133
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan seperti tercantum didalam sistem kesehatan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta dapat hidup secara produktif, tujuan ini merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional dalam mencapai kesehatan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sumber daya yang trampil dan berkualitas dan dapat mengembangkan tugasnya dengan baik dibidang kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang paling dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut adalah perawat kesehatan. Peran perawat komunitas sangat bervariasi dan menantang. Peran perawat telah berkembang sejak abad ke-19, yang berfokus lebih banyak kearah kondisi lingkungan seperti sanitasi, kontrol penyakit dan perawatan keluarga. Adapun faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor prilaku masyarakat terhadap hidup sehat yang merupakan faktor utama disamping faktor pelayanan kesehatan dan faktor 1

Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunitas

Citation preview

Page 1: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan seperti tercantum didalam sistem

kesehatan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal serta dapat hidup secara produktif, tujuan ini merupakan salah satu

tujuan pembangunan nasional dalam mencapai kesehatan umum.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sumber daya yang

trampil dan berkualitas dan dapat mengembangkan tugasnya dengan baik

dibidang kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang paling dibutuhkan

untuk melaksanakan tugas tersebut adalah perawat kesehatan. Peran

perawat komunitas sangat bervariasi dan menantang. Peran perawat telah

berkembang sejak abad ke-19, yang berfokus lebih banyak kearah kondisi

lingkungan seperti sanitasi, kontrol penyakit dan perawatan keluarga.

Adapun faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor

prilaku masyarakat terhadap hidup sehat yang merupakan faktor utama

disamping faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan, oleh karena

itu untuk meningakatkan status kesehatan masyarakat diperlukan kerja

sama lintas program maupun lintas sektoral.

Stikes Icme Jombang yang menghasilkan lulusan perawat

kesehatan turut mempunyai andil dalam pelaksanaan pembangunan

dibidang kesehatan dan salah satu kemampuan yang harus dimiliki

perawat kesehatan adalah mampu berperan secara aktif dalam program

kesehatan masyarakat dengan bekerja sama dengan anggota tim kesehatan

lainnya serta anggota tim lintas sektoral termasuk keterlibatan atan peran

serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan serta pengembangan

kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan. Untuk dapat

melaksanakan tugas tersebut maka mahasiswa Stikes Icme Jombang

1

Page 2: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

melakukan PKL di Desa Balongbesuk RT 04/ RW 02 meliputi

keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.

Masalah tersebut merupakan tanggung jawab bersama, untuk

mengantisipasinya perlu dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat

setempat. Oleh karena itu perlu diskusi dengan masyarakat dan

menemukan rencana tindakan selanjutnya dimana rencana tersebut

disesuaikan dengan sumber daya dan kemampuan masyarakat Desa

Rejosari. Peran serta dari berbagai pihak untuk melaksanakan kerja sama

tersebut. Untuk mengatasi masalah yang terjadi dimasyarakat terutama

masalah kesehatan yang akan direncanakan berbagai kegiatan. Untuk itu

kami sangat mengharapkan bantuan dari sekdes dan untuk itu kami sangat

mengharapkan bantuan dari bapak dalam bantuan pendanaan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada

dimasyarakat sesuai dengan masalah yang ditemukan oleh

mahasiswa PKL Stikes Icme Jombang di Desa Balongbesuk RT 04/

RW 02.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengkajian

komunitas.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisa data.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosa

keperawatan komunitas.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rencana

keperawatan komunitas.

2

Page 3: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada

dimasyarakat sesuai dengan masalah yang ditemukan oleh

mahasiswa.

1.3.2 Bagi Masyarakat

Masyarakat merasa terbantu dengan adanya penyuluhan dari

mahasiswa.

1.3.3 Bagi Pendidikan

Diharapan mampu memperoleh gambaran bagaimana cara

penyelenggaraan dan pengelolaan managemen keperawatan

komunitas.

1.3.4 Bagi Keperawatan

Diharapkan mampu memperbaiki mutu pelayanan keperawatan

sehingga dapat memperbaiki kesehatan masyarakat dan memberikan

dampak kemajuan yang signifikan bagi keperawatan khususnya

keperawatan komunitas

1.4 Sistematika Laporan

BAB 1 : Pendahuluan

Berisi tentang latarr belakang, tujuan praktik, manfaat

praktik,sistematika laporan

BAB 2 : Tinjauan Teori

Berisi tentang teori komunitas, keperawatan komunitas dan

puskesmas

BAB 3 : Pengkajian dan analisa data

Berisi kumpulan data umum, data khusus dan perumusan

masalah. Data umum meliputi: data geografi, data demografi,

dan data social budaya. Sedangkan data khusus meliputi : PUS,

kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, kesehatan

lansia , lingkungan, Analisa data dan peenapisan masalah

3

Page 4: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 4 : Diagnosa keperawatan komunitas

Berisi prioritas masalah dan diagnose keperawatan yanag

muncul.

BAB 5 : Rencana keperawatan komunitas atau Plan Of Action ( POA )

BAB 6 : Penutup

Berisi tentang kesimpulan kritik dan saran

4

Page 5: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Komunitas Dan Kesehatan Masyarakat

2.1.1 Definisi

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu

tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta

mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok

dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah

pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka

tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,

2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan

manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi

(Mubarak, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu,

keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan

primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat

tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat

dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri

dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan

yang optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.

Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu

mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.

Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status

kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

5

Page 6: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2.1.2 Ciri-Ciri Masyarakat Secara Umum

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

masyarakat itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat

b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu

c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya

d. Memiliki identitas bersama(Nasrul Effendi, 1990)

2.1.3 Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat

Indonesiadibagi dalam 3 kategori, yaitu :

a. Masyarakat Desa

1. Hubungan keluarga natara masyarakat sangat kuat

2. Hubungan didasarkan pada adat istiadat yang kuat

3. Percaya pada ketentuan gaib

4. Tingkat buta huruf relatif tinggi

5. Berlaku hukum tida tertulis

6. Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi

7. Keterampilan diwariskan langsung oleh orang tua

8. Sisitem ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

9. Semangat gotong royong bidang sosial ekonomi sangat kuat

b. Masyarakat Madya

1. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan

kemasyarakatan mulaimengendor

2. Adat istiadat masih dihormati, dan sikapa masyarakat mulai

terbuka dari pengaruh luar

3. Timbul rasionalitas pada cara berpikir sehingga kepercayaan

terhadap kekuatan-kekuatan  gaib mulai berkurang dan akan

timbul kembali apabila telah kehabisan akal.

4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama

pendidikan dasar dan menengah

5. ingkat buta huruf sudah mulai menurun

6

Page 7: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi

pasaran,sehinggamenimbulkan deferensi dalam struktur

masyarakat karenanya uang semakin meningkat penggunaannya.

8. Gotong Royong tradisional tinggi untuk keperluan social

dikalangan keluarga dan tetangga serta kegiatan-kegiatan umum

lainnya didasarkan upah

c. Masyarakat Modern

1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-

kepentingan pribadi

2. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam

suasana saling mempengaruhi

3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang

dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga

keterampilan dan kejurusan.

