16
UNIVERSITAS YARSI FAKULTAS KEDOKTERAN KUIS/LATIHAN UJIAN PERIODE 2012/2013 Mata Kuliah : PANCASILA Hari / Tgl / Waktu : kamis, 17 – 10 – 2013 13.00 PM SKS / Semester : 2 (dua) / V (lima) Kelas : A dan B Nama Dosen : Drs. H. Aidil Fitri. M. Hatta, MM, M.Si PERTANYAAN DAN SOAL DIKEMBALIKAN KE PANITIA 1. BAGAIMANA CARA ANDA UNTUK MEMBUAT INSPIRASI STRATEGI SITUASI KONDISI UNTUK MENUJU KOTA SEHAT TERSEBUT DENGAN MENGACU KEPADA SUMPAH DOKTER ? Sumpah Dokter : “Saya bersaksi bahwa sesungguhnya, tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya, Nabi Muhammad itu utusan Allah”. 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, 2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran, 3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter, 4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat, 5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui kepada orang lain karena pekerjaan saya akan dan karena keilmuan saya sebagai dokter, 6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam, 7. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan, 8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita, 9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, 10. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya, 11. Saya akan perlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlukan, 12. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang berdasarkan PANCASILA, 13. Saya ikrarkan bai’at ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya sebagai DOKTER MUSLIM yang berpedoman pada Firman Allah. Bahwa sesungguhnya : “Shalatku, Pengabdianku, Kehidupanku dan Kematianku karena Allah Pemelihara Alam Semesta”. Petunjuk : Ketik rapi

Tania Barito Kuala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uy

Citation preview

Page 1: Tania Barito Kuala

UNIVERSITAS YARSI FAKULTAS KEDOKTERAN

KUIS/LATIHAN UJIANPERIODE 2012/2013

Mata Kuliah : PANCASILA Hari / Tgl / Waktu : kamis, 17 – 10 – 2013 13.00 PMSKS / Semester : 2 (dua) / V (lima) Kelas : A dan BNama Dosen : Drs. H. Aidil Fitri. M. Hatta, MM, M.Si

PERTANYAAN DAN SOAL DIKEMBALIKAN KE PANITIA

1. BAGAIMANA CARA ANDA UNTUK MEMBUAT INSPIRASI STRATEGI SITUASI KONDISI UNTUK MENUJU KOTA SEHAT TERSEBUT DENGAN MENGACU KEPADA SUMPAH DOKTER ?

Sumpah Dokter : “Saya bersaksi bahwa sesungguhnya, tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya, Nabi Muhammad itu utusan Allah”.

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, 2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran, 3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter, 4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat, 5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui kepada orang lain karena pekerjaan saya akan dan karena keilmuan saya sebagai dokter, 6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam, 7. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan, 8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita, 9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, 10. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya, 11. Saya akan perlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlukan, 12. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang berdasarkan PANCASILA, 13. Saya ikrarkan bai’at ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya sebagai DOKTER MUSLIM yang berpedoman pada Firman Allah.

Bahwa sesungguhnya : “Shalatku, Pengabdianku, Kehidupanku dan Kematianku karena Allah Pemelihara Alam Semesta”.

JAWABAN :

Sebagai seorang dokter muslim yang menaati dan mengamalkan kode etik kedokteran Indonesia berdasarkan pancasila akan siap ditempatkan dimana saja demi kepentingan perikemanusiaan, dan menjalankan tugas dengan mengutamakan kepentingan masyarakat agar tercipta masyarakat sehat dan madani. Menjunjung tinggi sumpah dokter dengan baik dan benar. Selalu menghubungkan krar dokter dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Tidak mengkomersilkan profesi dokter dengan memeras pasien. Tidak membedakan pasien dari agama, status sosial maupun status ekonominya, memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi masarakat. Membantu meningkatkan kualitas kesehatan warga dengan rasa ikhlas tanpa adanya rasa paksaan. Saling menghargai dan menghormati antar sesama teman sejawat yang saling bekerja sama untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Tidak lupa juga untuk menciptakan hubungan yang baik dengan tenaga non medis supaya pelayanan kesehatan yng ditujukan kepada masyarakat semakin baik. Tidak bertindak apatis sebagai dokter.

Mengedepankan kepentingan bersama atas kepentingan pribadi. Tidak mudah terpengaruh oleh godaan-godaan yang bertentangan dengan kode etik kedokteran Indonesia yang berdasarkan pada pancasila. Menjalankan tugas sebagai seorang dokter muslim dengan sungguh-sungguh dan

Petunjuk : Ketik rapi

Page 2: Tania Barito Kuala

mempertaruhkan kehormatan diri sebagai dokter muslim .yang berpedoman pada firman Allah SWT.

