Upload
vandang
View
229
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 195
BAB V
KONSEP PERENCANAAN
5.1. KONSEP PERANCANGAN
Setelah menganalisis, Konsep dari Perancangan Taman Edukasi Satwa
adalah Rekreatif dan Edukatif. Selain menambah pengetahuan di bidang
satwa juga dapat memberi hiburan, kelegaan, santai. Dalam perancangan,
prinsip-prinsip lansekap menjadi acuan utama untuk menjadikan suatu
ruang yang memiliki keteraturan serta keseimbangan antara banguan
dengan alam.
5.2. KONSEP TAMPILAN DAN PEMBENTUK SUASANA
5.2.1. KONSEP TAMPILAN
- Tampilan bangunan dibuat tidak kaku dan monoton, seperti
mengunakan kengurangan atau penambahan pada bentuk
geometri yang digunakan sebagai dasar bentuk bangunan.
- Warna yang digunakan adalah warna-warna ceria yang
dipadukan dengan warna-warna edukatif seperti abu-abu,
hijau, biru.
- Perbedaan ketinggian atap dengan warna-warna yang atraktif
dapat menimbulkan kesan rekreatif. Sedangkan warna alami
diberikan supaya memberi kesan selaras dengan alam.
5.2.2. KONSEP PEMBENTUK SUASANA
Dalam peciptaan bantuk bangunan menggunakan pemikiran garis
lengkung digunakan pada rekreatif, dan garis horisontal untuk
edukatif.
5.2.2.1. KONSEP WARNA
warna rekreatif digambarkan dengan warna-warna hangat dan
warna edukatif menggunakan warna sejuk/ dingin.
5.2.2.2. KONSEP TEKSTUR
Tekstur yang digunakan untuk menggambarkan kesan edukatif
adalah rata dan kaku.
Tekstur yang menggambarkan kesan rekreatif adalah
gelombang, melengkung yang dipadukan dengan warna hangat.
5.3. KONSEP TAPAK
Pengolahan kontur menggunakan sisten cut & fill dengan tujuan tidak
menghilangkan kesan kontur.bangunan akan didirikan, ditata dengan
sedemikian rupa mengikuti kontur yang ada sehingga memberi kesan
seimbang dengan alam.
5.3.1. Zoning pada Tapak
Entrance
Edukasi
Area rekreasi dan
area satwa dengan
masing-masing
habitat
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 197
5.3.2. Sirkulasi pada Tapak
Taman Edukasi satwa ini memberi pilihan pada area yang dituju.
Sirkulasi yang sesuai adalah radial.
Sirkulasi utama
Sirkulasi area bermain
Sirkulasi area pisces
Sirkulasi bioma hutan hujan tropis
Sirkulasi bioma savana
Sirkulasi bioma padang rumput
Sirkulasi bioma padang semak
Sirkulasi area pendidikan
Sirkulasi tiap bioma :
Melewati area
satwa/ kandang
Mengelilingi area
satwa/ kandang
Menembus area
satwa/ kandang
5.4. KONSEP RUANG SATWA DAN INTERAKSI
5.4.1. Aktifitas, persyaratan ruang dan penyelesaiannya
A. Pengunjung
a. Taman
5.4.1.1.1. Area bermain
Membutuhkan kejelasan ruang
Butuh untuk dilindungi dan dinaungi
Memungkinkan adanya interaksi antar
pengunjung
Menyatu dengan alam
Membutuhkan pemisah sirkulasi yang jelas
Memiliki sirkulasi yang memberikan pilihan
Membutuhkan keleluasaan dan kebebasan
5.4.1.1.2. Area Piknik
Mengutamakan privasi dalam ruang publik
Memiliki visual dari dan ke berbagai arah
Menyatu dengan alam
Membutuhkan pemisah sirkulasi yang jelas
Memiliki sirkulasi yang memberikan opsi
Membutuhkan keleluasaan dan kebebasan
Dari poin-poin diatas makan diambil beberapa
penyelesaian sperti :
- Taman pengunjung menggunakan bentuk teratur
dan tidak teratur.
- Pemakaian bentuk geometri untuk memberi
kejelasan ruang dan bentuk tidak teratur untuk
nenberi kesan dinamis.
- Sirkulasinya mampu memberi pilihan pada area
yang dituju, sirkulasi yang sesuai adalah Radial.
