10
PENDAHULUAN ----Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. 1 ----Sampai abad ke 19, dokter, pengacara dan pelaksana hukum yang dapat dipercaya menyat aka n bah wa sala h satu ta nda /gej al a ker acuna n pad a seseor ang adal ah  berwarna kehitaman, biru atau berbintik pada tubuh korban. Pada awal abad 18, seorang dokt er be la nda He rman Boer hoave be rt eori ba hwa be rbagai racun mempunyai ciri khas tersendiri terhadap tubuh dari reaksi yan g dihasilkannya. 2 ----Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali, yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat berakhir dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui ingesti, inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau perektal. ----Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal yang disebabka n oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu contoh nya  pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen dalam darah. ----Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracuan bila pada pemeriksaan setempat (  scene investig ation) terdapat kecurigaan akan keracunan, bila pada autopsi dit emukan kel ainan yang laz im ditemukan pada ker acunan dengan zat tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan sepanjang vena dan kel uar nya bui h dari mul ut dan hidung ser ta bil a pada aut ops i ti dak dit emukan  penyebab kematian ----Diluar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekitar 2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas buangan mobil. 4

Tata Cara Pengiriman Sampel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhf

Citation preview

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 1/10

PENDAHULUAN

----Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin

ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine

dan lain-lain. 1

----Sampai abad ke 19, dokter, pengacara dan pelaksana hukum yang dapat dipercaya

menyatakan bahwa salah satu tanda /gejala keracunan pada seseorang adalah

 berwarna kehitaman, biru atau berbintik pada tubuh korban. Pada awal abad 18,

seorang dokter belanda Herman Boerhoave berteori bahwa berbagai racun

mempunyai ciri khas tersendiri terhadap tubuh dari reaksi yang dihasilkannya. 2

----Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali, yangdalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat berakhir 

dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui ingesti,

inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau perektal.

----Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal

yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu contohnya

 pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik sebagai akibat dari

terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana karbon monoksida berikatan

dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen dalam darah.

----Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracuan bila pada pemeriksaan

setempat ( scene investigation) terdapat kecurigaan akan keracunan, bila pada autopsi

ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada keracunan dengan zat tertentu,

misalnya lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan sepanjang vena dan

keluarnya buih dari mulut dan hidung serta bila pada autopsi tidak ditemukan

 penyebab kematian

----Diluar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang disebabkan

oleh karbon monoksida setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekitar 2000 dari kasus

ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada kenyataannya seluruh

kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas buangan mobil. 4

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 2/10

----Kasus di Amerika pada tahun 1991 dimana terdapat 3.022 disebabkan oleh kasus

kokain atau sekitar 45,75%, 2.436 kasus alkohol (36.90%), 2.333 kasus

heroin/morphin (35.3%). 2

----Penggunaan alkohol merupakan masalah yang sering muncul di Amerika Serikat

dimana sekitar 40.000 kematian disebabkan kecelakaan akibat penggunaan alkohol,

yang 50% kejadian tersebut dikarenakan pengemudi yang mabuk dan 60% terjadi

 pada pejalan kaki. 2

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 3/10

TATA CARA PENGIRIMAN SAMPEL / ORGAN HASIL OTOPSI

UNTUK PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

----Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun,

gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang didapatkan pada

korban yang meninggal.

--- Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin

ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine

dan lain-lain. Disamping itu ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan

ilmu-ilmu lainnya, dan ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalammembuat definisi yang singkat dan tepat mengenai Toksikologi. Sebagai contoh,

menurut Ahli Kimia Toksikologi adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan efek-

efek dan mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang

dan manusia. Sedangkan dari para ahli Farmakologi Toksikologi merupakan cabang

Farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam sistem

 biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar ahli-ahli

dibidang yang masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang

sesuai dengan keahliannya.3

----Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik yang

dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan

kematian. Berdasarkan sumber dapat digolongkan menjadi racun yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan ; opium, kokain, kurare, aflatoksin. Dari hewan ; bias/toksin

ular/laba-laba/hewan laut. Mineral ; arsen, timah hitam. Dan berasal dari sintetik ;

heroin. 3

----Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi racun yang

terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam, racun yang terdapat di rumah

tangga misalnya deterjen, insektisida, pembersih. Racun yang digunakan dalam

 pertanian misalnya insektisida, herbesida, pestisida. Racun yang digunakan dalam

industri laboratorium dan industri misalnya asam dan basa kuat, logam berat. Racun

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 4/10

yang terdapat dalam makanan misalnya CN di dalam singkong, toksin botulinus,

 bahan pengawet, zat aditif serta racun dalam bentuk obat misalnya hipnotik sedatif.