Menghormati hak-hak pasien dan melaksanakan kewajiban sebagai dokter dengan sebaik-baiknya. Bertindak cepat, tepat dan tegas dalam pengambilan keputusan untuk pasien. Berperilaku adil, berani dan tegas dalam menghadapi pasien dan keluarganya. Serta memperjuangkan keadilan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. ANALISA STRATEGI SITUASI DAN KONDISI PENDIDIKAN PANCASILA TERHADAP..…………. (JudulKelompok)DENGANSTUDI KASUS TENTANG ……….DALAM (PILIH SALAH SATU DARI PEMBUKAAN UUD 1945)……………………..DI KOTA……….. (lihat lampiran hal. 2)

Pertanyaan :

1. Tentukan Judul Kelompok Saudara dan tentukan kasus apa dan terjadi dikota mana……….

JAWABAN :

1. ANALISA STRATEGI SITUASI DAN KONDISI PENDIDIKAN PANCASILA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DENGAN STUDI KASUS TENTANG PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT DALAM BIDANG PENDIDIKAN DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DI KABUPATEN BARITO KUALA

*LAMPIRAN 1.

2. Lihat lirik lagu Indonesia Raya Standza I, Standza II, dan Standza III agar Saudara dapat memahami bait per bait makna Indonesia itu. Bagaimana aspirasi dan inspirasi untuk dapat mempersiapkan Saudara agar Saudara mempunyai pola pikir atau keinginan Anda sendiri.

Lirik lagu Indonesia RayaStandza I

Indonesia tanah airku,tanah tumpah darahkuDi sanalah aku berdiri,

Jadi pandu

Standza IIIndonesia Tanah yang mulia,

tanah kita yang kayaDi sanalah aku berdiri, untuk

selama-lamanya

Standza IIIIndonesia tanah yang suci tanah

kita yang saktiDi sanalah aku berdiri ‘njaga ibu

sejatiIndonesia kebangsaanku, bangsa dan

tanah airkuMarilah kita berseru, Indonesia

bersatu

Indonesia tanah pusaka p’saka kita semuanya Marilah kita berdoa

Indonesia bahagia

Indonesia tanah berseri tanah yang aku sayangi

Marilah kita berjanji Indonesia abadi

Hiduplah tanahku, hiduplah negerikuBangsaku rakyat semuanya

Suburlah tanahnya suburlah jiwanya

Bangsanya rakyatnya semuanya

Slamatlah rakyatnya slamatlah putranya

Pulaunya lautnya semuanyaBangunlah jiwanya, bangunlah

badannyaUntuk Indonesia Raya

Sadarlah hatinya sadarlah budinyaUntuk Indonesia Raya

Majulah negerinyaMajulah pandunya

Untuk Indonesia RayaIndonesia Raya, medeka merdeka

tanahku negeriku yang kucintaIndonesia raya, merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya 2x

Indonesia Raya, medeka merdeka tanahku negeriku yang kucinta

Indonesia raya, merdeka merdekaHiduplah Indonesia Raya 2x

Indonesia Raya, medeka merdeka tanahku negeriku yang kucinta

Indonesia raya, merdeka merdekaHiduplah Indonesia Raya 2x

Sumber : Arsip Nasional – Litbag KJ/rdt Koran Jakarta/Gandjar Dewa Arta

JAWABAN :

Berdasarkan lirik lagu Indonesia Raya Standza I, Standza II, dan Standza III inspirasi saya dalam mewujudkan suatu pola pikir demi terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan bagi tiap tiap warga adalah menyadari bahwa negara Indonesia memiliki seluruh sumber daya alam yang sangat mendukung oleh karena itu harus meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia agar makin terciptanya kehidupan yang adil dan makmur. Aspirasinya adalah menciptakan sumber daya manusia dari segi kualitas dan kuantitas. Lebih membuka pikiran dan menerima berbagai

Page 3: Tania Barito Kuala

pandangan masyarakat dan berusaha mewujudkannya dengan mempertimbangkan segala sisi kelebihan dan kekurangannya.

3. Tentukan visi dan misi dari kota andalan Saudara dan arti lambang yang mempunyai kekuatan tersendiri atau maknanya sesuai dengan judul kelompok Saudara.