5. Tingkat pendidikan formal dan merata

6. Hukum yang berlaku adalah hokum yang tertulis dan kompleks

7. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas

pengunaan uang dan alat pembayaran lainnya

2.1.4 Ciri Masyarakat Sehat

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

terutama untuk ibu dan anak

3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan

sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup

7

Page 8: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan

status social ekonomi masyarakat

5. Penurunuan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan

penyakit

2.1.5 Indikator Masyarakat Sehat

Menurut WHO :

1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan

masyarakatmeliputi :

a. Indikator Komprehensif

1) Angka kematian kasar menurun

2) Rasio angka mortalitas proporsional rendah

3) Umur harapan hidup meningkat

b. Indikator Spesifik

1) Angka kematian ibu dan anak menurun

2) Angka kematian karena penyakit menular menurun

3) Angka kelahairan menurun

2. Indikator pelayanan kesehatan

a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

b. Distribusi tenaga kesehatan merata

c. Informasi lengakap tentang jumlah tempat tidur di rs,dan fasilitas

lain

d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan.

2.2 Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional

sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,

psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada

individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup

siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi

8

Page 9: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah

keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi,

2009).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan

bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan

masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat

secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses

keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan

(Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar

suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga

(Elisabeth, 2007).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan

dalam praktek keperawatan.  Sebagai sasaran praktek keperawatan klien

dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi,

2007).

1. Individu sebagai klien

2. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang

kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

3. Keluarga sebagai klien

9

Page 10: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

b. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk

pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-

upaya sebagai berikut.

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care)terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks

komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat

(health general community) dengan mempertimbangkan

permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. Selanjutnya,

secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.

b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut.

c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.

d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka

hadapi,yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam

memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

c. Fungsi keperawatan komunitas

1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan.

2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.

3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan

peran serta masyarakat.

10

Page 11: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan

dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan

penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat

mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.2.2 Strategi Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari

keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel

yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan

spiritual Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau

pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien Sehat, merupakan

kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat

merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor. Model ini

menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang

keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek

psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual. Sehat

menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan

spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan

fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam

delapan tahapan, yaitu:Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit,

tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan

yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga

dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat,

tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan

sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan

penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa

penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,

apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah

11

Page 12: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses

kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku

yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar

proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan

pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi

adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau

masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan

menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun

WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental

dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara

sosial.

c. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam

lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan

menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,

kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan

keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di

dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.2.3 Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:

a. Sekolah atau Kampus

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi

pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan

pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat

memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut

yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll.

Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan

12

Page 13: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih

spesifik.

b. Lingkungan kesehatan kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan

kesehatan bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan

tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang.

Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan

mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja

2. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

3. Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja

4. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, dan pendidikan kesehatan.

5. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan

memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,

2006).

c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus

yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang

komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah

misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care,

home care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki

kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya

diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.

d. Lingkungan kesehatan kerja lain

Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat

bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.

Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama

dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di

wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu,

13

Page 14: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk

memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

2.2.4 Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan

posyandu. Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan

dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan

Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana

kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa,

yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti: (1) kesehatan ibu dan anak,

(2) KB, (3) imunisasi, (4) peningkatan gizi, (5) penanggulangan diare,

(6) sanitasi dasar, (7) penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini

bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi

masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah

pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu

dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di

masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah

mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan

upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis

ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan

meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui

peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu

(Zulkifli, 2003).

Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk : (1)

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, (2)

meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR, (3)

mempercepat penerimaan NKKBS, (4) meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan

lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, (5)

14

Page 15: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk

berdasarkan letak geografi, (6) meningkatkan dan pembinaan peran

serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha

kesehatan masyarakat.

Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan

Posyandu dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:

1. Meja I

a. Pendaftaran

b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS

(Pasangan Usia Subur)

2. Meja II

Penimbangan Balita dan ibu hamil

3. Meja III

Pengisian KMS

4. Meja IV

a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko

tinggi, PUS yang belum mengikuti KB

b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,

Kondom

5. Meja V

a. berian imunisasi

b. Pemeriksaan Kehamilan

c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

a. Kesehatan ibu dan anak :

1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan

Februarii dan Agustus)

2. PMT

15

Page 16: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3. Imunisasi.

4. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan

balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan.

Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS

setiap bulan.

5. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

6. Pemberian Oralit dan pengobatan.

7. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi

sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja

IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil.

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.

Menurut (Nasrul effendi, 2000), untuk meja I sampai meja IV

dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh

petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi

dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai meja 5 dilakukan

oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu yang

kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader

selama ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya

lebih aktif berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini

masih perlu perhatian khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

2.2.5 Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik

yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang

mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan

didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy,

1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model

Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini

merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan,

yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara

16

Page 17: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal,

maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak

& Chayatin, 2009). Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak

pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari

klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman

tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan

komunitas adalah: Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang

selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu

kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi,

sosiokultural, perkembangan dan spiritual Lingkungan, meliputi semua

faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar atau

sistem klien Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan

pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis

sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang

keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek

psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual. Sehat

menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan

spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan

fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam

delapan yaitu :

1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis,medis dan social.

2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung

harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan

lain-lain)

3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang

mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan

masyarakat

4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa

alasan

17

Page 18: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan

diukur

6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada

menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam

kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia

tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain

7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi

mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu

dalam penyembuhan sakit medisnya

8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis

dan sosial

2.2.6 Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan

menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam

melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan

tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat

mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara

kesehatannya (Mubarak, 2009).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu

sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan

komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada

model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972 dalam

Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas

sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan

keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan

masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya

18

Page 19: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi

pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :

a. Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila

individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat

akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut.

Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah

atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan

tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di

rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti

penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu

yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti

ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

b. Tingkat keluarga

Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan

keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga

dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi

rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit

menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit

utama masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan

masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan

sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan

anggotanya.

c. Tingkat komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat

dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas

didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat

masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang

19

Page 20: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan,

pendidikan dan sebagainya.

Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi

keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer,

sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan

kerja sama lintas sektoral dan lintas program.

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas

mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada

pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:

1) Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian

penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer

mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan

perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum

mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun

kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik

yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya

tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan

imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi

bayi dan balita.

2) Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi

penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-

kegiatan yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai

pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui

posyandu dan puskesmas.

3) Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada

seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang

20

Page 21: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai

dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik

pada penderita patah tulang.

Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan

kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas

dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):

a. Falsafah Keperawatan Kesehatan KomunitasKeperawatan

kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-

kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan

memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang

mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan

empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan,

lingkungan dan keperawatan.

b. Pengorganisasian masyarakat

Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman

(1998) meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen),

perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social

developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu

(social action) (Mubarak, 2009). Pelaksanaan

pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-

tahapan berikut:

1) Tahap persiapan

Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi

prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan

masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan

masyarakat.

21

Page 22: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2) Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok dan

penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat dengan

pembentukan kelompok kerja kesehatan.

3) Tahap pendidikan dan pelatihan

Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan

kelompok masyarakat melalui pengkajian, membuat

pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga

dan masyarakat.

4) Tahap formasi kepemimpinan

Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan

keterampialan yang mengikuti perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan

pendidikan kesehatan.

