Upload
meldiaffandi
View
274
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Â
Citation preview
1
Dosen Pembimbing
MIFTAHUDDIN,M.AG
TAFSIR
“Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 50-51 Dan 57-58”
OLEH :
MELDI AFFANDI
11143102252
V.BR B
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2013/2014
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT, karena
berkat Rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul “tafsir surat al-Maidah ayat 50-51 dan 57-58”,
Makalah ini saya buat bertujuan untuk menyelesaikan tugas Tafsir yang diberikan
oleh dosen pembimbing serta untuk memberikan penguraian tentang penafsiran terhadap ayat
suci Al-Qur’an khususnya surat Al-Maidah.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
bersedia untuk membimbing saya dalam penulisan makalah ini. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Namun saya tetap berusaha menulis makalah ini
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas yang saya miliki.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan kritik dan saran
guna penyempurnaan makalah saya ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Pekanbaru, April 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 3
A. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
B. Tujuan .................................................................................................................. 3
BAB II Pembahasan .............................................................................................................. 4
Surat Al-Maidah ayat 50-51 dan 57-58............................................................... 4
Teks ayat dan terjemahannya ........................................................................ 4
Makna Kosa Kata.......................................................................................... 4
Tafsir ayat ..................................................................................................... 5
Prinsip Komunikasi ...................................................................................... 6
BAB III Penutup .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 16
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membahas :
1. Bagaimana sejarah perkembangan retorika itu ?
2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam retorika itu ?
B. Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang isi kandungan dari surat
Al-Maidah ayat 50-51 dan 57-58.
BAB II
5
PEMBAHASAN
“TAFSIR SURAH AL-MA’IDAH AYAT 50-51 DAN AYAT 57-58”
Surat Al-Ma’idah ayat 50-51 :
Artinya :
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
a. Sebab Turunnya surat Al-Maidah Ayat 50 :
Ibnu Ishak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Kaab bin Asyad, Abdullah bin Shuria dan
Syas bin Qais berkata, 'Pergilah ke Muhammad, mudah-mudahan kita dapat memalingkannya dari
agamanya.'" Lalu mereka pun pergi kepadanya dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya
kamu sudah tahu bahwa kami ini adalah tokoh-tokoh agama Yahudi dan pemuka mereka. Kalau kami
mengikutimu niscaya orang-orang Yahudi yang lain akan ikut pula karena mereka tidak akan
menentang kami. Dan sesungguhnya antara kami dan kaum kami terdapat sengketa dan kami
mengajak mereka untuk memutuskan perkara ini kepadamu supaya kamu memutuskan dengan
kemenangan kami lalu kami akan beriman kepadamu." Tetapi Nabi saw. menolak tawaran mereka itu
lalu turunlah ayat, "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah...." sampai firman-Nya, "..bagi orang-orang yang yakin."(Q.S. Al-Maidah 49-50)
b. Makna Kosa Kata :
أفحكم
apakah hukum
هلية ٱلج
Jahiliyah
يبغون
mereka kehendaki
6
ومن
dan siapakah
أحسن
lebih baik
من
dari
ٱلل
Allah
حكما
hukumNya
لقوم
bagi kaum
يوقنون
mereka yakin
c. Tafsir Surah Al-Maidah ayat 50 :
يبغون هلية apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki ?” maksudnya apakah“ أفحكم ٱلج
dengan berpaling dan menjauhnya mereka darimu karena mereka mencari hukum jahiliyah ? hukum
jahiliyah itu adalah semua hukum yang bertentangan dengan apa yang diturunkan oleh Allah kepada
RasulNya. Hukum jahiliyah juga didasarkan pada berat sebelah dan cendrung kepada salah satu pihak.
Bahkan menyepelekan yang lain dengan membela pihak yang kuat dan menindas pihak lemah?
Karena pilihan yang ada hanya hukum Allah dan Rasulnya atau hukum jahiliyah. Siapa yang
berpaling dari yang pertama maka dia akan ditimpa oleh yang kedua yang berpijak pada
kebodohan,kezhaliman,dan kesewenang-wenangan. Oleh karena itu Allah menyatakan jahiliyah,
adapun hukum Allah maka ia berpijak pada ilmu ,keadilan, cahaya dan petunjuk.
