21
ASSIGNMENT : C++ PROGRAMMING 1. Who is Written C++ ? Bjarne Stroustrup born 30 December 1950) is computer scientist, most notable for the creation and development of the widely used C++ programming language. He is a Distinguished Research Professor and holds the College of Engineering Chair in Computer Science at Texas A&M University, is a visiting professor at Columbia University, and works at Morgan Stanley as a Managing Director in New York. 2. State statements below and give an example application in C++ Program. A ) Go to C++ goto statement Advertisements Previous Page Next Page A goto statement provides an unconditional jump from the goto to a labeled statement in the same function. NOTE: Use of goto statement is highly discouraged because it makes difficult to trace the control flow of a program, making the program hard to understand and hard to modify. Any program that uses a goto can be rewritten so that it doesn't need the goto. Syntax: The syntax of a goto statement in C++ is: goto label; .. . label: statement;

Tari

Embed Size (px)

Citation preview

TARIAN

Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu

tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.

Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan

memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan

sehari-hari seperti berlari, berjalan atau bersenam.

Jenis-jenis tarian daerah :

1) Tari Zapin

Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zaffan" yang mempunyai arti

pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Tarian ini diilhamkan oleh peranakan

Arab dan diketahui berasal dari Yaman. Mengikuti sejarah Tarian Zapin, pada

mulanya tarian ini adalah sebagai tarian hiburan di istana. Setelah dibawa dari Yaman

oleh para pedagang Arab pada awal abad ke-16, Tarian Zapin ini kemudian merebak

ke negeri-negeri sekitar Johor seperti di Riau, Singapura, Sarawak dan Brunei

Darusalam. Tarian Zapin diperkenalkan di Pekanbaru oleh seorang songkok yang

berasal dari Sumatera yang bernama Adam sekitar tahun 1930-an. Namun tarian ini

sangat popular di Pekanbaru pada tahun 1950-an dan 1960-an terutama di kampung

Tanjung Gemuk dan kampung Lamir. Contoh-contoh tarian Zapin antara lain : Zapin

Melayu Johor, Zapin Pulau, Zapin Arab, Zapin Singapura, Zapin Lancang Kuning,

Zapin Tempurung, Zapin Nelayan dan Zapin Nasib Lancang Kuning.

Sebagai sebuah tarian persembahan, tarian Zapin terbagi menjadi tiga

peringkat yakni peringkat ke-1 merupakan pemukaan atau pembuka tari, peringkat

ke-2 merupakan pecahan atau gerak serta lenggang tari dan peringkat ke-3 merupakan

penutup tarian. Tarian Zapin menumpukan pada langkahan dengan posisi kaki selalu

tertutup dan tidak merendah. Kebanyakan posisi badan selalu bergerak seperti ombak

mengalun. Posisi tangan tidak diperlihatkan secara jelas, tangan kanan maupun

tangan kiri berada dibawah bahu. Biasanya lagu yang dinyanyikan dalam Tarian

Zapin berunsur keagamaan, kata-kata nasihat, pujian kepada kebesaran agama dan

kesempurnaan Budi Pekerti.

Gerak-gerak dalam tarian Zapin antara laki-laki dan perempuan adalah sama,

yang membedakan hanyalah gerak tangannya saja. Gerak-gerak dalam tarian Zapin

ada sembilan yakni gerak tahto 1, gerak tahto 2, gerak tahto 3, gerak bebas, gerak

shut, gerak siku keluang, gerak mata angin, gerak titik batang dan gerak pusing

tengah.

a) Tahto 1

Gerak ini bermakna sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini merupakan

gerak yang ditampilkan diawal-awal tarian Zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 2

kali yaitu pada awal dan akhir tarian Zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 8

hitungan per 1 kali.

b) Tahto 2

Gerak ini bermakna sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu

dilakukan setelah gerak Tahto 1. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu diawal

dan diakhir setelah gerak Tahto 1. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1

kali.

c) Tahto 3

Gerak ini bermakna sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu

dilakukan setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali juga yaitu

diawal dan diakhir setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan

per 1 kali.

d) Bebas

Gerak ini merupakan gerak yang selalu ditampilkan dalam tarian Zapin. Gerak

ini dilakukan diantara gerak-gerak yang lain, ada yang sebanyak 1 kali maupun

sebanyak 2 kali. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.

