66
TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BANGSA (Skripsi) Oleh : ROSI DESTIANA PUTRI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA …digilib.unila.ac.id/54946/3/3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK

  • Upload
    leanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP

KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BANGSA

(Skripsi)

Oleh :

ROSI DESTIANA PUTRI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP

KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BANGSA

Oleh

Rosi Destiana Putri

Peristiwa kecelakaan yang sering menimpa pelajar seakan menyadarkan pihak

SMK Farmasi Kesuma Bangsa akan arti pentingnya asuransi kecelakaan diri bagi

siswa-siswinya. Dalam upaya memberikan perlindungan terhadap siswa-siswinya,

pihak SMK Farmasi Kesuma Bangsa mengikatkan diri menjadi nasabah PT

Asuransi Bumi Putera untuk kepentingan siswa-siswinya tersebut, sehingga jika

terjadi kecelakaan PT Asuransi Bumi Putera dapat memberikan santunan, biaya

perawatan atau pengobatan. Berdasarkan hal tersebut maka kajian dari penelitian

ini adalah hubungan hukum antar para pihak terkait di dalam pertanggungan

asuransi kecelakaan diri di SMK Farmasi Kesuma Bangsa, tanggung jawab

penanggung pada asuransi kecelakaan diri bagi pelajar, dan faktor penghambat

dalam pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan diri.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian normatif-empiris,

dengan tipe penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang

terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier

serta pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, studi dokumen dan

wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data,

rekontruksi data dan sistematika data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) hubungan

hukum antar para pihak yaitu hubungan hukum antara SMK Farmasi Kesuma

Bangsa dengan PT Asuransi Bumi Putera, hubungan hukum antara SMK Farmasi

Kesuma Bangsa dengan Siswa dan hubungan hukum antara PT Asuransi Bumi

Putera dengan Siswa. Hubungan hukum antar para pihak tersebut dimulai sejak di

tandatanganinya polis atau covernote pembayaran premi maka sejak saat itu lahir

perjanjian asuransi kecelakaan diri yang bersifat mengikat. Perjajian tersebut

menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam hukum. (2) Dalam

hal tanggung jawab, PT Asuransi Bumi Putera wajib memberikan biaya

perawatan atau pengobatan yang besarannya tergantung dari kondisi tertanggung

dan santunan apabila tertanggung meninggal dunia, cacat tetap keseluruhan

maupun sebagian. (3) Faktor penghambat dalam pelaksanaan perjanjian asuransi

kecelakaan diri seperti pembayaran premi tidak dibayarkan oleh pihak

tertanggung sehingga menyebabkan klaim tidak dapat diproses lebih lanjut (no

premium no claim). Kurangnya pengetahuan tata cara pengajuan klaim dan

berkembangnya bahwa pengajuan klaim sulit karena prosedurnya berbelit-belit.

Kata kunci: Tanggung Jawab, PT Asuransi Bumi Putera, Kecelakaan Diri

TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP

KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BANGSA

Oleh:

ROSI DESTIANA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

No. PokokMahasiswa

Bagian

Fakultas

(&ri $astiano F"tni

t4/;2011036

Hukum Keperdataan

Hukum

TAI\IGGT]NG JAWAB PT. ASURANSI BT]MIPUTERA TERHADAP KECELAKAAI\T DIRIPELAJAR SMK FARMASI KEST'MA BAITGSA

\-/ /-:-- -:{l\Yenni6agustinM.R,S.H.,]V[.H. Yu]liaNIP rs7t082s 1997022 001 - NIP I

Wardani, S.H., L.L.il[.

r----:__

_., _.-.

9690712 199512 2 001

2. Ketua Keperdataan

Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum.NrP 19601228198903 I 001

MENGESAIIKAI\I

: Yennie Agustin M.R, S.H., M,H.

Tim Penguji

Ketua

Sekretaris/Anggota

PengujiBukanPembimbing

'-r

: Dr, Sun &yo,Sfr., *fnub.,-a- ---\ ./-\.\ ..

. \. "--

Hri{rum

:--

t!

ffar onto S.H, M{- ", --\--

Tanggal Lulus Ujian Slaipsi : 14 Desember 2018

10 198703.7002 - \*

Yang bertandatangan dibawah ini :

PERI\TY^A,TAAIY

Rosi Destiana Putri

14420tt036

Perdata

Hukum

Nama

Npm

Jurusan

Falailtas

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul '"TAI\IGGUNG

JAWAB PT ASURANSI BUN/il PUTERA TERIIADAP KECELAKAAN

DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BAIYGSA" adalah benar-benar

hasil karya sendiri, dan bukan hasil plagiat sebagaimana diatur dalam Pasal 27

Peraturan Akademik Universitas Lampung Dengan Surat Keputusan Rektor No.

3187 M26/DT/20I0.

Bandar lampung, 14 Desember 2018

Rosi Destiana PutriNPM t4/,20tt036

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rosi Destiana Putri. Penulis

dilahirkan di Palembang pada tanggal 21 Desember 1996,

Penulis merupakan anak terakhir dari pasangan Bapak Ir.

Hi. Mujitaba Naning MBA dan Ibu Hj. Nurlela Kesuma

ST. Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh

adalah pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) yang

diselesaikan pada Tahun 2002. Sekolah Dasar (SD) di Kartika Jaya (Persit)

Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2008. Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di SMP IT AR-RAIHAN Bandar Lampung yang diselesaikan

pada Tahun 2011. Dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP UNILA

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan program Strata 1 (S1) penulis

mendaftar dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur seleksi penerimaan mahaiswa baru Non Regular. Di Fakultas Hukum

Universitas Lampung, penulis mengambil minat Hukum Perdata. Selama

mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan yaitu

menjadi Anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Perdata (Hima Perdata) Tahun

2016. Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Rengas, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.

MOTO

“I never dream of success, I worked for it”

(Estee Lauder)

“You got a dream, You gotta protect it. People themselves can’t do it, they wanna

tell you that you can’t. If you want something, go get it. Period”

(Will Smith-Persuit of Happyness)

“Aku takkan pernah berhenti dan lelah untuk mencoba, mengejar mimpi, gagal,

ketika jatuh dan bangun lagi. Aku menikmati setiap detik yang terjadi tanpa rasa

sesal sedikitpun hanya untuk kedua orangtuaku”

(Anonim)

PERSEMBAHAN

Semua yang telah ku capai adalah atas berkah dan rahmat Allah SWT dan Nabi besar

Muhammad SAW serta doa dukungan saran masukan dari dosen pembimbing, orang

tua, keluarga, sahabat hingga selesai skripsi ini.

Dengan segala rasa syukur penulis persembahkan karya kecil ini kepada :

Kedua Orang Tua ku Tercinta,

Ayahanda “Ir. Hi. Mujitaba Naning MBA” dan Ibunda “Hj. Nurlela Kesuma ST”

tercinta

Yang selalu memberikan doa, dukungan, masukan, bimbingan dalam membesarkan

ku serta cinta kasih yang luar biasa dan selalu tercurah untuk ku hingga aku dapat

tumbuh menjadi pribadi yang gigih dalam

mengejar cita-cita.

Almamater Tercinta.

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin,puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena

atas rahmat dan hidayah nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI BUMI PUTERA TERHADAP

KECELAKAAN DIRI PELAJAR SMK FARMASI KESUMA BANGSA”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulisan skripsi ini

penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak

sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali

ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H.,M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H.,M.Hum selaku ketua bagian Hukum Perdata

Universitas Lampung.

3. Ibu Yennie Agustin MR,.S.H.,M.H selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membantu penulis dengan kesabaran, kesediaan meluangkan waktunya

untuk membimbing, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan

masukan, motivasi dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan;

4. Ibu Yulia Kusuma Wardani, S.H.,LLM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak membantu penulis dengan kesabaran, kesediaan meluangkan waktunya

untuk membimbing, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan

masukan, motivasi dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan;

5. Bapak Dr. Sunaryo, S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Selvia Oktaviana, S.H.,M.H selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Ibu Aprilianti,S.H.,M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama ini dalam perkuliahan di Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas

Lampung, khususnya Bapak/Ibu Dosen Bagian Hukum Keperdataan sumber

mata air ilmuku yang penuh ketulusan, dedikasi untuk memberikan ilmu yang

bermanfaat dan motivasi bagi penulis, serta segala kemudahan dan bantuannya

selama penulis menyelesaikan studi.

9. Para staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung bagian Hukum

Perdata: Mas Dedi, Mbak Yanti, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih telah banyak membantu.

10. Teristimewa untuk kedua orangtuaku ayahanda Mujitaba Naning dan ibunda

Nurlela Kesuma. Yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, do’a,

semangat serta dorongan yang diberikan selama ini. Ku persembahkan karya

kecil ini sebagai tanda baktiku, terimakasih atas segalanya semoga gelar sarjana

ini dapat menjadi tumpuan dalam membahagiakan, membanggakan, dan

berbakti untuk ayah dan ibu.

11. Kakak-kakaku tercinta Rahmila Sari, Rista Maleni dan Resti Ramdhani

terimakasih atas support dan motivasi nya.

12. Ibu Yohana selaku Staf PT. Asuransi Bumi Putera yang telah sangat membantu

dan memberikan izin penulis dalam hal penelitian dilokasi tersebut, terima kasih

untuk segala kebaikan dan bantuannya.

13. Ibu Nurlela Kesuma selaku Kepala Sekolah SMK Farmasi Kesuma Bangsa yang

telah sangat membantu dan memberi izin penulis dalam hal penelitian dilokasi

tersebut, terima kasih untuk segala kebaikan dan bantuannya.

14. Bapak Nurhasan selaku Sekertaris SMK Farmasi Kesuma Bangsa yang telah

sangat membantu dalam mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan

skripsi ini, terima kasih untuk segala kebaikan dan bantuannya.

15. Keluarga besar penulis, terima kasih banyak telah memotivasi dan memberikan

do’anya untuk penulis, khususnya kepada Rendy Renaldi S.H, terima kasih

sebesar-besarnya sudah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, sudah

bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu hukumnya dan memberikan

masukan.

