg

al

Page 3: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

BERBAHAYA!Jangan makan daging, telur, susu, dan ikan….?

Oleh: Bahrum Lubis *)

O P I N I

G A U N G

3

Pangan merupakan komoditas penting yang sering terlupakan. Misalkan anda me-lihat berita di media cetak ataupun elek-tronik. Sangat minim sekali tulisan yang membahas pangan. Namun akan banyak sekali anda temukan berita politik, per-ang, artis, kriminalitas ataupun olahraga. Berita yang sesungguhnya memang pent-ing meskipun seharusnya kalah penting jika dibandingkan dengan pangan. Pangan adalah faktor yang berpengaruh langsung terhadap kesehatan anda dan keberadaannya sangatlah penting bagi manusia. Tidak ada manusia yang dapat bertahan hidup tan-pa makan. Karena pangan merupakan sumber energi bagi manusia untuk hidup dan beraktivitas, seperti kenda-raan bermotor yang membutuh-kan bahan bakar untuk bergerak. Meskipun manusia tidak ditakdir-kan hidup untuk makan, namun ma-nusia tetap harus makan untuk hidup.

Beberapa komoditas pangan bergizi baik yang sering ditemui antara lain susu, daging, telur dan ikan. Bahan pangan tersebut ten-tunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Kandungan nutrisi di dalamnya sudah tidak

diragukan lagi bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi dengan benar. Dewasa ini, banyak sekali kita temui kasus keracunan makanan di masyarakat, meskipun jenis makanan yang mereka konsumsi adalah makanan yang menyehatkan. Masalah yang sering terjadi pada pangan bukan karena pangan tersebut yang bermasalah, tapi karena cara pengolahan ataupun peramuan yang kurang baik. Hal tersebut mungkin terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat ataupun in-dustri dalam bidang pangan khususnya pen-

golahan pangan. S e h i n g g a p a n g a n yang asal-nya baik

pun dapat b e r u b a h

menjadi ra-cun bagi tu-

buh. Bagaimana agar bahan pangan

tersebut tidak menjadi penyakit dalam tubuh?

Jawabannya sungguh sederhana, kunci-nya adalah dengan pola makan yang baik.

Pernahkah perut anda sakit setelah anda makan susu dengan daging? Atau daging dengan ikan? Jika iya tahukah anda apa pe-

nyebabnya? Menurut sebuah studi, dikatakan bahwa setiap jenis makanan memiliki ion yang berbeda, yaitu ion positif dan ion negatif. Jika ion positif dan ion negatif tersebut ber-temu di dalam tubuh (saluran pencernaan), maka terjadilah reaksi biokimia yang dapat merusak usus. Seperti halnya daging ayam yang mengandung ion positif bertemu den-gan ikan yang memiliki ion negatif, maka pertemuan makanan itu di dalam tubuh akan mengakibatkan reaksi biokimia yang dapat menimbulkan kerusakan pada usus kita. Oleh karena itu, cobalah menghindari makan susu dengan daging, daging dengan ikan, ikan dengan susu, ayam dengan susu, ikan dengan telur, ikan dengan daun salad, susu dengan cuka dan buah bersama susu. Pola makan, itulah sejatinya kunci hidup sehat bagi

kita. Karena terkadang pola makan kita yang kurang baik akan berakibat buruk bagi diri kita sendiri. Mungkin efek dari pola makan kita yang sembarangan tidak akan terasa dalam waktu dekat, namun dalam jangka panjang hampir bisa dipastikan hal tersebut akan menjadi masalah besar. Apabila anda tidak percaya, cobalah! Belum terlambat bagi kita untuk merubah pola makan kita menjadi lebih baik untuk hidup yang lebih sehat.

*)Mahasiswa Program Studi Teknolo-gi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.

Belum lama bangsa ini memilih pe-mimpinnya secara langsung. Hawa politis pekat terasa seiring proses kampanye calon presiden. Media massa, jalan protokol, pohon-pohon penuh dihiasi wajah-wajah yang mengaku “satria piningit”, sang pe-mimpin yang terpilih. Kemudian disusul pemilihan pemimpin daerah di seluruh Indonesia, juga secara langsung. Ya, ini-lah bentuk manifestasi Indonesia sebagai negara demokratis.

Dengan berbagai moto, visi, dan misi para calon pemimpin menawarkan solusi jitu untuk setiap persoalan. Mari kita se-dikit menilik fenomena pemilihan calon anggota DPR-DPRD yang lalu. Demi mendapatkan jatah kursi, banyak calon melakukan “usaha” diluar kemampuan mereka. Akhirnya, mereka yang telah mati-matian berjuang dan tersingkir, tidak sedikit yang menghabiskan sisa waktu di rumah sakit jiwa.

Kurang dari satu minggu lagi, Uni-versitas Diponegoro (Undip) pun akan melaksanakan praktik demokratisasi ini. Undip akan memilih pemimpinnya un-

Dicari, Pemimpin yang Melayani dan Ngawulo

tuk empat tahun kedepan. Sedikit berbeda dengan pemilihan pejabat pemerintah, pe-milihan rektor universitas memiliki aturan tersendiri. Aturan yang disusun o l e h Kementrian Pendidikan Nasi-onal ini bermaksud mereduksi iklim politis, akibatnya pe-milihan rektor universitas jauh dari hingar-bingar kampanye politik.

Pemilihan yang cerdas menjadi kerangka berpikir pemilihan rektor univer-sitas. Calon tidak perlu bersusah payah mema-sang foto di Koran atau berpanas-panasan di-pasar sembari menyampaikan visi dan misi. Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan hak suara hanya dimiliki Senat Universitas yang memang telah mengenal para calon rektor. Mengingat kualitas yang diunggulkan, bukan popularitas.

Pada dasarnya, pemimpin adalah pelayan masyarakat, dengan kata lain pemimpin yang

baik adalah pemimpin yang dapat melayani dengan baik. Satu kebijakan pemimpin, akan dirasakan seluruh awak institusi,maka kebi-jakan yang diambil harus yang pro institusi. Taruhlah misalnya pada institusi universitas. Karena mahasiswa sebagai stake-

holder terbesarnya, maka kebijakan universitas ha-rus mempertimbangkan

kepentingan maha-siswa.

Pe m i m p i n sudah harus bisa

mematikan egonya, menjadi pribadi yang nglayani dan ngawulo. Prioritas

keputusannya adalah orang lain, bukan dir-

inya. Sudah harus meng-ganti kata “saya” menjadi “kita”

a t a u bahkan “mereka” dalam kamus hidupnya. Menjadi pribadi yang cerdas, ber-sinar dan be extraordinary adalah hal yang mudah. Cukup lakukan lebih, konsentrasi dan berdaya saing tinggi. Namun menyinar-

kan seluruh awak bukan perkara sepele. Memanaj agar seluruh gerigi universitas berputar dan berfungsi maksimal bukan hal mudah.

Lembaga pendidikan sebagai sang-gar olah pikir, mental, dan raga harus dipimpin sosok satrio pinilih. Menjaga kemurnian institusi universitas agar tetap pada khitahnya, mencerdaskan kehidu-pan bangsa. Bila saat ini telah muncul penyakit dunia penyiaran yang bernama politik ekonomi media. Sebuah bentuk monopoli media oleh segelintir kapitalis (pemilik modal) sehingga dapat menga-rahkan bentuk pemberitaan. Semoga ti-dak muncul politik ekonomi pendidikan, yang memungkinkan tujuan, aturan, visi dan misi pendidikan disetir oleh oknum pemodal.

Oleh: Hendra Kusuma

*) Pemimpin Umum LPM Manunggal periode2010

Page 4: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

“Setiap orang berhak mengem-bangkan diri melalui pemenu-han kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan mem-

peroleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat manusia”. Demikianlah bunyi dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C. Pasal tersebut menguatkan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, tidak ada ba-tasan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

Namun, pasal tersebut terlihat semu apa-bila kita meneropong realita yang terjadi pada perguruan tinggi sekarang ini, terutama per-guruan tinggi negeri. Perguruan tinggi negeri sebagai lembaga pendidikan yang berada di bawah kendali pemerintah, diharapkan juga memberikan peluang bagi mayarakat yang memiliki kendala ekonomi, tetapi harapan tersebut agaknya kini berubah. Salah satu cara melihat dilema tersebut adalah dalam proses penjaringan mahasiswa.

Bagi perguruan tinggi negeri (PTN) dalam menjaring mahasiswa barunya dilakukan den-gan berbagai jalur, baik yang dilakukan oleh PTN sendiri, seperti UM (ujian mandiri), SPMU, dan PSSB. Ataupun melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang diadakan secara serentak oleh Dikti. Sasarannya adalah mahasiswa cerdas yang berasal dari keluarga ekonomi lemah. Dengan demikian, mereka tidak perlu

Setiap tahun, seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia melakukan penjaringan mahasiswa baru dengan berbagai jenis jalur seleksi. Salah satunya, adalah melalui jalur SNMPTN. Sasarannya adalah siswa yang memiliki potensi dan keunggulan,

tetapi mengalami keterbatasan dana. Dengan demikian, harapannya mereka yang ter-kendala ekonomi akan memiliki peluang yang sama untuk menggapai pendidikan di

PTN. Namun, dalam realitanya, kuota mahasiswa jalur SNMPTN cnederung menurun. Lalu, bagaimanakah kualitas penjaringan mahasiswa apabila hal tersebut akan terus

berjalan?

LIPUTAN KHUSUS

Ketika Kuota SNMPTN BerkurangKetika Kuota SNMPTN Berkurang

4

“Kuota SNMPTN jangan terlalu kecil karena masih ada Perguruan Tinggi (PT) yang masih kurang in-

tens”

membayar biaya sumbangan yang tinggi kepada universitas.

Namun, banyak PTN yang kini mengurangi kuota mahasiswa dari jalur SNMPTN. Jelas, ini juga akan berp enga-ruh pada kualitas penjaringan mahasiswa karena PTN akan lebih membuk ‘gerbang-nya’ kepada mahasiswa yang memberikan sumbangan daripada mahasiswa dari jalur SNMPTN yang notabene berasal dari keluarga ekonomi lemah. Karena sema-kin sedikit mene r ima mahasiswa dari jalur SNMPTN a t a u p u n PSSB maka PTN sema-kin banyak menerima mahasiswa ’penyum-bang universitas’.

Mungkin, masyarakat mulai lega ke-tika UU BHP dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Namun, perlu juga menyikapi kebijakan PTN yang mengurangi kuota SNMPTN. Seperti yang diungkapkan Pembantu Rektor 1 Universitas Dipone-goro, Prof. Ignatius Riwanto yang menegas-kan bahwa memang dari Dikti tidak ada peraturan mengenai kuota masing-masing program seleksi ini (UM, PSSB maupun SNMPTN), kebijakan ditentukan oleh universitas yang bersangkutan.

Mungkin pepatah Jawa ”ono reg ono rupo” benar adanya. Melihat kualitas pendidikan

dari PTN harus sesuai dengan biaya yang harus dibayarkan mahasiswa. Apalagi jika melihat berbagai PTN favorit, seperti UI maupun UGM yang telah menjadi BHMN sehingga mahasiswa harus membayar berb-agai dana pendidikan, misalnya mahasiswa harus membayar biaya SKS (sistem kredit se-mester). Masalahnya, masih ada tunas bangsa yang berkualitas namun terkendala dana. Sehingga ketakutan akan mampu meng-enyam pendidikan PTN favorit pun akan

m e n g h a n -tui mereka. Seharusnya, pemerintah dalam hal ini Dikti harus mempunyai rambu-ram-

bu yang tegas agar tidak ada ’permainan’ dari PTN yang mengurangi kuota SNMPTN yang merupakan sarana dari pemerintah.

Kebijakan Beragam

Terkait kecenderungan penurunan kuota SNMPTN, Pembantu Rektor 1 Universitas Diponegoro, Prof. Ignatius Riwanto men-egaskan bahwa tidak ada pengurangan kuota calon mahasiswa melalui jalur SNMPTN 2010. Kuota untuk masing-masing program seleksi tetap sama dengan tahun lalu, yaitu 50-60 % untuk SNMPTN, 30-40% untuk UM dan PSSB sisanya sekitar 10-20%. “Semula memang kita berharap SNMPTN semakin sedikit, seperti UI dan UGM yang tidak

sampai 5%, tapi kita komit dengan teman-teman untuk tidak mengurangi SNMPTN setelah melihat kualitas mahasiswanya yang ternyata baik”, ungkap Riwanto. Dia menam-bahkan bahwa sebenarnya memang biaya sumbangan tinggi yang diberikan kepada PTN akan digunakan untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan universitas.

Selain itu, Ketua UM Undip, Drs. Sutarno mengatakan bahwa untuk penetapan biaya sumbangan sendiri berasal dari masing-mas-ing fakultas. Kemudian keputusan dari mas-ing-masing fakultas tersebut, dibawa ke rapat senat universitas. ”Kita tidak bisa menetap-kan sumbangan dengan seenaknya, karena uang sumbangan tersebut akan kembali ke kas negara. Apalagi setiap setengah tahun sekali ada pemeriksaan dari negara (Dikti) dan BPK. Sehingga dalam pemakaiannya pun tidak boleh sembarangan.” tambah Sunarto.

Senada dengan PR I Undip, Pemban-tu Rektor I Universitas Negeri Semarang (Unnes) Supriadi Rustad mengatakan, kuota penerimaan mahasiswa Unnes masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni 30% untuk SNMPTN. Kebijakan ini dipilih berdasar-kan himbauan koordinator Rektor. “Kuota SNMPTN jangan terlalu kecil karena ma-sih ada Perguruan Tinggi (PT) yang masih kurang intens,” jelasnya.

Rustad menambahkan, ini juga sebagai langkah pemerataan dan kebersamaan otonomi PT. Mengenai perbandingan kuali-tas, dosen Pendidikan Fisika ini menuturkan input kualitas SNMPTN dan UM tidak jauh berbeda. “Meskipun kualitas soal SNMPTN jauh lebih sulit dan memiliki standar lebih tinggi, persaingan pada UM tetap lebih ketat karena pendaftar lebih banyak,” ujarnya.

Dari berbagai pendapat di atas, mengi-syaratkan bahwa penetapan kuota penjarin-gan mahasiswa dari berbagai jalur merupakan kebijakan dari masing-masing PTN. Oleh karena itu, keliru apabila hanya menyalahkan universitas karena di sisi yang lain, dengan adanya pengurangan kuota SNMPTN akan lebih meningkatkan kompetitas seleksi untuk masuk ke PTN sehingga mahasiswa yang lolos nantinya merupakan mahasiswa yang benar-benar memiliki kualitas terbaik.

Penggabungan UN dan SNMPTN

Hal lain terkait SNMPTN adalah wa-cana penggabungan UN dengan SNMPTN. Pengamat pendidikan sekaligus Rektor IKIP PGRI Semarang, Muhdi, M.Pd mengatakan bahwa melihat kondisi pendidikan di In-donesia yang masih belum merata dari segi kualitas infrasruktur maupun fasilitas penunjang, sebaiknnya wacana tersebut disi-kapi dengan arif terlebih dahulu sebelum direalisasikan.

Sesuai salah satu tujuan bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke em-pat, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan terjangkau dan berkualitas yang adil dan merata merupakan syarat mutlak yang harus menjadi fokus pemerintah untuk menciptakan tunas bangsa berkualitas, yang dapat meneruskan estafet pembangunan bangsa ke depan. Dengan demikian, semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi individu yang cerdas, andal dan terbaik. (Ridha, Huda, Nedya)

Calon mahasiswa tengah melihat hasil pengumuman Ujian Mandiri (UM) I. Di beberapa Perguruan Tinggi Negeri kuota untuk UM lebih besar daripada kuota SNMPTN.

dok/ Istimewa

Page 5: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

5

Kebutuhan akan teknologi digital, salah satunya internet, banyak dibutuhkan masyara-kat. Perkembangan teknologi informasi sangat pesat pada

saat ini, kemudahan akses internet dan jelajah dunia maya di barbagai tempat. Berbagai fasilitas penunjang tentunya dibutuhkan un-tuk memudahkannya seperti adanya tempat ber hot spot, Laptop dengan teknologi wireless fidelity (wifi), dan modem. Lokasi-lokasi yang menawarkan layanan internet tanpa kabel yang dapat di akses dengan komputer atau laptop ber-wifi atau yang dinikmati pada hot spot area.

