24

TANGKI PENYIMPANAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

peralatan penyimpanan

Citation preview

TANGKI PENYIMPANAN

PERALATAN PENYIMPANAN1. Pengertian

Penyimpanan merupakan bagian dari industri proses produksi dalam industri kimia. Tangki penyimpanan atau storage tankmenjadi bagian yang penting dalam suatuprosesindustrikimia karena tankipenyimpanan tidak hanya menjaditempatpenyimpanan bagi produk dan bahan bakutetapijuga menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan bakusertadapat menjaga produk atau bahan bakudarikontaminan ( kontaminantersebut dapat menurunkan kualitasdariproduk atau bahan baku ) . Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi tidak tergantung pada pengumpanan dan pengeluaran bahan.

Jumlah bahan yang perlu disimpan disesuaikan dengan konsumsi (keperluan perhari, stok wajib) atau dengan kondisi pengiriman (tanggal,harga). Cara penyimpanan juga tergantung pada sifat bahan yang disimpan (misalnya kondisiagregat,daya terhadap udara dan air, korosivitas, kemudahan terbakar dan beracun ), pada jenis penggunaan dan lamanya penyimpanan serta jumlahnya.

2. Penyimpanan Bahan Padatan

Karakteristik zat padat

Partikel zat padat secara individu dikarakteristikan dengan ukuran, bentuk dan densitasnya. Umumnya bentuk partikel dikarakteristikan sebagai kebolaan yang tidak bergatung pada ukuran partikel. Sedangkan ukuran partikel pada umumnya dameter dapat ditentukan untuk setiap partikel yang eksidimensional. Partikel yang tidak ekidimensional , yaitu lebih panjang pada satu arah ketimbang pada arah yang lain.

Sifat-sifat partikel padat

a.Densitas : massa persatuan volume.

b.Gavitasi spesifik adalah rasio antara densitas material terhadap densitas bahan referen dan tidak mempunyai satuan.

c. Densitas nyata adalah total massa per satuan total volume.

d.Kekerasan adalah ketahanan bahan untuk identitasnya. Kekerasan bahan mineral atau logam biasanya dinyatakan dalam skala Mohs, dimana makin besar skalanya, maka semakin tinggi kekerasannya.

3. Penyimpanan Zat Padat

Penyimpanan zat padat dalam storage sering mengalami kesukaran pada saat pengeluaran kembali partikel padat tersebut. Beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap zat padat dalam penyimpanan agar aliran pengeluarannya dapat lancar adalah antara lain :

Ukuran zat padat yang disimpan

Ukuran partikel merupakan faktor yang paling umum dan dapat dikendalikan serta merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan alir dari material. Umumnya , makin besar ukuran partikel ,maka makin besar material dari halangan dan makin mudah material mengalir.

Kelembapan zat padat tersebut

Kebanyakan material menyerap uap air sampai batas tertentu, tetapi penyerapan uap air lebih lanjut akn menyebabkan masalah yang tak dapat diabaikan pada aliran zat padat tersebut. Kadar uap air yang terkandung dapat dihilangkan dengan cara pemanasan.

Temperatur

Temperatur tinggi akan merupakan masalah bagi pengairan material yang mempunyai titik leleh rendah.

4. Peralatan

Penyimpanan bahan padat untuk jumlah besar dapat dilakukan di: Alam bebasBahan-bahan yang stabil terhadap cuaca dapat disimpan/ditumpuk dialam bebas. Yang perlu diperhatikan hanyalah sudut kecondongannya, bila terlalu besar bisa terjadi kecelakaan karena barang-barang yang disimpan dapat menekan dinding batas. Tinggi penimbunan bahan-bahan tertentu, misal bahan organik, karbon, dan briket harus diperhatikan karena pada tumpukan yang tinggi menjadi panas karena beratnya dan dapat menyala. Tempat yang beratap/hanggar Penyimpanan bahan-bahan yg berpengaruh thd perubahan cuaca secara langsung harus ditempatkan pada hanggar terbuka. Contoh bahan-bahan ini: batu-batu, kayu, kardus, & produk dalam drum. Gudang Penyimpanan di gudang tertutup disimpan terutama produk-produk dalam drum, karung, kotak logam, karton, dsb. Gudang ini dapat bertingkat atau hanya berlantai satu. Bunker/siloSilo adalah bejana tegak lurus untuk penyimpanan bahan-bahan padat yg mengalir, mis: serbuk/butir. Pengisian dilakukan memakai peralatan transportasi tertentu dan lubang pengeluaran terletak disebelah bawah, biasanya dihubungkan dengan unit penyedot. Dalam silo hanya bisa disimpan bahan-bahan yg tidak melekat. Contoh: pupuk atau bahan sintetik disimpan dg cara ini. Drum-drum, kotak logam, dan karung-karung yang telah diisi harus diberi label isi dan jumlah.Tulisan harus dengan cat dan tidak boleh terhapus.Silo biasanya terbuat dari stainless steel (berlapis enamel) dimana bagian bawah berbentuk kerucut untuk mempermudah pengeluaran bahan. Frame penyangga dibuat dari rangka baja dengan kekuatan yang sesuai.Prinsip kerja silo : Silo selalu diisi dari atas dan pengeluarannya melalui sebuah lubang pada sisi sebelah bawah.

