6
Tarumanagara Prasasti Tugu di Museum Nasional Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Ja- wa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma meru- pakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang me- ninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. 1 Etimologi dan Toponimi Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan na- gara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangk- an taruma berasal dari kata tarum yang merupakan na- ma sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada muara Citarum ditemukan percandian yang lu- as yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan Keraja- an Taruma. [1][2] 2 Sumber Sejarah nladit Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti meng- enai siapakah yang pertama kalinya mendirikan keraja- an Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sa- ngat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang pra- bu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tu- juh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti- prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Ra- jadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan dia memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajagu- ru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wi- layah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. 2.1 Prasasti yang ditemukan 1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonath- an Rig, Ciampea, Bogor 2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutum- bu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupa- ten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakar- ta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan peng- galian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 ma- sa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut me- rupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa peme- rintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. 3. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, dite- mukan di aliran Sungai Cidanghiyang yang meng- alir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Pur- nawarman. 4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor 5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor 1

Tarumanagara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kerajaan tarumanegara.Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia

Citation preview

  • Tarumanagara

    Prasasti Tugu di Museum Nasional

    Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuahkerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Ja-wa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma meru-pakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang me-ninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah danpeninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihatbahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaanHindu beraliran Wisnu.

    1 Etimologi dan Toponimi

    Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan na-gara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangk-an taruma berasal dari kata tarum yang merupakan na-ma sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum.Pada muara Citarum ditemukan percandian yang lu-as yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuayayang diduga merupakan peradaban peninggalan Keraja-an Taruma.[1][2]

    2 Sumber Sejarah nladitBila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yangada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti meng-enai siapakah yang pertama kalinya mendirikan keraja-an Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sa-ngat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman.Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian SungaiGomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang pra-bu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000ekor sapi kepada kaum brahmana.Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tu-juh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor,satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Ra-jadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan diamemerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajagu-ru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wi-layah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutandari Kerajaan Salakanagara.

    2.1 Prasasti yang ditemukan1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern

    1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonath-an Rig, Ciampea, Bogor

    2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutum-bu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupa-ten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakar-ta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalianSungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan peng-galian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 ma-sa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut me-rupakan gagasan untuk menghindari bencana alamberupa banjir yang sering terjadi pada masa peme-rintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadipada musim kemarau.

    3. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, dite-mukan di aliran Sungai Cidanghiyang yang meng-alir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, KabupatenPandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Pur-nawarman.

    4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor

    5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor

    1

  • 2 2 SUMBER SEJARAH NLADIT

    6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor7. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor

    Lahan tempat prasasti itu ditemukan berbentuk bukitrendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai:Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19,tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara.Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea. Seka-rang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan TelapakGajah ditemukan, dahulu merupakan sebuah kota pela-buhan sungai yang bandarnya terletak di tepi pertemu-an Cisadane dengan Cianten. Sampai abad ke-19 jalursungai itu masih digunakan untuk angkutan hasil perke-bunan kopi. Sekarang masih digunakan oleh pedagangbambu untuk mengangkut barang dagangannya ke dae-rah hilir.Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda ku-no, yang pada awalnya merupakan perkembangan da-ri aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada mo-del aksara Kamboja dengan beberapa cirinya yang masihmelekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum men-capai taraf modikasi bentuk khasnya sebagaimana yangdigunakan naskah-naskah (lontar) abad ke-16.

    2.1.1 Prasasti Pasir Muara

    Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sa-wah, tidak jauh dari prasasti Telapak Gajah peninggalanPurnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asal-nya. Dalam prasasti itu dituliskan :

    ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat ikawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpu-lihkan haji su-nda

    Terjemahannya menurut Bosch:

    Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat da-lam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi(4), pemerintahan begara dikembalikan kepadaraja Sunda.

    Karena angka tahunnya bercorak sangkala yang meng-ikuti ketentuan angkanam vamato gatih (angka dibacadari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun458 Saka atau 536 Masehi.

    2.1.2 Prasasti Ciaruteun

    Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Ci Aruteun, se-ratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Ci Sa-dane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkandi dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarm-an, beraksara Palawa, berbahasa Sanskerta. Isinya adalahpuisi empat baris, yang berbunyi:

    vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarm-manah tarumanagararendrasya vishnoriva pa-dadvayam

    Terjemahannya menurut Vogel:

    Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapakkaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang ga-gah berani yang termashur Purnawarman pe-nguasa Tarumanagara.