Kebutuhan masyarakat akan fasilitas in-ternet dengan tujuan berinvestasi atau untuk tujuan edukasi, tapi tidak banyak orang yang tahu, cara kerja, alat bahkan system yang di gunakan di perangkat hot spot tersebut.

Wimax merupakan alternatif dari akses cable untuk pngiriman layanan data Broad-band Wireless Acces (BWA) dengan meng-gunakan teknologi berstandar dasar IEEE 802.16. Teknologi ini merupakan suatu upaya untuk menjawab kebutuhan akan data rate yang besar, daya jangkau yang luas, serta kompatibilitas antar komponen di dalam jaringan.

Pengamat dan praktisi multimedia Ono W.Purbo pada seminar nasional dengan judul WIMAX, Solusi Komunikasi Cepat den-gan Jaringan Nirkabel di Gedung Dharma Wanita, Sermarang mengatakan, “Wimax merupakan adalah sejumlah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE 802.16.WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh.WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas, den-gan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps).”

Awalnya wifi menjadi sebuah solusi jitu untuk membuat jaringan internet nirkabel. Berbekal kecepatan data yang tidak terlalu buruk, Wi-Fi berhasil menjadi yang nomor satu di Indonesia. Namun posisi Wi-Fi akan sedikit tergeser dengan hadirnya sebuah rev-olusi baru di dunia IT, WiMax. Berbagai perubahan dan kelebihan-kelebihan menarik ditawarkan di sini.

“Perbedaan antara WiMAX dengan WiFi adalah standar teknis yang bergabung didalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (Euro-pean Telecommunication Standards Intitute ) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan

MENARA Bassed Transmitter Station (BTS) Undip yang berada di Tembal-ang. Demi meningkatkan pelayanan internet, Undip akan gunakan Wimax.

Ryo/Manunggal

Akses Cepat dengan

WiMAX merupakan penggabungan antara IEEE 802.16 dengan standar ETSI Hip-erMAN Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya,” jelasnnya.

Teknologi ini telah terpasang di Undip sejak November 2008. Barbagai perangkat pendukung yang koneksi ini terpusat di gedunng perpustakaan Undip untuk ke-mudian diteruskan ke fakultas-fakultas. Muhamad Nur DEA, Pembantu Rektor IV (PR IV) Undip mengatakan, “Adapun

perangkat yang telah terpasang tersebut berupa Micromax BSR (Base Station Radio) sering disebut pemancar, CPE Outdoor atau ProST sering disebut antena penerima, CPE Indoor atau Easy ST sering disebut antenna penerima di ruangan dan dipancarkan oleh wifi extension freq 2,4.”

“Terdapat tiga pemancar utama di lantai lima perpustakaan pusat Undip, Gedung Widya Puraya, kemudian di terima pada antena penerima di setiap fakultas. Dari penerima ini di pancarakan lagi menjadi wifi biasa. Untuk saat ini penerima sinyal

wimax baru dapat diterima komputer atau perangkat laptop yang sudah terpasang card wimax. Perlu ada card wimax secara khu-sus,” jelasnya.

Pemanfaatan wimax sendiri belum bisa digunakan untuk akses internet secara ter-buka. Walaupun di setiap fakultas sudah dapat antena penerima sinyal wimax tetapi ada beberapa fakultas yang masih belum dapat fasilitas perangkat pengunaan wimax ini. Hal ini disebabkan perlu adanya ijin frekuensi dari Menkominfo melalui Dep-kominfo untuk membuka akses internet ini. “Bisa saja kita gunakan secara open acces, tapi itu akan melanggar. Seumpama dibuka frekuensi yang kita gunakan ilegal. Penggunaan WiMAX saat ini ketika ada acara di Undip, seperti di Gedung Prof. Sudarto. Itupun untuk uji coba. Perijinan dari pemerintah ini diberikan dan haris mambayar untuk frekuensi yang digunaka. Frekuansi yang digunakan oleh undip pada frekuensi 3,44 Ghz, sedangkan pemerintah menggunakan frekuensi 2,4 Ghz,” Ungkap Dosen Fakultas MIPA tersebut.

Nur menambahkan, dalam pendanaan teknologi Informasi ini pengembangan teknologi informasi (IT) memerlukan dana yang dikeluarkan antara Rp 5,7 miliar sampai Rp 9,6 miliar dari APBN, Islamic Develop-ment Bank dan program Diknas PHK K-1 dialokasikan untuk infrastruktur mulai dari penyediaan server, storage system, kabel op-tic, wimax, langganan bandwith tinggi serta kebutuhan lainnya guna menjadi cyber uni-versity. “Sekarang semua fakultas di kampus Undip Tembalang dengan fakultas-fakultas kampus Undip di Pleburan sudah terkoneksi dengan baik. Wimax sendiri membutuhkan dana sebesar Rp 700 juta,” jelasnya.

Mahasiswa belum merasakan

Sosialisasi wimax kepada sivitas aka-demia Undip di nilai masih kurang. Ke-banyakan mahasiswa Undip belum tahu dan mengerti tentang adannya dan kegunaan fasilitas ini. Fakultas Teknik (FT) Jurusan Teknik Elektro, Bagus Priyadi mengatakan, ”Banyaknya minat mahasiswa untuk me-manfaatkan hotspot area di kampus membuat proses koneksi data menjadi “semrawut”. Hanya beberapa jurusan saja yang memang memiliki area hotspot yang kuat dan bagus. Berbeda lagi dengan keadaan hotspot di tingkat universitas, sebut saja di gedung Widya Puraya. Karena terlalu banyaknya pe-makai internet yang memanfaatkan hotspot area di tempat itu, maka koneksi internet-pun tidak jelas arahnya. Banyak mahasiswa yang mengeluh mengenai koneksi internet di Widya Puraya, dari sekian provider hotspot yang tersedia di WP (Widya Puraya-red.), tak ada satupun yang tersambung.”

Teknologi memang semakin berkem-bang. Oleh karena itu, Undip sebagai salah satu motor universitas nasional selalu men-gadopsi perkembangan tersebut untuk me-ningkatkan pelayanan kepada mahasiswa.

(Alfi)

Dunia teknologi kembali membuat gebrakan baru. Setelah beberapa kurun waktu jaringan internet terus mendapat kri-tikan akibat lamanya proses koneksi, sekarang hal itu tidak akan terdengar lagi. Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) hadir dengan kemampuan yang memesona. Undip bahkan telah menggunakan Wimax sebagai salah satu teknologi akses data internet generasi keempat untuk akses

internet tanpa kabel atau alternatif akses kabel.

F O K U S

Dok Manunggal

Page 6: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

6

Sri dan kawan-kawannya telah berhasil membuktikan bahwa Metode Cooking Terapi atau terapi memasak dapat menin-

gkatkan konsentrasi pada anak dengan ADHD. ADHD (Attention Deficit Hy-peractivity Disorder) adalah anak yang menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif serta sulit memusatkan perhatian dengan tingkat yang lebih berat, jika dibanding-kan dengan anak-anak lain seusianya. Kondisi ini tentunya akan mengganggu prestasi belajar anak dan secara keseluruhan akan membuat penurunan kualitas hidup anak dengan ADHD di kemudian hari (Wiguna, 2007). Lalu sebenarnya apakah Cooking Terapi itu? Bagaimana metode ini dapat meningkatkan daya konsentrasi anak dengan ADHD?

Cooking therapy adalah aktivitas memasak yang memadukan keterampilan fisik, kog-nitif, sosial, dan intrapersonal, yang meru-pakan terapi perilaku dengan inovasi baru bagi anak ADHD.

Dwidjo (2006) menyatakan prevalensi umum ADHD dunia adalah 5-8%. Di Indo-nesia belum ada angka resmi, tetapi penelitian Dwidjo tahun 2001-2004 pada 4.013 anak di 10 SD di Jakarta menunjukkan 25,2% siswa mem-perlihatkan indikasi ADHD (Kompas, 2007). Jumlah anak ADHD semakin meningkat. Sekarang ini prevalensi anak ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5%. Dengan kata lain, 1 dari 20 anak adalah pen-derita ADHD. Anak dengan ADHD dapat dihindarkan dari dampak yang lebih berat di masa mendatang dengan menerapkan penanganan yang tepat (Daniel, 2006).

Beberapa penelitian terakhir membuk-tikan bahwa cara terbaik untuk menangani anak ADHD adalah dengan mengkombi-nasikan beberapa pendekatan dan metode penanganan, yaitu dengan mengkombina-sikan terapi medikasi dan terapi perilaku. Metode perubahan perilaku bertujuan untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak.

Salah satu jenis terapi perilaku adalah tera-pi memasak (cooking therapy). Memasak dapat mendayagunakan kemampuan individu se-cara komprehensif, meliputi kemampuan

Terapi Memasak, Tingkatkan Konsentrasi Anak

fisik (yaitu berhubungan dengan perasaan dan motor keterampilan), kognitif (seperti memori dan perhatian), sosial (yaitu sikap dan maksud yang simbolis dari aktivitas), serta intrapersonal (menghargai diri sendiri, kepercay-aan diri, dan k e -

mampuan membangun hubun-gan) serta kemampuan in-trapersonal (Nuryanti, 2007).

Semua aspek tersebut sebagai pertim-bangan dalam melakukan suatu terapi. Dan Cooking Therapy telah mencakup keselu-ruhan aspek ini. Hal inilah yang men-dorong Sri dan kawan-kawannya untuk melakukan experiment berkaitan dengan Cooking Therapy jika terapi ini diterapkan pada anak dengan ADHD. Keefektifannya terapi ini perlu diteliti dalam meningkatkan konsentrasi anak dengan ADHD.

Penelitian ini berfokus pada efektififitas Cooking Therapy dalam meningkatkan kon-sentrasi anak ADHD. Tujuan penelitian adalah mengetahui keefektifan Cooking Therapy dalam meningkatkan konsentrasi anak dengan ADHD. Kegunaan penili-tian ini bagi orang tua adalah memberikan gambaran mengenai penerapan Cooking Therapy sebagai terapi perilaku yang ber-manfaat bagi peningkatan konsentrasi dan perkembangan anak ADHD dalam aspek kognitif, motorik, dan intrapersonal. Se-dangkan bagi guru , penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai

strategi penerapan Cooking Therapy dalam proses akademik. Target output cooking therapy adalah terbentuknya satu paket terapi efektif bagi peningkatan konsentrasi

anak ADHD.Metode yang

digunakan ada lah

pen-

eli-t i a n

kuantitatif dengan jenis

penelitian quasi expe-riment tanpa kelompok kontrol. Variabel penelitian ini adalah perlakuan berupa coo-king therapy sebagai variabel independen dan lama konsentrasi sampel sebagai variabel dependen. Lama konsentrassi hitung dalam satuan waktu (detik). Sampel berjumlah 30 anak ADHD yang ada di SLB (Sekolah Luar Biasa).

Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB (Se-kolah Luar Biasa) Negeri Semarang, Jalan Elang Raya No. 2 Mangun Harjo Tembalang. Adapun terapi dilaksanakan dalam tiga siklus yang berada pada rentang tanggal 5 Maret 2009 sampai dengan 15 Juni 2009.

Hasil Penilitian

Uji statistik dengan uji berbeda menunjukkan bahwa cooking therapy sangat efektif dalam meningkatkan tingkat konsen-trasi anak dengan ADHD. Hal ini tampak dari hasil uji beda yang menyatakan bahwa hasil uji normalitas (Npar Tests) menunjuk-kan distribusi normal. Nilai Asymp. Sig. (2-

PENELITIAN

tailed) pre tes = 0, 113 > 0,05 dan post tes = 0,561>0,05 maka data terdistribusi normal. Dengan demikian, uji hipotesis yang dipakai dalam hal ini adalah paired test. Hasil penghitungan paired sampel tes, t tabel dengan df 19 = 2,0930, sedangkan t hitung = -5,107 > t tabel maka hipotesis diterima artinya ada perbedaan nilai post tes dengan pre tes. Selama proses penelitian, dapat ditarik kesimpulan Cooking Therapy bersifat efektif dalam meningkatkan kon-sentrasi anak dengan ADHD.

Dalam proses penelitian, peneliti mengambil sampel anak ADHD usia sekolah dengan rentang usia 6-12 tahun. Ketersediaan sampel diperoleh dari SLBN Semarang dengan jumlah sampel 30 siswa hiperaktif dengan rentang usia sampel 6-12 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami proses percepatan pada 10-12 tahun. Pada usia seko-lah ini, secara umum aktivitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat kekuatan motoriknya (Marwani, 2006).

Selama proses Cooking Therapy, Sri dan kawan-kawannya menyesuaikan jenis bahan dan peralatan memasak dengan beberapa pertimbangan kesehatan, keamanan, dan ke-selamatan anak hiperaktif. Penelitian tentang Cooking Therapy yang dilakukan merupakan penelitian pertama yang berfokus untuk me-ningkatkan konsentrasi anak ADHD. Dalam penelitian Cooking Therapy penggunaan ba-han makanan yang dipakai telah disesuaikan dengan jenis makanan yang dapat dikon-sumsi oleh anak hiperaktif. Jenis makanan yang dipilih dalam Cooking Therapy adalah serabi beras merah. Adapun alasan bahan tersebut karena peralatan yang digunakan da-lam penelitian ini sangat mempertimbangan kesehatan, keamanan, dan keselamatan anak hiperaktif.

Bagaimana pembaca? Ternyata memasak sambil melakukan terapi bisa juga seperti menyelam minum air. Kegiatan sehari-hari yang sangat mudah kita lakukan ternyata dapat bermanfaat bagi perkembangan men-tal anak-anak. Tak ada salahnya mencoca bukan?

(Mar’atush, Azzam).

Pertama, 30 sampel dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing kelom-pok diberikan perlakuan yang sama pada waktu yang berbeda. Perlakuan ini adalah

Pre test, tiga kali perlakuan terapi, dan post tes.

• Pre test dan post tes berisi proses yang sama yaitu menonton film kartun anak berbasis pendidikan untuk saling menyayangi.

• Perlakuan berupa cooking therapy yaitu terapi memasak serabi beras merah.Konsentrasi anak dihitung dari lamanya anak dapat memfokuskan per-hatian pada film.

Siapa bilang memasak hanya sekedar hobi. Berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP), empat orang mahasiswa Ilmu Keperawatan Undip, yakni Sri Hindriyastuti, Siwi Sri Widowati, Endah Astuti dan Pindri mengembangkan

Cooking Theraphy. Proposal yang mereka susun akhirnya disetujui Dikti untuk diwujudkan dalam bentuk penelitian.

Pelaksanaan Penelitian

Page 7: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

7

WAWANCARA KHUSUS

UN Masih Dinilai Memberatkan

Kondisi pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Salah satunya pelaksanaan Ujian Na-sional (UN) yang menyisakan

beragam kontroversi. UN yang diterapkan pemerintah sebagai syarat kelulusan ternyata belum mampu menghasilkan kualitas sum-ber daya yang optimal. Tidak sedikit siswa yang sebenarnya berprestasi malah tidak lulus. Bahkan, ada yang nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Bukannya menata ulang pelaksanaan UN, Kementerian Pendidikan Nasional justru berniat menggunakan hasil UN se-bagai syarat mutlak masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Seleksi universitas, seperti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau Ujian Mandiri (UM) akan ditiadakan.

Berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan ini menarik Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi SH Mhum unjuk bicara. Simak petikan wawancara reporter Manung-gal, Muhamad Alfi, dengan pengamat pen-didikan ini.

Hasil UN dijadikan patokan kelulusan siswa. Bagaimana menurut Anda?