JAWABAN :

VISI

" Terwujudnya Kabupaten Barito Kuala Sebagai Sentra Produksi Pertanian Yang Maju Dan Berdaya Saing Tinggi Menuju Terciptanya Kemandirian Daerah "

MISI

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya dalam rangka mewujudkan keadaan yang diinginkan sebagaimana diamanatkan “ Visi ” dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2012 ialah :

1. Percepatan Pembangunan Infrastruktru Perdesaan yang Komprehensif dan Terpadu2. Reformasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik ( Good Governance )3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dari berbagai Sektor dan Layanan4. Melaksanakan Pembangunan Daerah yang Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat melalui Adaftasi

Partisipasi berbagai PihakMembangun Akses dan Jaringan Kerja Sama di berbagai Sektor Pembangunan

ARTI LAMBANG

I. BAGIAN LAMBANG

5. Lingkaran (bingkai) memakai dua strip/garis kecil segi lima.6. Padi dan purun7. Senjata pusaka Raja Tumpang dan telabang8. Pita bertulis Selidah

Page 4: Tania Barito Kuala

II. WARNA DAN MAKNA LAMBANG

1. Lingkaran (bingkai) berwarna biru dan diantara dua strip berwarna kuning, segi lima dari bingkai atau lingkaran ini mencerminkan dasar negara Pancasila dan asar Islam, lingkaran bersambung menjadi satu, melambangkan persatuan yang teguh dan kokoh dikalangan rakyat/ masyarakat/

2. Padi warna kuning dan purun warna hijau mencerminkan sandaran hidup sebagian rakyat / masyarakat daerah ini adalah dari kedua jenis tanaman ini.

3. Senjata Pusaka Raja Tumpang berwarna putih perak, hulunya berwarna hitam keabu-abuan, telabang berwarna hitam pekat. Adapun warna raja tumpang melambangkan kemurnian dan kesucian sedangkan warna hitam dari telabang lambang dari keteguhan, ketabahan dan kekuatan hati. Raja tumpang dan telabang sebagai senjata pusaka dianggap keramat yang setia setiap saat dan setiap waktu memberi ilham / mengilhami rakyat dengan jiwa dan semangat patriot atau rasa kebangsaannya.Pita bertuliskan Selidah (pita berwarna merah dan jingga serta tulisan Selidah dengan warna biru), melambangkan tali ikatan dalam hubungan kekeluargaan dan kata Selidah bermakna satu dalam perkataan, perbuatan, ruhui rahayu, seia sekata, terapung sama hanyut, terendam sama basah.

Berhasil tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduknya berdampak positif bagi masa depan. Banyaknya Sekolah Negeri di Kabupaten Barito Kuala Tahun2008 ada 335 buah, Taman Kanak–Kanak ada 2 buah, Sekolah Dasar 269 buah, Sekolah Lanjutan Pertama 48 buah, Sekolah Menengah Umum 14 buah dan Sekolah Menengah Kejuruan 2 buah.Banyaknya murid di Kabupaten Barito Kuala jenjang Sekolah Dasar (SD) 29.745 orang yang tersebar di 17 kecamatan. Jumlah murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 6.047 orang dan untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) jumlah muridsebanyak 2.717 orang dan SMK 669 orang murid. Banyak murid tersebut didukung oleh guru yang mengajar sebanyak 2.281 orang pada Sekolah Dasar (SD), pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 672 orang guru, SMU 305 orang guru dan pada SekolahSMK sebanyak 68 orangSarana Pendidikan untuk tingkat TK yang berjumlah 147 buah masih kurang jika dibandingkan dengan desa yang berjumlah 200 buah dimana hampir seluruh kecamatan kekurangan hanya Kecamatan Tamban dan Alalak saja yang sudah sesuai jumlah desanya, untuk tingkat SD yang berjumlah 271 buah tetapi untuk kecamatan Tabukan masih kekurangan 2 sekolah dari jumlah desa sebanyak 11 buah, untuk tingkat SMA ada 2 kecamatan yang belum ada yaitu Kecamatan Mekarsari dan Cerbon.Untuk sekolah negeri pada tingkat TK rasio guru terhadap murid 6,50 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 7 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 19,50 artinya ada sebanyak 20 orang per kelas, untuk tingkat SD rasio guru terhadap murid 13,19 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 13 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 17,73artinya ada sebanyak 18 orang per kelas, untuk tingkat SMP rasio guru terhadap murid 9,02 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 9 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 24,52 artinya ada sebanyak 25 orang per kelas, untuk tingkat SMU rasio guru terhadap murid 10,24 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 10 orang anak didik sementara rasio muridterhadap kelas 31,10 artinya ada sebanyak 31 orang per kelas, untuk tingkat SMK rasio guru terhadap murid 12,09 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 12 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 32,88 artinya ada sebanyak 33 orang per kelas.Untuk sekolah swasta pada tingkat TK rasio guru terhadap murid 10,91 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 16,53 artinya ada sebanyak 17 orang per kelas, untuk tingkat SD rasio guru terhadap murid 10,63 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 14,43artinya ada sebanyak 14 orang per kelas. Secara rata-rata rasio guru terhadap murid 10,90 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 16,43 artinya ada sebanyak 16 orang per kelas. Untuk sekolah (negeri dan swasta) pada tingkat TK rasio guru terhadap murid 10,73 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 16,6 artinya ada sebanyak 16 orang per kelas, untuk tingkat SD rasio guru terhadap murid 13,17 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 13 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 17,17 artinya ada sebanyak 17 orang per kelas, untuk tingkat SMP rasio guru terhadap murid 9,02 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 9 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 24,52 artinya ada sebanyak 25 orang per kelas, untuk tingkat SLTA rasio guru terhadap murid 10,24 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 10 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 24,52 artinya ada sebanyak 25 orang per kelas, untuk tingkat SMK rasio guru terhadap murid 12,09 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 12 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 32,88 artinya ada sebanyak 33 orang per kelas.Untuk sekolah negeri pada tingkat MI rasio guru terhadap murid 8,90 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 9 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 19,93 artinya ada sebanyak 20 orang