5) Tahap koordinasi

Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya

memandirikan masyarakat

6) Tahap akhir

Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan

pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk

perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja

selanjutnya.

2.3 Puskesmas

2.3.1 Definisi

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunankesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat

pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan

pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan

berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang

22

Page 23: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

(private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).

Puskesmasw melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan

masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang

langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat

dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan

puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus

dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan

pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta

kemampuan puskesmas.

2.3.2 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas

adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia

sehat adapun visi dari Puskesmas Barambai adalah menuju Kecamatan

Barambai yang sehat dan mandiri.

a. Misi Puskesmas

Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.

Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

kesehatan.

Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bermutu.

b. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):

Upaya promosi kesehatan

Upaya kesehatan lingkungan

Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

Upaya perbaikan gizi masyarakat

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya pengobatan

c. Fungsi Puskesmas

1) Sebagai pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator,

23

Page 24: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

fasilitator dan turut serta membantu terselenggaranya proses

pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif

terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerja. Hasil yang

diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah

terselenggaranya pembangunan diluar bidang kesehatan yang

mendukung terciptanya lingkungan dan prilaku sehat. Sebagai

pusat pembangunan berwawasan kesehatan lingkungan

Puskesmas harus secara proaktif menjalin kemitraan dengan 

bidang pertemuan koordinasi yang membahas situasi dan upaya

peningkatan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat

masyarakat.

2) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam

pembangunan kesehatan Puskesmas ikut memberdayakan

masyarakat, sehingga masyarakat tahu, mau, serta mampu

menjaga dan mengatasi masalah kesehatan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan adalah tumbuh kembangnya upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat, kemitraan dengan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan berbagai potensi

masyarakat lainnya.

3) Sebagai pusat pemberdayaaan masyarkat, Puskesmas diharapkan

bisa secara proaktif menjangkau keluarga, sehingga bisa menjaga

keluarga sehat tetap sehat dan keluarga yang sakit bisa sembuh.

4) Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah

kerjanya, Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan

secara bermutu, terjangkau, adil, dan merata. Pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar  yang

sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat

strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan  masyarakat

umum.

24

Page 25: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

d. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

1) Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang lebih mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif dengan pendekatan kelompok

masyarakat serta sebagai besar diselenggarakan bersama

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.

2) Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan

kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga

pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Pada

kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat di pertimbangkan

Puskesmas memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan

sebelum ke rumah sakit. Program Puskesmas merupakan wujud

dari pelaksanaan ketiga fungsi di atas. Program kesehatan dasar

Puskesmas adalah program yang ditetapkan berdasarkan

kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia serta mempunyai

daya bangkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan

nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan,

kecacatan dan kematian (Effendy, 1997).

2.3.3 Tujuan,Fungsi dan Peran Puskesmas

a. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2015.

b. Fungsi

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Di

25

Page 26: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan

dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah

kerjanya.Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya

masyarakat setempat.

3. Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu

danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

a. Pelayan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi  dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit

dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

terstentu di tambahkan dengan rawat inap.

26

Page 27: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara

lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

c. Peran

Dalam konteks otonomi daerah saat ini,puskesmas mempunyai

peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana

teknis,dituntut memiliki kemampuan menajerial dan wawasan

jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam

menentukan kebijakan daerah melalui sistm perencanaan yang

matang dan realistis,tata laksana kegiatan yang tersusun

rapi,serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

Rangkaian menajerial tersebut bermanfaat dalam penentuan

skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam

menetukan Rancangan Anggaran Pembelanjaan Daerah

(RAPBD) yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Pada masa mendatang,puskesmas juga dituntut berperan dalam

pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan

pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

27

Page 28: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2.3.4 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan puskesmas bisa dilihat secara administratif dan

dalam suatu hierarki pelayanan kesehatan sebagaimna berikut ini.

1. Kedudukan Secara Administratif

Puskesmas merupakan perangkat teknis pemerintah daerah tingkat II

dan bertanggungjawab langsung baik secara teknis maupun

administratif kepada kepala dinas kesehatan daerah tingkat II.

2. Kedudukan dalam Hierarki Pelayanan Kesehatan

Dalam urutan hierarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka

puskesmas berkedudukan padaa fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Maksud dari pelayanan tingkat pertama adalah fasilitas,

sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan,

puskesmas dapat meningkatkan dan mengembangkan diri kearah

modernisasi sistem pelayanan kesehatan di semua lini.baik

pomotif,preventif,kuratif,maupun rehabilitatif sesuai kebijakan

Renstra tingkat II di bidang kesehatan. Berikut ini contoh Renstra

diberbagai bidang.

a. Bidang promotif, puskesmas dimungkinkan menggunakan LCD

projector sebagai sarana penyuluhan kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi terkini yang bersifat interaktif

menggunakan perangkat audiovisual multimedia,

b. Bidang penunjang preventif, puskesmas dapat

mengembangkannya dalam bentuk pembuatan brosur seperti

brosur jadwal imunisasi,pencegahan DBD, pencegahan diare, dan

lainnya sesuai skala prioritas dan kondisi masing-masing

puskesmas.

c. Bidang penunjang kuratif, puskesmas dapat mengembangkan

laboratorium modern dengan menggunakan Elektro

Fotometri,USG,EEG, dan lainnya secara bertahap, agar mutu

pelayanan meningkat dan masyarakat dapat menikmati berbagai

pelayanan kesehatan di puskesmas.

28

Page 29: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

d. Bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer

pengetahuan kesehatan kepada khalayak berupa brosur seperti

brosur jadwal makan untuk penderita diabetes melitus saat

berpuasa dan lainnya.

e. Bidang pengembangan SDM petugas, pempinan puskesmas dapat

mengupayakan nursing review dan prosedur tetap pelayanan

keperawatan, agar upaya kuratif lebih bermutu dan dapat

dipertanggungjawabkan.

2.3.5 Stuktur Organisasi Puskesmas

Berikut ini merupkan susunan organisasi dan ringkasan uraian

tugasnya dalam puskesmas.

1. Unsur Pimpinan (Kepala Puskesmas)

Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk memimpin, mengawasi,

dan mengoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam

jabatan struktur dan jabatan fungsional.

2. Unsur Pembantu Pimpinan (Kepala Urusan Tata Usahan).

Mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, serta surat menyurat, pencatatan dan

pelaporan.

3. Unsur Pelaksana

a. Unit yang terdiri atas tenaga atau pengawai dalam jabatan

fungsional.

b. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga, dan fasilitas tiap

daerah.

c. Unsur pelaksana terdiri atas unit I,II,III,IV,V,VI,dan VII

1. Unit I. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,keluarga

berencana, dan perbaikan gizi.

2. Unit II. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberaantasan

29

Page 30: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

penyakit khususnya imunisasi,kesehatan lingkungan, dan

laboratorium.

3. Unit III. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,serta

kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia (lansia).

4. Unit IV. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat,kesehatan sekolah dan olahraga,kesehatan

jiwa,kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya.

5. Unit V. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan

kesehatan masyarakat.

6. Unit VI. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

(puskesmas perawatan.

