Upload
dangthu
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat dan karunianya kami dapat menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA
Tahun 2016, yang intinya memuat laporan pencapaian kinerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA selama kurun
waktu satu tahun 2016.
Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
merupakan suatu perwujudan transparansi dan akuntabilitas suatu instansi
pemerintah, LKjIP 2016 melaporkan suatu pencapaian kinerja selama
tahun 2016. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA yang dibandingkan dengan rencana kerja
yang mengacu pada Rencana Kinerja yang telah ditetapkan.
Kami menyadari dalam penyusunan LKjIP Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA ini
tentunya masih terdapat kekurangan, untuk itu kami mohon masukan dan
usulan yang positif, namun bersifat membangun untuk peningkatan kinerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dimasa yang
akan datang. Artinya dengan menganalisa hasil laporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2016 yang telah tersusun ini, maka
diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan kinerja
Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA.
Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 ini.
3
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tersusunnya Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah
Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 adalah merupakan suatu
bentuk pertanggung jawaban instansi dalam memberikan Laporan
Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah selama kurun waktu 1 (satu)
tahun, LKjIP tahun 2016 ini sekaligus juga dalam rangka memenuhi
amanah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akutabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor:
53 tahun 2014 tertanggal 20 Nopember 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah yang kemudian ditindak lanjuti dengan surat
Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 323/SEK/OT.01.2/11/2016
tertanggal 17 November 2016 perihal Penyampaian LKjIP tahun 2016 dan
Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017.
Adapun LKjIP intinya adalah melaporkan pencapaian kinerja
selama tahun 2016 yang dibandingkan dengan Rencana Kinerja tahun
2016 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA)
Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA.
Salah satu inti kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi
serta pencapaian kinerja dari Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah masalah penyelesaian
perkara tingkat pertama, sehingga penyelesaian perkara yang menjadi
kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA merupakan sasaran strategis yang
berpedoman pada faktor indikator kinerja utama maupun target yang
diinginkan dari realisasi. Adapun pencapaian kinerja lembaga peradilan
dipengaruhi oleh unsur sumber daya manuasia, sarana dan prasarana
serta anggaran yang berkaitan dengan penyelesaian perkara yang
4
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA akan selalu
berusaha meningkatkan kualitas kinerja disemua bagian dibawahnya,
sehingga dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Dalam LKjIP ini tertuang indicator kinerja utama dari Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA yang didukung DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA tahun 2016. Program tersebut adalah:
1. Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Mahkamah Agung
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung
3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
5
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………
IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN …………………… … 6
A. Latar Belakang ……………………. 6
B. Tugas dan Fungsi ………………… 7
C. Struktur Organisasi ………………. 7
D. Rencana Strategis 2015-2019…... 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA .. ………………… 12
A. Rencana Kerja ………………………. 12
B. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) 14
Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……………….. 16
A. Capaian Kinerja Organisasi ……… 16
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja …… 22
C. Realisasi Anggaran…………. . 39
BAB IV PENUTUP ……………………. ……………………… 56
LAMPIRAN
Struktur Organisasi …………………………
6
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai Peraturan Presiden No 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka untuk penerapan Reformasi
Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan
manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung,
Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA berkewajiban untuk memenuhi amanah peraturan
tersebut.
Kebijakan yang diambil oleh Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Pelaksanaan
Peradilan Tingkat Pertama, baik yang bersifat administratif, keuangan dan
organisasi yang mengacu pada lembaga Mahkamah Agung RI, sebagai
salah satu institusi Negara sesuai dengan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi
dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya, dan sumber dana serta
kewenangan lainnya yang diberikan oleh Negara sesuai dengan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA sebagai salah satu satuan kerja dari
Mahkamah Agung yang berkedudukan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta juga berkewajiban untuk membuat Laporan
Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 dan Dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2017.
7
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
B. TUGAS DAN FUNGSI
Pengadilan Negeri sebagai lembaga peradilan tingkat pertama
mempunyai tugas utama yaitu:
a. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara.
b. Mengajukan berkas perkara ketingkat Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali (PK), yang diajukan upaya Hukum oleh para
pihak yang berperkara.
c. Melaksanakan putusan (eksekusi) terhadap putusan yang telah
mempunyai kekuatan Hukum tetap.
d. Selain menjalankan tugas pokok tersebut Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta
Kelas IA juga diberi tugas dan kewenangan lain oleh Negara
berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Pengadilan Negeri diatur dalam Peraturan
Mahkamah Agung RI No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan yang mulai berlaku tanggal
1 Januari 2016. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dapat digambarkan sebagai
berikut :
8
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
GAMBAR. STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN
INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA
Struktur Organisasi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pimpinan Pengadilan Negeri terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua
2. Hakim yang bertugas menangani perkara dalam kedudukannya sebagai
penyelenggara kekuasaan kehakiman terdiri dari 20 orang Hakim karier,
3 orang Hakim Ad Hoc PHI dan 4 orang Hakim Ad Hoc Tipikor.
3. Panitera selaku Pimpinan Kepaniteraan
4. Sekretaris Selaku Pimpinan Kesekretariatan
5. Kepaniteraan dipimpin oleh Panitera dibantu oleh Panitera Muda
Perdata, Panitera Muda Pidana, Panitera Muda Hukum, Panitera Muda
PHI dan Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi .
6. Kesekretariatan yang dipimpin oleh Sekretaris dibantu oleh Kepala Sub
bagian Kepegawaian dan Ortala, Sub Bagian Umum dan Keuangan dan
Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan.
Hakim
Panitera
Muda
Perdata
Panitera
Muda
Pidana
Panitera
Muda
Hukum
Sub Bagian
Kepegawaian
Organisasi dan
Tata Laksana
Sub Bagian
Umum dan
Keuangan
Sub Bagian
Perencanaan,
TI dan
Pelaporan
Sekretaris
WAKIL KETUA
KETUA
JABATAN FUNGSIONAL
1. Panitera Pengganti
2. Jurusita/Jurusita Pengganti
3. Pranata Peradilan
Panitera
Panitera
Muda
Khusus
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. Fungsional Arsiparis
2. Fungsional Pustakawan
3. Fungsional Pranata Komputer
4. Fungsional Bendahara
9
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
7. Kelompok jabatan Fungsional yang berada dibawah kewenangan
Panitera yaitu Panitera Pengganti terdiri dari 26 orang, Juru Sita terdiri
dari 6 orang dan Juru Sita Pengganti yang juga ditugaskan sebagai staf
menyebar diseluruh unit kerja Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA terdiri dari 17 orang.
D. RENCANA STRATEGIS 2016
Rencana Strategis Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016-2019 merupakan
komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan
yang terencana dan terprogram secara sistimatis melalui penataan,
penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap system, kebijakan
dan peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta
sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA diselaraskan
dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung dimana
pelaksanaan dan perencanaan sudah berbasis kinerja. Program dan
kegiatan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA pada tahun 2016 sampai dengan 2019
mengacu pada program-program yang dicanangkan oleh Mahkamah Agung
dan dituangkan dalam Visi dan Misi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA.
Adapun Visi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah:
“ Terwujudnya Pengadilan Negeri Yogyakarta yang Agung”
Untuk mencapai visi tersebut Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA menetapkan misi yang
menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu:
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Yogyakarta.
10
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
2. Memberikan pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada pencari
keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri
Yogyakarta.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri
Yogyakarta.
Permasalahan yang ada di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah para pencari
keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terhadap pelayanan Hukum
di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA belum sepenuhnya terpenuhi sehingga para pencari
keadilan merasa belum puas atas pelayanan Hukum yang diberikan. Tujuan
yang ingin dicapai oleh Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 adalah bahwa para pencari
keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terhadap pelayanan Hukum
dapat terpenuhi, kemudian setiap pencari keadilan dapat menjangkau
badan peradilan, dan publik percaya bahwa Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dapat terjangkau
dengan mudah serta terpenuhi kebutuhannya dan merasa puas atas
pelayanan Hukum yang diberikan.