16. Teman-teman Fakultas Hukum Non Regular/Paralel angkatan 2014, vina, sarah,

khoi, nugraha, oren, ujang, suci, nicol, regina, imas, ilham, hafiz, dio, zikri,

tiara, zia, bdmoko, made, udin, aji, riscy, liony, jay dan semua teman-teman

lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih telah memberikan

bantuan, dukungan, motivasi, dan terima kasih telah menjadi pelengkap memori

perkuliahan yang berharga, suka duka asam manis sudah dirasakan semua

bersama kalian, semoga kelak kita akan tetap berteman setelah menjadi

wisudawan.

17. Teman-teman KKN Desa Rengas, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung

Tengah, yang mengajarkan arti kebersamaan dan kekeluargaan meski dalam

waktu singkat selama 40 (empat puluh) hari namun amat melekat.

18. Sahabat - sahabatku sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga perguruan

tinggi ini, lia, restu, dhana, dila, irin, sahel dan ateng terima kasih banyak atas

segala kebersamaan, keceriaan dan dukungan ketika peneliti sedang dalam

kejenuhan menulis skripsi.

19. Sayang – sayangku Vina, Sarah Khoi terimakasih untuk memberikan keceriaan

dan semangat bagi peneliti selama menuntut ilmu di Fakultas Hukum. Our

friendship is doesn’t matter with anything, even separated by time, and distance.

We filled our friendship with sincerily, and tenderly..

20. Almamaterku Tercinta.

21. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik itu berupa

moril maupun materiil selama menempuh studi. Terima kasih banyak atas segala

kebaikan, dukungan, dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karyanya.

Akhir kata terima kasih atas segala masukan, saran, dukungan dan motivasi nya

penulis meminta maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan

keilmuan khusus nya di bidang hukum perdata. Amiiin.

Bandar Lampung, 14 Desember 2018

Penulis,

Rosi Destiana Putri

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................................... i

COVER DALAM........................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v

RIWAYAT HIDUP....................................................................................... vi

MOTO............................................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix

SANWACANA.............................................................................................. x

DAFTAR ISI................................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

E. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum mengenai Asuransi ......................................................... 8

1. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi .............................................. 8

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Asuransi ................................................ 10

3. Prinsip - Prinsip dalam Asuransi ......................................................... 13

4. Jenis – Jenis Asuransi ......................................................................... 16

B. Tinjauan Umum Asuransi Kecelakaan diri ............................................... 19

1. Definisi Asuransi Kecelakaan Diri...................................................... 19

ii

2. Asuransi untuk Kepentingan Pihak Ketiga ......................................... 20

3. Para Pihak dalam Asuransi Kecelakaan Diri ...................................... 21

4. Objek Asuransi Kecelakaan Diri ......................................................... 23

5. Premi Asuransi Kecelakaan Diri ......................................................... 24

6. Pengajuan Klaim Asuransi Kecelakaan Diri ....................................... 25

C. Tinjauan Umum Tanggung Jawab ............................................................ 28

1. Pengertian Tanggung Jawab ................................................................. 28

2. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab .......................................................... 29

3. Asuransi dan Tanggung Jawab ............................................................. 32

D. PT. Asuransi Bumi Putera ......................................................................... 33

E. SMK Farmasi Kesuma Bangsa ................................................................. 36

F. Kerangka Fikir .......................................................................................... 37

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 39

B. Pendekatan Masalah .................................................................................. 41

C. Data dan Sumber Data .............................................................................. 41

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43

E. Metode Pengolahan Data .......................................................................... 43

F. Analisis Data ............................................................................................. 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Hukum antar Para Pihak Terkait dalam Pertanggungan

Asuransi Kecelakaan Diri di SMK Farmasi Kesuma Bangsa ................... 45

1. Hubungan Hukum antara PT Asuransi Bumi Putera dengan SMK

Farmasi Kesuma Bangsa ..................................................................... 48

iii

2. Hubungan Hukum antara SMK Farmasi kesuma Bangsa dengan

Siswa ................................................................................................... 49

3. Hubungan Hukum antara PT Asuransi Bumi Putera dengan

Siswa.. ................................................................................................. 50

B. Tanggung Jawab Penanggung Pada Asuransi Kecelakaan Diri Bagi

Pelajar ........................................................................................................ 51

C. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Perjanjian Asuransi

Kecelakaan Diri ......................................................................................... 59

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 64

B. Saran .......................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya

dan bila terjadi dapat menimbulkan kerugian baik bagi dirinya sendiri, keluarga,

orang lain dan harta bendanya. Untuk mengatasi risiko yang tidak tentu, salah

satunya dengan cara mengalihkan atau membagi kepada pihak lain yang disebut

dengan asuransi. Asuransi merupakan perlindungan atas suatu objek dari ancaman

bahaya yang menimbulkan kerugian. Upaya untuk mengatasi kerugian tersebut

dengan cara mengalihkan kepada perusahaan asuransi.1

Hal ini seperti yang dinyatakan secara umum dalam Pasal 246 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang (KUHD) dan secara khusus diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (UUP)

dimana istilah asuransi menurut Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan

asuransi sebagai imbalan untuk: (1) Memberikan penggantian kepada

tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang

timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak

1Sri Redjeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta, Sinar Grafika,

2001, hlm. 5.

2

ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena

terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau (2) Memberikan pembayaran

yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang

didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah

ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.”

Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis asuransi

yang bidang usahanya adalah usaha asuransi dan usaha penunjang asuransi.2

Usaha asuransi ialah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana

masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi untuk memberikan perlindungan

kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan

timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti. Perusahaan penunjang

asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha penunjang asuransi

yang menyelenggarakan jasa keperantaraan, jasa penilaian kerugian, dan jasa

aktuaria.

Adapun tujuan dari perusahaan asuransi ialah memberikan jaminan perlindungan

dari risiko-risiko kerugian yang dialami satu pihak, sebagai pemerataan biaya,

yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya pada jumlah tertentu dan tidak

perlu mengganti sendiri kerugian yang terjadi dengan jumlah tidak tertentu dan

tidak pasti. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada perusahaan

asuransi akan dikembalikan kembali dalam jumlah yang lebih besar dari

sebelumnya.

Pengalihan risiko kepada perusahan asuransi timbul karena para pihak yang

mengadakan perjanjian berbuat sebagai pembentuk undang-undang dan

2Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia,Jakarta, Citra Aditya Bakti, 2003,

hlm. 6.

3

membentuk suatu peraturan.3 Perjanjian ini menghasilkan hak dan kewajiban

kepada para pihak, dimana pihak yang satu adalah pihak yang mengalihkan risiko

yang disebut sebagai Tertanggung dengan membayar sejumlah uang atau disebut

premi sebagai imbalan pengalihan risiko dan pihak yang menerima pengalihan

risiko disebut sebagai Penanggung dengan menanggung untuk menjamin bahwa

pihak yang lain mendapat pergantian suatu kerugian yang mungkin akan

dideritanya.

Dalam Pasal 3 Undang - Undang No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

menjelaskan ada beberapa jenis usaha perasuransian antara lain asuransi kerugian,

asuransi jiwa dan asuransi reasuransi. Asuransi kerugian adalah asuransi yang

memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat,

dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang

tidak pasti. Asuransi jiwa adalah asuransi yang memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang

yang dipertanggungkan. Dan reasuransi adalah asuransi yang memberikan jasa

dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan

Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa.

Bermacam-macam jenis lembaga asuransi khususnya di dalam praktek

menunjukkan masyarakat semakin berkembang, sehingga makin menyadari

adanya bermacam bahaya yang mengancam keselamatan harta bendanya atau jiwa

raganya, salah satunya adalah mengenai jenis produk asuransi jiwa yang banyak

ditawarkan adalah asuransi kecelakaan diri (personal accident).

3 Apeldoorn, L.J. van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita , 1986,hlm. 167.

4

Asuransi kecelakaan diri merupakan sebuah asuransi yang memberikan

perlindungan atau proteksi terhadap bahaya atau risiko kecelakaan yang

menyebabkan kematian, cacat, maupun biaya perawatan dokter. Asuransi

kecelakaan diri memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat. Hal ini

dikarenakan aktivitas masyarakat yang semakin meningkat sehingga memerlukan

rasa aman dan terbebas dari kekhawatiran.

Kecelakaan diri ialah suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diketahui

sebelumnya, tidak dikehendaki, bersifat kekerasan dan menimbulkan cidera fisik

yang dapat diidentifikasi menurut ilmu kedokteran.4 Sebagai manusia biasa,

mungkin sulit untuk mencegah terjadinya kecelakaan tapi yang bisa dilakukan

adalah mengantisipasi akibat yang muncul dari terjadinya resiko-resiko

kecelakaan.

PT Asuransi Bumi Putera Bandar Lampung merupakan salah satu perusahaan

asuransi yang menawarkan produk asuransi kecelakaan diri, yang klasifikasinya

terdiri dari produk asuransi kecelakaan diri perorangan, produk asuransi

kecelakaan diri anak sekolah, produk asuransi kecelakaan diri dengan perjanjian

kerja sama, produk asuransi kecelakaan diri penerbangan, dan lain-lain.

Suatu peristiwa kecelakaan yang sering menimpa pelajar seakan menyadarkan

pihak sekolah akan arti pentingnya asuransi kecelakaan diri terhadap suatu

sekolah, termasuk dalam hal ini bagi SMK Farmasi Kesuma Bangsa. Siswa-siswi

yang diterima di SMK Farmasi Kesuma Bangsa secara otomatis mengikuti atau

menyetujui dengan adanya asuransi kecelakan diri dari awal pendaftaran menjadi

siswa-siswi di SMK Farmasi Kesuma Bangsa. Penjanjian kerjasama antara PT

4 H.Mashudi & Moch. Chaidir Ali, Hukum asuransi, Bandung, Mandar Maju, 1998, hal.26.

5

Bumi Putera dengan SMK Farmasi Kesuma Bangsa memuat tentang perlindungan

dari asuransi kecelakaan diri PT Bumi Putera sebagai penanggung, dan SMK

Farmasi Kesuma Bangsa sebagai tertanggung yang mewakili kepentingan pihak

ketiga yaitu siswa-siswinya. Hal tersebut merupakan hubungan hukum oleh SMK

Farmasi Kesuma Bangsa dengan PT Asuransi Bumi Putera yang dilakukan karena

siswa-siswi SMK Farmasi Kesuma Bangsa belum cukup umur dan belum cakap

untuk melaksanakan perbuatan hukum mengenai perjanjian asuransi.

