73
PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR HEMOGLOBIN DASAR TEORI PENGUKURAN TEKANAN DARAH Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung , dan disebut tekanan sistole . Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole . Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992). Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena

Tekanan Darah Dan Hemoglobin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEKANAN DARAH DAN HEMOGLOBIN

Citation preview

PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR HEMOGLOBIN

DASAR TEORIPENGUKURAN TEKANAN DARAH

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992).

Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap (Siswanto. 2008).

Menurut Darmawan (1987), tekanan darah timbul ketika bersirkulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat sebagai jalan lewatnya darah.

Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

1. Secara Langsung

Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka tekanan darah akan menjadi turun Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energi potensial yang tersimpan.

2. Secara tidak Langsung

Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau penenang). Makanan yang dikonsumsi Umur dan jenis kelamin Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 100C (dikenal sebagai hukum Vant Hoff).

Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan sphygmomanometer dan stetoskop (Dellman and Brown, 1989).Sphygmomanometer atau tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini (Guyton, 1989).

Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis (Sugiarto, 2002).

Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelahbeberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2 mmHg (ke 198 mmHg). Disini kita dapat melihat apakah ada bagian yang bocor.3. Laju Penurunan kecepatan dari 200 mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan caramelepas selang dari tabung kontainer air raksa.4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolik akan terlalu tinggi (tampilannya) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut:1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)3. Udara atau debu di air raksa

Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air raksa (Ismoyowati, 2005).

Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas atau kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat (Schalm, 1975).

Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa (Schalm, 1975).

Menurut Sturkie, 1976 tensimeter bebas air raksa atau jarum, lebih efektif digunakan mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang berbahaya, maka sekarang sudah banyak beredar Sphygmomanometer yang tidak menggunakan raksa contohnya UM-101 A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer. Pertimbangan banyak dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:1. Akurat, konsisten inovatif design.2. Bebas Mercury /air raksa, aman untuk pasien, diri sendiri, staff dan lingkungan.3. Tidak ada perasaan cemas menggunakan sphygmomanometer.4. Mercury-Free Sphygmomanometer mempunyai cara kerja yang sama dengan tensimeter air raksa.Menurut Ismoyowati, 2005, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengukur tekanan darah menggunakan Sphygmomanometer jarum, yaitu :1. Tentukan ukuran mansetPengukuran tekanan darah yang akurat tergantung pemakaian manset yang sesuai bagi pasien. Bila manset terlalu besar untuk lengan pasien, seperti pada anak-anak, maka pembacaannya akan lebih rendah dari tekanan sebenarnya. Bila manset terlalu kecil, misalnya pada penggunaan manset ukuran standar pada pasien obes, maka pembacaan tekanan akan lebih tinggi dibanding tekanan sebenarnya. Maka diproduksi berbagai ukuran manset untuk berbagai ukuran lingkar lengan.TABEL 1. UKURAN-UKURAN MANSET YANG TERSEDIA Dl PASARAN UNTUK EVALUASI PENGUKURAN TEKANAN DARAHJenis MansetLebar kantong karet (cm)Panjang kantong karet (cm)

Neonatus2.5 4.05.0 9.0

Bayi4.0 6.011.5 -18.0

Anak7.5 9.017.0 19.0

Dewasa11.5 -13.022.0 26.0

Lengan besar14.0 -15030.5 33.0

Paha18.0 -19.036.0 38.0

2. Pasang manset dengan benar.Pasang manset dengan membalutkannya dengan kencang dan lembut pada lengan atas, dan balon manset harus berada di tengah atas arteri brakialis.3. Posisi klien dengan benar4. Pompa manset hingga mengembangPompa manset hingga mengembang, tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut brakial atau radial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 30 mm Hg di atas titik hilangnya denyutan radial. Manset kemudian dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan auskultasi maupun palpasi. Dengan auskultsasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat.5. Auskultasi Tekanan DarahUjung stetoskop yang berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan siku (rongga antekubital), yang merupakan titik di mana arteri brakialis muncul di antara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 3 mm Hg per detik, sementara kita mendengar awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai bunyi Korotkoff, terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan darah dalam manset turun di bawah tekanan diastolic. Pada titik tersebut, bunyi akan menghilang. Dalam praktek sebenarnya, bunyi menjadi lebih sember (karakternya berubah) saat diastolik tercapai dan kemudian menghilang sekitar 10 mm Hg di bawah tekanan diastolik (Guyton, 1989).

Hilangnya bunyi sangat dekat dengan tekanan diastolik yang sebenarnya. Bila terdapat lebih dari 10 mm Hg antara bunyi sember dan saat hilangnya, maka tekanan darah dicatat sebagai tekanan tripartite, misalnya 120/80/60, yang menunjukkan bahwa bunyi menjadi sember pada 80 mm Hg dan menghilang pada 60 mm Hg (Schalm, 1975).

