8
TATA IBADAH KELUARGA RABU, 13 MEI 2020 PUKUL 19.00 “BERDAMAI DENGAN KELUARGA” BACAAN ALKITAB: 1 KORINTUS 7: 10, 11

TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA RABU, 13 MEI 2020 PUKUL 19.00

“BERDAMAI DENGAN KELUARGA” BACAAN ALKITAB: 1 KORINTUS 7: 10, 11

Page 2: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 2

PENJELASAN IBADAH § Siapkan salah satu perangkat untuk memutar tayangan khotbah

yang tersedia di kanal YouTube GPIB Paulus Jakarta (dapat diakses mulai pukul 18.00 WIB);

§ Anggota keluarga saling berbagi tugas sesuai petunjuk tata ibadah yang tertera, atau dapat menyesuaikan dengan kebutuhan.

AJAKAN BERIBADAH Ibu Terpujilah Allah yang mempersatukan keluarga kita

di dalam kasih dan berkat-Nya. Mari bersyukur kepada-Nya dengan beribadah untuk memuji dan mendengarkan sabda-Nya.

é (boleh) berdiri

¯ NYANYIAN UMAT KJ 10 “PUJILAH TUHAN, SANG RAJA” (do=g)

1) Pujilah Tuhan, Sang Raja yang Mahamulia! Segenap hati dan jiwaku, pujilah Dia! Datang berkaum, b’rilah musikmu bergaung, angkatlah puji-pujian!

5) Pujilah Tuhan! Hai jiwaku, mari bernyanyi! Semua makhluk bernafas, iringilah kami! Puji terus Nama Yang Mahakudus! Padukan suaramu: Amin.

DOA PEMBUKA Anak Mari kita berdoa:

Tuhan yang baik, saat ini kami mau beribadah kepada-Mu. Biarlah nyanyian kami berkenan kepada-Mu. Biarlah firman yang kami dengar dapat kami lakukan setiap hari. Amin.

ê (boleh) duduk

Page 3: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 3

¯ NYANYIAN UMAT KJ 451 “BILA YESUS BERADA DI TENGAH KELUARGA” (do=d)

1) Bila Yesus berada di tengah keluarga, bahagialah kita, bahagialah kita!

2) Bila Yesus berkuasa di tengah keluarga, pasti kita bahagia, pasti kita bahagia.

BAGIAN PEMBERITAAN FIRMAN DAPAT MENGIKUTI TAYANGAN YANG TERSEDIA

DI YOUTUBE GPIB PAULUS JAKARTA

JIKA SAUDARA TIDAK DAPAT MENGAKSES KARENA KEADAAN, RENUNGAN DAPAT DIBACA PADA TATA IBADAH HALAMAN 6-8

DOA MEMOHON BIMBINGAN ROH KUDUS

PEMBACAAN ALKITAB surat 1 Korintus 7: 10, 11

RENUNGAN Poin-poin untuk diskusi bersama keluarga:

• Persoalan-persoalan apa saja dalam sebuah perkawinan yang bisa mengakibatkan terjadinya perceraian?

• Apakah dampak perceraian orang tua bagi kehidupan anak-anak dalam keluarga?

• Apakah peran gereja dalam upaya mencegah terjadinya perceraian dalam keluarga Kristen?

Page 4: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4

¯ NYANYIAN UMAT KJ 318 “BERBAHAGIA TIAP RUMAH TANGGA” (do=c)

1) Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tamu yang tetap: dan merasakan tiap sukacita tanpa Tuhannya tiadalah lengkap; di mana hati girang menyambut-Mu dan memandang-Mu dengan berseri; tiap anggota menanti sabda-Mu dan taat akan Firman yang Kaub’ri.

2) Berbahagia rumah yang sepakat hidup sehati dalam kasih-Mu, serta tekun mencari hingga dapat damai kekal di dalam sinar-Mu; di mana suka-duka ‘kan dibagi; ikatan kasih semakin teguh; di luar Tuhan tidak ada lagi yang dapat memberi berkat penuh.