7. Unit VII. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk

melaksanakan pengelolaan farmasi

30

Kepala Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Unit I-VII Pelaksana

TeknisUnit I-III Pelaksana

Teknis

Urusan Tata Usaha

Page 31: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2.3.6 Azaz dan Tata Kerja Puskesmas

a. Azaz Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas

secara terpadu.Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut

dikembangkan dari ketiga fungsi dari setiap fungsi Puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas

penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas Penanggung Jawab Wilayah

Azas penyelenggara Puskesmas yang pertama adalah

pertanggungjawaban wilayah.Dalam arti Puskesmas bertanggung

jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus

pertama melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai

berikut :

a) Menggerakkan pembangunan berbagai sector tingkat

kecematan sehingga berwawasan kesehatan.

b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya.

d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)

secara merata dan terjangkau di wilayah

kerjanya.Diselenggarakan upaya kesehatan strata pertama oleh

Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta

berbagai upaya kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya

(outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari

pelaksanaan azas pertanggung-jawaban wilayah.

31

Page 32: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah

pemberdayaan masyarakat.Dalam arti Puskesmas wajib

memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

Puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu

dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

a) Upaya Kesehatan Ibu dan anak; Posyandu, Polindes, Bina

Keluarga Balita (BKB)

b) Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c) Upaya Perbaikan Gizi; Posyandu, Panti pemulihan Gizi,

Keluarga sadar Gizi (Kadarzi)

d) Upaya kesehatan sekolah; Dokter kecil, penyertaan guru dan

orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestren)

e) Upaya Kesehatan Lingkungan; Kelompok Pemakai air

(Pomkmair), Desa percontohan Kesehatan Lingkungan

(DPKL)

f) Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti wreda

g) Upaya Kesehatan Kerja; Pos Upaya kesehatan Kerja (Pos

UKK)

h) Upaya kesehatan Jiwa; Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan

Jiwa Masyarakat (TPKJM)

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional; Taman Obat

Keluarga (TOGA), Pembinaan pengobat Tradisional (Battra)

j) Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif); dana

sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Mobilisasi dana

Keagamaan.

32

Page 33: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3. Azas Keterpaduan

Azas penyelenggaraan Puskesmas ketiga adalah

keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan serta diperolehnya

hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas

harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari

tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu di

perhatikan yakni :

a) Keterpaduan lintas program

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan

penyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas

program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS); Keterpaduan

KIA dengan P2M, Gizi,PromosiKesehatan, Pengobatan.

2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS); keterpaduan kesehatan

lingkungan dengan Promosi Kesehatan, pengobatan,

kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan

jiwa.

3) Puskesmas Keliling; keterpaduan pengobatan dengan

KIA/KB, gizi, promosi kesehatan.

b) Keterpaduan Lintas Sektor

Keterpaduan lintas sector adalah upaya memadukan

penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan

inovasi) dengan berbagai program dari sector terkait tingkat

kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia

usaha. Contoh keterpaduan lintas sector antara lain :

1) Upaya kesehatan sekolah; keterpaduan sector kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.

2) Upaya kesehatan ibu dan anak; keterpaduan sector

kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi

profesi, organisasi kemsyarakatan, PKK, PLKB.

33

Page 34: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3) Upaya perbaikan gizi; keterpaduan sector kesehatan dengan

camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,

koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB.

4) Upaya pembiayaan dan Jaminan Kesehatan; keterpaduan

sector kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga

kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemsyarakatan.

5) Upaya Kesehatan kerja; keterpaduan sector kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah

rujukan. Sebagai saran pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas.Padahal

Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan

berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan

efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib,

pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab

atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan

secara timbale balik, baik secara vertical dalam arti dari suatu

strata saran pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan

kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar

strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan

oleh Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:

a) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah

kasus penyakit.Apabila suatu Puskesmas tidak mampu

menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas

tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang

lebih mampu (baik horizontal maupun vertical).Sebaliknya

pasien pasca rawat inapp yang hanya memerlukan rawat jalan

34

Page 35: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

sederhana, di rujuk ke Puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan,

tindakan medic (misalnya operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap

3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga

yang lebih kompetan untuk melakukan bimbingan tenaga

Puskesmas dan atau pun menyelenggarakan pelayanan medic

di Puskesmas

b) Rujukan Upaya Kesehantan Masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah

masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,

pencemaran lingkungan, dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga di lakukan

apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal

upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan

masyarakat. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu

menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak

mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka

Puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan

kabupaten/kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga

macam :

1) Rujukan sarana logistic, antara lain peminjaman peralatan

fogging, peminjaman alat lanoratorium kesehatan,

peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-

bahan habis pakai dan bahan makanan.

2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk

penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian

35

Page 36: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

maslah hokum kesehatan, penanggulangan gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya

kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah

kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya

kesehatan masyarakat (antara lain Usaha Kesehatan

Sekolah, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha Kesehatan Jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarkan

apabila Puskesmas tidak mampu.

b. Tata Kerja

1. Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan

kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang

diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut

mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan

dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi

penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas, koordinasi

dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.

2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan

administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.Sebaliknya Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota bertanggungjawab membina serta memberikan

bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.

3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola

oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin

kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau

kegiatan yang diselenggarakan.Sedangkan sebagai pembina upaya

36

Page 37: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan

bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.

4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat

dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya

kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan

dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti

rumah sakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan

masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan

mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat, balai

kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat,

balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya

kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan

berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai

kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan

melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam

koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

5. Dengan Lintas Sektor

Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah

menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang

dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk

mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan

kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai

lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di

satu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor

terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang

37

Page 38: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak

positif terhadap kesehatan.

6. Dengan Masyarakat

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan

aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek

pembangunan.Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui

pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang

menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh

masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan,

serta dunia usaha.

2.3.7 Program Pokok Puskesmas

Program pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan

tenaga maupun fasilitasnya karenanya program dapat berbeda- beda.

Namun demikian,program pokok puskesmas yang lazim dan

seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

2. Keluarga berencana

3. Usaha peningkatan gizi

4. Kesehatan lingkungan

5. Pembrantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan

7. Penyuluhan kesehatan masyarakat

8. Usaha kesehatan di sekolah (UKS)

9. Kesehatan olahraga

10. Perawatan kesehatan masyarakat

11. Usaha kesehatan kerja

12. Usaha kesehatan gigi dan mulut

13. Usaha kesehatan jiwa

14. Kesehatan mata

15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)

38

Page 39: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

16. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan

17. Kesehatan usia lanjut

18. Pembinaan pengobatan tradisional

Semua program pokok yang dilaksanakan dipuskesmas

dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar

seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yang

dikenal dengan Basic Seven. Basic Seven terdiri atas maternal and

child health care, medical care, environmental sanitation, health

education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory,

communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan-

recording atau pelaporan-reporting).

Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada

keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.Karenanya, program

pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga

sebagai bagian dari masyarakat diwilayah kerjanya. Setiap program

pokok puskesmas dilaksanakaan dengan pendekatan Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa(PKMD).

Disamping penyelenggaran usaha-usaha program pokok

puskesmas tersebut, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk

melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat

seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, baik petunjuk

pelaksanaan maupun pembekalan akan diberikan oleh pemerintah

pusat bersama pemerintah daerah.

Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi,misalnya

timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk

mengatasi kejadian darurat seperti diatas bisa dengan mengurangi atau

menunda kegiatan lain.