Pembagian lain berdasarkan atas kerja atau efek yang ditimbulkan. Ada racun yang

 bekerja secara lokal, sistemik dan lokal-sistemik 

Pemeriksaan forensik dalam proses keracunan dibagi menjadi dua kelompok:

1. bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang

disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb

2. untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa

 pembunuhan, perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk 

membiuat rekaan rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah

racun tsb berperan sehingga terjadi kecelakaan itu).

Guna Pemeriksaan tambahan misalnya sampel/organ hasil otopsi untuk 

 pemeriksaan toksikologi adalah untuk melengkapi Visum et Repertum baik korban

hidup atau jenazah.

Pada kasus-kasus akibat keracunan tidak jarang terjadi kekeliruan dalam

 penanganan pasien sehingga perlu diketahui pada keadaan apa saja pemeriksaan

toksikologi diperlukan. Yaitu:

•  pada kematian setelah tindakan medis, misalnya penyuntikan, operasi,dll

•  pada kasus kematian mendadak 

•  pada kematian mendadak yang tejadi pada sekelompok orang

•  pada kematian yang dikaitkan dengan tindakan abortus

•  pada kasus perkosaan atau kejahatan seksual lainnya

•  pada kecelakaan transportasi, khususnya pada pengemudi dan pilot

•  pada kasus penganiyaan atau pembunuhan

•  pada kasus yang memang diketahui atau patut diduga menelan racun

Kriteria diagnostik pada keracunan adalah:

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 5/10

1. anamnesis kontak antara korban dengan racun

2. adanya tanda-tanda serta gejala-gejala yang sesuai dengan tanda dan gejala

dari keracunan racun yang diduga

3. dari sisa benda bukti, harus dapat dibuktikan bahwa benda bukti tersebut

memang racun yang dimaksud

4. dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang

sesuai dengan keracunan dari racun yang diduga serta dari bedah mayat tidak 

dapat ditemukan penyebab kematian lain

5. analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi, harus dapat dibuktikan adanya

racun serta metabolitnya, dalam tubuh atau cairan tubuh korban, secara

sistemik 

Kriteria keempat dan kelima merupakan kriteria yang terpenting dan tidak boleh tidak 

dikerjakan.

----Dalam menangani kasus kematian akibat keracunan perlu dilakukan beberapa

 pemeriksaan penting, yaitu : 3

1. Pemeriksaan di tempat kejadian

----Perlu dilakukan untuk membantu penentuan penyebab kematian dan menentukan

cara kematian. Mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang saat kematian.

Mengumpulkan barang bukti.

2. Pemeriksaan luar 

• Bau. Dari bau yang tercium dapat diperoleh petunjuk racun apa yang kiranya

ditelanoleh korban. Segera setelah pemeriksa berada di samping mayat ia harus

menekandada mayat untuk menentukan apakah ada suatu bau yang tidak biasa keluar 

darilubang-lubang hidung dan mulut.

• Segera. Pemeriksa harus segera berada di samping mayat dan harus menekan dada

mayat dan menentukan apakah ada suatu bau yang tidak biasa keluar dari lubang

hidung dan mulut.

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 6/10

• Pakaian. Pada pakaian dapat ditemukan bercak-barcak yang disebabkan oleh

tercecernya racun yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak berwarna coklat

karena asam sulfat atau kuning karena asam nitrat.

• Lebam mayat. Warna lebam mayat yang tidak biasa juga mempunyai makna,

karenawarna lebam mayat pada dasarnya adalah manifestasi warna darah yang

tampak pada kulit.

• Perubahan warna kulit. Pada hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada

telapak tangan dan kaki pada keracunan arsen kronik. Kulit berwarna kelabu

kebirubiruan akibat keraunan perak (Ag) kronik (deposisi perak dalam jaringan ikat

dan korium kulit). Kulit akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (Cu) dan

fosfor akibat hemolisis juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen karenaterjadi gangguan fungsi hati.

• Kuku. Keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal yang tidak 

teratur. Pada keracunan Talium kronik ditemukan kelainan trofik pada kuku.

• Rambut. Kebotakan (alopesia) dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen, air 

raksa dan boraks.

• Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksik seperti fosfor,

karbon tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian dicoumarol atau akibat bisa ular.

PENGAMBILAN SAMPEL PADA KORBAN YANG TEWAS

Prinsip pengambilan sampel pada kasus keracunan adalah diambil sebanyak-

 banyaknya setelah kita sisihkan untuk cadangan dan untuk pemeriksaan histopatologi.