DOA SYAFAAT Doa dapat dipanjatkan oleh satu orang atau secara bergiliran:

• Pokok-pokok doa keluarga; • Pandemi COVID-19: Berdoa bagi mereka yang terpapar sehingga

harus melakukan isolasi mandiri maupun dirawat di rumah sakit; bagi paramedis dan ilmuwan yang berjuang mengatasi pandemi; bagi mereka yang terdampak secara ekonomi sehingga kehilangan pekerjaan; bagi mereka yang merasa sendirian, kuatir, bahkan terguncang secara iman dan psikologis karena pembatasan sosial;

• Doa syafaat diakhiri dengan Doa Bapa Kami dan menyanyikan doksologi KJ 475 (do=d)

Page 5: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 5

é (boleh) berdiri

PENGUTUSAN Ayah Tetaplah pelihara kasih dalam keluarga kita, sehingga kasih

itu menjadi nampak dalam kehidupan sehari-hari, dan juga menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.

¯ NYANYIAN UMAT GB 49 “KASIH PASTI LEMAH LEMBUT” (do=a)

Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan, kasih pasti murah hati; kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan. Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan, kasih pasti murah hati; kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan. Ajarilah kami ini saling mengasihi. Ajarilah kami ini saling mengampuni. Ajarilah kami ini kasih-Mu, ya Tuhan; kasih-Mu kudus tiada batasnya.

DOA PENUTUP Anak Mari berdoa: Tuhan, terima kasih karena kami sudah beribadah

bersama-sama keluarga di malam ini. Tuhan kiranya senantiasa memberkati keluarga kami setiap hari. Kiranya kebahagiaan dan kehangatan selalu ada di dalam keluarga kami. Di dalam nama Yesus kami berdoa dan bersyukur:

U ¯ Bapa t’rima kasih, Bapa t’rima kasih, Bapa di dalam surga, ‘ku bert’rima kasih. Amin.

SAAT TEDUH

KOMISI TEOLOGI GPIB PAULUS YOR - APRIL 2020

Page 6: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 6

POKOK RENUNGAN

“BERDAMAI DENGAN KELUARGA” etika memasuki sebuah perkawinan, setiap pasangan suami isteri tentu berharap bahwa kehidupan perkawinannya akan langgeng dan dipenuhi dengan kebahagiaan. Saya yakin, bahwa tidak ada seorang pun yang

menginginkan bahtera rumah tangganya akan berakhir dengan perceraian. Namun dalam kenyataannya, menjalani kehidupan perkawinan tidaklah semudah yang kita bayangkan. Ibarat sebuah bahtera di samudera luas dengan badai taufan dan gelombangnya, demikianlah bahtera rumah tangga seseorang, termasuk kita. Penuh tantangan dan pergumulan serta cobaan dan godaan. Jika kita tidak mampu mengatasinya, maka bahtera rumah tangga kita bisa berakhir pada perceraian. Menurut data di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama, kasus perceraian terus-menerus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, ada 394.246 kasus, tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 403.070 kasus dan tahun 2017 ada 415.848 kasus. Penyebabnya beragam, mulai dari perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pertengkaran yang terus-menerus, persolan ekonomi dan sebagainya. Setiap perceraian tentu akan memberikan dampak buruk dalam kehidupan rumah tangga. Dan biasanya yang menjadi korban adalah anak-anak dalam keluarga. Rupa-rupanya, hal ini juga dihadapi oleh Jemaat Kristen di Korintus. Ituah sebabnya Rasul Paulus berupaya menjawab pergumulan ini melalui suratnya, khususnya pada pasal 7 yang membahas tentang perkawinan. Kalau sebuah perkawinan penuh dengan pergumulan dan tantangan, serta cobaan dan godaan, kalau perkawinan selalu diperhadapkan pada ancaman perceraian, untuk apa manusia dan kita harus menjalani perkawinan? Lembaga perkawinan sesungguhnya merupakan lembaga tertua dalam kehidupan manusia di bumi ini. Siapakah yang merancangkan sebuah perkawinan? Pada mulanya di Taman Eden, Allah sendirilah yang merancangkan sebuah lembaga perkawinan (bdk. Kej. 2: 18-24). Dan ini ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 19: 4, 5. Selain itu, perkawinan di Taman Eden terjadi sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, perkawinan adalah sebuah peristiwa kehidupan yang sakral. Dan ini merupakan dasar perkawinan Kristen.

K

Page 7: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 7

Ada banyak gambaran yang dipakai untuk menggambarkan sebuah perkawinan. Misalnya yang telah disampaikan tadi, bahwa kehidupan perkawinan ibarat bahtera rumah tangga di samudera kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang. Seorang pakar perkawinan Kristen bernama Dr. David Mace, menggambarkan sebuah perkawinan seperti sebuah meja dengan tiga tiang pilar di bawahnya. Kalau salah satu tiang pilar ada yang patah, maka meja perkawinan akan ambruk. Yang dimaksudkan ketiga tiang/pilar tersebut adalah:

1. Tiang/pilar monogami. Perkawinan Kristen adalah perkawinan monogami. Satu istri dan satu suami. Sekali dan selamanya, sampai maut memisahkan mereka;

2. Tiang/pilar kesetiaan. Satu istri dan satu suami, tanpa ada pria idaman lain, ataupun wanita idaman lain;

3. Tiang/pilar tak terceraikan. Artinya perkawinan Kristen harus diperjuangkan dengan sekuat hati, pikiran, tekad dan cinta kasih, agar tidak terceraikan.

Ini ditegaskan pula oleh Rasul Paulus dalam teks bacaan kita tadi: “…tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.” (ay. 10b-11a). Yang Paulus maksudkan Tuhan di sini adalah Tuhan Yesus Kristus. Dalam Injil Matius 19:5 dan 6, Tuhan Yesus berkata: “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Dengan sangat tegas, Tuhan Yesus dan Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa Allah sangat menolak perceraian. Bagaimana supaya perkawnan kita bisa langgeng? Kembali kepada tiga pilar tadi yang merupakan azas perkawinan Kristen: Monogami, kesetiaan dan tidak terceraikan. Jagalah pilar ini agar jangan ada yang patah dengan senantiasa melibatkan Tuhan Yesus dalam kehidupan perkawinan kita. Bagaimana kalau pada akhirnya perceraian tidak dapat dihindari? Paulus menasihati, hendaklah dia tetap dalam keadaan tidak kawin dan berdamai dengan pasangannya. Sebab pernikahan yang dilakukan setelah perceraian sama dengan perzinahan. Selain itu, keadaan tidak kawin lagi dan berdamai dengan pasangannya, memberikan peluang untuk bisa rujuk kembali.

Page 8: TATA IBADAH KELUARGAgpibpaulusjakarta.org/newsite/wp-content/uploads/2020/05/...2020/05/13  · TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 4 ¯ NYANYIAN UMAT KJ 318“BERBAHAGIA

TATA IBADAH KELUARGA – GPIB PAULUS JAKARTA | 8

Kita sedang berada di tengah-tengah pergumulan yang sangat berat, yaitu menghadapi pandemi COVID-19, yang melanda hampir di seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali Indonesia. Kita tahu bersama kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Di Indonesia per 11 Mei 2020 telah memasuki angka 14.265 kasus dengan korban yang meninggal 991 orang dan yang sembuh 2881 orang. Kita masih belum tahu pasti, kapan pandemi ini akan berakhir? Kapankah negara kita bisa terbebas dari virus corona ini? Segala kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Mulai dari physical distancing, mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan masker jika keluar rumah, tetap tinggal di rumah, larangan mudik dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua itu dilakukan dalam rankga memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dengan tetap tinggal di rumah kalau tidak ada kepentingan untuk keluar rumah, bisa saja menimbulkan dampak negatif, yaitu kebosanan, stres, bahkan bisa memicu perceraian karena alasan ekonomi. Namun tetap tinggal di rumah juga bisa memberikan dampak positif bagi kita. Kalau sebelum peristiwa pandemi COVID-19, kita sibuk dengan urusannya masing-masing. Orang tua sibuk bekerja mencari nafkah, anak-anak sibuk dengan studi dan kegiatannya masing-masing, sehingga hampir-hampir tidak ada waktu untuk berkumpul bersama, membangun komunikasi yang selama ini hilang, saling menguatkan dan saling menopang, hidup dalam damai dengan sesama, maka kehidupan perkawinan dan rumah tangga kita akan kembali harmonis dengan menjaga tiga pilar meja perkawinan kita dengan hidup dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Amin.

( Renungan disusun oleh Pdt. Fransisca Felubun-Tuwanakotta )