Untuk mewujudkan perubahan ke arah pembaruan sebagaimana
tercantum dalam cetak biru Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA selalu
berupaya untuk mengikuti arahan-arahan yang telah ditetapkan untuk
melakukan perubahan. Oleh karena itu, beberapa hal yang menjadi
perhatian dalam penyusunan renstra (rencana strategis) pada Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA didasarkan pada sasaran-sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
peradilan, diantaranya meliputi akselerasi penyelesaian perkara
dan administrasi, kedisiplinan dalam hal pelaporan perkara secara
11
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
rutin dan tepat waktu, serta peningkatan pengelolaan statistik dan
berkas perkara.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan.
3. Pemberian bantuan Hukum bagi masyarakat tidak mampu
4. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban
administrasi keuangan/pelaksanaan anggaran Pengadilan.
5. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pelayanan lembaga
peradilan
6. Pemanfaatan Teknologi informasi guna menunjang keterbukaan
informasi sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga peradilan
Oleh karena itu, rencana strategis yang ingin dicapai Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA untuk periode tahun 2016-2019 setelah dilakukan review terhadap
renstra yang sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan perkara
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan ( acces to
justice )
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
Dengan demikian perencanaan kegiatan Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA akan
didasarkan pada hal-hal tersebut sebagai acuan dalam Pelaksanaan
kinerja.
12
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA KERJA
a. Program Utama
Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA sebagai instansi vertikal Mahkamah Agung di tingkat
kota/kabupaten merupakan bagian dari lembaga peradilan umum
mempunyai tugas inti (core bussiness) menerima, memeriksa, mengadili
dan memutus perkara Pidana, perkara Perdata, pekara PHI dan perkara
Tipikor di tingkat pertama.
Oleh karena itu yang dijadikan program utama pada perencanaan
strategis di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah peningkatan manajemen peradilan
umum dengan rincian kegiatan diantaranya adalah diadakannya Pos
Pelayanan Hukum ( Posbakum), Penyelesaian perkara maksimal 5 bulan,
berkas perkara yang diselesaikan dengan tepat waktu, penyelesaian
perkara prodeo, serta penyelesaian administrasi perkara di tingkat pertama.
Sesuai dengan rencana strategis Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016-
2019, program utama yang diambil Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA adalah:
1. Peningkatan manajemen peradilan umum, meliputi penyediaan pos
bantuan Hukum untuk masyarakat, penyelesaian perkara yang
sederhana, tertib, tepat waktu dan akuntabel, penyelesaian perkara
yang kurang dari 5 ( lima ) bulan, pemberian uang makan terdakwa
serta pengamanan persidangan dan pelaksanaan pembebasan
biaya perkara.
2. Program Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya,
meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
pemeliharaan fasilitas perkantoran.
3. Program penyediaan dukungan sarana dan prasarana yang
memadai dan pengembangan sistem teknologi informasi peradilan.
13
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
b. Program Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok dalam rencana strategis Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tidak
dapat lepas dari program utama. Kegiatan pokok merupakan penjabaran
dari program utama tersebut.
Kegiatan-kegiatan untuk program peningkatan manajemen peradilan
umum adalah:
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan perkara
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice)
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
Kegiatan untuk program dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya diantaranya adalah:
Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan Badan Urusan
Administrasi ( layanan perkantoran ) yang meliputi pembayaran gaji dan
tunjangan, penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran,
honor Dokter, pakaian pramubakti, rapat / koordinasi, perawatan kendaraan
dan perawatan gedung dan bangunan.
Sedangkan untuk program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung yaitu pengadaan sarana dan prasarana di
lingkungan peradilan tingkat pertama, tahun 2016 ini Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA
mendapatkan alokasi dana untuk pengadaan sarana dan prasarana berupa:
- Perangkat pengolah data dan komunikasi beruapa 1 unit CCTV
- Perangkat pengolah data dan informasi berupa 5 unit Computer, 2 unit
Laptop, 5 unit Printer Inkjet, 1 Unit Router dan 1 unit Scaner.
14
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
- Peralatan dan fasilitas perkantoran meliputi 10 unit AC, 5 unit
Meubelair, 5 unit TV LED, 6 unit Wall Fan, 4 unit Exhaust Fan, 1 unit
Lemari Besi dan 4 unit Lemari Arsip.
c. Perjanjian Kinerja ( Dokumen Penetapan Kinerja ) 2016
Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan
perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan target
kinerja tertentu. Dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan
lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis indikator kinerja
beserta target kinerja dan anggaran, penetapan kinerja yang telah
ditetapkan adalah:
No SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatnya
penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang
menjadi akta perdamaian. 3%
b. Persentase sisa perkara Perdata Permohonan yang diselesaikan.
100%
c. Persentase sisa perkara Perdata gugatan yang diselesaikan
100%
d. Persentase sisa perkara Pidana yang diselesaiakan
100%
e. Persentase sisa perkara PHI yang diselesaikan
100%
f. Persentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan
100%
g. Persentase perkara Perdata pemohonan yang diselesaiakan
93%
h. Persentase perkara Perdata gugatan yang diselesaikan
68%
i. Persentase perkara Pidana yang diselesaikan
85%
j. Persentase perkara PHI yang diselesaiakan
90%
k. Persentase perkara TIPIKOR yang diselesaikan
95%
l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
90%
m. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih 5 bulan
0%
15
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
2. Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim
a. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding
78%
b. Prosentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum banding
70%
c. Prosentase Perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding
20%
d. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
90%
e. Persentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
70%
f. Persentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
50%
g. Persentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi.
20%
h. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
99%
i. Persentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
99%
j. Persentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
90%
k. Persentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
91%
3 Peningkatan efektifitas Pengelolaan perkara
a. Persentase berkas perkara yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
100%
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
100%
c. Persentase penyampaian pemberiatahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
100%
d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat
100%
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
50%
f. Prosentase responden yang 75%
16
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
puas terhadap proses peradilan 4 Peningkatan
Aksesibilitas terhadap peradilan (acces to justice)
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
b. Persentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan Hukum (POSBAKUM)
100%
c. Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus
20%
5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara Perdata yang berkekuatan Hukum tetap yang ditindak lanjuti
70%
6 Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti
100%
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti
100%
16
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian Kinerja dapat dilihat dari Pengukuran kinerja yang
merupakan perbandingan antara target dengan pencapaian / realisasi kinerja
selama satu tahun. Pengukuran kinerja ini dilakukan instansi pada setiap
berakhir suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengetahui capaian kinerja
organisasi dari target - target yang telah ditetapkan dalam satu tahun dalam
rangka pencapaian rencana / sasaran jangka menengah.
Berikut adalah tabel pengukuran kinerja yang memuat sasaran
strategis, indikator kinerja, target yang direncanakan beserta realisasi pada
akhir tahun 2016 di satuan kerja Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Dari tabel akan terlihat
prosentase keberhasilan dari masing-masing kegiatan yang ditargetkan.
Sebelum melakukan pengukuran kinerja dengan memperbandingkan
antara target yang telah ditentukan dengan realisasi yang telah dicapai
selama tahun 2016, berikut disampaikan terlebih dahulu rekapitulasi perkara
selama tahun 2016 untuk mengetahui prosentase penyelesaian perkara
selama satu tahun.