2.3.8 Fasilitas Penunjang Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana

perhubungan serta kepadatan penduduk dalam wilayah kerja

puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan

39

Page 40: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

pelayanan puskesmas.Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih

merata dan meluas, perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu,

penempatan bidan di desa-desa yang belum terjangkau oleh pelayanan

yang ada di puskesmas keliling. Disamping itu penggerakan peran serta

masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina desa wisma akan

dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan

kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan

puskesmas keliling.

1. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan puskesmas dalam ruang

lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita V wilayah kerja

puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan

sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan Bali) sampai

10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan Bali).

Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas,

dengan lain perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh

puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerjanya.

2. Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling

yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu

bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta

sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.Puskesmas keliling

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-

kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau

oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling

adalah:

40

Page 41: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah

terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau

puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1 minggu

2) Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

3) Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam

rangka rujukan bagi kasusu gawat darurat

4) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat

audio visual

3. Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan

ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut

dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah

kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-

rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah membina peran serta

masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina pimpinan

kelompok persepuluhan, selain memberikan pelayanan aangsung di

posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. Disamping

itu juga menerima rujukan anggota keluarga persepuluhan untuk

diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas

atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara

tradisional.

2.3.9 Sistem Rujukan Puskesmas

Merupakan suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang

memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale

balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih

kompeten, terjangkau, dan dilakukan secara rasional.

1. Jenis sistem rujukan upaya kesehatan

Sistem rujukan upaya kesehatan secara konsepsional menyangkut

hal-hal sebagai berikut:

41

Page 42: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

a. Rujukan medis

1) Konsultasi pasien untuk keperluan pemeriksaan diagnostic,

pengobatan, tindakan operatif, dan lain-lain

2) Pengiriman bahan(specimen) untuk pemeriksan laboratorium

yang lebih lengkap

3) Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten

(ahli) untuk menigkatkan mutu pelayanan pengobatan

b. Rujukan Kesehatan

Merupakan rujukan yang menyangkut masalah kesehatan

masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain

meliputi bantuan sebagai berikut.

1) Survai epidemiologi dan pembrantasan penyakit atas kejadian

luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular.

2) Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.

3) Penyidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi

penanggulangan keracunan, dan bantuan obat-obatan atas

terjadinya keracunaan missal

4) Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk

pengungsi atas terjadinya bencana alam

5) Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah

kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.

6) Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan lain-

lain

2. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan

a. Tujuan umum

Dihasilkanya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang

didukung kualitas pelayanaan uang optimal dalam rangka

memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna.

42

Page 43: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

b. Tujuan Khusus

1) Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat

kuratif dan rehabilitative secara berhasil guna dan berdaya guna

2) Dihasilkannya upaya masyarakat yang bersifat preventif dan

promotif secara berhasil guna dan berdaya guna

3. Alur sistem rujukan upaya kesehatan

a. Internal antara petugas puskesmas

b. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas

c. Antara masyarakat dan puskesmas

d. Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain

e. Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau

fasilitas kesehatan lainnya.

4. Upaya peningkatan mutu sistem rujukan upaya kesehatan

a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung

rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari

masyarakat

b. Mengadakan pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan

tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan pasien gawat darurat

di lokasi yang strategis

c. Meningkatakan sarana komunikasi antara unit pelayanan

kesehatan

d. Menyediakan puskesmas keliling disetiap kecamatan dalam

bentuk kendaraan roda empat atau prahu bermotor yang

dilengkapi dengan alat komunikasi

e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem

rujukan, baik rujukan medis maupun rujukan kesehatan

f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang

pelayanan rujukan

43

Page 44: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2.3.10 Peran Perawat

Di puskesmas selain sebagai pemberi layanan kesehatan,

perawat juga berperan sebagai manajer.Tugas pokok perawat di

puskesmas adalah mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat

diselenggarakan dengan baik dan dapat memberi manfaat kepada

masyarakat kerjanya.Kegiatan pokok yang dilakukan oleh perawat di

puskesmas adalah sebagai berikut.

1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajerial

2. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan

3. Mengoordinasi kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat

4. Mengoordinasi Pembina peran serta masyarakat melalui

pendekatan pemeliharaan kesehatan masyarakat desa(PKMD)

5. Mengoordinasikan kegiatan lain seperti kegiatan lintas sektoral

44

Page 45: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 3

PENGKAJIAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

STIKES ICME melalui praktik keperawatan dimasyarakat melalui dari

tanggal 04 januari 2016 sampai 16 januari 2016 praktik keperawatan

komunitas ini dilakukan di desa balongbesuk RT 004 RW 02.

3.1 Tahap Persiapan

A. Persiapan tim mahasiswa

1. Menciptakan hubungan yang baik kepada semua anggota tim

mahasiswa.

2. Membina komunikasi yang intens kepada semua anggota tim agar

selalu kompak.

3. Melakukan musyawarah untuk persiapan kegiatan praktika gerontik.

4. Membagi tugas untuk pelaksanaan praktika gerontik.

B. Persiapan lapangan

Melakukan survey tempat praktika gerontik di Desa Balongbesuk RT 04

RW 02 Kecamatan Diwek Jombang.

1. Meminta izin kepada ketua RT untuk melakukan kegiatan praktika di

area lingkup RT 04 RW 02.

2. Melakukan survey area geografi dan demografi kawasan RT 04 RW 02.

3.2 Tahap Pengkajian

1. Data Umum

45

Page 46: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

a. Data Geografi

U

Keterangan :

: Masjid : Sawah / Ladang

: Rumah warga RT 04 RW 02 : Pos Kamling

: RT 03 RW 02

: RT 01 RW 02

46

Page 47: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

b. Demografi

Wilayah Desa Balongbesuk memiliki 08 RW dan RT 04 dengan :

2) Jumlah penduduk : 200 Jiwa

3) Jumlah KK : 63 KK

4) Komposisi Penduduk

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara

dan observasi terlihat pada diagram berikut :

1. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

RT04/ RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki, yaitu 55%

47

Page 48: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2. Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia

Gambar 3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia di RT04/

RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk berusia 18-<45, yaitu 40%.

3. Proporsi Penduduk berdasarkan KK

Gambar 3.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan hubungan dalam

KK RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk sebagai anggota keluarga, yaitu 78%

48

Page 49: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

4. Proporsi Penduduk berdasarkan Status Perkawinan

Gambar 3.4 Proporsi Penduduk Berdasarkan status perkawinan

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk berstatus janda /duda , yaitu 50%

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk stataus perkaawina janda/duda 56%

5. Proporsi Penduduk Berdasarkan AgamaGambar 3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

49

Page 50: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data seluruh penduduk beragama islam , yaitu 100%

6. Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku

Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan suku RT04/RW02

Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh penduduk bersuku jawa, yaitu 100%

7. Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan pendidikan

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

50

Page 51: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar penduduk berpendidikan SD, yaitu 26%

sehingga rendahnya dalam penyerapan informasi.

