Tatalaksana Dermatitis Kontak Iritan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MEdika mentosa dermatitis kontak iritan

Citation preview

Penatalaksanaan Upaya pengonatan dermatitis kontak iritan yang penting adalah menghindarkan pajanan dari bahan-bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis maupun kimiawi serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna dan tidak terjadi komplikasi makan dermatitiskontak iritan ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topical, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. 1,4Apa bila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosterois topikan atau hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis dapat diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat yaitu pemberian prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg dosis inisial, dan di tappering 10mg. Selain itu pemakaian alat pelindung diri yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan sebagai suatu upaya pencegan kejadian dengan rekurensi. 1,4Dapat pula diberikan antihistamin dan antibiotic. Pemberian antibiotic dianjurkan agar menghindarkan komplikasi lanjut yaitu infeksi sekunder pada dermatitis iritan, Sedangkan antihistamin mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis kontak iritan. Perlu diketahui bahwa pemberian obat topikal merupakan lini pertama pada penyakit kulit apapun. Bila gejala menunjukan adanya penyebaran secara sistemik pemberian obat oral atau parental dapat diindikasikan. 1,4Komplikasi Dermatitis kontak iritan dapat meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topical. Lesi yang terjadi pada kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh Staphylococcus aureus. Selain itu dapat terjadi neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis) terutama pada pekerja yang terpapar iritan di tempat kerjanya atau dengan stres psikologik.Gejala berupa peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Pruritus memeainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenaio pruritus berhubungan dengan adanya penyakit yang mendasari dan salah satunya ialah dermatitis kontak alergi. 1,4 Hiperpigmentasi atau hipopignemtasi bisa terjadi pada post inflamasi pada area terkena dermatitis kontak iritan atau dapat juga muncul jaringan parut pada paparan bahan korosif, ekskoriasi atau artifak. 1,4Prognosis Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan secara sempurna maka prognosisnya akan menjadi kurang baik. Keadaan ini sering terjadi dengan dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya bisa dikarenakan multi faktor. 1,4