Program yang diberikan oleh pihak PT Bumi Putera kepada siswa-siswi SMK

Farmasi Kesuma Bangsa berkaitan dengan jaminan yang diberikan dalam ruang

lingkup pertanggungan yaitu 24 jam terhitung dimulainya premi asuransi sampai

dengan berakhirnya 1 tahun kemudian.

Dengan tingkat kecelakaan bahkan kematian yang dialami oleh pelajar sekolah

semakin tahun semakin meningkat hampir setiap bulannya jumlah klaim asuransi

kecelakaan diri yang ada di PT Bumi Putera tercatat sekitar 50 (lima puluh)

berkas. Fakta tersebut tentu menjadi landasan SMK Farmasi Kesuma Bangsa

untuk mengikatkan diri dan sepakat sebagai tertanggung pada perusahaan

Asuransi PT Bumi Putera Bandar Lampung.

Upaya ini dilakukan oleh SMK Farmasi Kesuma Bangsa untuk melaksanakan

kewajiban dan tanggung jawabnya agar melindungi pelajar dari kerugian yang

dapat timbul dari suatu peristiwa yang tidak terduga seperti kecelakaan bermotor,

kecelakaan dalam praktikum farmasi serta tindak kekerasaan antar pelajar, baik

peristiwa yang terjadi didalam maupun diluar lingkungan sekolah.

6

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menganalisis serta

membahas permasalahan tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan

diri bagi pelajar dengan melakukan penelitian yang berjudul: “Tanggung Jawab

PT Asuransi Bumi Putera Terhadap Kecelakaan Diri Pelajar SMK Farmasi

Kesuma Bangsa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik merumuskan 3 (tiga) buah rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan hukum antar para pihak terkait di dalam pertanggungan

Asuransi Kecelakaan diri di SMK Farmasi Kesuma Bangsa?

2. Bagaimana tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan diri bagi

pelajar?

3. Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan

diri?

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup penelitian ini terdiri dari ruang lingkup bidang ilmu dan lingkup

pembahasan. Ruang lingkup bidang ilmu yang digunakan adalah Hukum Perdata

yang berkenaan dengan Hukum Asuransi, khususnya mengenai Asuransi

Kecelakaan Diri Bagi Pelajar. Ruang lingkup pembahasan adalah hubungan

hukum antara pihak-pihak terkait dalam Asuransi SMK Farmasi Kesuma Bangsa

serta tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan diri bagi pelajar dan

faktor penghambat.

7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan menganalisis :

1. Hubungan hukum antar para pihak terkait di dalam pertanggungan Asuransi

Kecelakaan diri di SMK Farmasi Kesuma Bangsa.

2. Tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan diri bagi pelajar.

3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan diri.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan memberi sumbangan pemikiran dalam pengetahuan ilmu hukum,

khususnya Hukum Perjanjian dan Hukum Asuransi dalam kaitannya dengan

tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan, serta guna menambah

literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah. Diharapkan hasil penulisan ini dapat

memberikan kontribusi akademis mengenai tanggung jawab penanggung pada

asuransi kecelakaan diri bagi pelajar di SMK Farmasi Kesuma Bangsa.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum bagi

Penulis khususnya mengenai perjanjian asuransi yang ada di Indonesia dan

khususnya Provinsi Lampung.

b. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan khususnya bagi siswa-

siswi Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

c. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum mengenai Asuransi

1. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi

Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie (asuransi) dan

verzekering (pertanggungan). Secara yuridis pengertian Asuransi atau

pertanggungan menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

(KUHD) adalah: “Asuransi mempunyai pengertian sebagai berikut: Asuransi atau

pertanggungan adalah suatu persetujuan, dimana penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian karena

kehilangan atau tidak diperolehnya suatu keuntungan yang diharapkan, yang dapat

diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.”

Pemerintah mengatur secara spesifik dan mengundangkan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, dimana istilah

Asuransi menurut Pasal 1 ayat (1) bahwa: Asuransi adalah perjanjian antara dua

pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi

penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau

9

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. atau b)

memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau

pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Perlu diketahui, bahwa Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian hanya mengatur mengenai usaha perasuransian saja dan bukan

mengatur mengenai substansi dari asuransi itu sendiri. Oleh karenanya dengan

berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian tidak

menghapus ketentuan-ketentuan mengenai asuransi yang diatur dalam KUHD

yang dibuat pada masa kolonial Belanda.

Dalam konteks asuransi erat kaitannya dengan risiko, evenemen dan ganti

kerugian.

a. Risiko

Risiko dapat diartikan juga sebagai beban kerugian yang diakibatkan karena suatu

peristiwa yang tidak diinginkan. Besarnya risiko tersebut dapat diukur dengan

nilai barang yang dapat merugikan pemiliknya.

Dalam hukum asuransi, bahaya yang menjadi beban penanggung merupakan

peristiwa penyebab timbulnya kerugian, cacat badan atau kematian atas obyek

asuransi.

b. Evenemen dalam Asuransi

Evenemen adalah istilah yang diadopsi dari bahasa Belanda evenement yang

berarti peristiwa tidak pasti. Evenemen atau peristiwa tidak pasti adalah peristiwa

terhadap mana asuransi diadakan tidak dipastikan terjadi dan tidak diharapkan

terjadi. Adapun pengertian evenemen jika dirumuskan adalah menurut

pengalaman manusia normal tidak dapat dipastikan terjadi, atau walaupun sudah

10

pasti terjadi, saat terjadinya tidak dapat ditentukan dan juga tidak dapat

diharapkan akan terjadi, jika terjadi juga akan menyebabkan kerugian.5

Dalam hukum asuransi, evenemen yang menjadi beban penanggung merupakan

peristiwa penyebab timbulnya kerugian atas obyek asuransi. Selama belum

terjadi penyebab timbulnya kerugian, selama itu pula bahaya yang mengancam

obyek asuransi disebut risiko. Apabila risiko itu sungguh-sungguh menjadi

kenyataan, maka risiko berubah menjadi evenemen, yaitu peristiwa yang

menimbulkan kerugian.

c. Kerugian dalam Asuransi

Evenemen erat sekali persoalannya dengan ganti kerugian. Akan tetapi tidak

setiap kerugian (loss) akibat evenemen harus mendapat ganti kerugian. Antara

evenemen yang terjadi dan kerugian yang timbul ada hubungan kausal. Evenemen

adalah sebab dan kerugian adalah akibat jika sudah dipastikan evenemen yang

terjadi itu dijamin oleh polis dan karenanya menimbulkan kerugian, penanggung

terikat untuk membayar ganti kerugian.

2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Asuransi

Menurut Danarti menjelaskan bahwa Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Asuransi

adalah sebagai berikut.6

a. Fungsi Asuransi :

1) Transfer risiko

5 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit. hlm. 120. 6 Dessy Danarti, Jurus Pintar Asuransi – Agar Anda Tenang, Aman, dan Nyaman,

Yogyakarta, 2011, hlm. 4.

11

2) Dengan membayar premi yang relatif kecil, sesorang atau perusahaan dapat

memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (risiko) ke

perusahaan asuransi.

3) Kumpulan Dana

Premi yang diterima akan dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk

membayar risiko yang terjadi.

b. Manfaat Asuransi

Asuransi yang dikenal di Indonesia antara lain asuransi jiwa, asuransi kerugian,

dan asuransi kesehatan. Asuransi kerugian adalah asuransi yang melindungi harta

benda, misalnya rumah beserta isinya, apartemen, mobil, dan lain-lain. Asuransi

mobil ditujukan untuk melindungi dari berbagai macam ancaman bahaya yang

tidak terduga, misalnya tabrakan, pencurian beberapa mobil, atau bahkan mobil

itu sendiri yang dicuri. Dengan asuransi, kita dapat mengendarai mobil dengan

rasa tenang dan aman ke manapun bepergian.

Jadi, pada prinsipnya pihak perusahaan asuransi memperhatikan masa depan

kehidupan dan turut memikirkan serta berusaha untuk memperkecil kerugian yang

mungkin timbul akibat terjadi risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha, baik

terhadap pribadi atau perusahaan.

c. Tujuan dan Teknik Pemecahan Asuransi

Tujuan dan teknik pemecahan asuransi diklasifiksikan sebagai berikut :

1) Dari segi Ekonomi

Bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh

sesorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai

12

tujuan, yaitu dengan cara menghilangkan risiko pada pihak lain dan pihak lain

tersebut mengombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat

diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

2) Dari segi Hukum

Bertujuan untuk memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu objek atau suatu

kegiatan bisnis kepada pihak lain dengan melalui pembayaran premi oleh

tertanggung kepada penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka

risiko beralih kepada penanggung.

3) Dari segi Tata Niaga

Bertujuan untuk membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program

asuransi. Dengan cara memindahkan risiko dari individu atau perusahaan ke

lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi),

yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.

4) Dari segi kemasyarakatan

Bertujuan untuk menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta

program asuransi. Dengan cara semua anggota kelompok program asuransi

memberikan kontribusinya untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang

atau beberapa orang anggotanya.

5) Dari Segi Sistematis

Bertujuan untuk meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil

ramalan itu dipakai sebagai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta

(sekelompok) program asuransi. Dengan menghitung besarnya kemungkinan

13

berdasarkan teori kemungkinan (probablity theory), yang dilakukan oleh aktuaris

maupun oleh underwriter.

3. Prinsip - Prinsip dalam Asuransi

Suatu perjanjian asuransi tidak cukup hanya memenuhi syarat sahnya perjanjian

sebagaimana dirumuskan dalam KUH Perdata, tetapi juga harus memenuhi asas-

asas khusus yang diatur dalam KUHD. Hal ini agar supaya sistem perjanjian

asuransi tersebut dapat dipelihara dan dipertahankan, sebab suatu norma tanpa

dilengkapi dengan prinsip tidak mempunyai kekuatan mengikat.

a. Prinsip Kepentingan

Secara implisit prinsip kepentingan ini dapat kita pahami dari ketentuan pada

Pasal 250 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sebagai berikut:

“Apabila seorang yang telah mengadakan pertanggungan untuk dirinya

sendiri, atau apabila seorang yang untuknya telah diadakan suatu

pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai

kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu, maka penangung

tidaklah diwajibkan memberikan ganti rugi.”