Gambar 1.1 Silo

Gambar 1.2 Skematik Silo

Selain itu macam-macam storage dapat berupa :

Storage Piles

Storage Piles Merupakan cara penyimpanan yang murah dan sederhana.Prinsip Kerja : bahan yang akan disimpan dibuat dalam tumpukan-tumpukan (piles) ditempat terbuka. Tumpukan-tumpukan tersebut dibuat langsung dari bahanbahan yang keluar dari belt conveyor (alat ini terdiri dari endless belt / sabuk yang membawa solid dari satu tempat ketempat yang lain. Belt conveyor membutuhkan tenaga yang kecil dan dapat mengangkut material yang cukup jauh). Bahan-bahan yang dapat disimpan dengan cara seperti ini adalah bahan-bahan padat yang tak berpengaruh terhadap keadaan cuaca. Contoh dari bahan tersebut adalah batubara, kerikil, pasir.

Gambar 1.3 Storage piles

BinAlat ini berupa bejana berbentuk silinder atau segi empat terbuat dari beton atau baja yang biasanya tidak terlalu tinggi dan agak besar.Prinsip Kerja : Pengeluaran zat padat pada bin dapat melalui setiap bukaan yang terdapat di dekat dasar bin, dimana tekanan pada sisi keluar lebih kecil dari tekanan vertikal pada ketinggian yang sama sehingga bukaan tidak dapat tersumbat. Hopper

Hopper adalah bin kecil dengan dasar agak miring dan digunakan untuk menumpuk sementara sebelum zat diumpan ke dalam proses Alat Penyimpan Zat Cair.Prinsip Kerja : Mempermudah aliran padatan keluar dengan memberi getaran dengan arah : Gyrating Hooper ,yaitu getaran yang dikenakan tegak lurus terhadap saluran arus dan Whirpool Hooper, yaitu mempunyai arah getaran kombinasi dari gerak memulir dan mengangkat.Penyimpanan Zat Cair/ Gas2.1 UmumTangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting dalam suatu proses industri kimia karena tanki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan ( kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku ).

Pada uumunya produk atau bahan baku yang terdapat pada industri kimia berupa liquid atau gas, namun tidak tertutup kemungkinan juga dalam bentuk padatan (solid). Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana harus merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.Desain dan keamanan tangki penyimpan telah menjadi kekhawatiran besar. Seperti yang dilaporkan, kasus kebakaran dan ledakan tangki telah meningkat selama bertahun-tahun dan kecelakaan ini mengakibatkan cedera bahkan kematian. Tumpahan dan kebakaran tangki tidak hanya mengakibatkan polusi lingkungan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial dan dampak signifikan terhadap bisnis di masa depan karena reputasi industri.Beberapa contoh kerusakan tangki adalah keretakan pada bendungan betonberkapasitas lima juta galon di Westminister, California, pada tanggal 21 September 1998 yang mengakibatkan kerugian yang hampir mencapai 27 juta dolar. Contoh yang lain adalah banyaknya tangki baja las tempat penyimpanan minyak di Alaska yang mengalami kebocoran dikarenakan oleh gempa tahun 1964. Hal yang sama juga terjadi di Padang yang disebabkan oleh Gempa Padang tanggal 30 September 2009.Oleh karena itu, tangki harus direncanakan secara baik dengan mengacukepada peraturan tangki yang sesuai guna menghindari kerugian akibat kerusakantangki itu sendiri.2.2. Jenis Jenis Tangki

Storage tank atau tangki dapat memiliki berbagai macam bentuk dan tipe.

Tiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaannya sendiri.

2.2.1. Berdasarkan Letaknya

1. Aboveground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di atas permukaan tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal dan dalam keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara perletakan di atas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah dan tangki menara. Ciri-ciri yang membedakan jenis tangki menara dengan tangki di permukaan tanah adalah bentuk bagian bawah tangki. Seperti yang telah tercatat dalam peraturan, bentuk bagian bawah tangki menara adalah bentuk revolusi sebuah bentuk cangkang yang tidak sempurna, ataupun kombinasi dari bentuk cangkang tersebut. Desain tangki dengan bagian bawah rata untuk tangki menara tidak akan memberikan hasil yang baik, dengan melihat bahwa bentuk dasar yang demikian akan menyebabkan dibutuhkannya balok penopang yang besar untuk menahan tekuk.

2. Underground Tankyaitu tangki penimbun yang terletak di bawah permukaan tanah.

2.2.2. Berdasarkan Bentuk Atapnya

1. Fixed Roof Tank, dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis produk, seperti crude oil, gasoline , benzene, fuel dan lain lain termasuk produk atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar, ekonomis bila digunakan hingga volume 2000 m3, diameter dapat mencapai 300 ft (91,4 m) dan tinggi 64 ft (19,5 m). Dibagi menjadi dua jenis bentuk atap.2. Cone Roof, jenis tangki penimbun ini mempunyai kelemahan, yaitu terdapat vapor space antara ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor space berada pada keadaan mudah terbakar, maka akan terjadi ledakan. Oleh karena itu fixed cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk mengatur tekanan dalam tangki sehingga mendekati tekanan atmosfer. Jenis tangki ini biasanya digunakan untuk menyimpan kerosene, air, dan solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof berdasarkan penyanggga atapnya yaitu:

a.Supported Cone Roof adalah suatu atap yang berbentuk menyerupai konus dan ditumpu pada bagian utamanya dengan rusuk di atas balok penopang ataupun kolom, atau oleh rusuk di atas rangka dengan atau tanpa kolom. Pelat atap didukung oleh rafter pada girder dan kolom atau oleh rangka batang dengan atau tanpa kolom.

b.Self-supporting Cone Roof adalah atap yang berbentuk menyerupai konus dan hanya ditopang pada keliling konus. Atap langsung ditahan

oleh dinding tangki (shell plate).

3. Dome Roof adalah atap yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan

dan hanya ditopang pada keliling kubah.yang biasanya digunakan untuk

menyimpan cairan kimia. Bentuk dari tangki tipe dome roof dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 - Tangki Fixed Dome Roof

(Sumber : http://images.google.com/imgres?imgurl)

2.2.2.1 Floating Roof Tank, yang biasanya digunakan untuk menyimpan minyak mentah dan premium. Keuntungannya yaitu tidak terdapat vapour space dan mengurangi kehilangan akibat penguapan. Floating roof tank terbagi menjadi dua yaitu external floating roof dan internal floating roof. Bentuk dan tangki tipe floating roof dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 - Tangki Floating Roof Tank

(Sumber : http://www.fall-arrest.com/images/Floating-Roof-Tank-01.jpg)

2.2.3. Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure)2.2.3.1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank)

Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini, yaitu :

2.2.3.1.1. Fixed Cone Roof Tank digunakan untuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah (mendekati atmosferik) atau dengan kata lain fluida yang tidak mudah menguap.

Gambar 2.3 Sketsa Fixed Cone Roof Tank

(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

Gambar 2.4 - Fixed Cone Roof with Internal Floating Roof

(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

2.2.3.1.2. Tangki Umbrella memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone roof. Bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meridian di puncak tangki.

2.2.3.1.3. Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof) memiliki bentuk tutup yang cembung dan ekonomis bila digunakan dengan volume > 2000 m3. Bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 (dengan D < 65 m). Kegunaannya sama dengan fixed cone roof tank.