Tabel 1. Rekapitulasi jumlah perkara Perdata dalam tahun 2016 Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA NO PERKARA PERDATA
GUGATAN JUMLAH Prosentase
Penyelesaian
1 Sisa tahun 2015 73
2 Masuk dalam tahun 2016 182
3 Putus tahun 2016 151
4 Dicabut tahun 2016 23 Gugatan : 69%
5 Para pihak minta banding 41
6 Perkara banding telah dikirim 41 100%
7 Para pihak minta Kasasi 32
8 Perkara Kasasi telah dikirim 26 81%
9 PK ( Peninjauan Kembali) 11
10 PK Telah dikirim 11 100%
17
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
NO PERKARA PERDATA PERMOHONAN
JUMLAH Prosentase Penyelesaian
1 Sisa tahun 2015 13
2 Masuk dalam tahun 2016 143
3 Putus 142
4 Dicabut 9 Permohonan: 98%
PERKARA MEDIASI JUMLAH Prosentase
Jumlah Perkara yang di mediasi 151
Jumlah mediasi yang menjadi akta perdamaian
3 Mediasi: 2%
Perkara yang selesai dlm waktu
5 bulan 172 94%
Perkara yg selesai dlm waktu lebih dari 5 bulan
10 5%
Permohonan eksekusi 16
Permohonan eksekusi yang ditindaklanjuti/diselesaikan
11 68%
Permohonan Perkara Prodeo 4
Perkara Prodeo yang diselesaikan
4 100%
Tabel 2. Rekapitulasi jumlah perkara Pidana dalam tahun 2016 Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA NO PERKARA PIDANA JUMLAH Prosentase
penyelesaian biasa
1 Sisa tahun 2015 61 Biasa : 89%
2 Masuk dalam tahun 2016 413
3 Putus tahun 2016 422
4 Terdakwa / Jaksa minta banding
19
5 Perkara banding telah dikirim
19 100%
6 Terdakwa / Jaksa minta Kasasi
12
7 Perkara Kasasi telah dikirim
12 100%
18
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
4 PK ( Peninjauan Kembali) 3
5 PK telah dikirim 2 66%
6 Permohonan Grasi 0 0%
NO PIDANA CEPAT/RINGAN/LALU LINTAS
JUMLAH Posentase Penyelesaian
Cepat/ringan Lalu lintas
1 Sisa tahun 2015 - -
2 Masuk dalam tahun 2016 1.101 18.424 Cepat/ringan: 100%
3 Putus tahun 2016 1.101 18.424 Lalu lintas : 100%
Tabel 3. Rekapitulasi jumlah perkara PHI dalam tahun 2016 Pengadilan Negeri Yogyakarta NO PERKARA PHI JUMLAH Prosentase Penyelesaian
1 Sisa tahun 2015 - PHI 100%
2 Masuk dalam tahun 2016
12
3 Putus tahun 2016 12
4 Damai tahun 2016 2
5 Para pihak menerima 3
6 Para pihak minta Kasasi 4
5 Perkara Kasasi telah dikirim
4 100%
Tabel 4. Rekapitulasi jumlah perkara Tindak Pidana Korupsi /TIPIKOR dalam tahun 2016 Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA NO PERKARA TIPIKOR JUMLAH Prosentase
penyelesaian
1 Sisa tahun 2015 2 Tipikor : 55%
2 Masuk dalam tahun 2016 25
3 Putus tahun 2016 15
4 Terdakwa / Jaksa minta banding
11
4 Perkara banding telah dikirim
11 100%
5 Terdakwa / Jaksa minta Kasasi
2
19
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
5 Perkara Kasasi telah dikirim
2 100%
Tabel 6. Rasio Hakim terhadap perkara
Jumlah majelis hakim tahun 2016
Jumlah perkara yang ditangani majelis tahun
2016
Perbandingan rata-rata majelis terhadap perkara
6 majelis Perdata : 182 30 perkara
Pidana : 413 68 perkara
3 Majelis PHI : 12 4 perkara
4 Majelis Tipikor : 25 6 perkara
Dengan rata-rata jumlah majelis 6 ( Enam ) selama tahun 2016, maka
untuk perkara Perdata masing-masing majelis menangani 30 perkara
selama satu tahun, dan untuk perkara Pidana masing-masing majelis rata-
rata menangani 68 perkara dalam satu tahun. Sedangkan untuk perkara
PHI dengan Majelis berjumlah 3 selama satu tahun masing- masing Majelis
menangani 4 perkara dan untuk perkara Tipikor dengan 4 Majelis dalam
satu tahun menangani 6 perkara.
Dari jumlah-jumlah tersebut jika dibandingkan dengan target kinerja
sesuai dengan rencana strategis yang telah disusun pada Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA akan diperoleh data sebagai berikut:
No Indikator Target Realisasi Capaian
1 Meningkatnya penyelesaian perkara
a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian
3% 2% 66%
b. Persentase sisa perkara Perdata Permohonan yang diselesaikan
100% 100% 100%
c. Persentase sisa perkara Perdata gugatan yang diselesaikan
100% 100% 100%
d. Persentase sisa perkara Pidana yang diselesaikan
100% 100% 100%
20
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
e. Persentase sisa perkara PHI yang diselesaikan
100% 100% 100%
f. Persentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan
100% 100% 100%
g. Persentase perkara Perdata pemohonan yang diselesaikan
93% 98% 105%
h. Persentase perkara Perdata gugatan yang diselesaikan
68% 69% 101%
i. Persentase perkara Pidana yang diselesaikan
85% 89% 104%
j. Persentase perkara PHI yang diselesaikan
90% 100% 111%
k. Persentase perkara TIPIKOR yang diselesaikan
95% 55% 58%
l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
90% 94% 104%
m. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih 5 bulan
0% 5% 0%
2 Peningkatan Aksebtabilitas Putusan Hakim
a. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding
78% 83% 106%
b. Prosentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum banding
70% 95% 135%
c. Prosentase Perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Banding
20% 37% 185%
d. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
90% 83% 96%
e. Persentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
70% 97% 138%
f. Persentase perkara 50% 66% 132%
21
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi
g. Persentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi.
20% 92% 460%
h. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
99% 95% 95%
i. Persentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
99% 99% 100%
j. Persentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
90% 100% 111%
k. Persentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali.
91% 100% 109%
3 Peningaktan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan, Banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
100% 100% 100%
b. Persentase berkas yang diegister dan siap didistribusikan ke Majelis
100% 100% 100%
c. Persentase penyampaian pemberiatahuan relaas putusan tepat waktu dan tempat
100% 100% 100%
d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat
100% 100% 100%
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
50% 100% 200%
f. Prosentase responden yang puas terhadap proses
75% 71% 94%
22
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
peradilan 4. Peningkatan
Aksepbilitas terhadap peradilan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan bantuan Hukum (POSBAKUM)
100% 100% 100%
c. Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus
20% 100% 500%
5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara Perdata yang berkekuatan Hukum tetap yang ditindak lanjuti
70% 68% 97%
6 Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti
100% 0% 0%
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindak lanjuti
100% 100% 100%
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Laporan akuntabilitas kinerja merupakan ikhtisar pencapaian sasaran
sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Terdapat 6 (enam)
sasaran kinerja yang didalamnya terdapat indikator-indikator kinerja sebagai
acuan dalam mengukur capaian kinerja selama satu tahun untuk diperbandingkan
dengan target yang telah ditentukan sebelumnya dalam penetapan kinerja.
Berdasarkan pengukuran kinerja diatas sasaran-sasaran tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
23
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
1. Meningkatnya Penyelesaian Perkara
Sasaran tersebut mempunyai 13 indikator kinerja diantaranya:
1) Prosentase mediasi yang menjadi akta perdamaian
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 3%. Jumlah
perkara yang melalui proses mediasi pada tahun 2016 sebanyak
151 perkara. Dari 151 perkara yang melalui mediasi 3 (tiga)
perkara berhasil menjadi akta perdamaian. Dengan demikian
tingkat keberhasilan mediasi yang menjadi akta perdamaian adalah
2%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase mediasi yang
menjadi akta perdamaian
3% 2% 66%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 2 / 3 x
100% = 66%. Dengan demikian pencapaian target belum dapat
terpenuhi, Jika dibandingkan dengan penyelesaian perkara melalui
mediasi yang berhasil menjadi akta perdamaian dua tahun ke
belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Keterangan 2014 2015 2016
Jumlah perkara yang
diselesaikan melalui
mediasi
7
5 3
2) Prosentase sisa perkara Perdata permohonan yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah sisa perkara Perdata permohonan tahun 2015 sebanyak 13
perkara dapat diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 13 perkara.