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 199
- Suasana yang ingin dibentuk pada taman ini adalah
susasana bebas/ alami, santai dan nyaman sehingga
pengunjung dapat berinteraksi dengan udara yang
lebih bersih dan nyaman. Selain itu menggunakan
warna-warna alami seperti hijau, coklat, abu-abu
dan hitam.
b. Area Pendidikan
1. Akuarium
Membutuhkan kenyamanan dan ketenangan
Dapat memilih area berikutnya
Membutuhkan kejelasan massa bangunan
Tingkat ketertutupan sedang
Sedikit pencahayaan
2. Museum dan audiovisual
Membutuhkan kenyamanan dan ketenangan
Dapat memilih area berikutnya
Massa bangunan yang dinamis menghilangkan
rasa bosan
Tingkat ketertutupan sedang hingga tinggi
Pencahayaan buatan
3. Perpustakaan dan ruang diskusi.
Membutuhkan kenyamanan dan ketenangan
Dapat memilih area berikutnya
Kesinambungan visual perlu.
Tingkat ketertutupan tinggi
Butuh pencahayaan yang kuat
Dari poin-poin diatas diambil beberapa penyeselasia,
antara lain :
- Menggunakan sirkulasi radial, sehingga
pengunjung dapat bebas memilih tujuannya.
- Warna yang digunakan adalah warna-warna
yang mengandung ketenangan, seperti biru
tua, hijau muda.
- Tekstur yang digunakan adalah kasar guna
mengurangi pemantulan cahaya.
c. Ruang Habitat satwa
Membutuhkan massa yang dinamis
Memberikan kesan alami
Pola sirkulasi yang jelas, tidak rancu dan
tidak melewatkan obyek
Menggunakan pembatas yang
memungkinkan berinteraksi dengan obyek
Membutuhkan cahaya alami
Memberikan gambaran terhadap situasi
sekeliling
Selain, suara, perlu ada ciri khas dari tiap
habitat
B. Pengelola
a. Ruang pengelola administratif
Suasana aman, nyaman dan terjaga privasi
Terang dan leluasa
Memiliki kejelasan massa
Sirkulasi yang memiliki banyak pilihan untuk menuju
ke suatu tempat
b. Ruang pengelola teknis
1) Ruang penjaga dan perawat satwa
- Ruang pengelola dan penyiapan makanan
binatang ;
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 201
Suasana aman, nyaman dan terjaga privasi
Terang dan leluasa
Memiliki kejelasan massa
Sirkulasi yang memiliki banyak pilihan
untuk menuju ke suatu tempat
- Ruang kesehatan / klinik, Ruang karantina dan
ruang operasi ;
Mampu mewadahi beberapa aktivitas
Membutuhkan cahaya, ketenangan dan keleluasaan
- Laboratorium binatang ;
Suasana aman, nyaman dan terjaga privasi
Terang dan leluasa
Memiliki kejelasan massa dan sirkulasi
2) Ruang teknis kandang
- Laboratorium tumbuhan dan gudang penyimpanan
peralatan ;
Suasana aman, nyaman dan terjaga privasi
Terang dan leluasa
Memiliki kejelasan massa dan sirkulasi
Mudah untuk pencapaian
3) Ruang cleaning service :
- Suasana aman, nyaman, terjaga privasi
- Tenang dan leluasa
- Memiliki kejelasan massa
- Sirkulasi yang memiliki banyak pilihan
untuk menuju suatu tempat
- Membutuhkan sedikit refreshing
Dari poin-poin diatas diambil beberapa
penyelesaian. Seperti :
- Ruang pengelola membutuhkan
suasanan santai.
- Sirkulasi yang mendukung
kenyamanan dan kecepatan adalah
sirkulasi grid.
- Warna yang digunakan warna-warna
formal dan cerah, putih, kuning,
merah muda, dan warna muda
lainnya.
5.4.2. Konsep Ruang Satwa dan Ruang Interaksi
A. Tipe Ruang Satwa
Ruang satwa di bagi menjadi beberapa tipe yang pertama
yaitu menurut karaktiristik satwa. Agar nantinya menentukan
pembatas kandang yang akan digunakan. Pembagian tersebut
adalah:
Tipe 1 adalah herbivora, tubuh besar, agak berbahaya
dengan intensitas kecil dan berkomunal, seperti gajah.
Maka teknik pewadahannya adalah dalam kandang dengan
pembatas parit dan dipinggir parit diberi pagar setinggi 1
meter.
