24
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut KAP, adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. (PMK No. 17 tahun 2008, pasal 1). Profesi akuntan publik (auditor independen) memiliki tangggung jawab yang sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat (publik). Terdapat tiga tanggung jawab akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya, yaitu: 1. Tanggung Jawab Moral (Moral Responsibility) Akuntan publik memiliki tanggung jawab moral untuk: a) Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang diaudit kepada pihak yng berwenang atas informasi tersebut, walaupun tidak ada sanksi terhadap tindakannya. b) Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective) dengan kemahiran profesional (due professional care). 2. Tanggung Jawab Profesional (Professional Responsibility) 1

Tanggung Jawab Akuntan Publik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tanggung Jawab Akuntan Publik

Citation preview

Page 1: Tanggung Jawab Akuntan Publik

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntan Publik adalah

akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya

disebut KAP, adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai

wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. (PMK No. 17 tahun 2008,

pasal 1).

Profesi akuntan publik (auditor independen)  memiliki tangggung

jawab yang sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang

diberikan kepadanya oleh masyarakat (publik). Terdapat tiga

tanggung jawab akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya,

yaitu:

1. Tanggung Jawab Moral (Moral Responsibility)

Akuntan publik memiliki tanggung jawab moral untuk:

a) Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang

diaudit kepada pihak yng berwenang atas informasi tersebut, walaupun tidak

ada sanksi terhadap tindakannya.

b) Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective) dengan

kemahiran profesional (due professional care).

2. Tanggung Jawab Profesional (Professional Responsibility)

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab profesional terhadap asosiasi

profesi yang mewadahinya (rule professional conduct).

3. Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibility)

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab diluar batas standar profesinya

yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang berlaku.Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

dalam Standar Auditing Seksi 110, mengatur tentang “Tanggung Jawab dan

Fungsi Auditor Independen”. Pada  paragraf 2, standar tersebut antara lain

dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah

1

Page 2: Tanggung Jawab Akuntan Publik

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kekeliruan atau kecurangan.

Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab

auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen

bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk

membangun dan memelihara pengendalian intern yang akan, di antaranya, mencatat,

mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang

konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor

independen dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau

membuat draft laporan keuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkan informasi dari

manajemen dalam pelaksanaan audit. Namun, tanggung jawab auditor atas laporan

keuangan auditan terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut.

(SA 110 No. 3)

Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung

jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.

Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah

menerapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan

kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang

mencakup Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

Bidang jasa akuntan publik meliputi:

1. Jasa Atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan,

pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan

informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta

atestasi lainnya.

2. Jasa Non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,

keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.

ATESTASI

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang

diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi

(assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar

atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi:

2

Page 3: Tanggung Jawab Akuntan Publik

1. Pemeriksaan (examination)

2. Review

3. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang

disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur

berdasarkan standar auditing. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas

informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum

dalam standar atestasi. Standar atestasi ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia:

1. Standar Umum

a. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.

b. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki

pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.

c. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk

meyakinkan dirinya bahwa kedua kondisi berikut ini ada:

Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan

oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi

tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang

diketahui mampu memahaminya.

Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional

dengan menggunakan criteria tersebut.

d. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental

independen harus dipertahankan oleh praktisi.

e. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam

melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

pelaksanaan perikatan tersebut.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi

simpulan yang dinyatakan dalam laporan.

3

Page 4: Tanggung Jawab Akuntan Publik

3. Standar Pelaporan

a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat

perikatan atestasi yang bersangkutan.

b. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi

disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang

dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.

c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang

perikatan dan penyajian asersi.

d. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun

berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk

melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan

tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang

menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.