    Selain itu, ada pula gambar sepasang padatala (tela-pak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan &mda-sh& fungsinya seperti tanda tangan pada zaman seka-rang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itumenunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan keku-asaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusanta-ra parwa II, sarga 3, halaman 161, di antara bawahan Ta-rumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman ter-dapat nama Rajamandala (raja daerah) Pasir Muhara.

    2.1.3 Prasasti Telapak Gajah

    Dua arca Wishnu dari Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Taru-managara sekitar abad ke-7 Masehi. Mahkotanya yang berben-tuk tabung menyerupai gaya seni Khmer Kamboja.

    Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kakigajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisiberbunyi:

    jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah aira-vatabhasya vibhatidam padadavayam

    Terjemahannya:

  • 2.2 Sumber berita dari luar negeri 3

    Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kakigajah yang cemerlang seperti Airawata kepu-nyaan penguasa Tarumanagara yang jaya danberkuasa.

    Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah nama gajahtunggangan Batara Indra dewa perang dan penguawaGuntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawa-dwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman dibe-ri nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra.Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumana-gara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepalagajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purna-warman berukiran sepasang lebah.Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan jelas di-tatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancingperdebatan mengasyikkan di antara para ahli sejarahmengenai makna dan nilai perlambangannya. Ukiran ke-pala gajah bermahkota teratai ini oleh para ahli didugasebagai huruf ikal yang masih belum terpecahkan ba-caaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukir-an sepasang tanda di depan telapak kaki ada yang men-duganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembaratau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Ke-terangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Tarumadan ukiran sepasang bhramara (lebah) sebagai cap pa-da mahkota Purnawarman dalam segala kemudaan ni-lainya sebagai sumber sejarah harus diakui kecocokannyadengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.

    2.1.4 Prasasti Jambu

    Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yai-tu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletakdi puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Ke-camatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai)Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapakkaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris:

    shriman data kertajnyo narapatir - asamoyah pura tarumayam nama shri purnnavarm-ma pracurarupucara fedyavikyatavammo ta-syedam - padavimbadavyam arnagarotsadanenitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bha-vati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.

    Terjemahannya menurut Vogel:

    Yang termashur serta setia kepada tugasnya ia-lah raja yang tiada taranya bernama Sri Pur-nawarman yang memerintah Taruma serta ba-ju perisainya tidak dapat ditembus oleh panahmusuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua je-jak telapak kaki ini, yang selalu berhasil meng-hancurkan benteng musuh, yang selalu meng-hadiahkan jamuan kehormatan (kepada me-reka yang setia kepadanya), tetapi merupakanduri bagi musuh-musuhnya.

    2.2 Sumber berita dari luar negeri

    Sumber-sumber dari luar negeri semuanya berasal dariberita Tiongkok.

    1. Berita Fa Hien, tahun 414M dalam bukunya yangberjudul Fa Kao Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti (Jawadwipa) hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalahorang-orang yang beragama Hindu dan beragamakotor (maksudnya animisme). Ye Po Ti selama inisering dianggap sebutan Fa Hien untuk Jawadwi-pa, tetapi ada pendapat lain yang mengajukan bah-wa Ye-Po-Ti adalah Way Seputih di Lampung, didaerah aliran way seputih (sungai seputih) ini dite-mukan bukti-bukti peninggalan kerajaan kuno ber-upa punden berundak dan lain-lain yang sekarangterletak di taman purbakala Pugung Raharjo, mes-kipun saat ini Pugung Raharjo terletak puluhan kilo-meter dari pantai tetapi tidak jauh dari situs tersebutditemukan batu-batu karang yg menunjukan daerahtersebut dulu adalah daerah pantai persis penuturanFa hien

    2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo (Taru-ma) yang terletak di sebelah selatan.

    3. Berita Dinasti Tang, jugamenceritakan bahwa tahun666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo.

    Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwaistilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanyasama dengan Tarumanegara.Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskansebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehi-dupan tentang Taruma.Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang an-tara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati ter-sebut diketahui raja yang memerintah pada waktu ituadalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarmanmenurut prasasti Tugu, meliputi hapir seluruh Jawa Baratyang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cire-bon.