Page 5: Tania Barito Kuala

per kelas, untuk tingkat MTs rasio guru terhadap murid 10,81 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 30,39artinya ada sebanyak 30 orang per kelas, untuk tingkat MA rasio guru terhadap murid 9,32 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 9 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 23,40 artinya ada sebanyak 23 orang per kelas.Untuk sekolah swasta pada tingkat MI rasio guru terhadap murid 9,21 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 9 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 13,39 artinya ada sebanyak 13 orang per kelas, untuk tingkat MTs rasio guru terhadap murid 10,81 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 11 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 30,38artinya ada sebanyak 30 orang per kelas, untuk tingkat MA rasio guru terhadap murid 6,06 % artinya 1 orang guru mengajar untuk 6 orang anak didik sementara rasio murid terhadap kelas 27,04 artinya ada sebanyak 27 orang per kelasKecamatan yang tidak mempunyai sekolah tingkat MI yaitu Kecamatan Mandastana, Belawang, Kuripan dan Jejangkit, tingkat MTs yaitu Kecamatan Belawang dan Kuripan, tingkat MA yaitu Kecamatan Belawang, Wanaraya, Cerbon, Bakumpai, Kuripan danJejangkit.Pencapaian pembangunan bidang pendidikan diukur melalui pendekatan IPM dari aspek pendidikan dinilai dari capaian indikator komponen pendukung yaitu Indeks/Angka Melek Huruf (AMH) dan Indeks/rata-rata Lama Sekolah. Kemudian analisis dilanjutkanterhadap perkembangan derajat pendidikan yang diukur dengan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan prosentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Secara rata-rata angka melek huruf di Kabupaten Barito Kuala tahun 2009 sebesar 92,19 persen, yang berarti masih terdapat 7,81 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf, utamanya penduduk usia tua.Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat suatu daerah. Indikator ini digunakan untuk mengetahui rata-rata tingkat pendidikan, yaitu jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Barito Kuala tahun 2009 mencapai 6,81 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 6,68. Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Sampai tahun 2008 telah terjadi peningkatan partisipasi pada jenjang SD/RA sedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan SMU/MA mengalami penurunan. APK jenjang SD/MI/Sederajat relatif sudah tercapai yaitu mencapai 106,54 persen mengindikasikan daya serap dan tingkat partisipasi penduduk untuk mengenyam pendidikan dasar sangat besar. APK jenjang SLTP/MTs/ sederajat telah mencapai 84,53 persen sedangkan untuk APK jenjang SMU/MA sederajat mencapai 49,51 persen. Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan prosentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama (7-12 tahun). Sampai tahun 2008 telah terjadi peningkatan partisipasi pada jenjang SD/RAsedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan SMU/MA mengalami penurunan. APM jenjang SD/MI/Sederajat relatif sudah tercapai yaitu mencapai 89,01 persen mengindikasikan daya serap dan tingkat partisipasi penduduk untuk mengenyam pendidikan dasar cukup besar. APM jenjang SLTP/MTs/ sederajat telah mencapai 65,64 persen sedangkan untuk APM jenjang SMU/MA sederajat mencapai 36,61 persen. Untuk APM jenjang SMU/RA masih rendah dikarenakan banyak yang bersekolah di Banjarmasin khususnya untuk wilayah Alalak.