AUDIT

Audit adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatakan dan

mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk

meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan

dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

Terdapat beberapa jenis audit atau pemeriksaan, antara lain:

a. Audit Keuangan

Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan perusahaan atau

organisasi yang akan menghasilkan opini pihak ketiga mengenai relevansi,

akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. Audit keuangan umumnya

dilaksanakan oleh perusahaan atau akuntan publik independen yang harus

mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Banyak perusahaan

mempekerjakan auditor internal yang berfokus pada pengawasan pelaksanaan

dan operasi perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebijakan

organisasi

4

Page 5: Tanggung Jawab Akuntan Publik

b. Audit Operasional

Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap

prosedur operasi standar dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan

tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan (3E).

c. Audit Ketaatan

Audit ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit

telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak

yang berwenang.

d. Audit Investigatif

Audit investigatif adalah serangkaian kegiatan mengenali (recognize),

mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan

fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka

pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang

dapat merugikan keuangan suatu entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah).

Standar audit merupakan ukuran mutu pekerjaan audit yang ditetapkan oleh

organisasi profesi audit, yang merupakan persyaratan minimum yang harus dicapai

auditor dalam melaksanakan tugas auditnya. Standar audit diperlukan untuk menjaga

mutu pekerjaan auditor. Mutu audit perlu dijaga supaya profesi auditor tetap mendapat

kepercayaan dari masyarakat. Untuk meyakinkan pembaca laporan audit, maka auditor

harus mencantumkan bahwa auditnya telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit

yang berlaku di dalam laporannya.

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu "prosedur" berkaitan

dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan "standar" berkaitan dengan

kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang

hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda

dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor

namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan

auditnya dan dalam laporannya.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia (SA 150 No. 2) adalah sebagai berikut:

1. Standar Umum

5

Page 6: Tanggung Jawab Akuntan Publik

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai mengenai pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporankeuangan secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat

diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor

dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika

ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

6

Page 7: Tanggung Jawab Akuntan Publik

KOMPILASI DAN REVIEW

Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara

garis besar sifat transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para

petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan

keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan. Akuntan biasanya memperoleh

pengetahuan mengenai hal tersebut melalui pengalamannya atau melalui pengajuan

pertanyaan kepada personel entitas tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut, pada

saat melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus menentukan apakah perlu

melakukan jasa akuntansi yang lain, seperti membantu mempersiapkan buku besar atau

memberikan jasa konsultansi mengenai masalah akuntansi.

Review atas laporan keuangan merupakan pelaksanaan prosedur permintaan

keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk

memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus

dilakukan atas laporan keuangan agar Laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang

lain.

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang

dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi dasar

memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada

modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan; sedangkan dalam

suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu.

Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-

atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Sifat

pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan

audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan

audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Review tidak memberikan dasar untuk

menyatakan pendapat seperti itu, karena dalam review tidak mencakup pemerolehan

suatu pemahaman atas pengendalian intern, penetapan risiko pengendalian, pengujian

catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan

cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan, atau

konfirmasi, dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dilaksanakan dalam suatu audit.

7

Page 8: Tanggung Jawab Akuntan Publik

Review dapat menjadikan perhatian akuntan tertuju kepada hal-hal penting yang

mempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan

akan mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui suatu audit. Jasa

akuntansi yang diatur dalam standar ini, antara lain:

Kompilasi laporan keuangan – penyajian informasi-informasi yang merupakan

pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan.

Review atas laporan keuangan – pelaksanaan prosedur permintaan keterangan

dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan

keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus

dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan komparatif – penyajian informasi dalam bentuk laporan

keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom.

LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

Laporan keuangan prospektif mencakup prakiraan keuangan maupun proyeksi

keuangan, termasuk ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok. Meskipun

laporan keuangan prospektif dapat mencakup periode yang sebagian telah lewat, laporan

untuk periode yang seluruhnya telah lewat tidak dianggap sebagai laporan keuangan

prospektif. Laporan keuangan proforma dan penyajian sebagian3 tidak dianggap

sebagai laporan keuangan prospektif.

Laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk "penggunaan umum" atau

"penggunaan terbatas." Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah

penggunaan laporan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan negosiasi secara langsung

dengan pihak yang bertanggung jawab, misalnya, dalam suatu pernyataan penawaran

obligasi atau saham. Karena penerima laporan keuangan prospektif untuk digunakan

umum tidak dapat menanyakan kepada pihak yang bertanggung jawab secara langsung

mengenai penyajian, maka penyajian yang paling bermanfaat bagi mereka adalah yang

menggambarkan hasil yang diharapkan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak

yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, hanya prakiraan keuanganlah yang tepat

untuk digunakan umum ini.

8

Page 9: Tanggung Jawab Akuntan Publik

Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan

keuangan prospektif oleh pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak

yang bertanggung jawab dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung

dengan pihak yang bertanggung jawab. Contohnya mencakup penggunaan untuk

negosiasi pinjaman bank, pelaporan untuk suatu instansi yang berwenang, dan

penggunaan semata-mata dalam entitas yang bersangkutan. Pihak ketiga yang

menerima laporan prospektif yang dimaksud untuk digunakan terbatas dapat meminta

keterangan kepada pihak yang bertanggung jawab dan merundingkan persyaratannya

secara langsung.

Kompilasi laporan keuangan prospektif merupakan jasa profesional yang

mencakup:

1. Merakit, menurut kebutuhan, laporan keuangan prospektif berdasarkan asumsi

pihak yang bertanggung jawab

2. Melaksanakan prosedur kompilasi yang diharuskan, termasuk membaca laporan

keuangan prospektif beserta ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok serta

mempertimbangkan apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan

panduan dalam PSAT No. 4 ini dan tidak secara nyata tidak tepat.

3. Menerbitkan laporan kompilasi.

Kompilasi tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas laporan

keuangan prospektif atau asumsi yang mendasari laporan tersebut. Karena keterbatasan

prosedur yang dilaksanakan oleh akuntan, suatu kompilasi tidak memberikan

keyakinan bahwa akuntan akan mengetahui hal-hal penting yang dapat terungkap

dengan prosedur yang lebih luas, seperti yang dilakukan dalam pemeriksaan atas

laporan keuangan prospektif.

Akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif untuk suatu

entitas yang dalam hubungan dengan entitas tersebut ia tidak independen. Dalam

keadaan seperti itu, akuntan secara tegas harus mengungkapkan

ketidakindependensian tersebut; namun, alasan yang melandasinya tidak perlu

diungkapkan. Jika akuntan tidak independen, is dapat memberikan laporan kompilasi

bentuk baku, namun harus memasukkan kalimat berikut ini sesudah paragraf terakhir,

”Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT.”

9

Page 10: Tanggung Jawab Akuntan Publik

PENGENDALIAN MUTU

Standar pengendalian mutu kantor akuntan publik (KAP) memberikan panduan

bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang

dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP

IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur – unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada

semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi meliputi:

Independensi – meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus

mempertahankan independensi.

Penugasan personil – meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf

profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan

dimaksud.

Konsultasi – meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai

sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan,

kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai.

Supervisi – meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu

yang ditetapkan oleh KAP.

Perekrutan (hiring) – meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan

memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan

penugasan secara kompeten.

Pengembangan professional – meyakinkan bahwa setiap personil memiliki

pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung

jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan

wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya

untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di

KAP.

Penerimaan dan kelanjutan klien – menentukan apakah perikatan dari klien akan

diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya

hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas

berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence).

