33
PROPOSAL PROGRAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI DI RUANG SEDAP MALAM RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG Oleh: Kelompok I: Farida MM Ahmad F Abdurrakhman Winda Dwi Saputro Sri Winarsih Oktiva Kusfari JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

Tak Sedap Malam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tak Sedap Malam

PROPOSAL

PROGRAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI

DI RUANG SEDAP MALAM

RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Oleh:

Kelompok I:

Farida MM

Ahmad F

Abdurrakhman

Winda Dwi Saputro

Sri Winarsih

Oktiva Kusfari

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Tak Sedap Malam

P R O P O S A L

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Dasar Pemikiran

Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan

tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran, mengganggu

orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama

sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari – hari perawatan

dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri

mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka

yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan

diri kemudian dimasukan lagi ke dalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien?

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien

gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab

penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawaat jiwa

haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar.

Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi

aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi

sensori dan orientasi realitas.

2. Tujuan

Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis

terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan

hubungan interpersonal antar anggota.

Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji

realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan

sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau

perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

Secara khusus tujuannya adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara

konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan ketrampilan ekspresi diri,

sosial, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan pemecahan masalah.

Page 3: Tak Sedap Malam

3. Karakteristik Pasien

Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang

dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan

seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit

perawatan diri, isolasi sosial : menarik diri, dan perubahan persepsi sensori.

4. Landasan Teori

a. Model Terapi Aktivitas Kelompok

Focal conflic model

Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada kelompok

individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami konflik dan

membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan pendapat antar

anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggotadan leader mengarahkan alternatif

penyelesaian masalah.

Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya

komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu

meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social anggota kelompok. Tugas leader

adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada

kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung

jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non

verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang

lain.

Model interpersonal

Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan

interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat

tingkah laku anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist

bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota

dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan

dipelajari.

Model psikodrama

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai

dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang

diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang

pernah dialami.

b. Metoda

Page 4: Tak Sedap Malam

Kelompok didaktik

Kelompok sosial terapeutik

Kelompok insipirasi represif

Psikodrama

Kelompok interaksi bebas

c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok

Orientasi realitas

Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami

gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan adalah klien mampu

mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan stimulus

eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara

lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu mengenal

diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik

klien : gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan

depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif,

dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

Sosialisasi

Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan

meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain,

mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus eksternal yang

berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota

kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap

orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik

klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan,

sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah,

gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab

seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau berinteraksi

dan sehat fisik.

Stimulasi persepsi

Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,

stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta

mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita,

memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima

pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien :

gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita,

Page 5: Tak Sedap Malam

inisiasi atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal,

kooperatif dan mengikuti kegiatan.

Stimulasi sensori

Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami

kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan

perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.

Penyaluran energy

Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan

menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan perasaan

dan meningkatkan hubungan interpersonal.

d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi

aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

1. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,

anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi

pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan

kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik

atau kebersamaan.

Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai

menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa

yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling

ketergantungan yang akan terjadi.

Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan

siapa dirinya.

2. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi

dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan

Page 6: Tak Sedap Malam

realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok,

dan penyelesaian masalah yang kreatif.

3. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok.

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

2. Sebagai leader dan co leader

3. Sebagai fasilitator

4. Sebagai observer

5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan dan uraian kegiatan sesuai macam terapi aktivitas kelompok dapat

dilihat pada lampiran – lampiran.

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK : STIMULASI SENSORI

Page 7: Tak Sedap Malam

Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulus Sensori

Terapi aktifitas kelompok (TAK): stimulasi sensoris adalah upaya menstimulasi semua

pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat.

Tujuan

Tujuan umum klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra yang diberi9kan dan

tujuan khususnya adalah :

1. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar.

3. Klien mampu berespons terhadap tontonan melalui tv/video.

Aktifitas dan indikasi

Aktifitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan

lain-lain, seperti gambar, video, tarian dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-

Stimulasi Sensoris adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai

dengan kurang komunikasi verbal.

TAK STIMULASI SENSORI

Page 8: Tak Sedap Malam

SESI 1: MENCERITAKAN MAKNA GAMBAR

Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar.