Gambar 2.5 - Self Supporting Dome Roof

(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

2.2.3.1.4. Tangki Horizontal dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan rendah (low volatility), seperti air minum dengan tekanan uap tidak melebihi 5psi, diameter dari tangki dapat mencapai 12 feet (3,6 m) dengan panjang mencapai 60 feet (18,3 m).

Gambar 2.6 Tangki Horizontal

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)2.2.3.1.5. Tangki Tipe Plain Hemispheroid digunakan untuk menimbun fluida

(minyak) dengan tekanan uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi.

Gambar 2.7 Tangki Tipe Plain Hemispheroid

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)2.2.3.1.6. Tangki Tipe Noded Hemispheroid digunakan untuk menyimpan fluida (light naptha pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.

2.2.3.1.7. Tangki Plain Spheroid merupakan tangki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barrel.

2.2.3.1.8. Tangki Floating Roof ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar atau mudah menguap. Kelebihan penggunaan internal floating roof ini antara lain:

- Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi

- Dapat mengurangi resiko kebakaran

2.2.3.2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank)Pressure tank atau tangki bertekanan dapat menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang disimpan adalah produk-produk minyak bumi. Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

2.2.3.2.1. Tangki Peluru (Bullet Tank) lebih dikenal sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel. Biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, Propane butane, H2, ammonia dengan tekanan di atas 15 psig.

Gambar 2.8 Tangki Peluru

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

2.2.3.2.2. Tangki Bola (Spherical Tank) merupakan pressure vessel yang digunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2 dan lain-lain. Tangki ini dapat menyimpan gas cair tersebut hingga tekanan 75 psi. volume tangki dapat mencapai 50.000 barrel. Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 (cryogenic) tangki dibuat berdinding ganda dimana di antara kedua dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam. Tekanan penyimpanan di atas 15 psig.

Gambar 2.9 Tangki Bola

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

2.2.3.2.3. Dome Roof Tank digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah

terbakar, meledak, dan mudah menguap seperti gasoline. Bahan disimpan dengan tekanan rendah 0,5 psi sampai 15 psig.

Gambar 2.10 Dome Roof Tank

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#bullet)\2.2.4. Berdasarkan Bentuk Tangki

2.2.4.1. Tangki Lingkaran (Circular Tank)

Tangki yang umum digunakan sebagai tempat penyimpanan adalah tangki yang berbentuk silinder. Tangki ini memiliki nilai ekonomis dalam perencanaan. Selain itu, dalam perhitungan teknisnya, momen yang terjadi tidak besar.

2.2.4.2. Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank)

Bentuk silinder secara structural paling cocok untuk kostruksi tangki, tapi tangki persegi panjang sering disukai untuk tujuan tertentu, antara lain kemudahan dalam proses konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip dengan konsep desain tangki lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain tangki persegi panjang dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi, gaya geser dan tekanan pada dinding tangki. Sebagai contoh : Sludge Oil Reclaimed Tank pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Gambar Rectangular Tank

2.3. Kriteria Perencanaan Tangki Persegi Panjang

Berikut ini adalah peraturan standar yang digunakan dalam perancangan tangki penimbun meliputi struktur dan beban-beban yang bekerja :

1. Perhitungan bottom plate, shell plate dan top edge stiffener berdasarkan ASME Paper A-71 Stress and Deflection of Rectangular Plates.

2. Perencanaan pendukung atap seperti rafter, girder, dan kolom disyaratkan sesuai dengan SNI 03-1729-2002 : Tata cara perencanaan struktur baja untuk

bangunan gedung.

3. Perhitungan efek gempa dan tekanan hidrodinamis tangki yang berisi cairan berdasarkan Bureau of Indian Standards IS 1893 (2002) Part 1 & 2: Liquid Retaining Tanks, ACI 350.3 (2001) and NZS 3106 (1986)

4. Perhitungan faktor respon spektrum tangki berdasarkan IBC 2000, International Building Code International Code Council.

5.Perhitungan untuk mengetahui waktu getar tangki terdapat pada Eurocode 8(1998).

2.4. Pembebanan

Beban-beban yang mungkin terjadi pada tangki adalah sebagai berikut :

1) Beban Mati (DL): berat sendiri tangki ataupun komponen-komponen tangki termasuk juga korosi yang diijinkan.

2) Tekanan luar rencana (Pe): tidak boleh lebih kecil dari 0,25 kPa dan melebihi dari 6,9 kPa.