Dalam ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa adanya kepentingan merupakan

syarat bagi penanggung untuk memberikan suatu ganti rugi atas premi yang

dibayarkan. Tanpa adanya kepentingan berarti tidak ada alasan untuk melakukan

perjanjian asuransi.

b. Prinsip itikad baik dan kejujuran sempurna

Mengenai di anutnya prinsip itikad baik ini dapat kita lihat dalam ketentuan Pasal

251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sebagai berikut:

”Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak

memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung. Betapapun itikad

baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga seandainya si

14

penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya perjanjian itu tidak

akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama,

mengakibatkan batalnya pertanggungan.”

c. Prinsip Indemnity

Indemnity adalah prinsip keseimbangan dalam ganti rugi. Prinsip ini secara

eksplisit tercantum dalam Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang

menjealskan bahwa:

“kerugian/kerusakan yang diderita oleh tertanggung akan diganti oleh

penanggung secara seimbang sesuai dengan kerugian riil yang diderita”.

Tujuan utama dari adanya asuransi bagi pihak tertanggung adalah harapan atas

penggantian terhadap kerugian yang diderita akibat terjadinya suatu peristiwa

yang tidak pasti. Sedangkan kewajiban yang dimiliki penanggung atau janji yang

diberikannya adalah mengganti kerugian atas suatu peristiwa yang tidak pasti

terjadinya dengan syarat membayar premi. Hal tersebutlah yang pada dasarnya

menjadi hakikat dari perjanjian asuransi. Oleh karena itu, prinsip ini pada

dasarnya memberikan jaminan kepada tertanggung bahwa ia akan dikembalikan

ke keadaan semula seperti sebelum ia mengalami kerugian.

d. Prinsip Suborgasi

Prinsip ini juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang tertera

dalam Pasal 284 sebagai berikut.

“Seseorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang

dipertanggungkan, menggantikan si penanggung dalam segala hak yang

diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubungan dengan penerbitan

kerugian tersebut, dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk

setiap perbuatan yang dapat merugikan hak si penanggung terhadap orang-

orang ketiga itu.”

15

Merupakan sebuah prinsip dimana pihak penanggung siap menggantikan

kedudukan dari tertanggung terhadap hubungannya dengan pihak ketiga. Prinsip

ini merupakan konsekuensi logis dari adanya prinsip indemnity sebagaimana

dijelaskan di atas. Jika keduanya dihubungkan dapat diambil pemahaman bahwa

dalam hal kerugian yang diderita oleh tertanggung menyangkut hubungannya

dengan pihak ketiga sehingga menimbulkan kerugian pihak ketiga, maka

tertanggung pada dasarnya tidak berhak menanggung kerugian tersebut, maka

penanggunglah yang menggantikan posisi tertanggung dalam hal hubungannya

dengan pihak ketiga tersebut.

e. Prinsip Kontribusi / saling menanggung

Prinsip ini tercantum dalam Pasal 278 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

sebagai berikut:

“Apabila dalam satu-satunya polis, meskipun pada hari-hari yang berlainan

oleh berbagai penangugng telah diadakan penanggungan yang melebihi

harga, maka mereka itu bersama- sama, menurut keseimbangan daripada

jumlah-jumlah untuk mana mereka telah menandatangani polis tadi memikul

hanya harga sebenarnya yang dipertanggungkan. Ketentuan yang sama

berlakunya, apabila pada hari yang bersamaan, mengenai satu-satunya

barang, telah diadakan berbagai penanggungan.”

Dari ketentuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, apabila ada seorang

tertanggung mengasuransikan satu objek kepada beberapa penanggung, maka

pada saat terjadi peristiwa beberapa penangung tersebut tidak memiliki kewajiban

untuk menangung melebihi harga yang telah disepakati dalam polis asuransi.

f. Prinsip sebab akibat

Dalam prinsip sebab akibat, bahwa kerugian yang terjadi, haruslah oleh suatu

sebab atas risiko yang merupakan tanggungan penanggung. Jika tidak maka

16

penanggung dibebaskan dari kewajibannya membayar ganti rugi. Pada perjanjian

asuransi tanggungan dari penanggung selalu dicantumkan dalam polis asuransi.

Adapun yang dimaksud dengan polis asuransi adalah sebagaimana dijelaskan

dalam Pasal 225 KUHD sebagai berikut:

“Pertanggungan harus dilakukan secara tertulis dengan akta, yang diberi

nama polis.”

Jadi, untuk melihat apakah suatu peristiwa memiliki kaitan sebab-akibat dengan

tanggungan penanggung, maka yang dijadikan patokan adalah polis dari

perjanjian asuransi. Jika dalam polis kerugian yang diderita tertanggung

mengandung unsur sebab-akibat maka penangung wajib mengganti kerugian

tersebut.

Sampai disini dapat disimpulkan bahwa perjanjian asuransi harus memenuhi enam

prinsip dasar yang diatur dalam KUHD yakni kepentingan, itikad baik, indemnity,

suborgasi, kontribusi dan sebab akibat.

4. Jenis-Jenis Asuransi

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, asuransi dibedakan atas:

1) Asuransi kebakaran (Pasal 287-298 KUHD).

2) Asuransi hasil pertanian (Pasal 299-301 KUHD).

3) Asuransi Jiwa (Pasal 302-308 KUHD).

4) Asuransi Pengangkutan Laut dan Perbudakan (Pasal 592-685 KUHD).

5) Asuransi pengangkutan darat, sungai dan perairan pedalaman (Pasal 686-695

KUHD).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian,

asuransi dibedakan dalam 3 jenis yaitu:

17

a. Asuransi Kerugian

Tujuan asuransi atau pertanggungan kerugian adalah untuk mengganti kerugian

yang timbul pada harta kekayaan tertanggung, dalam hal ini tertanggung ingin

mengamankan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan.7 Kepentingannya

atas harta kekayaan yang dapat dipertanggungkan mempunyai sifat bahwa orang

yang berkepentingan akan menderita kerugian apabila terjadi sesuatu peristiwa

yang menimpa kepentingan tersebut.

Jadi, ganti kerugiannya ditujukan pada kemungkinan risiko yang timbul pada

harta benda atau harta kekayaan tersebut. Dapat pula dikatakan pemberian ganti

kerugian oleh penanggung pada tertanggung berdasarkan suatu tafsiran kejadian

nyata yang diderita oleh tertanggung, jadi secara tegas jumlah kerugiannya belum

bisa ditentukan sebelum peristiwa terjadi.8

b. Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa merupakan asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa

perlindungan terhadap keselamatan jiwa seseorang dari ancaman bahaya

kematian. Pada asuransi ini sejak permulaan perjanjian telah ditentukan sejumlah,

uang ganti kerugian yang akan diberikan kepada tertanggung ketika risiko terjadi.9

Kematian dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu

keluarga tertentu.

7http://www.Kajiantentang Kedudukkan HukumTertanggung.com, diakses pada tanggal 15

januari 2018, Pukul 13.10 WIB. 8Sri Redjeki Hartono, Asuransi dan Hukum Asuransi, Semarang, IKIP Semarang Press, 1985,

hlm.164. 9M. Suparman Sastrawidjaja, Hukum Asuransi, Bandung, PT Alumni Bandung, 2004,

hlm.41.

18

c. Asuransi Sosial

Asuransi sosial di Indonesia adalah berupa bantuan yang diberikan oleh pihak

pemerintah, sebagai sarana untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Adapun

bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut berupa jaminan kepada

seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang mengalami suatu

kerugian dalam memperjuangkan hidup dan kehidupannya.

Adapun jenis-jenis asuransi sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah:

1) Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)

Hanya diperuntukkan untuk Pegawai Negeri Sipil, dimaksudkan

untukmemberikan bekal bagi Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya yang telah

mengakhiri masa pengapdiannya (purna bakti) kepada Negara. Adapun saat

menerima uang tersebut pada saat pension dan Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan meninggal dunia sebelum masa pension.

2) Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri (ASKES)

Peserta ASKES ini terdiri dari:

(a) Pegawai negeri yang masih aktif bertugas

(b) Pensiunan pegawai negeri dan purnawirawan angkatan bersenjata

Republik Indonesia

(c) Anggota keluarga dari peserta nomor 1 dan2, yaitu suami/ istri dan anak-

anak sah atau anak angkat yang masih berumur di bawah 18 tahun dan

belum kawin

3) Pertanggungan Kecelakaan Penumpang

Pertanggungan Kecelakaan Penumpang adalah berupa jaminan kepada setiap

penumpang kendaraan umum, yang mana pada waktu pembelian tiket kendaraan

tersebut lazimnya sekaligus membayar iuran wajib.

19

B. Tinjauan Umum Asuransi Kecelakaan diri

1. Definisi Asuransi Kecelakaan Diri

Asuransi kecelakaan diri belum diatur secara khusus dalam KUHD maupun

peraturan perundang-undangan yang lain, sehingga asuransi kecelakaan diri dapat

dimasukkan ke dalam asuransi varia. Definisi kecelakaan dapat dirumuskan

sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diketahui sebelumnya,

tidak dikehendaki, bersifat kekerasan dan menimbulkan cidera fisik yang dapat

diidentifikasi menurut ilmu kedokteran.

Asuransi kecelakaan diri, termasuk salah satu dari asuransi yang bersifat sukarela.

Isi pokok dari asuransi kecelakaan bisa dikatagorikan, yaitu tubuh seorang

tertanggung saja yang ditanggung keselamatannya, bukan suatu barang, karena

terjadinya luka, ataupun cacat dan sakit karena sebuah kecelakaan, batasan

kecelakaan disini mempunyai pengertian menjatuhi tubuh seseorang oleh suatu

peristiwa yang datangnya dari luar secara tiba-tiba dan kejam. Batasan kecelakaan

tersebut membuka adanya penafsiran bagi berbagai pandangan mengenai kejadian

tertentu, apakah kejadian itu termasuk dalam batasan kecelakaan atau tidak, tetapi

apabila kecelakaan terjadi secara wajar hal itu termasuk tanggung jawab

penanggung dalam suatu asuransi kecelakaan.10

Asuransi kecelakaan diri memberikan pertanggungan bagi tertanggung yang

mengalami luka, sakit, cacat permanen bahkan kematian yang disebabkan oleh

kecelakaan yang terjadi ketika si tertanggung menjalankan aktifitasnya, sedangkan

sakit atau kematian yang timbul karena penyakit tertentu tidak menjadi

tanggungan si penanggung pada asuransi kecelakaan diri.