Memang salah satu tujuan UN adalah sebagai alat penerimaan pada jenjang yang lebih tinggi. Permasalahan yang terjadi, ka-lau hal itu dipakai sebagai sebuah standar atau ukuran. Lalu muncul suatu pertanyaan, apakah UN atau UASBN sudah benar-benar memenuhi berbagai unsur kualitasnya?

Menurut saya, saat ini UN maupun UASBN belum seperti yang kita harapkan, sebagai sarana menentukan kualifikasi se-seorang pada jenjang yang lebih tinggi di semua daerah. Mengapa demikian? Saya ma-sih melihat ada beberapa hal. Untuk melak-sanakan UN saja sebenarnya pemerintah harus memenuhi standar minimal terlebih dahulu, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 19. Penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi standar minimal, mulai dari guru atau Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana, perpustakaan, laboratorium dan lain sebagainya. Menurut hemat saya, UN bisa diselenggarakan setelah pemerintah me-menuhi atau menstandarisasi SDM, sarana prasarana dan aksesnya terlebih dahulu.

Melihat kenyataannya, dari dulu UN sudah digunakan sebagai patokan kelulu-san siswa. Sebaiknya bagaimana?

Sekarang saja standarisasi sekolah masih seperti itu. UN masih patut kita perdebat-kan, apalagi bila dijadikan dasar penerimaan perguruan tinggi. Ini harus diluruskan ter-lebih dahulu. Menurut saya, mari kita mulai dengan tenang, penuhi standar sekolah dulu, sesuai yang terdapat pada PP No 19. Kita lihat pendidikan di Indonesia sekarang, gu-runya saja masih jauh dari standar minimal pendidikan harus sarjana. Sekitar 50% (1,6 juta) guru masih belum sarjana.

Di Jawa Tengah misalnya saja, masih banyak siswa diajar guru yg tidak sesuai, seperti matematika diajar oleh guru bukan berasal dari matematika. Ini membuat ke-adilan menjadi tidak ada. Maka pemerin-tah harus bertindak, caranya semua seko-lah diberikan fasilitas, guru sesuai standar, dan kesejahteraan guru yg baik. Sekarang,

pemerintah harus memanfaatkan UN. Bu-kan sekadar penentuan kelulusan tetapi juga pemetaan untuk melihat sekolah yang belum berhasil.

Jadi, wacana penggabungan UN dengan SNMPTN belum dapat diterapkan?

Bisa, apabila hasil UN dapat dipetang-gungjawabkan. Hasil ujian obyektif. Ke-curangan dan pelanggaran juga dapat di-minimalisir. Kalau masih ada kecurangan seperti bocornya soal ujian, penyontekan karena pengawasan yang kurang, maka akan ada dua kerugian, yakni keadilan, karena banyak siswa lulus dengan cara instan. Se-lain itu perguruan tinggi juga mendapatkan output yang kurang berkualitas. Oleh karena itu, penggabungan bisa dilakukan jika pe-nyelenggaraan UN bisa menjadi cerminan bagi kualitas lulusan UN.

Menurut Anda, apakah pelaksanaan SNMPTN sudah maksimal?

Setiap fakultas sebenarnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kalau melalui UM saja, kadang belum tentu me-menuhi standar program studinya. Misalnya, di fakultas kami, selain tes akademik, ada tes kepribadian. Dulu seleksi PTN sangat dihargai. Namun, sekarang masyarakat mem-punyai banyak kekhawatiran seleksi tersebut tidak memperhatikan kualitas siswa. Saya yakin tidak ada PTN seperti itu. Undip pun tidak. Artinya, meskipun ada beberapa jalur tapi masing-masing fakultas mempunyai passing grade, jadi baru uangnya dilihat.

Tanggapan Anda tentang penjaringan mahasiswa melalui lembaga swadana?

Orang yang masuk lewat UM belum tentu berkualitas lebih jelek daripada SNMPTN. Kalau perguruan tinggi mempunyai stan-dar kualitas nilai, baru melihat uangnya, maka inputnya belum tentu lebih jelek dari SNMPTN. Akan tetapi, apabila dilihat hanya dananya baru itu jelek. Saya yakin tidak ada perguruan tinggi yang hanya melihat itu.

Mungkin persoalannya, masyarakat merasa seolah-olah perguruan tinggi menjadi komersil. Perguruan tinggi hanya menerima yang punya uang. Padahal sebenarnya tidak. Apalagi kalau melihat Undip termasuk uni-versitas yang murah. Paling per semester hanya 1 juta-an.

Jadi, sebenarnya perbedaannya hanya terletak pada model-modelnya. Adanya penyelenggaraan seleksi mahasiswa melalui lembaga swadana seperti UM perlu dilihat, apakah sumbangan menjadi pertimbangan di depan atau di belakang.

Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia dengan diterapkannya seko-lah gratis?

Mengukur kualitas tidak mudah. Me-mang diakui ketahanan, disiplin, penghar-gaan etika dan moralitas anak-anak kita telah menurun. Saya melihat, model evaluasi yang diterapkan pemerintah dengan kebijakan UN, justru membawa anak-anak kelas tiga mengabaikan pelajaran lain, bahkan men-gambil jam pelajarannya untuk menambah mata pelajaran UN. Sehingga kualitas anak-anak muda seperti hanya diukur dari mata pelajaran UN semata. Ini sangat mengkha-

watirkan. Pendidikan tanpa pembentukan karakter akan berpengaruh ke depan.

Apakah sekolah gratis sudah tepat sasaran?

Menurut saya ini kebijakan ini sangat politis. Pemerintah seharusnya mempunyai kemampuan yang cukup untuk mendanai pendidikan. Bukan dengan kebijakan seko-lah gratis, tetapi sekolah berkualitas yang terjangkau bagi anak-anak miskin. Caranya, sekolah harus difasilitasi secara cukup dulu, dari dana pemerintah serta sharing bersama orang tua yang mampu. Jangan dibalik seperti ini, semua orang gratis. Kalau begini, sekolah banyak yang dijalankan apa adanya karena kemmpuannya terbatas. Apabila pemerintah sudah mampu mencukupi semua standar sesuai PP nomor 19, mau gratis pun tidak apa-apa.

Sekarang kita lihat, SMP bertitel Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) boleh menarik SPP karena awalnya sudah didanai pemerintah lebih banyak. Setelah hasilnya baik, kemudian pihak sekolah me-narik SPP lebih banyak. Namun, yang non RSBI masih ada juga anak yang orang tuanya mampu malah tidak ditarik SPP.

Bagaimana Anda menilai kinerja pemerintah dalam dunia pendidikan?

Kementrian Pendidikan Nasional (Ke-mendiknas) saya kira perlu kita cermati. Kita mengapresiasi kebijakan pemerintah, misal-nya beasiswa bidik misi yang memberikan biaya penuh kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk masuk ke PTN hingga lulus. Menurut saya, yang penting adalah tepat sasaran.

Kemudian, keputusan Mahkamah Agung meningkatkan akses sekolah pada jaringan internet, saya kira belum tentu akan tercapai. Kalau bisa kembangkan pemberian subsidi kepada seluruh sekolah, kalau perlu sampai ke PTN agar mendapatkan akses internet mudah. Guru juga harus dipersiapkan untuk dapat menggunakannya pula.

Hal lain, mestinya UN menjadi kesem-patan untuk pemetaan dan peninjauan. Saya sering mengemukakan di berbagai forum, bagaimana bila UN dibentuk seperti UASBN saja, karena UASBN sama-sama evaluasi yang bersifat nasional. Yang membedakan, kondisi sekolah yang belum sama membuat standar kelulusan harus berbeda. (Alfi, Huda)

UN Masih Dinilai Memberatkan

Muhdi, SH. M.HumTempat, tanggal lahir : Kebumen, 27 Januari 1962Alamat : Jalan Tirto Mukti VIII/1 SemarangIstri : Dra. Siti MutmainahPendidikan:1. SD Suritrunan2. SMP 2 Kebumen3. SMA Muhammadiyah Kebumen4. Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman Purwokerto5. Program Master Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang6. Sedang Menyelesaikan Program Doktor Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri SemarangOrganisasi:1. Sekbid Kaderisasi PGRI Cabang Khusus IKIP PGRI Semarang2. Sekbid Advokasi dan Perlindungan Hukum PGRI Jateng3. Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah

Aifi/ Manunggal

Page 8: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Make A Resolution and Action

Dalam dinamika kehidupan, manusia pasti akan bertemu dengan ujian, tantangan, rinta-

ngan, ataupun kesuksesan. Dari dinamika tersebut, manusia memperoleh kebaha-giaan ataupun kesedihan. Namun, dengan memperoleh kebahagiaan dan kesedihan, manusia akan belajar untuk memperoleh kesuksesan sesuai angan-anan yang me-reka impikan.

“Manusia adalah makhluk sosial” inilah ungkapan yang sering kita dengar dari ilmuwan sosiologi ternama. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan, manusia akan membutuhkan orang lain, baik orang lain sebagai orang tua, saudara, sahabat, dan lainnya. Salah satu peranan lain yang menghubungkan manusia adalah permusuhan. Permusuhan bisa terjadi karena silang pendapat, perbe-daan egoisme, dan lainnya. Nah, apakah manusia harus menghindari konflik atau bermusuhan dengan orang lain?

Musuh sebagai orang yang berlawanan dengan kita, bukan harus dihindari, tetapi dengan bermusuhan berarti kita akan be-lajar mengerti orang lain dan berusaha untuk menerima berbagai keberagaman-nya. Jika ada orang yang memusuhi kita, bukan berarti kita jahat kepada orang lain. Karena yang terjadi adalah persepsi yang belum menyatu antara kita dengan orang lain.Oleh karena itu, janganlah menjadi-kan musush sebagai lawan tetapi teman yang akan membawa kita untuk belajar lebih memahami orang lain.

Dalam perspektif ilmu manajemen konflik, konflik atau permusuhan dapat diselesaikan dengan tiga metode, yakni: kalah-kalah, kalah-menang, atau menang-menang. Dari ketiga metode di atas, jelas metode ketigalah yang paling baik karena masing-masing pihak dipertemukan un-tuk diperoleh solusi terbaik yang menga-komodasi kepentingan emua pihak yang berkonflik.

Dari uraian ini, saya ingin mengajak pembaca untuk memahami bahwa apabila kita dimusuhi oleh orang lain, janganlah menghindar tetapi berusaha menyele-saikannya dengan solusi yang akomodatif. Saya teringat dengan perkataan Bambang Harimurty (Wakil Ketua Dewan Pers), “Dalam hidup, musuh pasti ada, tetapi yang baik adalah jadilah musuh bagi orang-orang jahat.” Menurutnya, musuh pasti ada dalam hidup kita, namun yang paling baik adalah memusuhi orang-orang jahat. Karena semakin banyak kita memusuhi orang-orang jahat maka semakin banyak orang baik yang menjadi teman kita.

Oleh karena itu, marilah kita ber-cermin pada diri kita,seberapa banyak orang yang kita sakiti karena sifat buruk kita. Setelah itu, jangan hanya menyesali perbuatan kita. Namun, bersemangatlah untuk memperbaiki diri dan mencoba memberikan yang terbaik untuk orang lain. Apabila kita telah berbuat kebenaran tetapi masih ada orang yang memebenci kita maka dia adalah orang jahat. Jangan takut! Karena dengan begitu, pasti banyak orang baik yang menjadi teman kita.

Jadilah Si Baik,Musuhi yang Jahat!

*) Redaktur Pelaksana Tabloid Manunggal 2010

O P I N I

8

Oleh: Priyadi Nugraha P *)

Setiap orang biasanya berangan-angan tentang mimpi, harapan dan cita-cita setiap memasuki tahun baru. Kare-

na tahun baru adalah momentum penting untuk membuat suatu perubahan sehingga setiap tahun baru adalah tongak awal untuk menata hidup menjadi lebih baik. Namun, apakah setiap motivasi menta hidup menjadi lebih baik tersebut dapat berjalan dengan baik? Pastilah banyak hambatan yang akan menerpanya. Oleh karena itu, perlu adanya mekanisme evaluaqsi diri yang baik untuk mendapatkan perubahan yang maksimal dalam diri kita.

Chesterton, novelis Inggris mengatakan bahwa poin penting dari tahun baru bukanlah kita akan menghadapi tahun baru, tetapi kita menghadapi tahun baru dengan jiwa yang baru. Oleh karena itu, sebenarnya pergantian tahun dapat dimaknai sebagai momentum untuk mengevaluasi diri. Kekurangan dan kendal sepanjang tahun lalu dapat diam-bil sebagai sebuah titik pembelajaran yang berharga. Segala yang bernilai positif harus dipertahankan dan ditingkatkan sedangkan yang kurang memuaskan harus ditemukan akar masalahnya untuk diperbaiki di tahun mendatang. Yang jelas, walaupun banyak catatan keberhasilan yang patut kita syu-kuri, tetap masih ada kelemahan-kelemahan tertentu yang belum perlu dievaluasi.

Keyakinan tinggi dan kerja keras

Motivator Indonesia ternama Mario Teguh pernah berkata, ” Kita menilai diri kita dari apa yang kita pikir kita bisa lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan. Terkadang, kita membuat penilaian-penilaian tentang diri sendiri dari pikiran-pikiran yang dapat kita lakukan. Pikiran-pikiran itu pada ke-nyataannya seringkali jauh dari pembuktian”. Dari petuah di atas, dapat digaris bawahi bahwa manusia biasanya hanya memperki-rakan apa-apa saja dapat diperbuat. Padahal, sebenarnya belum tentu manusia itu mampu merealisasikannya. Inilah sebuah refleksi dari hasrat manusia yang memiliki hasrat keingi-nan yang lebih besar dari kemampuannya.

Mahasiswa adalah tunas muda yang menjadi harapan bangsa ke depan. Oleh karena itu, Masyarakat berharap mahasiswa dapat memberikan kontribusi atau alterna-tif solusi beragam masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Harapan inilah yang perlu diimplementasikan, karena sebagian masyarakat sekarang ini lebih banyak menilai

mahasiswa sebagai aktor tawuran atau tin-dakan anarkis lainnya yang dilatarbelakangi ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemer-intah.

Keberhasilan, Kegagalan dan Pe-rubahan

Apakah setiap harapan kita tahun lalu dapat terealisasi secara maksimal? Jika tidak, apa hambatan yang menghalangi realisasi semua keinginan kita itu? Apa yang harus dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap kegagalan yang kita alami?

Semua pertanyaan di atas perlu ditujukan pada diri sendiri agar dapat diketahui proses pembelajaran kehidupan kita secara men-dalam sehingga diperoleh akar keberhasilan maupun kegagalan yang dihadapi. Kuncinya adalah keberhasilan dapat dicapai apabila dapat terhimpun berbagai faktor keberhasilan dan kemenangan dalam diri kita.

Kata kunci yang lain adalah perubahan. Dalam filsafat, semua hal tidaklah abadi, ke-cuali perubahan itu sendiri. Subyek pelaku perubahan adalah diri sendiri bukan orang lain. Perubahan adalah hal mutlak yang perlu diantisipasi. Perubahan pula yang perlu diren-canakan. Itulah arti dari sebuah komitmen. Tanpa komitmen kesalahan masa lalu akan terulang dan tidak akanterjadi perubahan yang signifikan.

Namun, untuk mahasiswa yang menjadi catatan penting adalah apakah cita-cita dan setiap harapan telah melalui evaluasi yang matang. Apakah diri sendiri hanya menjadi variabel sukses atau variabel penyebab kega-galan dari segala apa yang telah dicanangkan. Apabila diri sendiri merupakan faktor sukses, tidak perlu membusungkan dada atau takut menghadapi tantangan. Namun, sebaliknya apabila diri sendiri merupakan faktor gagal anda tidak perlu terpuruk, just make an in-trospection.

Untuk menganalisis kemampuan indi-vidu dalam sebuah organisasi dapat digu-nakan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threats). Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan akan ditemukan faktor-faktor positif penentu keberhasilan pada masa lalu, serta dapat melakukan evaluasi sebagai arah untuk rencana ke depan.