ا يوقنون حكملقوم -siapa yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang” ومن أحسن من ٱلل
orang yang yakin. “Orang yang yakin adalah orang yang mengetahui perbedaan dengan keyakinannya
kebaikan dan kemuliaan yang ada pada hukum Allah, bahwa ia secara akal dan syariat wajib untuk
diikuti. Keyakinan adalah ilmu yang sempurna yang mendorong kepada amal perbuatan.
7
d. Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Dipahami Dari Ayat
Dalam ayat ini, Allah telah berkomunikasi kepada umatnya untuk mampu dan mentaati
hukum-mukum yang telah Allah buat untuk mengatur segala perbuatan umat nya. Dimana pada ayat
ini Allah mengajarkan umatnya untuk mampu berkomunikasi berdasarkan ilmu yang dimiliki, bukan
hanya asal bicara, Allah juga mengajarkan bagaimana kita mampu untuk memilah informasi yang
baik/pantas untuk disampaikan kepada orang lain, yang pastinya pesan yang disampaikan itu benar.
Dengan adanya nilai keyakinan dalam diri kita, maka akan semakin mendorong kita untuk
berkata/berkomunikasi yang baik, karena kita yakin ada Allah yang selalu mengetahui apa yang kita
lakukan.
Surah Al-Maidah ayat 51 :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim”.
a. Sebab Turunnya Ayat:
Ibnu Ishak, Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim dan Imam Baihaqi mengetengahkan sebuah hadis dari
Ubadah bin Shamit yang bercerita, "Tatkala aku memerangi Bani Qainuqa tiba-tiba Abdullah bin
Ubay bin Salul cenderung memihak mereka dan berdiri pada pihak mereka." Setelah itu Ubadah bin
Shamit menuju kepada Rasulullah saw. untuk menyatakan penyucian dirinya kepada Allah dan Rasul-
Nya dari fakta yang telah dibuatnya bersama orang-orang Bani Qainuqa. Ia adalah salah satu di antara
orang-orang Bani Auf bin Khazraj. Ia telah mengadakan fakta bersama mereka, sama dengan apa
yang dilakukan oleh Abdullah bin Ubay bin Salul terhadap mereka (orang-orang Bani Qainuqa).
Akhirnya Abdullah bin Ubay mengajak mereka untuk mengadakan perjanjian fakta dengan orang-
orang kafir dan tidak memihak mereka. Selanjutnya Ibnu Ishak mengatakan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan peristiwa Ubadah bin Shamit dan Abdullah bin Ubay, yaitu firman
Allah, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
sebagai wali(mu)..." (Q.S. Al-Maidah 51).
b. Arti Kosa Kata surat Al-Maidah ayat 51 :
8
أيها ي
wahai
ٱلذين
orang-orang yang
ءامنوا
Beriman
ل
jangan
تتخذوا
kamu mengambil
ٱليهود
orang-orang Yahudi
رى وٱلنص
dan orang-orang Nasrani
أولياء
pemimpin
بعضهم
sebagian mereka
أولياء
pemimpin
بعض
sebagian yang lain
ومن
dan barang siapa
يتولهم
mengangkat mereka
9
نكم م
diantara kamu
فإنهۥ
maka sesungguhnya ia
منهم
dari (golongan) mereka
إن
sesungguhnya
ٱلل
Allah
ل
tidak
يهدى
memberi petunjuk
ٱلقوم
kaum/golongan
لمين ٱلظ
orang-orang yang dzalim
c. Tafsir ayat ke 51 :
Allah membimbing hamba-hambaNya yang beriman manakala Dia menjelaskan keadaan
orang-orang Yahudi dan Nasrani dan sifat-sifat buruk mereka agar kaum muslimin tidak mengangkat
mereka sebagai pemimpin-pemimpin. Karena sebagian dari mereka adalah ( أولياء بعض)”wali bagi
sebagian orang lain.” Mereka saling tolong menolong dan bahu-membahu menghadapi selain mereka.
Maka janganlah kamu mengangkat mereka sebagai penolong-penolong karena mereka adalah musuh
yang sebenarnya, mereka tidak mempedulikan penderitaanmu bahkan mereka tidak menghemat energi
sedikitpun demi menyesatkanmu. Maka tidak ada yang mengangkat mereka menjadi pemimpin-
pemimpin kecuali orang yang sama dengan mereka.
10
Oleh karena itu, Dia berfirman ( نكم فإنهۥ منهم Barangsiapa di antara kamu ”.( ومن يتولهم م
mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.”
Karena pengangkatan mereka menjadi pemimpin secara total menurut perpindahan kepada agama
mereka, loyalitas yang sedikit akan mendorong kepada yang banyak , lalu fase demi fase sehingga
hamba menjadi satu dengan mereka.