10Djoko Prakoso, Hukum Asuransi Indonesia,Jakarta, Rineka Cipta, 2004,hlm. 11.

20

2. Asuransi untuk Kepentingan Pihak Ketiga

Menurut ketentuan Pasal 250 KUHD , kepentingan harus sudah ada pada saat di

adakan asuransi. Ini berarti apabila pada saat membuat perjanjian asuransi

tertanggung tidak mempunyai kepentingan, kemudian terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban membayar klaim ganti

kerugian.11

Ketentuan Pasal 250 KUHD selayaknya ditujukan kepada tertanggung sebagai

suatu isyarat bahwa pada waktu mengadakan asuransi, tertanggung perlu

menyatakan dengan tegas dan jelas apa kepentingannya mengadakan asuransi itu.

Dengan adanya kepentingan, sejumlah premi dapat dibayar sehingga asuransi

berjalan. Jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, tertanggung yang

berkepentingan berhak mengklaim pembayaran ganti kerugian dari penanggung.

Sangat logis bahwa setiap orang yang mengadakan asuransi itu ada kepentingan,

baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi pihak ketiga.

Seperti kita ketahui perjanjian pertanggungan itu selain dilakukan oleh orang yang

berkepentingan sendiri, perjanjian pertanggungan itu dapat juga dilakukan oleh

orang yang bertindak atas nama orang yang mempunyai kepentingan, dimana,

sering disebut dengan pertanggungan untuk kepentingan pihak ketiga.

Mengenai pertanggungan oleh pihak ketiga ini diatur dalam Pasal 264 KUHD,

dimana dalam Pasal tersebut dikatakan bahwa suatu pertanggungan itu tidak saja

dapat ditutup atas tanggungan sendiri, tetapi dapat juga atas tanggungan (voor

11 Dr.Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta,PT. Intermasa, 1979, hlm

56.

21

rekening) pihak ketiga, baik berdasarkan atas kuasa umum atau khusus, maupun

diluar pengetahuan yang berkepentingan, hal yang demikian harus mengindahkan

pada ketentuan-ketentuan berikut, yaitu Pasal 265, 266 dan Pasal 267 KUHD.

Dari ketentuan Pasal tersebut di atas, bahwa pertanggungan oleh pihak ketiga ini

dapat dilakukan baik atas perintah yang berupa pemberian kuasa baik secara

umum ataupun khusus atau tanpa perintah dapat saja terjadi dengan

sepengetahuan dan persetujuan, namun yang perlu di ingat disini bahwa perjanjian

pertanggungan oleh pihak ketiga ini tidak lepas daripada kepentingan para pihak.

3. Para pihak dalam Asuransi Kecelakaan Diri

a. Penanggung

Penanggung adalah orang yang memiliki hak untuk menuntut pembayaran premi

kepada tertanggung, meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada

tertanggung berkaitan dengan objek asuransi. Kewajiban penanggung

memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung,

mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal atau gugur.12

Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan risiko ini maka di dalam

setiap perjanjian pertanggungan, pembayaran premi adalah menjadi suatu

keharusan. Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan risiko, yang

berarti ia mengikat diri akan mengganti kerugian apabila risiko itu berubah

menjadi sebuah kenyataan, dan karena kewajiban inilah ia berhak atas premi dari

tertanggung, terutama karena sebagai perusahaan pertanggungan, premi itu

merupakan syarat mutlak bagi penanggung sebagai perusahaan pertanggungan

12M. Suparman Sastrawidjaja, Op.Cit, hlm.21.

22

yang menetapkan jumlah premi dengan bantuan pengetahuan perhitungan

kemungkinan dan statistik.

b. Tertanggung

Tertanggung adalah orang yang memiliki hak untuk meminta ganti kerugian

kepada penanggung apabila terjadi evenemen, sedangkan kewajiban tertanggung

adalah membayar premi kepada penanggung, memberikan keterangan yang benar

kepada penanggung mengenai objek yang di asuransikan, mengusahakan atau

mencegah agar peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian terhadap objek yang

di asuransikan tidak terjadi atau dapat dihindari.13

Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta yang

diasuransikan, di dalam asuransi kecelakaan diri yang menjadi tertanggung adalah

perseorangan, karyawan atau pekerja di sebuah perusahaan, pelajar ataupun

mahasiswa-siswi di sebuah sekolah atau universitas yang melakukan asuransi

secara kolektif.

c. Pemegang polis

Pihak yang mengasuransikan atau membeli produk asuransi kecelakaan diri maka

si pemegang polis dapat menentukan jenis asuransi apa yang akan dipilih dan

kebijakan yang dilakukan dibuat dengan penanggung berdasarkan perjanjian yang

dibuat oleh kedua belah pihak, yang kemudian disebut polis asuransi kecelakaan

diri.

13Ibid. hlm.22.

23

4. Objek Asuransi Kecelakaan Diri

Objek di dalam Asuransi kecelakaan diri adalah berupa premi yang dibayarkan

oleh tertanggung, ada tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pembayaran

sejumlah premi yang dibayarkan oleh tertanggung tersebut yaitu penanggung

bertujuan memperoleh pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan

risiko, bebas dari risiko dan memperoleh penggantian jika timbul risiko , di dalam

268 KUHD menjelaskan bahwa suatu pertanggungan dapat mengenai segala

kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat di ancam oleh suatu

bahaya, dan tidak dikecualikan oleh undang-undang dan menurut Pasal tersebut

dikatakan dan dimuat tentang hal-hal yang dapat menjadi objek asuransi, yaitu

antara lain :

a) Dapat dinilai dengan jumlah uang.

b) Dapat takluk pada macam-macam bahaya.

c) Tidak dikecualikan oleh undang-undang.

Menurut Abdulkadir Muhammad di dalam asuransi terdapat objek asuransi yang

dapat berupa objek asuransi kerugian, selain itu ada objek asuransi jumlah,

misalnya pada asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan. Objek asuransi jumlah

bukan benda melainkan jiwa atau raga manusia yang terancam peristiwa yang

menjadi sebab kematian atau kecelakaan. Objek asuransi jumlah tidak dapat

dinilai dengan uang, tetapi sejumlah uang dapat dijadikan ukuran pembayaran

santunan jika terjadi peristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan.14

14 Abdulkadir Muhammad, Loc.It, hlm. 68.

24

5. Premi Asuransi Kecelakaan Diri

Menurut Prihantoro beberapa ketentuan yang perlu dipahami dalam premi

asuransi kecelakaan diri adalah sebagai berikut :15

a. Tarif Premi

Pada umumnya tarif premi asuransi kecelakaan ditentukan berdasarkan jenis

kegiatan atau pekerjaan orang yang ditanggung. Semakin berat pekerjaannya

semakin besar pula risiko kecelakaan yang akan terjadi, dan semakin berbahaya

pekerjaan yang dikerjakan oleh tertanggung maka semakin besar pula risiko

kecelakaan yang akan terjadi, sehingga preminya pun lebih besar apabila

dibandingkan dengan suatu pekerjaan yang risiko kecelakaannya kecil. Maka tarif

premi asuransi kecelakaan biasanya ditentukan berdasarkan klasifikasi berat

ringannya dan berbahaya tidaknya pekerjaan.

b. Lamanya Pertanggungan

Membayar premi merupakan konsekwensi dari timbulnya hak dan kewajiban

semenjak perjanjian asuransi dibentuk, sehingga membayar premi merupakan

kewajiban pihak tertanggung sebagai kontra prestasi kepada pihak penanggung

yang telah memberikan perlindungan terhadap terjadinya evenement.16 Pada

asuransi yang diadakan untuk jangka waktu tertentu, premi di bayar lebih dahulu

pada saat asuransi diadakan. Pada asuransi yang di adakan untuk 1 (satu)

perjalanan, misalnya pada kapal yang sudah berangkat (Pasal 603 KUHD). Akan

tetapi, ada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu panjang, misalnya asuransi

jiwa, pembayaran premi dapat dilakukan secara periodik yaitu setiap awal tahun.

15Ibid.Hlm.120. 16Ibid.Hlm.104.

25

Pada asuransi yang demikian ini, jika pada suatu periode tertentu premi belum

dibayar, asuransi berhenti.

Dengan di tandatangani nya polis / covernote pembayaran premi, maka sejak saat

itu lahir perjanjian yang bersifat mengikat. Apabila premi tidak dibayarkan maka

perjanjian itu sudah lahir tetapi belum mengikat. Seandainya perjanjian lahir

sudah di tandatangani tetapi premi belum dibayar dan terjadi evenemen maka

pihak asuransi belum mempunyai kewajiban untuk membayar ganti rugi apakah

itu santunan atau pengobatan. Dan apabila sudah membayar premi dan terjadi

evenemen meskipun polis belum jadi, maka pihak asuransi sudah wajib

membayar santunan atau pengobatan. Jadi, pembayaran premi merupakan suatu

perjanjian yang menghasilkan hubungan hukum antar para pihak.

.

6. Pengajuan Klaim Asuransi Kecelakaan Diri

Menurut Prihantoro, berdasarkan kemungkinan kerugian atau cacat yang diderita

yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan, maka pihak tertanggung mengajukan

klaim berdasarkan kondisi santunan dalam asuransi kecelakaan yang dibagi dalam

4 (empat) tingkatan yaitu : santunan untuk yang meninggal dunia, santunan untuk

cacat tetap, santunan untuk cacat sementara, dan santunan untuk biaya

pengobatan.17

a. Santunan untuk yang meninggal dunia (death)

Apabila tertanggung meninggal dunia yang disebabkan oleh suatu kecelakaan

yang ditanggung oleh polis, maka ahli warisnya atau anak anaknya atau yang

ditunjuk (namanya dicatumkan dalam polis), memeperoleh santunan dari

17M. Wahyu Prihantoro, Aneka Produk Asuransi dan Karakteristiknya, Jakarta,Kanisius

Anggota IKAPI,2011, hlm.101.

26

penanggung sebesar Uang Pertanggungan (UP), yang besarnya ditentukan

ketika menutup asuransi.

b. Santunan Untuk Cacat Tetap (permanent disability)

Cacat dibagian tertentu jasmani yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan yang

ditanggung polis. Cacat bersifat permanen (tetap), artinya :

1) Bagian jasmani yang cacat tidak dapat berfungsi lagi seperti semula,

sebelum ditimpa kecelakaan.

