26
Tata Cara Penghitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Tata Cara Penghitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

  • Upload
    felix

  • View
    333

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tata Cara Penghitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor. Pengertian Bea Masuk. adalah pungutan negara berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah atau ditambah dengan UU No. 17 Tahun 2006 yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Tata Cara Penghitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Page 2: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Pengertian Bea Masuk

adalah pungutan negara berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah atau ditambah dengan UU No. 17 Tahun 2006 yang dikenakan terhadap barang yang diimpor

Page 3: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Cara Menghitung Bea Masuk (BM)

BM = Tarif BM (Advalorum) X Nilai Pabean (Rupiah)

BM = Tarif BM (Spesifik) X Jumlah/Volume Barang

Page 4: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Jenis Tarif Bea Masuk

Tarif Advalorum Yaitu tarif untuk menghitung bea masuk

berdasarkan persentase tertentu Tarif Spesifik

Yaitu tarif untuk menghitung bea masuk berdasarkan nilai rupiah tertentu untuk setiap satuan barang

Page 5: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Tarif Bea Masuk

Terdapat pada BTBMI (Buku Tarif Bea Masuk Indonesia)

Mulai tahun 2012 istilah BTBMI diganti menjadi BTKI (Buku Tarif Kepabeanan Indonesia)

Page 6: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Buku Tarif Bea Masuk Indonesia

Digunakan sebagai referensi praktis klasifikasi barang dan tarif bea masuk

Bukan buku daftar barang melainkan penggolongan barang

Page 7: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Nilai Pabean Nilai Pabean sebagai dasar perhitungan bea

masuk dinyatakan dalam mata uang rupiah

Nilai Pabean (Rupiah) = Nilai Pabean (Valuta asing) X NDPBM

NDPBM = Nilai Dasar Perhitungan Bea MasukDitetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan setiap minggu sekali (setiap hari Senin)

Page 8: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

NDPBM Untuk penghitungan Bea Masuk digunakan NDPBM

yang berlaku : Dalam hal PIB bayar atau jaminan, NDPBM yang

berlaku adalah pada saat dilakukannya pembayaran atau diserahkan jaminan bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor;

Dalam hal PIB bebas , NDPBM yang berlaku adalah pada saat PIB mendapatkan nomor pendaftaran di Kantor Pabean;

Dalam hal Pembayaran Berkala, NDPBM yang berlaku adalah pada saat PIB mendapatkan nomor pendaftaran di Kantor Pabean.

Page 9: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Dalam hal jenis valuta asing tidak diatur didalam Keputusan Menteri Keuangan tentang kurs pajak, NDPBM yang digunakan adalah nilai tukar yang berlaku pada Bank Indonesia .

Page 10: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Nilai Pabean

Terdiri Unsur CIF: Cost (FOB)

Harga FOB adalah harga barang impor sampai dengan barang dimuat diatas kapal di pelabuhan muat. Harga FOB biasanya tertera didalam Invoice atau Faktur

Insurance Freight

Page 11: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Cost (FOB) Harga FOB adalah harga barang impor sampai

dengan barang dimuat diatas kapal di pelabuhan muat. Harga FOB biasanya tertera didalam Invoice atau Faktur

Page 12: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Insurance adalah biaya asuransi pengangkutan dari pelabuhan

muat di luar negeri sampai dengan pelabuhan bongkar di Indonesia . Biaya asuransi yang digunakan sebagai komponen dasar untuk menghitung Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor adalah sebagaimana yang tercantum dalam polis asuransi. Apabila asuransi ditutup di dalam negeri, maka nilai rupiah dari premi asuransi yang digunakan untuk menetapkan nilai pabean dianggap nihil, dengan syarat importer wajib menyerahkan polis asuransi.

Page 13: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis barang yang tergolong dalam klasifikasi tarif yang berbeda dalam satu PIB, besarnya biaya asuransi untuk tiap-tiap jenis barang dihitung berdasarkan perbandingan harga tiap jenis barang dengan harga keseluruhan barang dikalikan jumlah keseluruhan biaya asuransi.

Page 14: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Freight adalah biaya pengangkutan dari pelabuhan muat di

luar negeri sampai pelabuhan bongkar di Indonesia. Besarnya freight biasanya tertera didalam dokumen pengapalan yaitu Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB). Namun demikian banyak B/L atau AWB yang tidak mencantumkan besarnya freight . Untuk itu importer diwajibkan memberitahukan besarnya freight berdasarkan bukti nyata . Jika importer tidak dapat menunjukkan bukti nyata dimaksud, ada kemungkinan Pejabat Pabean akan menetapkan nilai pabean tidak berdasarkan nilai transaksi (Metode I)

Page 15: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Dalam hal terdapat lebih lebih dari satu jenis barang yang tergolong dalam klasifikasi tarif yang berbeda dalam satu PIB , besarnya freight untuk tiap jenis barang dihitung berdasarkan perbandingan harga tiap jenis barang dengan harga keseluruhan barang dikalikan jumlah keseluruhan biaya transportasi.