8. Proporsi Penduduk berdasarkan Pekerjaan

Gambar 3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan pekerjaan

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar penduduk tidak bekerja , yaitu 26%

dikarenakan sebagian masih balita dan lansia

9. Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan

Gambar 3.9 Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per

KK) RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

51

Page 52: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK Berpandapatan kurang dari 1 juta , yaitu 80%

10. Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran

Gambar 3.10 Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per

KK) RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK berpendapatan < 1 juta , yaitu 80%

11. Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir

Gambar 3.11 Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan

terakhir RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Bulan

Desember Tahun 2015

52

Page 53: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk mengalami ISPA , yaitu 36%

1) Data Khusus

a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara

dan observasi terlihat pada diagram berikut :

12. Proporsi PUS yang menjadi akseptor KB berdasarkan jenis

Kontrasepsi yang dipakai

Gambar 3.12 Proporsi PUS yang menjadi akseptor KB

berdasarkan jenis Kontrasepsi yang dipakai

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar PUS menjalani program KB suntik, yaitu 44%

53

Page 54: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

13. Proporsi PUS yang mempunyai keluhan

Gambar 3.13 Proporsi PUS yang mempunyai keluhan

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar PUS Tidak ada keluhan , yaitu 100%

14. Proporsi balita berdasarkan BB di KMS

Gambar 3.14 Proporsi balita berdasarkan BB di KMS

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

54

Page 55: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar Balita hasil KMS hijau yaitu 47 %

15. Proporsi balita berdasarkan minum ASI EkslusifGambar 3.15 Proporsi balita berdasarkan minum ASI Ekslusif

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh balita minum ASI ekslusif, yaitu 100%

16. Proporsi balita berdasarkan imunisasiGambar 3.16 Proporsi balita berdasarkan imunisasi

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

55

Page 56: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar balita sudah mendapatkan imunisasi lengkap,

yaitu 85% dan sebagian kecil balita belum mendapatkan

imunisasi lengkap yaitu 15% dikarenakan umur balita belum

mencukupi

17. Proporsi balita berdasarkan keikutsertaan dalam imunisasi

Gambar 3.17 Proporsi balita berdasarkan keikutsertaan dalam

imunisasi RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh balita

rutin dalam mengikuti posyandu, yaitu 100%

18. Proporsi Balita berdasarkan pemberian vit A

Gambar 3.18 Proporsi Balita berdasarkan pemberian vit A

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

56

Page 57: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh balita rutin dalam pemberian vit A, yaitu 100%.

19. Proporsi balita berdasarkan konsumsi MP ASI

Gambar 3.19 Proporsi balita berdasarkan konsumsi MP ASI

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian kecil balita yang diberikan MP ASI <6 bulan yaitu

40% dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu

20. Proporsi anak sekolah berdasarkan status gizi

57

Page 58: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Gambar 3.20 Proporsi anak sekolah berdasarkan status gizi

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

anak yang berstatus izi baik dan cukup sama besar , yaitu 60%

21. Proporsi anak sekolah berdasarkan kebiasaan gosok gigi

Gambar 3.21 Proporsi anak sekolah berdasarkan kebiasaan

gosok gigi RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh anak sekolah rutin menggosok gigi 100 %

22. Proporsi anak sekolah berdasarkan pernah tidaknya

mengalami sakit gigi

Gambar 3.22 Proporsi anak sekolah berdasarkan pernah tidaknya

mengalami sakit gigi RT04/RW02 Desa

58

Page 59: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Balongbesuk Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan seluruh Anak sekolah tidak pernah mengalami sakit gigi , yaitu 100%

23. Proporsi anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas

Gambar 3.23 Proporsi anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh anak sekolah tidak pernah tinggal kelas , yaitu 100 %

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi

terlihat pada diagram berikut :

59

Page 60: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

24. Proporsi anak sekolah berdasarkan kenakalan Remaja

Gambar 3.24 Proporsi anak sekolah berdasarkan kenakalan

Remaja RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian besar remaja merokok , yaitu 75%

25. Proporsi Remaja berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi

Gambar 3.25 Proporsi Remaja berdasarkan keikutsertaan dalam

organisasi RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Bulan

Desember Tahun 2015

60

Page 61: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh remaja tidak aktif dalam organisasi , yaitu 100% kurangnya kemauan remaja

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan

observasi terlihat pada diagram berikut :

26. Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

Gambar 3.26 Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang Bulan Desember

Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK status rumah sendiri, yaitu 100

27. Proporsi Jenis Rumah

Gambar 3.27 Proporsi Jenis Rumah RT04/RW02 Desa

Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

61

Page 62: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK memiliki jenis rumah permanen , yaitu 100%

28. Proporsi Rumah Berdasarkan lantai

Gambar 3.28 Proporsi Rumah Berdasarkan lantai RT04/RW02

Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK memiliki lantai aman, yaitu 62%

29. Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi

Gambar 3.29 Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK memiliki ventilasi > 10 , yaitu 60 %

62

Page 63: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

30. Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org

Gambar 3.30 Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah

8m2/org Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK memiliki luas rumah 8m/orang , yaitu 100%

31. Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

Gambar 3.31 Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK menggunakan sumber air bersih dari sumur, yaitu 100%

32. Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

63

Page 64: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Gambar 3.32 Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air

Minum RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK air minum dengan dimasak , yaitu 60%

33. Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

Gambar 3.33 Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015.

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK memiliki jamban leher Angsa , yaitu 87%

34. Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

Gambar 3.34 Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015.

64

Page 65: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa Seluruh KK memiliki WC, yaitu 100%

35. Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

Gambar 3.35 Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK tidak ada jentik jentik , yaitu 79%

36. Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat

sampah

65

Page 66: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Gambar 3.36 Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya

Tempat sampah RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK membuang sampah dengan cara ditimbun , yaitu 71%

37. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah

Gambar3.37 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran

Limbah RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK membuang saluran sampah di got , yaitu 80%

38. Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang

66

Page 67: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Gambar3.38 Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya

Binatang RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian Besar KK memiliki hewan piaraan, yaitu 63%

39. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

Gambar3.39 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang

Ternak RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek KabupatenJombang Bulan Desember Tahun

2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK kondisi kandang kotor , yaitu 25% Dikarenakan kurangnya perawatan kandang

67

Page 68: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

40. Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes

Gambar3.40 Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan

Fasyankes RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK lebih memilih ke Klinik , yaitu 60%

41. Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Jamkes

Gambar 3.41 Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan

Jamkes RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK memanfaatkan jamkes BPJS , yaitu 64%

68

Page 69: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

42. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci

Tangan Pakai Sabun)

Gambar3.42 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS

(Cuci Tangan Pakai Sabun) RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan Desember Tahun

2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK memiliki kebiasaan CTPS, yaitu 100%

43. Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari

Gambar3.43 Proporsi Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/

Hari RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan

Diwek KabupatenJombang Bulan Desember Tahun

2015

69

Page 70: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK mengkonsumsi lauk/hari , yaitu 100%

44. Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari

Gambar3.44 Proporsi Keluarga Berdasarkan Makan Sayur dan

Buah/ Hari RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh KK Makan Sayur dan Buah/ Hari, yaitu 100%

45. Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok Dalam

Rumah

Gambar3.45 Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok

Dalam Rumah RT04/RW02 Desa Balongbesuk

Kecamatan Diwek KabupatenJombang Bulan

Desember Tahun 2015

70

Page 71: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian KK tidak merokok dalam rumah , yaitu 62%

46. Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

Gambar3.46 Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar KK Tidak Melakukan Olah raga , 54% dikarenakan malas

2) Data Khusus

b. Kesehatan Lansia

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara

dan observasi terlihat pada diagram berikut :

47. Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan posyandu

Gambar3.47 Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan posyandu

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

71

Page 72: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

seluruh Lansia Tidak rutin dlm keikutsertaan posyandu , yaitu

100% Dikarenakan lansia malas datang ke posyandu

48. Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan

Gambar3.48 Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang Bulan Desember Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa

sebagian lansia Tidak rutin Dalam pemeriksaan kesehatan, yaitu

78% dikarenakan kurangnya kesadaran.