4. Bagaimana pola pikir dalam bentuk diagram menurut Saudara?

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala

Peningkatan mutu dan kualitaspartisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan

Peningkatan dan pemerataan partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan

Mensejahterakan kehidupan masyarakat berdasarkan

PANCASILA

Page 6: Tania Barito Kuala

5. Penutup

Kesimpulan

a) Pemerintah berperan penting dalam partisipasi dalam mencerdaskan kehidupan warga kabupaten Barito Kuala

b) Pendidikan sudah didapatkan warga kabupaten Barito Kualac) Setiap warga dapat berperan serta dalam terwujudnya partisipasi aktif masyarakat dalam

bidang pendidikan

Saran-saran

a) Setiap orang harus mendapatkan pendidikan yang optimalb) Dalam penyaluran pendidikan yang mencerdaskan bangsa harusnya dapat dinikmati

oleh semua wargac) Pemerintah harus memudahkan pendidikan untuk warga kabupaten Barito Kualad) Memperbanyak tenaga kerja untuk pendidikan di kabupaten Barito Kuala

6. Sumber Pustaka mana saja yang Saudara ambil, jelaskan.

JAWABAN :

http://v6.baritokualakab.go.id/index.php

http://baritokualakab.go.id/v5/index.php/selayang-pandang/visi-a-misi

SELAMAT BERINSPIRASI

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN MORAL PANCASILA DI INDONESIA DENGAN STUDI KASUS DI KOTA …… ?

Analisis Huntington memberikan secercah harapan bagi pendidikan Moral untuk memainkan peran secara signifikan bagi pembentukan jati diri manusia. Yaitu ketika manusia mencapai titik puncak multi peradapan, yang kemudian bertanya tentang jati dirinya yang esensial.

Bahkan Mardiatmadja berpendapat bahwa arahan upaya pendidikan adalah manusia dewasa dengan indikator orang yang melampaui kedewasaan fisiknya, memiliki kemampuan-kemampuan intelektual dasar, dan mempunyai keterampilan-keterampilan yang cukup berguna untuk berperan serta aktif dalam hidup bermasyarakat dan mampu bekerja sama demi kesejahteraan bersama (B.S Mardiatmadja, 1986:79).

E.F. Schumer menegaskan bahwa pengetahuan dan keterampilan bermanfaat untuk jangka pendek, yang lebih penting justru nilai dan moral yang mengarahkan penggunaan pengetahuan dan keterampilan tersebut, sehingga pengetahuan dan keterampilan baru merupakan instrument untuk berbuat sesuatu sebagai manusia (B.S. Mardiatmadja, 1986:62).Dengan berpedoman pada strategi Pancasila (1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) dengan menggunakan subjek (pilih 2 subjek) : 1. PELAYANAN KESEHATAN, 2. KEBANGSAAN, 3. SUMPAH DOKTER, 4. NASIONALISME, 5. DOKTER DENGAN TEMAN SEJAWAT DOKTER, 6. TATA HUBUNGAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, 7. FASILITAS KESEHATAN, 8. DOKTER TERHADAP PASIEN, 9. BERANI MENGATAKAN YANG BENAR ITU BENAR, YANG SALAH ITU SALAH, 10. MENGABDI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT.

PERTANYAAN DAN SOAL DIKEMBALIKAN KE PANITIA

Terciptanya masyarakat yang sejahtera karna adanya partisipasi aktif masyarakat

dalam bidang pendidikan

Page 7: Tania Barito Kuala

1. Buatlah suatu rangkaian analisa dengan judul “ANALISA STRATEGI, SITUASI DAN KONDISI “PARADIGMA BARU PENDIDIKAN MORAL PANCASILA DI INDONESIA” seperti di bawah ini :

Pertanyaan :

a. Bagaimana ANALISA STRATEGI, SITUASI DAN KONDISI “PARADIGMA BARU PENDIDIKAN MORAL PANCASILA DI INDONESIA DENGAN STUDI KASUS KOTA …… ?” seperti di bawah ini : pilih 2 (dua) diantara 10 subjek, antara lain : 1. PELAYANAN KESEHATAN, 2. KEBANGSAAN, 3. SUMPAH DOKTER, 4. NASIONALISME, 5. DOKTER DENGAN TEMAN SEJAWAT DOKTER, 6. TATA HUBUNGAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, 7. FASILITAS KESEHATAN, 8. DOKTER TERHADAP PASIEN, 9. BERANI MENGATAKAN YANG BENAR ITU BENAR, YANG SALAH ITU SALAH, 10. MENGABDI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT

b. Bagaimana pandangan umum saudara terhadap hasil analisa tersebut di atas (a, b, c, d)c. Penutup (1. Kesimpulan, a, b, c, d dan 2. Saran, a, b, c, d)d. BUATLAH GAMBAR DALAM BENTUK DIAGRAM DARI HASIL ANALISA TERSEBUT DI

ATAS DALAM BENTUK POLA PIKIR (ALUR PIKIR)

JAWABAN :

*LAMPIRAN 2.

LAMPIRAN 2.