2) Bagian jasmani yang cacat berkurang kemampuannya dari kemampuan

semula, sebelum kecelakaan, dan berkurangnya kemampuan tersebut

bersifat permanen.Berdasarkan santunan untuk cacat tetap ditentukan

berdasarkan suatu presentase dari UP, yang ditentukan presentase dan

UP-nya ketika menutup asuransi.

c. Santunan Untuk Cacat Sementara (temporary disability)

Cacat tertentu dibagian jasmani yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan yang

ditanggung oleh polis. Cacat bagian jasmani yang terkena kecelakaan tersebut

menyebabkan ketidakmampuan untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari.

Cacat sementara ini bisa sembuh kembali dan bagian jasmani yang cacat

berfungsi kembali seperti semula sebelum terjadi kecelakaan. Besarnya

santunan ditentukan sekian persen (biasanya 1%) dari UP Kematian (A), yang

diberikan oleh penanggung setiap minggu selama 52 minggu. Berarti, uang

santunan maksimal 52% dari UP kematian (A)

27

d. Biaya perawatan atau pengobatan

Jaminan ini diberikan dalam hal pembayaran atas penggantian biaya-biaya

perawatan atau pengobatan yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan

atau pemulihan sakit atau cidera yang diderita tertanggung sebagai akibat

langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin polis. Hak atas penggantian ini

diberikan sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung

namun tidak melampaui nilai pertanggungan yang tercantum didalam ikhtisar

pertanggungan.

Setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, untuk memperoleh ganti

rugi atau santunan dari penanggung, tertanggung harus memenuhi prosedur

tertentu. Untuk itu harus dilaksanakan tertanggung mulai dari awal terjadinya

kecelakaan sampai saat pengajuan klaim secara berurutan.

Menurut Prihantoro pengajuan klaim harus dilakukan dalam jangka waktu

paling lama satu bulan setelah terjadinya kematian atau cacat, dengan

menyediakan bukti-bukti sebagai berikut :18

1) Apabila tertanggung menjadi cacat karena suatu kecelakaan yang

ditanggung oleh polis, maka disediakan:

a) Polis yang bersangkutan

b) Surat keterangan pengenal diri tertanggung atau pemegang polis

c) Surat keterangan kecelakaan dari polisi

d) Surat keterangan cacat dari dokter yang memeriksa kesehatan

tertanggung setelah mengalami kecelakaan

e) Kuitansi yang sah dari pembayaran premi

18Ibid, hlm.109.

28

2) Bila tertanggung meninggal dunia karena suatu kecelakaan yang

ditanggung oleh polis, maka disediakan :

a) Polis yang bersangkutan

b) Surat pengenal diri pemegang polis

c) Surat keterangan kecelakaan dari polis

d) Surat keterangan kematian dari pamongpraja

e) Kuitansi yang sah dari pembayaran premi terakhir

C. Tinjauan Umum Tanggung Jawab

1. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya. Berkewajiban menanggung, memikul tanggung

jawab, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Tanggung

jawab hukum adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang

disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Adapun pengertian tanggung jawab hukum menurut para ahli sarjana salah

satunya menurut Ridwan Halim, tanggung jawab hukum adalah sebagai sesuatu

akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan

kewajiban atau pun kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan

sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berprilaku menurut cara tertentu

tidak menyimpang dari peraturan yang telah ada.19 Selain Ridwan Halim,

Purbacaraka juga berpendapat bahwa, “tanggung jawab hukum bersumber atau

19Ridwan Halim, ,Hukum Administrasi Negara Dalam Tanya Jawab, Jakarta,Ghalia

Indonesia, 1988, hlm. 23.

29

lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerepan kemampuan tiap orang untuk

menggunakan hak dan/atau melaksanakan kewajibannya”.20

2. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab

Prinsip tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam hukum

perjanjian asuransi. Dalam kasus-kasus pengajuan klaim asuransi diperlukan

kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang harus bertanggung jawab dan

seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait.21

Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan

sebagai berikut:22

a. Prinsip Tanggung Jawab berdasarkan Unsur Kesalahan

Prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam

KUHPerdata, khususnya Pasal 1365, Pasal 1366, dan Pasal 1367, prinsip ini

dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan

pertanggung jawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang

dilakukannya. Dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang lazim dikenal sebagai Pasal

tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhnya 4 (empat) unsur

pokok, yaitu:

a. Adanya perbuatan.

b. Adanya unsur kesalahan.

c. Adanya kerugian yang diterima.

d. Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

20 Purbacaraka, Perihal Keidah Hukum, Bandung, Citra Aditya, 2010, hlm.37. 21 Shidarta, Perlindungan Konsumen, Jakarta,Grasindo, 2010, hlm.59. 22A. Abbas Salim,Dasar-Dasar Asuransi ,Jakarta, Rajawali Pers, 2011,hlm. 217.

30

Kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum. Pengertian hukum,

tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga bertentangan dengan

kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat. Secara common sense ,asas tanggung

jawab ini dapat diterima karena adalah adil bagi orang yang berbuatsalahuntuk

mengganti kerugian bagi pihak korban. Mengenai pembagian beban

pembuktiannya, asas ini mengikuti ketentuan Pasal 163 Herziene Indonesische

Reglement (HIR) atau Pasal 283 Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) dan Pasal

1865 KUH Perdata, dikatakan bahwa barang siapa yang mengakui mempunyai

suatu hak, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu.

b. Prinsip Praduga untuk Selalu Bertanggung Jawab (presumption of liability)

Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab, sampai ia

membuktikan ia tidak bersalah. Jadi beban pembuktian ada ada si tergugat. Dasar

pemikiran dari teori beban pembuktian adalah seseorang dianggap bersalah,

sampai yang bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya. Hal ini tentu

bertentangan dengan asas hukum praduga tidakbersalah (presumption of

innocence) yang lazim dikenal dalam hukum. Jika digunakan teoriini, makayang

berkewajiban untuk membuktikan kesalahan itu ada dipihak pelaku usaha yang

digugat. Tergugat ini harus menghadirkan bukti-bukti dirinya tidak bersalah.

c. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (strict liability)

Prinsip tanggung jawab mutlak sering diidentikan dengan prinsip tanggung jawab

absolut (absolute liability). Demikian ada pula para ahli yang membedakan kedua

terminologi diatas.Strict liability adalah prinip tanggung jawab yang menetapkan

kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan. Namun, ada pengecualian-

31

pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab,

misalnya keadaan force majeur.

Sebaliknya, absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan

tidak ada pengecualian. Prinsip tanggungjawab mutlak ini diterapkan karena,

konsumen tidak dalam posisi menguntungkan untuk membuktikan adanya

kesalahan dalam suatu proses produksi dan distribusi yang kompleks, diasumsikan

produsenlebih dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada gugatan atas

kesalahannya,misalnya dengan asuransi atau menambah komponen biaya tertentu

pada harga produknya. Asas ini dapat memaksa produsen lebih hati-hati.

Asuransi yang merupakan transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak

yaitu tertanggung dan penanggung. Penanggung menjamin pihak tertanggung

bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin

akan diderita.23 Bahwa dalam hukum perdata tanggung jawab perusahaan asuransi

terhadap tertanggung merupakan bentuk prinsip praduga untuk selalu bertanggung

jawab karena disini yang diperintahkan untuk membuktikan adanya klaim

asuransi atau kebenaran asuransi pada pihak tertanggung yang memohonkan.

Dalam melakukan tanggung jawab atas adanya tuntutan klaim dari tertanggung

dalam hal ini siswa-siswi SMK Farmasi Kesuma Bangsa, umumnya pihak

perusahaan Asuransi Bumi Putera sebagai penanggung akan melihat isi perjanjian

polis perihal mengenai pengajuan klaim. Berdasarkan ketentuan perjanjian polis

maka akan dapat dilihat bahwa perusahaan asuransi akan bertanggung jawab atas

segala risiko yang di alami tertanggung. Akan tetapi tidak semua risiko yang

23Soesno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko Dan Asuransi, Jakarta, Salemba

Empat, 2003, hlm.73.

32

tertanggung derita akan diberikan ganti rugi apabila kecelakaan yang terjadi

karena kesengajaan. Bahwa terhadap siswa-siswi yang mengalami kecelakaan

karena kesengajaan tidak akan diberikan santunan dari perusahaan asuransi.

Klaim akan diterima apabila siswa-siswi mampu membuktikan bahwa kecelakaan

yang dideritanya terjadi tidak karena disengaja.

3. Asuransi dan Tanggung Jawab

Asuransi merupakan upaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi

kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa yang tidak pasti dan tidak di

inginkan. Melalui perjanjian asuransi risiko kemungkinan terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian yang mengancam kepentingan tertanggung dalam hal ini

yaitu siswa-siswi SMK Farmasi kesuma Bangsa dialihkan kepada perusahaan

asuransi yaitu PT Asuransi Bumi Putera selaku penanggung. Sebagai imbalannya,

tertanggung bersedia membayar sejumlah premi yang telah disepakati.

Dengan adanya asuransi, tertanggung yang berkepentingan merasa aman dari

ancaman kerugian sebab jika kerugian itu betul-betul terjadi, penanggunglah yang

akan menggantinya. Tertanggung sebagai pihak mempunyai kepentingan tertentu

dalam kegiatan usaha atau hubungan dengan pihak lain dalam masyarakat.

Kepentingan yang dimaksud adalah tanggung jawab akibat perbuatannya terhadap

pihak ketiga, misalnya perbuatan yang merugikan orang lain atau perbuatan tidak

mampu membayar hutang kepada pihak kreditur. Risiko tanggung jawab terhadap

pihak ketiga inilah yang dialihkan kepada penanggung.

33

Tanggung jawab asuransi berdasarkan kesepakatan antara tertanggung dan

penanggung yang dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis.24

Polis ini ditandatangani oleh penanggung dan berfungsi sebagai alat bukti tertulis

bahwa telah terjadi asuransi tanggung jawab antara pihak SMK Farmasi Kesuma

Bangsa dengan PT Asuransi Bumi Putera. Bentuk dan isi polis asuransi tersebut

dibuat oleh PT Asuransi Bumi Putera yang bersangkutan dengan memperhatikan

syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus yang disepakati oleh kedua pihak.