Kadang-kadang, terjadi penghilangan sementara saat mengauskultasi tekanan darah. Penghilangan ini dinamakan gap auskulatori. Misalnya, bunyi Korotkoff terdengar pada 170 mm Hg, menghilang pada 150 mm Hg, kembali pada 130 mm Hg, dan menghilang pada 90 mmHg. Pasien tersebut menderita gap auskultori sebanyak 20 poin. Hal ini biasa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi atau stenosis aorta berat (penyempitan muara katup antara ventrikel kiri dan aorta, menurunkan aliran darah ke aorta) (Rhonda, 2008).6. Palpasi Tekanan DarahSama saja dengan prosedur ke-5. Ketika manset dikempiskan, arteri brakialis atau radialis diraba. Pembacaan dimana teraba lagi denyutan adalahtekanan sistolik. Palpasi dilakukan bila tekanan darah sulit didengarkan. Tetapi,dengan palpasi, tekanan diastolic tidak dapat ditentukan dengan akurat (Kusmiyati, 2009).

Rentang tekanan darah berbeda-beda pada usia yang berbeda, berikut rentang nilai tekanan darah, yaitu :1. Pada AnakUmurSistolik (mmHg)Diastolik (mmHg)

Neonatal 2-6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun75-105 80-110 85-120 90-120 90-120 95-130 95-135 95-135 100-140 105-14045-75 50-80 50-80 55-85 55-85 60-85 60-85 60-85 60-90 65-90

Tabel 2. Rentang Nilai Tekanan Darah pada Anak2. Pada DewasaTekanan DarahSistolikDiastolik

Darah rendah atau hipotensiDi bawah 90Di bawah 60

Normal90 12060 80

Pre-hipertensi120 14080 90

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)140 16090 100

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya)+160+100

Tabel 3. Rentang Nilai Tekanan Darah pada DewasaPENGUKURAN KADAR HEMOGLOBINHemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Bila kadar hemoglobin berkurang di bawah normal, maka akan mengganggu aktifitas dalam tubuh. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari harga normal (13 gr %) disebut sebagai anemia (Ganong, 2002).

Di Laboratorium klinik (Gandasoebrata, 1989), kadar hemoglobin dapat ditentukan kadarnya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan metode cyanmethemoglobin dan metode Sahli. Pengukuran kadar hemoglobin Metode cyanmeth dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung yaitu dengan mencampur darah dengan larutan drabkin kemudian dibaca dengan fotometer. Pembacaan dapat ditunda sampai 24 jam dalam suhu kamar l5 - 25 0C.

Sedangkan pengukuran cara tidak langsung biasa dilakukan sebagai alternatif dalam kepentingan penelitian kesehatan masyarakat. Hal ini mengingat karena tempat pengambilan sampel yang jauh dari laboratorium. Cara pemeriksaanya adalah dengan meneteskan sejumlah volume tertentu darah kedalam kertas saring, lalu dikeringkan. Untuk pemeriksaannya dengan merendam kertas saring tadi kedalam larutan drabkin selam24 jam kemudian dibaca dengan spektrofotometer (Pearce, 1995).

Menurut Guyton dan Hall, 1997, penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapatuntuk menghitung indeks eritrosit. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang, seperti berikut ini :

Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah

Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah

Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah

Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah

Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah

Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

Menurut Widman (1987) hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati pembuluh darah. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM dan Hb yaitu :

1.Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil daripada normal yang disebut anemia mikrositik.

2.Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kuarang daripada normal yang disebut anemia hipokromik.

TUJUANMemahami prinsip kerja Sphygmomanometer dalam pengukuran desakan darah arteri serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.Mempelajari dan memahami prinsip kerja cara penentuan kadar Hb dengan metode Sahli (pembentukan asam hematin). Kadar asam ini diukur dengan membandingkan warna standart secara visual.ALAT DAN BAHAN1. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Sphygmomanometer

Stetoskop

Es

2. PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN

Haemometer Resistant

0,1 N HCl

Darah kapiler atau intra cardiac

Akuades

Jarum suntik ukuran 2,5 ml

Pipet kapiler

Botol penampung darah

CARA KERJA1. PENGUKURAN TEKANAN DARAHTerlebih dahulu dicari pembuluh darah arteri branchialis (yang letaknya berdekatan dengan lengan yang dibebat) dan didengarkan bunyi desakan darah yang ada melalui stetoskop

Lengan kid praktikan dibebat dengan sphygmomanometer, udara diisikan didalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170 mm Hg

Dikeluarkan udara secara perlahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop

Dicatat tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan darah pertama yang terdengar dan bunyi desakan udara pertama kali menghilang sama sekali

Diulangi langkah diatas ketika praktikan telah berjalan atau berlari selama 3 menit dan setelah tangan praktikan direndam dalam air es selama 1-2 menit. Catatlah hasil pengukuran tensi meter tersebut (sebagai pembanding keadaan diatas)2. PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN

Darah dikeluarkan melalui intra cardiac, diletakkan darah dalam botol penampung yang sudah berisi larutan EDTA

Pada tabung pengencer atau pengukur hemometer diisi dengan 0,1N HCl sampai menunjukkan angka 2

Darah dihisap dengan pipet Hb sampai angkanya menunjukkan 20, bersihkan darah yang melekat pada ujung pipet

Sebelum darah mengalami penjedalan, darah dimasukkan ke dalam tabung pengencer hemometer yang telah berisi 0,1 N HCl

Dihisap HCl dalam tabung ke pipet dan dikeluarkan lagi, diulangi sampai 3 kali (tujuannya supaya tercampur secara homogen)

Diamkan selama 8-10 menit, diencerkan dengan akuades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk, hingga warnanya sesuai dengan warna standar

Dibaca angka yang sesuai dengan tinggi permukaan larutan darah (menunjukkan kadar Hb), diulangi perlakuan sampai 3 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil- Untuk pengukuran tekanan darah perhatikan contoh dibawah iniNama

: Rizky

Umur

: 21 Tahun

Pekerjaan

: Mahasiswi

Jenis Kelamin : Perempuan

Pemeriksa : Sri

Hasil percobaan pertama adalah Tekanan Darah sebelum beraktivitas Sistol = 120, dan diastol = 80Jadi, tekanan darahnya = 120/80 mmHgHasil percobaan kedua dan ketiga setelah melakukan aktivitas :Tekanan sistole/diastole setelah berlari 3menit130/90 mmHg

Tekanan sistole/diastole setelah direndam air dingin selama 2 menit105/80 mmHg

- Untuk pengukuran kadar hemoglobin

Kadar hemoglobin darah mencit yang diperoleh adalah 6 gr/dl.

2. Pembahasan Pada praktikum kali ini terdiri dari dua kegiatan, yang pertama adalah pengukuran tekanan darah dan yang kedua pengukuran kadar hemoglobin darah pada mencit. Pada pengukuran tekanan darah, dalam mencatat tekanan darah secara fisiologis, orang yang akan diukur tensinya harus berada dalam keadaan yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil pencatatan. Pemasangan bebat sphygmomanometer harus dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila pembebat tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang abnormalnya tinggi.

Saluran karet dari pembebat kemudian dihubungkan dengan sphygmomanometer. Kemudian rabalah arteri radialis pada lengan tangan orang yang dicoba dan tekanan dalam sphygmomanometer dinaikkan dengan memompa sampai denyut nadi menghilang. Tekanan dalam sphygmomanometer kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt.

Dari hasil percobaan diperoleh data 120/80 mmHg. 120 adalah menunjukkan sistole, yaitu detak jantung yang terdengar dari suara jantung 1 (lubb) ke suara jantung 2 (dubb). Suara jantung 1 adalah penutupan valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis. Sedangkan suara jantung 2 adalah penutupan valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal. Dan 80 adalah detak jantung yang terdengar dari suara jantung 2 ke suara jantung 1. Jika melihat tabel standar interpretasi tekanan darah JNC 7, hal ini menunjukkan hasil normal.

BP ClassificationSBP mmHgDBP mmHg

Normal 120 80

Prehypertensive120 - 13980 - 89

Stage 1 hypertension140 - 15990 - 99

Stage 2 hypertension1601100

Tabel 4. Tekanan Darah JNC 7

Pada perlakuan kedua dan ketiga dilakukan pengukuran tensi setelah melakukan aktivitas berlari selama 3 menit dan perendaman tangan kedalam air es selama 2 menit. Diperoleh data 130/90 mmHg dan 105/80 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena ketika tubuh melakukan aktivitas (berlari) keadaan tekanan darah saat usai berlari mengalami peningkatan dibandingkan keadaan duduk maupun terlentang (kontrol). Ini dikarenakan oleh kerja otot pada tubuh yang memacu kerja pompa darah di jantung semakin cepat akibat kebutuhan oksigen yang lebih banyak ketika berlari.

Sedangkan pada uji perubahan suhu, tangan yang direndam didalam air berisi es selama 1-2 menit lamanya kemudian diukur menggunakan sphygmomanometer, hasilnya menunjukkan mengalami penurunan (ada yang drastis ada yang biasa saja) dibandingkan dengan keadaan usai berlari maupun duduk dan terlentang. Hal ini dikarenakan detak jantung yang menurun akibat suhu dingin yang dirasakan, arteri menyempit sehingga menimbulkan rasa nyeri diikuti dengan suplai oksigen yang menurun.

Pada percobaan pengukuran kadar hemoglobin mencit diperoleh data kadar Hb mencit 6 gr/dl, dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang didapat dibawah ambang batas Hb yang menjadi standar pengukuran. Identifikasi dari hasil Hb ini dapat diketahui bahwa tikus mengalami penyakit anemia. Yang biasa terjadi karena ketika akan mengeluarkan darah (sebelum mencit dibunuh) mencit mengalami stress sehingga menyebabkan menurunnya kadar Hb pada darah mencit.