Sehingga prosentase realisasi untuk perkara gugatan pada akhir
2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
24
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase sisa perkara Perdata
permohonan yang diselesaikan
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target
penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dapat terrealisasi
secara penuh dan target yang ditetapkan dapat tercapai. Jika
dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara
Perdata permohonan dua tahun ke belakang dapat digambarkan
dalam tabel sebagai berikut :
Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara Perdata
Permohonan 2014 100% 100% 100%
Sisa Perkara Perdata
Permohonan 2015 100% 100% 100%
Sisa Perkara Perdata
Permohonan 2016 100% 100% 100%
3) Prosentase sisa perkara Perdata gugatan yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah sisa perkara Perdata gugatan tahun 2016 sebanyak 73
perkara dapat diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 73 perkara.
Sehingga prosentase realisasi untuk perkara gugatan pada akhir
2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase sisa perkara Perdata
gugatan yang diselesaikan
100% 100% 100%
25
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target
penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dapat terrealisasi
secara penuh. Dan target yang ditetapkan dapat tercapai jika
dibandingkan dengan persentase penyelesaian sisa perkara
Perdata Gugatan dua tahun Terakhir dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara Perdata
Gugatan 2014 100% 100% 100%
Sisa Perkara Perdata
Gugatan 2015 100% 100% 100%
Sisa Perkara Perdata
Gugatan 2016 100% 100% 100%
4) Prosentase sisa perkara Pidana biasa yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah sisa perkara Pidana biasa tahun 2015 sebanyak 61 perkara
dapat diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 61 perkara.
Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Pidana biasa pada
akhir 2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase sisa perkara Pidana
biasa yang diselesaikan
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target
penyelesaian perkara Pidana biasa dapat terealisasi secara penuh.
26
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Jika dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara
Pidana Biasa dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam
tabel sebagai berikut :
Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara Pidana Biasa
2014 100% 100% 100%
Sisa Perkara Pidana Biasa
2015 100% 100% 100%
Sisa Perkara Pidana Biasa
2016 100% 100% 100%
5) Prosentase sisa perkara PHI yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%.
Dikarenakan pada tahun 2015 tidak ada sisa perkara yang belum
selesai maka untuk penyelesaian sisa perkara PHI tidak ada
realisasi.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase sisa perkara PHI
yang diselesaikan
100% 0% 0%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 0 / 100 x
100% = 0%. berikut kami sampaikan capaian realisasi indikator
kinerja penyelesaian sisa perkara PHI dalam dua tahun terakhir:
Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara PHI 2014 100% 100% 100%
Sisa Perkara PHI 2015 100% 100% 100%
Sisa Perkara PHI 2016 100% - -
27
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
6) Prosentase sisa perkara Tipikor yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah sisa perkara Tipikor tahun 2015 sebanyak 2 perkara dapat
diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 2 perkara. Sehingga
prosentase realisasi untuk perkara Tipikor pada akhir 2016 adalah
100%.
Pencapaian target penyelesaian sisa perkara Tipikor dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase sisa perkara Tipikor
yang diselesaikan
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian target
penyelesaian perkara Tipikor dapat terealisasi secara penuh. Jadi
terget yang telah ditetapkan untuk indikator kinerja penyelesaian
sisa perkara Tipikor mencapai target yang ditetapkan, jika
dibandingkan dengan Persentase penyelesaian sisa perkara
Tipikor dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel
berikut :
Indikator kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara Pidana Korupsi
2014 100% 100% 100%
Sisa Perkara Pidana Korupsi
2015 100% 100% 100%
Sisa Perkara Pidana Korupsi
2016 100% 100% 100%
7) Prosentase Perkara Perdata Permohonan yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 93%. Dari jumlah
perkara Perdata permohonan sebanyak 156 perkara dapat
28
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 145 perkara, perkara
dicabut 9. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Pidana
biasa pada akhir 2016 adalah 98%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata
permohonan yang diselesaikan
93% 98% 105%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 98 / 93 x
100% = 105%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian
perkara Perdata permohonan dapat terrealisasi secara penuh,
bahkan melebihi target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan
penyelesaian perkara Perdata permohonan dalam dua tahun
terakhir
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Sisa Tahun Lalu 10 11 13
Perkara Masuk 110 151 143
Perkara Putus 109 138 154
Sisa 11 24 2
Persentase 90% 90% 98%
Jika dilihat dari data dia terdapat peningkatan kinerja pada indikator
ini sebesar 8 % dari tahun 2015 yang pencapaiannya 90% pada
tahun 2016 realisasinya mencapai 98%
8) Prosentase Perkara Perdata Gugatan yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 68%. Dari jumlah
perkara Perdata gugatan sebanyak 255 perkara, gugur/cabut 23
perkara, dapat diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 153
perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk perkara Perdata
Gugatan pada akhir 2016 adalah 69%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
29
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata
gugatan yang diselesaikan
68% 69% 101%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 69 / 68 x
100% = 101%. Dengan demikian pencapaian target penyelesaian
perkara Perdata gugatan dapat terealisasi maksimal bahkan
melebihi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan
penyelesaian perkara Perdata gugatan dua tahun ke belakang
dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 190 164 255
Perkara Putus 127 91 176
Sisa 63 73 79
Persentase 67% 50% 69%
9) Prosentase Perkara Pidana yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 85%. Dari jumlah
perkara Pidana sebanyak 474 perkara dapat diselesaikan pada
tahun 2016 sebanyak 422 perkara. Sehingga prosentase realisasi
untuk perkara Pidana pada akhir 2016 adalah 89%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Pidana yang
diselesaikan
85% 89% 104%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 89 / 85 x
100% = 104%. Dengan demikian pencapaian indikator kinerja
penyelesaian perkara Pidana sesuai dengan yang ditargetkan,
bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan
30
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
dengan prosentase penyelesaian perkara Pidana 2 tahun ke
belakang dapat digambarkan sebagai berikut
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 526 471 474
Perkara Putus 448 403 422
Sisa 78 68 52
Persentase 85% 85% 89%
10) Prosentase Perkara PHI yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 90%. Dari jumlah
perkara PHI sebanyak 12 perkara, dapat diselesaikan pada tahun
2016 sebanyak 12 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk
perkara PHI pada akhir tahun 2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara PHI yang
diselesaikan
90% 100% 111%
Jika dibandingkan dengan perkara PHI yang diselesaikan dalam
dua tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 13 7 12
Perkara Putus 9 7 12
Sisa 4 0 0
Persentase 69% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 / 90
x 100% = 111%. Dengan demikian penyelesaian perkara Pidana
telah mencapai target, bahkan melebihi target yang ditetapkan.