Dengan adanya batasan tanggung jawab ini maka dimungkinkan bagi penanggung

(PT Asuransi Bumi Putera) dapat meniadakan tanggung jawabnya untuk

memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi apabila diketahui terdapat

penyimpangan dari ketentutan-ketentuan yang telah disepakati bersama

sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut perjanjian pertanggungannya harus

benar-benar memahami dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing

guna mencegah timbulnya ketidak seimbangan dimana salah satu pihak merasa

dirugikan karena harus melaksanakan kewajiban tanpa mengetahui haknya

sedangkan dilain pihak hanya menuntut haknya tanpa memperdulikan

kewajibannya.

D. PT Asuransi Bumi Putera

Asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa milik

bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan di Magelang, Jawa Tengah

pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan guru-guru Hindia

Belanda untuk mengayomi nasib guru-guru bumiputera (pribumi). Perintis AJB

24 Ibid, hlm 88.

34

Bumiputera adalah Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru sederhana yang

juga sekretaris pengurus besar Budi Utomo, organisasi modern pelopor gerakan

kebangkitan nasional. Beliau dibantu oleh Mas K.H. Soebroto sebagai direktur,

dan Mas Adimidjojo sebagai bendahara. Ketiga guru inilah yang dikenal sebagai

“Tiga Serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri

asuransi nasional Indonesia.25

Selama lebih dari 90 tahun, AJB Bumiputera tumbuh berkembang mengarungi

pasang surut zaman serta gelombang perjalanan Negara dan bangsa, hingga kini

mantap menjadi pimipinan dalam industri asuransi Indonesia. Didukung 2.500

karyawan, 25.000 agen dengan jaringan lebih dari 500 kantor cabang dipenjuru

nusantara, AJB Bumiputera kini dipercaya melindungi lebih dari 9.700.000 jiwa

rakyat indonesia. Salah satu kekuatan Bumiputera adalah kepemilikan dan bentuk

perusahaan yang unik. Berbeda dengan perusahaan berbentuk perseroan Terbatas

(PT), yang kepemilikannya hanya pada pemodal tertentu, sejak didirikan

Bumiputera menganut sistem kepemilikan dan kepengurusaan berbentuk badan

usaha “mutual” atau “usaha bersama”.

Sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk “mutual” maka di

AJB Bumiputera seluruh pemegang polis adalah pemilik perusahaan. Premi yang

dibayarkan ke Bumiputera sekaligus dianggap sebagai modal. Sebagai pemilik

perusahaan, pemeggang polis mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan

Perwakilan Anggota (BPA) untuk menentukan kebijakan, memilih dan

mengangkat direksi, serta mengawasi jalannya perusahaan.

25 https://bumida.co.id/id/about-us/ diakses pada tanggal 26 February 2018, pukul 19.00

WIB.

35

Salah satu misi dari perusahaan ini adalah menyediakan pelayanan dan produk

jasa asuransi jiwa berkualitas. Produk yang ditawarkan adalah produk yang

berhubungan dengan resiko kematian, kecelakaan, ataupun sakit. Ada 14 jenis

produk asuransi jiwa bumiputera yang bisa dipilih secara perseorangan. Salah

satunya ada yang disebut dengan mitra beasiswa-siswi yang tentunya merupakan

jenis asuransi perseorangan yang mengurus tentang dana pendidikan bagi

seseorang yang bersangkutan, mitra beasiswa-siswi ini bisa menjamin pendidikan

anda hingga ke jenjang yang tinggi.

Ada juga jenis asuransi bumiputera bernama mitra sehat yang tentunya digunakan

sebagai jaminan asuransi kesehatan oleh pemegang polis yang bersangkutan,

dengan jenis produk asuransi bumiputera yang satu ini biaya kesehatan akan

ditanggung oleh pihak perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah disetujui

kedua belah pihak. Dan ada juga jenis asuransi siswa-siswikoe yang memberikan

perlindungan kepada pelajar, usia 3-20 tahun plus manfaat peserta akibat dari

suatu kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode

pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama perjalanan.

Berbekal pengalaman panjang hanpir seabad lamanya dalam melayani rakyat

Indonesia beransuransi, Bumi Putera betekad untuk tetap menjadi tuan rumah di

negeri sendiri, menjadi perusahaan Asuransi Jiwa terkemuka di Indonesia. Bumi

Putera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia.

36

E. SMK Farmasi Kesuma Bangsa

Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Kesuma Bangsa didirikan oleh Yayasan

Kesuma Yudha yang dikukuhkan dengan akte Notaris Jenmerdin, S.H. No. 1

tanggal 1 Maret 2010. Penyelenggaraan Pendidikan SMK Farmasi Kesuma

Bangsa di mulai Tahun Pelajaran 2011 / 2012 sesuai dengan Izin Oprasional

Nomor : 420 / 2785 / IV.40 / 2011. Pada Tanggal 4 November 2014 SMK

Farmasi Kesuma Bangsa telah mendapatkan Akriditasi B dari Badan Akriditasi

Provinsi Lampung Dengan Surat Keputusan Nomor : 161 / BAP-SM / 12-LPG /

RKO / 2014. SMK Farmasi Kesuma Bangsa didirikan untuk memenuhi kebutuhan

tenaga Asisten Apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian), baik untuk pemerintah

maupun swasta. SMK Farmasi Kesuma Bangsa dalam kegiatan proses belajar

mengajar ditunjang dengan Tenaga Pendidik Profesional di bidangnya, Serta

sarana - prasarana yang lengkap.26

SMK Farmasi Kesuma Bangsa bertujuan untuk mencetak tenaga trampil sesuai

keahlian dibidang kefarmasian yang mampu meraih peluang kerja di sarana

kefarmasian baik sarana farmasi komunitas ataupun sarana farmasi industri; SMK

Farmasi Kesuma Bangsa Juga bertujuan agar para peserta didik mampu bersaing

untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Berupaya terus menjaga dan meningkatkan kualitas lulusannya dengan komitmen

yang kuat sebagai penyelenggara pendidikan calon tenaga kefarmasian yang

terbaik.

26 http://smkfarmasikbbdl.sch.id/indexprofil diakses pada tanggal 28 February 2018 ,pukul

19.20 WIB.

37

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan pengertian dari teori-teori di atas, maka dapat dijelaskan kerangka

pikir dalam suatu skema sebagai berikut :

i

Keterangan:

Subjek dari asuransi kecelakaan diri adalah penanggung dan tertanggung, didalam

asuransi ini yang menjadi pihak penanggung adalah PT Asuransi Bumi Putera

sedangkan untuk tertanggung adalah SMK Farmasi Kesuma Bangsa. Para pihak di

dalam asuransi kecelakaan diri ini mengadakan perjanjian asuransi untuk

kepentingan pihak ketiga yaitu siswa-siswi SMK Farmasi Kesuma Bangsa apabila

siswa-siswi SMK Farmasi Kesuma Bangsa mengalami kecelakaan diri maka

pihak asuransi wajib mengganti kerugian berupa santunan atau pengobatan.

Dengan adanya perjanjian asuransi antara pihak tertanggung dengan penanggung

tersebut maka timbul lah hubungan hukum antara siswa-siswi dengan SMK

Farmasi Kesuma Bangsa, SMK Farmasi Kesuma Bangsa dengan PT Asuransi

Bumi Putera dan PT Asuransi Bumi Putera dengan siswa-siswi. Keterkaitan

Hubungan hukum

Siswa

-siswi

SMK Farmasi

Kesuma Bangsa

Asuransi Bumi

Putra Perjanjian

asuransi

Tanggung jawab

Faktor penghambat

38

tersebut berupa tanggung jawab secara wajib dari penanggung, tertanggung dan

pemegang polis untuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing terhadap satu

sama lain. Dengan adanya tanggung jawab tersebut maka dapat dilihat faktor

penghambat dari asuransi kecelakaan diri antara SMK Farmasi Kesuma Bangsa

dengan PT Asuransi Bumi Putera. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh paparan, lengkap dan rinci mengenai asuransi

kecelakaan diri antara SMK farmasi Kesuma Bangsa dengan PT Asuransi Bumi

Putera.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika

dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara

sistematis, metodologis, dan konsisten. Penelitian sangat diperlukan untuk

memperoleh data yang akurat sehingga dapat menjawab permasalahan sesuai

dengan fakta atau data yang ada dan dapat mempertanggungjawabkan

kebenarannya.27

A. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

normatif empiris (applied law research), yaitu penelitian hukum mengenai

pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif (in abstracto) pada

setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. Implementasi

tersebut merupakan fakta empiris dan berguna untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan oleh pihak-pihak dalam kontrak, yang diharapkan akan berlangsung

sempurna apabila rumusan ketentuan hukum normatifnya jelas, tegas, dan

lengkap.28

27 Soerjono Soekantanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI-Press,2010, hlm 45. 28Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, PT Citra Aditya

Bakti,2004,hlm.134.

40

Penelitian hukum normatif empiris menggunakan studi kasus hukum normatif

empiris (applied legal case study) misalnya mengkaji implementasi perjanjian

Asuransi Kecelakaan Diri.29 Penelitian ini akan membahas terkait pelaksaan dari

perjanjian asuransi kecelakaan diri yang dilakukan oleh PT Asuransi Bumi Putera

dengan SMK Farmasi Kesuma Bangsa, dengan menganalisis hubungan hukum

antara para pihak terkait, tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan

diri dan faktor penghambat dalam pelaksaan perjanjian asuransi kecelakaan diri.

Oleh karena itu, penulis dan pembaca dapat mengetahui apakah pelaksanaan

perjanjian asuransi tersebut sudah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum atau

sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

hukum deskriptif. Penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan bertujuan

untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang

berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu yang terjadi dalam masyarakat.30

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara jelas dan rinci

mengenai hubungan hukum antar para pihak terkait di dalam pertanggungan

Asuransi Kecelakaan diri , tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan

diri bagi pelajar SMK Farmasi Kesuma Bangsa dan faktor penghambat dalam

pelaksaan perjanjian asuransi kecelakaan diri.

29Ibid.,hlm.40. 30Ibid., hlm.50.