    2.3 Kepurbakalaan Masa Tarumanagara

    2.4 Naskah Wangsakerta

    Penjelasan tentang Tarumanagara cukup jelas di NaskahWangsakerta. Sayangnya, naskah ini mengundang pole-mik dan banyak pakar sejarah yang meragukan naskah-naskah ini bisa dijadikan rujukan sejarah.Pada Naskah Wangsakerta dari Cirebon itu, Tarumane-gara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pa-da tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya,

  • 4 2 SUMBER SEJARAH NLADIT

    Candi Jiwa di situs Percandian Batujaya

    Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusa-rakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kaliCandrabaga.Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yangketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan ba-ru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai.Dinamainya kota itu Sundapurapertama kalinya namaSunda digunakan.Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pe-ngembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibu-at tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi pe-nguasa Tarumanagara adalah Suryawarman (535 - 561M) Raja Tarumanagara ke-7. Pustaka Jawadwipa, par-wa I, sarga 1 (halaman 80 dan 81) memberikan kete-rangan bahwa dalam masa pemerintahan Candrawarm-an (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasadaerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintah-an atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya ter-hadap Tarumanagara. Ditinjau dari segi ini, maka Sur-yawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan po-litik ayahnya.Rakeyan Juru Pengambat yang tersurat dalam prasasti Pa-sir Muara mungkin sekali seorang pejabat tinggi Taruma-nagara yang sebelumnya menjadi wakil raja sebagai pim-pinan pemerintahan di daerah tersebut. Yang belum jelasadalah mengapa prasasti mengenai pengembalian peme-rintahan kepada Raja Sunda itu terdapat di sana? Apakahdaerah itu merupakan pusat Kerajaan Sunda atau hanyasebuah tempat penting yang termasuk kawasan KerajaanSunda?Baik sumber-sumber prasasti maupun sumber-sumberCirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarmanberhasil menundukkan musuh-musuhnya. Prasasti Mun-jul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah kekuasa-annya mencakup pula pantai Selat Sunda. Pustaka Nu-santara, parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menye-butkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terda-pat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagaraatau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sam-pai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Te-ngah. Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang

    dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Baratpada masa silam.Kehadiran Prasasti Purnawarman di Pasir Muara, yangmemberitakan Raja Sunda dalam tahun 536 M, meru-pakan gejala bahwa Ibukota Sundapura telah berubah sta-tus menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pu-sat pemerintahan Tarumanagara telah bergeser ke tempatlain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan Raja-tapura atau Salakanagara (kota Perak), yang disebut Ar-gyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150M. Kota ini sampaitahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-raja Dewa-warman (dari Dewawarman I - VIII).Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Ta-rumangara, maka Salakanagara berubah status menjadikerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Tarumana-gara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiriseorang Maharesi dari Salankayana di India yang meng-ungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan dita-klukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan poli-tik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyakkepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendi-ri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerahbagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikma-ya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru diKendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbang-an, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersamakakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menja-di Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkem-bangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketikacicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam ta-hun 612 M.Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerin-tahan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman,raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Ta-rusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orangputeri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Ta-rusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakanca-na menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Ke-rajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Taru-managara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya,yaitu Tarusbawa.Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya ta-hta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebihmenginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, ya-itu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Ta-rumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini,hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untukberpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanaga-ra.

  • 52.4.1 Raja-raja Tarumanagara menurut NaskahWangsakerta

    3 Lihat pula Kerajaan Salakanagara Kerajaan Kendan Sejarah Sunda Naskah Wangsakerta Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara

    4 Catatan Kaki[1] Komplek Percandian Batujaya Tempat Lahirnya Peradab-

    an di Tatar Sunda, Pusat Penelitian dan PengembanganArkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwi-sata, 2006

    [2]

    5 Rujukan1. Richadiana Kartakusuma (1991), Anekaragam Ba-

    hasa Prasastidi Jawa Barat Pada Abad Ke-5 Masehisampai Ke-16 Masehi: Suatu Kajian Tentang Mun-culnya Bahasa Sunda. Tesis (yang diajukan sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Magisterdalam bidang Arkeologi). Fakultas Pasca SarjanaUniversitas Indonesia.