31
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
11) Prosentase Perkara Tipikor yang diselesaikan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 95%. Dari jumlah
perkara Tipikor sebanyak 27 perkara dapat diselesaikan pada
tahun 2016 sebanyak 15 perkara. Sehingga prosentase realisasi
untuk perkara Tipikor pada akhir 2016 adalah 55%. Pencapaian
target dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Tipikor yang
diselesaikan
95% 55% 57%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 55 / 95 x
100% = 55%. Dengan demikian untuk indikator kinerja
penyelesaian perkara Tindak Pidana Korupsi tidak terealisasi
secara maksimal, sesuai target yang ditetapkan dikarenakan
masuknya perkara banyak pada bulan September dan Oktober
sehingga sampai dengan akhir 2016 perkara belum selesai. jika
dibandingkan dengan penyelesaian perkara Tipikor dalam dua
tahun ke belakang dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 22 22 27
Perkara Putus 17 20 15
Sisa 5 2 12
Persentase 77% 91% 55%
Jika di lihat dari tabel diatas terjadi penurunan kinerja yang mana
tahun 2015 capaian kinerjanya adalah 91% sedangkan pada tahun
2016 capaian kinerjanya hanya 55% sehingga untuk indikator
penyelesaian perkara Tindak Pidana Korupsi terjadi penurunan
Sebesar 36%
32
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
12) Prosentase Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu
maksimal 5 (lima) bulan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 90%. Dari jumlah
perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 ( lima )
bulan sebanyak 182 perkara dapat diselesaikan pada tahun 2016
sebanyak 172 perkara. Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 94%
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu
maksimal 5 (Lima) bulan
90% 94% 104%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 94 / 90 x
100% = 104%. Dengan demikian penyelesaian perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 ( lima ) dapat
terealisasi secara maksimal bahkan melebihi dari target yang
ditetapkan
13) Prosentase Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih
dari 5 ( Lima ) bulan
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 0%. Dari jumlah
perkara 182 perkara, yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih
dari 5 ( lima ) bulan sebanyak 10 perkara. Sehingga prosentase
realisasi untuk indikator ini pada akhir 2016 adalah 0%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu
maksimal 5 ( lima ) bulan
0% 5% 0%
33
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target yang
ditetapkan dengan realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan
demikian 5/0 x 100% = 0%. Dengan demikian penyelesaian
perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 (lima)
bulan tidak sesuai dengan yang ditargetkan karena masih ada
perkara yang penyelesaiannya melebihi 5 bulan.
2. Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim
Untuk mengetahui pencapaian tingkat akseptabilitas putusan hakim atas
masyarakat pencari keadilan terdapat 11 (Sebelas) indikator untuk
mengukurnya. Indikator tersebut diantaranya adalah:
1) Prosentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum
banding
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 78%. Dari jumlah
perkara Perdata sebanyak 255 perkara yang tidak mengajukan
upaya Hukum banding sebanyak 214 perkara. Sehingga
prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2016 adalah
83%.
Pencapaian target tersebut diatas digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya Hukum
banding
78% 83% 106%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 83/78 x
100% = 104%. Dengan demikian jumlah perkara yang tidak
mengajukan upaya Hukum banding telah mencapai target, bahkan
melebihi dari target yang ditetapkan, berikut kami sampaikan data
realisasi perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum
banding 2 tahun terakhir:
34
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 212 232 255
Mengajukan banding
30 29 41
Tidak Mengajukan
Banding 182
203
214
Persentase 85% 87% 83%
2) Prosentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum
Banding
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 70%. Dari jumlah
perkara Pidana sebanyak 474 perkara yang tidak mengajukan
upaya Hukum kasasi sebanyak 455 perkara Sehingga prosentase
realisasi untuk indikator ini pada akhir 2016 adalah 95%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Pidana yang
tidak mengajukan upaya Hukum
Banding
70% 95% 135%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 95 / 70 x
100% = 135%. Dengan demikian jumlah perkara Pidana yang tidak
mengajukan upaya Hukum banding sudah terrealisasi secara
maksimal, bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Jika
dibandingkan dengan capaian dari indikator kinerja jumlah perkara
Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum banding dalam dapat
digambarkan dalam data di bawah ini :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 526 471 474
Mengajukan banding
35 32 19
35
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Tidak Mengajukan
Banding 491
439
455
Persentase 93% 93% 95%
3) Prosentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum
Hukum banding.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 20%. Dari jumlah
perkara Tindak Pidana Korupsi yang masuk pada tahun 2016
sebanyak 27 perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum
Banding sebanyak 16 perkara, Sehingga prosentase realisasi
untuk indikator ini pada akhir 2016 adalah 99,8%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Tindak
Pidana Korupsi yang tidak
mengajukan upaya Hukum
Banding
20% 59% 295%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 59 /
20 x 100% = 295%. Dengan demikian jumlah perkara Tindak
Pidana Korupsi yang tidak mengajukan upaya Hukum banding
telah mencapai target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan
capaian Indikator jumlah perkara Tindak Pidana Korupsi yang tidak
mengajukan upaya Hukum banding dua tahun terakhir dapat dilihat
dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 22 27 27
Mengajukan banding
18 16 11
Tidak Mengajukan
Banding 4
11
16
36
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Persentase 18% 40% 59%
4) Prosentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum
Hukum Kasasi.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 90%. Dari jumlah
perkara Perdata yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 255
perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi sebanyak
214 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada
akhir 2016 adalah 83%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya Hukum
Kasasi
90% 83% 92%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 83/90
x 100% = 92%. Dengan demikian jumlah perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya Hukum kasasi belum dapat memenuhi
target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian
Indikator jumlah perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya
Hukum kasasi dua tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 212 232 255
Mengajukan Kasasi
20 14 41
Tidak Mengajukan
Kasasi 192
218
214
Persentase 90% 93% 83%
37
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Jika dilihat dari data diatas terdapat penurunan kinerja untuk
indikator ini sekitar 10 % yang pada tahun 2015 capiannya
sebesar 93 %, sedangkan pada tahun 2016 capaiannya 83 %.
5) Prosentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum
Hukum Kasasi.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 70%. Dari jumlah
perkara Pidana yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 474
perkara yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi sebanyak
462 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada
akhir 2016 adalah 97%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya Hukum
Kasasi
70% 97% 138%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 97/70
x 100% = 138%. Dengan demikian jumlah perkara Pidana yang
tidak mengajukan upaya Hukum kasasi belum dapat terealisasi
maksimal, dan belum dapat memenuhi target yang ditetapkan. Jika
dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah perkara Pidana
yang tidak mengajukan upaya Hukum kasasi dua tahun terakhir
dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 526 471 474
Mengajukan Kasasi
23 18 12
Tidak Mengajukan
Kasasi 503
453
462
Persentase 95% 96% 97%
38
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Jika dilihat dari data diatas terdapat kenaikan kinerja untuk
indikator ini sekitar 1 % yang pada tahun 2015 capiannya sebesar
96 %, sedangkan pada tahun 2016 capaiannya mencapai 97 %.
6) Prosentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum
Hukum Kasasi.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 50%. Dari jumlah
perkara PHI yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 12 perkara
yang tidak mengajukan upaya Hukum Kasasi sebanyak 8 perkara,
Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini pada akhir 2016
adalah 132%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya Hukum
Kasasi
50% 66% 132%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 50/66
x 100% = 132%. Dengan demikian jumlah perkara PHI yang tidak
mengajukan upaya Hukum kasasi dapat terrealisasi maksimal,
bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan
dengan capaian Indikator jumlah perkara PHI yang tidak
mengajukan upaya Hukum kasasi dua tahun terakhir dapat dilihat
dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 13 11 12
Mengajukan Kasasi
7 1 4
Tidak Mengajukan
Kasasi 6
10
8
Persentase 46% 90% 66%
39
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Jika dilihat dari data diatas walaupun dapat melebihi target yang
ditetapkan tetapi terdapat penurunan kinerja untuk indikator ini
sekitar 24 % yang pada tahun 2015 capiannya sebesar 90 %,
sedangkan pada tahun 2016 capaiannya hanya mencapai 66 %.
7) Prosentase perkara Tindak Pidana Korupsi yang tidak mengajukan
upaya Hukum Kasasi.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 20%. Dari jumlah
perkara Tindak Pidana korupsi yang masuk pada tahun 2016
sebanyak 27 perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi
sebanyak 25 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 92%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya hukum
Kasasi
20% 92% 460%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 92/20
x 100% = 460%. Dengan demikian jumlah perkara Tindak Pidana
Korupsi yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dapat
terrealisasi maksimal, bahkan melebihi dari target yang ditetapkan.