e) Shut

Gerak ini bermakna mendahulukan sikap adil dan sabar dengan

keseimbangan. Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas yang sebelumnya adalah

gerak Tahto 3. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu Shut maju dan Shut

mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.

f) Siku Keluang

Gerak ini bermakna dinamis kehidupan. Gerak ini dilakukan setelah gerak

bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Shut maju mundur. Gerak ini

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak

16 hitungan per 1 kali.

g) Mata Angin

Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 1 kali yang sebelumnya adalah gerak

Siku Keluang maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 1 kali. Gerak ini

dilakukan sebanyak 16 hitungan.

h) Titik Batang

Gerak ini bermakna keteguhan hati dan keterampilan dalam menghadapi

cobaan. Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah

gerak Mata Angin. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur

dimana diantara gerak titik batang maju dan mundur itu terdapat 1 kali gerak bebas

yang memisahkan gerak itu. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.

i) Pusing Tengah

Gerak ini bermakna kepedulian terhadap lingkungannya. Gerak ini dilakukan

setelah gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Titik Batang maju

mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini

dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.

Alat musik utama yang digunakan untuk mengiringi tarian Zapin adalah

gambus, rebana, gendang dan marwas tetapi, untuk Zapin Arab hanya menggunakan

alat musik berupa marwas dan gambus. Petikan gambus untuk membawakan lagu

sedangkan rentak gendang atau rebana menentukan retak dan pecahan tari. Lagu-lagu

pengiring tarian Zapin pertama kali diciptakan oleh Tengku Mansor dan dinyanyikan

oleh istrinya Cik Norlia yang berasal dari Singapura. Beberapa lagu yang

diciptakannya adalah: Ya Salam, Yale-Yale, Tanjung Serindit, Sri Pekan, Lancang

Kuning, Gambus Palembang, dan Lancang Daik. Contoh lagu-lagu pengiring tarian

Zapin lainnya adalah: Nasib Lancang Kuning, Pulut Hitam, Bismillah, Sanaah,

Saying Sarawak, Lancing Balai, Anak Ayam Patah, Zapin Asli, Gendang Rebana dan

lain-lain.

Pakaian yang digunakan para penari saat tari zapin yakni memakai pakaian

Melayu. Untuk penari laki-laki menggunakan baju berkain samping, memakai baju

teluk belanga, cekak musang, memakai kain sarung tenunan siak, dan bersongkok

sedangkan untuk penari wanita memakai baju kurung, kain sarong, kebaya panjang,

hiasan kembang goyang untuk sanggul, gelang atau dukuh.

Gambar 1. Tari Zapin

2) Tari Tanggai

Tari tanggai adalah sebuah tarian yang disajikan untuk menyambut tamu yang

telah memenuhi undangan. Tari tanggai biasanya dipertontonkan dalam acara

pernikahan adat daerah Palembang. Tari tanggai menggambarkan keramahan, dan

rasa hormat masyarakat Palembang atas kehadiran sang tamu dan dalam tari ini

tersirat sebuah makna ucapan selamat datang dari orang yang mempunyai acara

kepada para tamu.

Tari tanggai memiliki persamaan dengan tari Gending Sriwijaya.

Perbedaannya adalah tari tanggai dibawakan oleh lima orang sedangkan tari Gending

Sriwijaya dibawakan oleh sembilan orang dan perlengkapan tari Gending Sriwijaya

lebih lengkap dibandingkan dengan Tari tanggai. Penari tari Tanggai menggunakan

pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang,

kembang urat atau ramai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang

berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga serta kerana tanggai yang dipakai

penari.

Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas

daerah sehingga penari kelihatan lebih anggun. Kelenturan gerak dan lentiknya jemari

penari menunjukan betapa tulusnya tuan rumah memberikan penghormatan kepada

tamu. Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang berjudul

enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.