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.

Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.

KESIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulakan bahwa 1. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri biasa terjadi melalui beberapa cara diantaranya yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi.2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis adalah karena istirahat, perubahan sikap, kerja otot, pengaruh berpikir, inspirasi dan ekspirasi kuat, umur, jenis kelamin dan suhu lingkungan.3. Pengaruh posisi tubuh dalam pengukuran tekanan darah juga mempengaruhi tekanan darah praktikan.4. Pada suhu yang menurun secara normal tekanan darah ikut menurun. Dan ketika otot bekerja kuat secara normal tekanan darah ikut meningkat.5. Penetapan kadar hemoglobin yang digunakan untuk mendiagnosa anemia, diketahui bahwa metode hematin asam dengan termometer sahli dinilai lebih besar tingkat ke akuratannya untuk mendeteksi kadar Hb dalam darah.

DAFTAR PUSTAKADarmawan, Iyano. 1987. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta.

Dellman,D.H, and Brown, M.E. 1999. Buku Teks histology Veteriner I. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.279 hal.Frandson R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.Gandasoebrata, R. 1989. Penuntun Laboratorium Klinik, Jakarta.

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.Guyton, A.C., 1989. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.Ismoyowati. 2005. Performans Produksi Itik Tegal Berdasarkan Status Hematologis. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, dan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.Kusmiyati. 2009. Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Vol. 10 No.1, hal 40-41. Biologi PMIPA FKIP : Unram.Pearce, E., 1995. Anatomi dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Rhonda M. Jones, 2008; terj. D. Lyrawati, 2009. Circulation. Bethesda: MD USA

Schalm, 1975. Veterinary Hematology, 3th ed. Lea and Febriger Philadelphia.Siswanto. 2008. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi Universitas Udayana. Denpasar.Sturkie, P. D. 1976. Blood Physical Characterictic, Formed, Element, Hemoglobin, and Coagulation. In : Avian Physiology 3th ed. Springerverleg, New York.Sugiarto, K. 2002. Kadar Hemoglobin dan Jumlah Sel Darah Merah pada Berbagai Itik Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto.Widman, Frances, K. 1987. Tinjauan Hasil Tes Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap

DARAH LENGKAP

Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:

1. Hb ( Hemoglobin) .g/dl

2. Haematocrite ( Hct )

3. Laju endap darah (ESR).mm/jam

4. Jumlah Sel Darah Putih ..x10/mm

5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)

6.Jumlah Sel Darah Merah. Jt/mL

7.Jumlah trombosit/mm

8.Indeks eritrosit.

Manfaat pemeriksaan darah lengkap :

1. Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.

2. Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.

3. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi.

HAEMOGLOBIN ( Hb ) :

Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul haemoglobin tersusun dari haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan protoporphyrin yang terbentuk di mito

Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam ribosom.

Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam keadaan :

- bila kadar 2,3 DPG menurun

- kadar H+ atau CO2 meningkat.

Nilai normal Hb ( bervariasi ) :

Laki-laki : 13,4 17,7 g/dl

Wanita : 11,4 15,1 g/dl

Neonatus : 16,5 + 3 g/dl

Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl

Manfaat pemeriksaan Hb:

1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.

2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit

3. Petunjuk kemajuan terapi.

Kadar Hb normal bervariasi tergantung :

1. Umur

2. Jenis Kelamin

3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).

Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :

1. Thalasemia

2. Haemoglobinopathy

3. Perdarahan akut atau kronis

Pada Infeksi Kronik :

Lactoferin : transferin likiron binding protein

Ambil Fe dari transferin yang beredar

Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage

Lekemia :

Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC Hb

Hb : Policetemia : Jumlah RBC

Dehidrasi :RBC+ Hbkarena cairan tubuh banyak yang hilang

PEMERIKSAAM KADAR Hb

Metode KALORIMETRI

1. Direct Matching

Warna drh dibandingkan dengan warna standar.

Cepat, sederhana, menyenangkan

Kesalahan besar, tidak tepat

2. Alkali Hematin

Darah + Na oH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali hematin Standar / Spectrophotometer

Akurat

Tidak akurat untuk ukur Hb bayi

3. Metode Oxyhemoglobine

Darah + Na2 Co3 / NH4OH Oxyhemoglobin Spectropht

Cepat, akurat

Oxyhemoglobin + Cu methemoglob shg hasil lebih rendah

4. Metode cyanmethemoglobine

Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6 MetHb

MetHb + KCN CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan standard.

Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine

Mengandung CN yg bersifat racun

5. Metode Asam Hametin ( Sahli )

Hb direaksikan dg Hcl asam hematin (sempurna) diencerkan

Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard

Cepat, sederhana, tidak mahal

Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %

HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume )

Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya

( Darah + anticoagulan dipusingkan )

Normal : Dewasa Laki : 45 47 %, Dewasa Wnt : 40 42 %

Hematocrit meningkat pada :

- Peningkatan Juml RBC : Policitemia

- Penurunan vol plasma

- Makrositosis

o Hematocrit menurun pada :

- Anemi

- Micrositosis

- Dilusi = hidrasi

Lihat gambar .

Metode Px. Hct :

Makro = Wintrobe

Micro = Tabung kapiler

Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter

Penyebab kesalahan pemeriksaan :

1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi )

2. Anticoalugan berlebih

3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30, Mikro 5-10 )

4. Terlalu lama Vena terbendung

LAJU ENDAP DARAH ( LED )

= ESR ( erytrocyt sedimentation rate )

1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari plasma

2. Ukuran : mm/jam

3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma

4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg lain akan meningkatkan LED.

Tahapan :

1. Terbentuknya Rouleaux

2. Vase pengendapan cepat

3. Vase pengendapan lambat

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux )

Bentuk tertentu sel darah merah

Aglotinasi

Makrosit

RBC yg rendah

2. Plasma :

Alfa globulin

Alga2 globulin

Fibrinogen

3. Faktor mekanis dan teknis

Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung sterilitas

Sterilitas

Suhu

Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ).

Cara Pemeriksaan :

1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter

2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta.

Harga Normal :

Laki-laki Wanita

Westergren 0 15 mm/jam 0 20 mm/jam

Wintrobe 0 10 mm/jam 0 20 mm/jam

FK Unair 2 13 mm/jam 2 12 mm/jam

HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL )

Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER

Harga Normal : 4 10 x 109/ dl / cmm

Laki : 4,7 10,3 x 109/l

Wanita : 4,3 11,3 x 109 /l

Variasi jumlah sel darah putih :

1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding sinusoid, tingkat maturasi sel.

2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah

3. Distribusinya

4. Kombinasi 1 s/d 3

Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil :

1. Latihan fisik ( Epinephrin )

2. Endotoksin

3. Kortikosteroid

Pemeriksaan Mikroskopis :

o Manual

o Kamar hitung Neubauer

o Hemositometer

Alat yang dipakai :

o Mikroskop

o Pipet Lekosit

o Kamar hitung

o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )

Pemeriksaan Automatic : Elektronik

HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH

o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 200 sel

o Berperan dalam diagnosa penyakit

o Normal ada 6 jenis WBC matur :

Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo

ABNORMALITAS

1. Penyimpangan prosentase jenis WBC

Peningkatan Eo : alergi, cacing

Ba : CML, Policitemia Vera, dll

2. Sel plasma : measles, varicella, MM

3. Limfosit abnormal : paling sering Mononukleosis infeksiosa

4. Sel darah putih muda

Dewasa : Mieloblas, promieloblas, mielosit AML, CML

Anak : Limfosit ALL

HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL )

Pengukuran jumlah RBC.

Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat

Dewasa.

RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang.

Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.

Harga NORMAL :

Laki 2 dws : 4,3 jt 5,9 jt/mL

Wanita dws : 3,9 jt 4,8 jt/mL

Bayi : 5,0 jt 7.0 jt/mL

Anak 3 bl : 3,2 jt 4,8 jt/mL

1 th : 3,6 jt 5,2 jt/mL

10-12 th : 4,0 jt 5,4 jt/mL

Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :

-Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan Hayem.

-Elektrik

HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET )

Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian obat yang potensial atau

diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring

terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jum-

lah trombosit harus dimonitor.

Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm

Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm terjadi

Pada : Penurunan fs sumsum tulang.

Hipersplenisme

D I C

Infeksi

Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma.

Penghitungan Jumlah trombosit dengan :

- Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar

Rees Ecker ).

INDEKS ERYTROCYT

Indeks eritrosit rata2 adalah :

Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit

dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.

Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber

manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik,

karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya

-menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas.

1. M C V (Mean Cell Volume)

didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit

Nilai Normal : 80 100 fl (dewasa)

76 86 fl ( anak < 1 th)

mikrositosis < 80 100 fl < makrositosis

2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)

Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.

Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit

Per mm3 darah pikogram

Nilai normal : 27 32 pg (dewasa)

23 31 pg ( anak )

Jika nilai kurang dari normal : hipokrom

3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )

Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.

Kadar Hb/haematocrite

KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI

1.Hipokromik normositik sd makrositik

a. Anemia Kurang Besi ( A K B )

b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat

c. Anemia penyakit kronis

d. Anemia Sideroblastik

2. Normokrom normositik polikromasi

a. Anemia Fisiologik (kehamilan)

b. Anemia pada gagal jantung

c. Anemia penyakit kronis

d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul

e. Anemia perdarahan akut

3.Normokrom normositik polikromasi meningkat

f. anemia Hemolitik

4.Normokrom-normositik Spherositosis

a.Anemia Hemolitik Autoimun

b.Spherositosis Herediter

PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP.

HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )

Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC

PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll.

HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik.

Ciri hapusan darah tepi yang baik :

Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk,

dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak boleh

mengerombol di akhir hapusan darah.

Cari faktor2 yang mempengaruhi tebal tipisnya HDT yang dibuat.!

Prinsip :

Setetes darah dipaparkan di atas gelas obyek lalu dicat dan diperiksa dibawah mikroskop.

Pembuatan hapusan darah :

a. Alat-alat : Gelas obyek, Gelas penghapus

b. Tehnik : Membuat hapusan darah di atas gelas obyek

Mengeringkan

Mengecat

Menilai hapusan darah

Cat yang biasa dipakai :

a. Giemsa

b. Wrights stain : mengandung Eosin dan Methylene blue,

Buffer phospat ph = 6,4 komposisi KH2PO4, Na2HPO4

Cara evaluasi hapusan darah :

1. Pembesaran kecil ( obyektif 10 x ) :

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dariHDT.

Penilaian kualitas hapusan darah.

Perhatikan penyebaran sel2 apakah sudah cukup merata.

Penaksiran jumlah Lekosit dan Eritrosit, apakah ada sel-sel yg abnormal.(microfilaria)

2. Pemeriksaan menggunakan minyak imersi

Eritrosit : 3 S ( Shape, Size, Staining )

Apakah ada kelainan/variasi marfologis

Trombosit : penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya

Lekosit : penghitungan differensial

Dicari kelainan-kelainan morfologis

Sel-sel abnormal : pemeriksaan morfologis

Hitung retikulosit.

Retikulosit adalah RBC muda yang tidak berinti dan dlm sitoplasmanya terdapat sisa ribosom dan RNA.

Mengandung sisa ribosom dan sisa asam ribonukleat dan bereaksi dgn BCB (Brilliant Cressyl Blue)membentuk filament.

Pada pedarahan selam sumsum tulang masih baik 6 jam kemudian terjadi reaksi erytropoisis 2-3 hari terjadi

Peningkatan retikulosit. (MAX 6-10 HR)

Harga Normal : 0,8 1,5 % dewasa

2 6 % pada bayi .

Retikulosit tinggi menunjukkan respon sumsum tulang yang

memproduksi banyak RBC sebagai respon thd anemia.

Retikulosit rendah menandakan inadequate erytropoisis respons.

RDW = Red Cell Distribution Width

Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan indeks erytrosit lainnya.

RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran RBC.

Harga normal : 10,0 15,0

STUDI KASUS.

Pasien Mr XY / 75 th / TB 155 cm / BB 45kg

Keterangan klinik : malaise + anemia

Hasil Laboratorium :

WBC : 4,1 10/mm

RBC : 2.590.000/mm

HGB : 6,1 g/dl

PLT : 522 10/mm

Diff Count: Lym 29,6 % Mo 6.0% Gra 64,4%

MCV : 74 L m

MCH : 23,5 L g

MCHC : 32.0 g/dL

RDW : 20,8 H %

Hapusan darah tepi :

-Eritrosit : hipokrom, anisopoikilositosis, mikrosit +, target cell +, tear drop cell +, fragmentosit +.

-Lekosit : kesan jumlah normal, toxic granule +, tidak

ditemukan sel muda.

-Trombosit : kesan jumlah meningkat, giant trombosit

4

Diposkan 1st June 2012 oleh Lukman Hakim

1

Lihat komentar

1.

virda septiani31 Agustus 2013 03.24

selain pemeriksaan darah, ada lgi apa ga ?

Balas

Aku Analis Laboratorium Kesehatan

Pofesi Analis Laboratorium Kesehatan berfungsi sebagai penunjang medis dalam membantu menegakan diagnosa penyakit seorang dokter terhadap pasien-pasiennya

PROFIL

PENAWARAN MCU

ARTIKEL SAYA

25 Maret 2011

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu

1. Hemoglobin

2. Hematokrit

3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)

4. Trombosit (platelet)

5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)

8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

9. Platelet Disribution Width (PDW)

10. Red Cell Distribution Width (RDW)

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl

Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

Anak anak : 11-13 gram/dl

Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl

Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl

Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl

Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).

Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.

Hematokrit

Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.

Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.

Leukosit (White Blood Cell / WBC)

Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.

Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.

Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll

Trombosit (platelet)

Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).

Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.

Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)

MCV = Hematokrit x 10

Eritrosit

Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)

MCH = Hemoglobin x 10

Eritrosit

Nilai normal = 27-31 pg

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah gr/dl)

MCHC = Hemoglobin x 100

Hematokrit

Nilai normal = 32-37 %

Laju Endap Darah

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.

Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 15 mm/jam

Perempuan : 0 20 mm/jam

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/l.

Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Platelet Disribution Width (PDW)

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.

Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

Membaca Hasil Tes Darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :

1. Leukosit

2. Eritrosit

3. Hemoglobin

4. Hematokrit

5. Trombosit

6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit)

7. Laju endap darah

Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung reagent dan alat yang dipergunakan.

Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis pemeriksaan, membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai rujukan.

Lekosit dan Hitung Jenis

Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai infeksi. Apabila jumlah leukosit melebihi atau kurang dari nilai dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan dan lain-lain.

Jumlah Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Di dalam sel darah merah terdapat protein yang berfungsi mengikat oksigen, yaitu haemoglobin.

Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan terdapat anemia/ kurang darah.

Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit polisitemia. Namun untuk menentukan anemia atau polisitemia perlu melihat nilai hemoglobin.

M C V (Mean Cell Volume)

Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah eritrosit

M C H (Mean Cell Haemoglobine)

Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah. Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit Per mm3 darah pikogram

M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )

Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume eritrosit.

Kadar Hb/Haematocrite

RDW ( Red Cell Distribution Width)

Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan indeks eritrosit lainnya.

RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran RBC.

Hemoglobin (Haemoglobin)

Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih rendah dari nilai normal maka disebut anemia. Apabila nilai hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka disebut polisitemia.

Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia, infeksi kronik, keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab anemia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron, feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan elektroforesa Hb. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.

Hematokrit

Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap volume darah secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya dikaitkan dengan ada tidaknya perembesan plasma pada kasus demam berdarah dengue. Pada kasus demam berdarah dengue (DBD), apabila terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat rembesan plasma ke luar pembuluh darah.

Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan atau menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah trombosit lebih rendah dari nilai normal. Trombositopenia dapat disebabkan infeksi virus (termasuk demam dengue atau demam berdarah dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan lain-lain.

Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit melebihi nilai normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi, keganasan, reaksi dari kerusakan jaringan, dan lain-lain.

Laju Endap Darah

Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit) mengendap dalam satuan mm/jam.

Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya infeksi akut, infeksi kronik dan inflamasi.

Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah. Hal tersebut bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang tidak normal dan mengetahui istilah-istilahnya sudah lebih dari cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi klinis pasien.

Membaca Hasil Tes Darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :

1. Leukosit

2. Eritrosit

3. Hemoglobin

4. Hematokrit

5. Trombosit

6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit)

7. Laju endap darah

Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung reagent dan alat yang dipergunakan.

Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis pemeriksaan, membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai rujukan.

Lekosit dan Hitung Jenis

Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai infeksi. Apabila jumlah leukosit melebihi atau kurang dari nilai dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan dan lain-lain.

Jumlah Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Di dalam sel darah merah terdapat protein yang berfungsi mengikat oksigen, yaitu haemoglobin.

Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan terdapat anemia/ kurang darah.

Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit polisitemia. Namun untuk menentukan anemia atau polisitemia perlu melihat nilai hemoglobin.

M C V (Mean Cell Volume)

Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah eritrosit

M C H (Mean Cell Haemoglobine)

Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah. Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit Per mm3 darah pikogram

M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )

Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume eritrosit.

Kadar Hb/Haematocrite

RDW ( Red Cell Distribution Width)

Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan indeks eritrosit lainnya.

RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran RBC.

Hemoglobin (Haemoglobin)

Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih rendah dari nilai normal maka disebut anemia. Apabila nilai hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka disebut polisitemia.

Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia, infeksi kronik, keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab anemia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron, feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan elektroforesa Hb. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.

Hematokrit

Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap volume darah secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya dikaitkan dengan ada tidaknya perembesan plasma pada kasus demam berdarah dengue. Pada kasus demam berdarah dengue (DBD), apabila terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat rembesan plasma ke luar pembuluh darah.

Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan atau menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah trombosit lebih rendah dari nilai normal. Trombositopenia dapat disebabkan infeksi virus (termasuk demam dengue atau demam berdarah dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan lain-lain.

Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit melebihi nilai normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi, keganasan, reaksi dari kerusakan jaringan, dan lain-lain.

Laju Endap Darah

Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit) mengendap dalam satuan mm/jam.

Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya infeksi akut, infeksi kronik dan inflamasi.

Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah. Hal tersebut bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang tidak normal dan mengetahui istilah-istilahnya sudah lebih dari cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi klinis pasien.

Membaca Hasil Tes Urin Lengkap

Pemeriksaan ini terdiri dari:

1. Pemeriksaan umum urine, terdiri dari pemeriksaan warna, berat jenis, pH, protein dan beberapa zat hasil metabolisme tubuh.

2. Pemeriksaan sedimen (endapan) urine terdiri dari pemeriksaan erytrosit atau sel darah merah,leukosit atau sel darah putih,adanya kristal,epitel,bakteri maupun jamur.