Jika dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah perkara Tindak
Pidana Korupsi yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dua
tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 22 27 27
Mengajukan Kasasi
39 16 2
Tidak Mengajukan
Kasasi -
11
25
40
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Persentase 0% 40% 92%
Jika dilihat dari data diatas untuk indikator ini terdapat kenaikan
prosentase capaian kinerja sekitar 52 % yang pada tahun 2015
capiannya sebesar 40 %, sedangkan pada tahun 2016 capaiannya
mencapai 92 %.
8) Prosentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya Hukum
Peninjauan Kembali.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 99%. Dari jumlah
perkara Perdata yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 255
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
sebanyak 244 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 95%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali
99% 95% 96%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 95/99
x 100% = 96%. Dengan demikian jumlah perkara Perdata yang
tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali belum dapat
terrealisasi maksimal, dan tidak dapat memenuhi target yang
ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah
perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan
Kembali dua tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 212 232 255
Mengajukan 2 2 11
41
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Peninjauan Kembali Tidak Mengajukan Peninjauan Kembali
210
230
244
Persentase 99% 99% 95%
9) Prosentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya Hukum
Peninjauan Kembali.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 99%. Dari jumlah
perkara Pidana yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 474
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
sebanyak 472 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 99%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Pidana yang
tidak mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali
99% 99% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 99/99
x 100% = 10%. Dengan demikian jumlah perkara Pidana yang
tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dapat
terrealisasi maksimal, dan dapat memenuhi target yang ditetapkan.
Jika dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah perkara Pidana
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dua
tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 526 471 474
Mengajukan Peninjauan Kembali
1 0 2
42
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Tidak Mengajukan Peninjauan Kembali
525
471
472
Persentase 90% 100% 99%
10) Prosentase perkara PHI yang tidak mengajukan upaya Hukum
Peninjauan Kembali.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 99%. Dari jumlah
perkara PHI yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 12 perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
sebanyak 12 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara PHI yang tidak
mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali
90% 100% 111%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan
100/90 x 100% = 111%. Dengan demikian jumlah perkara PHI
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dapat
terrealisasi maksimal, bahkan dapat melebihi dari target yang
ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah
perkara PHI yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan
Kembali dua tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 13 11 12
Mengajukan Peninjauan Kembali
0 0 0
Tidak Mengajukan Peninjauan
13
11
12
43
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Kembali
Persentase 100% 100% 100%
11) Prosentase perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya Hukum
Peninjauan Kembali.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 91%. Dari jumlah
perkara Tipikor yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 27 perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
sebanyak 27 perkara, Sehingga prosentase realisasi untuk
indikator ini pada akhir 2016 adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase perkara Tipikor yang
tidak mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali
91% 100% 109%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan
100/91 x 100% = 109%. Dengan demikian jumlah perkara Tipikor
yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dapat
terrealisasi maksimal, bahkan dapat melebihi dari target yang
ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian Indikator jumlah
perkara Tipikor yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan
Kembali dua tahun terakhir dapat dilihat dari data berikut :
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perkara Masuk 22 27 27
Mengajukan Peninjauan Kembali
0 0 0
Tidak Mengajukan Peninjauan Kembali
22 27 27
Persentase 100% 100% 100%
44
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
3) Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Perkara
Untuk mengetahui pencapaian tingkat efektifitas pengelolaan perkara terdapat
6 (enam) indikator untuk mengukurnya. Indikator tersebut diantaranya adalah:
1) Prosentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK
yang disampaikan secara lengkap
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK
sebanyak 134 berkas perkara baik perkara Perdata , Pidana, PHI
maupun Tipikor sebanyak 134 berkas dapat disampaikan secara
lengkap. Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah
100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi, dan PK
yang disampaikan secara
lengkap
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja
indikator ini dua tahun ke belakang dapat dilihat dari data berikut
Keterangan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK
175 123 134
Prosentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap
175 123 134
Persentase 100% 100% 100%
45
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
2) Prosentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke
majelis
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah berkas perkara masuk selama tahun 2016 sebanyak 20.449
berkas perkara baik perkara Perdata, Pidana ( Pidana Biasa
maupun Tilang dan Tipiring), PHI dan Tipikor secara keseluruhan
sebanyak 20.449 berkas dapat disampaikan secara lengkap.
Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase berkas perkara yang
diregister
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target.
3) Prosentase penyampaian relaas putusan tepat waktu, tempat dan
para pihak
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah berkas perkara sebanyak 924 berkas perkara baik perkara
Perdata, Pidana, Phi dan Tipikor sebanyak 924 berkas dapat
disampaikan tepat waktu, tempat dan para pihak. Sehingga
prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase penyampaian relaas
putusan tepat waktu, tempat dan
para pihak
100% 100% 100%
46
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target.
4) Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah berkas permohonan penyitaan yang masuk selama tahun
2016 sebanyak 690 berkas, sebanyak 690 berkas dapat
diselesaikan tepat waktu dan tempat. Sehingga prosentase
realisasi untuk indikator ini adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase penyitaan tepat
waktu dan tempat
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target.
5) Ratio majelis terhadap perkara
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 100%. Dari
jumlah perkara yang ditangani majelis selama tahun 2016
sebanyak 768 berkas baik perkara Perdata, Pidana, PHI dan
Tipikor sebanyak 768 berkas dapat tertangani oleh majelis.
Sehingga prosentase realisasi untuk indikator ini adalah 100%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Ratio majelis terhadap
perkara
100% 100% 100%
47
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target.
6) Prosentase responden yang puas terhadap proses peradilan
ditetapkan untuk indikator ini adalah 80%. pada tahun 2016 telah
dilaksanakan survei kepuasan pelayanan publik atas pengguna
layanan di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA dan kepuasan masyarakat
atas pelayanan yang diberikan mencapai 71 %, Pencapaian target
indikator ini digambarkan sebagai berikut.
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase responden yang
puas terhadap proses
peradilan
80% 71% 88%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 71 /
80 x 100% = 88%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
belum dapat memenuhi target yang ditetapkan.
4) Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan (access to justice)
Terdapat 3 (tiga) indikator untuk mengukur tingkat aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan, diantaranya:
1) Prosentase perkara prodeo yang diselesaikan
Alokasi dana / pos dari APBN yang tertuang dalam DIPA Tahun
Anggaran 2016 untuk pembebasan biaya perkara prodeo sebesar
Rp. 10.220.000 (Sepuluh juta dua ratus dua puluh ribu rupiah)
untuk 10 (Sepuluh) perkara.
Realisasi pada tahun 2016 ada 4 (tiga) pihak yang mengajukan
permohonan untuk prodeo ini sehingga dari sisi realisasi anggaran
penyerapan tidak maksimal. Sedangkan dari sisi pencapaian
48
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
realisasi pada Indikator Kinerja Utama perkara prodeo yang
diselesaikan mencapai 100%
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan
100% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan perhitungan 100 /
100 x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini
dapat memenuhi target.
2) Prosentase masyarakat pencari keadilan yang mendapat layanan
bantuan Hukum (POSBAKUM)
Di dalam DIPA Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak
Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA Tahun Anggaran 2016
Layanan POSBAKUM dianggarkan untuk jasa Advokat Piket yang
tugasnya memberikan konsultasi pada para pencari keadilan,
bukan untuk pendampingan di depan Pengadilan. Pada tahun
anggaran 2016 ini ada 71 (tujuh puluh satu) orang yang
mengadakan konsultasi di Posbakum. Target yang ditetapkan
untuk indikator ini adalah 100%.