3)Tekanan dalam rencana (Pi): besarnya tidak boleh melebihi 18 kPa.4)Tes hidrostatik (Ht): beban yang terjadi ketika tangki diisi air sampai ke batas ketinggian yang direncanakan.

5)Beban hidup atap minimum (Lr): sebesar 1 kPa pada daerah proyeksi horizontal atap. Beban hidup atap minimum dapat ditentukan dengan ASCE 7, tetapi tidak kurang dari 0,72 kPa.

6)Beban gempa (E): beban yang mengakibatkan terjadinya gaya impulsive dan gaya konvektif dari cairan di dalam tangki.7)Salju (Beban akibat salju tidak akan diikutsertakan dalam tugas akhir ini sebab tidak pernah terjadi salju di Indonesia).

8)Cairan yang disimpan (F): beban yang terjadi ketika tangki diisi cairan dengan berat jenis yang telah direncanakan dan cairan tersebut diisi sampai batas ketinggian yang telah direncanakan.

9)Tekanan Percobaan (Pt):

a. Untuk tekanan desain dan tes maksimum

Ketika tangki telah dibangun seluruhnya, tangki tersebut harus diisi dengan air sampai sudut tertinggi tangki atau sampai ketinggian air rencana, dan tekanan udara internal rencana harus diaplikasikan pada ruang tertutup diatas tinggi air dan dibiarkan selama 15 menit. Tekanan udara tersebut kemudian dikurangi menjadi sebesar satu setengah dari tekanan rencana, dan semua sambungan las diatas tinggi air harus diperiksa untuk mengecek adanya kebocoran. Lubang angin tangki harus diuji selama tes berlangsung atau setelah tes selesai dilaksanakan.

b. Untuk tangki berpondasi dengan tekanan desain sampai 18 kPa

Setelah tangki diisi dengan air, badan tangki dan pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan udara sebesar 1,25 kali tekanan rencana harus diaplikasikan pada tangki yang dipenuhi air sampai pada ketinggian air rencana. Tekanan udara kemudian dikurangi menjadi sebesar tekanan rencana, dan tangki lalu diperiksa kembali keketatan sambungannya. Sebagai tambahan, semua sambungan di atas batas air harus diperiksa dengan menggunakan soap film dan material lain yang sesuai untuk mendeteksi kebocoran. Setelah pemeriksaan, air harus dikosongkan dari tangki (dan tangki sedang dalam tekanan atmosfir), pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan udara desain kemudian harus diaplikasikan pada tangki untuk pemeriksaan akhir pondasi.

10)Angin (W): Kecepatan angin rencana (V) adalah sebesar 190 km/jam (120 mph) dengan tekanan angin rencana pada arah horizontal sumbu tangki sebesar 1,44 kPa dan pada arah vertikal sumbu tangki sebesar 0,86 kPa.2.5. Persyaratan untuk Elemen-Elemen Tangki

2.5.1. Material

Pelat dan profil baja yang digunakan dalam perencanaan didasarkan atas ketersediaan material di pasaran dan dalam ukuran panjang yang ditentukan oleh kemudahan pengangkutan (delivery). Ukuran pelat baja yang sering digunakan padatangki penimbun adalah 20 feet x 6 feet. Sedangkan profil baja yang digunakan pada tangki penimbun adalah profil baja siku untuk top angle, profil baja WF (Wide Flange) untuk rafter dan girder, serta profil pipa untuk kolom. Material yang dipakai dalam desain tangki ini adalah material yang direkomendasikan oleh API Std 650 yang secara kekuatan, dan komposisi kimia memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh standar. American Society for Testing and Materials (ASTM) membagi baja dalam empat grades (A, B, C dan D) berdasarkan tegangan leleh dengan kisaran rendah dan menengah untuk carbon steel plates. Yang digunakan adalah baja dengan tekanan leleh (fy) adalah 390 MPa.

2.5.2. Pelat Atap

Merupakan pelat yang menyusun cone roof dengan ketebalan minimum pelat

atap adalah 5 mm. Menurut API Std 650, slope atap untuk supported cone roof tidak lebih dari :12 inch atau lebih jika permintaan owner. Susunan dari pelat atap dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.13 - Arrangement of Roof Plate

2.5.3. Rafter dan Girder

Rafter dan girder terbuat dari profil baja yang merupakan rangka atap tangki. Rafter harus diatur sedemikian hingga pada outer ring jarak rafter tidak lebih dari 2 meter, sedangkan jarak rafter pada inner ring tidak lebih dari 1,65 meter.