Tipe 2 adalah herbiviora, hidup bebas, tidak terlalu berbahaya
seperti jenis rusa, kijang dan kuda. Teknik
pewadahannya adalah dalam kandang, dengan pembatas
pagar.
Tipe 3 adalah omnivora, memanjat, melompat, intensitas
pergerakkan tingi, seperti primata. Maka teknik
pewadahannya adalah dalam kandang dengan parit dan
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 203
pagar.
Tipe 4 adalah herbivora, intensitas pergerakkan kecil dan
memerlukan air, seperti kuda nil, anoa tapir dan jenis babi.
Maka teknik pewadahannya adalah dalam kandang
sesuai dengan ukuran tubuhnya. Pembatas ruangnya
adalah pagar.
Tipe 5 adalah kumpulan aves, terbang, tidak berbahaya.
Teknik pewadahannya adalah dikumpulkan dan
dibiarkan bebas dalam statu ruang yang besar, tapi
dalam ruang besar tersebut tetap terdapat sangkar
kecil yang dapat digunakan oleh satwa tersebut untuk
berkembang biak, dengan pembatas jeruji.
B. Tampilan Ruang Satwa
Wujud tampilan dari ruang satwa sesuai dengan tema, dan
rumusan permasalahan yaitu untuk sarana rekreasi dan
pendidikkan. Sarana pendidikkan di sini akan diwujudkan
dalam bentuk tampilan warna dari elemen dasar masing-
masing habitat, pengetahuan tentang asal satwa, dan
pengamatan satwa.
Pembedaan ruang satwa tersebut sesuai dengan tema tampilan
kebun bianatang kebun raya yaitu bioma/ habitat. Pembedaan
di setiap habitat akan ditunjunkkan juga dengan
karakteristik habitat satwa tersebut. Pemberian karakteristik
disetiap ruang satwa diberikan pada penggunaan elemen
dasar dari masing- masing habitat dan suasana lingkungan
ruang pamer satwa.
C. Vegetasi
Keberadaan vegetasi pada Taman Edukasi Satwa ini dapat
dimanfaatkan sebagai ;
1. Pengarah
Tanaman yang berfungsi untuk mengarahkan pergerakkan
pengunjung. Jenis tanaman tersebut adalah palem.
2. Peneduh
Tanainan berfungsi untuk peneduh terutama pada jalur
sirkulasi sehingga dapat melindungi pejalan kaki dari panas
sehingga pengunjung akan merasa nyaman. Selain itu juga
terdapatt pada taman rnaupun ruang terbuka yang lain sehingga
dapat dimanfaatkan pengunjung untuk berteduh dan
beristirahat. Jenis tanaman yang dipilih adalah pohon yang
kokoh dan berdaun lebat.
3. Keperluan Satwa
Pada kandang juga diberi berbagai macam vegetasi sesuai
dengan jeniss bintang yang ada di dalamnya. Keberadaan
vegetasi di dalam kandang bermanfaat untuk satwa, juga dapat
menambah keindahan dan kesan alamiahy sehingga keadaan
kandang juga akan terasa sejuk dan tidak gersang membuat
satwa yang ada di dalam merasa nyaman.
4. Estetika
Yaitu tanaman berfungsi sebagai penambah keindahan kawasan.
Karena fungsi dari kawasan tersebut selain sebagai Taman Edukasi
Satwa juga berfungsi sebagai Taman Kota, sehingga perlu
diciptakan suasana yang indah dan sejuk. Jenis tanaman yang
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 205
dipilih adalah tanaman perdu dan tanaman hias.