49. Proporsi lansia berdasarkan kegiatan social

Gambar3.49 Proporsi lansia berdasarkan kegiatan social

RT04/RW02 Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek

KabupatenJombang Bulan Desember Tahun 2015

72

Page 73: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa seluruh Lansia tidak rutin dalam kegiatan social , yaitu 100% Dikarenakan Malas

1. Fasilitas Umum (Dalam Satu Komunitas)

a. Fasilitas Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 TK 2

2 SD 2

3 SMP  

4 SMA  

5 PT  

b. Fasilitas Kesehatan

73

Page 74: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 RS 1

2 PKM  

3 Klinik Swasta 2

4 Poskesdes/ Ponkesdes

5 Posyandu Balita 1

6 Posyandu Lansia 1

7 Klinik Alternatif

8 Lain – lain  

c. Sarana Kegiatan Kelompok

No Jenis Kegiatan kelompok Jumlah

1 Karang taruna 1

2 PKK 1

3 TPA 1

4 Kegiatan keagamaan 1

5 Lain – lain

d. Sarana Ibadah

No Jenis Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 1

2 Mushola 3

3 Gereja

4 Vihara  

5 Pura  

6 Lain – lain  

e. Sarana Olah raga

No Tempat Olah Raga Jumlah

74

Page 75: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

1 Lap. Sepak Bola 1

2 Lap. Bola Volley 1

3 Lap. Bulu Tangkis 1

4 Lain – lain  

f. Tempat Pertemuan

No Tempat Pertemuan Jumlah

1 Balai desa 1

2 Balai Dukuh

3 Balai RW 1

4 Balai RT 1

5 Lain – lain  

g. Pusat Kegiatan Ekonomi

No Jenis Jumlah

1 Pasar Tradisional 1

2 Pasar Swalayan 1

3 Toko kelontong 5

4 Warung 5

h. Industri

No Jenis Jumlah

1 Makanan 1

2 Pakaian  

3 Sepatu  

4 Lain – lain 1

2. Keamanan Dan Transportasi

a. Keamanan

No Fasilitas Keamanan Jumlah

1 Pemadam Kebakaran  

75

Page 76: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2 Pos Polisi  

3 Poskamling 1

4 Lain – lain  

b. Transportasi

No Jenis Jumlah

1 Angkutan Umum

2 Angkutan Pribadi

3. Politik Dan Pemerintah

No Jenis Ada/ Tidak

1 Struktur Organisasi Ada

2 PKK, LKMD, dll Ada

3 Kebijakan yankes Tidak

4. Komunikasi

a. Fasilitas

No Fasilitas Ada/ Tidak

1 Radio Ada

2 TV Ada

3 Telepon/Hp Ada

4 Internet Ada

5 Koran/Majalah Ada

b. Layanan Informasi

76

Page 77: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

No Layanan Informasi Ada/ Tidak

1 Radio Ada

2 TV Ada

3 Internet Ada

4 Papan pengumuman Ada

5 Keliling Ada

5. Rekreasi

77

No Fasilitas Ada/ Tidak

1 Wisata alam Ada

2 Kolam renang ada

3 Taman Kota  

4 Bioskop  

5 Lain – lain  

Page 78: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3.3 Tahap Analisa Data

ANALISA DATA PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAHASISWA STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

DESA BALONGBESUK RT 04 RW O2 KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH

1 (Kesling)

Warga desa balongbesuk

RT 04 RW 02

mengatakan bahwa jarang

sekali diadakan kegiatan

kerja bakti

(Kesling)

1. Dari hasil pengkajian

didapatkan 25% keadaan

kandang ternak kotor dan

25% keadaan kandang

bersih

2. Dari hasil pengkajian

didapatkan 80% warga

saluran limbah di got.

3. Berdasarkan pengkajian

penyakit 6 bulan terakhir

didapatkan 36% warga

menderita ISPA,

4. Berdasarkan pengkajian

didapatkan 29% warga

membuang sampah

dengan cara di bakar

Resiko pemeliharaan

kesehatan lingkungan

2 (Remaja)

Warga mengatakan

bahwa remaja di RT 04

RW 02 tidak aktif dalam

berorganisasi

(Remaja)

1. Jumlah Remaja di Desa

Balongbesuk RT04 RW02

sebanyak 20 orang

2. Semua Remaja tidak aktif

dalam organisasi Karang

Taruna

3. Dari hasil pengkajian

kenakalan remaja

didapatkan 75% remaja

merokok

Penyalahgunaan Rokok

78

Page 79: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

4. Dari hasil pengamatan

didapatkan bahwa hampir

seluruh remaja sibuk main

game dan menggunakan

media social.

3 (Lansia)

Kelompok lansia

mengatakan posyandu

lansia di desa

balongbesuk RT 04 RW

02 tidak berjalan

Kelompok lansia

mengatakan banyak yang

mengeluh kakinya linu –

linu

Kelompok lansia

mengatakan bahwa

kepala sering pusing dan

tidak tau penyebabnya

(Lansia)

1. Dari hasil pengkajian

lansia tidak rutin dalam

mengikuti kegiatan sosial

2. Mayoritas lansia tidak

mengetahui penyebab dari

keluhannya

3. Dari hasil pengkajian

fungsi fisiologis kepala

diketahui 45% lansia

mengeluh pusing dan gatal

– gatal pada kulit kepala

sebanyak 30%

4. Mayoritas penduduk RT

04 RW 02 bekerja sabagai

buruh lem triplek

ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan

pada lansia

79

Page 80: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3.4 Tahap Penapisan masalah

SELEKSI ( PENAPISAN )

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

DESA BALONGBESUK RT 04 RW O2 KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

MASALAH KESEHATAN / DIAGNOSA

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KRITERIA PENAPISAN

JUMLAH

SKORE

Sesu

ai D

enga

n

Pera

n Pe

raw

at

Kom

unita

s

Res

iko

Tin

ggi

Res

iko

Para

h

Pote

nsi U

ntuk

Pend

idik

an

Inte

rest

Kom

unita

sK

emun

gkin

an

Dia

tasi

Rel

evan

Den

gan

Prog

ram

Tersedia sumber

Tem

pat

Wak

tu

Dan

a

Fasi

litas

Sum

ber

Day

a

Resiko pemeliharaan kesehatan lingkungan 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 35

Penyalahgunaan rokok 3 2 1 3 3 3 2 4 3 2 2 2 30

Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

pada lansia2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 25

KETERANGAN :

1= SANGAT RENDAH 4= TINGGI

2 = RENDAH 5= SANGAT TINGGI

3 = SEDANG

80

Page 81: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH SCORE

1 Resiko pemeliharaan kesehatan lingkungan 35

2 Penyalahgunaan rokok 30

3 Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada

lansia

25

81

Page 82: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 4

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Resiko pemeliharaan kesehatan lingkungan

2. Penyalahgunaan rokok

3. Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lansia

82

Page 83: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 5

RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

DESA BALONGBESUK RT 04 RW O2 KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

No

Masalah

Keperawatan

Komunitas

Sasaran Tujuan StrategiRencana

Kegiatan

Hari/

TanggalTempat

Evaluasi

Kriteria Standar

1 Resiko

pemeliharaan

kesehatan

lingkungan

Lingkungan Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 minggu diharapkan

masyarakat Desa

Balongbesuk RT04

RW02

mampu :

1. Menjaga

kebersihan

lingkungan

2. Membuang

sampah pada

Komunikasi

Informasi

Edukasi

1. Pembentukan

Pokja kesling

2. Sosialisasi

pada

masyarakat

tentang

pembuangan

limbah pada

tempatnya

3. Pemeriksaan

jentik – jentik

nyamuk pada

04 Januari

2016

Lingkung

an RT04

RW02

Psikomotor Terjalin

kerjasama

antara

puskesmas dan

pokja kesling

dalam

pelaksanaan

pemeliharaan

lingkungan.