2. Klien dapat memberi makna gambar.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran

2. Ruangan nyaman dan terang

Alat

1. Kertas HVA

2. Pensil 2B (bila tersedia krayon dapat juga digunakan)

Metode

1. Dinamika kelompok.

2. Diskusi.

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1.

b. Mempersiapakn alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

- Salam dari terapi kepada klien

- Terapis dan klien memakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi data

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

- Terapi menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan menceritakan

gambar yang kepada orang lain.

- Terapi menjelaskan aturan main berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis.

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan

menceritakan hasil gambar kepada klien lain.

b. Terapis membagikan kertas HVA dan pensil 2B, untuk tiap klien.

c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diingin klien.

Page 9: Tak Sedap Malam

d. Sementara klien mulai menggambar, therapist berkeliling, dan member

penguatan pada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.

e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing klien

untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada

klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar

tersebut menurut klien.

f. Kegiatan point e. dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain

bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.

c. Kontrak yang akan dating

- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu sensori mendengarkan musik dan

menonton tv/video.

- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK

stimulasi gambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah menceritakan makna gambar.

Sesi 1: TAK

Stimulasi sensoris menggambar

Kemampuan memberikan respons terhadap menggambar

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

2 Menyebutkan gambar

3 Menceritakan makna gambar

Page 10: Tak Sedap Malam

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampun klien mengikuti, menyebutkan nama

gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan

melalui gambar.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori gambar. Klien

mengikuti kegiatan sampai akhir menyebutkan nama gambar,dan menceritakan makna

gambar.

Page 11: Tak Sedap Malam

TAK STIMULASI SENSORI

Sesi 2 : Mendengar musik

Tujuan

1. Klien mampu mengenali musik yang didengar.

2. Klien mampu memberi respons terhadap musik.

3. Klien mampu menceritakan perasaannya setalah mendengarkan musik.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna atau lagu-lagu

yang bermakna religius).

Metode

1. Diskusi

2. Sharing persepsi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Membuat kontark dengan klien yang sesuia dengan indikasi: menarik diri,

harga diri rendah dan tidak mau bicara.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien pada saat ini.

c. Kontrak

- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik.

- Terapis menjelaskan aturan main berikut.

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada

terapis.

Lama kegiatan 45 menit.

Page 12: Tak Sedap Malam

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama dan nama

panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak

semua klien untuk bertepuk tangan.

c. Terapis dan klien memakai papan nama.

d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau

berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta

menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar

lagu.

e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan

(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis

mengobservasi respons klien terhadap musik.

f. Secara bergiliran klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.

Sampai semua klien mendapat giliran.

g. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan

mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan

bermakna dalam kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar.

Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi

sensoris mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,

respons terhadap musik, memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaan

saat mendengarkan musik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Page 13: Tak Sedap Malam

Sesi 2 : TAK

Stimulasi sensoris mendengarkan musik

Kemampuan memberikan respons pada musik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir

2 Memberi respons (ikut

bernyanyi/menari/joget/menggerakan

tangan-kaki-dagu sesuai irama)

3 Memberikan pendapat tentang musik

yang didengar

4 Mengemukakan perasaan setelah

mendengar music

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampun klien mengikuti, merespons, memberi

pendapat, menyampikan perasaan tentang musik yang didengar. Beri tanda (v) jika klien

mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi sensori mendengar

musik. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama

musik, namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien

untuk mendengarkan musik di ruang rawat.

Page 14: Tak Sedap Malam

Sesi 3 : TAK

Stimulasi sensoris menonton tv/video

Tujuan

1. Klien dapat memberi respons terhadap tontonan tv/video (jika menonton tv, acara

tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk klien)

2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran di depan televise

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Video/CD Player dan Video Tape/CD

2. Televisi

Metode

Diskusi

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Terapis dan klien memakai papan nama.

b. Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/Video dan

menceritakannya

- Terapis menjelaskan aturan main berikut

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada

terapis

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

Page 15: Tak Sedap Malam

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton

TV/Video dan menceritakan makna yang telah ditonton

b. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan

c. Terapis mengobservasi klien selama menointon TV/Video

d. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan

menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan

searah jarum jam, dimulai dari klien sebelah kiri terapis sampai semua klien

mendapat giliran.

e. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien yang lain

bertepuk tangan dan memberikan pujian.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut

- Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang

c. Kontrak yang akan datang

- Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien

- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK untuk stimulasi

sensoris menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan berespon

terhadap tontonan, menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat

menonton. Formulir Evaluasi sebagai berikut :