3) Persentase amar putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara on line dalam waktu
maksimal 1 hari kerja sejak diputus.
Selama tahun 2016 terdapat perkara Tindak Pidana Korupsi yang
menarik perhatian, Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan Tilang.
Amar putusan telah dapat diakses secara online dalam website
www.pn-yogyakota.go.id. Target yang ditetapkan untuk indikator ini
adalah 10%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
49
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Persentase amar putusan
perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang
dapat diakses onlie dalam
waktu maksimal 1 hari kerja
sejak diputus
10% 100% 100%
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan
realisasi yang dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 100 / 100
x 100% = 100%. Dengan demikian pencapaian indikator ini dapat
memenuhi target.
5) Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
Indikator untuk mengukur tingkat kepatuhan masyarakat terhadap putusan
pengadilan adalah dengan mengetahui prosentase permohonan eksekusi atas
putusan perkara Perdata yang telah berkekuatan Hukum tetap yang
ditindaklanjuti.
Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 20%. Dari jumlah
permohonan yang masuk pada kepaniteraan Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA sebanyak 16
permohonan dapat ditindaklanjuti sebanyak 11 perkara / permohonan
eksekusi. Dengan demikian prosentase realisasi dari indikator ini adalah 97%.
Pencapaian target digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi Prosentase
Prosentase permohonan
eksekusi atas putusan
perkara Perdata yang telah
berkekuatan Hukum tetap
yang
ditindaklanjuti/diselesaikan
70% 68% 97%
50
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Prosentase capaian adalah perbandingan antara target dengan realisasi yang
dicapai pada tahun 2016, dengan demikian 68 / 70 x 100% = 97%. Dengan
demikian pencapaian indikator ini tidak dapat memenuhi target yang
ditetapkan.
6) Meningkatnya Kualitas Pengawasan
Ada 2 (dua) indikator untuk mengukur tingkat kualitas pengawasan:
1) Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
Selama tahun 2016 tidak ada pengaduan yang berhubungan dengan
perkara yang masuk di Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Dengan demikian untuk
indikator ini tidak ada realisasi.
2) Persentase hasil temuan pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
Selama tahun 2016 pemeriksaan yang ada dilakukan oleh instansi
internal Mahkamah Agung sendiri baik pemeriksaan rutin dari tingkat
banding oleh Pengadilan Tinggi Yogyakarta maupun pemeriksaan oleh
Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI.
Dari hasil pemeriksaan yang oleh Pengadilan Tinggi maupun Badan
Pengawas sudah ditindaklanjuti.
Dalam hal hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak
eksternal, selama tahun 2016 tidak ada pemeriksaan yang dilakukan oleh
pihak eksternal. Oleh karena itu, pengukuran tingkat pengawasan melalui
indikator ini tidak ada pada tahun 2016 ini.
Berdasarkan uraian realisasi dan pencapaian indikator diatas beberapa hal yang
dapat disampaikan sebagai pendukung penjelasan sebagai berikut:
a. Meningkatnya Penyelesaian Perkara
Termasuk dalam kegiatan pokok penyelesaian perkara ini adalah tingkat
penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dan tingkat penyelesaian
perkara yang masuk pada Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA selama tahun 2016 dengan
cara membandingkan jumlah sisa perkara tahun lalu dengan status
51
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
penyelesaian perkara tersebut pada akhir tahun. Sedangkan untuk
melihat penyelesaian perkara selama tahun 2016 adalah dengan cara
membadingkan jumlah perkara yang masuk pada tahun 2016 dengan
jumlah perkara yang dapat diselesaikan pada akhir tahun 2016. Dengan
cara tersebut akan terlihat tingkat pencapaian penyelesaian perkara yang
disajikan dalam bentuk prosentase.
Dari perkara Pidana yang diukur dalam hal ini adalah perkara Pidana
biasa. Sedangkan untuk perkara Perdata adalah perkara permohonan
dan perkara gugatan, juga untuk perkara PHI dan perkara Tindak Pidana
Korupsi .
Untuk tahun 2016, penyelesaian perkara Perdata gugatan dapat
mencapai angka yang ditargetkan. Untuk perkara mediasi yang menjadi
akta perdamaian memang melibatkan berbagai pihak yang berperkara
dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga untuk terjadi akta
perdamaian sangat tergantung pada itikad baik dari pihak-pihak yang
berperkara untuk menyelesaikan secara damai melalui mediasi.
b. Peningkatan akseptabilitas putusan hakim.
Artinya, sejauh mana putusan yang dijatuhkan hakim itu dapat diterima
oleh masyarakat pencari keadilan.
Pada tahun 2016 tingkat penerimaan putusan Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA oleh
masyarakat pencari keadilan rata - rata sebesar 86%. Hal ini berarti
sebagian besar pihak yang berperkara tidak mengajukan upaya Hukum
sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap putusan hakim. Dan hal ini
adalah sebuah pencapaian yang baik.
c. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Setiap berkas upaya Hukum untuk ditindak lanjuti dan disampaikan
kepada tingkat yang lebih tinggi pada Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA telah dilakukan
dengan tertib sehingga capaian dari indikator kinerja ini tercapai 100%.
Hal ini menyadari bahwa pemberkasan untuk upaya banding, Kasasi dan
52
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Peninjauan Kembali ini tidak hanya melibatkan satu pihak dan instansi
saja juga menyangkut kepentingan pihak yang berperkara sehingga
penyelesaian berkas upaya ini cukup mendapatkan perhatian. Begitu pula
dengan penyampaian berkas yang telah diregister ke majelis hakim,
penyampaian relaas tepat waktu dan sasaran, ratio permbagian hakim
terhadap jumlah perkara dilakukan dengan tertib.
Rata-rata pencapaian pada Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan
Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 adalah 100%.
Sedangkan untuk mengukur kepuasan responden telah dilaksanakan
sebuah survei kepuasan atas pelayanan yang diberikan dengan nilai 71%.
d. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan
Capaian kinerja untuk indikator ini tercapai adalah 100% baik pada
penyelesaian perkara prodeo dan Pos Bakum. Pada tahun 2016 ada
pencari keadilan yang mengajukan untuk perkara prodeo dan telah
diselesaikan dengan baik. Untuk Pos Bantuan Hukum Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA
pada tahun 2016 ini telah menerima para pihak yang datang untuk
mengadakan konsultasi.
Untuk indikator akses amar putusan yang bisa diakses secara online,
telah dilakukan pada perkara Tipikor, Tipiring dan Tilang Lalulintas yang
mana amar putusan telah bisa diakses dalam jangka waktu 1 hari.
e. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Indikator kinerja dari program ini adalah tingkat tindak lanjut terhadap
permohonan eksekusi yang telah mempunyai kekuatan Hukum tetap.
Pada tahun 2016 terdapat beberapa permohoanan eksekusi perkara
Perdata yang sudah berkekuatan Hukum tetap. Tingkat pencapaian
indikator ini adalah 67%, artinya perbandingan antara target dan realisasi
tidak dapat tercapai. Untuk prosentase realisasinya adalah 97% dari
target, yaitu dari jumlah permohonan yang masuk dapat ditindaklanjuti 67
persen dari jumlah permohonan tersebut. Hal ini adalah berkat kerjasama
dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait. Kendala dari
53
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
eksekusi sendiri adalah adanya perlawanan, sehingga permohonan
eksekusi tidak bisa ditindak lanjuti.
B. Realisasi Anggaran
Selain pertanggungjawaban dalam hal teknis penyelesaian perkara.