لمين ) ل يهدى ٱلقوم ٱلظ sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang“ ( إن ٱلل
yang dzalim,” yakni dengan kedzhaliman sebagai sifat, mereka kembali kepadanya dan berpijak
kepadanya. Jika kamu hadir kepada mereka membawa semua bukti niscaya mereka tidak mengikuti
dan menaatimu.
d. Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Dipahami Dari Ayat
tentang Pemimpin. Dalam memilih seorang pemimpin umat islam di perintahkan
Allah melalui ayat-ayatnya untuk tidak memilih orang yang diluar islam, karena orang-orang
musyrik itu saling tolong menolong dalam hal keburukan, dimana kita sebagai umat islam
yang selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dituntut oleh Allah untuk
saling tolong menolong atau bahu-membahu dalam kebaikan, Allah juga mengajarkan
umatnya untuk berkata jujur dan berbuat jujur kepada siapa saja,
Surat Al-Maidah ayat 57-58 :
Artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi
kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah
jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.”
Arti Kosa Kata : (surat Al-Maidah ayat 57)
أيها ي
wahai
ٱلذين
orang-orang yang
11
ءامنوا
beriman
ل
jangan
تتخذوا
kamu mengambil/menjadikan
ٱلذين
orang-orang yang
ٱتخذوا
(mereka) mengambil/menjadikan
دينكم
agamamu
هزوا
ejekan
ولعبا
dan permainan
ن م
dari
ٱلذين
orang-orang yang
أوتوا
(mereka) diberi
ب ٱلكت
Kitab
من
12
dari
قبلكم
sebelum kamu
وٱلكفار
dan orang-orang kafir
أولياء
pemimpin
وٱتقوا
dan bertakwalah
ٱلل
Allah
إن
jika
كنتم
kamu adalah
ؤمنين م
orang-orang yang beriman
Surat Al-Maidah Ayat 58 :
Artinya :
13
“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya
buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak
mau mempergunakan akal.”
Arti Kosa Kata : (surat Al-Maidah ayat 58)
وإذا
dan jika
ناديتم
kamu menyeru/memanggil
إلى
kepada
ة لو ٱلص
sholat
ٱتخذوها
mereka menjadikannya
هزوا
ejekan
ولعبا
dan permainan
لك ذ
demikian itu
بأنهم
disebabkan mereka benar-benar
قوم
kaum
ل
tidak
يعقلون
14
mereka menggunakan akal
2. Sebab Turunnya Ayat Al-Maidah Ayat 57-58 :
Abu Syekh dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, bahwa Rifa'ah bin
Zaid bin Tabut dan Suwaid bin Harits telah menampakkan keislamannya, akan tetapi kemudian
keduanya menjadi munafik. Dan tersebutlah bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan kaum
Muslimin bersahabat intim dengan mereka. Kemudian Allah swt. menurunkan ayat, "Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi walimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi
buah ejekan..." sampai dengan firman-Nya, "Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan."
(Q.S. Al-Maidah 57-61).
3. Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 57-58 ( Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II ):
Firman Allah , “hai orang-orang yang beriman, jamganlah kamu menjadikan
pemimpin-pemimpin terhadap orang-orang yang menjadikan agama-agamamu sebagai ejekan
dan permainan” merupakan pemberitahuan agar kaum muslimin tidak berwali kepada musuh-
musuh islam dan pelakunya, yaitu Ahli kitab dan kaum musrikin yang menjadikan syariat
islam yang suci,muhkam, dan mencakup segala kebaikan sebagai suatu jenis permainan.
Betapa banyak orang yang mencela ungkapan sahih, lantaran berpangkal dari pemahaman
yang salah. Firman Allah, “yaitu orang-orang sebelum kamu yang telah diberi kitab”, yakni
jangan lah kamu menjadikan mereka itu sebagai penolong. Yang dimaksud dengan “orang
kafir” disini adalah kaum musyrikin.
Firman Allah, “dan bertakwalah kepada Allah jika kamu adal;ah orang-orang yang
beriman”, yaitu bertakwalah kepada Allah , jangan kamu sampai menjadikan musuh-musuh
itu sebagai penolong, jika kamu beriman kepada syariat Allah yang dijadikan ejekan dan
permainan oleh mereka, sebagaimana Allah berfirman,” janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena
(siasat) memelihara diri dari suatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan
kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan , hanya kepada Allah kembalimu (ali Imran :28).