2.5.4. Top Angle

Top Angle terbuat dari profil siku yang menempel pada sisi sebelah atas course shell plate teratas. Kegunaan top angle adalah untuk memperkaku shell plates. Untuk tangki dengan atap tertutup, ukuran top angle tidak berdasarkan beban angin tetapi berdasarkan jenis atap yang direncanakan. Dimana atap diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu supported dan self supported. Menurut API Std 650 Para 3.1.5.9-c, ukuran top angle tidak kurang dari mengikuti ukuran berikut: untuk tangki diameter kurang dari 10,5 m ukuran top angle 50 x 50 x 5 mm; tangki diameter 10,5-18 m ukuran top angle 50 x 50 x 6 mm; diameter tangki lebih dari 18 m ukuran top angle 75 x 75 x 10 mm. Letak top angle dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.14 - Top Angle

Sumber : API Std 650

2.5.5. Intermediate Wind Girder

Wind Girder diperlukan untuk menjaga bentuk dari tangki penimbun terutama

pada saat menahan beban angin. Wind girder sangat diperlukan untuk jenis tangki penimbun dengan atap terbuka atau open top. Untuk menentukan apakah wind girder diperlukan atau tidak untuk jenis atap selain open top tank maka harus dilakukan pemeriksaan dengan cara mengubah lebar aktual dari setiap shell course menjadi lebar transposed. Hasil penjumlahan dari lebar transposed dari setiap lapisan akan memberikan hasil dari tinggi transformed shell, dimana apabila tinggi transformed shell lebih besar dari tinggi maksimum maka wajib memasang wind girder dan sebaliknya apabila tinggi transformed shell lebih kecil maka tidak dibutuhkan wind girder.

Gambar 2.15 - Intermediate Wind Girder

Sumber : API Std 650

2.5.6. Shell Plate (Pelat Dinding)

Ketebalan pelat dinding yang digunakan sebaiknya lebih besar dari ketebalan pelat dinding rencana, termasuk penambahan korosi atau ketebalan berdasarkan test hidrostatis. Tetapi ketebalan dinding tidak boleh kurang dari yang disyaratkan pada Tabel di bawah ini.

Panjang nominal tangki

(m)

Tabel nominal pelat

(mm)

6010

Tabel 2.1. Ketebalan Shell plates

Sumber : API Std 650

2.5.7. Pelat Dasar Tangki

Ada dua jenis pelat dasar tangki yaitu annular plate dan bottom plate.

a. Annular Plate

Annular plate memiliki lebar radial minimal 24 inch (61 centimeter) dan proyeksi di bagian luar dinding minimal 2 inch (5 centimeter).

b. Bottom Plate

Sesuai dengan API Std 650, semua bottom plate memiliki ketebalan minimum yaitu inch (6,35mm) dengan lebar minimum 72 inch (183centimeter). Contoh gambar denah pelat dasar tangki dapat dilihat pada Gambar 2.16 di bawah ini

Gambar 2.16 - Denah Pelat Dasar Tangki

2.6. Tekanan Air pada Tangki

2.6.1. Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut.

Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:

sebagai berikut:

P = .g.h= . hP adalah tekanan hidrostatik (dalam Pascal);

adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);

g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat);

h adalah tinggi kolom fluida (dalam meter);

= .gGambar 2.17 Diagram Tekanan Hidrostatis

2.6.2. Tekanan Hidrodinamis

Tekanan hidrodinamis merupakan tekanan air yang timbul saat terjadinya getaran atau guncangan (dalam hal ini gempa) sehingga menimbulkan dua gaya yang disebut gaya impulsif dan gaya konvektif.

1. Gaya impulsifGaya impulsif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki yang bergerak bersamaan dengan gerakan tangki akibat gaya gempa. Gaya Impulsif dihasilkan oleh massa cairan yang dekat ke dasar tangki.

2. Gaya KonvektifGaya Konvektif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki

yang meyebabkan guncangan air di dalam tangki akibat gaya gempa. Gaya konvektif dihasilkan oleh massa cairan yang dekat dengan permukaan tangki.