Page 16: Tak Sedap Malam

Sesi 3 : TAK

Stimulasi sensoris menonton tv/video

Kemampuan member respon pada tontonan

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan

dari awal sampai

akhir TAK

2 Member respon

pada saat

menonton

(senyum, sedih,

dan gembira)

3 Menceritakan

cerita dalam

TV/Video

4 Menceritakan

perasaan setelah

menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengikuti, berespons, menceritakan,

danm menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda

(X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contohnya: klien mengikuti sesi 3, TAK, stimulasi sensoris

menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, san tanpa respon, klien

tidak dapat menceritkan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan,

ulang kembali dengan stimulus yang berbeda.

Page 17: Tak Sedap Malam

DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Ana, Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok, Jakarta : EGC, 2004

Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC,

Jakarta 1995.

Page 18: Tak Sedap Malam

PELAKSANAANTERAPI AKTIFITS KELOMPOK PERSEPSI SENSORI

Pelaksanaan TAK sesi 1

Tanggal : 11 Mei 2012 pukul 11.00- 11.30 .

Tempat : Ruang Perawatan Sedap Malam

Jumlah peserta : 8 Orang

Metode : Menyebutkan dan memaknai gambar

Pembagian tugas anggota : Leader : Oktiva Kusfari

: Co leader : Sri Winarsih

:fasilitator : Abdurrakhman

: Farida MM

: Winda Dwi Saputro

: Observer : Ahmad F

Jalannya Acara :

1. FASE PERKENALAN.- Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Sedap Malam Perawat

melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil mengumpulkan 8 orang klien sesuai dengan rencana semula.

- Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.

2. FASE KERJA

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan

menceritakan hasil gambar kepada klien lain.

b. Terapis membagikan kertas HVA dan pensil 2B, untuk tiap klien.

c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diingin klien.

d. Sementara klien mulai menggambar, therapist berkeliling, dan memberi

penguatan pada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.

e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing klien

untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada

klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar

tersebut menurut klien.

f. Kegiatan point e. dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain

bertepuk tangan

Page 19: Tak Sedap Malam

3. FASE TERMINASI

a. Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas

kelompok yang dilakukan.Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat

mengurangi stress, terjalin keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang

dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.?

Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK.

Merasa dibutuhkan oleh klien.

b. Melakukan evaluasi :

- Proses

Klien berpartisipasi aktif.

Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.

- Hasil

100 % Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

75 % Klien mampu menyebutkan gambar.

75 % Klien mampu menceritakan makna gambar.

- Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi

kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain..

Pelaksanaan TAK sesi 2

Tanggal : 14 Mei 2012 pukul 11.15 - 11.45 WIB .

Tempat : Ruang Perawatan Sedap Malam

Jumlah peserta : 7 Orang

Metode :- Diskusi

- Sharing persepsi

Pembagian tugas anggota : Leader : Sri Winarsih

: Co leader : Abdurrakhman

: Motifator : Oktiva Kusfari

: Ahmad F

: Winda Dwi Saputro

: Observer : Farida MM

Page 20: Tak Sedap Malam

Jalannya Acara :

1. FASE PERKENALAN.- Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Sedap Malam Perawat

melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil mengumpulkan 7 orang klien sesuai dengan rencana semula.

- Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.

2. FASE KERJA

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama dan nama

panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua

klien untuk bertepuk tangan.

c. Terapis dan klien memakai papan nama.

d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau

berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta

menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar lagu.

e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-

kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis

mengobservasi respons klien terhadap musik.

f. Secara bergiliran klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai

semua klien mendapat giliran.

g. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan

mengajak klien lain bertepuk tangan.

h. Kegiatan point g dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain

bertepuk tangan

3. FASE TERMINASI

c. Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas

kelompok yang dilakukan Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat

mengurangi stress, terjalin keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang

dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.?

Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK.

Merasa dibutuhkan oleh klien.

d. Melakukan evaluasi :

- Proses

Page 21: Tak Sedap Malam

Klien berpartisipasi aktif.

Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.

- Hasil

100% Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

71% Klien member respon (ikut menyanyi /joget).

100% Klien mampu memberi pendapat tentang musik

100% klien mampu mengemukakan perasaan setelah TAK.

- Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi

kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain..

Pelaksanaan TAK sesi 3

Tanggal : 16 Mei 2012 pukul 09.15 - 10.00 WIB .