Tiga kompetensi Mahasiswa

Dalam menempuh pendidikan tinggi, pada umumnya mahasiswa memiliki tiga kompetensi yang harus dimiliki agar men-jadi mahasiswa yang unggul dan berkualitas, antara lain: Knowledge Competence, Leadership

Competence dan Personal Competence.Knowledge Competence adalah ke-

mampuan intelectual-academic yang akan diperolehnya selama menempuh pendidikan sesuai dengan bidang studi pilihannya. Mahasiswa akan menjadi ex-pert di bidangnya masing-masing. They should mastery their knowledge. Pembuk-tian mahasiswa menguasai bidangnya adalah lulus tepat waktu dan cumlaude (minimal IP tinggi).

Selanjutnya, Leadership Competence adalah kemampuan sebagai pemimpin. Teori dapat diperoleh di kelas, tetapi prak-tik nyata harus dilakukan di lapangan. Artinya mahasiswa harus aktif berorgan-isasi. Pernah dipimpin dan memimpin. Dalam proses penjaringan pekerja, pe-rusahaan tidak hanya melihat nilai yang diperoleh, tetapi juga kecakapan dalam memimpin. Karena tantangan bagi ma-hasiswa yang aktif berorganisasi adalah memanage waktu dengan baik, antara aktivitas belajar dan ekstrakurikuler.

Kemudian, Personal Competence, yakni kemampuan berkomunikasi (berbicara, mendengar bahkan tersenyum), berso-sialisasi, beradaptasi, memunculkan sim-pati, mengekpresikan perasaan senang, memuji serta mengkritik dengan baik. Kemampuan ini tidak dapat begitu saja di-miliki, tetapi harus diupayakan dan dilatih secara terus-menerus agar memperoleh kemampuan yang baik.

COMPLETE

Khusus untuk Undip, Universitas me-miliki impian agar para alumni lulusan yang COMPLETE yang artinya alumni harus mampu menjadi seorang Com-municator, Professional, Leader, Educator, Thinker dan sekaligus Entrepreneur.

Menjadi komunikator handal yang profesional di bidangnya, cakap me-mimpin, sekaligus seorang pendidik, pe-mikir dan wirausahawan. Wow …bukan main cita cita yang sungguh indah dan wajib untuk diwujudkan. Berani terima tantangan…..!

Mulai bertindak

Roda waktu terus berputar. Oleh karena itu, sebaiknya janganlah menunda untuk melakukan setiap rencana yang ditetapkan. Rumus yang dapat menjadi alternatif adalah ATM (amati, tiru dan modifikasi) pada orang sukses dan selalu mengikutsertakan Tuhan dalam segenap aktivitas yang dijalani.

Dalam mengeksekusi planning, juga perlu diperhatikan tiga pantangan, yakni: jangan malas, jangan takut dan jangan malu. Tanamkan dalam hati bahwa kita bisa dan pasti berhasil. Dengan demikian akan tergapai kesuksesan dan masa depan yang cerah.

*)Kepala Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat

Oleh: Nurul Huda *)

KOLOM

Page 9: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

9

SAJIAN UTAMA

Berasa l dari Fakultas Per ikanan dan Ilmu K e l a u t a n (FPIK), Su-pri adalah p e n d a f -tar terakhir dalam bursa

pencalonan rektor. Dengan latar belakang sebagai peneliti, Supri yakin akan mampu mewujudkan Undip menjadi World Class University. Oleh karena itu, ia mengaku telah menyiapkan program proritas dan strategi menuju kesana bila terpilih.

“Saya memang telah menyiapkan program prioritas dan rencana strategis (renstra) pembangunan Undip ke depan. Apa yang belum dilaksanakan akan saya laksanakan dan wujudkan, apa yang kurang dan perlu diperbaiki akan saya perbaiki,” jelasnya.

Namun, ia belum mau mengungkap-kan program-programnya. Ini karena Supri menjunjung tinggi tata tertib pemilihan rektor. “Saya baru akan memaparkan program prioritas dan visi misi setelah pemaparan pada senat universitas 8 Juni mendatang. Kalau sekarang, nanti tidak in lagi,” candanya.

Suami Ria Djuwita ini juga telah lama mengabdikan diri untuk Undip. Berbagai jabatan pernah diembannya, antara lain

Bangun Iklim PenelitianProf Ir Supriharyono MS, PhD

Ketua Kelompok Pengajar Ilmu-Ilmu Perairan, Kepala Pusat Penelitian Energi dan Sumber Daya Alam Undip, Pembantu Dekan I Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke-lautan (FPIK), serta Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup.

Berbagai pengalaman di atas bisa men-jadi refleksi, kapasitasnya tidak diragukan. Sebagai salah satu calon yang bertarung dalam pilrek kali ini, kualitas Supri layak diperhitungkan. (Nastiti)

Nama : Supriharyono TTL : Trenggalek, 15 Juli 1950Pendidikan :Sekolah Rakyat (SR) SurabayaSMP SurabayaSMA (Paspal) SurabayaSarjana Perikanan IPB BogorMagister Sains Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan HidupMagister Science, Dept. Zoology, Newcastle upon Tyne, England, UK (Msc)Doktor, Dept. Zoology, Univ. Newcastle upon Tyne, England, UK (PhD)

Profil Calon Rektor Undip

Prof Sudharto PH, MES, PhDSiap Mencetak Lulusan Unggul

P r i a k e l a h i r a n T e m a n g -gung, 21 Maret 1954 m e n u t u r -kan, rencana yang akan d i l a k u k a n yaitu priori-tas pemban-gunan Un-

dip secara komprehensif. Di bidang akademik, ia menyiapkan beberapa

program. Pertama, membuat interna-sionalisasi kurikulum, menambah dan menyekolahkan kembali dosen S3 agar menjadi profesor, menambah guru be-sar, serta memberikan pendidikan in-ternational knowledge bagi mahasiswa.

Sistem keuangan juga dibuat lebih akuntabel dan transparan, sehingga semua dapat mengakses dan menge-tahui keuangan Undip dengan mudah.

Selanjutnya, Susilo akan membangun sarana dan prasarana penunjang untuk mewujudkan kampus terpadu. Terlebih status sebagai pionir BLU mewajibkan

Undip menjadi mandiri. Menurutnya, semakin banyak profit yang didapatkan, biaya kuliah akan lebih murah dan ti-dak menutup kemungkinan gratis. Bi-aya penerimaan yang murah membuat seleksi penerimaan semakin ketat, se-hingga input yang dihasilkan berkualitas.

Sedangkan untuk kemahasiswaan, setiap kegiatan mahasiswa akan diberi dukungan penuh pleh pihak Undip, se-lama itu positif dan untuk pengemban-gan diri. Kegiatan tentang kewirausahaan akan menjadi yang utama untuk diberi-kan kepada mahasiswa. (Satya, Rio)

Prof Dr dr Susilo Wibowo MS Med Sp And

Prioritaskan Pembangunan KomprehensifNama: Susilo Wibowo TTL: Temanggung, 21 Maret 1954 Alamat: Jl. Raya Ngaliyan Km 4, Ngaliyan, Semarang Pendidikan: SD Negeri Ungaran, Yogyakarta (lulus tahun 1966), SMP N V Kota Baru, Yogyakarta (1969), SMA N III Padmanaba, Yogyakarta (1973), Sarjana Kedokteran Undip (1978), Dokter Undip (1980), Magistrait Sain Medicinae, Unair, sandwich dengan Mahidol University, Bang-kok (1984), Doktor Unair, sandwich dengan Sydney University, Sidney (1989), Spesialis Andrology, Unair, sandwich dengan Gissen University, Germany (1991)

Prof Dr Arief Hidayat SH MS

Terapkan Sistem Desentralisasi

Nama : Arief HidayatTTL : Semarang, 3 Februari 1956Pendidikan :SD, SMP, SMA di SemarangS1 Fakultas Hukum Undip (1980)S2 Program Pascasarjana Ilmu Hukum Unair (1984)S3 Program Doktor Ilmu Hukum Undip (2006)

Keinginan berbuat sesuatu bagi Undip menjadikan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mencalonkan dan dicalonkan men-jadi rektor Undip. Sud-harto kembali maju pada periode 2010.

Salah satu program unggulan-nya adalah menciptakan rasa memi-liki (sense of ownership) terhadap kam-pus Undip. “ Saya ingin seluruh sivitas akademika Undip merasa nyaman dan

bangga bekerja, mengajar, serta bangga menjadi mahasiswa Undip,” tambahnya.

Upaya mewujudkan sense of owner-ship tersebut dilakukan dengan memberi-kan pemahaman kepada seluruh keluarga besar Undip. Mereka harus tahu Undip adalah tempat hidup, tempat yang sudah selayaknya mereka cintai dan banggakan.

Program unggulan lain adalah bi-dang eksternal. Sudharto akan menjadi-kan lulusan Undip sebagai lulusan yang unggul, terutama dalam bidang IPTEK.

Menurut Sudharto, kedua program terse-but saling berhubungan. Prestasi atau lulusan yang unggul dapat diciptakan bila lingkun-

gan belajarnya nyaman. Lingkungan belajar yang nyaman dapat dikembangkan dengan mekanisme mengajar dosen yang berkualitas.

Selain dua program unggulan di atas, Sudharto bekomitmen mengunggulkan penelitian untuk mewujudkan realisasi universitas riset pada 2020. Program-pro-gram diatas merupakan buih-buih visi dan misi yang ia lontarkan. Visinya merupakan penjabaran universitas riset, yaitu mening-katkan pengetahuan melalui IPTEK, teru-tama penelitian terapan. Sedangkan misinya melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Misi tersebut meru-pakan mandat dari universitas. (Destiya)

Tercatat sebagai calon rektor ter-muda pada pilrek kali ini, Prof Arief Hidayat tidak lantas kalah saing dengan calon yang lebih se-nior. Pria kelahiran Semarang, 3 Februari 1956 ini mengatakan akan mengimple-

mentasikan visi dan misi Undip yang di-canangkan senat universitas, yaitu menja-dikan Undip universitas riset yang unggul.

Ia menjelaskan, WCU memiliki beberapa kriteria, seperti memiliki banyak profesor atau guru besar, produk-produk penelitian yang dipatenkan, dan jumlah mahasiswa program pascasarjana yang lebih banyak daripada S1.

Arief menambahkan, untuk menjadi WCU, universitas seharusnya tidak memi-liki program D3, karena penilaian prioritas WCU adalah banyaknya produk penelitian. Oleh karena itu, apabila terpilih menjadi rektor, ia akan membuat manajemen khusus pada program D3. “Kelak, D3 akan dike-lola dengan manajemen khusus,” tuturnya.

Karena setiap fakultas memiliki kara-kteristik yang berbeda-beda, maka Oleh karena itu, dirinya akan membangun Un-dip menjadi universitas riset yang ung-gul berbasis pada fakultas. “Mewujudkan Undip menjadi WCU harus dibangun dari fakultas, karena setiap fakultas memi-

liki karakteristik berbeda,” ungkapnya. Menurut Arief, FISIP dapat men-

jadi contoh. Setiap tahun FISIP diban-jiri mahasiswa baru, tetapi jumlah guru besar dan produk penelitiannya sedikit. Hal berlawanan justru terjadi di Fakultas Peternakan. Disana, jumlah guru besar banyak tetapi kurang diminati. “Jadi, para dosen harus didorong menjadi doktor dan menciptakan produk pene-litian yang dipatenkan, agar menjadi referensi ilmu pengetahuan,” paparnya.

Sesuai programnya, Arief akan me-mimpin Undip secara top down. “Saya akan menerapkan sistem desentralisasi dengan melihat karakteristik masing-masing fakultas. Dengan demikian, pembangunan akan proporsional. Untuk apa pembangunan besar tetapi di dalam-nya keropos. Ini yang sebenarnya dilu-pakan,” ujar ayah dua anak ini. (Huda)

Nama : Sudharto Prawata Hadi TTL : Klaten, 9 Maret 1954 Pendidikan : SD Negeri Gombang II, Cawas, Klaten (1967); SMEP N Pedan, Klaten (1970); SMEA N Pedan, Klaten (1973); Sarjana FISIP Undip (1979); Master in Environmental Studies (MES), Faculty of Environmental Studies, York University, Toronto, Canada, lulus 1989, PhD, School of Community and Regional Planning, University of British Columbia, Vancouver, Canada, lulus 1993.

Page 10: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

10

SAJIAN UTAMA

Bila sebelumnya calon rektor ha-rus seorang guru besar, pilrek kali ini mengusung peraturan berbe-da. Perubahannya, calon rektor

serendah-rendahnya menduduki jabatan lektor kepala (golongan IV A). Peraturan tersebut diambil berdasarkan Surat Keputu-san (SK) Rektor/ Ketua Senat No 35/SK/H7/2010, yang terkait peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 67 tahun 2008.

Menanggapi hal tersebut, Susilo Wibowo menuturkan tidak ada pembatasan bagi orang yang ingin maju menjadi calon rektor. ”Kita tidak boleh lagi membuat syarat sendiri sep-erti tahun lalu. Berdasarkan Kepmendiknas No 27 tahun 2008, lektor kepala berhak mencalonkan diri dalam pilrek. Tanpa gelar profesor atau doktor, itu boleh,” jelasnya.

Menurutnya, akan muncul pertanyaan dari berbagai pihak apabila seorang rektor bukan seorang profesor atau doktor. ”Ada dekan bertanya, masa kita dipimpin orang yang bukan profesor atau doktor. Padahal

kalau saya membatasi, berarti saya melang-gar, karena peraturan menteri yang lebih tinggi daripada peraturan Undip,” tuturnya.

Susilo menambahkan, yang dibutuhkan seorang rektor adalah kemampuan menaje-rial untuk kemajuan Undip. “Bukan sekedar keilmuan atau gelarnya,” katanya. “Bahkan, rektor universitas yang otonomi boleh dipi-lih dari orang luar. Misalnya, pemilik jamu Sidomuncul boleh dipilih menjadi rektor. Bisa diambil kemampuan manajerialnya.”

Senada, Direktur Pasca Sarjana Un-

dip, Prof Dr Warella, tidak memperma-salahkan perubahan peraturan tersebut. Baginya, peraturan ini dibuat pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh pergu-ruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi lain, di luar Jawa misalnya, belum tentu memiliki banyak guru besar seperti Undip. Jadi, persyaratan ini diperlukan untuk me-nampung aspirasi semua perguruan tinggi di Indonesia.“Meskipun bukan profesor atau doktor, senat universitas sebagai pe-milik hak pilih tentu mengetahui kemam-puan masing-masing calon,” paparnya.

Sementara itu, Presiden BEM KM Undip Adiyatma Nugroho mencoba melihat sisi positif perubahan peraturan tersebut. “Ini menunjukkan kondisi yang lebih demokra-tis. Jadi, kesempatan menjadi lebih terbuka. Permasalahannya sekarang, Undip harus dipimpin orang yang mumpuni,” ujar Adi.

Pertarungan Empat Calon

Pilrek kali ini diramaikan empat calon. Tiga diantaranya adalah calon yang juga bersaing pada pilrek 2006, yaitu Prof Susilo Wibowo (Fakultas Kedokteran), Prof Sudharto P Hadi (Fakultas ISIP) dan Prof Supriharyono (Fakultas PIK). Terakhir, Prof Arief Hidayat (Fakultas Hukum), turut memanaskan persaingan.

Ketua panitia pilrek (panitia 13) Prof Su-narso mengungkapkan, para kandidat calon rektor telah melewati uji verifikasi, keleng-kapan administratif dan mengambil undian nomor urut. Pengundian nomor urut ini digu-

nakan untuk menentukan urutan pemaparan dan presentasi visi misi para kandidat “Pani-tia telah melaporkan hasil verifikasi kepada anggota senat universitas,” ujar Sunarso.