Warna urine

Normalnya berwarna kekuningan atau putih jernih

Merah yang menandakan adanya darah

Seperti teh seperti pada kasus kelainan hati.

Kehijauan/ Kuning pekat akibat mengkonsumsi obat-obat tertentu.

Berat jenis urine

Harga normal berat jenis urine ini adalah 1,005-1,030.

Berat jenis yang menurun terjadi pada kasus-kasus yang membuat urine lebih encer, seperti overload cairan, hipotermi (penurunan suhu tubuh) dan penyakit diabetes insipidus.

Berat jenis yang meningkat dapat terjadi pada kondisi yang membuat urine lebih pekat, seperti dehidrasi, demam, luka bakar dan gangguan ginjal.

pH urine

Normalnya pH urine berkisar antara 5-8.

Urine yang asam dapat terjadi pada kasus acidosis, diabetes yang tidak terkontrol, diare, kelaparan, dehidrasi, penyakit pernafasan seperti kasus sesak nafas.

Urine yang lebih basa pada kondisi infeksi saluran kencing karena kuman proteus, obstruksi pyloric, keracunan salisilat (aspirin), gagal ginjal kronik dan penyakit ginjal lainnya

Protein

adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,sehingga tidak boleh dibuang dalam urine.

Bila terdapat protein dalam urine maka patut dicurigai ada masalah dengan organ yang bertugas menyeleksi keluarnya protein ini yaitu ginjal, tapi bisa juga pada kondisi panas tinggi dan dehidrasi berat.

Nitrite dalam urine.

Nitrite ini lebih mengarah pada adanya infeksi karena kuman akan merubah nitrat dalam urine menjadi nitrit.

Biliribun dan urobilinogen.

Kedua bahan ini adalah produk dari liver atau hati, salah satu fungsinya adalah memberi warna kuning pada urine. Kadarnya dalam urine akan meningkat sehingga urine tampak seperti teh. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus gangguan hati seperti hepatitis, tumor hati dan gangguan di sistem empedu.

Reduksi urine

Pemeriksaan ini dulu sering dilakukan sebagai pertanda adanya gula di dalam urine, apabila positif menunjukkan adanya kadar gula dalam tubuh seseorang. Kelemahannya adalah pemeriksaan ini tidak menggambarkan kadar gula dalam darah,sehingga saat ini tidak dapat dijadikan dasar penegakan diagnosis kencing manis.

Eritrosit (sel darah merah)

Dalam keadaan normal tidak didapatkan adanya darah didalam urine, adanya darah (erytrosit) dalam urine mungkin akibat perdarahan di saluran kencing(adanya batu,tumor yang berdarah,infeksi saluran kencing, ginjal yg kekurangan darah/infark) atau pada wanita yang sedang haid akibat kontaminasi, itulah sebabnya pemeriksaan urine ini tidak disarankan untuk wanita yang sedang haid.

Lekosit

Lekosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila ada infeksi atau luka di saluran kencing,maka jumlah lekosit akan meningkat, leukosit juga akan meningkat akibat kontaminan misalnya akibat keputihan. Secara normal kadar lekosit dalam urine adalah 0-5 per lapangan pandang bila dilihat dengan mukroskop. Setelah mencari adanya darah dan leukosit, yang kita cari adalah adanya silinder. Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal,adanya silinder ini menunjukkan adanya penyakit yang serius dari ginjal misalnya radang pada ginjal.

Kristal

Kristal dalam urine tidak selalu berhubungan dengan adanya batu di saluran kemih, kristal merupakan hasil metabolisme normal dari tubuh. Jenis makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin serta banyaknya makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi adanya kristal dalam urine.

Epitel

Epitel ibarat batu bata di dinding saluran kemih kita, jumlahnya akan meningkat apabila didapatkan adanya infeksi,radang dan batu saluran kemih.

Benda Keton

benda-benda keton (keton bodies). Benda ini terdiri dari aseton,asam asetoasetat dan asam 13-hidroksibutirat. Puasa yang lama,diabetes mellitus (kencing manis) dan gangguan metabolisme lemak akan meningkatkan jumlah benda keton dalam urine.

Paket Pelayanan Kesehatan

Paket pelayanan kesehatan dengan harga yang lebih terjangkau.

1. Paket Imunisasi Kanker Serviks

2. Paket Imunisasi Hepatitis B Dewasa

3. Paket Imunisasi Influenza

4. Paket KB suntik 1 bulan dan 3 bulan

5. Paket Terapi Uap untuk Asma

Antara DRT atau Dengue NS 1 Antigen

Demam Berdarah iiih cukup menakutkan dan membosankan lagi, habis pasiennya harus diambil darah terus, ngerjain aja tuh penyakit, cappe deh. Tapi karena itu sudah tugas, so kita harus ikhlas juga sih.

Kasus demam berdarah di tempat kerja sy kembali meningkat lagi, dan menemukan pasien dengan jumlah trombosit