Tempat : Ruang Perawatan Sedap Malam

Jumlah peserta : 8 Orang

Metode :- Diskusi

- Sharing persepsi

Pembagian tugas anggota : Leader : Farida MM

: Co leader : Ahmad F

: Motifator : Oktiva Kusfari

: Abdurrakhman

: Sri Winarsih

: Observer : Winda Dwi Saputro

Jalannya Acara :

3. FASE PERKENALAN.- Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Sedap Malam Perawat

melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil mengumpulkan 8 orang klien sesuai dengan rencana semula.

- Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.

4. FASE KERJA- Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton

TV/Video dan menceritakan makna yang telah ditonton

- Co-Leader memutar TV/VCD yang telah disiapkan

- Fasilitator membantu memfokuskan klien ke acara yang sedang diputar.

- Observer mengobservasi klien selama menointon TV/Video

Page 22: Tak Sedap Malam

- Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan

menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan

searah jarum jam, dimulai dari klien sebelah kiri terapis sampai semua klien

mendapat giliran.

- Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien yang

lain bertepuk tangan dan memberikan pujian sampai semua klien mendapat

giliran.

4. FASE TERMINASI

e. Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas

kelompok yang dilakukan.Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat

mengurangi stress, terjalin keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang

dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.?

Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK.

Merasa dibutuhkan oleh klien.

f. Melakukan evaluasi :

- Proses

Klien berpartisipasi aktif.

Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.

- Hasil

100% Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

71% Klien memberi respon saat menonton (senyum, sedih, gembira ).

100% Klien mampu menceritakan cerita dalam TV/Video

100% klien mampu mengemukakan perasaan setelah TAK.

Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi kepada

klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain

Page 23: Tak Sedap Malam

LAMPIRAN PELAKSANAAN

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PERSEPSI SENSORI

KELOMPOK I :

1. Farida.MM

2. Abdurrakhman

3. Akhmad Fudlali

4. Oktifa Kusfari

5. Sri Winarsih

6. Winda Dwi Saputro

TAK :Persepsi sensori terdiri dari tiga sesi antara lain:

- Sesi .I : Menyebutkan dan memaknai gambar

- Sesi I I : Kemampuan dalam memberikan respon pada musik

- Sesi III : Stimulus sensori menonton TV/ Video

1. TAK Persepsi sensori Sesi.I : Menyebutkan dan memaknai gambar

Anggota :

1. Oktiva Kusfari : Leader

2. Sri Winarsih : Co-Leader

3. Ahmad F : Observer

4. Abdurrakhman : Fasilitator

5. Farida MM : Fasilitator

6. Winda Dwi Saputro : Fasilitator

No Aspek yang dinilai Nama Klien

Sintin Dewi Tumiatin Diah Kusmiati Listiyani Iin Pranti

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

v vvv v v v

2 Menyebutkan gambar v v - v

3 Menceritakan makna gambar

Page 24: Tak Sedap Malam

2. TAK Persepsi Sensori Sesi II : Mendengarkan Musik

Anggota :

1. Sri Winarsih : Leader

2. Abdurrakhman : Co-Leader

3. Farida MM : Observer

4. Winda Dwi Saputro : Fasilitator

5. Ahmad F : Fasilitator

6. Oktiva Kusfari : Fasilitator

No Aspek yang dinilai Nama Klien

Sintin Dewi Tumiatin Diah Kusmiati Listiyani Iin Pranti

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

2 Memberi respons (ikut

bernyanyi/menari/joget/meng

gerakan tangan-kaki-dagu

sesuai irama)

3 Memberikan pendapat

tentang musik yang didengar

4 Mengemukakan perasaan

setelah mendengar musik

Page 25: Tak Sedap Malam

3. TAK Persepsi Sensori Sesi III : Menonton TV/Video

Anggota :

1. Farida MM : Leader

2. Ahmad F : Co-Leader

3. Winda Dwi Saputro : Observer

4. Abdurrakhman : Fasilitator

5. Sri Winarsih : Fasilitator

6. Oktiva Kusfari :Fasilitator

No Aspek yang dinilai Nama Klien

Sintin Dewi Tumiatin Diah Kusmiati Listiyani Iin Pranti

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir TAK

2 Member respon pada saat

menonton (senyum, sedih,

dan gembira)

3 Menceritakan cerita dalam

TV/Video

4 Menceritakan perasaan

setelah menonton