10

Page 11: Tanggung Jawab Akuntan Publik

Inspeksi – meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur

lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

Kantor akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, kantor akuntan

publik harus membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memberikan

keyakinan memadai tentang kesesuaian penugasan audit dengan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sifat dan luasnya kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik tergantung atas faktor-

faktor tertentu, seperti ukuran kantor akuntan publik, tingkat otonomi yang diberikan

kepada karyawan dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, serta

pertimbangan biaya-manfaat. (SA 161 No. 2)

Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan

pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan

dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan. Oleh

karena itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar

pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan publik berpengaruh terhadap

pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor

akuntan publik secara keseluruhan. (SA 161 No.3)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN No. 17 Tahun 2008

Bidang jasa akuntan publik dan KAP adalah jasa atestasi meliputi jasa audit

umum atas laporan keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa

pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, jasa reviu atas laporan

keuangan, jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP. Selain itu,

Akuntan Publik dan KAP dapat memberikan jasa audit lainnya dan jasa yang berkaitan

dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultansi sesuai

dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(pasal 2 ayat 1&3)

Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

sebagaimana disebut di atas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun

buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun

11

Page 12: Tanggung Jawab Akuntan Publik

buku berturut-turut. Akuntan Publik tersebut dapat menerima kembali penugasan audit

umum untuk klien setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas

laporan keuangan klien tersebut. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat

diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP setelah 1 (satu) tahun buku

tidak diberikan melalui KAP tersebut. (pasal 3 ayat 1-3)

Akuntan Publik wajib mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)

yang diselenggarakan dan/atau yang diakui oleh IAPI dan PPAJP. Akuntan Publik yang

dalam waktu 1 (satu) tahun tidak melakukan audit umum atas laporan keuangan, wajib

mengikuti PPL di bidang auditing dan akuntansi paling sedikit sebanyak 15 (lima belas)

SKP (Satuan Kredit PPL) pada tahun berikutnya. Akuntan Publik wajib menyampaikan

laporan realisasi PPL tahunan dengan lengkap kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala

Pusat paling lama pada akhir bulan Januari tahun berikutnya dengan menggunakan

formulir Realisasi PPL pada Lampiran XI sebagaimana terlampir dalam Peraturan

Menteri Keuangan ini. (pasal 34 ayat 1,4&5).

Akuntan publik wajib melaporkan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p.

Kepala Pusat paling lambat satu bulan sejak : menjadi Rekan KAP dengan melampirkan

perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris, mengundurkan diri dari KAP, pindah

alamat tempat tinggal. Kewajiban melapor dilakukan dengan menggunakan formulir

Pemberitahuan Pindah Alamat atau Status Rekan KAP pada Lampiran XII PMK ini.

(pasal 35 ayat 1&2)

KAP wajib menyampaikan dengan lengkap kepada Sekretaris Jenderal u.p.

Kepala Pusat laporan tahunan sebagai berikut:

Laporan kegiatan usaha

Laporan keuangan KAP

Laporan realisasi program kerja tenaga asing

Laporan tahunan tersebut wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft

copy. KAP yang bekerjasama dengan KAPA (Kantor Akuntan Publik Asing) atau OAA

(Organisasi Audit Asing), wajib menyampaikan hasil reviu mutu kepada Sekretaris

Jenderal u.p. Kepala Pusat paling sedikit sekali dalam 4 (empat) tahun sejak tanggal

perjanjian kerjasama. Kepala Pusat dapat menunjuk pejabat atau petugas untuk

melakukan penelitian langsung terhadap laporan tersebut. (pasal 36)

12

Page 13: Tanggung Jawab Akuntan Publik

KAP yang mempekerjakan tenaga asing wajib menyampaikan laporan kepada

Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat yang paling kurang memuat nama, izin kerja

tenaga asing yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang, kewarganegaraan,

keahlian, rencana kerja, dan jangka waktu penugasan, paling lama 1 (satu) bulan sejak

tenaga asing yang bersangkutan dipekerjakan. (pasal 37)

KAP wajib melaporkan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala

Pusat paling lama 1 (satu) bulan sejak terjadinya (pasal 38 ayat 1):

a) Perubahan alamat dengan melampirkan tanda bukti kepemilikan atau sewa

kantor dan denah kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.

b) Perubahan susunan Rekan dengan melampirkan perjanjian kerja sama yang

disahkan oleh notaris.

c) Perubahan pemimpin Rekan dan/atau Pemimpin Cabang KAP dengan

melampirkan bukti domisili dan surat perjanjian dari seluruh Rekan mengenai

perubahan atau surat penunjukkan menjadi Pemimpin Cabang KAP

d) Pemimpin Rekan dan/atau rekan KAP mengundurkan diri atau meninggal dunia.