ANALISA STRATEGI, SITUASI DAN KONDISI “PARADIGMA BARU PENDIDIKAN

MORAL PANCASILA DI INDONESIA” DITINJAU DARI SUDUT PANDANG NASIONALISME DAN TATA HUBUNGAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN

DAERAH DENGAN STUDI KASUS DI KABUPATEN BARITO KUALABerdasarkan asas desentralisasi tentunya pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam

mengurus daerahnya sendiri, sehingga pemerintah daerah kini lebih leluasa dalam mengelolah serta meningkatkan potensi yang di miliki daerahnya termasuk sumber daya manusia. Sehingga pemerintah daerah mempunyai peranan penting dalam memberdayakan masyarakat daerah karena pemerintah daerah yang lebih dekat dan mengetahui kondisi dan kebutuhan masyarakatnya. Ungkapan pemberdayaan masyarakat secara politik memberi peluang partisipasi bagi setiap masyarakat. Hal inilah sesuai dengan prinsip good governance1 di mana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tentunya membutuhkan tingkat partisipasi masyarakat dan peran pemerintah daerah.

Pemerintah adalah organ yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan civil bagi setiap orang melalui hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai dengan tuntutan yang (harapan) yang diperintah. Dalam hubungan itu, bahkan warga Negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di wilayah Indonesia, berhak menerima layanan civil (sipil) tertentu, dan pemerintah wajib melayaninya.

Baik pemerintah maupun yang diperintah berada pada berbagai posisi dan melakukan berbagai peran satu terhadap yang lain, baik timbale balik maupun searah, seimbang maupun tidak. Hal inilah yang membentuk hubungan pemerintahan.

Berbagai konsep tentang pemerintah antara lain:1. Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang memegang kekuasaan

eksekutif saja.2. Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga Negara yang oleh konstitusi Negara

yang bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Hal ini telah diatur dalam UUD 1945, di mana dinyatakan bahwa Kekuasaan pemerintahan meliputi fungsi legislatif dan fungsi eksekutif. Bahkan kepada presiden dilimpahkan

1 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, merumuskan arti Good Governance sebagai berkut; “Kepemerintahan yang mengemban akan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hokum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Sedarmayanti, 2004, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Bagian Kedua Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik), Mandar Maju, Bandung, hlm. 4.

Page 8: Tania Barito Kuala

“concentration of power and responsibility (terpusat pada kekuasaan dan tanggung jawab)”.

3. Pemerintah dalam konsep pemerintah pusat, yaitu pengguna kekuasaan Negara pada tingkat pusat (tertinggi); pada umumnya dihadapkan pada konsep pemerintah daerah.

4. Pemerintah dalam konsep pemerintah daerah. Berbeda dengan pemerintah pusat yang dianggap mewakili Negara, pemerintah daerah dianggap mewakili masyarakat, karena daerah adalah masyarakat hukum yang tertentu batas-batasnya.

Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pemerintahan daerah terdapat 3 (tiga) asas yang menjadi landasan bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan Asas DesentralisasiMakna dari asas desentralisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan dan kekuasaan;2) Desentralisasi sebagai pelimpahan kekuasaan dan kewenangan;3) Desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, pemencaran, dan pemberrian kekuasaan

dan kewenangan;4) Desentralisasi sebagai sarana dalam pembagian dan pembentukan daerah pemerintahan.Selain itu beberapa ahli mencoba memberikan pandangan mengenai makna dari asas

desentralisasi.

Pertama, pandangan pakar yang menganggap bahwa desentralisasi merupakan penyerahan kekuasaan dan kewenangan. Pandangan ini sesuai dengan Hazairin, Kartasapoetra, Koswara, Sekigman, dan Van Den Berg yang menganggap bahwa desentralisasi merupakan penyerahan kekuasaan dan kewenangan (urusan) pemerintah pusat kepada daerah. Sementara De Ruiter berpandangan bahwa penyerahan kekuasaan atau wewenang ini terjadi bukan pada pemerintah pusat, tetapi dari badan yang lebih tinggi kepada badan yang lebih rendah. Dalam arti ketatanegaraan, yang dimaksud dengan desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atas kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya.2

Pemaknaan desentralisasi dibedakan dalam empat hal yakni:

1) Kewenangan untuk mengambil keputusan diserahkan dari seorang pejabat adminsitrasi/pemerintah kepada yang lain;

2) Pejabat yang menyerahkan itu mempunyai lingkungan pekerjaan yang lebih luas daripada pejabat yang diserahi kewenangan tersebut;

3) Pejabat yang menyerahkan kewenangan tidak dapat memberi perintah kepada pejabat yang telah diserahi kewenangan itu, mengenai pengambilan keputusan atau isi keputusan itu, serta;

4) Pejabat yang menyerahkan kewenangan itu tidak dapat menjadikan keputusannya sendiri sebagai pengganti keputusan yang telah diambil, tidak dapat secara bebas menurut pilihan sendiri sebagai pengganti keputusan yang telah diserahi kewenangan itu dengan orang lain, tidak dapat menyingkirkan pejabat yang telah diserahi kewenangan itu dari tempatnya.