Hak Pilih Terbatas

Meskipun pesta demokrasi empat tahu-nan ini menentukan nasib Undip ke depan, hak pilih tidak diberikan kepada semua sivitas akademika, termasuk mahasiswa. Berdasar-kan SK Rektor, hak pilih hanya terbatas bagi senat universitas. Ini karena pilrek berbeda dengan pemilihan bupati atau gubernur yang lebih mengutamakan popularitas. Jadi, hanya senat yang lebih mengetahui kualitas dan kapabilitas calon rektor dalam pilrek.

Menurut Adiyatma, meskipun tidak mempunyai hak pilih, mahasiswa telah mengambil peran strategis dalam pilrek kali ini. Peran strategis tersebut meliputi polling, publikasi dan diskusi terbuka.

Di lain pihak, Ketua Senat Mahasiswa Undip Muhammad Perdana mengatakan, proses pilrek sudah berjalan dengan baik. Namun, ada dua hal yang harus diperbaiki. Pertama, transparansi keuangan yang dipakai untuk pilrek kali ini. Kedua, masalah keter-libatan mahasiswa. Seharusnya mahasiswa juga dilibatkan, tidak hanya teknis tetapi juga kebijakan pengambilan keputusan. Logikanya, siapapun yang menjadi rek-tor akan menentukan nasib mahasiswa Undip, karena itu mahasiswa juga ha-rus dilibatkan. (Satya, Huda, Rio, Ridha)

Calon RektorMinimal Lektor KepalaEmpat tahun telah ber-

lalu sejak Prof Susilo Wibowo resmi terpilih menjadi Rektor Undip. Bulan Juni ini, Undip kembali menggelar

pemilihan rektor (pil-rek) periode 2010-2014.

Berbagai persiapan menyambut pemilihan

calon orang nomor satu Undip ini telah

dilakukan. Salah satu-nya, peraturan petun-juk pelaksanaan pilrek

yang berbeda.

Penguku-han Guru Besar Un-dip. Saat ini Pada Pemilihan Rektor periode 2010-2014, Calon Rektor Undip ti-dak harus seorang Guru Besar (Profesor).

Page 11: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

11

SAJIAN UTAMA

Berbagai harapan muncul, karena mewujudkan impian menjadi universitas kelas dunia tidak semudah membalik telapak tan-

gan. Direktur Pascasarjana Undip Prof Dr Y Warella menanggapi hal tersebut den-gan bijak. Menurutnya, secara normatif seorang rektor harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik.

“Sebagai seorang manajer, rektor ha-rus paham mengenai pengelolaan uni-versitas. Menjadi manajer berarti harus mengetahui aspek perencanaan, penga-wasan, dll. Semua aspek manajemen ha-rus dikuasainya. Jangan sampai Undip tidak terkelola dengan baik,” terangnya.

Rektor harus memiliki visi yang sesuai dengan visi Undip, yaitu menjadi WCU. Rektor terpilih seharusnya menerapkan langkah-langkah strategis mewujudkan visi tersebut. Jejak hidup bersih selama berada di Undip juga harus diperhitungkan. Track record hidup yang baik akan mencerminkan citra Undip sendiri. “Selain itu, rektor harus memiliki jaringan kerjasama yang luas, teru-tama dengan pihak luar negeri,” ungkapnya. “Jadi, diperlukan seorang rektor yang pandai berkomunikasi. Kemampuan penguasaan bahasa harus baik, mulai bahasa Indone-sia, Inggris, Arab, Belanda, dan sebagainya.”

Tidak kalah penting, rektor wajib bekerja sama dengan semua pihak, terutama ma-hasiswa. “Mahasiswa seharusnya lebih di-perhatikan, antara lain dengan peningkatan di bidang akademik dan kompetensi maha-siswa. Bagaimana caranya mahasiswa bisa

bersaing dan mempunyai kelompok maha-siswa yang unggul disegala bidang,” tuturnya.

Dosen Analisa Administrasi ini ber-harap apa yang telah dilakukan sekarang terus dilanjutkan. Berbagai program yang berjalan dengan baik jangan dihentikan begitu saja dan diganti progam yang baru. Pembangunan pun harus terus berjalan.

Selama ini, Warella melihat Undip kurang melestarikan budaya Jawa. Padahal, mua-tan lokal ini sudah seyogyanya ditonjolkan dan dilestarikan. Bila nama Undip dike-nal masyarakat internasional sebagai pu-sat pelestarian budaya Jawa, bukan tidak mungkin pluralitas Undip akan bertambah. “Karena itu, rektor harus mempu menjadi-kan Undip pusat pendidikan kebudayaan Jawa, terutama Jawa Tengah,” tegasnya.

Pro Mahasiswa

Pilrek 2010 tidak hanya mengundang harapan dosen dan karyawan. Mahasiswa menjadi yang paling vokal menyuarakan aspirasinya. Adiyatma, Presiden BEM KM Undip mengutarakan pendapatnya tentang sosok Rektor Undip ke depan. Menurutnya, rektor harus fokus pada per-wujudan WCU, dekat dengan mahasiswa, dan mampu membawa Undip menjadi universitas berbudaya lokal dan berkuali-tas internasional dengan biaya terjangkau.

Adi juga menuturkan, eksistensi alum-ni Undip dalam kancah nasional belum memuaskan. “Lulusan Undip yang mencapai level nasional masih sedikit, seperti Hendar-man Supandji, Muladi dan Sigit Pramono.

Rektor Terpilih Harus Wujudkan WCU

Visi Undip menjadi World Class University (WCU) pada 2020 mendatang tidak lepas dari kepemimpinan seorang rektor. Karena itu, pemilihan rektor 2010 ini merupakan titik yang menentukan arah kebijakan Undip. Rektor

seperti apakah yang akan memimpin Undip empat tahun ke depan?

Harapan saya, rektor mampu mengem-bangkan seluruh potensi Undip agar dapat mencetak lulusan yang kompeten di level nasional maupun internasional,” tuturnya.

Untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa, BEM dan Senat KM berencana melaku-kan aksi, agar guru besar Undip dapat mempertimbangkan aspirasi mahasiswa dalam memilih rektor. “Kami merancang 11 kriteria mahasiswa mengenai sosok rektor ke depan,” ujarnya.

Selain itu, BEM berniat mengadakan diskusi dialogis dengan mahasiswa sebagai panelis. angsung. “Kita su-dah merencanakan akan mengada-kan debat terbuka pada tanggal 30 (mei) dan 2 (juni). Diharap-kan nanti m a h a -siswa akan mengetahui kriteria dari pimpinan Undip ke depan,” ujar Adi. Setelah pelaksanaan dis-kusi, pihaknya akan mengajukan kontrak politik untuk calon rek-tor. Siapapun yang terpilih diharap-kan menaati kontrak politik tersebut.

Adi mengungkapkan, Undip seb-agai salah satu univer- s i t a s terkemuka nasional harus menjadi

lebih baik ke depan. Apalagi target WCU wajib diwujudkan siapapun yang terpilih. Selain WCU, target Undip menjadi univ-eritas riset juga harus terealisasi. Ia meni-lai selama ini penelitian kurang menyen-tuh mahasiswa. “Penelitian mahasiswa kurang, dosen yang lebih banyak. Mungkin karena kurangnya sosialisasi,” tambahnya.

Berbeda, Ketua Senat KM Undip Mu-hammad Perdana memiliki kriterianya sendiri. Ia menjelaskan, menjelaskan, rek-tor harus memiliki visi yang jelas tentang Undip ke depan. ”Kriteria rektor menurut

saya rektor kedepan harus memiliki yang visi yang jelas tentang undip ke depan karena tantangan ke depan semakin berat, mampu memberikan arahan yang jelas serta mempunyai sifat kepemimpinan yang tinggi serta

tegas dalam bertindak, lebih mengako-modir kepentingan mahasiswa dalam kebijakan yang yang diambil, ” ujarnya.

Harapannya kepada calon rektor yang terpilih nanti bisa men-

jalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan mahasiwa terutama dengan kelembagaan maha-siswa sehingga terjadi sinergisi-tas yang baik antara pengelola dalam hal ini universitas dengan kelembagaan mahasiswa serta mampu mewujudkan “ Undip sebagai Universitas Riset Ke-

las Dunia Yang Merakyat.” (Satya, Rio, Huda)

Pembangunan gedung kembar menjadi proyek Rektor Undip terpilih untuk segera direalisasikan. Gedung yang terletak di depan gerbang Undip Pleburan ini merupakan salah satu ornamen dalam rangka mewujudkan visi Undip menjadi World Class University (WCU).

Setidaknya rek-tor memiliki ke-mampuan anti-sipatif yang baik untuk Undip em-pat tahun ke de-pan.

Page 12: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

12

SAJIAN UTAMA

P emilihan rektor undip tahun 2010 memperli-hatkan sebesar 77,01% mahasiswa undip tahu mengenai pemilihan rektor, sedangkan mayori-tas dosen dan karyawan 95,45% tahu mengenai

pemilihan rektor. Hal ini menunjukan gencarnya publikasi dari pihak rektorat mengenai pemilihan rektor undip 2010.Hsil jejak pendapat dari LPM Manunggal memperli-hatkan sumber informasi terbesar responden adalah Me-dia Massa sebesar 28,99%. Hal ini menunjukan bahwa media massa mempunyai pengaruh yang besar dalam memberikan informasi mengenai polling rektor, baik itu media massa intra atau ekstra kampus.Berikutbya se-cara berurutan 21,46% lainnya, 20,76% teman kampus, 20,56% surat pengumuman universitas dan 8,22% dosen/staf akademik. Dari responden yang menjawab lainnya memperoleh informasi dari pamflet, spanduk, dan seminar.

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa penggunaan kampa-nye dialogis terbuka sebesar 52 % memang terbukti ampuh bagi kandidat rektor dapat mengetahui secara langsung bertatap muka dengan semua civitas Undip. Namun sebanyak

41 % responden juga menginginkan model kampanye melalui debat antar calon. Hal ini diperlukan karena semua calon rektor dapat memaparkan prioritas yang akan dicapai melalui kegiatan ini. Dengan memaparkan program yang dipaparkan melalui debat antar calon, maka masing-masing kandi-dat bisa menyanggah melalui model kampanye tersebut.

Model kampanye tertutup hanya 1 % untuk re-sponden, sejumlah civitas tampaknya kurang setuju menggunakan metode ini. Selain tidak mencerminkan keterbukaan dari demokrasi, juga tidak bisa mengi-kuti kabar terbaru mengenai perkembangan Undip.

Tak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi juga bisa diaplikasi dalam kampanye pemilihan ini. Si-sanya yaitu Sejumlah 6 % responden pun mem-punyai jawaban beraneka ragam. Salah satunya, melalui situs jejaring sosial atau lebih luasnya media internet. Hal ini berdasar temuan respon-den yang menginginkan kampanye harus efektif dan efisien. Mengingat di jaman sekarang semua aspek pekerjaan menggunakan TI sehingga dapat diharapkan model tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk masa yang akan datang.

Perbaikan fasilitas menjadi prioritas utama program calon rektor terhadap jejak pendapat menurut responden. Dari hasil 33% suara yang menjawab jelas terlihat bahwa ci-vitas akademik merasa kurang dengan fasilitas yang ada sekarang. Kemudian peningkatan sumber daya manusia menjadi prioritas program calon rektor dengan jumlah suara 23%. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan SDM akan terlaksana jika didukung dengan peningkatan fasilitas. Sedangkan 21% meliputi peningkatan prestasi, 18 % pengembangan budaya akademik , dan 5% lainnya.

Jika dijabarkan jajak pendapat mengenai pri-oritas program calon rektor kedepan menurut Ma-

hasiswa, dosen dan karyawan sebagai berikut:

Kriteria calon

Sebagian responden sejumlah 25,20 % mengingink-an calon rektor terpilih responsif terhadap civitas aka-demik yang meliputi mahasiswa dosen serta karyawan disekitar lingkungan UNDIP. Kemudian disusul dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: 15,01% Demokratis; 14,25% Iman dan Takwa; 13,25% jujur; 10,43% ber-pengalaman; 8,02% berpendidikan tinggi; 7,23% ber-jiwa enterpreneur; 4,3% populer; 2,31% lainnya seperti berjiwa besar, tanggung jawab, berjiwa kepemimpinan.

Banyak Mahasiswa Tidak TahuSosok Calon Rektor Undip 2010

Dari jejak pendapat ini Calon rektor terpilih menurut responden adalah 30% memilih Prof. Sudharto PH, MES. Ph.D; 29% memilih tidak tahu; 24% memilih Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, MS. Med. Sp.And; 10% m e m i l i h Prof. Dr. Arief Hidayat, SH, MS; dan 7% memilih Prof. Dr. Ir. Supriharyono, MS. Nilai prosentase ketidaktahuan dalam memilih calon rektor cukup tinggi. Hal ini menunjukan civitas akademik belum terlalu mengenal mengenai profil para calon rektor.(Litbang Manunggal)

Calon Rektor yang Terpilih

Polling ini dilaksanakan oleh LPM Manunggal Un-dip. Pengumpulan data diperoleh dari 1273 responden yang merupakan civitas akademika undip; terdiri dari mahasiswa dosen, dan karyawan di wilayah Undip sejak tanggal 25 - 28 Mei 2010. Penarikan sampel dengan metode Simple Random Sampling ( Propor-tionale ), dengan penentuan jumlah responden secara proporsional. Tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 1,7% dengan tidak menutup kemungkinan ad-anya non-sampling error. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung. (Litbang Manunggal)

Oleh Litbang Manunggal

Page 13: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

13

POJOK USAHA

ISLAMIC DISTRO: PERTAMA DI SEMARANG

Berawal dari salah satu peserta yang lolos dalam kompetisi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2009, Irma, Efrina, Faiz, Ikhsan dan Sandi memulai usahanya dengan modal

Rp.33.250.00. Modal yang didapatkan dari Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti) tersebut kemudian direalisasikan untuk mendirikan

sebuah distro, yang diberi nama Distro An Nahl.

Distro yang resmi didirikan pada tanggal 1 oktober 2009. Selain merupakan bisnis mahasiswa yang menjanjikan, distro ini

juga merupakan satu-satunya Islamic Dis-tro yang pernah ada di semarang sehingga cukup menarik perhatian masyarakat. Ada beragam barang yang ditawarkan oleh Distro An Nahl. Selain menyediakan ber-bagai jenis pakaian seperti jumper, rok, jaket, kemeja, kaos, sweater, hingga jilbab. An Nahl juga menawarkan barang-barang unik seperti sepatu lukis, sandal, kunci, dompet dan barang unik lainnya. Barang-barang tersebut dapat dipesan sesuai dengan sel-era, baik dari desain maupun bahannya.

Irma, mahasiswa Universitas Diponegoro yang juga direktur dari An Nahl menjelas-kan bahwa barang yang lebih banyak di-minati adalah barang-barang yang sedang trend, seperti jaket, kaos, softcase, sepatu lukis dan pin. Selain bisa memilih desain sendiri, harganya pun relatif terjangkau.

Mengenai harga, An Nahl memberikan harga mahasiswa dengan kualitas yang tak kalah dengan produsen lain. Untuk clothes, konsumen hanya dikenai harga sekitar Rp 60.000 sampai Rp 150.000, sedangkan untuk marchandises, harganya berkisar Rp 5.000. Harga sepatu lukis mulai dari Rp 60.000 dan kaos pesanan dipatok mulai dari Rp 40.000. Jika melihat segmentasinya yang situjukan kepada mahasiswa, harga terse-but tidak terlalu mahal. Apalagi mengingat usaha ini baru berdiri sehingga keuntun-

gan yang diambil pun tidak terlalu banyak.

Segmentasi pasar

Dengan kreativitas dan style anak muda, bisnis distro memiliki pasar yang strategis, mulai dari pelajar hingga berusia dewasa. Pelajar khususnya, belum memiliki rasa percaya diri yang kuat untuk menemukan jati dirinya sehingga berb-agai gaya akan dicoba untuk mengekspresikan dirinya sehingga akan membantu meningkat-kan eksistensinya. Selain dengan potongan rambut dan aneka aksesoris yang menempel di badannya, para pemuda juga men-coba mengaktualisasi diri melalui baju yang dipakai.