KAP wajib melaporkan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala

Pusat paling lambat 1 (satu) bulan sejak: (1) KAPA yang melakukan perjanjian

kerjasama dengan KAP oleh negara asal dicabut izin usahanya; (2) OAA yang

melakukan perjanjian dengan KAP bubar; (3) perubahan dan/atau berakhirnya kerja

sama dengan KAPA atau OAA. (pasal 38 ayat 2)

Berdasarkan pasal 40, dijelaskan bahwa dalam memberikan jasa -jasanya, Akuntan

Publik dan KAP wajib mematuhi:

1) SPAP yang ditetapkan oleh IAI.

2) Etika profesi yang ditetapkan oleh IAI.

3) Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan bidang

jasa yang diberikan.

UU PASAR MODAL

Berdasarkan pasal 16 PMK No.17/PMK.1/2008, sebuah KAP hanya dapat

berbentuk Perseorangan  ataupun Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma.

Mengingat badan usaha yang menjadi dasar dari KAP tersebut bukanlah berbentuk

badan hukum, maka tanggung jawab terhadap kewajiban untuk mengganti kerugian

13

Page 14: Tanggung Jawab Akuntan Publik

terhadap pihak yang dirugikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dibebankan

kepada pribadi dari anggota persekutuan tersebut secara tanggung renteng. Dengan

pengertian lain, bahwa harta yang akan menjadi jaminan pembayaran terhadap

pemenuhan ganti-ganti rugi tersebut adalah harta pribadi dari masing-masing Akuntan

Publik dalam hal KAP yang merupakan badan usaha dalam menjalankan Jasanya

berbentuk Perorangan ataupun Persekutuan Perdata ataupun Persekutuan Firma.

Jika ditemukan bukti-bukti pelanggaran dalam memberikan jasanya baik yang

bersifat ringan hingga yang bersifat berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008

hanya dikenakan sanksi administratif,  berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin

dan sanksi pencabutan ijin seperti yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal

64 dan pasal 65. Sanksi peringatan dikenakan terhadap pelanggaran ringan, sanksi

pembekuan ijin dikenakan terhadap pelanggaran berat, dan sanksi pencabutan ijin

dikenakan terhadap pelanggaran yang sangat berat.

PERATURAN BAPEPAM

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5 mengenai Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, tanggung jawab dan tugas komite audit

antara yaitu:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan perusahaan.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan atas peraturan perundang-

undangan di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya.

3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal.

4. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan

pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.

5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang

berkaitan dengan emiten.

6. Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan.

7. Membuat pedoman kerja komite audit (audit committee charter).

Pembentukan komite audit berdasarkan peraturan ini, minimal terdiri dari tiga

orang yaitu satu orang komisaris independen yang bertindak sebagai ketua komite audit,

dan dua orang pihak independen dari luar emiten dengan latar belakang pendidikan

akuntansi dan keuangan.

14

Page 15: Tanggung Jawab Akuntan Publik

PERATURAN BANK INDONESIA

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006, tugas dan

tanggung jawab komite audit adalah melakukan pemantauan dan evaluasi atas

perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit

dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses

pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, komite audit harus

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern.

Kesesuaian pelaksanaan pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan

standar audit yang berlaku.

Kesesuain laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.

Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit

Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia, guna memberikan

rekomendasi kepada dewan Komisaris.

Selain itu, komite audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Dan berdasarkan peraturan BI ini,

pembentukan komite minimal terdiri dari tiga orang yaitu satu orang komisaris

independen sebagai ketua komite audit, satu orang dari pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang keuangan atau akuntansi, dan satu orang dari pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan.

15