41

B. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang ditentukan sehingga mencapai tujuan penelitian.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif- terapan

yaitu dengan memadukan data hukum sekunder, seperti studi kepustakaan melalui

peraturan perundang-undangan, jurnal hukum, buku-buku, atau sumber tertulis

lainnya dengan data primer yang diperoleh di lapangan, yang bertolak belakang

dari hukum positif tertulis (perundang-undangan) sebagai data sekunder, tetapi

dari perilaku nyata sebagai data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian

lapangan (field research).31

Pendekatan normatif – terapan dilakukan dengan meneliti secara langsung ke PT

Asuransi Bumi Putera dan SMK Farmasi Kesuma Bangsa untuk melihat secara

langsung penerapan perundang-undangan atau aturan hukum yang berkaitan

dengan perjanjian asuransi kecelakaan diri, serta melakukan wawancara terhadap

narasumber, khususnya terhadap PT Asuransi Bumi Putera yang dapat

memberikan infornasi mengenai pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan diri.

C. Data dan Sumber Data

Berkaitan dengan permasalahan dan pendekatan masalah yang digunakan maka

penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dan data primer,

1. Data Primer

Data primer, merupakan data yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang

diteliti (object research), yang dilakukan dengan wawancara terhadap narasumber

yang dalam hal ini, Ibu Nurlela Kesuma selaku Kepala sekolah SMK Farmasi

31Ibid.,hlm.54.

42

Kesuma Bangsa, Bapak Nurhasan selaku staf admin SMK Farmasi Kesuma

Bangsa, Ibu Widya sebagai staf khusus yang membawahi langsung dari Asuransi

SMK Farmasi Kesuma Bangsa dan Ibu Yohana selaku karyawan PT Asuransi

Bumi Putera Bandar Lampung.

2. Data Sekunder

Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan

cara mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, data sekunder terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat terdiri dari

berbagai peraturan perundang-undangan berhubungan dengan judul

penelitian, meliputi:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian

3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

4) Polis Asuransi Kecelakaan Diri

d. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa penjelasan mengenai bahan hukum

primer, pandangan dan pendapat para ahli, penelusuran dokumen-dokumen,

buku-buku ilmu pengetahuan hukum, maupun literatur lainnya yang

berkaitan dengan penelitian dalam penulisan skripsi ini.

e. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari :

1) Kamus Besar Bahasa Indonesia

2) Bahan-bahan diluar bidang hukum, misalnya buku-buku.

43

D. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi pustaka, diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan

hasil penelitian yang berkaitan dengan Tanggung jawab PT Asuransi Bumi

Putera terhadap kecelakaan diri pelajar SMK Farmasi Kesuma Bangsa.

2. Studi dokumen, pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang tidak

dipublikasikan secara umum, tetapi boleh diketahui oleh pihak tertentu

berupa Perjanjian Asuransi kecelakaan diri bagi pelajar SMK Farmasi

Kesuma Bangsa.

3. Wawancara, pengkajian melalui proses tanya jawab dengan cara menanyakan

langsung kepada pihak-pihak yang secara langsung dengan objek yang

diteliti. Wawancara dilakukan dengan Ibu Nurlela Kesuma selaku Kepala

sekolah SMK Farmasi Kesuma Bangsa, Bapak Nurhasan selaku staf admin

SMK Farmasi Kesuma Bangsa, Ibu Widya sebagai staf khusus yang

membawahi langsung dari Asuransi SMK Farmasi Kesuma Bangsa dan Ibu

Yohana selaku karyawan PT Asuransi Bumi Putera Bandar Lampung.

E. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, baik studi kepustakaan maupun studi lapangan, maka data

di proses melalui pengolahaan data. Metode pengolahaan data diperoleh melalui

tahapan-tahapan berikut ini:32

32Ibid.,hlm 64.

44

1. Pemeriksaan data (editing), yaitu mengoreksi data yang terkumpul sudah

cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai/relevan dengan masalah.

2. Rekonstruksi data (reconstructing), yaitu menyusun ulang data secara teratur,

berurutan dan logis sehingga dapat diinterpretasikan.

3. Sistematisasi data (systematizing), yaitu menempatkan data menurut kerangka

sistematika bahasan urutan masalah.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Analisis data yang

dilakukan adalah mengkonstruksikan data dalam bentuk kalimat-kalimat yang

jelas sehingga tersusun secara sistematis. Kemudian dilakukan pembahasan

sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang akurat untuk menjawab permasalahan

tentang aspek-aspek yuridis tanggung jawab PT Asuransi Bumi Putera terhadap

asuransi kecelakaan diri pelajar SMK Farmasi Kesuma Bangsa.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hubungan hukum antara SMK Farmasi Kesuma Bangsa dan PT. Asuransi

Bumi Putera Bandar Lampung dimulai sejak disepakatinya perjanjian

asuransi sebagai bukti adanya hubungan hukum antara perusahaan asuransi

dengan pemegang polis, hubungan hukum antara SMK Farmasi Kesuma

Bangsa dengan siswa-siswi terjadi karena SMK Farmasi merupakan

penanggung jawab dari siswa-siswi untuk melaksanakan perjanjian asuransi.

Hubungan hukum antara PT Asuransi Bumi Putera dengan siswa-siswi yaitu

memberikan perlindungan yang sesuai dengan apa yang telah diatur dalam

Polis Asuransi dan memberikan santunan atau ganti rugi kepada siswa-siswi

SMK Farmasi Kesuma Bangsa apabila terjadi evenemen. Ganti rugi tersebut

tentunya di berikan kepada siswa-siswi yang sebelumnya telah melakukan

kewajibannya dengan membayar premi yang dibayar setiap awal tahun

melalui SMK Farmasi Kesuma Bangsa.

2. Tanggung jawab penanggung pada asuransi kecelakaan diri bagi pelajar

apabila terjadi evenemen maka PT Asuransi Bumi Putera wajib memberikan

santunan yang besarannya tergantung dengan kondisi tertanggung, dalam hal

ini tertanggung meninggal dunia, cacat tetap, dan biaya perawatan atau

65

pengobatan. SMK Farmasi Kesuma Bangsa juga telah melaksanakan

kewajibannya untuk membayar premi sesuai dengan ketentuan dimana sebab-

sebab klaim terjamin kondisi polis dan dokumen yang menjadi kewajiban

SMK Farmasi Kesuma Bangsa telah diberikan secara lengkap.

3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan diri

terdapat 2 kategori yaitu hambatan yang berasal dari pihak penanggung dalam

hal ini PT Asuransi Bumi Putera seperti pembayaran premi belum dibayarkan

oleh pihak tertanggung sehingga menyebabkan klaim tidak dapat diproses

lebih lanjut (no premium no claim). Hambatan yang berasal dari tertanggung

seperti dalam melaporkan adanya evenemen tertanggung seringkali

melakukan keterlambatan dan klaim tersebut tidak sesuai dengan isi polis

sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Seringkali tertanggung tidak dapat

melengkapi dokumen pendukung klaim yang diminta oleh penanggung.

Hambatan yang paling utama adalah kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang asuransi, sehingga masyarakat segan untuk mengajukan klaim.

Masyarakat menganggap mengajukan klaim itu sulit karena prosedurnya

berbelit-belit.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran antara lain:

1. Hendaknya pihak asuransi dalam hal ini PT Asuransi Bumi Putera

mengoptimalkan dan memberikan informasi atau penyuluhan kepada

masyarakat khususnya orang tua murid tentang prosedur pengurusan asuransi

kecelakaan diri sehingga masyarakat mudah mendapatkan santunan

pembayaran asuransi tersebut.

66

2. Lebih meningkatkan pelayanan dan memdampingi korban tertanggung yang

akan melakukan proses klaim asuransi diri dari mulai pelaporan dan

pengisian formulir kecelakaan diri hingga akhir berupa pencairan dana dari

pihak PT Asuransi Bumi Putera dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat

sehingga korban atau ahli waris tidak merasa dipersulit untuk mendapat dana

ganti kerugian tersebut.

3. Pentingnya menyadari bahwa keterlibatan tertanggung maupun penanggung

secara pro aktif dalam proses penyelesaian klaim akan membuat proses

tersebut menjadi lebih cepat dari yang diharapkan sehingga akan memberikan

kepuasan bagi kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Hartono, Sri Redjeki. 2001. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi.

Jakarta. Sinar Grafika.

Muhammad, Abdulkadir. 2003. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta. Citra

Aditya Bakti.

Danarti, Dessy. 2011. Jurus Pintar Asuransi – Agar Anda Tenang, Aman,

dan Nyaman. Yogyakarta. Citra Aditya.

Sastrawidjadja M. Suparman dan Endang. 2003. Hukum Asuransi,

Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito. Bandung.

Prihantoro, Wahyu. 2011. Aneka Produk Asuransi dan Karakteriktiknya.

Jakarta Kanisius Anggota IKAPI.

Halim, Ridwan. 1988. Hukum Administrasi Negara dalam Tanya Jawab.

Jakarta. Ghalia Indonesia.

Samiadji. 2012. Pokok-Pokok Hukum Pertanggungan Ganti Kerugian.

Lampung. IKIP Lampung Press.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 1999. Penelitian Hukum Normatif.

Jakarta. Rajawali Press.

Salim, A. Abbas. 2001. Dasar-dasar Asuransi, (principle of insurance).

Jakarta. Rajawali Pers.

Van, Apeldoorn. 1986. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta. Pradnya

Paramita.

68

Mashudi. H& Moch. Chidir Ali, 2001. Hukum asuransi. Bandung.

Mandar Maju.

Prakoso, Djoko. 2004. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta.

Purbacaraka, 2010. Perihal Kaidah Hukum . Bandung. Citra Aditya.

B. Jurnal Ilmiah, Makalah dan Skripsi

Joko Waskito Dewantoro, Klaim Asuransi Jiwa atas Evenement yang Sengaja

Dilakukan oleh Tertanggung, (Skripsi), (Makasar: Ilmu Hukum Fakultas

Hukum, Universitas Hasanuddin, 2009)

C. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Kitab Undang-Undng Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

D. Halaman Internet

Ayu Cholisna, Kajian Tentang Kedudukan Hukum Tertanggung Dalam Asuransi

Rangkap (Studi Kasus Tentang Tertanggung Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Dalam Kecelakaan Lalu Lintas), Jurnal Hukum,

http://www.tappdf.com/read/103075-kajian-tentang-kedudukkan-hukum-

tertanggung, diakses pada tangal 15 February 2018.

https://bumida.co.id/id/about-us/ diakses pada tanggal 26 February 2018, pukul

19.00 WIB.

http://smkfarmasikbbdl.sch.id/indexprofil diakses pada tanggal 28 February 2018

,pukul 19.20 WIB.