Karena produk yang memenuhi selera rema-ja inilah, industri distro juga akan terjaga eksisten-sinya. Dari hasil analisis, distro termasuk bisnis yang tahan krisis, kare-na sifat produknya yang mampu memenuhi selera remaja. Apalagi generasi remaja selalu tumbuh dan berganti-ganti selera. Na-mun dari sekian banyak distro yang ada, sangat ja-

rang bahkan belum ditemukan distro dengan konsep islami, khususnya apabila diteropong dari Kota Semarang. Dari latar belakang inilah sehingga Distro An Nahl mengambil remaja yang berselera islami sebagai fokus sasaran konsumennya. Selain itu, pengelola Distro An Nahl juga telah melakukan survei

di berbagai distro-dis-tro lainnya. H a s i l n y a , belum ada

distro yang menawarkan

konsep islami di Semarang sehin-

gga konsep distro islami sangat strate-

gis apabila dikembangkan di Kota Semarang.Distro An Nahl memiliki produk pakaian

yang bernuansa islami tetapi tetap memenuhi selera remaja. Keunggulan bisnis ini dianta-ranya karena pasar tidak terbatas pada remaja muslim saja, tetapi juga remaja yang peduli pada moral. An Nahl berusaha agar bisnis ini menjadi pelopor dalam membidik usaha islamic distro khususnya di Kota Semarang.

Tempat strategis

Keberadaan lokasi usaha yang strategis di-harapkan mampu memudahkan konsumen untuk menjangkau lokasi An Nahl. An Nahl berada di Jalan Kusumawardhani Nomor 8 Semarang. Hanya berada 100 meter dari gerbang utama Universitas Diponegoro Ple-buran atau 250 meter dari Jalan Pahlawan, tempat anak muda Semarang nongkrong. Tepat di sebelah lokasi An Nahl adalah pusat kuliner penyetan yang setiap harinya sangat ra-mai dikunjungi pelajar atau mahasiswa untuk makan malam. Di sebelah Outlet An Nahl juga terdapat salah satu Cabang “Salon Paris” yang cukup terkenal di Semarang. Dengan demikian, tidak salah jika An Nahl mem-punyai potensi daerah yang sangat strategis.

Distro An Nahl yang telah dikem-bangkan oleh Irma dan kawan-kawan ini merupakan salah satu bentuk kreativi-tas mahasiswa di bidang enterpreunership. Dengan konsep islamic distro dengan biaya yang terjangkau, An Nahl berupaya me-lirik remaja agar bergaya modis nan san-tun. Bagaimana, anda tertarik mencobanya?(Ratih)

Lokasi An Nahl Distro di Jalan Kusumawardhani 8 Semarang. Di tempat inilah, Irma dan kawan-kawannya setiap hari menjalankan usaha distronya.

Huda/ Manunggal

Jln.

Imam

Bar

djo

Page 14: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Adik Puspa yang lagi bingung. Kata hati itu berbicara dengan mantap dan konsekuen. Masalahnya, apakah kita MENYIKAPI suara dari hati itu uga dengan mantap? Biasanya kata hati itu muncul setelah masa “inkubasi” atau masa menenangkan diri se-jenak. Karena itu, suara hati sulit berbicara bila kita masih terlalu emosional atau ma-sih dalam keadaan tidak seimbang secara emosional. Suara hati itu suara kebaikan dari dalam yang bisa didengarkan atau diabaikan. Kita harus membuat pilihan. Bila kata hati bersuara dan Dik puspa bisa merasakan getaran, ikuti dengan keyakinan. Belajar mendengarkan hati adalah latihan yang bagus untuk memiliki prinsip di ten-gah banyaknya pengaruh dari orang lain. Orang lain boleh memberi masukan dan saran. Itulah gunanya berteman dan bergaul. Tetapi, pengambil keputusan adalah kita sendiri. Kita adalah penanggung jawab tunggal untuk setiap keputusan yang kita ambil dalam hidup kita. Tidak ada yang salah ketika kita mendengarkan masukan dari orang lain, tetapi banyak masalah yang muncul ketika bertumpu pada orang lain dalam mengambil keputusan. Singkat cerita, be yourself!

Kejengkelan di atas kejengkelan membuat macam-macam emosi jadi menumpuk. Tum-pukan kejengkelan ini kemudian menyebabkan munculnya perasaan tertekan, frustrasi, dan stres. Emosi itu sebenarnya sesuatu yang netral dalam diri kita. Emosi menjadi tidak netral atau bergejolak karena sesuatu dari luar “terasa”

KONSULTASI

14

?Terkadang kita bingung antara mendengarkan kata hati dengan masukan

orang lain. Di Satu sisi, kita harus mendengarkan kata hati karena banyak

yang mengatakan kata hati tidak mungkin salah. Namun, kita juga harus

mendengarkan masukan dari orang lain. Bagaimana caranya agar kita men-

getahui apakah kata hati kita benar atau salah?

Puspa-Planologi

Akhir-akhir ini saya merasa emosi saya sangat tinggi. Mungkin karena

tugas-tugas saya yang menumpuk, ditambah saya mendapat dosen pembimb-

ing yang kurang saya sukai. Kelompok saya juga terkadang susah dia- jak

kerjasama, sehingga emosi saya semakin tinggi. Sampai-sampai saya dikira

bukan orang Jawa, karena saya terlalu galak. Sebenernya, bagaimana

cara kita mengontrol emosi di saat tugas menumpuk dan situasi

pertemanan kita kurang membaik?

Putri, PSIK

“Di balik setiap perilaku, selalu ada niat yang baik”, begitu kata Virginia Satire, salah satu psikolog keluarga yang tersohor. Sayangnya, niat baik itu kadang-kadang menjadi buram dan tidak jelas karena anggapan, penilaian, dan asumsi yang terlalu tergesa-gesa. ayu perlu yakin bahwa kebahagiaan terbesar orangtua adalah melihat anaknya sudah bisa mandiri atau otonom dalam mengambil keputusan. Mandiri ini adalah salah satu ciri kedewasaan yang bisa terlihat dalam cara berkomunikasi dan menyikapi masalahKarena itu, ada baiknya bila ayu menunjukkan niat baik dan kedewasaan ayu dengan

berbicara dari hati ke hati dengan orangtua mengenai keinginan ayu untuk belajar di-percaya. Jika sudah mendapat kepercayaan itu, jaga dengan baik, sebaik-baiknya. Jika tidak, orangtua akan kembali menganggap ayu belum dewasa. Yakin deh, kepercayaan bisa mengubah banyak hal. Karena itu, milikilah kepercayaan itu.

membebani. Stres muncul karena kita “merasa” terbebani sehingga menjadi labil. Saatnya putri untuk bertanya, “Apa yang sedang mengganggu saya sehingga saya MERASA tugas, teman, dan dosen menyebalkan?” Apa yang putri namakan “emosi tinggi” sebenarnya menunjukkan emosi yang sangat labil. Di balik “emosi tinggi” itu biasanya ada “gangguan besar” yang belum terselesaikan sehingga banyak hal di sekitar terasa mengganggu. Coba deh refleksi sejenak, “Apa yang PALING menganggu hidupku saat

JAWAB

Y. F. LA KAHIJJADosen Hipnotis dan Pengajar

Fakultas Psikologi Universitas DiponegoroOrang tua saya terlalu mengekang saya. Mungkin karena saya anak terakhir

dan kakak saya sudah kerja. Saya sangat dibatasi mengikuti kegiatan di

kampus, jam 5 sore saya harus sudah berada di rumah. Dan ibu saya kurang

setuju dengan pacar saya. Karena kita sering pulang melebihi jam 5 sore,

ibu saya mengira pacar saya yang mengajak main, tetapi sebenarnya saya

ada kegiatan di kampus sampai sore. Jadi, ibu saya mempunyai pandangan

negatif terhadap pacar saya. Saya meminta solusi, bagaimana kita menghadapi

orang tua yang bersikap terlalu mengekang seperti itu?

Ayu, PSIK

? JAWAB

JAWAB

?

Abdi/ Manunggal

Abdi/ Manunggal

Abd

i/ M

anun

ggal

ini?” Yah, cari “Yang Paling”. Kalau sudah menemukan, selesaikan masalah itu terlebih dahulu. Nantinya, gangguan-gangguan lain akan mereda dengan sendirinya.

Page 15: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

15

Berlokasi di Desa B a n y u m a n i s , Keling, PBP

merupakan salah satu deretan pantai di Kabupaten Jepara. Namun, pantai satu ini memiliki keunikan tersendiri. Den-gan sisa-sisa peninggalan perjuangan Indonesia melawan Portugis, PBP me-madukan nuansa eksotis alam dan sejarah.

Perjalanan menuju PBP dapat ditem-puh selama 3 jam dari Semarang, atau 26 km dari pusat Kota Jepara ke arah Pati. Dengan kendaraan umum, pengunjung dapat menggunakan bus trayek Jepara – Pati. Sayangnya, untuk sampai ke PHP, pengunjung harus masuk 12 km lagi dari jalan besar menggunakan jasa tukang ojek.

Meskipun terkesan jauh, pengunjung tidak akan kecewa karena pemandangan kebun karet menghiasi sepanjang jalan menuju objek wisata pantai bersejarah ini. Jalan aspal bergelombang dengan lebar badan jalan 5 meter mengisyaratkan kita untuk ekstra hati-hati dalam perjalanan.

Cukup merogoh kocek sebesar Rp 2.500 /orang untuk bisa menikmati kein-dahan panorama pantai ini. Sedangkan, wisatawan yang menggunakan kenda-raan pribadi hanya menambah biaya Rp 1000,- /motor dan Rp 2000,- /mobil.

Ada tiga jenis wisata yang di tawarkan di tempat ini yaitu wisata Alam, sejarah, religi, dan minat. Pertama, wisata pantai, objek wisata pantai ini memiliki luas wilayah 7 hektar dengan pembatas berupa pagar kawat. Bersebelahan persis dengan Bukit Ujung Batu berwarna hijau, menambah keindahan panorama alam pantai ini. Sedangkan, pantai yang dahulu kala menjadi tempat pertahanan bangsa Portugis ini di bagian timurnya me-nyuguhkan panorama alam berupa pasir hi-tam bersih tempat berakhirnya

buih ombak yang berasal dari laut Jawa. Tampak pula beberapa per-ahu nelayan yang bersandar rapi ditepi pantai. Pada bagian barat-nya, terlihat pasir putih bersih.

Lempengan batu-batu be-sar tersusun rapi dan berada di tepi yang biasanya berupa pasir pantai. Menurut Iwan, pen-gelola PBP, batuan ini meru-pakan batuan yang terbentuk karena peristiwa alam bukan batuan buatan. Bebatuan ini menjadi keunikan tersend-iri dibandingkan dengan pantai-pantai lain. Karena di Jepara, batuan tersebut hanya dapat ditemukan di

pantai ini. “Pantai yang ada bi-asanya berpasir. Sedangkan yang disini susu-nan batu yang terbentuk alami menjadi tepi pantainya,” jelas Iwan yang menjabat sebagai manajer pengelola tempat ini sejak 2009.

Pantai ini terlihat menarik dengan ad-anya Pulau kecil berjarak 1 km dari bibir pantai. Pulau itu bernama Pulau Manda-lika (mondoliko dalam bahasa jawa). Pulau inilah yang menjadi pertahanan pertama dari bangsa Portugis sebelum melewati pertahanan benteng di pantai. Disana, juga terdapat bangunan mercusuar sebagai pengatur pelayaran. “Mercusuar yang ada di pulau ini merupakan mercusuar per-tama dan tertua yang ada di Pulau jawa,” tegas Iwan. Menurutnya, pengunjung dapat menyewa perahu nelayan untuk bermain di pulau ini dan mengitari perairan sekitarnya.

Kedua, wisata sejarah, Keberadaan ben-teng yang menjadi icon objek wisata ini te-pat berada di belakang susunan batu pantai. Benteng ini berada di bukit kecil dengan pepohonan yang hijau. Bangunan benteng ini didirikan oleh Sultan Agung Demak (Mataram) bersama dengan bangsa Portugis untuk mengusir dan menghalau kapal-kapal pasukan VOC yang memasuki wilayah ini.

Iwan, pengelola PBP yang berasal dari Desa Tulaan juga menjelaskan bahwa bangu-nan benteng ini sudah berbeda dari aslinya. Terlihat dari kondisi bangunan yang be-berapa bagiannya telah rusak. Sehingga telah direncanakan untuk memugar benteng ini kembali sesuai dengan bangunan aslinya. Beberapa bentuk bangunan yang menyirat-kan tanda-tanda bangunan asli yaitu ad-anya sela-sela untuk meriam tembak. Ada juga meriam buatan sebagai penghias yang meriam aslinya yang sudah dimusiumkan.

Ketiga, wisata religi yang ditawarkan, yakni dengan adanya Makam Sayyid Usman, tokoh pe- n y e b a r

PERJALANAN

Nuansa Pantai Benteng Portugis eksotik dan kental akan nilai sejarah. Kein-dahan panoramanya menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

antai Benteng Portugis

agama Islam di Jepara. Terdapat juga Makam Mbah Leseh, orang yang memprakarsai babat alas untuk pembukaan wilayah di sekitar Pantai Benteng Portugis ini. “Pengunjung wisata religi ini biasanya berziarah ke Makam Syayid Usman dan Mbah Leseh. Mereka berasal dari Jepara, Kudus bahkan ada juga yang berasal dari Pekalongan,” tambah Iwan.

Keempat, wisata minat yaitu berupa penyaluran hobi pengunjung yang suka mancing. Terlihat beberapa pengunjung memanfaatkan bebatuan alam sebagai alas berdiri dan melepaskan umpan ke air.

Pengembangan Potensi WisataPotensi wisata yang belum tertata secara

rapi, telah disadari pengelola sampai saat ini. Fasilitas yang ditawarkan sebagai ob-jek pariwisata berupa fasilitas standar yaitu kamar mandi, masjid dan arena bermain untuk anak-anak, perlu dikelola lebih baik.

Menurut Iwan, rencananya pada tahun 2010 pengembangan potensi wisata ini akan dilakukan. Pembuatan tempat parkir kenda-raan yang sekarang berada di dalam akan dip-indah di luar wilayah objek wisata. ” Beberapa fasilitas lainnya akan ditambahkan, seperti tempat penginapan bagi pengunjung yang ingin bemalam di tempat ini, pem-buatan dermaga untuk pengunjung y a n g

hobi memancing sehingga bisa mancing lebih ke tengah, serta waterboom sebagai arena tambahan untuk bermain anak, dll,” ungkap Iwan.

Ulya, pengunjung dari kota Kudus men-gungkapkan bahwa fasilitas yang ada pada PBP saat ini masih kurang. Berbagai fasiltas lainnya perlu ditambahkan. “faslilitas seperti perahu kecil untuk muter-muet sekitar per-airan pantai ini, perlu ditambah,” gurau Ulya.

Sedangkan Dimas, pengunjung yang be-rasal dari pati menuturkan, niatnya bekujung ke pantai ini sekedar untuk refreshing saat libur. “Saya ngerti tempat ini sejak SMP karena diberi tahu teman. Beberapa kali saya telah berkunjung kesini, baik send-irian atau bareng-bareng dengan teman,” jelas pelajar SMK Tunas Harapan Pati ini.

Bagaimana tertarik mengunjun-gi pantai ini? tentu tidak ada salahn-ya bukan. Selain, menghilangkan pe-nat pikiran juga mengamati kekayaan salah satu objek wisata di Indonesia.(Satya)

Satya/Manunggal

Panorama dalam Balutan SejarahP

Mengisi waktu luang dengan

rekreasi tentu menyegarkan pikiran

dari aktivitas sehari-hari. Pergi ke

pantai dan menikmati hembusan

angin laut, misalnya. Atau berwi-

sata sejarah mengenang perjuangan

bangsa? Tak perlu bingung, karena

keduanya dapat kita nikmati ber-

sama di Pantai Benteng Portugis

(PBP).