Pengadilan sebagai lembaga peradilan yang menerima dan memutus suatu
perkara, pengadilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh
pelaksanaan anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dari APBN. Pada satuan kerja Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA pada tahun
anggaran 2016 medapatkan dua DIPA yang terdiri dari:
a. DIPA Badan Urusan Administrasi (BUA)/ DIPA 01 ( 098057 )
b. DIPA Badan Peradilan Umum (BADILUM) / DIPA 03 ( 099128 )
DIPA 01 dilaksanakan dalam rangka program dukungan manajemen
pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung dengan kegiatan
administrasi dan pengelolaan keuangan yaitu layanan perkantoran seperti
pembayaran gaji dan tunjangan, operasional perkantoran, pemeliharaan
peralatan perkantoran, perawatan kendaraan dinas dan perawatan gedung dan
bangunan.
Pada tahun anggaran 2016 DIPA 01 Pada bulan Oktober mendapatkan
tambahan pagu anggaran untuk belanja modal Rp. 100.000.000 ( Seratus juta
rupiah ), sehingga pagu belanja modal pada tahun 2016 adalah
Rp 295.000.000 ( Dua ratus sembilan puluh lima ribu rupiah ) dan pada tanggal
31 Desember 2016 khususnya belanja pegawai mendapat pengurangan Pagu
anggaran untuk penyelesaian pagu minus belanja pegawai sebesar Rp.
1.608.435.000 ( Satu Milyar enam ratus delapan juta empat ratus tiga puluh
lima ribu rupiah ) hingga pagu belanja pegawai yang semula mendapat pagu
sebesar Rp. 16.989.345.000 ( Enam belas milyar sembilan ratus delapan puluh
sembilan juta tiga ratus empat puluh lima ribu ) pada akhir tahun anggaran
2016 pagu pegawai menjadi Rp. 15.370.910.000 ( Lima belas milyar tiga ratus
tujuh puluh juta sembilan ratus sepuluh ribu rupiah ), sehingga jumlah pagu
DIPA 01 Rp. 17.346.383,00 (Tujuh belas milyar tiga ratus empat puluh enam
juta tiga ratus delapan puluh tiga ribu rupiah).
54
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Sedangkan DIPA 03 dilaksanakan untuk program peningkatan manajemen
peradilan umum. Pada tahun anggaran 2016 DIPA 03 mendapatkan dana
sebesar Rp. 272.351.000,00 (Dua ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus lima
puluh satu ribu rupiah) untuk kegiatan yang berhubungan dengan administrasi
penyelesaian perkara.
Berikut adalah tabel realisasi anggaran dari masing-masing DIPA:
a. DIPA Badan Urusan Administrasi (098057)
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung :
No Kegiatan Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Pegawai 15.370.910.000 14.503.255.645 94,36%
2 Belanja Barang operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
1.399.298.000 1.380.615.915 98,66%
3 Belanja Barang non Operasional Perkantoran
281.175.000 212.739.780 75,66%
4 Belanja modal 295.000.000 287.210.170 97,36%
Total 17.346.383.000 16.383.821.510 94,45%
Pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung, dari total pagu DIPA Rp. 17.346.383.000 dapat terealisasi
94,45% dari pagu anggaran, yaitu sebesar Rp. 16.383.821.510, Dari daftar rincian
realisasi kegiatan, terdapat tiga kegiatan yang berhasil menyerap diatas 90% dari
pagu anggaran yaitu Kegiatan belanja barang operasional sebesar 98%, belanja
pegawai sebesar 94,36% dan belanja modal sebesar 97,36%. Sedangkan yang
paling rendah penyerapan anggarannya adalah kegiatan belanja barang non
opersional perkantoran yang realisasinya sebesar 75,66%, rendahnya
penyerapan disebabkan anggaran kesehatan Hakim Ad Hoc tidak banyak
terserap karena Hakim Ad.Hoc Baik PHI maupun Tindak Pidana Korupsi tidak
semua menggunakan fasilitas anggaran kesehatan tersebut sehingga realisasi
tidak bisa maksimal.
b. DIPA Dirjen Badan Peradilan Umum (099128)
55
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Program peningkatan manajemen peradilan umum
No Kegiatan Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Peningkatan Manajemen
Peradilan Umum
272.351.000 233.916.350 85,89%
total 272.351.000 233.916.350 85,89%
Pada DIPA Badan Peradilan Umum terserap sebesar 85,89% Prosentase
penyerapan belum maksimal 100% dikarenakan untuk perkara yang mengajukan
melalui mekanisme prodeo hanya 4 Perkara tidak sesuai dari target perkara yang
ditetapkan yaitu 10 Perkara untuk tahun 2016, demikian pula untuk perkara
Hubungan Industrial dari target perkara yang ditetapkan tahun anggaran 2016
sejumlah 10 Perkara yang masuk 12 perkara. Walaupun jumlah perkaranya
melebihi dari target tapi realisasi anggaran tidak dapat maksimal dikarenakan
akun untuk penyelesaian perkara PHI dari pagu Rp. 20.000.000 hanya terserap
Rp. 4.486.000, hal ini disebabkan karena pada tahun 2016 tidak ada pengajuan
eksekusi untuk perkara PHI.
56
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
BAB IV PENUTUP
Demikian Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
tahun 2016 yang memuat laporan pencapaian kinerja Kepaniteraan dan
Kesekretariatan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana
Korupsi Yogyakarta Kelas IA selama kurun waktu tahun 2016 yang
dituangkan dalam 6 target sasaran.
Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dari
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA ini merupakan suatu
perwujudan transparansi dan akuntabilitas Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA, karena laporan
ini melaporkan suatu capaian kinerja selama tahun 2016 dibandingkan
dengan rencana kerja yang mengacu pada Rencana Strategis Pengadilan
Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas
IA.
Dengan menganalisa kinerja Pengadilan Negeri, Hubungan
Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 maka
diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan kualitas
kinerja pelayanan sebagai institusi yang berwibawa, mandiri dan bisa
memberikan rasa keadilan yang terutama dapat dirasakan bagi masyarakat
pencari keadilan.
57
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
Dari hasil capaian kinerja Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA keberhasilan yang dicapai
pada tahun 2016 adalah meningkatnya penyelesaian perkara dan
meningkatnya kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Adapun kendala yang dihadapi adalah dalam penyelesaian perkara
dimana terdapat faktor-faktor eksternal yang tidak dapat diperhitungkan
yang dapat menghambat proses percepatan penyelesaian perkara.
Kurangnya pegawai yang mempunyai kopetensi dalam tugasnya juga akan
mempengaruhi kualitas hasil kerja
Dengan telah tersusunnya Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi
Pemerintah Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial
dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun 2016 ini secara
umum tujuan, sasaran dan kegiatan Satuan kerja Pengadilan Negeri,
Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA tahun
2016 dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian masih perlu
ditingkatkan agar sasaran-sasaran yang ditetapkan dapat tercapai secara
maksimal, sehingga dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat pencari keadilan sehingga dapat tercapai tujuan yaitu
mewujudkan Pengadilan Negeri Yogyakarta yang Agung, sesuai dengan
visi Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi
Yogyakarta Kelas IA.
58
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
LAMPIRAN -LAMPIRAN
59
LKjIP Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Tahun 2016
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PENGADILAN NEGERI, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK
PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA KELAS IA
GAMBAR. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI,
HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN TINDAK PIDANA KORUPSI YOGYAKARTA
KELAS IA
Hakim
Panitera
Muda
Perdata
Panitera
Muda
Pidana
Panitera
Muda
Hukum
Sub Bagian
Kepegawaian
Organisasi dan
Tata Laksana
Sub Bagian
Umum dan
Keuangan
Sub Bagian
Perencanaan,
TI dan
Pelaporan
Sekretaris
WAKIL KETUA
KETUA
JABATAN FUNGSIONAL
1. Panitera Pengganti
2. Jurusita/Jurusita Pengganti
3. Pranata Peradilan
Panitera
Panitera
Muda
Khusus
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. Fungsional Arsiparis
2. Fungsional Pustakawan
3. Fungsional Pranata Komputer
4. Fungsional Bendahara