Tari Tanggai mempunyai wujud atau bentuk yang tersusun dari rangkaian-

rangkaian gerak atau motif gerak yang telah dikembangkan dan divariasikan menjadi

satu kesatuan yang utuh sehingga membentuk sebuah struktur tari. Adapun sturktur

gerakan tari antara lain :

a) Gerakan tari awal

Gerak awal pada tari tanggai ini terdiri dari gerak masuk posisi sembah, gerak

borobudur hormat, gerak sembah berdiri, jalan keset, kecubung berdiri bawah

kanan, kecubung bawah kiri, kecubung berdiri atas kanan, kecubung atas kiri dan

ukur benang.

b) Gerak tari pokok

Gerak pokok terdiri dari gerakan tutur sabda, sembah duduk, tabur bunga,

duduk kanan dan kiri, memohon duduk kanan, kecubung duduk kanan dan kiri,

stupa kanan dan kiri, tutur sabda, borobudur dan ulur benang.

c) Gerakan tari akhir

Gerakan akhir ini terdiri dari gerakan tolak bala berdiri kanan dan kiri,

nyumping berdiri kanan dan kiri, mendengar berdiri kanan dan kiri, tumpang tali

atau ulur benang berdiri kanan dan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri dan

borobudur hormat.

Musik pengiring tari tanggai adalah musik yang menggabungkan sebuah

instrumental yang digarap oleh seorang komponis dan sekaligus di iringi dengan

beberapa gendang dan satu buah gong yang berperan sebagai ritem atau ritme. Iringan

instrumental di dalam tari tanggai sendiri, menggambarkan nuansa Melayu dan tidak

meninggalkan corak khas dari musik daerah Palembang. Adapun instrumen yang

digunakan untuk mengiringi tari tanggai antara lain accordion, biola, gendang dan

gong. Judul dari lagu pengiring tari tanggai adalah enam bersaudara sedangkan untuk

penciptanya tidak diketahui dengan jelas siapa penciptanya. Pada masa ini, di dalam

penyajian musik tari tanggai, seseorang yang akan mengadakan acara melihat situasi

dan kondisi tempat dari pemilik acara, sehingga nantinya lagu “Enam Bersaudara"

bisa diiringi oleh orgen tunggal, band atau juga dapat menggunakan alat musik

tradisional.

Tari tanggai mempunyai tiga unsur yakni unsur hiburan, sebagai simbol

kehormatan dan unsur pendidikan. Sebagai unsur hiburan, tari tanggai selalu di

tampilkan setiap acara adat baik secara resmi maupun tidak resmi. Dalam hal ini bagi

para penari, tari tanggai mempunyai kenikmatan tersendiri bagi mereka sendiri dan

secara tidak langsung dapat menghibur diri para tamu yang datang. Sebagai simbol

kehormatan, salah seorang dari penari harus ada yang menjadi primadona dan akan

membawa tepak yang berisikan sekapur sirih yang merupakan sombol kehormatan

sedangkan, sebagai tamu kehormatan akan diberikan sekapur sirih sebagai simbol

bahwa masyarakat Palembang siap menerima tamu tersebut. Penari tersebut

membawa kapur sirih jadi dan sirih tak jadi. Sirih jadi adalah sirih yang sudah di

ramu, sedangkan sirih tak jadi adalah yang akan di ramu oleh tamu itu sendiri.

Gambar 2. Tari Tanggai

3) Tari Reog

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian

barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang

kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil

pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia

yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang

kuat.

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti

pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari

beberapa rangkaian yakni bisa dua sampai tiga tarian pembukaan. Tarian pertama

biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan

muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang

pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki

kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang

berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus

dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya

jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang

disebut Bujang Ganong atau Ganongan. Setelah tarian pembukaan selesai, baru

ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog

ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah

adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi.

Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan)

dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas

dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih

dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada

penontonnya.

Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng

berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat

topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya

dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan

latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan

bertapa.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam seni reog yakni Jathil yang merupakan

prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan

merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang

berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang

satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam

berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari. Jathilan

ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip

dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun

1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk

pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri

dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog

Ponorogo lebih cenderung halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis

gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.

Warok berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci,

memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang

sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok

karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup

yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing

rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai

pada pengendapan batin). Warok merupakan karakter dan jiwa masyarakat Ponorogo

yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang

kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang

tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo.

Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.

Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan

dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau

(caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau

Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat

menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan

bulunya dan menggigit untaian manik-manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain

beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat

menuliskan identitas group reog. Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25

meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna

yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan

Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda

ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi

dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta

berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan

kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri

(kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan

tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran. Tokoh yang

terakhir yakni Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom merupakan

salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela

diri. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan,

berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

Gambar 3. Tari Reog Ponorogo

4) Tari Saman

Tari saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk

merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam suatu adat. Syair dalam tarian saman

mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk

merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan

tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman yakni seorang

ulama yang berasal dari Gayo tepatnya di Aceh Tenggara yang telah ditetapkan oleh

UNESCO sebagai daftar representatif budaya warisan manusia dalam sidang ke-6

Komite antar Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di

Bali pada 24 November 2011.