Page 16: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Contoh Penghitungan Bea Masuk

Bahan baku obat berupa : ampicilin tryhidrate , dengan nilai CIF USD 10,000.- diimpor dari India . Pos tarif dan pembebananan menurut BTBMI adalah : 2941.10.20.00, besar tarif Bea Masuk : 10 % , NDPBM yang berlaku adalah USD 1.- = Rp. 9.000,-.

Bea Masuk = 10 % x 10.000 x Rp. 9.000,- = Rp. 9.000.000,-

Page 17: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Contoh Penghitungan Bea Masuk

Gula pasir (refined sugar) sebanyak 10.000 kg . Pos tariff BTBMI : 1701.99.11.00 ( BM : Rp. 700,-/kg)

BM wajib dibayar adalah : 10.000 x Rp. 700,- = Rp. 7.000.000,-

Page 18: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Dasar Hukum Pungutan PPN

Dasar hukum pengenaan adalah UU No. 8 / 1983 yo. UU No. 11 / 1994 yo. UU No. 18 / 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Page 19: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Cara Menghitung PPN Impor

PPN = Tarif PPN X Nilai Impor

Tarif PPN : 10 % Nilai Impor adalah Nilai Pabean dalam rupiah

ditambah dengan total pungutan Pabean (Bea Masuk + Cukai)

Page 20: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Contoh Penghitungan PPN

PT A di Jakarta mengimpor dari Jepang , 100 sets , Air Conditioner , merek : X , yang digunakan pada kendaraan bermotor dengan harga CIF USD 10,000.- Pos tarif BTBMI : 8415.20.00.00 ( BM : 15 % , PPN : 10 % dan PPnBM 20 % ) NDPBM USD 1.- = Rp. 9.000,- . Nilai CIF : 10.000 x Rp. 9.000,00 = Rp.

90.000.000,00 BM : 15 % x Rp. 90.000.000,- = Rp.

13.500.000,00 PPN : 10 % x ( Rp 90.000.000 + Rp. 13.500.000,00) =

Rp.10.350.000,00

Page 21: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

PPn BM

Dasar hukum pengenaan adalah UU No. 8 / 1983 yo. UU No. 11 / 1994 yo. UU No. 18 / 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Page 22: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Cara Menghitung PPn BM

PPn BM = Tarif PPnBM X Nilai Impor

Nilai Impor Nilai Impor adalah Nilai Pabean dalam rupiah ditambah dengan total pungutan Pabean (Bea Masuk + Cukai)

Page 23: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Contoh Menghitung PPn BM PT A di Jakarta mengimpor dari Jepang , 100

sets , Air Conditioner , merek : X , yang digunakan pada kendaraan bermotor dengan harga CIF USD 10,000.- Pos tariff BTBMI : 8415.20.00.00 ( BM : 15 % , PPN : 10 % dan PPnBM 20 % ) NDPBM USD 1.- = Rp. 9.000,- .

Nilai CIF:10.000 x Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000.000,00 BM :15 % x Rp. 90.000.000,- = Rp.

13.500.000,00 PPnBM :20 % x ( Rp 90.000.000 + Rp. 13.500.000,00)

= Rp.

20.700.000,-

Page 24: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

PPh Pasal 22 Impor

Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan atas impor barang adalah UU No. 7 / 1983 yo UU No. 10 / 1994 yo. UU No. 17 / 2000 tentang Pajak Penghasilan

Page 25: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Cara Menghitung PPh Psl.22 Impor

Untuk importir pemegang APIPPh Ps.22 = 2,5 % X Nilai Impor

Untuk Importir non APIPPh Ps.22 = 7,5 % X Nilai Impor

Page 26: Tata Cara  Penghitungan  Bea  Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor

Contoh Menghitung PPh Ps.22 PT A ( API No. 58979/IU/97) di Jakarta mengimpor

dari Jepang , 100 sets , Air Conditioner , merek : X , yang digunakan pada kendaraan bermotor dengan harga CIF USD 10,000.- , Pos tariff BTBMI : 8415.20.00.00 ( BM : 15 % , PPN : 10 % dan PPnBM 20 % ) , NDPBM USD 1.- = Rp. 9.000,- .

Nilai CIF :10.000 x Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000.000,00

BM :15 % x Rp. 90.000.000,- = Rp. 13.500.000,00

PPh ps 22 Impor : 2,5 % x ( Rp 90.000.000 + Rp. 13.500.000,00) = Rp. 2.587.500,00