Secara umum sampel yang harus diambil adalah:

A. Pada korban hidup

• Sisa makanan / minuman (muntahan), darah -/ + 100 ml, Urine -/+

100ml

B. Pada jenazah:

• lambung dengan isinya

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 7/10

• seluruh usus dengan isinya dengan membuat sekat dengan ikatan-ikatan pada

usus setiap jarak sekitar 60 cm

• darah, yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari perifer (vena

 jugularis, arteri femoralis, dll) masing-masing 50 ml dan dibagi dua. Yang

satu diberi bahan pengawet NaF 1% yang lain tidak diberi pengawet

• hati, sebagai tempat detoksifikasi tidak boleh dilupakan, diambil sebanyak 

500 gram

• ginjal diambil keduanya, yaitu pada kasus keracunan logam berat terutama

 bila urine tidak tersedia

• otak, diambil 500 gram khusus untuk keracunan kloroform dan sianida. Hal

tersebut dimungkinkan karena otak merupakan jaringan lipoid yang mampu

meretensi racun walau telah mengalami pembusukan

• urine diambil seluruhnya, penting karena racun akan diekskresikan melalui

urine khususnya untuk tes penyaring pada keracunan narkotika dan alkohol

• empedu, karena tempat ekskresi berbagai macam racun terutama narkotika

•  pada kasus khusus dapat diambil:

 jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 cm

 jaringan otot yaitu dari tempat yang terhindar kontaminasi misalnya

m. Psoas sebanyak 200 gram

lemak dibawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram

rambut yang dicabut sebanyak 10 gram

kuku yang dipotong sebanyak 10 gram

cairan otak sebanyak-banyaknya

Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi3

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 8/10

----Idealnya terdiri dari 9 wadah dikarenakan masing-masing bahan pemeriksaan

diletakkan

secara tersendiri, yaitu :

1. 2 buah peles a 2 liter untuk hati dan usus

2. 3 peles a 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal

3. 4 botol a 25 ml untuk darah (2 buah), urin dan empedu

4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam kromat

hangat dan dibilas dengan aquades serta dikeringkan.

5. Bahan Pengawet

Bahan pengawet yang digunakan

Jumlah bahan pengawet untuk sampel padat minimal 2x volume sampel tersebut,

 bahan pengawet yang dianjurkan:

• alkohol absolut (untuk sampel padat/ organ)

• larutan garam jenuh (untuk sampel padat/ organ)

•  Natrium fluoride 1% untuk sampel cair 

•  Natrium fluoride + natrium sitrat (75 mg + 50 mg) untuk setiap 10 ml sampel

cair 

•  Natrium benzoat dan fenil merkuri nitrat khusus untuk pengawet urine

Cara Pengiriman

----Untuk melakukan pengiriman bahan pemeriksaan forensik, harus memenuhi

kriteria :

1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan

Syarat wadah : bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).

- Minimal 4 buah stoples :

Stoples I : organ GI tract

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 9/10

Stoples II: Organ lain (hati, otak dll)

Stoples III: organ UGI

Stoples IV: darah/ urine

- Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,

2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk kontrol

3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label

4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat

5. Adanya surat permintaan dari penyidik 

Yaitu:

Surat permohonan pemeriksaan:

Histopalogi

• Toksikology

• Trace evidence

Keterangan yg lengkap mengenai :

• Identitas korban

• Peristiwa kematian/modus operandi

• Riwayat & perjalanan penyakit

• Bahan apa yg dikirim

• Bahan pengawet yg dipakai

• Laporan otopsi

Berita acara pembungkusan & penyegelan

Fotocopy SPVR 

Contoh segel

Label, memuat identitas korban, jenis dan jumlah bahan pemeriksaan,

tempat dan pengambilan bahan, tanda tangan dan nama penyegel dan

dokter yang mengotopsi, cap stempel, dan segel dinas

7/16/2019 Tata Cara Pengiriman Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-pengiriman-sampel-563384e0e4df2 10/10

Yang penting untuk diperhatikan bahwa sampel yang ditujukan untuk pemeriksaan

toksikologi harus ditaruh dalam satu kemasan yang terpisah, dimana penyegelan

dilakukan oleh penyidik dan dokter sebagai saksi. Permintaan pemeriksaan dibuat

oleh penyidik, dokter menyertakan laporan singkat serta racun yang diduga penyebab

kematian. Dokter juga bertugas untuk mengambil sampel dam memasukkan sampel

ke masing-masing kemasan. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan toksikologi

harus dilakukan sebelum tubuh korban diawetkan (embalming), hal itu disebabkan

karena dengan embalming banyak racun yang akan rusak dan untuk mendeteksinya

menjadi tidak mungkin. Setiap pengiriman sampel harus disertai dengan contoh

 bahan pengawet yaitu untuk kontrol.

Jika korban masih hidup maka alkohol tidak diperkenankan sebagai disinfektan.Sebagai gantinya ketika dokter mengambil darah korban disinfektan yang digunakan

adalah sublimat 1:1000 atau merkuri kloride 1%.

Pasal 133 (1) KUHAP berbunyi: ”dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan

menangani seorang korban baik luka, keracunan atau mati yang diduga karena

 peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan

keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”.