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan atau dakwah.

Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan,

kekompakan dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai sebagai mukaddimah

atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili

masyarakat setempat atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan

penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan,

pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian

adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup

tamu dengan grup sepangkalan. Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-

masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak

lawan.

Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik akan

tetapi, menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya

dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi

dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang

pemimpin yang lazimnya disebut syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan

waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari

dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat

tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.

Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara

menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam yakni Rengum

berupa auman yang diawali oleh pengangkat. Dering berupa regnum yang segera

diikuti oleh semua penari. Redet berupa lagu singkat dengan suara pendek yang

dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Syekh yakni lagu yang

dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya

sebagai tanda perubahan gerak dan saur yakni lagu yang diulang bersama oleh

seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam

tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama

islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian menghadirkan

kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan

dakwahnya. Tarian saman merupakan tarian ritual yang bersifat religius ini masih

digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui

pertunjukan-pertunjukan. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,

kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti

gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa

bahasa Gayo).

Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki,

tetapi jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan Tarian ini ditarikan kurang

lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba

sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki

bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan

jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang

pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga

bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.

Gambar 4. Tari Saman

5) Tari Gambyong

Pada mulanya tarian ini hanyalah tarian jalanan yang juga dipentaskan oleh

penari jalanan yang biasa disebut dengan sebutan Tledek (Bahasa Jawa). Nama

Tledek yang menarikan tarian ini adalah Gambyong, ia cukup terkenal hampir di

seluruh wilayah Surakarta pada Zaman Sinuhun Paku Buwono IV ( 1788 s/d 1820).

Si Gambyong memiliki suara yang indah serta gerakan yang gemulai, sehingga ia

mudah dikenal orang. Semenjak itulah tarian yang dimainkannya dijuluki Tarian

Gambyong.

Tari Gambyong merupakan tari kreasi baru dari perkembangan tari tayub.

Biasanya tari gambyong dilakukan bersama-sama oleh beberapa penari. Unsur estetis

dari tari yang dilakukan bersama-sama terletak pada garis dan gerak yang serba besar.

Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan

bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan

dengan irama kendang. Sebab, kendhang sering pula disebut otot tarian dan pemandu

gendhing. Secara umum, tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan

akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan,

beksan, dan mundur beksan.

Pusat dari keseluruhan tarian ini terletak pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan

juga kepala. Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah ciri khas utama

tari Gambyong. Selain itu pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti setiap

gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal yang

sangat dominan. Selain itu gerakan kaki yang begitu harmonis seirama membuat

tarian gambyong indah dilihat.

Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang

bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi

digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari. Sebagai tarian upacara yakni

sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan

struktur geraknya. Tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi

perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan. Pakaian yang

digunakan bernuansa warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan

kesuburan. Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan gendhing pangkur. Teknik

gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari

yang luwes, kenes, kewes, dan para penari yang duduk melingkar tersebut

mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.

Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh

Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman dan Sugriwa.

Gambar 5. Tari Gambyong

6) Tari Piring

Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat

setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah.

Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian

diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah

masuknya agama islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan

sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa akan tetapi, tari tersebut

digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada

acara-acara keramaian.

Tari Piring dalam bahasa Minangkabau disebut tari piriang adalah salah satu

seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok provinsi Sumatera

Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama.

Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur,

tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol

masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri dari langkah-

langkah silat Minangkabau atau Silek.

Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piringdi atas

dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang

cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap

piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan

oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas

pecahan-pecahan piring tersebut.

Tarian ini diiringi oleh alat musik talempong dan saluang. Jumlah penari

biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik

yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring

begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang

cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.

Gambar 6 a. Tari Piring

Gambar 6 b. Tari Piring

TUGAS

BAHASA INDONESIA

TARIAN DAERAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : REGINA ANJELINA

KELAS : VII. 7

SMP NEGERI 29 PALEMBANG

2014