Firman Allah,”dan jika kamu mengajak untuk shalat maka mereka menjadikannya
sebagai ejekan dan permainan.” Yakni, apabila kamu mengajak shalat maka mereka
menjadikannya sebagai ejekan dan permainan pula.” Hal itu karena mereka merupakan kaum
yang tidak memahami, konsep-konsep ibadah kepada Allah dan aneka syariat-Nya. Inilah
sifat-sifat para pengikut setan. Jika mendengar azan maka mereka membelakang dan
menyumbat telinganya sehingga tidak mendengar seruan. Jika azan usai maka mereka
menghadap lagi. Jika dibacakan (tatsswib) ajakan solat maka mereka membelakang. Jika
ajakan itu usai maka mereka menghadap lalu menggoda seseorsng dengan mengatakan
“bacalah anu dan bacalah anu” terhadap sesuatu yang belum dibaca sehingga orang itupun
tidsk mengetahui sudah berapa rakaat dia shalat. Jika salah seorang diantara kamu mendapat
15
godaan semacam itu maka bersujudlah 2 kali sebelum salam. Keterangan yang menetapkan
demikian disepakati kesahihannya. Az-Zuhri berkata, Allah menyebutkan soal azan dalam
Nasib-Nya.” Dia berfirman,” dan jika kamu mengajak untuk shalat...”demikianlah
diriwayatkan oleh Hatim.
Sehubungan dengsn firman Allah,” dan apabila kamu mengajak untuk shalat maka
mereka menjadikannya sebagai ejekan dan permainan”, asbath meriwayatkan dari as-Sadi,
dia berkata : :ada seorang Nasrani Madinah. Jika dia mendengsnr seseorangn menyerukan ,”
aku bersaksi muhammad rasul Allah”,maka dia berkata,” mudah-mudahan si pendusta itu
terbakar ! pada suatu malam, , pembantunya masuk kedalam rumah sambil membawa api
ketika dia dan kemuarganya sedang tidur. Kemudian ada percikan api yang jatuh, lalu
membakar rumah sehingga si Nasrani dan keluarganya pun terbakar, keterangan ini
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim.
4 Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Dipahami Dari Ayat 57-58
Dalam ayat diatas, Allah memberikan informasi kepada umatnya untuk jangan
mengangkat seorang pemimpin dari kaum yang bukan muslim, karena mereka ( orang-orang
kafir) adalah musuh yang nyata, mereka suka untuk mencaci agama islam dan mereka akan
berusaha bersama-sama dalam upaya menyesatkan umat islam.
Jika kita hubungkan dalam ilmu komunikasi, ini mungkin teori atas kebawah atau
teori bawah ke atas antara pimpinan perusahaan dengan karyawan, dimana menjadi seorang
pemimpin itu harus tegas dan menjunjung nilai-nilai islam, dimna juga harus terjalin
komunikasi yang baik antara atasan dan juga bawahan,
BAB III
16
PENUTUP
KESIMPULAN :
Surat Al-Maidah “jamuan Hidangan” adalah surat ke5 dalam Al-Qur’an .surat ini
terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surat Madaniyah. Sekalipun ada ayat-ayatnya
yang turun di mekah , namun ayat ini diturunkan sesudah nabi Muhammad hujrah ke
Madinah, yaitu di waktu peristiwa Haji Wada’. Surat ini dinamakan Al-Maidah (hidangan)
karena memuat kisah bpengikut setia Nabi Isa as. Meminta kepada nabi Isa as. Agar Allah
menurunkan mereka Al-Maidah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan
Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surat ini, dimana Allah
menyuruh agar Hamba-hamba-Nya memenuhi janji kepada allah .
SARAN :
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka saya
mengharapkan sekali respon dari dosen pembimbing maupun pembaca untuk memberi
penilaian maupun penambahan-penambahan demi menyempurnakan makalah saya ini.
Demikian makalah ini saya tuliskan, atas respon dosen pembimbing maupun para
pembaca saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
17
As-sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir, tafsir As-sa’di,jakarta: pustaka sahifa, 2007
AR-RIFAI, muhammad Nasib,Kemudahan dari Allah : ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir,penerjemah syihabuddin ,cet.1,jakarta : Gema Insani press,1999
Mustafa,Ahmad Al Maraghi,tafsir al-Maraghi,semarang : CV TOHA PUTRA,1999