12

Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

  • Upload
    doananh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan
Page 2: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan
Page 3: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

1

Pendahuluan

Dalam dua dekade terakhir ini telah berkembang pesat suatu teknologi yang disebut dengan istilah unmanned vehicle yang disebut juga dengan kendaraan tanpa awak. Berhubungan dengan hal tersebut, disebut sistem navigasi kendaraan

menjadi salah satu bagian yang penting dalam teknologi ini. Salah satu sistem navigasi yang banyak diaplikasikan saat ini adalah navigasi berbasis Real-Time Differential Global Positioning System (RTK DGPS) dan berbasis sistem visual. Sistem navigasi berbasis visual masih belum banyak diterapkan, dikarenakan biaya yang lebih mahal jika

Technical Paper

Pengembangan Metoda Deteksi Rintangan untuk Traktor Tanpa Awak Menggunakan Kamera CCD

Development of Obstacle Detection Method for Unmanned Tractor using CCD Camera

Usman Ahmad1, Desrial2 dan Mudho Saksono3

Abstract

For unmanned tractor guided by global positioning system, ability for eluding obstacles such as trees, big stone, cavity, bund, people, and other objects in the work area is very important in order not to stop the operation.Surrounding detection system using CCD camera makes it possible for unmanned tractor to detect obstacles in front of it realtime. However, with so many different objects that may captured by the camera, it will need a lot of image processing steps that takes a lot of time so it is no longer suitable for realtime detection in application. The proposed research is aimed to develop a simpler obstacle detection method by adding a red laser pointer to the CCD camera used to capture scene in front of the tractor. The red laser light that reflected by an obstacle gives an important information in the image, and the distance of the obstacle could be calculated based on phytagoras theory. The results showed that all obstacles with 1 m distance, 80% obstacles with 2 m distance, and 40% obstacles with 3 m distance could be detected. Obstacles with more than 3 m distances could not be detected due to weak laser light for the distances. The accuracy of distance prediction for all situation is 67.5%, which is still need improvements.

Keywords: unmanned tractor, detection system, obstacle, image processing

Abstrak

Kemampuan menghindari rintangan pada lahan kerja berupa pohon, batu, lubang, pematang, manusia, dan benda-benda lainnya yang tidak mungkin dilewati diperlukan oleh traktor yang dioperasikan tanpa awak berbasis GPS. Sistem pengindera lingkungan sekitar menggunakan kamera CCD memungkinkan untuk mendeteksi rintangan yang berada di depan traktor secaral realtime. Namun dengan kemungkinan beragamnya obyek yang ditangkap oleh kamera, pengolahan citra menjadi kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga tidak cocok untuk diaplikasikan. Penelitian ini mencoba mengembangkan metoda deteksi rintangan pada lahan kerja traktor tanpa awak yang lebih sederhana dengan penambahan sinar laser merah pada kamera CCD yang digunakan. Sinar laser merah yang tertahan pada rintangan memberikan informasi pada sistem pengindera bahwa di depan ada rintangan, dan jaraknya dari traktor dihitung berdasarkan prinsip phitagoras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua rintangan berjarak 1 m, 80% rintangan berjarak 2 m, dan 40% rintangan berjarak 3 m dapat dideteksi. Rintangan yang berjarak lebih dari 3 m dari traktor belum dapat dideteksi karena kekuatan sinar laser yang menurun dengan bertambahnya jarak. Akurasi dalam pendugaan jarak secara keseluruhan untuk rintangan yang terdeteksi juga masih rendah, yaitu 67.5%.

Kata Kunci: traktor tanpa awak, sistem deteksi, rintangan, pengolahan citraDiterima: 01 Agustus 2011; Disetujui: 04 Januari 2012

1 Dosen pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian- Institut Pertanian Bogor. \ Email: [email protected] Dosen pada Departemen Teknik Mesin dan BiosistemFakultas Teknologi Pertanian - Institut Pertanian Bogor3 Alumni Program Sarjana pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian -Institut Pertanian Bogor.

Page 4: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

9

Pendahuluan

Latar BelakangAsupan air dari aliran sungai, buangan rumah

tangga dan hujan perlu dikontrol secara seksama agar tidak terjadi over suply yang biasanya dicirikan dengan banjir (luapan) sehingga dengan dampak negatif tersebut perlu dilakukan penyelidikan lapisan batuan didaerah perumahan maupun perkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan antara kebutuhan/ penyediaan air yang besar dan sumber air tanah yang mencukupi. Berdasarkan data-data lapisan batuan tersebut dapat dilakukan perencanaan untuk

membuat sumur resapan dilingkungan perumahan atau perkantoran.

Tahanan jenis formasi batuan mempunyai jangkauan harga yang bervarisai, tergantung atas jenis materialnya, densitas, porositas, permeabilitas, ukuran dan bentuk pori, kandungan dan kualitas air, temperatur, proses-proses geologi yang terjadi, dll. Beberapa jenis batuan mempunyai jangkauan harga tahanan jenis tertentu. Jangkauan harga tahanan jenis tersebut akan tumpang tindih antara satu jenis batuan dengan jenis batuan lainnya, sehingga akan menyulitkan identifikasi batuan, jika hanya berdasarkan harga tahanan jenisnya. Jangkauan harga tahanan jenis tersebut selain refleksi dari tekstur batuan juga merupakan akibat dari proses-

Technical Paper

Eksplorasi Air Tanah di JakartaGroundwater Exploration at Jakarta

Roh Santoso Budi Waspodo1

Abstract

The purpose of the geoelectricity resistivity survey in DKI Jakarta, i.e. in Taman Duta Cimanggis Resident and the Ministry of Environment Office is to find out the distribution of penetration zone beneath the surface. The geoelectricity method is intended to find out the depth and spread formation of the lower layer surface of the acquired resistivity value based prediction. Based on that resistivity distribution, geological subsurface conditions can then be interpreted. Hydrogeological condition in the research site was included to the aquifer system with wide range of groundwater spreads. Rocks which are expected to be aquifer in both site are sandy clay and sand. From the geoelectricity estimation observation results, the aquifer layer can be found out, i.e. in Taman Duta CImanggis Resident was in depth of 20-60 m below the ground surface with the lithological form of sand. While in the Ministry of Environment Office By Pass were in depth of 10-20 m (aquifer I layer with the lithological form of sandy clay) and 30-35 (aquifer II layer with the lithological form of sand).

Keyword: Aquifer, resistivity

Abstrak

Tujuan dari survei geolistrik resistivitas di DKI Jakarta, yaitu di Taman Resident Cimanggis Duta dan Kementerian Lingkungan Hidup Kantor adalah untuk mengetahui distribusi zona penetrasi di bawah permukaan. Metode geolistrik ini dimaksudkan untuk mengetahui kedalaman dan pembentukan penyebaran permukaan lapisan bawah dari prediksi nilai yang diperoleh resistivitas berbasis. Berdasarkan hal tersebut distribusi resistivitas, kondisi bawah permukaan geologi kemudian dapat diinterpretasikan. Kondisi hidrogeologi di lokasi penelitian dimasukkan ke sistem akuifer dengan berbagai menyebar tanah. Rocks yang diharapkan menjadi akuifer di situs keduanya lempung berpasir dan pasir. Dari hasil estimasi pengamatan geolistrik, lapisan akuifer dapat diketahui, yaitu di Taman Resident Cimanggis Duta berada di kedalaman 20-60 m di bawah permukaan tanah dengan bentuk litologi pasir. Sementara di Kementerian Lingkungan Hidup Kantor By Pass berada di kedalaman 10-20 m (akuifer I layer dengan bentuk litologi berpasir liat) dan 30-35 (akuifer II layer dengan bentuk litologi pasir). Kata Kunci: akuifer, resistivitasDiterima: 15 Agustus 2011; Disetujui: 18 Januari 2011

1 Staf Pengajar Dep.. Teknik Sipil dan Lingkungan, Fateta, IPB. Email: [email protected]

Page 5: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

17

Pendahuluan

Perkebunan tebu selain menghasilkan gula, juga memiliki potensi untuk menghasilkan pupuk organik berupa kompos yang berasal dari limbah organik serasah tebu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Toharisman (1991), berat serasah tebu hasil tebangan di lahan dapat mencapai 20-25 ton/ha. Serasah merupakan sisa tebangan atas terdiri atas daun, pucuk, dan batang tebu

yang tidak terangkut ke pabrik. Potensi ini belum dimanfaatkan oleh perkebunan tebu dalam upaya peningkatan produksi gula. Hal tersebut terlihat dengan masih dilakukannya pembakaran serasah setelah beberapa hari proses penebangan, karena serasah dapat mengganggu pengoperasian alat dan mesin pada saat pengolahan lahan. Unit pengelola serasah pada perkebunan tebu lahan kering perlu menerapkan mekanisasi karena kegiatan yang akan dilakukan merupakan kegiatan

Technical Paper

Aspek Teknologi dan Analisis Kelayakan Pengelolaan Serasah Tebu pada Perkebunan Tebu Lahan Kering

Technology Aspect and Feasibility Analysis of Sugarcane Slash Management on dry land sugarcane Plantation

Iqbal1, Tineke Mandang2, E. Namaken Sembiring2, M.A. Chozin3

Abstract

PG Takalar is one of sugar factory in South Sulawesi which has enormous potential of sugarcane litter. Sugarcane litter is organic waste that could be processed into organic fertilizer in form of compost. The objectives of this study were to determine the potential of sugarcane litter and to determine the machinery requirement for sugarcane litter management in PG Takalar. The result showed that the average availability potential of sugarcane litter in PG Takalar was 19.96% or 20% from each stem of sugarcane. In total, with 4186 ha area of PG Takalar, the potential of sugarcane litter was 32860 ton/year. Nowadays, in PG Takalar, the management of sugarcane litter is done conventionally by burning the litter in the field. It is also found from the study that to manage the sugarcane litter in 4186 ha area, the number of machinery needed to support the mechanization of sugarcane litter management were 48 units of tractor, 13 units of trash rake, 31 units of trailer, 4 units of applicator, 18 units of chopper, 3 units of truck, 3 units of composting turner, and 3 units of loader.

Keywords: potential, mechanization, management, sugarcane litter, sugarcane

Abstrak

PG Takalar adalah salah satu pabrik gula yang terdapat di Sulawesi Selatan dan memiliki potensi serasah tebu yang besar. Serasah tebu merupakan limbah yang kaya bahan organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik berupa kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan kebutuhan alat dan mesin pada pengelolaan serasah tebu pada PG Takalar . Hasil penelitian menunjukkan bahwa PG Takalar memiliki rata-rata potensi ketersediaan serasah tebu pada PG Takalar adalah 19.96% atau 20% dari setiap batang tanaman tebu. Dengan luas lahan 4186 ha, maka total potensi serasah tebu adalah 32860 ton/tahun. Hingga saat ini pengelolaan serasah tebu pada PG Takalar masih dilakukan secara konvensional dengan membakar serasah tebu tersebut di lahan perkebunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan 4186 ha membutuhkan jumlah alat dan mesin untuk mendukung kegiatan mekanisasi pada pengelolaan serasah tebu adalah traktor 48 unit, trash rake 13 unit, trailer besar 31 unit, aplikator 4 unit, pencacah 18 unit, truk 3 unit, pengaduk 3 unit, dan loader 3 unit.

Kata kunci : potensi, mekanisasi, pengelolaan, serasah tebu, tanaman tebu Diterima: 14 September 2011; Disetujui: 17 Pebruari 2012

1 Staf Pengajar Program Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar, Email: [email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor3 Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor

Page 6: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

25

Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Potensi besar yang belum dimanfaatkan tersebut salah satunya adalah ikan hasil tangkapan samping (HTS) atau by catch. Ikan HTS adalah ikan yang ikut tertangkap dalam suatu operasi penangkapan ikan tertentu yang sebenarnya tidak ditujukan untuk menangkap ikan tersebut.

Salah satu ikan HTS yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah ikan pepetek (Leiognathus sp.). Ikan pepetek memiliki ukuran yang kecil dan memiliki banyak duri sehingga di beberapa negara

Asia Tenggara ikan ini lebih banyak digunakan untuk tepung ikan, pupuk, ikan asin, dan makanan itik (ternak). Di Indonesia, ikan pepetek lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan asin, oleh karena itu ikan pepetek merupakan ikan yang nilai ekonomisnya masih rendah.

Peningkatan nilai ekonomis dari ikan pepetek khususnya di daerah dengan jumlah tangkapan ikan pepetek yang tinggi seperti di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (BPS 2008), diperlukan teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah produk misalnya dengan teknologi pembuatan keripik menggunakan penggorengan hampa (vacuum frying). Proses penggorengan hampa memungkinkan bahan digoreng pada suhu

Technical Paper

Optimasi Proses Penggorengan Hampa dan Penyimpanan Keripik Ikan Pepetek (Leiognathus sp.)

Optimation of Vacuum Frying Process and Storage of Pepetek (Leiognathus sp.) Fish Chips

Jati Sumarto Putro1, I Wayan Budiastra2 dan Usman Ahmad3

Abstract

Vacuum frying technology can be used as an alternative to improve the economic value of Pepetek (Leiognathus sp.) fish. The objectives of this study were to determine frying temperature and process time and to determine packaging material and shelf life of processed fish. Pepeteks were fried in temperature 80, 90, and 100 oC and process time 30, 45, and 60 minutes. Product quality of each treatments were analyzed including water content, fat content, hardness, and color. Organoleptic tests were carried out based on hedonic scale. The result showed that the temperature and exposure time significantly influenced the characteristic of the products. The best quality of pepetek chips was obtained at frying temperature 90oC for 45 minutes. Aluminium foil maintained the shelf life of pepetek chips better than Polypropilene.

Keywords: vacuum frying, pepetek chips, shelf life

Abstrak

Teknologi penggorengan hampa dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomis dari ikan Pepetek (Leiognathus sp.). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan suhu dan waktu proses penggorengan serta menentukan jenis kemasan dan umur simpannya. Ikan pepetek digoreng pada suhu 80, 90, dan 100 oC dengan waktu 30, 45, dan 60 menit. Analisa kualitas produk pada tiap perlakuan meliputi kadar air, kadar lemak, kekerasan, dan warna. Uji organoleptik dilakukan berdasarkan skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan suhu dan waktu penggorengan berpengaruh nyata terhadap karakteristik produk. Kualitas keripik pepetek terbaik diperoleh pada suhu 90 oC dengan waktu 45 menit. Aluminium foil mampu mempertahankan umur simpan keripik pepetek lebih baik dibandingkan Polipropilen.

Kata kunci: penggorengan hampa, pepetek, umur simpanDiterima: 23 September 2011; Disetujui: 26 Januari 2012

1 Politeknik Muara Teweh, Email: [email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected]

Page 7: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

33

Pendahuluan

Mentimun merupakan tanaman sayuran buah daerah tropik dan subtropik yang banyak di konsumsi . Salah satu jenis mentimun yang mulai banyak diproduksi adalah jenis mentimun Jepang (Cucumis sativus L.), yang sudah dikenal petani sayuran di Indonesia karena nilai ekonominya yang tinggi. Mentimun Jepang banyak disukai karena cita rasanya yang khas, renyah dan banyak mengandung air hingga 90-95 %. Mentimun

Jepang umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar. Untuk mempertahankan sifat kerenyahan dan kesegarannya ini, mentimun Jepang setelah dipanen harus disimpan dalam suhu rendah selama distribusi dan pemasarannya.

Penyimpanan pada suhu rendah mampu mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa simpan hasil pertanian, karena dapat menurunkan proses respirasi, memperkecil transpirasi dan menghambat perkembangan mikrobia. Suhu rendah mampu menghambat susut berat, mempertahankan

Technical Paper

Indikasi kerusakan dingin pada mentimun Jepang(Cucumis sativus L.) berdasarkan perubahan ion leakage dan pH

Indication of chilling injury in Japanese cucumber(Cucumis sativus L.) based on the changes in ion leakage and pH

Yohanes Aris Purwanto1, Seiichi Oshita2, Yoshio Makino2, dan Yoshinori Kawagoe3

Abstract

In this study, the chilling induced in Japanese cucumber (Cucumis sativus L.) stored at chilled temperature and the changes in its quality during storage period were examined. Change in ion leakage and pH were used as indicator of chilling injury symptopms. The sample of cucumber were stored at 5ºC (chilling) and 25ºC (non chilling). Percentage of ion leakage for cucumber stored at 5ºC was higher than that at 25 ºC at storage time of 3, 6 and 9 days. The increase in the rate of ion leakage at 5ºC indicates the chilling induced of cell membrane. The increasing tendency of pH was observed for cucumber stored at 5ºC with the value at storage time of 9 days were higher than that at 25ºC. The increase in pH could be thought as the change in acid content which indicate the occurrence of chilling injury. Changes in ion leakage and pH indicate the change in membrane permeability which related to chilling injury.

Keywords: chilling injury, ion leakage, pH, Japanese cucumber, low temperature storage

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis terjadinya gejala chilling injury pada mentimun Jepang (Cucumis sativus L.) yang disimpan pada suhu rendah. Perubahan ion leakage dan pH digunakan sebagai indikator terjadinya chilling injury. Sampel mentimun disimpan pada suhu 5ºC (suhu rendah) dan and 25ºC (suhu ruang). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase dari ion leakage untuk mentimun yang disimpan pada suhu 5ºC lebih tinggi dibanding pada suhu 25 ºC pada periode penyimpanan 3, 6 dan 9 hari. Kenaikan laju ion leakage pada mentimun yang disimpan pada suhu 5ºC menunjukkan adanya pengaruh suhu rendah terhadap membran sel. Kecenderungan kenaikan pH terlihat pada mentimun yang disimpan pada suhu 5ºC dengan nilai lebih besar pada hari penyimpanan ke 9 dibandingkan dengan mentimun yang disimpan pada suhu 25ºC. Kenaikan pada pH menunjukkan terjadinya perubahan kandungan asam yang mengindikasikan terjadinya gejala chilling injury. Perubahan ion leakage dan pH menunjukkan terjadinya perubahan permeabilitas membran yang berkorelasi terhadap gejala chilling injury.

Kata kunci: chilling injury, ion leakage, pH, mentimun Jepang, penyimpanan suhu rendahDiterima: 11 Oktober 2011; Disetujui: 20 Pebruari 2012

1 Dept. of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, Bogor 16002, Indonesia, Email: [email protected]

2 Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo, Yayoi 1-1-1, Bunkyo-ku, Tokyo 113-8657, Japan3 College of Bioresource Sciences, Nihon University, 1866 Kameino, Fujisawa 252-0880, Japan

Page 8: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

39

Pendahuluan

Latar BelakangPisang merupakan tanaman hortlikurtura yang

dapat tumbuh dengan baik di Indonesia karena iklim dan tanah yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pisang adalah salah satu buah yang mengandung zat gizi yang baik. Produksi pisang pada tahun 2003 jumlah produksi pisang di Indonesia mencapai 4.177.155 ton hingga pada tahun 2009 produksi

pisang terus meningkat menjadi 6.373.533 ton (BPS, 2011). Salah satu produk olahan pisang adalah keripik pisang. Produk samping industri keripik pisang adalah limbah kulit pisang. Menurut FAO (2003) limbah kulit pisang berjumlah 40% dari total jumlah berat buah pisang. Limbah kulit pisang selama ini hanya dibuat sebagai pakan ternak, padahal mengandung komponen berupa pektin. Pektin banyak terdapat pada bahan limbah hasil pertanian seperti kulit buah. Potensi limbah kulit

Technical Paper

Karakteristik Edible Film dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang

Characterization Of Edible Film Based On Pectin Extracted From Banana Peel

Muhammad Sudirman Akili1, Usman Ahmad2 dan Nugraha Edhi Suyatma3

Abstract

Banana peel is a waste of banana processing industries which is obviously uneconomy and unfriendly to the environment. However, this material could be used as a source of important natural compounds, such as pectin. Owing to the fact that pectin has good gelling properties, it can be used to make edible film. The objectives of this research were to extract and characterize pectin from banana peel and to make edible film from the obtained pectin by using glycerol as plasticizer. Characterization of edible films were conducted in terms of color, thickness, elongation, tensile strength and water vapor transmission. The research used factorial completely randomized design. The results showed that yield of pectin made from ambon banana peel ripeness level one was 8.42% with the characteristics werewater content: 11.27% (<12%), ash content: 1.70%, low methoxil content: 4.15% (<7%) and galacturonat content: 25.86% (65%). The addition of glycerol significantly increased elongation and decreased tensile strength of edible film. Based on edible film result, the recomended treatment is the addition with glycerol 20% as plasticizer of pectin based edible film.

Keywords : banana peel,pectin,edible film.

Abstrak

Kulit pisang adalah limbah hasil industri pengolahan yang tidak bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Meskipun limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber pektin yang merupakan senyawa alami. Kenyataannya bahwa pektin memiliki sifat gel yang baik sehingga dapat digunakan untuk membuat kemasan yang dapat dimakan (edible film. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstrak dan mengkarakterisasi pektin dari kulit pisang untuk membuat edibe film dengan penambahan gliserol untuk memberikan sifat plastis dan elastis. Karakteristik edible film pada penelitian ini adalah warna, ketebalan, elongasi, kuat tarik dan laju transmisi uap air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendeman tertinggi terdapat pada pektin dari kulit pisang tingkat kematangan 1 dengan karakteristik kadar air: 11.27% (<12%), kadar abu: 1.70%, kandungan metoksil rendah: 4.15% (<7%) dan kandungan asam galkturonat: 25.86% (65%). Penambahan gliserol secara signifikan meningkatkan elongasi dan menurunkan kuat tarik edibe film. Edible film dengan perlakuan penambahan gliserol 20% direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena memiliki sifat plastis yang baik dan mampu mengemas bahan pangan.

Kata Kunci : kulit pisang, pektin, edibe filmDiterima: 27 Januari 2012; Disetujui: 30 Maret 2012

1 Mahasiswa Mayor Teknologi Pascapanen Sekolah Pascasarjana IPB. Email: [email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. IPB3 Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

Page 9: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

47

Introduction

It is well known that storage below room temperature and above freeze temperature may extend horticultural crops shelf life. Meanwhile, some physiological disorders were occurred in a number of horticultural crops due to its temperature condition. Failure to ripen, skin lesions and susceptibility to decay are typical symptoms of Chilling Injury (CI) (Lurie et al. 1997). Symptoms of

CI include increased membrane permeability and a resultant increase in leakage of cellular constituents (Murata 1990; Sharom et al. 1994 in Saltveit 2005).

The rate of ion leakage from excised tissue into an isotonic aqueous solution is a useful measure of the severity of chilling-induced increase in membrane permeability (King and Ludford 1983; Saltveit 2002 in Saltveit 2005). Ion leakage has been used as an indicator of damage to the plasma membrane and CI (Marangoni, Palma and Stanley 1996). The

Technical Paper

Effect of Heat Shock Treatment and Aloe Vera Coating to Chilling Injury Symptom in Tomato (Lycopersicon asculantum Mill.)

Pengaruh Perlakuan Heat Shock dan Pelapisan Aloe Vera pada Gejala Chilling Injury untuk Tomat (Lycopersicon asculantum Mill.)

Sutrisno1, Y. Aris Purwanto2 dan Olly S. Hutabarat3

Abstract

This research was undertaken to determine the effect of length in heat shock and edible coating as pre-storage treatment to Chilling Injury (CI) symptom reflected by ion leakage induced and quality properties in tomato (Lycopersicon asculantum Mill.). Heat Shock Treatment (HST) was conducted at three different levels of length, which were, 20; 40 and 60 min. Edible coating was conducted using aloe vera gel. The result showed that HST and Aloe Vera Coating (AVC) were more effective to reduce CI symptom at lower chilling storage. Prolong exposure to heated water may delay climacteric peak. The length of heat shock, AVC treatment and low temperature storage significantly affected the tomato quality parameter but not significantly different for each treatment except weight loss. HST for 20 min at ambient temperature was significantly different to other treatment.

Keywords: heat shock treatment, aloe vera coating, ion leakage, chilling injury, tomato

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama perlakuan panas (heat shock ) dan pelapisan bahan edibel sebagai perlakuan awal sebelum penyimpanan, terhadap gejala chilling injury (CI) yang diekspresikan sebagai terjadinya kebocoran ion (ion leakage) dan perubahan mutu pada tomat (Lycopersicon asculantum Mill.). Heat Shock Treatment (HST) dilakukan dengan pada 3 (tiga) tingkat lama perlakuan yang berbeda, yakni 20, 40 dan 60 menit. Pelapisan bahan edibel dilakukan dengan menggunakan gel lidah buaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HST dan pelapisan lidah buaya (Aloe Vera Coating/AVC) lebih efektif dalam menurunkan gejala CI pada penyimpanan dengan suhu lebih rendah. Pencelupan pada air panas yang lebih lama dapat menunda pencapaian puncak klimakterik. Lamanya perlkuan panas, perlakuan AVC dan penyimpanan dengan suhu rendah secara signifikan berpengaruh terhadap parameter mutu tomat, akan tetapi tidak berbeda nyata jika perlakuan tersebut bersifat tunggal, kecuali pada parameter susut bobot. Perlakuan panas (HST) selama 20 menit pada suhu ruang berbeda secara sigifikan dibandingkan perlakuan lainnya.

Kata Kunci : perlakuan panas (HST), pelapisan lidah buaya, ion leakage, chilling injury, tomat.Diterima: 27 Oktober 2011; Disetujui: 02 Januari 2012

1 Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University,2 Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University, E-mail: [email protected] Study Program of Postharvest Technology, Graduate School of Bogor Agricultural University

Page 10: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

53

Technical Paper

Pendugaan Kelas Mutu Berdasarkan Analisa Warna Dan Bentuk Biji Pala (Myristica fragrans houtt) Menggunakan Teknologi Pengolahan

Citra Dan Jaringan Saraf Tiruan

Estimation of Class Quality Analysis Based on Color and Shape Nutmeg (Myristica fragrans houtt) Using Image Processing Technology and Neural Networks

Latifa Dinar1, Atris Suyantohadi2 dan M. Affan Fajar Fallah2

Abstract

Factors affecting the quality of a product is one of them is the color and shape. Color and shape factor was used as a parameter the most attention in the selection of a product. Farmer level, the separation between the seed heads intact and damaged seeds have not done this led to lower prices nutmeg. Separation based on a whole seed and grain merchants and level damage done is done by direct observation. This separation process requires large amounts of labor, the cost is relatively large and long enough. Development of separation methods based on the nutmeg seed quality classes can be done with image processing technology in combination with artificial neural networks. The use of color and shape parameter in the selection of quality seeds in non-destructive nutmeg is needed to address the separation of nutmeg manually. This study aims to identify the quality of nutmeg by color and shape by digital image processing technology in combination with artificial neural networks. Color parameters of the model used consists of a color Red Green Blue, Hue Saturation Value color model, color model Lαb shape parameter consists of area, perimeter, roundness, compactness. Discriminant analysis based on parameters derived mean color saturation and a significant area as the network input. The results showed the mean saturation parameter and the area identified quality class ABCD head, and BWP Rimpel with 100% accuracy.

Key words: nutmeg, quality, color, shape, discriminant analysis, neural networks

Abstrak

Faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah produk salah satunya adalah warna dan bentuk. Faktor warna dan bentuk digunakan sebagai salah satu parameter yang paling diperhatikan dalam pemilihan sebuah produk. Ditingkat petani pala proses pemisahan antara biji utuh dan biji rusak belum dilakukan hal ini menyebabkan harga biji pala menjadi rendah. Pemisahan berdasarkan biji utuh dan biji rusak dilakukan ditingkat pedagang dan dilakukan dengan pengamatan langsung. Proses pemisahan ini membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak, biaya relatif besar dan waktu yang cukup lama. Pengembangan metode pemisahan biji pala berdasarkan kelas mutu dapat dilakukan dengan teknologi pengolahan citra yang dikombinasi dengan jaringan saraf tiruan. Penggunaan parameter warna dan bentuk dalam pemilihan mutu biji pala secara non-destruktif sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan pemisahan biji pala secara manual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutu pala berdasarkan warna dan bentuk dengan teknologi pengolahan citra digital yang dikombinasi dengan jaringan saraf tiruan. Parameter warna yang digunakan terdiri dari model warna Red Green Blue, model warna Hue Saturation Value, model warna Lab parameter bentuk terdiri dari area, perimeter, roundness dan compactness. Berdasarkan analisis diskriminan diperoleh parameter warna mean saturation dan area yang signifikan sebagai input jaringan. Hasil penelitian menunjukan parameter mean saturation dan area berhasil mengidentifikasi kelas mutu pala ABCD, Rimpel dan BWP dengan akurasi 100%.

Kata kunci : Biji pala, mutu, warna, bentuk, analisis diskriminan , jaringan saraf tiruanDiterima: 01 Pebruari 2012; Disetujui: 29 Maret 2012

1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jl.Flora No 1, Yogyakarta 55281. Email :[email protected].

2 Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM

Page 11: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

61

Pendahuluan

Mangga merupakan buah eksotik tropis yang dimpor oleh semua pasar utama dunia. Penyimpanan dingin dibutuhkan untuk dapat memperpanjang umur simpan, akan tetapi penyimpanan dingin ini memiliki

resiko. Resiko kerusakan dingin ini sering disebut sebagai chilling injury yang dapat menurunkan mutu buah mangga. Menurut Skog (1998), chilling injury (CI) merupakan gangguan utama pada tanaman tropis dan subtropis, gangguan fisiologi ini akan muncul pada saat produk disimpan pada suhu

Technical Paper

Deteksi Chilling Injury pada Buah Mangga Gedong Gincu dengan Menggunakan Near Infrared Spectroscopy

Detection of Chilling Injury in Mango Fruits cv. Gedong Gincu by Using Near Infrared Spectroscopy

Putri Wulandari Zainal1, Usman Ahmad2 dan Y. Aris Purwanto3

Abstract

Chilling Injury is a major problem in storing mango fruit in low temperature wich is unavoidable in order to extend the shelf life of fruit. symptoms of chilling injury during storage associated with the change in pH due to ion leakage. Chilling injury can be detected during storage destructively, but it will require time and a lot of samples. Alternatively, the detection can be performed non-destructively by using near infrared (NIR). The purpose of this research is to build the NIR calibration models for predicting ion leakage relating with change in pH and the detection of chilling injury symptoms can be done through ion leakage storage. Reflectant NIR measurements conducted on mango fruit stored at a temperature of 8OC and 13OC. Determination of chilling injury symptoms was predicted based on change in pH and the rate of ion leakage. The analysis showed that NIR spectroscopy was able to predict the change in pH during storage of mango fruit at a temperature of 8OC based on reflectance and PLS method. Moreover ion leakage could also be predicted properly through the pH of the NIR predictions. The developed method could detect the chilling injury on mangoes after three days storage at a temperature of 8OC.

Key words: NIR, Mangoes fruit, chilling injury, ion leakage, pH.

Abstrak

Chilling injury merupakan salah satu masalah utama didalam penyimpanan dingin buah mangga, dimana penyimpanan dingin ini berfungsi untuk memperpanjang umur simpan buah. Gejala chilling injury selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan pH yang disebabkan oleh ion leakage. Chilling injury selama penyimpanan dapat dideteksi secara destruktif, tetapi deteksi secara destruktif membutuhkan waktu yang lama dan sampel yang banyak. Oleh karena itu, deteksi secara non-destruktif dapat dilakukan dengan menggunakan NIR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model kalibrasi NIR untuk dapat memprediksi ion leakage yang berhubungan dengan perubahan pH dan deteksi gejala chilling injury yang berhubungan dengan ion leakage selama penyimpanan. Pengukuran reflektan NIR dilakukan pada buah mangga yang disimpan pada suhu 8OC and 13OC. Pengukuran gejala chilling injury diprediksi berdasarkan pH dan rata-rata perubahan ion leakage. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa NIR-spectroscopy mampu untuk memprediksi perubahan pH selama penyimpanan dingin buah mangga suhu 8OC berdasarkan data reflektan dan metode PLS. Selain itu, ion leakage dapat diprediksi dengan menggunakan pH prediksi NIR. Pengembangan metode ini, dapat mendeteksi chilling injury pada buah mangga dimana pada pendeteksian chilling injury terjadi pada hari ketiga penyimpanan suhu 8OC.

Kata Kunci: NIR, Buah mangga, chilling injury, ion leakage, pH.Diterima: 09 Nopember 2011; Disetujui:13 Maret 2012

1 Mahasiswa S2 Program Mayor Teknologi Pascapanen (TPP), Sekolah Pascasarjana IPB, Email: [email protected], 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Email: [email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Email: [email protected]

Page 12: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012012.pdfperkantoran/industri agar asupan air permukaan dapat dimanfaatkan me’recharge’ lapisan aquifer agar dapat menyeimbangkan

69

Technical Paper

Kajian Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Mortalitas Lalat Buah dan Mutu Buah Mangga Gedong (Mangifera indica L) Selama

Penyimpanan

Study on the Effect of Gamma Rays Irradiation on Fruit Flies Mortality and Quality of Mango cv. Gedong During Storage

Cicih Sugianti1, Rokhani Hasbullah2, Y. Aris Purwanto3, Dondy A Setyabudi4

Abstract

Gedong mango (Mangifera indica L.) is a tropical fruit that has the potential for export. But, the fruit of the mango is hosted by fruit fly. Fruit fly pests of mango export has been restrained by the very strict quarantine regulation. Therefore, it need a treatment that can annihilate the fruit fly. Irradiation technique has been one of the quarantine treatment that being attention, in order to disinfested pest attack. This research aims to study the effect of irradiation on mortality of fruit fly species Bactocera papayae (oriental fruitfly) on gedong mango, and to study the effect of irradiation dose and storage temperature on the physiology of the nature and quality of mangoes gedong. The results showed the mortality test results for B. papayae towards the dose 0.75 kGy reached until 100%. The next level was to test the mango fruit fly which considered infested naturally from the field. The dose given were 0:25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy and control. The results showed that in the control treatment founded that fruit flies growth from the day 9th to day 24th days of storage. 0.25 kGy dose and 0.5 kGy dose given were still found larva growth until the day 24th days of storage. From the test results of mortality at the dose of 0.75 kGy was able to annihilate fruit fly mortality reaches until 100%, but when applied to the fruit which has considered infested in the field were still found larvae growth until the 21st days of storage. Irradiation dose of 0.75 kGy can suppress the respiration rate, and weight losses during storage. With the irradiation dose can affected the quality of gedong mango such as vitamin C, total acid, Total Soluble Solid (TSS), and moisture content of gedong mango.

Keywords: Gedong mango, Fruit flies, Irradiation, Quarantine treatment

Abstrak

Buah mangga gedong (Mangifera indica L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi untuk di ekspor. Tetapi buah mangga merupakan inang dari lalat buah. Serangan hama lalat buah menyebabkan ekspor buah mangga terhambat oleh aturan karantina yang sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan yang dapat membunuh lalat buah tersebut. Teknik iradiasi sebagai salah satu perlakuan karantina mulai dilirik untuk tujuan disinfestasi serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi terhadap mortalitas lalat buah (fruit fly) spesies Bactocera papayae (oriental fruitfly) pada buah mangga gedong, dan mempelajari pengaruh dosis iradiasi dan suhu penyimpanan terhadap sifat fisiologi dan mutu buah mangga gedong. Hasil penelitian menunjukkan untuk hasil uji mortalitas B. papayae terhadap dosis 0.75 kGy mencapai 100%. Tahapan selanjutnya adalah menguji buah mangga yang dianggap sudah terinfestasi lalat buah secara alami dari lapang. Besarnya dosis yang diberikan adalah 0.25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol ditemui lalat buah yang berkembang pada hari ke-9 sampai hari ke-24 penyimpanan. Pemberian dosis 0.25 kGy dan 0.5 kGy masih ditemukan larva yang berkembang hingga hari ke-24 penyimpanan. Dari hasil uji mortalitas pada dosis 0.75 kGy mampu membunuh lalat buah mencapai mortalitas 100%, namun ketika diterapkan pada buah yang dianggap sudah terinfestasi secara lapang masih ditemukan larva yang berkembang pada hari ke-21 penyimpanan. Pemberian dosis iradiasi sebesar 0.75 kGy dapat menekan laju respirasi, dan susut bobot selama penyimpanan. Dengan pemberian dosis iradiasi dapat mempengaruhi mutu buah mangga gedong seperti halnya kadar vitamin C, total asam, TPT, dan kadar air buah mangga gedong.

Kata kunci : Mangga gedong, Lalat buah, Iradiasi, Perlakuan karantina.Diterima: 09 Nopember 2011; Disetujui:13 Maret 2012

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: [email protected] Balai Besar Pasca Panen, Kementrian Pertanian