Page 16: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Kutipan tersebut merupakan lirik lagu Gambang Semarang yang juga merupakan kesenian tradi-sional Kota Semarang yaitu tari Gambang Se-

marang. Kesenian Gambang Semarang adalah salah satu kesenian di Indonesia yang mulai luntur dan terlupakan. Kerja sama antar lembaga perlu untuk mengangkat kembali ikon budaya Kota Semarang itu. Kerja sama diperlukan keterlibatan seniman dan pemerintah yang menyediakan wadah pertunjukan.

Semarang, kota yang memiliki banyak warisan budaya mengandung potensi seni yang besar. Semarang memiliki seniman dan budayawan yang piawai terlihat dari jejak historis bahwa Semarang adalah tanah kelahiran seniman legendaris, seperti Raden Saleh yang sekarang diabadikan menjadi pusat tempat kesenian dan budaya di Kota AT-LAS ini.

Semarang memiliki kekayaan budaya yang tak tertand-ingi, dan memiliki infrastruktur kesenian yang cukup me-madai. Ironis jika melihat geliat kesenian di Semarang mulai muncul setelah beberapa tahun terakhir animo masyarakat sangat kurang terhadap kesenian lokal di banding dengan pengaruh budaya-budaya modern. Membangun kesenian lokal tentu tak mudah dan memerlukan waktu dan proses. Seperti yang dikatakan oleh salah satu budayawan asal Semarang, Tubagus Svarajati dalam artikelnnya yang ber-judul Paradoks (Seni) Semarang, “Meski seniman berada pada barisan terdepan, tak bisa dipungkiri perlunya publik menyamakan persepsi: kesenian adalah lentera kehidupan, Berkesenian tak ubahnya sebentuk pekerjaan yang men-untut sederetan konsekuensi yang harus dipenuhi. Kerja keras, pada ujungnya, menyoal kontinuitas praktik seni yang bertumpu pada elan kreativitas. Seniman diuji un-tuk menghasilkan karya-karya seni yang menarik. Bukan leha-leha dan menunggu wangsit belaka.”

Keikutsertaan pemerintah terhadap pelestarian dan perkembangan kesenian lokal juga patut diperhatikan.

Masalah yang dihadapi oleh para seniman dan panitia pagelaran kesenian adalah kemudahan fasilitas dan akses. Oleh karena itu pemerintah semestinya menyediakan ke-mudahan produksi untuk pagelaran kesenian, meluaskan akses publik dan seniman terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga muncul inovasi-inovasi, mengenalkan praktik manajemen seni yang baik, serta bersama semua pemangku kepentingan seni kota ikut serta merancang kebijakan dan arah seni kota. Tidak bisa lain, peran dewan kesenian kota mesti ditingkatkan.

Program-program yang dilakukan Dewan Kesenian Semarang (Dekase) selama ini untuk menggerakkan kembali gairah dan animo masyarakat terhadap kegiatan kesenian dan pertunjukan di Semarang cukup sukses dengan acara-acara kesenian yang sering di gelar di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Dekase, Marco Manardi, “Animo masyarakat terhadap kesenian salah satunnya kesenian musik dan teater cukup diminati masyarakat Semarang. Bahkan, kesenian tradi-sional seperti kesenian wayang orang yang sering digelar di gedung Ngesti Pandowo, TBRS setiap satu minggu sekali pun sekarang kian marak pengunjung di banding beberapa tahun silam.”

“Hal ini (untuk membangkitkan gairah seni-Red) su-dah merupakan tugas Dekase sebagai mediator antara masyarakat dengan seniman, seniman dengan seniman lainnya. Dengan begitu animo masyarakat Semarang terhadap kesenian kembali menemukan gairahnnya dan mengubah pandangan masyarakat luar Semarang yang selama ini sering mengganggap Semarang sepi hiburan kesenian kini tidak lagi dengan adannya agenda-agenda rutin yang sering dilaksanakan di TBRS maupun tempat-tempat lain yang ada di Semarang,” tambahnnya.

Masalah yang sering dikeluhkan oleh para pelaku seni di Semarang adalah ruang dan komunitas seni yang min-im, Marco menjelaskan, “Dua hingga tiga tahun terakhir Dekase mencoba memulai menggerakkan membangkitkan kesenian mulai dari para pelaku seni melalui komunitas-

komunitas seni. Dengan harapan dari komunitas seni, antu-sias pelaku seni akan saling ‘bersaing’ untuk menampilkan kesenian terbaik yang mereka punya sehingga kesenian di Semarang berkembang dengan inovasi-inovasi para seniman untuk memikat perhatian masyarakat terhadap kesenian.”

“Minimnya tempat pertunjukan kesenian yang ada di kota Semarang, itu tidak dapat menjadi alasan. Kesenian bisa dilakukan di mana saja, para seniman atau panitia penggelar pertunjukkan seni sering kali mengeluhkan mengenai biaya gedung pertunjukan. Sekarang pandan-gan harus menggelar pertunjukan seni harus dilaksanakan di gedung harus diubah. Tidak hanya di gedung, untuk melestarikan kesenian seharusnya bisa dilakukan dimana saja, misalnnya tanpa gedung tanah lapang pun bisa di-gunakan untuk kegiatan kesenian,” jelas Marco.

Pemerhati kesenian dan juga Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip, Mulyo Hadi Purnomo mengatakan, “Kegiatan kesenian di Semarang telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, sekarang bukan hanya kegitan pentas dan pertunjukan, kesenian telah merambah ke ranah festival yang cukup mendapatkan animo yang positif dari masyarakat penikmat seni di Semarang”.

“Peran sentral pemerintah sangat di butuhkan untuk terselengarannya kesenian yang akan digelar, terutama dalam pendanaan untuk pelestarian dan pembiayaan aset kes-enian yang ada di Semarang. Sehinga animo masyarakat untuk mendapatkan kesenian yang berkualiatas kembali bergeliat dan dapat menarik perhatian masyarakat terha-dap seni dan pertunjukan di Semarang banyak praktik berkesenian tersebar di Semarang. Jenis kesenian yang ada pun beragam, seperti, seni rupa, sastra, teater, musik, fotografi, dan film,” tambah dosen pengampu mata kuliah Manajemen dan Pertunjukan Kesenian, Sastra Indonesia, FIB tersebut.

Potensi seni setiap kota Indonesia satu dengan lain-nya tak jauh berbeda. Yang terjadi ialah ketidaktahuan pemangku kepentingan untuk mengurai keruwetan yang ada dan membangun struktur kesenian yang representatif dan tertata. Pemerintah kota, tak terkecuali Semarang, harus tahu arah bagaimana membangun masyarakat madani yang bertamadun. Sehingga eksistensi kesenian di Semarang masih tetap ada hingga generasi mendatang seperti kes-enian wayang orang di gedung Ngesti Pandowo, TBRS yang diharapkan akan terus menyedot perhatian publik dengan inovasi-inovasinya yang tidak mengurangi kesaslian kesenian lokal Semarang. (Alfi )

SASTRA BUDAYA

16

Tumbuhnya Geliat Seni di Semarang“Empat penari,Membikin hati

Menjadi senang.Aduh…

Inilah dia malam gembiraGambang Semarang..”

Peran sentral peme-rintah sangat dibutuhkan

demi terselenggaranya kesenian yang akan di-gelar, terutama dalam

pendanaan.

Dok/ Istimewa

Page 17: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

INTERMEZZO

17

C oba kita berkaca pada Bob Sadino. Seorang pengusaha sukses yang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkatan SMA, tetapi semangat dalam berwirausaha patut menjadi

contoh. Sebagai mahasiswa, tentunya kita dihadapkan pada kompetisi yang sengit. Di tengah pelaksanaan China and Asean Free Trade Agreement (CAFTA), tak ada salahnya melirik enterpreuner sebagai alternatif kerja ke depan.

Enterpreneur sebagai usaha kemandirian mahasiswa dalam menghadapi krisis global adalah salah satu cara yang tepat. Berbagai macam cara dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mulai berwirausaha. Walaupun hanya dimulai dari hal yang kecil dan sepele, tetapi dengan kon-sisten mempertahankan usahanya, tak putus berdoa dan mampu menganalisis kebutuhan-kebutuhan pasar maka bisa dipastikan enterpreneurnya akan berjalan dengan lancar.

Di Undip sendiri, banyak wadah yang memfasilitasi mahasiswanya untuk meningkatkan skill di bidang enter-preneurship. Banyak seminar-seminar dan pelatihan yang dilaksanakan melalui bidang kemahasiswaan melalui BEM Universitas yang sasarannya adalah mahasiswa Undip yang berminat dan berpotensi mengembangkan kewirausahaan-nya. Bahkan, beberapa waktu yang lalu terdapat Program Mahasiswa Wirausaha yang memberikan dana kepada maha-siswa untuk membangun usaha. Oleh karena itu, mahasiswa tak perlu takut untuk mencoba menjadi wira usaha muda.

Uraian di bawah ini dapat menjadi motivasi sekaligus strategi untuk mahasiswa yang belum berpengalaman dalam dunia enterpreuner sehingga dapat berpijak menjadi wira

Berwirausaha? Siapa takut!

P U I S IKarya: Mar’atush Sholihah (Ilmu Keperawatan Undip 2007)

Hope is a word that every hurting heart understandsHope shines brighter than the brightest star on the darkness nightFaith is bigger than the highest mountainAnd God is grater than my obstacle in your pathAnything can be accomplished by those who fully put their hearts into it..

The time to start is nowThe place to start is hereMay hope cast its special light upon our pathAnd God bless everything you touch, in the hoursDay and moments still to comeTrusting God for all

Into Him hands I lay the fears that hurt me..In the name of our God The beneficent and the most mercifullInto Him hands I lay everything I haveInto Him hands I lay every sadness, darkness and sorrow..He knows the fears that hurt meAnd he bless everything you touchIn hours..in day and momentsTrusting Our God for all..

Dad...That’s not my intention…

I love U all the way....When I woke up in the morning, I will always said “I LOVE U DADY..”

U are my best father ever..I have U, the only best partner in my life…now and for the end of this time…

U are always be my best fatherAlthough U are not here with me..

U always seems so here, breathe here..together with my breathe…The air seems like you..

Sometimes I asked my Lord…“Lord, I love my father so much…Don’t take away him outside of me…”

He is a man, Who I called him, “FATHER..”He is a man, who always bring my live seems so calmness and Joyfull..

He is a man, who give me a million love and hopes….He told me about Live..

He showed Me about a sun in the Morning..U are My Light of Mine,dad…

Everytime I call him….A lot of love and care he gave to me..

I love your smile..I love your hug..

I love Your caress..I love Your speech..

I love Your way touched my heart..I love Your way hold me tight..

I love Your way called My name..I love You dad, best regards how I know You..

usaha muda yang baik.Pertama adalah perhitun-

gan dan teknik mencari peluang. Perhitun-gan bagi wirausa-h a w a n awam c u -k u p

meng-gunak-an teknik “sedikit demi, sedikit lama-lama menjadi bukit”. Misalnya usaha menjual es yang kita buat sendiri. Kita tidak perlu memiliki sebuah kedai es atau gerobak es untuk menjual produk kita, cukup titipkan saja di warung biasa, tempat makan kita. Seandainya untung perhari satu termos es adalah Rp. 10.000. Bisa dihitung, untungnya jika kita bermodal 20 atau 100 termos es atau minimal untungnya adalah 50%-nya, karena pasti tidak tiap hari dagangan kita laris.

Kedua, kemauan keras untuk berusaha. Setiap orang me-miliki kamauan dan keinginan dengan mimpinya. Meskipun terkadang mimpi itu tak menjadi realita. Pada umumnya, mahasiswa berwirausaha dengan banyak perhitungan yang njelimet dan harus belajar dari kursus atau mungkin harus kuliah ekonomi minimal D3. Selain itu juga harus ada perhi-tungan secara detail mulai dari untung, rugi, modal, bahkan

terdapat hantu-hantu penghalang untuk mulai berwirausaha yang ujung-ujungnya berakhir hanya menjadi sebuah impian belaka. Berpikir dan berkhayal tanpa ada usaha yang berarti. Meskipun demikian, masih ada mahasiswa yang bernggapan berwirausaha sebagai sebuah “percobaan dan analisis”. Action adalah satu-satunya jalan untuk memulai berwirausaha. Tidak ada alasan takut akan berbagai perkiraan yang meghantui kita.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam berwirausaha adalah tentang target dan batas waktu. Misalnya dalam sebuah pertandingan sepak bola, apa yang terjadi dalam sebuah pertandingan sepakbola apabila tidak ada batas waktu? Mungkin tidak ada yang termotivasi untuk mencetak sebuah gol. Tinggal tunggu musuh cetak gol hingga lemas, baru balas. Benar bukan? Berbeda jika ada batas waktu 2x45 menit, maka setiap tim akan saling berebut bola untuk bisa mencetak gol sebanyak-banyaknya sebelum waktu yang ditentukan habis. Demikian juga yang harus dilakukan dalam berwirausaha, kita harus memasang target atau sasaran yang akan kita capai dan batas waktu yang diperlukan untuk memenuhi target yang telah kita tetapkan dalam diri kita. Kita harus berusaha mencapai target waktu yang ditentu-kan. Apabila hingga waktu berakhir target belum tercapai, munculkan yang namanya “kekuatan kepepet”. Seperti yang diungkapkan John P. Kotter (Harvard Business Review) bahwa Estabilishing Sense of Urgency atau “kekuatan kepepet” adalah langkah awal menggerakkan perubahan dalam sebuah organisasi/perusahaan. Dengan melihat tantangan dan anca-man terhadap kompetisi dan krisis, membuat individu untuk bergerak lebih untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Beberapa hal di atas, kiranya dapat menjadi pertimban-gan agar tak salah dalam berwira usaha, terutama keta-kutan utama bagi wirausahawan awam adalah kegagalan dan merugi. Semoga dengan semangat berwira usaha yang tangguh apalagi dengan terbukanya berbagai peluang bagi mahasiswa untuk berwira usaha menjadi penyengat semangat mahasiswa untuk menjadi wiraswasta muda. Cobalah! (Azer)

H O P E “For My Best Father”

Page 18: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

Mary & Max adalah film animasi stop-motion dari Australia yang skenario dan penyutradaraannya ditangani

Adam Elliot. Sejumlah nama besar di industri film semacam Toni Collette, Philip Seymour Hoffman dan Eric Bana turut menyumbang suara mereka di film animasi pemenang banyak penghargaan ini.

Film produksi 2009 ini mengambil set-ting waktu dari 1976 hingga 1994. Berkisah tentang seorang gadis cilik delapan tahun bernama Mary yang hidupnya kesepian. Tak memiliki teman, bahkan kedua orangtuanya sibuk dengan urusan mereka sendiri. Ke-hidupan yang berat bagi seorang gadis cilik di Australia. Suatu ketika, Mary menuliskan surat ke Max yang dia dapat secara acak saat mencari nama di buku telepon. Kehidupan Max tak lebih baik dari Mary.

Di usianya yang sudah memasuki kepala 4, Max hidup sendiri di apartemennya dan memiliki masalah obesitas yang cukup parah. Bahkan Max mengidap Asperger Syndrome yang mengakibatkan dia sulit berinteraksi dengan orang lain. Max membalas surat Mary dan tidak lupa menyertakan batangan cokelat seperti halnya Mary saat mengirimkan surat kepadanya. Persahabatan melalui surat ini terjalin hingga hampir 20 tahun lamanya dan sempat diwarnai dengan kesalahpaha-man karena Max yang over sensitif sem-pat merenggangkan hubungan keduanya. Sebagai sebuah film animasi, Mary & Max cenderung bertutur lambat, suram dan gelap. Filmnya sendiri mengangkat masalah yang cukup berat seperti depresi, bunuh diri, kesepian hingga perasaan cemas. Itulah mengapa film ini sangat tidak cocok untuk

dikonsumsi anak-anak, bahkan remaja. Adam sering memakai simbol dalam filmnya ini terutama dalam menggambarkan kehidupan kedua tokoh utama, misalnya New York City yang selalu terlihat suram mencerminkan kehidupan Max yang kesepian.