Kedua, pandangan pakar yang menganggap bahwa desentrlisasi merupakan pelimpahan kekuasaan dan kewenangan dapat dilihat dari pandangan Logemann dan Litvack bahwa desentralisasi adalah sebagai pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah, tetapi Litvack lebih jauh memaknai pelimpahan karena juga bisa kepada sektor swasta. Sementara Ateng menjadikan saran dekonsentrasi sebagai pelimpahan kewenangan dalam rangka desentralisasi. 3

Berbeda dengan G Shabbir Cheema, John R Nellis, dan Dennis A Rondinelli memandang bahwa pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah itu berkisar pada perencanaan dan pengambilan keputusan. Menurut Gie bahwa desentralisasi di bidang pemerintahan diartikan sebagai pelimpahan

2 Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah, 2007, Ghalia Indonesia, Bogor, hal. 80.3 Ibid. hal. 81.

Page 9: Tania Barito Kuala

wewenang pemerintah pusat kepada satuan-satuan organisasi pemerintahan untuk menyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari kelompok yang mendiami suatu wilayah.4

Ketiga, pandangan pakar yangmenganggap bahwa desentralisasi dalam system pemerintahan merupakan pembagian, penyebaran, pemencaran, pemberian kekuasaan, dan kewenangan dapat dilihat dari pandangan yang dikemukakan oleh Duchacek, Maryanov, dan Mawhood, bahwa masalah desentralisasi berujung pada pembagian kekuasaan atau kewenangan dalam suatu pemerintahan. Di sisi lain, Tresna berpandangan bahwa desentralisasi diartikan sebagai pemberian kekuasaan mengatur diri kepada daerah-daerah dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi di dalam pemerintahan Negara.5

Keempat, pandangan pakar yang menganggap bahwa desentralisasi merupakan sarana dalam pembagian dan pembentukan daerah dapat dilihat dari pandangan Aldefer yaitu desentralisasi adalah pembentukan daerah otonomi dengan kekuasaan-kekuasaan tertentu dan bidang-bidang kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan perimbangan, insiatif, dan adminstrasi sendiri. Jadi, desentralisasi menyangkut pembentukan daerah otonom dengan dilengkapi kewenangan-kewenangan tertentu dan bidang-bidang kegiatan tertentu.6

Dari beberapa pandangan pakar di atas dengan jelas menafsirkan bahwa makna desentralisasi melahirkan sisi penyerahan kewenangan, pembagian kekuasaan, pendelegasian kekuasaan, pendelegasian kewenangan, dan pembagian daerah dalam struktur pemerintahan di Negara kesatuan. Penyerahan, pendelegasian, dan pembagian kewenangan dengan sendirinya menciptakan kewenangan pada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah, yang didahului pembagian derah pemerintahan dalam bingkai daerah otonom.

2. Penerapan Asas DekonsentrasiPendelegasian wewenang pada dekonsentrasi hanya bersifat menjalankan atau melaksanakan

peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pusat lainnya yang tidak berbentuk peraturan, yang tidak dapat berprakarsa menciptakan peraturan dan atau membuat keputusan bentuk lainnya untuk kemudian dilaksanakannya sendiri pula. Pendelegasian dalam dekonsentrasi berlangsung antara petugas perorangan pusat kepada petugas perorangan pusat di pemerintahan daerah.

Pada hakikatnya, alat-alat pemerintah pusat ini melakukan pemerintahan sentral di daerah-daerah. Penyerahan kekuasaan pemerintah pusat kepada alatnya di daerah karena meningkatnya kemajuan masyarakat di daerah-daerah. Sementara, Bayu mengartikan dekonsentrasi sebagai desentralisasi jabatan (ambtelijke decentralisative), bahwa pemencaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian atau jabatan (ambt) dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja.7

Dekonsentrasi merupakan salah satu jenis desentralisasi, dekonsentrasi sudah pasti desentralisasi, tetapi desentralisasi tidak selalu berarti dekonsentrasi. Stroink berpendapat bahwa dekonsentrasi merupakan perintah kepada pejabat pemerintah atau dinas-dinas yang bekerja dalam hierarki dengan suatu badan pemerintah untuk mengindahkan tugas-tugas tertentu dibarengi dengan pemberian hak mengatur dan memutuskan beberapa hal tertentu dengan tanggung jawab terakhir tetap berada pada badan pemerintah sendiri.8

Pemaknaan asas dekonsentrasi berdasarkan dengan undang-undang pemerintahan daerah yang pernah berlaku dan berlaku positif sampai sekarang ini, antara lain UU No. 1/1945, UU No. 22/1948, UU No. 1/1957, Penpres RI No. 6/1959, dan UU No 18/1965 tidak menegaskan secara jelas dan eksplisit dalam batang tubuhnya, sedangkan UU No. 5/1974, UU No. 22/1999, dan UU No 32/2004 menegaskan secara jelas bajwa dekonsentrasi sebagai pelimpahan wewenang pemerintahan. Jadi, dimensi mana yang tercipta adalah adanya pelimpahan kewenangan yang secara fungsional dari pejabat atasan (dari pemerintah pusat kepada pejabat di daerah).