5.5. KONSEP TATA RUANG
5.5.1. Dimensi Ruang Satwa dan Ruang interaksi
5.5.1.1.1. Ruang Utama
A. Ruang pengunjung
Taman = 3200 m2
Area pendidikan
Akuarium =503 m2
Museum dan audiovisual
i. Museum AMPHIBIAN and REPTILE WORLD
POLE ADVENTURE = 50m2
ii. Audiovisual = m2
Perpustakaan = 294 m2
B. Ruang Pengelola
Ruang Direktur = 20m2
Ruang Sekertaris dan TU = 50 m2
Ruang bagian Kepegawaian dan Keuangan
= 38,4 m2
Ruang rumah tangga dan lapangan pekerjaan
= 48 m2
Ruang pengelolaaan dan penyimpanan makanan binatang
dan area penanaman tumbuhan makanan binatang
= 100 m2
C. Ruang Kesehatan
1. Ruang perawatan = 15 m2
2. Ruang pengobatan dan pemeriksaan = 10 m2
3. Ruang dokter = 12 m2
Sirkulasi 40 % =14,8 m2
=14,8 m
2
Ruang operasi = 12 m2
Ruang karantina = 21m2
Laboratorium binatang = 62 m 2
Laboratorium tumbuhan = 62 m2
Area penyemaian bibit = 100 m2
Gudang peralatan =10 m2
Gudang penyimpanan bibit dan pupuk =20 m 2
Aula beserta kantin, untuk 25orang @ 3 m2 = 173 m
2
5.5.1.1.2. Ruang Pendukung
A. Kelompok Entrance
Ruang Parkir = 278,4 m2
Ruang Parkir pengunjung = 5080,32 m2
Luas Total Ruang Parkir =8128,512 m2
B. Kelompok Pelayanan Umum
1. Gazebo25 buah = 100 m2
2. Restoran (dilengkapi toilet) dan kantin
Satu restoran (dan toilet) adalah 100 m2 sebanyak 15 buah
dan kantin seluas 30 m2 sebanyak 8 buah. = 1740 m2
3. Toko kelontong dan pos keamanan @10 buah
=l000m2
4. Tempat Ibadah @ 2 buah = 60 m2
C. Kelompok Sistem Utilitas
Ruang untuk peralatan genset = 200 m2
5.6. SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
Struktur bangunan menggunakan struktur :
Struktur pondasi : menggunakan pondasi menerus, karena bangunan
yang ada merupakan bangunan sederhana.
Struktur dinding : menggunakan kolom dan dinding 1/2 bata, batu alam
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 207
Struktur atap : menggunakan struktur rangka bajaringan yang disusun
dengan struktur rangka membentu limasan dan pelana.
Untuk ruang satwa Aves, menggunakan struktur rangka ( truss frame ) yang
berbentuk kubah. Di dalam kandang ini burung dilepaskan sehingga dapat
terbang bebas. Namun didalam kandang ini tetap terdapat sangkar- sangkar
kecil untuk satwa- satwa tertentu.
5.7. SISTEM UTILITAS
Distribusi air bersih menggunakan sistem down-feed dan sumbernya dari
PAM dan sumur.
Distribusi air kotor terdiri dari buangan cair menggunakan sumur
peresapan lalu menuju riol kota dan buangan padat menggunakan
septictank yang kemudian dialirkan pada sumur peresapan lalu menuju
riol kota.
Untuk pengolahan kotoran hewan, untuk hewan yang tinggal di lahan
yang luas dan tidak diperkeras, maka terdapat suatu bak untuk
menampung kotoran tersebut. Sedangkan hewan yang tinggal di lahan
yang mendapat perkerasan dan yang mendapat kolam maka kotoran
dialirkan ke sumur persapan.
Sumur air bersih
Tangki air
PAM
Saluran air bersih
TAMAN EDUKASI SATWA YOGYAKARTA
Chrisantus_Aditya 04 01 11889 209
DAFTAR PUSTAKA
Afii Ambarsasari, 2002 , Penataan Kebun Raya dan Kebun Binatang
Gembira Loka Yogyakarta, skripsi S-1, Teknik Arsitektur, UAJY.
Budowski G., 1972, Conservation as a tool for development in tropical
country, GeoForum.
Ching, Francis D.K , 1991, Bentuk , Ruang dan Susunannya, Erlangga ,
Jakarta.
Data fisik Kebun Binatang Gembira Loka dan pengamatan Januari 2010
Dewi Maria Ina Faitima, 2006, Perancangan Uang Kebun Raya dan Kebun
Binatang Gembira Loka, skripsi S-1, Teknik Arsitektur, UAJY.
Kommondy E.J , 1984, Concept of Ecology : third edition , prentice hall,
new jersey, USA.
Neufert, Ernst , 1996, Data Arsitektur Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst , 1992, Data Arsitektur Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Primack, R. B. 1998, Biologi konservasi, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
The World Zoo Organitation , 1993, The World Zoo Conservation
Strategy, Illinois, Amerika Serikat.
www.singaporezoo.com
www.blueplanetbiomes.org
www.prentice-hall.com
www.peta.org/about/faq-ent.asp
www.dawnwatch.com/Cruel_and_Usual
Yayasan Gembira Loka, 2000, Penduan Kebun Raya dan Kebun Binatang
Gembira Loka , Yogyakarta.