Mary & Max bukanlah tipikal film yang bisa dinikmati dengan santai sambil me-nyantap snack. Film ini membutuhkan pe-mikiran mendalam karena penonton diajak merenungi arti kehidupan dan memahami apa yang terjadi terhadap Mary dan Max. Persahabatan yang terjalin diantara mereka juga unik dan tidak biasa. Kita akan bersyu-kur dengan kehidupan kita setelah melihat bagaimana kehidupan yang dijalani oleh mereka. (Rizal*)

*Mahasiswa Sastra Inggris 2008

Belajar Mamaknai Hidup dari Mary & Max

Directed by Adam Elliot Written by Adam Elliot Narrated by Barry Humphries Starring: Toni Collette, Philip Seymour Hoff-man, Eric Bana, Renée Geyer Distributed by Icon Entertainment InternationalRunning time 90 min.Language English

“LOVEVOLUTION,”Album Pamungkas Glenn Fredly

Pembaca pasti tak asing lagi de-ngan nama Gayus Tambunan, salah satu pegawai Direktorat Jenderal

(Dirjen) Pajak yang tertangkap melaku-kan korupsi. Kasus Gayus merupakan cerminan masih adanya pejabat negara yang melakukan korupsi. Akankah Ga-yus-Gayus lain ikut bertelur di Indonesia?

Pertanyaan di atas merupakan tantangan sekaligus motivasi untuk seluruh masyara-kat agar berani memberantas berbagai kasus korupsi di Indonesia. Salah satu referensi yang tepat untuk menganalisis berbagai kasus korupsi di Indonesia adalah buku karangan Bibit Samad Rianto dan Nurlis E Meuko yang berjudul Koruptor Go to Hell!. Buku ini berisi tentang berbagai sisi korupsi di Indonesia, antara lain serangan balik ko-ruptor, apa itu korupsi, darimana korupsi berasal, berbagai macam bentuk korupsi, kerawanan korupsi, potensi masalah penye-bab korupsi, anatomi korupsi di Indonesia, penanganan korupsi, serta baku atur ala mafia.

Penulis mengajak pembaca buku ini untuk menganalogikan korupsi sebagai bongka-han gunung es di atas permukaan air laut. Walaupun kita berhasil menghancurkan

permukaannya, selalu muncul lagi gunung es yang baru sebab di bawah permukaan air laut masih terdapat bongkahan es yang lebih besar. Jadi, walaupun kita berhasil me-menjarakan koruptor sebanyak-banyaknya, akan tetap muncul koruptor baru sepan-jang akar masalah korupsi (bongkahan es yang berada di bawah air laut) tidak dihan-curkan atau tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penulis juga menyodor-kan solusi strategis mengatasi akar korupsi yang disebut dengan Pola Deteksi-Aksi.

Bahasan semakin komprehensif, karena penulis juga membahas penggolongan tindak pidana korupsi ke dalam tujuh kelompok atau golongan. Kelompok ini terdiri dari 30 jenis tindak pidana korupsi lengkap de-ngan pasal dan isi materi dari pasal tersebut.

Faktor penyebab korupsi, berbagai ka-sus korupsi yang terjadi di Indonesia serta berbagai refleksi berbagai kasus korupsi di luar negeri juga menarik penulis untuk lebih cermat menganalisis kasus korupsi dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, buku ini merupakan referensi yang baik untuk menyikapi adanya ber-bagai koruptor di Indonesia. (Taufiq)

Musik adalah bagian tak ter-pisahkan dari hidup Glenn Fredly. Ia sudah “mengunyah”

musik sejak usia bocah. Namun, secara profesional ia baru terhitung sejak ber-gabung sebagai lead vokalis grup Funk Section pada 1995. Kemudian, ia bersolo karir merilis sembilan album dengan beberapa hitsnya yang terkenal seperti “Januari”, “Sekali Ini Saja”, “Mimpi Biru” dan “Terpesona”.

Selama 15 ta-hun, Glenn telah berkiprah di dunia musik. Dalam ku-run waktu terse-but ia seperti me-naiki wahana roller coaster, mem-bawanya pada pengalaman yang luar biasa, baik musikalitas mau-pun diri pribadi.

Tak puas hanya 9 album, Glen akhirnya meluncurkan al-bum ke-10 bertajuk Lovevolution di 2010 ini. Berbeda dengan album-al-bum sebelumnya, Lovevolution memi-liki lebih banyak unsur live music dan akustik. Cerita cinta, persahabatan dan perpisahan menjadi tema utama di album yang menjadi refleksi karier menyanyi Glenn. Ini sekaligus penanda titik puncak karir Glenn di industri musik tanah air selama 15 tahun.

Sejumlah lagu yang bercerita tentang cinta dapat kita simak dari “Brow n Eyed Girl”, yang lirik dan musiknya digarap bareng mantan istrinya, Dewi Sandra. Perhatikan juga “NOEBY” (No One Else But You), yang menceritakan kekaguman

pada seorang gadis cantik bak malaikat. Glenn juga berkolaborasi de-

ngan Sandy Sandoro dalam “Let’s Say Love,” sebuah lagu mid tempo yang berisi ajakan menjadi agen pe-rubahan dengan menyebarkan vi-rus-virus positif dalam kehidupan.

Lovevolution diperkenalkan pada 6 Februari 2010, bertepatan dengan kon-ser tunggal Glenn di Singapura. Glen

sendiri bertindak sebagai produser, dengan dibantu barisan musisi yang mendukung peng-garapan album ini. Mereka adalah te-man lama Glenn, seperti Rayendra Sunito (drum/co produser), Andra Dinuth (guitar), Harry Anggoman (keyboard), Bonar Abraham (bass), Kena Lango (keyboard), Niki Manuputi (saxo-

phone), serta Irwan Simanjuntak, yang ikut mengaransemen sejumlah lagu.

Album Lovevolution adalah bingkai proses perjalanan hidup Glenn yang ti-dak pernah diungkapkan. Proses dimana Glenn tidak hanya mendapatkan pujian tetapi juga pelajaran berupa tekanan. Album ini sekaligus menjadi album pamungkas, dimana ia akan gantung gitar setelah 15 tahun berada di tengah hingar bingar panggung musik nasional.

Semoga saja, karya-karya Glenn sebagai salah satu musikus terbaik Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi musikus Indonesia lain un-tuk berkarya secara optimal. (Alle)

18

Judul Buku: Koruptor Go To Hell!Penulis: Bibit Samat Rianto dan Nurlis E. MeukoPenerbit: Hikmah (PT Mizan Publika)JalanPuri Mutiara No. 72 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430

Mau dibawa kemana Koruptor Indonesia?

Koruptor Go To Hell...!

R E S E N S I

Page 19: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010

S O S O K

19

Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Undip yang gemar mengunjungi per-pustakaan tentu mengenal sosok ini.

Endang Rahmawati namanya. Memulai karir sebagai pegawai honorer di Perpustakaan Magister Manajemen UGM, Endang ke-mudian memilih hijrah ke Undip pada 2000. Sekarang, perempuan kelahiran Klaten, 25 Oktober ini menjabat Kepala Perpustakaan FE.

Sosok pustakawan yang biasanya masam tak tampak saat Manunggal mewawancara-inya. Bahkan, pekerjaan sebagai pustakawan yang sering dipandang sebelah mata justru mengantarkan Endang meraih prestasi. Ia menjadi runner-up Pustakawan Berprestasi dalam Kompetisi Akademi Berprestasi yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) pada 2009, mewakili Un-dip.

Ajang tersebut merupakan cara Dikti mengapresiasi dan memperkenalkan nilai ketekunan dan prestasi kerja ilmiah kepada masyarakat. Dikti mengambil beberapa sosok berprestasi, terdiri dari dosen, mahasiswa, ke-pala program studi, pustakawan, laboran, dan tenaga administrasi akademik berprestasi. Endang sendiri mengikuti ajang tersebut bukan karena keinginan pribadi, melainkan tugas dari Rektor. ”Awalnya saya meluruskan

Pustakawan Harus Murah Senyumniat. Bukan menang atau kalah yang saya cari, tapi pengalaman. Apapun hasilnya, saya yakin itu yang terbaik,” ujarnya.

Endang mengungkapkan, kemenangan yang diperoleh ini semata-mata rahmat dan karunia Allah. “Selain itu resepnya harus ada keseimbangan antara kecerdasan otak dalam berpikir dan mengendalikan diri,” tuturnya. Yen menang ojo umuk, nek kalah ojo ngamuk, itulah prinsip yang dia pegang teguh.

Mengenai manajemen perpustakaan, En-dang lebih menggarisbawahi masalah SDM. Menurutnya, pustakawan harus menganggap perpustakaan sebagai rumah kedua. Selain itu, perpustakaan perlu memperbaiki koleksi agar judulnya lengkap dan jumlah eksemp-larnya dapat memenuhi kebutuhan civitas akademik.

“Pustakawan harus murah senyum dan jangan judes. Mereka harus mampu beker-ja sama, senang membantu urusan orang lain dan selalu berprasangka baik kepada siapapun, termasuk kepada Allah. Itu yang selalu saya tanamkan pada teman-teman di Perpustakaan FE ini,” tutur Endang yang tahun depan tidak lagi memiliki kesempatan mengikuti Kompetisi Akademisi Berprestasi karena peraturan.

Baginya, kenyamanan pengunjung per-pustakaan sangat penting, karena perpusta-kaan merupakan jembatan atau mitra menuju universitas riset. Fungsi utama perpustakaan adalah mendukung penelitian, pendidikan,

pengabdian masyarakat, dan sumber in-formasi. Jantung perguruan tinggi adalah perpustakaan. Oleh karena itu, perpusta-kaan harus dapat memberikan pelayanan terbaik. Ia berharap torehan prestasinya menjadi motivasi bagi akademisi lain.

Berbicara rencana ke de-pan, Endang yang sekarang berdomisili di Ungaran ini memiliki konsep mengubah paradigma perpustakaan tradisional ke digital. Apa-lagi Undip akan menuju World Class University, sehingga perpustakaan sebagai unsur penunjang harus mengimbanginya. Upaya yang ditempuh antara lain mempro-mosikan perpustakaan FE ke web dan men-goptimalkan repository institusional agar ke-beradaan perpustakaan FE lebih dikenal di du-nia internasional.

Berhasil menorehkan prestasi tak lantas menjadikannya sombong. Meskipun mem-peroleh berbagai hadiah dan penghargaan, menurutnya saat paling berkesan justru mengikuti rangkaian upacara HUT Kemer-dekaan RI ke-64. “Saat itu saya mengikuti

upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Negara, sampai pada acara ramah tamah dengan Presiden SBY dan jajaran menteri. Mungkin jika saya tulis bisa dibuat judul ”Perjalanan Panjang Menuju Istana,” pungkasnya. (Huda)

Muhammad Arif Rahman

Total Tekuni Hobi

Arif, begitu dia disapa. Siapa sangka, pemuda berperawakan tinggi kurus ini ternyata salah satu atlet kebanggaan

Jawa Tengah. Usahanya menekuni dunia sepatu roda selama kurang lebih 13 tahun tak sia-sia. Kini permainan sepatu roda yang berawal dari sekadar hobi mem-

buatnya menjadi atlet profesional peraih berbagai penghargaan kejuaraan.

Dalam tiga kali kejuaraan Pekan Olah-raga Nasional (PON) pada 2000, 2004 dan 2008, pemilik nama lengkap Muhammad Arif Rachman ini berhasil mengumpulkan tiga medali perunggu, dua medali perak dan satu medali emas. Penghargaan lain yang pernah disabetnya antara lain juara dua kat-egori relay pada 2001 dan medali perunggu Kejuaraan Nasional 2003 di Surabaya.

Tak berhenti disitu, pemuda kelahiran 6 Agustus 1986 ini juga mewakili Indonesia di kejuaraan internasional. Bersama tiga orang temannya dari Jakarta dan Kalimantan, Arif berpartisipasi dalam kejuaraan Asian In Land Up di China, Mei 2009 lalu. Dalam event tersebut, Indonesia berhasil mendapatkan peringkat ke-14 kategori marathon dari 70 peserta yang berasal dari Asia dan Eropa.

Arif menyukai sepatu roda sejak SD. Setelah seminggu bisa memakai sepatu roda yang dipelajarinya secara otodidak, Arif masuk menjadi anggota klub Ikatan Orang Tua Sepatu Roda (Ikos). Hingga saat ini, mahasiswa Ilmu Komunikasi ini masih ter-catat sebagai anggota Ikos bersama sekitar dua puluh temannya. “Saya suka sepatu roda karena menyenangkan, asyik saja bermain sepatu roda, apalagi ini termasuk olahraga ekstrim,” ungkapnya.

Mulai menjadi atlet pro pada 2003, kon-

sekuensi jadwal latihan yang padat pun harus ia jalani. Kini, setiap Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu, Arif harus menyisihkan waktunya untuk berlatih di GOR Jati Diri. Biasanya mereka berlatih pada sore hari selama 2-3 jam. Demi menjaga stamina tubuhnya, ia juga berlatih dengan mengelilingi simpang lima bersama teman-teman pelatda sepeda balap setiap Senin-Kamis pagi.

“Selain hobi, bersepeda juga mendukung latihan sepatu roda,” terang pemuda yang pernah melakukan perjalanan bersepatu roda Semarang-Jogja bersama temannya ini. Sepatu roda tersebut ia dapatkan dari Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Sekian lama berkecimpung di dunia sepatu roda, Arif mengaku banyak mendapat pengalaman suka dan duka. “Enaknya, jadi atlet bisa bermain dan jalan-jalan gratis. Ti-dak enaknya, kalau ingin bermain dengan teman-teman tapi ada jadwal latihan,” terang pemuda yang gemar menyantap ikan lele sebagai makanan favoritnya.

Masa-masa sulit pun pernah dia alami. Tahun 2004-2005 menjadi masa terberat bagi anak bungsu dari dua bersaudara ini. Pada 2004, dia terkena penyakit liver se-hingga dilarang berolahraga selama 3 bulan. Selama setahun itu pula tidak ada kejuaraan yang dia menangkan. Rasa frustasi sem-pat hinggap pada dirinya. Namun berkat dukungan keluarga terutama orang tuanya,

Arif kembali bangkit. “Orang tua selalu datang waktu lomba, kurang puas jika mereka tidak datang,” katanya.

Selain menekuni olahraga sepatu roda, putra pasangan M. Kadar dan Solichah ini juga mempunyai hobi menggambar dalam bentuk graffiti. Keasyikan menggambar dengan media pilok Arif lakukan bersama teman-teman Komunitas 12pm. Mereka biasa menyalurkan hobi graffiti mereka di tembok sekeliling Undip dan daerah Mrican, tentunya dengan meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik rumah.

Beberapa prestasi dalam bidang graf-fiti juga sempat dia torehkan, antara lain nominasi lima besar nasional dalam per-lombaan yang diadakan oleh Polri dan Lawyer Club. Kemudian pada 2009 lalu dia juga mendapat juara 1 pada perlom-baan graffiti yang diadakan Djarum Black di Garut.

Meskipun Arif menjadi salah satu atlet senior dalam bidang sepatu roda, ilmu yang dimilikinya tak lupa dibagikan kepada yang lain. Sesekali dia diminta melatih atlet junior dari kota lain. “Saat ini, bisa dibilang Jateng terutama Semarang menjadi tolok ukur olahraga sepatu roda di Indonesia,” tutur Arif. Ia kini sedang mempersiap-kan diri mengikuti perlombaan piala Ibu Negara Juli mendatang dan seleksi SEA Games 2011. (Alle)

Endang Rahmawati

Dok/ Istimewa

Dok/ Istimewa

Page 20: Tabloid Manunggal Pemilihan Rektor Undip 2010