3. Penerapan Asas Tugas Pembantuan (Medebewind)Asas tugas pembantuan ini bersifat “membantu” dan tidak dalam konteks hubungan “atasan-

bawahan”, tetapi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah tidak mempunyai hak untuk menolak. Hubungan ini timbul oleh atau berdasarkan ketentuan hukum atau perundang-undangan. Pada dasarnya, tugas pembantuan adalah tugas melaksanakan peraturan perundang-undang tingkat lebih

4 Ibid5 Ibid hal. 83.6 Ibid hal. 84.7 Ibid, hal. 90.8 Ibid

Page 10: Tania Barito Kuala

tinggi. Daerah terikat melaksanakan peraturan perundang-undangan, termasuk yang diperintahkan atau diminta dalam rangka tugas pembantuan. Pada UU No. 32 tahun 2004 menegaskan dalam Bab I, Pasal 1 butir 9 bahwa tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau Desa dari pemerintah Provinsi kepada Kabupaten/Kota dan atau Desa serta dari pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Tugas pembantuan dapat dijadikan sebagai terminal menuju “penyerahan penuh” suatu urusan kepada daerah atau tugas pembantuan merupakan tahap awal sebagai persiapan menuju kepada penyerahan penuh. Kaitan tugas antara tugas pembantuan dengan desentralisasi dalam melihat hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bertolak dari:

1) Tugas pembantuan adalah bagian dari desentralisasi. Jadi pertanggungjawaban mengenai penyelenggaraan tugas pembantuan adalah tanggung jawab daerah yang bersangkutan;

2) Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas pembantuan karena dalam tugas pembantuan terkandung unsure otonomi, daerah punya cara-cara sendiri melaksanakan tugas pembantuan; serta

3) Tugas pembantuan sama halnya dengan otonomi, yang mengandung unsur penyerahan bukan penugasan. Yang dapat dibedakan secara mendasar bahwa kalau otonomi adalah penyerahan penuh, maka tugas pembantuan adalah penyerahan tidak penuh.

Peranan pemerintah daerah berarti kedudukan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Selanjutnya peran pemerintah daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan semua hak, wewenang dan kewajibannya tentunya harus sesuai dengan peranannya yakni berdasarkan kedudukannya sehingga tidak terjadi tumpang tidak di dalam ranah pemerintahan. Sebagai daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagaimana pandangan umum saudara terhadap hasil analisa tersebut di atas (a, b, c, d)a) Hasil analisa diatas menujukan bahwa nasionalisme sangat penting ditanamkan pada setiap warga

Negara b) Tata hubungan pemerintahan pusat dan daerah harus saling bekerjasama demi terciptana

masyarakat yang adil c) Kerjasama yang baik antara pusat dan daerah akan menciptakan pemerataan penyediaan fasilitas

bagi masyarakat d) Masyarakat juga harus turut serta dalam menaati kebijakan-kebijakan dari pemerintah

Penutup (1. Kesimpulan, a, b, c, d dan 2. Saran, a, b, c, d)

Kesimpulan

d) Pemerintah berperan penting dalam partisipasi dalam mencerdaskan kehidupan warga kabupaten Barito Kuala

e) Pendidikan sudah didapatkan warga kabupaten Barito Kualaf) Setiap warga dapat berperan serta dalam terwujudnya partisipasi aktif masyarakat dalam

bidang pendidikan

Saran-saran

e) Setiap orang harus mendapatkan pendidikan yang optimalf) Dalam penyaluran pendidikan yang mencerdaskan bangsa harusnya dapat dinikmati

oleh semua wargag) Pemerintah harus memudahkan pendidikan untuk warga kabupaten Barito Kualah) Memperbanyak tenaga kerja untuk pendidikan di kabupaten Barito Kuala

Page 11: Tania Barito Kuala

BUATLAH GAMBAR DALAM BENTUK DIAGRAM DARI HASIL ANALISA TERSEBUT DI ATAS DALAM BENTUK POLA PIKIR (ALUR PIKIR)

Peningkatan mutu dan kualitaspartisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan

Peningkatan dan pemerataan partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan

Mensejahterakan kehidupan masyarakat berdasarkan

PANCASILA

Terciptanya masyarakat yang sejahtera karna adanya partisipasi aktif masyarakat

dalam bidang pendidikan

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala