Upload
fixdil
View
640
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIKUM TEGANGAN PERMUKAAN
Citation preview
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN
A. Tujuan
Untuk mengenal dan membiasakan diri dengan konsep dan pengukuran
tegangan muka.
B. Landasan Teori
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam
memperluas permukaan cairan dengan satu satuan luas. Satuan untuk tegangan
permukaan (γ) adalah (J m-1) atau dyne cm-1 atau N m-1. Metode yang paling
umum untuk mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan
dalam pipa kapiler, yaitu:
γ = 12
. r . h . ρ . g
Dimana d adalah kerapatan cairan, r adalah jari-jari kapiler, l adalah
panjang cairan yang ditekan atau yang akan naik, dan g adalah konstanta
gravitasi (Dogra, 1990). Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan
suatu zat cairan yang berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau
lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh
adanya gaya tarik-menarik antar molekul dipermukaan zat cairan tersebut
(Indarniati dan Ermawati, 2008).
Diantara fenomena yang berkaitan dengan tegangan permukaan adalah
kenaikan (atau penurunan) dari zat cairan di dalam sebuah tabung kapiler. Jika
sebuah tabung kecil terbuka dimasukkan ke dalam air, permukaan air di dalam
tabung akan naik di atas permukaan air di luar tabung. Dalam situasi ini, kita
memiliki suatu permukaan temu zat cair-gas-padat. Terdapat gaya tarik
(adhesi) antara dinding tabung dan molekul zat cair yang cukup kuat untuk
mengatasi gaya tarik antar molekul (kohesi) dan menariknya kearah dinding.
Oleh Karena itu, zat cair mambasahi permukaan padat (Munson dkk, 2004).
Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau cair, mempunyai gaya
tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mrngimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair mempunyai gaya
adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap
masuk ke dalam absorben, sedang pada absorpsi zat yang diserap hanya
terdapat pada permukaannya (Sanggara, 2011).
Tegangan permukaan air terjadi karena gaya kohesif antar molekul yang
berada di permukaan. Molekul ini tidak memiliki molekul lain di atasnya
sehingga molekul tersebut saling melekat lebih kuat dengan molekul yang ada
disekitarnya. Semakin besar gaya kohesif antarmolekul di permukaan, maka
akan semakin besar tegangan permukaan. Karena gaya kohesif antar molekul
hidrokarbon lebih kecil daripada air, maka tegangan permukaan larutan juga
lebih kecil daripada air (Arbianti et al, 2008).
Di dalam cairan, sebuah molekul mengalami gaya tarik dari molekul
tetangganya, tetapi pada permukaannya sebuah molekul hanya dikelilingi
sebagian saja dan akibatnya molekul pada permukaan ini hanya mengalami
gaya tarik ke arah badan cairannya (dapat dikatakan seolah-olah badan cairan
dibungkus oleh suatu membran/lapisan yang tidak tampak). Perilaku cairan
pada permukaan cairan inilah yang disebut teganggan permukaan, dan sifat ini
pula yang menyebabkan cairan dapat jatuh membentuk tetesan, dapat
merambat pada pembuluh/pipa kapiler atau dapat mengembangkan selembar
kertas logam (Rimba, 2010).
SLS (Sodium Lauryl Sulphate) merupakan suatu bahan kimia yang
digunakan sebagai deterjen pada sabun cuci mobil, pembersih lantai,
shampoo, sabun mandi dan juga pasta gigi. Fungsi SLS sebenarnya adalah
untuk menurunkan tegagan permukaan larutan sehingga dapat melarutkan
minyak serta membentuk mikro emulsi yang menyebabkan busa terbentuk
(Roslan et al, 2009).
C. Alat dan bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Gelas kimia 100 ml
Pipa kapiler
Labu takar 100 ml
Botol semprot
Piknometer 10 ml
Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Methylen blue 0,01%, 0,05%, 0,1%
Akuades
D. Prosedur Kerja
Akuades
- Diukur massa jenisnya
- Dimasukkan 100 ml dalam gelas kimia
- Dicelupkan pipa kapiler
- Diukur ketinggiannya dalam pipa kapiler
Hasil Pengamatan..?
Methylen blue
- Ditimbang 0,01 gr, 0,05 gr, dan 0,1 gr
- Dimasukkan dalam gelas kimia
- Dilarutkan dengan akuades
- Dimasukkan dalam labu takar 100 ml
- Ditambah akuades hingga tanda tera
- Diukur massa jenisnya
- Dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml
- Dicelupkan pipa kapiler
- Diukur ketinggiannya dalam pipa kapiler
Hasil Pengamatan…?
Akuades
Methylen blue u
E. Hasil Pengamatan
a) Tabel Pengamatan
No
.Jenis Larutan
Massa
(gr)
Massa Jenis
(gr/cm3)
Tinggi
Kenaikan
(cm)
Tegangan Muka
(dyne/cm)
1 Akuades 9,98 0,998 1,75 72
2Methylen
blue 0,01%10 1 1,05 43,218
3Methylen
blue 0,05%9,99 0,999 1 41,118
4Methylen
blue 0,1%10 1 1 41,16
b) Perhitungan
Diketahui : γ akuades = 72 dyne/cm
hakuades = 1,75 cm
g = 9,8 m/s2 = 980 cm/s2
Massa Larutan
1) Massa Akuades = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
= 19,48 gram – 9,5 gram
= 9,98 gram
2) Massa Methylen = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
Blue 0,01% = 19,5 gram – 9,5 gram
= 10 gram
3) Massa Methylen = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
Blue 0,05% = 19,49 gram – 9,5 gram
= 9,99 gram
4) Massa Methylen = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
Blue 0,1% = 19,5 gram – 9,5 gram
= 10 gram
Massa Jenis Larutan
1) ρ Akuades = massa akuadesvolume akuades
= 9,9810
= 0,998 gr/ml ≡ 0,998
gr/cm3
2) ρ Methylen = massa zat
massa akuades X ρ Akuades
Blue 0,01% = 10
9,98 X 0,998 = 1 gr/ml ≡ 1 gr/cm3
3) ρ Methylen = massa zat
massa akuades X ρ Akuades
Blue 0,05% = 9,999,98
X 0,998 = 0,999 gr/ml ≡ 0,999 gr/cm3
4) ρ Methylen = massa zat
massa akuades X ρ Akuades
Blue 0,1% = 10
9,98 X 0,998 = 1 gr/ml ≡ 1 gr/cm3
Tegangan Muka Larutan
Penentuan jari-jari pipa kapiler
r = γ akuades
12
hakuades ρakuades g =
7212
.1,75 . 0,998 . 980 =
72855,785
= 0,084
cm
1) γ Methylene Blue 0,01% = 12
. r . h . ρ . g
= 12
. 0,084 . 1,05 . 1 . 980
= 43, 218 dyne/cm
2) γ Methylene Blue 0,05% = 12
. r . h . ρ . g
= 12
. 0,084 . 0,999 . 1 . 980
= 41, 118 dyne/cm
3) γ Methylene Blue 0,1% = 12
. r . h . ρ . g
= 12
. 0,084 . 1 . 1 . 980
= 41, 16 dyne/cm
F. Pembahasan
Tegangan permukaan adalah besar gaya yang terdapat pada permukaan
zat cair tiap satuan panjang. Pada zat cair, jarak antar artikelnya renggang dan
gaya tarik- menariknya tidak begitu kuat, sehingga partikel- partikelnya dapat
bergerak bebas. Tetapi gerakannya tidak dapat meninggalkan kelompoknya.
Itulah sebabnya bentuk zat cair selalu berubah- ubah sesuai dengan tempatnya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur tegangan permukaan larutan
dengan metode pipa kapiler. Tegangan permukaan yang diukur adalah
akuades dan larutan methylene blue pada tiga konsentrasi yaitu 0,01%, 0,05%,
dan 0,1%. Larutan methylene blue dibuat dalam berbagai konsentrasi karena
dalam percobaan ini akan diteliti pengaruh konsentrasi terhadap tegangan
permukaannya. Sedangkan akuades digunakan dalam percobaan ini sebagai
pembanding. Sebelum pipa kapiler dimasukan, terlebih dahulu pipa kapiler
dicuci dengan menggunakan akuades. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan
pipa kapiler sehingga kotoran yang menempel pada pipa kapiler dapat
dikeluarkan. Setelah itu barulah larutan-larutan tersebut diukur dengan
ketinggiannya pada pipa kapiler secara bergantian dan diukur massa jenisnya
menggunakan piknometer.
Diperoleh ketinggian cairan pada pipa kapiler yaitu tinggi akuades
adalah 1,75 cm, tinggi methylene blue adalah 0,01% 1,05 cm, tinggi
methylene blue 0,05% adalah 1 cm, dan tinggi methylene blue 0,1% adalah 1
cm. Perbedaan ketinggian ini disebabkan oleh gaya antar molekul masing-
masing larutan. Gaya antar molekul masing-masing larutan saling
mempengaruhi, sehingga larutan mengalami kenaikan yang berbanding lurus
dengan gaya antara molekulnya yang tinggi. Artinya, semakin besar gaya yang
bekerja maka semakin tinggi pula kenaikan larutan tersebut. Dan sebaliknya,
semakin kecil gaya yang bekerja pada larutan tersebut maka semakin kecil
pula larutan tersebut mengalami perubahan kenaikan. Pada percobaan ini,
larutan yang mengalami perubahan kenaikan ketinggian paling besar
dibanding dengan larutan yang lainnya adalah akuades. Hal tersebut
disebabkan karena gaya antar molekul-molekul dalam akuades lebih besar
dibandingkan dengan larutan methylene blue sehingga terjadi perubahan
kenaikan tinggi yang lebih besar.
Dalam penentuan massa jenis larutan, diperoleh data yaitu akuades
memiliki massa jenis 0,998 gr/cm3, methylene blue 0,01% memiliki massa
jenis 1 gr/cm3, methylene blue 0,05% memiliki massa jenis 0,999 gr/cm3, dan
methylene blue 0,1% memiliki massa jenis 1 gr/cm3. Massa jenis sangat
ditentukan oleh besar kecilnya massa serta berat zat terlarutnya. Berdasarkan
teori, massa jenis larutan berbanding lurus dengan berat zat terlarut. Sehingga
makin berat zat terlarut yang digunakan maka massa jenisnya akan semakin
kecil.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh data bahwa tegangan
permukaan masing-masing cairan adalah sebagai berikut, tegangan muka
akuades adalah 72 dyne/cm, methylene blue 0,01% adalah 43,218 dyne/cm,
methylene blue 0,05% adalah 41,118 dyne/cm, dan methylene blue 0,1%
adalah 41,16 dyne/cm. Berdasarkan hasil percobaan ini, tegangan permukaan
zat cair yang diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena
molekul memiliki daya tarik menarik antarmolekul yang sejenis yang disebut
dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya tarik menarik
antara molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan daya adhesi. Daya
kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair akan
terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi.
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang mengakibatkan
antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang
terjadi pada methylene blue semakin mengecil karena daya kohesinya semakin
mengecil seiring dengan kenaikan berat methylene blue yang digunakan.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa percobaan yang telah dilakukan
ternyata mengalami sedikit penyimpangan dengan data pada literatur. Hal ini
mungkin disebabkan beberapa hal, diantaranya adalah :
1) Kekurang telitian praktikan dalam membaca skala pada pipa kapiler.
2) Kurang tepatnya konsentrasi larutan yang dibuat karena kesalahan massa
methylene blue yang digunakan atau karena volume pengenceran
methylene blue dengan akuades yang berlebih.
Manfaat fenomena tegangan antar muka dalam farmasi antara lain dalam
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat, penetrasi
molekul melalui membrane biologis serta pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi
partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi.
G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah tegangan
permukaan yang paling besar terdapat dalam akuades dengan besar 72
dyne/cm dibandingkan dengan methylene blue 0,01% sebesar 43,218
dyne/cm, methylene blue 0,05% sebesar 41,118 dyne/cm, dan methylene blue
0,1% sebesar 41,16 dyne/cm. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
berbanding terbalik dengan tegangan permukaan, karena semakin besar
konsentrasi maka semakin banyak partikel zat terlarut yang naik ke
permukaan, sehingga tinggi kenaikan kapilernya semakin kecil. Semakin kecil
kenaikan kapiler yang terjadi maka semakin kecil pula tegangan mukanya.
Begitu pun sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arbianti, R., Utami, TS., Hermansyah, H., Andani, D., 2008, “Pengaruh Kondisi Operasi Reaksi Hidrogensai Metil Laurat dengan Katalis Nikel untuk Pembuatan Surfaktan Oleokimia”, Jurnal Teknologi, Vol. 3 (1).
Dogra, SK.,1990, Kimia Fisik dan Soal-soal, Universitas Indonesia, Jakarta.
Indarniati dan Ermawati, FU., 2008, “Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan dengan Induksi Elektromagnetik”, Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 4 (1).
Munson, BR., Young, DF., Okiishi, TH., 2004, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta.
Rimba, H., 2010, Penuntun Kimia Fisik II, Universitas Haluoleo, Kendari.
Roslan, AN., Sunariani, J., Irmawati, A., 2009, “Penurunan Sensitivitas Rasa Manis Akibat Pemakaian Pasta Gigi yang Mengandung Sodium Lauryl Sulphat”, Jurnal PDGI, Vol. 58 (2).
Sanggara, A., 2011, Kimia Permukaan II, http://alipart.blogspot.com/2011/03/kimia-permukaan-ii.html, diakses pada 19 oktober 2012.