Berikan

penyuluhan

tentang PHBS

Berikan

83

Page 84: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

2 Penyalahgunaan

rokok

Remaja

tempatnya

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 minggu diharapkan

remaja Desa

Balongbesuk Rt 04

Rw O2

mampu :

1) Berperan

aktif dalam

Komunikasi

Informasi

Edukasi

rumah warga

4. Pendidikan

kesehatan

(memberikan

5. himbauan

kepada

masyarakat

tentang

kebersihan

lingkungan)

1. Pembentukan

Pokja remaja

2. Mengadakan

penyuluhan

tentang rokok

3. Mengadakan

kegiatan

06 Januari

2016

Lapangan Psikomotor

penyuluhan

tentang CTPS

Terjalin

kerjasama untuk

membersihkan

lingkungan setia

seminggu

sekali.

Memberikan

penyuluhan

pentingnya

menjaga

kebersihan

lingkungan

Terbentuknya

Pokja remaja

Kegiatan dapat

berjalan dengan

baik dan lancar

Terjalin

kerjasama antar

remaja agar

84

Page 85: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3 Resiko

ketidakefektifan

pemeliharaan

kesehatan pada

lansia

Balai Desa

kegiatan Karang

Taruna

2) Melakukan

kegiatan yang

bermanfaat bagi

remaja di desa

Balongbesuk

RT04 RW02

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2 minggu diharapkan

masyarakat Desa

Balongbesuk RT04

RW02

mampu :

1. Lebih peduli dan

menjaga

Komunikasi

Informasi

Edukasi

olahraga

4. Melakukan

kegiatan

kerajinan

tangan

5. Mengadakan

acara diba’an

1. Pembentukan

pokja lansia

2. Sosialisasi

pada lansia

pentingnya

pemeriksaan

tekanan darah

secara rutin

3. Mengadakan

kegiatan tensi

08 Januari

2016

Rumah

ketua RT

Psikomotor

melaksanakan

kegiatan dengan

kompak

Kegiatan

Karang Taruna

selanjutnya

tetap berjalan

dengan baik dan

rutin

Terbentuknya

Pokja Lansia

Adanya

posyandu lansia

Pemeriksaan

tekanan darah

secara rutin

Melaksanakan

senam lansia 1

minggu sekali

Terjalin

kerjasama

85

Page 86: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

kesehatan

2. Rutin melakukan

senam lansia

3. Mengikuti

posyandu lansia

gratis

4. Mengadakan

senam lansia

antara lansia

dan pokja lansia

dalam

pelaksanaan

pemeliharaan

kesehatan

86

Page 87: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

PLAN OF ACTION

NO MASALAH RENCANA KEGIATANPENANGGUNG

JAWAB

WAKTU

KEGIATAN

TEMPAT

KEGIATANDANA SUMBER

1

2

Resiko pemeliharaan

kesehatan

lingkungan

Penyalahgunaan

rokok

1. Pembentukan Pokja kesling

2. Sosialisasi pada masyarakat

tentang pembuangan limbah

pada tempatnya

3. Pemeriksaan jentik – jentik

nyamuk pada rumah warga

4. Pendidikan kesehatan

(memberikan himbauan

kepada masyarakat)

1. Pembentukan Pokja Remaja

2. Menyediakan tempat untuk

kegiatan penyuluhan rokok

3. Menyediakan tempat

pelaksanaan kegiatan

olahraga

4. Menyediakan tempat

pelaksanaan kegiatan

Hidayaturrahman

Abdul Latief

04 Januari

2016

07 Januari

2016

Lingkungan

RT04 RW02

Rumah Ketua

RT

Iuran

mahasiswa

dan dana

sukarelawan

Iuran

mahasiswa

dan dana

sukarelawan

Iuran

mahasiswa dan

dana

sukarelawan

Iuran

mahasiswa dan

dana

sukarelawan

87

Page 88: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

3 Resiko

ketidakefektifan

pemeliharaan

kesehatan pada lansia

keterampilan

5. Menyediakan tempat

pelaksanaan kegiatan

diba’an

6. Sosialisasi pada remaja

tentang manfaat kegiatan

karangtaruna

1. Pembentukan pokja lansia

2. Melaksanakan tensi gratis

3. Melaksanakan senam lansia

4. Penyuluhan tentang lansia

yang menderita penyakit

kronis

Khurrotul aini 27 Desember

2015

Rumah ketua

RT

Iuran

mahasiswa

dan dana

sukarelawan

Iuran

mahasiswa dan

dana

sukarelawan

88

Page 89: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan oleh mahasiswa Stikes Icme Jombang Desa Balongbesuk Rt 04 Rw O2 Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang berlangsung mulai dari Tanggal 4 Januari 2016 , yang meliputi:

1. Pengkajian komunitas.

2. Analisa data.

3. Diagnosa keperawatan komunitas.

4. Rencana keperawatan komunitas.

6.2 Saran

Dengan dilaksanakannya kegiatan – kegiatan yang telah direncanakan dan sudah djalankan tersebut sehingga terjadi perubahan yang

lebih baik dan kemajuan yang signifikan untuk Desa Balongbesuk utamanya RT 04 RW 02.

Kesling:

1. Diharapkan warga memiliki kesadaran dalam pembuangan sampah.

2. Dalam pembakaran sampah di usahakan jaraknya jauh dari rumah dan pintu/jendela dtutup saat proses pembakaran.

3. Diharapkan diadakan kerja bakti 1 inggu 1x.

Remaja :

Diharapkan remaja aktif dalam kegiatan karangtaruna dan mengadakan kegiaatan yang bermanfaat.

Lansia :

Diharapkan para lansia konsultasi kesehatan secara rutin, aktif mengikuti senam lansia.

89

Page 90: Tabulasi Revisi Setlh Mmd

DAFTAR PUSTAKA

Ferry Efendy dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anderson, Elizabeth T dan Judith McFarlance. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik. Ed. 3. Jakarta: EGC

Mubarak, W, I, Santoso, B, A, Rosikin, K & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan

Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga.Jogjakarta : Sagung Seto.

Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC.

Jhonson, R & Leni, R. (2010). Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.

Latif, A. (2012). Obat Tradisional. Jakarta : EGC.

Mubarak, W, I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jogjakarta : Sagung Seto.

90