    2. Dinas Purbakala R.I (1964) Laporan Tahunan 1954Dinas Purbakala Republik Indonesia. Djakarta: Di-nas Purbakala

    3. J.L.Moens (1940)"was Purnawarman van Tarumaeen Sanjaya?" TBG.81

    4. J. noorduyn and H.Th.Verstappen (1972), Purna-warmans River-works near Tugu BKI 128:298-307

    5. R.M.Ng.Poerbatharaka (l952), Riwayat Indonesia I.Djakarta: Jajasan Pembangunan

    6. Soetjipto Wirjosuparto (1963), The Second WisnuImage of Cibuaya, West Jawa, MISI. I/2: 170-87

    7. Teguh Asmar (1971), Preliminary Report on Re-cent Excavation near the Kenon Kopi Inscrip-tion (Kampung Muara)" Manusia Indonesia V(4-6),l971:416-424;

    8. Teguh Asmar (l971) TheMegalithic Tradition da-lam Haryati Soebadio et.al.(editor) Dynamic of In-donesian History, Amsterdam. 1978:29-40

    9. W.P.Groeneveldt, Catalogus der ArchaeologischeVerzameling van het Bataviaasch Genootschap vanKunsten en Wetenschappen, Batavia l887

    10. N.J.Krom inventaris der Hindoe-Oudheden ROD1914-1915.

    11. Hasan Djafar Pemukiman-Pemukiman Kuna diDaerah akarta dn Sekitarnya makalah pada DskusiIlmiah Arkeologi VI, Jakarta 11-12 Februari 1988.IAAI Komda Jawa Barat.

    12. Van der Hoop Catalogus der Prehistorische Verza-meling. 1941.

    13. R.P.Soejono Indonesia (REgional REport)" AsianPerspectives VI, 1962: 23-24

    14. I Made Sutayasa (l970) Gerabah Prasedjarah dariDjawa Barat Utara (kompleks Bun), makalah padaSeminar Sjarah Nasional II

    15. Jurusan Arrkeologi FSUI (l985/1986), PeninggalanPurbakala di Batujaya (naskah Laporan untuk Pro-yek Penelitian Purbakala, Jakarta)

    16. Sundapura

    6 Bacaan selanjutnya Ayatrohaedi, 2005, Sundakala: cuplikan sejarah

    Sunda berdasarkan naskah-naskah Panitia Wang-sakerta Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya. ISBN 979-419-330-5

    Saleh Danasasmita, 2003, Nyukcruk sajarah Pa-kuan Pajajaran jeung Prabu Siliwangi. Bandung:Kiblat Buku Utama. ISBN

    Yoseph Iskandar, 1997, Sejarah Jawa Barat: yu-ganing rajakawasa. Bandung: Geger Sunten.

    7 Garis waktu kerajaan-kerajaandi Jawa Barat/Banten

  • 6 8 TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES

    8 Text and image sources, contributors, and licenses8.1 Text

    Tarumanagara Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara?oldid=8689431 Kontributor: Wic2020, Borgxbot, Andri.h, Farras,Mimihitam, Albertus Aditya, Aldo samulo, Hadiyana, Revisi pengalihan, Relly Komaruzaman, Gunkarta, Bozky, EmausBot, RaymondSu-tanto, Wagino 20100516, RedBot, Aldnonymous, Wagino Bot, Fatwa Rohman, Imanuel NS Uen, Pai Walisongo, Abdullah Furqon, YanuTri, Bonaditya, Arif putra, SamanthaPuckettIndo, Kang Ari Tea dan Pengguna anonim: 29

    8.2 Images Berkas:Blank.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/Blank.png Lisensi: Public domain Kontributor: ?

    Pembuat asli: ? Berkas:Candi_Batujaya.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/f/f4/Candi_Batujaya.jpg Lisensi: GFDL Kontributor:

    ? Pembuat asli: ? Berkas:Prasasti_tugu.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5c/Prasasti_tugu.jpg Lisensi: Public domain

    Kontributor: Transferred from id.wikipedia Pembuat asli: Bkusmono at id.wikipedia Berkas:Sejarah_Indonesia.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2a/Sejarah_Indonesia.png Lisensi: CC

    BY-SA 3.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Gunawan Kartapranata Berkas:Tarumanagara_id.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f6/Tarumanagara_id.svg Lisensi: CC BY-

    SA 3.0 Kontributor: Own work by uploader, see [#References #References] for references used creating the map. Pembuat asli: GunawanKartapranata

    Berkas:Vishnu_Cibuaya_Tarumanagara.JPG Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Vishnu_Cibuaya_Tarumanagara.JPG Lisensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Gunawan Kartapranata

    8.3 Content license Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0

    Etimologi dan ToponimiSumber Sejarah nladit Prasasti yang ditemukan Prasasti Pasir Muara Prasasti Ciaruteun Prasasti Telapak Gajah Prasasti Jambu

    Sumber berita dari luar negeri Kepurbakalaan Masa Tarumanagara Naskah Wangsakerta Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta

    Lihat pula Catatan KakiRujukan Bacaan selanjutnya Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten Text and image sources, contributors, and licensesTextImagesContent license